BAB III IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN ESTIMASI · PDF fileKerusakan prasarana jalan pada umumnya...

download BAB III IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN ESTIMASI · PDF fileKerusakan prasarana jalan pada umumnya terjadi akibat longsoran tebing yang menutup badan jalan, patahan/penurunan badan jalan,

If you can't read please download the document

Transcript of BAB III IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN ESTIMASI · PDF fileKerusakan prasarana jalan pada umumnya...

  • BAB III

    IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN ESTIMASI KERUGIAN PASCA GEMPA

    3.1 LOKASI DAN WAKTU GEMPA Gempa bumi yang menurut BMG Stasiun Geofisika Kupang berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) melanda Alor pada pukul 05:26:43 WITA1, hari Jumat tanggal 12 November 2004.2 Kedalaman gempa sekitar 37,8 Km dari daratan dan sekitar 33 Km arah timur Kalabahi, Ibukota Kabupaten Alor. Pusat gempa berada di 8,17 LS dan 124,80 BT dengan skala sebesar VI-VII MMI di Kalabahi3. Guncangan keras gempa terjadi selama 30 detik yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng aktif di Laut Wetar. Sejumlah bangunan pemerintah seperti Kantor Kecamatan dan Kantor Desa mengalami kerusakan. Selain itu, bangunan lain seperti Stadion Olah Raga Kalabahi, sekolah, puskesmas, pasar, pertokoan, dan permukiman penduduk juga mengalami kerusakan. Beberapa bangunan yang mengalami kerusakan terparah terdapat di Sibone dan Kecamatan Alor Timur (Desa Bukapiting dan Air Mancur). Intensitas kerusakan maksimum mencapai skala IX MMI (Modified Mercally Intensity).

    Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004 Gambar 3.1 Skala Intensitas Gempa

    1 Informasi Kebencanaan Geologi Alor oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tanggal 12 Mei 2005. Sebagai informasi terdapat perbedaan waktu dan letak gempa Alor dengan sumber lain seperti di www.ifrc.org (International Federation Red Cross and Red Crescent Organization) dalam Appeal No. 25/2004 tanggal 22 November 2004 yang menginformasikan waktu gempa Alor adalah pukul 04:26 WITA, berada pada kedalaman 37,8 km dari permukaan bumi di 8,14 LS dan 124,79 BT yang berada di sekitar 35 km arah timur Kalabahi. 2 Sejarah mencatat wilayah Alor telah beberapa kali mengalami gempa bumi merusak yaitu pada tanggal : 1).25-12-1982, 2).15-7-1989, 3).4-7-1991 dan terakhir 12-11-2005. 3 Laporan Penanganan Bencana Gempa Bumi, tanggal 12 November 2004 di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dipresentasikan oleh Satlak PBP Kabupaten Alor, Kota Kalabahi tahun 2004

    III - 1

    http://www.ifrc.org/

  • Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004

    VIII

    VII

    VI

    IX

    V

    Gambar 3.2 Isoseismal Gempa Bumi Alor, 12 November 2004

    Menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Provinsi NTT memiliki sejarah terjadinya gempa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.3 Peta Seismisitas NTT 1960-2003 berikut ini yang menggambarkan kedalaman lokasi gempa (ditandai oleh warna merah) dan besarnya magnitude gempa (ditandai oleh besar dan kecilnya bulatan).

    PETA SEISMISITAS NTT 1960 - 2003

    Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004

    Gambar 3.3 Peta Seismisitas NTT 1960-2003

    III - 2

  • PETA SEISMISITAS PULAU ALOR DARI TAHUN 1960 - 2004

    P. ALOR

    P. TIMOR

    P. WETAR

    P. PANTAR

    Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004

    Gambar 3.4 Peta Seismisitas Pulau Alor 1960-2004

    Selain itu menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Pulau Alor juga memiliki sejarah terjadinya gempa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 yaitu Peta Seismisitas Pulau Alor 1960-2004. Peta tersebut menggambarkan tersebarnya beberapa lokasi terjadinya gempa disekitar Pulau Alor (ditandai oleh banyaknya bulatan), kedalaman lokasi gempa (ditandai oleh warna merah), besarnya magnitude gempa (ditandai oleh besar dan kecilnya bulatan). 3.2 IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN ESTIMASI KERUGIAN Dari 175 desa yang tersebar di 9 kecamatan, sebanyak 9 desa yang terkena dampak yang gempa yang paling parah. Gempa tersebut mengakibatkan korban, baik meninggal dunia maupun luka-luka, yang terdiri atas korban meninggal sebanyak 33 orang (9 diantaranya balita) dan 163 orang luka berat dan 147 luka ringan (tabel 3.1). Korban luka-luka tersebut telah mendapatkan pelayanan kesehatan.

    III - 3

  • Tabel 3.1 Data Korban Gempa Bumi Tanggal 12 November 2004

    Korban NO Kecamatan

    MD LB LR Keterangan

    1 Teluk Mutiara 5 21 43 * Pasien korban 2 Alor Tengah Utara 8 38 50 Seluruhnya dapat 3 Alor Timur Laut 9 64 18 dilayani di posko 4 Alor Timur 1 39 2 RSUD Kalabahi serta 5 Alor Selatan 1 - 16 posko-posko kesehatan 6 Alor Barat Laut 2 1 7 di Desa dan Kecamatan 7 Alor Barat Daya 6 - 10 * MD= Meninggal Dunia 8 Pantar 1 - - * LB= Luka Berat 9 Pantar Barat - - 1 * LR= Luka Ringan

    J U M L A H 33 163 147 Sumber : Laporan Penanganan Bencana Gempa Bumi, 12 November 2004 di Kabupaten Alor, Provinsi NTT oleh Satlak PBP Kabupaten Alor, Kalabahi 2004 Bencana yang terjadi juga mengakibatkan kerusakan fisik yang mencakup rumah-rumah penduduk, fasilitas publik seperti kantor-kantor pemerintahan desa dan kecamatan, gedung sekolah, rumah ibadah, sarana dan prasarana kesehatan serta infrastruktur seperti jalan, jembatan, saluran air dan infrastuktur strategis lainnya. Estimasi kerugian secara kasar mencapai sekitar Rp191,05 miliar dan secara rinci terdapat dalam lampiran I.

    PENINJAUAN KERUSAKAN DI LOKASI

    Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004

    Gambar 3.5 Peninjauan Kerusakan di Lokasi Gempa Alor

    III - 4

  • 3.2.1 BIDANG SOSIAL-BUDAYA Di bidang sosial budaya, kerusakan yang terjadi mencakup tiga sub bidang yaitu agama, pendidikan, dan kesehatan. (1) Sub Bidang Agama

    Untuk sub bidang agama, kerusakan terjadi pada berbagai tempat ibadah yang mencapai 440 buah unit bangunan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 rusak total yang mencakup 35 gereja, 3 masjid dan 1 pura; sebanyak 215 rumah ibadah rusak berat dan 186 rusak ringan. Dampak gempa pada sub bidang agama tergolong besar, mengingat dari jumlah keseluruhan 597 rumah ibadah yang terdapat di Kabupaten Alor, sekitar 74 persen mengalami kerusakan. Nilai kerusakan diperkirakan secara kasar sekitar Rp.6,75 miliar.

    Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, 2004 Gambar 3.6 Kerusakan Gereja di Tuleng

    Sumber: Survey Lapangan Tim Bappenas, Juli 2005 Gambar 3.7 Kerusakan Gereja di Bukapiting

    III - 5

  • (2) Sub Bidang Pendidikan Untuk sub bidang pendidikan, jumlah lembaga pendidikan formal yang terkena dampak gempa dilaporkan mencapai 60 lembaga yang meliputi 46 SD/MI, 10 SMP/MTs dan 4 SMA/SMK/MA. Kerusakan bangunan sekolah ini setara dengan 20 persen dari 299 lembaga yang ada di Kabupaten Alor sebelum bencana (Tabel Bab 2.3.1). Bencana gempa juga berdampak terhadap lembaga pendidikan non formal termasuk pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan sanggar kegiatan belajar (SKB). Dengan asumsi rata-rata fasilitas pendidikan rusak 60 persen, nilai kerusakan fasilitas pendidikan tersebut mencapai sekitar Rp.34 miliar.

    (3) Sub Bidang Kesehatan

    Pada sub bidang kesehatan, terjadi korban jiwa, luka berat, luka ringan serta terjadinya pengungsian sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Berikut ini Tabel Data kerusakan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Akibat Gempa.

    Tabel 3.2

    Data Kerusakan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Akibat Gempa

    Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas

    Pembantu Kecamatan

    Sebelum gempa Rusak

    Sebelum gempa Rusak

    Pantar 2 - 4 - Pantar Barat 2 - 5 - Alor Barat Daya 2 - 4 1 Alor Selatan 3 3 7 6 Alor Timur 2 1 4 5 Alor Timur Laut 1 1 2 1 Alor Tengah Utara 1 1 5 3 Teluk Mutiara 1 1 2 3 Alor Barat Laut 3 8 2 Total 17 7 41 21

    Sarana pelayanan kesehatan yang mengalami kerusakan antara lain meliputi 7 unit puskesmas terdiri dari 2 unit puskesmas rusak berat dan 5 puskesmas rusak ringan. Selain itu kerusakan juga terjadi pada 21 unit puskesmas pembantu, 13 unit rumah dokter/dokter gigi, 12 unit rumah paramedis, 1 unit gudang vaksin puskesmas, 2 unit mess perawat dan 1 unit gedung laboratorium kesehatan. Estimasi kerusakan fasilitas fisik Sub Bidang Kesehatan diperkirakan sekitar Rp.2,2 miliar.

    III - 6

  • 3.2.2 BIDANG EKONOMI Dalam bidang ekonomi, bencana menyebabkan kerusakan pada aspek perdagangan, pertanian, dan ketenagakerjaan. Fasilitas perdagangan yang mengalami kerusakan diantaranya adalah bangunan los pasar Desa Nailang yang rusak total, Pasar Lola dan Mebung. Selain itu kerusakan terjadi juga pada jaringan irigasi. Kerusakan umumnya terjadi pada bendungan, pintu air, saluran pasangan dan bangunan air. Hal tersebut menyebabkan masuknya lumpur pada pada lahan-lahan pertanian. Kerusakan juga terjadi pada sawah-sawah penduduk karena ada beberapa sawah yang mengalami retak (tanah turun) akibat gempa. Nilai kerusakan diperkirakan secara kasar sebesar Rp.5 miliar. 3.2.3 BIDANG INFRASTRUKTUR Di bidang infrastruktur, gempa yang terjadi menyebabkan kerusakan fasilitas transportasi, perumahan, air minum dan sanitasi, sumber daya air, energi dan sumber daya mineral, serta sarana dan prasarana lainnya. Nilai kerugian secara kasar diperkirakan sekitar Rp.103,20 miliar. (1) Sub Bidang Transportasi

    Pada sub bidang transportasi gempa yang terjadi menyebabkan kerusakan fasilitas transportasi darat, udara dan laut. Fasilitas transportasi udara mengalami kerusakan ringan pada landasan pacu di Bandara Udara Mali Kabupaten Alor. Landasan pacu mengalami keretakan sepanjang 1.400 m dan penurunan permukaan sedalam 40 cm. Bagian sisi landas pacu dan gedung terminal juga mengalami kereta