BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS -...

19
41 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi dua hal sebagaimana judul bab ini. Pertama akan dikemukakan hasil penelitian dan yang kedua adalah analisis. Bagian pertama dari bab ini akan menggambarkan hasil penelitian dari Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 599K/Pid.Sus/2011 junto Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 47PK/Pid.Sus/2012, dimana di dalam putusan ini akan membahas mengenai kasus pembelian condensate yang dilakukan oleh PT. SPI kepada Grains and Industrial Product sepanjang yang berkenaan dengan pembayaran secara kredit dalam perdagangan internasional yang menjadi objek dari analisis skripsi ini. Selanjutnya, di bagian kedua akan dikemukakan analisis terhadap hasil penelitian. Adapun tujuan dari pemaparan ini adalah dalam rangka tindak lanjut, usaha untuk menjawab perumusan permasalahan sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab I.

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS -...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

41

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi dua hal sebagaimana judul bab ini. Pertama akan

dikemukakan hasil penelitian dan yang kedua adalah analisis. Bagian pertama dari

bab ini akan menggambarkan hasil penelitian dari Putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia No. 599K/Pid.Sus/2011 junto Putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia No. 47PK/Pid.Sus/2012, dimana di dalam putusan ini akan

membahas mengenai kasus pembelian condensate yang dilakukan oleh PT. SPI

kepada Grains and Industrial Product sepanjang yang berkenaan dengan

pembayaran secara kredit dalam perdagangan internasional yang menjadi objek

dari analisis skripsi ini.

Selanjutnya, di bagian kedua akan dikemukakan analisis terhadap hasil

penelitian. Adapun tujuan dari pemaparan ini adalah dalam rangka tindak lanjut,

usaha untuk menjawab perumusan permasalahan sebagaimana telah dikemukakan

dalam Bab I.

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

42

1.1 Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian dari skripsi ini jika digambarkan sebagai berikut :

Sengketa yang bermula dari adanya pengajuan, Surat Permohonan Fasilitas Usance

L/C yang diajukan oleh PT. Selalang Prima Internasional kepada Bank Century

pada tanggal 29 Oktober 2007. Fasilitas Usance L/C ini digunakan untuk

keperluan pembelian condensate dari Grains and Industrial Product seharga USD

22,500,000.00. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa condensate ini

merupakan produk minyak bumi yang biasa dipergunakan untuk bahan baku

plastik dan bahan baku lainnya. Dan dalam pembukaan fasilitas usance L/C ini

ditentukan margin sebesar 20%, yang berarti hanya senilai USD 4,500,000.00

(yang ditanda tangani oleh Franky Ongkowardojo selaku Direktur dari PT. SPI).

Kemudian di tanggal yang sama Surat Permohonan Fasilitas Usance L/C

ini dikeluarkan atas informasi dan instruksi yang diberikan Robert Tantular (selaku

Direktur Utama yang merangkap sebagai Direktur Kredit Bank Century) kepada

Linda Wangsa (yang merupakan pimpinan kantor pusat operasi Bank Century

Cabang Senayan). Instruksi tersebut berupa perintah pembukaan Surat

Permohonan Fasilitas Usance L/C, yang mana sebelum melaksanakan instruksi

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

43

tersebut Linda Wangsa menanyakan kepada Robert Tantular mengenai perlunya

analisis data-data dari calon importir (dalam hal ini adalah PT.SPI) terlebih dahulu,

namun Robert Tantular tetap memerintahkan untuk tetap segera diproses.

Apa yang diinstruksikan oleh Robert Tantular tidak langsung

ditindaklanjuti oleh Linda Wangsa, akan tetapi Linda Wangsa menghubungi dan

menginformasikan terlebih dahulu kepada Hermanusa Hasan (yang juga

merupakan Direktur Utama merangkap sebagai Direktur Kredit Bank Century)

mengenai instruksi yang diberikan oleh Robert Tantular. Linda Wangsa

menjelaskan bahwa instruksi ini memiliki kekurangan dan kelemahan-kelemahan,

yaitu berupa tidak adanya data-data apapun dari calon importir, margin deposito

hanya 20% dari fasilitas L/C yang dimohonkan sehingga tidak mengcover seluruh

jumlah fasilitas kredit yang diajukan oleh calon importir, dan cabang tidak pernah

mengenal calon debiturnya. Namun oleh Hermanusa Hasan tetap diinstruksikan

agar tetap dijalankan, dengan terlebih dahulu membuat Formulir Persetujuan

Kredit (FPK) sedangkan untuk Memorandum Analisa Kredit (MAK) dan data-data

lainnya menyusul.

Kemudian di hari yang sama Linda Wangsa meminta kepada Hofi (selaku

Kabag Acount Oficer) untuk membuat formulir persetujuan kredit (FPK), dengan

nomor FPK 146/B-LC/SPI/KPOIX107 tanggal 29 Oktober 2007 (formulir tersebut

dikeluarkan tanpa ada kelengkapan dokumen administrasi dan survey terlebih

dahulu dan tanpa adanya memorandum analisa kredit). Dalam catatan/buku

ekspedisi pengantar dokumen milik Kantor Pusat Operasional Senayan

menunjukkan, bahwa dokumen memori analisa kredit baru disampaikan setelah

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

44

fasilitas L/C dicairkan (dokumen memori analisa kredit dibuat belakangan (back

date)).

Tanggal 19 November 2007 Surat Penegasan Kredit (SPK) no.271/PNG-

KRIB/KPOIXI 107 dibuat. Surat penegasan kredit ini berisi persetujuan bank

untuk memberikan fasilitas L/C sebesar USD22,500,000.00 kepada debitur

(PT.SPI). Berdasarkan Formulir Persetujuan Kredit (FPK) No. FPK:146/8

LC/SPIIKPOIX107 tanggal 27 Oktober 2007 dan Surat Persetujuan Pemberian

Fasilitas Kredit tgl 19 November 2007 menyatakan bahwa salah satu syarat

pemberian L/C mewajibkan PT.SPI (PT. Selalang Prima Internasional)

memberikan jaminan deposito sebesar USD 4,500,000.00 yang harus diblokir,

diikat secara gadai dan adanya kuasa pencairan.

Pada tanggal 22 November 2007, dilaksanakan penandatanganan Akta

Perjanjian Pemberian Fasilitas Usance L/C No.146, yang dibuat dihadapan saksi

Buntario Tigris ,SH ,SE ,MH Notaris di Jakarta, yang merupakan perjanjian antara

PT. Selalang Prima Internasional dengan Bank Century atas penyediaan fasilitas

usance L/C sebesar USD 22,500,000.00. Dan ditanggal yang sama dilakukan pula

penyerahan gadai atas deposito berjangka sebesar USD 4,500,000.00 juta No

VB.022598. Penyerahan gadai ini merupakan setoran jaminan sebesar 20% dari

total plafon usance L/C sebesar USD 22,500,000.00, yang ditandatangani oleh

terdakwa I Franky Ongkowardojo selaku Direktur Utama PT. Selalang Prima

Internasional dan terdakwa II Muhammad Misbkhun selaku Komisaris PT.

Selalang Prima Intenasional, dan dari pihak Bank Century ditandatangani oleh

Arga Tirta Kirana selaku Kepala Divisi Legal Coorporate Bank Century dan Linda

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

45

Wangsa selaku Pimpinan Kantor Pusat Operasi. Yang diikuti dengan penyerahan

Surat Kuasa dari PT. SPI (PT. Selalang Prima Internasional) kepada Bank Century

untuk memperpanjang jangka waktu bilyet deposito No.VB.022598 sebesar USD

4,500,000.00. Surat kuasa ini dibuat guna menagih, mengambil, dan menerima

pembayaran bunga dari uang pokok yang tertera pada deposito berjangka tersebut

pada waktunya, dan meminta pembayaran uang pokok dari deposito berjangka

tersebut sebelum jatuh tempo, yang ditandatangani oleh Franky Ongkowadojo

(terdakwa I) dan Muhammad Misbakum (terdakwa II).

Pada tanggal 23 November 2007, Direktur PT.SPI (buyer) menandatangani

kontrak perdagangan (sales contract) dengan Grains and Industrial Product (seller)

No. GRIP S07-4955-1807, dan pada saat penandatanganan kontrak perdagangan

tersebut para pihak (PT.SPI dan Grains and Industrial Product) memang tidak

saling bertemu. Namun, berdasarkan dokumen Bill of Lading tanggal 25 oktober

2007 tidak terdapat identitas PT.SPI yang ada justru PT.Trans and Pasific

Petrochemical Indotama (notify party), sehingga tidak terkait dengan L/C yang

dibuka oleh PT.SPI.

Sekalipun permohonan fasilitas usance L/C ini mengalami kejanggalan

namun, pada tanggal 27 November 2007 tetap dilakukan pembukaan depsito No.

VB.022598 sebesar USD 4,500,000.00, yang ditadatangani oleh pejabat Bank

Century. Pembukaan deposito dilakukan setelah adanya pendebetan dana dari

rekening PT.SPI di Bank Century. Setelah deposito tersebut dilakukan, selanjutnya

oleh petugas bagian deposito diserahkan kepada Bagian Kredit cabang KPO untuk

kelengkapan persyaratan jaminan PT SPI, dan filenya disatukan dengan surat

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

46

Gadai dan Surat kuasa untuk mencairkan Deposito. Memo dari bagian kredit

cabang KPO kepada bagian Deposito No LCSNY/KPOI SPI IXI I 07 tanggal 27

November 2007, yang menyatakan deposito No VB.022598 diblokir karena

menjadi jaminan UC yang di tanda tangani oleh Pimpinan KPO Linda Wangsa dan

Kabag Exim Nofi. Pada tanggal 29 November 2007, sesuai dengan Surat akseptasi

yang di lakukan oleh Bank Century kepada National Commercial Bank, Jeddah

maka pihak beneficiary yaitu Grains and Industrial Products, Singapore dapat

melakukan diskonto wesel untuk mendapatkan pembayaran dari negotiating bank.

Dengan adanya surat tersebut maka pihak penjual dapat melakukan penarikan dana

sebanyak USD 22,500,000.00 .

Dengan melihat kasus tersebut maka pertimbangan berupa bukti/pencairan

gadai deposito nomor: VB.022598 atas nama PT. SPI sebesar US$ 4,5 juta tanggal

19 November 2008 yang dilakukan oleh Bank Century menunjukkan, bahwa gadai

deposito yang menjadi obyek masalah, baru efektif tanggal 27 Desember 2007.

Dengan bukti baru tersebut, menunjukkan bahwa surat gadai deposito dan surat

kuasa pencairan deposito yang ditandatangani oleh para pemohon peninjauan

kembali/para terpidana tidak palsu. Jika surat tersebut dianggap sebagai surat palsu

maka surat tersebut sesuai hukum mengandung cacat hukum sehingga tidak

mempunyai nilai dalam sebuah perikatan atau persetujuan. Namun fakta hukum

berdasarkan bukti tersebut menunjukkan bahwa “surat tersebut adalah benar” dan

mempunyai nilai dalam perikatan atau persetujuan. Jika judex facti

mempermasalahkan para pemohon peninjauan kembali/para terpidana dengan

tuduhan telah “membuat surat palsu”, maka surat yang ditandatangani para

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

47

pemohon peninjauan kembali /para terpidana seharusnya mengandung unsur

ketidak benaran sehingga tidak dapat digunakan sebagai peruntukannya, namun

hukum telah membuktikan surat tersebut telah dipergunakan oleh pihak yang

membuat dan meminta surat tersebut sesuai peruntukan dan fungsinya dengan cara

telah dicairkan deposito milik para terpidana.

Selain itu sesuai dengan ketentuan hukum, jika sebuah persetujuan atau

perikatan mengandung unsur ketidakbenaran, maka persetujuan tersebut berakibat

batal demi hukum atau dapat dibatalkan, namun dalam perkara ini perjanjian gadai

deposito dan surat kuasa pencairan deposito oleh judex facti dan judex juris, tidak

pernah dibatalkan dan atau dinyatakan batal demi hukum sehingga berdasarkan hal

tersebut, surat tersebut tetap berlaku dan dipergunakan oleh pihak yang menerima

surat tersebut.

Menurut pendapat para ahli, judex facti (Pengadilan Negeri) membuat

kesimpulan pertimbangan hukum sebagai berikut :

1. PT. SPI yang didirikan pada tahun 1999, berdasarkan Akta Pendirian Nomor :

3 tanggal 2 November 1999, bergerak di bidang Perdagangan Umum.

2. PT. SPI gagal mengupayakan pendanaan dari transaksi commercialnya

sehingga pada tanggal 24 November 2008 PT.SPI mengajukan permohonan

kepada Bank Century untuk rescheduling (penjadwalan ulang) fasilitas L/C.

3. Proses restruksi L/C PT.SPI dimulai tanggal 14 November 2008.

4. Permohonan restrukturisasi PT.SPI disetujui oleh Bank Mutiara melalui

penawaran pada tanggal 29 November 2009, dan penandatanganan akta

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

48

perjanjian kredit restrukturisasi No.3 Tahun 4 dilakukan pada tanggal 6

November 2009.

5. Pada saat itu PT.SPI sebagai debitur lancar dengan peringkat kolektibilitas 2,

artinya PT.SPI masih mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, tetapi

kondisinya sudah tidak macet.

Dari apa yang telah ditemukan itulah maka judex facti membuat

kesimpulan fakta hukum, berupa judex facti sependapat bahwa, Perjanjian Kredit

(pemberikan fasilitas L/C), Perjanjian Gadai Deposito maupun Perjanjian

Pemberikan Kuasa (Kuasa Pencairan Deposito) adalah benar masuk dalam ranah

hukum perdata. Sehingga hubungan yang timbul dari perjanjian-perjanjian tersebut

merupakan hubungan hukum keperdataan. Namun yang menjadi permasalahan

dalam perkara ini bukan soal perjanjian kreditnya, bukan soal kredit macet atau

gagal bayar, dan bukan soal perjanjian jaminan (Gadai Deposito) antara kreditur

dan debitur, dan bukan soal prestasi atau wanprestasi, melainkan soal pemberian

keterangan yang diduga tidak benar atau palsu dalam surat gadai deposito dan

surat kuasa pencairan deposito.

Jika judex facti menganggap dalam perjanjian gadai deposito terdapat

keterangan yang tidak benar atau palsu, maka yang semestinya keberatan dan

dirugikan adalah pihak yang menerima penyerahan gadai tersebut, in cassu Bank

Century. Selain itu jika sebuah surat mengandung unsur ketidakbenaran atau palsu

maka surat tersebut tidak mempunyai nilai sebagaimana fungsi dan peruntukannya.

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

49

Dalam kasus ini, judex facti tidak memperhatikan isi dari Akta No.6 yang

dibuat dihadapan Buntario Tigis, Sh.MH, yang jika dikaitkan dengan tuduhan

dalam perkara ini, dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:

1. Surat Perjanjian Penyerahan Gadai Deposito dan Surat Kuasa Pencairan yang

ditandatangani tanggal 22 November 2007 adalah merupakan Perjanjian yang

tidak terpisahkan dari Perjanjian ini ;

2. Perjanjian Deposito ditandatangani tanggal 22 November 2007 namun

Depositonya baru efektif tanggal 27 November 2007, hal ini tidak termasuk

memberikan keterangan yang tidak benar, karena faktanya Bank Century tidak

pernah memutuskan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C kepada PT. SPI ;

3. Kesepakatan atau persetujuan yang tidak dituangkan dalam Perjanjian adalah

tentang Penyerahan Gadai Deposito tersebut pada tanggal 22 November 2007

namun efektifnya Deposito tersebut pada tanggal 27 November 2007

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Induk.

Dengan memperhatikan ketentuan tersebut adalah nyata bahwa ditandatanganinya

surat perjanjian gadai deposito dan surat kuasa pencairan deposito tersebut pada

tanggal 22 November 2007 dan berlaku efektif tanggal 27 November 2007 telah

sesuai dengan dan diatur dalam Akta Nomor : 146 yang dibuat di hadapan

Buntario Tigris, SH.MH. ; bahwa Akta No.146 tersebut adalah merupakan Akta

Otentik dan Akta tersebut tidak pernah dibatalkan.

Dengan demikian bagaimana mungkin yang menjadi pertimbangan hanya

berdasarkan fakta hukum yang terungkap. Dimana hanya menganggap bahwa surat

gadai deposito dan surat kuasa pencairan deposito seolah-olah berdiri sendiri, dan

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

50

tidak terdapat dalam perjanjian gadai deposito serta tidak ada hubunganya dengan

perjanjian kredit L/C. Padahal secara nyata pemberian keterangan tersebut terdapat

dalam perjanjian penyerahan gadai deposito.

Dengan demikian alasan dilakukannya Peninjauan Kembali yang

dilaksanakan berdasarkan atas adanya kekhilafan hakim atau kekeliruan yang

nyata dalam pertimbangan putusan judex facti yang dikuatkan oleh Mahkamah

Agung adalah, adanya peryataan yang menyatakan bahwa, pemberian keterangan

yang diduga tidak benar/palsu dalam hal ini surat gadai dan surat kuasa pencairan

deposito yang menimbulkan kerugian pada Bank Century, kredit macet atau

berpengaruh pada likuiditas Bank. Keberatan tersebut dapat diterima dan

dibenarkan atas dasar pertimbangan sebagai berikut: perjanjian penyerahan gadai

dan surat kuasa pencairan deposito tanggal 22 November 2007 merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari perjanjian induk pemberian fasilitas LC berdasarkan

Akta No.146 yang dibuat di hadapan Notaris Buntario Trigris, SH.SE.MH., yang

dalam Pasal 2 menyatakan Bank berhak sewaktu-waktu memutus Perjanjian ini

seketika dan sekaligus terhadap seluruh hutang Debitur dalam hal antara lain

adanya ketidakbenaran pernyataan, surat, keterangan atau dokumen. Dengan

adanya klausul perjanjian ini menguatkan pertimbangan judex facti bahwa essensi

perbuatan para peninjauan kembali/para terpidana terletak dalam ranah hukum

perdata.

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

51

1.2 Analisis

Pada bagian ini akan menganalisa dan menjawab rumusan masalah yang

sebelumnya telah dirumuskan pada Bab I yaitu kredit dalam perdagangan

internasional.

Dalam hukum Indonesia pengaturan mengenai L/C dapat kita lihat pada

Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982 tanggal 16 Januari 1982, Peraturan BI

No.5/11/PBI/2003 tanggal 23 Juni, Surat Edaran BI No.26/34.ULN tanggal

17 Desember 1993, Surat Keputusan Direksi BINo.23/88/KEP/DIR tanggal

28 Februari 1992dan Surat Edaran BI No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991,

Keputusan Presiden No.24 Tahun 1998, Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No.29/33/KEP/DIR/1996 tentang Pelaksanaan Pembayaran

Transaksi Impor. Dan dalam hukum Internasional pengaturan yang berlaku adalah

UCP. Ada berbagai macam jenis L/C yang dapat digunakan dalam perdagangan

export-import, namun pada kasus ini L/C yang digunakan adalah Usance L/C.

Dalam proses pembukaan L/C terdapat beberapa pihak sehingga sebuah

L/C dapat diterbitkan. Pihak-pihak yang dimaksud adalah pertama importir,

importir disini sebagai pihak yang membuka L/C, kedua exportir, exportir ini

sebagai pihak yang oleh karenanya L/C ini dibuka. Ketiga issuing bank, sebagai

pihak yang membuka L/C, bertanggung jawab membayar sejumlah uang kepada

exportir sesuai dengan yang telah diperjanjikan dalam L/C, serta

menginformasikan kepada advising bank bahwa ada L/C yang dibuka atas nama

exportir, dan keempat adalah advising bank, advising bank disini sebagai pihak

yang akan memberitahukan kepada exportir bahwa ada L/C yang dibuka atas

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

52

namanya. Dan dalam kasus ini terdapat PT. Selalang Prima Internasional sebagai

importir, Grains and Industrial Product Pte. Ltd sebagai exportir, PT. Bank

Century sebagai issuing bank dan Nasional Commersial Bank, Jeddah

Dari apa yang telah diutarakan diatas, kasus ini memiliki permasalahan

hukum yaitu pertama terdapatnya kejanggalan dalam proses penerbitan Surat

Permohonan Fasilitas Usance L/C. Kejanggalan ini terlihat ketika Linda Wangsa

menanyakan mengenai perlunya menganalisis terlebih dahulu data-data calon

importir (PT. Selalang Prima Internasional), namun oleh Robert Tantular tetap

diperintahkan supaya permohonan fasilitas usance L/C tetap diproses. Namun,

instruksi ini tidak segera diproses oleh Linda Wangsa, melainkan instruksi ini

dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada Hermanusan Hasan. Kepada Hermanusa

Hasan Linda Wangsa menerangkan bahwa surat permohonan yang diajukan ini

memiliki kekurangan dan kelemahan-kelemahan, yaitu berupa tidak adanya data-

data apapun dari calon importir, margin deposito hanya 20% dari fasilitas usance

L/C yang diberikan sehingga tidak mengcover seluruh jumlah fasilitas kredit yang

diajukan oleh calon importir, dan cabang tidak pernah mengenal calon debitur,

namun oleh Hermanusa Hasan tetap diinstruksikan agar tetap dijalankan, dengan

terlebih dahulu membuat formulir persetujuan kredit (FPK) sedangkan untuk

memorandum analisa kredit dan data-data lainnya menyusul.

Dimana dalam proses pembukaan L/C, analisis data dari calon

importir (debitur) merupakan hal yang sangat diperlukan. Hal ini

disebabkan ketika importir menggunakan L/C berarti bank bertindak

seakan-akan sebagai penjamin. Oleh karena alasan itu pula, yang dapat

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

53

menggunakan fasilitas L/C adalah nasabah dari bank yang bersangkutan

(bank sudah mengenal calon debitur). Hal ini juga dipertegas oleh PBI

No. 5 tentang pembayaran transaksi impor, dimana pada pasal 5 huruf a

mengatakan bank wajib melakukan penelitian kelengkapan dan

kebenaran pengisian data yang dicantumkan importir dalam formulir

permohonan L/C. Jadi bagaimana mungkin bank bisa melakukan

penelitian jika analisis terhadap debitur tidak dilakukan terlebih dahulu.

Selain alasan tersebut alasan lain yang mengharuskan agar dilakukan

analisis debitur terlebih dahulu adalah supaya bank mengetahui apakah

importir yang akan menggunakan fasilitas L/C ini akan sanggup

melakukan pembayaran atau tidak, sehingga bank pembuka ( issuing

bank) tidak akan mengalami kerugian kredit macet atau mengalami

likuiditas bank. Dan berkaitan dengan margin 20% yang diberikan oleh

PT. SPI kepada Bank Century, seharusnya tidak dilakukan. Karena L/C

bukan berbicara mengenai pinjaman yang diberikan oleh pihak bank

yang mebutuhkan jaminan agar L/C dapat dicairkan, melainkan

berbicara mengenai kapan pembayaran itu akan dilunasi oleh importir.

Hal ini dapat kita lihat pada PBI No.5 pasal (1) angka 3 yang

mengatakan bahwa letter of credit untuk selanjutnya disebut L/C adalah

janji membayar dari bank penerbit kepada penerima jika penerima

menyerahkan kepada bank penerbit dokumen yang sesuai dengan

persyaratan L/C. Jadi disini bukan lagi berbicara mengenai janji

membayar debitur kepada bank, melainkan bank penerbit kepada

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

54

exportir, jadi sudah seharunya pihak importir memiliki dana 100% atau

lebih dri 100% dari total plafon yang diajukan.

Kejanggalan lainnya adalah pada tanggal 22 November 2007 Franky

Ongkowardojo (terdakwa I) dan Mukhamad Misbakhun (terdakwa II) menyatakan

bahwa deposito berjangka adalah miliknya. Tetapi dana yang tersedia dalam

rekening valas PT.SPI hanya sebesar USD 1.826.250.00. Rekening valas ini pun

berasal dari 4 (empat) kali transaksi konversi/pembelian valas pada tanggal 19, 20,

21,dan 22 November 2007 yang masing-masing berjumlah sebesar USD

675,000.00 , USD 286,000.00 , USD 482,000.00 , USD 383,000.00. Saldo

rekening valas PT.SPI pada tanggal 27 November 2007 (sebelum pembukaan

deposito) adalah sebesar USD 4,838,621.26, selanjutnya sebagian besar dana

tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito sebesar USD 4,500,000.00 pada

tanggal 27 November 2007.

Jadi pengikatan jaminan deposito milik terdakwa Franky Ongkowardojo

dan Mukhamad Misbakhum dilakukan terlebih dahulu padahal depositonya sendiri

belum ada. Dimana seharusnya tanggal deposito adalah lebih awal dari tanggal

surat kuasa pencairan dan surat gadai. Jadi dalam surat gadai atas deposito

terdakwa hanya seolah-olah menyerahkan deposito sebesar USD 4,500,000.00

kepada Linda Wangsadinata dan Arga Tirta Kirana. Penyerahan ini ditandatangani

tanggal 22 November 2012 oleh Franky Ongkowardojo (terdakwa I) dan

Mukhamad Misbakun (terdakwa II) sebagai pihak yang mengadaikan dan Linda

Wangsa Dinata serta Arga Tirtakirana sebagai pihak-pihak yang menerima gadai.

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

55

Jika kita melihat pada UCP 500 pasal 3 salah satu isi L/C adalah jumlah

data yang dimiliki oleh debitur (importir). Jadi, bagaimana mungkin suatu L/C

dapat dikeluarkan tanpa adanya pendepositan terlebih dahulu. Jadi sudah pasti L/C

tersebut tidak akan dapat cair jika importir tidak memiliki dana di issuing bank.

Kemudian kejanggalan yang lain adalah berdasarkan dokumen Bill of

Lading tanggal 25 oktober 2007 tidak terdapat identitas PT.SPI yang ada justru

PT.Trans and Pasific Petrochemical Indotama (notify party) sehingga tidak terkait

dengan L/C yang dibuka oleh PT.SPI. Dan nama yang tertera pada kontrak

perdagangan berbeda dengan yang tertera pada dokumen pengiriman. Pada kontrak

perdagangan yang tertera nama Grains and Industrial Product namun dalam

dokumen pengiriman yang ada nama Petronas.

Hal ini sangat tidak sesuai dengan maksud dari diterbitkannya L/C tersebut,

karena suatu L/C dikeluarkan untuk kepentingan importir dan exportir. Jadi

bagaimana mungkin nama pada pada L/C berbeda dengan nama yang tertera pada

B/L. karena ketika kita mengisi B/L data-data (nama dan alamat pembeli, urai

barang) harus sama seperti yang disebut dalam L/C 1.

Jadi, permohonan fasilitas kredit yang diajukan oleh PT. SPI yang tidak

dilakukan survey atau kunjungan secara langsung. Dan semua syarat / proses

pemberian kredit hanya formalitas saja. Sehingga jelas tidak sesuai dengan

prosedur dan kenyataan , serta tidak dilakukan pencatatan dalam laporan maupun

dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi dalam pembukuan

atau dalam laporan proses kredit. Sehingga Bank Century mengalami kerugian

1 Amir M.S, Ibid, hal. 72

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

56

atau kredit macet atau mengalami likuditas Bank atau setidak - tidaknya dalam

pemberian kredit tersebut di atas tidak dilakukan analisa kredit prospek usaha

kinerja serta kemampuan membayar debitur sehingga menyebabkan kredit macet.

Pihak Bank Century sendiri sebagaimana diterangkan oleh para saksi

menyatakan, bahwa pemberian kredit Usance LC kepada PT.SPI adalah atas

perintah dan arahan dari Hermanus Hasan Muslim dan Robert Tantular. Meskipun

dalam prosesnya tidak sesuai dengan standard Perbankan sehingga isi Surat Gadai

Deposito dan Surat Pencairan Deposito tanggal 22 November 2007 yang

ditandatangani para peninjauan kembali/para terpidana yang tidak benar isinya

merupakan kesalahan dengan andil dan peran yang signifikan dari pihak bank.

Dimana seharusnya dalam pelaksanaan proses dikeluarkannya faslitas usance L/C

dilaksanakan oleh pihak Bank Century sendiri.

Dari apa yang telah diutarakan diatas maka Penulis menyimpulkan bahwa

kredit pada perdagangan internasional berbeda dengan kredit pada umumnya.

Memang baik kredit yang dilakukan dalam perdagangan internasional maupun

perdagangan nasional diperlukan adanya jaminan dalam proses pembukaannya.

Namun keberadaan dari jaminan ini berbeda. Maksudnya adalah ketika kita

melakukan kredit pada umumnya (nasional) debitur tidak memiliki sejumlah uang

untuk membayar sesuatu yang diinginkan, dan pada kredit dalam perdagangan

internasional debitur memiliki sejumlah uang untuk mendapatkan apa yang dia

inginkan, hanya saja pembayarannya dapat dilakukan ketika telah jatuh tempo. Hal

yang dapat menjadi dasar mengapa Penulis mengatakan bahwa debitur memiliki

sejumlah uang adalah, adanya pengikatan jaminan yang dilakukan oleh bank yang

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

57

bersangkutan dalam bentuk deposito yang dimiliki oleh debitur. Dimana debitur ini

merupakan nasabah dari bank yang bersangkutan. Dan jumlah deposito yang

dijaminkan (yang nantinya akan diikuti dengan pemblokiran yang dilakukan dari

pihak bank terhadap nasabahnya) adalah 100% dari jumlah plafon yang diajukan.

Jadi seperti apa yang telah dikemukakan diatas bahwa penempatan jaminan

sebesar 20% yang diletakkan untuk membuka documentary credit atau L/C (sesuai

dengan persyaratan utama yang diajukan oleh Bank century), seharusnya tidak

layak digunakan sebagai suatu syarat utama dalam proses pembukaan documentary

credit. Hal ini yang seharusnya diperhatikan juga oleh hakim atau jaksa yang

mengusut kasus ini. Karena ketika pembayaran dilakukan menggunakan L/C,

maka fungsi dari bank disini adalah sebagai penjamin, sehingga bank akan

bertanggungjawab untuk membayar sejumlah uang yang telah disepakati dalam

dokumen. Pembayaran ini dilakukan ketika semua persyaratan yang tertera di

dalam LC telah dipenuhi. Karena dokumen pengapalan barang ini dikeluarkan atas

adanya L/C yang diterbitkan. Oleh karenanya L/C yang dibuka sering disebut

documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang dijamin dengan

dokumen (dalam hal ini dokumen pengangkutan atau pengapalan).

Hal ini bisa kita lihat dari proses dikeluarkannya transaksi Letter of Credit

yaitu:

1. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga

terjadi kesepakatan.

2. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank

(bank pembuka L/C)

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

58

3. Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan

kepada bank pembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan

kepada si penjual barang.

4. Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa

pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera dikirim.

Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat

yang telah disetujui semula.

5. Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan angkutan

lainnya untuk mengirimkan barang-barang ke tempat tujuan.

6. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa

barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan certificate of

receipts atau konosemen yang harus diserahkan kepada bank pembayar dan

penjual. Hal ini dilakukan setelah memeriksa kebenaran L/C dengan faktur

atau barang yang dikirim oleh si pembeli.

7. Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar dengan

menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai dengan

wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan

pembayaran kepada bank pembayar.

8. Bank pembayar setelah menerimea dokumen dari penjual segera

menghubungi bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera

memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-

perhitungannya kepada pembeli.

9. Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6812/3/T1_312009002_BAB III... · ditentukan margin sebesar 20%, ... Surat penegasan

59

10. Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut

kepada bank pembuka L/C.

11. Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan

sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan

demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk melakukan

pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua arsip disimpan.

12. Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan

diskonto atau perhitungan wesel2.

Tetapi begitulah hukum positif di Indonesia yang menunjukkan bahwa

dengan jaminan B/L saja sudah cukup sebagai suatu jaminan, karena B/L itu

dikuasai oleh pihak the issuing bank dan nilai dari B/L tersebut sama atau bisa jadi

lebih tinggi dari L/C yang diterbitkan oleh Bank.

2 ^ Welcome To My Blog ^ Maret 2012.htm