BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan...

19
43 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 1.1 HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini akan dilakukan studi kasus gugatan perdata yang terjadi dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Gresik berkaitan dengan perkara pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Perkara ini telah diputuskan dalam tingkat Pengadilan Negeri Gresik dengan nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk dan selanjutnya pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Surabaya dengan nomor 05/PDT/2018/PT. Sby. Oleh karena itu dibawah ini akan penulis paparkan tentang kedua putusan tersebut. 1. Putusan Perkara Perdata Nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk di Pengadilan Negeri Gresik. Putusan perkara perdata ini merupakan gugatan perdata yang di putuskan oleh Pengadilan Negeri Gresik yang dalam gugatan perdata ini berisi mengenai ganti kerugian pengadaan tanah. Dalam perkara ini, sebagai pihak Penggugat yaitu Enny Chasanah dan pihak Tergugat yaitu Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya- Mojokerto II 28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat II yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Surabaya-Mojokerto wilayah II pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina 28 Berdasarkan perkara nomor 61/PDT.G/2016/PN.GSK di Pengadilan Negeri Gresik

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

43

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

1.1 HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dilakukan studi kasus gugatan perdata yang

terjadi dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Gresik berkaitan dengan perkara

pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Perkara ini telah diputuskan dalam

tingkat Pengadilan Negeri Gresik dengan nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk dan

selanjutnya pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Surabaya dengan nomor

05/PDT/2018/PT. Sby. Oleh karena itu dibawah ini akan penulis paparkan tentang

kedua putusan tersebut.

1. Putusan Perkara Perdata Nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk di Pengadilan

Negeri Gresik.

Putusan perkara perdata ini merupakan gugatan perdata yang di putuskan

oleh Pengadilan Negeri Gresik yang dalam gugatan perdata ini berisi mengenai

ganti kerugian pengadaan tanah. Dalam perkara ini, sebagai pihak Penggugat

yaitu Enny Chasanah dan pihak Tergugat yaitu Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-

Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat II yaitu Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Surabaya-Mojokerto wilayah II pada

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina

28 Berdasarkan perkara nomor 61/PDT.G/2016/PN.GSK di Pengadilan Negeri Gresik

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

44

Marga, Direktorat Bina Teknik, Satuan kerja Inventarisasi dan Pengadan Lahan,

Pengadaan Tanah Jalan Tol Surabaya-Mojokerto II. Dalam hal ini penggugat

merupakan pihak yang menolak untuk melepaskan atau menyerahkan hak atas

tanahnya, bangunan serta tanaman yang ada diatasnya karena penggugat menolak

nilai atau besaran ganti kerugian pengadaan tanah pembangunan ruas jalan tol

Surabaya-Mojokerto II. Dengan tidak tercapainya kesepakatan perihal besarnya

ganti kerugian dan tidak melaluinya musyawarah antara Penggugat dan Tergugat,

maka Penggugat mengajukan gugatan kepada Para Tergugat di Pengadilan Negeri

Gresik.

Selanjutnya penulis akan menyampaikan tentang duduk perkara dari

gugatan perdata nomor 61/PDT.G/2016/PN. Gsk di Pengadilan Negeri Gresik.

Pada perkara tersebut menurut Penggugat undangan terkait tentang musyawarah

untuk menetapkan ganti kerugian pengadaan tanah telah penggugat terima pada

tanggal 25 November 2015 dan musyawarah ganti kerugian tersebut akan

dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2015 bertempat di Balai Desa Tanjungan,

Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Namun dalam pertemuan musyawarah

tersebut tidak ada musyawarah melainkan langsung disodorkan lampiran dari

berita acara kesepakatan untuk menetapkan ganti kerugian pengadaan tanah

dengan nomor: 124/PPT-SUMO II/35.25/XII/2015. Selain itu terdapat beberapa

kesalahan dari berita acara tersebut antara lain pada kolom Surat Tanda

Bukti/Alas Hak tertulis C Desa 236 sedangkan bukti alas hak adalah sertifikat hak

milik, kemudian pada kolom Nilai Pasar Bangunan tertulis kosong padahal

terdapat bangunan permanen seluas ± 100 M2.

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

45

Pada tanggal 9 Januari 2016, Tergugat kembali memberikan undangan

musyawarah ganti kerugian pengadaan tanah yang akan dilaksanakan pada

tanggal 13 Januari 2016 bertempat di kantor Kecamatan Driyorejo, Kabupaten

Gresik. Seperti yang telah terjadi pada musyawarah ganti kerugian yang pertama

pada tanggal 5 Desember 2015, tanpa danya musyawarah tentang besaran ganti

kerugian tim pengadaan tanah hanya menyodorkan berita acara kesepakatan ganti

kerugian pengadaan tanah dengan nomor: 696/SK/SIH/XI/2015 tanggal 1

Desember 2015 dan nomor: 08/SK/SIH/I2016 tanggal 8 Januari 2016. Dalam

berita acara tersebut terdapat perubahan data, namun dalam hal nilai/besaran dari

tanah tidak terjadi perubahan sedangkan hanya terjadi perubahan status tanah

sudah berubah yang semula tertulis C Desa 236 berubah menjadi HM (Hak Milik)

dan menurut Penggugat besaran dari Nilai Penggantian Wajar yang selanjutnya

disebut NPW tidak adanya kewajaran harga karena menurut Penggugat nilai dari

tanah yang bersertifikat dan tanah yang belum bersertifikat memiliki nilai/harga

yang sama.

Karena tidak adanya kesepakatan dari Penggugat selaku pihak yang berhak

dengan Para Tergugat selaku penyelenggara dari Pengadaan tanah Jalan Tol

Surabaya-Mojokerto II, maka melalui Kepala Badan Pertanahan Kabupaten

Gresik29, Pengugat menyerahkan keberatan untuk ditulis di halaman bawah berita

acara penyerahan hasil penilaian pengadaan tanah untuk kepentingan umum

pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto II namun tidak ada tanggapan dari

penyelenggara pengadaan tanah atau dalam hal ini Para Tergugat. Namun setelah

penyerahan tersebut setelah 7 bulan berlalu dan tidak adanya tanggapan dari

29 Ibid.,

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

46

keberatan yang Pengugat sampaikan tersebut. Tetapi selanjutnya Penggugat

mengirimkan surat kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gresik yang

selanjutnya disebut BPN Kabupaten Gresik pada tanggal 29 Agustus 2016 dan

diterima pada tanggal 30 Agustus 2016 dengan agenda nomor 1233. Namun

setetlah diserahkannya keberatan kembali tidak ada jawaban atau tindak lanjut

dari keberatan Penggugat dari pihak BPN Kabupaten Gresik terhadap surat

tersebut, akhirnya Penggugat mengirim kembali surat pada tanggal 1 September

2016 dan diterima oleh BPN Kabupaten Gresik pada 2 September 2016 dengan

agenda nomor 1247. Tanpa adanya tanggapan atau tindak lanjut dari surat

keberatan yang Tergugat sampaikan kepada pihak BPN Kabupaten Gresik Tetapi

tiba-tiba Penggugat justru mendapat panggilan sidang dengan agenda Penetapan

Konsinyasi dari Pengadilan Negeri Gresik pada tanggal 27 September 2016.

Dengan adanya peristiwa diatas Pengugat merasa dirugikan karena

keberatan yang ia sampaikan tidak ditanggapi oleh pihak BPN Kabupaten Gresik

namun Para Tergugat langsung menetapkan konsinyasi terhadap ganti kerugian

sehingga Pengugat selaku pihak yang berhak dalam pengadaan tanah mengajukan

gugatan di Pengadilan Negeri Gresik pada tanggal 7 Oktober 2016. Dalam

gugugatan tersebut tuntutan Penggugat intinya menyatakan bahwa Para Tergugat

yaitu Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan

menyatakan bahwa Nilai Penggantian Wajar yang selanjutnya disebut NPW yang

telah ditetapkan oleh tim pengadaan tanah adalah salah, serta menginginkan harga

yang layak terhadap tanah tersebut yaitu sesuai dengan harga pasar tanah sebesar

Rp. 3.500.000 permeter.

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

47

Di lain sisi para Tergugat menanggapi bahwa terkait tentang besaran ganti

kerugian pengadaan tanah, menurut Para Tergugat berdasarkan Pasal 63 Perpres

No. 99 Tahun 2014 joncto Perpres No. 71 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa

penetapan nilai ganti kerugian dilakukan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah

berdasarkan hasil Jasa Penilai atau Penilai Publik. Sehingga menurut para

Tergugat yang berhak untuk menentukan besaran atau nilai ganti kerugian

pengadaan tanah adalah Jasa Penilai atau Penilai Publik dan nilai ganti kerugian

berdasarkan hasil penilaian dari Penilai menjadi dasar musyawarah penetapan

ganti kerugian Para Tergugat berpendapat bahwa konsinyasi yang ia lakukan

adalah perbuatan yang sesuai dengan Pasal 39 dan Pasal 42 UU No. 2 Tahun 2012

yang menyatakan apabila pihak yang berhak menolak bentuk dan/atau besarnya

ganti kerugian, tetapi tidak mengajukan keberatan maka ganti kerugian dititipkan

di Pengadilan Negeri setempat. Dari eksepsi yang Para Tergugat sampaikan, Para

Tergugat menyatakan bahwa telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

Terhadap gugatan tersebut Para Majelis Hakim memutuskan sebagai

berikut:

Dalam pokok perkara:

• Menyatakan Para Tergugat yaitu Tergugat I dan Tergugat

II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;

• Menyatakan Nilai Penggantian Wajar yang ditetapkan

oleh tim pengadaan tanah adalah salah;

• Menghukum Para Tergugat untuk membayar nilai ganti

rugi pengadaan tanah kepada Penggugat sebesar Rp.

1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) Per Meter

Persegi;

• …

Dari putusan tersebut pertimbangan dari Majelis Hakim yaitu bahwa

adanya perbuatan melawan hukum dari Para Tergugat karena walaupun secara

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

48

formal prosedural tahap dari pengadaan tanah telah dilakukan oleh Para Tergugat

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun menurut Majelis Hakim secara

materiel Para Tergugat melakukan tahapan pengadaan tanah tersebut tanpa

mempertimbangkan maksud dan isi dari setiap tahapan tersebut dalam hal

memberikan ganti kerugian terhadap pihak yang berhak. Berdasarkan fakta

persidangan Majelis Hakim berpendapat bahwa tidak pernah ditemukan bentuk

dari musyawarah sebagaimana diamanatkan undang-undang namun hanyalah

penjelasan atas nilai atau besaran ganti kerugian yang ditetapkan oleh Tim Penilai

untuk kemudian pihak yang berhak diminta untuk menandatangani dalam suatu

berita acara setuju atau tidak setuju. Dari bukti yang ada dalam persidangan

Majelis Hakim menyimpulkan bahwa tidak pernah dilakukan musyawarah yang

sesungguhnya untuk menemukan kata mufakat mengenai bentuk dan besaran

ganti kerugian akan tetapi Para Tergugat hanya melakukan sosialisasi sekaligus

meminta persetujuan dari pihak yang berhak untuk pembangunan jalan tol dalam

hal ini tentang bentuk dan besaran nilai ganti kerugian yang telah ditetapkan

terlebih dahulu oleh Tim Penilai.

Selanjutnya memang benar bahwa Para Tergugat telah menyampaikan

undangan kepada Penggugat sebanyak 2 (dua) kali dengan tujuan untuk

musyawarah penetapan ganti kerugian yaitu pada tanggal 5 Desember 2015 di

Balai Desa Sumput dan tanggal 13 Januari 2016 di Kantor Kecamatan Driyorejo

namun demikian dalam fakta hukum jika musyawarah tidak tercapai kata mufakat,

artinya belum ada kesepakatan nilai ganti kerugian. Melihat dari penetapan harga

tanah dari penggugat tidak didasarkan kepada hasil musyawarah, sehingga secara

otomatis surat keputusan penetapan ganti kerugian yang dicantumkan dalam berita

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

49

acara kesepakatan menurut Majelis Hakim tidak sesuai dengan prosedur karena

tidak memenuhi Pasal 37 ayat 2 UU No. 2 Tahun 2012 dan Pasal 72 ayat 1, ayat

2, ayat 3 Perpres No. 71 Tahun 2012. Dengan demikian maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa semua surat-surat yang dibuat oleh Para Tergugat atau dalam

hal ini berita acara penetapan ganti kerugian tidak relevan dan tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat karena bersumber dari produk hukum yang dikeluarkan

tidak sesuai dengan prosedur.

2. Putusan Perkara Perdata Nomor 05/PDT/2018/PT Sby di Pengadilan

Tinggi Surabaya.

Putusan merupakan putusan pada tingkat banding yang berkaitan dengan

putusan sebelumnya pada tingkat Pengadilan Negeri. Putusan ini di ajukan oleh

Tergugat I sebagai Pembanding II dan Tergugat II sebagai Pembanding II dan

Penggugat sebagai Terbanding. Seperti yang telah disampaikan pada sub bab 3.1

sebelumnya mengenai putusan dari Pengadilan Negeri menyatakan bahwa Para

Tergugat telah melakukan perbuatan hukum dan menyatakan bahwa NPW yang

telah ditetapkan oleh tim pengadaan tanah adalah salah. Dengan adanya putusan

tersebut maka Pembanding I melakukan upaya banding terhadap putusan tersebut.

Dalam memori bandingnya Pembanding I berpendapat bahwa penetapan besarnya

ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian dari Tim Penilai, bukan penilaian dari

hasil musyawarah atau tawar menawar antara pemilik tanah/Pihak yang Berhak

dengan pelaksana pengadaan tanah. Selanjutnya berdasarkan Pasal 68 Perpres No.

71 Tahun 2012 musyawarah yang dilakukan secara langsung untuk menetapkan

ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian dari Penilai bukan musyawarah untuk

menetukan nilai/besarnya ganti kerugian. Menyambung dari penyataan

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

50

sebelumnya penggugat menyatakan bahwa penilaian ganti kerugian berdasarkan

hasil penilaian dari penilai bukan didasarkan pada hasil musyawarah antara pihak

yang berhak karena yang dimusyawarahkan adalah untuk menetapkan bentuk ganti

kerugian.

Sementara itu Pembanding II berpendapat bahwa dirinya selaku Pejabat

Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK hanyalah sebagai juru bayar

saja terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Tim Penilai sehingga ia berpendapat

bahwa musyawarah ganti kerugian pengadaan tanah tidak terdapat peristiwa tawar

menawar harga hal ini dapat dipahami karena dalam kedudukannya sebagai PPK,

Pembanding II hanya memberikan ganti kerugian terhadap apa yang telah

ditetapkan oleh Tim Penilai. Selanjutnya menurut Pembanding II berdasarkan

sosialisasi Peraturan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan

Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2016 menyatakan bahwa apabila musyawarah

harus ada peristiwa tawar menawar dan adanya kesepakatan dengan warga maka

ada potensi seluruh pembangunan jalan Tol di seluruh wilayah Indonesia ini akan

terhambat pembangunannya. Pembanding II berpendapat bahwa dengan

berlakunya UU No. 2 Tahun 2012 dan Perpres No, 71 Tahun 2012 maka BPN

selaku Tim Pengadaan Tanah hanyalah menyampaikan besaran ganti rugi didalam

musyawarah. Dari pernyataan yang Pembanding II samapaikan maka dapat

disimpulkan bahwa Pembanding II menganggap musyawarah ganti kerugian

pengadaan tanah hanya penyampaian besarnya ganti kerugian tanpa adanya tawar

menawar terkait dengan besaran ganti kerugian.

Dalam putusannya di tingkat banding ini Majelis Hakim memutuskan

antara lain:

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

51

• Menerima permohonan banding dari Tergugat I dan Tergugat

II/Pembanding juga Terbanding;

• Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Gresik tanggal 11 April

2017 Nomor 61/Pdt.G/2016/PN Gsk;

• …

Majelis Hakim dalam Pertimbangannya menyatakan bahwa pada intinya

secara formal prosedur bentuk dan besaran ganti kerugian, telah dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, sehingga Majelis Hakim Tingkat Banding tidak

menemukan adanya pelanggaran prosedur dan tidak terdapat adanya perbuatan

melawan hukum. Dengan demikian maka ada alasan untuk tidak sependapat

dengan Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dari Pengadilan Negeri Gresik

karena salah dalam pertimbangan hukumnya dan menyatakan menerima

permohonan banding dari Para Tergugat selaku pembanding dan Terbanding sera

menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

Selanjutnya agar lebih jelas akan disajikan dalam bentuk tabel terhadap

dua perkara tersebut, sebagai berikut:

Pengadilan Perkara Tingkat Pertama di

Pengadilan Negeri Gresik

Perkara Tingkat Banding di

Pengadilan Tinggi Surabaya

Para Pihak Pengugat/Terbanding: Enny Chasanah selaku Pihak Yang Berhak

Tergugat I/ Pembanding I: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-

Mojokerto II30

Tergugat II/ Pembanding II: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Jalan Tol Surabaya-Mojokerto wilayah II pada Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina

Marga, Direktorat Bina Teknik, Satuan kerja Inventarisasi dan

30 Ibid.,

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

52

Pengadan Lahan, Pengadaan Tanazh Jalan Tol Surabaya-Mojokerto

II

Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum karena

melaksanakan musyawarah tidak dilakukan dengan tawar menawar

tentang nilai ganti kerugian, menyatakan nilai ganti kerugian yang

ditetapkan oleh para tergugat adalah salah.

Dalil

Tergugat

I/Pembanding

I

Berdasarkan Pasal 63 Perpres No. 99 Tahun 2014 joncto Perpres No.

71 Tahun 2012 yang berhak untuk menentukan ganti kerugian

adalah Tim Pengadaan Tanah bukan dari Hasil Musyawarah

Penetapan Ganti Kerugian.

Dalil

Tergugat II

Berdasarkan Pasal 63 Perpres

No. 99 Tahun 2014 joncto

Perpres No. 71 Tahun 2012

yang berhak untuk

menentukan ganti kerugian

adalah Tim Pengadaan Tanah

bukan dari Hasil Musyawarah

Penetapan Ganti Kerugian.

Dalam Musyawarah penetapan

ganti kerugian pengadaan tanah

tidak terdapat proses tawar

menawar terkait harga karena

apabila dilakukan akan memakan

waktu yang lama sehingga

berakibat terhambatnya proses

pembangunan jalan tol di

Indonesia

Putusan Menyatakan Para Tergugat

telah melakukan Perbuatan

Melawan Hukum dan

menyatakan berita acara

kesepakatan ganti kerugian

tidak bersifat mengikat.

Menerima Permohonan Banding

dan membatalkan Putusan

Pengadilan Negeri Gresik

Pertimbangan

Majelis

Hakim

Dalam perkara ini belum terjadi

musyawarah penetapan ganti

kerugian. Hal ini karna secara

formil memang Para Tergugat

telah melaksanakan

musyawarah tetapi tidak

memperhatikan setiap maksud

dan tujuan dari tahapan tersebut

sehingga musyawarah hanya

sekedar sosialisasi tentang nilai

ganti kerugian.

Para Tergugat secara formal

prosedur bentuk dan besaran ganti

kerugian, telah dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku,

sehingga Majelis Hakim Tingkat

Banding tidak menemukan adanya

pelanggaran prosedur dan tidak

terdapat adanya perbuatan

melawan hukum.

Dari kedua putusan di atas maka dapat di lihat bahwa terdapat

perbedaan prinsip tentang musyawarah penetapan ganti kerugian pengadaan

tanah. Hal ini karena Para Tergugat selaku Pantia Pengadaan Tanah berpendapat

bahwa penetapan nilai ganti kerugian tidak dilakukan pada tahap musyawarah

penetapan ganti kerugian tetapi dilakukan oleh tim penilai yang ditetapkan oleh

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

53

Ketua Pengadaan Tanah sementara itu Majelis Hakim tingkat pertama

berpendapat bahwa penetapan ganti kerugian dilakukan pada saat musyawarah

penetapan ganti kerugian dan selain itu Majelis Hakim tingkat pertama

menyatakan bahwa dalam musyawarah harus ada peristiwa tawar menawar

tentang nilai ganti kerugian sehingga musyawarah penetapan ganti kerugian tidak

hanya sebatas legitimasi semata.

Sementara itu Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa panitia

pengadaan tanah atau Para Tergugat telah melakukan musyawarah pengadaan

tanah sesuasi dengan prosedur dengan peraturan pengadaan tanah yang ada. Dari

uraian maka terjadi perbendaan tentang konsep musyawarah penetapan ganti

kerugian berkaitan dengan pengertian dan fungsi dari musyawarah penetapan

ganti kerugian.

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

54

1.2 Analisis

Dari kedua putusan tersebut dapat dilihat pada Putusan tingkat pertama

dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim menyatakan bahwa dalam pekara

tersebut belum terjadinya musyawarah penetepan ganti kerugian. Hal ini karena

dalam perkara tersebut tidak terdapat proses tawar-menawar besaran ganti

kerugian sehingga berita acara kesepakatan atau kesepakatan ganti kerugian tidak

didasarkan pada musyawarah penetapan ganti kerugian yang mengakibatkan

berita acara kesepakatan tersebut tidak bersifat mengikat. Sementara pada Putusan

tingkat Banding dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim berpendapat

dalam perkara tersebut para Tergugat atau Tim pelaksana pengadaan tanah telah

melakukan musyawarah sesuai dengan prosedur menurut peraturan perundang-

undangan. Dari kedua putusan tersebut muncul sebuah masalah hukum tentang

prinsip dari musyawarah penetapan ganti kerugian pengadaan tanah.

Berdasarkan kedua putusan tersebut baik Putusan tingkat pertama dan

Putusan tingkat banding yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka dari

kedua putusan tersebut penulis sependapat dengan Putusan tingkat pertama di

Pengadilan Negeri Gresik karena sesuai dengan prinsip musyawarah penetapan

ganti kerugian dan tidak sependapat terhadap putusan tingkat banding di

Pengadilan Tinggi Surabaya karena tidak sesuai dengan prinsip musyawarah

penetapan ganti kerugian. Pendapat penulis ini di dasarkan pada prinsip-prinsip

dan tujuan dari musyawarah penetapan ganti kerugian menurut UU No. 2 Tahun

2012. Menurut penulis dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim tingkat

Pertama melihat atau mempertimbangkan prinsip dan tujuan dari musyawarah

penetapan ganti kerugian sedangkan pertimbangan hukumnya Majelis Hakim

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

55

tingkat banding tidak melihat dari prinsip dan tujuan musyawarah penetapan ganti

kerugian.

Hal di atas dapat dilihat atau disimpulkan dari prinsip dan tujuan

musyawarah menurut UU No. 2 Tahun 2012. Menurut penulis apabila dilihat

secara keseluruhan dari UU No. 2 Tahun 2012 dan Pepres No. 71 Tahun 2012

tentang prinsip dari musyawarah penetapan ganti kerugian maka terdapat tiga

prinsip yang harus di penuhi dalam musyawarah penetapan ganti kerugian

pengadaan tanah.

Pertama, yaitu adanya hasil penilaian dari tim penilai yang didasarkan

Nilai Penggantian Wajar yang selanjutnya disebut NPW. Hasil penilaian ini

digunakan sebagai dasar untuk dibahas dalam musyawarah penetapan ganti

kerugian sehingga hasil penilaian ini digunakan sebagai patokan atau dasar dalam

musyawarah penetapan ganti kerugian. Hal tersebut telah diatur dalam Pasal 31

sampai Pasal 36 UU No. 2 Tahun 2012 dan Pasal 63 sampai Pasal 67 Pepres No.

71 Tahun 2012. Hasil penilaian dari Tim Penilai ini tidak bersifat final dan bisa

berubah karena ini hanya berfungsi sebagai nilai dasar atau patokan dalam

menetapkan nilai atau besaran ganti kerugian.

Kedua, adalah peristiwa tawar menawar atau berunding tentang nilai atau

besaran ganti kerugian antara panitia pelaksana pengadaan tanah dengan pihak

yang berhak. Proses tawar menawar ini berdasarkan pada nilai yang sebelumnya

telah di tetapkan oleh Tim Penilai yang digunakan sebagai dasar atau patokan

dalam menentukan nilai ganti kerugian. Prinsip ini menjadi penting karena

disinilah esensi dari musyawarah penetapan ganti kerugian terjadi. Secara

pengertian umum musyawarah adalah adanya perundingan tentang suatu

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

56

permasalahan untuk mencapai kesepakatan, hal ini sesuai dengan pendapat

Koentjoro Poerbopranoto musyawarah adalah suatu sistem tertentu melalui

berunding dan berunding hingga memperoleh kata sepakat.31 Musyawarah

penetapan ganti kerugian diatur dalam Pasal 37 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2012

dan Pasal 68 sampai Pasal 71 Perpres No. 71 Tahun 2012.

Ketiga, yaitu adanya kesepakatan, dalam musyawarah penetapan ganti

kerugian hasil dari proses tawar menawar atau perundingan tersebut yang

nantinya menjadi hasil final dari besaran atau nilai ganti kerugian yang telah

disepakati oleh Panitia Penyelenggara Pengadaan Tanah dan Pihak yang berhak.

Dalam kesepakatan tersebut harus didasarkan dengan tidak adanya unsur paksaan

serta adanya prinsip kesetaraan antara pihak yang berhak dan tim pelaksana

pengadaan tanah. Hasil kesepakatan tersebut di tuangkan dalam berita acara

kesepakatan sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat (2) UU No. 2 Tahun 2012

dan Pasal 72 Pepres No. 71 Tahun 2012.

Selain prinsip-prinsip dari musyawarah penetapan ganti kerugian,

Menurut UU No. 2 Tahun 2012 tujuan dari musyawarah pengadaan tanah adalah

untuk memperoleh kesepakatan tentang besaran atau nilai ganti kerugian

pengadaan tanah. Sehingga tujuan dari sebenarnya dari musyawarah adalah

adanya kesepakatan atau dapat disebut asas kesepakatan yang menjadi asas dalam

pelaksanaan pengadaan tanah. Dalam Penjelasan Pasal 1 huruf f UU No. 2 Tahun

2012 yang dimaksud dengan “asas kesepakatan” adalah bahwa proses Pengadaan

Tanah dilakukan dengan musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk

mendapatkan kesepakatan bersama. Selain itu menurut Gunanegara esensi

31 Koentjoro Poerbopranoto, Loc. Cit.

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

57

musyawarah adalah kesepakatan secara bulat antara pemilik tanah dengan negara

mengenai mengenai nilai ganti rugi.32 Melihat dari perkara tersebut maka dapat

dilihat bahwa kesepakatan yang terjadi hanya kesepakatan legitimasi saja yaitu

berupa penandatanganan berita acara kesepaktan namun latar belakang dari

penandatangan berita acara kesepakatan tersebut tidak didasari dari proses

perundingan atau tawar-menawar. Sehingga kesepakatan tentang ganti kerugian

ini seharusnya lahir dari proses perundingan atau tawar menawar antara Tim

pelaksana pengadaan tanah dengan pihak yang berhak tetapi dalan perkara ini

kesepakatan diperoleh dari penetapan ganti kerugian yang telah ditetapkan oleh

tim penilai saja. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara musyawarah

penetapan ganti kerugian dan kesepaktan memiliki keterkaitan sehingga apabila

musyawarah penetapan ganti kerugian tidak dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsipnya maka secara otomatis asas kesepakatan yang merupakan tujuan dari

musyawarah tidak terjadi dalam perkara ini.

Musyawarah penetapan ganti kerugian merupakan kegiatan untuk

menetapkan besaran atau nilai ganti kerugian yang dilakukan oleh Tim pelaksana

pengadaan tanah dengan pihak yang berhak untuk menghasilkan kesepakatan

bersama. Kesepakatan dalam kegiatan musyawarah penetapan ganti kerugian

diperoleh dari proses tawar-menawar atau perundingan tentang nilai ganti

kerugian yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Tim Penilai. Hasil kesepakatan

antara Tim pelaksana pengadaan tanah dengan pihak yang berhak dinyatakan

dalam berita acara kesepakatan, sehingga berita acara kesepakatan ini merupakan

suatu ketetapan yang dibuat antara Tim pelaksana pengadaan tanah dengan pihak

32 Gunanegara, Loc. Cit.

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

58

yang berhak. Oleh karena itu dalam ketetapan tersebut harus dibuat sesuai dengan

UU No. 2 Tahun 2012, tentang unsur formil maupun unsur materiil yang

didasarkan pada hasil musyawarah penetapan ganti kerugian, hal ini karena

ketetapan tersebut akan menimbulkan akibat hukum. Dalam perkara ini berita

acara kesepaktan yang dibuat oleh Para Tergugat atau Tim pelaksana pengadaan

tanah tidak didasarkan pada hasil tawar-menawar atau perundingan nilai ganti

kerugian sehingga ketetapan tersebut tidak terpenuhi secara materiil. Menurut Van

der Wel, terdapat enam akibat dari ketetapan yang mengalami kekurangan,

yakni:33

1. batal karena hukum;

2. kekurangan itu menjadi sebab atau menimbulkan kewajiban

untuk membatalkan ketetapan itu untuk sebagiannya atau

seluruhnya;

3. kekurangan itu menyebabkan bahwa alat pemerintah yang

lebih tinggi dan yang berkompeten untuk menyetujui atau

meneguhkannya, tidak sanggup memberi persetujuan atau

peneguhan itu;

4. kekurangan itu tidak mempengaruhi berlakunya ketetapan;

5. karena kekurangan itu, ketetapan yang bersangkutan

dikonversi ke dalam ketetapan lain;

6. hakim sipil mengganggap ketetapan yang bersangkutan tidak

mengikat

Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan maka berita acara

kesepakatan atau ketetapan yang dibuat oleh Tim pelaksana pengadaan batal demi

hukum yang mengakibatkan tidak bersifat mengikat. Hal ini karena tidak

terpenuhinya prinsip musyawarah penetapan ganti kerugian sehingga

mengakibatkan tidak sahnya ketetapan yang dihasilkan dari musyawarah

penetapan ganti kerugian ketetapan tersebut tidak didasari dengan hal yang benar

yaitu dengan cara tawar-menawar atau perundingan tetang besaran ganti kerugian.

33 Ridwan HR, Loc.Cit.

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

59

Majelis Hakim tingkat pertama pun menyatakan demikian bahwa besarnya nilai

ganti kerugian yang telah ditetapkan oleh Tim pelaksana pengadaan tanah dalam

berita acara kesepakatan tidak bersifat mengikat. Mengacu dari pendapat Van der

Wel tersebut berkaitan dengan putusan Majelis Hakim tingkat banding maka

penulis berpendapat bahwa putusan tingkat banding tersebut tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat karena dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim

tingkat banding tidak melihat secara keseluruhan tentang prinsip musyawarah

penetapan ganti kerugian tetapi hanya melihat berdasarkan aspek formilnya tanpa

melihat aspek materiil dari musyawarah penetapan ganti kerugian. Putusan

Majelis Hakim tingkat banding tidak didasarkan oleh hal yang benar karena dalam

pertimbangan hukumnya menganggap musyawarah penetapan ganti kerugian

sebagai formalitas saja tanpa melihat prinsip dan tujuan dari musyawarah

penetapan ganti kerugian.

Melihat dari kedua putusan tersebut, baik itu di tingkat pertama di

Pengadilan Negeri Gresik dan tingkat banding di Pengadilan Tinggi Surabaya,

maka pertimbangan hukum putusan di tingkat pertama menurut penulis telah

sesuai dengan prinsip musyawarah menurut UU No. 2 Tahun 2012. Hal ini karena

dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim tingkat pertama melihat tentang

prinsip dan tujuan dari musyawarah penetapan ganti kerugian belum terpenuhi.

Hal ini karena Para Tergugat tidak melaksanakan prinsip kedua yaitu adanya

tawar menawar atau perundingan tentang nilai yang telah ditetapkan oleh tim

penilai sehingga mengakibatkan hasil kesepakatan tidak didasari kegiatan tawar-

menawar atau perundingan tentang nilai ganti kerugian yang mengakibatkan

berita acara kesepakatan tidak mempunyai kekuatan mengikat. Menurut penulis

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

60

Majelis Hakim tingkat pertama menyatakan hal benar yaitu bahwa dalam perkara

ini tidak terjadi proses musyawarah penetapan ganti kerugian tetapi hanyalah

legitimasi formalitas semata yang mengakibatkan tidak sahnya kesepakatan ganti

kerugian tersebut.

Pada pertimbangan hukum putusan tingkat banding, penulis tidak

sependapat dengan Majels Hakim tingkat banding karena dalam pertimbangan

hukumnya Majelis Hakim tidak menjelaskan secara lebih jauh tentang

musyawarah penetapan ganti kerugian yang dilakukan oleh Para Tergugat telah

sesuai secara formil tetapi hanya menyatakan bahwa dalam perkara tersebut telah

terjadi musyawarah penetapan ganti kerugian. Secara formil memang musyawarah

telah dilakukan karena ada undangan musyawarah penetapan ganti kerugian, nilai

ganti kerugian dari tim penilai, dan berita acara kesepakatan namun tidak

melaksanakan prinsip dan tujuan dari musyawarah penetapan ganti kerugian yaitu

tidak adanya proses tawar menawar atau perundingan tentang nilai ganti kerugian

untuk mencapai kesepakatan. Karena apabila Majelis Hakim berpendapat bahwa

musayawarah tidak harus ada peristiwa tawar menawar atau perundingan maka

hasil penilaian Penilai yang menyangkut besarnya ganti kerugian telah bersifat

final, hanya ada pilihan setuju atau tidak setuju, sehingga tidak ada proses saling

mendengar, saling memberi dan saling menerima pendapat atas dasar

kesukarelaan dan kesetaraan.

Sehingga apabila Majelis Hakim tingkat banding berpikir demikian maka

menurut sesuai dengan pendapat Djoni Sumardi Gozali proses musyawarah

penetapan ganti kerugian direduksi menjadi proses setuju atau tidak setuju dan

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS€¦ · Kabupaten Gresik sebagai Tim Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan tol Surabaya-Mojokerto II28 yang selanjutnya disebut Tergugat I, serta Tergugat

61

hasil kesepakatan ditentukan dengan menghitung jumlah terbanyak (mayoritas)34.

Penulis sependapat dengan pernyataan ini karena Majelis Hakim tingkat banding

dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa musyawarah yang dilakukan

oleh Para Tergugat secara formal prosedur telah sesuai tetapi Majelis Hakim

tingkat banding tidak melihat fungsi dan tujuan atau secara meteriilnya dari

musyawarah penetapan ganti kerugian. Seturut dengan itu penulis juga mengutip

pendapat Eman Ramelan menyatakan bahwa apabila hasil penilain dari Penilai

mengenai besarnya ganti kerugian bersifat final, maka proses musyawarah

sekedar proses legitimasi semata atas hasil penilaian dari penilai tanpa

mempertimbangkan pendapat dan kepentingan dari pemegang hak atas tanah.35

Oleh karena itu menurut penulis pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat

banding tidak melihat prinsip dan tujuan dari musyawarah penetapan ganti

kerugian menurut UU No. 2 Tahun 2012. Sehingga menurut penulis dalam

pertimbangan hukumnya Majelis Hakim tingkat banding tidak sesuai dengan

prinsip musyawarah penetapan ganti kerugian menurut UU No. 2 Tahun 2012.

34 Djoni Sumardi Gozali, Op. Cit. Hlm. 160 35 Eman Ramelan, Loc. Cit.