BAB III Bank Umum atau Bank Komersil - STIE IGI · kepada masyarakat, memberikan pelayanan...
Transcript of BAB III Bank Umum atau Bank Komersil - STIE IGI · kepada masyarakat, memberikan pelayanan...
1
BAB III
Bank Umum atau Bank Komersil
Bank umum dalam pengertian perbankan di Indonesia dapat disamakan dengan bank kemersial dalam
perekonomian Negara-Negara kapitalis. Bank ini disebut bank komersial, karena didirikan dengan
tujuan mendapat laba guna memperkaya pemilik saham dengan meningkatkan nilai pasar saham
perusahaan dan kekayaan perusahaan. Di Indonesia yang termasuk bank komersial adalah: bank umum
dan BPR. Bank komersial yang beroperasi menerapkan bunga disebut sebagai bank konvensional,
sedangkan yang menerapkan prinsip syariah disebut sebagai bank syariah.
Di manapun bank berada, baik di negara maju kapitalis, sosialistis dan negara berkembang,
mempunyai peranan utama sama, yaitu : sebagai lembaga intermediasi keuangan yang mengalihkan
dana dari sektor surplus dana kepada pihak sektor deficit dana, di samping menyediakan jasa
keuangan lainnya. Peranan bank dapat terlaksana, bila sektor perbankan mendapat kepercayaan dari
nasabah dan masyarakat. Faktor yang lain adalah : likuiditas dan solvabilitas sektor perbankan,
likuiditas berarti setiap bank harus mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, tanpa ada
diskriminasi €€nasabah utama dan nasabah bukan utama, nasabah besar dan nasabah kecil, nasabah
korporat dan non korporat. Di samping itu, setiap bank harus solvabel, artinya harta harus lebih besar
daripada hutang.
Khusus untuk negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia dan negara selatan lainnya,
peranan bank harus mampu bertindak sebagai motivator, dinamisator dan stabilisator
perekonomian nasional. Untuk dapat berperan seperti yang tersebut, bank harus mampu menopang
kelancaran aktivitas ekonomi nasional dengan sistem pembayaran yang efektif dan efisien, menjadi
alat utama pelaksana kebijakan moneter, dan pemberi kredit yang efektif dan efisien. Pentingnya
peranan bank bagi pembangunan ekonomi nasional, pemerintah pusat dan daerah mendanai pendirian
bank – bank, seperti bank Mandiri Tbk, Bank BNI Tbk, Bank Tabungan Negara Tbk dan bank –bank
2
Pembangunan Daerah.
Pengertian Bank Umum
Terdapat banyak definisi tentang bank yang disampaikan oleh pakar perbankan, namun pada
dasarnya sepakat mengatakan bahwa “bank sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat ( sebagai kewajiban bank berupa checkable deposits –
tabungan, giro, deposito ) dan kemudian mengalokasikannya kembali [ berupa cadangan (GWM ),
pinjaman dan investasi pada surat berharga, seperti obligasi dan saham ] untuk memperoleh laba
serta menyediakan jasa – jasa dalam lalulintas pembayaran”.
Menurut pendapat beberapa pakar perbankan: G.M Verryn Stuart, Howard D . Crosse dan
George J. Hemple. Serta F.E Perry
Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan
alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan
jalan mengedarkan alat – alat penukar uang berupa uang giral.
Bank adalah organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan
untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk
meningkatkan kekayaan bank dan pemilik bank.
Bank adalah suatu badan usaha yang transaksi atau operasinya berkaitan dengan uang,
menerima simpanan ( deposits ), menyediakan dana untuk setiap penarikan dana nasabah,
melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit, dan
menginvestasikan kelebihan simpanan nasabah tersebut sampai dengan dana tersebut ditarik
kembali oleh nasabah atau sampai pembayaran kembali.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-
jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai lisensi untuk menerima
deposits ( giro, tabungan, deposito ) dan memberikan pinjaman, dan juga memberikan
layanan jasa keuangan seperti wealth management, pertukaran valas, dan tempat
penyimpanan barang dan surat berharga berupa save deposits box.
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari undang-
undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
3
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup masyarakat banyak.
Berdasarkan definisi bank seperti di atas, maka ruang lingkup usaha bank dapat dikelompokan
menjadi 3 ( tiga ) sifat usaha, yaitu :
1. Sisi aktiva [ funding ( dana dari masyarakat ) untuk diubah menjadi: reserves, loans ( kredit ),
bonds, stocks, peralatan operasi dan gedung]
2. Sisi pasiva ( checkable deposits ( tabungan, giro dan deposito ), antara lain: Traveler Checks,
)
3. Sisi jasa – jasa bank ( services ).
Jenis Dan Usaha Bank
1.Jenis Bank
Menurut jenisnya, bank dapat dibedakan menjadi:
Bank umum, adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Bank
umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan
perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Sementara itu yang dimaksudkan dengan
“ mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu “ antara lain melaksanakan
kegiatan pembayaran jangka panjang, pembiayaan untuk pengembangan koperasi,
pengembangan ekspor, pembangunan rumah murah, pengembangan pertanian, dan lain – lain.
Bank Perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan bentuk lain yang dapat disamakan dengan itu.
Bank Syariah adalah bank yang tidak mengenakan bunga pada pinjaman yang diberikan, juga
tidak memberikan bunga kepada deposan, tetapi tetap memberikan pendapatan kepada
deposan dengan pinsip bagi hasil. Dan menerapkan ajaran Islam dalam bisnis banknya.
2. Usaha Bank
Dalam usahanya sebagai lembaga perantara keuangan, kegiatan bank sehari-hari
tidak dapat dilepaskan dari bidang keuangan, sehingga jasa yang diberikan kepada nasabah
berupa jasa keuangan sesuai kebutuhan nasabah. Kegiatan utama suatu bank adalah
menghimpun dana masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito
berjangka, sertifikat deposito, giro dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat umum, khususnya dunia usaha, dalam bentuk kredit yang diberikan (
loanable funds ). Dengan demikian usaha bank di Indonesia terutama kegiatan bank
4
umum adalah sebagai berikut : menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana
kepada masyarakat, memberikan pelayanan pembayaran atau transaksi dan memberikan
jasa bank lainnya, seperti wealth managent adalah memberikan jasa nasehat investasi
yang termasuk perencanaan keuangan manajemen portofolio dan pelayanan keuangan
lainnya untuk individu kaya, perusahaaan .
a). Menghimpun Dana Masyarakat ( Funding )
Menghimpun dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat merupakan core bisnis dari suatu
bank. Sedangkan kegiatan lainnya merupakan kegiatan penunjang atau pelengkap dari suatu bank.
Pengertian menghimpun dana berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, deposito on call,
commercial Paper. Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat disebut “Funding”,
Aktivitas Funding oleh suatu bank akan berhasil, bila pihak bank mampu mengetahui dan memberikan
compensasi dana masyarakat yang dihimpun dengan memberikan bunga sesuai dengan tingkat bunga
atau pendapatan terendah yang diinginkan ( the required return ) masyarakat. The required return
merupakan biaya atau harga meminjam uang/dana ( the cost of money ). Bunga pinjaman adalah
kompensasi yang meminjam dana (demander of funds ) harus bayar kepada supplier dana ( supplier of
funds ).
b). Menyalurkan Dana Ke Masyarakat ( Lending )
Menyalurkan dana berarti memberikan kredit ( loanable funds ) bagi bank konvensional dan
pembiayaan bagi bank syariah kepada masyarakat, terutama dunia usaha. Bagi bank konvensional
dalam memberikan pinjaman, di samping membebankan bunga kepada debitur, juga mengenakan
biaya lain, antara lain provisi, komisi dan administrasi. Sedangkan bank syariah didasarkan pada jual-
beli dan bagi hasil.
Tingkat bungan pinjaman, tergantung biaya perolehan dana ( cost of money), kondisi ekonomi negara,
kondisi keuangan, prospek usaha debitur, tingkat laba, biaya operasi, inflasi, serta tingkat risiko yang
dihadapi pihak bank atas pengembalian dana oleh debitur. Sebagai contoh, biaya funding tinggi, biaya
lending tinggi.
Sumber keuntungan bagi bank konvensional berasal dari selisih bunga kredit (Lending ) dengan biaya
mendapatkan dana ( funding ). Keuntungan dari selisih bunga ini disebut “ Spread Based “. Bila bank
rugi disebut “ Negatif Spread “.
5
c). Pelayanan Pembayaran (Transaksi) dan peredaran uang
Pelayanan pembayaran untuk mendukung kegiatan bisnis para nasabah, secara tidak langsung kegiatan
ini mendukung kelancaran aktivitas funding dan lending bank. Pelayanan transaksibank terdiri,
transaksi perdagangan dalam negeri dan luar negeri
Untuk dalam negeri bentuk pelayanannya, antara lain:
1). Jasa setoran
2) Jasa pembayaran, seperti pembayaran gaji, pension
3) Jasa pengiriman uang
4) Jasa penagihan
5) Jasa kliring
Untuk pelayanan transaksi luar negeri, umumnya menggunakan 2 ( dua ) cara, yaitu
pembayaran dengan LC ( letter of credit ) dan pembayaran tanpa LC.
- Pembayaran tanpa LC antara lain dengan :
1). Advance payment, yaitu cara pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual sudah
lunas sebelub barang diterima atau dikapalkan.
2). Open account, yaitu cara pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual setelah
barang diterima/dikapalkan
3). Collection ( inkaso ), yaitu cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual
setelah pembeli menerma tagihan ( dokumen-dokumen ) oleh penjual
4). Consigment ( konsinyasi ) atau barang titipan, yaitu cara pembayaran dilakukan setelah
barang terjual. dalam hal ini tidak ada penjual maupun pembeli, karena barang hanya
dititipkan pada suatu pihak di luar negeri.
Pembayaran transaksi perdagangan luar negeri dengan LC, diselesaikan oleh bank di dalam
negeri dengan cara memberikan /mengirimkan instruksi ( message ) kepada bank
korespondennya untuk membayarkan sejumlah uang tertentu kepada eksportir di luar negeri
atas beban rekening bank di dalam negeri yang dibuka di bank koresponden di luar negeri.
d). Memberikan Jasa Bank Lainnya
Bank memberikan jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung kegiatan bank. Jasa-jasa ini diberikan
terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun ( funding ) dan menyalurkan dana
( lending ). Jasa bank lainnya, antara lain :
1). Jasa penjualan valuta asing
2) Jasa penyimpanan dokumen
6
3) Jasa cek wisata
4) Jasa kartu kredit
5) Jasa letter of kredit ( untuk kelancaran perdagangan internasional )
6) Jasa bank garansi dan referensi bank
7) Kegiatan di pasar modal
Banyaknya produk jasa ang ditawarkan sangat tergantung pada kemampuan masing – masing bank.
Semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan. Kemampuan
bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen dan fasilitas sarana dan prasarana yang
dimilikinya.
e). Melakukan Investasi
Bank melakukan investasi pada surat berharga, antara lain, SBI, obligasi dan saham guna
mendapatkan laba (capital gain).
Hal – Hal yang Dilarang Dalam Usaha Bank Umum
Berdasarkan pasal 10 Undang – undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank umum dilarang
melakukan hal – hal di bawah ini :
*Penyertaan modal, kecuali penyertaan sementara dalam rangka mengatasi
kredit macet, dan bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension
*Melakukan usaha perasuransian
*Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dan 7 UU nomor
7 tahun 1992.
Risiko Usaha Bank
Risiko usaha bank adalah ketidakastian suatu hasil dari usaha yang tidak sesuai dengan diperkirakan
atau yang direncanakan sebelumnya. Tujuan pendirian bank untuk meningkatkan kekayaan pemilik dan
nilai pasar bank melalui penciptaan laba dari operasional tidak sesuai dari yang diharapkan, merupakan
kejadian yang dihindarkan setiap bank, dan ini merupakan risiko yang dihadapi setiap bank.
Setiap Bank menghadapi beberapa risiko, antara lain :
Risiko kredit, kegagalan debitur memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo
Risiko pasar, perubahan variabel pasar yang merugikan bank, seperti perubahan tingkat
bunga, perubahan nilai tukar
Risiko likuiditas, bank tidak mampu memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo
7
Risiko operasional, mismanajemen, tidak berfungsinya sisten internal bank dan tekanan
eksternal, yang mempengaruhi kelancaran operasional bank
Risiko hukum, adanya kelemahan aspek yuridis pada bank, adanya tuntutan hukun, undang-
undang tidak cukup mendukung operasional bank
Risiko reputasi, adanya perilaku negative di dalam bank yang dilakukan karyawan dan
manajemen dalam melaksanakan pekerjaan.
Risiko Strategik, penyususnan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat dan kurang responsive
terhadap perubahan eksternal
Risiko kepatuhan, bank tidak patuh melaksanakan undang – undang dan peraturan.
Pengawasan Bank
Sebelum ada OJK, Bank Indonesia menetapkan peraturan, pengawasan , memberikan dan mencabut
ijin kelembagaan dan kegiatan usaha bank, melaksanakan pengawasan bank serta mengenakan sanksi
terhadap bank. Sekarang pengawasan bank dilakukan ooleh OJK.
Tujuan Pengaturan Dan Pengawasan Bank.
1. Pengawasan dan pengaturan bank bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi bank sebagai :
Lembaga kepercayaan masyarakat dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat
Pelaksana kebijakan moneter
Pencipta uang giral
Motivator dan stabilisator pembangunan nasional
2. Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank
Pengaturan dan Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia meliputi wewenang sebagai berikut
* Memberikan ijin ( right to license )
* Mengatur ( right to regulate )
* Mengawasi ( right tu control )
* Sanksi ( right to impose sanction )
Jenis Bank dari Beberapa Aspek
Pembagian jenis bank dapat dilihat dari aspek fungsinya, kepemilikannya, status atau kedudukannya
dan cara menentukan harga, penetapan atau penggunaan bunga untuk bank konvensional dan
berdasarkan pembiayaan untuk bank syariah. Bank BUMN dan BUMD, Bank Swasta Nasional ( go publik
dan Privat ), bank campuran, Bank Asing, bank devisa dan non devisa, bank umum dan bank syariah.
8
Pendalaman Materi
1. Jelaskan mengapa bank umum di Indonesia identik dengan bank komersil di Amerika Serikat.
2. Jelaskan definisi bank komersil dari ahli yang paling mendekati pengertian bank umum menurut
undang-undang perbankan di Indonesia.
3. Jelaskan perbedaan antara bank umum, bank syariah dan bank perkreditan rakyat menurut
undang-undang perbankan di Indonesia.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan giro, tabungan dan deposito, juga perbedaannya.
5. Jelaskan pengertian deposito berjangka, deposito on call, dan sertifikat deposito, dan juga
perbedaannya.
6. Sebutkan dan jelaskan sumber utama dana sebuah bank, dan mengapa dana masyarakat menjadi
sumber utama untuk dana bank.
7. Jelaskan mengapa bank dilarang melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain.
9
BAB IV
PENGENALAN MANAJEMEN BANK (1)
Merupakan gejala sosial yang terjadi di seluruh dunia dimana bank merupakan lembaga ekonomi,
khususnya lembaga keuangan yang mempunyai peranan sangat sentral dan menentukan dalam
menopang perekonomian nasional. Karena itu setiap negara berusaha membangun industri perbankan
yang kuat, solid dan mampu mengemban fungsi utama bank sebagai intermediasi keuangan antara
sektor surplus dan sektor defisit dana atau modal. Kesehatan industri bank menjadi prioritas setiap
pemerintah. Pengalaman telah membuktikan membangun kembali industri bank yang telah
mengalami keterpurukan sangat sulit dibandingkan meningkatkan atau mengembangkan industri bank
yang sudah ada.
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahum 1997 – 1998 dan beberapa negara Asean dan Asia
Timur merupakan bukti betapa pentingnya peranan industri bank dalam menompang ekonomi
nasional, karena ambruknya ( kolaps ) industri bank menjadi pemicu krisis ekonomi dengan indikator
penurunan bahkan negatif secara drastis pertumbuhan GDP Negara yang mengalamim krisis ekonomi.
Untuk mengatasi krisis, setiap pemerintah adalah untuk membangun kembali industri bank supaya
menjadi lebih solid dan lebih mampu menghadapi gejolak ekonomi di dalam negeri dan regional.
Setelah satu dasawarsa Indonesia membangun industri bank, kini perbankan Indonesia telah cukup
kuat, dan terbukti telah berhasil membawa Indonesia terhindar dari krisis keuangan global tahun 2009
dan awal 2010. Krisis bank century ( sekarang bank mutiara ) telah dapat diatasi sendiri oleh
perbankan dan lembaga keuangan LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan ).
Setiap pemerintah menyadari industri bank yang kuat harus didukung oleh bank yang sehat dan
dikelola dengan manajemen bank yang baik. Tanpa pengelolaan perbankan oleh pemilik dan
manajemen secara professional tidak mungkin bank berperan efektif dan efisien serta menumbuhkan
industri bank yang kuat.
Manajemen bank pada intinya adalah pengelolaan aktiva – pasiva bank atau banking asset
liability management (ALMA ), atau dengan kata lain pengelolaan sumber dana dan penyaluran
dana bank. Kegiatan manajemen dana bank meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat ( DPK). Bila kita merujuk pada neraca
bank, manajemen bank merupakan pengelolaan simpanan atau likuiditas ( sisi pasiva) dan
10
pengelolaan kredit ( sisi aktiva). Dengan demikian ALMA merupakan manajemen struktur neraca
bank dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan, pengendalian biaya dalam batas-batas
risiko tertentu.
4.1. Pengelolaan Sumber Dana Bank ( Funding )
Sumber dana bank utama adalah dana dari masyarakat ( surplus fund sectors), di samping tentunya
modal sendiri atau ekuitas dan modal hutang. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai intermediasi
atau perantara keuangan dan memberikan jasa perbankan lainnya.
Dana bank dapat bersumber dari simpanan dana masyarakat ( dana pihak ketiga ), dana dari
lembaga lainnya ( dana pihak kedua ) dan dari modal sendiri ( dana pihak pertama ). Bagi setiap
bank dana yang paling utama adalah dana dari masyarakat yang terkumpul dalam bentuk giro,
tabungan, deposito, sertifikat deposito. Sumber dana masyarakat merupakan atau menjadi
kesempatan bagi bank untuk memperoleh laba dan sekaligus sumber ancaman kerugian dan
illikuiditas.
4.1.1 . Dana yang Berasal Dari Masyarakat
Pengelolaan sumber dana masyarakat menjadi sangat penting bagi bank, karena hampir semua bank
memiliki persentase antara 60 % - 80 % dari asetnya merupakan dana masyarakat, dan sisanya 20 %
berasal dari modal sendiri hutang jangka panjang kepada investor individu dan lembaga. Agar
mendapat dana dari masyarakat bank harus bersedia memberikan bunga dengan tingkat bunga yang
menarik bagi masyarakat, di samping jasa pelayanan lainnya yang menyenangkan masyarakat. Namun
pada prinsipnya biaya perolehan dana dari masyarakat harus seminimal mungkin, agar bank
mendapatkan spread positif.
a. Rekening Transaksi ( Transaction Account )
Rekening transaksi adalah rekening yang disediakan untuk kelancaran transaksi bagi nasabah dalam
melaksanakan aktivitas bisnis dan pribadi. Rekening transaksi yang umum disediakan bank adalah
rekening giro. Rekening ini memudahkan transaksi, menggunakan uang dengan efisien dan aman,
cepat, mudah dan nyaman serta trendi.
a). Giro
Pengertian giro menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, menyatakan giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek ( cek atas
unjuk, cek atas nama, cek mundur ), bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan ( non tunai).
11
Bagi bank sumber dana giro sangat diharapkan oleh bank, karena biayanya sangat rendah di
bandingkan sumber dana lainnya dan sangat mendukung likuiditas bank. Karena itu bank berusaha
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pemilik rekening giro.
b). Tabungan
Tabungan menurut undang - undang nomor 10 tahun 1998, merupakan simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukandengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, giro bilyet dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
c). Simpanan Deposito
Menurut undang – undang nomor 10 tahun 1998, simpanan deposito merupakan simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank. Terdapat unsur jatuh tempo pada deposito dan penarikannya hanya sekali pada saat
jatuh tempo. Suku bunga untuk deposito tertinggi dibandingkan suku bunga untuk giro dan tabungan.
Terdapat 3 ( tiga ) jenis deposito, yaitu : deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on
call.
(1) Deposito berjangka mempunyai jatuh tempo bervariasi 1,3, 6 dan 12 bulan. Deposito berjangka
dapat diterbitkan atas nama perorangan atau lembaga.
(2) Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, bedanya sertifikat deposito
diterbitkan atas unjuk dan bunga diterima di muka.
(3) Deposito on call, mempunyai jangka waktu 7 hari sampai dengan 30 hari, nominalnya di atas Rp
25.000.000,-. Bunga dibayar saat jatuh tempo.
4.1.2 Dana Bersumber Dari Lembaga Lain
Sumber dana dari lembaga lain ( dana pihak kedua ) merupakan tambahan dana bagi bank bila dana
pihak ketiga dan kesatu tidak cukup untuk memdukung operasi bank. Dana pihak kedua relatif lebih
mahal daripada dana pihak ketiga dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Sumber dana ini berasal :
a) Pinjaman likuiditas bank Indonesia
b) Pinjaman antar bank ( call money )
c) Surat Berharg Pasar Uang (SBPU), bank mengeluarkan surat hutang yang dapat diperdagangkan
d) Pinjaman dari bank luar negeri
e) Pinjaman obligasi
f) Pemilik modal
g) Right issues
h) Sumbanga
12
4.1.3 Modal Sendiri
Modal sendiri ( ekuitas ) berasal dari :
a). Setoran modal dari pemilik berupa saham
b). Cadangan, bagian laba yang ditahan
c). Laba bank yang belum dibagi
Dana modal sendiri bersifat abadi kecuali banknya bangkrut dan dilikuidasi, dan tidak
membayar bunga hanya deviden bila perusahaan mendapat laba. Untuk bank dapat beroperasi dengan
baik, modal sendiri haru ditingkatkan sesuai peningkatan yang terjadi pada dana pihak ketiga dan
kedua dan ketentuan atau regulasi.
4.2. Alokasi Dana Bank
Penggunaann atau alokasi dana bank atau investasi dana bank, wajib dikelola dengan efektif dan
efisien agar memberikan manfaat bagi pemegang saham dan nilai bank itu sendiri. Di samping itu juga
untuk menjaga agar tujuan pengelolaan bank yang baik tercapai, tujuan tersebut antara lain:
Profitabilitas yang tinggi
mendapat kepercayaan masyarakat dan
tingkat likuiditas terjaga.
Untuk mencapai tujuan di atas, investasi dana bank perlu diarahkan sedemikian rupa sehingga saat
diperlukan, semua kepentingan nasabah dapt terpenuhi. Bank juga harus menjaga agar para
nasabahnya merasa puas atas pelayanan bank, baik nasabah yang akan mengambil kredit, nasabah
yang akan menabung maupun mereka yang akan menabung dan menarik tabungannya.
Investasi dana bank yang terdapat pada sisi aktiva neraca, dapat disalurkan dalam bentuk :
a. Non earning assets ( aktiva yang tidak menghasilkan ), yang terdiri dari cadangan primer (
primary reserve adalah dana dalam kas dan saldo rekening Koran Bank pada Bank Indonesia dan
Bank-Bank lainnya, serta warkat-warkat ( item, dokumen yaitu instrumen perbankan, antara lain
cek dan inkaso, yang menggambarkan dana yang belum diterima; kertas berisi keterangan
mengenai suatu peristiwa untuk dipakai sebagai bukti, seperti warkat kliring, warkat inkaso (
sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran atas surat/document berharga kepada pihak
ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri. Surat atau dokumen berharga yang dapat diproses
adalah wesel, cek, bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep dan hadiah undian. ), warkat dalam
penyelesaian, kuitansi, dan kartu pegawai ) dalam proses penagihan, komponen ini sering
disebut sebagai alat-alat likuid ), dan penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
13
b. Earning asset ( aktiva yang menghasilkan ) yang terdiri dari: cadangan sekunder ( secondary
reserve adalah aset bank yang ditanamkan pada surat-surat berharga jangka pendek yang mudah
diperjualbelikan, seperti surat-surat berharga pemerintah (SBI); aktiva ini
menghasilkan bunga dan dapat diperhitungkan sebagai cadangan pelengkap bank;
jika permintaan kredit tidak terlalu banyak, dana yang dihimpun sering diinvestasikan dalam
surat-surat berharga jangka pendek yang mudah diperjual-belikan (dikonversikan
menjadi uang tunai); ), kredit yang diberikan ( loanable funds ) dan investasi dana jangka
panjang ( penyertaan ).
Investasi dana dalam primary reserve berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai dalam
saldo di rekening bank Indonesia. Dana primary reserve ditujukan untuk kepentingan cash ratio atau
penjagaan likuiditas bank sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai bank
sentral. Sedangkan investasi dalam barang tetap dan invntaris merupakan penanaman dana untuk
menunjang kelancaran bisnis perbankan, seperti untuk gedung dan peralatan kantor dan keperluan
operasional lainnya. Dana ini umumnya berasal dari modal awal dan cadangan serta laba yang tidak
dibagi.
Bank dalam melaksanakan fungsi intermediasinya, pengalokasian dana dalam earning asset
harus dilakukan oleh setiap bank, karena ini adalah core bisnis setiap bank. Penyaluran dana dalam
bentuk kredit ( loanable funds ) kepada debitur akan memberikan pendapatan bagi bank berupa
bunga.
Alokasi dana dalam secondary reserve dilakukan untuk menyangga likuiditas sekaligus
memperoleh keuntungan. Bank akan melakukan usaha sedemikian rupa, sehingga tidak ada dana
yang tidak produktif atau menganggur ( idle ). Karena dana menganggur akan menyebabkan
kerugian bagi bank.
Dalam usaha penghimpunan dan pengalokasian dana, setiap bank dapat menggunakan 2 (
dua ) pendekatan :
Pool of funds approach, yaitu dengan melihat sumber – sumber dana dan penempatannya.
Assets allocation approach, yaitu penempatan dana – dana ke dalam aktiva.
Untuk jelasnya, di bawah ini dapat dilihat diagram dari kedua pendekatan tersebut.
Diagram pool of funds approach, dapat dilihat bahwa dana yang tersedia bisa berasal dari (1) giro, (2)
deposito, (3) tabungan, (4) pinjaman dan (5) modal sendiri. Semua dana yang tersedia dihimpun
menjadi satu (pooling), kemudian dialokasikan untuk berbagai kemungkinan pengalokasian dana bank,
yaitu :
14
a). Primary reserve
Primary reserve berfungsi sebagai alat likuiditas, berupa: kas, giro di BI, saldo di bank lain dan uang
dalam proses penagihan
b). Secondary reserve
Secondary reserve merupakan harta yang memberikan pendapatan bagi bank dan alat likuid
(marketable securities)
c). Pinjaman ( loans )
Pinjaman ( loans ) merupakan pengalokasian dana bank untuk kredit guna menciptakan
pendapatan bagi bank
d). Surat-surat berharga ( marketable securities )
Sekuritas merupakan pengalokasian dana bank dalam bentuk penyertaan dana pada suatu
perusahaan dalam jangka panjang, dengan tujuan memperoleh laba.
e). Aktiva tetap ( fixed aset )
Aktiva tetap merupakan alternatif pengalokasian dana bank untuk mengganti maupun membeli
aktiva tetap dan peralatan kantor dan inventaris untuk menopang atau mendukung aktivitas bank.
15
Diagram Pool of Funds Approach
Sources of Funds Allocation of Funds
Dalam pendekatan ini, biasanya disertai dengan pembentukan pusat ( sentra ) yang
pengalokasian dana berasal dari berbagai sumber, misalnya sentra likuiditas dan profitabilitas. Masing
– masing sentra bersifat independen terhadap sentra lain sehingga sering diumpamakan sebagai bank
dalam bank atau sebagai bank kecil dalam struktur dana bank. Artinya, begitu tersedia dana, maka
pengalokasiannya direncanakan dalam bentuk investasi terpisah. Jadi dalam pendekatan Ini, dana yang
terkumpul tidak dikumpulkan atau di pool terlebih dahulu, akan tetapi langsung dialokasikan
keberbagai kegiatan investasi bank lainnya, misalnya, primary reserve, secondary reserve, kredit,
marketable securities, fixed asset dan sebagainya.
Saving deposit
( tabungan)
Demand deposit ( giro )
Capital funds
( Modal)
Time deposit
( deposito)
Primary Reserve
Fixed Assets
Other Securities
Loans/Kredit
Secondary Reserve
Pool Of Funds
Pinjaman Jangka Panjang
16
Diagram Assets Allocation Approach
Sources of Funds Uses of Funds
4.3.Manajemen Likuiditas
Likuiditas secara singkat merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang telah
jatuh tempo. Jadi bank harus menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap
saat. Likuiditas yang cukup merupakan dasar nama baik atau reputasi suatu perusahaan. Bank yang
memiliki likuiditas yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sehingga masyarakat
yakin untuk menanamkan dananya di bank.
4.3.1. Pengertian Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah bentuk khusus pengelolaan bank, atau pengelolaan alat likuiditas bank
agar berfungsi dan efisien. Manajemen likuiditas merupakan proses pengendalian kas, saldo pada BI
dan bank lain, marketable securities dan alat likuid lain untuk dapat segera menjadi tunai guna
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Secara singkat mengatur keseimbangan antara uang
tunai dengan kewajiban yang akan jatuh tempo ( deposito, giro,tabungan dan pinjaman dengan bank
lain ( call money ), serta pinjaman pihak kedua.
Sebuah bank dikatakan likuid bila aset-aset yang dimiliki dapat diubah menjadi uang tunai dalam
Time Deposit
Capital Funds
Saving Deposit
Demand Deposit Primary Reserve
Fixed Assets
Secondary Reserve
Loans/Kredit
Other Securities
Pinjaman Jangka Panjang
17
relative singkat, dan nilai intrinsiknya relative tetap dan risiko yang kecil dan tanpa biaya relatif yang
besar. selain dilihat dari sisi asetnya, likuiditas bank juga dilihat dari kemampuan bank memperoleh
dana yang dibutuhkan dari sumber lain dengan cepat dan murah. Likuiditas bank akan selalu
bermuara pada kepercayaan masyarakat untuk menanam dananya. Suatu bank dengan likuiditas tinggi
akan mendapat dana lebih murah dari bank yang likuiditasnya rendah.
Kas merupakan primadona dari manajemen likuiditas, karena alat likuid bank yang paling likuid pada
setiap bank adalah kas. Setiap hari bank harus menyediakan uang kas yang cukup. Akibatnya bank tidak
boleh menggunakan semua simpanan atau dana nasabah (DPK) untuk kredit (loans ). Simpanan pihak
ketiga yang dijadikan kas, merupakan dana mahal bagi bank, karena kas tidak menghasilkan
pendapatan bagi bank, sementara itu, dana pihak ketiga harus diberikan bunga yang merupakan cost
of capital dana tersebut. jadi bank harus efisien dalam menggunakan dana pihak ketiga yang
ditempatkan pada pos kas.
4.3.2 Manajemen likuiditas sebuah bank sukses dapat diketahui melalui:
Mampu dalam memprediksi kebutuhan dana.
Mampu memenuhi permintaan cash dengan mengkonversi harta lancar.
Mampu memperoleh dana cash dengan mudah dan cepat dengan biaya ( cost of money )
serendah mungkin.
Mampu memenuhi kewajiban tanpa harus mengkonversi harta atau aset tetap.
4.3.4 Konflik kepentingan: Likuiditas atau Profitabilitas
Setiap bank akan menghadapi kondidi yang dinamis dalam menghadapi pilihan antara likuiditas dengan
profitabilitas. Sebagaimana sudah kita ketahui profitabilitas adalah kemampuan bank untuk
menghasilkan laba dari semua investasinya ( pinjaman yang diberikan dan investasi lainnya ). Untuk
mencapai profitabilitas bank harus mempunyai dana yang siap untuk diinvestasikan untuk setiap
peluang yang terbuka. Untuk maksud tersebut bank perlu dana tunai yang siap digunakan. Sementara
dana yang tidak diinvestasikan merupakan dana idle. Tetapi dana tersebut samgat berguna bagi
likuiditas bank. Jadi, bank harus memilih antara likuditas tinggi atau profitabilitas rendah.
4.3.5. Alat Pengukuran Likuiditas
Setiap bank dapat meggunakan rasio keuangan yang biasa digunakan perusahaan non bank untuk
mengukur tingkat likuiditasnya. Para pakar perbankan dan keuangan korporat telah menyediakan rasio
likuiditas yang dapat digunakan manajemen bank untuk mengetahui tingkat likuiditas banknya. Jadi
bank menggunakan rasio likuiditas untuk mengukur tingkat likuiditasnya. Pengukuran likuiditas suatu
18
bank terdiri, (1) likuiditas jangka pendek ( rasio kas, GWM dan basic surplus ), cadangan kas, (2)
likuiditas jangka panjang ( liquidity ratio, liquidity index dan loan to deposit ratio).
A. Likuiditas Jangka Pendek
4.3.2.1. Rasio Kas ( cash Ratio )
Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid bank dengan simpanan nasabah dan hutang jangka
pendek yang segera dibayar. Tingkat atau besar minimal rasio kas bank ditentukan oleh bank sentral.
Semakin tinggi nilai rasio ini, semakin baik bank tersebut.
Definisi cash ratio adalah perbandingan antara alat – alat likuid yang dikuasai bank dengan simpanan
nasabah dan kewajiban yang segera harus dibayar.
Rumus minimum cash = 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑠𝑎𝑖 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛−𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟X 100 %
Alat-alat likuid bank, terdiri dari : cash, saldo rekening pada BI, sedangkan saldo pada bank lain tidak
termasuk, karena sudah dimasukan dalam saldo rekening pada BI. Adapun kewajiban segera dibayar
adalah : simpanan nasabah yang terdiri dari giro, deposito berjangka, tabungan dan kewajiban
jangka pendek lainnya.
Untuk mengtahui perhitungan tingkat likuiditas dapat diberikan contoh sebagai berikut :
Bank Sejahtera Abadi
Neraca per 31 – 12 – 2018
( dalam jutaan rupiah )
Aktiva Pasiva
1.Kas 50.000 1.Giro 1.000.000
2.Gro pada BI 120.000 2.Kewajiban dibayar segera 50.000
3.Giro pada bank lain 800 3.Tabungan 200.000
4.Wesel,cek, tagihan lainnya 6.000 4.Deposito 1.200.000
5.Surat – surat berharga 82.000 5.Pinjaman diterima 1.600.000
6.Simpanan berjangka di bank lain 50.000 6.Setoran jaminan 11.000
7.pinjaman yg diberikan ( rupiah ) 3.500.000 7.Pasiva dalam valuta asing
19
8.Aktiva dalam valuta asing
a. likuid
b. Pinjaman
c. lain – lain
260.000
960.000
3.200.000
a. Segera dibayar
b. Lainnya
2.600.000
1.250.000
9. Penyertaan 4.000 8.Rupa - rupa
250.000
10.Aktiva tetap dan inventaris 38.000 9.Modal
a. Modal disetor
b. Dana setoran modal
600
70.000
11.Rupa – rupa 298.800 10. Cadangan umum 50.000
11. Cadangan lainnya 200.000
12. Sisa laba tahun lalu 88.000
13. Laba tahun berjalan
Jumlah 8.569.600 Jumlah 8.569.600
1.Alat likuid yang dikuasai, terdiri dari :
- Kas Rp 50.000.000.000,-
- Saldo giro pada BI Rp 120.000.000.000,-
________________ Rp 170.000.000.000,-
2.Kewajiban – kewajiban segera dibayar (KSD), terdiri dari :
- Giro Rp 1.000.000.000.000,-
- Kewajiban Segera Dibayar lainnya Rp 50.000.000.000,-
- Deposito Rp 1.200.000.000.000,-
20
- Tabungan Rp 200.000.000.000,-
__________________ Rp 2.450.000.000.000,-
Cash ratio = 170.000.000.000,−
2.450.000.000.000,− 𝑋 100 % = 6,94 %
Bila ketentuan BI ( dulu ) sekarang adalah OJK, cash ratio bank harus minimal 5 %, bank ini memenuhi
syarat, dan Bila OJK menetapkan 10 %, bank ini harus segera meningkatkan nilai cash rationya.
4.3.2.1. Giro Wajib Minimum (GWM) (minggu depan)
Giro wajib minimum ( statutory reserve requirement ) adalah sebagai berikut :
GWM =𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝐺𝑖𝑟𝑜 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 = 5%
Rasio ini menunjukan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban segeranya. Untuk kepentingan
pengaturan likuiditas, bank tidak harus terikat pada besarnya rasio GWM sebesar 5% ( minimal ). Untuk
kepentingan pengaturan likuiditas akan tergantung pada berapa besar dana (likuiditas) yang
dibutuhkan bank.
4.3.2.3. Basic Surplus ( Net Working Capital atau Modal Kerja Bersih )
Basic surplus digunakan untuk mengukur keadaan likuiditas pada saat tertentu. Rumus basic surplus
adalah sebagai berikut :
Basic Surplus ( Net Working capital ) = Aktiva Lancar – Pasiva Lancar
Di dalam menentukan besarnya aktiva lancar dan pasiva lancar dalam perhitungan di atas, seluruh
komponen aktiva dan pasiva dalam nerca bank dikelompokan berdasarkan sisa jatuh temponya ketika
perhitungan dibuat. Dalam hal ini bank menetapkan batasan jangka pendek adalah 7 ( tujuh ) hari,
sehingga yang termasuk yang termasuk aktiva lancar dan pasiva lancar yang masuk dalam hitungan
adalah yang jatuh tempo dalam satu minggu mendatang. Bila bank menetapkan waktu jangka pendek
10 ( sepuluh ) hari, yang masuk hitungan pasiva lancar dan aktiva lancar yang jatuh tempo sepuluh hari
mendatang.
Sebagai catatan, Pinjaman rekening koran ( revolving credit ) yang umumnya terus menerus
diperpanjang oleh nasabah, tidak termasuk hiitungan,begitu juga sebagian simpanan giro dan
tabungan yang mengendap tidak digolongkan dalam pasiva lancar.
Nilai basic surplus bisa positif, negatif dan nol. Nilai positif berarti aktiva lancar dibiayai oleh dana
jangka panjang, sehingga bank memiliki likuiditas ekstra, nilai negatif berarti aktiva lancar dibiayai oleh
dana jangka pendek dan jangka panjang, sehingga bank bisa menghadapi masalah dengan likuiditas.
Nilai nol, berarti bank membiayai aset dengan dana yang seluruhnya dana jangka pendek, pada bank
21
terdapat matched funding ( kondisi ideal ).
4.3.2.4. Cadangan Kas
Sesuai ketentuan BI dan menjaga likuiditas serta menjamin permintaan masyarakat atas dana yang
disimpannya dan mencegah kalah kliring, setiap bank wajib menyediakan cadangan kas. Setiap bank
membagi cadangan kas menjadi (1 ) cadangan utama ( primary reserve ), (2) cadangan sekunder
( secondary reserve ).
1 . Primary Reserve
Primary reserve harus dijaga, artinya besarnya harus sesuai dengan kebutuhan, karena dana ini
tidak menghasilkan pendapatan bagi bank. Dana ini juga untuk memenuhi permintaan efektif dari
nasabah yang dapat muncul secara tiba – tiba. Primary reserve muncul pada pos atau akun Saldo
kas dan Saldo rekening pada BI.
a).Saldo kas adalah perbedaan atau selisih antara dana yang disetor nasabah dengan dana yang
ditarik melalui rekening nasabah dan transaksi nasabah melalui bank lain. Saldo kas perhari
berfluktuasi dari segi nilai dan dapat terjadi berkurang dari hari sebelumnya, bila hari itu dana
yang ditarik nasabah lebih besar dari yang disetor.
b).Saldo rekening pada BI, Saldo rekening pada BI merupakan saldo yang digunakan bank untuk
menjaga perubahan penerimaan dan pemasukan uang bank melalui transaksi kliring. Bank harus
selalu mempertahankan saldo ini dalam keadaan positif dan minimal balance, artinya,
pemasukan dan penarikan dana nasabah sama besar. Bila saldo minus, sebelum kliring ditutup,
bank harus menyetor dana kekurangan kepada BI, dan bila tidak bank dinyatakan kalah kliring.
2.Secondary Reserve
Secondary reserve terdiri aset likuid bank di luar kas dan Dana bank yang di BI. Dana ini memerlukan
waktu untuk ditunaikan. Dana yang termasuk secondary reserve, antara lain: (1). wesel-wesel, cek-cek
dan tagihan lainnya, (2 ) marketable securities, sertifikat BI dan surat berharga pasar uang, seperti
Commercial paper, (3) call money.
4.3.2.5. Liquidity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur proyeksi kebutuhan likuiditas bank setelah memperhitungkan
perkembangan usaha ( volume neraca ) yang diinginkan dalam periode tertentu. Rumus liquidity ratio
adalah sebagai berikut :
Liquidity Ratio = 𝑁𝑒𝑤 𝑃𝑢𝑟𝑐ℎ𝑎𝑠𝑒𝑑 𝐹𝑢𝑛𝑑𝑠 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑢𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡
New purchased funds required adalah adalah proyeksi perubahan aktiva dikurangi proyeksi
22
perubahan pasiva pada neraca bank. Dari contoh perhitungan basic surplus di atas, bila nilai basic
surplus negatif, berarti bahwa proyeksi perubahan aktiva lebih kecil daripada proyeksi perubahan
pasiva, sehingga menghasilkan angka negatif untuk new purchased funds required.
Total funding requirement adalah jumlah aktiva atau aset bank pada tanggal tertentu di masa
mendatang yang harus dibiayai, jika liquidity ratio bernilai positif, berarti bank tersebut harus
mencari dana di pasar uang guna menutupi proyeksi kekurangan likuiditasnya. Apabila nilai liquidity
ratio bank negatif, berarti bank memiliki dana lebih, dan dana tersebut dapat ditempatkan di
sekuritas pasar uang.
4.3.2.5. Liquidity Index
Rasio ini digunakan untuk mengukur keadaan likuiditas dengan jangka waktu yang lebih panjang pada
suatu saat tertentu. Sebelum melakukan perhitungan, komponen aktiva dan pasiva diklasifikasikan
seperti halnya dalam menghitung basic surplus. Perbedaannya adalah pada setiap golongan tertentu
diberikan bobot ( weighted ) dengan bobot yang semakin besar untuk jangka waktu penggolongan
yang lebih panjang. Rumus liquidity index adalah sebagai berikut :
Liquidity Index =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Hasil perhitungan liquidity index bernilai, < 1, menunjukan bahwa bank secara keseluruhan membiayai
aktivanya dengan sumber dana berjangka waktu lebih panjang (bank ini termasuk bank konservatif).
Di bawah ini contoh proyeksi cash flow dan perhitungan liquidity ratio.
Proyeksi Cashflow dan Perhitungan Liquidity Ratio
Aktiva/pasiva Posisi Pada Saat ini Proyeksi selama 3 bln Proyeksi 3 Bln kemudian
Aktiva
-Basic surplus
-Penempatan pd bank
Lain(> 7 hari)
-Pinjaman komersil
-Pinjaman investasi
2.000.000
6.000.000
24.000.000
100.000.000
( 1.000.000 )
3.000.000
12.000.000
1.000.000
6.000.000
27.000.000
112.000.000
23
-Ekuitas jangka pan-
Jang
-Penyertaan
-Aktiva lainnya
-Jumlah
Pasiva
-Giro
-Deposito (>7 hari)
-Pasiva jangka pan-
Jang lainnya
-Obligasi yang diter-
Bitkan
-Kewajiban lainnya
-Modal
-Jumlah
Kebutuhaan Dana
16.000.000
10.000.000
2.000.000
160.000.000
4.000.000
20.000.000
98.000.000
20.000.000
16.000.000
2.000.000
160.000.000
1.000.000
2.000.000
17.000.000
4.000.000
10.000.000
4.000.000
18.000.000
17.000.000
12.000.000
2.000.000
177.000.000
4.000.000
24.000.000
108.000.000
24.000.000
16.000.000
2.000.000
178.000.000
24
Netto
(1.000.000) (1.000.000)
Liquidity ratio = (1.000.000)
`17.000.000 = ( 5.88 ), angka ini menunjukan bank memiliki sedikit kelebihan
likuiditas. Karena dana yang dibutuhkan sebesar 17.000.000 sedangkan dana segar yang diperoleh
(dari masyarakat) sebesar 18.000.000.
Weighted Maturity Schedule
Profil Period Liabilities Assets Weighted weighted Weighted
Liabilities Assets
S.d. 1 minggu 10.000 14.000 1 10.000 14.000
8-30 hari 48.000 52.000 2 96.000 104.000
1-2 bulan 42.000 36.000 3 126.000 108.000
2-3 bulan 52.000 54.000 4 208.000 216.000
3-6 bulan 60.000 52.000 5 300.000 260.000
6-12 bulan 72.000 64.000 6 432.000 384.000
1-2 tahun 60.000 58.000 7 420.000 406.000
2-5 tahun 72.000 68.000 8 576.000 544.000
5> tahun 98.000 116.000 9 882.000 1.044.000
Jumlah 514.000 514.000 3.050.000 3.050.000
Liquidity Index = 3.050.000
3.050.000 = 1, Nilai liquidity index sama dengan 1, menunjukan keadaan likuiditas yang
seimbang ( roughly matched book ).
25
Kebutuhan likuiditas untuk setiap bank akan berbeda tergantung pada , antara lain kekhususan
usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Dengan demikian untuk menilai cukup atau tidaknya
likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran tersebut di atas, perlu diteliti apakah bank telah
memperhitungkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi
commitment loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi
kewajiban bank. Jika hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limitnya, dapat dikatakan bahwa
bank memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan pada pendapatan
bank berupa tingginya pemeliharaan biaya kas yang idle. Sebaliknya bila berada di bawah target dan
limitnya, berarti tidak menutup kemungkinan bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada
gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang lebih besar.
4.3.2.6. Loan to Deposit Ratio ( LDR )
LDR suatu bank menyatakan kemampuan bank tersebut membayarkembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, atau
dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit oleh bank kepada nasabah dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang hendak menarik kembali
dananyayang telah disalurkan oleh bank berupa kredit. Semakin tinggi nilai rasio, memberikan indikasi
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Adapun rumus LDR adalah sebagai berikut :
LDR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 X 100%
4.4. Sistem Manajemen Bank
Bank umum dikelola ke dalam 4 ( empat ) macam bentuk operasional, yaiti:
1. Unit banking system
2. Branch banking system
3. Group and chain banking system
4. Mixed system
Unit bank system, operasional bank terbatas pada daerah tertentu, dan operasi bank otonom,
contoh: Bank pembangunan Daerah BPD)
Branch banking system, bank mempunyai kantor pusat dan cabang-cabang, contoh: BCA, BNI,
BTN.
Group and chain banking system, biasanya bank dikelola oleh holding company, yang memiliki
26
saham cukup signifikan dari beberapa bank, sehingga operasi bank tersebut terkonsentrasi dan
dikendalikan oleh satu perusahaan holding company.contoh: dahulu bank Internasional dan
Bank danamon, dikuasai atau dikendalikan oleh perusahaan malaysia.
Mixed system, gabungan branch system yang memberikan wewenang khusus untuk cabang
tertentu, misalkan cabang luarnegeri.
Pendalaman Materi:
1. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan antara:
a. Giro, tabungan dan deposito
b. deposito berjangka, deposito on call dan sertifikat deposito.
2. Jelaskan yang dimaksudkan dengan Giro Wajib Minimum (GWM). Hitung berapa jumlah dana
untuk pinjaman kepada nasabah yang pinjamannya disetujui oleh bank sebesar Rp
145.000.000,-, dan ketentuan GWM oleh OJK sebesar 6%.
3. Diketahui aktiva Bank Cinta Tanah Air seperti di bawah ini
Bank Sejahtera Abadi
Neraca per 31 – 12 – 2018
( dalam jutaan rupiah )
Aktiva Pasiva
1.Kas 100.000 1.Giro 1.000.000
2.Gro pada BI 200.000 2.Kewajiban dibayar segera 100.000
3.Giro pada bank lain 800 3.Tabungan 280.000
4.Wesel,cek, tagihan lainnya 6.000 4.Deposito 1.318.000
5.Surat – surat berharga 200.000 5.Pinjaman diterima 1.600.000
6.Simpanan berjangka di bank lain 100.000 6.Setoran jaminan 61.000
7.pinjaman yg diberikan ( rupiah ) 5.000.000 7.Pasiva dalam valuta asing
8.Aktiva dalam valuta asing
a. likuid
260.000
c. Segera dibayar
d. Lainnya 5
2.600.000
2.750.000
27
b. Pinjaman
c. lain – lain
960.000
3.200.000
9. Penyertaan 4.000 8.Rupa - rupa
250.000
10.Aktiva tetap dan inventaris 38.000 9.Modal
a. Modal disetor
b. Dana setoran modal
600
70.000
11.Rupa – rupa 298.800 10. Cadangan umum 50.000
11. Cadangan lainnya 200.000
12. Sisa laba tahun lalu 88.000
13. Laba tahun berjalan
Jumlah 10.367.600 Jumlah 10.367.600
Hitung:
a. Nilai cash ratio
b. Nilai basic surplus
c. Nilai rasio LDR
d. Nilai current ratio
e. Nilai debt ratio.
28
BAB V
Pengenalan Manajemen Bank (2)
5.1. Manajemen Perkreditan
Setiap kredit yang diberikan kepada nasabah pasti mempunyai risiko. untuk menghindari risiko kredit,
setiap bank harus melakukan manajemen kredit yang efektif dan efisien dengan menerapkan asas –
asas perkreditan yang sehat. Prinsip dari manajemen kredit dari suatu bank adalah kredit kembali atau
dibayar nasabah sesuai nilai dan jadwal atau waktu pembayaran. Sebagaimana kita ketahui, kredit
merupakan pos harta atau aset yang terbesar dan aktivitas bank yang menghasilkan pendapatan
utama dari sebagian besar bank, guna membiayai operasi bank dan mendapat laba yang memperkaya
pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Sekali lagi manajemen perkreditan bank harus
dilaksanakan dengan taat azas dan prinsip kredit yang baik.
Bank Indonesia dan OJK sebagai otoritas moneter sangat konsern atau prihatin dengan
efektivitas dan efisiensi manajemen kredit di bank umum atau bank kemersial. Untuk menghindari
bank melakukan pengelolaan kredit yang tidak melaksanakan prinsip – prinsip kredit yang baik, BI
mewajibkan semua bank umum membuat suatu kebijakan perkreditan secara tertulis dan menjadi
pedoman bagi semua pegawai yang berwenang menangani kredit nasabah.
Kebijakan yang menjadi pedoman dalam pemberian kredit, sekurang – kurangnya memuat dan
mengatur hal – hal sebagai berikut;
Prinsip kehati – hatian dalam perkreditan
Organisasi dan manajemen perkreditan
Kebijaksanaan persetujuan pemberian kredit
Dokumentasi dan administrasi kredit
Pengawasan kredit
Penyelesaian kredit bermasalah.
Bila pedoman pelaksanaan kredit telah disusun dan disetujui BI, bank tersebut wajib
melaksanakan manajemen kredit sesuai pedoman secara konsekuen dan konsisten. Sehingga tujuan
pemberian kredit mendapat laba dan dana aman dapat atau kembali tercapai dengan efisien.
29
Apabila dalam pelaksanaan kredit, bank tersebut tidak melaksanakan pedoman perkreditan, BI
akan memberikan sanksi yang akan mempengaruhi penilaian kesehatan bank. Setiap bank yang dinilai
oleh BI tidak baik dalam melaksanakan manajemen kredit, pasti akan menurunkan harga saham bank
tersebut di pasar modal. Jika ini terjadi, merupakan pukulan berat bagi manajemen bank, pemegang
saham akan menilai manajemen gagal dalam melaksanakan tugas utamanya untuk meningkatkan
kekayaan pemegang saham dan nilai perusahaan, dan dalam RUPS yang akan datang, bukan tidak
mungkin jajaran manajemen akan diganti.
5.1.1. Unsur Kredit
Kredit diberikan atas dasar kepercayaan, artinya prestasi yang diberikan diyakini akan dikembalikan
debitur ( penerima kredit ) sesuai dengan waktu dan syarat – syarat yang telah disepakati bersama.
Unsur – unsur kredit adalah sebagai berikut:
1. Terdapat dua pihak, kreditor ( bank ) dan debitur ( nasabah ). Kedua pihak melakukan
kesepakatan yang saling menguntungkan
2. Terdapat kepercayaan dari kreditor terhadap debitur
3. Terdapat persetujuan, berupa kesepakatan antara kreditor dengan debitur, bersetujuan
disahkan di akad kredit
4. Terjadi penyerahan aset ( uang, barang,jasa ) dari kreditor kepada debitur
5. Terdapat unsur waktu ( time element ). Unsur waktu merupakan unsur esensial dari suatu
kredit.
6. Terdapat unsur risiko. baik dipihak kreditor maupun debitur. Risiko kreditor adalah kegagalan
debitur melaksanakan kewajibannya ( risiko gagal bayar ). Risiko debitur adalah adanya
kemungkinan akuisisi oleh kreditor.
7. Terdapat unsur bunga bagi bank komersil dan pembiayaan bagi bank syariah. Unsur ini adalah
konsekuensi pemberian kredit oleh kreditor dan bunga merupakan kompensasi yang harus
diberikan debitur kepada kreditor.
5.1.2. Tujuan Kredit
Banyak pihak yang mendapat manfaat dari kredit yang diberikan bank, antara lain, bank, nasabah dan
negara. Tujuan kredit secara garis besar terdiri dari 2 ( dua ), yaitu:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh laba dari kredit yang diberikan kepada debitur (
nasabah ). artinya bunga yang didapat dari kredit harus lebih besar daripada biaya perolehan
30
dana ( cost of capital ). Setiap bank wajib hanya memberikan kredit kepada nasabah yang
memiliki usaha yang dapat berkembang dan mampu dari usahanya mengembalikan kredit
sesuai perjanjian.
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin,
sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang dan jasa itu
terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan ( profitability ) yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.
Manfaat kredit dapat dilihat dari pihak yang memanfaatkan hasil dan dampak aktivitas kredit
oleh bank umum. Pihak-pihak yang mendapat manfaat dari kredit:
1. Bank ( kreditor ), kredit adalah aset dan bisnis terbesar bank dan sumber utama penghasilan (
dari bunga ) bagi bank
2. Nasabah ( debitur ), kredit adalah alternatif pembiayaan untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan bisnis guna mendapat laba lebih besar
3. Negara, kredit adalah pemacu pembanganan, uang beredar dan pendapatan pajak.
5.1.3. Jenis Kredit
Kredit bank dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan, (1) penggunaan,(2) jaminan,(3)
Jangka waktu pelunasan,(4) cara pembayaran kembali, dan (5) status hukum debitur. Jenis kredit
tersebut di atas tidak bersifat mutlak, karena satu golongan tertentu dapat memenuhi syarat untuk
dimasukan dalam jenis kredit yang lain.
5.1.3.1. Jenis Kredit Berdasarkan Penggunaan
Debitur menggunakan kredit untuk mendanai kebutuhan yang berbeda-beda. Kredit dapat
dipergunakan untuk menutup kebutuhan modal kerja, misalnya pengadaan bahan baku, piutang
dagang dan dana tunai. Debitur yang lain mempergunakan kredit untuk pembelian aset tetap,
misalnya mesin, tanah dan membangun pabrik bar
Dari segi perbedaan penggunaannya, jenis kredit terdiri dari, kredit modal kerja, kredit investasi harta
tetap, kredit investasi surat berharga, kredit konsumen. Kredit juga dibedakan berdasarkan
penggunaan pada sektor usaha atau industry. Dengan demikian dalam dunia perbankan dikenal jenis
kredit pertanian, kredit konstruksi, kredit usaha kecil, kredit usaha tani dan lain-lainnya.
5.1.3.2. Jenis Kredit Berdasarkan Jaminan
Berdasarkan pengadaan jaminan oleh debitur, kredit dibedakan menjadi kredit dengan jaminan
31
( secured loans ) dan kredit tanpa jaminan ( unsecured loans ).
Bank meminta debitur menyediakan jaminan, bila bank berpendapat pada debitur terdapat
beberapa kelemahan, contoh kelemahan antara lain, debitur merupakan atau masih terikat perjanjian
kredit dengan bank lain. Faktor lain, jangka kredit berjangka panjang, yang tentunya meningkatkan
risiko gagal bayar dari pihak debitur. Umumnya bank meminta jaminan bagi setiap kredit jangka
menengah dan panjang. Jaminan kredit bisa berupa pisik, seperti tanah, pabrik, mesin dan jaminan
pembayaran dari pihak ketiga.
Kredit tanpa jaminan diberikan berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak bank atas
kemampuan dan komitmen debitur melunasi kredit yang mereka terima sesuai dengan perjanjian
kredit. Kepercayaan bank timbul kepada debitur disebabkan, debitur mempunyai reputasi baik,
perusahaan terkenal dan menjadi nasabah bank sejak lama.
5.1.3.3. Jenis Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
Berdasarkan jangka waktu pelunasan,kredit dapat dibedakan menjadi kredit jangka pendek, menengah
dan panjang.
Kredit jangka pendek diberikan dalam jangka waktu kurang satu tahun. Kredit modal kerja dan
kredit real estate adalah contoh dari kredit jangka pendek. Tidak jarang terjadi kredit modal kerja
dapat diperpanjang lagi saat jatuh tempo, sehingga menjadi kredit modal kerja semi permanen atau
revolving credit.
Kredit jangka pendek bisa berbentuk bridging loans, yaitu, suatu kredit diberikan kepada
debitur untuk menutup kebutuhannya sebelum kredit jangka menengah atau panjang terealisir oleh
bank. Perusahaan pembangunan infra struktur ( jalan tol, jembatan laying dan pembangunan
perumahan ) sering memdapat kredit ini.
Bank overdraft adalah jenis kredit jangka pendek yang diberikan bank kepada perusahaan yang
memerlukan modal kerja musiman, artinya perusahaan memerlukan modal kerja berfluktuasi sesuai
musim pemasaran produknya. Untuk mengatasi kebutuhan modal kerja yang berfluktuasi, bank akan
menyediakan kredit dengan plafond ( batas tertinggi ) tertentu. Kredit tersebut ditarik debitur secara
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhannya dalam setiap penarikan kredit. Debitur membayar
bunga berdasarkan saldo kredit, jadi bunga bank overdraft lebih murah daripada single payment loans
( ditarik dan dibayar sekaligus ).
Bank overdraft biasanya diberikan tanpa kewajiban menyediakan jaminan, dan disediakan
terutama untuk debitur yang sudah lama dikenal bank dan bereputasi baik dan kuat bisnisnya.
Risiko kredit jangka pendek lebih kecil dibandingkan dengan risiko kredit jangka menengah dan
32
panjang. Hal ini disebabkan kredit jangka pendek waktu pelunasannya tidak panjang.
Kredit jangka menengah diberikan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun, sedangkan
kredit jangka panjang diberikan untuk jangka waktu di atas lima tahun. Pembayaran kembali kredit
jangka menengah dan panjang biasanya dlakukan dengan jalan memcicil, dengan jumlah dan jadwal
pencicilan sesuai perjanjian kredit. Bilamana debitur melunasi kredit sebelum jatuh tempo, bank
mengenakan biaya pelunasan dini ( prepayment fee ).
5.1.3.4. Jenis Kredit Berdasarkan Cara Pelunasan
Setiap kredit dapat dilunasi sekaligus atau dengan cara mencicil sesuai perjanjian. Dalam pembayaran
kembali kredit secara mencicil, krditur dan debitur setuju kredit akan dibayar kembali dalam jumlah
dan jadwal cicilan tertentu. Pembayaran cicilan dapat dilakukan secara bulanan, kwartalan, maupun
enam bulanan. Bagi kebanyakan debitur pembayaran kembali kredit secara mencicil terasa lebih ringan
dibandingkan cara yang lain.
5.1.3.5. Jenis kredit Berdasarkan Status Hukum Debitur
Debitur bank dapat berstatus badan usaha atau korporasi maupun individu. Kredit bank dapat pula
dibedakan menjadi kredit korporasi dan kredit perorangan atau kredit konsumen.
Termasuk dalam kelompok debitur korporasi, antara lain, perusahaan non bank, perusahaan pedagang
sekuritas, bank dan lembaga keuangan non bank.
Adapun debitur kredit perorangan adalah orang perorangan atau keluarga yang menerima fasilitas
kredit perumahan,kredit kendaraan dan sebagainya.
5.2. Kualitas Kredit
Kredit bank menurut kualitasnya didasarkan atas risiko kemungkinan menurut bank terhadap kondisi
dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban untuk membayar bunga, mengangsur, serta
melunasi pinjamannya kepada bank. Jadi, unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah
waktu pembayaran bunga, pembayaran angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman. Perinciannya
sebaga berikut:
5.2.1. Kredit Lancar
Kredit digolongkan lancar, apabila memenuhi criteria di bawah ini :
1. Pembayaran angsuran pokok dan bunga pinjaman tepat waktu
2. Memiliki mutasi rekening yang aktif
3. Bagian dari kredit yang dijamin dengan angunan tunai ( cash collateral )
5.2.2. Perhatian Khusus
33
Kredit digolongkan ke dalam kredit dalam perhatian khusus, apabila memenuhi criteria di bawah ini :
1. Terdapat tunggakan ansuran pokok dan bunga sebelum melampaui 90 hari
2. Kadang-kadang terjadi tunggakan
3. Mutasi rekening relative aktif
5.2.3. Kurang Lancar
Kredit digolongkan ke dalam kredit kurang lancar, apabila memenuhi criteria sebagai berikut :
1. Terjadi tunggakan pokok dan bunga pinjaman yang telah lebih 90 hari
2. Sering terjadi penundaan pembayaran
3. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
5.2.4. Diragukan
Kredit digolongkan ke dalam kredit diragukan, apabila memenuhi criteria sebagai berikut :
1. Terjadi tunggakan pokok dan bunga pinjaman yang telah lebih 180 hari
2. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
3. Terjadi kapitalisasi bunga
5.2.4. Macet
Kredit digolongkan ke dalam macet diragukan, apabila memenuhi criteria sebagai berikut :
1. Terjadi tunggakan pokok dan bunga pinjaman yang telah lebih 270 hari
2. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
5.3. Analisis Kredit
Analisis kredit adalah penelitian yang dilakukan oleh account officer terhadap kelayakan perusahaan,
kelayakan usaha nasabah, kebutuhan kredit, kemanpuan menghasilkan laba, sumber pelunasan kredit
serta jaminan yang tersedia untuk mendukung permohonankredit.
Setiap analisis kredit bertujuan memperoleh keyakinan apakah usaha nasabah layak, nasabah
mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajiban kepada bank secara baik
membayarpokok dan bunga pinjaman sesuai perjanjian kredit. Inti dari analisis kredit adalah mendapat
keyakinan bahwa nasabah mempunyai komitmen dan kapabilitas untuk memenuhi perjanjian kredit.
Prinsip analisis kredit menilai 6 ( enam ) unsur yang ada pada setiap nasabah guna keberhasilan
pengembalian kredit yang diberikan kepada nasabah. Prinsip analisis dimaksud adalah 6 C’s :
1. Character ( sifat pribadi )
Character adalah keadaan watak atau sifat pribadi yang terlihat mendominasi sikap sehari-hari
seorang calon nasabah ( boros, hemat, pemalas, optimistis ) Tujuannya mendapatkan tingkat
34
komitmen nasabah untuk memenuhi kewajibannya. Karakter pekerja keras, hemat, religious,
merupakan karakter yang harus dimiliki calon nasabah.
2. Capital ( modal sendiri )
Kapital atau modal adalah jumlah dana sendiri yang dimiliki calon nasabah, semakin besar modal
calon nasabah semakin baik kemungki8nan calon nasabah memenuhi kewajiban kreditnya.
3. Capacity ( kemampuan )
Kapasitas merupakan kemampuan atau manajerial skill yang dimiliki calon nasabah dalam
menjalankan usahanya. Semakin tinggi kemampuan calon nasabah dalam menjalankan usahanya,
semakin tinggi kemungkinan nasabah menghasilkan laba yang selanjutnya dapat digunakan untuk
pelunasan kredit.
4. Collateral
Collateral adalah aset ang dimiliki calon nasabah yang dapat dijadikan jaminan kredit. Semakin
besar nilai jaminan, semakin besar kemampuan nasabah melunasi kredit sesuai perjanjian.
5. Condition of Economy
Condition of economy adalah kondisi ekonomi nasional dan global yang sedang terjadi. Apabila
kondisi ekonomi nasional sedang resesi, sangat tidak bijak, bank memberikan kredit kepada
nasabah yang bisnisnya sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Kredit diperluas atau
ditingkatkan ketika situasi ekonomi nasional pulih dan permintaan masyarakat dan pemerintah
meningkat terhadap produk dan jasa.
6. Constraint
Constraint adalah keterbatasan atau hambatan suatu bisnis untuk dilaksanakan dengan baik.
Sebagai contoh pabrik minuman beralkohol di daerah yang masyarakatnya religious, perusahaan
perjudian yang tidak dikehendaki oleh masyarakat religius. Bank harus menolak setiap permohonan
kredit bagi perusahaan yang mempunyai constraint.
5.4. Menentukan Tingkat Suku Bunga
Bunga kredit merupakan pendapatan utama sebagian besar bank umum, serta mempunyai peranan
penting dalam menentukan tingkat profitabilitas suatu bank dan aktivitas pemberian kredit. Di saming
itu, Suku bunga kredit merupakan salah satu sarana bank untuk bersaing dan memenangkan
persaingan di pasar. Oleh karena itu penentuan suku bunga kredit harus dilakukan secara tepat, artinya
ditentukan setelah diperhitungkan dengan matang oleh manajemen bank. Akhir-akhir ini, bank umum
mulai menetapkan management fee dan commitment fee yang dipungut satu kali saja saat kredit
35
diberikan. Fee ini dipungut untuk menambah pendapatan bank yang margin bunganya sangat tipis
akibat persaingan antar bank yang terus meningkat.
5.4.1. Faktor Penentu Tingkat Suku Bunga
Adapun faktor yang menjadi pertimbangan dalam bank mentukan tingkat suku bunga adalah elastisitas
permintaan kredit, biaya dana, kondisi persaingan, tingkat risiko dan jangka waktu kredit.
5.4.1.1. Elastisitas Permintaan Kredit
Elastisitas permintaan kredit adalah perbandingan antara perubahan tingkat bunga terhadap jumlah
kredit atau kapitalisasi kredit ( naik atau turun ). Semakin besar jumlah permintaan kredit karena
perubahan tingkat bunga kredit, semakin tinggi elastisitas permintaan kredit. Koefisien elastisitas
permintaan kredit terhadap tingkat perubahan bunga kredit, dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Elastisitas permintaan kredit = % 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
% 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 =
𝑗₂− 𝑗₁
𝑗₂ℎ₂− ℎ₁
ℎ₂
Dimana = j₂ = Jumlah permintaan kredit lama
j₁ = Jumlah permintaan kredit baru
h₂ = Tingkat bunga kredit lama
h₁ = Tingkat bunga kredit baru
Contoh : apabila permintaan kredit naik dari Rp 30.000.000.000,-menjadi Rp 50.000.000.000,-
karena bunga kredit turun dari 17 % menjadi 15 %, maka tingkat elastisitas permintaan kredit, adalah
sebagai berikut :
Elastisitas =
30.000.000.000−50.000.000.000
30.000.000.00017−15
17
= 0,67
0,12 = - 5,58 artinya apabila tingkat bunga turun 1 %,
permintaan kredit naik sebesar 5,58 %, dan sebaliknya.
Umumnya elastisitas permintaan kredit para calon nasabah akan ditentukan oleh mendesaknya
kebutuhan mereka. Misalnya alasan illikuiditas keuangan atau kebutuhan dana yang mendesak, calon
nasabah tidak begitu peka terhadap tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan. Di samping itu,
elastisitas permintaan kredit para calon nasabah, juga ditentukan oleh seberapa jauh mereka berhasil
memperoleh sumber dana substitusi, misalnya, penyertaan modal dari pihak ketiga, hasil penjualan
saham di pasar modal, penjualan obligasi perusahaan dengan suku bunga lebih rendah dari suku bunga
36
kredit dan leasing ( sewaguna usaha ).
5.5. Cost of Capital ( Biaya Modal atau biaya Sumber Dana )
Tingkat suku bunga pinjaman harus mampu menutup biaya modal, sekaligus laba bagi bank. Sebagai
lembaga intermediasi keuangan, bank menerima dana dari masyarakat ( giro, tabungan, deposito ) dan
memberikan bunga kepada dana tersebut, serta menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit
kepada sektor masyarakat yang membutuhkannya. Perbedaan antara bunga kredit dengan bunga bagi
dana masyarakat disebut spread, dan setiap spread harus positif.
Biaya pada bank, tidak hanya biaya modal, juga biaya lain-lain, seperti biaya tetap (
pemeliharaan gedung, inventaris, keamanan ) dan biaya variabel ( promosi, tenaga kerja), gabungan
kedua jenis biaya tersebut dan biaya modal merupakan biaya total bagi bank. Biaya total ini harus
ditutup dari penghasilan bunga.
5.5.1. Tingkat Risiko
Tingkat risiko dan jangka waktu kredit dan jaminan kredit, sangat menentukan bagi penetapan suku
bunga oleh bank. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat suku bunga. Begitu pula semakin besar
nilai jaminan suatu kredit, semakin rendah suku bunga yang dikenakan pada kredit tersebut.
Kredit jangka panjang lebih berisiko dibandingkan dengan keredit jangka pendek, karena
semakin lama jangka waktu kredit, semakin besar terjadi perubahan status keuangan nasabah, dari
baik menjadi tidak baik. Hal ini mempengaruhi kemampuan nasabah membayar pokok dan bunga
pinjaman sesuai perjanjian.
Kredit yang didukung dengan jaminan bernilai cukup besar, kurang berisiko dibandingkan
dengan kredit tanpa jaminan. Bank biasa memberikan bunga pinjaman lebih rendah kepada kredit yang
berjaminan dibandingkan dengan kredit tanpa jaminan, atau berjaminan dengan nilai jaminan rendah.
5.5.2. Situasi Persaingan
Bank sebagai lembaga keuangan berada pada kondisi persaingan yang sangat tinggi dibandingkan
dengan industri lainnya. Tingkat persaingan mempengaruhi dalam menentukan tingkat suku bunga.
Bank tidak bisa secara sendirian menetapkan tingkat suku bunga kreditnya. Tingkat kredit pasar
menentukan tingkat bunga kredit yang ditetapkan bank. Setiap bank harus menghindarkan persaingan
yang tidak sehat, karena persaingan tidak sehat akan merugikan industri bank secara keseluruhan.
5.5.3. Tingkat Laba yang Dikehendaki ( the Required Rate of Return )
Tingkat laba yang dikehendaki ditentukan oleh para pemilik bank dan harus dilaksanakan oleh
37
manajemen. Pengaruh dari tingkat laba yang dikehendaki terhadap tingkat suku bunga kredit sangat
besar. Semakin tinggi tingkat laba yang dikehendaki semakin tinggi tingkat suku bunga kredit suatu
bank.
5.5.4. Commitment Fee
Setiap bank menandatangani kontrak kredit, bank wajib untuk menyediakan dana atau besarnya kredit
yang telah disepakati selama perjanjian kredit. Setiap saat debitur ( the borrower ) menarik kredit,
bank ( the lender ) harus menyediakannya. Jadi, sejak perjanjian kredit ditandatangani, pihak bank
sudah menyisihkan dana dengan jumnlah tertentu untuk digunakan atau ditarik oleh debitur. Jumlah
bunga debitur dihitung berdasarkan jumlah saldo kredit yang telah mereka tarik. Dengan demikian
dana kredit yang tidak atau belum ditarik, tidak dikenakan bunga. Sebagaimana kita ketahui, pihak
bank menanggung biaya attau cost of money ( dari giro, tabungan, depisito dan pinjaman jangka
panjang kepada pihak kedua ). Untuk menghindari kerugian ini, bank mengenaikan biaya kredit lain
yang bernama commitment fee. Biaya tersebut diperhitungkan dari dana yang belum ditarik oleh
debitur.
Berikut contoh sederhana tentang penetapan tingkat suku bunga kredit per tahun yang akan
dikenakan kepada calon nasabah :
Biaya pengadaan dana ( cost of capital ) = 8,5 %
Persentase biaya tetap = 2.0 %
Cadangan kredit macet = 1,0 %
Persentase laba yang dikehendaki = 5,0 %
Tingkat bunga kredit sebelum pajak = 16,5 %
Pajak Pendapatan 15 % ( 0,15 X 16,5 % ) = 2,475 %
18,975 %
5.6. Sistem Pembayaran Pinjaman
Pihak bank dan debitur harus memahami sistem pembayaran atau pengembalian pinjaman atau kredit.
Pada setisp sistem pembayaran kembali kredit memiliki kekuatan dan kelemahan, baik untuk kreditor
dan debitur. Sebagai contoh: sebuah bank dan debitur atau nasabah sepakat untuk menutup perjanjian
kredit dengan jumlah 5.000 satuan mata uang, bunga 8 % per tahun, dan masa pinjaman 5 ( lima )
tahun.
Rencana 1 ( Setiap akhir tahun membayar pokok pinjaman 1.000 plus bunga )
Tahun Jumlah Pinjaman Jumlah bunga Total Pinjaman Pembayaran Pokok Total Pembayaran
38
Pada awal tahun Pinjaman Per Pada Akhir Tahun Pinjaman Akhir Tahun
Tahun (8% x b) (b+c)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 5.000 400 5.400 1.000 1.400
2 4.000 320 4.340 1.000 1.320
3 3.000 240 3.240 1.000 1.240
4 2.000 160 2.160 1.000 1.160
5 1.000 80 1.080 1.000 1.080
1,200 5.000 6.200
Rencana 2 ( Pembayaran bunga setiap tahun dan bunga plus pokok pinjaman pada tahun ke lima )
Tahun Jumlah Pinjaman Jumlah bunga Total Pinjaman Pembayaran Pokok Total Pembayaran
Pada awal tahun Pinjaman Per Pada Akhir Tahun Pinjaman Akhir Tahun
Tahun
a (b) (c) (d) (e) (f)
1 5.000 400 5.400 0 400
2 5.000 400 5.400 0 400
3 5.000 400 5.400 0 400
4 5.000 400 5.400 0 400
5 5.000 400 5.400 5.000 5.400
2.000 5.000 7.000
Rencana 3 ( Pembayaran pokok pinjaman dan bunga setiap tahun dengan jumlah sama )
Tahun Jumlah Pinjaman Jumlah bunga Total Pinjaman Pembayaran Pokok Total Pembayaran
Pada awal tahun Pinjaman Per Pada Akhir Tahun Pinjaman Akhir Tahun
Tahun (8% x b) (b+c)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 5.000 400 5.400 852 1.252*
2 4.148 331` 4.479 921 1.252
3 3.227 258 3.485 994 1.252
4 2.233 178 2.411 1.074 1.252
5 1.159 93 1`.252 1.159 1.252
1.260 5.000 6.260
*Nilai tepat adalah 1.252,28, dibulatkan menjadi 1.252.
Cara menghitung:
Principal = 5.000 n = 5 i = 8 % A = tidak diketahui atau dicari
A = P ( 𝐴
𝑃8%,5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ) = 5.000 ( 0.2505 ) = 1.252 ( setelah dibulatkan ).
Rencana 4 ( Pembayaran pokok pinjaman dan bunga sekali bayar pada akhir tahun ke lima )
39
Tahun Jumlah Pinjaman Jumlah bunga Total Pinjaman Pembayaran Pokok Total Pembayaran
Pada awal tahun Pinjaman Per Pada Akhir Tahun Pinjaman Akhir Tahun
Tahun (8% x b) (b+c)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 5.000 400 5.400 0 0
2 5.400 432` 5.832 0 0
3 5.832 467 6.299 0 0
4 6.299 504 6.803 0 0
5 6.803 544 7.347 5.000 2.347
2.347 5.000 7.347
Perhatikan pada setiap rencana. Ternyata setiap rencana ada yang lebih diuntungkan antara kreditor dengan debitur. Dari
keempat rencana tersebut , Bunga terendah yang diterima bank ada pada rencana 1, dan tertinggi pada rencana 4.
5.7. Manajemen Investasi
Investasi dalam pengertian perusahaan ( bank ) adalah aktivitas bank untuk menggunakan dana yang
dimilikinya, membeli aset tetap yang mempunyai nilai jangka panjang, atau untuk membeli surat
berharga jangka pendek ( sekuritas pasar uang ) dan surat berharga jangka panjang ( sekuritas pasar
modal ).
5.7.1 Tujuan bank membeli Surat Berharga ( Sekuritas )
Tujuan bank dalam membeli surat berharga adalah:
Untuk menambah likuiditas bank. Disini bank membeli atau menginvestasikan kelebihan dana
pada surat berharga jangka pendek dan likuid, artinya dapat dikonversi atau diubah dengan
cepat dan sesuai nilai intrinsik, atau paling tidak mendekati.
Untuk menambah pendapatan bank. Untuk maksud tersebut bank menginvestasikan dana
jangka panjang untuk membeli sekuritas jangka panjang ( obligasi ), hasil obligasi adalah bunga
dari kupon.
Perlu waspadai bahwa investasi bank untuk sekuritas jangka panjang mempunyai risiko
terhadap likuiditas, jika dana tidak match. Artinya daanaa jangka pendek ( tabungan, giro, daan
deposito ) untuk pembelian sekuritas jangka panjang.
Pendalaman Materi
1. Manajer kredit sebuah bank mendapat informasi dari staf bahwa pada tahun
sekarang jumlah kredit tersalur sebesar Rp 34.000.000.000,-, dan sang manajer
diinformasikan juga bahwa tingkat bunga kredit tahun lalu adalah 14% per tahun,
40
karena tingkat bunga kredit tahun ini diturunkan menjadi 10%, diperkirakan total
kredit yang akan mampu diberikan bank adalah Rp 43.000.000.000. Hitung nilai
koefisien elastisitas kredit pada tahun depan, dan berikan interpretasi terhada nilai
koefisien elastisitas hasil perhitungan anda.
2. Anda mendapat informasi sebagai berikut: Bank PT Bangun Negeri setuju
memberikan pinjaman atau kredit investasi kepada PT Jujur Sejati sebesar Rp
1.200.000.000,- dengan masa pinjaman 5(lima) tahun dan bunga per tahun tetap
sebesar 13%. Debitur diwajibkan mencicil pokok pinjaman dan bunga per bulan
selama masa pinjaman. Hitung cicilan pinjaman setiap bulan dengan nilai sama
sampai pinjaman lunas.
3. Seorang nasabah bank karena mempunyai reputasi baik dalam menerima dan
menyelesaikan pinjaman, oleh bank PT Bangun Negeri di berikan pinjaman untuk
modal kerja sebesar Rp 1.000.000.000,- dengan masa pinjaman selama satu tahun
dan bunga pinjaman sebesatb 12% per tahun, serta bunga untuk committmen fee
sebesar 6% per tahun. Berikut rincian penggunaan dana tersebut:
Ditarik sebesar Rp 300.000.000,- dilunasi selama 3 (tiga) bulan
Ditatik Rp 400.000.000,- dilunasi selama 4 (empat) bulan
Tugas anda hitung jumlah bunga yang harus dibayar oleh nasabah setelah pada jatuh
tempo semua pinjaman dilunasi.