BAB III baru -...

21
36 BAB III "THE FIKR" DAN SYAIR LAGU “CINTA-MU” 3.1. Sejarah Berdirinya Kelompok Nasyid "The Fikr" "The Fikr" adalah sebuah Kelompok Nasyid yang terlahir dari lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung, pimpinan ustadz Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal dengan Aa Gym. Kantor "The Fikr" beralamatkan di Jl. Geger Kalong Kirang 49 Bandung 40153. Tim nasyid ini dirintis sejak tahun 1995 dan dipelopori oleh Abu Muammar, Baban Taufik Hafidz, Maulana Hasby, Abdul Ghofar, Ahmad Sugandi, dan Khoruddin Zulyar. Nama "The Fikr" sendiri diberikan oleh Aa Gym yang diambil dari salah satu visi misi Daarut Tauhiid, yaitu ahli dzikir, fikir, dan ikhtiar. (Company Profile Kelompok Nasyid "The Fikr") Latar belakang Daarut Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren yang memiliki budaya mendengarkan nasyid. Dari latar belakang itulah 6 orang sebagai pelopor mendirikan Kelompok Nasyid "The Fikr". Pada awalnya "The Fikr" tidak membawakan lagu-lagu mereka sendiri. "The Fikr" lebih sering membawakan lagu-lagu milik Kelompok Nasyid dari Malasyia yang bernama “The Zikr”. Melihat respon yang baik dari pendengar dan pecinta nasyid, pada akhirnya Kelompok Nasyid ini berhasil menelorkan album mereka yang pertama pada tahun 2001. Pada awalnya "The Fikr" ikut di bawah naungan organisasi MQ (Manajemen Qolbu) Media yang masih di lingkungan pondok pesantren

Transcript of BAB III baru -...

Page 1: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

36

BAB III

"THE FIKR" DAN SYAIR LAGU “CINTA-MU”

3.1. Sejarah Berdirinya Kelompok Nasyid "The Fikr"

"The Fikr" adalah sebuah Kelompok Nasyid yang terlahir dari

lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung, pimpinan ustadz

Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal dengan Aa Gym. Kantor "The

Fikr" beralamatkan di Jl. Geger Kalong Kirang 49 Bandung 40153. Tim

nasyid ini dirintis sejak tahun 1995 dan dipelopori oleh Abu Muammar,

Baban Taufik Hafidz, Maulana Hasby, Abdul Ghofar, Ahmad Sugandi, dan

Khoruddin Zulyar. Nama "The Fikr" sendiri diberikan oleh Aa Gym yang

diambil dari salah satu visi misi Daarut Tauhiid, yaitu ahli dzikir, fikir, dan

ikhtiar. (Company Profile Kelompok Nasyid "The Fikr")

Latar belakang Daarut Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren yang

memiliki budaya mendengarkan nasyid. Dari latar belakang itulah 6 orang

sebagai pelopor mendirikan Kelompok Nasyid "The Fikr". Pada awalnya

"The Fikr" tidak membawakan lagu-lagu mereka sendiri. "The Fikr" lebih

sering membawakan lagu-lagu milik Kelompok Nasyid dari Malasyia yang

bernama “The Zikr”. Melihat respon yang baik dari pendengar dan pecinta

nasyid, pada akhirnya Kelompok Nasyid ini berhasil menelorkan album

mereka yang pertama pada tahun 2001.

Pada awalnya "The Fikr" ikut di bawah naungan organisasi MQ

(Manajemen Qolbu) Media yang masih di lingkungan pondok pesantren

Page 2: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

37

Daarut Tauhiid Bandung. Namun hingga album ketiga keluar atau tepatnya

tahun 2005, akhirnya "The Fikr" mendirikan organisasi sendiri yang terpisah

dari MQ (Manajemen Qolbu) Media. Hal ini untuk mempermudah dalam

mengelola "The Fikr" yang semakin berkembang. "The Fikr" tidak hanya

menjalankan manajemen keorganisasian saja, namun juga menjalankan

untuk regenerasi pada formasi anggota dengan merekrut anggota kelompok

baru. Hal ini bertujuan untuk melanjutkan tongkat estafet "The Fikr" agar

tidak terputus. Hingga saat ini, "The Fikr" telah melakukan 6 regenerasi

pergantian vokal. (Hasil Wawancara dengan Abu Muammar (Manajer

Kelompok Nasyid “The Fikr”), 8 Januari 2005 dan Company Profile

Kelompok Nasyid "The Fikr")

Struktur organisasi internal "The Fikr" secara lengkap adalah sebagai

berikut: pada penasehat Abdullah Gymnastiar. Dewan pembina

Abdurrahman Yuri, Dudung Abdul Ghani, dan Abudzar Feri Susanto.

Manager Abu Muammar, ZA. Sound Engineer Iwan Ahmad Ridwan dan

logistik Robi Hasbullah. (Company Profile Kelompok Nasyid "The Fikr")

Formasi Abu Muammar, Halim Irfani, Aldin, Nurul Rochman, dan

Denny sebagai generasi ke-4 berhasil membuat album pertama dengan tajuk

“Cinta”. Pada tahun 2003 dengan bentuk formasi Nurul Rochman, Rezaldi,

Dudy Nur Hidayat, Asep Nahwan Nur, dan Ahmad Yusuf mengeluarkan

album kedua dengan judul “Cinta-Mu”. Sedangkan formasi terbaru "The

Fikr" yang mengeluarkan album ketiga berjudul “Cinta Di atas Cinta” pada

tahun 2005 adalah Rezaldi, Dudy Nurhidayat, Asep Nahwan Nur, Iwan

Page 3: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

38

Ahmad Ridwan, dan Ahmad Yusuf Pranata Kusuma Sangid. (Hasil

Wawancara dengan Abu Muammar (Manajer Kelompok Nasyid “The

Fikr”), 8 Januari 2005 dan Company Profile Kelompok Nasyid "The Fikr")

Perekrutan anggota kelompok baru dilakukan dengan cara

melakukan audisi. Hal ini untuk menyaring sumber daya manusia yang

memang berkompeten dibidangnya, baik itu dari segi kualitas vokalnya

maupun kemampuan bermusiknya. Terbukti latar belakang setiap anggota

"The Fikr" memiliki sejarah bermusik yang berbeda-beda. Dapat

dicontohkan, Ahmad Yusuf memiliki pengalaman tampil di café-café sekitar

Bandung dan juga pernah menjuarai festival beryanyi Asia Bagus pada

tahun 1995, disamping itu juga memberikan private vokal. Asep Nahwan

Nur mempunyai pengalaman menjuarai MTQ dan Murottal al-Qur'an di

Bandung. Rezaldi pernah menjuarai festival band antar pelajar pada tahun

2000 di Jakarta. Sedangkan Dudy Nur Hidayat adalah salah satu personel

tim nasyid BPM Daarut Tauhiid Bandung. (Company Profile Kelompok

Nasyid "The Fikr")

3.2. Latar Belakang Pemikiran Dakwah Kelompok Nasyid "The Fikr"

Salah satu tujuan kelompok nasyid "The Fikr" didirikan adalah untuk

berdakwah lewat seni. Karena "The Fikr" menganggap bahwa dakwah dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu melalui perbuatan, perkataan,

tulisan, dan juga lewat seni itu sendiri. "The Fikr" menganggap bahwa seni

suara, yang terdiri dari syair dan musik, hanya merupakan sebuah alat atau

sarana untuk berdakwah. Semua tergantung dari niat dan pelaksanaannya.

Page 4: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

39

(Hasil Wawancara dengan Abu Muammar (Manajer Kelompok Nasyid “The

Fikr”), 8 Januari 2006)

Seni suara sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai seni yang berhubungan dengan keindahan suara seperti lagu, musik,

dan lain-lain (Depdikbud, 1997: 893). Seni suara ini terdiri dari dua elemen

pembentuk, yaitu syair lagu yang berhubungan dengan seni sastra dan

penggunaan alat musik (instrumental) yang berhubungan dengan seni musik.

Dakwah lewat seni, lebih khususnya seni suara yang terdiri dari

elemen syair dan musik, haruslah kesenian yang bertanggung jawab.

Artinya, sebagaimana menurut pendapat Yusuf Al-Qardhawi (2000: 35)

bentuk susunan seni suara boleh saja berubah dan berkembang, dan boleh

mengambil bentuk susunan seni suara yang berbeda-beda. Yang terpenting

adalah tujuan, isi, dan fungsi seni suara tersebut.

Dari uraian di atas, dakwah lewat seni suara sangatlah tergantung

dari tujuan, isi, dan fungsi seni suara itu dibuat. Dua elemen pembentuk seni

suara ini harus berkesinambungan dan berjalan secara sepadan dan

berimbang. Artinya, tidaklah baik jika syair dibuat untuk mengajak

mendekatkan diri pada Allah, sedangkan dari penggarapan musiknya

memacu untuk bergoyang dan bersenang-senang, apalagi sampai melupakan

Allah SWT, begitu pula sebaliknya.

Syair-syair "The Fikr" sengaja dibuat yang mudah untuk dipahami.

Artinya, "The Fikr" tidak mebuat syair yang puitis dengan teknik bahasa

yang tinggi. Hal ini dengan tujuan agar syair lagu "The Fikr" dengan pesan

Page 5: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

40

dakwah di dalamnya dapat dengan cepat dan mudah dipahami oleh

pendengar nasyid. Sehingga diharapkan dapat cepat pula mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi penggarapan musiknya, "The Fikr"

tidak mengkotakkan diri pada satu jenis aliran musik saja. Hal ini diterapkan

sebagai strategi dakwah "The Fikr" untuk menjaring lebih banyak

pendengar. Walaupun memang ada kecenderungan musik "The Fikr" lebih

mengarah pada aliran pop. (Hasil Wawancara dengan Abu Muammar

(Manajer Kelompok Nasyid “The Fikr”), 8 Januari 2006)

Visi Kelompok Nasyid "The Fikr" adalah menjadi model Kelompok

Nasyid yang berjiwa da’i, pejuang dan enterpreneurship yang berorientasi

pada keberkahan serta bermanfaat pada sebanyak-banyaknya manusia. "The

Fikr" berprinsip menjadi da’i dan pejuang dakwah tidak selamanya

dilakukan melalui podium atau mimbar, namun juga bisa melalui seni.

Namun di sisi lain dakwah juga membutuhkan dana untk operasional.

Artinya, "The Fikr" berusaha untuk menjalankan tiga fungsi sekaligus, yaitu

da’i, pejuang, dan entrepreneurship yang berhubungan dengan kegiatan

usaha yang berorientasi pada profit atau keuntungan secara bersamaan.

Fungsi entrepreneurship yang dijalankan oleh "The Fikr" tidak bersifat

kaku, tapi dijalankan secara fleksibel. (Hasil Wawancara dengan Abu

Muammar (Manajer Kelompok Nasyid “The Fikr”), 8 Januari 2006 dan

Company Profile Kelompok Nasyid "The Fikr")

Sedangkan misi "The Fikr" adalah berjuang dan berdakwah untuk

memasyarakatkan nasyid sebagai seni alternatif Islam. Sebagai sarana untuk

Page 6: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

41

memperbaiki (munsyid) bagi anggota Kelompok Nasyid "The Fikr" sendiri

maupun pendengar atau pecinta nasyid. Ikut memberikan kontribusi positif

bagi perkembangan dan kemajuan seni budaya Islam. Motto yang dipegang

oleh Kelompok Nasyid "The Fikr" adalah berusaha sekuat tenaga untuk

mengamalkan “amalan sunnah” yang biasa dilakukan di Daarut Tauhiid

Bandung, antara lain: tahajud, i’tikaf, puasa sunnah Senin dan Kamis,

membaca al-Qur'an sebelum atau sesudah shalat fardhu, sedekah setiap hari,

dan menjaga shalat fardhu berjamaah. Berusaha sekuat tenaga untuk

menjadi munsyid sejati, yaitu: berakhlakul karimah, ahli ibadah, dan bangga

menampilkan diri sebagai seorang muslim. Berusaha sekuat tenaga untuk

menjaga nama baik Aa Gym, pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung,

"The Fikr", nasyid, dan Islam pada umumnya. (Company Profile Kelompok

Nasyid "The Fikr")

3.3. Syair Lagu "The Fikr" dalam Album “Cinta-Mu”

Untuk dapat memahami karya sastra secara baik, penulis akan

menggunakan dua sistem pembacaan dalam pendekatan semiotik, yaitu

pembacaan heuristik dan pembacaan retroaktif. Dan ini akan dibahas pada

bab selanjutnya atau bab IV. Untuk mempermudah dalam menganalisis

nantinya, penulis harus terlebih dahulu menulis ulang seluruh syair lagu

"The Fikr" dalam album “Cinta-Mu”. Penulis membatasi pada syair yang

dinyanyikan oleh "The Fikr" saja, yaitu “Semua Sama”, “Pengharapan”,

“Cinta Illahi”, “Sujud”, “Bidadari Surgaku”, “Cinta-Mu” dan “Let’s Smile”.

Untuk syair berjudul “Let’s Smile”, penulis terlebih dahulu

Page 7: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

42

menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan dimaknai sesuai dengan

inti cerita syair.

Mengulas kembali syair lagu "The Fikr" album “Cinta-Mu”

dilakukan untuk menangkap ide dasar dari syair lagu tersebut. Memaknai

syair dengan menjelaskan kemana arah tema syairnya. Penulis juga akan

mengulas gaya bahasa yang digunakan oleh pencipta syair dan

menggolongkan syair itu dalam jenis-jenis syair sebagaimana yang telah

dijelaskan dalam bab II. Berikut syair-syair lagu "The Fikr" dalam album

“Cinta-Mu” :

A. Syair lagu “Semua Sama”

Semua Sama

Dari semua yang ada di dunia ini // Hanya titipan sementara // Tiada

yang kekal semuanya fana // Hanya Allah yang abadi

Kecantikan bukanlah jaminan // Ketampanan bukanlah ukuran //

Amalan adanya suatu jaminan // Ketakwaan adalah ukuran

Kita semua sama dihadapan-Nya // Yang membedakan amalan dan

ketakwaan // Semuanya ini terjadi atas kekuasaan-Nya // Manusia

ingatlah selalu // Semua sama dihadapan Allah // Jangan engkau

menyombongkan harta // Jangan engkau menyombongkan diri

Manusia ingatlah selalu // Semua akan kembali pada-Nya // Semuanya

akan diambil-Nya // Kelak kita mempertanggungjawabkan

Syair lagu ini diciptakan oleh Ahmad Yusuf. Ahmad Yusuf

adalah salah satu anggota kelompok "The Fikr". Secara garis besar

Page 8: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

43

bercerita tentang semua manusia sama kedudukannya di hadapan Allah.

Didahului dengan penceritaan tentang sifat dunia yang tidak kekal dan

bersifat sementara. Sifat kekal hanya dimiliki oleh Allah saja. Kemudian

dilanjutkan pada bait kedua dengan menceritakan tentang ketampanan

dan kecantikan wajah seseorang bukanlah suatu ukuran untuk mendapat

kasih sayang dari Allah. Hanya ketakwaanlah yang dijadikan ukuran

oleh Allah untuk mendapat pahala dari-Nya.

Ahmad Yusuf sebagai pencipta syair lagu ini memasukkan pesan

dakwah bahwa sifat kekal hanya dimiliki oleh Allah. Manusia sama

kedudukannya dihadapan Allah. Harta, kecantikan, ketampanan, dan

lain-lain bukanlah ukuran dalam penilaian Allah. Yang dinilai oleh Allah

adalah tingkat ketakwaan manusia kepada-Nya. agar manusia jangan

memiliki rasa sombong dalam hatinya. Kemudian diakhiri dengan

kalimat yang bersifat peringatan bahwa semua akan kembali pada Allah

dan segala perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya

dihadapan Allah.

Gaya bahasa yang digunakan oleh Ahmad Yusuf dalam

menciptakan syair lagu berjudul “Semua Sama” adalah dengan gaya

bahasa penegasan jenis polisendenton. Gaya bahasa penegasan

polisendenton terlihat dalam penggunaan beberapa kalimat dalam satu

bait yang menyatakan beberapa perbuatan atau benda berturut-turut dan

satu sama lain masih berhubungan atau berkesinambungan. Dapat

dicontohkan dalam bait ke-2, yaitu: Kecantikan bukanlah jaminan //

Page 9: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

44

Ketampanan bukanlah ukuran // Amalan adanya suatu jaminan //

Ketakwaan adalah ukuran. Penggunaan gaya bahasa penegasan juga

terlihat dalam bait-bait selanjutnya yang menempatkan pengulangan

kalimat dengan tema yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

Gaya bahasa pertentangan jenis kontradiksi interminis juga

digunakan oleh Ahmad Yusuf, yaitu gaya bahasa yang menggunakan

pertentangan penjelasan semula. Ini terlihat dalam bait ke-1, yaitu: Dari

semua yang ada di dunia ini // Hanya titipan sementara // Tiada yang

kekal semuanya fana // Hanya Allah yang abadi. Gaya bahasa

pertentangan kontadiksi interminis terlihat dalam penggunaan kata hanya

pada baris ke-2 dan ke-3, yang memberikan penjelasan bahwa semua

yang ada di dunia, baik itu makluk maupun benda hanya bersifat titipan

saja. Semuanya akan berakhir. Hanya Allah saja yang tidak berakhir.

Kata hanya menjelaskan tentang keberadaan Allah yang bersifat kekal.

Syair lagu ini dapat digolongkan dalam jenis syair didaktik, yaitu

syair yang mengandung nilai pendidikan yang umumnya bersifat

eksplisit. Nilai pendidikan ini terlihat dalam cara pengungkapan pesan

tentang ajakan untuk beriman kepada Allah dan deskripsi tentang

keberadaan manusia yang sama di hadapan Allah dengan cara apa

adanya tanpa penggunaan bahasa perumpamaan.

Page 10: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

45

B. Syair lagu “Pengharapan”

Pengharapan

Tuhan hamba mohonkan keridhoan keberkatan // Kau pimpin guruku

yang dicinta // Yang kuharapkan pribadinya yang mulia // Sifat kasih

dan sayang ada padanya

Diwajahnya memancarkan cahaya // Keikhlasan dan kemuliaan //

Pribadinya menyejukkan hati // Laksana para kekasih Allah

Selalu kubermohon // Untuk Kau pimpin guruku // Kembalikan kepada-

Mu // Semua urusannya

Hamba memohon // Kau jadikan guruku // Pemimpin yang risaukan

dunia ini.

Bantulah ia dalam perjuangannya // Menegakkan kebenaran //

Memusnahkan kemungkaran

Syair lagu dengan judul “Pengharapan” ini ditulis oleh Abu

Muammar dan Dudung S. Abu Muammar adalah Manajer Kelompok

Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang doa seorang murid

untuk gurunya. Dalam syair tersebut murid mendoakan agar gurunya

mendapat keberkatan dan keridhoan dari Allah. Juga berharap agar sifat

gurunya itu penuh kasih sayang dan mulia. Pada bait selanjutnya, sang

murid berdoa agar Allah membimbing gurunya dalam menegakkan

kebenaran dan menumpas kemunkaran. Dan ini dilakukan dengan selalu

bertawakkal atau menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah saja.

Page 11: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

46

Gaya bahasa yang digunakan menggabungkan dua gaya

sekaligus, yaitu gaya bahasa perbandingan dan penegasan. Gaya bahasa

perbandingan jenis asosiasi terlihat dalam penggunaan kata untuk

membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan

gambaran sifatnya. Seperti dalam bait ke-2, yaitu: Diwajahnya

memancarkan cahaya // Keikhlasan dan kemuliaan // Pribadinya

menyejukkan hati // Laksana para kekasih Allah. Sedangkan gaya bahasa

penegasan jenis paralelisme terlihat dalam penggunaan kata yang berinti

sama dalam sebuah bait, seperti dalam bait terakhir Menegakkan

kebenaran // Memusnahkan kemungkaran.

Syair yang diciptakan oleh Abu Muammar dan Dudung S. ini

dapat digolongkan dalam jenis syair ode, yaitu syair yang berisi pujian

terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan. Pujian

ini dapat dilihat dalam keseluruhan syair yang mengangkat tentang

pribadi seorang guru yang baik, yaitu bersifat mulia, memiliki rasa kasih

sayang, dan keihlasan dalam mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya.

Bentuk pujian atau kekaguman lebih jelas lagi dalam kalimat laksana

para kekasih Allah, yang dapat diartikan sifat-sifat guru itu seperti

layaknya para Nabi dan Rasulullah.

C. Syair lagu “Cinta Illahi”

Cinta Illahi

Telah lama kita hidup bersama // Di dalam dunia yang fana //

Kita hidup di dunia ini hanya sementara

Page 12: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

47

Allah kasihkan orang yang beriman // Allah sayangkan orang yang

bertakwa // Cinta-Nya Allah tiada kecewa

Cinta Allah semata // Taatilah syariat-Nya // Dialah yang Maha Kuasa

// Akan segala-galanya.

Bagi orang beriman suatu kewajiban // Untuk bertakwa dan taat pada-

Nya // Allah cintakan hamba-Nya // Yakinkan Ia Tuhan kita

Dialah Allah Tuhan manusia // Karena itu sembahlah Dia

Syair lagu “Cinta Illahi” ditulis oleh Asep Nahwan Nur. Asep

Nahwan Nur adalah salah satu anggota Kelompok Nasyid "The Fikr".

Syair ini mengambil tema tentang perintah untuk mencintai Allah

semata. Pada bait pertama didahului dengan penceritaan tentang sifat

dunia yang fana atau tidak kekal. Pada bait selanjutnya memasukan

pesan tentang perintah untuk menyembah dan mentaati syariah Allah. Ini

berarti juga harus melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.

Dan ini menjadi kewajiban bagi manusia yang mengaku dirinya sebagai

seorang muslim. Bait terakhir diakhiri dengan doa bagi orang-orang

beriman kepada Allah, yaitu Allah akan membalas dengan cinta.

Gaya bahasa penegasan digunakan oleh Asep Nahwan Nur

dalam menciptakan syair lagu berjudul “Cinta Ilahi” ini. Gaya bahasa

penegasan bentuk paralelisme terlihat dalam penggunaan kata atau

kelompok kata yang sama di depan atau di belakang baris dalam syair

secara berulang-ulang. Seperti dalam bait ke-2, yaitu: Allah kasihkan

orang yang beriman // Allah sayangkan orang yang bertakwa.

Page 13: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

48

Penggunaan gaya bahasa penegasan bentuk polisendenton juga terlihat

dalam penempatan kata yang memiliki kandungan makna yang sama

dengan maksud untuk lebih mempertegas kalimat sebelumnya. Hal ini

terlihat dalam bait ke-3 dan ke-4.

Syair lagu ini dapat dikategorikan dalam jenis syair didaktik,

yaitu syair yang mengandung nilai pendidikan yang umumnya bersifat

eksplisit. Nilai pendidikan ini terlihat dalam penggunaan kalimat ajakan

oleh Asep Nahwan Nur untuk mengajak pada pembaca agar beriman

kepada Allah.

D. Syair lagu “Sujud”

Sujud

Ada seruan di pagi hari // Ada ajakan mukmin sejati // Terpaut hati

beranjak pergi // Panggilan suci seru Illahi

Sucikan dzahir tembus ke batin // Tingkahnya dzahir bayangan batin //

Ingkarnya dzahir menangis batin // Kufurnya dzahir terhijab batin

Sujud seharian takkan kecukupan // Mensyukuri jangan kelalaian //

Hilangnya syukur datanglah azab // Jangan kau ingkari seruan Allah

Sujudlah engkau hiba kealpaan // Dihadapan-Nya yang penyayang //

Sujudlah engkau hiba kealpaan // Dihadapan-Nya yang penyayang

Syair ini diciptakan oleh Dudung S. dengan tema cerita tentang

ibadah. Didahului dengan penceritaan tentang adzan memanggil kaum

muslimin untuk melakukan shalat. Penceritaan ini secara implisit ada

dalam kalimat: Ada seruan di pagi hari // Ada ajakan mukmin sejati //

Page 14: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

49

Terpaut hati beranjak pergi. Dipertegas dengan kalimat Panggilan suci

seru Illahi yang mengisyaratkan pada ajakan untuk shalat. Syair ini

kemudian dilanjutkan dengan menceritakan shalat yang dapat

menyucikan dan memperbaiki tingkah laku manusia. Bait selanjutnya

atau bait ketiga diceritakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah

takkan tergantikan walaupun seorang manusia beribadah sehari penuh.

Kemudian diakhiri dengan pesan bahwa Allah itu Maha Penyayang.

Gaya bahasa yang digunakan oleh Dudung S. lebih condong pada

gaya bahasa perbandingan, khususnya perbandingan metafora. Gaya

bahasa perbandingan metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan

kata-kata bukan arti sesungguhnya sebagai kiasan yang berdasarkan

persamaan dan perbandingan. Hal ini tampak dalam penggunaan kata

seruan dalam bait ke-1 untuk mewakili adzan, kalimat seru Illahi yang

mengarah pada kegiatan berdzikir atau shalat, kata dzahir yang mewakili

tingkah laku manusia, seruan Allah yang mewakili perintah dan larangan

Allah, dan lain-lain.

Gaya bahasa penegasan repetisi terlihat dalam pengulangan kata

berkali-kali utnuk menimbulkan kesan yang mantap dan menarik, yaitu

pada bait ke-2 dengan penggunaan kata dzahir secara berulang-ulang di

tengah kalimat. Gaya bahasa penegasan jenis repetisi juga terlihat dalam

bait ke-4.

Syair lagu ini jika digolongkan dalam jenis-jenis syair, maka

dikategorikan dalam jenis syair didaktik yang mengedepankan unsur

Page 15: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

50

pendidikan. Unsir pendidikan ini jelas terlihat dalam alur syair yang

mengajak pada perintah untuk melakukan ibadah kepada Allah.

E. Syair lagu “Bidadari Surgaku”

Bidadari Surgaku

Kau bunga di tamanku mekar dan kian mewangi // Menghiasi diriku

dimanapun ku berada // Di lubuk hati ini engkau bidadari surgaku

Kepergianku dalam berjuang // Kau antar dengan doa dan senyuman //

Kemuliaanmu yang penuh ketulusan // Pantaslah kuhargai dirimu

sebagai bidadari surgaku

Dirimu adalah // Anugerah Tuhan untukku // Yang pasti kan kusyukuri //

Dan selalu kan kujaga

Anak-anak menjadi penghibur hati // Penentram jiwa // Membuatku

rindu untuk berkumpul // Di surga nanti

Semoga Allah mengabulkan // Kerinduan ini // Sehingga kita berkumpul

bahagia // Selamanya

Syair lagu ini ditulis oleh Abu Muammar. Mengambil tema

tentang keluarga, namun dititik beratkan pada istri shalihah. Dalam

penggambaran Abu Muammar, istri shalihah adalah istri dapat

membahagiakan suami dimanapun suami itu berada, bersifat mulia, dan

dapat menjaga diri. Istri yang dalam penggambaran tersebut, kemudian

dijuluki oleh Abu Muamar dengan julukan “Bidadari Surga”. Pada bait

keempat juga digambarkan bagaimana sebuah keluarga, dimana anak-

Page 16: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

51

anak menjadi penentram hati dan penghibur jiwa bagi kedua orang

tuanya.

Abu Muammar menggunakan gaya bahasa perbandingan jenis

metafora yang menekankan pada penggunaan kata sebagai kiasan.

Metafora terlihat dalam penggunaan kiasan Kau bunga di tamanku

mekar dan kian mewangi dan kiasan bidadari surgaku. Kalimat Kau

bunga mewakili penggambaran istri shalihah. Ditamanku dapat diartikan

sebagai dirumahku. Sedangkan mekar dan kian mewangi mewakili sifat

istri shalihah yang baik dan berbakti kepada suaminya. Bidadari surgaku

mewakili kiasan untuk istri shalihah.

Secara keseluruhan, syair ini dapat digolongkan dalam bentuk

syair romance, yaitu syair yang berisi luapan rasa cinta seseorang

terhadap kekasih. Bentuk penyampaian rasa cinta ini dalam bentuk

kalimat yang halus dan tidak mengumbar cinta secara berlebihan.

Menggunakan kalimat kiasan yang tidak mengubah esensi cinta

seseorang pada kekasihnya.

F. Syair lagu “Cinta-Mu”

Cinta-Mu

Kurasakan ada getaran dihatiku // Yang telah lama memendam rindu //

Kerinduan begitu dalam ya Robbi // Takkan hilang selamanya.

Aku ingin selalu dalam kasih-Mu // Jangan pernah Kau jauhkan hamba

dari-Mu

Page 17: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

52

Cinta-Mu Allah cinta abadi // Kupasrahkan hidup untuk-Mu // Cinta-Mu

Allah cinta sejati // Di atas segala-galanya

Kumohonkan kerinduan segala cinta // Hanya untuk-Mu Allah // Kukan

selalu ikhlas kepada-Mu // Kukan selalu mengharapkan segala ridho-

Mu

Syair lagu “Cinta-Mu” bercerita tentang kerinduan seorang

hamba untuk mendapat cinta Allah, diciptakan oleh Ahmad Yusuf yang

merupakan salah satu anggota Kelompok Nasyid "The Fikr". Dimulai

dengan pengambaran tentang perasaan bergetar dalam hati seorang

hamba yang merindukan Tuhannya. Memberikan pernyataan bahwa

kerinduannya pada Allah akan tetap selalu ada. Seorang hamba ini juga

berharap agar Allah tidak menjauhkan dirinya dari Allah. Karena dia

sudah memasrahkan hidupnya hanya untuk Allah. Pada bait terakhir

diceritakan tentang rasa ikhlas yang tulus untuk mencintai Allah.

Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa penegasan jenis

paralelisme, yaitu menempatkan kata yang sama pada baris akhir sebuah

syair. Gaya bahasa penegasan paralelisme terlihat dalam penggunaan

kata Mu untuk menggantikan kata Tuhan (Allah) secara berulang-ulang

pada akhir kalimat. Seperti dalam bait ke-2, yaitu: Aku ingin selalu

dalam kasih-Mu // Jangan pernah kau jauhkan hamba dari-Mu. Juga

terlihat dalam bait terakhir, yaitu: Kukan selalu ikhlas kepada-Mu //

Kukan selalu mengharapkan segala ridho-Mu. Penggunaan kata secara

berulang-ulang ini berguna sebagai bentuk penegasan.

Page 18: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

53

Syair ini dikategorikan dalam syair jenis himne, yaitu syair yang

berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa

atau tanah air. Pujian kepada Tuhan ini terungkap dalam kalimat

Kerinduan begitu dalam ya Robbi, Aku ingin selalu dalam kasih-Mu,

Kupasrahkan hidup untuk-Mu, Cinta-Mu Allah cinta abadi, Cinta-Mu

Allah cinta sejati, dan lain-lain.

G. Syair lagu “Let’s Smile”

Let’s Smile

(Marilah Tersenyum/Tersenyumlah)

The Sun comes again (Matahari datang kembali) // It brings the light

back for restless world (Yang membawa cahaya pada dunia yang

gelisah) // And shines on the darkness (Dan menyinari kegelapan)

We’ve got the face on the future (Kita telah mendapat gambaran di

masa depan) // Find away to go through with our fate (Untuk pergi jauh

terus menemukan takdir kita) // And carry out our hopes (Dan keluar

membawa harapan kita)

So let’s smile (Maka tersenyumlah) // Live up the day with brand new

spirit (Menikmati hari dengan semangat yang baru) // And throw away

the burden in our soul (Dan membuang jauh beban dalam jiwa kita) //

Let’s smile (Tersenyumlah) // Leave all out the past far away behind us

(Tinggalkan semua masa lalu jauh di belakang kita) // Believe that Allah

always there for us (Yakinlah bahwa Allah selalu ada untuk kita)

The swisting road our live ( Menjalani hidup kita) // Sometimes it can

mislead us to know where (Suatu waktu itu dapat menyesatkan kita untuk

Page 19: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

54

tahu dimana) // If we don’t have the faith (Apabila kita tidak mempunyai

keyakinan)

We’ve got the face the future (Kita telah mendapat gambaran di masa

depan) // Find away to go through with our fate (Untuk pergi jauh terus

menemukan bersama takdir kita) // And carry out our hopes (Dan keluar

membawa harapan kita)

What good does it to keep on complaining (Perbuatan baik itu untuk

menjaga dari keluhan) // Or keep blaming on every thing (Atau menjaga

dari celaan atas segala sesuatu) // To ease the pain (Untuk meringankan

kesedihan) // And say a pray (Dan menyuarakan do’a)

Syair ini diciptakan oleh dua orang, yaitu Rezaldi dan Andre,

yang keduanya anggota "The Fikr". Secara garis besarnya menceritakan

tentang optimisme dalam menjalani kehidupan di dunia. Diawali dengan

abstraksi tentang datangnya matahari yang menyinari kehidupan di

dunia. Kemudian dilanjutkan dengan pesan agar berjuang mencari takdir

dan harapan manusia masing-masing. Bait ketiga dan keempat berisi

tentang pesan agar dalam menjalani kehidupan ini, seorang manusia

harus menghadapinya dengan senyuman. Hal ini bertujuan agar

perjalanan manusia di dunia ini terhindar dari celaan, dapat meringankan

penderitaan dengan senyuman, dan juga senyuman itu adalah sebuah

doa.

Gaya bahasa yang digunakan dalam syair ini lebih condong ke

gaya bahasa perbandingan bentuk parabel, yaitu gaya bahasa yang

mempergunakan perumpamaan dalam hidup dan dalam menyajikannya,

Page 20: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

55

pengarang mengajak pembaca untuk membandingkan suasana dalam

syair dengan kehidupan yang sebenarnya. Hal ini tampak dalam bait

ke-1, yaitu: The Sun comes again (Matahari datang kembali) // It brings

the light back for restless world (Yang membawa cahaya pada dunia

yang gelisah) // And shines on the darkness (Dan menyinari kegelapan).

Kalimat Matahari datang kembali tidak semata-mata menggambarkan

terbintnya matahari, namun dapat dimaknai dengan hari baru yang

datang atau dapat pula harapan baru yang hadir.

Kata cahaya pada kalimat Yang membawa cahaya pada dunia

yang gelisah dapat dikategorikan dalam bentuk gaya bahasa

perbandingan metafora, dimana kata cahaya sebagai bentuk kiasan

“harapan baru”. Kata gelisah dan kegelapan sebagai kiasan terhadap

kondisi dunia yang rusak dan tidak segera ada perbaikan.

Syair lagu ini dapat digolongkan dalam bentuk syair lirik, yaitu

syair yang berisi luapan batin individual pembuat syair dengan segala

macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang

melingkupinya. Disaat yang sama juga digolongkan dalam bentuk syair

didaktik yang mengandung nilai pendidikan. Nilai pendidikan ini terlihat

dalam ajakan untuk menyongsong hari depan dengan senyuman dan

semangat yang baru.

Setelah syair-syair lagu di atas diulas oleh penulis dan dikaji dari segi gaya

bahasanya dan penggolongan jenis syair tersebut, dalam bab selanjutnya akan

dianalisis secara lebih mendalam menggunakan pembacaan heuristik dan

Page 21: BAB III baru - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-2006-erisritris-792-BAB... · Nasyid "The Fikr". Syair ini mengambil tema tentang

56

retroaktif. Pengkajian dari segi gaya bahasa dan penggolongan jenis syair ini

mengacu pada pembagian gaya bahasa dan jenis syair sebagaimana yang telah

dijelaskan pada bab II. Sedangkan pada bab IV, pembacaan heuristik sebagai

sistem semiotik tingkat pertama dan pembacaan retroaktif sebagai sistem semiotik

tingkat kedua digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis dan

mengungkap makna syair lagu, kemudian dijadikan landasan dalam menentukan

penggolongan pesan-pesan dakwahnya.