BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS DAKWAH DAN …eprints.walisongo.ac.id/7333/4/BAB III.pdfpengetahuan...
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS DAKWAH DAN …eprints.walisongo.ac.id/7333/4/BAB III.pdfpengetahuan...
57
BAB III
GAMBARAN UMUM FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI UIN WALISONGO SEMARANG
A. Visi dan Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo
Visi dan misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang adalah sebagai berikut (Buku Panduan
Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Semarang) :
1. Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Fakultas terdepan dalam pendidikan, penelitian,
penerapan dan pengembangan ilmu dakwah dan komunikasi
untuk kemanusiaan dan peradaban berbasis kesatuan ilmu
pengetahuan di Asia Tenggara tahun 2035.
2. Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo adalah sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
ilmu dakwah dan komunikasi berbasis kesatuan
ilmu pengetahuan untuk menghasilkan lulusan
yang unggul, interdisipliner, kompetitif dan
berakhlak al-karimah.
58
b) Mengembangkan ilmu dakwah dan komunikasi
berbasis riset.
c) Menyelenggarakan pengabdian kepada
masyarakat berbasis riset.
d) Menggali dan menerapkan kearifan lokal dalam
bidang ilmu dakwah dan komunikasi.
e) Menggalang dan mengembangkan kerjasama
dalam mengemban tridarma perguruan tinggi.
B. Sejarah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo
telah melewati sejarah yang panjang. Kelahirannya tidak dapat
dilepaskan dari pendirian IAIN Walisongo. Keberadaan IAIN
Walisongo berkait erat dengan berdirinya Sekolah Tinggi Agama
Islam di Kudus pada 1963.
Rintisan berdirinya IAIN Walisongo berawal dari gagasan
Drs. Soenarto Notowidagdo yang menginginkan berdirinya
perguruan tinggi Islam yang berpusat di pantai utara Jawa Tengah.
Setelah melalui berbagai konsultasi dan rapat, akhirnya
diputuskan mendirikan perguruan tinggi di kota Kudus dengan
dua fakultas, yaitu fakultas agama dan fakultas ekonomi.
Keputusan ini dilatari oleh pertimbangan bahwa mayoritas
masyarakat Kudus beragama Islam dan berprofesi sebagai petani
dan pedagang.
59
Rintisan pendirian IAIN Walisongo juga dilakukan di
Semarang. Pada Desember 1966, Drs. Soenarto Notowidagdo
selaku anggota Badan Pemerintah Harian Propinsi Jawa Tengah,
setelah berkonsultasi dengan banyak pejabatan, mengadakan
musyawarah dengan tokoh-tokoh Muslim untuk merintis
berdirinya Fakultas Syariah di Semarang.
Pada awal 1969, tepatnya 12 Maret 1969, kuliah perdana
sebagai tanda dibukanya Fakultas Dakwah terlaksana. Kuliah
dilaksanakan di gedung Yayasan Pendidikan Diponegoro, Jl.
Mugas No. 1 Semarang.
IAIN Walisongo diresmikan penegeriannya pada 6 April
1970, termasuk didalamnya Fakultas Dakwah berdasarkan KMA
No. 30 tahun 1970. Pada saat yang sama pula, diresmikan
pembukaan IAIN Walisongo berdasarkan KMA No. 31 tahun
1970. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo merupakan fakultas
kedua tertua di lingkungan IAIN se-Indonesia dan menjadi
fakultas tertua di IAIN Waliongo Semarang.
Pada pertengahan 1994, tepatnya pada Agustus 1994,
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo menempati gedung baru di
kampus III, kelurahan Tambakaji Ngaliyan. Pada kampus baru ini,
sampai dengan tahun 2000, Fakultas Dakwah menempati empat
unit gedung bertingkat. Dua gedung untuk perkuliahan, satu
gedung kantor dan satu laboratorium dakwah.
60
Jalan panjang sudah dilalui oleh Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, sejak kelahirannya hingga sekarang. Pada 2013,
Fakultas Dakwah berubah menjadi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi IAIN Walisongo, berdasarkan PMA No. 17 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Walisongo
(fakdakom.walisongo.ac.id/?page_id=65, diakses pada 8/4/2017).
Perubahan IAIN menjadi UIN merupakan tindak lanjut
dari usulan Menteri Agama melalui surat Nomor MA/88/2014.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi, perubahan status IAIN Walisongo menjadi Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang, berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 130 Tahun 2014 tentang Perubahan Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang menjadi Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang, yang diluncurkan Presiden RI
Ir. Joko Widodo pada 19 Desember 2014. Sedangkan upacara
peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015 oleh
Menteri Agama RI bersamaan dengan Peringatan Dies Natalis ke-
45 sebagai kelanjutan dari Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI
Nomor 30 Tahun 1970 tentang Peresmian Pembukaan Institut
Agama Islam Negeri Al-Jami’ah “Walisongo” di Semarang Jawa
Tengah yang upacara peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 6
61
April 1970 (Buku Panduan Program Sarjana (S1) dan Diploma
(D3) UIN Walisongo Tahun Akademik 2016/2017).
Saat ini Fakultas Dakwah dan Komunikasi telah memiliki
4 prodi (program studi) S-1 :
1. Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
2. Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
3. Manajemen Dakwah (MD)
4. Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
C. Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Berikut ini adalah pimpinan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang tahun 2015-2020 (Buku
Panduan Program Sarjana (S1) dan Diploma (D3) UIN Walisongo
Tahun Akademik 2016/2017). :
1. Dekan :Dr. H. Awaluddin Pimay, Lc, MAg.
2. Wakil Dekan Bidang Akademik :
Dr. H. Najahan Musyafak,M.A.
dan Kelembagaan
3. Wakil Dekan Administrasi Umum: HM. Alfandi,M.Ag.
dan Perencanaan Keuangan
4. Wakil Dekan Kemahasiswaan: Drs. H. Fachrur Rozi, M. Ag.
dan Kerjasama
62
5. Kajur/Kaprodi KPI: Dr. Hj. Siti Sholikhati, M.A.
6. Sekjur/Sekprodi KPI: Nur Cahyo Hendro Wibowo, S.T.,M.
Kom.
7. Kajur/Kaprodi BP: Dra. Maryatul Kibtiyah, M.Pd.
8. Sekjur/Sekprodi BPI: Anila Umriana, M.Pd.
9. Kajur/Kaprodi MD: Saerozi, S.Ag., M.Pd.
10. Sekjur/Sekprodi MD: Dedy Susanto, S.Sos.I., M.S.I.
11. Kajur/Kaprodi PMI: Suprihatiningsih, M.S.I.
12. Sekjur/Sekprodi PMI: Agus Riyadi, S.Sos.I., M.S.I.
13. Kabag Tata Usaha: M. Yasin
14. Kasubag Administrasi Umum: Muhamadun, S.Ag, MM.
dan Kepegawaian
15. Kasubag Perencanaan Akuntansi: Retno Sulistio
dan Keuangan
16. Kasubag Akademik : Alimul Huda, S.Pd.I.
Kemahasiswaan dan Alumni
D. Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah fakultas yang
mengembangkan materi ilmu dakwah dan ilmu komunikasi
sehingga dapat menunjang kegiatan dakwah. Hal ini sesuai
dengan visi dan misi, bahwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
ingin mengedepankan penelitian, penerapan, serta pengembangan
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi untuk kemanusiaan. Oleh
63
karena itu, prodi yang dimiliki juga tidak hanya komunikasi saja
tetapi ada bimbingan dan penyuluhan, manajemen, serta
pengembangan masyarakat.
Penelitian ini ingin mengetahui persepsi tentang jilbab,
oleh karena itu informan dalam penelitian ini adalah mahasiswi.
Persepsi setiap mahasiswi tentu berbeda-beda tergantung umur,
pemahaman, peranan sosial (kegiatan yang dilakukan di luar
kegiatan perkuliahan), dan kemampuan kognitif (IPK). Berikut ini
adalah data jumlah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi :
Tabel 1. Jumlah Mahasiswi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi angkatan 2012 – 2016 Tahun Ajaran
2016/2017
Angkatan
Asal Jenjang Pendidikan
Sebelumnya
Jumlah SMA MA SMK
Pondok
Pesantren
2012 23 81 16 2 122
2013 76 105 19 - 200
2014 24 172 33 1 230
2015 - 185 - 70 255
2016 67 209 41 4 321
Jumlah 1128
64
Sumber : Data Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang
Dalam sub bab ini peneliti akan menggunakan
alphabet (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J) untuk menyebutkan
nama informan. Berikut ini adalah rincian profil dari masing-
masing informan :
Tabel 2. Data Profil Informan
No. Informan Deskripsi
1. A
Umur : 24 tahun
Bekerja part-time di bidang kesehatan
IPK : 3.61
2. B Umur : 22 tahun
IPK : 3.45
3. C Umur : 22 tahun
IPK : 3.35
4. D
Umur : 21 tahun
Anggota WEC (Walisongo English
Club)
IPK : 3.7
5. E Umur : 22 tahun
65
Volunteer rehabilitasi sosial
IPK : 3.82
6. F Umur : 19 tahun
IPK : 3.35
7. G
Umur : 23 tahun
Bekerja part-time di lembaga pengelola
sedekah berbasis tahfizhul Qur’an
8. H Umur : 18 tahun
IPK : 3.5
9. I
Umur : 21 tahun
Anak seorang pemilik pondok pesantren
IPK : 3.34
10. J Umur : 19 tahun
IPK : 3.62
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan mahasiswi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo. Peneliti
melakukan wawancara kepada 10 mahasiswi untuk memperoleh
data penelitian mengenai persepsi mahasiswi Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Walisongo tentang jilbab.
1. Pertanyaan nomor 1, apa makna jilbab menurut Anda?
diperoleh hasil sebagai berikut :
Informan A mengartikan jilbab sebagai penutup
kepala dan identitas seorang muslimah karena jilbab
66
adalah perintah agama. B menganggap jilbab sebagai
pelindung dari gangguan internal dan eksternal. Menurut
C, jilbab yaitu sebuah pakaian wanita muslimah yang
menutupi dari atas kepala hingga ke dada wanita. D
mengartikan jilbab sebagai penutup kepala, leher, dan
dada. Menurut E jilbab adalah kain yang menutup aurat. F
mengartikan jilbab sebagai tuntunan syariat, penjaga dari
hal-hal buruk, misalnya diganggu oleh orang lain. Jilbab
sangat bermakna bagi G, karena jilbab dapat digunakan
untuk menutup aurat, dan harus sesuai Al-Qur’an dan
hadist. H menganggap jilbab adalah penutup aurat
perempuan. I mengartikan jilbab sebagai penutup aurat,
ketika tidak memakai jilbab dia akan merasa ada yang
kurang. Jilbab juga sebagai pakaian yang wajib dipakai
oleh seorang muslimah. Sedangkan menurut J, jilbab
bukan hanya sekedar penutup aurat tetapi juga jati diri
wanita muslimah, sehingga harus dari hati memakainya.
2. Pertanyaan nomor 2, bagaimana jilbab yang sesuai
syariat menurut Anda? diperoleh hasil sebagai berikut :
Menurut A jilbab yang sesuai syariat adalah jilbab
yang menutupi dada. B menambahkan jilbab itu tidak
tembus pandang, serta pakaian yang digunakan tidak
ketat. Menurut C jilbab yang menutupi seluruh aurat,
lekuk tubuh dan perhiasan wanita. Menurut D jilbab itu
67
tidak tembus pandang, menutup dada, menutup rambut,
dan pakaiannya tidak ketat. E berpendapat jilbab harus
seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur’an. Menurut F
jilbab harus menutup aurat, tidak harus jilbab yang besar
seperti yang banyak dipakai di negara Arab, karena setiap
tempat memiliki kebudayaan yang berbeda, jadi lebih
menyesuaikan dengan tempat tinggal. G menganggap
jilbab yang sesuai syariat harus seperti seperti yang
tercantum di dalam Al-Qur’an dan hadist. H menganggap
jilbab yang sesuai syariat itu harus menutup dada dan
menutup rambut perempuan. Menurut I, jilbab harus
menutup aurat, sopan, dan rapi. Setiap orang memiliki
selera masing-masing dalam memakai jilbab. Ketika
sekarang ini banyak perempuan yang memakai jilbab
besar seperti perempuan Arab, maka menurutnya berbeda
tempat maka berbeda pula cara memakai jilbabnya, yang
penting perempuan merasa nyaman dan tidak terbebani
oleh jilbabnya. Jilbab yang sesuai syariat menurut J harus
menutup punggung dan dada. Menurutnya tidak ada
salahnya jika perempuan memakai jilbab besar seperti
perempuan Arab, yang penting sesuai syariat dan tidak
tembus pandang.
68
3. Pertanyaan nomor 3 dan 4, sejak kapan Anda memakai
jilbab? dan apa alasan Anda memakai jilbab? diperoleh
hasil sebagai berikut :
A memakai jilbab sudah sejak duduk di bangku
Taman Kanak-Kanak, karena sekolahnya memang
mengharuskan untuk memakai jilbab. Namun ketika itu
dia masih sering menanggalkan jilbabnya B memakai
jilbab sejak usia 15 tahun, karena menyadari jilbab adalah
perintah agama. C menyadari dalam agama Islam sendiri
sudah dijelaskan seorang perempuan muslimah
diwajibkan mengenakan jilbab, sehingga sejak kelas 1
SMP dia mulai memakai jilbab. D memakai jilbab sejak
kelas 1 SMA karena melihat teman-temannya telah
banyak yang memakai jilbab. E memakai jilbab sejak
duduk di bangku MTs, yang tentunya mewajibkan
pemakaian jilbab. F memakai jilbab sejak duduk di
bangku Madrasah Ibtidaiyah karena memang diharuskan
untuk memakai jilbab. G memakai jilbab sejak SMP,
karena sekolahnya itu adalah sekolah Islam yang
mengharuskan pemakaian jilbab. H memakai jilbab sejak
duduk di bangku MTs, selain itu karena dia juga masuk
sebagai santri di pondok pesantren pada saat itu. I
memakai jilbab karena keinginan diri sendiri sejak duduk
di bangku Sekolah Dasar, namun masih belum konsisten,
69
baru mulai konsisten memakai jilbab sejak MTs. J
memakai jilbab sejak SMP karena lingkungan tempat
tinggal dekat dengan pondok pesantren serta karena
dorongan dari orang tua.
4. Pertanyaan nomor 5, bagaimana perbedaan yang Anda
rasakan ketika memakai jilbab dan tidak memakai jilbab?
diperoleh hasil sebagai berikut :
A menganggap ketika memakai jilbab dia merasa
aman dan nyaman. B juga merasa aman ketika memakai
jilbab. Menurutnya jilbab sebagai pengontrolnya dalam
bertindak atau berperilaku. C merasa lebih nyaman dan
percaya diri ketika memakai jilbab. D merasa lebih
dihormati ketika memakai jilbab. Akhlaknya lebih tertata,
jadi tidak mudah bertindak sembarangan. Ketika memakai
jilbab E merasa lebih aman dan terlindungi. Menurut F,
ketika memakai jilbab secara tidak langsung dia akan
selalu berusaha berperilaku dan berpenampilan baik,
dapat menjadi panutan bagi dirinya sendiri. G merasa
ketika tidak memakai jilbab akan ada sesuatu yang kurang
di tubuhnya, dan ketika sudah memakai jilbab dia merasa
nyaman dan lengkap. Menurut H, dia merasa lebih terjaga
ketika memakai jilbab. Ketika tidak memakai jilbab I
akan merasa malu karena seperti orang yang tidak
memakai pakaian. Apalagi rambut, yang menurutnya juga
70
merupakan aurat perempuan yang harus ditutupi. J
menganggap ketika memakai jilbab ruang geraknya jadi
terbatas, namun ketika tidak memakai jilbab dia merasa
ada yang kurang, seperti orang yang tidak memakai
pakaian.
5. Pertanyaan nomor 6, menurut Anda, sebagai muslimah
yang memakai jilbab, bagaimana seharusnya berperilaku
atau bertindak? Diperoleh hasil sebagai berikut :
Menurut A, muslimah yang berjilbab seharusnya
memiliki perilaku yang sesuai ajaran Islam, seperti tidak
berbohong, tidak ghibah, dan selalu menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. B menganggap
perempuan berjilbab harus memiliki perilaku yang baik
dan bisa menjaga attitude. Menurut C sebagai seorang
wanita muslimah, hendaknya berperilaku baik yang
sejatinya mengabdi pada Al-Qur’an dan hadist. D
berpendapat bahwa muslimah berjilbab harus berperilaku
baik dan bertaqwa, selalu menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. E menganggap sebagai muslimah
yang berjilbab harus memiliki perilaku yang sesuai
dengan agama Islam, yaitu akhlaqul karimah. Menurut F,
muslimah berjilbab harus berusaha untuk menjadi
panutan, paling tidak bagi dirinya sendiri. Sebagai
muslimah yang berjilbab, G akan merasa malu ketika
71
berperilaku buruk, karena jilbab adalah tuntutan dari
Allah SWT. H berpendapat perempuan berjilbab harus
memiliki perilaku sopan santun dan harus muru’ah atau
memiliki perilaku yang terpuji dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut I sudah seharusnya memiliki perilaku yang
baik sebagai seorang muslimah yang memakai jilbab.
Meskipun masih ada kekurangan, namun menurut J
muslimah yang berjilbab harus lebih berhati-hati dalam
bertindak, karena jilbab merupakan jati diri seorang
muslimah.
6. Pertanyaan nomor 7, bagaimana perilaku atau tindakan
Anda ketika sedang memakai jilbab dan tidak? apakah
sama atau tidak? diperoleh hasil sebagai berikut :
A merasa perilakunya sama saja ketika sedang
mengenakan jilbab dan tidak. Jika ada perbedaan
mungkin hanya sedikit. Namun ketika sedang berada pada
kelompok tertentu, A lebih memilih untuk menanggalkan
jilbabnya, karena tidak ingin jadi bahan pembicaraan
orang lain. Menurut B perilakunya sama saja ketika
memakai jilbab atau tidak. Menurut C, perilakunya
berbeda ketika sedang memakai jilbab, dia merasa harus
bisa menempatkan diri, menjaga akhlak, tutur bahasa, dan
cara berpikir, karena hal itu akan diperhatikan orang lain
dan menjadi tolak ukur pandangan orang lain terhadap
72
Islam. Menurut D, ketika memakai jilbab perilakunya
lebih terkontrol. Sedangkan ketika sedang tidak memakai
jilbab dia merasa lebih bebas dan leluasa. Menurut E,
perilakunya harus sopan ketika memakai jilbab.
Sedangkan ketika tidak sedang memakai jilbab dia bebas
bertingkah laku. F merasa perilakunya berbeda ketika
memakai jilbab dan tidak. Ketika sedang tidak memakai
jibab dia merasa lebih bebas, namun yang terpenting
perilakunya tidak melanggar syariat. Menurut G
perilakunya jauh berbeda ketika memakai jilbab dan tidak,
karena memakai jilbab membuat dia merasa nyaman.
Menurut H, ketika memakai jilbab dan tidak perilakunya
sama saja. Menurut I dan J, perilaku mereka sama saja
ketika sedang memakai jilbab maupun tidak.
7. Pertanyaan nomor 8, menurut Anda, apakah bisa akhlak
seseorang diukur atau ditentukan dari cara
berpakaiannya? apa alasannya? diperoleh hasil sebagai
berikut :
Menurut A tidak bisa, karena banyak perempuan
berjilbab yang perilakunya buruk, namun perempuan yang
memakai rok mini justru memiliki perilaku yang lebih
baik. Menurut B tidak bisa, karena orang yang berpakaian
baik dan sopan belum tentu perilakunya juga baik, seperti
pepatah don’t judge a book by it’s cover. Menurut C
73
akhlak seseorang itu tidak dapat diukur dari cara
berpakaiannya, tetapi pakaian dapat membantu untuk
mengubah akhlak seseorang. Menurut D tidak bisa,
karena banyak perempuan yang berjilbab namun
perilakunya masih kurang baik. Menurut E, tidak
semuanya bisa diukur dari penampilan, karena akhlak itu
tergantung pada orang itu sendiri, tergantung pada
lingkungan, dan ilmu yang dimiliki. Menurut F,
penampilan tidak bisa menjamin sesuatu itu baik, tetapi
action atau tindakan lah yang menjadi patokan. Menurut
G, justru yang dapat menilai perilaku adalah diri kita
sendiri. Menurut H tidak bisa, karena belum tentu
perempuan yang memakai jilbab itu baik. Menurut I,
pakaian tidak bisa dijadikan ukuran perilaku seseorang,
memakai jilbab atau tidak. Menurutnya, semua agama
juga tidak ada yang mengajarkan hal-hal buruk, sehingga
ketika ada seseorang yang berbuat kesalahan, maka
biasanya orang akan menyalahkan jilbab atau simbol
agamanya, dan bahkan agamanya itu. Hal itu justru akan
mencemarkan nama baik dan menimbulkan kebencian
terhadap agama tertentu. Menurut J, akhlak tidak dapat
diukur dari cara berpakaian seseorang, karena pandangan
orang berbeda-beda. Tergantung dari cara pandang
seseorang yang menilai.
74
8. Pertanyaan nomor 9, bagaimana penampilan Anda di luar
lingkungan kampus? diperoleh data sebagai berikut :
Menurut A penampilannya hanya sedikit berbeda.
Ketika sedang berada di luar kampus dia lebih banyak
memakai celana. Menurut B, penampilannya sama saja
ketika sedang berada di lingkungan kampus dan tidak.
Hanya bedanya dia akan lebih memilih memakai celana
ketika sedang tidak berada di kampus. Menurut C,
penampilannya di luar kampus sama saja seperti ketika
sedang berada di kampus. Namun dia berusaha belajar
memperbaiki diri dan taat kepada Allah. Menurut D,
ketika berada di luar lingkungan kampus penampilannya
tetap sama, yakni memakai jilbab syar’i yang berukuran
lebih besar, karena sudah merasa nyaman dengan
penampilannya tersebut. Menurut E, penampilannya di
luar lingkungan kampus tetap sama, memakai jilbab
besar. Menurut F penampilannya sama saja ketika sedang
berada di kampus dan tidak. Menurut G, penampilannya
sama saja ketika sedang berada di lingkungan kampus dan
tidak. Hanya bedanya dia akan lebih memilih memakai
celana ketika sedang tidak berada di kampus. Menurut H,
di luar lingkungan kampus penampilannya tetap sama
seperti ketika di kampus, karena sudah merasa nyaman.
Menurut I, penampilannya sama saja ketika sedang berada
75
di kampus dan tidak, karena lingkungan rumah adalah
pondok pesantren sehingga ketika keluar rumah juga
memakai jilbab. Menurut J, dia tetap memakai jilbab
besar atau syar’i ketika berada di luar lingkungan kampus.
9. Pertanyaan nomor 10, menurut Anda, apa keuntungan dan
kerugian memakai jilbab? diperoleh data sebagai berikut :
Menurut A, keuntungannya adalah dia merasa aman
ketika memakai jilbab. B menganggap ketika memakai
jilbab dia merasa aman dan nyaman. Menurut C, banyak
keuntungan yang didapat dengan berjilbab di antaranya
dengan menggunakan jilbab kita sudah melakukan salah
satu sunnah Rasulullah, memperdalam agama Islam,
mendidik diri sendiri untuk berperilaku baik dan tidak
centil. Menurut D, ketika memakai jilbab dia merasa lebih
dihormati oleh orang lain. Dia juga memiliki pengalaman
ketika jatuh dari kendaraan bermotor kemudian kulitnya
terbentuk aspal, luka yang ditimbulkan tidak terlalu parah
karena dia memakai pakaian yang panjang. Namun
memakai jilbab juga membuatnya panas di siang hari,
tetapi itu bukan kerugian, karena orang yang tidak
memakai jilbab juga akan merasa panas di siang hari.
Menurut E, dia lebih terjaga dengan memakai jilbab,
apalagi jilbab besar yang sekarang dia pakai. Dia
memiliki pengalaman ketika naik bus umum, petugas
76
laki-laki yang biasanya membantu penumpang ketika
akan naik atau turun bus justru segan dengan dirinya,
sehingga petugas laki-laki tersebut meminta petugas
perempuan untuk membantu E turun dari bus. Menurut F,
memakai jilbab membuatnya merasa aman, terlindungi,
dan tindakannya juga lebih terkontrol. Menurut G, tidak
ada kerugian yang ditimbulkan karena memakai jilbab,
dengan memakai jilbab dia merasa lebih dihormati dan
aurat perempuan dapat tertutup semua. Menurut H,
dengan memakai jilbab maka kehormatannya akan lebih
terjaga. Menurut I, dengan memakai jilbab dia merasa
lebih terlindungi dan tidak mengumbar aurat, sehingga
tidak membuat lawan jenis merasa berhasrat. Menurut J,
jilbab sebagai pengontrolnya dalam bertindak, apalagi
menurutnya memakai jilbab juga baik dari sisi kesehatan,
kulit jadi terlindung dari sengatan panas matahari.
10. Pertanyaan nomor 11, bagaimana menurut pendapat
Anda mengenai perempuan yang selalu memakai jilbab
mengikuti tren? diperoleh hasil sebagai berikut :
Menurut A dan B, sah-sah saja mengikuti tren
asalkan masih sesuai syariat. Menurut C, tidak menjadi
masalah jika memakai jilbab mengikuti tren, karena
banyak juga sebagian orang memanfaatkan untuk sebuah
bisnis, berdagang dan lain-lain. Namun, semua kembali
77
pada diri kita masing-masing untuk menentukan mana
yang baik dan buruknya. Menurut D, memakai jilbab
mengikuti tren tidak masalah asalkan tetap sesuai syariat,
misalnya jilbabyang dipakai tidak tembus pandang dan
menutup dada. Menurut E, sah-sah saja mengikuti tren
yang penting tidak melenceng dari aturan jilbab yang
telah disyariatkan agama Islam. Menurut F, memakai
jilbab itu datang dari hati, sehingga yang paling penting
tidak merasa terbebani dan nyaman. Namun pernah suatu
ketika F melihat perempuan memakai jilbab yang kurang
baik, dia ingin mengingatkan tetapi takut apabila
perempuan itu tersinggung sehingga dia mengurungkan
niatnya. Menurut G, boleh saja mengikuti tren namun
harus tahu batasannya. Misalnya memakai jilbab namun
pakaian yang digunakan ketat maka akan sama saja.
Menurut H, sah-sah saja mengikuti tren yang penting
tidak melenceng dari aturan jilbab yang telah disyariatkan
agama Islam. Menurut I, sah-sah saja mengikuti tren,
karena dengan begitu perempuan bisa belajar memadu-
padankan pakaian yang dikenakan. Sebagai perempuan
yang memakai jilbab dia juga bersyukur dengan
munculnya berbagai tren jilbab karena dengan begitu akan
banyak juga perempuan yang memakai jilbab. Meskipun
banyak yang mengikuti tren pada awalnya, namun lama-
78
kelamaan akan merasa nyaman dan terus memakainya.
Menurut J, oke-oke saja perempuan berjilbab mengikuti
tren yang penting masih sesuai syariat, misalnya tidak
atau belum sesuai dengan syariat maka anggaplah dia
sedang berproses.
11. Pertanyaan nomor 12, apa harapan Anda mengenai jilbab
yang anda pakai saat ini? diperoleh hasil sebagai berikut :
A berharap akan terus memakai jilbab karena hal itu
adalah ketentuan Allah SWT, dan seiring berjalannya
waktu perilakunya bisa menjadi lebih baik sesuai dengan
jilbabnya. B berharap dapat terus istiqomah memakai
jilbab, meningkatkan iman dan ibadahnya. C berharap
supaya dapat memperdalam agama Islam dengan
termotivasi untuk terus muhasabah diri dan memperkuat
iman. D berharap semoga bisa menjadi orang yang lebih
baik lagi. Apalagi dia sekarang untuk memakai jilbab
yang berukuran lebih besar dari sebelumnya. Menurutnya
dengan menjilbabi fisiknya terlebih dahulu maka akhlak
yang baik akan bisa menyesuaikan. E berharap dengan
memakai jilbab yang lebih besar sekarang ini bisa
membuatnya menjadi lebih baik, memperbaiki akhlak,
dan sebagai control dalam bertindak. F berharap dengan
memakai jilbab, dia bisa terhindar dari perilaku yang keji
dan bisa membawanya ke jalan Allah SWT. G berharap
79
jilbabnya bisa merubah dirinya agar menjadi lebih baik
lagi dan lebih mendalami agama Islam. H berharap akan
terus istiqomah memakai jilbab dalam berbagai
kesempatan. I berharap bisa terus istiqomah dan menjadi
lebih baik lagi dengan memakai jilbab. J berharap
jilbabnya dapat memberikan motivasi bagi perempuan
lain yang belum memakai jilbab.