FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

55
FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA SAYYID QUTHB) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Kinda Naim NIM. 14210581 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

Page 1: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK

PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA

SAYYID QUTHB)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Kinda Naim

NIM. 14210581

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK

PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA

SAYYID QUTHB)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Kinda Naim

NIM. 14210581

Pembimbing:

Hj. Muthmainnah, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

ABSTRAK

Kinda Naim (14210581)

Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik

pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qu’ran Karya Sayyid Quthb)

Perkembangan agama Islam yang semakin pesat menimbulkan

kekhawatiran dan ketakutan oleh bangsa-bangsa Eropa khususnya Yahudi dan

Nasrani (Ahli Kitab). Berbagai perang demi perang dilancarkan satu persatu

melawan kekuatan Islam namun tetap saja gagal, terutama kegagalan besar

mereka pada Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun lamanya. Dari

sini mereka menyadari kekuatan Islam yang tidak akan pernah luntur, yaitu

kekuatan jihad membela agama Allah dan tertanamnya nilai-nilai Al-Qur’an

dalam hati umat Islam. Karena itulah, para musuh Islam, khususnya

orientalisme berusaha mendalami agama Islam untuk dicari kelemahan-

kelemahannya. Dari sini mereka mulai bersatu padu dengan tujuan yang sama,

yaitu menghancurkan Islam dari dalam menggunakan strategi yang lebih

dikenal dengan istilah ghazw al-fikr (perang pemikiran).

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu

dengan merujuk pada berbagai sumber-sumber tertulis dan juga bersifat

kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Penelitian ini merupakan analisis tematik dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an

yang berkaitan dengan tema.

Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah, dalam tafsirnya Sayyid Quthb

menegaskan betapa kerasnya kebencian musuh-musuh Islam terutama Ahli

Kitab yang beliau sebutkan berulang-ulang. Para musuh Islam saling bekerja

sama dengan satu tujuan, yaitu memalingkan kaum muslimin dari agamanya

kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka yang

buruk. Quthb juga menyebutkan beberapa program ghazw al-fikr seperti

Zionisme, Komunisme, Humanisme, dan Salibisme, membuktikan bahwa

program ghazw al-fikr yang pada zaman Quthb masih berjumlah sedikit,

sekarang telah berkembang menjadi program yang lebih banyak, lebih

memikat, dan lebih berbahaya, menandakan bahwa musuh-musuh Islam tak

akan berhenti berupaya dari generasi ke generasi untuk memusnahkan syariat

Islam, berupa Westernisasi, Pluralisme Agama, Feminisme, Hedonisme,

Materialisme, dan sebagainya. Maka solusinya adalah dengan berpegang teguh

kepada satu-satunya petunjuk yang benar, yaitu petunjuk Allah swt.

Page 4: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw Al-Fikr dalam Perspektif al-Qur’an

(Analisis Tematik pada Tafsir Fi Zhilâl al-Qur’ân Karya Sayyid Quthb” yang

disusun oleh Kinda Naim dengan Nomor Induk Mahasiswa: 14210581 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Pembimbing,

Hj. Muthmainnah, MA

Page 5: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an

(Analisis Tematik pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Karya Sayyid Quthb)”

oleh Kinda Naim dengan NIM 14210581 telah diujikan pada sidang

Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada

tanggal 16 Agustus 2018. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Jakarta, 3 Oktober 2018

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Siti Ruqoyyah Tamami

Penguji I, Penguji II,

Dr. KH. Ahsin Sakho M., MA Dra. Mursyidah Thahir, MA

Pembimbing,

Hj. Muthmainnah, MA

Page 6: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kinda Naim

NIM : 14210581

Tempat/Tgl. Lahir : Damaskus, 15 April 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam

Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Karya

Sayyid Quthb)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan

yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Kinda Naim

NIM. 14210581

Page 7: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

iv

PERSEMBAHAN

Teruntuk mama dan papa, yang dengan cinta dan kasih sayang sepanjang

masanya selalu mengingatkanku untuk bersyukur atas kebaikan-Nya.

Untuk kedua kakakku yang baik, perhatian, dan selalu siap siaga saat

kubutuhkan pertolongannya.

Untuk ibu guru MA Al-Hikmah yang telah menggoreskan kebaikan dan

uswatun hasanahnya dalam benak hingga kini.

Untuk sahabat-sahabatku tercinta, yang dengan tulus dan ikhlas mewarnai

jiwa ini dalam indahnya kebersamaan.

Semoga selalu dalam perlindungan Allah swt. di dunia dan akhirat,

dan semoga senantiasa berada dalam jalan-Nya yang baik.

Page 8: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

v

MOTTO

“Cara terbaik bersyukur adalah menggunakan nikmat itu sesuai dengan ridho

pemberinya.” – dr. Gamal Albinsaid

“Tidak perlu memikirkan penilaian atau pandangan orang lain terhadapmu,

tapi khawatirkan penilaian Allah terhadap akhlakmu.”

Page 9: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, segala puji syukur saya panjatkan kepada

Tuhan semesta alam yang dengan kasih dan sayang-Nya saya telah

menyelesaikan penelitian ini dengan judul, “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam

Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik pada Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân

Karya Sayyid Quthb)” dalam rangka menyelesaikan tugas akhir fakultas

Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sang Nabi yang telah

menuntun umatnya dari kegelapan menuju cahaya-Nya dengan risalah agama

Islam.

Saya sepenuhnya menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini

dipenuhi dengan tantangan dan rintangan, salah satunya adalah masih

minimnya buku yang khusus membahas tentang tema terkait. Karena itu,

saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang selalu mensupport dan

turut membantu penyelesaian skripsi ini, baik dalam bentuk buku maupun

diskusi. Tanpa mereka, saya tak akan bisa menyelesaikannya dengan tuntas.

Saya juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada papa dan mama,

yang telah mengizinkan saya menuntut ilmu di Institut Ilmu Al-Qur’an, yang

mendorong saya untuk selalu maju ke depan meski penuh dengan rintangan,

dan yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk saya. Semoga Allah

berikan balasan yang lebih baik, dan semoga saya bisa menjadi perantara

kebaikan-Nya untuk orang tua saya.

Page 10: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

vii

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, Lc, MA selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfah, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ

Jakarta, atas kesediannya menyetujui judul penulis.

3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA selaku Kepala Jurusan

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, dan juga

dosen matakuliah metode penelitian yang telah mengajarkan dan

mengarahkan mahasiswinya dalam menyusun penelitian ini, baik dari

segi tema pembahasan maupun sistematika penulisan.

4. Ibu Hj. Muthmainnah, MA selaku dosen pembimbing penulis. Terima

kasih untuk kesediaannya meluangkan waktu, kesabaran ibu dalam

membimbing, serta arahan-arahan untuk menyempurnakan penulisan

skripsi penulis.

5. Ibu Atiqah, Ibu Mahmudah, Ka A’yuna dan seluruh Insrukur tahfidz

IIQ Jakarta. Instruktur tahfidz yang menjadi panutan saya untuk bisa

menjadi seperti mereka, yaitu meluangkan seluruh waktunya dengan

ikhlas untuk Al-Qur’an dan menjaganya sepanjang hayat.

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah

memberikan ilmunya kepada saya, sehingga saya mampu memahami

banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-Qur`an dan tafsir.

7. Seluruh pengurus Pesantren Takhassus IIQ, yang telah memberikan

saya pengalaman menjadi santri untuk pertama kalinya, serta teman-

teman sekamar dan seperjuangan untuk terus mengaji dalam indahnya

kebersamaan. Semuanya adalah pengalaman yang sangat indah untuk

saya.

8. Seluruh staf fakultas yang telah membantu setiap tangga proses yang

saya lalui.

Page 11: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

viii

9. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpusakaan umum UIN

Syarif Hidayatullah, perpustakaan PSQ dan perpustakaan Iman Jama’

yang telah memberikan sarana kepada saya untuk mencari bahan yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi.

10. Teman-teman IIQ Jakarta khususnya Fakultas Ushuluddin A angkatan

2014, terima kasih atas pertemanan suka-duka kita selama empat

tahun ini, semoga silaturahim kita selalu terjalin erat sampai akhir

hayat.

11. Untuk sahabat-sahabat terbaik saya yang dengan kebaikan dan

perhatian kalian, saya tak henti-hentinya menggores kenangan-

kenangan yang indah dalam masa perkuliahan. Terima kasih karena

selalu menjadi kelebihan dalam segala kekurangan.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Kinda Naim

Page 12: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ........................................................................ iii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

ABSTRAK .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 11

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 12

D. Perumusan Masalah .................................................................. 12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 13

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 13

G. Metodologi Penelitian .............................................................. 17

1. Jenis Penelitian .................................................................. 17

2. Sumber Data ...................................................................... 17

3. Teknik dan Metode Pengumpulan Data ............................ 18

4. Metode Analisis Data ........................................................ 18

H. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................ 18

BAB II SEKILAS TENTANG GHAZW AL-FIKR DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEHIDUPAN UMAT ISLAM

A. Definisi Ghazw al-fikr .............................................................. 21

B. Latar Belakangdan Perkembangan Ghazw al-fikr .................... 24

C. Program-program Ghazw al-fikr .............................................. 29

Page 13: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

x

1. Westernisasi ...................................................................... 30

2. Sekularisme ....................................................................... 31

3. Liberalisme ........................................................................ 33

4. Modernisme Agama .......................................................... 35

5. Pluralisme Agama ............................................................. 37

6. Feminisme ......................................................................... 41

D. Strategi dalam Menerapkan Ghazw al-Fikr ............................. 43

E. Dampak Negatif Fenomena Ghazw al-Fikr terhadap Kehidupan

Umat Islam ............................................................................... 47

1. Penghancuran Akidah dan Akhlak .................................... 47

2. Penetrasi Budaya ............................................................... 49

F. Solusi dalam Menghadapi Fenomena Ghazw al-Fikr .............. 53

BAB III BIOGRAFI SAYYID QUTHB DAN PROFIL KITAB

TAFSIRNYA

A. Biografi dan Karya ................................................................... 57

a. Riwayat Hidup ................................................................... 57

b. Pendidikan dan Karir ......................................................... 59

c. Pengalaman Organisasi ..................................................... 62

d. Karya ................................................................................. 65

B. Profil Kitab Tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân .................................... 66

a. Motivasi dan Tujuan Penulisan ......................................... 66

b. Kronologi Penulisan Tafsir ............................................... 68

c. Sumber Penafsiran ............................................................. 69

d. Metode Tafsir .................................................................... 70

e. Corak Tafsir ....................................................................... 71

f. Sistematika Tafsir .............................................................. 72

BAB IV ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT GHAZW AL-FIKR

A. Awal Mula Munculnya Ghazw al-fikr (QS. Al-A’râf: 20 &26) 75

Page 14: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

xi

B. Pelaku Ghazw al-fikr ................................................................ 80

a. Setan Jin dan Manusia (QS. An-Nâs [114]: 4-6) .............. 80

b. Ahli Kitab (QS. Al-Mâ`idah [5]: 59) ................................ 86

C. Metode Penerapan Ghazw al-fikr ............................................. 93

a. Mengenal Agama Islam (QS. Al-An’âm [6]: 20) ............. 93

b. Dengan Mulut atau Ucapan (QS. Ash-Shaff [61]: 8) ........ 99

D. Tujuan Penciptaan Ghazw al-Fikr (QS. Al-Baqarah [2]: 120) 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 109

B. Saran ......................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 114

Page 15: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi sebagaimana

diuraikan di bawah ini. Transliterasi ini ditulis dengan menggunakan

pedoman transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

‘ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ر

w : و z : ز

h : ه s : س

` : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

Page 16: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

xiii

2. Vokal

Vokal Tunggal : Vokal Panjang : Vokal Rangkap:

Fathah : a أ: â ... ي : ai

Kasrah: i ي: î و…: au

Dhammah: u و: û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:

Al-Mâ`idah : المائدة Al-Baqarah : البقرة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah :السيدة ar-Rajulu : الرجل

مسالش : asy-Syams الدارمي: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang ( _),

sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmana as-Sufahâ’u : أمنالسفهاء Âmannâ billâhi :أمنابالل

الذي ن كع Inna al-ladzîna : إن waar-rukka’i : والر

d. Ta Marbûthah(ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

al-Jâmi’ah al-Islâmiyah : الجامعةالأسلامية al-Af`idah : الأفئدة

Page 17: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

xiv

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nâshibah : عاملةناصبة

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainya.

Page 18: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

xv

ABSTRAK

Kinda Naim (14210581)

Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik

pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qu’ran Karya Sayyid Quthb)

Perkembangan agama Islam yang semakin pesat menimbulkan

kekhawatiran dan ketakutan oleh bangsa-bangsa Eropa khususnya Yahudi

dan Nasrani (Ahli Kitab). Berbagai perang demi perang dilancarkan satu

persatu melawan kekuatan Islam namun tetap saja gagal, terutama kegagalan

besar mereka pada Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun

lamanya. Dari sini mereka menyadari kekuatan Islam yang tidak akan pernah

luntur, yaitu kekuatan jihad membela agama Allah dan tertanamnya nilai-

nilai Al-Qur’an dalam hati umat Islam. Karena itulah, para musuh Islam,

khususnya orientalisme berusaha mendalami agama Islam untuk dicari

kelemahan-kelemahannya. Dari sini mereka mulai bersatu padu dengan

tujuan yang sama, yaitu menghancurkan Islam dari dalam menggunakan

strategi yang lebih dikenal dengan istilah ghazw al-fikr (perang pemikiran).

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research),

yaitu dengan merujuk pada berbagai sumber-sumber tertulis dan juga bersifat

kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Penelitian ini merupakan analisis tematik dengan mencari ayat-ayat Al-

Qur’an yang berkaitan dengan tema.

Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah, dalam tafsirnya Sayyid Quthb

menegaskan betapa kerasnya kebencian musuh-musuh Islam terutama Ahli

Kitab yang beliau sebutkan berulang-ulang. Para musuh Islam saling bekerja

sama dengan satu tujuan, yaitu memalingkan kaum muslimin dari agamanya

kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka yang

buruk. Quthb juga menyebutkan beberapa program ghazw al-fikr seperti

Zionisme, Komunisme, Humanisme, dan Salibisme, membuktikan bahwa

program ghazw al-fikr yang pada zaman Quthb masih berjumlah sedikit,

sekarang telah berkembang menjadi program yang lebih banyak, lebih

memikat, dan lebih berbahaya, menandakan bahwa musuh-musuh Islam tak

akan berhenti berupaya dari generasi ke generasi untuk memusnahkan syariat

Islam, berupa Westernisasi, Pluralisme Agama, Feminisme, Hedonisme,

Materialisme, dan sebagainya. Maka solusinya adalah dengan berpegang

teguh kepada satu-satunya petunjuk yang benar, yaitu petunjuk Allah swt.

Page 19: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat kita menelusuri kembali sejarah peradaban Islam, dalam

perjalanannya umat Muslim selalu menghadapi berbagai ujian, cobaan,

fitnah, dan serangan.1 Selagi Islam tetap sebagai kebenaran yang diridhai

Allah bagi semua manusia dan sebagai kenikmatan yang dilimpahkan

kepada mereka, maka akan muncul pula persekongkolan yang hendak

mencabut akar-akarnya. Sirah Muhammad saw. menjadi saksi atas

semua ini. Sejak beliau berdakwah secara terus terang, maka berbagai

persekongkolan selalu menghadangnya. Namun kehendak Allah tampil

sebagai pemenang, dibuktikan dengan perkembangan agama Islam yang

saat ini tergolong terbesar di dunia.2

Berdasarkan Forum Riset Pew, dalam lebih dari empat dekade

mendatang, agama Kristen akan tetap menjadi kelompok agama terbesar,

tetapi Islam akan tumbuh lebih cepat ketimbang agama besar mana pun.

Saat ini, Islam masih ada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk

sebanyak 1,59 miliar jiwa, atau sekitar 23% dari total populasi dunia.

Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Hingga

2050, diperkirakan jumlah Muslim di seluruh dunia (2,8 miliar atau 30%

dari populasi) akan hampir sama banyaknya dengan jumlah penganut

Nasrani (2,9 miliar atau 31% dari populasi), dan ini akan menjadi

kemungkinan kali pertama dalam sejarah. Peningkatan yang signifikan

ini terutama disumbang populasi muslim di Eropa yang merangkak naik

1 Akhmad Jenggis P., Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011), h. 91 2 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217

Page 20: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

2

sampai 10%.3 Amerika Serikat misalnya, diperkirakan minimal sekitar

20 ribu orang-orang Amerika yang memeluk Islam setiap tahunnya.

3 Shelina Janmohamed, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka

Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2017), h. 16

Page 21: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat kita menelusuri kembali sejarah peradaban Islam, dalam

perjalanannya umat Muslim selalu menghadapi berbagai ujian, cobaan,

fitnah, dan serangan.1 Selagi Islam tetap sebagai kebenaran yang diridhai

Allah bagi semua manusia dan sebagai kenikmatan yang dilimpahkan

kepada mereka, maka akan muncul pula persekongkolan yang hendak

mencabut akar-akarnya. Sirah Muhammad saw. menjadi saksi atas

semua ini. Sejak beliau berdakwah secara terus terang, maka berbagai

persekongkolan selalu menghadangnya. Namun kehendak Allah tampil

sebagai pemenang, dibuktikan dengan perkembangan agama Islam yang

saat ini tergolong terbesar di dunia.2

Berdasarkan Forum Riset Pew, dalam lebih dari empat dekade

mendatang, agama Kristen akan tetap menjadi kelompok agama terbesar,

tetapi Islam akan tumbuh lebih cepat ketimbang agama besar mana pun.

Saat ini, Islam masih ada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk

sebanyak 1,59 miliar jiwa, atau sekitar 23% dari total populasi dunia.

Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Hingga

2050, diperkirakan jumlah Muslim di seluruh dunia (2,8 miliar atau 30%

dari populasi) akan hampir sama banyaknya dengan jumlah penganut

Nasrani (2,9 miliar atau 31% dari populasi), dan ini akan menjadi

kemungkinan kali pertama dalam sejarah. Peningkatan yang signifikan

ini terutama disumbang populasi muslim di Eropa yang merangkak naik

1 Akhmad Jenggis P., Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011), h. 91 2 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217

Page 22: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

2

sampai 10%.3 Amerika Serikat misalnya, diperkirakan minimal sekitar

20 ribu orang-orang Amerika yang memeluk Islam setiap tahunnya.

Dengan kuasa-Nya, mereka mulai mengagumi agama Islam dan

menyatakan syahadat dengan berbondong-bondong sebagaimana dalam

firman Allah, 4

وٱلرفترح ٱلله فرواجا ١إذا جاء نصر أ خلون ف دين ٱلله يرت ٱلنهاس يدر

٢ورأ

د رب ك ا فسب حر بمر اب إنههۥ كن توه ه فرر تغر ٣وٱسر“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu

lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka

bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-

Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat.” (QS. Al-

Nashr: 1-3)

Namun ada kontradiksi atau paradoks yang terjadi dalam dunia

Islam. Di satu sisi kita yakini agama ini sebagai agama dengan segala

aspeknya membawa pada kemajuan, kekuatan, dan keberhasilan.

Pengikutnya adalah manusia pilihan yang diutus untuk membawa

keselamatan bagi seluruh manusia. Akan tetapi di sisi lain, realitas di

dunia Islam tidak atau belum menggambarkan idealisme Islam yang

sesungguhnya. Seolah Islam menjadi agama tumpu dan lumpuh karena

tidak mampu membawa perubahan dalam kehidupan umatnya. Umat

besar, bergelimang dengan sumber daya alam yang dahsyat, tetapi hidup

dalam suasana yang memprihatinkan.5

3 Shelina Janmohamed, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka

Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2017), h. 16

4 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang

Imam New York), (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017), h. 86

5 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang

Imam New York), h. 88

Page 23: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

3

Transparency International tahun 2017 mencatat, mayoritas negeri

Muslim berada pada urutan atas merajalelanya korupsi. Indonesia,

Pakistan, Bangladesh, yang penduduk muslimnya secara total mencakup

30% dari umat Islam sedunia, termasuk parah korupsinya. Indonesia

indeks korupsinya berada di peringkat 96, Pakistan dan Mesir peringkat

117, serta Bangladesh peringkat 143. Saat ini, selain Selandia Baru dan

Denmark, negara yang indeks korupsinya rendah alias bersih dari

korupsi mayoritas berada di Negara Barat.6

Sedangkan menurut Human Development Index (Indeks

Pembangunan Manusia) tahun 2018 yang diukur lewat harapan hidup,

melek huruf, dan penghasilan berbagai bangsa, mayoritas bangsa-bangsa

Muslim masih berada di urutan menengah bawah dan urutan bawah yang

dikategorikan sebagai negara berkembang, bahkan ada negara yang

ranking IPMnya menurun drastis akibat konflik kekerasan (perang),

yaitu Suriah, Yaman, dan Libya. Dari sekitar 50 negara berpenduduk

Muslim, yang berkategorikan negara maju terhitung hanya 8 negara

saja7, sedangkan mayoritasnya dikuasai oleh negara-negara Barat.8

Muhammad Tholhah Hasan menyimpulkan bahwa masalah yang

sebenarnya memprihatinkan adalah kondisi kualitatif umat Islam, suatu

kumpulan manusia yang sebanyak itu belum banyak yang menampilkan

potensi riilnya. Banyak di antaranya yang dikenal sebagai mayoritas di

suatu negara, tapi mayoritasnya masih terbatas pada “numerical

6 http://riset.ti.or.id/corruption-perceptions-index-2017/ diakses pada tanggal 29

September 2018

7 Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018, negara berpenduduk mayoritas

Muslim yang termasuk dalam kategori negara maju (very high human development) adalah

negara Uni Emirat Arab pada peringkat 34, Qatar peringkat 37, Brunei Darussalam dan Arab

Saudi peringkat 39, Bahrain peringkat 43, Kuwait peringkat 56, Malaysia peringkat 57, dan

Kazakhstan peringkat 58

8 http://www.hdr.undp.org/ diakses pada tanggal 29 September 2018

Page 24: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

4

mayority” (mayoritas angka), dan pada hakikatnya masih tetap dalam

“energetical minority” (minoritas dalam kekuatannya). Menurut beliau,

kenyataan ini salah satunya disebabkan oleh kekurangpahaman

masyarakat muslim terhadap hakikat ajaran Islam, karena pengaruh

orientasi Barat yang sengaja mengacaukan pengertian-pengertian tentang

Islam, dan juga karena dakwah Islamiyah yang kehilangan aktualitasnya,

karena kurang menemukan relevansi degan tuntutan dan perkembangan

yang terjadi dalam realitas sosial yang dihadapi.9

Realitas ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.,

ث نا ابن ث نا بشر بن بكر، حد ، حد مشقي ث نا عبد الرحن بن إب راهيم الد حدثن أبو عبد السلم، عن ث وبن، قال: قال رسول الل صلى الله عليه جابر، حد

، «ن تداعى عليكم كما تداعى الكلة إل قصعتهايوشك المم أ »وسلم: بل أن تم ي ومئذ كثير، ولكنكم غثاء »ف قال قائل: ومن قلة نن ي ومئذ؟ قال:

زعن الل من صدور عدو كم ا لمهابة منكم، ولي قذفن الل ف كغثاء السيل، ولي ن ، وما الوهن؟ قال: «ق لوبكم الوهن ن يا، »، ف قال قائل: ي رسول الل حب الد «وكراهية الموت

“Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim ad-

Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, telah

menceritakan kepada kami Jabir, telah menceritakan kepada kami Abu

Abdis-Salam, dari Thauban, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,

‘Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan

pemangsa yang memperebutkan makanannya.’ Maka seseorang

bertanya: ‘Apakah karena sedikitnya jumlah kita?’,‘Bahkan kalian

banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah

mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan

Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit al-wahn.’

9 Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman,

(Jakarta: Lantabora Press, 2005), h. 4-5

Page 25: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

5

Seseorang bertanya: ‘Ya Rasulullah, apakah al-wahn itu?’ Nabi

bersabda: ‘Cinta dunia dan takut akan kematian.’” (HR. Abû Dâwud)10

Degradasi (kemunduran) pada umat Islam ini menandakan

berhasilnya salah satu program yang telah direncanakan secara terperinci

dan dilancarkan oleh sejumlah kelompok anti-Islam, khususnya oleh

orang-orang Barat yang khawatir dengan perkembangan pesat agama

Islam ini. Di satu sisi, karena Barat ditampilkan sebagai representasi

modernitas dan kemajuan, maka hadirnya Islam di dunia Barat juga

berarti ancaman kepada modernitas dan kemajuan. Inilah sesungguhnya

yang melandasi pemikiran orang semacam Huntington atau Fukuyama

ketika mengajukan hipotesis bahwa Islam dan peradaban Barat

mengalami perbenturan. Ketakutan dan kekhawatiran mereka ini adalah

salah satu faktor terjadinya gejala Islamofobia11 di Barat.12

Semenjak kekalahan kaum Barat dalam Perang Salib, mereka

menyadari bahwa Al-Qur'an adalah sumber utama kekuatan Islam. Maka

tidaklah mungkin kaum Muslimin diperbudak selama mereka tetap

berpegang teguh kepada Al-Qur'an, mengamalkannya dan menerapkan

hukum-hukumnya. Islam adalah agama kekuatan, agama keagungan dan

agama perjuangan. Maka kaum Muslimin tidak akan pernah bertekuk

10 Abû Dâwud Ismâ’îl, Sunan Abû Dâwud, (Beirût: Al-Maktabah Al-‘Isriyah, t.t.), Jilid

4, dalam Kitab Al-Malâhim, bab Fî Tadâ’î al-Umami fî al-Islâm, no. 4297, h. 111

11 Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan

diskriminasi pada Islam dan Muslim. Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi

menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada

tahun 1997, Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai "rasa

takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim,"

dinyatakan bahwa hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim

dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di

dalamnya juga ada persepsi bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan

budaya lain, lebih rendah dibanding budaya barat dan lebih berupa ideologi politik yang

bengis daripada berupa suatu agama. (lihat Wikipedia,

https://id.wikipedia.org/wiki/Islamofobia, diakses pada tanggal 29 September 2018)

12 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang

Imam New York), h. 90

Page 26: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

6

lutut kepada siapa pun selama mereka menyadari hal tersebut.13 Inilah

yang menyebabkan mereka mencari ‘jalan lain’ dalam memerangi umat

Islam. Mereka telah berusaha mengalahkan Islam secara militer,

menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk membeli tank, amunisi,

dan pesawat, menggunakan tenaga yang besar hingga mengorbankan

banyak warga dan tentara dalam pertempuran tersebut. Hal ini terbukti

dengan adanya perang di Afghanistan, Irak, Chechnya, Suriah, dan

masih banyak lagi negeri-negeri muslim yang mereka perangi namun

upayanya selalu gagal dalam melenyapkan umat Islam yang sebaliknya

justru berkembang semakin banyak.14

Karenanya, mereka mencoba menyusun langkah strategis dengan

jalan merusak akidah umat Islam, menebar keragu-raguan di benak dan

hati mereka, mencabik-cabik persatuan dan persaudaraan mereka,

mereduksi serta membelokkan aspek kesejarahan mereka. Samuel

Zwemer, Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi, menyatakan bahwa jalan

satu-satunya menghancurkan Islam dan kaum muslimin adalah dengan

merusak akidah Islam dan mencerai-beraikan persatuan Islam.

Penghancuran ini adalah menanggalkan akidah Islam agar mereka tidak

percaya kepada Al-Qur’an atau menjadikan mereka ateis.15

Inilah yang disebut dengan perang pemikiran (ghazw al-fikr), perang

tanpa darah, perang tanpa peluru, tapi korban dan lukanya jauh lebih

dalam dan lebih parah dari perang-perang yang telah dilancarkan pada

negara-negara Islam seperti Irak, Afghanistan, Palestina, dan yang

13 Abdul Aziz Al-Khayyath, Islam dalam Berbagai Ancaman, (Jakarta: Bonafida Cipta

Pratama, 1993), h. 22

14 Muharram Al Hakim, Mengapa Mereka Melakukan Ghazwul Fikri,

https://www.facebook.com/555638731129296/posts/ghazwul-fikri-(perang-pemikiran)-

ghazwul/688979311128570/, diakses pada tanggal 31 Juli 2018 15 Abdullah Al-Thail, Yahudi Sang Penghancur Dunia, (Jakarta: Mirqat Publishing,

2008), h.191

Page 27: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

7

lainnya. Yang mereka perlukan hanya dengan menyebarkan ide-ide yang

mereka usung ke seluruh belahan dunia. Bahkan dengan cara ini yang

tidak terjangkau oleh perang fisik bisa terjangkau dengan perang

pemikiran. Perang yang satu ini mampu dan bisa mengubah tidak saja

cara berpikir, tapi jauh lebih dalam lagi mampu mengubah nilai-nilai

fundamental ajaran Islam. Islam tentu tidak berubah, karena Allah yang

menjaga dan menyucikan agama ini. Yang berubah adalah cara kita

melihat Islam. Yang berubah adalah cara kita mengartikan Islam. Dan

sesungguhnya, itulah yang dikehendaki musuh-musuh Islam, sesuai

dengan cara yang mereka tentukan.16 Musuh-musuh Islam secara gencar

dan sistematis berupaya keras mengeliminasi Islam supaya tidak

berkembang dan berupaya pula menghancurkan Islam dari dalam.

Program eliminasi dan penghancuran ini terangkum dalam program

ghazw al-fikr yang mereka rencanakan.17

Hal ini mereka lakukan sesuai dengan firman Allah swt. berikut,

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu

hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya

petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguhnya

jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang

16 Herry Nurdi, Belajar Islam dari Yahudi, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2007), h. 9

17 Tardjono Abu Muas, "Ghazwul Fikri", dalam Jurnal Syakhshiyyah Islamiyyah, Edisi

30/XI Maret 2014, h. 01-04

Page 28: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

8

kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong

bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 120)

Mereka menyebarkan kata-kata yang dapat dibaca, dilihat dan

didengar melalui media informasi. Mereka melakukan distorsi dan

menyusupkan ideologi ke dalam masyarakat Islam. Cara ini sangat

efektif untuk menghancurkan Islam dan melemahkan kekuatan kaum

Muslimin karena media dengan mudah menjangkau seluruh kalangan

masyarakat. Muncul berbagai usaha yang menghujat hadis nabi serta

sejarah Islam guna menyebarkan keragu-raguan terhadap kebenaran

syariat Islam. Misalnya saja, Bukaille dan Garaudi, melalui buku-

bukunya, sangat semangat menafikan ketidakmampuan Islam dalam

menandingi Eropa. Di sisi lain, muncul usaha menghidupkan kembali

aliran-aliran atau kelompok-kelompok baru yang menyesatkan dan

merusak, seperti aliran Qadiyaniyah dan Baha’iyah.18

Ideologi-ideologi yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam berupa

pemisahan agama dari negara seperti paham sekularisme, nasionalisme,

kesukuan, materialisme, dan berbagai pemikiran Barat yang semuanya

jauh berbeda dengan Islam.19 Pluralisme adalah isme kufur yang sengaja

dikampanyekan untuk menggusur akidah tauhid. Liberalisme,

demokrasi, kapitalisme, dan humanisme, dikampanyekan untuk

menyingkirkan syariat Islam.20

Dewasa ini kita menyaksikan pemikiran dan gerakan Islamofobia.

M. Amin Rais dalam karyanya ‘Masa Depan Muhammadiyah’

menyatakan, mereka yang membenci Islam tanpa alasan apa pun

18 Anwar Jundi, Islam dan Dunia Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 1994), h. 110

19 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217

20 Abdurrahman Al-Wasithi dan Abu Fatiah Al-Adnani, Renungan Akhir Zaman,

(Jakarta: QultumMedia, 2008), h. 157

Page 29: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

9

dinamakan Islamophobes. Manusia pembenci Islam ini di Barat maupun

di Timur semakin bertambah dengan menggunakan media cetak, media

sosial, dan ceramah di kampus dengan tujuan tunggal: mencemarkan

nama baik Islam, melakukan disinformasi dan distorsi, sekaligus

demonisasi21 Islam agar agama samawi terakhir ini berwajah seram,

seolah-olah pendendam, dan menyukai kekejaman. Di Amerika Serikat

saja ada 46 lembaga yang melancarkan serangan Islamofobia. Para

Islamophobes di AS itu terdiri atas akademisi, orientalis, wartawan,

ketua lembaga studi, pendeta, dan lainnya. Apa yang mereka namakan

sebagai ‘Islam fundamentalis’, ‘Islam ekstrimis’, ‘Islam teroris’, dan

lain-lain tak lebih adalah jargon-jargon Islamofobia non-muslim.22

Fenomena ghazw al-fikr ini telah berhasil melemahkan akidah umat

Islam, menjauhkan mereka dari Al-Qur’an, dan memecahkan umat

menjadi beberapa kelompok yang fanatik membela kepentingan

kelompok masing-masing.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memiliki beberapa

pertanyaan besar mengenai ghazw al-fikr, yaitu apa motif

utama/tujuannya, siapa saja pelakunya, bagaimana cara kerjanya, apa

saja sarana-sarana yang digunakan untuk menyebarkan fenomena ghazw

al-fikr, dan mengapa umat Muslim sangat mudah terperdaya olehnya.

Penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang ghazw al-fikr dan

ingin meninjaunya dari perspektif Al-Qur’an menggunakan metode

analisis tematik. Dalam hal ini penulis menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-

21 Demonisasi berasal dari kata “demon” yang berarti “setan” atau “iblis”. Kata ini

digunakan untuk menunjukkan perilaku seseorang yang kerap menganggap orang lain seperti

“setan” atau “iblis”, merasa dirinya paling benar dan paling bersih. Mereka menunjukkannya

dengan perilaku intoleran dan tertutup.

22 Abdul Rohim Ghazali, Abdul Mu’ti, dkk., Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan;

Catatan Kritis Muktamar Teladan ke-47 Muhammadiyah di Makassar 2015, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2016), h. 420

Page 30: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

10

Qur’ân karya Sayyid Quthb yang berperan untuk menjelaskan lebih rinci

ayat-ayat Al-Qur’an tentang ghazw al-fikr. Alasan mengapa ghazw al-

fikr sangat penting untuk dikaji, adalah karena: pertama, ghazw al-fikr

adalah suatu realitas yang sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari-

hari, namun ia sangat berbahaya terhadap nilai keislaman seorang

muslim. Kedua, masih minimnya pengetahuan, kesadaran dan perhatian

umat terhadap virus penghancur nilai-nilai Islam ini pada seluruh lini

kehidupan. Ketiga, ghazw al-fikr merupakan senjata dan strategi yang

sangat efektif daripada perang fisik.23

Oleh karena itu, penulis menggunakan metode tematik agar

pembahasan tentang ghazw al-fikr dalam Al-Qur’an dapat diketahui

secara menyeluruh. Untuk mendalami perang di bidang pemikiran ini,

penulis mendalaminya dengan aspek 5W (What ‘apa’, Who ‘siapa’, Why

‘mengapa’, When ‘kapan’, Where ‘di mana’) dan 1H (How ‘bagaimana’),

menemukan letak kesalahannya, kemudian menemukan solusi terhadap

kesalahan tersebut dalam perspektif Al-Qur’an.

Sayyid Quthb, penulis tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân, adalah seorang

tokoh revolusioner dan pembaharu Islam. Pada masa hidupnya, negara

Mesir sedang berada dalam penjajahan Inggris. Rezim Mesir ingin

memodernisasi/memperbaharui pemerintahannya menjadi sekuler dan

menerapkannya pada semua sektor kehidupan. Oleh karena itu, Sayyid

Quthb dengan karya-karya ilmiahnya berusaha untuk mengarahkan

perhatian masyarakat Mesir dan seluruh umat Muslim agar waspada

23 Hizqil Mubarok, Dahsyatnya Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran Menghancurkan

Generasi Islam, https://alfidy.com/ghazwul-fikri/, diakses pada 14 Mei 2018

Page 31: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

11

terhadap bahaya ini.24 Sekularisasi dan modernisasi merupakan salah

satu produk ghazw al-fikr sehingga Sayyid Quthb mengalami dan

menyaksikan secara langsung akibat dan dampak negatif dari fenomena

ghazw al-fikr tersebut.

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Fenomena Ghazw

al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik pada Tafsir

Fî Zhilâl al-Qur’ân Karya Sayyid Quthb)”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah,

maka muncullah beberapa persoalan yang perlu diidentifikasi. Diantara

pembahasan yang dapat diidentifikasi penulis yakni:

a. Nash (Al-Qur’an dan hadis) yang menjelaskan dan membuktikan

adanya fenomena ghazw al-fikr.

b. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an mengenai fenomena ghazw al-fikr

dalam perspektif para mufassir.

c. Sejarah dan latar belakang munculnya Islamofobia atau kebencian

terhadap Islam sebagai cikal bakal lahirnya program ghazw al-fikr.

d. Sebab dan faktor yang menyebabkan kaum Barat sangat membenci

dan takut terhadap perkembangan peradaban Islam.

e. Motivasi yang mendorong kaum Barat dan Orientalis dalam

menghancurkan agama Islam.

f. Terdapat berbagai macam program ghazw al-fikr yang berupa

ideologi buatan manusia, seperti sekularisme, kapitalisme,

24 K. Salim Bahnasawi, Butir-butir Pemikiran Sayyid Quthb, Menuju Pembaruan

Gerakan Islam, penerj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk., (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h.

200

Page 32: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

12

fundamentalisme, liberalisme, dan sebagainya. Masing-masing

memiliki metode tersendiri yang terorganisir secara baik dan

terencana.

g. Kebutuhan sarana dan prasarana agar dapat dimanfaatkan oleh kaum

Barat dalam menyusupkan ghazw al-fikr.

h. Berbagai macam metode atau strategi yang digunakan kaum Barat

dalam mengembangkan ghazw al-fikr.

i. Dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh ghazw al-fikr dalam

menghancurkan kehidupan umat Islam.

j. Upaya yang perlu dilakukan oleh umat Islam agar tidak dipengaruhi

oleh ghazw al-fikr.

C. Pembatasan Masalah

Setelah diketahui latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

perlu disampaikan pembatasan dan perumusan masalah. Hal ini

dilakukan agar penelitian tidak keluar dari jalur pembahasannya dan

tetap terkait pada permasalahan yang sedang dibahas. Adapun

pembatasan masalah penelitian ini adalah “analisis ayat-ayat tematik

dalam Al-Qur’an tentang Ghazw al-Fikr menggunakan tafsir Fî Zhilâl

al-Qur’ân karya Sayyid Quthb”.

D. Perumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis merumuskan

permasalahannya menjadi “Bagaimana penafsiran Sayyid Quthb dalam

kitab tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân terhadap ayat-ayat yang membahas

tentang ghazw al-fikr?”

Page 33: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

13

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan yang mendasari penelitian

tersebut. Berdasarkan perumusan masalah di atas, berikut ini beberapa

tujuan penelitian:

a. Untuk menjelaskan secara deskriptif fenomena ghazw al-fikr yang

sedang terjadi saat ini dan mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an

tentangnya.

b. Untuk menguraikan dan menganalisis penafsiran Sayyid Quthb

terhadap ayat-ayat tematik dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan

ghazw al-fikr.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

khazanah pengetahuan Islam pada bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

dengan penelitian tematik, terutama tentang fenomena perang

pemikiran/ghazw al-fikr.

b. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan oleh cendekiawan yang

menggarap tema serupa sehingga dapat diteliti lebih lanjut, lebih

dalam, dan lebih luas sesuai dengan proses perkembangan masalah

fenomena ghazw al-fikr.

c. Sebagai sumbangan nyata bagi umat Islam dalam menghadapi atau

mencegah fenomena ghazw al-fikr.

F. Tinjauan Pustaka

Terdapat banyak buku-buku umum yang membahas tentang

program ghazw al-fikr seperti kapitalisme, sekularisme, liberalisme,

materialisme, dan sebagainya. Salah satunya adalah buku “Perang

Pemikiran di Era Globaliasasi” menjelaskan tentang program-

program ghazw al-fikr dalam penghancuran pola pikir, perusakan

Page 34: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

14

moral, dan pelarutan kepribadian. Buku ini juga dilengkapi dengan

penjelasan tentang media atau sarana yang digunakan dalam

menghancurkan Islam. Buku kedua, “Mengupas Hakikat

Modernisasi, Liberalisme, dan Westernisasi Ajaran Islam” karya

Muhammad Hamid An-Nashir ini mengkaji tentang akar historis dan

pemikiran dari gerakan modernisme, hakikat dan peran propagandis

westernisasi, serta pemikiran modernisme dalam kaca mata Islam.

Ketiga, buku yang berjudul “Ketika Barat Memfitnah Islam” karya

Lathifah Ibrahim Khadhar, membahas tentang pandangan Barat

terhadap perkembangan agama Islam serta solusi dalam

membangkitkan peradaban Islam. Buku keempat, “Al-Qur’an dan

Sekularisme” karya Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, secara

khusus membahas latar belakang munculnya sekuler, berbagai jenis

model sekuler, dan prinsip-prinsip sekuler. Buku-buku umum yang

sejenis ini akan penulis gunakan dalam penelitian.

Beberapa karya tulis berupa skripsi dan tesis yang penulis jumpai

yang berkaitan dengan obyek penelitian ini antara lain;

Pertama, tesis yang ditulis oleh Ahmad Husein Harahap pada

tahun 2016 dengan judul "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam

Pemikiran Abdul Shabur Marzuq", fakultas Hukum Islam, program

studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam (SPPI), Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga. Tesis ini menjelaskan tentang pemikiran Abdul

Shabur Marzuq tentang ghazw al-fikr dan dampaknya terhadap

pemikiran politik Islam.25 Antara tesis ini dan penelitian penulis

sama-sama membahas tentang ghazw al-fikr. Perbedaannya adalah,

tesis ini hanya berfokus pada bidang politik saja, sedangkan penelitian

25 Ahmad Husein Harahap, "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam Pemikiran Abdul

Shabur Marzuq", tesis, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016. Tidak diterbitkan (t.d)

Page 35: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

15

penulis membahas ghazw al-fikr secara umum dalam beberapa

bidang, dengan fokus utamanya adalah mengkaji penafsiran ayat-ayat

ghazw al-fikr.

Kedua, skripsi karya Lina Fitria dengan judul “Revolusi Mental

dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)” pada tahun 2017,

fakultas Ushuluddin dari UIN Raden Intanlampung. Skripsi ini

membahas tentang revolusi mental yang sesuai dengan revolusi secara

syari’at. Pemikiran Sayyid Quthb yang Islami cocok dijadikan

sebagai landasan kinerja Indonesia dalam revolusi mental yang

berkaitan dengan etos kerja dan leadership. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif-analitis. Secara tema, antara skripsi

ini dengan penelitian penulis berbeda. Namun sama-sama

menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb dalam

menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan tema

masing-masing.26

Ketiga, makalah yang ditulis oleh Bahron Ansori dengan judul

“Ghazw al-Fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan” dalam seminar

‘Mengembalikan Islam kepada Tauhid’, Februari 2012. Dalam

perjalanannya, umat Islam selalu dihadapkan dengan berbagai

rintangan. Di antara rintangan itu adalah musuh-musuh yang harus

dihadapi oleh umat Islam. Sejak zaman Nabi saw, Islam selalu

dihadapkan dengan berbagai musuh; selain kaum munafik, Yahudi

juga kaum Nasrani. Namun demikian, ada di antara musuh-musuh itu

yang tunduk dan patuh dengan aturan Islam ketika mereka lemah tak

berdaya. Sebaliknya, ketika musuh-musuh itu berjaya, maka umat

Islam tidak pernah merasa aman dari gangguan mereka. Seperti yang

26 Lina Fitria, “Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)”,

skripsi, Lampung: UIN Raden Intan, 2017. Tidak diterbitkan (t.d)

Page 36: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

16

menimpa Muslim Rohingya; mereka dibantai, rumah-rumahnya

dibakar bersama bayi dan anak-anak mereka, para wanitanya

diperkosa. Semua itu adalah bukti keji perbuatan musuh-musuh

Islam.27 Pada makalah ini dibahas tentang musuh-musuh Islam yang

melancarkan ghazw al-fikr. Sedangkan penelitian penulis khusus

membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan ghazw al-fikr dalam

perspektif mufassir.

Keempat, skripsi karya Fitri Handayani, dengan judul “Marahil

al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Malang, tahun 2013. Penelitian ini

menjelaskan bahwa ghazw al-fikr (perang pemikiran) adalah hal yang

sangat mungkin terjadi pada zaman seperti ini, dimana era teknologi

sudah sangat canggih yang telah mendominasi kehidupan masyarakat

sehingga sangat mudah dan menjangkau semua kalangan dalam

menyebarkan informasi. Perang pemikiran merupakan suatu cara

yang sangat ampuh untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok

melalui globalisasi informasi. Dorongan untuk menerapkan ghazw al-

fikr sebagai upaya penganekaragaman serbuan terhadap kaum Muslim

merupakan kegagalan pasukan non-muslim menaklukkan dunia Islam

melalui perang secara konvensional (secara fisik militer).28 Skripsi ini

dan penelitian penulis membahas tema yang sama, namun penulis

menggunakan metode analisis tematik pada ayat-ayat yang membahas

tentang ghazw al-fikr dalam pandangan Sayyid Quthb.

Kelima, skripsi yang ditulis oleh Siti Juhro, tahun 2015 dengan

judul "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-

27 Bahron Ansori, “Ghazw al-fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan”, dalam makalah

yang disampaikan dalam Seminar ‘Mengembalikan Islam kepada Ajaran Tauhid’ yang

dilaksanakan di Semarang, 12-15 Februari 2012.

28 Fitri Handayani, “Marahil al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, Skripsi, Malang: UIN

Malang, 2013. Tidak diterbitkan (t.d)

Page 37: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

17

Azhar)", fakultas Ushuluddin, program studi Ilmu Al-Qur'an dan

Tafsir, Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta. Skripsi ini membahas tentang

penjelasan mengenai ayat-ayat yang dipakai oleh kaum radikal (untuk

membenarkan tindakannya) menggunakan penafsiran Al-Azhar karya

Hamka. Dalil yang dipakai adalah ayat-ayat tentang jihad serta amar

ma'ruf dan nahi munkar.29 Antara skripsi ini dan penelitian penulis

sama-sama membahas bentuk ghazw al-fikr (perang pemikiran),

namun perbedaannya adalah skripsi ini membahas tentang salah satu

program ghazw al-fikr yaitu radikalisme, sedangkan penulis

membahas ghazw al-fikr secara lebih luas dan umum, tidak hanya

tentang radikalisme.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

pustaka (library research) dengan merujuk pada berbagai sumber-

sumber tertulis. Penulis mengumpulkan dan mempelajari

sebanyak mungkin data yang relevan dengan pembahasan,

terutama tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb. Penelitian

ini bersifat kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasar pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Penelitian ini lebih

fokus pada makna dan terkait nilai.

2. Sumber Data

Untuk mengungkapkan kajian ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan sumber data

29 Siti Juhro, "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Azhar)",

Skripsi, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur'an, 2015. Tidak diterbitkan (t.d)

Page 38: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

18

primer, yaitu Al-Qur'an, tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid

Quthb, tafsir Al-Azhar karya Hamka, dan tafsir Al-Qur’an al-

Karim karya Ibnu Katsir. Sedangkan data sekunder, penulis

menggunakan buku-buku umum yang menjelaskan segala aspek

terkait ghazw al-fikr, seperti yang penulis sebutkan dalam

Tinjauan Pustaka, termasuk di dalamnya jurnal, majalah, internet,

atau surat kabar.

3. Teknik dan Metode Pengumpulan Data

Adapun dalam menyusun penelitian skripsi ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik

dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, kitab, buku, surat

kabar, majalah, dan sebagainya.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu berupaya

untuk mengungkapkan dan menjelaskan penafsiran ayat-ayat

dalam Al-Qur'an. Sesuai dengan jenisnya, penelitian ini

menggunakan rancangan kualitatif. Hasil penelitian akan

disampaikan dalam bentuk uraian verbal yang diberikan secara

sistematis sebagai hasil pembacaan dan analisis terhadap objek

kajian.

I. Teknik dan Sistematika Penulisan

Pada teknik penulisan penelitian ini, penulis menggunakan buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh

IIQ Jakarta pada tahun 2016.

Page 39: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

19

Untuk mengarahkan alur pembahasan secara sistematis dan

mempermudah pembahasan, maka penelitian ini akan dibagi menjadi

beberapa bab:

Bab pertama, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

untuk memberikan penjelasan secara akademik mengapa penelitian

ini perlu dilakukan dan hal apa yang melatarbelakangi penelitian ini.

Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi, pembahasan, dan

perumusan masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih

terfokus dan memiliki batasan yang jelas. Poin selanjutnya ialah

tujuan penelitian yang merupakan tujuan yang ingin dicapai penulis

berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Manfaat penelitian

memaparkan kegunaan apa saja yang diharapkan oleh penulis ketika

karya ini selesai dituliskan, baik secara teoritis maupun praktis.

Adapun tinjauan pustaka dimaksudkan untuk menjelaskan di mana

posisi topik ini dalam khazanah keilmuan Islam serta di mana letak

perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya. Sedangkan

metode penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara

yang akan ditempuh penulis dalam melakukan penelitian ini.

Bab kedua, menjabarkan secara detail dan mendalam tentang

ghazw al-fikr, termasuk di dalamnya definisi, latar belakang, bentuk-

bentuk, strategi penerapan, dan dampak negatifnya terhadap berbagai

aspek kehidupan umat Islam. Pada bab ini penulis menggunakan

referensi yang lebih dominan kepada buku-buku umum.

Bab ketiga, menjelaskan biografi mufassir yakni Sayyid Quthb

serta profil kitab tafsirnya yaitu Fî Zhilâl al-Qur’ân. Termasuk di

dalamnya berupa riwayat kehidupan, pendidikan dan karir,

perkembangan pemikiran dan pengalaman organisasi,dan karya-

Page 40: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

20

karya. Sedangkan profil kitab tafsir terbagi pada sumber penafsiran,

metode, corak, dan sistematika.

Bab keempat, berupa inti dari penelitian ini, yaitu analisis tematik

ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fenomena ghazw al-fikr

menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb.

Kemudian penulis menambahkan referensi dari tafsir lainnya, yaitu

tafsir Al-Azhar karya Hamka dan tafsir Al-Qur`ân al-Karîm karya

Ibnu Katsîr. Pada bab ini penulis menggunakan referensi yang lebih

dominan kepada kitab-kitab tafsir.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang akan menyampaikan

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta saran.

Page 41: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

109

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam Al-Qur’an, fenomena ghazw al-fikr ini telah terjadi

sejak setan dengan kesombongan dan dendamnya membisikkan

pikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa dengan tujuan untuk

membangkang perintah Allah dan mengundang murka-Nya. Pada

zaman Rasulullah pun ghazw al-fikr ini dilakukan oleh Abdullah bin

Saba’ dengan tujuan memecahkan persatuan umat Islam, atau yang

dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk beberapa dekade yang lalu

untuk menghapuskan syariat Allah secara total.

Ghazw al-fikr saat ini sudah berkembang menjadi berbagai

macam bentuk yang seluruhnya diciptakan oleh musuh-musuh

Islam, seperti program Westernisasi, Sekularisme, Liberalisme,

Modernisme Agama, Pluralisme Agama, hingga menyinggung

kesetaraan gender, seperti Feminisme. Akibatnya umat Islam saat ini

krisis akidah dan akhlak, juga terjadi penetrasi budaya yang buruk

menggantikan ajaran-ajaran Islam. Sayyid Quthb menegaskan

bahwa tujuan utama mereka tidak lain adalah untuk memalingkan

umat Islam terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama Al-Qur’an,

kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka

yang buruk.

Pada masa Sayyid Quthb hidup, istilah ghazw al-fikr belum

populer sehingga dalam tafsirnya beliau menggunakan istilah

‘metode penipuan’ dan ‘peracunan pikiran’. Fenomena tersebut

sudah sering terjadi pada masanya, seperti munculnya berbagai

Page 42: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

110

kajian-kajian Islam yang ditulis oleh orientalisme yang mengajak

umat Islam agar membiarkan akidah dalam hati dan menerapkan

Page 43: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

109

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam Al-Qur’an, fenomena ghazw al-fikr ini telah terjadi

sejak setan dengan kesombongan dan dendamnya membisikkan

pikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa dengan tujuan untuk

membangkang perintah Allah dan mengundang murka-Nya. Pada

zaman Rasulullah pun ghazw al-fikr ini dilakukan oleh Abdullah bin

Saba’ dengan tujuan memecahkan persatuan umat Islam, atau yang

dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk beberapa dekade yang lalu

untuk menghapuskan syariat Allah secara total.

Ghazw al-fikr saat ini sudah berkembang menjadi berbagai

macam bentuk yang seluruhnya diciptakan oleh musuh-musuh

Islam, seperti program Westernisasi, Sekularisme, Liberalisme,

Modernisme Agama, Pluralisme Agama, hingga menyinggung

kesetaraan gender, seperti Feminisme. Akibatnya umat Islam saat ini

krisis akidah dan akhlak, juga terjadi penetrasi budaya yang buruk

menggantikan ajaran-ajaran Islam. Sayyid Quthb menegaskan

bahwa tujuan utama mereka tidak lain adalah untuk memalingkan

umat Islam terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama Al-Qur’an,

kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka

yang buruk.

Pada masa Sayyid Quthb hidup, istilah ghazw al-fikr belum

populer sehingga dalam tafsirnya beliau menggunakan istilah

‘metode penipuan’ dan ‘peracunan pikiran’. Fenomena tersebut

sudah sering terjadi pada masanya, seperti munculnya berbagai

kajian-kajian Islam yang ditulis oleh orientalisme yang mengajak

Page 44: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

110

umat Islam agar membiarkan akidah dalam hati dan menerapkan

humanisme modern dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pada

pemerintahan negaranya sendiri, Presiden Mesir berupaya

menerapkan pemerintahan yang sekuler. Karena itulah Sayyid Quthb

dan seluruh anggota Ikhwanul Muslimin yang berjuang menegakkan

pemerintahan yang sesuai syariat Allah berusaha mencegah presiden

Gamal Abdul Nasser melalui karya-karya tulisnya dan aksi nyata

jihadnya.

Sayyid Quthb menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cukup

panjang dan lengkap setiap ayat per ayat. Dari 6 surat yang penulis

gunakan dalam penelitian ini, beliau lebih sering menyebutkan Ahli

Kitab daripada musuh-musuh Islam lainnya karena begitu besar

pengaruh kebenciannya terhadap umat Islam, seperti dalam surat Al-

Ma’idah ayat 59, Al-An’am ayat 20, Ash-Shaff ayat 8, dan Al-

Baqarah ayat 120. Begitu pun yang dilakukan setan dari golongan

jin dan manusia dalam surat An-Nas ayat 4-6, Quthb berpendapat

bahwa manusia lebih berat godaannya karena lebih samar dan halus.

Beliau menyebutkan paham-paham sesat yang mereka sebarkan

seperti Zionisme, Komunisme, Imperialisme, Humanisme,

Salibisme, Kolonialisme, dan lain sebagainya. Para musuh Islam

bersatu padu dan saling bekerja sama mempelajari Al-Qur’an,

menemukan sumber-sumber kekuatannya, cara untuk

menghadapinya, dan metode untuk merusak ajarannya, mereka

mempelajari dan mengetahuinya seperti mereka mengenal anak

mereka sendiri, sebagaimana tercantum dalam surat Al-An’am ayat

20. Usaha-usaha mereka seperti yang disebutkan Quthb di antaranya

seperti menyebarkan desas-desus, membuat makar dan

menimbulkan permusuhan sesama kaum muslimin, membuat berita-

Page 45: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

111

berita bohong/israiliyyat, serta meyakinkan umat Nabi Muhammad

untuk memisahkan agama dari kehidupannya. Mereka juga

menggunakan sarana yang efektif seperti pena dan media-media

informasi.

Penafsiran Quthb tetap relevan dan terjadi hingga pada zaman

sekarang yang program ghazw al-fikrnya sudah terproduksi menjadi

berbagai macam bentuk, lebih memikat, dan lebih menyesatkan.

Beliau menegaskan berkali-kali kepada pembacanya agar tidak

terpengaruh dengan kesesatan mereka, mengajak untuk selalu

mengikuti petunjuk Allah, mengingat-Nya, dan menegakkan syariat

Allah, karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik petunjuk yang

harus diikuti. Beliau juga mengingatkan agar seorang muslim selalu

waspada selama hayatnya karena setan dan musuh-musuh Islam

sangat telaten dalam menyesatkan hamba-Nya sampai hari kiamat.

Juga memperingatkan agar tidak terpengaruh atau bahkan sampai

mengikuti agama musuh-musuh Islam, karena mereka termasuk

orang yang benar-benar merugi, terutama yang sudah pernah

merasakan manisnya iman. Terakhir, beliau menyarankan kepada

kaum muslimin untuk membuat persiapan dalam menghadapi

peperangan pemikiran ini. Karena jika tidak, maka umat Islam akan

selamanya mengalami degradasi, ‘tertidur’ dari kebangkitan Islam

dan kalah sebelum bertindak.

B. Saran

Sebagai akhir pembahasan skripsi ini, penulis memberikan

saran-saran, yang semoga melalui saran sederhana ini bisa

menjadikan manfaat dan masukan untuk kita semua.

Page 46: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

112

Hasil dari fenomena ghazw al-fikr ini sudah bisa dilihat

akibatnya dalam kehidupan sehari-hari, menjangkiti yang muda

maupun tua. Efek negatif yang ditimbulkannya sangat efektif untuk

mencegah Islam ‘bersinar’, cahayanya redup ketika terlihat

kemaksiatan-kemaksiatan terjadi dimana-mana. Beredar stigma

bahwa perempuan enggan menutup auratnya karena hijab adalah

budaya dari Arab. Atau stigma yang mengatakan pemimpin kafir

amanah lebih baik dari pemimpin muslim yang korupsi. Semua

stigma ini berhasil dihembuskan oleh musuh-musuh Islam dalam

bentuk perang pemikiran agar pemeluknya meragukan ajaran Islam

itu sendiri.

Dari berbagai efek negatif ini, penulis menyarankan agar setiap

muslim hendaknya mengingatkan sesama dan menyadarkan diri

bahwa fenomena ini, meskipun tidak terlihat secara fisik, adalah

peperangan yang harus kita hadapi. Perlawanan ini dimulai dari diri

sendiri dengan mengkaji Islam secara komprehensif, kemudian

menjaga keluarga dari bahaya ghazw al-fikr, terutama dari media-

media yang dijadikan sarana utama oleh musuh-musuh Islam dalam

menyebarkan paham sesatnya. Selanjutnya, mengingatkan sesama

melalui dakwah, baik secara langsung maupun melalui media

komunikasi karena keduanya adalah sarana yang efektif dan dapat

tersampaikan secara luas kepada masyarakat. Menurut penulis, lebih

baik jika sering diadakan seminar dan diskusi dalam skala besar

khususnya kepada generasi muda, atau menciptakan komunitas yang

mengembangkan dakwah secara khusus dalam bidang ghazw al-fikr.

Secara pribadi penulis masih merasakan adanya kekurangan

pada penelitian ini, karena pembahasan ghazw al-fikr masih sangat

luas sedangkan dalam penelitian ini masih terbatas. Ghazw al-fikr

Page 47: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

113

membutuhkan pemahaman yang lebih dalam dari berbagai macam

sumber. Fenomena ini akan terus berkembang sesuai dengan

berkembangnya berbagai siasat musuh-musuh Islam dalam

menghancurkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Page 48: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

114

Page 49: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

115

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhârî, Muhammad bin Ismâ’îl Abû Abdullâh, Shahîh Al-Bukhârî,

Beirût: Dâr Thauq An-Najâh, 1422 H

Al-Fiqi, Sa’ad Karim, Pengkhianat-pengkhianat dalam Sejarah Islam, terj.

Khiyanât Hazzat al-Tarikh al-Islâmi oleh Muhyiddin Mas Rida, Jakarta:

Al-Kautsar, 2009

Al-Hakim, Muharram, Mengapa Mereka Melakukan Ghazwul Fikri,

https://www.facebook.com/555638731129296/posts/ghazwul-fikri-

(perang-pemikiran)-ghazwul/688979311128570/, diakses pada tanggal

31 Juli 2018

Al-Jundy, Anwar, Menjawab Tuduhan Musuh-musuh Islam, terj. Syubuhât fî

al-Fikri al-Islâm oleh Muhammad Abdul Ghaffar, Jakarta: Granada

Nadia, 1994

Al-Khalidi, Shalah Abdul Fatah, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil-

Quran Sayid Qutub, terj. Salafuddin Abu Sayyid, Surakarta: Era

Intermedia, 2001

__________________________, Ta’rif ad-Darisin bi Manahij al-Mufassirin,

Damaskus: Dar al-Qolam, 2002

Al-Khayyath, Abdul Aziz Islam dalam Berbagai Ancaman, penerj. Anwar

Wahdi Hasi, Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1993

Al-Kilany, Isma’il, Sekularisme, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993

Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir AS,

Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2013

Jenggis, Akhmad, Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011

Al-Thail, Abdullah, Yahudi Sang Penghancur Dunia, (akarta: Mirqat

Publishing, 2008

Page 50: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

116

Al-Wasithi, Abdurrahman dan Abu Fatiah Al-Adnani, Renungan Akhir

Zaman, Jakarta: QultumMedia, 2008

Ali, Imam Shamsi, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah

Seorang Imam New York), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017

Anas, Malik bin, Muwatha’ Imam Mâlik, Lebanon: Dâr Ihyâ` at-Turâts al-

‘Arabi, 1985

An-Nashir, Muhammad Hamid, Mengupas Hakikat Gerakan Modernisasi,

Liberalisasi, dan Westernisasi Ajaran Islam, terj. Al-Ashrâniyyûn Baina

Mazâ’im at-Tajdîd wa Mayâdîn at-Taghrîb oleh Abu Umar Basyir,

Jakarta: Darul Haq, 2016

Ansori, Bahron, “Ghazw al-fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan”, dalam

makalah yang disampaikan dalam Seminar ‘Mengembalikan Islam

kepada Ajaran Tauhid’ yang dilaksanakan di Semarang, 12-15 Februari

2012.

Arif, Syamsuddin, Orientalisme dan Diabolisme Pemikiran, Jakarta: Gema

Insani, 2008

Armas, Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal, Jakarta:

Gema Insani, 2004

Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulumul Qur’am: Studi Kompleksitas Al-

Qur’an, terj. Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, Yogyakarta: Titian

Ilahi, 1996

Bahnasawi, K. Salim, Butir-butir Pemikiran Sayyid Quthb, Menuju

Pembaruan Gerakan Islam, penerj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk.,

Jakarta: Gema Insani Press, 2003

Bashori, Luthfi, Musuh Besar Umat Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian dan

Pengkajian Islam (LPPI), 2000

Page 51: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

117

Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008

Dhaif, Syauqi, al-Mu’jâm al-Wasîth, Mesir: Maktabah Shuruq al-Dauliyyah,

2004

Dzulhadi, Qosim Nurshela, Membongkar Kedok Liberalisme di Indonesia:

Study Kritis Pemikiran Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme,

Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012

Dzulfikar, Yoyo Rodiya, Perang Pemikiran di Era Globalisasi, t.tp: Qaulan

Tsaqila Publisher, 2012

Faiza, Arum, Sabila J. Firda, dkk., Arus Metamorfosa Milenial, Kendal:

Ernest, 2018

Fitria, Lina, “Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil

Qur’an)”, skripsi, Lampung: UIN Raden Intan, 2017. Tidak diterbitkan

(t.d)

Ghazali, Abdul Rohim, Abdul Mu’ti, dkk., Kosmopolitanisme Islam

Berkemajuan; Catatan Kritis Muktamar Teladan ke-47 Muhammadiyah

di Makassar 2015, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2016

Habanakah, Abdul Rahman H., Metode Merusak Akhlak dari Barat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995

Hafidhuddin, Didin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003

Hamka, Ghirah Cemburu karena Allah, Jakarta: Gema Insani, 2016

______, Juz ‘Amma Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015

______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984

______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VI, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982

______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983

______, Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985

Page 52: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

118

______, Tafsir Al Azhar Juzu’ I, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983

Handayani, Fitri, “Marahil al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, Skripsi, Malang:

UIN Malang, 2013. Tidak diterbitkan (t.d)

Harahap, Ahmad Husein, "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam

Pemikiran Abdul Shabur Marzuq", tesis, Yogyakarta: UIN Sunan

Kalijaga, 2016. Tidak diterbitkan (t.d)

Hidayat, Nuim, Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya,

Jakarta: Gema Insani, 2005

https://id.wikipedia.org/wiki/Islamofobia, diakses pada tanggal 29 September

2018

http://riset.ti.or.id/corruption-perceptions-index-2017/ diakses pada tanggal

29 September 2018

http://www.hdr.undp.org/ diakses pada tanggal 29 September 2018

http://www.kbbi.web.id/komunisme, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018

Hudaraja, Arya, Kimcilisasi and Young Zaman Now, Sukabumi: CV Jejak,

2018

‘Imarah, Muhammad, Perang Terminologi Islam Versus Barat, terj.

Ma’rakatul Musthalahât baina al-Gharbi wa al-Islâmî oleh Musthalah

Maufur, Jakarta: Robbani Press, 1998

Ismâ’îl, Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, Beirût: Al-Maktabah Al-‘Isriyah, t.t

Janmohamed, Shelina, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara

Mereka Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, Yogyakarta: Bentang

Pustaka, 2017

Jundi, Anwar, Islam dan Dunia Kontemporer, Jakarta: Gema Insani, 1994

Page 53: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

119

Katsîr, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, terj. Lubâbut Tafsîr min Ibnu Katsîr oleh M.

Abdul Ghoffar, dkk., Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003

Mahmudah, Siti, Historisitas Syari’ah; Kritik Relasi-Kuasa Khalil Abd. Al-

Karim, Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2016

Manzhur, Ibnu, Lisânul ‘Arab, Kairo: Dâr al-Ma’ârif, t.t.

Masduqi, Irwan, Ketika Nonmuslim Membaca Al-Qur’an, Yogyakarta:

Bunyan, 2013

Misbah, Muhammad, Corak Penafsiran Sayyid Quthb dalam Dhilal Al-

Qur’an, http://badaigurun.blogspot.com/2009/05/corak-penafsiran-

sayyid-qutb-dalam.html diakses pada tanggal 8 Juli 2018

Mubarok, Hizqil, Dahsyatnya Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran

Menghancurkan Generasi Islam, https://alfidy.com/ghazwul-fikri/,

diakses pada 14 Mei 2018

Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan

Zaman, Jakarta: Lantabora Press, 2005

Munir, Ahmad dan Sudarsono, Aliran Modern dalam Islam, Jakarta: Rineka

Cipta, 1994

Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011

Nurdi, Herry, Belajar Islam dari Yahudi, Jakarta: Cakrawala Publishing,

2007

Juhro, Siti, "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-

Azhar)", Skripsi, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur'an, 2015. Tidak

diterbitkan (t.d)

Junaedi, Mahfud, Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam, Depok:

Kencana, 2017

Page 54: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

120

Periode Perang Salib VII, Kemenangan Telak Pasukan Muslim,

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/periode-perang-salib-vii-

kemenangan-telak-pasukan-muslim, diakses pada tanggal 25 Juli 2018

Qaramaliki, Muhammad Hasan Qadrdan, Al-Qur’an dan Pluralisme Agama,

terj. Abdurrahman Arfan, Jakarta: Sadra Internasional Institute, 2011

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an (Di Bawah Naungan Al-Qur’an),

terj. As’ad Yasin, dkk., Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Rahnema, Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, penerj. Ilyas Hasan,

Bandung: Penerbit Mizan, 1996

Siauw Felix Y., dan Tim Hijab Alila, Wanita Berkarir Surga, Jakarta: Alfatih

Press, 2017

Sukma, Peggy Melati dan Imam Shamsi Ali, Menjejak Amerika; Kuketuk

Langit dari Kota Judi, Jakarta: Mizan Publika, 2017

Sumbulah, Umi, Islam “Radikal” dan Pluralisme Agama, Jakarta: Badan

Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010

Syahidah, Abu, Kamu Hobi tapi Agama Melarang, Jakarta: Gen Mirqat, 2007

Syibromalisi, Faizah Ali, dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-

Modern, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011

Tauhidi, Muhammad Pizaro Novelan, Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam,

Solo: Aqwam Media Profetika, 2014

Tim Penceramah Jakarta Islamic Centre, Islam Rahmat Bagi Alam Semesta,

Jakarta: Alifia Books, 2005

Waskito, AM., The Power of Optimism, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013

Zarkasyi, Hamid Fahmy, Misykat; Refleksi tentang Westernisasi,

Liberalisasi, dan Islam, Jakarta: MIUIMI, 2012

Page 55: FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...

121

Zarman, Wendi, Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Mudah dan

Efektif, Jakarta: Kawan Pustaka, 2017

Jurnal Syakhshiyyah Islamiyyah, Edisi 30/XI Maret 2014