Bab III Analisis Potensi Longsoran

27
Analisis Potensi Longsoran Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN “V” Yogyakarta III - 1 BAB III ANALISIS POTENSI LONGSORAN 3.1 Dasar-dasar Geologi Struktur DIPS adalah suatu program rancangan untuk menganalisa orientasi secara interaktif dengan berdasarkan data yang berhubungan dengan data struktur geologi. Program ini adalah suatu alat bantu yang mampu diterapkan pada banyak aplikasi yang berbeda dan dirancang untuk dapat digunakan baik bagi pemula, maupun bagi pengguna yang mengharapkan analisis proyeksi stereografik untuk data-data geologi. Bidang diskontinu perlu untuk dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui kinematiknya pada lereng atau batuan yang dilakukan pengamatan. sehingga akan diketahui potensi longsoran apa yang mungkin terjadi pada suatu lereng. Sebelum berbicara lebih jauh tentang Software DIPS, terdapat beberapa istilah-istilah geologi struktur yang harus difahami, diantaranya: Strike (Jurus) merupakan arah garis horizontal yang dubentuk oleh perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang bantu hirisontal, dimana besarnya jurus atau strike diukur dari arah utara. Dip (Kemiringan) merupakan besarnya sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal yang diukur tegak lurus terhadap jurus atau strike. Apparent dip (Kemiringan semu) merupakan sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan pengukuran dengan arah tidak tegak lurus jurus Dip Direction (Arah kemiringan) merupakan arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dari arah utaranya. Besarnya adalah arah strike ditambah 90 0

description

Bab III Analisis Potensi Longsoran

Transcript of Bab III Analisis Potensi Longsoran

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 1

    BAB III

    ANALISIS POTENSI LONGSORAN

    3.1 Dasar-dasar Geologi Struktur

    DIPS adalah suatu program rancangan untuk menganalisa orientasi secara

    interaktif dengan berdasarkan data yang berhubungan dengan data struktur geologi.

    Program ini adalah suatu alat bantu yang mampu diterapkan pada banyak aplikasi

    yang berbeda dan dirancang untuk dapat digunakan baik bagi pemula, maupun bagi

    pengguna yang mengharapkan analisis proyeksi stereografik untuk data-data geologi.

    Bidang diskontinu perlu untuk dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui

    kinematiknya pada lereng atau batuan yang dilakukan pengamatan. sehingga akan

    diketahui potensi longsoran apa yang mungkin terjadi pada suatu lereng.

    Sebelum berbicara lebih jauh tentang Software DIPS, terdapat beberapa

    istilah-istilah geologi struktur yang harus difahami, diantaranya:

    Strike (Jurus) merupakan arah garis horizontal yang dubentuk oleh

    perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang bantu hirisontal,

    dimana besarnya jurus atau strike diukur dari arah utara.

    Dip (Kemiringan) merupakan besarnya sudut kemiringan terbesar yang

    dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal yang

    diukur tegak lurus terhadap jurus atau strike.

    Apparent dip (Kemiringan semu) merupakan sudut kemiringan suatu

    bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan pengukuran dengan arah

    tidak tegak lurus jurus

    Dip Direction (Arah kemiringan) merupakan arah tegak lurus jurus yang

    sesuai dengan miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dari arah utaranya.

    Besarnya adalah arah strike ditambah 900

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 2

    Deklinasi Magnetik adalah sudut yang dibentuk antara arah utara magnetik

    bumi terhadap arah utara geografis.

    Variability Cones (Kerucut variabilitas) area berbentuk lingkaran yang

    tersedia pada software dips yang melingkupi pole plot dengan populasi tinggi, yang

    mewakili beberapa penyimpangan atau standar deviasi dari ketidak pastian orientasi

    yang tergantung dari besar standar deviasi yang dipilih.

    Daylight Envelope adalah area berbentuk lingkaran yang tersedia pada

    software dips yang berfungsi untuk memperkirakan daerah terjadinya longsoran

    menuju free face pada analisis longsoran bidang.

    Jenis-jenis longsor yang dikenal dalam tambang terbuka adalah (Lihat Gambar 3.1).

    a. Longsoran Bidang (melingkar).

    b. Longsoran Baji.

    c. Longsoran Busur.

    d. Longsoran Guling (topple).

    1). Longsor bidang

    Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi sepanjang

    bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa bidang kekar,

    rekahan (joint) maupun bidang perlapisan batuan.

    Syarat-syarat terjadinya longsoran bidang :

    Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus

    lebih kecil daripada kemiringan lereng (Gambar 3.2).

    Arah bidang perlapisan (bidang lemah) sejajar atau mendekati dengan arah

    lereng (maksimum berbeda 200).

    Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam

    batuannya.

    Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi

    longsoran.

    2). Longsoran baji

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 3

    Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang lemah

    yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah

    tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya (Gambar 3.3). Bidang

    lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan.

    Cara longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun

    melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya.

    Longsoran baji dapat terjadi dengan syarat geometri sebagai berikut :

    Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan

    bidang lemah B lebih besar daripada bidang lemah A.

    Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut kemiringan

    lereng.

    Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua

    bidang lemah.

    Gambar 3.1

    Jenis-jenis longsoran.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 4

    Gambar 3.2

    Bentuk longsor bidang.

    3). Longsoran busur

    Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama

    pada batuan yang lunak (tanah). Pada batuan yang keras longsoran busur hanya

    terjadi jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan mempunyai

    bidang-bidang lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi

    kedudukannya. Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh

    struktur bidang perlapisan dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam

    massa diskontinuitas. Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang

    gelincir bebas mencari posisi yang paling kecil hambatannya. Longsoran busur

    akan terjadi jika partikel individu pada suatu tanah atau massa batuan sangat

    kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu batuan yang telah lapuk

    cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu longsoran busur

    biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka lereng, kadang-

    kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas lereng yang

    Syarat longsoran f > p >

    p

    f

    Bidang Bebas

    Bidang Gelincir

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 5

    berada disamping rekahan. Penurunan ini menandakan adanya gerakan lereng

    yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran lereng, hanya dapat dilakukan

    apabila belum terjadi gerakan lereng tersebut (Gambar4.4).

    Gambar 3.3

    Bentuk longsoran baji.

    Gambar 3.4

    Bentuk longsoran busur.

    Pusat lingkaran

    kritis

    Permukaan longsor

    Bidang a Bidang b

    tampak depan

    h

    tampak samping

    garis potong

    muka lereng

    baji

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 6

    4). Longsoran toppling (guling)

    Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng

    terjal dengan bidang-bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya

    berlawanan dengan arah kemiringan lereng (Gambar 3.8). Longsoran ini bisa

    berbentuk blok atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur

    ditentukan oleh sudut geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi

    balok dan lebar balok terletak pada bidang miring.

    Sudut bidang dasar derajat)

    Balok meluncur

    b/h > tan

    Menggelincir & mengguling

    b/h < tanHanya mengguling

    HB

    W sin

    W

    W cos

    Gambar 3.5

    Bentuk longsoran guling.

    Kondisi geometri yang diperlukan untuk terjadinya longsoran guling, antara

    lain :

    Balok akan tetap mantap bila < dan b/h > tan .

    Balok akan meluncur bila > dan b/h > tan .

    Balok akan tergelincir, kemudian mengguling bila > dan b/h < tan .

    Balok akan langsung mengguling bila < dan b/h < tan .

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 7

    Penentuan Parameter Masukan (Input Data)

    Adapun parameter yang dibuthkan dalam penentuan jenis longsoran adalah :

    Arah umum bidang lemah dan kemiringannya (Dip/Dipdirection)

    Arah umum lereng dan kemiringannya (Dip/Dipdirection)

    Sudut geser dalam batuan ()

    Diketahui data sbb :

    Arah dan kemiringan lereng yang terbentuk (dip/dipdirection) = 450/ N135 0E

    Dari uji sifat mekanik batuan diperoleh sudut geser dalam () = 350

    Data pengukuran bidang lemah

    Dalam bab ini akan diuraikan bagaimana untuk melakukan analisis stabilitas

    terhadap berbagai longsoran seperti longsoran Toppling, Longsoran bidang dan

    Longsoran Baji. Untuk latihan ini menggunakan File Examppit.dip yang berada

    dalam folder Example pada folder instalasi dip. Lereng tempat dilakukukan

    pengambilan data memiliki kedudukan 450/ N135

    0 E (Dip/ Dip Direction).

    3.2 Pengenalan Awal Software DIPS

    DIPS memungkinkan pemakai untuk meneliti dan memvisualisasikan data

    struktur geologi baik kekar, sesar perlapisan serta struktur-struktur lainnya dengan

    mengikuti teknik yang sama digunakan di dalam stereonet manual. Sebagai

    tambahan, banyak fitur-fitur computasi yang tersedia, seperti statistik kelompok

    orientasi yang sama ( statistical contouring of orientation clustering), perhitungan

    orientasi rata-rata (mean orientation calculation) dan analisa atribut kuantitatif

    (quantitative feature attribute analysis).

    Penggunaan aplikasi DIPS antara lain untuk geologi, tambang dan teknik

    sipil. Pengenalan aplikasi DIPS disini terbatas pada penggunaan DIPS untuk

    penentuan arah umum diskontinuitas pada struktur-struktur geologi, dan penentuan

    potensi jenis longsoran yang terbentuk.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 8

    3.3 Langkah Kerja Praktikum

    3.3.1 Memulai Project

    Pertama buka file Examppit.dip.

    Pilih: File Open

    Arahkan ke folder Contoh di folder instalasi anda, dan buka file Examppit.dip.

    Gambar 3.6

    data Examppit.dip.

    Contoh File Examppit.dip berisi 303 baris, dan kolom berikut:

    2 Kolom Orientasi Orientasi

    Sebuah Kolom Traverse

    Ekstra 5 Kolom

    Job Control

    Pilih: Setup Job Control

    Job Kontrol informasi untuk file Examppit.dip.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 9

    Perhatikan hal berikut:

    Format Orientasi Global (Global Orientation Format) adalah DIP/DIP

    DIRECTION.

    deklinasi adalah 7,5 derajat, menunjukkan bahwa 7,5 derajat akan

    ditambahkan kearah kemiringan data, untuk mengoreksi deklinasi magnetik

    Kuantitas Kolom TIDAK digunakan dalam file ini, sehingga setiap baris dari

    filetersebut merupakan pengukuran individu.

    Traverses

    untuk memeriksa informasi travers, pilih tombol Traverse dalam Dialog Control

    (Dialog Control juga terdapat pada menu Setup). Seperti yang terlihat dalam Dialog

    informasi Traverse, file ini hanya menggunakan Traverse tunggal.

    Traverse Planar, dengan DIP 450 dan DIPDIRECTION 1350

    Perhatikan juga bahwa Traverse Orientasi Format adalah sama dengan Global

    Orientasi Format (DIP/DIPDIRECTION), seperti yang kita harapkan bahwa

    untuk file ini hanya Traverse tunggal yang didefinisikan.

    Plot Kutub

    Pilih: View Plot Kutub

    Fitur analisis ini dapat dilakukan pada Pole Plot dengan memilih ikon

    Symbolic pole plot. Apa bila data lapangan lengkap sebagaimana terdapat pada

    contoh file yaitu terdapat tipe diskontinuitas, dapat dibuat Symbolic pole plot

    berdasarkan jenis bidang Diskontinue (data dalam kolom TYPE). Klik kanan pada

    Stereonet dan pilih Symbolic pole plot. Pada dialog Symbolic pole plot :

    Klik kanan pada stereonet klik Symbolic pole plot, ubah Plot Style

    ke Symbolic pole plot, dan pilih Style dari pull-down nama kolom.

    Tipe Data untuk kolom ini adalah Qualitative, yang merupakan pilihan

    Default. Klik OK untuk menghasilkan Symbolic pole plot.

    Perhatikan secara seksama pada pengelompokan data dan TYPE data.

    Perhatikan Bedding Features, dan dua data pengelompokan Shears Features. Ini

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 10

    mungkin akan sangat berbeda dengan orientasi Joint dan Extension Fractures pada

    umumnya, sehingga harus dipertimbangkan secra terpisah.

    Gambar 3.7

    Simbolik pole plot dari TYPE diskontinuitas

    ( Busur lingkaran mewakili kemiringan pit (PIT SLOPE) )

    Add Plane

    Sebelum Add Plane, Convencion harus diubah terlebih dahulu. Pada DIPS, Orientasi

    koordinat dapat ditampilkan baik dengan format Pole Vecktor ( Trend/Plunge ) atau

    format Plane Vector. Saat ini yang digunakan adalah Plane Vecktor Convencion

    ( Dip/DipDirection ) seperti yang telah dipilih saat penentuan Job Control pada

    Global Orientation format.

    Untuk mengubah Convencion, klik kiri pada mouse di bagian kanan bawah pada

    Status Bar, yang pada saat ini menampilkan Trend/Plunge agar berubah menjadi

    Dip/DipDirection. Jika convencion telah dirubah, langkah selanjutnya adalah dengan

    menambahkan bidang yang mewakili lereng.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 11

    Pilih: Pilih Add Plane

    Pada Pole Plot, letakkan kursor bebas, kemudian klik kiri pada mouse.

    Kemudian akan muncul dialog Add Plane sebagai berikut :

    Gambar 3.8 Add Plane dialog.

    Isikan kolom Label pada Add Plane dialog dengan ( LERENG ).

    Jika tidak ingin memunculkan Label pada Pole Plot, hilangkan tanda centang

    pada ID.

    Klik OK, Plane akan muncul dalam Pole Plot yang merupakan lereng jenjang

    keseluruhan.

    Countur Plot

    Pilih: VIEW Contour Plot

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 12

    Gambar 3.9

    Unweighted Contour Plot data Examppit.dip.

    Aturan praktis yang berguna adalah bahwa setiap cluster dengan konsentrasi

    maksimum yang lebih besar dari 6% sangat signifikan. 4-6% merupakan kelompok

    marginal yang signifikan. Kurang dari 4% harus dipandang dengan curiga kecuali

    jika jumlah keseluruhan data banyak. Mekanika batuan akan memberikan aturan

    yang lebih ketat untuk analisis statistik data.

    Terzaghi Weighting

    Pembobotan Terzaghi terhadap data untuk memperhitungkan koreksi bias

    karena pengumpulan data pada Traverse ( bidang).

    Pilih: View TerzaghiWeighting

    Perhatikan perubahan konsentrasi ( "Bedding Plane" joint set).

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 13

    Gambar 3.10

    Weighting Contour Plot data Examppit.dip.

    Kontur dapat dilakukan overlay pada sebuah pole plot dengan opsi Overlay

    Countur. Untuk mengoverlay kontur , pertama kita lihat lagi Pole Plot

    .

    Pilih: View Pole Plot

    Perhatikan bahwa Symbolic pole plot masih berlaku, dan tidak berubah ketika beralih

    untuk melihat Plot Type lainnya ( misalnya Contour Plot ke Overlay Countur ).

    Pilih : View Overlay Countur

    Kemudian Ubah Countur Mode ke Line, agar semua Pole lebih mudah untuk dilihat.

    Pilih : setup, lalu pilih contour option.

    Pada dialog Contour Options , atur Mode dari Filled ke Lines dan pilih OK.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 14

    Gambar 3.11

    Overlays Countur pada Pole Plot

    Perhatikan bahwa titik-titik pole Shears pada contoh ini tidak terwakilkan pada

    Counturs. Hal ini dikarenakan jumlah Shears yg tergambarkan hanya sedikit. Namun,

    karena sudut geser dalam yang kecil, Shears atau gaya geser dapat memiliki

    pengaruh yang mendominasi stabilitas. sehingga akan sangat penting untuk melihat

    orientasi dan density pada saat menganalisis data struktural.

    Add Set Windows

    Pilih: Sets Add Set Window

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 15

    Gambar 3.12

    Pole Plot setelah ditambahkan Add Set Windows.

    Pada gambar diatas memperlihatkan bidang disembunyikan dengan

    menggunakan pilihan Show Plane. Show Plane dapat digunakan kapanpun untuk

    menampakkan atau menyembunyikan bidang pada saat diperlukan.

    Sekarang kita akan melanjutkan dengan tiga analisis potensi kelongsoran:

    Longsoran Toppling, Longsoran Bidang, Longsoran Baji.

    Kondisi Permukaan

    Apa bila belum tersedia data Mekanika batuan, maka untuk memperkirakan

    sudut geser dalam dapat menggunakan perkiraan berdasarkan data kondisi

    permukaanya, yaitu dengan membuat Chart data dalam kolom Permukaan dalam file

    Examppit.dip.

    Pilih: Pilih Chart

    Pada dialog Chart, pilih Surface dari daftar pull-down pada kolom.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 16

    Gambar 3.13

    Dialog Chart.

    Gambar 3.14

    Histogram of Surface

    Set kekar yang digambarkan diatas merupakan sebagian besar kasar ( rough dan

    v.rough). Sehingga sudut geser dalam di estimasikan sebesar 350 40

    0 yang akan

    digunakan.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 17

    Sebagai catatan, penggunaan sudut geser dalam berdasarkan data kekasaran

    batuan adalah jika belum ada data pengujian sudut geser dalam batuan, apa bila telah

    ada pengujian mekanika batuan, lebih tepat digunakan hasil sudut geser dalam dari

    pengujian tersebut. Selesai dengan Chart, kembali ke Stereonet.

    Menambahkan beberapa informasi pada Pole Plot, dengan menamapilkan

    Variability Cones disekitar Sets Orientation. Jika masih terlihat Overlays Countur

    pada Pole Plot, matikan ini dengan memilih kembali Overlays Countur.

    Pilih: View Overlay Contours

    Variability cones (Kerucut Variabilitas)

    Variability Cones atau Kerucut Variabilitas berfungsi untuk mewakili

    penyimpangan ketidakpastian orientasi. Viabilitas kerucut ditampilkan melalui

    dialog Edit Sets.

    1. Pilih menu Edit Set

    2. Perhatikan hanya Set Weighted yang tertera didalam daftar. Gunakan

    Informasi set weighted atau set tertimbang dengan memilih set weighted di

    kotak Type of planes dalam kotak dialog Edit Set.

    Gambar 3.15

    Dialog Edit Set

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 18

    3. Pilih kotak centang Variability.

    4. Pilih kotak centang One standard deviation dan Two standard deiation.

    5. Pilih OK.

    Sekarang terdapat kerucut variabilitas yang mewakili satu dan dua standar

    penyimpangan ketidakpastian orientasi yang berpusat pada jumlah titik-titik pole

    yang berarti. Jika sebelumnya tampilan bidang dalam keadaan tersembunyi dengan

    pilihan Show Planes pada menu Pilih, maka tampilkan kembali dengan mengeklik

    kembali Show Planes, karena kita akan melihat bidang yang ditambahkan, yang

    mewakili Pit Slope.

    Kemudian sembunyikan semua visibilitas bidang Set:

    1. Klik Edit Set.

    2. Plih All Planes

    3. Hapus kotak centang semua visibilitas (yaitu Pole, Plane ID, dan Lable).

    4. Pilih OK.

    Sehingga terlihat seperti gambar dibawah.

    Gambar 3.16

    Kerucut variabilitas ditampilkan dalam Plot kutub (Pole Plot)

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 19

    3.3.2 Analisis Longsoran

    Analisis longsoran yang digunakan untuk semua jenis longsoran disini

    berdasarkan dari Goodman 1980. Lihat referensinya di daftar referensi.

    Contoh data yang telah dikerjakan sebelumnya digunakan untuk dianalisa

    kemungkinan longsorannya, yaitu analisa longsoran topplig, bidang, dan baji.

    1. Longsoran Topling

    Menggunakan variability cones seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

    dilanjutkan dengan analisis Toppling. Asumsikan sudut geser dalam 35 derajat,

    berdasarkan kondisi permukaan kekar (lihat gambar 3.10) atau dengan menggunakan

    sudut geser dalam hasil pengujian mekanika batuan.

    Bidang tidak akan mengguling jika mereka tidak dapat meluncur dengan

    baik satu sama lain. Tambahkan bidang kedua dengan menu Add Plane yang

    mewakili batas gelincir (slip limit). Kedudukan slip limit ini dapat ditentukan dengan

    mengurangkan sudut kemiringan lereng dengan sudut geser dalam hasil pengujian

    (45 - 35 = 10 ). Sedangkan dip direction sama dengan arah muka lereng (135 ).

    1. Klik Add Plane.

    2. Posisikan kursor pada stereonet pada kedudukan sekitar 10 / N135 E

    (Dip/ Dip Direction), kemudian klik kiri mouse.

    3. Dalam dialog Add Plane, koordinat grafisnya tidak tepat 10 / N135 E,

    rubah nilainya ke nilai yang benar didalam kotak DIP da DIP

    DIRECTION.

    Goodman menyatakan bahwa agar terjadi gelinciran, perlapisan harus

    cenderung lebih landai dari sebuh garis miring pada satu sudut, setara dengan sudut

    geser dalam diatas lereng.

    Selanjutnya gunakan Add Cone untuk menmpatkan batas kinematiknya di

    dalam plot. Saat menentukan sudut kerucut, ingat bahwa sudut diukur dari sumbu

    kerucut. caranya adalah sebagai berikut:

    1. Pada Tools pilih Add Cone.

    2. Klik kiri mouse dimana saja didalam stereonet. Kemudian akan terlihat

    kotak dialog Add cone. Kemudian masukan nilai dibawah ini.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 20

    3. Klik OK

    Nilai nilai tersebut didapatkan dari:

    Arah Trend sama dengan Arah Dip Direction dimuka lereng ditambah 90

    derajat (135 + 90 = 225).

    Sudut kerucut (Cone Angle) akan menempati kedua batas plus minus 30

    derajat kearah muka Dip Direction sebagai mana disarankan oleh Goodman, bahwa

    bidang harus berada didalam 30 derajat paralel untuk memotong lereng sehingga

    mengguling. Pada awalnya batas sudut 15 derajat dikatakan oleh Goodman terlalu

    kecil.

    Area yang di tunjukkan pada gambar 13 adalah wilayah toppling. Adanya

    titik-titik pole yang di plotkan didalam wilayah ini mengindikasikan resiko terjadinya

    longsoran toppling.

    Gambar 3.17

    Analisis longsoran toppling

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 21

    Kedua kerucut variabilitas (vriability cones) memberikan perkiraan statistik

    dari resiko longsoran toppling untuk suatu set kekar. Resiko longsoran toppling

    diindikasikan oleh jumlah relatif dari titik titik pole didalam set kekar yang berada di

    wilayah toppling. Perkiraan visual mengindikasikan bahwa 25 30% dari populasi

    teoritis pada set kekar yang berada di daerah longsoran topling berdasarkan 95%

    variability cone, berada dalam daerah longsoran toppling. Sehingga dapat dikatakan

    bahwa dengan mengabaikan variabilitas dalam sudut geser dalam, ada perkiraan

    resiko longsoran toppling 30%.

    2. Longsoran Bidang

    Untuk analisis longsoran bidang, lakukanlah langkah langkah membuat

    bidang lereng, bidang bidang set serta variability cone seperti dijelaskan diatas.

    Kemudia tampilkan Daylight Envelope lereng dengan cara:

    1. Klik tools Edit Set.

    2. Centang Checkbox pada Daylight Envelope.

    3. Klik OK.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 22

    Daylight Envelope memungkinkan kita untuk menguji kinematika (yaitu

    masa batuan harus ada tempat untuk menggelincir yaitu ruang bebas). Adanya titik

    titik pole yang berada didalam envelope ini secara kinematik bebas untuk

    menggelincir jika gesekannya tidak stabil.

    Terakhir tempatkan sebuah kerucut gesek kutub (pole friction cone) pada

    pusat stereonet.

    1. Pada Tools pilih Add Cone.

    2. Klik kiri mouse dimana saja didalam stereonet. Kemudian akan terlihat

    kotak dialog Add cone. Kemudian masukan nilai dibawah ini.

    3. Klik OK

    Ingat bahwa sudut geser dalam diperoleh dari uji mekanika batuan atau

    didapat dengan perkiraan sudut geser dalam dengan nilai 35 derajat seperti yang

    telah dijelaskan sebelumnya. Adanya titik titik kutub yang berada di luar cone ini

    menyatakan bidang yang dapat longsor jika pergerakan memungkinkan. Zona

    berbentuk bulan sabit yang dibentuk oleh Daylight Envelope dan kerucut geser

    kutub membentuk wilayah terjadinya longsoranbidang. Adanya titik titik pole

    dalamm wilayah ini menunjukkan bidang yang bisa dan dan akan longsor. Lihat

    gambar 3.14.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 23

    Gambar 3.18

    Analisis longsoran bidang

    Sekali lagi kerucut variabilitas memberikan sebuah perkiraan statistik kemungkinan

    terjadinya longsoran. Area longsoran bidang di tunjukkan oleh daerah berbentuk

    bulan sabit yang dibentuk oleh lingkaran daylight envelope dan kerucut geser kutub.

    Hanya sebagian kecil set kekar perlapisan (bedding) yang berada dalam zona ini

    yaitu sekitar 5% yang merupakan persentase jumlah pole didalam area berbentuk

    bulan sabit, terhadap jumlah keseluruhan pole didalam kerucut variabilitas yang

    bersinggungan dengan daylight envelope. Sehingga potensi terjadi longsoran bidang

    kecil.

    3. Longsoran Baji

    Banyaknya bidang kekar dapat membentuk baji yang dapat meluncur di

    sepanjang garis perpotongan antara dua bidang. Untuk analisis longsoran baji ini,

    gunakan tampilan plot Major Planes sehingga yang terlihat pada stereonet hanya

    tampilan bidang bidang yang sebenarnya tanpa titik- titik pole (pole plot). Untuk

    analisis pada longsoran baji ini juga tidak memerlukan kerucut variabilitas seperti

    pada analisis longsoran toppling dan bidang. Serta tidak perlu menampilkan Daylight

    Envelope.

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 24

    1. Lakukanlah langkah - langkah membuat bidang lereng serta bidang

    bidang set seperti uraian sebelumnya.

    2. Tampilkan hanya plane pada stereonet dengan mengeklik ikon Major

    Planes Plot atau pilih pada menu View pilih Major Planes Plot.

    3. Pilih Menu Set kemudian pilih Edit Set, Pilih semua Set (weighted) dan

    pilih chexbox untuk Pole, ID dan Label. Kemudian klik OK.

    4. Klik Tools, kemudian pilih Add Cone. kemudian akan muncul kotak

    dialog Add Cone. isikan seperti pada gambar dibawah.

    Sudut geser dalam (35 derajat) diambil dari sisi luar stereonet bukan dari

    tengah seperti sebelumnya pada analisis longsoran bidang. Karena itu sudut yang

    dimasukan dalam kotak dialog Add Cone adalah 90 35 = 55 derajat.

    5. Klik OK, Hasil lihat gambar 3.15

    Gambar 3.19

    Analisis potensi longsoran bidang

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 25

    Area longsoran busur di tunjukkan oleh area berbentuk bulan sabit, yaitu

    area di luar lereng tetapi di selimuti oleh kerucut geser (sudut geser dalam)

    menunjukkan area longsoran. Jika ada bidang set yang berpotongan didalamnya

    maka akan mengakibatkan ketidak stabilan. Karena tidak ada perpotongan, maka

    longsoran baji tidak menjadi masalah pada lereng ini.

    3.3.3 Penentuan Arah peledakan

    Untuk Longsoran Baji, arah umum longsoran berupa struktur garis yang

    terbentuk dari perpotongan antara bidang bidang mayor dan bidang minor.

    Dengan demikian Arah peledakan menuju sudut tumpul antara bidang

    mayor dan minor tersebut atau Arah umum longsoran - 180.

    Sedangkan jika terbentuk longsoran Bidang atau pun Toppling, maka arah

    peledakan yang baik adalah menuju kearah muka lereng dimana longsoran tersebut

    terbentuk, yaitu pada arah: K+Dip direction -180

    3.4 Hasil Akhir

    Dari hasil analisis potensi longsoran pada lereng diatas yang memiliki

    kedudukan 450/ N135

    0 didapatkan hasi analisis sebagai berikut:

    Longsoran Topling

    Perkiraan resiko longsoran toppling pada lereng kurang lebih 30% yang diperoleh

    dari estimasi secara visual, yang mengindikasikan bahwa 25 30% dari populasi

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 26

    teoritis pada set kekar yang berada di daerah longsoran topling berdasarkan 95%

    variability cone, berada dalam daerah longsoran toppling

    Longsoran bidang

    Perkiraan resiko longsoran bidang pada lereng kurang lebih 5%, yaitu persentase

    jumlah pole didalam area berbentuk bulan sabit yang dibentuk oleh lingkaran

    daylight envelope dan kerucut geser kutub, terhadap jumlah keseluruhan pole

    didalam kerucut variabilitas yang bersinggungan dengan daylight envelope.

    Longsoran Baji

  • Analisis Potensi Longsoran

    Laboratorium Simulasi & Komputasi Pertambangan UPN V Yogyakarta III - 27

    Perkiraan resiko longsoran Baji pada lereng tidak ada (aman).

    Karena tidak ada cross section atau perpotongan bidang diskontinu didalam area

    longsoran baji.

    Sehingga dapat disimpulkan pada lereng tersebut memiliki potensi jenis

    longsoran Topling paling besar, sehingga jenis longsoran ini harus lebih

    diperhatikan.

    Penentuan arah peledakan

    karena potensi longsoran yang berpengaruh adalah toppling, maka arah

    peledakan yang baik adalah menuju kearah muka lereng dimana longsoran tersebut

    terbentuk, yaitu pada arah: K+Dip direction -180

    = ((360) + N135E - 180) = N315 E.