BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota...

19
38 BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batu Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri danMalang- Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta denganKabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700-1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat Celsius. Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang. Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa . Bersama dengan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

Transcript of BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota...

Page 1: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

38

BAB III

DESKRIPSI UMUM

3.1 Deskripsi Umum Kota Batu

Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini

terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang.

Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri danMalang-

Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

Pasuruan di sebelah utara serta denganKabupaten Malang di sebelah timur,

selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700-1.700 meter di atas

permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang

kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal

17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari

Kabupaten Malang.

Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena

potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap

keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan

dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine

Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa. Bersama dengan Kota

Malang dan Kabupaten Malang, Kota Batu merupakan bagian dari kesatuan

wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

Page 2: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

39

Gambar 3.1. Peta Kota Batu

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu.

Page 3: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

40

3.2 Sejarah Kota Batu

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai

tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah

daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh

keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.Pada waktu

pemerintahan Kerajaan Medang di bawah Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan

bernama Mpu Supo diperintah oleh Raja untuk membangun tempat peristirahatan

keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan

upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang

lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Raja Sindok, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti

mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan

keluarga kerajaan serta dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo..Di

tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan

sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering

digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan

Medang. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-

benda kerajaan yang konon katanya bertuah dan mempunyai

kekuatan supranatural yang dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa

dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas, dan sumber air panas

itu sampai sekarang menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di lereng pegunungan

dengan ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan laut, berdasarkan

kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak

Page 4: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

41

keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama

"Batu" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut. Beberapa

pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu

berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama

Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya

masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari

kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai

sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat

penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun

sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai

sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim

sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang

memulai babad alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu,

sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari wilayah Jawa Tengah. Abu

Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja

meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah ke kaki Gunung

Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda

(Kompeni).

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya

bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa,

pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran

Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain

berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama

Page 5: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

42

kepada Mbah Wastu. Awalnya mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di

daerah Bumiaji, Sisir dan Temas, namun akhirnya lambat laun komunitasnya

semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

3.3 Kondisi Geografis

Wilayah Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan berada

pada ketinggian rata-rata 700-1.700 m di atas permukaan laut dengan suhu udara

rata-rata mencapai 12-19 derajat Celsius. Batu dikelilingi beberapa gunung, di

antaranya adalah:

1. Gunung Anjasmoro (2.277 m)

2. Gunung Arjuno (3.339 m)

3. Gunung Banyak (1.306 m)

4. Gunung Kawi (2.551 m)

5. Gunung Panderman (2.045 m)

6. Gunung Semeru (3.676 m)

7. Gunung Welirang (3.156 m)

8. Gunung Wukir (335 m)

Dengan luas wilayah sekitar 202,30 km², sebagian besar keadaan topografi

kota Batu didominasi kawasan dataran tinggi dan perbukitan yang berlembah-

lembah yang terletak di lereng dua pegunungan besar, yaitu Arjuno-

Welirang dan Butak-Kawi-Panderman. Di wilayah kota Batu, yang terletak di

sebelah utara pusat kota terdapat sebuah hutan lebat yang merupakan kawasan

hutan lindung, yakni Taman Hutan Raya Raden Soerjo.

Jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar merupakan andosol,

selanjutnya secara berurutan adalah kambisol, latosol dan aluvial. Tanahnya

Page 6: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

43

berupa tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari

ledakan gunung berapi. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan

yang tinggi.Sebagai layaknya wilayah pegunungan yang subur, Batu dan

sekitarnya juga memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya

hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati

Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk

itulah di awal abad ke-19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata,

khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itu ikut

membangun tempat-tempat peristirahatan (villa) bahkan bermukim di Batu.

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa

pemerintahan Hindia Belanda itu masih berbekas bahkan menjadi aset dan

kunjungan wisata hingga saat ini.Keindahan alam Batu yang memadukan antara

nuansa arsitektur Eropa dan pegunungan yang indah memukau

Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, sehingga setelah

Perang Kemerdekaan, Soekarno-Hatta sempat berkunjung dan beristirahat di

kawasan Selecta, Batu.

3.4 Kondisi Perekonomian

Perekonomian Kota Batu banyak ditunjang dari sektor pariwisata dan

pertanian. Letak Kota Batu yang berada di wilayah pegunungan dan

pembangunan pariwisata yang pesat membuat sebagian besar pertumbuhan PDB

Kota Batu ditunjang dari sektor ini. Di bidang pertanian, Batu merupakan salah

satu daerah penghasil apel terbesar di Indonesia yang membuatnya dijuluki

sebagai kota apel. Apel Batu memiliki empat varietas yaitu manalagi, rome

Page 7: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

44

beauty,anna, dan wangling. Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan,

sehingga juga mendapat julukan kota agropolitan. Karena letak geografis yang

berada di dataran tinggi, kota Batu banyak menghasilkan sayur mayur, danbawang

putih. Selain itu, Batu juga merupakan kota seniman di mana terdapat banyak

sanggar lukis dan galeri seni di kota ini.

3.5 Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Kota Batu memiliki sifat dan karakteristik seperti pada

masyarakat pedesaan pada umunya yaitu memiliki norma-norma yang dijunjung

tinggi dan masih dilestarikan untuk menghormati leluhur. Masyarakat Kota Batu

terdiri dari beberapa suku bangsa, diantaranya Jawa dan Madura. Meskipun terdiri

dari berbagai jenis suku Bangsa tetapi mereka hidup berdampingan dengan saling

menghormati dan saling menghargai. Kesadaran masyarakat akan perkembangan

kotanya menjadi kota pariwata dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat untuk

menyusun rencana kota pariwisata dengan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata

Kota Batu. Selain itu masyarakat Kota Batu juga menerapkan konsep sadar wisata

dan Sapta Pesona sebagai upaya mendukung keberlanjutan pengembangan

pariwisata di Kota Batu, serta bersedia beramah-tamah terhadap turis yang datang

untuk berwisata di Kota Batu. Desa Bumiaji memiliki kebiasaan turun-temurun

yang unik yaitu bekerja sebagai petani, sementara bagi ibu rumah tangga akan

menjadi buruh tani apel kepada orang lain atau membantu keluarganya sendiri.

Masyarakat Kota Batu lebih mengutamakan penyelesaian masalah secara

kekeluargaan sehingga hampir tidak ditemukan konflik di Kota Batu.

Page 8: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

45

Bentuk kebudayaan di Kota Batu berupa kesenian dan tradisi bagi desa

setempat. Kebudayaan seni di Kota Batu berupa tari-tarian seperti tari kuda

lumping, reog, tari modern, tari sembrono, tari pring lurik, dan tari mban endrek.

Terdapat pula kerajinan tangan dan kesenian landscaping, karawitan, festival

bunga, mobil hias, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk seni pertunjukan

terdapat ludruk, campursari, karawitan, karnaval, dan beberapa kesenian lain

seperti grebek suro, selamatan desa, bantengan, pencak silat, dan tayub.

Masyarakat di Desa Punten dan Desa Sidomulyo masih memegang teguh

tradisi setempat, sehingga pengembangan Desa Punten dilakukan sejalan dengan

norma yang dijunjung oleh masyarakat dan konsep desa budaya dan desa bunga.

Beberapa norma yang masih diterapkan diantaranya :

a. Tradisi Upacara Punden yang merupakan upacara untuk menunjukkan

kepedulian terhadap lingkungan dan sebagai bentuk terima kasih kepada leluhur

karena telah diberikan alam dan lingkungan yang indah dan subur.

b. Aturan yang diterapkan bagi anggota Persatuan Pedagang Tanaman Hias

Sidomulyo (PPHS) yang bersifat mengikat dengan tujuan menjaga lingkungan.

c. Menjadikan alam dan lingkungan sebagai bagian dari kehidupan dan tanggung

jawab untuk melestarikan lingkungan.

3.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu.

Berikut gambaran dari lokasi tersebut.

Batu adalah sebuah kecamatan di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia.

Kecamatan ini merupakan pusat kegiatan dan titik pusat pemerintahan di Kota

Batu di mana terdapat kantor Wali Kota Batu dan Pemerintah Kota Batu.

Page 9: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

46

Kecamatan ini memiliki luas sebesar 46,38 km² dan dibagi menjadi 4 desa dan

4 kelurahan, yaitu:

1. Desa Oro-oro Ombo

2. Desa Pesanggrahan

3. Desa Sidomulyo

4. Desa Sumberejo

5. Kelurahan Ngaglik

6. Kelurahan Sisir

7. Kelurahan Songgokerto

8. Kelurahan Temas

Observasi awal dilakukan di Sekretariat Sekolah Perempuan yang terletak

di Jalan Mawar Putih IV/9 Dusun Sukorembug Desa Sidomulyo. Desa

Sidomulyo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Batu, Kota Batu,

Provinsi Jawa Timur. Desa ini terletak sekitar 8 Km dari pusat Kota Batu. Desa

ini terkenal dengan agrowisata bunga atau lebih populer lagi dengan sebutan desa

bunga. Lebih dari seribu jenis bunga dibudidayakan di desa yang mempunyai tiga

dusun yakni Tinjumoyo, Tonggolari dan Sukorembug. Sekitar 50 persen dari

bunga budidayanya adalah bunga mawar, sehingga menempatkan desa ini sebagai

sentra bunga mawar yang cukup penting di Indonesia.

Kemudian penelitian dilakukan di sekolah perempuan yang berada di Desa

Tlekung Kecamatan Junrejo. Kecamatan Junrejo adalah sebuah kecamatan

di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia. Di kecamatan ini terdapat gedung Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu (DPRD Kota Batu). Kecamatan ini

berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Malang.

Page 10: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

47

Kecamatan Junrejo dibagi menjadi 7 desa, yaitu:

1. Desa Beji

2. Desa Dadaprejo

3. Desa Junrejo

4. Desa Mojorejo

5. Desa Pendem

6. Desa Tlekung

7. Desa Torongrejo

Penelitian ini juga dilakukan di rumah seorang peserta Sekolah Perempuan saat

jadwal dilaksanakannya sekolah di lokasi Desa Tlekung. Desa Tlekung adalah

sebuah desa di wilayah Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

47

3.6.1 Gambaran Umum Desa Tlekung

Desa Tlekung adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Junrejo, Kota

Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa Tlekung adalah desa paling tinggi datarannya

untuk wilayah Kecamatan Junrejo Kota Batu. Desa Tlekung terdiri dari 3 Dusun

Gangsiran, Dusun Putuk, dan Dusun Tlekung. Mata pencaharian masyarakat Desa

Tlekung pada umumnya bertani padi, sayur mayur dan ternak sapi perah.

Kehidupan masyarakat Desa Tlekung sangat tradisonal yang disebabkan letaknya

yang berada di kaki bukit panderman, akan tetapi sapi perah sangat mendukung

perekonomian desa tersebut. Hal ini dikarenakan Desa Tlekung merupakan

kembang padi bagi Kota Batu.

47https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu. Diakses tanggal 10 April 2017, pada pukul 13:05 WIB

Page 11: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

48

Perjalanan untuk bisa menuju Desa Tlekung harus melalui jalan alternatif

kedua menuju Kota Batu yaitu melalui jalan Kecamatan Junrejo kalu dari

kabupaten malang, apabila dari Kota Batu melalui jalan Oro-oro Ombo ke Desa

Tlekung. Masyarakat Desa Tlekung sangat kental dengan nuansa pedesaan dan

sifat gotong royong terpelihara dengan baik, disamping potensi diatas di Desa

Tlekung ada Sumber air yang di kelola oleh masyarakat sendiri untuk mencukupi

kebutuhan masyarakat sekitar.

3.7 Deskripsi Sekolah Perempuan

Sekolah Perempuan atau Pusat Studi Perempuan Pedesaan adalah sekolah

untuk perempuan di Pedesaan. Sekolah ini merupakan wadah perempuan desa

bertukar pengetahuan dan pengalaman, menemu-kenali kebutuhan dan kepentingan

perempuan, untuk meningkatkan kwalitas hidupnya. Sekolah Perempuan bertujuan

membangun dan memperkuat kepemimpinan perempuan di pedesaan.

Pengetahuan dan pengalaman yang dipertukarkan dalam sekolah ini

berkaitan dengan kebutuhan perempuan yang bersifat praktis maupun strategis.

Pengetahuan yang berkontribusi memenuhi kebutuhan praktis perempuan

diantaranya: Pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan pendapatan

(Income) keluarga; ketrampilan tata boga; bisnis kuliner; teknologi informasi. Ada

juga pengetahuan tentang keadilan dan kesetaraan gender, pengetahuan tentang

parenting, pengetahuan tentang gizi (produksi dan konsumsi makanan sehat);

pengetahuan tentang sanitasi (pola hidup bersih dan sehat); pengetahuan tentang

hak-hak reproduksi perempuan, pengetahuan tentang kesehatan keluarga, bahasa

inggris ,publik speaking, kepemimpinan perempuan (women leadership).

Page 12: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

49

Pengetahuan yang berkontribusi memenuhi kebutuhan strategis

perempuan, diantaranya: pengetahuan tentang HAM (human rights); hak-hak

anak (children rights); hak-hak perempuan (women rights); hak-hak kelompok

minoritas (minority rights); pengetahuan tentang hak-hak perempuan sebagai

warga negara (civic education); pengetahuan tentang perencanaan pembangunan

ditingkat lokal, nasional yang berpengaru terhadap kehidupan perempuan. Ada

juga pengetahuan tentang sistem ekonomi global dan dampaknya bagi perempuan

pedesaan. Pengetahuan tentang hak-hak perempuan atas pangan (sistem

reproduksi, distribusi, dan konsumsi pangan). Pengetahuan tentang pertanian

berkelanjutan, dampak pengelolaan lingkungan hidup serta dampak perubahan

iklim terhadap kehidupan perempuan.

Sekolah Perempuan di Kota Batu telah berlangsung 4 periode. Total

peserta 698 orang:

a. Periode I :

Agustus – Desember 2013 di Desa Songgokerto (200 orang) dan Desa

Gunungsari (78 orang), total peserta 278 peserta.

b. Periode II :

Desember 2013 – Juni 2014 di Desa Sidomulyo, peserta 135 orang

c. Periode III :

Oktober 2014 – Mei 2015 di Desa Sidomulyo (55 orang peserta) dan Desa

Gunungsari (54 peserta)

d. Periode IV :

Page 13: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

50

Desember 2015 – Juni 2016 total peserta 176, di 4 desa: Desa Sidomulyo

(25 orang), Desa Gunungsari (23 orang), Desa Bulukerto (53 orang) dan

Desa Giripurno (75 orang).

Peserta adalah perempuan desa usia 18 ingga lebih dari 60 tahun, dengan

latar belakang pekerjaan beragam: petanibunga, petani bunga, pekerja handycraft,

pedagang makanan, guru, pekerja swasta, wirasawata, pedagang rumahan,

pedagang online. Dll. Sebagaian besar peserta Sekolah Perempuan lulus SD dan

SMP.

Page 14: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

51

3.8 Struktur Organisasi Sekolah Perempuan Tahun Ajaran 2016/2017

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Sekolah Perempuan

Sumber : Hasil Wawancara

Penanggung

Jawab

Salma Safitri

Rahayaan S. H

Kepala Sekolah

Endang Wijayanti

Koordinator

Program

Siti Yulaikah

Sarana &

Prasarana

Rr Dinna Soertia

Perwitasari

Jumlah Peserta

25 Orang

Page 15: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

52

3.9 Visi dan Misi Sekolah Perempuan

Berdasarkan data tertulis pada Sekolah Perempuan terdapat Visi dan Misi

yang tercantum didalamnya, ialah sebagai berikut:

Visi Sekolah Perempuan:

Sekolah perempuan (SP) merupakan wadah perempuan desa bertukar

pengetahuan dan pengalaman, menemu kenali kebutuhan dan kepentingan

perempuan, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Misi Sekolah Perempuan:

Untuk membangun dan memperkuat kepemimpinan perempuan di

pedesaan.

3.10 Tujuan dan Hasil yang ingin dicapai Sekolah Perempuan di Pedesaan

3.10.1 Tujuan Sekolah Perempuan

1. Menyediakan forum belajar dan berbagi pengalaman perempuan pekerja

sektor informal untuk meningkatkan pendapatan.

2. Meningkatkan pengetahuan yang bersifat praktis yang menunjang

kehidupan perempuan sehari-hari.

3. Meningkatkan pengetahuan perempuan tentang hak-haknya sebagai

manusia, sebagai perempuan dan sebagai warganegara.

4. Meningkatkan pengetahuan tentang berbagai kebijakan negara baik di

tingkat lokal, nasional, maupun global yang mempengaruhi kehidupan

perempuan.

Page 16: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

53

3.10.2 Hasil yang ingin dicapai Sekolah Perempuan

1. Meningkatnya pendapatan/income perempuan desa karena perempuan

saling berbagi pengetahuan dan pengalaman sebagai pekerja di sektor

informal.

2. Meningkatnya pengetahuan yang bersifat praktis untuk menunjang

kehidupan perempuan sehari-hari.

3. Meningkatnya pengetahuan perempuan desa tentang hak-haknya sebagai

manusia, sebagai perempuan dan sebagai warganegara.

4. Meningkatnya pengetahuan perempuan desa tentang kebijakan-kebijakan

negara di ringkat lokal, nasional dan global yang berpengaruh dalam

kehidupannya.

3.11 Kurikulum Sekolah Perempuan

Kurikulum pendidikan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan

kebutuhan strategis perempuan, dengan komposisi pengetahuan 60% dan

keterampilan 40%. Pengetahuan yang berkontribusi memenuhi kebutuhan praktis

perempuan diantaranya: pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan

pendapatan (income) keluarga; keterampilan tata boga, bisnis kuliner, teknologi

informasi. Ada juga pengetahuan tentang keadilan dan kesetaraan gender,

pengetahuan tentang parenting, keserasian berbusana, pengetahuan tentang gizi

(produksi dan konsumsi makanan sehat); pengetahuan tentang sanitasi (pola hidup

bersih dan sehat), pengetahuan tentang hak-hak reproduksi perempuan,

pengetahuan tentang kesehatan keluarga, bahasa inggris, public speaking,

kepemimpinan perempuan (women leadership).

Page 17: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

54

Pengetahuan yang berkontribusi memenuhi kebutuhan strategis

perempuan, diantaranya: pengetahuan tentang hak asasi manusia (humanright);

hak-hak anak (children right); hak-hak perempuan (women right); hak-hak

kelompok minoritas (minority right); pengetahuan tentang hak-hak perempuan

sebagai warga negara (civil education); pengetahuan tentang perencanaan

pembangunan di tingkat local, nasional yang berpengaruh terhadap kehidupan

perempuan. Pengetahuan tentang pemilu, ada juga pengetahuan tentang system

ekonomi global dan dampaknya bagi perempuan pedesaan. Pengetahuan tentang

hak-hak perempuan atas pangan (system produksi, distribusi dan konsumsi

pangan). Pengetahuan tentang pertanian berkelanjutan, dampak pengelolaan

lingkungan hidup serta dampak perubahan iklim terhadap kehidupan perempuan.

3.12 Strategi Belajar

Sekolah Perempuan menggunakan prinsip-prinsip feminis dan

pendidikan bagi orang dewasa, Prinsip tersebut adalah:

a. Menggunakan metode partisipatif.

b. Menggunakan pengetahuan dan pengalaman perempuan sumber sumber

penting dalam proses belajar.

Nilai-nilai yang dianut adalah:

a. Kesederhanaan

b. Kemandirian

c. Kejujuran

d. Keadilan

e. Kesetaraan dan kebersamaan

f. Menghargai keberagaman

Page 18: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

55

g. Menolak segala bentuk kekerasan.

h. Menolak diskriminasi dalam bentuk apapun.

3.13 Pelaksanaan

Sekolah dilakukan pada satu hari dalam satu minggu. Setiap hari satu

subyek/materi akan disampaikan pada peserta, baik menyangkut pengetahuan

praktis, pengetahuan strategis maupun ketrampilan. Durasi tiap pertemuan antara

1,5 – 2 jam (13.00 – 15.00 wib).

3.14 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan pada minggu terakhir bulan, melalui diskusi

kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) bersama 10-15 orang peserta.

Evaluasi akan dilakukan pada akhir pendidikan, bulan Juni 2016 dengan metode

FGD dan wawancara terhadap 5-10 peserta dari setiap desa.

3.15 Sasaran Sekolah Perempuan

Pemberdayaan perempuan melalui sekolah perempuan tersebut memiliki

misi yaitu mengkhususkan atau menyasarkan perempuan-perempuan desa yang

telah berkeluarga dan memiliki pendidikan yang rendah, memiliki keinginan maju

yang kuat dan perempuan yang berkomitmen. Sehingga pemberdayaan tersebut

tepat sasaran dan benar-benar memberdayakan perempuan agar hak-hak

perempuan dapat diperjuangkan dan dipertahankan.

Sejak awal berdirinya sekolah perempuan hingga saat ini memiliki Peserta

yang merupakan perempuan di desa-desa atau kelurahan di Kota Batu Jawa

Timur. Pada tahun 2013, 275 perempuan dari 4 desa menjadi peserta. Tahap

kedua periode Januari – Juni 2014 sebanyak 135 perempuan dari 5 desa dan

kelurahan, yaitu Desa Gunungsari (petani bunga, sayur), Desa Sumberrejo (petani

bunga, sayur), Desa Sidomulyo (petani bunga, pekerja handycraft, pedagang),

Page 19: BAB III DESKRIPSI UMUM 3.1 Deskripsi Umum Kota Batueprints.umm.ac.id/44310/4/jiptummpp-gdl-ismailjail-50830-4-babiii.pdf · Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

56

Desa Bulukerto (petani, pedagang), Kelurahan Sisir (pedagang, pekerja swasta).

Kemudian saat ini memiliki sekitar 25 peserta yang dilaksakan di Desa Tlekung

Kecamatan Junrejo.