BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. · bersama anggota lainnya dan...

35
35 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Kasus Posisi Perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt Dan Perkara No : 05/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No : 05/Pid.SUS. Anak/2014/PN.Slt. Pada hari Sabtu 20 September 2014, pukul 20.00 Wib, kawan-kawan terdakwa Bagas Auliyandi, Agung Wahyu Triyanto, dan Dony Triyantoko bermain ke rumah Terdakwa Inddi Bagaskoro yang beralamat di jalan Semboja Sari Rt 1 Rw 11 Kp Karangduwet Kel.Kutowinangun Kec.Tingkir kota Salatiga. Kemudian bersama- sama patungan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut Agung Wahyu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah), Bagas Auliyandi sebesar Rp. 55.000,- (lima puluh lima ribu rupiah ), Doni Triyantoko sebesar Rp.15.000,-(lima belas ribu rupiah ), dan Ronaldo Aldes Sandy sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah ), Sehingga terkumpul uang sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu ) uang membeli ganja. Uang tersebut diserahkan kepada Ronaldo Aldes Sandy untuk digunakan membeli ganja, sedangkan Agung Wahyu, Bagas Auliyandi, Inddi Bagaskara dan Doni Triyantoko Menunggu di rumah Inddi Bagaskara. Kemudian pada pukul 21.30 Wib Ronaldo Aldes Sandy Menemui Ripan sebagai pemilik ganja di Pembuangan Sampah Pasar Blauran Salatiga untuk

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. · bersama anggota lainnya dan...

  • 35

    BAB III

    HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

    A. Hasil Penelitian

    1. Kasus Posisi Perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt Dan Perkara

    No : 05/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No : 05/Pid.SUS.

    Anak/2014/PN.Slt.

    Pada hari Sabtu 20 September 2014, pukul 20.00 Wib, kawan-kawan

    terdakwa Bagas Auliyandi, Agung Wahyu Triyanto, dan Dony Triyantoko

    bermain ke rumah Terdakwa Inddi Bagaskoro yang beralamat di jalan Semboja

    Sari Rt 1 Rw 11 Kp Karangduwet Kel.Kutowinangun Kec.Tingkir kota Salatiga.

    Kemudian bersama- sama patungan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu

    rupiah) dengan rincian sebagai berikut Agung Wahyu sebesar Rp. 30.000,- (tiga

    puluh ribu rupiah), Bagas Auliyandi sebesar Rp. 55.000,- (lima puluh lima ribu

    rupiah ), Doni Triyantoko sebesar Rp.15.000,-(lima belas ribu rupiah ), dan

    Ronaldo Aldes Sandy sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah ), Sehingga

    terkumpul uang sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu ) uang membeli

    ganja. Uang tersebut diserahkan kepada Ronaldo Aldes Sandy untuk digunakan

    membeli ganja, sedangkan Agung Wahyu, Bagas Auliyandi, Inddi Bagaskara dan

    Doni Triyantoko Menunggu di rumah Inddi Bagaskara.

    Kemudian pada pukul 21.30 Wib Ronaldo Aldes Sandy Menemui Ripan

    sebagai pemilik ganja di Pembuangan Sampah Pasar Blauran Salatiga untuk

  • 36

    membeli 1 (satu) paket ganja , dan setelah 1 (satu) paket ganja diterima Ronaldo

    Aldes Sandy membagi 1 (satu) paket ganja tersebut menjadi 3 (tiga) paket ganja.

    Lalu pada pukul 22.00 Bagas Auliyandi di SMS oleh Ronaldo Aldes

    Sandy untuk mengambil ganja di Canden Salatiga , kemudian Bagas Auliyandi

    dan Inddi Bagaskoro menuju ke Canden menemui Ronaldo Aldes Sandy dan

    diberi 2 (dua) paket ganja, sedangkan 1 (satu) paket ganja masih di tangan

    Ronaldo Aldes Sandy. Selanjutnya 2 (dua) paket ganja tersebut diambil dan

    dibawa pulang kerumah Inddi Bagaskoro. Setelah ganja berada di rumah Inddi

    Bagaskara, kemudian paket ganja kering tersebut di buka oleh Bagas Auliyandi

    dan diambil sebagian kemudian di linting menjadi 6 linting ganja oleh Bagas

    Auliyandi.

    Sisa sebagian paket ganja di tangan Bagas Auliyandi kemudian ditawarkan

    kepada raga dengan cara Bagas Auliyandi mengirim sms kepada Raga bahwa ada

    barang berupa ganja dan Raga menjawab mau untuk membeli ganja tersebut.

    Kemudian Raga disuruh datang kerumah Inddi Bagaskara untuk mengambil

    ganja tersebut. Sesampainya di rumah Inddi Bagaskara, Raga menyerahkan uang

    sebesar Rp.20.000,. (dua puluh ribu rupiah) kepada Bagas Auliyandi dan Bagas

    Auliyandi menyerahkan sisa sebgaian paket ganja kepada Raga.

    Dari 6 linting ganja di tangan Bagas Auliyandi tersebut selanjutnya yang

    2 linting ganja di gunakan oleh Dony Triyantoko, Bagas Auliyandi, dan Inddi

    Bagaskoro. Kemudian 4 linting ganja kering di bawa oleh Dony Triyantoko

    dengan cara di masukan ke dalam saku jemper warna merah yang di pakai Dony

    Triyantoko.

  • 37

    Kemudian pada pukul 23.30 Wib Ronaldo Aldes Sandy mengirim SMS

    kepada Agung Wahyu Triyanto untuk menyusul ke daerah Kali Londo Salatiga

    lalu terdakwa Inddi Bagaskoro, Bagas Auliyandi, Agung Wahyu Triyanto dan

    Dony Triyantoko menuju ke Kali Londo Salatiga menyusul Ronaldo Aldes Sandy,

    setelah bertemu dengan terdakwa Aldes kemudian terdakwa Inddi Bagaskoro,

    Bagas Auliyandi , Agung Wahyu Triyanto, Dony Triyantoko dan Ronaldo Aldes

    Sandy menggunakan 1 linting ganja lagi yang dibuat dari bagian ganja yang

    dikuasai oleh Ronaldo Aldes Sandy dengan cara di linting dengan kertas cigaret

    kemudian di hisap dan setelah habis 1 linting tersebut kemudian terdakwa Inddi

    Bagaskoro, Bagas Auliyandi, Agung Wahyu Triyanto, Dony Triyantoko dan

    Ronaldo Aldes Sandy pergi ke rumah Raga, Sesampainya ke rumah Raga terletak

    di Perum Manunggal 2 blok 36 Rt.4/7 Kel. Kauman Kidul. Kec. Sidorejo Salatiga

    mereka bertemu 2 orang teman Raga dan mereka berbincang selama 2 jam.

    Berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa bertempat di rumah Raga

    terletak di Perum Manunggal 2 blok 36 Rt.4/7 Kel. Kauman Kidul. Kec. Sidorejo

    Salatiga. sering dijadikan untuk transaksi narkoba dan menggunakan narkoba, lalu

    pada hari Minggu 21 September 2014 sekira pukul 01.30 wib datang Gunawan

    Nugroho dan Ahmad Jhon Febri selaku petugas Kepolisisan dari Polres Salatiga

    bersama anggota lainnya dan melakukan penggeledahan rumah Raga. Di dalam

    rumah terdapat beberapa orang yaitu Bagas Auliyandi, Ronaldo Aldes Sandy,

    Bagus Raga Sukma, Daniel Septian Aggoro, Inddi Bagskoro, Donny Triyantoko,

    dan Rochim Aditya.

    Pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang bukti berupa 4

    (empat) linting ganja di ganja di temukan dalam saku jemper warna merah milik

  • 38

    Donny Triyantoko, 6 (enam) kertas cigaret di temukan dalam saku jemper warna

    merah milik Bagas Auliyandi, 1 (satu) handphone Nokia warna biru berada di

    lantai kamar milik Aldes, dan 1 (satu) handphone blackberry warna hitam berada

    di lantai kamar milik Agung.

  • 39

    2. Proses Diversi.

    SKEMA PROSES DIVERSI

    Perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt

    Ketua pengadilan negeri

    menetapkan Fasilitator

    Diversi

    Mengupayakan

    proses diversi 7

    Hari

    Forum Mediasi

    Anak (pelaku), Fasilitator

    Diversi, Panitera Pengganti,

    Jaksa, Orangtua atau walinya,

    Pembimbing Kemasyarakatan

    (BAPAS), Pendamping atau

    Penasehat Hukum,

    BAPERMAS kota Salatiga dan

    PSMP Antasena

    Musyawarah

    Pelimpahan

    berkas dari

    Penuntut

    Umum

    KESEPAKATAN DIVERSI

    BERHASIL

    (Perkara No :

    04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt ,

    Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt)

    Fasilitator membuat

    berita acara

    kesepakatan diversi

    Ketua Pengadilan

    mengeluarkan

    penetapan

    kesepakatan

    Penghentian

    perkara

    1. Penyerahan kembali kepada

    orang tua.

    2. Keikutsertaan dalam pendidikan

    di Psmp ‘Antasena’ Magelang

    selama 3 bulan

  • 40

    Proses diversi di Pengadilan diawali dengan Pelimpahan berkas dari

    penuntut umum ke Pengadilan setelah berkas di terima Ketua Pengadilan

    menetapkan Hakim yang bertugas sebagai fasilitator diversi. Hakim sebagai

    fasilitator diversi mengupayakan proses selama 7 hari kemudian dilakukan

    musyawarah oleh forum mediasi yang terdiri dari anak, orang tua/ wali/

    pendamping, Penasehat Hukum, pembimbing kemasyarakatan, Bapernas Kota

    Salatiga dan PSMP Antasena, Hakim memerintahkan Penuntut Umum untuk

    menghadirkan anak, orang tua/ wali/ pendamping, Penasehat Hukum,

    pembimbing kemasyarakatan, Bapernas Kota Salatiga dan PSMP Antasena untuk

    melakukan mediasi. Setelah di adakan mediasi dan dinyatakan berhasil Fasilitator

    membuat berita acara kesepakatan diversi. Berita acara kesepakatan diversi

    kemudian diserahkan kepada Ketua Pengadilan untuk mengeluarkan penetapan

    kesepakatan diversi. Setelah di dikeluarkan penetapan diversi perkara pidana anak

    kemudian dihentikan dan anak pelaku tindak pidana dikembalikan kepada orang

    tua dan mengikuti pendidikan di PSMP Antasena Magelang.

    a. Kesepakatan Diversi Perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt

    Pada hari Senin tanggal 13 Oktober 2014 bertempat di ruang Mediasi

    Pengadilan Negeri Salatiga, dihadapan fasilitator Diversi Fasilitator Djoni

    Witanto.SH , Anak Pelaku : Inddi Bagaskara , Orang tua pelaku : Monica

    Sri Indarti, Pembimbing Kemasyarakatan Anak : Sri Eti Prihartiningsih.

    SH, Penasehat Hukum : Dr. C. Maya Indah S,SH.M.Hum dan Bambang

    Tri Wibowo. SH, Tokoh Masyarakat :Sunaryo dan Abdul Bari, Panti

    Sosial Marsudi Putra (PSMP) „Antasena‟ Magelang : Drs. Agung S.M.S,

  • 41

    Jaksa Penuntut : Umum Sujiati,SH, dan Penyidik : M. Budiyanto dalam

    proses diversi perkara anak Nomor: 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt telah

    dicapai kesepakatan diversi dengan ketentuan :

    Pasal 1 : Para orang tua sanggup melakukan pemeriksaan medis di RSUD

    Kota Salatiga, terhadap pelaku (yang bersangkutan) untuk mengetahui

    apakah para pelaku mengalami ketergantungan pada Narkotika;

    Pasal 2 : Pihak Orang tua pelaku menyetujui dilakukannya tindakan

    rehabilitasi medis di Yayasan Cinta Kasih Bangsa di Ds. Susukan Kec.

    Ungaran Timur Kab. Semarang sesuai SK Mentri Sosial RI No

    41/Huk/2014 tanggal 21 april 2014 sampai dinyatakan bebas dari

    ketergantungan;

    Pasal 3 : Pihak orang tua bersedia melakukan tindakan rahabilitasi social

    selama 3 (tiga) bulan dipanti social MARSUDI PUTRA ANTASENA

    Magelang, apabila hesil medis tidak menunjukan pelaku mengalami

    ketergantungan Narkotika sesuai hasil pemeriksaan medis, dengan catatan

    pelaksanaan rehabilitasi social terseut tidak menggangu proses pelaku

    mengikuti/melaksanakan pendidikan sekolah masing-masing;

    Pasal 4 : Pihak Orang tua dan tokoh masyarakat setempat akan berusaha

    mengawasi pelaku tersebut agar tidak melakukan tindak pidana lagi ;

    Pasal 5 : Pelanggaran atas kesepakatan ini, apabila selama 3 (tiga) bulan

    pelaku melakukan tindak pidana pengulangan maka proses pemeriksaan

    akan dilanjutkan ke persidangan;

  • 42

    Pasal 6 : Kesepakatan ini dibuat tanpa unsur paksaan, kekeliruan, dan

    penipuan dari pihak manapun; Demikianlah kesepakata ini dibuat dan

    ditanda tangani oleh para pihak dan fasilitator diversi

    Anak Pelaku : Inddi Bagaskara

    Orang tua pelaku : Monica Sri Indarti

    Saksi –saksi :

    1) Pembimbing Kemasyarakatan Anak Sri Eti Prihartiningsih. SH

    2) Penasehat Hukum Dr. C. Maya Indah S,SH.M.Hum dan Bambang Tri

    Wibowo. SH

    3) Tokoh Masyarakat Sunaryo dan Abdul Bari

    4) Psmp „Antasena‟ Magelang Drs. Agung S.M.S

    5) Jaksa Penuntut Umum Sujiati,SH

    6) Penyidik M. Budiyanto

    7) Fasilitator Djoni Witanto,SH

    b. Kesepakatan Diversi Perkara No : 05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt

    Pada hari Senin tanggal 13 Oktober 2014 bertempat di ruang Mediasi

    Pengadilan Negeri Salatiga, dihadapan fasilitator Diversi Fasilitator Djoni

    Witanto,SH, Anak Pelaku : Bagas Auliyandi, Agung Wahyu Triyanto,

    Rondaldo Aldes Sandy , Orang tua pelaku : Kelik Pekik Waskito ,Siti

    Rohmah , Hj Emmawaty dan H Uripin, Pembimbing Kemasyarakatan :

    Sony Yunianto dan Wahyu Budi ,Penasehat Hukum : Dr. C. Maya Indah

    S,SH.M.Hum dan Anys Rita Indarwati,SH ,Tokoh Masyarakat : Sunaryo

    dan Abdul Bari ,Panti sosial marsudi putra „Antasena‟ Magelang : Drs.

    Agung S.M.S , Jaksa Penuntut Umum : Yusup Hadiyanto,SH.MH ,

  • 43

    Penyidik : M. Budiyanto dalam proses diversi perkara anak Nomor:

    04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt telah dicapai kesepakatan diversi dengan

    ketentuan :

    Pasal 1 : Para orang tua sanggup melakukan pemeriksaan medis di RSUD

    kota Salatiga, terhadap pelaku (yang bersangkutan) untuk mengetahui

    apakah para pelaku mengalami ketergantungan pada Narkotika;

    Pasal 2 : Pihak Orang tua pelaku menyetujui dilakukannya tindakan

    rehabilitasi medis di Yayasan Cinta Kasih Bangsa di Ds. Susukan Kec.

    Ungaran Timur Kab. Semarang sesuai SK Mentri Sosial RI No

    41/Huk/2014 tanggal 21 april 2014 sampai dinyatakan bebas dari

    ketergantungan;

    Pasal 3 : Pihak orang tua bersedia melakukan tindakan rahabilitasi social

    selama 3 (tiga) bulan dipanti social MARSUDI PUTRA ANTASENA

    Magelang, apabila hesil medis tidak menunjukan pelaku mengalami

    ketergantungan Narkotika sesuai hasil pemeriksaan medis, dengan catatan

    pelaksanaan rehabilitasi social terseut tidak menggangu proses pelaku

    mengikuti/melaksanakan pendidikan sekolah masing-masing;

    Pasal 4 : Pihak Orang tua dan tokoh masyarakat setempat akan berusaha

    mengawasi pelaku tersebut agar tidak melakukan tindak pidana lagi ;

    Pasal 5 : Pelanggaran atas kesepakatan ini, apabila selama 3 (tiga) bulan

    pelaku melakukan tindak pidana pengulangan maka proses pemeriksaan

    akan dilanjutkan ke persidangan; Pasal 6 : Kesepakatan ini dibuat tanpa

    unsur paksaan, kekeliruan, dan penipuan dari pihak manapun;

  • 44

    Demikianlah kesepakatan ini dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak

    dan fasilitator diversi.

    Anak Pelaku :

    1) Bagas Auliyandi

    2) Agung Wahyu Triyanto

    3) Rondaldo Aldes Sandy

    Orang tua pelaku :

    1) Kelik Pekik Waskito

    2) Siti Rohmah

    3) Hj Emmawaty dan H Uripno

    Saksi –saksi :

    1) Pembimbing Kemasyarakatan Sony Yunianto dan Wahyu Budi

    2) Penasehat Hukum Dr. C. Maya Indah S,SH.M.Hum dan Anys Rita

    Indarwati,SH

    3) Tokoh Masyarakat Sunaryo dan Abdul Bari

    4) Drs. Agung S.M.S dari Psmp „Antasena‟ Magelang

    5) Jaksa Penuntut Umum Yusup Hadiyanto,SH.MH

    6) Penyidik M. Budiyanto

    7) Fasilitator Djoni Witanto,SH

    Dalam kesepakatan Diversi Perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt

    dan Perkara No : 05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Sltdapat dilihat Aspek

    sosiologis dengan adanya musyawarah antara Anak,Orang Tua

    pelaku/anak, Pembimbing Kemasyarakatan, Penasehat Hukum, Psmp

    „Antasena‟ Magelang, Jaksa Penuntut Umum, Penyidik, Fasilitator,

  • 45

    Masyarakat dan Pihak Sekolah memberikan kesimpulan dikabulkannya

    kesepakatan diversi demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

    perkembangan fisik, mental, dan sosial serta perlindungan dari segala

    kemungkinan yang membahayakan anak di masa depan agar dapat

    kembali bersosialisasi dan bertumbuh di dalam msayarakat secara

    normal.

    3. Upaya Diversi Tingkat Penyidikan

    Tersangka Inddi Bagaskara, Bagas Auliyandi, Agung Wahyu

    Triyanto, Ronaldo Aldes Sandy di tangkap oleh petugas dari Polres

    Salatiga pada hari minggu tanggal 21 September 2014, sekitar Pukul.

    01.30 Wib, di Perum Manunggal 2 blok 36 Rt.4/7 Kel. Kauman Kidul.

    Kec. Sidorejo Salatiga.

    Pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang bukti berupa

    4 (empat) linting ganja di temukan dalam saku jemper warna merah milik

    Donny Triyantoko , 6 (enam) kertas cigaret di temukan dalam saku jemper

    warna merah milik tersangka, 1 (satu) handphone Nokia warna biru berada

    di lantai kamar milik tersangka, dan 1 (satu) handphone blackberry warna

    hitam berada di lantai kamar milik tersangka.

    Empat linting ganja yang disita polisi adalah milik tersangka, yang

    didapat dibeli dari membeli secara patungan. Maksud dan tujuan tersangka

    membeli paket tersebut adalah untuk di gunakan bersama-sama.

  • 46

    Di dalam perkara anak ini perbuatan tersangka sebagaimana yang

    diatur tanpa hak atau melawan hukum , menanam, memelihara, memiliki,

    menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan 1 dalam

    bentuk tanaman ganja, percobaan atas permufakatan jahat untuk

    melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 111 UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika

    dan ketentuan pasal 56 ayat 1 KUHAP dalam hal tersangka atau tersangka

    sangka atau didakwa melakukan tindak pidana di ancam dengan pidana

    ancaman paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan di ancam

    pidana dalam pasal 127 ayat 1 huruf a UU R1 No 35. tahun 2009 tentang

    Narkotika Nomor urut 8 . Jo Pasal 132 ayat 1 UU RI No 35 tahun 2009 .

    Perkara ini ditingkat penyidikan tidak dilakukan diversi

    berdasarkan keterangan dari Kanit Narkotika Polres Salatiga, Bapak Moh.

    Hasin bahwa alasan tidak dilaksanakan diversi di tahap penyidikan adalah

    berdasarkan surat dari Bapas dan tindak pidana yang dilakukan oleh

    tersangka meresahkan masyarakat dan juga generasi muda.1

    4. Proses Diversi Tingkat Dakwaan Dan Penuntutan

    Bahwa petugas dari Polres Salatiga pada hari minggu tanggal 21

    September 2014, sekitar Pukul. 01.30 Wib, di Perum Manunggal 2 blok

    36 Rt.4/7 Kel. Kauman Kidul. Kec. Sidorejo Salatiga. Atau disuatu tempat

    lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

    Salatiga, melakukan pemufakatan jahat yang tanpa hak atau melawan

    1 Wawancara dengan Bapak. Moh Hasin Kanit Narkotika Polres Salatiga Pada Hari Senin 02-07-

    2018.

  • 47

    hukum, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima menjadi

    perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika

    Golongan I, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut

    :

    Berawal pada hari Minggu tanggal 21 september 2014 sekitar jam

    20.00 Wib, Terdakwa I Bagas Auliyandi Bin Kelik Pelik Waskito (Anak

    berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran No. 1279/1996 lahir pada tanggal 23

    November 1996 berusia 17 tahun 10 bulan) Terdakwa II Agung Wahyu

    Triyanto Bin Budi Santoso ( Anak bedasarkan kutipan Akta Kelahiran

    No.852/TP/2001 lahir pada tanggal lahir pada tanggal 04 Februari 1997

    berusia 17 tahun 7 bulan), Saksi Doni Triyatmoko ( dalam penuntutan

    terpisah) berkumpul di rumah saksi Inddi Baskoro di Jln. Semboja Sari

    Rt.01/XI Kp. Karang Duwet Kel. Kutowinangun Kec. Tingkir Kota

    Salatiga.

    Lalu bersepakat untuk membeli ganja dengan cara patungan

    dengan jumlah masing yaitu : Terdakwa I Bagas sebesar Rp. 55.000,-

    (lima puluh lima ribu rupiah ), Terdakwa II Agung sebesar Rp.30.000,-

    (tiga puluh ribu rupiah), Terdakwa III Ronaldo Aldes Sandy Bin H. Urino

    ( Anak berdasarkan kutipan Akta Kelahiran No.141/Tp/1997 Lahir pada

    tanggal 28 Desember 2018 1996 berusia 17 Tahun 9 Bulan ) Rp.50.000,- (

    lima puluh ribu rupiah) dan saksi Doni Triyantoro Rp. 15.000,-(lima belas

    ribu rupiah ), yang selanjutnya terdakwa Ronaldo Aldes memesan kepada

    Ripan (DPO) melalui BBM untuk dicarikan ganja dan di jawab Ripan

    „iya‟.

  • 48

    Bahwa 1 (satu) paket ganja dibawa terdakwa III Ronaldo Aldes

    sedangkan 2 (dua ) paket ganja dibawa terdakwa Bagas dan Inddi, dibawa

    ke rumah Inddi Baskoro di Jln. Semboja Sari Rt.01/XI Kp. Karang Duwet

    Kel. Kutowaningun Kec. Tingkir Kota Salatiga, kemudian 2 (dua ) paket

    ganja dibuka oleh Bagas Auliyandi diambil sebagian dan di linting

    menjadi 6 (enam) liting ganja. Dan sisanya paket tersebut di bawa oleh

    Bagas Auliyandi untuk diserahkan kepada Raga.

    Kemudian mereka menggunakan 1 (satu) linting ganja kering yang

    dibawa terdakwa III Ronaldo sehingga habis, lalu terdakwa II Agung,

    terdakwa I Bagas, terdakwa III Ronaldo, saksi Donny dan saksi Inddi

    pergi kerumah saksi Bagus Raga Sukma di Perum Manunggal 2 Blok K 36

    Rt.4/7 Kel. Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga. Setelah mereka berada

    di rumah tersebut sekitar jam 01.30 saksi Gunawan Nugroho bersama Tim

    Polres salatiga melakukan penggerebekan dan penggeledahan menemukan

    4(empat ) linting ganja yang ditemukan dalam saku jemper warna merah

    milik saksi donny. Lalu tim polres Salatiga juga menyita 6 (enam) lembar

    kertas cigaret,1 (satu) unit HP Nokia, 1 (satu) unit HP Blacberry dan 1

    (satu) Unit HP Samsung warna hitam.

    Bahwa para terdakwa di dalam membeli, menerima, menjadi

    perantara dalam jual beli, atau menyerahkan narkotika golongan I, tidak

    ada ijin dari pihak yang berwenang dalam hal ini Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia.Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam

    pidana dalam Pasal 114 Ayat (1) Jo. Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35

    Tahuun 2009 tentang narkotika.

  • 49

    Bahwa para terdakwa di dalam memiliki, menyimpan, mengusai,

    atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk Tanam, tidak ada

    ijin dari pihak yang berwenang dalam hal ini Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam

    pidana dalam Pasal 111 Ayat (1) Jo. Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35

    Tahuun 2009 tentang narkotika.

    Bahwa para terdakwa di dalam menggunkanan Narkotika

    Golongan I tersebut tidak ada ijin dari pemerintah. Perbuatan terdakwa

    sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 Ayat (1) UU RI

    Nomor 35 Tahuun 2009 tentang narkotika. Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1

    KUHP.

    Alasan tidak dilaksanakan diversi di tahap penuntutan adalah

    berdasarkan surat dari Bapas, tindak pidana diatas 7 (tujuh tahun), tindak

    pidana yang dilakukan oleh tersangka meresahkan masyarakat dan juga

    generasi muda. 2

    2 Wawancara dengan Bapak. Sarwo Edhi S.H Kasi Pidana Umum Kejakasaan Negeri Salatiga Pada

    Hari Jumat Tanggal 06-07-2018

  • 50

    B. Analisis

    Proses Diversi Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Di Pengadilan

    Negeri Salatiga

    1. Kajian Diversi Terhadap Jenis Tindak Pidana Dan Umur

    Terdakwa

    Dalam perkara penyalahgunaan narkotika di Pengadilan Negeri

    Salatiga melibatkan para pelaku mempunyai identitas sebagai berikut

    Bagas Auliyandi, Tanggal Lahir 23 November 1996, umur 17 Tahun

    Pelajar, Tempat Tinggal : Perumahan Argomas Timur VII No.137 Rt 003

    Rw 009 Kel. Ledok Kec. Argomulyo Kota Salatiga, Ronaldo Aldes Sandy,

    Tanggal Lahir 28 Desember 1996, Umur 17 Tahun, Pelajar, Tempat

    Tinggal : Perumahan Argomas Timur 92-93 Rt 05 Rw 09 Kel. Ledok Kec.

    Argomulyo Kota Salatiga, Agung Wahyu Triyanto, Tanggal Lahir 04

    Februari 1996, Umur 17 Tahun Pelajar Tempat Tinggal : Sukoharjo Rt 02

    Rw 06 Kel. Cebongan Kec. Argomulyo Salatiga, dan Inddi Bagaskara 17

    Tahun Tidak Bekerja Tempat Tinggal: Sembojasari Rt. 01/XI Kp. Karang

    Duwet Kel. Kutowaninangun Kec. Tingkir Salatiga.

    Diversi dalam Pasal 1 UU Sistem Peradilan Pidana Anak Nomor

    11 tahun 2012 disebutkan : “Diversi adalah pengalihan penyelesaian

    perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan

    pidana” .

    Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang

    Sistem Peradilan Pidana menyebutkan bahwa anak yang berkonflik

  • 51

    dengan hukum adalah anak yang telah berumur 12 ( dua belas ) tahun,

    tetapi belum berumur 18 ( delapan belas ) tahun yang diduga melakukan

    tindak pidana. Menrut Pasal 2 Perma No 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman

    Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak yang

    menyebutkan bahwa diversi dilakukan terhadap anak yang telah berumur

    12 (dua belas ) tahun tetapi belum berumur 18 ( delapan belas ) yang

    diduga melakukan tindak pidana.

    Adapun yang dimaksud dengan anak dalam Pasal 1

    UndangUndang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

    Anak, menentukan sebagai berikut :

    - Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berhadapan

    dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang

    menjadi saksi tindak pidana.

    - Anak yang berhadapan dengan hukum yang selanjutnya disebut Anak

    adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum

    berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.

    - Anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya disebut Anak

    Korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang

    mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang

    disebabkan oleh tindak pidana.

    Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

    Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, umur anak pelaku tindak pidana

    narkotika dalam perkara No : 04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara

  • 52

    No : 05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt, memenuhi syarat untuk dilakukan

    diversi.

    Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang

    Sistem Peradilan Anak menyebutkan bahwa pada tingkat penyidikan,

    penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di Pengadilan Negeri wajib

    diupayakan Diversi. Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam dengan

    pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun, dan bukan merupakan

    pengulangan tindak pidana

    Bahwa untuk kasus penyalahgunaan narkotika oleh anak yang

    diperiksa Pengadilan Negeri Salatiga dalam perkara No :

    04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/201t4/PN.Slt, merupakan dakwaan kombinasi dan dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    - Bahwa dakwaan pertama bentuknya subsidair, yaitu dakwaan

    ancaman pidananya paling singkat 5 (lima ) tahun dan paling lambat

    20 ( dua puluh ) tahun sedangkan dakwaan subsidair ancaman

    pidananya paling Singkat 5 ( lima ) tahun penjara. Memperhatikan

    ancaman pidana dalam dakwaan kesatu primer dan kesatu subsidair

    tidak memenuhi syarat untuk diversi

    - Bahwa dakwaan kedua bentuknya tunggal, dakwaan kedua ancaman

    pidananya adalaht 4 (empat ) tahun penjara. Memperhatikan

  • 53

    ancaman pidana dalam dakwaan kedua kurang dari 7 (tujuh ) tahun

    sehingga memenuhi kriteria diversi.

    Karena bentuk surat dakwaan adalah kombinasi dan salah satu

    pasal yang di dakwakan ancaman pidananya kurang dari 7 ( tujuh )

    tahun, maka sesuai dengan Perma No 4 Tahun 2014 Hakim

    diperkenankan untuk melakukan diversi.

    2. Proses Diversi Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika

    Oleh Anak Dalam Tingkat Penyidikan, Penuntutan Dan

    Pengadilan

    a. Alasan Diversi Tidak Berhasil Dilakukan Di Tingkat

    Penyidikan Dan Penuntutan

    Pada tingkat penyidikan tidak dilakukan diversi karena perbuatan

    anak pelaku tindak pidana narkotika tidak sesuai dengan kriteria

    diversi. bahwa perbuatan anak pelaku tindak pidana penyalahgunaan

    narkotika diancam dengan hukum diatas 7 (tujuh ) tahun dan

    perbuatan pelaku meresahkan masyarakat dan juga generasi muda.

    Pada tingkat penuntutan pun tidak dilakukan diversi karena perbuatan

    pelaku diancam dengan hukuman di atas 7 (tujuh ) tahun dan juga

    melaksanakan surat dari bapas bahwa perbuatan pelaku meresahkan

    masyarakat dan juga generasi muda.

  • 54

    b. Diversi di Tingkat Pengadilan

    Diversi berupaya memberikan keadilan kepada anak yang

    telah terlanjur melakukan tindak pidana sampai kepada aparat penegak

    hukum. Ada tiga jenis pelaksanaan program diversi yang dilaksanakan

    yaitu :

    1) Pelaksanaan kontrol secara sosial (social control orintation) yaitu

    aparat penegak hukum menyerahkan pelaku dalam tanggung jawab

    pengawasan atau pengamatan masyarakat, dengan ketaatan pada

    persetujuan atau peringatan yang diberikan. Pelaku menerima

    tanggung jawab atas perbuatannya dan tidak diharapkan adanya

    kesempatan kedua kali bagi pelaku oleh masyarakat.

    2) Pelayanan sosial oleh masyarakat terhadap pelaku (social service

    orientation), yaitu melaksanakan fungsi untuk mengawasi,

    mencampuri, memperbaiki dan menyediakan pelayanan pada pelaku

    dan keluarganya. Masyarakat dapat mencampuri keluarga pelaku

    untuk memberikan perbaikan atau pelayanan

    3) Menuju proses restroative justice atau perundingan (balanced or

    restorative justice orientation), yaitu melindungi masyarakat, memberi

    kesempatan pelaku bertanggung jawab langsung pada korban dan

    masyarakat dan membuat kesepakatan bersama antara korban pelaku

    dan masyarakat,pelaksanaanya semua pihak yang terkait

    dipertemukan untuk bersama-sama mencapai kesepakatan tindakan

    pada pelaku.

  • 55

    Pengadilan Negeri Salatiga dalam penanganan Perkara No

    :04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt berhasil melaksanakan mekanisme

    diversi dengan memperhatikan Undang-Undang No 11 Tahun 2012

    Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Perma No 4 tahun 2014

    Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi

    Penanganan perkara tersebut berdasarkan Undang-Undang

    Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 7

    yaitu :

    “Pada tingkat Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan

    perkara Anak di Pengadilan Negeri wajib diupayakan Diversi.” serta

    Perma No 4 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksaan Diversi Pasal 3

    yaitu “Hakim anak wajib mengupayakan diversi dalam hal anak

    melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana dibawah 7

    tahun dan didakwa pula dengan tindak pidana yang diancam dengan

    pidana penjara 7 tahun atau lebih dalam bentuk surat dakwaan

    subsidaritas, kumulatif, alternative maupun kombinasi.”

    Bahwa pada tahap pengadilan Hakim melakukan diversi

    mengikuti Perma yang walaupun ada ancaman hukuman diatas 7

    (tujuh) tahun tetap dilakukan diversi, sedangkan di tahap penyidikan

    dan penuntutan mengikuti rekomendasi bapas yang hasilnya tidak

    merekomendasi untuk dilakukan diversi.

  • 56

    Mengacu pada tiga jenis pelaksanaan diversi Hakim

    Pengadilan Negeri Salatiga mengeluarkan penetapan diversi perkara

    pidana anak kemudian di hentikan dan apabila memperhatikan

    pertimbangan, penetapan diversi tersebut sesuai dengan jenis yang

    ketiga, yaitu Menuju proses restroative justice atau perundingan

    (balanced or restorative justice orientation), yaitu melindungi

    masyarakat, memberi kesempatan pelaku bertanggung jawab langsung

    pada korban dan masyarakat dan membuat kesepakatan bersama

    antara korban pelaku dan masyarakat,pelaksanaanya semua pihak

    yang terkait dipertemukan untuk bersama-sama mencapai kesepakatan

    tindakan pada pelaku

    Anak pelaku tindak pidana narkotika dilakukan rehabilitasi

    sosial di PSMP Antasena selama tiga bulan hal tersebut dilakukan

    untuk mengawasi, memperbaiki anak pelaku tindak pidana

    penyalahgunaan narkotika agar bisa lebih baik lagi dan tidak

    mengulangi perbuatanya lagi.

    3. Mengapa Diversi Berhasil Dilakukan Di pengadilan Negeri

    Salatiga?

    Pengadilan Negeri Salatiga memberikan atau mengupayakan

    Diversi dengan penghentian proses pemeriksaan Perkara No

    :04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan dikabulkannya kesepakatan diversi

    demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental,

  • 57

    dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang

    membahayakan anak di masa depan.

    Menurut United Nations Standart Minimum Rules for

    Administration of Juvenile Justice (The Beijing Rules), Diversi adalah

    pemberian kewenangan kepada aparat penegak hukum untuk mengambil

    tindakan–tindakan kebijaksanaan dalam menangani atau menyelesaikan

    masalah pelanggar anak dengan tidak mengambil jalan formal antara lain

    menghentikan atau tidak meneruskan/melepaskan dari proses peradilan

    pidana atau mengembalikan atau menyerahkan kepada masyarakat dan

    bentuk-bentuk kegiatan pelayanan sosial lainnya.

    Hakim sebagai fasilitator mengambil sikap diversi dengan

    memperhatikan The Beijing Rules, bahwa Hakim mengembalikan anak

    pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat dan

    juga bentuk pelayanan sosial lainya dengan pertimbangan kepentingan

    terbaik anak.

    Proses diversi di Pengadilan diawali dengan Pelimpahan berkas

    dari penuntut umum ke Pengadilan setelah berkas di terima Ketua

    Pengadilan menetapkan Hakim yang bertugas sebagai fasilitator diversi.

    Hakim sebagai fasilitator diversi mengupayakan proses selama 7 hari

    kemudian dilakukan musyawarah oleh forum mediasi yang terdiri dari

    anak, orang tua/ wali/ pendamping, Penasehat Hukum, pembimbing

    kemasyarakatan, Bapermas Kota Salatiga dan PSMP Antasena, Hakim

    memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan anak, orang tua/

  • 58

    wali/ pendamping, Penasehat Hukum, pembimbing kemasyarakatan,

    Bapermas Kota Salatiga dan PSMP Antasena untuk melakukan mediasi.

    Setelah di adakan mediasi dan dinyatakan berhasil Fasilitator membuat

    berita acara kesepakatan diversi. Berita acara kesepakatan diversi

    kemudian diserahkan kepada Ketua Pengadilan untuk mengeluarkan

    penetapan kesepakatan diversi. Setelah di dikeluarkan penetapan diversi

    perkara pidana anak kemudian dihentikan dan anak pelaku tindak pidana

    dikembalikan kepada orang tua dan mengikuti pendidikan di Panti Sosial

    Marsudi Putra ( PSMP ) Antasena Magelang.

    Bahwa mekanisme yang dilakukan oleh hakim sebagai fasilitator

    diversi berjalan sesuai dengan proses yang ada. Dengan kata lain

    walaupun di tingkat penyidikan dan penuntutan diversi tidak berhasil

    dilakukan tetapi tidak menutup kewenangan hakim untuk tetap melakukan

    diversi sesuai dengan Pasal 3 Perma No 4 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, yang

    menyatakan bahwa Hakim anak wajib mengupayakan diversi dalam hal

    anak melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana dibawah 7

    tahun dan didakwa pula dengan tindak pidana yang diancam dengan

    pidana penjara 7 tahun atau lebih dalam bentuk surat dakwaan

    subsidaritas, kumulatif, alternative maupun kombinasi.

    Anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di

    Pengadilan Negeri Salatiga di dakwa dengan dakwaan kombinasi. Dalam

    dakwaan pertama yang bentuknya subsidair, anak pelaku tindak pidana

    pada dakwaan primer di ancam dengan hukum paling singkat 5 ( lima )

  • 59

    tahun penjara dan paling lama 20 ( dua puluh ) tahun penjara dan dakwaan

    kedua subsidair di ancam dengan ancam dengan hukuman paling lambat 5

    ( lima ) tahun penjara. Dakwaan kedua bentuknya tunggal anak pelaku di

    ancam dengan hukuman 4 ( empat ) tahun penjara.

    Hakim pengadilan Negeri dalam mengambil keputusan

    menggunakan dakwaan kedua yang ancamannya kurang dari 7 (tujuh )

    tahun sehingga diversi dapat dilakukan.

    Diversi di Pengadilan Negeri Salatiga dilakukan diluar persidangan

    dengan kesepakatan antara pihak terkait dengan melaksanakan

    musyawarah yang melibatkan Anak, Orang Tua pelaku/anak, Pembimbing

    Kemasyarakatan, Penasehat Hukum, Psmp „Antasena‟ Magelang, Jaksa

    Penuntut Umum, Penyidik , Fasilitator berdasarkan pendekatan Keadilan

    Restoratif. Bahwa penanganan yang tepat yaitu penetapan diversi karena

    merupakan bentuk mediasi penal terbaik untuk menanggulangi masalah

    anak pelaku tindak pidana, karena lebih memperhatikan masalah Hak

    Asasi Manusia dengan pendekatan restorative justice.

    Dari kesimpulan yang didapat oleh Pengadilan Negeri Salatiga

    maka atas perkara No :04/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt dan Perkara No :

    05/Pid.SUS.Anak/2014/PN.Slt ditetapkan Diversi untuk kepentingan

    terbaik bagi anak. Sesuai dalam Pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung

    Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam

    Sistem Peradilan Pidana Anak angka 4 dijelaskan Fasilitator diversi

    memberi kesempatan pada anak (pelaku) untuk memberikan tanggapannya

  • 60

    terhadap dakwaan yang didakwakan kepadanya dengan memberikan

    tanggapan :

    - Bahwa anak pelaku menyesali perbuatannya

    - Bahwa pelaku masih ingin meneruskan pendidikannya

    - Bahwa pelaku bebrbuat seperti dalam dakwaan tersebut karena rasa

    solidaritas antar teman dan rasa ingin tahu serta coba-coba saja

    - Bahwa pelaku bersedia memperbaiki perilakunya

    - Bahwa pelaku ingin agar perkaranya bisa segera selesai sehingga

    bisa sekolah untuk dapat meraih cita-cita nya.

    Selanjutnya fasilitator diversi memberikan kesempatan kepada

    orang tua anak pelaku untuk menyampaikan hal-hal yang berkaitan

    dengan perbuatan anaknya dan bentuk penyelesaian yang diharapkan

    yang atas kesempatan tersebut lalu bapak dan ibunya pelaku

    menyampaikan intinya sebagai berikut :

    - Bahwa apa yang terjadi pada pelaku , orang tua anak pelaku merasa

    kaget dan syok , padahal menurut orangtua pelaku menyatakan

    bahwa anak (pelaku) waktu dirumah merupakan anak yang santun

    dan tidak pernah berbuat masalah.

    - Bahwa orangtua beranggapan bahwa dilihat dalam masalah ini

    dalam pengasuhan masih ada yang kurang

    - Bahwa orang tua pelaku akan lebih memperhatikan anaknya

    dikemudian hari dan pada forum diversi ini , orang tua berharap

    agar anak bisa dikembalikan kepada orangtua dan akan di didik

  • 61

    yang lebih baik lagi dari anak yang sekarang dan apabila forum

    diversi merasa perlu untuk anak ini direhab para orangtua akan

    menyetujui.

    Kemudian Fasilitator diversi memberikan kesempatan

    kepada jaksa penuntut umum, yang atas kesempatan tersebut

    penutut umum menyampaikan tanggapannya yang intinya sebagai

    berikut : .

    - Bahwa oleh karena pelaku adalah masih bersekolah maka akan

    lebih baik apabila anak dikembalikan kepada orangtua dengan

    catatan masih dalam pengawasan namun apabila dipandang

    perlu di rehab penuntut umum menyetujuinya.

    Selanjutnya fasilitator memberikan kesempatan kepada Bapas

    untuk menyampaikan tanggapannya yang intinya sebagai berikut :

    - Bahwa dalam penelitian bapas pelaku perlu dilakukan tindakan

    berupa perawatan di PSMP Antasena Magelang

    - Bahwa dari pengamatan Bapas perilaku pelaku setelah kejadian

    ini merasa menyesal dan bersedia memperbaiki diri dan

    berharap untuk tidak dihukum

    - Bahwa perbuatan pelaku hanya bersifat coba-coba karena pelaku

    saat ini pada saat pubertas sehingga rasa ingin tahunya sangat

    tinggi

  • 62

    Selanjutanya fasilitator diversi memberikan kesempatan kepada

    lembaga PSMP Antasena Magelang yang menyampaikan tanggapannya

    yang intinya sebagai berikut:

    - Bahwa pihak PSMP sangat menyetujui dilakukan diversi karena

    hal tersebut diamanatkan dalam UU No 11 tahun 2012

    - Bahwa pihak PSMP menyarankan pelaku perlu diadakan rehab

    secara medis guna mngetahuiberapa dalam pelaku mengalami

    ketergantungan narkotika baru kemudian apabila memang

    pelaku mengalami ketergantungan maka perlu dilakukan rehab

    secara social dan PSMP Antasena Magelang menyediakan.

    Kemudian fasilitator diversi memberikan kesempatan kepada

    Bapermas Salatiga untuk memberikan pendapatnya sebagai berikut :

    - Bahwa Bapermas setuju dengan pendapat dan rekomendasi dari

    BAPAS untuk dilakukan diversi Dan yang terakhir fasilitaor

    memberikan kesempatan kepada perwakilan masyarakat yang atas

    kesempatan tersebut menyampaikan yang intinya setuju dengan

    proses diversi ini karea semata mata untuk kebaikan dan masa depan

    pelaku.

    Proses diversi di Pengadilan diawali dengan Pelimpahan berkas

    dari penuntut umum ke Pengadilan setelah berkas di terima Ketua

    Pengadilan menetapkan Hakim yang bertugas sebagai fasilitator diversi.

    Hakim sebagai fasilitator diversi mengupayakan proses selama 7 hari

    kemudian dilakukan musyawarah oleh forum mediasi yang terdiri dari

  • 63

    anak, orang tua/ wali/ pendamping, Penasehat Hukum, pembimbing

    kemasyarakatan, Bapermas Kota Salatiga dan PSMP Antasena, Hakim

    memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan anak, orang tua/

    wali/ pendamping, Penasehat Hukum, pembimbing kemasyarakatan,

    Bapernas Kota Salatiga dan PSMP Antasena untuk melakukan mediasi.

    Setelah di adakan mediasi dan dinyatakan berhasil Fasilitator membuat

    berita acara kesepakatan diversi. Berita acara kesepakatan diversi

    kemudian diserahkan kepada Ketua Pengadilan untuk mengeluarkan

    penetapan kesepakatan diversi. Setelah di dikeluarkan penetapan diversi

    perkara pidana anak kemudian dihentikan dan anak pelaku tindak pidana

    dikembalikan kepada orang tua dan mengikuti pendidikan di PSMP

    Antasena Magelang.

    Tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak di Pengadilan

    Negeri Salatiga memenuhi kriteria untuk dilakukan penahanan tetapi

    hakim sebagai fasilitrator diversi menggunakan kewenanganya untuk

    tidak melakukan penahanan tetapi dilakukan diversi.

    Diversi berhasil dilakukan di tingkat pengadilan karena Setelah

    sampai di tingkat pengadilan bapas tidak berpegang erat pada

    rekomendasi yang diberikan pada tingkat penyidikan dan penuntutan,

    bapas mengeluarkan rekomendasi bahwa perbuatan yang dilakukan oleh

    anak meresahkan masyarakat dan juga generasi muda, rekomendasi

    tersebut yang menjadi dasar tidak lakukan diversi di tingkat penyidikan

    dan penuntutan. Bapas menyetujui rekomendasi di tingkat pengadilan

  • 64

    setelah dilakukan musyawarah dan juga memahami kepentingan terbaik

    bagi anak.

    Diversi membawa keuntungan bagi pelaku/anak sesuai dengan

    teori tujuan perbuatan menurut utilitarianisme, tujuan perbuatan

    sekurang-kurangnya menghindari atau mengurangi kerugian yang

    diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun

    orang lain Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar kegunaan,

    manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan

    dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan

    daripada penderitaan, manfaat daripada kesiasiaan, keuntungan daripada

    kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan demikian, perbuatan

    manusia baik secara etis dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri

    sendiri dan orang lain.

    Teori keadilan bermartabat berangkat dari dasar pemikiran yang

    mempunyai tujuan bahwa hukum yang dapat memberikan rasa adil yang

    bermartabat dan keadilan yang dapat memanusiakan manusia.

    Berdasarkan teori keadilan bermartabat bahwa diversi dilakukan

    untuk menghindarkan anak dari proses peradilan sehingga dapat

    memberikan rasa adil yang bermartabat dan keadilan yang dapat

    memanusiakan manusia.

    Di Pengadilan Negeri Salatiga penetapan diversi dilaksanakan

    sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4 Tahun

    2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan

  • 65

    Pidana Anak karena melihat anak bukanlah miniatur orang dewasa, anak

    mempunyai ciri dan karakteristik tersendiri, sehingga harus diperlakukan

    secara berbeda (istimewa), dan memperhatikan hak-haknya,

    kelangsungan hidupnya di masa depan, serta juga harus

    mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak (the best interest of

    child).

    Bahwa ide dan pengaturan diversi sesuai dengan instrumen

    instrumen yang diakui secara internasional yang memperhatikan tentang

    kesejahteraan anak, yaitu :

    a. diversi merupakan proses peradilan pidana anak yang edukatif karena

    tidak harus melukai perkembangan jiwa si anak akibat dari

    stigmatisasi atau labeling.

    b. pemberlakuan atau penerapan konsep diversi merupakan cara

    penyelesaian perkara anak melalui kesepakatan, dan memberikan

    kesempatan pada sianak untuk memperbaiki diri atas dasar

    kemauannya sendiri tanpa ada pemaksaan melainkan anjuran.

    Dengan berhasilnya diversi di tingkat pengadilan , anak

    sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika terhindar dari

    sanksi pidana yang akan menimbulkan kerugian sebagi berikut yaitu :

    a) anak diberi cap jahat oleh masyarakat yang di sebut stigma;

    b) masyarkat menolak kehadiran mantan narapidana anak;

    c) masa depan anak suram.

  • 66

    4. Proses Diversi Di Pengadilan Negeri Salatiga Dikaitkan Dengan

    Prinsip Perlindungan Anak

    Berdasarkan Fakta dari proses diversi di Pengadilan Negeri

    Salatiga, Menurut penulis Pengadilan Negeri Salatiga juga melihat

    Undang-undang Perlindungan Anak No. 35 tahun 2014 sebagai dasar

    dilakukanya diversi karena asas Penyelenggaraan Perlindungan Anak

    menjadi sangat penting sebagai tolak ukur dalam menyelenggarakan

    perlindungan anak. Penyelenggaraan Perlindungan Anak sebagaimana

    diamanatkan oleh Undang-undang ini berazaskan kepada Pancasila,

    Undang-undang Dasar 1945 dan Prinsip-prinsip dalam Konvensi hak

    Anak.

    Prinsip-prinsip dalam konvensi hak anak yang dijadikan asas dalam

    menyelenggarakan perlindungan anak diantaranya adalah :

    1) Non diskriminasi, artinya tidak membedakan anak berdasarkan asal-

    usul, suku, agama, ras, dan sosial ekonomi.

    2) Prinsip kepentingan terbaik bagi anak, bahwa dalam semua tindakan

    yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat,

    badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik

    bagi anak harus menjadi pertimbangan utama. Hak untuk hidup,

    kelangsungan hidup dan perkembangan. Hak-hak ini merupakan hak

    azasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh

    pemerintah, masyarakat, keluarga, orangtua dan lingkungan.

  • 67

    3) Penghargaan terhadap pendapat anak adalah penghormatan terhadap

    hak-hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya

    dalam pengambilan keputusan terutama jika menyangkut hal-hal

    yang mempengaruhi kehidupannya.

    Dalam perkara tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh

    anak di Pengadilan Negeri Salatiga, dilihat dari asal usul, suku, agama,

    ras dan sosial ekonomi, anak sebagai terdakwa tidak dibeda-bedakan

    dalam proses hukum yang berlaku.

    Kepentingan terbaik bagi anak menjadi dasar dilakukannya

    diversi ditingkat pengadilan, karena anak pelaku tindak pidana

    penyalahgunaan nartkotika, sebagai bagian dari generasi muda, sebagai

    salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus

    cita-cita perjuangan bangsa di masa depan.

    Anak sebagai pelaku tindak pidana narkotika di Pengadilan

    Negeri Salatiga diberi kesempatan untuk memberikan tanggapam

    terdahap dakwaan yang didakwakan kepadanya

    Pasal 15 Undang-undang Perlindungan Anak No. 35 tahun 2014

    menyatakan Hak Anak :

    1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran

    penganiyaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak

    manusiawi

    2) Setiap anak berhak memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.

  • 68

    3) Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara anak hanya

    dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya

    dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.

    Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 11 Tahun 2012

    Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak bahwa usia 17 ( tujuh belas ) tahun

    berhak dilakukan diversi, yaitu mengalihkan proses pidananya dari proses

    penal ke proses non penal.

    Pengadilan Negeri Salatiga dengan melihat hak – hak anak untuk

    secara umum memperoleh tujuan dari bekerjanya sistem peradilan pidana

    anak pada dasarnya ditujukan untuk membangun sistem peradilan yang

    adil dan ramah terhadap anak (fair and humane).

    Hakim tidak menerapkan pidana sebagai penerapan sanksi yang

    terakhir dalam penegakan hukum terhadap anak, tetapi lebih memilih

    untuk dilakukan diversi karena melihat kepentingan terbaik bagi anak.

    Adapun tindakan hakim sesuai dengan karakteristik sistem

    peradilan pidana anak yang berlandaskan :

    1) Hak anak;

    2) Menerapkan prinsip keadilan restoratif;

    3) Menempatkan kepentingan terbaik bagi anak sebagai acuan

    pertama dan utama;

    4) Fokus pada pencegahan sebagai tujuan utama;Menjadikan sanksi

    penahan sebagai alternatif terakhir (the last resort) dan jika

  • 69

    memungkinkan menahan anak dalam waktu yang

    sesingkatsingkatnya;

    5) Prinsip proporsionalitas;

    6) Menekankan rehabilitasi dan reintegrasi;

    7) Melakukan Intervensi secara layak dan tepat waktu;

    Dalam diversi ini diharapkan dapat tercapainya keadilan baik bagi

    pelaku/anak.Keadilan yang hendak dicapai disini adalah keadilan yang

    bermartabat.Yaitu keadilan yang memanusiakan manusia bukan saja

    terhadap pelaku namun juga terhadap anak.Hal ini sangatlah penting

    karena selama ini anak tindak pidana kurang mendapatkan rasa

    keadilan.Meskipun demikian, diversi tidak dapat diterapkan kesemua

    tindak pidana.