BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL...

28
35 BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL-‘ASQALANI Dalm bab ini penulis berusaha menjelaskan penafsiran-penafsiran Ibnu Hajar al-‘Asqalani terhadap hadis-hadis teologi. Namun sebelumnya akan diuraikan latar belakang dari pendidikan dan aktifitas Ibnu Hajar beserta karya-karyanya. Hal ini penting untuk dikemukakan mengingat hasil pemikiranya pada dasarnya tidak terlepas dengan ruang dan waktu yang sedang berlangsung ketika dan dimana Ibnu Hajar hidup. A. Riwayat Hidup Ibnu Hajar al-‘Asqalani 1. Biografi Ibnu Hajar Ibnu Hajar dilahirkan di Cairo pada tanggal 18 Februari 1449 M, bertepatan pada tanggal 12 Sya’ban 773 H, dari sebuah keluarga yang dikenal sangat relegius. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad (Hajar al-‘Asqalani). 1 Adalah seorang ulama hadist, sejarawan dan ahli fiqih madzhab Safi’i. Adapun julukan al-Asqalani adalah bagian dari tradisi keluarga-keluarga muslim yang menyebar kemana-mana. Nenek moyangnya mula-mula pindah ke Iskandariyah dan kemudian ke Cairo. Ayahnya, Nuruddin Ali (w.777 H/1375 M), adalah ulama besar yang selain dikenal sebagai mufti juga dikenal sebagai penulis sajak-sajak keagamaan. Ibunya, Tujjar, adalah seorang wanita kaya yang aktif dalam kegiatan perniagaan. Ibnu Hajar menjadi yatim piatu sejak masa kanak-kanak. Ayahnya meninggal dunia ketia Ibnu Hajar baru berumur empat tahun, sedangkan 1 al-‘Asqalani, Kitab Tahdzib al-tahdzib,Juz I,(Libanon:Baerut,t.th ),hlm.1,Lihat juga di al- Shan’any, Subul al-Salam, Juz I, (Libanon , Baerut, t.th), hlm.1, Ensiklopedi Islam, hlm.154.

Transcript of BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL...

Page 1: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

35

BAB III

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL-‘ASQALANI

Dalm bab ini penulis berusaha menjelaskan penafsiran-penafsiran Ibnu Hajar

al-‘Asqalani terhadap hadis-hadis teologi. Namun sebelumnya akan diuraikan latar

belakang dari pendidikan dan aktifitas Ibnu Hajar beserta karya-karyanya. Hal ini

penting untuk dikemukakan mengingat hasil pemikiranya pada dasarnya tidak

terlepas dengan ruang dan waktu yang sedang berlangsung ketika dan dimana Ibnu

Hajar hidup.

A. Riwayat Hidup Ibnu Hajar al-‘Asqalani

1. Biografi Ibnu Hajar

Ibnu Hajar dilahirkan di Cairo pada tanggal 18 Februari 1449 M,

bertepatan pada tanggal 12 Sya’ban 773 H, dari sebuah keluarga yang dikenal

sangat relegius. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu Fadl Ahmad bin

Ali bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad (Hajar al-‘Asqalani).1

Adalah seorang ulama hadist, sejarawan dan ahli fiqih madzhab Safi’i.

Adapun julukan al-Asqalani adalah bagian dari tradisi keluarga-keluarga

muslim yang menyebar kemana-mana. Nenek moyangnya mula-mula pindah

ke Iskandariyah dan kemudian ke Cairo. Ayahnya, Nuruddin Ali (w.777

H/1375 M), adalah ulama besar yang selain dikenal sebagai mufti juga dikenal

sebagai penulis sajak-sajak keagamaan. Ibunya, Tujjar, adalah seorang wanita

kaya yang aktif dalam kegiatan perniagaan.

Ibnu Hajar menjadi yatim piatu sejak masa kanak-kanak. Ayahnya

meninggal dunia ketia Ibnu Hajar baru berumur empat tahun, sedangkan

1 al-‘Asqalani, Kitab Tahdzib al-tahdzib,Juz I,(Libanon:Baerut,t.th ),hlm.1,Lihat juga di al-

Shan’any, Subul al-Salam, Juz I, (Libanon , Baerut, t.th), hlm.1, Ensiklopedi Islam, hlm.154.

Page 2: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

36

ibunya telah lebih dahulu meninggal. Sepeninggal orang tuanya, Ibnu Hajar

diasuh Zakiuddin Abu Bakar al-Kharrubi, seorang saudagar kaya yang telah

ditunjuk ayahnya sebagai pembimbing utamanya. Kurang lebih 10 tahun

kemudian, pembimbingnya meninggal dunia pada saat Ibnu Hajar berusia 14

tahun.2

2. Pendidikannya

Sebagai anak yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang taat

beragama, Ibnu Hajar memperoleh pendidikan mula-mula dari bimbingan

ayahnya sendiri. Pada usia 5 tahun Ibnu Hajar sudah masuk ke sekolah agama,

pada tahun 782 H yakni ketika ia berumur 9 tahun telah mampu hafal al-

Qur’an. Pada tahun 784 H yaitu ketika ia berusia 11 tahun belajar hadist di

Makah al-Mukaramah kepada Syeh Afifuddin al-Naisabury dan belajar hadist

Bukhari kepada Syeh al-Makky, disinilah ia untuk pertama kali berguru

mengenai hadist.3

Dalam usia 23 tahun Ibnu Hajar telah menekuni hadist. Untuk

menekuni studinya ini ia mengadakan perjalanan panjang ke Hedzajaz dan

Yaman pada bulan Syawal 799 H atau Juli 1397 M sampai 801 H/1398 M, di

Palestina dan Suriah. Perjalanan studinya itu berakhir ketika ia kembali dari

Suriah pada tahun 803 H/1400 M. Diceritakan dalam kitab Subul al-Salam

bahwa Ibnu Hajar dalam rangka mengasah hafalan hadistnya ia

menyempatkan waktunya sendiri, diantaranya adalah ia pernah membaca

hadist Sunan Ibnu Majah di empat majlis, Sahih Muslim di empat majlis,

Sahih Bukhari di sepuluh majlis dan Sunan al-Nasa’i sepuluh majlis. Dan

didalam perjalanannya ke Syam ia juga pernah membaca Mu’jam al-Thabrani

al-Saghir selama satu majlis.4

2 Ensiklopedi Islam,Op.Cit., hlm.154.

3 M. Machfuddin Aladip, Terjemah Bulug al-Maram,( Semarang : Toha Putra , 1985 ), hlm.xxvii.

4 Al- Shan’any, Subul al-Salam, Op.Cit., hlm.1.

Page 3: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

37

Setelah berhasil menyelesaikan studinya, Ibnu Hajar dalam usianya

yang relatif muda telah diberi otoritas untuk mengajar ilmu hadis, ilmu tafsir

dan fiqih. Kuliahnya tentang ilmu hadis dimulai pada bulan sawal 808 H /

maret 1406 M di Syaikhuniyah. Ia juga memberi kuliah di madrasah Jamaliah

daan juga di Madrasah Mankutimuriyah. Karir Ibnu Hajar berlangsung

sebagaimana ulama besar sebelumnya. Ia menjadi dosen, guru besar,

pimpinan akademi,hakim,mufti,dan khatib.

3. Guru-gurunya

Diantara guru-gurunya terdiri dari guru-guru yang ahli dalam disiplin

ilmu dan berpengetahuan luas serta para tokoh agama terkemuka. Diantaranya

adalah :

a. Al-Burham al-Tanukhi (800 H), sebagai guru ilmu qira’at

b. Al-Zainu al-‘iraqi (805 H), sebagai guru hadis

c. Al-Haitsami (807 H), sebagai guru hafalan matan hadis

d. Al-Siraj al-Bulqini (908 H), sebagai guru hafalan dan ilmu pengetahuan

e. Siraj al-Din Ibnu Mulqin (804 H), sebagai guru jurnalistik

f. Al-Majid al-Syairozi (817 H), sebagai guru bahasa dan ilmu pengetahuan

g. Al-Ghamari (802 H), sebagai guru bahasa Arab

h. Al-Muhib bin Hisyam (799 H), sebagai guru hadist, dan guru-guru lainnya

yang tidak dapat disebutkan.5

4. Karya-karyanya

Ibnu Hajar lebih dikenal dengan nama kakeknya, yaitu al-‘Asqalani,

sehingga kitab-kitab karangannya sering disebut Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

sebagai seorang ulama yang produktif masalah keilmuan, Ibnu Hajar memang

5 Tahdzib al-Tahdzib, Op.Cit., hlm.6.

Page 4: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

38

telah melahirkan beberapa tulisan. Ia mengarang hampir 150 kitab6 karya-

karyanya meliputi berbagai bidang ilmu, seperti: ilmu al-Qur’an, metodologi

hadis (ushul al-hadis), penjelasan hadis (syarh al-hadis), tahrij hadis, hukum

Islam (kutub fiqih), tokoh-tokoh hadis (rijal al-hadis), kisah-kisah (al-

manaqib), sejarah (al-tarih), dan lain-lain.

Diantara yang terbesar dari karyanya ialah kitab “Fath al-Bari Syarh

Sahih al-Bukhari”7, yang banyak dikaji di pondok pesantren maupun

perguruan tinggi.

Akan tetapi dari beberapa karyanya itu, penulis hanya mendapatkan

sebagian daripada yang dikutip dari kitab tahdzib al-Tahdzib8 diantaranya

adalah:

a. Ulum al-Qur’an :

- Asbab al-nuzul

- Al-itqan fi jam’i ahaadis fadhail al-Qur’an

- Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

b. Usul al-Hadis

- Nukhbah al-fikr fi musthalah ahl al-asar

- Nuzhah al-nadhr fi taudhih nukhbah al-fikr

c. Sarh al-Hadis

- Fath al-Bary Syarh Sahih al-Bukhari

- Nukt ala Tanqih al-Zarkasi al-Bukhari

d. Takhrijul al-hadis

- al-Istidrak al-Saikhihi al-Iraqi

- Takhrij al-Hadis Muntaha al-Suwali

- Takhrij al-Hadis Azkar al-Nawawi

6 Terjemah Bulug al- Maram, Op.Cit., hlm.xxviii. 7 Ibnu Hajar terkenal karena karya ilmiahnya terutama dalam ilmu hadis,seperti kitab Fath al-

Bari Fi Syarh al- Bukhari (ulasan tentang hadis-hadis riwayat Bukhari ).Karya besar ini menjadi puncak kejayaannya pada tahun 833 H atau 1429 – 1430 M,ketika penguasa timur di wilayah mesirBaribay,untuk memberikan salinan kitab itu.Lihat Ensiklopedi Islam Op.Cit.,hlm.155.

8 Tahdzib al-Tahdzib, Op.Cit., hlm.11-13.

Page 5: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

39

- al-Tamyiz fi Takhrij al-Hadis (al-Ghazali)

- al-Dariyah fi Takhrij al-Hadis al-Hidayah

e. Kutub al-Athraf

- Ithaf al-Mahrah

- Annukt al-Dhiraf ala athraf

f. Kutub al-Fiqh

- Bulug al-Maram

g. al-Ma’ajim wa al-Masyakhat

- Tajrid asanid al-Kutub al-Mashuah

- al-Mu’jam al-Mu’assis

h. Kutub al-Rijal

- al-Ishabah fi tamyiz al-Shahabah

- Lisan al-Miyan

- Tahdib al-Tahdib

- Taqrib al-Tahdib

- Ta’jil al-Manfaah birijal al-Aimmah al-Arba’ah

- al-isyar bima’rifah ruwat al-Asar

- Nuzhah al-Albab fi al-Alqab

i. Al-Manaqib

- Tarjamah Ibnu Taimiyah

- Tawali al-Ta’sis bi ma’ali Ibnu Idris

j. Kutub al-Tarikh

- al-Durar al-Kaminah

- al-Anba’ al-ghamr

- Raf’ al-Ishar’ an qudhat misry

Page 6: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

40

B. Tinjauan Redaksi Hadis-hadis Teologi

Ada beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. Yang menerangkan tentang

akidah Islam dengan redaksi dan sanad yang berbeda-beda pula. Hal ini sebagai

jawaban atas kebutuhan masyarakat Arab pada masa itu. Dimana mayoritas

Masyarakat Arab adalah penyembah berhala, atau dikenal dengan paganisme. Islam

lewat Nabi Muhammad Saw., memberikan ajaran-ajaran tauhid, norma-norma

kehidupan yang benar yang sama sekali berbeda dengan kultur Arab masa itu.

Hadis-hadis tentang teologi yang ada pada kitab Sahih al-Bukhari

ditemukan bab tersendiri yang membahas tentang teologi, yaitu آتاب التوحيد

dan القدر آتاب . dengan demikian penulis sedikit tidak merasa kesulitan dalam

mengumpulkanya.

Setelah hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tersebut terkumpul, penulis

mencoba untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi ulang terhadap hadis-hadis

tersebut. Maksud dari pengkategorian ulang adalah untuk memilah-milah manakah

hadis yang lebih tepat untuk dijadikan sebagai hadis utama atau pokok. Hadis yang

dikategorikan sebagai hadis utama adalah hadis-hadis yang apabila dilihat dari segi

matannya relatif eksplisit menggambarkan teologi.

Dalam operasionalnya, hadis-hadis yang penulis kategorikan sebagai hadis

utama atau hadis pokok inilah yang akan penulis jadikan sebagai sample dalam

melakukan pemahaman terhadap hadis-hadis teologi dalam Syarh Fath al-Bary.

Hadis-hadis ini yang menurut hemat penulis, merupakan hadis-hadis yang lebih

representatif sebagai bahan penelitian, meskipun pada kenyataannya hadis-hadis

tentang teologi lainnya juga banyak.

Setelah redaksi hadis-hadis tentang teologi dicantumkan, langkah

selanjutnya adalah melakukan takhrij yang telah dilakukan oleh para ulama,9

9 Mahmud al-Tahhaan , Usul al-Takhrij Wa Dirasaat al-Asaaniid,Terj.Ridwan Nasir,

(Surabaya, Bina Ilmu, 1995 ), hlm. 25-43.

Page 7: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

41

demikian halnya dengan nilai hadis-hadis tersebut. Penulis disini tidak akan meneliti

secara ketat segi otentisitas dari sanad-sanad hadis tentang teologi, melainkan cukup

dengan penilaian yang telah dilakukan oleh para ulama.10 Hal ini dikarenakan ketika

sebuah hadis sudah pernah dinilai shahih, hasan atau dhaif oleh salah seorang ulama

hadis, misalnya al-Turmuzi, al-Baihaqi, al-Munziri dan lainnya, maka itu sudah

cukup untuk mengikutinya dan tidak perlu lagi melakukan penelitian ulang lewat

kitab al-Jarh, kitab-kitab al-Ta’dil, maupun kitab-kitab al-Asma’. Walaupun

demikian, penggunaan program CD mausu’ah akan sangat membantu penulis dalam

menelusuri keotentikan sanad-sanad dari hadis-hadis yang bersangkutan.

Penilaian dari tiap-tiap hadis yang disebutkan di bawah nanti secara umum

disebutkaan dengan perkataan ulama ang memuat hadis – hadis tersebut. Abu Dawud

misalnya,beliau memuat 4800 hadis dengan kategori hadis sahih,hadis yang

mendekati hadis sahih dan hadis yang lemah,yang semuanya disebutkan secara

jelas.Adapun hadis yang tidak saya komentari (kata Abu Dawud )maka dia adalah

hadis salih.11

Adapun Imam Muslim dalam muqaddimah-nya menyebutkan tidak semua

hadis yang kuanggap sahih aku letakkan dalam kitab ini,tetapi aku hanya meletakkan

hadis-hadis yang disepakati kesahihanya.12

Berkenaan dengan perkataan Imam Muslim ini,terjadi polemik diantara

para ulama,karena dalam realitanya masih saja ditemukan pendapat yang menyatakan

bahwa tidak semua hadis yang terdapat dalam kitab muslim itu sahih.seolah – olah

apa yang dikatakan oleh Imam Muslim tidak sinkron dengan apa yang terjadi dalam

realita.

Dalam hal ini Ibnu Shalah berpendapat bahwa perkataan muslim di atas

memiliki dua makna,pertamaa : beliau tidak memasukkan dalam kitabnya hadis –

10 Muhammad abd al-Rauf al-Manawi, Faid al- Qadir Syarh al-Jami’ al-Shagir, Jld.VI,

(Baaerut: Dar al-Fikr , 1972 ), hlm.444. Juga Abi Muhammad al- Husain bin Mas’ud al-Baghawi, Syarh al-Sunnah, Juz III, (Baerut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992 ), hlm.196-197.

11 Abu Dawud, Sunan Abu Dawud,juz I (ttp. : Dar al-Fikr tth.), hlm.10-11. 12 Al-Nawawi, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, jld.I (Baerut : Dar al-Fikr, 1980 ) hlm.16.

Page 8: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

42

hadis yang menurutnya telah memenuhi syarat – syarat sahih yang

disepakati,walaupun terpenuhinya syarat-syarat tersebut pada sebagian hadis tidak

jelas bagi sebagian ulama lain.kedua : beliau tidak memasukkan dalam kitab sahihnya

hadis-hadis yang diperdebatkan oleh ulama siqoh secara keseluruhan yang meliputi

sanad dan matan,tetapi beliau hanya memasukkan hadis yang tidak diperdebatkan

rawi-nya saja.Selanjutnya Ibnu Shalah mengatakan bahwa semua hadis yang

dihukumkan shahih menurut muslim dalam kitabnya dapat dipastikan

keshahihanya.13

Dengan demikian berdasarkan penilaian dan pengakuan para ulama

mengenai beberapa kitab hadis,khususnya al-kutub al-sittah lebih khusus al-Bukhari

yang memuat hadis-hadis tentang teologi dapat dipastikan kesahihanya.

Penilaian tersebut juga didasarkan atas banyaknya periwat dengan jalur

isnad yang berlainan. Artinya semakin banyak orang yang meriwayatkan hadis

tersebut akan semakin tinggi pula nilainya.Hal ini menunjukkan bahwa hadis yang

dimaksuk memiliki nilai yang lebih,dilihat dari segi kekuatanya.14

C. Redaksi Hadis dan Pemikiran Teologi Ibnu Hajar

1. Hadis Tentang Perbuatan-perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia.

a. Sahih al-Bukhari 15

13 Ibid.,hlm. 19. 14 Ahmad Hasan, Kajian hadis metode takhrij (Jakarta : Pustaka al-Kautsar , 1993), hlm.34.

15 Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari, juz IV (Baerut: Dar al-Fikr, 1995), hlm. 355-356. Selanjutnya disebut Sahih al-Bukhari. Dalam CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif disebutkan bahwa perowi hadis ini semuanya siqoh dan hadis ini merupakan hadis Marfu’ Muttasil. Lihat CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif yang dikeluarkan oleh Syirkah al-Baramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah terbitan kedua tahun 2000 pada hadis nomer 7002-7004 menurut hitungan al-almiyyah.

Page 9: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

43

واللة خلقكم وما تعملون انا آل شئ خلقنا بقدر: باب قول اللة تعالى

إ ن ربكم اللة الذي خلق السموات واالرض في ستة ایام ثم. ویقال للمصورین احيوا ما خلقتم

استوى على العرش یغشى الليل النها ر یطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بامره

.المر تبارك اللة رب العالميناال له الخلق وا

حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا الليث عن نافع عن القاسم بن محمد عن عائشة رضي الله عنها أن -

لصور یعذبون یوم القيامة ویقال لهم أحيوا رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن أصحاب هذه ا

ما خلقتم

حدثنا أبو النعمان حدثنا حماد بن زید عن أیوب عن نافع عن ابن عمر رضي الله عنهما قال -

عليه وسلم إن أصحاب هذه الصور یعذبون یوم القيامة ویقال لهم أحيوا ما قال النبي صلى الله

خلقتم

الله حدثنا محمد بن العلاء حدثنا ابن فضيل عن عمارة عن أبي زرعة سمع أبا هریرة رضي-

عنه قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم یقول قال الله عز وجل ومن أظلم ممن ذهب یخلق

آخلقي فليخلقوا ذرة أو ليخلقوا حبة أو شعيرة

Terjemahan Hadis.

Bab firman Allah Ta’ala: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa

yang kamu perbuat itu; sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu

menurut ukuran”.

Dikatakan pada pelukis pemahat : “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan”.

Sesungguhnya Tuhan kalian iaalah Allah yang telah menciptakan langit dan

bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam diatas arasy.Dia menutupkan

malam kepada siang yang menutupinya dengan cepat,dan (diciptaka-Nya

pula) matahari,bulan,dan bintang-bintang (masing-masing )tunduk kepada

Page 10: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

44

perintah-Nya.Ingatlah menciptakan dan meemerintahkan hanyalah hak

Allah.Maha ssuci Allah Tuhan semesta alam.

(al-Bukhari berkata ) telah menceritakan kepada kami qutaibah bin sa’id, dia

berkata telah menceritakan kepada kami al-Laits, dari Nafi’,dari qasim bin

Muhammad, dari ‘Aisah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw.bersabda:

“Sesungguhnya para pelukis (pemahat) itu akan disiksa pada hari kiamat

kelak. Dan dikatakan kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang telah kalian

ciptakan”.

(al-Bukhari berkata ) telah menceritakan kepada kami Abu Nu’man, dia

berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid,dari Ayyub,dari

Nafi’, dari Ibnu Umar ra. dia berkata: “Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya

para pelukis (pemahat) itu akan disiksa pada hari kiamat kelak. Dan dikatakan

kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan”.

(al-Bukhari berkata ) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-

‘Ala’, dia berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail, dari ‘umarah,

dari Abi Zur’ah, dari Abu Hurairah ra., dia berkata: “Aku pernah mendengar

Nabi saw bersabda: “Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah

berfirman: “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menciptakan

seperti ciptaan-Ku. Maka hendaklah kalian ciptakan atom (atau hendaknya

kalian ciptakan sebutir biji atau gandum)”.16

16 Ahmad Sunarto dkk., Terjemah Shahih Bukhari, jld.XI ( Semarang : CV. Asysyifa’, 1993), hlm. 632-637.

Page 11: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

45

Skema Sanad

نبي

عا ئشة عبد اهللا عبد الرحمن

ابو زرعة نافع القاسم

عمارة ایوب ليث

محمد بن الفضل حماد بن زید قتيبة

محمد بن العالء

بخارى

Keterangan,

Dilihat dari matan ( redaksi ) hadis, hadis yang pertama dan kedua sama,

kecuali pada kalimat ویقال لهم . pada hadis yang pertama riwayat dari ‘Aisyah

dengan menggunakan huruf sambung “ و “, jadi ویقال لهم

dan pada hadis yang kedua riwayat dari Ibnu Umar dengan tanpa menggunakan huruf

. یقال لهم jadi ,“ و “Keterangan tentang perbuatan hamba itu makluk ( diciptakan ), diriwayatkan

dalam tarjamah al-Bukhari Tarikh Bukhara dengan sanad yang Sahih bersambung

sampai pada Muhammad bin Nasar al-Maruzi, lewat jalur periwayatan dari Abi Umar

dan Ahmad bin Nasr al-Naisaburi.

Page 12: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

46

Dalam bab diatas Ibnu Hajar mengomentari dalam syarahnya bahwa

perbuatan-perbuatan manusia dan ucapan-ucapannya pada dasarnya adalah hasil

ciptaan Allah. Dalam hal ini Ibnu Hajar sependapat dengan kaum Asy’ariah yang

mengatakan bahwa manusia bukanlah pencipta perbuatannya tetapi Tuhanlah yang

menciptakan perbuatan itu. Karena bila dikatakan bila manusia mampu menciptakan

perbuatannya, maka hal itu berarti sama saja dengan menetapkan adanya pencipta

selain Allah. Untuk memperkuat pendapatnya Ibnu Hajar mengemukakan beberapa

ayat al-Qur’an, إنا آل شئ خلقناه بقدر ( Sesungguhnya Kami telah ciptakan segala

sesuaatu dengan qadar ) فال تجعلوا اهللا أندادا (Maka janganlah kamu jadikan Allah atas

sekutu ).17

Disini Ibnu Hajar menjelaskan dengan adanya dua نفى (ketiadaan), yaitu

menafikan adanya pencipta selain Allah dan menafikan ada sesuatu wujud yang oleh

Allah tidak ciptakan. Maka apabila أفعال (perbuatan-perbuatan) tidak diciptakan oleh

Allah maka Allah hanya menciptakan sebagian sesuatu tidak menciptakan semuanya.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa أفعال (perbuatan-perbuatan) itu lebih banyak

dari pada أعيان (sumber), dan apabila Allah hanya menciptakan أعيان (sumber, pokok)

dan manusia pencipta أفعال (perbuatan-perbuatan), maka perbuatan-perbuatan

manusia itu lebih banyak dari perbuatan Allah. Maka hal ini adalah tidak patut bagi

Allah.18

Lebih lanjut Ibnu Hajar dalam memperkuat pendapatnya ia

mengemukakan pendapat al-Makky bin Abi Thalib dalam kitab fi I’rab al-Qur’an

dalam mengomentari ayat “ واهللا خلقكم و ماتعملون “

Lafal و ماتعملون , artikel “ ما “ menurutnya adalah مصدریه

(makna masdar)19 yakni, وخلق عملكم (dan Allah menciptakan

“perbuatanmu”) artinya semua perbuatan itu diciptakan oleh Allah, manusia tidak

17 Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari Syarh Sahih al-Bukhari, juz XIII, (Baerut: Dar al-

Fikr, 1995), hlm.528. 18 Ibid., hlm. 529. 19 Ibid.

Page 13: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

47

mempunyai kuasa. Artikel “ ما “ disini bukan “ موصوليه “ makna (isim mausul)20

sebagai yang dikehendaki oleh kaum Mu’tazilah takdirnya adalah ون و خلق الذي تعمل

(dan Allah menciptakan ‘apa yang kamu buat’), artinya manusia kuasa menciptakan

perbuatannya sendiri.

Dalam hal ini Ibnu Hajar juga mencela seorang yang memahat

sebagaimana dalam hadis yang telah disebutkan di atas dengan penjelasan sebagai

berikut :

والذى یظهر أ ن مناسبة ذآر حدیث المصورین لترجمة هذا الباب من جهة أن من زعم أنه: قلت

یخلق فعل نفسه لو صحت دعواه لما وقع االنكار على هؤالء المصورین فلما آان أمرهم بنفخ

هي على سبيل التهكم واالستهزاء دل الروح فيما صوروه أمر تعجيز ونسبة الخلق اليهم أنما

21. والعلم عنداهللا تعالى,على فساد قول من نسب خلق فعله اليه أستقالال

Artinya,

( Saya berkata ) kiranya sudah jelas, bahwa penyebutan kedua hadis

pemahat dalam penerjemahan bab ini dari sebuah pernyataan “sesungguhnya manusia

dapat menciptakan perbuatanya sendiri “, dan apabila pernyataan itu benar, maka

tiadalah inkar atas kedua hadis tersebut. Dan apabila perkara itu dikembalikan pada

peniupan ruh atas apa yang dipahatya, maka itu merupakan suatu kelemahan dan

penghinaan terhadap mereka ( karena hal tersebut tiada kuasa baginya ), sekaligus ini

menunjukkan rusaknya pendapat orang yang menganggap bahwa manusia dapat

menciptakan perbuatanya sendiri.Dan Allahlah Yang Maha Mengetahui.

20 Maushul dalam ilmu gramatika arab adalah merupakan kata penyambung. Maushul dibagi

dua, yaitu Maushul Mukhtash (Khusus ) danMaushul Musytarak (umum ). Dalam hal ini “ ما “ termasuk maushul musytarak. Lihat, Abdullah bin Malik, Syarh Ibnu ‘Aqil Ala Alfiyyah, (semarang :Toha Putra, tth. ), hlm. 22-23.

21 Fath al-Bari, op.cit., hlm.535.

Page 14: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

48

2. Hadis Tentang Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan

a. Sahih al-Bukhari.22

باب فى المشيئة واإلرادة

وال تقولن لشئ إنى فاعل– وما تشاؤن اال ا ن یشاءاهللا –تؤتى الملك من تشاء : وقول اهللا تعالى

. إنك ال تهدى من احببت ولكن اهللا یهدى من یشاء– ذالك غدا إال ان یشاءاهللا

برنا شعيب عن الزهري ح و حدثنا إسماعيل حدثني أخي عبد الحميد عن حدثنا أبو اليمان أخ

سليمان عن محمد بن أبي عتيق عن ابن شهاب عن علي بن حسين أن حسين بن علي عليهما

أن علي بن أبي طالب أخبره أن رسول الله صلى الله عليه وسلم طرقه وفاطمة بنت السلام أخبره

له إنما أنفسنا علي فقلت یا رسول ال رسول الله صلى الله عليه وسلم ليلة فقال لهم ألا تصلون قال

بيد الله فإذا شاء أن یبعثنا بعثنا فانصرف رسول الله صلى الله عليه وسلم حين قلت ذلك ولم

ل وآان الإنسان أآثر شيء جدلایرجع إلي شيئا ثم سمعته وهو مدبر یضرب فخذه ویقو

Terjemah Hadis

(al-Bukhari berkata ) telah menceritakan kepada kami Abul al-Yaman, dia

berkata telah menceritakan kepada kami Syuaib, dari al-Zuhri.Dan telah

menceritakan kepada kami Ismail, dia berkata telah menceritakan kepada

kami saudaraku Abdul Hamid bin Sulaiman,dari Abi ‘Atiq, dari Ibnu

Syihab,dari Ali bin Husain,Dia berkata telah menceritakan kepada kami

Husain bin Ali ra. Dia berkata telah menceritakan kepada kami Ali bin Abi

22 Sahih al-Bukhari, Juz IV,hlm.336. Dalam CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif disebutkan bahwa perowi hadis ini semuanya siqoh dan hadis ini merupakan hadis Marfu’ Muttasil. Lihat CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif yang dikeluarkan oleh Syirkah al-Baramij al- Islamiyyah al-Dauliyyah terbitan kedua tahun 2000 pada hadis nomer 6911 menurut hitungan al-almiyyah.

Page 15: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

49

Thalib,Dia berkata : Aku dan Fatimah,putri Rasulullah Saw. Pada suatu

malam dan bersabda kepada kami berdua : Apakah tidak sebaiknya kamu

mengerjakan shalat?.Aku menjawab: Wahai Rassulullah,sesungguhnya

jiwaku hanyalah ada paada genggaman Allah. Jika Dia menghendaki untuk

membangunkan kami, tentulah Dia akan membangunkan kami. Maka

Rasulullah pergi begitu mendengar ucapan itu dan tidaak kembali kepadaku

barang sebentarpun.Kemudian aku mendengar beliau,ketika berpaling

memukul pahanya seraya membaca aat ini: “Dan manusia adalah makhluk

yang paling banyak membantah”. 23

23 Ahmad Sunarto dkk, Op.Cit., jld., IX, hlm.543-544.

Page 16: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

50

Skema sanad

نبى

على بن أبى طالب

حسين بن على

على بن حسين

محمد بن مسلم

محمد بن عبداهللا بن أبى عتيق شعيب

سليمان بن بالل الحكم بن نافع

عبد الحميد

إسماعيل

بخارى

Keterangan,

Menurut al-Daruquthni jalur periwayatan hadis diatas yang diriwayatkan oleh

Ali bin Husen dari Husen bin Ali dari Ali r.a., termasuk أصح األسانيد

( sanadnya paling Sahih ). Dikarenakan diriwayatkan dari seorang anak, bapak, dan

Page 17: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

51

kakeknya. Ini juga terjadi pada periwayat Hajjaj bin Abi Mani’ dari kakeknya dari

Zuhri yang dijelaskan dalam tafsir Ibnu Marduwaih.

Hadis diatas tergolong hadis Sahih, Sanadnya Muttasil dan Rawinya Siqah

( dapat dipercaya ).

Hadis di atas menjelaskan keengganan sahabat Ali ra. Dalam menjalankan

shalat malam, karena ia menganggap bahwa dirinya tadak kuasa untuk menjalankan

shalat malam tanpa atas kehendak Allah.Trebukti dengan ucapanya يا رسول اهللا إنما

Wahai Rassulullah,sesungguhnya jiwaku hanyalah ) أنفسنا بيد اهللا فإذا شاء أ ن يبعثنا بعثنا

ada paada genggaman Allah. Jika Dia menghendaki untuk membangunkan kami,

tentulah Dia akan membangunkan kami ).24

Ibnu Hajar dalam syarahnya menjelaskan perkataan Ali sebagai berikut:

25وإن العبد ال یفعل شيأ اال بإرادة اهللا , فيه إثبات المشيئه, إنما أنفسنا بيد اهللا) قوله (

“Kalimat ( sesungguhnya diri kita ada pada genggaman Allah ) pernyataan ini

merupakan penetapan atas kehendak Allah, dan sesungguhnya manusia pada

dasarnya tidak mempunyai kuasa untuk berbuat kecuali atas kehendak Allah.”

Dari pernyataan diatas terlihat, bahwa menurut Ibnu Hajar pada dasarnya

manusia tidak kuasa untuk menentukan kehendak dan perbuatanya, kecuali hanya

sekedar mengikuti kehendak yang telah ditentukan oleh Allah, karena kekuasaan dan

kehendak mutlak hanya hanya pada Allah semata.Untuk memperkuat pendapatnya

Ibnu Hajar menguraikan beberapa ayat Al-qur’an seperti : وما تشاؤن اال أن یشاء اهللا

( Dan kamu tidak menghendaki kecuali Allah menghendaki ). أنك ال تهدى من أحببت

Sesungguhnya kamu tidaklah akan dapat memberi petunjuk ) ولكن اهللا یهدى من یشاء

24 Fath al-Bari, Juz III, hlm.11. 25 Ibid.

Page 18: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

52

kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada orang

yang dikehendaki-Nya ).26

1. Hadis Tentang Taqdir

a. Sahih al-Bukhari. 27

باب وآان أمر اهللا قدرا مقدورا

حدثنا عبدان عن أبي حمزة عن الأعمش عن سعد بن عبيدة عن أبي عبد الرحمن السلمي عن -

لي رضي الله عنه قال آنا جلوسا مع النبي صلى الله عليه وسلم ومعه عود ینكت في الأرض ع

القوم ألا نتكل یا وقال ما منكم من أحد إلا قد آتب مقعده من النار أو من الجنة فقال رجل من

الآیة) فأما من أعطى واتقى ( رسول الله قال لا اعملوا فكل ميسر ثم قرأ

Terjemah Hadis,

( al – Bukhari berkata ) telah bercerita pada kami Abdan,dari Abi hamzah,

dari al – A’mas, dari Sa’d bin Ubaidah, dari Abi Abdul Rahman al-

Salami,dari Ali ra.dia berkata : “Kami duduk bersama Nabi Saw.biliau

membawa sebatang kayu yang ditancapkan di tanah dan bersabda : “ Setiap

seseorang diantara kamu, mesti telah ditetapkan tempat tinggalnya di neraka

ataukah di surga”. Seseorang lelaki bertanya : Tidakkah kami pasrah (kapada

ketetapan Allah ) ?. Beliau menjawab Tidak!. Berusahalah maka masing –

masing orang telah disiapkan untuknya. Kemudian beliau membaca ayat

26 Ibid. 27 Sahih al- Bukhari, Juz IV, hlm.18. Dalam CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif disebutkan

bahwa perowi hadis ini semuanya siqoh dan hadis ini merupakan hadis Marfu’ Muttasil. Lihat CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif yang dikeluarkan oleh Syirkah al-Baramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah terbitan kedua tahun 2000 pada hadis nomer 6115 menurut hitungan al-almiyyah.

Page 19: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

53

“ FA AMMA MAN A’THA WATTAQA” (Adapun orang yang memberikan

hartanya dan bertaqwa ).28

Skema sanad

نبى

على بن أبى طالب

عبداللة بن حبيب

سعد بن عبيدة

سليمان

محمد بن ميمون

عبداهللا

بخارى

Hadis ini menjelaskan bahwa nasib baik dan buruk termasuk masuk surga

dan neraka itu sudah di tentukan oleh taqdir Allah Swt. Meskipun demikian manusia

tidak boleh hanya pasrah dengan taqdirnya, tetap diwajibkan ikhtiyar

(berusaha ). Kewajiban ikhtayar ( berusaha ) sebagaimana termaktub dalam hadis di

atas sebagai berikaut :

28 Ahmad Sunarto dkk, Op.Cit., jld VII, hlm.502.

Page 20: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

54

إعملوا فكل ميسر , ال: أال نتكل یا رسول اهللا ؟ قال

“ Tidakkah kami hanya pasrah ya Rasulullah?, beliau menjawab : Tidak.”

Ibnu Hajar dalam syarahnya menjalaskan :

):ال ( , أال نتكل یا رسول اهللا ؟ اى أال نترك مشقة العمل فإنا سنصير الى ما قدر علينا) قوله (-

29. وهو یسير على من یسره اهللا, اى ال مشقةألن آل أحد مسير لما خلق له

Kalimat “ ( أال نتكل یارسول اهللا ): yakni,tidakkah kita meninggalkan berusaha dan kita

hanya menunggu taqdir dari Allah?,Rasul menjawab: Tidak.yakni,tidak

meninggalkan usaha, karena setiap seseorang dimudahkan atas apa yang

diperbuatnya,dan kemudahan itu diberikan oleh Allah kepada seseorang yang

dikehendaki.

Berdasarkan keterangan diatas, maka dapatlah dikatakan baahwa dalam

pandangan Ibnu Hajar sesungguhnya kebahagiaan dan celaka itu pada dasarnya sudah

ditentukan oleh Allah. Meskipun demikian manusia wajib berusaha untuk

memperoleh suatu tujuan. Dalam pandanganya ia menolak pendapat kaum Jabariah

yang menafikan adanya al-Taisit 30 ( kemudahan / ikhtiyar ) lawan dari al- Jabr

(keterpaksaan ) yakni manusia hanya mengandalkan taqdir, pasrah tanpa berusaha

atau berkarya untuk suatu keberhasilan. Dan secara langsung ia juga tidak setuju

dengan pendapat qadariah, yang menganggap bahwa manusia mampu menciptakan

perbuatanya sendiri.31

29 Fath al-Bari, juz XI, hlm. 497. 30 Ibid. hlm. 498. 31 Ibid.

Page 21: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

55

b. Sahih al-Bukhari. 32

باب ما یذآر فى الطا عون

حدثنا عبد الله بن یوسف أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن عبد الحميد بن عبد الرحمن بن زید بن

أن عمر بن د الله بن عباسالخطاب عن عبد الله بن عبد الله بن الحارث بن نوفل عن عب

الخطاب رضي الله عنه خرج إلى الشأم حتى إذا آان بسرغ لقيه أمراء الأجناد أبو عبيدة بن

رض الشأم قال ابن عباس فقال عمر ادع لي الجراح وأصحابه فأخبروه أن الوباء قد وقع بأ

المهاجرین الأولين فدعاهم فاستشارهم وأخبرهم أن الوباء قد وقع بالشأم فاختلفوا فقال بعضهم قد

عنه وقال بعضهم معك بقية الناس وأصحاب رسول الله صلى خرجت لأمر ولا نرى أن ترجع

الله عليه وسلم ولا نرى أن تقدمهم على هذا الوباء فقال ارتفعوا عني ثم قال ادعوا لي الأنصار

ارهم فسلكوا سبيل المهاجرین واختلفوا آاختلافهم فقال ارتفعوا عني ثم قال ادع فدعوتهم فاستش

لي من آان ها هنا من مشيخة قریش من مهاجرة الفتح فدعوتهم فلم یختلف منهم عليه رجلان

فقالوا نرى أن ترجع بالناس ولا تقدمهم على هذا الوباء فنادى عمر في الناس إني مصبح على

غيرك قالها یا أبا ظهر فأصبحوا عليه قال أبو عبيدة بن الجراح أفرارا من قدر الله فقال عمر لو

عبيدة نعم نفر من قدر الله إلى قدر الله أرأیت لو آان لك إبل هبطت وادیا له عدوتان إحداهما

بقدر الله وإن رعيت الجدبة رعيتها بقدر خصبة والأخرى جدبة أليس إن رعيت الخصبة رعيتها

الله قال فجاء عبد الرحمن بن عوف وآان متغيبا في بعض حاجته فقال إن عندي في هذا علما

م یقول إذا سمعتم به بأرض فلا تقدموا عليه وإذا وقع سمعت رسول الله صلى الله عليه وسل

بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه قال فحمد الله عمر ثم انصرف

32 Sahih al-Bukhari, Juz IV, hlm.18. Dalam CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif disebutkan

bahwa perowi hadis ini semuanya siqoh dan hadis ini merupakan hadis Marfu’ Muttasil. Lihat CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif yang dikeluarkan oleh Syirkah al-Baramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah terbitan kedua tahun 2000 pada hadis nomer 5288 menurut hitungan al-almiyyah.

Page 22: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

56

Skema Sanad

نبى

عبدالرحمن بن عوف

عبد اهللا بن عباس

بن عبداهللا بن الحارثعبداهللا

عبدالحميد بن عبدالرحمن

محمد بن مسلم

مالك بن أ نس

عبداهللا بن یوسف

بخارى

Terjemah Hadis.

(al- Bukhari berkata ) telah bercerita pada kami Abdullah bin Yusuf,dia

berkata telah berceruta pada kami Malik,dari Ibnu Syihab,dari Abdul Hamid

bin Abdul Rahman bin Zaid bin al-Khatab,dari Abdullah bin Abdullah bin al

– Haris bin al-Naufal,dari Abdullah bin Abbas, sesungguhnya Umar bin al-

Khattab ra. Suatu hari bepergian ke syam.sesampai di daerah saragh,dia

bertemu dengan sang komandan pasukan Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan

sahabat – sahabatnya.Mereka memberitahukan kepada beliau bahwa negeri

syam sedang dilanda wabah penyakit menular.Umar lalu mengatakan :

Page 23: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

57

panggilkan aku orang – orang muhajirin senior untuk aku ajak

bermusyawarah mengenahi wabah penyakit yang sedang melanda syam.

Mereka ternyata berselisih pendapat.sebagian mereka berpendapat supaya

umar tetap terus dan tidak usah pulang.Sementara sebagian yang lain

berpendapat supaya tetap bersama beberapa orang sahabat Rasulullah

Saw.mereka tidak usah meneruskan perjalanan serta menerjang bencana

tersebut.Umar mengatakan : sekarang tinggalkan saja aku, dan panggilkan aku

orang – orang anshar untuk aku ajak bermusyawarah mengenahi masalah

ini.Sebagaimana halnya orang – orang muhajirin, ternyata mereka juga

berselisih pendapat.Umar lalu meminta supaya mereka juga meninggalkanya,

dan meminta supaya dipanggilkan sesepuh Quraisy yang pernah ikut dalam

peristiwa penaklukan kota mekah.ternyata jumlah mereka hanya tinggal dua

oraang saja. Mereka berpendaapat sebaiknya beliau pulang saja bersama

rombonganya dan tidak usah meneruskan perjalanan menerjang wabah

tersebut.Akhirnya Umar menyeru dihadapan orang – orang bahwa dia telah

mengambil keputusan untuk pulang saja dan menganjurkan mereka untuk

tidak perlu meneruskan perjalanan yang membahayakan itu.Mendengar

keputusan tersebut, Abu Ubaidah bin al-Jarrah merasa keberatan : “Anda mau

lari dari takdir Allah ? “. Umar berkata: seandainya bukan anda yang

mengajukan pertanyaan tersebut,wahai abu ubaidah tentu aku jawab : “ Ya,

aku memang lari dari takdir Allah menuju ke takdir Allah.Bagaimana

pendapatmu jika seekor ontamu turun di sebuah lembah yang memiliki dua

sebrang tanah dimana salah satunya subur dan yang lain tandus, bukankah

kalau kamu memilih menggembalakanya di tempat yang subur berarti kamu

menggembalakanya karena takdir Allah?.Demikian pula

sebaliknya.Kemudian datanglah Abdul rahman bin Auf, dimana sebelumya

dia tidak kelihatan karena ada keperluan yang harus dia selesaikan. Dia

berkata : “Sesungghnya dalam masalah ini saya punya ilmu,saya pernah

mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: “Apabila kalian mendengar ada suatu

Page 24: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

58

negeri yang sedang dilanda suatu bencana maka janganlah kamu

memasukinya,dan apabila kalian sudah terlanjur berada di dalamnya, maka

janganlah kamu keluar daripadanya karena melarikan diri”.Kemudian Umar

memuji pada Allah dan pulang.33

Hadis tersebut menerangkan perjalanan sahabat Umar bin al-Khattab ra.

ke negeri syam karena suatu perintah. Akan tetapi di tengah perjalanan dihadang oleh

sekelompok sahabat yang mengkabarkan bahwa di negeri syam ditimpa suatu

musibah penyakit menular yang mematikan.Hal ini yang menjadikan kebimbangan

sahabat Umar, apakah beliau masih tetap melanjutkan perjalananya ke syam dengan

mengambil resiko dilanda bencana atau pulang dengan selamat tanpa resiko.

Sesuai dengan keterangan hadis bahwa Umar bin Khattab memutuskan

pulang, tidak jadi melanjutkan perjalananya ke syam.Dalam hal ini di protes oleh Abu

Ubaidah,apakah anda mau lari dari takdir Allah? Dan di jawab oleh Umar,Ya,kami

lari dari takdir Allah menuju ke takddir Allah.

Ibnu Hajar dalam menafssirkan perkataan umar tersebut dengan

menggambarkan bahwa umar pada hakekatnya tidak lari dari takdir Allah,melainkan

menyelamatkan diri dari bahaya yang menimpa, dan itu merupakan takdir

Allah.Karena usaha menjauhkan diri dari suatu yang mendatangkan madharat adalah

masyru’ ( diperintah oleh agama ) dan usaha menjerumuskan diri ke jurang kerusakan

adalah mamnu’ ( dilarang oleh agama ).34 Hal semacam itu sesuai dengan dasar al-

Qur’an وال تلقوا بأیدیكم إلى التهلكه ( dan jangan kamu jatuhkan dirimu dalam kerusakan)

33 Ahmad Sunarto dkk., Op.Cit., Jld. VII, hlm. 502. 34 Fath al-Bari, Op.Cit., Juz X, hlm. 186.

Page 25: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

59

c. Sahih al-Bukhari. 35

آتا ب القدر

ید بن وهب حدثنا أبو الوليد هشام بن عبد الملك حدثنا شعبة أنبأني سليمان الأعمش قال سمعت ز

عن عبد الله قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق قال إن أحدآم

ة مثل ذلك ثم یبعث الله ملكا یجمع في بطن أمه أربعين یوما ثم علقة مثل ذلك ثم یكون مضغ

إن أحدآم أو الرجل یعمل بعمل أهل النار حتى فيؤمر بأربع برزقه وأجله وشقي أو سعيد فوالله

ع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها وإن ما یكون بينه وبينها غير باع أو ذرا

الرجل ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما یكون بينه وبينها غير ذراع أو ذراعين فيسبق عليه الكتاب

بعمل أهل النار فيدخلها قال آدم إلا ذراعفيعمل

Terjemah Hadis.

Kitab Ketentuan Allah.

(al – Bukhari berkata ) telah bercerita pada kami Abu al-Walid Hisyam bin

Abdul Abdul Malik,dia berkata telah bercerita pada kami Syu’bah,dia berkata

telah bercerita pada kami Sulaeman al – A’mas,dia berkata telah aku dengar

dari Zaid bin wahab,dari Abdullah,dia berkata telah bercerita pada kami

Rasulullah Saw. Aitu Seorang yang senantiasa benar lagi dibenarkan,bersabda

: “ Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan diperut ibunya

selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah (selama empat

puluh hari ) itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama ( empat

35 Sahih al-Bukhari, Juz IV, hlm.162. Dalam CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif disebutkan

bahwa perowi hadis ini semuanya siqoh dan hadis ini merupakan hadis Marfu’ Muttasil.Lihat CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif yang dikeluarkan oleh Syirkah al-Baramij al- Islamiyyah al-Dauliyyah terbitan kedua tahun 2000 pada hadis nomer 6105 menurut hitungan al-almiyyah.

Page 26: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

60

puluh hari ) itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat, lalu diperintahkan

mencatat empat hal, yaitu : rizkinya, batas waktu kematianya, dan ia adalah

orang yang celaka ataukah bahagia. Demi Allah, seseorang atau seorang laki –

laki di antara kamu mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, sehingga

tidak ada lagi jarak diantara dia dan neraka, kecuali hanya satu depa atau satu

hasta,lalu ia telah lebih dahulu ditetapkan (sebagai penghuni surga ) dan ia

mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, maka akhirnya ia masuk

surga.Dan sesungguhnya ada seorang lelaki mengerjakan amal perbuatan

penghuni surga,sehingga tidak ada lagi jarak di antara dia da surga,kecuali

hanya satu depa atau dua hasta,lalu ia telah lebih dahulu ditetapkan ( sebagai

penghuni neraka ) da ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, maka

akhirnya ia masuk neraka.” 36

Skema Sanad

نبى

عبداهللا بن یوسف

زید بن وهب

سليمان بن مهران

شعبه بن الحجاج

هشام بن عبد الملك

بخارى

36 Sunarto dkk., op.cit., Jld. XIII, hlm. 481-482.

Page 27: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

61

Keterangan,

Dalam catatan lain hadis yang diriwayatkan oleh Adam dari Syu’bah

dengan menggunakan lafaz periwayat حدثنا tidak أنبأنا , dalam redaksi أنبأني

dalam hal ini Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjelaskan bahwa periwayatan ,األعمش

menurut Syu’bah adalah mempunyai satu makna. Jadi hal ini tidak التحدیث و اإلنباء

ada masalah baginya.

Ketiga Hadis diatas dinilai Sahih, Marfu’ , Muttasil, dan Siqah. Menurut

al-Thabari derajad hadis yang ketiga dinilai Hasan, lewat jalur periwayat Ibnu

Mas’ud. Namun demikian, menurut Jumhur Ulama hadis tersebut tetap berkualitas

Sahih.

Ibnu Hajar dalam syarahnya Fath al - Bari menjelaskan, bahwa setiap

yang wujud itu sudah menjadi catatan dan atas kehendak allah semata.37 Artinya, mati

dan hidup, kebahagiaan dan kesengsaraan,surga dan neraka itu semua sudah takdir.

sampai pada perbuatan manusia yang secara kasat mata merupakan kehendak dan

perbuatan manusia sendiri pada hakekatnya itu tidak akan terjadi kecuali atas

kehendak Allah.Dalam hal ini Ibnu Hajar berkomentar sebagai berikut :

والمعنى أنه یتعارض عمله فى إقتضاء السعادة والمكتوب فى ) فيسبق عليه الكتاب ( قوله

فعبر عن ذالك بالسبق ألن السابق یحصل مراده دون . قق مقتضى المكتوبإقتضاء السقاوة فيتح

38. المسبوق

Kalimat (فيسبق عليه الكتاب ) yakni, hal itu bertentangan dengan amal

perbuatanya yang menampakkan perbuatan-perbuatan ahli surga, akan tetapi

pada tulisanya ia ditetapkan sebagai orang yang celaka (aahli neraka ),maka

hal itu dikenbalikan pada catatanya (الكتاب ). Dari itu bisa diambil ibarat,

37 Fath al-Bari, Juz XI, hlm. 478. 38 Ibid. hlm. 487.

Page 28: BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU HAJAR AL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · - Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi lughati al- Arab

62

bahwa sesuatu yang mendahului (السابق ) akan menyisihkan pada yang

didahului (المسبوق ).

Lebih lanjut Ibnu Hajar memberikan beberapa arti yang terkandung dalam

hadis ini yaitu antara lain: 39

- Sesungguhnya perbuatan baik dan jelek itu merupakan tanda (alamat )

bukan suatu kewajiban .

- Sesungguhnya Allah mengetahui sesuatu yang awal dan akhir dari

kehidupan manusia didalam kebahagiaanya atau kesengsaraanya.

- Secara dhahir kebahagiaan terkadang bisa berubah menjadi kesengsaraan

atau sebaliknya, akan tetapi didalam catatan Allah tidak akan berubah.

- Sesungguhnya setiap dari kebahagiaan atau kesengsaraan terkadang akan

terjadi tanpa dengan perbuatan atau factor usia.

- Anjuran untuk selalu menerima atas takdir Allah ( قناعه ) dan larangan

atas perbuatan yang teledor.

- Anjuran untuk selalu mohon lindung kepada Allah atas su’ul khatimah.

39 Ibid. hlm. 488.