BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile · PDF file38 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A....
Transcript of BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile · PDF file38 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A....
38
BAB III
DESKRIPSI INSTANSI
A. Company Profile
a) Nama Perusahaan : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)
b) Bidang Usaha : Penyedia Jasa Fasilitas Kepelabuhanan
c) Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara
d) Alamat Kantor Pusat : Jl. Perak Timur No. 610 Surabaya 60165
Indonesia
e) Alamat Kantor Perwakilan : Apartemen Mediteranie Palace Residence
Tower C/OR/G, Blok A1 Kav. No. 2 Jl.
Landas Pacu Utara Selatan, Jakarta Pusat
10630 Indonesia
f) Telepon : Kantor Pusat (031) 3298631-37
Kantor Perwakilan (021) 30044591,
3004456
g) Faksimili : Kantor Pusat (031) 3295204, 3295207
Kantor Perwakilan (021) 30044567,
30044566
h) Layanan Informasi : T +62 (31) 3298631-7
F +62 (31) 3295204, 3295207
i) Homepage : www.pelindo.co.id
j) Email : [email protected]
k) Tanggal Berdiri : 1 Desember 1992
l) Tanggal Beroperasi : 1 Desember 1992
m) Dasar Hukum Pendirian : Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991
tanggal 19 Oktober 1991
n) Akta Pendirian : Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.5
Tanggal 1 Desember 1992 tentang
Perubahan Perum jadi Perseroan
o) Modal Dasar : Rp 3.200.000.000,-
39
p) Modal Disetor : Rp 1.018.953.000,-
q) NPWP : 01.061000.4-093.000
r) TDP : 13.01.1.52.11421
s) SIUP : KP No.88 tahun 2011, tanggal 24
Desember 2014
t) Kantor Layanan : 1 Kantor Pusat 43 Kantor Cabang
Pelabuhan Kelas Utama, I, II dan III
u) Pemegang Saham : Republik Indonesia (100%)
B. Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Berikut ini penulis akan menjelaskan makna dari logo PT. Pelindo III
Surabaya secara jelas, yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Sumber : Data dari www.pelindo.co.id
40
Penggunaan logo Pelindo sesuai dengan Surat Keputusan Bersama
Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan I, I I, III, dan IV Nomor :
UM.48/49/PP.I-92; Nomor : HK.56/3/17/PP.II-92; Nomor :
607/KPTS.HH.293/PP.III-92; Nomor : KD.25 tahun 1992 tanggal 6
Nopember 1992 tentang Lambang dan Logo Perusahaan Umum Pelabuhan I,
II, III, IV. Jika diterjemahkan maka akan memiliki arti sebagai berikut :
a) Warna biru tua melambangkan laut, identitas kepelabuhanan
b) Garis putih mendatar (horizontal) melambangkan dermaga
pelabuhan, tempat untuk kapal bersandar dan tempat terjadinya
segala kegiatan kepelabuhanan terjadi.
c) Garis putih mendatar berjumlah 4 mencerminkan wilayah PT.
Pelindo yang terbagi menjadi Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III,
dan Pelindo IV.
d) Garis biru diantara garis putih menggambarkan kolam pelabuhan
yang digunakan sebagai tempat menunggu untuk kapal – kapal
yang akan bersandar di dermaga.
C. Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Sebelum tahun 1960 keberadaan pelabuhan di Indonesia telah ada
sejak jaman kerajaan Hindu-Budha menguasai Nusantara. Peranan pelabuhan
saat itu sangat penting sebagai jalur perdagangan antar daerah maupun antar
benua. Tercatat saudagar dari Tiongkok, India, Arab, dan negara-negara
lainnya pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, hingga pada akhirnya
pada tahun 1596, Belanda pertama kali datang melalui Pelabuhan Banten di
bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada masa kolonial Belanda
pengelolaan pelabuhan di bawah koordinasi Department Van Scheepvaart
yang bertugas untuk memberikan layanan jasa kepelabuhan dan dilaksanakan
oleh Havenbedrijf. Pada tahun 1952 bentuk perusahaan berubah menjadi
Jawatan Pelabuhan hingga tahun 1959.
Cikal bakal Pelindo 3 bermula pada tahun 1960 saat pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.
41
19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pasca terbitnya Perpu No. 19
Tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia kala itu menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 115 – 122 Tahun 1961 dimana masing-masing peraturan
tersebut berisi tentang Pendirian Perusahaan Pelabuhan Negara (PN)
Pelabuhan Daerah I-VIII, dimana Pelabuhan Belawan sebagai pusat PN
Pelabuhan Daerah I, Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pusat PN Pelabuhan
Daerah II, Pelabuhan Palembang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah III,
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah IV, Pelabuhan
Semarang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah V, Pelabuhan Surabaya
sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VI, Pelabuhan Banjarmasin sebagai
pusat PN Pelabuhan Daerah VII, dan Pelabuhan Makassar sebagai pusat PN
Pelabuhan Daerah VIII.
Pengelolaan Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I-VIII bertahan
hingga tahun 1969 seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.
18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-perusahaan Negara
Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan
Pelabuhan.
Pada tahun 1983 pengelolaan pelabuhan kembali berubah. Perusahaan
Pelabuhan Daerah I-VIII dilebur menjadi empat wilayah pelabuhan dengan
nama Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I-IV. Perum Pelabuhan III
terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983 tentang
Perusahaan Umum Pelabuhan III dengan kantor pusat berkedudukan di
Surabaya. Perum Pelabuhan III mengelola 36 pelabuhan yang tersebar di 9
(sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Timur.
Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19
Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali mengubah
status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT. Pelabuhan Indonesia
III (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Pelindo 3 mengelola
42
33 pelabuhan di 8 (delapan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi perusahaan
perseroan dicatatkan di hadapan Notaris Imas Fatimah S.H. pada tanggal 1
Desember 1992. Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai hari
jadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kini, Pelindo 3 mengelola 43
pelabuhan di bawah kendali 16 kantor cabang di 7 (tujuh) provinsi di
Indonesia.
D. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III memiliki visi
menjadi pelaku penyediaan jasa kepelabuhanan yang prima, berkomitmen
memacu integrasi logistik nasional.
Maksudnya adalah Pelindo III ingin menjadi perusahaan pelaku
penyedia jasa pelabuhan yang prima. Prima yang dimaksud adalah dengan
menjadikan Pelindo III sebagai perusahaan yang menggunakan prinsip –
prinsip manajemen modern yang diakui secara global, yang antara lain
Malcolm Baldrige Criteria For Performance excellence, yang lazim
dikenal dengan KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul); prinsip GCG
(Good Corporate Governance); sistem manajemen terintegrasi ISO 9001,
14001 dan SMK3; sistem pengukuran kinerja menggunakan BSC
(Balanced Scorecard); prinsip supply chain management yang terintegrasi
serta penyederhanaan bisnis proses yang dilakukan secara
berkesinambungan. Pelindo III juga ingin menjadi penyedia jasa yang
berkomitmen memacu integrasi logistik nasional.
Ini berarti Pelindo III memiliki komitmen untuk melakukan
perbaikan secara terus – menerus (continues improvement) melalui
penggunaan teknologi tepat guna dan bekerja sama dengan berbagai
instansi terkait untuk meningkatkan distribusi logistik nasional.
43
2. Misi Perusahaan
Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III mengemban misi
sebagai berikut :
1) Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui
standar yang berlaku secara konsisten. Misi ini mengandung
makna bahwa produk utama Pelindo III adalah jasa
kepelabuhanan. Jasa kepelabuhanan Pelindo III harus
memenuhi kualitas jasa yang dikehendaki oleh pelanggan,
dan sesuai dengan standar jasa kepelabuhanan nasional dan
internasional. Pemenuhan kualitas jasa ini dilakukan dengan
cara selalu mendengarkan keinginan pelanggan, kecepatan
penanganan keluhan, kemudahan pembayaran, dan
sebagainya. Pelayanan yang prima akan membuat pelanggan
merasakan manfaat yang tinggi dari Pelindo III.
2) Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui
biaya logistik yang kompetitif. Misi ini mengandung makna
bahwa Pelindo III selalu melakukan berbagai upaya efisiensi
biaya guna menekan biaya logistik. Dengan biaya logistik
yang kompetitif, diharapkan industri kepelabuhanan nasional
dapat tumbuh dan bersaing, baik secara regional maupun
internasional.
3) Memenuhi harapan semua stakeholders melalui prinsip
kesetaraan dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Misi
ini mengandung makna bahwa Pelindo III diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya kinerja
finansial, sesuai dengan harapan stakeholders. Upaya
peningkatan kinerja ini dilaksanakan menggunakan prinsip –
prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dimana
stakeholders berperan aktif sebagai fungsi kontrol.
44
4) Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar
arus perdagangan. Misi ini mengandung makna bahwa
Pelindo III ingin meningkatkan usaha kepelabuhanan yang
berorientasi kepada perdagangan internasional. Dengan
memperlancar distribusi barang baik ke dalam maupun ke
luar negeri, Pelindo III dapat meningkatkan pendapatan yang
secara langsung berkontribusi dalam perolehan devisa negara.
45
E. Struktur Organisasi PT. Pelindo III
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Pelindo III
Sumber : Data dari www.pelindo.co.id
46
F. Job Description
Sesuai dengan struktur organisasi PT. Pelindo III, penulis akan
menjelaskan tugas masing – masing bagian adalah sebagai berikut :
a) Direktur Utama yang memiliki tugas membuat kebijakan umum
perusahaan, pengambil keputusan strategis perusahaan dan
sebagai koordinator Direksi.
b) Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis bertugas
melaksanakan pembinaan dalam kegiatan pelayanan jasa kapal,
barang, terminal, rupa – rupa usaha, manajemen risiko dan mutu,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan, ISPS
(International Ship and Port Security) Code, peningkatan dan
kerjasama usaha, serta manajemen properti.
c) Direktur Teknik dan Teknologi Informasi bertugas melaksanakan
pembinaan dalam kegiatan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas
dan kolam pelabuhan, investasi, studi kelayakan, bangunan
pelabuhan, bangunan sipil, pengembangan teknologi informasi
aplikasi dan perangkat keras.
d) Direktur SDM dan Umum bertugas melaksanakan pembinaan
dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan SDM, sistem
kepegawaian dan organisasi, kesejahteraan, Administrasi
kepegawaian, penilaian kinerja pegawai, umum, pengelolaan
Kantor Pusat.
e) Direktur Keuangan bertugas melaksanakan pembinaan dalam
kegiatan keuangan perusahaan, meliputi akuntansi manajemen,
akuntansi keuangan, hutang piutang, asset perusahaan, dan
pembinaan anak perusahaan.
f) Senior Manager bertugas mengelola dan mengontrol Sub
Direktorat yang berada dibawah masing – masing Direktorat.
g) Kepala Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu seluruh
jajaran organisasi perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan
47
aktivitas operasional usahanya dan menyajikan data atau laporan
kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit.
h) Sekretaris Perusahaan bertugas membantu tugas Direksi, yaitu
sebagai liaison officer (public relation/corporate communication),
institution relations, GCG implementation, monitoring
pencapaian Key Performance Indicator (KPI), monitoring
pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) serta
administrasi dokumen kebijakan dan notulensi rapat Direksi.
i) Kepala Biro Perencanaan Strategis dan Kinerja Perusahaan
bertugas melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi
strategik korporat, meliputi masterplan perusahaan, rencana
bisnis, penelitian dan pengembangan, kajian perencanaan dan
pengembangan perusahaan, penganggaran jangka panjang, studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), monitoring
Rencana Kerja Manajemen Korporat, pengelolaan dan
pengendalian Key Performance Indicator (KPI) korporat.
j) Kepala Biro Hukum bertugas melaksanakan kegiatan menangani
urusan – urusan perusahaan yang berkaitan dengan aspek legal,
bantuan hukum, perikatan, menyusun kodifikasi peraturan dan
perundangan, serta memberikan pendapat hukum.
G. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan Pelindo III mengemban misi untuk mendukung
terciptanya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan
berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif
kepada segenap pemangku kepentingan.
Sekretaris Perusahaan memberikan laporan secara berkala mengenai
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direksi serta pelaksanaan
tugas-tugas lainnya dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Direksi.
Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan didukung oleh 22 (dua
puluh dua) personel dengan kualitas dan kompetensi yang telah memenuhi
48
persyaratan dalam Job Profile Sekretaris Perusahaan. Tugas Sekretaris
Perusahaan, adalah sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan
pengendalian kegiatan unit kerja Sekretaris Perusahaan.
2) Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi kehumasan
secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra
perusahaan antara lain melalui pengelolaan website, penerbitan
Annual Report, company profile dan publikasi lain serta
penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan
administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris
termasuk keprotokoleran Direksi dan Dewan Komisaris.
3) Penyusunan sistem dan prosedur kegiatan serta pembinaan teknis
fungsi kehumasan secara korporasi termasuk publikasi dan
pembentukan citra perusahaan, penyelenggaraan hubungan antar
lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan
Dewan Komisaris.
4) Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan
secara korporasi pada setiap Pelabuhan di wilayah kerja
Perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi
karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang
kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan.
5) Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun
unit-unit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi kehumasan
dan hubungan antar lembaga serta praktik Good Corporate
Governance (GCG) di wilayah kerja Perusahaan.
6) Tugas lainnya dari Sekretaris Perusahaan adalah sebagai juru
bicara korporat, memantau pelaksanaan Board Manual dan
memantau kepatuhan korporat terhadap peraturan peraturan yang
berlaku.
49
Secara detail tugas Sekretaris Perusahaan adalah merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
1) Pelaksanaan program kerja di bidang hubungan masyarakat dan
hubungan internasional termasuk kegiatan pembentukan citra
perusahaan yang positif.
2) Pelaksanaan seleksi dan rekomendasi jenis informasi perusahaan
yang relevan bagi media massa, termasuk kegiatan press release.
3) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan laporan Company
Profile, dan brosur-brosur perusahaan untuk kegiatan promosi
perusahaan.
4) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal, bahan dan
materi, notulen rapat yang berkaitan dengan Rapat Umum
Pemegang Saham, Rapat Direksi, dengan Dewan Komisaris,
dengan Komite Audit dan komite
lainnya, maupun yang bersifat luar biasa,dengan pihak
kelembagaan atau instansi eksternal terkait lainnya.
5) Pelaksanaan pengelolaan, monitoring, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan serta pengadministrasian Tata Kelola Perusahaan yang
baik di lingkungan perusahaan.
6) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal pertemuan
Direksi dengan para pemegang saham, dan para komisaris anak
perusahaan, dengan kelembagaan serta pertemuan dengan pihak
eksternal terkait lainnya.
7) Membantu Direksi dan manajemen dalam menjawab pertanyaan
pemegang saham.
8) Mengatur dan mendukung persiapan dan distribusi laporan
kepada pemegang saham.
50
9) Memastikan bahwa catatan dan dokumen korporasi disimpan dan
dilindungi serta selalu mengikuti perkembangan, serta dapat
diakses sesuai otoritas yang berlaku.
10) Pelaksanaan pengelolaan kegiatan ketatausahaan Direksi.
11) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian kegiatan protokoler
dan kerumahtanggaan Direksi.
12) Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian program bina
lingkungan (Corporate Social Responsibility).
13) Pelaksanaan pembinaan terhadap para Sekretaris Direksi.
14) Mendampingi Direksi dalam tugas-tugas pertemuan dengan
lembaga / instansi yang terkait.
15) Pembinaan program kerja bidang Sekretaris Perusahaan pada
cabang dan unit.
16) Pelaksanaan penyusunan laporan rencana dan realisasi
anggaran di bidang Sekretaris Perusahaan.
17) Mengkoordinasikan kompilasi tindak lanjut hasil temuan
pemeriksaan internal maupun eksternal dan permasalahan yang
terkait implementasi kebijakan serta strategi di bidang Sekretaris
Perusahaan.
18) Pelaksanaan assesment risiko (indentifikasi, analisa dan evaluasi,
penyusunan peringkat risiko serta pengungkapan risiko) dan
mengelola risiko dibidangnya.
19) Pelaksanaan penyiapan rencana Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM) dibidangnya secara berkala.
20) Pelaksanaan penerapan system informasi manajemen yang terkait
di lingkungan kerjanya.
21) Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan di tingkat
nasional, maupun internasional.
22) Memantau dan updating data portal BUMN bersama tim IT.
23) Membina Kantor Perwakilan Jakarta sehingga efisien,
efektif, dan optimal.
51
H. Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia menjadi salah satu hal penting
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dana yang tersedia, teknologi yang
canggih, material yang berlimpah tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh
sumber daya manusia yang mampu memberikan nilai tambah sumber daya
lainnya. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia dilakukan secara
efisien guna mencapai prestasi kerja yang diinginkan perusahaan.
Dalam proses pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, PT.
Pelindo III memiliki program manajemen sumber daya manusia sebagai
berikut :
1. Karir Pegawai
Mutasi Jabatan pada dasarnya merupakan perpindahan tugas
jabatan dalam rangka kepentingan Perusahaan sebagai upaya pembinaan
peningkatan produktivitas dan etos kerja. Bentuk Mutasi dibagi dalam 6
jenis :
a) Promosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan dari
kelas jabatan yang lebih tinggi dari kelas jabatan sebelumnya.
b) Rotasi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan yang
setingkat atau dalam kelas jabatan yang sama.
c) Demosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan ke
kelas jabatan yang lebih rendah dari kelas jabatan
sebelumnya.
d) Detasering, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan
yang bersifat sementara di luar tempat kedudukannya untuk
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dengan tidak
merubah nama dan kelas jabatan pegawai yang bersangkutan.
e) Alih tugas pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan
dengan status dipekerjakan, diperbantukan atau ditugaskan di
luar Perusahaan.
52
f) Orientasi kerja merupakan perpindahan sementara calon
pegawai baru ke cabang pelabuhan/ anak perusahaan/
perusahaan afiliasi dalam rangka melaksanakan tugas belajar
untuk waktu paling lama 2 tahun.
2. Pengadaan Pegawai (Recruitment)
Pengadaan pegawai adalah suatu proses pengumpulan sejumlah
pelamar yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
perusahaan, untuk dipekerjakan di dalam perusahaan (Malthis, 2001).
Hiring the Right People merupakan isu yang berada di urutan teratas
dalam proses manajemen SDM. Pengadaan pegawai merupakan pintu
awal bagi perusahaan untuk mampu melakukan seleksi terhadap sumber
daya manusia perusahaan yang berkualitas dan berkompetensi sehingga
mampu bekerja sesuai keinginan pihak manajemen perusahaan. Dari
hasil riset tersebut diperoleh gambaran, bahwa untuk mendapatkan orang
yang tepat bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu organisasi perlu
melakukan pemetaan (mapping) terhadap karyawan berdasarkan kinerja
dan potensinya serta mengembangkan talenta internal, yang diselaraskan
dengan kebutuhan.
Pelindo III mengakui pentingnya sumber daya manusia dalam
menciptakan kinerja perusahaan yang kuat dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, sejak beberapa tahun silam Perseroan ini telah aktif
merumuskan kembali kebijakan dan sistem sumber daya manusia agar
selaras dengan strategi besar dan tujuan Perusahaan. Untuk Pelindo III,
orang selalu menjadi prioritas utama. Karyawan dapat dilihat sebagai
modal manusia, menyiratkan bahwa karyawan Pelindo III memiliki
potensial pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan kerja yang dapat
mendukung produktivitas Perusahaan. Untuk menjadi modal berharga
dengan kontribusi yang kuat pada organisasi, setiap karyawan harus
memiliki semangat kerja yang sehat dan karenanya akan cukup kompeten
serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
53
Pengadaan pegawai SDM Pelindo III dilakukan melalui
pengadaan internal dan eksternal. Pengadaan pegawai internal dilakukan
dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki melalui sinergi
di jajaran Pelindo III agar tercapai efisiensi biaya pergantian karyawan
dan didapatkan kandidat terbaik sesuai keperluan serta secara bersamaan
memfasilitasi pengembangan karir bagi karyawan yang ada. Pengadaan
pegawai eksternal difokuskan pada perekrutan karyawan profesional
untuk mengisi posisi-posisi yang kompetensi belum dimiliki oleh
karyawan eksisting, serta recruit fresh graduate dengan tujuan untuk
mengisi posisi yang ditinggal karyawan karena pensiun, memperbaiki
komposisi karyawan dari sisi pendidikan, usia dan stream (fungsi
perusahaan).
3. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Definisi Pendidikan dan Pelatihan yang disingkat Diklat adalah
Proses penyelenggaraan belajar dan mengajar dalam rangka
meningkatkan kualitas kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan
pembentukan sikap mental pegawai.
Pelaksanaan diklat pada Pelindo III tidak sekedar mengikutkan
pegawai ke sebuah pelatihan namun juga terdapat pengukuran yang
sistematis serta terencana. Diklat- diklat yang diselenggarakan Pelindo III
tidak hanya didalam negeri namun juga hingga keluar negeri tujuannya
tidak lain adalah mendidik dan membangun SDM yang kompeten. Selain
keluar negeri diklat-diklat yang diselenggarakan tidak hanya mengenai
teknis kepelabuhanan. Pelindo III juga mengadakan diklat – diklat untuk
unit – unit kerja yang ada dilingkungan Pelindo III. Program diklat PT.
Pelindo III diantaranya sebagai berikut :
a) Program Diklat S2 Luar Negeri.
b) Program Diklat Manajerial, adalah pendidikan dan pelatihan
yang diberikan kepada pegawai sebagai syarat sebelum
menduduki jabatan tertentu.
54
c) Diklat Bidang Substansial, adalah diklat untuk meningkatkan
kompetensi, keterampilan, atau keahlian di bidang teknis
tertentu dalam upaya peningkatan kinerja.
d) Diklat Pengenalan Perusahaan dan Pembentukan Karakter,
adalah pendidikan dan pelatihan yang diperuntukan kepada
pelamar lulus seleksi sebelum menjalani masa percobaan di
Pelindo III.
4. Penggajian Pegawai
Rumus perhitungan penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi
dengan besaran maksimum berdasarkan Keputusan RUPS dan peraturan
Menteri BUMN adalah sebagai berikut:
a) Komisaris Utama mendapatkan 45% dari gaji Direktur Utama
dan Anggota Dewan Komisaris/anggota Dewan Pengawas
mendapatkan 90% dari Komisaris Utama, Direktur Utama
(100%).
b) Insentif Kerja, Direktur Utama sebesar 100%, anggota direksi
sebesar 90%, komisaris utama sebesar 40%, anggota
komisaris sebesar 36% dan dibagikan secara proposional
sesuai dengan masa bakti yang bersangkutan. Pajak
penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima dan
tidak boleh dibebankan sebagai biaya perseroan. Dan dapat
diberikan tambahan Penghargaan Jangka Panjang.
Untuk posisi atau jabatan lain, golongan dan tingkat pendidikan
seorang pegawai mempengaruhi besaran gaji yang diterima oleh pegawai
itu sendiri.
55
I. Kinerja
1. Jumlah Pegawai
Pelindo III memiliki pegawai secara kompilasi per 31 Desember
2014 sebanyak 2.321 orang, dibandingkan dengan target dalam RKAP
2014 sebanyak 4.038 dan jika dibandingkan dengan posisi pegawai pada
tahun 2013 sebanyak 2.067 orang.
Tabel 3.1 Komposisi Pegawai Per Cabang PT. Pelindo III
Sumber : Annual Report PT. Pelindo III 2014
Berdasarkan sebaran pegawai Pelindo III bahwa jumlah pegawai
paling banyak terdapat pada Kantor Pusat, hal ini dikarenakan terdapat
pegawai yang dipekerjakan dan diperbantukan di anak perusahaan. Dan
untuk pegawai operasi, baik operasi langsung, operasi tak langsung dan
penunjang operasi, paling banyak terdapat di cabang Tanjung Perak yang
merupakan salah satu cabang terbesar Pelindo III.
56
Tabel 3.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi 2014 telah melebihi
dari target RKAP 2014 yang telah ditetapkan. Dari data tersebut sebagian
besar pegawai Pelindo III memiliki pendidikan SLTA/SMK tampak pada
diagram sebesar 47% dari pegawai Pelindo III. Hal ini dikarenakan
persyaratan pegawai fungsional khususnya operator adalah pendidikan
SLTA.
Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014
Komposisi pegawai berdasarkan usia menunjukan pegawai
Pelindo III paling banyak berada di bawah usia 30 tahun, terbanyak
kedua berada di usia 31 – 35 tahun kemudian pada usia 36 – 40 tahun.
Hal ini menunjukkan pegawai Pelindo III sebagian besar masih berada
pada usia produktif.
57
2. Jam Kerja Setiap pegawai yang bekerja di PT. Pelindo III Surabaya harus
mentaati jam kerja yang berlaku di lingkungan perusahaan, yaitu sebagai berikut :
a) Jam masuk kerja di PT. Pelindo III Surabaya yang dimulai pada pukul 08.00 WIB
b) Jam Istirahat dimulai dari pukul 12.00 WIB dan selesai pada pukul 13.00 WIB.
c) Jam pulang pukul 17.00 WIB.
3. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja Pegawai Pelindo III menggunakan Sistem
Manajemen Kinerja Individu (SMKI) sesuai dengan peraturan direksi
nomor PeR.16.1/KP.0302/P.III-2012 tanggal 1 Pebruari 2012 tentang
Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI).
Penilaian kinerja pegawai dilakukan menggunakan aplikasi online
www.smki.pp3.co.id dan telah dilakukan melalui online sejak tahun
2012. Hal ini dilakukan agar penilaian kinerja pegawai menjadi lebih
efisien dalam waktu dan biaya. Penilaian kinerja pegawai dibagi dalam 4
tahap: Perencanaan, pemantauan, penilaian, dan penghargaan dan
hukuman. Penanggung jawab penilaian kinerja pegawai ini adalah sub
direktorat Kinerja SDM dan Kesejahteraan, dibawah Asisten Senior
Manager Kinerja SDM dan Administrasi.
Hasil dari penilaian kinerja pegawai dapat digunakan dalam
proses managemen Sumber Daya Manusia di Pelindo III seperti menjadi
salah satu data pertimbangan promosi pegawai, usulan peserta ibadah
keagamaan, kenaikan periodik, perhitungan bonus pegawai, dan data
talent managemen.
4. Reward and Punishment
Reward yang diperuntukkan kepada pegawai PT. Pelindo III
diwujudkan dalam bentuk kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan pegawai
merupakan balas jasa baik dalam bentuk materi maupun non materi yang
58
diberikan perusahaan kepada pegawai selama masa pengabdiannya
ataupun setelah berhenti karena pensiun dengan tujuan untuk
memberikan semangat atau dorongan kerja kepada pegawai.
Kesejahteraan pegawai yang diberikan oleh Pelindo III meliputi
penghasilan, tunjangan pendidikan, bonus tahunan, bantuan cuti tahunan,
tunjangan hari raya, asuransi kesehatan dan lainnya.
Sedangkan punishment diberikan kepada pegawai yang
melanggar tata tertib perusahaan. Wujud punishment ringan seperti
penayangan nama seorang pegawai yang dikarenakan keterlambatan
masuk kerja. Berikutnya adalah pemberian surat peringatan jika
melanggar tata tertib perusahaan berulang kali. Yang terakhir adalah
pemberhentian kerja jika saja seorang pegawai PT. Pelindo III terkait
kasus yang dapat memberikan efek buruk pada citra perusahaan.
J. ISO (International Standar for Organization)
International Standar for Organization, atau lebih dikenal sebagai ISO,
adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk
pengukuran mutu organisasi. ISO memegang peranan penting dalam
mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara
global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen
mutunya. ISO yang diterapkan di PT. Pelindo III diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008)
PT. Pelindo III telah memperoleh Sertifikat penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 mengacu pada SNI ISO 90001:
2008 (E) dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi
Nasional nomor: 125/KEP/BSN/12/2008.
2) Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001: 2004)
PT Pelindo II telah memperoleh Setifikat penerapan Sistem
Manajemen Lingkunan ISO 14001: 2004 mengacu pada SNI 19-
59
14001-2005 dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi
Nasional nomor: 54/KEP/BSN/05/2002.
3) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: 05/PeR-MeN/1996 tentang SMK3.
4) Sistem Manajemen Pengaman Pelabuhan International / Ship and
Port Facility Security (ISPS Code)
Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan
Pelabuhan mengacu pada Amandemen Konvensi International
Safety of Live at Sea (SOLAS) 1974 Bab XI-2 tentang
International
Ship and Port Facility Security Code dan Keputusan Menteri
Perhubugan Nomor: KM. 33 Tahun 2003 tentang pemberlakuan
Amandemen SOLAS 1974 tentang ISPS Code diwilayah
Indonesia.
K. GCG (Tata Kelola Perusahaan)
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi hal
utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh Pelindo III dalam mengelola
perusahaan. Komitmen yang tinggi akan penerapan prinsip-prinsip GCG
berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perusahaan serta meningkatkan citra
perusahaan terlebih lagi Pelindo III telah mendapatkan kepercayaan investor
asing melalui global bond.
Implementasi GCG dilakukan pada setiap tingkatan dalam perusahaan
mulai dari organ utama GCG (Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Direksi) hingga seluruh pegawai disetiap unit kerja yang ada pada Pelindo III.
Penerapan GCG pada Pelindo III sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN
Nomor: PeR01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN dapat dilihat melalui hasil
pengukuran yang dilakukan secara internal atau eksternal.
60
Terdapat 6 (enam) aspek yang diukur yakni, Komitmen terhadap
penerapan Tata Kelola Secara Berkelanjutan, Pemegang saham dan RUPS,
Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan Transparansi dan
aspek lainnya.
Pelindo III (Persero) berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip
GCG yakni Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian
dan Kewajaran sebagai dasar peningkatan kinerja perusahaan. Seluruh Insan
Pelindo III mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen dan pegawai
memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG. Komitmen Pelindo
III dalam penerapan GCG diwujudkan melalui upaya secara terus menerus
melakukan pemutakhiran berbagai pedoman, prosedur operasi, manual sesuai
dengan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku, program
transformasi dan perkembangan perusahaan. Pemutakhiran ini dikuatkan
dengan dilaksanakan sosialisasi atas penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi
sebagai komitmen perusahaan untuk senantiasa mengingatkan seluruh
stakeholders betapa pentingnya implementasi GCG dalam setiap aktivitas
pekerjaan. Secara berkala, Pelindo III melakukan pengukuran implementasi
GCG yang dilakukan oleh pihak independen dan berkomitmen untuk
menindaklanjuti setiap rekomendasi perbaikan yang dihasilkan.
Dalam pengelolaan perusahaan, Direksi Pelindo III telah berupaya
untuk menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari system yang ada saat ini. Hal ini bertujuan agar prinsip-prinsip GCG
tersebut menjadi budaya sehingga bisa meningkatkan nilai dari perusahaan
secara global. Pelindo III telah melakukan berbagai inisiatif dalam
implementasi GCG, baik yang dilakukan secara mandiri maupun dibantu oleh
pihak independen dalam mencapai tata kelola perusahaan yang berkelanjutan.
Terdapat beberapa program yang sudah dilaksanakan oleh Pelindo III untuk
memperkuat implementasi GCG, diantaranya:
1) Pelaksanaan Self Assessment GCG
Self Assessment dilaksanakan oleh tim internal dengan dibantu
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagai Narasumber.
61
2) Revisi pedoman Etika dan Perilaku (Code of Conduct)
Melakukan review atas Pedoman etika dan Perilaku (Code of
Conduct) agar sesuai dengan perkembangan dunia bisnis
kepelabuhanan dan strategi perusahaan. Review Code of Conduct
juga didasarkan pada masukan BPKP Provinsi Jawa Timur dari
hasil Assessment GCG.
3) Program Pengendalian Gratifikasi
Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi di
lingkungan perusahaan, Pelindo III bekerjasama dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyusunan pedoman
Gratifikasi. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan
Pernyataan Komitmen Penerapan Pengendalian Gratifikasi oleh
Komisaris Utama, Direktur Utama dan Ketua Umum SPPI III
yang disaksikan oleh Direktur Gratifikasi KPK. Tindak lanjut dari
penandatangan komitmen tersebut adalah dilakukannya workshop
penyusunan aturan gratifikasi dan Unit Pengendalian Gratifikasi
(UPG) bekerjasama dengan KPK.
4) Ikut serta dalam CGPI Award
Pelindo III ikut serta dalam program pemeringkatan GCG, CGPI
(Corporate Governance Perception Index) Award yang
diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) bekerjasama dengan Majalah SwA.
L. Manajemen Resiko
Sistem Manajemen Resiko merupakan metode yang digunakan
manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan adanya
resiko, yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengelola semua resiko yang
mungkin timbul dari hal – hal penyebab potensi kerugian perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa penerapan manajemen resiko semakin
menjadi tuntutan, karena keberhasilannya menjadi faktor kunci sukses
pencapaian tujuan dan kemenangan persaingan di tingkat global. Penerapan
62
manajemen resiko dapat meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholder),
sekaligus memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder maupun
pengelola Perusahaan mengenai potensi peluang maupun kerugian. Dengan
demikian pengambil keputusan dan pembuat kebijakan internal memiliki
ketersediaan data dan informasi mengenai kinerja Perusahaan, sehingga
memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien.
Penerapan manajemen resiko di Pelindo III telah dimulai sejak
dikeluarkannya SK DIR PeR.11/PS.503/P.III-2007 tentang Kebijakan
Penerapan Manajemen Resiko. Sedangkan Pedoman Teknis Manajemen
Resiko telah ditetapkan sejak tahun 2010, sesuai dengan Peraturan Direksi
Nomor: PeR 15.1/PM.02/P. III-2010. Pedoman teknis tersebut meliputi
pelaksanaan teknis mulai dari penyusunan penilaian resiko hingga penilaian
investasi dan proyek yang selama ini merupakan sumber resiko potensial
yang harus dikelola oleh Pelindo III.
Resiko – resiko yang mungkin dihadapi oleh Pelindo III,
dikategorikan di dalam 5 jenis resiko sebagai berikut:
1) Resiko Stratejik
Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan hasil perusahaan maupun bersifat strategis
karena perusahaan melakukan transaksi strategis (investasi,
kerjasama usaha, pembuatan anak perusahaan, merger, akusisi,
divestasi, privatisasi, go public, likuidasi, aliansi strategis,
obligasi, dll) maupun potensi penyimpangan hasil karena adanya
proyek, pengadaan barang dan jasa yang disebabkan oleh faktor
internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. Selain itu
resiko stratejik dapat ditimbulkan akibat adanya pengambilan
keputusan dan/atau penerapan strategi yang tidak tepat atau
kegagalan perusahaan dalam merespon perubahan-perubahan
kondisi eksternal.
63
2) Resiko Operasional dan Proyek
Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan hasil dari resiko operasional yang meliputi
kegiatan adminitrasi dan pelayanan jasa-jasa kepelabuhanan,
kerjasama pelayanan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas &
peralatan pelabuhan serta sistem informasi komputer, yang antara
lain disebabkan adanya tidak memadahinya atau tidak cukupnya
sumber daya, kesalahan manusia, ketidaksiapan atau kegagalan
proses eksternal (front office), kegagalan sistem dan prosedur
eksternal serta kebijakan yang tidak berjalan, baik karena faktor
internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan, selain itu
resiko pengelolaan proyek yang disebabkan, tidak tercapainya
tingkat pengembalian maksimal atas investasi proyek, kegagalan
mengendalikan penyimpangan di dalam setiap tahapan proyek
yang mengakibatkan adanya keterlambatan proyek dan
kemahalan nilai akhir proyek, ketidakmaksimalan pemanfaatan
keluaran proyek infrastruktur dan properti lainnya.
3) Resiko Keuangan
Resiko kerugian yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil
dari transaksi dan instrumen keuangan (suku bunga, nilai tukar,
komoditas dan ekuitas) maupun dari pengelolaan keuangan
perusahaan (likuiditas, akuntansi, kredit dan pinjaman serta
permodalan, piutang dan pajak) yang disebabkan oleh faktor
internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan.
4) Resiko Legal
Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan hasil karena adanya permasalahan hukum,
ketiadaan atau kelemahan peraturan dan perundang-undangan
yang mendukung maupun potensi penyimpangan hasil karena
adanya kondisi dan situasi politik yang berkembang pada tingkat
64
lokal, regional maupun nasional yang disebabkan oleh faktor
internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan.
5) Resiko Reputasi
Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan reputasi atau nama baik perusahaan yang
antara lain disebabkan oleh penerimaan lingkungan eksternal
(stakeholder, masyarakat, dll) yang rendah, bahkan bisa terjadinya
penolakan, yang diantaranya dalam bentuk publikasi negatif,
persepsi negatif terhadap perusahaan maupun hubungan
komunikasi kelembagaan yang kurang harmonis, yang
disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal
perusahaan.
Proses-proses dalam pelaksanaan sistem manajemen resiko
di lingkungan Perusahaan yaitu:
1) Penetapan Konteks
Proses inti manajemen resiko harus ditempatkan di dalam
kerangka (konteks) sasaran/tujuan atau strategi perusahaan (bisa
dalam jangka pendek, menengah dan panjang).
2) Pengidentifikasian Resiko
Pengidentifikasian resiko merupakan suatu proses mengenali
peristiwa yang memiliki kemungkinan untuk terjadi dan dapat
berakibat mengganggu atau bahkan merugikan Perusahaan di
setiap unit kerja. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan konteks
sasaran yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan internal maupun eksternal serta memperhatikan
sumbersumber potensi resiko di lingkungan Perusahaan serta
penyebab resiko. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
rangka identifikasi resiko, antara lain :
• Wawancara
• Pelatihan penilaian resiko (workshop)
• Survei
65
• Audit dan inspeksi atau observasi lapangan
• Seminar
3) Penentuan Tingkat Akibat / Konsekuensi
Terhadap resiko – resiko yang telah teridentifikasi, selanjutnya
dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya tingkat
kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran / tujuan yang telah
ditetapkan berdasarkan kriteria pemeringkatan resiko.
4) Penentuan Tingkat Kemungkinan
Setelah diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat kerugian
yang ditimbulkan terhadap sasaran yang telah ditetapkan,
selanjutnya harus ditentukan besarnya tingkat kemungkinan
terjadinya, berdasarkan kriteria tingkat besarnya kemungkinan.
Pelaksanaan analisis untuk penentuan rating besarnya tingkat
kemungkinan terjadinya terhadap suatu risiko yang telah dikenali,
dapat menggunakan tipe analisis kualitatif dan atau tipe analisis
kuantitatif.
5) Pemeringkatan Resiko
Setelah dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya
tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran dan
besarnya tingkat kemungkinan yang terjadi, selanjutnya dapat
ditentukan tingkat eksposur dari suatu resiko yang telah
diidentifikasi dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Inherent risk (resiko bawaan) = kemungkinan x akibat.
Melalui pengelompokan resiko berdasarkan atas hasil identifikasi,
analisis, dan pengukuran dari resiko – resiko yang telah dikenali
atau diidentifikasi, maka dapat dibuat peta peringkat risiko yang
dihadapi oleh masing-masing unit kerja.
66
6) Proses Tanggapan dan Perlakuan atau Tindakan atas Resiko serta
Rencana Tindak Lanjut
Proses pemberian tanggapan atas resiko untuk menerima atau
tidak dapat menerima resiko serta proses perlakuan atau tindakan
atas resiko adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Mengidentifikasi pilihan perlakuan atau tindakan;
• Mempertimbangkan pilihan perlakuan atau tindakan;
• Melaksanakan penilaian resiko atas perkiraan sisa resiko bila
pilihan diterapkan;
• Memberikan tanggapan menerima atau tidak menerima
resiko.
7) Evaluasi Resiko
Resiko tidak selalu tetap namun bersifat dinamis, dimana resiko –
resiko baru dapat timbul dan prioritas resiko dapat berubah
sejalan dengan terjadinya perubahan faktor eksternal maupun
internal Perusahaan. Semua daftar resiko dari hasil penilaian
harus senantiasa dilakukan review oleh para pemilik resiko untuk
memperbaharui daftar resiko yang ada. Pelaksanaan review
dilakukan secara rutin setiap 3 (tiga) bulan sekali.
8) Pengungkapan Resiko
Semua daftar resiko (dari hasil penilaian) yang ditemukan dan
dikelola setiap unit kerja di lingkungan Perusahaan harus
senantiasa dikomunikasikan kepada para stakeholders dengan
tujuan untuk menyamakan persepsi dan asumsi. Dalam rangka
pengungkapan resiko kepada para stakeholders, materi yang akan
diungkapkan adalah potensi suatu resiko dan dalam
pelaksanaannya sekurang-kurangnya harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
• Merencanakan secara cermat dan melakukan evaluasi
atas pelaksanaan pengungkapan resiko sebelumnya;
67
• Menerima dan melibatkan para stakeholders sebagai
mitra;
• Melakukan uraian secara terbuka;
• Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak
lain;
• Menerangkan dengan jelas dan efektif.
9) Peninjauan Ulang dan Perbaikan Berkelanjutan
Pemilik risiko dalam unit kerja di lingkungan Perusahaan wajib
secara konsisten dan berkelanjutan melakukan penilaian dan
pengelolaan resiko serta pemantauan dan peninjauan ulang resiko
setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai dengan tugas dan fungsi serta
tanggung jawab dan wewenangnya masing – masing, hingga
semua resiko dapat diidentifikasi dan senantiasa diperbaharui
serta semua sisa resiko (residual risk) dari resiko – resiko yang
dikelolanya senantiasa berada pada rating tingkat resiko rendah.
M. Pengawasan
Dalam kegiatan pengawasan, PT. Pelindo III memiliki Satuan
Pengawasan Intern (SPI) merupakan bagian dari manajemen yang independen
dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu seluruh jajaran organisasi
perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan aktivitas operasional usahanya.
Dalam hubungannya dengan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit,
Satuan Pengawasan intern (SPI) harus memenuhi permintaan untuk
menyajikan data atau laporan kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite
Audit.
Satuan Pengawasan Intern Pelindo III merupakan pengawas (auditor)
internal Perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
68
N. CSR (Corporate Social Responsibility)
Tanggung jawab kepada masyarakat (CSR) merupakan bentuk
kontribusi perusahaan pada pembangunan nasional sekaligus peningkatan
kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Pelindo
III diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan (triple
tracks) yang telah dicanangkan pemerintah, yaitu: (1) pengurangan jumlah
pengangguran (pro-job) (2) pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor)
dan (3) peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap
masyarakat dan lingkungan dilaksanakan melalui Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL). Melalui PKBL, perusahaan berpartisipasi untuk
memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan
masyarakat dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan
untuk menciptakan pemerataan pembangunan.
Program Kemitraan merupakan program yang dicanangkan sebagai
wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap perkembangan
perekonomian, terutama bagi usaha kecil di lingkungan perusahaan. Program
Bina Lingkungan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perusahaan
terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan.
Program CSR terkait lingkungan hidup dilaksanakan guna
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat kegiatan operasional
perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa keberadaan perusahaan tidak terlepas
dari tanggung jawab terhadap adanya kesenjangan lingkungan sosial di
sekitar perusahaan beroperasi. Atas dasar tersebut perusahaan selalu berupaya
untuk membantu masayarakat agar bisa mengembangkan dirinya dan
diharapkan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PeR-
05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, Pelindo III melaksanakan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan, kegiatan perusahaan di bidang ini meliputi:
69
1) Perbaikan sarana ibadah, sarana dan prasarana umum
di seluruh cabang operasional perusahaan;
2) Pelatihan keterampilan untuk masyarakat kurang mampu;
3) Pemberian beasiswa untuk anak berprestasi serta
pengembangan sarana pendidikan;
4) Bantuan modal kerja kepada 349 mitra binaan dan dana hibah
yang dikeluarkan untuk pelatihan serta mengikutsertakan mitra
binaan di pameran agar produk mitra binaan dapat dikenal luas
serta memperluas pangsa pasar.