BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4...

74
42 BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengenal konteks sosio-historis dan geografis, entah itu sejarah masyarakatnya atau keadaan wilayahnya. Dengan kerangka pemikiran, bahwa segala sesuatu apapun bentuknya mempunyai akar kultural dalam konteks tertentu. Deskripsi wilayah ini penting, karena menjadi dasar untuk memahami dengan baik tentang dinamika kesejahteraan sosial masyarakat pasca otonomi daerah di Kabupaten Talaud, secara khusus dalam sorotan permasalahan di seputar peranan pemerintah di Kecamatan Lirung sebagai tempat berlangsungnya penelitian. A. Asal-Usul dan Sejarah Penduduk Talaud Kepulauan Talaud merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, yang menempati bagian terluar kawasan 1 Indonesia Timur. Kabupaten ini memiliki status otonomi daerah yang diperoleh dari hasil pemekaran Daerah Tingkat II Kabupaten Sangihe-Talaud pada tahun 2002. 2 Selain status otonom yang dimiliki, kabupaten ini juga khas sebagai daerah yang memiliki batas wilayah dengan Kota Davao del Sur dan Laut Mindanao di Filipina pada bagian Utara. Sementara untuk bagian Selatan dibatasi oleh Laut Maluku. Samudera Pasifik dan Laut Maluku menjadi batas wilayah di bagian Timur, dan bagian Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah laut sebesar 37.800,00 km² atau mencakup 95,24 persen dari 39.051,02 1 Kawasan diartikan sebagai batasan ruang yang terdiri dari beberapa daerah yang secara administratif otonom namun dalam rangka strategi pembangunan dirangkum dalam satu platform karena kesamaan ciri kewilayahan serta kepentingan pembangunan. 2 UU No. 22 Tahun 1999 (pada masa kepemimpinan Presiden Megawati direvisi menjadi UU No. 34 Tahun 2004) merupakan landasan yuridis pembentukan Kabupaten Talaud yang resmi menjadi daerah otonom berdasarkan UU No.8 Tahun 2002.

Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4...

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

42

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengenal konteks sosio-historis dan

geografis, entah itu sejarah masyarakatnya atau keadaan wilayahnya. Dengan kerangka

pemikiran, bahwa segala sesuatu apapun bentuknya mempunyai akar kultural dalam

konteks tertentu. Deskripsi wilayah ini penting, karena menjadi dasar untuk memahami

dengan baik tentang dinamika kesejahteraan sosial masyarakat pasca otonomi daerah di

Kabupaten Talaud, secara khusus dalam sorotan permasalahan di seputar peranan

pemerintah di Kecamatan Lirung sebagai tempat berlangsungnya penelitian.

A. Asal-Usul dan Sejarah Penduduk Talaud

Kepulauan Talaud merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi

Utara, yang menempati bagian terluar kawasan1 Indonesia Timur. Kabupaten ini

memiliki status otonomi daerah yang diperoleh dari hasil pemekaran Daerah

Tingkat II Kabupaten Sangihe-Talaud pada tahun 2002.2 Selain status otonom yang

dimiliki, kabupaten ini juga khas sebagai daerah yang memiliki batas wilayah

dengan Kota Davao del Sur dan Laut Mindanao di Filipina pada bagian Utara.

Sementara untuk bagian Selatan dibatasi oleh Laut Maluku. Samudera Pasifik dan

Laut Maluku menjadi batas wilayah di bagian Timur, dan bagian Barat berbatasan

dengan wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kabupaten ini mempunyai luas

wilayah laut sebesar 37.800,00 km² atau mencakup 95,24 persen dari 39.051,02

1 Kawasan diartikan sebagai batasan ruang yang terdiri dari beberapa daerah yang secara administratif

otonom namun dalam rangka strategi pembangunan dirangkum dalam satu platform karena kesamaan ciri

kewilayahan serta kepentingan pembangunan. 2 UU No. 22 Tahun 1999 (pada masa kepemimpinan Presiden Megawati direvisi menjadi UU No. 34

Tahun 2004) merupakan landasan yuridis pembentukan Kabupaten Talaud yang resmi menjadi daerah

otonom berdasarkan UU No.8 Tahun 2002.

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

43

km² luas seluruh wilayahnya.3 Dengan data empirik ini, maka tepatlah bila dalam

mendiskusikan Kabupaten Talaud tidak bisa mengabaikan aspek kelautan sebagai

karakteristik dari “kabupaten kepulauan.” Kondisi ini menimbulkan kecenderungan

penduduk melakukan pekerjaan di laut, walaupun bukan profesi utama. Potensi laut

untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui penangkapan ikan, udang, dan kerang

serta satwa laut yang lain. Transportasi melalui laut ke Kabupaten Talaud dapat

ditempuh sekitar 14-18 jam dengan menggunakan kapal laut dari Manado atau

Bitung.

Mengenai nama Talaud, ada sejumlah versi yang berhubungan dengan asal-

usul Talaud. Secara etimologis, ada dua kata asal nama Talaud yang berasal dari

kata Tau dan Laude, mempunyai arti pelaut atau navigator. Kata Talaud disebut-

sebut diturunkan dari kata malaude yang berarti ‘tak jauh dari laut’. Meskipun

diyakini nama Talaud sudah lama dipakai, namun kata ini muncul secara tertulis

pertama dalam catatan ekspedisi Loyasa (1537), yaitu kata talao. Dulu nama lain

Talaud yang disebut-sebut adalah talloda, taroda atau talauda. Nama ini diberikan

oleh Muhammad Yamin, dengan menghubungkan kata uda ini dengan naskah

sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca.4 Tetapi nama ini di

kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang cakupan

wilayah geografis kekuasaan Majapahit tidak ditemukan bahwa kepulauan Talaud

termasuk di dalamnya. Menurut Sollewijn Gelpke dan Christian Pelras

sebagaimana dikutip oleh Kawuryan,5 bahwa penafsiran uda makadraya semacam

3 BPS Talaud, Talaud dalam Angka (Manado: BPS, 2009), 4. 4 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadile, Kawasan Sangihe-Talaud Sitaro, Daerah

Perbatasan Keterbatasan Pembatasan (Jogjakarta: FUSPAD, 2008), 32. 5 Megandaru W, Kawuryan, Tata Pemerintahan Negara Kertagama Kraton Majapahit (Jakarta:

Panji Pustaka, 2006), 20.

6 Raymond R. Tingginehe, dkk., Sastra Lisan Talaud (Manado: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra,

1987), 7.

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

44

itu sudah saatnya untuk diakhiri. Karena, penemuan terbaru sekalipun tidak dapat

dengan mudahnya untuk mengklaim bahwa Talaud sebagai bagian dari wilayah

kekuasaan Majapahit.

Versi lain namaTalaud dikenal dengan sebutan Porodisa. Sebutan Porodisa

sering dikaitkan sebagai kata serapan dari bahasa Spanyol (paraiso) dan bahasa

Inggris (paradise) yang artinya sorga. Tetapi menurut Raymond Tingginehe6

Porodisa bukan kata serapan asing melainkan asli berasal dari kata bahasa Talaud

yang berarti hancurkan. Kata itu adalah komando saat perlawanan melawan bajak

laut dari Mindanao. Selanjutnya ditambahkan pula bahwa kata itu berhubungan

dengan nama seorang raja di Talaud. Penentuan versi cerita mana yang benar,

tidaklah menjadi soal. Sebab, yang pokok adalah ‘stigma’ tentang Talaud sebagai

“the land of Paradise” tetap ada. Predikat ini diberikan tidak hanya karena

keasrian panorama alam dan pesona keindahan wisata laut, melainkan lebih kepada

kepribadian dan martabat masyarakat Talaud. Fakta historis mengungkapkan

bahwa sejak dulu kala penduduk Talaud memiliki perilaku sopan-santun dan

berbudi pekerti luhur serta bersikap terbuka dan memiliki kehangatan dalam

menerima kehadiran orang lain. Pada masa sekarang, hal tersebut sudah mulai

luntur, namun sikap ini dijadikan sebagai warisan leluhur yang harus tetap

dilestarikan. Sebutan Porodisa kemungkinan menginspirasikan sebuah paradise

(surga) oleh keindahan dan keasrian panorama alam, serta sikap bersahabat dan

keramah-tamahan masyarakat. Perpaduan antara pesona alam dengan gugusan

pulau-pulau indah yang pantainya berpasir putih dan beningnya air laut, ditambah

pula dengan hamparan perkebunan kelapa yang luas mulai dari garis pantai hingga

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

45

ke perbukitan, merupakan suatu alasan yang tepat bila kepulauan Talaud disebut

‘tanah berkat’.7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1974 oleh ahli purbakala

asal Inggris bernama Peter Belwood dan I Made Sutayasa (berasal dari Bali-

Indonesia) dan bukti peninggalan sejarah yang tercatat di Pusat Arkeologi

Nasional, Kepulauan Talaud sudah didiami manusia dan mempunyai peradaban

yang cukup tinggi sejak tahun 6000 BC. Asal-usul penduduk Sangihe-Talaud

diduga merupakan gelombang awal manusia yang datang dari daratan Mindanao-

Filipina. Karena demikianlah rute perjalanan manusia awal Asia dari Cina Selatan

ke Indonesia. Lantas menyebar ke Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia. Menurut

cerita rakyat dahulu kala, baik Ternate maupun Minadanao (Filipina) disebut

sebagai tanah asalnya. Bahkan ada cerita-cerita yang menunjukkan hubungan

kekeluargaan dengan bidadari langit yang datang ke dunia untuk mandi, dan

seorang dari mereka ditahan untuk menjadi pengantin wanita yang pertama. Sejauh

mana orang Polinesia yang datang pada zaman purba dari benua Asia mengembara

melalui kepulauan Hindia menuju arah timur dan lautan teduh, juga berpengaruh

pada percampuran ini, tidak dapat dipastikan. Yang pasti, bahwa pulau-pulau ini

sudah terkenal sejak ditemukan oleh Ferdinand de Magelhaes dalam pelayaran

pada tahun 1521, dan telah berhubungan dengan dunia barat. Setelah itu kaum

pendatang memasuki Kepulauan Sangihe-Talaud dari arah utara dan selatan.

Informasi lain8 menyebutkan bahwa para pendatang berasal dari Kota Batu

Filipina dan ada pula dari daratan Cina, juga pulau Manado Tua serta Ternate.

Kebenaran asal-usul ini memang sulit dilacak. Namun, penanda yang terkandung

dalam cerita-cerita rakyat cukup membantu jika didekati secara hermeneutis.

7 Observasi dan wawancara dengan tokoh adat Talaud, pada bulan April 2011, pukul 11.00-13.00 WITA.

8 Ibid.

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

46

Sebagai contohnya, dalam legenda sepasang kekasih yang bertutur asal-usul

kerajaaan pertama di Sangihe-Talaud, yaitu kerajaan Tampungang Lawo, terdapat

mitos yang dibangun untuk menegaskan relasi masyarakat Filipina dan Sangihe-

Talaud.9 Dalam proses historis selanjutnya, kawin-mawin dengan pendatang tidak

terelakkan. Ukuran postur tubuh yang beraneka ragam mengindikasikan kebenaran

terjadinya pembauran etnis. Brillman merumuskannya dengan cermat:

“kepelbagaian yang besar dalam perawakan tubuh, bentuk tengkorak, roman muka

dan warna kulit menunjukkan adanya percampuran yang kuat”. 10

Brillman

sebenarnya tidak hanya membuktikan adanya pembauran etnis. Tapi, juga memberi

informasi yang signifikan dan relevan dengan pembentukan struktur masyarakat

Talaud perdana.

B. Struktur Masyarakat dan Sistem Kekerabatan

Masyarakat Talaud pada dasarnya memiliki dua struktur masyarakat,

yaitu struktur masyarakat pada masa awal pembentukan kerajaan di Talaud dan

struktur masyarakat yang ada sampai sekarang ini. Struktur masyarakat di

masa kerajaan, sesungguhnya bercikal-bakal dari keluarga batih sebagai format

awal pembentukan masyarakat di Talaud. Sebagai masyarakat yang bertipe

keluarga batih, maka orang tua merupakan timaddu (ketua/pemimpin),

sedangkan anak-anak merupakan anggota keluarga batih atau keluarga inti.

Posisi sosial seseorang dalam keluarga tersirat dari sapaan untuk

memanggilnya. Ibu dipanggil inanga, sedangkan bapak adalah yamanga.

Nenek dan kakek, masing-masing disapa sebagai yupung wawinne dan yupung

esakka. Perempuan yang belum menikah disebut maruala sedangkan laki-laki

9 Wilayah pulau-pulau Talaud hingga permulaan abad ke-20 merupakan cakupan dari kerajaan di

pulau Sangihe.

10

D. Brillman, Kabar Baik di Bibir Pasifik (Jakarta: Pustaka Harapan, 2005), 25-26.

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

47

adalah umbassanna. Ada pula sapaan yang dikenakan secara umum terhadap

perempuan, yakni wolla dan untuk laki-laki adalah maing. Sapaan untuk

perempuan dari kaum bangsawan adalah woi dan untuk laki-laki adalah rattu.

Sistem keluarga batih ini memberi tempat, penghargaan, penghormatan khusus

kepada yang lebih tua atau yang dipercayakan untuk menjadi pemimpin.

Sedangkan anggota keluarga pada tingkatan lebih rendah dituntut untuk

mendengar dan menerima wejangan serta arahan dari orang tua. Pada fase

selanjutnya, masyarakat bergerak ke sistem ruanganna (rumpun keluarga)

yang terdiri dari beberapa marga atau puak yang berasal dari satu leluhur

(nenek moyang). Keluarga-keluarga yang memiliki pertalian darah membentuk

komunitas tersendiri dengan pimpinan seorang timaddu ruanganna (ketua

rumpun). Singkatnya, dari sinilah asal mula pertumbuhan kehidupan bersama

yang ditata dalam satu wanua (kampung). Pada sistem pewilayahan kampung

ini terdapat tetua kampung yang disebut ratumbanua dan inanguwanua.11

Kedua tokoh pemimpin ini dipilih dari kalangan timaddu ruanganna, yang

sebelumnya menjabat sebagai pemimpin dari salah satu rumpun yang ada.

Kedua tokoh ini bertanggung jawab atas kehidupan sosial-budaya dari warga

kampung.

Selain ketiga tokoh yang memegang pucuk pimpinan formal tradisonal

di kampung, masih ada lagi seorang tokoh yang disebut ratuntampa (raja

negeri). Raja negeri ini kuasanya melebihi dari ketiga tokoh yang ada, bahkan

sekalipun apitalau (kepala kampung) yang secara resmi bertindak sebagai

aparat pemerintah tertinggi di kampung. Dengan demikian mulai dari

11

Kedua tokoh adat ini sampai sekarang masih berperan di bidang sosial-budaya untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, walaupun kapasitasnya sebagai pemimpin telah direduksi

oleh sistem administrasi pemerintahan yang berlaku saat ini.

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

48

ratuntampa, ratumbanua, inanguwanua, dan timaddu ruanganna adalah

pimpinan formal tradisional, sedangkan apitalau menjadi pemimpin formal di

kampung. Sistem ini bertahan lama sebelum munculnya ekspansi kesultanan

Mindanao dari Filipina.

Kehadiran kesultanan Mindanao yang telah menaklukan kerajaan

Sangihe-Talaud, berdampak pada sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Walaupun demikian, peran-peran yang sudah ada tetap difungsikan dalam

lingkup wilayahnya masing-masing. Stratifikasi sosial dalam masyarakat pun

muncul, ketika mulai dikenal strata keluarga raja, bangsawan, rakyat dan

hamba. Dalam silsilah keturunan, keluarga raja dan kerabatnya yang tergolong

sebagai bangsawan disebut papuna, kemudian di bawahnya golongan rakyat

biasa atau rakyat jelata yang disebut ampania dan lapisan paling bawah adalah

golongan budak atau jongos yang disebut alanga. Fakta mengungkapkan

bahwa struktur masyarakat di Talaud tidak bisa dilepaskan dari garis keturunan

atau ikatan genealogis. Prasyarat untuk memperoleh gelar-gelar adat pun,

masih diukur dari garis keturunan. Karena itu, sampai sekarang masyarakat

menganggap penting untuk melestarikannya agar nilai-nilai kultural dan

keseimbangan sosial yang diwariskan tetap langgeng. Meskipun struktur

masyarakat seperti dulu yang berdasarkan kelas tidak lagi terlalu menonjol,

kecuali dalam tatanan adat-istiadat lokal.

Prinsip hidup persaudaraan adalah unsur yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat Talaud. Setiap orang yang dapat membuktikan asal-

usulnya dengan baik akan diterima menjadi keluarga, walaupun tidak pernah

bertemu sebelumnya. Selain memiliki keterikatan yang erat melalui hubungan

persaudaraan, hal lain yang merupakan keterikatan bagi orang Talaud, yaitu

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

49

adanya prinsip kesatuan hidup yang berakar pada “tanah dan darah”. Tanah

tidak sebatas pengertian kepemilikan atas sebidang tanah atau lahan pertanian,

akan tetapi juga menunjuk pada pengertian kampung halaman. Keterikatan

orang Talaud dengan kampung halamannya juga dihubungkan dengan tempat

di mana tembuninya ditanam. Pengetahuan yang merekam kearifan-kearifan

lokal di masa lalu menjelaskan bagaimana hubungan antara seorang bayi yang

kemudian menjadi manusia dewasa dengan wabal12

(plasenta) yang dianggap

sebagai ‘saudara tua atau kakak’. Sedangkan darah di sini mengacu pada ikatan

darah atau keturunan.

Selama pengamatan dan sejauh pengalaman penulis menjadi bagian

dari masyarakat di Talaud, diketahui bahwa penentuan garis keturunan

merupakan dasar bangunan kekerabatan masyarakat yang berkiblat pada pola

bilateral. Artinya, meskipun seseorang telah menyandang nama keluarga atau

fam (marga) ayah, tetapi pihak ibu dan keluarganya pun memiliki hak yang

sama seperti yang dimiliki oleh pihak ayah dan keluarganya. Tetapi dalam

realitas penentuan keturunan berdasarkan garis ayah (laki-laki) yang disebut

patrilineal sangat mendominasi. Di samping kedua konsep garis keturunan

tersebut, masih ada lagi penentuan keturunan menurut garis ibu (perempuan)

yang disebut matrilineal.13

Yang terakhir ini sangat jarang terjadi di

masyarakat kecuali dalam pertimbangan khusus. Kekerabatan dan garis

keturunan ini menentukan hak dan kewajiban setiap anggotanya, dan juga

menentukan pola hubungan sosial. Pada umumnya sistem kekerabatan yang

berlaku di masyarakat Talaud adalah patrilineal. Tapi, setelah menikah seorang

12 Wabali sebutan dalam bahasa Talaud untuk ari-ari atau tembuni.

13 Lihat uraian Roger M. Keesing tentang garis keturunan dalam Antropologi Budaya 1 (terj.)

(Jakarta: Erlangga, 1999), 239.

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

50

laki-laki akan mengikuti istrinya atau tinggal dengan mertuanya.14

Hal ini

nyata dari status keanggotaan sebuah rumpun keluarga. Seseorang boleh

bergabung dan menjadi anggota rumpun keluarga dari pihak perempuan,

bahkan terkadang ada yang bergabung dan menjadi anggota dari rumpun

keluarga istrinya. Kondisi ini terjadi berdasarkan prinsip kekeluargaan atau

kekerabatan di Talaud tidak hanya didasarkan atas ikatan perkawinan seorang

laki-laki dan seorang perempuan saja seperti model berkeluarga yang

menganut prinsip keluarga batih (conjugal family) melainkan didasarkan juga

pada pertalian darah atau keturunan dari sejumlah kerabat. Karena itu,

masyarakat di Talaud umumnya menganut prinsip keluarga luas (extended

family). Dalam hal perkawinan, masyarakat Talaud memiliki sistem norma dan

tata cara yang tidak jauh berbeda dengan suku-suku lainnya di Indonesia.

Perkawinan bagi masyarakat Talaud merupakan perlakuan yang suci,

sehingga diusahakan dalam pelaksanaan tata caranya, semua berjalan dengan

baik menurut norma yang berlaku di masyarakat. Norma yang berlaku

melarang perempuan dan laki-laki yang akan kawin berasal dari keturunan

yang sama. Perempuan dan laki-laki yang menjadi calon pengantin bukan

berasal dari keturunan yang semarga. Peraturan ini menjadi pagar pembatas

bagi perempuan dan laki-laki dalam memilih pasangan hidup, agar tidak

sampai terjadi incest, 15

yang berdampak pada pengenaan sanksi moral bagi

yang melakukan pelanggaran hukum adat.

C. Sistem Kepercayaan

14

Kondisi ini disebut dengan Matrilokal, dimana pihak suami menetap di sekitar daerah kediaman

kerabat istri. 15

Incest adalah perkawinan antara saudara sekandung atau terjadinya perkawinan sumbang.

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

51

Masyarakat di Talaud memiliki pandangan tentang kosmologi. Kosmos

ini semestinya diperlakukan secara harmonis selagi manusia hidup.

Pengrusakan atas tatanan kosmos atau alam semesta akan mengundang

bencana. Sebaliknya keharmonisan relasi dengan kosmos akan berdampak

pada kesejahteraan manusia. Karena itu, demi menjaga supaya keharmonisan

relasi kosmos dan manusia itu terjaga dengan baik, maka pada waktu-waktu

tertentu diadakan ritus-ritus di tempat yang khusus pula. Mencermati praktek

ritual yang dilakukan, dapat dipahami bahwa awal mula sistem kepercayaan

masyarakat di Talaud ialah ‘animisme’16

yang mempercayai adanya roh-roh

seperti rimu’udde,17

dan ‘panunggu’.18

Tetapi, sikap orang Talaud bukan

merupakan ‘kemusyirikkan’ terhadap Sang Ilahi, karena bagi orang Talaud

hanya Mawu Ruata yang patut disembah. Terlepas dari adanya kepercayaan

asli ‘animisme’, orang Talaud sudah memiliki kepercayaan tentang pokok-

pokok ajaran Iman Kristen, misalnya tentang Allah Bapa dalam pemahaman

Trinitas, orang Talaud menyebut Allah Bapa sebagai Mawu Ruata. Mawu

Ruata ini diyakini mempunyai otoritas tertinggi, sebab Dia adalah Sang

Pencipta yang menjadikan alam semesta, dan memiliki kewenangan serta

kekuasaan dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, hanya kepadaNya selalu

masyarakat memohon pertolongan agar dilindungi dari berbagai bahaya dan

malapetaka, seperti penyakit dan gangguan ‘rimu’udde’

16

Terminologi animisme di sini tidak dalam pengertian yang lazim sebagai kepercayaan terhadap roh-

roh dan cenderung dihubungkan dengan penyembahan berhala. Terminologi animisme di sini mengacu

pada penjelasan E. B. Tylor bahwa animisme adalah derivasi kata Latin ‘anima’ yang artinya roh. 17

Rimu’udde bagi masyarakat Talaud dipahami sebagai arwah orang mati, yang diyakini dapat

membawa berbagai pengaruh bagi orang yang masih hidup.

18 Panunggu dalam bahasa lokal diartikan penjaga atau penunggu.

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

52

Dalam perkembangan selanjutnya, secara legal-formal agama Kristen

masuk di Talaud pada tahun 1859 tepatnya pada tanggal 1 Oktober,19

melalui 3

orang zending, yakni: Gunther, Richter, Tauffman. Awalnya, penduduk

pribumi menunjukan sikap yang tak bersahabat, dikarenakan para zending ini

diidentikkan dengan pemerintah kolonial Belanda yang menjajah bangsa

Indonesia, termasuk masyarakat yang ada di Talaud. Kondisi sulit ini disiasati

oleh para zending dengan bekerja sebagai tukang sepatu agar mereka dapat

mendekati dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka bukan penjajah

walaupun sama-sama berasal dari bangsa kulit putih. Dari karya ‘para tukang’

inilah sejarah mencatat bahwa sejak masuknya Injil di kepulauan Talaud

sampai terbentuknya Sinode Gereja Masehi Injili di Talaud (GERMITA), tidak

bisa dilepaskan dari peranan para pekabar Injil yang berstatus ‘zending

tukang’.

Masyarakat di Talaud secara formal menganut agama-agama besar di

Indonesia, yaitu Islam dan Kristen (Protestan dan Katolik). Secara kuantitas,

mayoritas orang Talaud menganut agama Kristen, dimana perbandingannya

dilihat dari jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Talaud. Gambaran

kehidupan keagamaan dalam masyarakat Talaud ini, bukanlah dimaksudkan

untuk menyatakan bahwa hanya agama-agama itu sebagai sistem kepercayaan.

Sebab secara sosiologis, agama memiliki bentuk sistem kepercayaan,

walaupun adanya sistem kepercayaan yang hidup dalam masyarakat belum

tentu disebut agama. Apalagi bila dipahami dalam konteks bernegara di

Indonesia yang mempunyai kecenderungan pengajaran doktrinal agama resmi

secara politis cukup kuat.

19 Tanggal 1 Oktober ini diperingati sebagai peristiwa Injil masuk di pulau-pulau Talaud.

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

53

Masyarakat Talaud dalam kehidupan sehari-hari memiliki juga

kepercayaan terhadap isyarat-isyarat simbolis, seperti percaya bahwa bunyi

binatang tertentu mempunyai makna ‘teologis’. Misalnya: bunyi cecak

ditafsirkan sebagai peringatan bagi ‘niat hati’ seseorang yang akan melakukan

perjalanan atau pekerjaan. Selain isyarat-isyarat simbolis, masyarakat juga

percaya adanya tempat-tempat khusus yang dianggap keramat, karena

ditempati oleh ‘panunggu’. Kepercayaan akan adanya ‘panunggu’ suatu

tempat, membuat masyarakat tidak sembarangan dalam mengeksploitasi hutan

dan isinya, termasuk dalam hal ini adalah penebangan liar pohon-pohon di

hutan. Cara ini secara langsung merupakan salah satu upaya dalam pelestarian

lingkungan hidup dengan menjaga keharmonisan ekosistem hutan. Sehingga,

keseimbangan kosmos-manusia terpelihara dengan baik.

D. Sejarah Pembentukkan Kabupaten Talaud

Terbentuknya Kabupaten Talaud merupakan klimaks dari rangkaian

panjang proses perjuangan selama setengah abad dari para anak bangsa di

bumi Porodisa. Proses inipun merupakan kelanjutan dari perjuangan generasi-

generasi sebelumnya, demi mempertahankan dan menegakkan kedaulatan

wilayah terhadap hegemoni pemerintah kolonial Belanda dan para penjajah

lainnya. Perjuangan warga Talaud menuntut hak otonomi dan lepas berdiri

sendiri dari Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki sejarah dan proses

pembentukan yang panjang. Pada jaman Pemerintah Kolonial Belanda,

Kepulauan Talaud adalah Landstreek van Menado20

atau bagian dari

Karesidenan Manado. Kontak awal dengan pemerintahan kolonial berawal dari

kehadiran VOC yang mengikat daerah ini lewat kontrak yang ditandatangani

20

Artinya sekedar perpanjangan daratan Manado, sebab merupakan wilayah Residen Manado dalam

gubernemen Maluku.

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

54

oleh para raja di Sangihe dengan Gubernur Robertus Padtbrugge21

tahun 1667.

Gubernur VOC22

ini menggunakan pengaruh dari para raja di Sangihe untuk

menguasai kepulauan Talaud dengan menggunakan hubungan-hubungan

tradisonal dan perniagaan maupun ikatan kekeluargaan.

Sejak tahun 1825 Kepulauan Sangihe-Talaud merupakan bagian dari

Karesidenan Manado, setelah dikembalikannya kekuasaan dari Inggris ke

Hindia Belanda. Hal ini berlangsung sampai tahun 1882, dimana kehadiran

penguasa kolonial di kepulauan ini melalui seorang controleur (pengawas)

yang berkedudukan di Tahuna. Pada tahun 1888, tepatnya tanggal 18

Nopember ditempatkan seorang posthouder bernama J. E. Leidemeijer di

Lirung. Setahun kemudian terjadi peralihan para pemimpin lokal atau

penguasa lokal yang berbasis pada adat dan digelar raja negeri atau dalam

bahasa setempat disebut ratuntampa, ditiadakan gelarnya dan diganti dengan

presiden jogugu, dan wilayahnya diberi nama wilayah kejoguguan. Pada

tanggal 15 September 1889 berdasarkan Surat Pengangkatan atau besluit

Residen Manado Nomor 1760a, ditetapkan bahwa Talaud dibagi dalam

beberapa wilayah kejoguguan, yaitu: Lirung, Beo, Rainis, Kabaruan, Moronge,

Salibabu, dan Nanusa.

Pada tahun 1899, Residen Menado E. J. Jellesma memperkuat kembali

kontrak yang menyatakan bahwa wilayah kejoguguan Talaud menjadi bagian

dari wilayah Kerajaan Sangihe. Setelah sistem pemerintahan bentukan kolonial

ini berjalan selama satu dasawarsa, maka pada tahun 1909 wilayah kejoguguan

yang ada di Talaud menghendaki status yang sama dengan kedudukan Pulau

21

Robertus Padtbrugge adalah Gubernur VOC di Maluku pada masa pemerintahan kolonial Belanda. 22

VOC adalah korporasi perdagangan yang dibangun oleh Belanda untuk menandingi bangsa

Portugis dan Spanyol dalam perdagangan rempah-rempah.

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

55

Sangihe, yakni sebagai onderafdeling. Permintaan ini disetujui oleh Residen

Manado Ph. J. van Merle melalui besluit gubernemen tertanggal 13 April 1911

Nomor 11. Bersamaan dengan besluit tersebut ditunjuk seorang controleur

untuk menempati posnya di Lirung. Empat tahun setelah itu, tepatnya tanggal

18 Februari 1915 Gubernur Jenderal mengeluarkan besluit governement nomor

18 yang intinya menetapkan Talaud sebagai Kerajaan Kepulauan Talaud.

Meskipun, penyelenggaraan pemerintahan masih berada dalam pengawasan

Raad van Jogugus (Dewan Jogugu-Jogugu) di bawah pimpinan Controleur

Belanda. Pemerintahan Raad van Jogugus ini berakhir tahun 1921, dengan

diangkatnya J.S. Tamawiwij menjadi Raja Kepulauan Talaud.

Pemerintahan Raja Tamawiwij ini berlangsung selama satu dasawarsa,

karena pada tahun 1931, Raja J.S. Tamawiwij meninggal dunia, dan digantikan

oleh saudaranya M.S. Tamawiwij. Raja M.S. Tamawiwij ini pun memerintah

hanya terbilang sewindu, karena pada tanggal 4 Juni 1938, ia diberhentikan

dengan hormat sebagai raja di Talaud dan digantikan oleh Bestuur Assistant

P.H. Koagouw. Setelah kedatangan balatentara Jepang, P.H. Koagouw

kemudian dinobatkan sebagai Shu-choo atau kepala dari wilayah setingkat

provinsi. Pada tahun 1944 Jepang menunjuk Th. P. Binilang sebagai Shu-coo

baru menggantikan P.H. Koagouw yang hanya memerintah selama enam

tahun.

Pada jaman pemerintahan Republik Indonesia, Th. P. Binilang diangkat

menjadi Kepala Swapraja Pulau-Pulau Talaud hingga masa pensiun dan

digantikan oleh P. Maanema. Status sebagai daerah swapraja ini berlangsung

sampai pada tahun 1956. Tapi setahun sebelum status swapraja ini dihapuskan,

Pemerintah RI mengangkat pejabat dengan sebutan Kepala Pemerintahan

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

56

Negeri (KPN) yang berkedudukan di Beo. Kebijakan pemerintah untuk

menghapus status Swapraja dan diangkatnya pejabat KPN yang berasal dari

luar Talaud ini menuai protes warga. Aksi warga yang memprotes kebijakan

pemerintah ini dikenal dengan ‘Peristiwa Moronge 26 Juli 1956’. Protes dari

warga ini ditanggapi oleh pemerintah dengan merestrukturisasi status wilayah

diganti menjadi wilayah kecamatan. Kepulauan Talaud pada masa itu terbagi

atas 2 (dua) kecamatan, yaitu: Kecamatan Talaud Utara dengan ibukota di Beo

dan Kecamatan Talaud Selatan dengan ibukota di Lirung. Setelah berjalan lima

tahun sistem pewilayahan kecamatan ini, pada tahun 1961 Kepulauan Talaud

mendapat predikat baru sebagai kawedanan. Sebagai Kepala Kawedanan pada

waktu itu dipercayakan kepada P. Maanema. Setahun kemudian ia pensiun,

dan Th. Binilang menjadi penggantinya. Predikat kawedanan usianya sangat

singkat, hanya setahun pula, lalu terjadi perubahan sistem pewilayahan pada

tahun 1962.

Pada tahun 1964, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Provinsi Sulawesi Utara tertanggal 30 Oktober 1964 Nomor 264

perihal Pembentukan Wilayah Kecamatan di Daerah Tingkat II Kabupaten

Kepulauan Sangihe dan Talaud; wilayah kecamatan dimekarkan menjadi enam

wilayah ditambah dengan satu wilayah perwakilan kecamatan. Pada tingkatan

di atas kecamatan, status Kepala Kawedanan pada tahun 1971 berubah lagi

menjadi Pembantu/Penghubung Bupati Kepala Daerah Tkt.II. Yang diangkat

menjadi pejabatnya adalah M.L. Malensang. Sejak saat itu berturut-turut

sejumlah pejabat menempati jabatan selaku Pembantu/Penghubung BKDH

Tkt.II. Selanjutnya pada masa transisi sehubungan dengan pemekaran wilayah

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

57

berdasarkan UU No. 8 Tahun 2002; Pemerintah Pusat telah menunjuk seorang

pejabat bupati untuk bertugas memilih bupati dan wakil bupati defenitif.

Status daerah otonom yang disandang oleh kabupaten Talaud tentu

tidaklah semata-mata karena upaya dari pemerintah, sebagaimana ulasan di

atas. Kalaupun masyarakat Talaud boleh berbangga karena status otonominya,

kebanggaan ini tidaklah seberapa dibandingkan kebanggaan terhadap para

pejuang yang berjasa telah mengorbankan jiwa raga sebagai harga tebusan

untuk kehidupan yang mandiri dan berdikari. Heroisme para pejuang

merupakan epik bagi dinamika kehidupan masyarakat Talaud dalam meniti

rentang waktu yang panjang melalui episode-episode perjuangan demi

terwujudnya otonomi daerah.

Kisah sejarah membuktikan kehadiran tokoh-tokoh pemimpin yang

berani mempertaruhkan nyawa, ketika hak-haknya dikangkangi. Ada pula

tokoh pemimpin yang memilih untuk menempuh jalan cooperative atau

bekerjasama dengan penguasa yang lebih tinggi, meskipun secara adat dan

tradisi; raja yang menerima status lebih rendah ketika diakui sebagai jogugu,

antara lain menunjukkan suasana batin seperti itu. Pada lingkup lokal,

kebijakan Residen Manado meniadakan gelar raja dari para pemimpin

komunitas adat di kepulauan Talaud serta menggantikannya dengan jogugu

untuk kemudian menempatkan mereka di bawah kendali para raja di Sangihe;

merupakan benih awal ketidakpuasan. Embrio ketidakpuasan ini semakin

berkembang-biak ketika ada perlakuan diskriminatif terhadap penguasa lokal

anak negeri. Misalnya, ketika orang Talaud digantikan oleh orang Sangihe

yang tidak mengakar dalam tradisi kepemimpinan. Tindakan ini ditanggapi

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

58

oleh elite pemimpin setempat sebagai bentuk pelecehan terhadap warga

Talaud.

Pada saat daerah ini berstatus menjadi Dati II Kabupaten Kepulauan

Sangihe-Talaud pun, pengalaman-pengalaman serupa ini terus berlanjut, baik

dalam tatanan pemerintahan maupun politik.23

Pengalaman pembangunan di

masa Orde Baru yang lebih mengutamakan pembangunan sarana-prasarana

infrastruktur yang terpusat di kawasan pusat kota dan daerah mengakibatkan

terbengkalainya kawasan-kawasan yang berada di luar (termasuk kepulauan

Talaud). Kenyataan ini semakin memperkuat semangat dan aspirasi warga

Talaud yang menghendaki wilayahnya mempunyai pemerintahan sendiri.

Semangat otonomi sudah bergaung semenjak adanya tuntutan agar

Talaud diberi status sebagai “Daerah Istimewa” pada tanggal 26 Juni tahun

1956. Walaupun mendapat berbagai tekanan politis, tuntutan agar wilayah

kepulauan Talaud memperoleh status kabupaten terus bergulir. Tuntutan ini

tidak hanya disuarakan oleh warga Talaud lokal, tetapi juga warga Talaud yang

menetap di beberapa kota besar di Indonesia, seperti: Makassar, Manado,

Bitung, Surabaya, dan Jakarta. Pada tahun 1950-an hingga awal tahun 1960-an

cara penyampaian aspirasi masih bersifat sporadis dan melalui elit politik serta

tokoh masyarakat yang dipilih untuk menghadap pejabat pemerintah di tingkat

kabupaten, provinsi dan pusat. Tapi, selanjutnya penyampaian aspirasi tersebut

lebih terorganisir melalui beberapa organisasi sosial dan kemasyarakatan yang

berjuang untuk otonomi daerah Talaud.

23

Pembentukan Dati II Kabupaten Sangihe-Talaud pada tahun 1948, menimbulkan semangat bagi

masyarakat Talaud untuk memulai perjuangan membentuk Kabupaten Talaud.

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

59

Pembentukkan Musyawarah Masyarakat Talaud (MUKAT) pada tahun

1978 dan penyelenggaraan MUNASTAL24

yang pertama pada tahun 1981 di

Jakarta, merupakan usaha perubahan untuk menuju ke arah perbaikan.

Organisasi pelajar dan mahasiswa Talaud pun tidak ketinggalan. Kaum muda

inilah yang menjadi kekuatan-kekuatan penekan melalui berbagai unjuk rasa

dan mimbar teatrikal. Penting untuk dicatat pula bahwa tidak hanya para

politisi dan kelompok elit serta kaum terpelajar saja berjuang, tapi warga sipil

pun ikut serta berjuang dengan cara memberi bantuan finansial untuk biaya

pelaksanaan MUNASTAL.

Singkat kata, perjuangan warga Talaud pun mendapat dukungan dan

simpati dari berbagai pihak yang peduli terhadap nasib masyarakat yang

berada di daerah perbatasan ini. Pemerintah Provinsi Sulut sejak

kepemimpinan E. E. Mangindaan sampai kepada A. J. Sondakh sebagai

gubernur Provinsi Sulut telah banyak memberi dukungan dan simpati dengan

menyurati Menteri dalam negeri perihal Pembentukan Daerah Kabupaten

Talaud.

Era pasca Soeharto dengan gerakan reformasi, memberi harapan bagi

warga Talaud. Disahkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah atau lebih dikenal dengan UU Otonomi Daerah; memberi peluang dan

kesempatan disahkannya UU Nomor 8 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Kabupaten Kepulauan Talaud.

E. Kabupaten Kepulauan Talaud Pasca Otonomi Daerah

1. Gambaran Umum

24

Musyawarah Nasional Masyarakat Talaud (MUNASTAL) I diadakan di Jakarta, dan para

pesertanya berasal dari perwakilan tiap daerah yang ada di Talaud bahkan juga orang Talaud yang ada di

perantauan. MUNASTAL ini merupakan penjelmaan dari kedaulatan rakyat dan memiliki hak tertinggi

dalam membuat keputusan

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

60

Kabupaten yang bercorak agraris ini merupakan salah satu dari 10

kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara. Kabupaten Talaud meliputi 19

kecamatan, 11 kelurahan dan 142 desa. Kabupaten Talaud terdiri dari

gugusan-gugusan pulau yang terletak di bagian utara Jazirah Sulawesi

Utara. Kabupaten yang berada pada koordinat 3o 30’ hingga 5

o 46’

Lintang Utara dan 126o

30’ hingga 127o 30’ Bujur Timur merupakan salah

satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki beragam adat-

istiadat, seni tradisional dan kekayaan sosial-budaya yang pewarisannya

dilakukan turun-temurun.25 Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

membangun kehidupannya tanpa meninggalkan falsafah hidup

“Saruwenten” yang teraktualisasi dalam semangat kebersamaan untuk

melakukan pekerjaan, baik di kebun ataupun membangun rumah serta

berbagai bentuk kerja sama lainnya yang merupakan bagian dari aktifitas

masyarakat. Jelasnya, di dalam semangat kerja sama ini filosofi

Saruwenten mendapat nilai kegunaan yang dirasakan oleh kedua belah

pihak, tanpa ada pihak lebih diuntungkan atau dirugikan. Penjabaran dari

falsafah hidup ini mendapat bentuknya di bidang sosial-budaya dalam

tradisi ma’a ombo (gotong-royong). Kebiasaan ini sampai sekarang masih

dipraktikkan oleh warga masyarakat Talaud, baik lokal maupun yang ada

di perantauan. Sebab, di dalamnya terkandung nilai tradisi dan norma yang

menjadi perwujudan dari modal sosial.26

Memang awalnya aktivitas ini

hanya berlaku di bidang pertanian (di kebun), akan tetapi untuk sekarang

ini aktivitasnya telah menyebar sampai pada urusan perkawinan, dan lain-

25 BPS Talaud, Talaud dalam Angka 2010, (Manado: BPS, 2010), 14.

26 Modal sosial yang tersimpan dalam nilai tradisi dan norma serta kearifan lokal ini menjadi tenaga

penggerak bagi organisasi sosial yang berbasiskan masyarakat lokal ini.

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

61

lain. Hal seperti ini dilakukan oleh penduduk semata-mata atas kesadaran

pribadi dan prinsip hidup saling menolong, tanpa ada paksaan ataupun

desakan dari pihak lain.

Latar sosial-budaya lainnya ialah kekayaan dan keunikan bahasa

yang terekspresikan melalui berbagai ungkapan sastra dan pidato adat

yang mempunyai beragam coraknya, namun keberagaman tersebut tidak

sampai mengeliminasi konsepsi kesatuan masyarakat Talaud dalam

mengekspresikan identitas dirinya. Misalnya: orang Lirung sebagai

rujukan dari tempat kelahiran. Ada juga contoh lainnya: orang Salibabu

yang merujuk pada pulau asalnya. Akan tetapi, ketika orang-orang yang

berbeda asal-usulnya ini berada di perantauan, maka identitas individu

maupun kelompok tersebut melebur dalam satu identitas sebagai taumatta

Taloda yang merujuk pada status orang Talaud, tanpa ada sekat-sekat

pembatasnya. Bahasa pun menjadi salah satu media dalam konsepsi

kesatuan masyarakat Talaud. Memang, masing-masing kecamatan di

Talaud memiliki dialek atau logatnya yang berlainan, termasuk pelafalan

kata. Tetapi, umumnya bahasa Talaud masih digunakan sebagai sarana

komunikasi, selain bahasa Indonesia yang lebih sering dan banyak

digunakan masyarakat sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

Kabupaten Talaud mempunyai luas wilayah sebesar 39.051,02

km², dengan rincian luas lautan adalah 37.800 km² dan daratan 1.251,02

km². Luas wilayah daratan ini mencakup tiga pulau besar yang ada di

Kabupaten Talaud, yakni: Pulau Karakelang dengan luasnya 1.007,07

km², Pulau Kabaruan luasnya 115,61 km², dan Pulau Salibabu dengan

luasnya 98,7 km². Ditambah pula dengan beberapa pulau yang luasnya

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

62

bervariasi mulai dari 0,15 km² sampai 34,15 km². Luas daratan ini cukup

memadai dijadikan tempat hunian bagi penduduk yang terdiri dari 25.253

KK atau 95.789 jiwa dengan okupansi rata-rata kepadatan penduduk setiap

kilometer persegi ada 95,78 jiwa. Wilayah daratan yang ada, tidak hanya

menjadi tempat pemukiman dan lahan perkebunan milik penduduk. Lebih

dari 9000 ha ditetapkan sebagai areal Hutan Lindung. Semua kawasan

hutan tersebut memiliki arti penting karena menjadi lokasi tangkapan

hujan (catchment), penyedia air, dan perlindungan satwa liar.27

Awal pembentukan kabupaten ini membawahi 8 (delapan)

kecamatan, yaitu: Gemeh, Essang, Rainis, Beo, Melonguane, Mangaran,

Lirung, dan Kecamatan khusus Miangas yang berdekatan dengan negara

jiran Filipina. Kedekatan ini diukur dari jarak antara Miangas sebagai

pulau terluar di Kabupaten Talaud dan Kota Davao hanya 52 mil atau

sekitar 4 jam perjalanan dengan menggunakan speed boat sebagai

transportasi laut. Demikian pun jarak tempuh ke Melonguane cukup jauh,

yakni: 122 mil. Lebih lama waktu yang diperlukan untuk pelayaran antara

Miangas dan Manado (ibukota Provinsi Sulut) karena jaraknya mencapai

307 mil. Posisi Miangas yang memiliki batas wilayah dengan negara jiran

Filipina inilah yang memberi predikat bagi Kabupaten Talaud sebagai

“daerah perbatasan”,28

selain karakteristiknya sebagai kabupaten

kepulauan. Selain karakteristiknya sebagai kabupaten kepulauan dan

daerah perbatasan, masih ada karakteristik satunya lagi, yaitu: daerah

27

Laporan Bupati Kepulauan Talaud dalam Sidang Majelis Sinode XII di Hotel Ibis Jakarta, 7

Oktober 2011. 28

Karakteristik sebagai daerah perbatasan ini dipertegas dalam Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005,

bab 26.

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

63

tertinggal dan terpencil. Ketertinggalan serta keterisolasiannya tidak hanya

terbukti sekedar dari letak geografis, tetapi karena keterbatasan prasarana

dan sarana di bidang ekonomi, sosial-budaya, pertahanan keamanan,

perhubungan,darat, udara, dan laut; serta telekomunikasi dan informasi.

Keterbatasan ini bukanlah hambatan bagi Kabupaten Talaud untuk

membangun, karena ketersediaan berbagai potensi sumber dayanya akan

menjadi unsur penyeimbang dari keterbatasan infrastrukturnya.

Kabupaten yang memiliki tiga karakteristik wilayah yang bervariasi

sumber daya alam dan lingkungannya, menjadikan Kepulauan Talaud

memiliki potensi yang berlimpah untuk berbagai sektor dan sumberdaya

lainnya. Laut adalah wilayah yang paling luas dibandingkan dengan daratan

dan bagian kecil alur daerah vulkanik. Kepulauan Talaud berada pada alur

vulkanis yang masuk pada jalur gunung api Circum Pasifik, karena itu fisik

tanah yang dimiliki oleh kabupaten ini lebih condong untuk tanaman

perkebunan. Data topografi lainnya yang diperoleh dari BPS menunjukkan

tiga variasi klasifikasi ketinggian di atas permukaan laut (dpl). Kurang lebih

52.142 ha berada pada klasifikasi 0-100 meter dpl, 70.670 ha berada pada

klasifikasi 101-500 meter dpl, dan 2.290 ha berada pada klasifikasi 501-

1000 meter dpl. Adapun temperatur yang terekam dalam publikasi BPS

menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata bervariasi antara 26,5o sampai 32o

pada waktu tertentu. Sedang curah hujannya rata-rata pada kisaran 2100-

3000 mm/thn. Faktor-faktor ini mempengaruhi penentuan iklim tropis yang

berlaku di Kepulauan Talaud. Periode September-Maret adalah tropis basah

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

64

atau musim hujan dan April-Agustus adalah tropis kering atau musim

panas.29

Sebagai daerah bahari, kabupaten ini cukup dominan memberi

dampak terhadap infrastruktur, khususnya transportasi laut. Beberapa dari

19 kecamatan yang ada masih sangat mengandalkan angkutan laut sebagai

sarana perhubungan antar pulau. Transportasi laut ini tidak sebatas

diperlukan di dalam wilayah kabupaten Talaud, melainkan sangat

dibutuhkan pula untuk perjalanan ke luar daerah, misalnya ke Kota Manado

bahkan ada yang sampai ke Filipina hanya dengan menggunakan perahu

motor sederhana. Pentingnya alat transportasi laut sebagai sarana

penghubung yang digunakan oleh masyarakat, harus pula berimbang

dengan penyediaan BBM yang cukup memadai dengan mempertimbangkan

disparitas kabupaten kepulauan. Kelangkaan BBM sampai kini merupakan

salah satu persoalan serius yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah

di Talaud.30

2. Potensi di Kabupaten Talaud

Kabupaten Talaud bukanlah daerah kaya seperti halnya kabupaten

yang lain, tetapi tidak juga merupakan daerah “miskin”. Perekonomian di

Talaud terutama ditunjang oleh sektor pertanian, khususnya perkebunan.

Perkebunan memang mendominasi kegiatan ekonomi pertanian di

Kepulauan Talaud. Perkebunan masih tetap menjadi sentra kegiatan

ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud. Pala, kopi, kakao, vanili, lada, dan

cengkeh merupakan produk yang bisa diandalkan. Adapun yang menjadi

29

Data diperoleh dari Kantor Statistik Kabupaten Talaud. Data per bulan April 2011. 30

Persoalan rumit yang dihadapi masyarakat sampai sekarang bukan sekedar keterbatasan stok BBM

melainkan mahalnya standar harga yang dipatok sampai mencapai Rp 50000/liter.

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

65

unggulan diantara komoditas tanaman perkebunan di Talaud adalah

tanaman pala.

Sejak zaman kolonial Belanda, tanaman yang daging buahnya

sering dijadikan manisan ini sudah menjadi komoditas utama perdagangan.

Karena itu, sampai sekarang penyebaran tanaman pala ini merata di

beberapa wilayah kecamatan, termasuk yang berada di Kecamatan Lirung.

Proses pemeliharaannya yang mudah dan harga jualnya yang cukup tinggi

merupakan faktor pendorong bagi masyarakat Talaud menanam pohon pala.

Apalagi tanaman ini bersifat multi fungsi. Sebut saja kegunaannya sebagai

bumbu masak sampai pada bahan pembuat kosmetik, juga bisa mengobati

berbagai penyakit, misalnya diare. Tidak hanya biji pala yang diperjual

belikan. Bunga pala yang disebut fuli juga bernilai ekonomis sangat tinggi

dibandingkan dengan daging dan bijinya. Fuli biasanya digunakan untuk

bumbu masak dan bahan pembuat minyak gosok. Keenam komoditas

tanaman perkebunan ini masih ditambah pula dengan pisang abaka ( lebih

tepat serat abaka).

Pisang abaka kini menjadi ‘primadona’ di sektor perkebunan,

dimana sebelumnya tidak ada yang mempedulikan keberadaan pisang

abaka.31

Termasuk pemerintah dalam hal ini belum berminat pada ‘sang

primadona’ yang kini tengah diincar dan diburu oleh para investor asing,

karena seratnya dapat digunakan sebagai bahan baku pakaian dan uang

kertas dolar. Tumbuhan yang termasuk dalam kelas pisang-pisangan ini

terdiri dari 2 jenis yaitu abaka putih dan merah (kualitasnya lebih unggul).

31

Masyarakat petani belum mengetahui manfaat dan cara pengolahan serat abaka untuk dijadikan

bahan baku pembuat uang kertas dolar. Persoalan ini sangat erat hubungannya dengan kelambanan

pemerintah untuk mensosialisasi penguasaan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian.

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

66

Serat pisang abaka awalnya hanya diolah sebagai bahan kerajinan seperti

tas dan topi. Proses pengolahannya dilakukan dengan sangat sederhana,

yakni dimulai dengan memotong batang untuk mengambil pelepahnya.

Selanjutnya, pelepah itu dilembutkan dan dibentuk menjadi seperti benang

(baca: serat abaka). Sejak dari awal hingga selesainya, proses

pengerjaannya hanya dilakukan secara manual dengan bantuan alat

tradisional.

Tidak hanya bidang perkebunan saja, sebab masih ada potensi

tanaman pangan lainnya yang memberi pemasukan bagi sektor pertanian.

Hanya saja, semua potensi tersebut belum tergarap dengan baik. Dukungan

sarana dan prasarana pertanian, seperti irigasi masih belum dikelola dengan

baik. Padahal, jika potensi tanaman pangan digarap dengan baik, kebutuhan

pangan di Talaud kemungkinan bisa terpenuhi. Kelapa merupakan

komoditas tanaman perkebunan terbesar yang dihasilkan, akan tetapi daerah

ini masih mengimpor minyak goreng dari Manado dan Bitung, serta kota-

kota besar lainnya. Hal ini dikarenakan belum ada industri pengolahan

kelapa menjadi minyak goreng. Belum adanya infrastruktur sebagai

penunjang produksi komoditas ini, sesungguhnya bukan penyebab utama.

Yang menjadi sebabnya adalah rendahnya kualitas dan kuantitas produksi

kelapa, akibat serangan hama sexava. Cengkeh dan pala juga belum dapat

diproduksi lebih dari sekedar menjadi konsumsi para konsumen lokal untuk

dijual lagi ke luar daerah.

Selain memiliki komoditas unggulan dari perkebunan, wilayah

maritim ini memiliki potensi laut dengan komoditinya berupa ikan tuna,

kerapu, layang, cakalang, dan hasil budi daya laut seperti rumput laut,

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

67

teripang, udang, kerang, mutiara, dan berbagai jenis moluska serta kekayaan

hayati yang berada di laut. Sektor perikanan menjadi andalan penduduk

yang tinggal di pesisir pantai. Produk yang dihasilkan oleh sektor perikanan

ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal, akan tetapi

berpeluang untuk diekspor ke luar negeri. Namun sangat disayangkan

karena potensi perikanan laut belum digarap secara maksimal, sehingga

masyarakat di Talaud yang berprofesi sebagai nelayan masih berada dalam

taraf hidup yang memprihatinkan.

Pembangunan masih kurang memerhatikan pengembangan potensi

kekayaan laut, sehingga banyak nelayan harus berjuang keras bersaing

dengan para pencuri ikan dari negara lain yang banyak berkeliaran di lautan

Indonesia (termasuk di Talaud) dengan menggunakan kapal-kapal

penangkap ikan modern yang dilengkapi pula oleh pukat harimau (trawl).

Patroli petugas keamanan mengalami kesulitan menjaga semua kawasan

laut karena sarana dan prasarana yang kurang memadai. Padahal, bisa

dikatakan bahwa sejak dahulu kehidupan penduduk bertumpu pada

perikanan laut. Sejak berabad-abad yang lampau, wilayah pemukiman lebih

banyak berkembang di pesisir pantai, oleh karena jalur pelayaran laut

menjadi satu-satunya penghubung utama antar daerah. Laut juga sangat

kaya dengan beragam jenis ikan dan satwa lainnya yang menjadi sumber

makanan dan tambahan penghasilan bagi penduduk. Penyebab belum

tergarapnya potensi kelautan secara maksimal, dapat menjadi peluang bagi

pemerintah untuk memperbaiki nasib para nelayan dengan memberi

dukungan doa dan dana.

Di bidang peternakan, tidak dapat disangkali kalau kendalanya

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

68

berupa keterbatasan jenis dan jumlah hewan ternak yang sampai saat ini

baru sebatas ayam kampung, ayam ras, babi, sapi, dan itik. Dibandingkan

dengan usaha lainnya, perkembangan usahanya masih relatif lambat. Di

bidang industri, daerah ini mengembangkan kerajinan mebel yang berbahan

dasar bambu, kayu hitam, dan rotan. Di samping itu pula masih ada industri

rumahan yang memproduksi sulaman kerawang, dan berbagai macam aneka

kue kering, emping melinjo, dan ikan asin berkadar garam rendah, dll.

Sedangkan di bidang kehutanan, daerah ini merupakan penghasil jenis

kayu-kayuan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti kayu hitam (eboni) dan

kayu besi. Selain itu masih ada juga hasil hutan lainnya, seperti bambu cina

dan rotan.

Produksi yang dihasilkan oleh masing-masing bidang ini membawa

dampak terhadap perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata

pencaharian penduduk, setelah pertanian, Di kecamatan tertentu, sektor

perdagangan ini justru menjadi sumber perekonomian dan mata pencaharian

pokok dari masyarakat. Kecamatan Lirung, diantaranya yang memiliki porsi

terbesar pada bidang perdagangan ini. Minat besar yang dimiliki oleh

masyarakat di bidang perdagangan ini memberi pengaruh positif bagi

perkembangan dunia usaha dan sangat signifikan bagi pembangunan

kesejahteraan sosial. Tetapi, minat besar yang dimiliki oleh masyarakat

tidak diimbangi dengan kepedulian dari pemerintah dalam mendukung

perkembangan usaha mereka. Sikap tidak peduli dari pemerintah ini menuai

rasa kecewa dari masyarakat yang merasa bahwa seakan-akan pemerintah

hanya membiarkan mereka untuk terus hidup dalam kondisi seperti itu.

Karena, dalam upaya pengembangan usaha masyarakat pedagang ini begitu

Page 28: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

69

sering mengalami perlakuan yang sangat tidak simpatik dari pemerintah,

misalnya dalm mengurus perijinan SIUP, SITU, IMB, dan lain-lain,

terkesan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah ‘setengah hati’.

Rasa kecewa yang dialami oleh masyarakat ini tak lagi bisa mereka tutupi,

sebagaimana yang dapat ditangkap dari penuturan seorang informan yang

berkata bahwa, “ pemerintah tidak mesti demikian adanya, karena ‘torang’

(kami) bukan da minta pemerintah untuk ‘mo kase doi’ (memberikan uang)

atau bantuan lainnya, ‘torang’ (kami) cuma minta tolong supaya dapat ijin

untuk usaha.” 32

Kabupaten Talaud juga memiliki potensi barang-barang tambang,

diantaranya yang sudah mendatangkan pendapatan bagi daerah ini adalah

barang galian tipe C. Walaupun, hal ini untuk beberapa waktu sempat

menimbulkan ketegangan bahkan sampai pada tindakan anarkis yang

dipelopori oleh para mahasiswa dan masyarakat yang menolak para investor

untuk melakukan penambangan di Talaud, karena mengancam kelestarian

lingkungan dan bisa menimbulkan bencana akibat tanah longsor. Secara

umum perekonomian Kabupaten Kepulauan Talaud tumbuh positif. Sektor

yang paling tinggi pertumbuhannya ialah sektor bangunan sebesar 14,56

persen, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,38

persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,43 persen.

Sedangkan sektor yang paling rendah pertumbuhannya adalah sektor

pertanian sebesar 4,05 persen. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi Provinsi Sulawesi Utara sebesar 6,47 persen, terlihat bahwa

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 6,21 persen

32

Observasi dan wawancara di bulan April-Mei 2011 dengan beberapa orang ‘uti-uti’ (sebutan lokal

untuk para PKL) yang menjadi sasaran dari aparat tak bertanggung jawab untuk melakukan pungli.

Page 29: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

70

masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud terus

bekerja keras untuk tidak semakin tertinggal dari daerah lain yang terus

melaju pesat.

Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten

Kepulauan Talaud menempati urutan pertama sebesar 48,86 persen dengan

pertumbuhan sebesar 4,05 persen. Subsektor yang memberikan kontribusi

terbesar dalam pembentukan PDRB, yaitu subsektor tanaman perkebunan

sebesar 34,06 persen dengan pertumbuhan 4,36 persen. Kemudian disusul

masing-masing subsektor perikanan sebesar 6,69 persen, subsektor tanaman

bahan makanan sebesar 6,54 persen dan subsektor peternakan dan hasil-

hasilnya sebesar 1,42 persen dengan pertumbuhan masing-masing sebesar

1,44 persen dan 1,04 persen. Sedangkan subsektor kehutanan mempunyai

pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan subsektor lain, dimana

pertumbuhannya sebesar 16,19 persen tetapi peranannya dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud relatif sangat kecil.

Sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan kedua dalam sisi

pertumbuhan yaitu sebesar 9,38 persen pada namun kontribusi dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud masih relatif kecil yaitu

hanya sebesar 2,21 persen.

Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud tahun

2007 melalui Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

(PDRB ADHK) dengan tahun dasar 2000 dan Domestik Regional Bruto

berlaku Atas Dasar Harga Konstan [DRB ADHB) Kabupaten Kepulauan

Talaud, meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 nilai PDRB atas

Page 30: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

71

Harga Konstan sebesar Rp. 407.541,2 juta, kemudian meningkat menjadi

554.300,0 juta pada tahun 2007. PDRB atas harga berlaku meningkat lebih

cepat dibanding atas harga konstan. Keadaan ini mengindikasikan

peningkatan harga barang dan jasa produsen lebih cepat dibanding produksi

barang dan jasa tersebut.

3. Akses dan Sumber Daya

Masalah pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi agaknya

memang masih harus terus dipacu di wilayah ini. Sejauh ini untuk masuk-

keluar wilayah hanya dilakukan kapal-kapal perintis PT Pelabuhan Nasional

Indonesia (PT Pelni) dengan rute Talaud-Sangihe-Bitung, sampai di

pelabuhan Benoa. Jadwal operasionalnya belum teratur dan dalam waktu

yang cukup lama. Di Melonguane misalnya, kapal hanya merapat dua-tiga

hari sekali, sementara di Miangas hanya seminggu sekali. Saat musim

ombak kapal bisa tak merapat berminggu-minggu. Akibatnya, aktivitas

perdagangan dengan kapal laut baru memadai untuk memasarkan hasil

perkebunan utama seperti kopra, pala, cengkeh, dan vanili yang lebih tahan

lama. Disamping kapal Pelni, ada pula kapal-kapal motor yang merupakan

milik dari para pengusaha lokal dan luar daerah selaku pihak swasta, yang

membantu menyediakan sarana perhubungan berupa alat angkut dan

transportasi laut demi memperlancar penduduk di Talaud dalam melakukan

mobilisasinya. Keberadaan kapal-kapal ini tentunya harus ditunjang pula

oleh pelabuhan dan dermaga untuk menjadi tempat berlabuh. Kabupaten ini

baru memiliki tiga pelabuhan utama, yaitu: Lirung, Melonguane, dan

Miangas. Pelabuhan utama ini masih ditambah juga dengan pelabuhan fery

di Lirung dan Melonguane yang menjadi penghubung antar kabupaten dan

Page 31: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

72

provinsi. Kondisi fisik wilayah kabupaten Talaud yang didominasi oleh laut

ini juga, menjadi salah satu faktor kendala interaksi antara masyarakat dan

sesama warga lainnya. Termasuk pula ketika para warga ini melakukan

aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, infrastruktur berupa jalan darat yang

memadai akan lebih memudahkan para pedagang untuk berinteraksi

sehingga memperlancar arus barang maupun jasa. Selain jalan darat,

jembatan pun menjadi akses untuk meminimalisir keterisolasian pulau-

pulau yang terletak di wilayah perairan laut dan sungai.33

Di bidang sarana perhubungan udara, keberadaan bandara di

Melonguane tampaknya baru sebatas perintis. Pesawat yang digunakan

berkapasitas hanya 20-30 sheet, sehingga terhitung tiga kali penerbangan

dengan dua pesawat dalam seminggu, daya muat penumpang tidak lebih

dari 200 orang. Terbatasnya kapasitas angkutan ini menyebabkan selalu ada

pembatalan keberangkatan bagi sejumlah penumpang yang hendak

bepergian. Meskipun baru perintis, namun sarana perhubungan udara ini

telah dilengkapi oleh pembangkit tenaga listrik, air bersih dan jaringan

telekomunikasi.

Dalam upaya memberdayakan daerah dengan menawarkan wisata

keindahan laut serta acara adat seperti Mane’e atau maname34

(tradisi

menangkap ikan) tampaknya juga akan berkejaran dengan kemampuan

persediaan listrik, air bersih, dan penginapan. Sama halnya dengan

keberadaan pulau-pulau kecil yang memiliki kawasan pantai yang indah dan

33

Di Kabupaten Talaud terdapat beberapa jembatan sebagai sarana penyeberangan bagi masyarakat

yang tinggal di wilayah perairan sungai, seperti Kecamatan Beo yang mempunyai sungai bernama Lu’a. 34

Mane'e adalah tradisi menangkap ikan paling unik, tidak perlu bersusah payah menggunakan jaring

untuk menangkap ikan. Bentangan janur sepanjang 4 km mampu menjaring ikan dan menggiringnya

hingga ke tepi pantai. Sulit menjelaskannya secara ilmiah, karena dengan janur kelapa saja ikan dengan

mudahnya dapat diambil, walaupun hanya dengan tangan tanpa alat bantu apapun.

Page 32: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

73

lautnya yang eksotis. Tapi tidak ada yang menghuninya. Alasan masyarakat

tidak menempati pulau tersebut, karena luasnya tidak mencukupi untuk

menjadi tempat hunian, sulit untuk mendapatkan air bersih, karena ada

pulau yang letaknya berada di tengah laut.35

Selama ini pulau-pulau itu

hanya dijadikan tempat persinggahan para nelayan bila sedang mencari

ikan. Untuk mengembangkan pulau ini agar banyak dikenal oleh wisatawan

nusantara maupun mancanegara, perlu perhatian khusus dari Pemerintah

Daerah setempat. Terutama untuk membangun fasilitas penunjang, seperti

tempat peristirahan, dermaga dan fasilitas umum lainnya. Salah seorang

penjual makanan dan minuman yang pernah membuka usaha di sana,

menegaskan kalau sejauh ini para pengunjung hanya datang ketika hari-hari

libur. Menurutnya setiap pengunjung yang datang dikenakan biaya sebesar

Rp.2000.36

Selain itu, perlu disediakan sarana transportasi yang rutin, sebab

sarana transportasi menuju ke Pulau Sara’a (baca: Sara) masih sangat

terbatas, sehingga wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau ini harus

menyewa perahu motor dengan harga 250 ribu rupiah.

Akses untuk menuju ke obyek wisata itu hanya dicapai dengan

menggunakan perahu motor milik nelayan ataupun speed boat. Untuk

menuju Pulau Sara’a, dari Melonguane bisa ditempuh sekitar 15 menit

dengan menyusuri laut berkedalaman 500 meter yang menjadi jalur lintas

pelayaran kapal ke Kabupaten Talaud. Sedangkan dari Lirung, perjalanan

melalui laut di tempuh lebih kurang lima menit, dengan menggunakan

perahu motor (speed boat). Pulau Sara’a yang mempunyai luas sekitar 2

35

Pulau-pulau ini dianggap sebagai karang yang menjulang, dasarnya terdiri seluruhnya dari batu-

batu karang tua dan bongkah-bongkah batu karang besar tertutup dengan suatu lapisan humus yang dilapisi

tanah liat.

36

Bpk. Mae, Wawancara pada tanggal 5 Mei 2011, pukul 07.00-08.30 WITA.

Page 33: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

74

koma 03 kilometer persegi ini terdiri dari hamparan pasir putih yang sangat

halus dan lembut, apalagi dari pernyataan khusus yang disampaikan oleh

seorang pelancong sekaligus seorang peneliti, diketahui bahwa pasir putih

yang ada di Pulau Sara’a ini memiliki spesifikasi yang unik dan khas

dibanding dengan pasir putih yang berada di daerah wisata pantai lainnya.

Pulau Sara’a ini memiliki panorama alam dan pesona pantai nan menawan

dengan hamparan pasir putihnya yang berkilauan di kala sang surya

menyinarinya, bak permadani putih berkilap ditaburi butiran-butiran emas.

Pesona laut yang eksotis merupakan surga bagi mereka yang menyukai

panorama taman laut. Air lautnya yang jernih membuat terumbu karang dan

ikan dapat terlihat jelas dari permukaan laut. Keindahan taman lautnya akan

semakin jelas bagi mereka yang gemar menyelam atau snorkling. Pesona

Pulau Sara'a tidak hanya pada keindahan panorama laut dan pantainya.

Kawasan hutan di pulau ini juga masih terpelihara dengan baik, makanya

masih hidup berbagai jenis satwa dan burung yang langka, diantaranya

burung Nuri khas dari Talaud.

Persoalannya adalah dana untuk membangun sarana infrastruktur

sangat mahal. Sulitnya akses masuk ke lokasi menyebabkan tingginya harga

bahan bangunan. Gambaran sulitnya pengadaan sarana dan infrastruktur

penunjang pariwisata Talaud ditambah lagi dengan kesulitan aksesibilitas di

sektor yang lain. Penguasaan masyarakat akan sumber informasi dan

teknologi masih agak lamban. Daya adopsi dan inovasi mereka terhadap

teknologi dan informasi baru masih sangat rendah. Akibatnya berdampak

pada cara petani untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dianggap masih

sulit atau belum memadai, misalnya saja banyak masyarakat petani sulit

Page 34: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

75

mengatasi persoalan hama dan penyakit. Hal ini terjadi karena rendahnya

tingkat pengambilan resiko masyarakat terhadap peluang atau hal-hal baru.

Mungkin, mereka baru mau melakukan jika mereka benar-benar sudah

melihat hasilnya secara nyata. Kondisi ini tidak mengherankan karena

tingkat permodalan yang rendah sehingga kesejahteraan mereka rendah dan

hal ini berkorelasi secara positif terhadap keberanian mereka dalam

mengambil resiko usaha. Mereka telah menjadi orang yang fatalistik karena

mengalami kegagalan dan kemunduran usaha. Dampak selanjutnya adalah

jenis usaha yang mereka lakukan tidak banyak mengalami perubahan

walaupun informasi dan teknologi cukup memadai untuk mengimbangi

perkembangannya. Kalaupun ada kemauan untuk mengadopsi sebuah

teknologi atau informasi, mereka akan terbentur pada persoalan klasik yaitu

permodalan.

Aksesibilitas masyarakat terhadap permodalan masih kurang. Di

Talaud tidak banyak sumber keuangan yang bisa dimanfaatkan secara lunak

untuk dijadikan modal. Sumber keuangan yang ada selama ini bisa mereka

manfaatkan dengan mudah adalah simpan pinjam di arisan RT. Tetapi,

jumlahnya sangat terbatas dan jangka waktu pengembaliannya cepat. Tentu

ini tidak bisa digunakan untuk kegiatan-kegitan produktif berskala agak

besar. Di ibukota kabupaten dan dua kecamatan lainnya, yakni Lirung dan

Beo sebenarnya sudah ada bank, namun proses untuk mendapatkan

pinjaman modal usaha tak jarang selalu berhadapan dengan prosedur yang

rumit. Masyarakat merasa sudah tidak dipercaya lagi, sehingga yang sering

terjadi adalah mereka lebih mudah untuk meminjam kepada para rentenir

atau tauke walaupun dengan bunga yang bisa mencapai duapuluh lima

Page 35: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

76

persen. Keluhan masyarakat ini memang ditanggapi benar oleh salah

seorang kepala bank pemerintahan yang berdomisili di Lirung. Menurutnya,

berkurangnya kepercayaan pihak bank terhadap masyarakat dikarenakan

kelompok peminjam ini dianggap sebagai debitor bermasalah. 37

Kabupaten Talaud meskipun bercorak agraris dan sebagian besar

lapangan usahanya didominasi pertanian, akan tetapi generasi muda Talaud

cenderung beralih ke sektor publik menjadi pegawai negeri, polisi, atau

tentara.38

Kehadiran lembaga pendidikan tinggi seperti Yayasan Perguruan

Tinggi Rajawali dan Universitas Terbuka belum menarik minat kaum muda

yang ada di Talaud. Sebab, masih lebih banyak anak muda Talaud

melanjutkan kuliah ke Manado atau kota lain. Setelah mencapai gelar

sarjana, hanya sebagian kecil yang mau kembali bekerja di Talaud. Tahun

2006 tercatat ada 533 sarjana Talaud yang mencari kerja, namun tak sampai

seperempat dari jumlah tersebut yang memperoleh pekerjaan.

Kondisi ini terjadi dikarenakan prosedur yang digunakan dalam

perekrutan tenaga kerja, baik di instansi pemerintah maupun swasta masih

sangat sarat dengan muatan KKN. Dengan mekanisme seperti ini, sangatlah

mudah bagi para lulusan sarjana ini untuk merasa apatis. Sebab, dari

pengalaman yang terjadi diketahui bahwa tak jarang pula sistem UUD39

begitu ketat diberlakukan kepada para calon tenaga kerja yang mencari

peruntungan untuk menjadi karyawan swasta ataupun PNS. Bahkan lebih

parah lagi, karena justru praktek KKN terjadi di instansi pemerintah. Yang

sejatinya pemerintah di sini adalah menjadi pelayan bagi masyarakat,

37

Kepala BRI Unit Kec. Lirung, Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011, pukul 8.30-08.45 WITA. 38

Trend ini seakan-akan mewabah anak muda Talaud disebabkan syarat-syarat untuk diterimanya

menjadi pekerja di ruang publik, tidak lagi terlalu mengandalkan bekal akademis dan skill. 39

UUD plesetan akronim dari kata Ujung-Ujungnya Duit.

Page 36: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

77

termasuk para calon tenaga kerja ini. Sebaliknya pemerintah berlaku

sebagai seorang penguasa yang minta dilayani. Pemerintah tidak

memperlihatkan pribadi sebagai seorang abdi masyarakat melainkan pribadi

seorang penguasa yang mengabdikan diri hanya kepada kepentingan pribadi

dan keluarga.

Realita dari kepulauan Talaud sebenarnya memiliki potensi yang

cukup memadai sebagai modal untuk meningkatkan taraf hidup dan

pembangunan sosial masyarakat di Talaud. Tersedianya sumber daya

(SDA+SDM) menjadi aset berharga demi terciptanya harmoni bagi

kehidupan masyarakat Nusa Utara. Namun bukan hanya di bidang ekonomi

yang rentan akibat ketidakstabilan politik, juga tingkat pengangguran yang

masih tinggi, dan berbagai masalah sosial terjadi sebagai akibat dari mulai

keroposnya fondasi moral dari masyarakat termasuk unsur pemerintah.

Untuk memperoleh gambaran lebih lengkap maka perlu deskripsi wilayah

kecamatan Lirung yang adalah bagian dari kabupaten kepulauan Talaud :

a. Gambaran Umum Kecamatan Lirung

Alkisah pemberian nama kampung yang terletak di lereng

gunung Ayambana tersebut diambil dari nama seorang kapten

berkebangsaan Spanyol yang bernama Lirung.40

Menurut cerita para

orang tua yang hingga kini menjadi saksi hidup mengatakan sebelum

dinamakan Lirung, kampung itu bernama Hilamunan. Dalam

perkembangan selanjutnya,41

terjadi perubahan pada status kampung

karena produk hukum sebagai dasar penetapan sistem pemerintahan

40

Tradisi lisan ini menjadi cerita yang ‘melegenda’ bahwa Kapten Spanyol yang bernama Lirung ini

merupakan cikal-bakal dari salah satu marga/klan yang terdapat di Kecamatan Lirung.

41

Hal ini dimaksudkan pada penjelasan tentang sejarah pembentukan pemerintahan di Talaud.

Page 37: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

78

mengalami juga beberapa kali perubahan dan penggantian undang-

undang tentang pemerintahan daerah. Singkat kata, pada akhirnya

status kampung yang merupakan cikal-bakal kecamatan pertama di

Talaud ini pun mendapat bentuknya seperti sekarang ini sebagai

Kecamatan Lirung.

Kecamatan Lirung secara geografis terletak di Pulau Salibabu,

dan memiliki pembagian batas wilayah administrative yakni: sebelah

utara berbatasan dengan Kecamatan Moronge, di sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Salibabu, sebelah timur berbatasan

dengan Ibukota Kabupaten Melonguane, dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Kalongan. Wilayah yang memiliki luas

98.07 km² ini berada pada koordinat antara 4o 47’ sampai 4

o 47’

Lintang Utara dan 126o

55’’ sampai 127o

47’ Bujur Timur, dengan

ketinggian tanah rata-rata 25 meter dpl (di atas permukaan laut).

Banyaknya curah hujan di daerah ini berkisar antara 2000-3000 mm/th,

dengan suhu udara rata-rata 23 derajat Celcius, akan tetapi terkadang

bisa mencapai 32 derajat Celcius pada waktu-waktu tertentu.42

Untuk

iklimnya sama dengan kondisi umum perikliman di Talaud, yakni

beriklim tropis dan dipengaruhi oleh musim yang terjadi antara bulan

April-Agustus sebagai musim panas, serta bulan Maret-September

sebagai musim hujan. Tapi, siklus ini bisa saja mengalami perubahan

dikarenakan oleh berbagai hal, misalnya pemanasan global.43

42 BPS Talaud, Kecamatan Lirung dalam Angka 2010 (Manado: BPS Talaud, 2010), 14.

43 Fenomena ini dialami oleh penulis sewaktu melakukan penelitian, dimana pada saat itu sedang

berlangsung musim panas, namun seringkali turun hujan.

Page 38: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

79

Secara administratif, kecamatan Lirung terdiri dari: 7 desa / 3

kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Lirung; (2) Desa Sereh; (3) Desa Musi;

(4) Kelurahan Lirung I; (5) Desa Talolang; (6) Kelurahan Lirung

Matane; dan (7) Desa Sereh I. Dari 7 desa / 3 kelurahan ini

menampung 21 lingkungan yang menjadi tempat bermukimnya 1659

RT atau 6.025 jiwa penduduk yang terdiri dari perempuan sejumlah

2905 jiwa dan lai-laki berjumlah 3120 jiwa.44

Kecamatan Lirung

dibandingkan dengan desa/kelurahan lainnya di Kabupaten Talaud,

tidak ada bedanya bila diklasifikasikan menurut tingkatan hidup

penduduknya yang terbagi dalam kelas bawah, menengah, dan atas.

Hasil pengamatan yang ada menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat

yang berdomisili di Kecamatan Lirung, kehidupannya berada rata-rata

di kelas menengah ke atas. Sedangkan untuk kelas menengah ke

bawah, jumlahnya tidak lebih dari jumlah penduduk kelas menengah ke

atas. Klasifikasi ini bukan dimaksudkan untuk membedakan atau

mengkotak-kotakkan sesama warga masyarakat yang berdomisili di

Kecamatan Lirung, tetapi sekedar upaya untuk memperoleh gambaran

tentang kondisi hidup masyarakat sebagaimana yang dijelaskan berikut

ini:

a. Kelompok pertama: yaitu penduduk yang tingkat kehidupannya

masih berada ‘di bawah standar’ karena belum mampu dan mau

mengusahakan untuk supaya memiliki penghidupan yang layak.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kesehatan yang

minim, serta mata pencaharian yang dimiliki tidak tetap. Ada yang

44 Sumber: Registrasi Penduduk tahun 2011.

Page 39: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

80

hanya mempunyai pekerjaan sambilan saja bukan pekerjaan yang

tetap. Masyarakat agak sulit untuk mengakses layanan-layanan

umum, karena ketidakadilan struktur; baik politik, sosial maupun

ekonomi yang tidak memungkinkan seseorang atau sekelompok

orang untuk menjangkau sumber-sumber penghidupan. Struktur

sosial telah mengurung mereka dalam kemiskinan secara turun-

temurun selama bertahun-tahun. Golongan ini adalah kaum buruh,

tukang, anggota masyarakat yang tidak terpelajar dan tidak terlatih,

(unskilled labour). Golongan ini adalah juga para pengusaha tanpa

modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah -- yang sekarang

dinamakan dalam golongan ekonomi lemah. Termasuk pula

pegawai negeri golongan bawah dan menengah.

b. Kelompok kedua: penduduk yang berada di kelompok ini

mempunyai kehidupan yang lebih baik dibandingkan kelompok

sebelumnya, karena telah memiliki akses terhadap lapangan kerja

dan mata pencaharian yang berkesinambungan. Secara sosial,

kelompok ini memiliki keterlibatan dalam kegiatan sosial.

Kelompok ini secara ekonomi sudah mampu memenuhi kebutuhan

hidup dan meningkatkan kesejahteraan sendiri dan kelompok.

Namun kelompok ini mengalami penurunan, sebab adanya

penguasaan aset serta akses terhadap sumber-sumber yang telah

sedemikian rupa dikuasai oleh segolongan orang tertentu, demikian

kelompok ini memiliki peluang menjadi masyarakat di lapisan atas.

Kondisi ini bisa saja terjadi karena meningkatnya taraf kehidupan,

ataupun karena hubungan kekerabatan. Hubungan kekerabatan ini

Page 40: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

81

yang sering muncul sebagai alasan terjadinya peningkatan

mobilitas di kelompok ini. Dalam pengamatan yang dilakukan,

dijumpai bahwa hubungan kekerabatan memiliki pengaruh yang

kuat terhadap perubahan status seseorang dari kelompok ini.

Masyarakat yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya adalah

pedagang dan pekerja di bidang layanan jasa, seperti penjahit

pakaian. Kebanyakkan dalam kelompok ini adalah para pedagang

yang memiliki omset penjualan rata-rata menengah ke atas, juga

kelompok ini banyak beranggotakan PNS golongan menengah ke

atas maupun kelas menengah ke bawah. Karena, kelompok kedua

ini merupakan kelompok ‘transisi’ untuk berganti posisi, baik dari

bawah ke atas atau sebaliknya dari atas ke bawah.

c. Kelompok ketiga: masyarakat kelompok ini merupakan

‘representasi’ dari beberapa kelompok elit.45

Dalam kenyataan

yang ditemui, umumnya masyarakat kelompok ini sudah memiliki

kekayaan dan kekuasaan yang berlebihan. Masih ditambah lagi

dengan kemudahan memperoleh akses di berbagai bidang sehingga

peluang mereka untuk menguasai aset dan produksi yang lebih

banyak semakin terbuka lebar, sehingga kesempatan untuk

mengakumulasi basis kekuasaan sosial menjadi lebih besar.

Dalam tinjauan para penganut pendekatan fungsional,

stratifikasi sosial merupakan suatu ‘keperluan’. Keperluan tersebut

45

Kaum elit lokal ini merepresentasikan keberadaan pribadi atau kelompok yang masih memiliki

hubungan kekerabatan dengan pejabat yang berkuasa. Selain itu juga kemunculan para elit ini merupakan

imbas dari ‘simbiose mutualisma’ yang terjadi sewaktu para oknum elit ini memberi bantuan finansial

dalam proses pemekaran daerah, pemilukada (pemilihan umum kepala daerah) atau bisa juga ketika

diadakan pileg (pemilihan legislatif).

Page 41: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

82

muncul dari kebutuhan masyarakat untuk menempatkan orang-orang ke

dalam posisi-posisi yang membentuk struktur sosial, dan kemudian

mendorong mereka agar menjalankan tugas-tugas yang berhubungan

dengan posisi tersebut. Dengan demikian penempatan masyarakat ke

dalam lapisan-lapisan merupakan gejala universal serta merupakan

bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Sebagai catatan untuk

diperhatikan tentang penempatan masyarakat ke dalam kelompok-

kelompok seperti itu, tidaklah semata-mata didasarkan pada aspek

ekonomi, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi masih

mendominasi standarisasi terbentuknya stratifikasi dalam masyarakat.

Tetapi, aspek ekonomi bukanlah parameter tunggal dalam ‘mengukur’

derajat kesejahteraan hidup masyarakat. Karena itu, harus dipahami

yang mana penempatan masyarakat ke dalam beberapa kelompok

tersebut, dilatar belakangi juga oleh aspek-aspek seperti, pendidikan,

kesehatan, sosial-budaya, dan politik, serta aspek internal lainnya.

Perhatian ini seharusnya dimiliki oleh pemerintah agar dalam

melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat yang mengalami

berbagai kekurangan tidak selalu mengukur kesejahteraan masyarakat

tersebut dari terpenuhinya kebutuhan fisik atau kebutuhan yang

berwujud pemberian bantuan melalui berbagai macam program dan

pemberian uang tunai sebagai solusi untuk menolong masyarakat

tersebut. Pemerintah sebagai pihak yang terdekat dan selalu melakukan

pekerjaan yang berhubungan erat dengan keberadaan masyarakat

semestinya lebih baik memahami akan hal ini. Apalagi bila dikaitkan

dengan eksistensi masyarakat pasca otonomi daerah maka tampak jelas

Page 42: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

83

bahwa realitas kemiskinan yang muncul melebihi dari fenomena

kemiskinan alamiah.46

Masalah kesejahteraan sosial yang terjadi adalah bentuk

ketidakberdayaan struktural, karena sebenarnya secara alamiah Lirung

mempunyai cukup potensi dan sumber daya yang cukup untuk tidak

mengalami masalah kesejahteraan sosial. Ketidakberdayaan struktural

adalah ketidakberdayaan akibat dari super struktur yang membuat

sebagian anggota atau kelompok masyarakat tertentu mendominasi

sarana ekonomi, sosial, politik dan budaya. Struktur ini menyebabkan

tidak adanya pemerataan, tidak berkembangnya kualitas dan daya

kreasi rakyat dalam pelaksanaan pembangunan serta dipinggirkannya

peran dan partisipasi masyarakat dalam setiap pelaksanaan

pembangunan yang terindikasi dengan melemahnya tingkat

keswadayaan masyarakat.

Masyarakat kecamatan Lirung boleh dikata agak jauh dari kesan

sebagai masyarakat miskin yang hidupnya tertinggal serta terpencil

sebagaimana gambaran umum masyarakat di Talaud. Perbandingan

dengan kecamatan lain, masyarakat di kecamatan Lirung sudah lebih

maju di bidang pendidikan dan ekonomi. Sehingga hal ini berdampak

pada latar sosial kehidupan masyarakatnya lebih baik, misalnya dilihat

dari kondisi fisik bangunan rumahnya. Bangunan rumahnya banyak

yang berarsitektur modern, walaupun masih ada juga yang bertahan

dengan arsitektur klasik tradisional.47

Berdasarkan kondisi fisik

46

Kemiskinan alamiah adalah salah satu jenis dari kemiskinan yang dibahas dalam teori kemiskinan. 47

Dalam wawancara yang dilakukan dengan salah seorang warga berprofesi kontraktor bangunan,

dijelaskannya bahwa membangun rumah tradisional memang jauh lebih mahal biayanya ketimbang

Page 43: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

84

bangunannya, kebanyakan rumah penduduk dikategorikan sebagai

rumah permanen,48

dan hanya sedikit jumlah rumah yang semi

permanen. Indikator berikutnya yang menambah ‘keistimewaan’ bagi

Kecamatan Lirung ialah kualitas sumber daya manusianya. Kualitas

sumber daya ini tampak pada besarnya komposisi penduduk yang telah

menamatkan pendidikan dasar. Bahkan rata-rata per tahun sebanyak

lima persen dari seluruh jumlah penduduknya, meraih gelar sarjana

dalam berbagai strata.49

Masyarakat Lirung bisa terkondisi seperti gambaran di atas,

karena sistem perekonomiannya tak bisa dipisahkan dengan konteks

masyarakat yang banyak menekuni bidang usaha jual-beli. Meskipun

tidak semua pedagang ini memiliki omset penjualan yang besar, tetapi

usaha ini sangat potensial untuk dikembangkan sehingga masyarakat

lebih banyak bergerak di bidang perdagangan dibandingkan menjadi

petani atau nelayan. Sebagai ujung tombak dari pelaku ekonomi di

kecamatan Lirung, maka keberadaan para pedagang ini sangat

signifikan dalam menaikkan rating kesejahteraan masyarakatnya.

membangun rumah permanen gaya Barat. Pada bangunan yang berarsitektur tradisional, lebih banyak

membutuhkan kayu, dan karena itu dananya dibutuhkan lebih besar, apalagi sekarang harga kayu sangat

mahal.

44 Rumah permanen adalah bangunan rumah yang terbuat dari tembok (batu, semen, pasir, dll,

sebagai komposisi campuran bahannya). Kategori ini digunakan untuk membedakan dengan bangunan

rumah yang menggunakan bahan baku kayu, papan, dan tripleks. Sedangkan istilah semi permanen

digunakan untuk menyebut bangunan rumah dengan kombinasi tembok dan kayu.

45 Sumber: Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Lirung.

Page 44: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

85

Meskipun belum cukup kalau aspek ekonomi menjadi satu-satunya

faktor pendukung dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

namun harus diakui bahwa sistem perekonomian ini tetap dominan

dalam mempengaruhi hajat hidup manusia.

Pemerintah tidak cukup untuk mengetahui saja, apalagi bila itu

hanya dalam bentuk hitungan angka saja melainkan dapat pula

memahami secara jelas keadaan dari orang-orang miskin. Sebab,

realitas kemiskinan yang terjadi tidak hanya terletak pada pendapatan

rendah atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sehari-hari, makanan

misalnya; melainkan tidak adanya jaminan dari pemerintah terhadap

pemenuhan hak-hak dasar masyarakat yang dalam kaitan dengan PKS,

berimplikasi dengan pemenuhan hak atas pekerjaan. Pandangan

pemerintah baru sampai pada persoalan yang kelihatan, belum sampai

terbentur pada soal-soal yang masih berada di dasar lautan ‘gunung es’,

dimana itu boleh jadi merupakan akar dari segala perkara kemanusiaan

yang berpangkal pada kemiskinan, yakni pembatasan ruang bagi

masyarakat dalam pengembangan usaha yang berbasis pada

keswadayaan dari masyarakat itu sendiri. Seorang warga dalam

penuturannya mengatakan bahwa: ‘torang pe mau supaya pemerintah

kalo melayani so musti tau apa yang jadi torang pe keperluan, bukan

cuma yang penting so kase tapi nintau bagimana supaya torang ndak

cuma bagantong trus deng orang-orang basar.50

50

Pernyataan ini bisa dianalogikan seperti halnya memberi kail masih lebih baik dari memberi ikan.

Page 45: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

86

Dilihat dari komposisi jumlah penduduk berdasarkan usia

produktif (15-64 tahun)51

separoh dari jumlah penduduk, termasuk di

dalamnya. Penduduk usia produktif adalah orang dengan kondisinya

masih aktif berproduksi dan dapat menghidupi dirinya sendiri dengan

memenuhi berbagai kebutuhan secara mandiri. Sedangkan penduduk

tidak produktif adalah orang dengan kondisinya tidak dapat lagi secara

aktif berproduksi dan untuk menghidupi dirinya sendiri pun harus

memerlukan bantuan orang lain. Dengan batasan ini, maka kondisi

umum yang ada di Lirung, warga masyarakat dalam usia 65 tahun ke

atas sudah tergolong kelompok penduduk usia tidak produktif. Tetapi,

masih ada warga yang berusia lebih dari 65 tahun tetap aktif melakukan

pekerjaan untuk menghidupi diri. Ada juga warga masyarakat yang

tergolong dalam usia produktif muda tetapi tidak mampu untuk

menghidupi dirinya sendiri. Hal tersebut menjadi penting untuk

dicermati, sebab dalam kategori ini memiliki kecenderungan untuk

menjadi pengangguran.

Pengangguran ini muncul pada kelompok usia produktif muda

dan memiliki latar belakang pendidikan cukup baik malahan ada yang

bergelar sarjana. Penyebabnya tidak berlebihan bila dikatakan sebagai

‘kebijakan’ pemerintah yang membatasi masyarakat umum untuk

mendapat kesempatan kerja seperti yang diberikan kepada anggota

keluarganya atau orang-orang sekerabatnya. Sikap dan tindakan

pemerintah yang pilih kasih ini dilegalkan demi menjaga agar

hubungan baik diantara sesama kerabat tidak sampai menimbulkan

51

Sumber: Registrasi Jemaat GERMITA Imanuel tahun 2009.

Page 46: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

87

masalah yang pelik.52

Fenomena ini setidaknya merujuk pada

pencitraan figur pemerintah sebagai pemimpin yang bertindak layaknya

sebagai ‘bos’ yang kemauannya harus dituruti oleh masyarakat. Meski

terpaksa, tetapi diterima dengan lapang hati sebab sikap pemerintah

seperti ini sudah berlangsung lama, jadi istilahnya tinggal pasrah saja

untuk menerima kenyataan bahwa di Talaud, khususnya di Lirung yang

namanya hubungan kekerabatan itu masih selalu diperhitungkan.

Pimpinan kecamatan53

secara terus terang mengakui akan adanya

kebijakan yang diambil lebih condong hanya ditinjau dari alasan

pribadi sehingga menurutnya sangatlah sulit untuk menempatkan diri

sebagai pemerintah yang bijaksana apabila berada di tengah-tengah

lingkungan keluarga.

1. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat

Kehidupan sosial budaya warga masyarakat didominasi oleh suku

Talaud yang terdiri dari beberapa marga (rumpun), dengan sistem

kekerabatan yang masih kuat berpegang pada nilai-nilai budaya dan adat-

istiadat lokal, namun memiliki keterbukaan juga terhadap budaya dari luar.

Sejak dari awalnya, kehidupan komunitas ini bersifat fleksibel terhadap

pengaruh budaya luar dalam hubungan dengan orang-orang di luar komunitas

tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan pendidikan, dan

kawin-mawin, juga pengaruh dari gereja. Dalam komunitas tersebut

semangat kekeluargaan dan kebersamaan masih sangat tinggi. Hal ini

nampak dalam pelaksanaan adat-istiadat khususnya dalam urusan adat

52

Rangkuman wawancara dengan kalangan eksekutif, legislatif, dan beberapa tokoh masyarakat di

Kecamatan Lirung, pada bulan April 2011. 53

James Riung, Wawancara pada tanggal 24 Mei 2011, pukul 09.34-09.45 WITA.

Page 47: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

88

perkawinan dan kematian. Demikian juga semangat gotong-royong yang

nampak dalam mengerjakan lahan-lahan pertanian secara berkelompok dan

bergiliran. Kehidupan sosial masyarakat juga sangat berkaitan erat dengan

latar belakang kebudayaan dari setiap warga masyarakatnya, baik yang

penduduk asli maupun masyarakat pendatang. Setiap orang lahir dalam

lingkungan budaya maupun keadaan masyarakat yang berbeda-beda. Hal

tersebut juga memberi warna dalam hubungan sosial dan kebudayaan yang

dibangun dalam suatu masyarakat.

Masyarakat Kecamatan Lirung adalah masyarakat yang majemuk

dalam hal agama, suku, lapisan sosial, dan tingkatan pendidikan. Walaupun

kemajemukan yang ada masih dalam skala kecil, namun turut mempengaruhi

interaksi sosial yang terjadi di antara masyarakat. Sebagai masyarakat yang

mejemuk, berbagai perbedaan seperti cara hidup, pola pikir, kebiasaan,

prinsip hidup, kebudayaan merupakan hal-hal yang secara alamiah mewarnai

kehidupan masyarakat. Kemajemukan ini dapat terlihat didalam keberagaman

masyarakat yang tidak hanya terdiri dari penduduk asli, namun juga diwarnai

oleh kehadiran beberapa suku pendatang. Adapun suku-suku pendatang yang

hidup dan berkembang yaitu suku Minahasa, Jawa, Maluku, Bugis,

Gorontalo, dan Sangir. Kehadiran dari suku-suku pendatang sangat

dipengaruhi oleh faktor kawin-mawin dan tuntutan pekerjaan.

Pluralitas yang ada di Lirung tidak menjadi penghambat bagi

masyarakatnya untuk membina situasi saling menghormati dan menghargai.

Kebersamaan dan persatuan sangat terlihat jelas dalam keberadaan

masyarakat. Situasi ini terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

oleh pemerintah seperti kerja bakti massal ataupun kegiatan-kegiatan untuk

Page 48: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

89

memperingati Hari Besar Nasional dan Hari Raya Keagamaan. Suasana

kekeluargaan di kecamatan ini terlihat dari kuatnya ikatan di antara hubungan

keluarga. Semangat kekeluargaannya teraktualisasi dalam rumpun keluarga,

rukun sosial duka, kelompok tani dan perkumpulan para anak muda yang

terorganisir dalam organisasi sosial lokal. Organisasi ini anggotanya tidak

dibatasi pada lintas agama dan suku saja, tetapi didasarkan pada kesamaan

pandangan hidup, cita-cita dan visi yang dapat dibagi bersama. Dalam

konteks masyarakat pasca otonomi daerah, keberadaan organisasi sosial lokal

tersebut terwujud dalam bentuk jejaring sosial yang seharusnya sudah

terorganisir dalam mengembangkan nilai dan norma yang menjadi acuan

dalam sistem sosial. Namun keberadaan organisasi sosial lokal yang berbasis

masyarakat ini belum dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menjadi sarana

dalam mengembangkan usaha-usaha kesejahteraan sosial.

Kemampuan yang dimiliki pemerintah selama ini baru sebatas

mengharapkan bantuan dari luar, sehingga sejauh ini upaya untuk mengatasi

masalah kesejahteraan sosial yang dialami oleh masyarakat belum terlepas

dari pihak-pihak luar dan masih sangat bergantung kepada bantuan yang

tidak memiliki investasi sosial, sekalipun program seperti pemberdayaan

masyarakat.54

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa organisasi sosial lokal

54 Pemberdayaan ibarat pedang bermata dua yang menorehkan kemakmuran bagi masyarakat tetapi

juga sebaliknya meninggalkan persoalan yang menambah beban masyarakat miskin akibat imbas program-

program yang hanya memberdayakan pemerintah dan para elit lokal lainnya. Di lapangan ditemukan

bahwa program yang ditujukan untuk memberi keberdayaan kepada masyarakat, khususnya kelompok

miskin dalam berbagai manifestasinya, tetapi justru diposisikan sebagai obyek bahkan yang diperdayai.

Pihak-pihak yang melakukan upaya pemberdayaan sering juga terkandung berbagai muatan kepentingan.

Pemberdayaan sekedar dalih di balik kepentingan tertentu. Kondisi seperti mengembalikan lagi posisi

masyarakat khususnya kelompok marginal hanya berfungsi sebagai obyek.

Penggunaan konsep pemberdayaan tidak lebih sebagai strategi untuk tetap mendapat dinamika

pembangunan kesejahteraan masyarakat di tengah-tengah atmosfir pemberdayaan. Contoh kasus ini hanya

merupakan salah satu dari kegagalan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui

program yang berdimensi pemberdayaan.

Page 49: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

90

telah berperan dalam penguatan ketahanan sosial masyarakat,

khususnya dalam memenuhi kebutuhan sosial dasar, mengatasi

masalah sosial dan memperkuat hubungan-hubungan sosial. Namun demikian

peran organisasi sosial lokal tersebut masih sangat terbatas, baik jangkauan

maupun skala kegiatannya. Hal ini disebabkan karena mereka belum

membangun jejaring kerja secara sinergis dalam kelembagaan satu

dengan lainnya. Dalam prospek organisasi sosial lokal dengan penguatan

ketahanan sosial masyarakat, maka diperlukan intervensi dari pemerintah

sehingga ke depan dapat melaksanakan perannya lebih bermakna dalam

proses pembangunan masyarakat.

Sebagai masyarakat yang mengutamakan tatanan kehidupan

berlangsung dalam keseimbangan, tak jarang dijumpai realitas ‘status quo’

dijadikan budaya kemapanan. Meskipun, terkesan realitas itu dipaksakan

demi menjaga agar keserasian hidup tetap diutamakan meski harus

mengabaikan konflik, padahal konflik tersebut merupakan ‘alarm’ yang

memberitahukan telah terjadi sesuatu yang disebabkan oleh disfungsi sosial.

Oleh sebab itu, setiap anggota masyarakat memiliki tanggungjawab yang

sama untuk berperan dalam setiap interaksi sosial yang terjadi. Interaksi ini

akan berdampak pada keseimbangan dalam masyarakat (social equilibrium)

sebagai keadaan yang didambakan oleh setiap warganya agar setiap unit yang

ada di dalam masyarakat dapat berfungsi sesuai dengan peranan masing-

masing di wilayah sosialnya.

Sebagaimana halnya sistem kekerabatan yang berlaku di Talaud, di

Lirung pun demikian adanya. Dimana dasar penerapan sistem kekerabatan ini

merujuk pada bentuk bangunan dari struktur masyarakat Talaud perdana yang

Page 50: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

91

berformat pada keluarga batih yang masih sangat sederhana dan berdasarkan

monogami. Tetapi, perkembangan selanjutnya menuntut masyarakat ini

untuk membentuk persekutuan hidup bersama sebagai masyarakat yang di

dalamnya juga terdapat keluarga kerabat. Karena itu, tidaklah mengherankan

apabila sistem kekerabatan di Lirung ikatannya begitu kuat dan luas, sebab

hubungannya telah menyebar sampai pada ikatan keturunan dari sejumlah

kerabat. Memang tak dapat dipungkiri pula kalau kehidupan masyarakat di

Lirung masih sangat konvensional. Konvensional dalam arti masih

mempunyai akar budaya yang kuat dengan nilai-nilai ketimuran berdasarkan

garis keturunan patrilineal, dimana hak dan kewajiban dalam berbagai aspek

kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan anak-anak dilakukan

berdasarkan garis keturunan ayah. Seorang ayah mempunyai peranan penting

dalam keluarga, yakni sebagai kepala keluarga, pelindung keluarga, dan

sebagai penanggung jawab atas kesejahteraan keluarga. Sedangkan istri

bertugas mendampingi suami dan mengurus keluarga. Walaupun nampak

adanya pembagian pekerjaan, akan tetapi dalam pelaksanaannya sehari-hari

kerjasama dan saling membantu di antara suami dan istri tetap dilakukan

sebagai upaya dalam menjaga keseimbangan dalam keluarga.

Penetapan garis keturunan seperti di atas berpengaruh sampai kepada

hak dan kedudukan suami dan istri yang memiliki derajat sama. Tidak ada

yang lebih tinggi ataupun lebih rendah, sebab masing-masing saling mengisi

dan bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Penerapan model ini pun

memberi ruang untuk suami atau istri bebas memilih tinggal di lingkungan

keluarga suami atau istri, sebelum mereka menentukan untuk memiliki

tempat tinggal sendiri. Demikian pula halnya dengan anak perempuan dan

Page 51: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

92

laki-laki mempunyai kedudukan yang sama dan sejajar dalam menerima hak

waris dari orang tua.

2. Kondisi Pendidikan dan Kesehatan

Kedudukan sejajar dan memiliki hak yang sama dari anak perempuan

maupun laki-laki di Talaud berimplikasi pula dalam kesempatan bersekolah.

Masyarakat di kecamatan Lirung, khususnya para orang tua yang

menyekolahkan anaknya tidak memperlakukan anaknya secara berbeda

dalam memberikan kesempatan untuk memilih sekolah mana yang diminati

oleh anak-anaknya. Kecuali, sekolah yang dikhususkan berdasarkan jenis

kelamin. Masyarakat kecamatan Lirung pada dasarnya boleh dikatakan

sebagai masyarakat sadar pendidikan, sehingga bagi warga yang telah berusia

sekolah diwajibkan untuk mengikuti proses pendidikan, baik dimulai dari

pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi bagi warga masyarakat yang

memiliki kemampuan finansial lebih untuk membiayai perkuliahan.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai bekal hidup dapat dilihat dari

tingkat pendidikan di kecamatan ini, rata-rata anak-anak menempuh

pendidikan sampai tingkat SMU dan perguruan tinggi. Semangat belajar

masyarakat untuk mencari ilmu setinggi-tingginya ini mendapat respon baik

dari pemerintah. Kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten Talaud

menetapkan bahwa pendidikan tercakup dalam bidang sumber daya manusia.

Pemerintah dalam pelayanannya di bidang pendidikan menyediakan

sarana publik berupa gedung sekolah dan fasilitas lainnya yang dapat

menunjang proses belajar-mengajar dengan baik. Data yang diperoleh dari

penelitian menunjukkan ada 16 sekolah (negeri dan swasta) yang

diklasifikasikan menurut tingkatannya, yakni: 6 TK (TK Al-Azhar Lirung,

Page 52: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

93

TK Katholik Santo Agustinus Lirung, TK Musafir Lirung, TK Hilamunan

Lirung, TK Musi, TK Sereh), 6 Sekolah Dasar (SD Inti Lirung, SD Inpres

Lirung, SD Musi, SD Sereh I, SD Sereh II, dan SD Katholik Lirung), 2

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP I Lirung, SLTP II Sereh) dan 2

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA I Lirung dan STM Kristen), yang

tersebar di 7 desa/kelurahan pada wilayah Kecamatan Lirung. Eksistensi

sekolah-sekolah tersebut sangat signifikan, karena lembaga pendidikan

menghasilkan sumber daya manusia sebagai modal utama dalam

kelangsungan pembangunan di kecamatan Lirung.

Perhatian dan kepedulian pemerintah tidak hanya menyediakan

fasilitas saja melainkan sampai dengan mencanangkan program sekolah

gratis yang membebaskan semua peserta didik dari kewajiban yang terkait

dengan semua urusan proses belajar-mengajar di sekolah. Program yang

dicanangkan ini ditanggapi dengan antusias oleh masyarakat, sebab

penanggulangan segala biaya yang selama ini menjadi tanggungan orang tua

beralih kepada pemerintah. Pada dasarnya kebijakan pemerintah ini sangat

signifikan bagi masyarakat dalam memuaskan dahaga akan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Hanya saja, program ini tidak di ‘follow up’ baik oleh

pemerintah.

Dari hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa perhatian

pemerintah daerah terhadap kesinambungan proses untuk mencerdaskan

anak bangsa ini masih kurang. Selain gedung sekolah dan fasilitas pendidikan

lainnya, tidak ada lagi yang diperbuat oleh pemerintah dalam menunjang

keberhasilan di bidang pendidikan, khususnya di sekolah. Bahkan program

sekolah gratis yang diberikan oleh pemerintah, usianya hanya bertahan

Page 53: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

94

sampai hajatan kampanye berakhir. Usai pagelaran pesta politik, program

sekolah gratis meninggalkan banyak masalah. Seorang warga dalam

kekecewaannya mengungkapkan bahwa, “pemerintah musti tepati janji,

jangan jadi slogan ba kampanye supaya mo dapa suara kalo ba pemilihan”.

Dalam artian masyarakat menuntut pemerintah supaya menepati janji, jangan

hanya menjadi retorika kosong di saat kampanye demi mendapatkan suara

dalam pemilukada. Pemerintah harus lebih memperhatikan kondisi nyata

yang terjadi, jangan hanya mengandalkan peraturan dan kebijakan saja untuk

menjadi solusi dalam mengatasi kemelut di dunia pendidikan. Sikap rendah

hati dan teknik pendekatan yang baik, itulah sesungguhnya yang harus

diperbuat oleh pemerintah. Selain pendidikan, bidang kesehatan pun menjadi

arena bagi pemerintah untuk melakukan tugasnya dalam memberikan layanan

jasa terhadap masyarakat umum. Kebijakan dan program pembangunan di

Kabupaten Talaud diantaranya menetapkan bahwa bidang sumber daya

manusia mencakup agama, pendidikan, dan kesehatan. Kualitas sumber daya

manusia merupakan potensi handal dalam pertumbuhan dan keberhasilan

pembangunan masyarakat.

Dari pengamatan langsung di lokasi penelitian tampak kesan bahwa

kondisi kesehatan masyarakat secara umum adalah baik. Masyarakatnya

sudah memiliki pengetahuan tentang cara hidup sehat. Mulai dari kesehatan

pribadi sampai kebersihan lingkungan tempat tinggal di mana warga

berdomisili, nyata terlihat bukan berlaku secara temporer dan dadakan di kala

ada peristiwa khusus saja. Kebiasaan masyarakat untuk belajar hidup sehat

berdampak pada derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan

berkurangnya angka gizi buruk dan rendahnya tingkat kematian ibu yang

Page 54: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

95

melahirkan, serta tingkat harapan hidup yang berada di atas angka tingkat

harapan hidup rata-rata. Demikian pun jumlah penderita dari penyakit-

penyakit seperti malaria, diare, ISPA, penyakit kulit dan penyakit degeneratif

lainnya semakin berkurang.

Kondisi kesehatan masyarakat yang membaik seperti itu tentunya tak

lepas dari peranan pemerintah sebagai penyedia jasa layanan, termasuk dalam

hal ini sarana pendukungnya. Adapun sarana yang disediakan oleh pemeritah

terdiri dari satu (1) unit PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang

terletak di ibu kota kecamatan dan tiga unit PUSTU (Puskemas Pembantu)

yang masing-masing berlokasi di Desa Sereh dan Musi. Untuk tenaga

kesehatannya terdapat dokter umum, dokter spesialis dan beberapa sarjana

kesehatan serta para petugas medis dan non paramedis di Puskesmas

kecamatan. Sedangkan di Pustu, karena dibatasi oleh statusnya tentu saja

tenaga kesehatannya hanya terdiri dari perawat dan bidan. Dokter, baik yang

dari ibu kecamatan maupun ibu kota kabupaten hanya pada waktu tertentu

saja datang untuk melayani pasien di Pustu. Khusus di ibukota kecamatan,

sudah ada dokter yang melayani pasien di klinik pribadi. Perhatian

pemerintah dalam hal penyediaan sarana ini pun lebih ditingkatkan dengan

memberikan satu unit mobil ambulance sehingga tidak ada kendala lagi

dalam urusan transportasi.

Dengan gambaran yang ditampilkan di atas, sepintas tidak ditemui

hal-hal yang dapat mengindikasikan adanya permasalahan di bidang

kesehatan ini, khususnya dalam sorotan tugas pemerintah. Paling tidak

diperoleh kesan umum bahwa pemerintah telah melaksanakan tugasnya

Page 55: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

96

dengan baik tanpa berbuntut pada masalah-masalah yang serius. Namun

ibarat peribahasa berkata setali tiga uang, perilaku pemeritah yang menandai

rapor merah di bidang pendidikan, terjadi juga di bidang kesehatan.

Permasalahannya pun masih di seputaran lingkaran kebijakan pemerintah

untuk memberlakukan biaya pengobatan dan perawatan gratis, tetapi pada

gilirannya membuat kondisi masyarakat menjadi kritis.

Masyarakat menghadapi masalah dalam hal kesehatan, yaitu tidak

meratanya akses masyarakat pada pelayanan kesehatan. Ini terjadi selain

karena faktor ketidakmampuan masyarakat miskin untuk mengakses

pelayanan tersebut, juga disebabkan karena faktor pelayanan kesehatan yang

sudah menjadi komoditas ekonomi, sehingga lebih mengedepankan prinsip

those who use them most, pay the highest total price. Kondisi ini semakin

menjauhkan akses si miskin terhadap pelayanan kesehatan.

Ketidakmampuan masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan

lebih merupakan masalah yang diciptakan, baik oleh negara/pemerintah atau

pemilik kapital, dalam bentuk pengelolaan pelayanan kesehatan yang

memang didisain diskriminatif, yang hanya menguntungkan kelompok kaya

dan merugikan kelompok miskin. Dalam kaitan ini, kelembagaan merupakan

faktor penyebab mengapa akses masyarakat miskin terhadap pelayanan

kesehatan menjadi rendah kalaupun dapat dikatakan tidak ada. Oleh karena

itu, implikasi kebijaksanaan yang dibutuhkan agar terjadi pemerataan akses

terhadap pelayanan kesehatan adalah perlunya pemikiran redistribusi sumber-

sumber ekonomi dan adanya sistem pengelolaan yang lebih adil. Tujuannya

agar pusat-pusat pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan kelompok

miskin dapat memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif.

Page 56: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

97

3. Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian

Fakta bahwa laut di Indonesia begitu kaya dengan berbagai jenis ikan

dan satwa laut lainnya, sangatlah jauh dari kenyataan hidup para nelayan di

Indonesia yang rata-rata masih lebih banyak hidup serba kekurangan. Para

nelayan di Talaud, termasuk nelayan berasal dari Lirung mengalami kondisi

hidup yang sama. Umumnya kehidupan para nelayan di Lirung masih dalam

taraf menengah ke bawah. Ada juga yang taraf kehidupannya cukup baik

karena selain pekerjaannya di laut, ada usaha sampingan yang dikerjakan.

Tetapi untuk kasus ini sangatlah jarang dijumpai.

Masyarakat ini hidup dalam situasi yang cukup keras dan menantang.

Sebagai nelayan mereka harus mengadu nasib dengan mempertaruhkan

nyawa mereka di tengah lautan. Tidak peduli gelombang ataupun badai,

mereka berjuang untuk mempertahankan hidup. Belum lagi para nelayan ini

tak jarang harus beradu cepat dengan kecanggihan teknologi yang digunakan

oleh kapal-kapal asing penangkap ikan yang beroperasi secara ilegal di

perairan Indonesia. Tetapi sangat disayangkan kalau kerja keras mereka

hanya diganjar dengan upah yang begitu rendah. Padahal bila dibandingkan

dengan harga kebutuhan hidup sangatlah tidak berimbang. Biaya hidup yang

sangat besar dan mahal tak jarang memaksa penduduk untuk mengambil

pilihan ‘bautang’55

di warung atau tempat lainnya demi melangsungkan

hidup sehari-hari. Jenis ikan yang didapat nelayan dan dijajakan di pasar

adalah ikan karapu, ikan rahiang, ikan layang, cumi-cumi, ikan tongkol

55

Bautang adalah pilihan yang sering diambil oleh masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan

hidup. Yang dimaksud dengan bautang ini adalah pengambilan suatu barang atau bahkan sejumlah uang,

kemudian akan diganti atau dikembalikan bila sudah ada uang. Cara ini tak jarang pula membawa

permasalahan baru bilamana uang yang akan diganti itu harus ditambah pula dengan bunga sekian persen

dari pinjaman pokok.

Page 57: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

98

(masyarakat lokal menyebut ikan cakalang). Tangkapan ikan seringkali

menggunakan jala dan peralatan sederhana lainnya. Seringkali keuntungan

yang mereka peroleh tergantung pada cuaca, misalnya cuaca panas dapat

memperoleh keuntungan yang lebih besar (kira-kira Rp. 250.000 ke atas),

sedangkan di saat cuaca hujan pemasukkan atau keuntungan di bawah standar

misalnya kurang dari Rp 100.000 per hari. Tak jarang ikan hasil tangkapan

para nelayan ini tidak bisa dijual sehingga terpaksa dijadikan konsumsi bagi

para nelayan dan keluarganya. Karena itu, penduduknya lebih banyak

menekuni pekerjaan di dunia perdagangan dibandingkan menjadi nelayan

atau memilih pekerjaan yang masih ada hubungannya dengan laut. Minat

masyarakat terhadap mata pencaharian nelayan ini terlihat dari jumlah

penduduk yang menjadi nelayan hanya tujuhpuluh lima (75) orang.

Data Monografi Kecamatan Tahun 2010 mencatat hampir sepuluh

persen dari penduduk menekuni bidang usaha di sektor perdagangan, baik

sebagai pedagang tetap maupun pedagang musiman, juga pekerja di bidang-

bidang usaha yang berhubungan dengan sektor perdagangan, seperti

pedagang hasil pertanian, dan lain-lain.56

Tercatat sebanyak lima ratus

duapuluh sembilan (529) orang bermata pencaharian sebagai pedagang.

Pilihan untuk menjadi pedagang bagi sebagian masyarakat di kecamatan

Lirung merupakan cara yang dianggap mudah untuk memperoleh

penghasilan. Walaupun dari beberapa pedagang itu mengaku bahwa

pekerjaan ini pun beresiko besar akan tetapi minat masyarakat untuk bergerak

di bidang usaha jual-beli ini dari waktu ke waktu mengalami perkembangan

yang signifikan. Karena, bukan hanya sekedar menambah pendapatan

56

BPS Talaud, Kecamatan dalam Angka (Manado: BPS Talaud, 2010), 14.

Page 58: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

99

masyarakat melainkan lebih dalam hal ini adalah terbukanya ruang

kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

Hasil pengamatan dan wawancara57

, menunjukkan bahwa kegiatan di

sektor perdagangan mendominasi aktivitas perekonomian masyarakat

dikarenakan oleh dua faktor, yaitu: pertama, kehadiran orang Cina telah

‘menulari’ penduduk lokal untuk berprofesi sebagai pedagang, dan kedua,

bidang usaha ini dianggap cepat untuk mendapat penghasilan, dibandingkan

dengan pekerjaan yang lain. Menurut salah seorang informan memang dalam

berdagang juga ada resiko yang diterima, namun masih lebih muda untuk

menekuni kerja seperti ini daripada melakukan pekerjaan yang memiliki

resiko kerja besar, juga penghasilannya tidak menentu karena dipengaruhi

oleh faktor-faktor, misalnya perubahan cuaca atau bisa juga disebabkan oleh

fluktuasi harga di pasaran yang tidak menentu. Profesi lain dari masyarakat

adalah petani sebanyak empatratus tujuhpuluh lima (475) orang, namun

hanya tigaratus tigapuluh tujuh (337) orang yang produktif. Dari para petani

yang produktif inilah berbagai hasil pertanian seperti singkong, jagung, padi,

dan rempah-rempah serta bermacam jenis buah, misalnya mangga, rambutan,

durian, pisang, rambutan, menjadi sumber pangan dan pendapatan bagi

masyarakat petani tersebut. Di samping itu masih ada juga tanaman

perkebunan, misalnya tanaman pala yang selama ini banyak memberi

sumbangan dalam meningkatkan pendapatan di sektor pertanian.

Setiap desa di Talaud telah lama menanam pohon pala sehingga dapat

dikatakan merupakan tanaman endemik Talaud. Masyarakat mengenal cara

menanam, merawat dan mengolahnya. Tanaman ini diusahakan penduduk

57

Observasi dan wawancara dengan seorang pedagang, pada bulan April 2011. Pukul 19.00-20.00. WITA.

Page 59: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

100

sudah sejak lama dan tumbuh subur hampir di semua kecamatan di Bumi

Porodisa ini, termasuk Lirung. Produksi tanaman ini memberi pengaruh yang

besar bagi masyarakat yang bermata pencaharian petani. Selama proses

penelitian berlangsung, dijumpai ‘fenomena’ seorang petani yang

mempunyai omset pendapatan yang besar, bahkan bisa sampai menandingi

pendapatan dari masyarakat yang mengandalkan penghidupannya dari usaha

berdagang ataupun profesi yang lainnya.

Kondisi di atas memberikan peluang bagi petani untuk melakukan

diversifikasi58

pekerjaan, selain menjadi petani juga memiliki usaha

sampingan sebagai pedagang temporer atau sesuai dengan minat dan isi

kantong yang akan dijadikan modal untuk membuka usaha baru. Tetapi

dalam pengamatan penelitian tampak keberadaan dari para petani yang

kehidupannya sangat memprihatinkan, dikarenakan berbagai kemalangan

yang harus diderita oleh mereka, seperti gagal panen akibat perubahan cuaca

atau karena serangan hama pada tanaman yang siap dipanen. Kondisi inilah

yang menimbulkan mobilitas masyarakatnya begitu cepat mengalami

perubahan. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan keluarga petani

yang secara mendadak harus berstatus orang miskin baru karena panen yang

diharapkan memberikan hasil memuaskan ternyata mengalami gagal panen

akibat serangan hama, dll. Hal yang sama pula bisa saja dialami oleh

masyarakat yang memiliki mata pencaharian lain, bahkan kemungkinan pula

para pedagang yang kehabisan modal atau kalah dalam bertransaksi dagang

pun mendadak menjadi orang miskin baru. Bisa ditambahkan pula dalam

kasus ini yakni seorang PNS golongan atas yang tak pernah membayangkan

58

Diversifikasi adalah istilah dalam bidang pertanian yang berarti penganekaragaman tanaman,

sehingga dalam konteks ini pengertiannya adalah penganekaragaman pekerjaan.

Page 60: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

101

bahwa fasilitas hidup yang memberi kenikmatan dalam hidupnya bisa raib

dalam sekejap mata karena kebijakan sepihak yang diberlakukan kepadanya

dapat mengantarnya pada posisi masyarakat kelas bawah.

Yang menarik adalah keberadaan PNS (189 orang) yang menduduki

peringkat ketiga terbesar setelah bidang usaha perdagangan dan pertanian.

Tahun 2007, jumlahnya mencapai angka 813 orang. Fenomena ini

kelihatannya semakin menambah panjang daftar dari kinerja pemerintah yang

masih tumpang-tindih dan belum berperan baik sebagai pelayan masyarakat.

Cara perekrutan pegawai baru dengan jalur illegal telah dilestarikan sebagai

kebiasaan buruk. dan motivasi yang dimiliki dalam bekerja bukan untuk

kepentingan banyak orang, melainkan lebih pada kepentingan pribadi dan

keluarga. Dalam kondisi demikian, bagaimana mungkin eksistensi dari para

pegawai ini memberikan kontribusi positif bagi peran dan fungsinya selaku

pelayan masyarakat. Sebab, makin banyak tenaga pegawai, kemungkinan pada

gilirannya nanti bisa menimbulkan ‘dis-fungsi’ dalam perannya sebagai

pemerintah di kecamatan Lirung. Dengan demikian, tidaklah berlebihan

apabila temuan di lokasi penelitian digiring pada kewenangan akademik untuk

mengkontraskan asumsi dari kaum fungsionalis yang menggeneralisir bahwa

semua unit yang terdapat dalam suatu sistem fungsional, demi mewujudkan

tujuan yang hendak dicapai.

4. Kehidupan Keagamaan

Pada dasarnya masyarakat kecamatan Lirung menganut agama Kristen

Protestan dengan prosentase terbesar adalah warga GERMITA (Gereja Masehi

Injili Talaud) yang penganutnya berjumlah duaribu tigaratus (2300) jiwa, lalu

disusul oleh denominasi gereja seperti GPdI, GPPS, GBI, dll. Selebihnya

Page 61: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

102

terdiri dari penganut agama Katolik sejumlah seratus enam (106) jiwa dan

sisanya adalah pemeluk agama Islam yang jumlahnya mencapai enamratus

satu (601) jiwa. Di samping agama resmi negara ini, tak terabaikan pula

keberadaan para anggota pengikut aliran Penghayat Kepercayaan “ADAT”.59

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, dimana kestabilan

hidup masyarakat di Talaud kondisinya cukup kondusif dikarenakan adanya

faktor pendukung yang baik. Agama adalah satu dari faktor pendukung yang

menciptakan keadaan masyarakat di Talaud sekalipun bercorak pluralis,

bahkan adanya dominant culture bukanlah menjadi hambatan terwujudnya

kerjasama lintas agama. Tentunya kerjasama yang telah dirintis oleh para

pemimpin sebagai kaum elit dari agama masing-masing ini harus pula

diteruskan sampai kepada para pengikutnya. Pengaruh positif dari kerjasama

yang dibangun ini tampak pada hubungan antar-umat beragama di Lirung

cukup baik.Hal lain yang juga menarik untuk dicatat adalah adanya perbedaan

derajat keterbukaan antar-denominasi. Dari hasil observasi menunjukkan,

bahwa dalam kehidupan sosial sehari-hari, kelompok kristen dengan gereja

mainstream (aliran induk) cenderung lebih inklusif ketimbang yang lain. Hal

ini terlihat dari kecenderungan kelompok non kristen yang merasakan lebih

mudah berinteraksi dengan kelompok kristen tersebut dibandingkan kelompok

denominasi dari gereja-gereja kristen lainnya, misalnya gereja Bethany.

Masyarakat di kecamatan Lirung pada dasarnya bercorak plural dari

segi agama dan kepercayaan. Hal ini terlihat dengan beberapa agama yang

dianut oleh masyarakatnya, yakni Kristen Protestan (GERMITA: Imanuel dan

Musafir), Kristen Katolik ( Santo Agustinus) dan Islam (Jemaah Al-Azhar),

59

ADAT ini bukan diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi masyarakat melainkan merupakan

akronim dari Allah dalam Tubuh.

Page 62: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

103

ditambah dengan kepercayaan lokal “ADAT”.60

Kehidupan beragama dalam

masyarakat masih sangat cukup kuat melihat realitas yang ada bahwa

masyarakatnya sangat menyakini dan mempercayai akan eksistensi Tuhan

Yang Maha Esa. Dari kegiatan peribadatan yang dilakukan, tampak sekali

bahwa masyarakatnya begitu teguh memegang keyakinan tehadap Tuhan

Yesus sebagai sumber hidup bagi manusia. Berbagai aktivitas yang dilakukan

oleh masyarakat, baik itu aktivitas sosial, budaya, ekonomi, dan politik, selalu

menyertakan unsur agama di dalamnya. Konklusinya adalah agama menjadi

dasar dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat.

Dasar keyakinan seperti ini seharusnya memperkokoh sendi-sendi

hidup masyarakat dalam membangun kehidupan pribadi dan keluarga masing-

masing. Terlebih jika ‘atribut’ ini dikenakan kepada pemerintah yang memiliki

jabatan rangkap sebagai pejabat struktural di lembaga pemeintahan maupun

institusi gerejawi. Dalam penghayatan akan panggilan sebagai seorang majelis

jemaat, bagi seorang pemerintah yang mempunyai tugas pokok di

pemerintahan, sesungguhnya kondisi ini sangat kondusif untuk menjalankan

perannya sebagai pelayan di masyarakat. Ibaratnya, sekali mendayung

beberapa pulau terlampaui. Demikianlah posisi seorang pemerintah yang

memilih panggilan hidup untuk menjadi pejabat struktural di gereja. Ketika

dalam menjalankan peran sebagai pemerintah, sangatlah tepat posisinya,

60 Perjuangan kelompok ini untuk diakui sebagai salah satu agama, dimulai ketika perayaan

memperingati 100 thn kelahiran Bawangin (pendiri dan pemimpin kelompok), mereka memproklamasikan

komunitasnya sebagai ‘agama’. Pada tahun 1985 secara langsung mengajukan permohonan kepada

Presidan Soeharto selaku kepala negara pada masa itu, akan tetapi mereka hanya diperbolehkan memakai

nama Kelompok Penghayat, tidak bisa dengan sebutan agama. Selanjutnya pada tahun 1991, ketika

kelompok ini diundang untuk menyampaikan paparan tentang komunitas tersebut, itupun belum langsung

mereka diakui sebagai agama tapi sebatas kepercayaan saja.Dan akhirnya pada tahun 2005 kelompok ini

diakui secara resmi, tapi bukan sebagai suatu agama melainkan hanya kelompok Penghayat Kepercayaan

ADAT.

Page 63: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

104

karena selain sebagai aparat di kantor pemerintah sekaligus juga memiliki

jabatan penting sebagai elit-elit agama. Hal ini tidak sekedar karena

pengamatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung, melainkan lebih

merupakan ungkapan hati yang tercetus dari mulut beberapa warga yang

memiliki kemampuan bernalar dalam menyikapi perilaku pemerintah ketika

menjalankan peranan sebagai pelayan masyarakat, namun sikap yang

ditampilkan jauh dari harapan masyarakat terhadap figur seorang pemerintah

yang menyandang predikat ganda, baik pejabat pemerintah maupun pejabat

gereja.

Perpaduan tugas di antara institusi agama dan pemerintahan cukup

menjadi modal bagi pejabat pemerintah yang berstatus pejabat gereja dalam

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sungguh sangat

disayangkan karena modal yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan

kata lain dipahami kalau panggilan bagi pribadi seorang pejabat pemerintah

tidak memberi pengaruh positif, sebaliknya dalam pengamatan terlihat jelas

bahwa apa yang menurut Weber sebagai beruf tidak mempengaruhi

pengalaman keagamaan pejabat sturuktural di Kecamatan Lirung. Bagi

pemerintah yang berstatus sebagai majelis jemaat, dimensi agama ini dibatasi

dalam ruang lingkup pelayanannya di gereja saja. Di luar gereja, pejabat ini

merasa tak ada tuntutan untuk merepresentasikan diri seorang pejabat yang

sejatinya juga sebagai seorang pelayan masyarakat yang harus memiliki

perilaku hidup layaknya seorang gembala nan setia menuntun selalu domba-

dombanya untuk diberi makan.

5. Sarana dan Prasarana Pelayanan Masyarakat61

61

Sumber: data primer tahun 2011.

Page 64: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

105

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap laju pembangunan di daerah. Dengan tersedianya

fasilitas yang memadai akan memudahkan pemerintah untuk memberikan

pelayanan berkualitas baik kepada masyarakat. Pelayanan dapat berjalan lancar

dan baik apabila tersedia sarana dan prasarana umum dengan berbagai bentuk

fasilitas penunjang yang pemanfaatannya ditujukan untuk kepentingan publik.

Kecamatan Lirung sebagai ujung tombak dalam melayani masyarakat,

tentunya menyediakan sarana dan prasarana pada tiap-tiap bidang yang

berkenaan dengan pelayanan publik, karena hal ini memberi dampak pada

kesejahteraan masyarakatnya.

Pada bagian sebelumnya telah disinggung mengenai sarana dan

prasarana di bidang pendidikan dan kesehatan. Di samping kedua bidang

tersebut, pemerintah maupun pihak swasta tetap bertanggung jawab dalam

menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menunjang

aktivitas hidup sehari-hari. Fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat,

diantaranya adalah sarana transportasi, komunikasi, dan lain-lain. Di bidang

transportasi, masyarakat tidak mengalami hambatan terlalu serius sebab sarana

transportasi yang dimiliki cukup memadai. Meskipun masih ada kendala yang

ditemui dalam pengoperasiannya di lapangan, namun sarananya tetap tersedia.

Transportasi yang sering digunakan sebagai sarana penghubung antar

penduduk dari desa ke desa atau ke ibu kecamatan adalah kendaraan jenis

mikrolet dan mini bis. Di samping itu, ada juga alat angkutan lokal jarak dekat

yang hanya bisa memuat 2-3 orang penumpang.62

Ditambah pula dengan

62

Kendaraan angkutan tersebut merupakan modifikasi dari becak motor, sehingga masyarakat

menyebutnya bentor.

Page 65: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

106

kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil yang dimiliki oleh warga

masyarakat.

Dalam hal sarana jalan, dapat dikatakan belum memadai. Sebab,

kondisi jalan yang masih tanah, ataupun kalau ada jalan umum yang sudah

beraspal akan tetapi kualitas pengaspalan tidak bagus, sehingga daya tahan

aspal tersebut tidak dapat bertahan lama. Selain jalan umum yang membentang

di sepanjang jalan melintasi pemukiman penduduk, terdapat juga jalan setapak

yang menghubungkan jalan umum dengan pemukiman penduduk. Kondisi

jalan ini pun tak berbeda jauh dengan kondisi jalan umum, karena jalan

tersebut berlubang dan belum diaspal, sehingga ketika musim hujan jalanan

menjadi becek. Untuk itu masyarakat sangat berharap ada perhatian dari

pemerintah terhadap masalah di bidang perhubungan darat ini, apalagi

mengingat fungsi jalan ini sangat vital bagi masyarakat dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari. Tanpa dibangun jalan lebih dahulu, bisa dipastikan

sumber keterisolasian dari masyarakat yang selama ini hanya bisa dijangkau

dengan angkutan laut sebagai penghubung antar pulau akan tetap berlangsung,

padahal masih ada alternatif untuk membuka keterisolasian tersebut dengan

membuka jalan dan membangun jembatan darurat dulu.

Untuk sarana penerangan, pada saat ini warga di Kecamatan Lirung

telah menikmati fasilitas listrik melalui jasa layanan dari PLN. Jasa layanan

PLN ini tidak sebatas berfungsi untuk penerangan saja melainkan juga

memberi kemudahan bagi penduduk agar dapat memanfaatkan produk-produk

elektronik, seperti lemari es, televisi komputer,dll. Sedangkan untuk sarana

kebutuhan air bersih, warga menggunakan jasa pelayanan dari PDAM.

Hampir seluruh anggota masyarakatnya sudah menggunakan PDAM, kecuali

Page 66: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

107

bagi warga yang tempat pemukimannya tidak bisa dijangkau dengan pelayanan

PDAM ini. Meskipun, demikian masih ada juga penduduk yang walaupun

sudah menggunakan pelayanan PDAM, tapi tetap juga menggunakan sumur

sebagai sumber air bersih, sebab tak jarang pelayanan PDAM menjadi

hambatan bagi masyarakat, misalnya ketika kebutuhan air bersih ini

penyalurannya tidak berjalan lancar dan adanya masalah administrasi

pembayaran jasa pelayanan PDAM.

Sarana komunikasi di Lirung, faktanya memang telah ada jaringan

telepon, tapi pengoperasiannya belum maksimal. Karena, fasilitas yang

disediakan oleh pemerintah dan swasta, seperti Wartel dan Kiostel masih

sangat rentan mengalami gangguan, terlebih-lebih bila cuaca buruk. Teknisi

yang berpengalaman untuk memperbaiki sarana komunikasi tersebut bila

rusak, masih bisa dihitung dengan jari. Kesulitan lainnya adalah tingginya

biaya pembayaran sebagai kompensasi dari jasa pelayanan yang diperoleh.

Sehingga, penggunaan ponsel merupakan alternatif termudah untuk mengatasi

kesulitan tersebut, walaupun tidak sedikit uang yang keluar dari dompet untuk

biaya pulsa tapi menurut salah seorang warga masih lebih praktis dan aksesnya

lebih mudah dibandingkan bila memakai sarana umum yang disediakan oleh

pemerintah dan swasta.63

Media komunikasi lainnya seperti surat kabar diperoleh masyarakat

dengan cara berlangganan, walaupun melalui para agen yang melayani jasa

pemesanan surat kabar dan berbagai kebutuhan media cetak lainnya yang

berada di ibu kota Manado. Sarana lainnya yang memudahkan penduduk

untuk memiliki akses pada bidang komunikasi adalah kepemilikan pesawat

63

Chenie, Wawancara di Lirung, pada bulan April 201 pukul 16.00-17.00 WITA.

Page 67: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

108

televisi dilengkapi antena parabola. Masyarakat tidak hanya menonton

tayangan dari produk domestik atau lokal saja, melainkan juga sampai pada

tayangan mancanegara.

Fasilitas umum yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Lirung

berpusat di sebuah pasar yang bangunannya terdiri dari dua bagian, dan

masing-masing bagian memuat hampir 50 kios. Pada setiap hari pasar ini ramai

dikunjungi orang yang ingin berbelanja untuk kebutuhan harian mereka. Masa

ramai pasar berlangsung di pagi hari pada jam 06.00 hingga jam 10 pagi. Akan

tetapi lepas dari jam 10 pagi aktivitas di pasar itu berlangsung sampai jam lima

sore, malahan ada kios yang buka sampai malam hari. Karena ada beberapa

kios yang fungsinya selain sebagai tempat berjualan, juga berfungsi menjadi

tempat tinggal oleh para pedagang dari luar daerah yang mengontrak kios-kios

tersebut. Para penjual di pasar tersebut di samping mengontrak kios, juga ada

yang hanya mendirikan tenda-tenda darurat ataupun malahan ada yang hanya

menggelar tikar atau menggunakan karung dan kantung bekas semen sebagai

alas tempat barang dagangan.

Selain pasar sebagai fasilitas umum bagi kegiatan perekenomian

masyarakat, masih ada juga toko-toko yang untuk ukuran lokal cukup besar

sebagai tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari berupa sembako dan

kebutuhan lainnya seperti pakaian jadi, barang elektronik bahkan sampai pada

bahan bangunan dan alat-alat berat lainnya. Bagi yang ekonominya pas-pasan

bisa berbelanja di toko-toko yang menjajakan barang-barang kelontong, atau

bisa juga di warung-warung yang menjajakan aneka kebutuhan dapur dan

rumah tangga lainnya dalam jumlah yang terbatas.

Page 68: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

109

6. Program-Program PKS di Kecamatan Lirung64

Paparan mengenai profil dari Kecamatan Lirung di atas memang belum

merupakan gambaran utuh. Karena di balik tampilan gambar, masih ada detil

gambar yang bukan sengaja disembunyikan demi melekatkan pencitraan baik

kepada pemerintah atas pekerjaan dan tugas yang telah dilakukannya sebagai

pelayan masyarakat. Sebab, lepas dari berbagai kekurangan yang dimiliki oleh

pemerintah, adalah suatu sikap bijaksana bilamana detil-detil gambar dalam

realitas kemiskinan masyarakat tidak sekadar dipandang sebagai tindakan salah

pemerintah dalam mengurus masalah kemiskinan tersebut melainkan

merupakan peluang baru untuk melakukan perbaikan terhadap realitas

kemiskinan dan berbagai turunannya.

Kantor Kecamatan Lirung merupakan kantor kecamatan yang pertama

ada di Wilayah Kepulauan Talaud, semenjak masih tergabung dengan

Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dengan dibentuknya Kabupaten Kepulauan

Talaud, maka kecamatan Lirung menjadi barometer untuk kecamatan-

kecamatan yang baru dibentuk, baik dalam pembangunan maupun dalam

pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan Perda Kabupaten Kepulauan

Talaud Nomor 8 Tahun 2004 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah

Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Kepulauan Talaud, maka susunan

organisasi kecamatan terdiri dari: camat, sekretariat, sub bagian, seksi dan

kelompok jabatan fungsional lainnya.

Pemerintah Kecamatan Lirung selaku pemberi layanan kepada

masyarakat, memiliki kedudukan yang strategis dan memainkan peranan

fungsional dalam pelayanan dan administrasi pemerintahan, pembangunan

64

Wawancara mendalam dengan beberapa pejabat kecamatan juga pejabat dari dinas yang terkait,

juga sebagai bahan pembandingnya adalah dokumen-dokumen pembangunan di Kecamatan Lirung.

Page 69: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

110

serta kemasyarakatan. Secara khusus dalam mengatasi persoalan yang

berkaitan dengan PKS, kemiskinan misalnya. Camat menjadi pengawal

berjalannya program-program pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan yang ada di kecamatan, dimana aspek tugas pemerintahan

tersebut ditujukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat luas.

Dalam pelaksanaan proses pelayanan selama ini, memang jika dilihat

sepintas seperti tidak ada ‘masalah’ karena kondisi masyarakat di Kecamatan

Lirung yang banyak bermata pencaharian sebagai pedagang, dimana

kesadarannya akan hak dan kewajiban sebagai warga negara maupun

konsumen, masih relatif rendah, sehingga mereka cenderung menerima begitu

saja layanan yang diberikan oleh pemerintah, apalagi jika layanan itu bersifat

cuma-cuma. Ditambah pula dengan adanya apresiasi beberapa warga

masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang dianggap baik selama ini.

Namun lepas dari opini publik tentang kinerja pemerintah sesungguhnya, yang

lebih utama untuk diperhatikan adalah realitas kemiskinan dalam berbagai

manifestasinya. Realitas yang sedang menjadi fenomena sosial pasca otonomi

daerah tersebut disebabkan pula antara lain oleh belum ada strategi

penanganan dari pihak pemerintah, swasta, dan stakeholder lainnya, termasuk

pula masyarakat sebagai salah satu unsur yang berperan dalam upaya yang

dijalankan oleh pemerintah.

Berbicara mengenai peranan berarti memiliki implikasi dengan

keterlibatan pemerintah dalam melakukan berbagai upaya demi pemenuhan

kebutuhan dasar minimum bagi masyarakat. Walaupun sebenarnya jauh lebih

dari sekedar kebutuhan fisik, pemerintah pun harus memiliki strategi dan cara

yang tepat dalam menjamin kelangsungan hidup kelompok masyarakat miskin

Page 70: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

111

tersebut tanpa bergantung kepada bantuan yang diberikan oleh pemerintah

melalui berbagai program dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa program yang telah dilaksanakan di Lirung, diantaranya adalah

sebagai berikut:

A. Inpres Desa Tertinggal (IDT) 65

Masyarakat pedesaan merupakan bagian terbesar dari cakupan ekonomi

rakyat. Karenanya, membangun kemandirian masyarakat pedesaan merupakan

langkah mendasar. Salah satu upayanya adalah dengan membangun lembaga

pendanaan pedesaan yang dimiliki, dikelola, dan hasilnya dinikmati oleh

rakyat pedesaan sendiri. Inilah sebenarnya tujuan utama bantuan modal kerja

yang diberikan melalui IDT, yaitu menanamkan prinsip monetisasi di

pedesaan. Monetisasi merupakan dasar ke arah pemupukan modal, dan

pemupukan modal adalah landasan dalam perubahan struktural itu.

Program IDT ini ditujukan untuk meningkatkan potensi ekonomi

masyarakat lapisan bawah. Penguatan ekonomi rakyat diharapkan akan

meningkatkan daya beli masyarakat secara menyeluruh agar memiliki landasan

yang kokoh bagi perekonomian nasional. Program ini dirancang untuk

menumbuhkan dan memperkuat penduduk miskin dalam usaha meningkatkan

taraf hidupnya, dengan cara membuka kesempatan berusaha. Sasaran program

ini arahnya tertuju pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi untuk

mewujudkan kemandirian penduduk miskin di pedesaan dengan menerapkan

prinsip gotong-royong, keswadayaan dan partisipasi. Peran serta pemerintah

tampak pada usaha penyediaan dana sebagai modal kerja penduduk miskin

untuk membangun usaha. Usaha ini dimulai dengan pembentukan ‘kelompok

65

Sumber: data primer tahun 2011.

Page 71: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

112

masyarakat’ yang akan memperoleh bantuan. Kelompok yang dibentuk harus

terdiri dari anggota masyarakat yang paling lemah dan tertinggal keadaan

ekonominya. Bantuan yang diberikan tiap desa sebesar 20 juta rupiah.

B. Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT) 66

Program PKT bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

berpenghasilan rendah yang belum terjangkau oleh program pembangunan

nasional atau program yang diarahkan pada kawasan yang menghadapi

permasalahan khusus. Inilah ‘crash program’ untuk mengatasi masalah khusus

yang dihadapi langsung oleh masyarakat di tingkat bawah dengan lingkup

kecamatan. PKT menjalin serangkaian kegiatan yang intinya mengupayakan

peningkatan partisipasi masyarakat setempat dalam pembangunan. Program

dilaksanakan oleh pemerintah melalui kegiatan-kegiatan yang mendorong

peningkatan kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam berusaha,

mendorong efektivitas mekanisme perencanaan dari bawah, menciptakan

keterpaduan program-program pembangunan yang diselenggarakan dan

meningkatkan kemampuan kelembagaan di kawasan tersebut.

Mekanisme penentuan kawasan terpilih dilakukan oleh Pemda melalui

Bappeda di kabupaten, kemudian diusulkan ke Pemprov melalui Bappeda

Provinsi. Setelah Bappeda Provinsi menyusun prioritas, usulan kegiatan ini

diajukan kepada Tim Pengarah Program PKT (TP3KT) melalui Deputi Bidang

Regional dan Daerah, Bappenas. Kriteria utamanya adalah meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

kesejahteraan masyarakat. Program PKT lebih terbuka dibanding dengan

program lainnya. Demikian pun usulan tentang proyek yang akan dibiayai oleh

66

Wawancara dengan pejabat kecamatan dan dinas daerah yang memiliki keterkaitan dalam program

pengentasan kemiskinan di bidang PKS, pada bulan April-Mei 2011.

Page 72: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

113

PKT tidak terbatas hanya dari Bappeda ataupun dari departemen teknis saja.

Tetapi dapat merupakan usulan dari lembaga non-pemerintah, seperti LSM,

dan lain-lain, adalah juga tak kalah pentingnya usulan dari masyarakat sebagai

sasaran dari program ini.

C. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 67

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri

dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan serta PNPM

Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah

program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan

berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan

pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama

ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasailan PPK adalah berupa penyediaan

lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi rakyat miskin, serta

menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri

untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu

mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya

tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Dalam rangka mencapai visi

dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM

Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin sebagai kelompok

sasaran dalam menguatkan sistem pembangunan partisipatif, juga

67

Wawancara dengan para peserta PNPM on Focus Discussion Group pada bulan April – Mei 2011.

Page 73: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

114

mengembangkan kelembagaan kerjasama antar desa. Berdasarkan visi, misi

dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih

menekan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui

PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan

tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan,

setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan

Kecamatan ( PPK). Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari: tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah meningkatnya kesejahteraan

dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong

kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengolahan

pembangunan.Tujuan khususnya meliputi: 1). Meningkatkan partisipasi dalam

pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagi

seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan.

2). Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan sumber daya lokal. 3). Mengembangkan kapasitas

pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

4). Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang

diprioritaskan oleh masyarakat. 5). Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

6). Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa. 7).

Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam

upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan tercakup dalam:

a). Lokasi sasaran:

Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi perdesaan di kecamatan

Lirung yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak

Page 74: BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN...sastra kakawin ”Negara Kertagama” karya Mpu Prapanca. 4 Tetapi nama ini di kemudian hari berubah. Karena menurut beberapa tulisan lain tentang

115

termasuk desa/kecamatan yang termasuk kategori bermasalah dalam

PPK/PNPM Mandiri Perdesaan.

b). Kelompok sasaran: - masyarakat miskin di perdesaan.

- kelembagaan masyarakat di perdesaan

- kelembagaan pemerintahan lokal.

PNPM Mandiri Pedesaan tersebut adalah program Pemerintah Pusat

bersama Pemda, artinya program ini direncanakan, dilaksanakan dan

didanai bersama-sama berdasarkan persetujuan dan kemampuan yang

dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan daerah yang berasal dari: (a). Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), (b). Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), (c). Swadaya masyarakat, dan (d). Partisipasi dunia

usaha Program-program tersebut di atas, tidaklah menyebutkan peran

pemerintah secara gamblang namun uraian di atas, cukup memberikan

informasi tentang manfaat dan pentingnya keterlibatan pemerintah sebagai

pelayan masyarakat dalam program-program tersebut. Karena, sejatinya

pemerintah adalah pelayan masyarakat yang senantiasa memahami dan

menyadari akan fungsi dan perannya di masyarakat. Sehingga ada baiknya

bila pelayanan pemerintah harus lebih responsif dan selalu berfokus pada

kebutuhan dan kepuasaan masyarakat.