BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

34
78 BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota Malang Melalui IUWASH PLUS dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam mensukseskan Sustainable Development Goals (SDGs), setiap negara yang terlibat dan telah ikut berkomitmen di dalamnya harus memiliki upaya penuh untuk mewujudkannya sesuai target yang ditentukan. Sebanyak 17 tujuan dengan target waktu dari tahun 2016 hingga tahun 2030 yang mana semua tujuan tersebut merupakan permasalahan-permasalahan global yang harus dihadapi semua negara melalui kemitraan global. Salah satu permasalahan global yang dihadapi oleh semua negara adalah masalah sanitasi dan air bersih. Masalah sanitasi dan air bersih memang sudah ada sejak adanya Millenium Development Goals (MDGs), namun hal tersebut pada akhirnya hanya menjadi sebuah target yang tidak mencapai angka yang telah ditetapkan. Maka dari itu, dengan adanya SDGs diharapkan masalah sanitasi dan air bersih dapat dituntaskan serta tidak hanya sekedar menjadi target, tapi juga memerhatikan kualitas dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan kemitraan global, komitmen dan partisipasi setiap negara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemitraan global dibutuhkan karena sesuai dengan hasil yang telah didiskusikan ke dalam sebuah pertemuan KTT Rio yang secara tidak langsung merupakan komitmen negara-negara di dunia yang tidak mampu melakukan pembangunan maupun perbaikan lingkungan sendirian sehingga membutuhkan negara atau pihak lain dalam upaya pelaksanaan pembangunan. Selain itu, kemitraan global yang

Transcript of BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

Page 1: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

78

BAB III

Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota Malang Melalui

IUWASH PLUS dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs)

Dalam mensukseskan Sustainable Development Goals (SDGs), setiap

negara yang terlibat dan telah ikut berkomitmen di dalamnya harus memiliki

upaya penuh untuk mewujudkannya sesuai target yang ditentukan. Sebanyak 17

tujuan dengan target waktu dari tahun 2016 hingga tahun 2030 yang mana semua

tujuan tersebut merupakan permasalahan-permasalahan global yang harus

dihadapi semua negara melalui kemitraan global. Salah satu permasalahan global

yang dihadapi oleh semua negara adalah masalah sanitasi dan air bersih.

Masalah sanitasi dan air bersih memang sudah ada sejak adanya Millenium

Development Goals (MDGs), namun hal tersebut pada akhirnya hanya menjadi

sebuah target yang tidak mencapai angka yang telah ditetapkan. Maka dari itu,

dengan adanya SDGs diharapkan masalah sanitasi dan air bersih dapat

dituntaskan serta tidak hanya sekedar menjadi target, tapi juga memerhatikan

kualitas dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan kemitraan global, komitmen dan

partisipasi setiap negara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemitraan

global dibutuhkan karena sesuai dengan hasil yang telah didiskusikan ke dalam

sebuah pertemuan KTT Rio yang secara tidak langsung merupakan komitmen

negara-negara di dunia yang tidak mampu melakukan pembangunan maupun

perbaikan lingkungan sendirian sehingga membutuhkan negara atau pihak lain

dalam upaya pelaksanaan pembangunan. Selain itu, kemitraan global yang

Page 2: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

79

ditekankan juga digunakan untuk memperkuat agenda pembangunan pasca 2015

yang membawa dunia agar melaksanakan pembangunan berkelanjutan serta

menguatkan hubungan perangkat atau aktor-aktor yang terlibat di dalam

implementasi pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya dari kemitraan global

dalam menuntaskan persoalan sanitasi dan air bersih di Indonesia adalah melalui

program IUWASH PLUS. Program IUWASH PLUS dibentuk oleh USAID yang

bertujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah

sanitasi dan air bersih di Indonesia serta mendukung program nasional yang

sejalan dengan IUWASH PLUS, yaitu akses universal 100-0-100 (100% air

minum- 0% permukiman kumuh -100% sanitasi layak) yang telah diamanatkan

dalam RPJMN 2015-2019. Dalam bab ini akan dibahas hubungan kerjasama

dalam program IUWASH PLUS, Pemerintahan di Indonesia dengan program

penanganan masalah air bersih dan sanitasi di Indonesia.

3.1 Urgensi SDGs dan Tujuannya dalam Penanganan Masalah Air Bersih

dan Sanitasi serta Hidup Higienis

Berakhirnya Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang merupakan

kesepakatan global kemudian dilanjutkan dengan Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) tetap membahas

dalam penanganan kemiskinan, kesenjangan dan perubahan iklim di dunia.

Terdapat 194 negara yang terlibat bersama PBB, civil society, serta para pelaku

ekonomi dari seluruh penjuru dunia..78

78 Sustainable Finance OJK, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, diakses dalam https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-internasional/Pages/Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan.aspx (18/05/2019/, pukul 2:43 WIB)

Page 3: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

80

Pada 25 September 2015 ditetapkannya SDGs yang di dalamnya terdiri

dari 17 tujuan global dengan 169 target yang ke depannya menjadi tuntunan

kebijakan serta perihal pendanaan yang diharapkan dapat tercapai pada tahun

2030. Tujuan dan target itu berdasarkan 3 (tiga) pilar pembangunan

berkelanjutan, yakni sosial, ekonomi dan ilingkungan. Sedangkan perbedaan

antara MDGs dengan SDGs adalah jika pada MDGs lebih menekankan pada

target saja tanpa memerhatikan kualitas dalam pelaksanaannya dan tidak

dijabarkan secara jelas serta tidak spesifik tujuan-tujuan dari target yang telah

ditetapkan. Berbeda dengan SDGs yang menjadi kelanjutannya, memiliki

penambahan target dan tujuan-tujuan yang dijabarkan secara jelas dan spesifik

serta dalam pelaksanaannya mengutamakan kualitas hingga benar-benar

pengurangan masalahnya dapat mencapai angka 0 (nol). Ada pun tujuan SDGs

dapat dilihat sebagai berikut:79

79 Sustainable Development Goals Indonesia 2030, Tujuan SDG, diakses dalam https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuan-sdg (18/05/2019, 3:46 WIB)

Page 4: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

81

Tabel 3.1 Tujuan Sustainable Development Goals

No. Tujuan Strategi

1. Tanpa Kemiskinan Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun

2 Tanpa Kelaparan Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan

mendukung pertanian berkelanjutan

3 Kehidupan sehat dan sejahtera

Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk

semua usia

4 Pendidikan berkualitas Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua

5 Kesetaraan gender Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan

anak perempuan

6 Air bersih dan sanitasi layak Memastikan ketersediaan dan manjemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi

semua

7 Energi bersih dan terjangkau Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan

dan modern bagi semua

8 Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang

layak bagi semua

Page 5: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

82

9 Industri, inovasi dan infrastruktur

Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan

inovasi

10 Berkurangnya kesenjangan Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara

11 Kota dan komunitas berkelanjutan

Membangun kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

12 Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

13 Penanganan perubahan iklim Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya

14 Ekosistem laut Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang

berkelanjutan

15 Ekosistem darat Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap

ekosistem daratan

16 Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh

Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan

17 Kemitraan global untuk mencapai tujuan

Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk

pembangunan yang berkelanjutan

Semua permasalahan di atas harus diselesaikan oleh setiap negara dan

permasalahan-permasalahan tersebut juga tak lain adalah masalah nasional.

Permasalahan-permasalahan tersebut juga saling berkaitan satu sama lain.

Page 6: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

83

Misalnya saja masalah air bersih dan sanitasi berkaitan dengan kemiskinan,

kehidupan sehat dan sejahtera, kesetaraan gender, kota dan komunitas

berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. Maka dari itu, adanya

keterkaitan satu sama lain ialah sebuah satu kesatuan utuh permasalahan yang

umumnya sedang terjadi di setiap negara.

Masalah sanitasi dan air bersih tak hanya menjadi masalah nasional suatu

negara melainkan sudah menjadi masalah global. Kebutuhan akan sanitasi yang

layak dan dapat menikmati sumber air yang layak dikonsumsi merupakan

dambaan setiap orang. Sanitasi dan air bersih memang merupakan dua unsur yang

saling berkaitan satu sama lain dan menjadi kebutuhan mendasar manusia.

Namun, keberadaan jumlah air di dunia ini kian hari juga kian menipis ditambah

lagi dengan cara pemanfaatan masyarakat yang tidak sesuai. Pembuangan air

sembarangan yang tidak dilengkapi dengan penyaringan atau penampungan juga

memengaruhi kesehatan. Kurang terjaminnya akses sanitasi yang memadai bagi

masyarakat di permukiman kumuh tengah perkotaan. Pemandangan permukiman

yang berada di pinggir sungai, rel kereta api mengakibatkan berkurangnya tanah

resapan air yang ini juga menjadi bagian yang penting.

Kota-kota besar yang menjadi sasaran bagi masyarakat yang melakukan

urbanisasi juga merupakan salah satu faktor dari minimnya akses air bersih. Lahan

untuk tanaman dibabat habis untuk kawasan permukiman illegal yang nantinya

akan berdampak pada potensi kualitas air bersih dan terjangkaunya sanitasi yang

aman. Masyarakat yang belum dibekali pengetahuan yang cukup mengenai

pentingnya sanitasi serta kebutuhan air bersih juga rentan akan menderita penyakit

Page 7: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

84

akibat dari lingkungan dan gaya hidup mereka yang kurang bersih atau higienis.

Meskipun di dalam MDGs sudah tercantum untuk menjaga kelestarian

lingkungan yang salah satunya adalah upaya untuk akses sanitasi dan air bersih,

namun hal tersebut masih menyisakan banyak persoalan. Hingga kini, sebagian

masyarakat belum mendapatkan akses air bersih yang terjangkau. Menjadi sebuah

ironi apabila sebuah negara memiliki sumber daya alam yang melimpah,

masyarakatnya belum bisa memperoleh air bersih dengan mudah. Bahkan,

beberapa lokasi yang sulit menjangkau air bersih letaknya berada tidak jauh dari

kota-kota besar.

Tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses jamban keluarga yang

sehat. Selain jauh dari kehidupan yang bersih, masalah sanitasi dan air bersih juga

tidak bisa lepas dari masalah kemiskinan dan kesempitan hidup yang mana telah

membuat mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan akses air yang bersih

dengan biaya yang tidak sedikit. Tentunya hal tersebut masih bertolak belakang

dengan tujuan SDGs yang salah satunya adalah mengurangi kemiskinan.

Pelaksanaan SDGs akan berhasil dilaksanakan jika setiap negara berkontribusi

aktif serta memiliki kapabilitas dalam pelaksanannya. Akan tetapi, pada

kenyataannya tidak semua negara memiliki kapabilitas penuh dalam

menyukseskan tujuan-tujuan SDGs tersebut. Dengan adanya kemitraan global,

menjadi titik awal bagi negara-negara untuk dapat mengentaskan berbagai

persoalan global, sehingga negara dapat saling membantu satu sama lain untuk

melaksanakan SDGs secara bersama.

Page 8: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

85

3.2 Kemitraan Global dalam Mengatasi Masalah Sanitasi dan Air Bersih di

Indonesia

Mengingat bahwa masalah sanitasi dan air bersih membawa dampak lain

seperti kemiskinan, ketimpangan gender dan masalah kesehatan serta

kesejahteraan, maka akan jauh lebih baik jika negara segera melakukan tindakan

untuk menuntaskan persoalan dasar tersebut. Meskipun itu adalah persoalan

nasional yang mendasar, namun diperlukan upaya yang cukup keras bagi

Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Terlebih lagi

masalah-masalah tersebut merupakan bagian dari pembangunan di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah banyak merancang rencana pembangunan yang

dilakukan di tiap-tiap daerah guna mengentas masalah akses sanitasi dan air

bersih yang kemudian ada hubungannya dengan kemiskinan. Masyarakat dan

lingkungan merupakan aspek yang menjadi prioritas paling utama dalam

penanganan masalah tersebut. Selain memberdayakan masyarakat dengan

memberi edukasi dan sosialisasi tentang sanitasi, pembangunan yang dilakukan

juga tetap memerhatikan lingkungan, mengingat pembangunan di tengah

perkotaan juga akan menimbulkan dampak ke depannya apabila lingkungan

menjadi rusak.

Kebutuhan terhadap air menjadi kebutuhan yang mutlak dan harus

dipenuhi. Pertama, dari seberapa banyak tubuh manusia membutuhkan air untuk

memudahkan proses metabolism tubuh. Kedua, dari segi kebutuhan aktivitas

sehari-hari. Dalam sehari-harinya, manusia sangat tidak dapat lepas dari air yang

dimanfaatkan untuk memasak, mandi dan mencuci. Akan tetapi, tidak ada cukup

Page 9: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

86

air yang layak dikonsumsi pada kenyataannya. Komponen yang menyusun bumi

meliputi 98 persen air asin dan 2 persen air segar. Sumber air bersih yang dapat

dimanfaatkan oelh manusia di bumi adalah air tanah, sebab air tanah terletak di

bawah daratan dangkal. Ditambah lagi pertambahan populasi yang meningkat tiap

tahunnya dan menjadi penyebab lain tingginya pencemaran air. Akibat dari

pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol, maka dapat berdampak pada

berkurangnya resapan air.

Kemitraan global Indonesia dalam menghadapi masalah kesehatan dan

kebersihan khususnya dalam sanitasi dan air bersih telah dilakukan bersama Bank

Dunia dalam sebuah proyek yang berjalan dalam 10 tahun. Proyek tersebut

membantu masyarakat Indonesia melalui suatu kapasitas teknik untuk

merencanakan, mengelola serta mengajak masyarakat Indonesia menjaga

pentingnya air bersih, sanitsi dan meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat.80 Proyek yang telah berjalan tersebut telah meningkatan

perilaku bersih dan sehat di lingkungan masyarakat serta pengelolaan manajemen

pelayanan kesehatan masyarakat yang juga ternyata dapat diwaspadai jika

terjangkit penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air dengan kualitas buruk.

Sebagai langkah awal bagi Indonesia dalam upaya pemberian akses sanitasi lebih

baik, masyakarat Indonesia juga mendapatkan bantuan teknis dari proyek tersebut

yang di dalamnya merupakan edukasi mengenai betapa pentingnya mengelola

sanitasi dan air untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, proyek global ini telah

80

The World Bank, Indonesia: Proyek Kedua Air Bersih dan Sanitasi untuk Masyarakat Berpendapatan Rendah, diakses dalam https://www.worldbank.org/in/results/2011/07/26/indonesia-second-water-and-sanitation-for-low-income-communities-project (30/10/2019, 9:07 WIB)

Page 10: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

87

berhasil mendorong Indonesia dalam peningkatan usahanya untuk memberikan

pelayanan akses kesehatan sanitasi di 2.294 desa, 37 kabupaten, 8 provinsi untuk

mencapai kualitas hidup dengan taraf yang lebih baik serta berkelanjutan.

Proyek dari Bank Dunia terkait masalah kesehatan dan kebersihan ini

berjalan sebagai upaya dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

Indonesia terlibat dalam proyek selama 10 tahun tersebut disebabkan Indonesia

sebagai negara dengan penghasilan menengah dan negara berkembang perlu

adanya penigkatan dalam kualitas pelayanan sanitasi untuk masyarakat miskin.

Indonesia juga menderita kerugian besar tiap tahunnya yang disebabkan oleh

buruknya kualitas sanitasi yang kemudian merambah pada masalah-masalah lain.

Dengan faktor tersebut maka dengan adanya kemitraan global melalui proyek

bersama dapat berpotensi meningkatkan kualitas sanitasi di Indonesia. Proyek

Bank Dunia bekerja sama dengan masyarakat lokal, institusi pendidikan, LSM

dan pusat-pusat kesehatan dalam kegiatan peningkatan perilaku bersih dan sehat

dan pengelolaan manajemen terhadap masyarakat untuk lebih waspada

terjangkitnya penyakit yang disebarkan melalui air. Selain itu, proyek tersebut

juga menjadi alternatif yang baik dalam pengelolaan pembuangan limbah yang

sering menjadi permasalahan serius apabila tidak diterapkan dengan benar

penerapannya oleh masyarakat. Bantuan teknis yang diberikan langsung kepada

masyarakat menjadikan suatu dorongan untuk masyarakat untuk membangun dan

mengelola sendiri fasilitas air dan sanitasi dan juga pengetahuan yang didapat

tidak hanya dimanfaatkan untuk lingkungan yang terbatas saja, melainkan

disebarkan pada lingkungan yang lebih luas lagi baik melalui pendidikan atau

Page 11: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

88

informasi publik mengenai pentingnya meningkatkan kualitas sanitasi dan air

bersih yang dapat menjamin keberlangsungan hidup generasi berikutnya di masa

yang akan datang.

Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut tidak mudah menjadikan proses

berjalannya proyek ini. Namun, sejalan dengan MDGs proyek ini ditunjang oleh

dana yang diperoleh melalui International Development Association (IDA)

sebesar USD 77,4 juta, lalu mendapat hibah dari AusAID dengan jumlah USD 6,5

juta serta pendanaan dari penerima manfaat lokal proyek ini USD 10,6 juta.81

Melihat dari kemitraan global yang memberikan banyak bantuan kepada

Indonesia serta mendukung pemerintah Indonesia untuk terus memperkuat sistem

kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat dan untuk sektor kesehatan dari

berbagai macam lembaga menjadi sebuah aspek yang dapat didukung terus

mengenai pengelolaan air dan sanitasi rumah tangga bagi masyarakat Indonesia

yang lebih membutuhkan akses tersebut.

Kekeringan menjadi akibat dari musim kemarau yang terjadi di Indonesia

dan mengurangi persediaan sumber air bersih. Tidak hanya mengurangi sumber

air bersih, namun hal tersebut dapat berpengaruh langung terhadap industri dan

kualitas lingkungan. Pada industri, hal ini dimanfaatkan untuk menyaring

makanan dan minuman dengan air yang tidak layak konsumsi. Maka dari itu,

dalam menghadapi masalah air bersih diperlukan peran aktif dari pemerintah,

sektor swasta dan keterlibatan masyarakat umum. Diharapkan ada kolaborasi

antara pihak-pihak tersebut untuk dapat mengatasi masalah air bersih. Tidak

81

Ibid.

Page 12: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

89

hanya air bersih saja tapi juga sanitasi yang dapat dengan segera dituntaskan

permasalahannya. Keberadaan USAID menjadi hal yang sangat membantu

pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan persoalan sanitasi dan air bersih.

USAID memberikan bantuan pembangunan yang berfokus pada peningkatan

partisipasi masyarakat yang turut serta dalam perbaikan hidup yang sehat dan

bersih. USAID juga mendukung penuh tercapainya program nasional Pemerintah

Indonesia terkait terpenuhinya sanitasi dan air minum yang layak dan

pengurangan permukiman kumuh di perkotaan. Program tersebut sebagaimana

telah diamanatkan ke dalam RPJMN 2015-2019 menjadi tanggung jawab bagi

pemerintah untuk segera mewujudkannya. Program IUWASH PLUS menjadi

program yang sejalan dengan SDGs 2030 maupun universal access 100-0-100

serta melibatkan berbagai sektor pemerintahan dari berbagai bidang hingga

masyarakat.

Melalui USAID IUWASH PLUS, secara tidak langsung membantu

meningkatkan kapasitas kelembagaan, pemerintah dan masyarakat di Indonesia

untuk memahami betapa pentingnya hidup bersih dan sehat dengan melakukan

perbaikan terhadap sanitasi dan air bersih yang layak dikonsumsi bagi semua

lapisan masyarakat. USAID IUWASH PLUS tidak memberikan bantuan secara

fisik dalam bentuk uang, namun berkat adanya IUWASH PLUS ini pengetahuan

masyarakat tentang sanitasi dan air bersih menjadi bertambah serta menyadarkan

masyarakat bahwa hidup bersih dan sehat itu sangat penting dan menjadi

kebutuhan baik generasi sekarang untuk generasi yang akan datang. USAID

IUWASH PLUS dalam kinerjanya melakukan pendampingan kepada masyarakat

Page 13: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

90

yang sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dan menghubungkan aspirasi-

aspirasi mereka kepada pemerintah daerah mengenai masalah yang dihadapi,

seperti air bersih dan sanitasi hingga permukiman kumuh.

3.3 Hubungan IUWASH PLUS, Pemerintah dan Sustainable Development

Goals

Negara-negara yang telah terlibat dalam agenda global SDGs diharapkan

dapat memberi kontribusi nyata untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs. Begitu juga

Indonesia, yang merupakan negara aktif dalam upaya pembangunan melalui

tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam SDGs. Untuk mencapai tujuan

pembangunan global tersebut, Pemerintah Indonesia juga melibatkan

kementerian/lembaga yang terkait, Filantropis, akademisi, pebisnis hingga LSM.82

Sesuai dengan pembahasan ini bahwa mengenai pencapaian SDGs di bidang

sanitasi dan air bersih, kolaborasi antar pemangku kepentingan tidak dapat

dipisahkan dengan kemitraan yang sebelumnya telah mendapat persetujuan

terlebih dulu dari Kementerian Perencanaan Pembangunan atau Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). BAPPENAS atau

Kementerian PPN merupakan langkah utama untuk melaksanakan kemitraan

dalam bidang pembangunan.

Sesuai dengan tujuan dalam SDGs yaitu tujuan ke-17 tentang kemitraan

global untuk pembangunan yang berkelanjutan bahwa pemerintah tidak bekerja

sendiri. Terdapat pula Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

(Pokja AMPL) yang merupakan sebuah lembaga yang dibentuk dengan tujuan

82 Badan Pusat Statistik, 3BPS Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Page 14: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

91

sebagai wadah komunikasi dan koordinasi agar pembangunan air minum dan

sanitasi berjalan lebih baik. Pokja AMPL Nasional terdiri atas kementerian-

kementerian, meliputi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pusat Statistik. Tidak hanya masalah air

minum saja, namun kemitraan tersebut juga ikut menangani permasalahan sanitasi

dan permukiman kumuh perkotaan yang juga selaras dengan tujuan SDGs, yaitu

tujuan 6 memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan

dan sanitasi bagi semua serta tujuan ke-11 membangun kota dan permukiman

yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.

Keberadaan IUWASH PLUS juga telah disetujui oleh Pemerintah Pusat

yaitu Bappenas dan selanjutnya ditindaklanjuti ke pemerintah provinsi hingga ke

pemerintah daerah. Sama halnya dengan Pokja AMPL, baik IUWASH maupun

IUWASH PLUS menggandeng mitra dengan Bappenas, PUPR, Kemenkes,

Kemendagri, Kemenkeu dan KemenLH. Kemudian, tentu saja ada kelompok-

kelompok masyarakat yang dibutuhkan dalam kemitraan tersebut. Kelompok

masyarakat tersebut menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat dari berbagai

kalangan dengan pemerintah untuk menyuarakan hak akan penutasan masalah

sanitasi dan air bersih yang sejalan dengan pelaksanaan SDGs di Indonesia.

Page 15: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

92

3.3.1 Kesepakatan Kemitraan antara Pemerintah Kota Malang dengan

USAID IUWASH PLUS

USAID IUWASH PLUS melakukan kemitraan dalam bidang sanitasi dan

air bersih di Kota Malang yang mana Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang

dilibatkan adalah dengan bidang yang terkait, seperti

BAPPEDA/BARENLITBANG Kota Malang, Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

(DISPERKIM), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, PDAM Kota Malang

dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian

Penduduk dan KB. Setelah mendapatkan persetujuan dari BAPPENAS, USAID

melakukan kesepakatan kemitraan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada

tanggal 07 Oktober 2016 tentang Implementasi Program Indonesia Urban Water,

Sanitation and Hygiene, Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS)

di Provinsi Jawa Timur. Setelah itu, Pemerintah Kota Malang dan USAID

IUWASH PLUS menandatangani Partnership Agreement yang diwakili oleh H.

Moch. Anton selaku Walikota Malang dan Louis O’Brien selaku Chief of Party

IUWASH PLUS. Sesuai dengan pasal 1 dan pasal 2 dalam perjanjian tersebut,

tujuan dari program IUWASH PLUS adalah untuk meningkatkan akses air minum

dan sanitasi di Kota Malang sebagai bagian dalam upaya mencapai target

Universal Access untuk air minum dan sanitasi.83

83 Kesepakatan Kemitraan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan IUWASH PLUS tentang Implementasi Program IUWASH PLUS di Provinsi Jawa Timur, Oktober 2016, Hal. 2

Page 16: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

93

Pasal 1

Tujuan

Tujuan Kesepakatan Kemitraan ini adalah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi di Kota Malang sebagai bagian dalam upaya mencapai target

Universal Akses untuk air minum dan sanitasi.Para Pihak akan memfasilitasi upaya penguatan kapasitas Pemerintah Kota Malang untuk peningkatan

kinerjanya.

Pasal 2

Ruang Lingkup

Para Pihak sepakat bahwa ruang lingkup Kesepakatan Kemitraan ini, adalah peningkatan akses air minum dan sanitasi bagi kelompok masyarakat miskin dan

rentan perkotaan di Kota Malang yang meliputi:

a. Peningkatan akses untuk air minum yang aman bagi masyarakat;

b. Peningkatan akses untuk sarana sanitasi yang layak bagi masyarakat;

c. Perbaikan kinerja pengelola layanan air minum, sanitasi dan higiene di tingkat kota.

Kesepakatan Kemitraan tersebut juga sebagai bentuk dukungan USAID

IUWASH PLUS terhadap Program Pemerintah terkait Akses Universal 2019 dan

menuju visi SDGs 2030 dalam pencapaian layanan air minum dan air limbah

domestik, yang mana Pemerintah Kota Malang menyatakan: 1) Berkomitmen

tinggi untuk pencapaiannya; 2) Berkomitmen tinggi untuk menjalin kemitraan

dengan program USAID IUWASH PLUS guna percepatan pencapaian target

tersebut.

Mengenai konsep bantuan luar negeri, jenis bantuan luar negeri yang

diberikan oleh IUWASH PLUS adalah bantuan hibah dengan jenis bantuan teknisi

Page 17: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

94

atau tenaga ahli. Dalam kinerjanya, IUWASH PLUS hanya melakukan

pendampingan dan pemberian edukasi kepada masyarakat. Masing-masing daerah

di Indonesia terdapat tenaga ahli dengan personalia pendamping di tiap jalannya

program. USAID IUWASH PLUS memiliki 6 (enam) tenaga ahli di tiap-tiap

regional yang meliputi Urban Water Specialist, Urban Sanitation Specialist,

Wash Finance Specialist, Behavior Change and Marketing Specialist, Behavior

Change and Marketing Assistant dan Governance Specialist. Dengan adanya

bantuan dari IUWASH PLUS, maka Pemerintah Indonesia terutama pemerintah

daerah telah terbantu dalam pelaksanaan SDGs 2030 dalam bidang sanitasi dan air

bersih.

3.4 Deskripsi Keterkaitan Program IUWASH PLUS dengan Sustainable

Development Goals

IUWASH PLUS adalah program yang lebih berfokus pada kualitas

layanan air minum yang aman dan peningkatan akses untuk layanan sanitasi yang

layak bagi penduduk perkotaan. Meskipun sebelumnya telah ada pendahulunya,

yaitu IUWASH yang berfokus pada drainase, sampah, air limbah domestik,84

namun hal tersebut kemudian disempurnakan menjadi IUWASH PLUS

(Penyehatan Lingkungan untuk Semua) yang berfokus pada air dan sanitasi.

IUWASH pertama kali dibentuk sebelum IUWASH PLUS yang pada saat itu

memang bertugas untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam upaya

pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) di bidang peningkatan

layanan sanitasi dan air bersih. Target yang harus dicapai oleh Pemerintah

84 Wawancara penulis dengan WASH Facilitator IUWASH PLUS Kota Malang, Eko Purnomo, Malang, 13 Mei 2019

Page 18: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

95

Indonesia di bidang sanitasi dan air bersih dalam MDGs meliputi angka 68,87%

untuk akses air bersih sementara 62,41% untuk sanitasi.85 Angka-angka yang

ditentukan tersebut sedikit sulit bagi Indonesia untuk mencapainya sebelum tahun

2015. Melihat pada angka pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus

meningkat setiap tahunnya ditambah dengan adanya kesenjangan sosial antara

penduduk pedesaan dan perkotaan yang turut memengaruhi terhambatnya upaya

untuk pemenuhan target dari segi perilaku mereka, seperti kebiasaan Buang Air

Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka. Target MDGs untuk akses sanitasi

dan air bersih perkotaan telah tercapai dengan sanitasi mencapai angka 63 persen

dan air bersih dengan angka 70,97 persen. Meskipun angka tersebut menandakan

bahwa target sanitasi dan air bersih berhasil, namun tetap ada peningkatan

berkelanjutan, sebab dari angka tersebut belum sepenuhnya lapisan masyarakat

mendapatkan akses sanitasi layak dan air bersih yang juga disebabkan oleh

pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang kian meningkat pesat.

Maka dari itu, dengan adanya penyempurnaan menjadi IUWASH PLUS

adalah untuk meneruskan kembali dengan angka capaian yang berbeda setelah

tahun 2015 sekaligus mengupayakan untuk memastikan kembali bahwa semua

lapisan masyarakat tanpa terkecuali mendapatkan akses sanitasi dan air bersih

yang layak. Ada pun keterkaitan dalam pelaksanaan program IUWASH PLUS

dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global yang sesuai dengan indikator-

indikator pada tujuan nomor 6 yang meliputi:86

85

Draft Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2011, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),hal 9-13 86 Strategi Pencapaian Target dan Indikator SDGs 2030

Page 19: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

96

1. Proporsi rumah tangga yang memiliki akses air minum layak

2. Proporsi rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak

3. Persentase total sumber air yang digunakan

Indikator-indikator tersebut harus dipenuhi semua negara dalam

pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakatnya. Negara memiliki program

nasional yang bergerak di bidang sanitasi dan air bersih dan dalam

pelaksanaannya tidak luput peran dari pihak-pihak lain yang pada akhirnya

membentuk sebuah kemitraan. Kolaborasi dalam sebuah kemitraan tersebut

diharapkan dapat menjadi modal dasar pembangunan manusia yang berkualitas

melalui fokus pembangunan infrastruktur sanitasi dan air minum yang berkualitas

dan terjamin.

Sebelumnya, dalam era Millenium Development Goals (MDGs)

Pemerintah Indonesia sudah memiliki kemitraan dengan USAID IUWASH.

USAID IUWASH sudah berjalan di Indonesia sejak tahun 2011-2016 yang

kemudian dilanjutkan dengan IUWASH PLUS dan sejalan dengan Sustainable

Development Goals (SDGs). Sementara itu, tujuan utama IUWASH yaitu untuk

membantu Pemerintah Indonesia dalam mencapai target Millenium Development

Goals (MDGs). IUWASH dalam proyeknya menyelenggarakan berbagai program

yang mencakup empat komponen, yaitu:

1. Peningkatan kebutuhan

2. Peningkatan kapasitas

3. Lingkungan pendukung, dan

Page 20: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

97

4. Hibah

Komponen lain seperti hal pendanaan yang disebut dengan hibah juga

dibutuhkan untuk menjadi penunjang meratanya pembangunan sektor sanitasi dan

air bersih yang bersumber atau dikelola oleh LSM setempat. Upaya-upaya lain

yang dilakukan IUWASH juga meliputi program PPSP (Program Percepatan

Sanitasi Perkotaan) dan STBM (Sanitasi Total Basis Masyarakat) di perkotaan.

Selain itu, IUWASH juga memiliki fokus untuk meningkatkan kapasitas PDAM

di Indonesia.

Misalnya di Jawa Timur, USAID IUWASH begitu tertarik untuk terus

meningkatkan perannya dalam kemitraan di antara keduanya, dikarenakan

tingginya apresiasi dan minat masyarakat Jawa Timur terhadap pentingnya

kesadaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sebelumnya, program

serupa juga dilakukan di 12 kabupaten/kota di Jawa Timur. Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat atau STBM memiliki definisi sebagai sebuah pendekatan

yang digunakan untuk merubah perilaku masyarakat yang sebelumnya kurang

memerhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan menjadi peduli akan gaya

hidup yang higienis serta mampu meningkatkan kualitas sanitasi yang dilakukan

melalui pemberdayaan masyarakat.87 STBM merupakan sebuah program

kesehatan yang memiliki indikator outcome dan output. Indikator outcome STBM

yakni menurunnya kejadian penyakit diare serta penyakit berbasis lingkungan

lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku masyarakat. Sementara untuk

indikator output STBM adalah :

87 STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), diakses dalam http://stbm.kemkes.go.id/app/about/1/about (29/08/2019, 10:13 WIB)

Page 21: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

98

1. Setiap individu dan komunitas memiliki akses sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).

2. Setiap rumah tangga menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang terjamin keamanannya di rumah tangga.

3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas, seperti kantor, puskesmas, sekolah, terminal, pasar dan rumah makan harus menyediakan fasilitas yang mendukung nilai kesehatan dan kebersihan seperti fasilitas cuci tangan yang meliputi air sabun, sarana cuci tangan) sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

4. Setiap rumah tangga dapat mengelola limbahnya dengan benar.

5. Setiap rumah tangga juga dapat mengelola sampahnya dengan benar.88

Dalam penyelenggaraan STBM tersebut memiliki 3 (tiga) komponen yang

saling mendukung satu sama lain yang sebelumnya telah diatur ke dalam

PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014, meliputi: 1) Penciptaan lingkungan yang

kondusif (enabling environment), 2) Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand

creation), 3) Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement).89 Tiga

strategi tersebut disebut Komponen Sanitasi Total. Tiga komponen tersebut harus

sampai pada proses pencapaian, sebab jika tidak itu akan berpengaruh terhadap

ketidakmaksimalan dari 5 (lima) pilar STBM. Ada pun 5 (lima) pilar STBM

sebagai berikut:

1.) Stop BAB sembarangan

2.) Cuci tangan pakai sabun

88 Ibid. 89 Ibid.

Page 22: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

99

3.) Pengelolaan air minum dan makanan

4.) Pengelolaan sampah, dan

5.) Pengelolaan limbah cair

Sebanyak 5 (lima) pilar penting STBM di atas menjadi acuan penting di

dalam pelaksanaan program STBM yang memiliki tujuan khusus yang tak lain

adalah untuk mengarahkan masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat

serta lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan kelestarian

lingkungan. Manfaat yang diperoleh pun juga akan didapatkan oleh masyarakat

apabila telah menerapkan hidup sehat yang ideal sesuai dengan kelima pilar

STBM. Namun, tentunya masih dibutuhkan upaya-upaya yang keras dan

berkelanjutan mengingat masalah-masalah yang ditimbulkan dari akses sanitasi

yang buruk juga menyebabkan anak-anak di Indonesia mengalami penyakit

seperti stunting.

Dalam lima tahun terakhir program IUWASH difokuskan pada

pendampingan instansi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan. Pendampingan

tersebut memiliki maksud agar pemerintah ikut memiliki kepedulian khusus

terhadap masalah sanitasi dengan mengeluarkan sejumlah peraturan baik itu

biasanya berupa SK Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah (Perda). Bahkan,

menurut IUWASH, seperti di Kota Malang sudah sangat baik dalam penanganan

air bersih, khususnya untuk kinerja PDAM yang juga telah menjadi contoh

terbaik di Indonesia. IUWASH memiliki harapan bahwa untuk menangani

masalah sanitasi di Indonesia tidak dapat berhenti begitu saja dan hanya

dilaksanakan pada periode tertentu atau sementara. Bukan berarti apabila

Page 23: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

100

kemitraan sudah selesai, penanganan terhadap sanitasi juga ikut selesai. Sanitasi

merupakan masalah tanggung jawab bersama sepanjang masa demi kebutuhan

generasi yang akan datang.

Capaian tersebut juga tidak terlepas dengan penerapan pendekatan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang cukup konsisten dilakukan di

beberapa Kabupaten/Kota dalam melaksanakan strategi tiga komponen Sanitasi

Total; Demand Creation, Supply Improvement dan Enabling Environment.

Sementara itu, dampak yang terlihat dari strategi IUWASH tersebut adalah seperti

adanya dukungan Bupati/Walikota yang sangat kuat dan konkrit, adanya surat

edaran atau instruksi atau Peraturan Bupati yang dapat menguatkan dukungan

anggaran serta program kerja yang baik sehingga membuat utuh komitmen

menjadikan Kabupaten/Kota menjadi wilayah yang Open Defecation Free (ODF).

Tahun 2016 menjadi awal bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk

meneruskan capaian dari MDGs. USAID IUWASH kemudian berganti menjadi

USAID IUWASH PLUS yang berfokus pada sanitasi dan air bersih, karena

sebelumnya dalam IUWASH juga ikut menangani permasalahan sanitasi dan air

limbah domestik. Sebelumnya dalam IUWASH, area yang menjadi fokus di Jawa

Timur yang semula 12 Kabupaten/Kota kemudian berkurang menjadi 7

Kabupaten/Kota dalam IUWASH PLUS yang pelaksanaannya dari tahun 2016-

2021.. Untuk mencapai upaya tersebut, USAID IUWASH PLUS sendiri

Page 24: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

101

melakukan kegiatan yang bertumpu pada empat komponen yang saling terkait,

seperti:90

1. Dalam tingkat rumah tangga dilakukan upayapeningkatan kualits air minum, sanitasi dan menumbuhkan kesadaran pentingnya perilaku higiene

2. Dalam tingkat kota/kabupaten dibutuhkan kinerja institusi yang berada pada sektor air minum, sanitasi dan perilaku higiene

3. Penguatan aspek pembiayaan yang dalam hal ini termasuk hibah

4. Memajukan advokasi, koordinasi dan komunikasi sektor Air Minum, Sanitasi dan Perilaku Higiene

Selain itu, terdapat empat komponen program USAID IUWASH

PLUS, sorotan selama periode pelaksanaan proyek yang meliputi:91

1. Perubahan Perilaku dan Pemasaran (Komponen 1)

Bekerjasama dengan dinas kesehatan, melaksanakan mobilisasi

masyarakat komprehensif di 102 kelurahan sasaran (hotspot) di

seluruh lokasi proyek USAID IUWASH PLUS yang fokusnya

adalah pemantauan dan evaluasi partisipatif yang dilakukan

oleh warga masyarakat (Tim Pemantauan dan Evaluasi).

Berpartisipasi aktif dalam kampanye Hari Cuci Tangan Pakai

Sabun Sedunia untuk mendukung STBM Kementerian

Kesehatan dalam mempromosikan praktik perilaku higiene di 9

90 USAID, Program USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS), diakses dalam https://www.iuwashplus.or.id/what-we-do (20/05/2019, 9:10 WIB) 91 USAID IUWASH PLUS, Quarterly Progress Report 10 October-December 2018

Page 25: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

102

kota dan kabupaten. Empat kegiatan di antaranya dilakukan di

tingkat sekolah dan melibatkan 894 siswa dari 11 sekolah

Mendukung Kementerian Kesehatan dalam merevisi kebijakan

nasional STBM untuk memastikan indikator target dan kriteria

sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di bidang

air minum dan sanitasi yang dikelola dengan aman.

2. Penguatan Kelembagaan WASH (Komponen 2)

Melanjutkan pelaksanaan program-program utama yang

mendukung penguatan kinerja PDAM melalui pengembangan

Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mengurangi

kerugian komersial dan Pra-Kelayakan persiapan program Air

Tak Berekening

3. Memperkuat Lingkungan Pembiayaan Sektor WASH (Komponen

3)

4. Advokasi, Koordinasi, dan Komunikasi WASH Nasional

(Komponen 4)

Membantu Kementerian Kesehatan dan Sekretariat STBM

dalam melaksanakan pemberian penghargaan STBM nasional

berkelanjutan untuk mendorong upaya Pemerintah Daerah

dalam menjaga kesinambungan status Bebas BABS serta

menaiki tangga sanitasi untuk mencapai akses sanitasi aman.

Page 26: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

103

Terus ikut membantu Pemerintah Indonesia dalam

mengembangkan kerangka kerja nasional untuk Rencana

Pengamanan Air Minum dengan memfasilitasi serangkaian

diskusi untuk memfinalisasi peta jalan, instrument dan sistem

pemantauan dengan melibatkan kementerian dan donor seperti

Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, WHO

dan UNICEF.

3.4.1 Keterkaitan IUWASH PLUS dengan Universal Access 100-0-100 di

Kota Malang

Dalam kinerjanya di Kota Malang, USAID IUWASH PLUS selain

bermitra dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Malang

terkait dengan bidang sanitasi dan air bersih , juga mendapat bantuan dari Swiss

melalui SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs) dan Jepang melalui

JICA (Japan International Cooperation Agency). 92 Swiss dan Jepang ikut

membantu Pemerintah Kota Malang dalam peningkatan infrastruktur sanitasi dan

air bersih dalam sektor pendanaan. Sedangkan dalam hal penguatan pemerhatian

terhadap kualitas air dalam tanah yang ada hubungannya dengan ketahanan tanah,

IUWASH PLUS juga berkolaborasi dengan APIK dan lebih banyak berjalan di

daerah hulu dan hilir sungai.93 Kualitas air dalam upaya untuk meningkatkan

hingga mempertahankannya ,. juga dibutuhkan adanya pengeboran sumber mata

92Wawancara penulis dengan WASH Facilitator IUWASH PLUS Kota Malang, Eko Purnomo, Malang, 13 Mei 2019 93 Wawancara penulis dengan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan PDAM Kota Malang, M. Fauzan, 14 Mei 2019

Page 27: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

104

air yang di sisi lain harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Sehingga,

ketika masyarakat mendapatkan pemenuhan hak penuh akan air bersih, namun

lingkungan juga tetap terjaga dan tidak rusak. Mengenai akses air minum Kota

Malang saat ini sudah mencapai 97%, namun perlu terus ada upaya untuk tetap

mempertahankannya. Dalam hal sanitasi, Kota Malang masih mencapai pada

angka 85% yang mana septic tank masih banyak mencemari lingkungan dan tidak

semua masyarakat Kota Malang memiliki septic tank di rumahnya. Ini juga

menunjukkan bahwa hanya sekedar memiliki septic tank di rumah tanpa

menggantinya selama bertahun-tahun ikut menyumbang masalah higienitas

lingkungan.

Sesuai dengan Kesepakatan Kemitraan antara USAID IUWASH PLUS

dengan Pemerintah Kota Malang, USAID IUWASH PLUS mendukung penuh

upaya Pemerintah dalam peningkatan sanitasi layak, pengurangan kawasan kumuh

perkotaan dan peningkatan kapasitas air bersih yang aman dan layak dalam

Universal Access 100-0-100 yang juga diamanatkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2015-2019.

3.4.2 Alasan Kota Malang Terpilih Dalam Proyek USAID IUWASH PLUS

Kota Malang menjadi salah satu kota di Indonesia yang termasuk ke

dalam proyek USAID IUWASH PLUS terkait peningkatan kualitas air bersih dan

sanitasi perkotaan. Kota Malang merupakan kota padat penduduk kedua setelah

Surabaya di Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kota Malang yakni 110,06 km2

yang di dalamnya terbagi 5 (lima) kecamatan ; Kecamatan Kedungkandang,

Kecamatan Sukun, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan

Page 28: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

105

Klojen.94 Tingkat urbanisasi di Kota Malang tergolong tinggi, hal ini disebabkan

Kota Malang merupakan kota pendidikan yang memiliki banyak perguruan tinggi

negeri maupun swasta, sehingga banyak pendatang baru terutama mahasiswa

dari luar kota Malang. Hal ini pula yang memicu pertambahan kebutuhan lahan

yang meningkat untuk tempat tinggal di tengah perkotaan. Terutama mulai

meningkatnya aktivitas pembangunan di tengah perkotaan Malang, seperti

pembangunan apartemen dan perumahan-perumahan baru. Selain menjadi kota

pendidikan, Kota Malang juga dijuluki sebagai kota wisata yang tentunya

memiliki beragam destinasi wisata yang cukup menarik bagi para wisatawan

baik dalam negeri maupun luar negeri. Daya tarik masyarakat luar kota Malang

pun sangat tinggi, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berkeinginan untuk

tinggal menetap di Malang.

Dengan adanya kondisi seperti itu, maka ke depannya juga memengaruhi

pertambahan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk kota Malang. Pertambahan

penduduk di Kota Malang meningkat sekitar 1,58% setiap tahunnya.95

Pertambahan penduduk tersebut disebabkan karena adanya pendatang baru dari

luar kota Malang. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan data terkait pertambahan

serta tingkat kepadatan penduduk Kota Malang sesuai dengan rentang waktu

penelitian yakni tahun 2016-2018. Jumlah penduduk Kota Malang per 31

Desember 2016 ialah 895.387 yang tersebar di 5 Kecamatan.96 Dari 5 kecamatan

94 Kota Malang Dalam Angka 2016, hal.3 95 Sany Eka Putri, Penduduk Kota Malang Bertambah 1,58 Persen Tiap Tahun, diakses dalam https://suryamalang.tribunnews.com/amp/2016/05/30/penduduk-kota-malang-bertambah-158-persen-tiap-tahun?page=2 (26/07/2019, 10:18 WIB) 96 Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018, hal. 25

Page 29: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

106

di Kota Malang, jumlah penduduk terbanyak berada pada kecamatan

Kedungkandang dengan 208.979 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit adalah

Kecamatan Klojen dengan 110.136 jiwa ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan Per 31 Desember 2016

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase

Terhadap

Jumlah

Penduduk

Kota (%)

Jumlah KK

1. Kedungkandang 208.979 23 63.580

2. Sukun 206.612 23 64.154

3. Klojen 110.136 12 35.739

4. Blimbing 196.847 22 61.278

5. Lowokwaru 172.813 19 53.676

Total 895.387 100 278.427

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Diolah)

Sedangkan dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Klojen merupakan

wilayah yang paling padat penduduknya, sementara Kecamatan Kedungkandang

merupakan wilayah yang paling rendah penduduk yang ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut :

Page 30: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

107

Tabel 3.3

Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 2016

No

Kecamatan

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

1. Kedungkandang 208.979 39,89 5.239

2. Sukun 206.612 20,97 9.853

3. Klojen 110.136 8,83 12.473

4. Blimbing 196.847 17,77 11,077

5. Lowokwaru 172.813 22,60 7.647

Total 895.387 110,06 8.135

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Diolah)

Dari data-data yang telah disajikan seperti di atas, untuk tahun-tahun

berikutnya terus terjadi kenaikan tiap tahunnya baik itu dari segi kepadatan dan

jumlah penduduk yang diolah setiap akhir tahunnya. Keterkaitan dua hal tersebut

sangat erat dengan kepadatan bangunan-bangunan di Kota Malang yang ke

depannya juga berakibat pada meningkatnya kawasan permukiman kumuh,

masalah sanitasi dan air bersih.

Page 31: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

108

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan Per 31 Desember 201797

No.

Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase Terhadap Jumlah

Penduduk Kota (%)

Jumlah KK

1. Kedungkandang 212.459 24 65.582

2. Sukun 209.053 23 65.999

3. Klojen 110.073 12 36.396

4. Blimbing 198.428 22 62.638

5. Lowokwaru 174.152 19 54.919

Total 904.165 100 285.534

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Kecamatan Klojen menjadi daerah paling padat penduduk dilihat dari

tingkat kepadatan penduduk dan Kecamatan Kedungkandang merupakan daerah

dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah yang ditunjukkan ke dalam

tabel berikut:

97 Demografi Kota Malang dalam Peraturan Walikota Malang Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2019

Page 32: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

109

Tabel 3.5

Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 201798

No.

Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

1. Kedungkandang 212.459 39,89 5.236

2. Sukun 209.053 20,97 9.969

3. Klojen 110.073 8,83 12.465

4. Blimbing 198.428 17,77 11.166

5. Lowokwaru 174,152 22,60 7.706

Total 904,165 110,06 8.215

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Selain kepadatan penduduk seperti yang sudah ditunjukkan di atas, ada

pun hal tersebut juga diikuti dengan naiknya tingkat pertumbuhan bangunan-

bangunan atau gedung, seperti mall, ruko, hotel atau villa hingga apartemen yang

kini sedang gencar-gencarnya dalam proses pembangunan yang kemudian ini

juga tidak dapat dipisahkan dengan bisnis. Semakin berkembangnya

pembangunan perkotaan yang terletak di pusat kota juga ikut memengaruhi

pemenuhan kebutuhan masyarakat disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang

98 Ibid.

Page 33: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

110

tinggi pula. Secara tidak langsung membuktikan bahwa Kota Malang adalah kota

di Indonesia yang cukup strategis dari berbagai aspek dan tepat dijadikan untuk

pembangunan yang melibatkan berbagai sektor terutama sektor asing dari luar

Indonesia, seperti USAID.

Namun, pernyataan di atas dalam kenyataannya menimbulkan masalah

yang cukup serius. Bertambahnya penduduk berarti bertambah pula tingkat

permukiman atau perumahan yang ada di perkotaan. Lahan terbuka begitu

penting untuk upaya pembangunan terus-menerus dan dampaknya juga merugikan

lingkungan. Misalnya, mulai berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang

seharusnya masyarakat perkotaan tetap memiliki hak akan fasilitas RTH tersebut.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) begitu penting bagi masyarakat dan harus

disediakan minimal 30% dari luas wilayah kota.99 Padahal, Ruang Terbuka

Hijau memiliki berbagai manfaat, seperti:

1. Fungsi Ekologi: RTH dijadikan sebagai paru-paru kota atau wilayah. Tumbuhan hijau dapat menyerap kadar karbondioksida (CO2), menambah oksigen, menurunkan suhu dengan kesejukan tanaman, menjadi area resapan air dan dapat meredam kebisingan kota.

2. RTH dapat menjadi ruang tempat warga dapat bersilaturahmi dan berekreasi

3. Fungsi Estetis: RTH dapat memperindah permukiman, kompleks perumahan, perkantoran, mall, sekolah.

4. Fungsi planologi: RTH juga dapat menjadi pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya yang memiliki perbedaan dalam peruntukannya.

5. Fungsi pendidikan: terdapat satwa dan tanaman yang ada di RTH yang tentunya dapat menjadi sarana pembelajaran. Anak-anak sekolah secara

99 Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Malang, hal 2-67

Page 34: BAB III Kemitraan Global USAID dengan Pemerintah Kota ...

111

tidak langsung juga mendapatkan pelajaran soft skill yang tidak mereka dapatkan di sekolah.

6. Fungsi ekonomis: Jenis-jenis tanaman yang tumbuh di area RTH dapat memiliki nilai jual dan nilai konsumsi yang ekonomis. 100

Selain bergesernya RTH, kepadatan penduduk dan bangunan juga memicu

masalah dalam aspek kebutuhan air bersih dan sanitasi. Seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya, maka ini juga akan

berpengaruh terhadap pembangunan lahan untuk kawasan perumahan dan

pemukiman di perkotaan. Pembangunan tersebut juga harus memperhatikan

aspek lingkungan baik itu air bersih, drainase, jalan lingkungan, sanitasi serta

persampahan. Beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi dalam urusan

perumahan:

1. Belum disusunnya mengenai Rencana tata bangunan dan lingkungan

2. Sungai masih menjadi tempat bagi masyarakat untuk MCK/BABs

3. Masih ditemui permukiman kumuh di beberapa wilayah tengah kota,

4. Minimnya akses air bersih untuk masyarakat permukiman perkotaan

5. Belum maksimalnya penataan drainase permukiman

6. Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh wilayah Kota Malang101

100 6 Manfaat Ruang Terbuka Hijau, diakses dalam http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/6-manfaat-ruang-hijau-terbuka (pukul 12:35 WIB, 21/06/2019) 101 Pemerintah Daerah Kota Malang, Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang Tahun 2013-2018, hal IV-20