BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile · PDF file38 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A....

32
38 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile a) Nama Perusahaan : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) b) Bidang Usaha : Penyedia Jasa Fasilitas Kepelabuhanan c) Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara d) Alamat Kantor Pusat : Jl. Perak Timur No. 610 Surabaya 60165 Indonesia e) Alamat Kantor Perwakilan : Apartemen Mediteranie Palace Residence Tower C/OR/G, Blok A1 Kav. No. 2 Jl. Landas Pacu Utara Selatan, Jakarta Pusat 10630 Indonesia f) Telepon : Kantor Pusat (031) 3298631-37 Kantor Perwakilan (021) 30044591, 3004456 g) Faksimili : Kantor Pusat (031) 3295204, 3295207 Kantor Perwakilan (021) 30044567, 30044566 h) Layanan Informasi : T +62 (31) 3298631-7 F +62 (31) 3295204, 3295207 i) Homepage : www.pelindo.co.id j) Email : [email protected] k) Tanggal Berdiri : 1 Desember 1992 l) Tanggal Beroperasi : 1 Desember 1992 m) Dasar Hukum Pendirian : Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 n) Akta Pendirian : Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.5 Tanggal 1 Desember 1992 tentang Perubahan Perum jadi Perseroan o) Modal Dasar : Rp 3.200.000.000,-

Transcript of BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Company Profile · PDF file38 BAB III DESKRIPSI INSTANSI A....

38  

BAB III

DESKRIPSI INSTANSI

A. Company Profile

a) Nama Perusahaan : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

b) Bidang Usaha : Penyedia Jasa Fasilitas Kepelabuhanan

c) Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara

d) Alamat Kantor Pusat : Jl. Perak Timur No. 610 Surabaya 60165

Indonesia

e) Alamat Kantor Perwakilan : Apartemen Mediteranie Palace Residence

Tower C/OR/G, Blok A1 Kav. No. 2 Jl.

Landas Pacu Utara Selatan, Jakarta Pusat

10630 Indonesia

f) Telepon : Kantor Pusat (031) 3298631-37

Kantor Perwakilan (021) 30044591,

3004456

g) Faksimili : Kantor Pusat (031) 3295204, 3295207

Kantor Perwakilan (021) 30044567,

30044566

h) Layanan Informasi : T +62 (31) 3298631-7

F +62 (31) 3295204, 3295207

i) Homepage : www.pelindo.co.id

j) Email : [email protected]

k) Tanggal Berdiri : 1 Desember 1992

l) Tanggal Beroperasi : 1 Desember 1992

m) Dasar Hukum Pendirian : Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991

tanggal 19 Oktober 1991

n) Akta Pendirian : Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.5

Tanggal 1 Desember 1992 tentang

Perubahan Perum jadi Perseroan

o) Modal Dasar : Rp 3.200.000.000,-

39  

p) Modal Disetor : Rp 1.018.953.000,-

q) NPWP : 01.061000.4-093.000

r) TDP : 13.01.1.52.11421

s) SIUP : KP No.88 tahun 2011, tanggal 24

Desember 2014

t) Kantor Layanan : 1 Kantor Pusat 43 Kantor Cabang

Pelabuhan Kelas Utama, I, II dan III

u) Pemegang Saham : Republik Indonesia (100%)

B. Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Berikut ini penulis akan menjelaskan makna dari logo PT. Pelindo III

Surabaya secara jelas, yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1 Logo PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Sumber : Data dari www.pelindo.co.id

40  

Penggunaan logo Pelindo sesuai dengan Surat Keputusan Bersama

Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan I, I I, III, dan IV Nomor :

UM.48/49/PP.I-92; Nomor : HK.56/3/17/PP.II-92; Nomor :

607/KPTS.HH.293/PP.III-92; Nomor : KD.25 tahun 1992 tanggal 6

Nopember 1992 tentang Lambang dan Logo Perusahaan Umum Pelabuhan I,

II, III, IV. Jika diterjemahkan maka akan memiliki arti sebagai berikut :

a) Warna biru tua melambangkan laut, identitas kepelabuhanan

b) Garis putih mendatar (horizontal) melambangkan dermaga

pelabuhan, tempat untuk kapal bersandar dan tempat terjadinya

segala kegiatan kepelabuhanan terjadi.

c) Garis putih mendatar berjumlah 4 mencerminkan wilayah PT.

Pelindo yang terbagi menjadi Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III,

dan Pelindo IV.

d) Garis biru diantara garis putih menggambarkan kolam pelabuhan

yang digunakan sebagai tempat menunggu untuk kapal – kapal

yang akan bersandar di dermaga.

C. Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Sebelum tahun 1960 keberadaan pelabuhan di Indonesia telah ada

sejak jaman kerajaan Hindu-Budha menguasai Nusantara. Peranan pelabuhan

saat itu sangat penting sebagai jalur perdagangan antar daerah maupun antar

benua. Tercatat saudagar dari Tiongkok, India, Arab, dan negara-negara

lainnya pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, hingga pada akhirnya

pada tahun 1596, Belanda pertama kali datang melalui Pelabuhan Banten di

bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada masa kolonial Belanda

pengelolaan pelabuhan di bawah koordinasi Department Van Scheepvaart

yang bertugas untuk memberikan layanan jasa kepelabuhan dan dilaksanakan

oleh Havenbedrijf. Pada tahun 1952 bentuk perusahaan berubah menjadi

Jawatan Pelabuhan hingga tahun 1959.

Cikal bakal Pelindo 3 bermula pada tahun 1960 saat pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.

41  

19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pasca terbitnya Perpu No. 19

Tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia kala itu menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 115 – 122 Tahun 1961 dimana masing-masing peraturan

tersebut berisi tentang Pendirian Perusahaan Pelabuhan Negara (PN)

Pelabuhan Daerah I-VIII, dimana Pelabuhan Belawan sebagai pusat PN

Pelabuhan Daerah I, Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pusat PN Pelabuhan

Daerah II, Pelabuhan Palembang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah III,

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah IV, Pelabuhan

Semarang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah V, Pelabuhan Surabaya

sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VI, Pelabuhan Banjarmasin sebagai

pusat PN Pelabuhan Daerah VII, dan Pelabuhan Makassar sebagai pusat PN

Pelabuhan Daerah VIII.

Pengelolaan Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I-VIII bertahan

hingga tahun 1969 seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.

18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-perusahaan Negara

Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan

Pelabuhan.

Pada tahun 1983 pengelolaan pelabuhan kembali berubah. Perusahaan

Pelabuhan Daerah I-VIII dilebur menjadi empat wilayah pelabuhan dengan

nama Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I-IV. Perum Pelabuhan III

terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983 tentang

Perusahaan Umum Pelabuhan III dengan kantor pusat berkedudukan di

Surabaya. Perum Pelabuhan III mengelola 36 pelabuhan yang tersebar di 9

(sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, dan Kalimantan Timur.

Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19

Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)

Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali mengubah

status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT. Pelabuhan Indonesia

III (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Pelindo 3 mengelola

42  

33 pelabuhan di 8 (delapan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan

Tengah, dan Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi perusahaan

perseroan dicatatkan di hadapan Notaris Imas Fatimah S.H. pada tanggal 1

Desember 1992. Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai hari

jadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kini, Pelindo 3 mengelola 43

pelabuhan di bawah kendali 16 kantor cabang di 7 (tujuh) provinsi di

Indonesia.

D. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III memiliki visi

menjadi pelaku penyediaan jasa kepelabuhanan yang prima, berkomitmen

memacu integrasi logistik nasional.

Maksudnya adalah Pelindo III ingin menjadi perusahaan pelaku

penyedia jasa pelabuhan yang prima. Prima yang dimaksud adalah dengan

menjadikan Pelindo III sebagai perusahaan yang menggunakan prinsip –

prinsip manajemen modern yang diakui secara global, yang antara lain

Malcolm Baldrige Criteria For Performance excellence, yang lazim

dikenal dengan KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul); prinsip GCG

(Good Corporate Governance); sistem manajemen terintegrasi ISO 9001,

14001 dan SMK3; sistem pengukuran kinerja menggunakan BSC

(Balanced Scorecard); prinsip supply chain management yang terintegrasi

serta penyederhanaan bisnis proses yang dilakukan secara

berkesinambungan. Pelindo III juga ingin menjadi penyedia jasa yang

berkomitmen memacu integrasi logistik nasional.

Ini berarti Pelindo III memiliki komitmen untuk melakukan

perbaikan secara terus – menerus (continues improvement) melalui

penggunaan teknologi tepat guna dan bekerja sama dengan berbagai

instansi terkait untuk meningkatkan distribusi logistik nasional.

43  

2. Misi Perusahaan

Dalam menjalankan usahanya, PT. Pelindo III mengemban misi

sebagai berikut :

1) Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui

standar yang berlaku secara konsisten. Misi ini mengandung

makna bahwa produk utama Pelindo III adalah jasa

kepelabuhanan. Jasa kepelabuhanan Pelindo III harus

memenuhi kualitas jasa yang dikehendaki oleh pelanggan,

dan sesuai dengan standar jasa kepelabuhanan nasional dan

internasional. Pemenuhan kualitas jasa ini dilakukan dengan

cara selalu mendengarkan keinginan pelanggan, kecepatan

penanganan keluhan, kemudahan pembayaran, dan

sebagainya. Pelayanan yang prima akan membuat pelanggan

merasakan manfaat yang tinggi dari Pelindo III.

2) Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui

biaya logistik yang kompetitif. Misi ini mengandung makna

bahwa Pelindo III selalu melakukan berbagai upaya efisiensi

biaya guna menekan biaya logistik. Dengan biaya logistik

yang kompetitif, diharapkan industri kepelabuhanan nasional

dapat tumbuh dan bersaing, baik secara regional maupun

internasional.

3) Memenuhi harapan semua stakeholders melalui prinsip

kesetaraan dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Misi

ini mengandung makna bahwa Pelindo III diharapkan dapat

meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya kinerja

finansial, sesuai dengan harapan stakeholders. Upaya

peningkatan kinerja ini dilaksanakan menggunakan prinsip –

prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dimana

stakeholders berperan aktif sebagai fungsi kontrol.

44  

4) Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar

arus perdagangan. Misi ini mengandung makna bahwa

Pelindo III ingin meningkatkan usaha kepelabuhanan yang

berorientasi kepada perdagangan internasional. Dengan

memperlancar distribusi barang baik ke dalam maupun ke

luar negeri, Pelindo III dapat meningkatkan pendapatan yang

secara langsung berkontribusi dalam perolehan devisa negara.

45  

E. Struktur Organisasi PT. Pelindo III

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Pelindo III

Sumber : Data dari www.pelindo.co.id

46  

F. Job Description

Sesuai dengan struktur organisasi PT. Pelindo III, penulis akan

menjelaskan tugas masing – masing bagian adalah sebagai berikut :

a) Direktur Utama yang memiliki tugas membuat kebijakan umum

perusahaan, pengambil keputusan strategis perusahaan dan

sebagai koordinator Direksi.

b) Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis bertugas

melaksanakan pembinaan dalam kegiatan pelayanan jasa kapal,

barang, terminal, rupa – rupa usaha, manajemen risiko dan mutu,

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan, ISPS

(International Ship and Port Security) Code, peningkatan dan

kerjasama usaha, serta manajemen properti.

c) Direktur Teknik dan Teknologi Informasi bertugas melaksanakan

pembinaan dalam kegiatan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas

dan kolam pelabuhan, investasi, studi kelayakan, bangunan

pelabuhan, bangunan sipil, pengembangan teknologi informasi

aplikasi dan perangkat keras.

d) Direktur SDM dan Umum bertugas melaksanakan pembinaan

dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan SDM, sistem

kepegawaian dan organisasi, kesejahteraan, Administrasi

kepegawaian, penilaian kinerja pegawai, umum, pengelolaan

Kantor Pusat.

e) Direktur Keuangan bertugas melaksanakan pembinaan dalam

kegiatan keuangan perusahaan, meliputi akuntansi manajemen,

akuntansi keuangan, hutang piutang, asset perusahaan, dan

pembinaan anak perusahaan.

f) Senior Manager bertugas mengelola dan mengontrol Sub

Direktorat yang berada dibawah masing – masing Direktorat.

g) Kepala Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu seluruh

jajaran organisasi perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan

47  

aktivitas operasional usahanya dan menyajikan data atau laporan

kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit.

h) Sekretaris Perusahaan bertugas membantu tugas Direksi, yaitu

sebagai liaison officer (public relation/corporate communication),

institution relations, GCG implementation, monitoring

pencapaian Key Performance Indicator (KPI), monitoring

pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) serta

administrasi dokumen kebijakan dan notulensi rapat Direksi.

i) Kepala Biro Perencanaan Strategis dan Kinerja Perusahaan

bertugas melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi

strategik korporat, meliputi masterplan perusahaan, rencana

bisnis, penelitian dan pengembangan, kajian perencanaan dan

pengembangan perusahaan, penganggaran jangka panjang, studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), monitoring

Rencana Kerja Manajemen Korporat, pengelolaan dan

pengendalian Key Performance Indicator (KPI) korporat.

j) Kepala Biro Hukum bertugas melaksanakan kegiatan menangani

urusan – urusan perusahaan yang berkaitan dengan aspek legal,

bantuan hukum, perikatan, menyusun kodifikasi peraturan dan

perundangan, serta memberikan pendapat hukum.

G. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan Pelindo III mengemban misi untuk mendukung

terciptanya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan

berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif

kepada segenap pemangku kepentingan.

Sekretaris Perusahaan memberikan laporan secara berkala mengenai

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direksi serta pelaksanaan

tugas-tugas lainnya dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Direksi.

Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan didukung oleh 22 (dua

puluh dua) personel dengan kualitas dan kompetensi yang telah memenuhi

48  

persyaratan dalam Job Profile Sekretaris Perusahaan. Tugas Sekretaris

Perusahaan, adalah sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan

pengendalian kegiatan unit kerja Sekretaris Perusahaan.

2) Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi kehumasan

secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra

perusahaan antara lain melalui pengelolaan website, penerbitan

Annual Report, company profile dan publikasi lain serta

penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan

administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris

termasuk keprotokoleran Direksi dan Dewan Komisaris.

3) Penyusunan sistem dan prosedur kegiatan serta pembinaan teknis

fungsi kehumasan secara korporasi termasuk publikasi dan

pembentukan citra perusahaan, penyelenggaraan hubungan antar

lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan

Dewan Komisaris.

4) Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan

secara korporasi pada setiap Pelabuhan di wilayah kerja

Perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi

karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang

kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan.

5) Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun

unit-unit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi kehumasan

dan hubungan antar lembaga serta praktik Good Corporate

Governance (GCG) di wilayah kerja Perusahaan.

6) Tugas lainnya dari Sekretaris Perusahaan adalah sebagai juru

bicara korporat, memantau pelaksanaan Board Manual dan

memantau kepatuhan korporat terhadap peraturan peraturan yang

berlaku.

49  

Secara detail tugas Sekretaris Perusahaan adalah merencanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:

1) Pelaksanaan program kerja di bidang hubungan masyarakat dan

hubungan internasional termasuk kegiatan pembentukan citra

perusahaan yang positif.

2) Pelaksanaan seleksi dan rekomendasi jenis informasi perusahaan

yang relevan bagi media massa, termasuk kegiatan press release.

3) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan laporan Company

Profile, dan brosur-brosur perusahaan untuk kegiatan promosi

perusahaan.

4) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal, bahan dan

materi, notulen rapat yang berkaitan dengan Rapat Umum

Pemegang Saham, Rapat Direksi, dengan Dewan Komisaris,

dengan Komite Audit dan komite

lainnya, maupun yang bersifat luar biasa,dengan pihak

kelembagaan atau instansi eksternal terkait lainnya.

5) Pelaksanaan pengelolaan, monitoring, pengawasan, evaluasi dan

pelaporan serta pengadministrasian Tata Kelola Perusahaan yang

baik di lingkungan perusahaan.

6) Pelaksanaan penyiapan dan penyusunan jadwal pertemuan

Direksi dengan para pemegang saham, dan para komisaris anak

perusahaan, dengan kelembagaan serta pertemuan dengan pihak

eksternal terkait lainnya.

7) Membantu Direksi dan manajemen dalam menjawab pertanyaan

pemegang saham.

8) Mengatur dan mendukung persiapan dan distribusi laporan

kepada pemegang saham.

50  

9) Memastikan bahwa catatan dan dokumen korporasi disimpan dan

dilindungi serta selalu mengikuti perkembangan, serta dapat

diakses sesuai otoritas yang berlaku.

10) Pelaksanaan pengelolaan kegiatan ketatausahaan Direksi.

11) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian kegiatan protokoler

dan kerumahtanggaan Direksi.

12) Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian program bina

lingkungan (Corporate Social Responsibility).

13) Pelaksanaan pembinaan terhadap para Sekretaris Direksi.

14) Mendampingi Direksi dalam tugas-tugas pertemuan dengan

lembaga / instansi yang terkait.

15) Pembinaan program kerja bidang Sekretaris Perusahaan pada

cabang dan unit.

16) Pelaksanaan penyusunan laporan rencana dan realisasi

anggaran di bidang Sekretaris Perusahaan.

17) Mengkoordinasikan kompilasi tindak lanjut hasil temuan

pemeriksaan internal maupun eksternal dan permasalahan yang

terkait implementasi kebijakan serta strategi di bidang Sekretaris

Perusahaan.

18) Pelaksanaan assesment risiko (indentifikasi, analisa dan evaluasi,

penyusunan peringkat risiko serta pengungkapan risiko) dan

mengelola risiko dibidangnya.

19) Pelaksanaan penyiapan rencana Rapat Tinjauan Manajemen

(RTM) dibidangnya secara berkala.

20) Pelaksanaan penerapan system informasi manajemen yang terkait

di lingkungan kerjanya.

21) Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan di tingkat

nasional, maupun internasional.

22) Memantau dan updating data portal BUMN bersama tim IT.

23) Membina Kantor Perwakilan Jakarta sehingga efisien,

efektif, dan optimal.

51  

H. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia menjadi salah satu hal penting

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dana yang tersedia, teknologi yang

canggih, material yang berlimpah tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh

sumber daya manusia yang mampu memberikan nilai tambah sumber daya

lainnya. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia dilakukan secara

efisien guna mencapai prestasi kerja yang diinginkan perusahaan.

Dalam proses pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, PT.

Pelindo III memiliki program manajemen sumber daya manusia sebagai

berikut :

1. Karir Pegawai

Mutasi Jabatan pada dasarnya merupakan perpindahan tugas

jabatan dalam rangka kepentingan Perusahaan sebagai upaya pembinaan

peningkatan produktivitas dan etos kerja. Bentuk Mutasi dibagi dalam 6

jenis :

a) Promosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan dari

kelas jabatan yang lebih tinggi dari kelas jabatan sebelumnya.

b) Rotasi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan yang

setingkat atau dalam kelas jabatan yang sama.

c) Demosi, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan ke

kelas jabatan yang lebih rendah dari kelas jabatan

sebelumnya.

d) Detasering, pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan

yang bersifat sementara di luar tempat kedudukannya untuk

jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dengan tidak

merubah nama dan kelas jabatan pegawai yang bersangkutan.

e) Alih tugas pada dasarnya merupakan perpindahan jabatan

dengan status dipekerjakan, diperbantukan atau ditugaskan di

luar Perusahaan.

52  

f) Orientasi kerja merupakan perpindahan sementara calon

pegawai baru ke cabang pelabuhan/ anak perusahaan/

perusahaan afiliasi dalam rangka melaksanakan tugas belajar

untuk waktu paling lama 2 tahun.

2. Pengadaan Pegawai (Recruitment)

Pengadaan pegawai adalah suatu proses pengumpulan sejumlah

pelamar yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan

perusahaan, untuk dipekerjakan di dalam perusahaan (Malthis, 2001).

Hiring the Right People merupakan isu yang berada di urutan teratas

dalam proses manajemen SDM. Pengadaan pegawai merupakan pintu

awal bagi perusahaan untuk mampu melakukan seleksi terhadap sumber

daya manusia perusahaan yang berkualitas dan berkompetensi sehingga

mampu bekerja sesuai keinginan pihak manajemen perusahaan. Dari

hasil riset tersebut diperoleh gambaran, bahwa untuk mendapatkan orang

yang tepat bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu organisasi perlu

melakukan pemetaan (mapping) terhadap karyawan berdasarkan kinerja

dan potensinya serta mengembangkan talenta internal, yang diselaraskan

dengan kebutuhan.

Pelindo III mengakui pentingnya sumber daya manusia dalam

menciptakan kinerja perusahaan yang kuat dan berkelanjutan. Oleh

karena itu, sejak beberapa tahun silam Perseroan ini telah aktif

merumuskan kembali kebijakan dan sistem sumber daya manusia agar

selaras dengan strategi besar dan tujuan Perusahaan. Untuk Pelindo III,

orang selalu menjadi prioritas utama. Karyawan dapat dilihat sebagai

modal manusia, menyiratkan bahwa karyawan Pelindo III memiliki

potensial pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan kerja yang dapat

mendukung produktivitas Perusahaan. Untuk menjadi modal berharga

dengan kontribusi yang kuat pada organisasi, setiap karyawan harus

memiliki semangat kerja yang sehat dan karenanya akan cukup kompeten

serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

53  

Pengadaan pegawai SDM Pelindo III dilakukan melalui

pengadaan internal dan eksternal. Pengadaan pegawai internal dilakukan

dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki melalui sinergi

di jajaran Pelindo III agar tercapai efisiensi biaya pergantian karyawan

dan didapatkan kandidat terbaik sesuai keperluan serta secara bersamaan

memfasilitasi pengembangan karir bagi karyawan yang ada. Pengadaan

pegawai eksternal difokuskan pada perekrutan karyawan profesional

untuk mengisi posisi-posisi yang kompetensi belum dimiliki oleh

karyawan eksisting, serta recruit fresh graduate dengan tujuan untuk

mengisi posisi yang ditinggal karyawan karena pensiun, memperbaiki

komposisi karyawan dari sisi pendidikan, usia dan stream (fungsi

perusahaan).

3. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Definisi Pendidikan dan Pelatihan yang disingkat Diklat adalah

Proses penyelenggaraan belajar dan mengajar dalam rangka

meningkatkan kualitas kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan

pembentukan sikap mental pegawai.

Pelaksanaan diklat pada Pelindo III tidak sekedar mengikutkan

pegawai ke sebuah pelatihan namun juga terdapat pengukuran yang

sistematis serta terencana. Diklat- diklat yang diselenggarakan Pelindo III

tidak hanya didalam negeri namun juga hingga keluar negeri tujuannya

tidak lain adalah mendidik dan membangun SDM yang kompeten. Selain

keluar negeri diklat-diklat yang diselenggarakan tidak hanya mengenai

teknis kepelabuhanan. Pelindo III juga mengadakan diklat – diklat untuk

unit – unit kerja yang ada dilingkungan Pelindo III. Program diklat PT.

Pelindo III diantaranya sebagai berikut :

a) Program Diklat S2 Luar Negeri.

b) Program Diklat Manajerial, adalah pendidikan dan pelatihan

yang diberikan kepada pegawai sebagai syarat sebelum

menduduki jabatan tertentu.

54  

c) Diklat Bidang Substansial, adalah diklat untuk meningkatkan

kompetensi, keterampilan, atau keahlian di bidang teknis

tertentu dalam upaya peningkatan kinerja.

d) Diklat Pengenalan Perusahaan dan Pembentukan Karakter,

adalah pendidikan dan pelatihan yang diperuntukan kepada

pelamar lulus seleksi sebelum menjalani masa percobaan di

Pelindo III.

4. Penggajian Pegawai

Rumus perhitungan penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi

dengan besaran maksimum berdasarkan Keputusan RUPS dan peraturan

Menteri BUMN adalah sebagai berikut:

a) Komisaris Utama mendapatkan 45% dari gaji Direktur Utama

dan Anggota Dewan Komisaris/anggota Dewan Pengawas

mendapatkan 90% dari Komisaris Utama, Direktur Utama

(100%).

b) Insentif Kerja, Direktur Utama sebesar 100%, anggota direksi

sebesar 90%, komisaris utama sebesar 40%, anggota

komisaris sebesar 36% dan dibagikan secara proposional

sesuai dengan masa bakti yang bersangkutan. Pajak

penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima dan

tidak boleh dibebankan sebagai biaya perseroan. Dan dapat

diberikan tambahan Penghargaan Jangka Panjang.

Untuk posisi atau jabatan lain, golongan dan tingkat pendidikan

seorang pegawai mempengaruhi besaran gaji yang diterima oleh pegawai

itu sendiri.

55  

I. Kinerja

1. Jumlah Pegawai

Pelindo III memiliki pegawai secara kompilasi per 31 Desember

2014 sebanyak 2.321 orang, dibandingkan dengan target dalam RKAP

2014 sebanyak 4.038 dan jika dibandingkan dengan posisi pegawai pada

tahun 2013 sebanyak 2.067 orang.

Tabel 3.1 Komposisi Pegawai Per Cabang PT. Pelindo III

 

Sumber : Annual Report PT. Pelindo III 2014

Berdasarkan sebaran pegawai Pelindo III bahwa jumlah pegawai

paling banyak terdapat pada Kantor Pusat, hal ini dikarenakan terdapat

pegawai yang dipekerjakan dan diperbantukan di anak perusahaan. Dan

untuk pegawai operasi, baik operasi langsung, operasi tak langsung dan

penunjang operasi, paling banyak terdapat di cabang Tanjung Perak yang

merupakan salah satu cabang terbesar Pelindo III.

56  

Tabel 3.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi 2014 telah melebihi

dari target RKAP 2014 yang telah ditetapkan. Dari data tersebut sebagian

besar pegawai Pelindo III memiliki pendidikan SLTA/SMK tampak pada

diagram sebesar 47% dari pegawai Pelindo III. Hal ini dikarenakan

persyaratan pegawai fungsional khususnya operator adalah pendidikan

SLTA.

Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia

Sumber : Annual Report PT. Pelindo III Tahun 2014

Komposisi pegawai berdasarkan usia menunjukan pegawai

Pelindo III paling banyak berada di bawah usia 30 tahun, terbanyak

kedua berada di usia 31 – 35 tahun kemudian pada usia 36 – 40 tahun.

Hal ini menunjukkan pegawai Pelindo III sebagian besar masih berada

pada usia produktif.

57  

2. Jam Kerja Setiap pegawai yang bekerja di PT. Pelindo III Surabaya harus

mentaati jam kerja yang berlaku di lingkungan perusahaan, yaitu sebagai berikut :

a) Jam masuk kerja di PT. Pelindo III Surabaya yang dimulai pada pukul 08.00 WIB

b) Jam Istirahat dimulai dari pukul 12.00 WIB dan selesai pada pukul 13.00 WIB.

c) Jam pulang pukul 17.00 WIB.

3. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja Pegawai Pelindo III menggunakan Sistem

Manajemen Kinerja Individu (SMKI) sesuai dengan peraturan direksi

nomor PeR.16.1/KP.0302/P.III-2012 tanggal 1 Pebruari 2012 tentang

Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI).

Penilaian kinerja pegawai dilakukan menggunakan aplikasi online

www.smki.pp3.co.id dan telah dilakukan melalui online sejak tahun

2012. Hal ini dilakukan agar penilaian kinerja pegawai menjadi lebih

efisien dalam waktu dan biaya. Penilaian kinerja pegawai dibagi dalam 4

tahap: Perencanaan, pemantauan, penilaian, dan penghargaan dan

hukuman. Penanggung jawab penilaian kinerja pegawai ini adalah sub

direktorat Kinerja SDM dan Kesejahteraan, dibawah Asisten Senior

Manager Kinerja SDM dan Administrasi.

Hasil dari penilaian kinerja pegawai dapat digunakan dalam

proses managemen Sumber Daya Manusia di Pelindo III seperti menjadi

salah satu data pertimbangan promosi pegawai, usulan peserta ibadah

keagamaan, kenaikan periodik, perhitungan bonus pegawai, dan data

talent managemen.

4. Reward and Punishment

Reward yang diperuntukkan kepada pegawai PT. Pelindo III

diwujudkan dalam bentuk kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan pegawai

merupakan balas jasa baik dalam bentuk materi maupun non materi yang

58  

diberikan perusahaan kepada pegawai selama masa pengabdiannya

ataupun setelah berhenti karena pensiun dengan tujuan untuk

memberikan semangat atau dorongan kerja kepada pegawai.

Kesejahteraan pegawai yang diberikan oleh Pelindo III meliputi

penghasilan, tunjangan pendidikan, bonus tahunan, bantuan cuti tahunan,

tunjangan hari raya, asuransi kesehatan dan lainnya.

Sedangkan punishment diberikan kepada pegawai yang

melanggar tata tertib perusahaan. Wujud punishment ringan seperti

penayangan nama seorang pegawai yang dikarenakan keterlambatan

masuk kerja. Berikutnya adalah pemberian surat peringatan jika

melanggar tata tertib perusahaan berulang kali. Yang terakhir adalah

pemberhentian kerja jika saja seorang pegawai PT. Pelindo III terkait

kasus yang dapat memberikan efek buruk pada citra perusahaan.

J. ISO (International Standar for Organization)

International Standar for Organization, atau lebih dikenal sebagai ISO,

adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk

pengukuran mutu organisasi. ISO memegang peranan penting dalam

mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara

global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen

mutunya. ISO yang diterapkan di PT. Pelindo III diantaranya adalah sebagai

berikut :

1) Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008)

PT. Pelindo III telah memperoleh Sertifikat penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 mengacu pada SNI ISO 90001:

2008 (E) dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi

Nasional nomor: 125/KEP/BSN/12/2008.

2) Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001: 2004)

PT Pelindo II telah memperoleh Setifikat penerapan Sistem

Manajemen Lingkunan ISO 14001: 2004 mengacu pada SNI 19-

59  

14001-2005 dan sesuai SK penetapan dari Badan Standarisasi

Nasional nomor: 54/KEP/BSN/05/2002.

3) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengacu pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor: 05/PeR-MeN/1996 tentang SMK3.

4) Sistem Manajemen Pengaman Pelabuhan International / Ship and

Port Facility Security (ISPS Code)

Pelindo III telah menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan

Pelabuhan mengacu pada Amandemen Konvensi International

Safety of Live at Sea (SOLAS) 1974 Bab XI-2 tentang

International

Ship and Port Facility Security Code dan Keputusan Menteri

Perhubugan Nomor: KM. 33 Tahun 2003 tentang pemberlakuan

Amandemen SOLAS 1974 tentang ISPS Code diwilayah

Indonesia.

K. GCG (Tata Kelola Perusahaan)

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi hal

utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh Pelindo III dalam mengelola

perusahaan. Komitmen yang tinggi akan penerapan prinsip-prinsip GCG

berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perusahaan serta meningkatkan citra

perusahaan terlebih lagi Pelindo III telah mendapatkan kepercayaan investor

asing melalui global bond.

Implementasi GCG dilakukan pada setiap tingkatan dalam perusahaan

mulai dari organ utama GCG (Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan

Direksi) hingga seluruh pegawai disetiap unit kerja yang ada pada Pelindo III.

Penerapan GCG pada Pelindo III sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN

Nomor: PeR01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan yang

Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN dapat dilihat melalui hasil

pengukuran yang dilakukan secara internal atau eksternal.

60  

Terdapat 6 (enam) aspek yang diukur yakni, Komitmen terhadap

penerapan Tata Kelola Secara Berkelanjutan, Pemegang saham dan RUPS,

Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan Transparansi dan

aspek lainnya.

Pelindo III (Persero) berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip

GCG yakni Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian

dan Kewajaran sebagai dasar peningkatan kinerja perusahaan. Seluruh Insan

Pelindo III mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen dan pegawai

memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG. Komitmen Pelindo

III dalam penerapan GCG diwujudkan melalui upaya secara terus menerus

melakukan pemutakhiran berbagai pedoman, prosedur operasi, manual sesuai

dengan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku, program

transformasi dan perkembangan perusahaan. Pemutakhiran ini dikuatkan

dengan dilaksanakan sosialisasi atas penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi

sebagai komitmen perusahaan untuk senantiasa mengingatkan seluruh

stakeholders betapa pentingnya implementasi GCG dalam setiap aktivitas

pekerjaan. Secara berkala, Pelindo III melakukan pengukuran implementasi

GCG yang dilakukan oleh pihak independen dan berkomitmen untuk

menindaklanjuti setiap rekomendasi perbaikan yang dihasilkan.

Dalam pengelolaan perusahaan, Direksi Pelindo III telah berupaya

untuk menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari system yang ada saat ini. Hal ini bertujuan agar prinsip-prinsip GCG

tersebut menjadi budaya sehingga bisa meningkatkan nilai dari perusahaan

secara global. Pelindo III telah melakukan berbagai inisiatif dalam

implementasi GCG, baik yang dilakukan secara mandiri maupun dibantu oleh

pihak independen dalam mencapai tata kelola perusahaan yang berkelanjutan.

Terdapat beberapa program yang sudah dilaksanakan oleh Pelindo III untuk

memperkuat implementasi GCG, diantaranya:

1) Pelaksanaan Self Assessment GCG

Self Assessment dilaksanakan oleh tim internal dengan dibantu

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagai Narasumber.

61  

2) Revisi pedoman Etika dan Perilaku (Code of Conduct)

Melakukan review atas Pedoman etika dan Perilaku (Code of

Conduct) agar sesuai dengan perkembangan dunia bisnis

kepelabuhanan dan strategi perusahaan. Review Code of Conduct

juga didasarkan pada masukan BPKP Provinsi Jawa Timur dari

hasil Assessment GCG.

3) Program Pengendalian Gratifikasi

Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi di

lingkungan perusahaan, Pelindo III bekerjasama dengan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyusunan pedoman

Gratifikasi. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan

Pernyataan Komitmen Penerapan Pengendalian Gratifikasi oleh

Komisaris Utama, Direktur Utama dan Ketua Umum SPPI III

yang disaksikan oleh Direktur Gratifikasi KPK. Tindak lanjut dari

penandatangan komitmen tersebut adalah dilakukannya workshop

penyusunan aturan gratifikasi dan Unit Pengendalian Gratifikasi

(UPG) bekerjasama dengan KPK.

4) Ikut serta dalam CGPI Award

Pelindo III ikut serta dalam program pemeringkatan GCG, CGPI

(Corporate Governance Perception Index) Award yang

diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG) bekerjasama dengan Majalah SwA.

L. Manajemen Resiko

Sistem Manajemen Resiko merupakan metode yang digunakan

manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan adanya

resiko, yang pada prinsipnya bertujuan untuk mengelola semua resiko yang

mungkin timbul dari hal – hal penyebab potensi kerugian perusahaan.

Perusahaan menyadari bahwa penerapan manajemen resiko semakin

menjadi tuntutan, karena keberhasilannya menjadi faktor kunci sukses

pencapaian tujuan dan kemenangan persaingan di tingkat global. Penerapan

62  

manajemen resiko dapat meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholder),

sekaligus memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder maupun

pengelola Perusahaan mengenai potensi peluang maupun kerugian. Dengan

demikian pengambil keputusan dan pembuat kebijakan internal memiliki

ketersediaan data dan informasi mengenai kinerja Perusahaan, sehingga

memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien.

Penerapan manajemen resiko di Pelindo III telah dimulai sejak

dikeluarkannya SK DIR PeR.11/PS.503/P.III-2007 tentang Kebijakan

Penerapan Manajemen Resiko. Sedangkan Pedoman Teknis Manajemen

Resiko telah ditetapkan sejak tahun 2010, sesuai dengan Peraturan Direksi

Nomor: PeR 15.1/PM.02/P. III-2010. Pedoman teknis tersebut meliputi

pelaksanaan teknis mulai dari penyusunan penilaian resiko hingga penilaian

investasi dan proyek yang selama ini merupakan sumber resiko potensial

yang harus dikelola oleh Pelindo III.

Resiko – resiko yang mungkin dihadapi oleh Pelindo III,

dikategorikan di dalam 5 jenis resiko sebagai berikut:

1) Resiko Stratejik

Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan

potensi penyimpangan hasil perusahaan maupun bersifat strategis

karena perusahaan melakukan transaksi strategis (investasi,

kerjasama usaha, pembuatan anak perusahaan, merger, akusisi,

divestasi, privatisasi, go public, likuidasi, aliansi strategis,

obligasi, dll) maupun potensi penyimpangan hasil karena adanya

proyek, pengadaan barang dan jasa yang disebabkan oleh faktor

internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan. Selain itu

resiko stratejik dapat ditimbulkan akibat adanya pengambilan

keputusan dan/atau penerapan strategi yang tidak tepat atau

kegagalan perusahaan dalam merespon perubahan-perubahan

kondisi eksternal.

63  

2) Resiko Operasional dan Proyek

Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan

potensi penyimpangan hasil dari resiko operasional yang meliputi

kegiatan adminitrasi dan pelayanan jasa-jasa kepelabuhanan,

kerjasama pelayanan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas &

peralatan pelabuhan serta sistem informasi komputer, yang antara

lain disebabkan adanya tidak memadahinya atau tidak cukupnya

sumber daya, kesalahan manusia, ketidaksiapan atau kegagalan

proses eksternal (front office), kegagalan sistem dan prosedur

eksternal serta kebijakan yang tidak berjalan, baik karena faktor

internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan, selain itu

resiko pengelolaan proyek yang disebabkan, tidak tercapainya

tingkat pengembalian maksimal atas investasi proyek, kegagalan

mengendalikan penyimpangan di dalam setiap tahapan proyek

yang mengakibatkan adanya keterlambatan proyek dan

kemahalan nilai akhir proyek, ketidakmaksimalan pemanfaatan

keluaran proyek infrastruktur dan properti lainnya.

3) Resiko Keuangan

Resiko kerugian yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil

dari transaksi dan instrumen keuangan (suku bunga, nilai tukar,

komoditas dan ekuitas) maupun dari pengelolaan keuangan

perusahaan (likuiditas, akuntansi, kredit dan pinjaman serta

permodalan, piutang dan pajak) yang disebabkan oleh faktor

internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan.

4) Resiko Legal

Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan

potensi penyimpangan hasil karena adanya permasalahan hukum,

ketiadaan atau kelemahan peraturan dan perundang-undangan

yang mendukung maupun potensi penyimpangan hasil karena

adanya kondisi dan situasi politik yang berkembang pada tingkat

64  

lokal, regional maupun nasional yang disebabkan oleh faktor

internal maupun oleh faktor eksternal perusahaan.

5) Resiko Reputasi

Resiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait dengan

potensi penyimpangan reputasi atau nama baik perusahaan yang

antara lain disebabkan oleh penerimaan lingkungan eksternal

(stakeholder, masyarakat, dll) yang rendah, bahkan bisa terjadinya

penolakan, yang diantaranya dalam bentuk publikasi negatif,

persepsi negatif terhadap perusahaan maupun hubungan

komunikasi kelembagaan yang kurang harmonis, yang

disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal

perusahaan.

Proses-proses dalam pelaksanaan sistem manajemen resiko

di lingkungan Perusahaan yaitu:

1) Penetapan Konteks

Proses inti manajemen resiko harus ditempatkan di dalam

kerangka (konteks) sasaran/tujuan atau strategi perusahaan (bisa

dalam jangka pendek, menengah dan panjang).

2) Pengidentifikasian Resiko

Pengidentifikasian resiko merupakan suatu proses mengenali

peristiwa yang memiliki kemungkinan untuk terjadi dan dapat

berakibat mengganggu atau bahkan merugikan Perusahaan di

setiap unit kerja. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan konteks

sasaran yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek

lingkungan internal maupun eksternal serta memperhatikan

sumbersumber potensi resiko di lingkungan Perusahaan serta

penyebab resiko. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam

rangka identifikasi resiko, antara lain :

• Wawancara

• Pelatihan penilaian resiko (workshop)

• Survei

65  

• Audit dan inspeksi atau observasi lapangan

• Seminar

3) Penentuan Tingkat Akibat / Konsekuensi

Terhadap resiko – resiko yang telah teridentifikasi, selanjutnya

dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya tingkat

kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran / tujuan yang telah

ditetapkan berdasarkan kriteria pemeringkatan resiko.

4) Penentuan Tingkat Kemungkinan

Setelah diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat kerugian

yang ditimbulkan terhadap sasaran yang telah ditetapkan,

selanjutnya harus ditentukan besarnya tingkat kemungkinan

terjadinya, berdasarkan kriteria tingkat besarnya kemungkinan.

Pelaksanaan analisis untuk penentuan rating besarnya tingkat

kemungkinan terjadinya terhadap suatu risiko yang telah dikenali,

dapat menggunakan tipe analisis kualitatif dan atau tipe analisis

kuantitatif.

5) Pemeringkatan Resiko

Setelah dilakukan pengukuran untuk menentukan besarnya

tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran dan

besarnya tingkat kemungkinan yang terjadi, selanjutnya dapat

ditentukan tingkat eksposur dari suatu resiko yang telah

diidentifikasi dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Inherent risk (resiko bawaan) = kemungkinan x akibat.

Melalui pengelompokan resiko berdasarkan atas hasil identifikasi,

analisis, dan pengukuran dari resiko – resiko yang telah dikenali

atau diidentifikasi, maka dapat dibuat peta peringkat risiko yang

dihadapi oleh masing-masing unit kerja.

66  

6) Proses Tanggapan dan Perlakuan atau Tindakan atas Resiko serta

Rencana Tindak Lanjut

Proses pemberian tanggapan atas resiko untuk menerima atau

tidak dapat menerima resiko serta proses perlakuan atau tindakan

atas resiko adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

• Mengidentifikasi pilihan perlakuan atau tindakan;

• Mempertimbangkan pilihan perlakuan atau tindakan;

• Melaksanakan penilaian resiko atas perkiraan sisa resiko bila

pilihan diterapkan;

• Memberikan tanggapan menerima atau tidak menerima

resiko.

7) Evaluasi Resiko

Resiko tidak selalu tetap namun bersifat dinamis, dimana resiko –

resiko baru dapat timbul dan prioritas resiko dapat berubah

sejalan dengan terjadinya perubahan faktor eksternal maupun

internal Perusahaan. Semua daftar resiko dari hasil penilaian

harus senantiasa dilakukan review oleh para pemilik resiko untuk

memperbaharui daftar resiko yang ada. Pelaksanaan review

dilakukan secara rutin setiap 3 (tiga) bulan sekali.

8) Pengungkapan Resiko

Semua daftar resiko (dari hasil penilaian) yang ditemukan dan

dikelola setiap unit kerja di lingkungan Perusahaan harus

senantiasa dikomunikasikan kepada para stakeholders dengan

tujuan untuk menyamakan persepsi dan asumsi. Dalam rangka

pengungkapan resiko kepada para stakeholders, materi yang akan

diungkapkan adalah potensi suatu resiko dan dalam

pelaksanaannya sekurang-kurangnya harus memperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

• Merencanakan secara cermat dan melakukan evaluasi

atas pelaksanaan pengungkapan resiko sebelumnya;

67  

• Menerima dan melibatkan para stakeholders sebagai

mitra;

• Melakukan uraian secara terbuka;

• Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak

lain;

• Menerangkan dengan jelas dan efektif.

9) Peninjauan Ulang dan Perbaikan Berkelanjutan

Pemilik risiko dalam unit kerja di lingkungan Perusahaan wajib

secara konsisten dan berkelanjutan melakukan penilaian dan

pengelolaan resiko serta pemantauan dan peninjauan ulang resiko

setiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai dengan tugas dan fungsi serta

tanggung jawab dan wewenangnya masing – masing, hingga

semua resiko dapat diidentifikasi dan senantiasa diperbaharui

serta semua sisa resiko (residual risk) dari resiko – resiko yang

dikelolanya senantiasa berada pada rating tingkat resiko rendah.

M. Pengawasan

Dalam kegiatan pengawasan, PT. Pelindo III memiliki Satuan

Pengawasan Intern (SPI) merupakan bagian dari manajemen yang independen

dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu seluruh jajaran organisasi

perusahaan dalam mengevaluasi keseluruhan aktivitas operasional usahanya.

Dalam hubungannya dengan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit,

Satuan Pengawasan intern (SPI) harus memenuhi permintaan untuk

menyajikan data atau laporan kepada Dewan Komisaris dan/atau Komite

Audit.

Satuan Pengawasan Intern Pelindo III merupakan pengawas (auditor)

internal Perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Utama.

68  

N. CSR (Corporate Social Responsibility)

Tanggung jawab kepada masyarakat (CSR) merupakan bentuk

kontribusi perusahaan pada pembangunan nasional sekaligus peningkatan

kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Pelindo

III diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan (triple

tracks) yang telah dicanangkan pemerintah, yaitu: (1) pengurangan jumlah

pengangguran (pro-job) (2) pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor)

dan (3) peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth).

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap

masyarakat dan lingkungan dilaksanakan melalui Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan (PKBL). Melalui PKBL, perusahaan berpartisipasi untuk

memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan

masyarakat dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan

untuk menciptakan pemerataan pembangunan.

Program Kemitraan merupakan program yang dicanangkan sebagai

wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap perkembangan

perekonomian, terutama bagi usaha kecil di lingkungan perusahaan. Program

Bina Lingkungan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perusahaan

terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan.

Program CSR terkait lingkungan hidup dilaksanakan guna

mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat kegiatan operasional

perusahaan.

Perusahaan menyadari bahwa keberadaan perusahaan tidak terlepas

dari tanggung jawab terhadap adanya kesenjangan lingkungan sosial di

sekitar perusahaan beroperasi. Atas dasar tersebut perusahaan selalu berupaya

untuk membantu masayarakat agar bisa mengembangkan dirinya dan

diharapkan mampu meningkatkan taraf hidupnya.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PeR-

05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, Pelindo III melaksanakan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan, kegiatan perusahaan di bidang ini meliputi:

69  

1) Perbaikan sarana ibadah, sarana dan prasarana umum

di seluruh cabang operasional perusahaan;

2) Pelatihan keterampilan untuk masyarakat kurang mampu;

3) Pemberian beasiswa untuk anak berprestasi serta

pengembangan sarana pendidikan;

4) Bantuan modal kerja kepada 349 mitra binaan dan dana hibah

yang dikeluarkan untuk pelatihan serta mengikutsertakan mitra

binaan di pameran agar produk mitra binaan dapat dikenal luas

serta memperluas pangsa pasar.