BAB III Entropion

4
BAB III PEMBAHASAN Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam bola mata. Entropion dapat disebabkan oleh involusi (spastik, ketuaan), sikatriks dan kongenital. Menurut American Academy Of Opthalmology section7 entropion diklasifikasian menjadi entropin kongenital, spastik akut, involutional dan sikatrikal. Menurut Arnias et al (2000) diketahui bahwa karakteristik anatomi yang khas kelopak mata atas pada populasi Asia merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas. Entropion involusi paling sering ditemukan sebagai akibat dari proses penuaan karena terjadi degenerasi progressif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membrane mukosa (konjungtiva palpebrae). Pasien ini datang dengan keluhan utama kedua kelopak mata terputar ke dalam sehingga silia menyentuh bagian konjungtiva dan kornea. Seperti yang dipaparkan diatas mengenai definisi dari

description

entropion inferior superior

Transcript of BAB III Entropion

BAB IIIPEMBAHASAN

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam bola mata. Entropion dapat disebabkan oleh involusi (spastik, ketuaan), sikatriks dan kongenital. Menurut American Academy Of Opthalmology section7 entropion diklasifikasian menjadi entropin kongenital, spastik akut, involutional dan sikatrikal. Menurut Arnias et al (2000) diketahui bahwa karakteristik anatomi yang khas kelopak mata atas pada populasi Asia merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas. Entropion involusi paling sering ditemukan sebagai akibat dari proses penuaan karena terjadi degenerasi progressif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membrane mukosa (konjungtiva palpebrae). Pasien ini datang dengan keluhan utama kedua kelopak mata terputar ke dalam sehingga silia menyentuh bagian konjungtiva dan kornea. Seperti yang dipaparkan diatas mengenai definisi dari entropion dengan kelainan yang terletak pada kelopak mata yang terputar ke dalam, sedangkan trikiasis merupakan kelainan dimana silia tumbuh mengarah ke dalam mata tanpa disertai dengan adanya kelainan pada kelopak mata, sehingga diagnosis banding trikiasis dapat disingkirkan.Entropion menyebabkan kondisi margo palpebra yang melipat ke dalam dapat mengakibatkan bulu mata menggesek kornea dan konjungtiva. Bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan terjadi perlukaan sehingga menyebabkan defek pada kornea yang menyebabkan visus pasien menjadi OD 6/15 dan OS 6/30Sebelum dilakukan rencana selanjutnya pasien di berikan pengobatan. Terapi yang diberikan yaitu pemberian antibiotik, air mata buatan, dan sikloplegik. Pasien juga dianjurkan menggunakan pelindung mata (kaca mata hitam) untuk melindungi dari exposure dari luar seperti debu dan sinar ultraviolet. Pada pasien diberikan tarivid eye drop dengan nama generiknya Ofloxacin / Ofloksasin merupakan antibiotik golongan kuinolon yang digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala infeksi pada mata. Cendotropin 0,5% sebagai Siklopegik, diberikan untuk menghidari terbentuknya sinekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar pasien juga di berikan asam mefenamat untuk mengurangi proses inflamasi pada mata.Pada pasien ini selanjutnya akan disiapkan untuk operasi rekonstruksi palpebra superior dan palpebra inferior sebagai tindakan definitifnya. Metode perbaikan entropion ini didasarkan pada jenis dan tingkatan masalah, sepeti halnya kemampuan pasien untuk mentolerir suatu pemeriksaan. Involusional entropion dapat diobati dengan menentukan faktor penyebab penyakit. Setelah anestesi lokal, suatu goresan subsilar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah pungtum menuju cabang sentral. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di atas tarsus, dan potongan otot orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan inferior orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah kepada levator, dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur mata. Suatu potongan tarsal yang mengarah ke samping menunjukkan kelemahan kelopak mata bawah dan potongan tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali fasia kapsulopalpebra bawah dengan perbatasan tarsal. Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia kapsulopalpebral dapat dikonfirmasi dengan melakukan follow up pasien. Kulit muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia kapsulopalpebral harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk mencegahnya otot orbicularis.