BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM...

37
41 BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM KACAMATA ORANG AMBON Ambon merupakan ibu kota propinsi Maluku yang tidak hanya terkenal dengan kekayaan alam, namun juga beragam suku, budaya dan agama. Komunitas agama terbesar yang dianut oleh warga kota Ambon adalah Islam dan Kristen. Tahun 1999-2004 merupakan sejarah kelam yang terjadi di Ambon karena konflik kemanusiaan bernuansa agama. Berbagai upaya perdamaian dilakukan demi menciptakan kembali suasana hidup “orang basudara” di kota Ambon. Selanjutnya, sebagai salah satu dari simbol rekonsiliasi, tahun 2009 Gong Perdamaian Dunia diletakan di pusat kota Ambon. Pada Bab ini akan dijelaskan dua hal pokok, antara lain : (1) Pemaknaan masyarakat terhadap Gong Perdamaian Dunia di Ambon, (2) Upaya rekonsiliasi dan hubungan lintas agama di Ambon. 3.1. Gambaran Umum Kota Ambon. 3.1.1. Letak Geografis Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon, yang secara geografis berada pada posisi: 3º - 4º Lintang Selatan dan 128º - 129º Bujur Timur, di mana secara umum Kota Ambon meliputi wilayah di sepanjang pesisir dalam Teluk Ambon dan pesisir luar Jazirah Leitimur dengan total panjang garis

Transcript of BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM...

Page 1: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

41

BAB III

GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON

DALAM KACAMATA ORANG AMBON

Ambon merupakan ibu kota propinsi Maluku yang tidak hanya terkenal

dengan kekayaan alam, namun juga beragam suku, budaya dan agama. Komunitas

agama terbesar yang dianut oleh warga kota Ambon adalah Islam dan Kristen. Tahun

1999-2004 merupakan sejarah kelam yang terjadi di Ambon karena konflik

kemanusiaan bernuansa agama. Berbagai upaya perdamaian dilakukan demi

menciptakan kembali suasana hidup “orang basudara” di kota Ambon. Selanjutnya,

sebagai salah satu dari simbol rekonsiliasi, tahun 2009 Gong Perdamaian Dunia

diletakan di pusat kota Ambon.

Pada Bab ini akan dijelaskan dua hal pokok, antara lain : (1) Pemaknaan

masyarakat terhadap Gong Perdamaian Dunia di Ambon, (2) Upaya rekonsiliasi dan

hubungan lintas agama di Ambon.

3.1. Gambaran Umum Kota Ambon.

3.1.1. Letak Geografis

Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon, yang

secara geografis berada pada posisi: 3º - 4º Lintang Selatan dan 128º - 129º Bujur

Timur, di mana secara umum Kota Ambon meliputi wilayah di sepanjang pesisir

dalam Teluk Ambon dan pesisir luar Jazirah Leitimur dengan total panjang garis

Page 2: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

42

pantai 102,7 Km. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 luas wilayah

Kota Ambon seluruhnya seluas 377 km2 dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah

tahun 1980 luas wilayah daratan Kota Ambon tercatat seluas 359,45 Km2.1

Secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah

dengan batas – batas sebagai berikut: Sebelah Utara dengan Desa Hitu, sebelah

Selatan dengan Laut Banda. Sebelah Timur kota Ambon berbatasan dengan Desa

Suli, dan sebelah Barat dengan Desa Hattu.2

Gambar 1. Peta Kota Ambon.

1 R. Rizky dan T. Wibisono, Mengenal Seni dan Budaya Indonesia (Jakarta: CIF Penebar

Swadaya Group, 2012), 119. 2 http://peta-ambon.blogspot.co.id/2013/01/gambaran-umum-wilayah-kota-ambon.html

Page 3: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

43

3.1.2. Demografis.

Dilihat dari aspek demografis dan etnisitas, kota Ambon merupakan potret

kota yang plural. Di kota Ambon berdiam etnis-etnis Alifuru, (asli Maluku) Jawa,

Bali, BBM, (Buton, Bugis, Makassar) Papua, Melayu, Minahasa, Minang, Flobamora

(Suku-suku Flores, Sumba, Alor, dan Timor) dan ada pula keturunan orang asing

(komunitas peranakan Tionghoa, komunitas Arab-Ambon, komunitas Spanyol-

Ambon, komunitas Portugis-Ambon, dan komunitas Belanda-Ambon). 3

Wilayah administrasi Kota Ambon ini berdasarkan Peraturan Daerah

(PERDA) Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006 dimekarkan menjadi 5 kecamatan dari

sebelumnya 3 kecamatan, yang membawahi 20 kelurahan dan 30 desa/ negeri. Jumlah

desa/ negeri dan kelurahan serta luas setiap kecamatan adalah seperti pada Tabel

berikut ini.

Tabel 1.

Jumlah Desa dan Negeri Kota Ambon.

No. Kecamatan Ibukota

Jumlah Desa/Kelurahan Luas WilayahDaratan(Km2)

Desa/Negeri Kelurahan

1. Nusaniwe Amahusu 5 8 88,35

2. Sirimau Karang

Panjang

3 11 86,82

3. Teluk Ambon

Baguala

Passo 6 1 40,11

4. Leitimur

Selatan

Leahari 8 - 50,50

5. Teluk Ambon Wayame 7 1 93,67

Kota Ambon 29 21 359,45

3 www.ambon.go.id/keadaan-geografis.

Page 4: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

44

Pendidikan

Fasilitass pendidikan tersebar di seluruh kecamatan di Kota Ambon, yang

terdiri dari 197 Sekolah Dasar, 10 Madrasah Ibtidiyah, 48 Sekoah Menengah

Pertama, 6 Madrasah Tsanawiyah, 33 Sekolah Menengah Atas, 12 Sekolah

Menengah Kejuruan, dan 2 Madrasah Alayiah. Berdasarkan distribusi sarana, maka di

Kecematan Sirimau memiliki sarana pendidikan terbanyak, sedangkan di Kecamatan

Leitimur Selatan, sarana pendidikan yang tersedia masih pada pendidikan umum

yaitu SD, SMP, dan SMA. 4

Tabel 2

Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kota Ambon

No. Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan

Jumlah Umum Agama

SD SMP SMA SMK MI MTs MA

1. Nusaniwe 55 11 10 2 1 - - 79

2. Sirimau 68 18

10

6 6 4 2 114

3. T. A. Baguala 28 8 6 2 2 1 - 47

4. Leitimur Selatan 12 4 2 - - - - 18

5. Teluk Ambon 34 7 5 2 1 1 - 50

Kota Ambon 197 48 33 12 10 6 2 308

4 Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Ambon.

Page 5: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

45

3.1.3. Perkembangan Kota Ambon.

Kota Ambon mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terlihat

dengan adanya dua mall besar di Ambon yang turut mempengaruhi roda

perekonomian, antara lain Maluku City Mall yang berlokasi di Tantui, dan Ambon

City Center di daerah Passo. Selain itu, sebagai ikon terbaru Kota Ambon, Jembatan

Merah Putih dijadikan sebagai jembatan terpanjang di kawasan Indonesia Timur.

Jembatan yang berlokasi tepat di Teluk Dalam Pulau Ambon ini menghubungkan

Desa Rumah Tiga (Poka), Kecamatan Sirimau pada sisi Utara dan Desa Hative Kecil-

Galala, Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Jembatan Merah Putih hadir

untuk menunjang pengembangan fungsi kawasan Teluk Ambon sesuai dengan Tata

Ruang Kota Ambon. Secara teknis panjang jembatan ini adalah 1.140 meter yang

terbagi ke dalam tiga bagian yaitu, Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka sepanjang

520 meter, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala sepanjang 320 meter, dan Jembatan

Utama sepanjang 300 meter. Jembatan Merah Putih ini mempersingkat jarak dan

waktu tempuh dari Kota Ambon menuju Bandara Pattimura dan sebaliknya, sehingga

biaya operasional kendaraan berkurang. Sebelum ada Jembatan Merah Putih, jarak

Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon yang berkisar 35 kilometer harus

ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon.5

5http://properti.kompas.com/read/2016/04/04/060000521/Jembatan.Merah.Putih.Berdiri.Megah.

Melintasi.kota.Ambon.

Page 6: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

46

Di bidang kesehatan, kota Ambon pun semakin berkembang pesat dengan

didirikannya Rumah Sakit Siloam. Rumah Sakit RS Siloam Ambon akan dilengkapi

dengan fasilitas terbaik seperti pusat trauma darurat yang efektif, dengan dokter yang

terlatih untuk perawatan trauma dan mampu menangani pasien stroke, serangan

jantung dan kecelakaan. Investasi pada perlengkapan medis termuktakhir yang sesuai

standar internasional meliputi MRI 1,5 tesla, CT Scan 128 slice dan Catch-Lab yang

mampu mendiagnosa kasus-kasus paling kompleks. Rumah sakit Siloam Ambon,

juga akan dilengkapi Tele medecine atau format komunikasi digital lain yang

memungkinkan rumah sakit mengakses sumber daya spesialisasi klinis terbaik pada

pusat kompetensi dan juga jaringan internasional yang dimiliki. Rumah sakit ini juga

meningkatkan percepatan perekonomian di Ambon-Maluku. Selain itu dibangunnya

rumah sakit ini, akan menyerap tenaga kerja lokal untuk bekerja sebagai perawat di

rumah sakit tersebut.6

3.1.4. Sistem Adat dan Budaya

Pela-gandong merupakan salah satu tradisi budaya di Maluku yang

memainkan peranan penting dalam relasi Islam-Kristen di Maluku. Tradisi ini di

masa lalu juga berfungsi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam

masyarakat. Tradisi pela-gandong mengandung nilai-nilai moral seperti kebersamaan,

persatuan, saling menghargai, kesetaraan, dan perdamaian.

6 http://indonesiabangkit.net/2016/09/06/hadiah-untuk-ulang-tahun-ke-441-siloam-hospitals-

segera-melayani-warga-ambon/

Page 7: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

47

Gandong (berasal dari kata kandung atau kandungan) dan pela pada dasarnya

berbeda. Namun pada masa kemudian sering disamakan saja. Bahkan ada yang

menggolongkan gandong juga sebagai salah satu bentuk pela. Jika dua (atau lebih)

negeri memiliki hubungan gandong hal itu karena mereka merasa memiliki asal usul

yang sama, yaitu berasal dari satu keturunan, dari nenek moyang yang sama.

Perempuan atau laki-laki dari negeri-negeri gandong tidak boleh saling mengawini.

Itu merupakan salah satu larangan untuk hubungan gandong. Larangan dan sanksi-

sanksi dalam hubungan gandong hampir mirip dengan larangan-larangan dan sanksi-

sanksi dalam hubungan pela. 7

Pela adalah adalah sejarah hidup orang Maluku, khususnya Maluku Tengah,

yang di dalamnya terkandung penghayatan akan nilai-nilai relasi antar manusia, baik

yang diawali dengan atau tanpa ketegangan. Pela merupakan penciptaan relasi yang

bersifat komunal dan bukan personal. Dilihat dari sejarah terjadinya pela maka pela

dapat dikatakan merupakan solusi dalam menghadapi ketegangan dan persoalan-

persoalan hidup dengan menekankan perbaikan relasi antar manusia. Menurut bahasa

asli negeri-negeri di Maluku Tengah, pela memang bisa diartikan sebagai sahabat

(sahabat yang dipercaya) atau saudara, karena mereka yang berada di dalam ikatan

pela menganggap satu dengan yang lain, tanpa memandang usia dan kedudukan,

sebagai sahabat, bahkan lebih dari sekedar sahabat yaitu sebagai saudara. Pela juga

dapat diartikan sebagai “selesai”, “sudah berakhir“ atau “berhentilah”. Hal ini bisa

dikaitkan dengan berakhirnya ketegangan, termasuk peperangan antar negeri, atau

7 Proyek Pengembangan Media Kebudayaan (Indonesia), Lembaga Budaya Pela dan Gandong

di Maluku: Latar Sejarah, Peranan, dan Fungsinya (United State: University of Michigan, 2000) 113.

Page 8: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

48

persoalan di dalam sebuah negeri atau di antara negeri-negeri dan mereka mengikat

diri dalam hubungan pela.8

Berdasarkan ritual terjadinya pela, ada yang disebut pela tampa (tempat) sirih

karena ikatan pela dibuat dengan mengedarkan sirih pinang kepada semua yang hadir.

Ada juga yang disebut pela minum darah karena pela tersebut dimeteraikan dengan

darah. Darah diambil dari jari-jari wakil wakil negeri yang membuat sumpah dan

dicampur dengan minuman alkohol lokal, sopi. Sopi yang sudah dicampur darah ini

kemudian oleh mereka diminum setelah masing-masing pihak mencelupkan senjata

perang mereka. Ada juga yang disebut pela batu karang, karena ikatan pela dibuat

setelah kapitan (panglima perang) dari kedua negeri yang berperang tidak mampu

saling mengalahkan setelah bertarung di atas batu karang.9

Tujuan dibentuknya Pela:10

1. Pela dibentuk dengan tujuan untuk mengakhiri peperangan atau pertikaian dan

untuk menciptakan hidup yang damai di antara negeri-negeri yang berkonflik.

2. Pela dibentuk karena perasaan senasib dan sepenanggungan karena tekanan

dan penindasan

3. Pela dibentuk dengan tujuan mengakhiri rasa saling permusuhan, terkait

dengan sikap terhadap penjajah.

4. Pela yang dibentuk dengan tujuan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

kehidupan, terutama masalah ekonomi.

8 http://ukdw.ac.id/journal-theo/index.php/gema/article/viewFile/40/pdf

9 Arsip dari sekertariat Majelis Latupati Kota Ambon.

10 http://ukdw.ac.id/journal-theo/index.php/gema/article/viewFile/40/pdf.

Page 9: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

49

5. Pela yang dibentuk dengan tujuan mendekatkan kembali hubungan sebagai

saudara sekandung – sama dengan gandong– karena merasa berasal dari

keturunan yang sama atau memiliki asal usul yang sama.

6. Pela yang dibentuk dengan tujuan melanjutkan hubungan yang semulanya

adalah hubungan antar pribadi – terkait dengan masalah cinta - menjadi

hubungan antar negeri.

Setiap anak negeri terikat kepada aturan-aturan yang sudah ditetapkan terkait

dengan ikatan pela yang ada. Aturan-aturan ini terkait dengan apa yang menjadi hak

dan kewajiban antara negeri yang satu dengan yang lain. Setiap anak negeri

mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut. Sanksi-

sanksi terkait dengan pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut seringkali lebih

bersifat psikologis. Artinya tidak ada kewajiban atau aturan untuk membayar

semacam denda jika seseorang atau negeri melanggar aturan yang ditetapkan. Orang

Maluku percaya bahwa sanksi itu akan diberikan langsung oleh tete nene moyang

(para leluhur) dalam bentuk yang kadang sulit untuk dijelaskan dengan akal sehat.

Aturan yang paling menonjol adalah larangan untuk saling mengawini antar laki-laki

dan perempuan dari negeri pela. Negeri-negeri pela juga terikat dalam tanggung

jawab untuk saling tolong menolong satu dengan yang lain, kapan saja, bahkan dalam

bentuk apa saja, misalnya dalam acara bersih desa, pembangunan tempat ibadah atau

baileu (balai desa) atau sekolah.11

11

Arsip dari sekertariat Majelis Latupati Kota Ambon.

Page 10: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

50

3.2. Konsep Gong

3.2.1. Sejarah dan Perkembangan

Pada kurun waktu 500 awal Masehi, gendang perunggu mulai masuk di

Indonesia sebagai salah satu alat barter yang digunakan oleh negara lain. Hal ini

didukung dengan adanya gendang perunggu di Kepulauan Indonesia, seperti Sumatra,

Jawa, Bali, Sumbawa, Selayar, Seram, Kei dan pulau lain di Maluku, Rote dan pulau

lain di Nusa Tenggara Timur, juga di daerah Irian Barat. Gendang perunggu di

Indonesia, dibuat pada tahun 19 dan 20 Masehi sebagai mahar atau perangkat upacara

dan alat perkusi. 12

Sejak dahulu, masyarakat Maluku senang bermain musik dan bernyanyi, dan

gong digunakan sebagai salah satu alat pengiring tari-tarian tradisional. Di Maluku,

Gong sendiri memang tidak terlalu dikenal atau dianggap sebagai satu alat musik

yang sering digunakan dalam acara-acara resmi maupun upacara adat bila

dibandingkan dengan tifa dan totobuang. Namun, bukan berarti gong sama sekali

tidak dikenal oleh orang Maluku, khususnya Ambon. Jenis gong yang ada di Maluku

yaitu, gong sedang dan gong yang digunakan dalam alat musik totobuang. Gong

sedang terbuat dari kuningan dengan motif 2 ekor naga yang mengungkapkan ihwal

kekuatan dan dampak, dengan motif asal negeri Cina. Dahulu, gong berfungsi

menjadi alat barter cengkeh serta pala, cenderamata yang diberikan oleh para

pedagang Jawa kepada raja-raja di Maluku, alat komunikasi, mahar serta harta

12

http://www.anakmusik.com/2015/08/sejarah-alat-musik-gong.html

Page 11: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

51

kekayaan. Gong juga dimainkan sebagai pengiring tari-tarian (seperti tari Cakalele).

Setiap tabuhan suara gong mempunyai makna tersendiri. 13

Gambar 2. Gong Sedang14

Totobuang merupakan alat musik yang terbuat dari kuningan. Totobuang

berarti tetabuhan yang dalam terminologi bahasa Jawa dikenal dengan memainkan

alat musik gamelan. Aliran musik ini terdiri dari gong atau dalam bahasa Melayu

Ambon diklaim "totobuang" yang ditata secara diatonik (diatonic scale), berjumlah

12 - 14 buah. Selain gong ada juga minimal 4 jenis tifa (gendang), yakni tifa fikir, tifa

fasa, tifa potong dan tifa bass. Masing-masing tifa memiliki nada ritme sendiri.

Empat pola ritme pokok itu dapat dikembangkan menjadi beberapa ritme lain,

tergantung kualitas pemain.

13

Wawancara dengan sekretaris Majelis Latupati Kota Ambon. Tanggal 2 Februari 2017. 14

Sumber: http://www.informasitradisional.tk/2016/04/Inilah-Alat-Musik-Tradisional-

Maluku.html

Page 12: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

52

Gambar 3. Gong Totobuang15

Gong merupakan alat musik pengiring alat-alat musik yang lain, terbuat dari

logam kuningan dalam ukuran yang besar, bahkan ada pula gong yang garis

tawangnya mencapai lebih dari 1 meter. Hal ini dimaksudkan agar gong dapat

mengeluarkan bunyi yang lebih bass, lebih keras, dan gaungnya lebih lama (panjang),

sehingga bunyi gong dapat didengar dari jarak yang relatif jauh. Gong dimainkan

dengan cara dipukul menggunakan kayu atau alat khusus yang dibuat untuk itu. Gong

yang sudah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk

sesudah dibilas dan dibersihkan. Jika nadanya masih belum sesuai, gong dikerok

sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis Selain itu ada juga alat musik gong

genggam yang dimainkan sambil berjalan ataupun menari. Gong yang mempunyai

suara rendah, ditabuh dengan pemukul kayu yang ujungnya di balut dengan karet,

katun, ataupun benang. Gong dimainkan dengan cara ditopang dengan kelima jari dan

15

Sumber: http://www.informasitradisional.tk/2016/04/Inilah-Alat-Musik-Tradisional-

Maluku.html

Page 13: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

53

dimainkan dengan memukul gong tersebut menggunakan alat pemukul. Cara

memegang menggunakan lima jari ini ternyata mempunyai kegunaan khusus. Sebab

satu jari (telunjuk) dapat digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi

volume suara denting yang dihasilkan. Fungsi alat musik gong adalah dimainkan

sebagai bagian dari upacara keluarga, masyarakat, kerajaan, dan juga keagamaan.

Selain dikenal sebagai alat musik, gong dianggap juga sebagai harta, mas kawin,

pusaka, perangkat upacara, dan alat komunikasi antarwarga.16

3.2.2. Sejarah Gong Perdamaian Dunia

Gong Perdamaian Dunia adalah sebuah gong yang merupakan simbol

perdamaian dunia. Gong Perdamaian Dunia telah ditempatkan pada beberapa negara.

Di Indonesia, Gong Perdamaian Dunia diletakan di Bali dan Ambon. Tujuan dari

keberadaan Gong Perdamaian Dunia adalah meniadakan perang, konflik sara,

terorisme, dll. Museum Gong Perdamaian Dunia terdapat di Jepara tepatnya,

desa Plajan yang diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum.17

Gong Perdamaian Dunia berasal dari desa Plajan Kecamatan Pakis Aji,

Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong ini telah berusia sekitar 450 (empat

ratus lima puluh) tahun dan dijaga oleh Ibu Musrini yang merupakan pewaris gong

generasi ketujuh dan bertempat tinggal di desa Plajan Lereng Barat gunung Muria.

Gong ini dibuat oleh seorang wali asal Kerajaan Demak sebagai sarana dakwah

16

Sita Hidayah, Titi Mumfangati, dkk, Sanggar Seni Sebagai Wahana Pearisan Budaya Lokal:

Studi Kasus Sanggar Seni Jaran Bodhag Sri Manis Kota Probolinggo (Direktorat Jendral Kebudayaan,

2012), 40. 17

https://id.wikipedia.org/wiki/Gong_Perdamaian_Dunia

Page 14: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

54

dalam mengajarkan agama Islam ke daerah pegunungan yang pada waktu itu

masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme. Cikal bakal “Gong

Perdamaian Dunia” (World Peace Gong) sebagai sarana yang mampu menyatukan

umat manusia di seluruh dunia, berasal dari Gunung Muria di Jawa Tengah-

Indonesia.18

Gong Perdamaian Dunia terbuat dari perunggu berbentuk lingkaran dengan

diameter 3m dan berat 150kg. Pada lingkaran luar menampilkan bendera 202 negara

anggota Komite Perdamaian Dunia, menyajikan pesona perdamaian abadi. Pada

lingkaran tengah terdapat tulisan “Gong Perdamaian Dunia” adalah identitas jati diri

bangsa Indonesia, pencetus Gong Perdamaian Dunia. Bunga Teratai sebagai pemisah

antara dua tulisan maupun yang ada pada samping kiri dan kanan memiliki arti

keindahan, perdamaian dan keseimbangan. Pada lingkaran dalam tampak sepuluh

simbol agama yang menyatakan bumi dipenuhi oleh penganut-penganut 10 (sepuluh)

agama besar di dunia. Sedangkan lingkaran puncak Gong Perdamaian Dunia

menampilkan bola dunia atau globe sebagai representasi semua manusia yang hidup

di bumi sebagai wadah dari sebuah keluarga dunia.19

Gong Perdamaian Dunia merupakan adalah simbol perdamaian yang

diciptakan oleh Komite Perdamaian Dunia, sebuah lembaga kemasyarakatan

internasional yang berbasis di Indonesia. Keberadaan Gong Perdamaian Dunia ini

sekaligus hendak menunjukan bahwa Indonesia bukanlah negara teroris (berdasarkan

18

http://nasionalisme.id/blog/sekilas_tentang_gong_perdamaian_dunia/2016-07-19-71 19

Brosur Warisan Budaya “Perdamaian Dunia”. Diperoleh saat wawancara di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku. Tanggal 30 Januari 2017.

Page 15: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

55

pengalaman bom Bali).20

Gong Perdamaian Dunia di Indonesia diwujudkan pasca

musibah Bom Bali I akhir tahun 2002 oleh Presiden Komite Perdamaian Dunia,

Djuyoto Suntani bersama Gede Sumarjaya Linggih (anggota DPR RI) didukung oleh

tokoh nasional Edi Darnadi dan Lieus Sungkharisma. Gong Perdamaian Dunia

dibunyikan pertama kali oleh Presiden Republik Indonesia Abbdurahman Wahid dan

Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri di Bali pada 31 Desember 2002 tepat pukul

00.00 WITA dihadapan seluruh tokoh bangsa, untuk mencanangkan tahun 2003

sebagai Tahun Perdamaian Indonesia.21

Gong Perdamaian Dunia yang berasal dari Indonesia kemudian dibuat

replikanya dan ditempatkan di negara-negara yang tergabung dalam anggota Komite

Perdamaian Dunia. Gong Perdamaian Dunia dibuat sebagai upaya untuk membangun

perdamaian bangsa-bangsa dan manusia di dunia. Beberapa negara awal penerima

Gong Perdamaian Dunia dipilih, misalnya Mozambique karena memiliki berbagai

aktivitas perdamaian dan kemanusiaan dalam 10 tahun terakhir. Di Laos, Gong

Perdamaian Dunia ditempatkan sebagai apresiasi kepada negara yang mampu

mewujudkan stabilitas dan perdamaian di wilayahnya. Sedangkan penempatan Gong

Perdamaian Dunia di Hungaria dilatarbelakangi pada komitmen negara untuk

memajukan perdamaian dunia dan kerukunan umat manusia.

20

http://travel.kompas.com/read/2008/04/14/13054589/Gong.Perdamaian.Indonesia.Dipajang.di.Hongaria

21 Dokumen Peresmian Gong Perdamaian Dunia di Ambon. Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Maluku.

Page 16: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

56

Tabel 3.

Negara-negara di Dunia Yang Telah Memiliki Gong Perdamaian Dunia.

No. Negara No. Negara No. Negara

1. Cina 10. Finlandia 19. Suriname

2. India 11. Venezuela 20. Jerman

3. Mozambique 12. Maroko 21. Austria

4. Laos 13. Korea Utara 22. Afrika Selatan

5. Hungaria 14. Korea Selatan 23. Vietnam

6. Mesir 15. Malasia 24. Papua New Guine

7. Kanada 16. Thailand 25. America

8. Belanda 17. Bosnia 26. Australia

9. Iran 18. Jepang 27. Indonesia.

3.2.3. Gong Perdamaian Dunia di Ambon.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Presiden Komite Perdamaian

Dunia menunjuk Kota Ambon sebagai tempat monument Perdamaian Dunia ke

XXVII – Tahun 2009. Maksud penempatan Gong Perdamaian Dunia di Ambon

Page 17: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

57

adalah untuk mewujudkan kota Ambon menjadi kota Perdamaian Dunia, dengan

beberapa tujuan yang melatarbelakangi hal tersebut antara lain ialah agar semangat

perdamaian tetap ada di Indonesia khususnya di Maluku (Kota Ambon), dan untuk

menunjang pariwisata di Maluku/Ambon.22

Monumen Gong Perdamaian Dunia di Ambon dilakukan dalam kurun waktu 2

(dua) bulan, dan berada di pusat kota yang dikelilingi oleh jalan kendaraan umum

yang mudah dijangkau. Biaya pembangunan monumen Gong Perdamaian Dunia

Ambon sebesar Rp. 2.200.000.000,- (dua miliar dua ratus juta rupiah). Gong

Perdamaian Dunia Ambon diresmikan pada tanggal 25 November 2009, bertempat di

Taman Pelita Kota Ambon. Gong Perdamaian di Ambon diresmikan oleh Presiden

Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.23

Gong Perdamaian Dunia ini

menjadi simbol untuk menyatukan energi dan semangat persatuan bagi masyarakat

Ambon.24

Gong Perdamaian Dunia di Ambon ternyata memiliki nilai filosofis.

Konstruksi monumen terdiri dari gong (bahan kuningan) dan perisai (alumunium

komposit) dengan dasar konstruksi beton yang bentuknya mengerucut ke atas. Bentuk

monument Gong Perdamaian Dunia di Ambon terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian

bawah, tengah, dan atas. Bagian bawah terdiri dari 17 (tujuh belas) dan 8 (delapan)

anak tangga, yang menggambarkan tanggal dan bulan proklamasi Republik

22

Dokumen Peresmian Gong Perdamaian Dunia di Ambon. Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Maluku. 23

Dokumen Peresmian Gong Perdamaian Dunia di Ambon. Sumber: Arsip Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Maluku. 24

Gagas Ulung, Extremely Maluku (Jakarta: Gramedia) 18.

Page 18: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

58

Indonesia. Bagian tengah terdiri dari 4 (empat) perisai. Sedangkan bagian atas terdiri

dari 5 (lima) lingkaran yang menggambarkan tahun proklamasi Republik Indonesia.

Sehingga monumen Gong Perdamaian Dunia tersebut menggambarkan hari

proklamasi Republik Indonesia yaitu tanggal 17 bulan 8 tahun 45. Empat buah perisai

menggambarkan keragaman masyarakat Maluku yang terdiri dari 4 (empat) etnis

besar yaitu etnis Maluku Tengah, Buru, Maluku Tenggara, dan Maluku Utara. Empat

perisai tersebut diisi oleh ornament dari keempat etnis yang ada. Pada bagian atas

Gong Perdamaian Dunia, terdapat 5 (lima) lingkaran menyatukan 4 (empat) perisai

sehingga menjadi satu kesatuan utuh yang mengelilingi Gong Perdamaian sebagai

wujud kebersamaan dari keragaman masyarakat Maluku dan Indonesia untuk

menjaga perdamaian dunia. Hal ini sesuai dengan amanat pada pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945, yakni turut serta melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian

abadi.25

25

Arsip dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku.

Page 19: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

59

Gambar 4. Monument Gong Perdamaian Dunia di Ambon26

3.2.4. Gong (Perdamaian Dunia) Bukan Warisan Orang Ambon

Orang Ambon memiliki gong yang pada beberapa daerah di wilayah Maluku,

digunakan sebagai alat musik pengiring tari-tarian, upacara-upacara adat tertentu, dan

juga sebagai alat komunikasi. Namun, bila dibandingkan dengan daerah di Pulau

Jawa, penggunaan gong di Ambon sangat minim. Jenis gong yang hingga saat ini

digunakan adalah totobuang, tapi orang Ambon sendiri tidak ingin bila totobuang

dikatakan sebagai gong. Gong yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi antar

warga misalnya di daerah Jawa, Bali, dan daerah lainnya ternyata memiliki perbedaan

pengenalan oleh orang Maluku pada umumnya, dan Ambon secara khusus. Tahuri,

tifa dan totobuang yang lebih dikenal secara luas oleh orang Ambon sebagai alat

komunikasi, pengiring tarian dan lagu tradisional yang lazim digunakan dan warisan

budaya mereka.

Kalo mo banding gong deng tahuri maka katong lebih kanal tahuri27

darpada gong. Orang tatua dolo-dolo, marinyo dong kalo mo panggel

masyarakat par bakumpul pasti dong tiop tahuri. Jarang pake gong.

Kalo dari bentuk mangkali totobuang mirip deng gong, tapi tetap saja

26

Sumber: https://khairilanas354.wordpress.com/tag/gong-perdamaian-dunia-ambon/ 27

Tahuri adalah alat musik dan komunikasi yang dikenal didaerah pesisir kepulauan Maluku.

Alat musik ini terbuat dari kulit kerang dan dibunyikan menggunakan cara ditiup. Jika ditiup bunyinya

akan terdengar nyaring. Semakin mungil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya. Semakin besar

ukuran kerangnya, bunyinya pun semakin rendah. Pada awalnya alat musik tahuri berfungsi sebagai

alat komunikasi antara raja dan warga, serta raja dengan staf-staf negeri. Kemudian dalam

perkembangannya tahuri berfungsi pula sebagai pemandu dalam acara-acara adat di Maluku. Tahuri

juga menjadi salah satu benda arkeologi. Tahuri sebagai alat musik tradisional masyarakat Maluku,

dan sebagai cendramata atau souvenir baik buat lokal maupun non lokal.

Page 20: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

60

akang bukan gong. (Bila ingin membandingkan gong dengan tahuri

maka kami lebih mengenal tahuri daripada gong. Orang tua zaman

dulu, marinyo ketika hendak memanggil masyarakat untuk berkumpul

pasti mereka akan meniup tahuri. Jarang sekali mereka menggunakan

gong. Jika dilihat dari bentuknya, mungkin totobuang tampilannya

mirip dengan gong, tetapi tatap saja totobung bukanlah gong).28

Gong bukanlah alat musik atau suatu benda yang mudah ditemukan dan sering

dipergunakan oleh orang Ambon dalam acara-acara adat atau kegiatan resmi lainnya.

Beberapa daerah tertentu di Indonesia menggunakan gong sebagai alat musik

pengiring tari-tarian, atau ketika gong dipukul menjadi tanda bagi masyarakat untuk

berkumpul di suatu tempat dan mendengarkan sebuah pemberitahuan, namun tidak

demikian dengan orang Ambon. Orang Ambon lebih akrab dengan tahuri sebagai alat

atau benda yang berasal dari tradisi atau kebudayaan mereka, atau disamping itu

dikenal sebuah alat musik khas orang Ambon yaitu totobuang, namun bagi orang

Ambon sendiri, totobuang bukanlah gong.

Yang beta tahu, gong itu akang bukan asli katong orang Ambon

punya. Gong itu akang banyak di Jawa, orang Jawa boleh, dong pake

akang banya. Katong orang Ambon seng pake akang di acara-acara

penting kayak mau acara nikah atau manari kayak di Jawa. Orang

tatua kasi kanal katong deng tifa totobuang, itu baru yang katong tahu

akang asli dari sini. Biasanya katong di Maluku nih orang-orang

Sarane yang barmaeng akang totobuang itu, tapi akang paleng bagus

kalo dengan musik sawat yang biasa orang Salam dong pake. Ada

sanggar-sanggar yang khusus macam di Soya, nah kalo ada acara

adat mau sambut tamu dari luar baru dong sanggar itu yang biasa

maeng totobuang, karna memang seng samua orang deng samua

daerah tahu barmaeng totobuang tu. (Yang saya ketahui, gong

bukanlah asli milik orang Ambon. Gong kebanyakan dan lebih sering

dipergunakan oleh orang Jawa. Kami, orang Ambon tidak

28

Wawancara dengan Shuresj Tomaluweng, pekerja perdamaian di Ambon dari komunitas

Badati, beragama Kristen. Tanggal 4 Februari 2017 di Passo, Negri Lama.

Page 21: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

61

menggunakan gong dalam acara-acar penting seperti pernikahan atau

tari-tarian. Orang tua atau leluhur mengenalkan kami dengan tifa

totobuang, alat tersebutlah yang kami tahu berasal dari daerah kami

(Ambon-Maluku). Biasanya alat musik tifa totobuang dimainkan oleh

orang-orang Kristen, namun dengan perpaduan musik sawat yang

biasanya dimainkan oleh orag Islam, bunyinya terdengar indah. Ada

sanggar-sanggar khusus seperti di Soya yang bila ada acara adat atau

penyambutan tamu dari luar maka mereka itulah yang biasanya

memainkan tifa totobuang, karena memang tidak semua orang dan

semua daerah tahu cara memainkan tifa totobuang). 29

Menurut orang Ambon sesuai dengan sejarah atau apa yang mereka dengar

dari nenek moyang mereka, gong tidak berasal dari Ambon. Gong lebih banyak

ditemukan dan dipakai di Pulau Jawa. Tifa totobuang adalah alat yang lebih sering

dipergunakan oleh orang Ambon dan diketahui berasal dari Ambon. Tifa totobuang

dimainkan secara solo namun juga dapat dikombinasikan dengan permainan musik

sawat. Disini ditemukan perjumpaan antar agama dalam pentas musik karena pada

umumnya, yang memainkan tifa totobuang adalah orang Kristen, sedangkan musik

sawat dimainkan oleh orang Islam. Meskipun tidak semua orang atau semua daerah

tahu cara menggunakan atau memainkan tifa totobuang, namun tradisi penyambutan

tamu atau acara adat dengan memakai totobuang tidak pernah mati, sebab beberapa

daerah di Ambon-Maluku tetap melestarikan tradisi ini, dan bahkan negeri-negeri

tertentu membentuk sanggar dimana anak-anak muda diajarkan untuk memainkan tifa

totobuang.

29

Wawancara dengan sekertaris Majelis Latupati Kota Ambon. Tanggal 31 Januari 2017, di

Kantor Majelis Latupati Kota Ambon.

Page 22: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

62

Orang Ambon memahami bahwa gong bukanlah alat musik tradisional

maupun alat yang dipakai dalam tradisi atau adat dan kebudayaan yang lahir,

bertumbuh dan berkembang dalam tatanan hidup mereka. Gong sama sekali bukan

warisan leluhur yang kerap kali digunakan oleh orang Ambon, karena asal dan

intensitas penggunaan sebuah gong di Ambon terbilang sangat minim. Dengan

demikian, masyarakat Ambon sama sekali tidak menemukan identitas mereka lewat

gong, maupun Gong Perdamaian Dunia. Orang Ambon tidak “terwakilkan” melalui

gong, dan sebaliknya gong tidak dapat mewakilkan dirinya sebagai simbol orang

Ambon.

3.2.5. Gong Perdamaian Dunia Hanya Aset Pemerintah Daerah.

Gong Perdamaian Dunia atau yang dikenal secara global dengan World Peace

Gong bukanlah aset satu-satunya warga Ambon, pasalnya gong perdamaian dunia

sudah tersebar sangat banyak di beberapa negara di dunia. (lih. Tabel 3). Gong

Perdamaian dunia yang berlokasi di Taman Pelita, Ambon merupakan Gong

Perdamaian Dunia ke-35.

Gong ini dianggap milik pemerintah provinsi Maluku. Hal ini disebabkan

karena setiap pengunjung yang dalam seminggu berkisar 40-50 orang ketika hendak

memasuki monument Gong Perdamaian Dunia di Ambon harus membayar biaya

masuk sebesar Rp.5.000/orang entah itu pendatang dari luar Ambon, atau bahkan

warga Ambon sendiri.30

Sedangkan, gong tersebut tampak tidak terawat dan dikelola

30

Hasil wawancara dengan salah satu penjaga/penjual karcis masuk Monument Gong Perdamaian Dunia. Tanggal 30 Januari 2017, di Monument Gong Perdamaian Dunia Ambon.

Page 23: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

63

dengan baik. Pengunjung hanya bisa berfoto di bagian atas (gong), tapi jarang sekali

pintu museum (yang berisi dokumentasi tentang konflik Maluku 1999-2002) di buka

bagi para pengunjung. Masyarakat Ambon jarang sekali terlibat secara penuh dalam

aktivitas menyuarakan perdamaian melalui Gong Perdamaian Dunia, dan lebih parah

lagi walau pun ternyata kegiatan seperti itu diadakan, partisipasi pemerintah sangatlah

minim.

Gambar 5. Gong Perdamaian Dunia di Ambon (Tampak tidak terawat).

Beta waktu itu, tahun 2013 biking project film tentang perdamaian

yang judulnya “Hanna”, dan karna mau supaya film ini bisa dinikmati

banyak orang deng sebaik mungkin, katong mau putar di Gong

Perdamaian karena lokasinya itu batul-batul titik central di kota

Ambon. Kenyataannya adalah beta deng tamang-tamang nih adalah

anak muda yang ingin menyuarakan perdamaian lewat media ini

(pemutaran film) dan sebagai volunteer katong seng dibayar. Tapi

saat katong bicara deng dinas Pariwisata Proinsi Maluku yang pung

wewenang kelola Gong Perdamaian, katong akses dibatasi, harus

Page 24: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

64

sewa keamanaan, sewa lokasi Rp.2.500.000.00,- (dua juta lima ratus

ribu rupiah), dan pemerintah sama skali seng kasi dukungan untuk

katong pung kegiatan perdamaian itu. Dan malah sampe disana, dong

tanya kanapa musti putar film di gong sini?. Jadi par beta, gong ini

cuma jadi simbol pencitraan saja dari pemerintah voor dunia luar liat

kalo dolo pernah terjadi konflik basar di Ambon la skarang ni su

damai. (Di Tahun 2013, saya sedang membuat project film tentang

perdamaian yang berjudul “Hanna”, dan karena keinginan agar film ini

dapat dinikmati oleh banyak orang sebaik mungkin, kami hendak

memutar film ini di lokasi Gong Perdamaian karena tempatnya yang

strategis dan merupakan titik pusat Kota Ambon. Saya dan beberapa

teman lainnya adalah anak-anak muda yang ingin menyuarakan

perdamaian lewat media ini, yaitu pemutaran film bertema

perdamaian, dan sebagai relawan pekerja perdamaian, kami sama

sekali tidak mendapat bayaran dari siapa pun. Namun, saat kami

berbicara dengan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku yang memiliki

kewenangan untuk mengelola Gong Perdamaian Dunia, akses kami

malah dibatasi, kami harus menyewa keamanan, biaya sewa lokasi

sebesar Rp.2.500.000.00,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) dan

pemerintah sama sekali tidak memberi dukungan atau pun

berkontribusi dalam kegiatan perdamaian dimaksud. Bahkan, ketika

kami berbicara dengan mereka, mereka malah bertanya mengapa harus

memutar film tersebut disini? Jadi menurut saya, Gong Perdamaian

dunia ini hanya menjadi simbol pencitraan saja oleh Pemerintah

kepada dunia luar untuk mengetahui dan melihat bahwa dulu pernah

terjadi konflik besar-besaran di Ambon dan sekarang Ambon sudah

damai).31

Bagi pekerja perdamaian di Ambon, awalnya mereka melihat Gong

Perdamaian Dunia sebagai aset besar bagi rakyat Ambon sendiri, dan lewat Gong

Perdamaian mereka dapat menyuarakan gaung perdamaian sampai ke pelosok

wilayah Ambon. Namun kenyataannya, pemerintah tidak mendukung penuh kegiatan

perdamaian yang dilakukan, dan malah mempertanyakan alasan penggunaan

monument Gog Perdamaian Dunia yang jelas-jelas telah diketahui alasannya. Hal

31

Wawancara dengan Rifky Husain. Salah satu pekerja perdamaian di Kota Ambon, beragama

Islam. Tanggal 28 Februari 2017, di Jl. Ay Patty.

Page 25: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

65

inilah yang kemudian mengakibatkan kurangnya kepedulian masyarakat Ambon

sendiri terhadap Gong Perdamaian Dunia.

Jelas terlihat dalam hal ini bahwa pemerintah hanya melihat Gong Perdamaian

Dunia sebagai “penghias kota” yang mendatangkan pendapatan daerah. Pemerintah

menjadi pihak yang memberi fasilitas bagi masyarakat kota Ambon dan pengunjung

lainnya untuk melihat Gong Perdamaian Dunia sebagai simbol perdamaian yang

ditempatkan di Ambon. Namun kenyataannya, fasilitas tersebut tidak dapat

digunakan semaksimal mungkin oleh warga kota Ambon, apalagi oleh pihak-pihak

yang bergerak dalam upaya menyuarakan dan menggemakan suara Perdamaian di

kota Ambon. Selain itu, nampak juga bahwa Gong Perdamaian Dunia tersebut sama

sekali tidak dirawat dengan baik oleh pemerintah yang memang bertanggung jawab

atas gong tersebut. Gong Perdamaian Dunia hanya menjadi simbol yang mati,

maknanya sama sekali tidak diresapi oleh masyarakat kota Ambon, dan yang

seharusnya menjadi fasilitator (pemerintah) pun tidak melakukan kegiatan yang

berarti untuk menyuarakan pesan perdamaian melalui Gong Perdamaian itu.

3.2.6. Gong Perdamaian Dunia: Destinasi Pariwisata VS Simbol Rekonsiliasi.

Gong Perdamaian Dunia yang diletakan di Kota Ambon sejatinya memiliki 2

tujuan, yaitu agar semangat perdamaian tetap ada di Indonesia khususnya di Ambon,

dan untuk menunjang pariwisata di Maluku. Tetapi yang lebih nampak adalah tujuan

kedua dari Gong Perdamaian Dunia. Gong tersebut lebih difungsikan sebagai tujuan

pariwisata dari orang-orang yang berada di luar wilayah kota Ambon. Sedangkan

Page 26: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

66

orang Ambon sendiri umumnya melihat Gong Perdamaian dunia ini sebagai tempat

bersantai di sore atau malam hari.

Saya datang ke sini ya karena suasana Gong Perdamaian bila di lihat

malam hari sangat bagus dengan penataan lampunya. Ada tempat

duduk untuk bersantai dan bisa juga untuk kita foto-foto.32

Monument Gong Perdamaian Dunia memang merupakan salah satu tempat di

kota Ambon yang sering dikunjungi oleh orang Ambon sendiri maupun oleh

pendatang dari luar Ambon yang ingin melihat seperti apa bentuk Gong Perdamaian

Dunia di Ambon. Biasanya, menjelang malam, Gong Perdamaian Dunia ramai

dengan pengunjung yang hendak berfoto di monument tersebut. Gong tersebut lebih

diaplikasikan sebagai icon pariwisata.

Gong Perdamaian Dunia di Ambon sepertinya hanya jadi tempat

periwisata. Pemerintah daerah yang punya wewenang tertinggi

harusnya lebih menginfokan tentang Gong Perdamaian ke warga

Ambon, tapi nyatanya tidak. Bahkan, dalam pidato gubernur atau

walikota dan orang penting lainnya, tidak ada yang menyebutkan

tentang gong itu. Akhirnya, masyarakat tidak terlalu menaruh

perhatian atau memiliki pengetahuan dan pemaknaan yang mendalam

tentang Gong Perdamaian Dunia bila dibandingkan dengan Patung

Pattimura, misalnya. Gong Perdamaian dunia ini harusnya menjadi

simbol paling utama tentang rekonsiliasi, mengingat begitu banyak

negara (yang termuat dalam bendera negara-negara dalam gong)

yang mendukung perdamaian terjadi. Tapi minimnya perhatian dari

pemerintah daerah sendirilah yang membuat orang Ambon kurang

memaknai Gong Perdamaian Dunia sebagai simbol rekonsiliasi paling

penting di Ambon. Apalagi dengan museum yang sangat jarang

dibuka. Akhirnya orang kan hanya datang foto-foto tanpa turun lagi

32

Wawancara dengan Shella, salah satu pengunjung Monument Gong Perdamaian Dunia.

Tanggal 3 Februari 2017, di Monument Gong Perdamaian Dunia di Ambon.

Page 27: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

67

liat di Museum tentang latar belakang konflik atau bukti-bukti konflik

Ambon. 33

Penyebab Gong Perdamaian Dunia tidak dianggap sebagai salah satu aset

penting tentang perdamaian dan hubungan rekonsiliasi lintas agama bagi orang

Ambon adalah karena pemerintah tidak memberikan informasi yang mendalam

tentang ditempatkannya gong tersebut di Kota Ambon. Pemerintah kota dan provinsi

tidak memaksimalkan fungsi Gong Perdamaian Dunia sebagaimana mestinya, mereka

hanya lebih fokus untuk menjadikan Gong Perdamaian Dunia sebagai tujuan

pariwisata, daripada gong sebagai salah satu simbol perdamaian yang tidak hanya

secara umum bagi dunia, tetapi lebih khusus warga Ambon.

Gong Perdamaian Dunia yang ada di Ambon menurut saya hanya

simbol mati saja. Gong Perdamaian itu hanya dinikmati oleh orang

dari luar wilayah Ambon sebagai “wisata konflik”. Artinya, bila

masuk ke museum bagian bawah gong maka akan terlihat dokumentasi

(berupa foto-foto) saat konflik tahun 1999-2002 terjadi. Ya, syukur

kalau museum itu dibuka, kalau tidak ya pasti pengunjung hanya

berfoto saja di gong tanpa tahu secara jelas bagaimana perjalanan

cerita konflik Ambon. Gong tidak bisa menjadi representasi cara

orang Ambon “bakubae”, gong itu tidak mampu menampung makna

kata damai bagi orang Ambon. Rekonsiliasi terjadi dari hal-hal yang

sederhana. Saat kita melakukan kebaikan dan orang lain pun

melakukan hal yang baik, serta membangun hubungan persaudaraan

yang lebih erat, disitulah damai. (Berdamai).

34

Gong Perdamaian Dunia tidak mendapat perhatian yang besar dari warga

Ambon, gogg tersebut lebih menjadi konsumsi pihak pengunjung yang berasal dari

33

Wawancara dengan Syarifa Alydruz (Ipeh). Salah satu pekerja perdamaian di Kota Ambon,

beragama Islam. Tanggal 28 Februari 2017, di Belakang Soya. 34

Wawancara dengan Rifky Husain. Salah satu pekerja perdamaian di Kota Ambon, beragama

Islam. Tanggal 28 Februari 2017, di Jl. Ay. Patty.

Page 28: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

68

luar wilayah Ambon. Bagi narasumber, gong hanya dijadikan “wisata konflik”, yang

mana di bagian bawah monument terdapat museum berisi dokumentasi konflik 1999.

Museum tersebut jarang sekali dibuka, sehingga ketika pengunjung datang, mereka

hanya berfoto di depan Gong Perdamaian Dunia. Hal ini mengakibatkan pemahaman

tentang konflik Ambon hingga berbagai upaya perdamaian yang menjadi sejarah bagi

orang Maluku, tidak dapat dilihat secara langsung oleh pengunjung. Dengan

demikian, gong tidak dimaknai sebagai simbol perdamaian dan rekonsiliasi hubungan

lintas agama di Ambon, orang Ambon lebih melihat perdamaian terwujud dalam

tindakan “baku bae” yang mereka lakukan bagi saudara mereka yang berbeda agama.

Saya tidak melihat Gong Perdamaian Dunia sebagai simbol yang

benar-benar menyuarakan perdamaian di Kota Ambon, sebab gong itu

terlihat sunyi-sunyi saja. Kalau pun ramai, hanya sebagai pajangan

atau tempat wisata. Harusnya di lokasi Gong Perdamaian yang luas

itu dibangun juga tempat atau ruangan-ruangan khusus bagi

komunitas yang bekerja untuk perdamaian di Kota Ambon (supporting

system). Setidaknya gong tersebut dapat menjadi laboratorium untuk

kerja perdamaian yang dilakukan dengan latar belakang menyuarakan

gaung perdamaian menggunakan Gong Perdamaian Dunia di Ambon.

Orang Ambon tidak memaknai Gong Perdamaian Dunia sebagai

simbol perdamaian dan Rekonsiliasi di Kota Ambon atau pun Negeri

Raja-Raja, sebab gong bukan hasil kesepakatan orang Ambon untuk

berada di wilayah mereka.Gong tersebut adalah produk pemerintah.

Perdamaian yang terjadi di Ambon karena pengalaman pahit konflik

’99 dan orang memang telah lelah dan merasa rugi dengan suasana

konflik. Itulah sebabnya ada rekonsiliasi di Ambon, dan bukan karena

Gong Perdamaian Dunia. 35

35

Wawancara dengan Mossalam Latuconsina. Salah satu pekerja perdamaian di Kota Ambon,

beragama Islam. Tanggal 27 Februari 2017, di Ambon City Center, Passo.

Page 29: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

69

Gong Perdamaian Dunia menjadi tidak terlalu penting bagi warga Ambon

karena gong tersebut bukan hasil kesepakatan atau permintaan dari masyarakat

Ambon. Konflik berakhir dan orang Ambon berdamai karena pada akhirnya mereka

lelah dan sadar akan akibat dari konflik itu sendiri. Dengan demikian, bagi para

pekerja perdamaian di Ambon, Gong Perdamaian Dunia diharapkan tidak saja

menjadi sebuah pajangan atau hiasan kota. Monument sebesar itu sebaiknya dijadikan

labolatorium untuk pekerjaan perdamaian di Ambon, sehingga tujuan ditempatkannya

Gong Perdamaian Dunia terlaksana lewat berbagai kegiatan yang dilakukan dimana

Gong Perdamaian Dunia menjadi medianya.

Hadirnya Gong Perdamaian Dunia di Ambon bisa menjadi simbol

perdamaian dan sebagai identitas orang Ambon tentang relasi antar

agama khususnya diantara dua komunitas besar agama yang dulu

berkonflik (Islam-Kristen) agar tidak lagi terjadi konflik di masa

mendatang. Namun, tidak ada jaminan yang pasti bahwa dengan

adanya gong itu maka perdamaian bisa terwujud dan tidak akan ada

lagi konflik. Karena pada kenyataannya, konflik selesai dan Ambon

damai berasal dari keinginan orang Ambon lagi untuk tidak lagi

berkonflik.36

Gong Perdamaian Dunia dapat dijadikan sebagai simbol perdamaian bagi

warga Ambon bila berkaca dari konflik yang pernah terjadi tahun 1999. Namun,

kehadiran Gong Perdamaian Dunia sendiri tidak bisa dijadikan jaminan bahwa

dengan adanya gong maka tidak ada lagi konflik. Hal ini lebih condong sebagai

sebuah harapan.

36

Wawancara dengan Sekertaris Majelis Latupati Kota Ambon. Tanggal 4 Februari 2017, di

Kantor Majelis Latupati Kota Ambon.

Page 30: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

70

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa kehadiran Gong Perdamaian Dunia

sama sekali tidak memiliki dampak besar bagi orang Ambon tentang perdamaian.

Gong hanya sebagai tempat dimana para pengunjung datang dan mengabadikan

moment mereka dengan Gong Perdamaian Dunia di Ambon yang penampilannya

terlihat manarik saat malam hari. Gong Perdamaian Dunia mungkin memiliki nilai-

nilai tertentu bagi pengunjung dari luar Ambon, entah untuk mengetahui bagaimana

suasana konflik saat itu, namun ketertarikan atau minat yang seperti itu, tidak banyak

dimiliki oleh orang Ambon sendiri.

3.3. Upaya Rekonsiliasi dan Hubungan Lintas Agama di Ambon.

Konflik besar-besaran yang terjadi di Ambon telah selesai di tahun 2004.

Penempatan Gong Perdamaian Dunia ke-35 tahun 2009 di Ambon menjadi simbol

bahwa kota Ambon sudah damai. Namun, 11 September 2011, Ambon kembali

dilanda “guncangan konflik” akibat tewasnya tukang ojek beragama Muslim, yang

jenazahnya ditemukan di daerah Kristen. Kericuhan 11 September mengakibatkan

Puluhan kendaraan, rumah serta tempat ibadah terbakar diamuk masa dan

mengakibatkan beberapa orang tewas terkena tembakan serta ratusan orang luka-

luka.

Pihak-pihak yang lelah dengan konflik dan berusaha untuk meminimalisir

agar konflik 11 September 2011 tidak membias semakin luas akhirnya melakukan

upaya-upaya perdamaian di kota Ambon. Berbagai cara dilakukan untuk

Page 31: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

71

menyerukan perdamaian di Ambon Manise, kemudian lahirlah komunitas-

komunitas perdamaian yang melakukan kerja perdamaian di Ambon hingga kini.

11 September 2011 melahirkan gerakan “Provokator Damai” yang berjuang

untuk melakukan provokasi-provokasi bernada damai untuk melawan provokasi

yang membuat masyarakat kota Ambon menjadi was-was. Munculah “Gerakan

Badati”, sebuah gerakan damai dengan mediasi perdamaian ala warung kopi.

Sampai pada gerakan “#SaveAru” yang cukup berhasil membantu masyarakat

Kepulauan Aru dari pencaplokan tanah-tanah adat mereka.37

Beta merasa bergabung di Badati38

itu suatu ide dan tindakan yang

bagus. Morika Tetelepta yang panggil beta dan gabung ke Badati, lalu

ketemu deng usi39

Els. Lalu kemudian katong kumpul di Balitbang

GPM dan beta kenal deng bapa Jacky Manuputty. Beta tertarik

dengan inovasinya bapa Jacky tentang filter info. Usi Els bilang

katong program yang di Badati ini bagi-bagi kopi ke orang-orang

yang jaga keamanan waktu peristiwa 11 September dan setelahnya.

Beta kemudian kembangkan filter info dari “provokator damai” itu

dengan minta nomor-nomor kontak beberapa orang (misalnya raja

atau ketua RT, dll) untuk konfirmasi dan bagikan semua info melalui

filter info tadi. Jadi, semua informasi yang katong (Kopi Badati)

berikan adalah informasi yang sebenarnya, sesuai deng apa yang

terjadi. Jadi semua yang katong bikin, ternyata efektif dan sangat

membantu rekonsiliasi. (Saya merasa bergabung di Badati adalah suatu

ide dan tindakan yang benar. Morika Tetelepta adalah orang yang

mengajak saya untuk bergabung di Badati dan di sanalah saya bertemu

dengan Usi Els. Lalu akhirnya kami berkumpul di Balitbang GPM dan

saya kenal dengan Bapak Jacky Manuputty. Saya tertarik dengan

inovasi beliau tentangg filter info. Usi Els menerangkan tentang

program yang dilakukan oleh Badati adalah dengan memberikan kopi

kepada orang-orang yang menjaga keamanan saat 11 September

maupun pasca moment itu. Saya kemudian mengembangkan filter info

dari “provokator damai” itu dengan meminta nomor-nomor kontak

37

http://almascatie.id/2015/06/paparisa-ambon-bergerak-rumah-impian-komunitas-kota-ambon/ 38

Badati adalah sebuah konsep masyarakat tradisional dalam aktifitas memberikan sumbangan

dalam hubungan kerjasama untuk tujuan tertentu. 39

Sapaan untuk kakak perempuan dalam bahasa Ambon, Maluku.

Page 32: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

72

beberapa orang misalnya raja-raja di Ambon dan ketua-ketua RT.

Untuk mengkonfirmasi dan membagikan semua informasi filter info

tadi. Dengan demikian, semua informasi yang kami (Kopi Badati)

berikan adalah yang sebenarnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh komunitas Badati ternyata efektif dan sangat membantu

terwujudnya rekonsiliasi di Ambon. 40

Dalam rangka menangkal issue-issue kericuhan pasca 11 September,

didirikanlah sebuah komunitas yang diberi nama badati (bagi-bagi kopi dari Timur).

Mereka disebut juga sebagai provokator damai dimana issue-issue negatif yang

ditujukan untuk memprovokasi warga Ambon sehingga menciptakan suasana

semakin memanas, dilawan dengan informasi berisi kebenaran yang

memperovokasi masyarakt untuk tetap menjaga perdamaian. Salah satu program

unggulan dalam komunitas ini adalah filter info, dimana semua informasi yang

diterima saat itu langsung diverifikasi kebenarannya secara langsung oleh para

provokator damai, sehingga semua informasi yang diterima oleh masyarakat adalah

kejadian yang benar-benar terjadi. Upaya ini dinilai positif dan berhasil untuk tetap

mempertahankan keadaan kota Ambon yang berusaha pulih dan bangkit dari konflik

masa lalu serta menjaga rekonsiliasi hubungan lintas agama di Ambon tetap terjalin.

Waktu itu beta dan teman-teman dari Badati melakukan suatu

kegiatan pasca 11 September 2011 yang berlokasi di monument Gong

Perdamaian Dunia dalam rangka berbagi pengalaman konflik yang

bisa digunakan untuk saling menguatkan dibanding dengan bicara

tentang berapa banyak kehilangan, dll. Alasan pemilihan lokasi

karena tepat sebagai pusat kota Ambon, dan karena sekalian ada

Gong Perdamaian di situ. Dalam kegiatan itu diadakan dialog dan

suguhan pertunjukan seni berupa tarian, pembacaan puisi atau narasi

40

Wawancara dengan Syarifa Alydruz. Salah satu pekerja perdamaian di kota Ambon,

beragama Islam. Tanggal 28 Februari 2017, di Belakang Soya.

Page 33: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

73

yang bertujuan untuk menggugah rasa orang-orang yang hadir saat

iu, dimana orang Kristen dan Islam bisa saling mendukung dan

merangkul satu dengan yang lain. Setelah itu ada petisi yang

ditandatangani di atas kain putih yang kami simpulkan sebagai kain

gandong. Keadaan kota Ambon sekarang sudah sangat baik, Kegiatan

ini dianggap sangat berhasil karena peserta yang hadir diluar

perkiraan dan apa yang diharapkan dalam kegiatan ini pun mencapai

target. Tapi tentu aksi-aksi perdamaian tidak bisa berhenti sampai di

titik saat ini, sebab bicara tentang dinamika antar agama merupakan

sebuah proses yang panjang, tiada akhir. Bila hubungan lintas agama

ini ditempatkan dalam kesadaran yang sistemik, maka akan tercipta

situasi damai yang lebih baik lagi. 41

Monument Gong Perdamaian Dunia pernah digunakan pasca 11 September

oleh para provokator damai. Kegiatan tersebut bertujuan untuk tetap mengikat

masyarakat Ambon dalam semangat menjaga perdamaian dan rekonsiliasi hubungan

lintas agama. Dalam kegiatan tersebut, digunakan beberapa model seperti dialog

lintas agama, berbagai pertunjukan seni yang memberi semangat bagi peserta untuk

saling mendukung satu dengan yang lain antar komunitas agama.

Beta tergabung dalam Komunitas Anak Negeri Siwalima (ANSI) yang

inisiatornya adalah Pak Abidin Wakano, Bpk. Jacky Manuputty, Bpk.

Rudi Fofid, Bpk. Abraham Tulalesy, Bu42

Chris Belseran. Anggota

ANSI beragam, didominasi oleh anak-anak muda yang berbeda latar

belakang baik agama (Islam, Protestan dan Katolik) dan suku. Kami

membagikan Kapata43

Damai untuk wilayah-wilayah konflik di kota

41

Wawancara dengan Shuresj Tomaluweng. Salah satu pekerja perdamaian di Kota Ambon,

beragama Kristen. Tanggal 2 Februari 2017, di Passo Negri Lama. 42

Sapaan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Ambon, Maluku. 43

Kapata adalah sastra lisan. Ada jenis kapata yang dinyanyikan, artinya memiliki nada atau

melodi, dan ada pula yang dilafalkan tanpa nada seperti melafalkan sajak. Ciri nyanyian ini dapat

dilihat dari cara penyampaiannya yang dituturkan ataudisampaikan secara lisan dari generasi ke

generasi dan dapat menyebar secara luas. Komunitas Anak Negeri Siwalima membagikan Kapata

Damai berupa seruan-seruan damai untuk mengajak orang agar tidak terpancing terhadap hal-hal yang

memprovokasi timbulnya konflik. Kapata ini dibuat dalam bentuk selebaran dan dibagikan kepada

khalayak ramai di Ambon.

Page 34: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

74

Ambon. Aksi damai yang dilakukan semuanya tidak dibayar sama

sekali, hal ini murni dari keinginan dan rasa tanggung jawab kami

sebagai anak muda untuk mewujudkan Ambon yang damai. Selain itu,

kami pun membantu dalam mengadvokasi kepentingan masyarakat

terkait hak-hak wilayah adat, dan lingkungan misalnya tambang pulau

Romang44

. (Saya).

Para provokator damai dalam hal ini memiliki andil penting dalam upaya

menjaga perdamaian dan mewujudkan rekonsiliasi hubungan lintas agama di

Ambon. Komunitas-komunitas pekerja perdamaian memberi tanggung jawab yang

besar khususnya terhadap anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas

perdamaian sebagai pilar penting untuk menyebarkan pesan perdamaian di Ambon.

Majelis Latupati Maluku sebagai instrumen adat menjalankan tugas

yaitu memelihara dan melindungi hukum adat, membantu

menyelesaikan sengketa antar negeri maupun masyarakat. Dalam

proses kerja perdamaian, kami menjadi fasilitator perdamaian di

Maluku/Ambon dimana telah melakukan rekonsiliasi membantu

pemerintah di beberapa daerah yang berkonflik yaitu konflik Saleman-

Horale, Negeri Lima-Ureng, Hualoy-Seriholo, konflik Hitulama-

Hitumessing, Mamala-Morela, Porto-Haria, dan terakhir konflik

antara Mamala dan Hitulama.

Kelembagaan Majelis Latupati Maluku dibentuk pada tahun 2007. Majelis

Latupati Maluku adalah lembaga adat untuk konsolidasi dan komunikasi untuk

mempersatukan kepala pemerintahan negeri adat dengan gelar Raja, Pati yang

memimpin negeri adat.45

Majelis Latupati dinilai sangat berperan penting membantu

pemerintah demi menciptakan Ambon-Maluku yang damai dengan penggunaan

44

Wawancara dengan Mossalam Latuconsina, Ketua Komunitas Anak Negeri Siwalima

beragama Islam. Tanggal 27 Februari 2017, di Ambon City Center, Passo. 45

Arsip dari Kelembagaan Majelis Latupati Kota Ambon.

Page 35: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

75

instrument kearifan lokal yang memperkuat hubungan saudara antar negeri yang

memiliki hubungan pela-gandong.

Seluruh masyarakat di Kota Ambon mulai menata hidup bermasyarakat yang

damai pasca konflik. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa segregasi masih ada dengan

daerah pemukiman yang terpisah antara Islam-Kristen. Namun, begitu banyak

kegiatan yang terjadi di Ambon beberapa tahun terakhir yang membuktikan pulihnya

hubungan lintas agama antara dua komunitas agama terbesar di Ambon.

Kepedulian masyarakat Ambon terhadap perdamaian dan suasana hidup yang

rekonsiliatif terlihat dalam peristiwa bersama masyarakat Negeri Hitulama dan

Hitumesing Kecamatan Leihutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dengan

masyarakat Negeri Galala, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Warga Hitu Lama dan

Hitumessing yang mayoritas beragama Muslim, terlihat saling bahu membahu dengan

warga Galala yang mayoritas Nasrani, membongkar gedung gereja Immanuel Galala-

Hative Kecil yang akan direnovasi tahun 2016.

Gereja Protestan Maluku (GPM) turut terlibat secara akktif dalam

membangun perdamaian di Ambon. Majelis Sinode Gereja Protestan Maluku turut

menyerahkan hewan kurban kepada Panitia Hari Raya Qurban Masjid An Nur, Desa

Batu Merah, Sirimau Kota Ambon tanggal 11 September 2016. GPM melihat

tindakan berkurban bukan hanya sebuah rutinitas kegiatan sosial semata, namun lebih

dari itu, adalah penghayatan terhadap nilai-nilai ritual yang mendalam. GPM dalam

Page 36: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

76

gagasan "gereja orang basudara", mewujudkan kebersamaan hidup berdampingan

sebagai orang basudara salam-sarane (Islam - Kristen).46

4. Kesimpulan

Berdasarkan data lapangan dan penelusuran dokumen yang diperoleh penulis

melalui proses penelitian, maka realitas yang terjadi menunjukan bahwa monumen

Gong Perdamaian Dunia di Ambon hanya difungsikan sebagai destinasi pariwisata.

Sebagaimana terlihat dalam penelitian yang dilakukan, Gong Perdamaian hanya

digunakan bagi pengunjung Gong Perdamaian Dunia untuk duduk santai dan berfoto

ria. Bahkan, museum yang berada di lantai bawah Gong jarang difungsikan, padahal

museum tersebut sangat penting karena memuat dokumentasi tentang peristiwa

konflik 1999 sampai pada upaya perdamaian saat itu. Gong Perdamaian Dunia

sebagai simbol rekonsiliasi di Kota Ambon tidak mendapat tempat yang mendalam di

hati masyarakat Ambon. Minimnya informasi dan sosialisasi pemerintah menjadi

latar belakang yang kuat akan ketidakpedulian masyarakat terhadap nilai-nilai penting

yang terkandung dalam Gong Perdamaian Dunia di Ambon.

Begitu pula dengan situasi kota Ambon saat ini, dimana semua pihak terus

berupaya menghidupkan kembali suasana “orang basudara” yang saling menghargai

dan menghormati demi terwujudnya hubungan yang rekonsiliatif. Orang Ambon

tidak lagi ingin terjebak dengan kepentingan dari pihak-pihak lain yang sengaja

menggunakan konflik sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

46

http://www.gpibimmanuelbekasi.org/index.php?ipage=11348

Page 37: BAB III GONG PERDAMAIAN DUNIA DI AMBON DALAM …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13342/3/T2_752015017_BAB... · dan berdasarkan hasil survey tata guna tanah ... (Buton, Bugis,

77

Sebab, pengalaman konflik yang telah dialami dulu sudah memberi banyak pelajaran

bagi orang Ambon sendiri. Kini, orang Ambon lebih peduli untuk menciptakan

suasana yang damai sebagai tanggung jawab mereka. Ambon harus menjadi rumah

yang nyaman dan damai untuk ditinggali oleh anak cucu dan generasi selanjutnya.

Selain itu, Ambon harus pula tetap Manis sebagai tempat yang layak dikunjungi oleh

para pendatang atau turis. Dengan demikian, upaya-upaya perdamaian harus tetap

dilakukan tanpa merasa puas bahwa berada pada suatu titik aman tertentu sudahlah

cukup.