BAB III GAMBARAN UMUM PERUM DAMRI III.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2008-2-00020-AK Bab...
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM PERUM DAMRI III.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2008-2-00020-AK Bab...
27
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUM DAMRI
III.1 Sejarah Perusahaan dan Operasi Perusahaan
Pimpinan Umum Perusahan Negara” (BPUPN) berdasarkan PP No.233
tahun 1961, yang kemudian pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI
ditetapkan menjadi Perusahaan Negara (PN). PERUM DAMRI lahir dalam
kancah revolusi perjuangan rakyat Indonesia merebut kembali kemerdekaanya
dari agresi kolonialis Belanda. Berawal dari zaman pendudukan Jepang di
Indonesia tahun 1943. Saat itu, terdapat dua perusahaan angkutan JAWA UNYU
ZIGYOSHA dan ZIDHOSA SOKYOKU. Zigyosha mengkhususkan diri pada
jasa angkutan barang dengan truk, gerobak/cikar, sementara Sokyoku untuk
angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor/bus. Tahun 1945, setelah
Indonesia merdeka, dibawah pengelolaan Kementrian Perhoeboengan RI, JAWA
UNYU ZIGYHOSA berubah nama menjadi “Djawatan Pengangkoetan” untuk
angkutan barang dan ZIDHOSA SOKYOKU beralih menjadi “Djawatan
Angkoetan Darat” untuk angkutan penumpang. Pada 25 November 1946, kedua
jawatan itu digabungkan, berdasarkan Makloemat Menteri Perhoeboengan RI
No.01/DAM/46 dibentuklah “Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia”
disingkat DAMRI, dengan tugas utama menyelengggarakan pengangkutan darat
dengan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya. Tugas ini pulalah yang
menjadikan semangat “Kesejarahan “ DAMRI yang telah memainkan peranan
aktif dalam kiprah perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan agresi
militer Belanda di Jawa. Tahun 1961, terjadi peralihan status DAMRI menjadi
28
Badan Kemudian tahun 1982, Damri beralih status menjadi Perusahaan Umum
(PERUM) berdasarkan PP No.30 tahun 1984, selanjutnya dengan PP No.31
Tahun 2002, hingga saat ini. Dimana PERUM DAMRI diberi tugas dan
wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan umum untuk penumpang dan
atau barang diatas jalan dengan kendaraan bermotor.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 31 tahun 2002, maksud dan tujuan
DAMRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program
pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya di sub sector perhubungan darat dengan armada bus dan truk serta
tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap insan DAMRI memiliki sikap
bekerja keras, jujur (terbuka) dan pantang menyerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan mempertahankan kemandirian perusahaan
dengan menciptakan suasana damai melalui kerja sama, sama-sama bekerja
dalam kebersamaan, serta dapat memberikan rasa aman dengan menjaga
lingkungan kerja yang menyenangkan dan perilaku Ramah dilandasi kekuatan
Iman dan taqwa.
Saat ini, DAMRI mempunyai tujuh jenis pelayanan pelayanan jasa
transportasi yang beroperasi menjelajahi berbagai kota dan daratan, tersebar di
74 kota dan daerah di seluruh Indonesia. Adapun untuk kantor pusat DAMRI
berlokasi di JL. Matraman Raya No.25, Jakarta Timur dan untuk kantor cabang,
DAMRI mempunyai empat kantor cabang yang terbagi wilayah (Jakarta,
Semarang, Surabaya, dan Jayapura) ditambah dengan 46 stasiun agen DAMRI
yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
29
III.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi penyedia jasa angkutan jalan raya yang aman, handal, terjangkau serta
unggul dalam kinerjanya.
Misi
Menyediakan jasa angkutan jalan raya unggulan berkelas dunia yang memuaskan
pengguna jasa, pemilik DAMRI, pegawai, masyarakat yang berkepentingan dan
meningkatkan nilai DAMRI.
III.3 Kegiatan Usaha
1. Kegiatan komersial
Kegiatan komersial merupakan kegiatan operasional yang diarahkan untuk
memperoleh keuntungan dengan tidak mengesampingkan pelayanan
kepada masyarakat umum yang meliputi beberapa pelayanan angkutan.
2. Angkutan Kota
Pelayanan dalam jaringan trayek kota (dalam wilayah kota, ibukota
propinsi, dan kebupaten). Jaringan pelayanan meliputi 13 kota besar di
pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
3. Angkutan Antar Kota
30
Pelayanan dalam jaringan trayek Antar kota, Antar propinsi (AKAP) dan
meliputi Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Jaringan pelayanan meliputi
13 kota besar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
4. Angkutan Antar Negara
DAMRI mempelopori transportasi lintas-batas antar Negara Indonesia
Malaysia. Dengan melayani trayek dari Pontianak (Indonesia) tujuan
Kuching (Malaysia)
5. Angkutan Wisata
Pelayanan transportasi wisata untuk menunjang pelayanan pariwisata
Indonesia, Pelayanan bus wisata terdapat di Jakarta, Yogyakarta, dan
Denpasar dari dan ke daerah-daerah wisata yang tidak terbatas oleh wilayah
administrasi atau untuk keperluan keluarga maupun sosial.
6. Angkutan Khusus Bandara
Unit Angkutan Khusus Bandara Perum DAMRI merupakan salah satu
segmen pelayanan yang saat ini beroperasi dari dan ke Bandara Soekarno-
Hatta. Malayani trayek strategis di wilayah Jabotabek dengan 12 trayek
(Blok M, Gambir, Kemayoran, Rawamangun, Bekasi, Kampung
Rambutan, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Bogor, Lippo Cikarang, Merak,
dan Jababeka). Di Surabaya melayani trayek Bandara Juanda-Tanjung
Perak. Pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan ini akan terus
memberikan pelayanan terbaiknya dengan tarv relatif murah, aman, dan
nyaman.
7. Angkutan Transit dan Paket
31
Pelayanan transit bagi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan
lanjutan dan angkutan paket yang berlikasi di Jakarta. Disamping melayani
angkutan paket regular juga melakukan kerja sama dengan PT. Pos
Indonesia untuk tujuan Medan, Dumai, Suarabaya, dan Mataram.
8. Kegiatan Penugasan Pemerintah
Pelayanan dalam angkutan ke daerah-daerah terisolir sebagai angkutan
perintis, dimana daerah tersebut tidak tersedia sarana angkutan yang
memadai dengan tariff yang terjangkau. Kegiatan ini meliputi 22 kota yang
tersebar di 13 propinsi terutama Indonesia bagian timur.
III.4 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat penting didalam suatu
Perusahaan. Struktur Organisasi memberikan gambaran posisi serta pembagian
tugas seseorang didalam sebuah perusahaan, sehingga mereka dapat mengerti
posisi serta tugas apa yang akan mereka kerjakan. Dengan adanya struktur
organisasi yang baik maka fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan
baik pula.
Struktur organisasi PERUM DAMRI merupakan struktur organisasi
fungsional, yaitu tiap dalam struktur tersebut, terbagi atas divisi-divisi yang
menjalankan peran dan fungsi kerja masing-masing. Berikut adalah struktur
organisasi PERUM DAMRI.
Gambar 3.1
33
Kepemimpinan tertinggi PERUM DAMRI terletak pada Dewan Pengawas,
dewan ini beranggotakan 3 orang. Adapun Dewan Pengawas terdiri dari :
1. Drs. Sulaiman Ahmad Basyir, SH, selaku Ketua
2. Drs. Suripno, Ms Tr, Anggota
3. Maurin Sitorus, SH, Anggota
Namun demikian kepemimpinan dalam kepengurusan perusahaan dipegang
oleh Dewan Direksi. Adapun nama-nama anggota Dewan Direksi Perum Damri
adalah :
1. Twidjara Adji, SE, selaku Direktur Utama / President Director
2. Bagus Wisanggeni, SH.MM, Direktur Usaha / Operating Director
3. Viedya E. Gani, SH, Direktur Tekhnik / Technical Director
4. Ir. Agus S Subroto, MBA, Direktur Keuangan, SDM dan Adm. Umum /
Director of Finance, HR and General Administration
Adapun Direksi ini mempunyai 3 bagian fungsional, yaitu
a. Direktur Usaha /Operating Director yang terdiri dari Divisi Angkutan
kota dan Antar Kota, lalu dari masing-masing divisi membawahi seksi-
seksi. Divisi Angkutan Kota terdiri dari seksi usaha angkutan kota dan
seksi evaluasi pemeriksa angkutan kota, lalu untuk Divisi Antar Kota
terdiri dari seksi usaha antar kota dan seksi evaluasi pemeriksa antar kota.
b. Direktur Tekhnik /Technical Director yang terdiri dari Divisi Perawatan
dan Divisi Rumah tangga dan Umum.
c. Direktur Keuangan, SDM, dan Administrasi Umum /Director of Finance,
HRD and General Administration , terdiri dari divisi Rencana dan
Pengembang, Divisi Tata Usaha, Divisi Anggaran dan Akuntansi, Divisi
34
Personalia, dan Divisi RT & Umum. Divisi Tata usaha sendiri terdiri dari
seksi tata usaha & keuangan dan seksi laporan keuangan, kemudian
Divisi Anggaran dan Akuntansi terdiri dari seksi akuntansi dan seksi
anggaran, lalu Divisi personalia terdiri dari seksi tata usaha dan
personalia dan seksi pendidikan & latihan (diklat), serta Divisi rumah
tangga dan umum terdiri dari seksi seksi rumah tangga & umum dan
seksi humas.
Setiap divisi dan seksi di Perum Damri dikepalai oleh Kepala Subdirektorat
(KaSubdit) dan Kepala seksi (KaSie). Adapun uraian tugas dan tanggung jawab
jabatan di Perum Damri ditulis berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PP) Nomor 31 tahun 2002, berikut ini uraian tugas dan masing-
masing jabatan di Perum Damri :
1. Dewan Pengawas bertugas untuk :
a. Melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang
dilakukan oleh Direksi
b. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan
pengurusan perusahaan
2. Dewan Direksi diberi tugas dan mempunyai wewenang untuk :
a. Memimpin, mengurus dan mengelola Perusahaan sesuai dengan tujuan
Perusahaan dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan
hasil guna dari perusahaan
b. Mewakili Perusahaan di dalam dan diluar Pengadilan
c. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengurus
Perusahaan yang telah digariskan oleh Menteri Keuangan
35
d. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang serta Rencana kerja dan Anggaran
Perusahaan
e. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan
lengkap dengan perincian tugasnya
f. Menyiapkan struktur organisasidan tata kerja Perusahaan lengkap dengan
perincian tugasnya
g. Menyiapkan Laporan Tahunan dan laporan berkala
h. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan
i. Menetapkan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman kegiatan
operasional yang ditentukan oleh Menteri
j. Mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
k. Menetapkan gaji, pensiun, atau jaminan hari tua, dan penghasilan bagi
para pegawai Perusahaan serta mengatur semua hal kepegawaian lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perunda-undangan yang berlaku.
3�Direktur Utama
a. Memimpin para direksi untuk bekerja sesuai dengan tugasnya demi
mencapai tujuan perusahaan.
b. Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan
c. Menentukan kebijakan / keputusan yang perlu diambil baik untuk
kelangsungan hidup perusahaan maupun untuk peningkatan kinerja
manajemen.
d. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas perusahaan.
36
e. Menetapkan keputusan perjanjian kerjasama dengan pihak lain.
4. Direktur Usaha
a. Menentukan kebijakan operasional perusahaan sesuai dan melaporkannya
ke direktur utama
b. Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan.
III.4. Kebijakan Akuntansi pada PERUM DAMRI
1. Dasar Akrual
Laporan Keuangan perusahaan disusun berdasarkan konsep akrual basis yaitu
aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian
bukan pada saat kas atau setara kas diterima /dibayar, dan dicatat serta
disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.
2. Penyisihan piutang usaha dilakukan atas dasar umur piutang dengan
klasifikasi sebagai berikut:
• Berumur diatas 1-2 tahun disisihkan 20%
• Berumur diatas 2-3 tahun disisihkan 40%
• Berumur diatas 3-4 tahun disisihkan 60%
• Berumur diatas 4-5 tahun dsisihkan 80%
• Berumur diatas 5 tahun disisihkan 100%
Besarnya penyisihan piutang mempertimbangkan juga kualitas debitur
terkait.
37
Piutang pegawai yang nyata-nyata tidak dapat ditagih karena alasan pegawai
yang bersangkutan pensiun / meninggal dunia dan ahli warisnya tidak mampu,
pegawai berhenti/diberhentikan dan tidak mampu serta alamatnya tidak jelas
serta debitur pailit atau alamatnya tidak jelas, setelah diperhitungkan dengan hak-
hak pegawai yang bersangkutan langsung dihapus bukukan dan dibebankan
sebagai beban lain-lain.
3. Persediaan dinilai dengan metode First In First Out (FIFO)
4. Perolehan Aktiva tetap
a. Perolehan secara tunai.
Aktiva tetap dinilai berdasarkan beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh aktiva tetap, seperti harga beli dan seluruh beban yang
dikeluarkan hingga aktiva tersebut siap untuk digunakan dalam kegiatan
usaha perusahaan dengan ketentuan bahwa :
potongan pembelian dibukukan sebagai pengurangan harga
perolehan aktiva, sebagaimana sifatnya yang merupakan
pengurangan dalam harga beli;
Untuk aktiva tetap yang diperoleh secara kredit, dnilai berdasarkan
harga perolehannya, tetapi bunga atas pembelian kredit dicatat
sebagai beban.
b. Perolehan secara kredit.
Aktiva tetap yang diperoleh secara kredit, dinilai berdasarkan harga
perolehannya, tetapi bunga atas pembelian kredit dicatat sebagai beban.
c. Perolehan sebagai hasil konstruksi.
38
Aktiva tetap yang diperoleh sebagai hasil konstruksi, dinilai berdasarkan
pengeluaran beban langsung dan beban tidak langsung (overhead) yang
terjadi selama pembangunan.
Apabila dana pembangunan diperoleh dari pinjaman, maka beban bunga
selama masa konstruksi dikapitalisasi.
5. Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva tetap disusutkan dengan metode garis lurus dari nilai perolehan
berdasarkan umur ekonomisnya yakni :
• Bangunan = 5,00 %
• Kendaraaan Angkutan
Bus Baru
- Ukuran Besar = 11,11 %
- Ukuran Medium/kecil = 14,29 %
Bus Bukan Baru = 25,00 %
Penyehatan / perbaikan = 33,30 %
• Penyehatan / perbaikan = 20,00 %
• Mesin / Inventaris bengkel = 20,00 %
• Perkakas Kendaraan = 20,00 %
• Mesin Kantor = 20,00 %
• Inventaris Kantor = 20,00 %
6. Aktiva Lain-Lain
39
a. Jaminan hari Tua (JHT) yang ditangguhkan.
Amortisasi atas beban Jaminan Hari Tua (JHT) dibabankan selama 10
tahun sejak tahun 1994 atau 10% pertahun.
b. Beban Perluasan / Pelatihan.
Amortisasi atas beban perluasan / pelatihan dibebankan selama 10 tahun
sejak tahun 1996 atau 10% pertahun.
c. Beban Sewa Tanah
Amortisasi atas beban sewa tanah dibabankan selam 30 tahun atau lebih
kurang 3,33 % pertahun.
7. Hutang Usaha dibukukan atas dasar Berita Acara penyerahan barang atas
jasa, bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
tahun setelah tanggal neraca disajikan sebagai hutang lancar.
8. Pendapatan diakui setelah jasa diberikan.
Beban diakui bila telah menjadi beban dalam periode yang bersangkutan
III.5 Laporan Keuangan Tahun 2005 PERUM DAMRI
Di dalam suatu perusahaan, laporan keuangan sangatlah dibutuhkan oleh
berbagai pihak. Baik pihak internal seperti Direktur, Manajer, dan Karyawan
maupun pihak eksternal meliputi Investor, Pemerintah, serta Kreditor. Laporan
keungan juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan bagi
Direktur dan dapat pula menjadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan.
PERUM DAMRI telah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari
neraca dan laporan laba rugi yang menjadi dasar untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak dan memberikan kepastian akan kepatuhan perusahaan
40
dalam meyusun laporan keuangan dengan baik dan benar sesuai dengan Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum.
Berikut ini merupakan laporan keuangan PERUM DAMRI yang terdiri dari
Neraca dan Laporan Laba Rugi pada tahun 2005 :
41
Tabel 3.1
PERUM DAMRI
NERACA
Per Tanggal 31 Desember 2005
(Disajikan Dalam Ribuan Rupiah )
AKTIVA
Keterangan Jumlah (Rp)
AKTIVA LANCAR : Kas & Bank Piutang Usaha Penyisihan Piutang Usaha Piutang Persekot / Pegawai Piutang Lain-lain Pendapatan yang masih harus diterima Uang Muka Pajak Persediaan Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pembelian Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP : Tanah Bangunan Kendaraan Angkutan Umum Kendaraan Angkutan Truck Kendaraan Angkutan Umum Sewa Guna Usaha Kendaraan Dinas Mesin-mesin Bengkel Perkakas Kendaraan Mesin-mesin Kantor Inventaris Kantor & Meubelair Nilai Perolehan Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva Tetap AKTIVA TETAP DALAM PROSES
9.126.080.710,745.060.845.971,73
(1.123.080.981,13)5.163.538.165,503.926.235.886,75
123.253.860,001.996.826.558,685.619.111.136,102.876.768.497,67
146.941.866,6032.916.521.672,64
15.025.310.273,4020.164.730.244,40
383.316.242.938,678.194.292.489,002.962.289.230,005.442.417.175,713.280.910.833,242.845.251.489,462.916.189.794,995.610.985.662,85
449.758.620.131,72(285.221.818.161,39)
164.536.801.970,346.143.017.370,50
42
PERUM DAMRI
NERACA (Lanjutan)
Per Tanggal 31 Desember 2005
(Disajikan Dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan Jumlah
(Rupiah)
AKTIVA LAIN-LAIN : Deposito Dijaminkan Tanah Sengketa Aktiva Dalam Pembangunan Aktiva yang rusak berat - Akumulasi Aktiva Rusak Berat Uang Jaminan Persediaan Yang Akan Dihapus - Penyisihan Persediaan yang akan dihapus JHT Yang Ditangguhkan Uang Wajib Tahunan Otorita (Tanah Batam) Aktiva Tetap Tidak Produktif Jumlah Aktiva Lain-lain : JUMLAH AKTIVA
0,00489.360.000,00
0,0028.727.523.562,78
(28.727.521.057,76)186.897.402,00623.083.188,54
(623.083.187,54)407.102.734,60284.900.189,33749.132.564,81
2.117.395.396,76
205.713.736.410,24
43
PERUM DAMRI
NERACA (Lanjutan)
Per Tanggal 31 Desember 2005
(Disajikan Dalam Ribuan Rupiah)
PASSIVA
Keterangan Jumlah (Rupiah)
KEWAJIBAN DAN MODAL : KEWAJIBAN JANGKA PENDEK : Utang Pembelian Pendapatan diterima dimuka Biaya yang masih harus dibayar Utang dari Pembagian Keuntungan Utang Lain-lain Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo Utang Pajak Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG : Kredit Bank Leasing Jumlah Kewajiban Jangka Panjang KEWAJIBAN LAIN-LAIN : Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS)
13.685.223.547,541.172.631.605,704.843.021.105,66
98.731.633,505.065.184.966,41
31.608.196.556,681.497.069.461,30
57.970.058.876,79
9.942.800.246,00
26.030.365.749,398.980.890.885,77
35.011.256.635,16
8.952.113.000,00
44
PERUM DAMRI
NERACA (Lanjutan)
Per Tanggal 31 Desember 2005
(Disajikan Dalam Ribuan Rupiah)
PASSIVA
Keterangan Jumlah (Rupiah)
EKUITAS Modal Disetor Penyertaan Modal Pemerintah Cadangan :
Cadangan Modal Cadangan Umum
Jumlah Cadangan LABA / RUGI :
Laba / Rugi s/d Tahun Lalu Laba / (Rugi) Tahun Berjalan
Akumulasi Laba / Rugi
19.700.000.000,00105.425.621.505,42
37.693.710,551.691.771.017,261.729.464.727,81
(23.358.212.973,20)(9.659.365.607,74)
(33.017.578.580,94)
Jumlah Ekuitas JUMLAH PASSIVA
93.837.507.652,29
205.713.736.410,24
45
Sumber : Laporan Keuangan PERUM DAMRI Tahun 2005
Tabel 3.2
PERUM DAMRI
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
(Rupiah) Hasil Usaha Biaya Komisi Penjualan
300.646.612.338,675.979.768.508,00
Hasil Usaha Netto : Harga Pokok :
Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung
294.666.843.830,67235.471.771.525,5416.436.379.553,09
Total Harga Pokok Laba Usaha Kotor Biaya Usaha :
Biaya Administrasi Umum Laba / (Rugi) Usaha Bersih
Pendapatan dan Biaya Lain-lain
251.908.151.078,6342.758.692.752,04
55.945.531.349,29
(13.186.838.597,25)
3.527.472.990,08
Laba / (Rugi) Sebelum Pajak Pajak Penghasilan : Pajak Kini : PPh pasal 23 Final Pajak Penghasilan Badan
(9.659.365.607,17)
0,000,00
Beban Pajak Tangguhan Laba / (Rugi) Setelah Pajak
0,00(9.659.365.607,17)
Sumber : Laporan Keuangan PERUM DAMRI Tahun 2005
46
III.6 Penerapan Kewajiban Perpajakan Pada PERUM DAMRI
Dalam proses pengumpulan data penulis melakukan wawancara dan
observasi dengan pihak PERUM DAMRI. Penulis mengajukan pertanyaan
kepada tiga orang dari divisi yang sama, yaitu Divisi Tata Usaha dan Keuangan.
Pertanyaan tentang keadaan perpajakan yang terjadi di PERUM DAMRI
diajukan kepada Bapak Sumaryanto selaku Kepala Sub. Direktorat (kasubdit),
lalu penulis dialihkan kepada bapak Syamsudin sebagai kepala seksi Tata usaha
dan keuangan, dari sini penulis lebih banyak berinteraksi dengan pegawai
PERUM DAMRI khususnya staf tata usaha dan keuangan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui
beberapa informasi tambahan yang memungkinkan timbulnya masalah
perpajakan antara lain :
1. Dalam divisi Tata usaha dan keuangan tidak ada bagian khusus yang
menangani perpajakan atau tax division namun dalam seksi tata usaha dan
keuangan ada 3 orang pegawai yang khusus menangani bagian perpajakan,
yaitu bapak Syamsudin sendiri selaku kepala seksi tata usaha dan keuangan,
kemudian Bapak Jainun selaku staff. Rata-rata latar belakang pendidikan
para pegawai yang menangani pajak adalah Strata 1 bidang akuntansi atau
sudah mempunyai sertifikat brevet pajak (A, B, dan C).
2. Dalam pelaksanaan perhitungan dan pelaporan perpajakan khususnya SPT,
seksi tata usaha dan keuangan menggunakan fasilitas e-filling yang
disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.
47
3. Perusahaan menanggung Pajak Penghasilan Pasal 21, maka dari itu atas pajak
yang ditanggung perusahaan tersebut akan dikenakan koreksi fiskal sesuai
dengan Undang-undang Pajak Penghasilan.
4. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode
penyusutan garis lurus.
5. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan pada karyawannya maka
perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada karyawannya setahun
sekali.
6. Perusahaan mengeluarkan sumbangan. Dimana biaya ini merupakan biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kegiatan sosial.
7. Untuk keseragaman dan peningkatan pelayanan, perusahaan membuat
kebijakan yang mengharuskan karyawannya untuk menggunakan seragam
saat bekerja. Atas kebijakan tersebut, perusahaan mengeluarkan biaya untuk
pembuatan seragam.
8. Biaya representasi perusahaan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menjamu mitra bisnis. Selama ini perusahaan belum membuat data
normatif atas biaya representasi tersebut. Hal ini membuat biaya representasi
memiliki potensi untuk di lakukan koreksi fiskal.
9. Perusahaan mengeluarkan biaya makan dan minum untuk karyawan. Namun
biaya ini harus dikoreksi karena biaya tersebut tidak untuk seluruh karyawan.