BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA...

150
80 BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat pada Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang, yaitu : Aktivitas Utama Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak dan dan pengasuh pada panti asuhan. Aktivitas Penunjang Merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan aktivitas anak-anak asuh dan pengasuhnya pada panti asuhan. Aktivitas Pengelola Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pengelola panti asuhan. Aktivitas Servis Merupakan aktivitas tambahan yang dilakukan dalam keperluan servis kepada semua pengguna panti asuhan.

Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA...

80

BAB III

ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN

TERPADU DI KOTA SEMARANG

3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Studi Aktivitas

a. Pengelompokan Aktivitas

Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat pada Panti Asuhan

Terpadu di Kota Semarang, yaitu :

Aktivitas Utama

Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak dan

dan pengasuh pada panti asuhan.

Aktivitas Penunjang

Merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan aktivitas

anak-anak asuh dan pengasuhnya pada panti asuhan.

Aktivitas Pengelola

Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pengelola panti

asuhan.

Aktivitas Servis

Merupakan aktivitas tambahan yang dilakukan dalam

keperluan servis kepada semua pengguna panti asuhan.

81

b. Pengelompokan Pelaku

Pelaku Utama

Merupakan pelaku yang melakukan kegiatan aktivitas

utama di dalam panti asuhan. Pelaku utamanya adalah anak-

anak asuh serta pengasuhnya.

Pelaku Pengelola

Merupakan pelaku yang bertugas mengatur jalannya

seluruh kegiatan dalam panti asuhan. Pelakunya antara lain

ketua pengelola, wakil pengelola, bendahara, sekretaris, staf

administrasi TU, resepsionis..

Pelaku Pegawai

Merupakan pelaku yang bertugas untuk memberikan

pelayanan bagi anak-anak asuh dan penghuni lainnya di panti

asuhan. Pelakunya antara lain adalah tenaga pengembang

fisik, tenaga medis, tenaga konseling, tenaga rumah tangga

(koki), tenaga keamanan, psikolog, staf keagamaan,

koordinator keterampilan, petugas perpustakaan, OB, sopir,

teknisi.

Pelaku Pengunjung

Merupakan pelaku yang datang ke dalam panti asuhan

sebagai tamu. Pengunjung tersebut antara lain orang tua /

saudara, teman, guru, petugas dinas sosial, masyarakat, tamu

pengelola.

82

c. Analisis Perhitungan Kapasitas Panti Asuhan.

Anak Asuh Panti

Menurut data panti asuhan terbaru yang dimuat pada

laman Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah khususnya wilayah

Semarang per tahun 2013 terdapat 116 panti asuhan dengan

daya tampung sekitar 20.991 anak, dari angka yang ada dapat

digunakan sebagai acuan untuk menentukan jumlah anak

asuh pada Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang adalah

sebagai berikut :

Dalam jumlah angka tersebut diperjelas lebih detail lagi

mengenai jumlah setiap perkembangan usianya, berikut

adalah penjabarannya yang dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3. 1 Jumlah Anak Asuh Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang

Sesuai Usia Perkembangannya

Sumber : Analisis Pribadi

USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN

6-12 Tahun

Usia Anak-Anak 30 Anak 30 Anak

12-15 Tahun

Usia Pubertas / Remaja 30 Anak 30 Anak

15-18 Tahun

Usia Dewasa 30 Anak 30 Anak

Kapasitas = jumlah anak asuh / jumlah panti asuhan

= 20.991 / 116

= 180 anak.

Perbandingan Laki-Laki : Perempuan = 90 : 90

83

Dari jumlah anak tersebut maka di dapat ditentukan

jumlah pengasuh dengan perbandingan 1 pengasuh : 5 anak,

maka jumlah pengasuh adalah 18 pengasuh laki-laki, 18

pengasuh perempuan.

Pelaku Pengelola

Pada tabel 3.2 menunjukkan jumlah pengelola pan

asuhan terpadu di Kota Semarang :

Tabel 3. 2 Jumlah Pelaku Pengelola Panti Asuhan Terpadu

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU JUMLAH KETERANGAN

Ketua Pengelola 1 Keluarga

Wakil Ketua Pengelola 1 Keluarga

Staf Tata Usaha 3 Perempuan

Resepsionis 1 Perempuan

Koordinator Keterampilan 3 Laki / Perempuan

JUMLAH 9 Laki / Perempuan

Pelaku Pegawai

Pada tabel 3.3 menunjukkan jumlah pengelola pan

asuhan terpadu di Kota Semarang :

Tabel 3. 3 Jumlah Pelaku Pegawai Panti Asuhan Terpadu

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU JUMLAH KETERANGAN

Pengembangan Fisik 3 Laki / Perempuan

Konseling 5 Laki / Perempuan

Medis 3 Laki / Perempuan

Psikolog 3 Laki / Perempuan

Keagamaan 3 Laki / Perempuan

Koki 3 Perempuan

Keamanan 3 Laki-laki

Perpustakaan 1 Laki / Perempuan

84

OB 10 Laki / Perempuan

Sopir 3 Laki-laki

Teknisi 3 Laki-laki

Guru Les 3 Laki / Perempuan

Koord. Kesenian / Bakat 3 Laki / Perempuan

JUMLAH 46 Laki / Perempuan

d. Studi Aktivitas Pelaku

Tabel Studi Aktivitas Pelaku Utama

Pada tabel 3.4 menunjukkan studi aktivitas pelaku utama panti

asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 4 Studi Aktivitas Pelaku Utama Panti Asuhan Terpadu

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG

Anak

Asuh

4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur

4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah

5.00 Belajar Pagi Ruang Belajar

5.45 Mandi Kamar Mandi

6.00 Persiapan Sekolah Ruang Loker

6.15 Sarapan Pagi Ruang Makan

6.45 Berangkat Sekolah -

13.00 Pulang Sekolah Kamar Tidur

13.00 Ibadah Siang Tempat Ibadah

13.30 Makan Siang Ruang Makan

14.00 Tidur Siang Kamar Tidur

16.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

16.00 Ibadah Sore Tempat Ibadah

16.15 Piket Bersama Area Panti

16.45 Latihan Keterampilan Ruang Keterampilan

17.45 Mandi Kamar Mandi

18.00 Ibadah Malam Tempat Ibadah

19.15 Makan Malam Ruang Makan

20.00 Belajar Malam Ruang Belajar

21.00 Tidur Malam Tempat Tidur

85

Pengasuh

3.45 Bangun Tidur Kamar Tidur

3.45 Merapikan Kamar Kamar Tidur

4.00 Membangunkan Anak Kamar Anak

4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah

5.00 Mendampingi Anak Belajar

Pagi Ruang Belajar

5.45 Mendampingi Anak

Menyiapkan Sekolah Ruang Loker

6.15 Sarapan Pagi Ruang Makan

6.45 Mandi Kamar Madi

7.15 Mengecek Kebersihan

Kamar Anak Kamar Anak

12.00 Ibadah Siang Tempat Ibadah

12.30 Makan Siang Ruang Makan

13.00 Mendampingi Anak -

14.00 Tidur Siang Kamar Tidur

16.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

16.00 Ibadah Sore Tempat Ibadah

16.15 Piket Bersama Anak Area Panti

17.30 Mandi Kamar Mandi

18.00 Ibadah Malam Tempat Ibadah

19.15 Makan Malam Ruang Makan

20.00 Mendampingi Anak Belajar

Malam Ruang Belajar

21.00 Mendampingi Anak Tidur

Malam Kamar Anak

21.30 Tidur Malam Kamar Tidur

Pengasuh

Studi Aktivitas Pelaku Pengelola

Pada tabel 3.5 menunjukkan studi aktivitas pelaku pengelola

panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut adalah uraiannya:

86

Tabel 3. 5 Studi Aktivitas Pelaku Pengelola Panti Asuhan Terpadu di Kota

Semarang

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG

Ketua

Pengelola

4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur

4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah

5.00 Olahraga Pagi Lapangan Olahraga

5.30 Mandi Kamar Mandi

6.00 Ganti Pakaian Kamar Tidur

6.15 Sarapan Bersama R. Makan Bersama

6.45 Santai Rumah Dinas

8.00 Bekerja / Rapat R. Kepala Pengelola

R. Rapat

12.00 Istirahat / Ibadah R. Kepala Pengelola

R. Ibadah

12.30 Makan Siang Ruang Makan

13.00 Bekerja R. Kepala Pengelola

16.00 Pulang Kerja Rumah Dinas

18.00 Ibadah Bersama Ruang Ibadah

19.15 Makan Malam Bersama Ruang Makan

19.45 Santai Ruang Keluarga

21.00 Tidur Malam Kamar Tidur

Wakil

Pengelola

4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur

4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah

5.00 Olahraga Pagi Lapangan Olahraga

5.30 Mandi Kamar Mandi

6.00 Ganti Pakaian Kamar Tidur

6.15 Sarapan Bersama R. Makan Bersama

6.45 Santai Rumah Dinas

8.00 Bekerja R. Wakil Pengelola

12.00 Istirahat / Ibadah R. Wakil Pengelola

R. Ibadah

12.30 Makan Siang Ruang Makan

13.00 Bekerja / Rapat R. Wakil Pengelola

R. Rapat

16.00 Pulang Kerja Rumah Dinas

18.00 Ibadah Bersama Ruang Ibadah

87

19.15 Makan Malam Bersama Ruang Makan

19.45 Santai Ruang Keluarga

21.00 Tidur Malam Kamar Tidur

Sekretaris

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja / Rapat R. Sekretaris

R. Rapat

12.00 Istirahat / Ibadah R. Sekretaris

R. Ibadah

12.30 Makan R. Sekretaris

13.00 Bekerja R. Sekretaris

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Bendahara

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja / Rapat R. Bendahara

R. Rapat

12.00 Istirahat / Ibadah R. Bendahara

R. Ibadah

12.30 Makan R. Bendahara

13.00 Bekerja R. Bendahara

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Staf Tata

Usaha

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja R. Tata Usaha

12.00 Istirahat / Ibadah R. Tata Usaha

R. Ibadah

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Tata Usaha

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Resepsionis

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja R. Resepsionis

12.00 Istirahat / Ibadah R. Resepsionis

R. Ibadah

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Resepsionis

16.00 Pulang Rumah Sendiri

88

Studi Aktivitas Pelaku Pegawai

Pada tabel 3.6 menunjukkan studi aktivitas pelaku pegawai

panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut ini adalah

uraiannya :

Tabel 3. 6 Studi Aktivitas Pelaku Pegawai Panti Asuhan Terpadu

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG

Pengembangan

Fisik Anak

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00

Bekerja

Melakukan Cek Up

Melatih Kebugaran

R. Pengembangan

Ruang Cek Up

R. Pelatihan Fisik

12.00 Istirahat / Ibadah R. Resepsionis

R. Ibadah

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Resepsionis

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Tenaga Medis

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00

Bekerja

Melakukan Cek Up

Memberi Obat

R. Medis

Ruang Cek Up

R. Obat

R. Penyakit

Menular

12.00 Istirahat / Ibadah R. Istirahat

R. Ibadah

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Resepsionis

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Tenaga

Konseling

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja

Melakukan Pembinaan R. Konseling

12.00 Istirahat / Ibadah R. Istirahat

R. Ibadah

89

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Konseling

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Psikolog

07.45 Datang Panti Asuhan

07.45 Parkir Kendaraan Parkir Pengelola

08.00 Bekerja

Tes Psikolog Anak R. Psikolog

12.00 Istirahat / Ibadah R. Istirahat

R. Ibadah

12.30 Makan R. Istirahat

13.00 Bekerja R. Psikolog

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Guru Agama

17.30 Datang / Parkir Parkir Pengelola

18.00 Ibadah Bersama R. Ibadah

18.15 Mengajari Mengaji R. Ibadah

19.00 Ibadah Bersama R. Ibadah

19.15 Pulang Rumah Sendiri

Koordinator

Keterampilan

16.30 Datang / Parkir Parkir Pengelola

16.45 Menjelaskan Materi

Melatih Keterampilan

R. Keterampilan

Jahit, Komputer,

Elektronika

17.45 Pulang Rumah Sendiri

Petugas Piket

Perpustakaan

04.00 Bangun Tidur Kamar Tidur

04.15 Membersihkan Kamar Kamar Tidur

04.30 Ibadah Ruang Ibadah

05.00 Piket Jaga

Perpustakaan R. Perpustakaan

05.45 Mandi Kamar Mandi

06.15 Sarapan Bersama Ruang Makan

08.00 Jaga Perpustakaan

Merapikan Buku R. Perpustakaan

12.00 Istirahat / Makan R. Istirahat

12.30 Ibadah R. Ibadah

13.00 Jaga Perpustakaan R. Perpustakaan

90

Merapikan Buku

16.00 Pulang Asrama Panti

20.00 Jaga Perpustakaan

Merapikan Buku R. Perpustakaan

21.00 Tidur Malam Kamar Tidur

Koki / Juru

Masak

04.00 Bangun Tidur Kamar Tidur Koki

04.15 Membersihkan Kamar Kamar Tidur Koki

04.30 Ibadah Bersama Ruang Ibadah

05.00

Mengambil Makanan

Memotong Makanan

Mencuci Makan

Menyiapkan Makanan

Gudang Pendingin

Ruang Dapur

06.15 Sarapan Pagi Ruang Makan

06.45 Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur

07.30 Mandi Kamar Mandi

08.00 Belanja Pasar

09.30 Menyimpan Belanjaan Gudang Pendingin

10.00

Mengambil Makanan

Memotong Makanan

Mencuci Makanan

Menyiapkan Makanan

Gudang Makanan

12.00 Istirahat / Makan Siang R. Istirahat

12.30 Ibadah R. Ibadah

13.00 Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur

14.00 Tidur Siang Kamar Tidur Koki

16.00 Bangun Tidur Kamar Tidur Koki

17.00 Mandi Kamar Mandi

18.00 Ibadah Bersama Ruang Ibadah

18.30 Menghangatkan

Makanan Ruang Dapur

Menyiapkan Makanan

19.00 Ibadah Bersama Ruang Ibadah

19.15 Makan Malam Ruang Makan

20.00 Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur

21.00 Tidur Malam Kamar Tidur Koki

OB / Petugas

Kebersihan 07.45

Datang

Parkir Kendaraan Ruang Parkir

91

08.00

Membuatkan Minum

Mengambil Peralatan

Menyapu

Mengepel

Menyikat Kamar Mandi

Pantry

Gudang

Kebersihan

Semua Area Panti

12.00 Istirahat / Makan R. Istirahat

12.30 Ibadah Ruang Ibadah

13.00

Membuatkan Minum

Mengambil Peralatan

Menyapu

Mengepel

Menyikat Kamar Mandi

Pantry

Gudang

Kebersihan

Semua Area Panti

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Sopir

04.00 Bangun Kamar Tidur Sopir

04.15 Membereskan Kamar Kamar Tidur Sopir

04.30 Ibadah R. Ibadah

05.30 Mandi Kamar Mandi

06.15 Sarapan Bersama Ruang Makan

06.45 Mengambil Mobil Ruang Parkir

06.45 Mengantar Anak

Sekolah -

08.30 Pulang

Memarkir Mobil Ruang Parkir

12.00 Istirahat / Ibadah R. Istirahat

R. Ibadah

12.15 Menjemput Anak

Sekolah -

13.00 Pulang

Memarkir Mobil Ruang Parkir

13.30 Makan Siang Ruang Makan

14.00 Istirahat Ruang Istirahat

16.00 Mandi -

Teknisi

07.45 Datang / Parkir Ruang Parkir

08.00

Mengambil Peralatan

Mengecek ME

Memperbaiki

Gudang Peralatan

12.00 Istirahat / Makan R. Istirahat

12.30 Ibadah R. Ibadah

13.00 Bekerja Ruang Teknisi

92

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Tukang Kebun

07.45 Datang / Parkir Ruang Parkir

08.00

Mengambil Peralatan

Memotong Rumput

Mencangkul

Gudang Alat

Area Kebun

12.00 Istirahat / Makan

Membersihkan Diri

R. Istirahat

Kamar Mandi

12.30 Ibadah R. Ibadah

13.00 Bekerja Kebun

16.00 Pulang Rumah Sendiri

Pelaku Pengunjung

Pada tabel 3.7 menunjukkan studi aktivitas pelaku

pengunjung panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut

adalah uraiannya :

Tabel 3. 7 Studi Aktivitas Pelaku Pengunjung Panti Asuhan Terpadu

Sumber : Analisis Pribadi

PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG

Orang Tua Jam

Kerja

Datang / Parkir Ruang Parkir

Bertanya Ke

Resepsionis R. Resepsionis

Menunggu Ruang Tunggu

Bertemu Anak /

Pengasuh, Mengobrol

Ruang Tamu

Ruang Komunikasi

Taman

Makan / Minum R. Istirahat

Pulang Rumah Sendiri

Guru Jam

Kerja

Datang Ruang Parkir

Bertanya Ke

Resepsionis R. Resepsionis

Menunggu Ruang Tunggu

Mengobrol dengan

Anak dan Pengasuh

Ruang Tamu

Ruang Komunikasi

93

Pulang Rumah Sendiri

Teman Jam

Bermain

Datang Ruang Parkir

Bertanya Petugas /

Resepsionis

Pos Keamanan

Resepsionis

Mengobrol

Bermain

Mengerjakan Tugas

Ruang Tamu

Ruang Komunikasi

Perpustakaan

Ruang Belajar

Ruang Les

Taman

Pulang Rumah Sendiri

Masyarakat Jam

Kerja

Datang Raung Parkir

Bertanya Ke Petugas Pos Keamanan

Resepsionis

Melihat-lihat

Mengobrol

Ruang Tamu

Taman

Ikut Pelatihan

Keterampilan

R. Keterampilan

Menjahit,

Komputer,

Elektronik

Pulang Rumah Sendiri

Petugas Dinas /

Tamu Pengelola

Datang Ruang Parkir

Betanya Ke

Resepsionis Ruang Resepsionis

Bertemu Pimpinan

Mengobrol

Melihat

Memantau

Mengecek Area Panti

Ruang Tamu

Seluruh Area Panti

Pulang -

94

e. Pola Kegiatan Pelaku

Pola Kegiatan Pelaku Utama

Pola Kegiatan Anak Asuh

Pada diagram 3.1 menunjukkan pola kegiatan pelaku

anak asuh, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 1 Pola Kegiatan Anak Asuh Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

95

Pola Kegiatan Pengasuh

Pada diagram 3.2 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pengasuh, berikut adalah polanya

Diagram 3. 2 Pola Kegiatan Pengasuh Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

96

Pola Kegiatan Pelaku Pengelola

Pola Kegiatan Ketua dan Wakil Panti Asuhan

Pada diagram 3.3 menunjukkan pola kegiatan pelaku

ketua dan wakil pengelola, berikut adalah polanya

Diagram 3. 3 Pola Kegiatan Ketua dan Wakil Pengelola Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

97

Pola Kegiatan Sekretaris dan Bendahara

Pada diagram 3.4 menunjukkan pola kegiatan pelaku

anak asuh, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 4 Pola Kegiatan Sekretaris dan Bendahara Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Staf TU dan Resepsionis

Pada diagram 3.1 menunjukkan pola kegiatan pelaku TU

dan resepsionis, berikut adalah polanya

Diagram 3. 5 Pola Kegiatan TU dan Resepsionis Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

98

Pola Kegiatan Pegawai

Pola kegiatan Pengembangan Fisik

Pada diagram 3.6 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai pengembangan fisik, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 6 Pola Kegiatan Pengembangan Fisik Anak Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola kegiatan Tenaga Medis

Pada diagram 3.7 menunjukkan pola kegiatan pelaku

tenaga medis, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 7 Pola Kegiatan Petugas Medis Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

99

Pola Kegiatan Tenaga Konseling

Pada diagram 3.8 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai konseling, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 8 Pola Kegiatan Tenaga Konseling Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Tenaga Psikolog

Pada diagram 3.8 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai konseling, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 9 Pola Kegiatan Psikolog Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Guru Agama

Pada diagram 3.10 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai guru agama, berikut adalah polanya :

100

Diagram 3. 10 Pola Kegiatan Guru Agama Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Petugas Piket Perpustakaan

Pada diagram 3.11 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai petugas perpustakaan, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 11 Pola Kegiatan Guru Agama Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

101

Pola Kegiatan Koordinator Keterampilan

Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai guru agama, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 12 Pola Kegiatan Petugas Piket Perpustakaan Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Juru Masak (Koki)

Pada diagram 3.13 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai guru agama, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 13 Pola Kegiatan Petugas Juru Masak Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

102

Pola Kegiatan Petugas Kebersihan

Pada diagram 3.14 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai kebersihan, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 14 Pola Kegiatan Petugas Kebersihan Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Teknisi

Pada diagram 3.15 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai teknisi, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 15 Pola Kegiatan Petugas Teknisi Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

103

Pola Kegiatan Tukang Kebun

Pada diagram 3.16 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai tukang kebun, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 16 Pola Kegiatan Tukang Kebun Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

Pola Kegiatan Sopir

Pada diagram 3.17 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai sopir, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 17 Pola Kegiatan Sopir Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

104

Pola Kegiatan Pengunjung

Orang Tua / Keluarga / Guru

Pada diagram 3.18 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pengunjung orangtua, guru, keluarga , berikut adalah polanya

Diagram 3. 18 Pola Kegiatan Pengunjung (Orang Tua/Guru) Anak

Sumber : Analisis Pribadi

Teman (Pengunjung)

Pada diagram 3.19 menunjukkan pola kegiatan pelaku

teman anak asuh, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 19 Pola Kegiatan Pengunjung (Teman) Anak

Sumber : Analisis Pribadi

105

Masyarakat (Pengunjung)

Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai guru agama, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 20 Pola Kegiatan Pengunjung (Masyarakat) Sekitar Panti

Sumber : Analisis Pribadi

Petugas Dinas / Tamu Pengelola

Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku

pegawai guru agama, berikut adalah polanya :

Diagram 3. 21 Pola Kegiatan Pengunjung (Masyarakat) Sekitar Panti

Sumber : Analisis Pribadi

106

3.1.2 Studi Fasilitas

a. Studi Kebutuhan Ruang

Pengelompokan Ruang dan Sifat (Makro)

Pada tabel 3.8 menunjukkan pengelompokkan ruang secara

makro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya

Tabel 3. 8 Pengelompokan Ruang Secara Makro

Sumber : Analisa Pribadi

NO UNIT BANGUNAN SIFAT RUANG

1 Asrama Privat

2 Ruang Keterampilan Semi Privat

3 Ruang Ibadah Publik

4 Lapangan Olahraga Publik

6 Ruang Serbaguna Semi Privat

7 Rumah Medis Semi Privat

8 Rumah Dinas Pengelola Privat

9 Rumah Dinas Pegawai Menetap Privat

10 Ruang Kantor Semi Privat

11 Pos Keamanan Publik

12 Taman Publik

13 Kebun Publik

14 Area Parkir Publik

Pengelompokan Ruang Secara Mikro

Pada tabel 3.9 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas

utama secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 9 Pengelompokan Fasilitas Utama Secara Mikro

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS UTAMA

NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR

1 Asrama

- R. Tidur Anak

- R. Tidur Pengasuh

- R. Belajar

- Privat

- Privat

- Semi Publik

- Indoor

- Indoor

- Indoor

107

- Perpustakaan

- R. Makan

- R. Dapur

- R. Cuci Pakaian

- R. Jemur

- Kamar Mandi

- R. Tamu Pengunjung

- R. Komunikasi

- R. Tidur Tamu Pengunjung

- Gudang Makanan

- Gudang Alat / Perabot

- R. Konseling

- R. Tidur Koki

- Semi Publik

- Servis

- Servis

- Servis

- Servis

- Servis

- Semi Publik

- Privat

- Semi Publik

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Outdoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

2 Tempat Ibadah

- R. Wudhu

- Kamar Mandi

- Ruang Shalat

- Publik

- Publik

- Publik

- Indoor

- Indoor

- Indoor

Pada tabel 3.10 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas

penunjang secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 10 Pengelompokan Fasilitas Penunjang Secara Mikro

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS PENUNJANG

NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR

1 Ruang Keterampilan

- R. Keterampilan Menjahit

- R. Keterampilan Komputer

- R. Keterampilan Elektronik

- Gudang Bahan dan Alat

- R. Display Pakaian

- R. Koordinator

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

2 Ruang Serbaguna

- Aula

- R. Pelatihan Musik

- R. Kesenian

- R. Pengembangan Bakat

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

3 Ruang Kesehatan

- Ruang Cek Up

- Ruang Konsultasi Dokter

- R.Khusus Penyakit Menular

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

108

- Ruang Opnam

- Ruang Obat

- Ruang Dinas Dokter

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

4 R. Perkembangan Fisik / Gizi

- Ruang Cek Up

- Ruang Konsultasi

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

5 R. Psikolog

- Ruang Konsultasi

- Ruang Tes psikolog

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

6 Ruang Les

- Ruang Les

- Ruang Guru Les

- Publik

- Publik

- Indoor

- Indoor

7 Lapangan Olah Raga

- Lap Basket

- Lap Futsal / Bola

- Lapangan Badminton

- Publik

- Publik

- Publik

- Outdoor

- Outdoor

- Outdoor

Pada tabel 3.11 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas

pengelola secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 11 Pengelompokan Fasilitas Pengelola Secara Mikro

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS PENGELOLA

NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR

1 Rumah Dinas Kepala Panti

- Ruang Tamu

- Ruang Keluarga

- Kamar Tidur

- Dapur

- Kamar Mandi

- Ruang Cuci

- Ruang Jemur

- Semi Publik

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

2 Rumah Dinas Wakil Pengelola

- Ruang Tamu

- Ruang Keluarga

- Kamar Tidur

- Dapur

- Kamar Mandi

- Ruang Cuci

- Ruang Jemur

- Semi Publik

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

3 Kantor

109

- R. Informasi

- Resepsionis

- Ruang Tata Usaha

- Ruang Pegawai

- Ruang Tamu Pengelola

- Ruang Tunggu

- Ruang Rapat

- R. Sekretaris

- R. Bendahara

- Pantry

- R. OB

- Ruang Sopir

- R. Koordinator Pengasuh

- Publik

- Publik

- Semi Publik

- Privat

- Semi Publik

- Semi Publik

- Privat

- Privat

- Privat

- Semi Publik

- Semi Publik

- Semi Publik

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

Pada tabel 3.12 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas

servis dan pelayanan secara mikro dan sifatnya, berikut adalah

uraiannya :

Tabel 3. 12 Pengelompokan Fasilitas Servis Secara Mikro

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS SERVICE / PELAYANAN

NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR

1 Fasilitas Service Bangunan

- R. CCTV

- R. Genset

- R. Panel Listrik

- R. Pengolahan Air

- Privat

- Privat

- Privat

- Privat

- Indoor

- Indoor

- Indoor

- Indoor

2 Pelayanan Publik

- Pos Keamanan

- Ruang Parkir

- Taman

- Kebun

- Publik

- Publik

- Publik

- Publik

- Indoor

- Outdoor

- Outdoor

- Outdoor

110

Kebutuhan Perabot Ruangan

Pada tabel 3.13 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas

utama panti asuhan, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 13 Perabot Fasilitas Utama Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS UTAMA

NO RUANG PERABOT

1 Asrama

- R. Tidur Anak

- R. Tidur Pengasuh

- R. Belajar

- Perpustakaan

- R. Makan

- R. Dapur

- R. Cuci Pakaian

- R. Jemur

- Kamar Mandi

- R. Tamu Pengunjung

- R. Komunikasi

- R. Tidur Tamu

- Gudang Makanan

- Gudang Perabot

- R. Konseling

- R. Tidur Koki

- Tempat Tidur, Lemari

- Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi

- Loker, Meja, Kursi, Rak Buku

- Meja, Kursi, Rak Buku

- Meja, Kursi, Wastafel

- Kompor, Wastafel, Kulkas, Lemari

- Mesin Cuci

- Jemuran

- Bak Air, Kloset, Loket Alat Mandi

- Sofa, Meja

- Telepon, Meja, Kursi

- Tempat Tidur, Lemari

- Lemari Pendingin, Lemari Makanan

- Meja, Lemari

- Meja, Kursi

- Tempat Tidur, Lemari

2 Tempat Ibadah

- R. Wudhu

- Kamar Mandi

- Ruang Shalat

- Keran Air

- Kloset, Bak Air

- Sound , Rak Al-Qur’an / Alat Sholat

Pada tabel 3.14 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas

penunjang panti asuhan, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 14 Perabot Fasilitas Penunjang Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS PENUNJANG

NO RUANG PERABOT

1 Ruang Keterampilan

111

- R. Menjahit

- R. Komputer

- R. Elektronik

- Gudang Bahan dan Alat

- R. Display Pakaian

- R. Koordinator

- Mesin Jahit, Obras, Meja, Kursi, Rak

Alat

- Komputer, Proyektor, Meja, Kursi

- Rak Alat, Meja, Kursi

- Meja, Lemari

- Manekin, Lemari

- Meja, Kursi, Televisi

2 Ruang Serbaguna

- Aula

- R. Pelatihan Musik

- R. Kesenian

- R. Pengembangan Bakat

- Kursi, Meja, Mimbar, Sound,

Panggung

3 Ruang Kesehatan

- Ruang Cek Up

- Ruang Konsultasi Dokter

- R.Khusus Penyakit

Menular

- Ruang Opnam

- Ruang Obat

- Ruang Dinas Dokter

- Tempat Tidur

- Meja, Kursi, Komputer

- Tempat Tidur

- Tempat Tidur, Lemari

- Rak Obat

- Tempat Tidur, Televisi, Lemari

4 R. Perkembangan Fisik /

Gizi

- Ruang Cek Up

- Ruang Konsultasi

- Timbangan

- Meja, Kursi

5 R. Psikolog

- Ruang Konsultasi

- Ruang Tes psikolog

- Meja, Kursi, Komputer

- Meja, Kursi, Komputer, Proyektor

6 Ruang Les

- Ruang Les

- Ruang Guru Les

- Meja, Kursi, Komputer, Proyektor

- Meja, Kursi

7 Lapangan Olah Raga

- Lap Basket

- Lap Futsal / Bola

- Lapangan Badminton

- Gawang Basket

- Gawang Bola

- Net

Pada tabel 3.15 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas

pengelola panti asuhan, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 15 Perabot Fasilitas Pengelola Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS PENGELOLA

NO RUANG PERABOT

1 Rumah Dinas Kepala Panti

112

- Ruang Tamu

- Ruang Keluarga

- Kamar Tidur

- Dapur

- Kamar Mandi

- Ruang Cuci

- Ruang Jemur

- Sofa, Meja

- Sofa, Meja, Televisi

- Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi

- Kulkas, Kompor, Wastafel, Lemari

- Bak Air, Kloset, Wastafel

- Mesin Cucu

- Jemuran

2 Rumah Dinas Wakil Ketua

- Ruang Tamu

- Ruang Keluarga

- Kamar Tidur

- Dapur

- Kamar Mandi

- Ruang Cuci

- Ruang Jemur

- Sofa, Meja

- Sofa, Meja, Televisi

- Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi

- Kulkas, Kompor, Wastafel, Lemari

- Bak Air, Kloset, Wastafel

- Mesin Cucu

- Jemuran

3 Kantor

- R. Informasi

- Resepsionis

- Ruang Tata Usaha

- Ruang Pegawai

- Ruang Tamu Pengelola

- Ruang Tunggu

- Ruang Rapat

- R. Sekretaris

- R. Bendahara

- Pantry

- R. OB

- Ruang Sopir

- R. Koordinator Pengasuh

- Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip

- Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip

- Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip

- Meja, Kursi, Komputer

- Sofa, Meja

- Sofa, Meja, Televisi

- Meja, Kursi, Komputer, Proyektor

- Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip

- Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip

- Kompor, Lemari Pendingin, Rak

Dapur

- Meja, Kursi

- Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari

- Meja, Kursi, Rak Arsip, Komputer

Pada tabel 3.16 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas

servis dan pelayanan panti asuhan, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 16 Perabot Fasilitas Servis Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

FASILITAS SERVICE / PELAYANAN

NO RUANG

1 Fasilitas Service Bangunan

- R. CCTV

- R. Genset

- R. Panel Listrik

- R. Pengolahan Air

- Meja, Komputer, Kursi

- Genset

- Box Panel Listrik

- Sandwater, Bak Air, Pompa

113

2 Pelayanan Publik

- Pos Keamanan

- Ruang Parkir

- Taman

- Kebun

- Meja, Kursi, Televisi

- .

- Siiting Goup

-

114

b. Persyaratan Ruang

Pada tabel 3.17 menunjukkan persyaratan ruang fasilitas

utama dan penunjang panti asuhan terpadu di Kota Semarang :

Tabel 3. 17 Persyaratan Ruang Fasilitas Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

115

Pada tabel 3.18 menunjukkan persyaratan ruang fasilitas

pengelola dan servis panti asuhan terpadu di Kota Semarang :

Tabel 3. 18 Persyaratan Ruang Fasilitas Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

116

3.1.2 Studi Besaran Ruang

a. Studi Literatur Ukuran Standar Pergerakan dan Perabot

Pada tabel 3.19 sampai tabel 3.34 menunjukkan literatur

besaran ruang, perabot dan standar standar pergerakan manusia,

berikut adalah urainnya :

Tabel 3. 19 Studi Luas Gerak

Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 1 (S1) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Orang Duduk - Ukuran Orang Sujud

SUMBER Neufert Data Arsitek Halaman 249

Tabel 3. 20 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 2 (S2)

PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Kabinet Kerja - Ukuran Meja Kerja

- Ukuran Lemari File

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 177

117

Tabel 3. 21 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 3 (S3)

PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Kabinet Kerja - Ukuran Meja Kerja

- Ukuran Lemari File

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 177

Tabel 3. 22 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 4 (S4)

PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Meja Belajar - Ukuran Meja Kerja

- Ukuran Tempat Tidur

SUMBER Neufert Data Arsitek Halaman 249

118

Tabel 3. 23 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 5 (S5) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Sirkulasi Difabel - Ukuran Orang Berdiri

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 269

Tabel 3. 24 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 6 (S6) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Rapat 8 Orang - Ukuran Berdiri

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 193

119

Tabel 3. 25 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 7 (S7) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Meja Makan - Ukuran Duduk

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 224

Tabel 3. 26 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 8 (S8) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Dapur - Ukuran Kabinet

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 224

120

Tabel 3. 27 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 9 (S9) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Kasur Pasien - Sirkulasi Orang

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 243

Tabel 3. 28 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 10 (S10) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Pantri - Ukuran Kabinet

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 160

121

Tabel 3. 29 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 11 (S11) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Mesin Cuci - Sirkulasi

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 201

Tabel 3. 30 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 12 (S12) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran KM Difabel -

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 277

122

Tabel 3. 31 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 13 (S13) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Sofa -

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 135

Tabel 3. 32 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 14 (S14)

PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Resepsionis - Ukuran Orang Berdiri

- Orang Duduk

SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 135

123

Tabel 3. 33 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : Human Dimension dan Interior Space

STUDI 15 (S15) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Meja Jahit - Ukuran Kursi

SUMBER https://www.perabot-kita.com

Tabel 3. 34 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan

Sumber : https://www.perabot-kita.com

STUDI 16 (S16)

PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Meja Belajar - Ukuran Meja Kerja

- Meja Baca - Ukuran Tempat Tidur

SUMBER https://www.perabot-kita.com

124

Tabel 3. 35 Standar Luasan Kamar Mandi Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 17 (S17) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Kamar Mandi -

SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman 222

Tabel 3. 36 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 18 (S18) PEMAKAIAN UKURAN

- Ukuran Orang Berdiri -

SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman 222

125

Tabel 3. 37 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 19 (S19) PEMAKAIAN UKURAN

- Rak Makanan - Kulkas

SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman 222

Tabel 3. 38 Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek

STUDI 19 (S19) PEMAKAIAN UKURAN

- Lapangan Olahraga - Kulkas

SUMBER Neufert Data Arsitektur Jilid 2, Halaman 151

126

b. Studi Ruang Khusus (Analisa Pribadi)

Besaran Ruang Kamar Tidur Anak

Pada gambar 3.3 dapat dilihat layout ruang untuk

perhitungan besaran ruang kamar tidur anak.

Gambar 3. 1 Layout Kamar Tidur Anak

Sumber : Analisis Pribadi

- Jumlah anak asuh 180 anak

- 6 anak membutuhkan ukuran 3.2x10.2 = 32.64 m2

- Jika 180 anak, maka 180/6 x 32.64 = 979.2 m2

Besaran Ruang Kamar Tidur Pengasuh

Pada gambar 3.4 dapat dilihat layout ruang untuk

perhitungan besaran ruang kamar tidur pengasuh.

Gambar 3. 2 Layout Kamar Tidur Pengasuh

Sumber : Analisa Pribadi

- Jumlah pengasuh 36 pengasuh

- 2 pengasuh membutuhkan ukuran 3.2x3.2 = 10.24 m2

- Jadi 36 pengasuh, maka 36/2 x 10.24 = 184.2 m2

127

Ruang Belajar

Pada gambar 3.5 dapat dilihat layout ruang untuk

perhitungan besaran ruang belajar anak.

Gambar 3. 3 Layout Ruang Belajar

Sumber : Analisa Pribadi

- 2 anak membutuhkan ukuran 3.2x1.3 = 4.16 m2

- Jadi 180 anak, maka 180/2 x 4.16 = 374 m2

Ruang Makan

Pada gambar 3.6 dapat dilihat layout ruang untuk

perhitungan besaran makan.

Gambar 3. 4 Layout Ruang Makan

Sumber : Analisa Pribadi

- Total Penghuni 240 orang

- 8 orang membutuhkan ukuran 1.8 x 4.8 = 8.64 m2

- Jadi 240 orang, maka 240/8 x 8.64 = 259.2 m2

128

Ruang Aula

Pada gambar 3.7 dapat dilihat layout kursi ruang untuk

perhitungan besaran ruang aula.

Gambar 3. 5 Layout Kursi Ruang Aula

Sumber : Analisa Pribadi

- Kapasitas total tempat duduk 240 orang

- 20 orang membutuhkan 10.4x0.8 = 8.32 m2

- Jika 240 orang, maka 240/20 x 8.32 = 99.84 m2

Pada gambar 3.7 dapat dilihat layout kursi ruang untuk

perhitungan besaran ruang aula.

Gambar 3. 6 Layout Panggung Aula

Sumber : Analisa Pribadi

- Ukuran Panggung dan sirkulasi 10.4x 5 = 52 m2

Jadi ukuran total aula 99.84 + 52 = 151.84 m2

129

Tempat Ibadah

Diketahui bahwa jumlah penghuni pada Panti Asuhan

Terpadu di Kota Semarang adalah sebagai berikut yang dapat

dilihat pada tabel 3.21 :

Tabel 3. 39 Penghuni Panti Asuhan di Kota Semarang

Sumber : Analisa Pribadi

PENGHUNI JUMLAH

Anak Asuh 180 Anak

Pengasuh 36 Pengasuh

Pengelola 9 Orang

Pegawai 46 Orang

Peserta Keterampilan Harian 60 Orang

JUMLAH 331 Orang

Kemudian data dari Badan Pusat Statistik pada tahun

2015 tentang pemeluk agama dapat dilihat pada tabel 3.22 :

Tabel 3. 40 Data Pemeluk Agama di Kota Semarang

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang 2015

TAHUN ISLAM KRISTEN KATOLIK BUDHA HINDU

2014 1.325.851 116.440 11.373 18.432 10.526

Persentase 87 % 7 % 7% 1 % 1 %

Dari data tersebut kemudian dapat di asumsikan dengan

dikaitkan dengan jumlah penghuni panti asuhan yaitu 331

orang, maka dapat digunakan untuk mengetahui jumlah

pemeluk agama di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang

yang dapat dilihat pada tabel 3.23 :

130

Tabel 3. 41 Perhitungan Pemeluk Agama di Panti Asuhan

Sumber : Analisis Pribadi

ISLAM KRISTEN KATOLIK BUDHA HINDU

Persentase 87 % 7 % 7% 1 % 1 %

Jumlah 287 23 23 4 4

Luas Tempat Ibadah Masjid Agama Islam

Pada gambar 3.9 dapat dilihat standar pergerakan

manusia untuk perhitungan besaran ruang masjid.

Gambar 3. 7 Standar Ukuran Manusia Beribadah Sholat

Sumber : Neufert Data Arsitek

Jumlah umat adalah 287 orang

Ukuran 1.2 x 0.75 m = 0.9m2 / orang

287 orang x 0.9m2 = 258.3 m2

Ukuran tempat wudu

Pada gambar 3.10 dapat dilihat layout tempat wudu

untuk perhitungan besaran ruang masjid.

Gambar 3. 8 Layout Tempat Wudhu

Sumber : Analisa Pribadi

131

Jumlah keran wudu 10 laki-laki dan 10 perempuan

10 keran kebutuhan ukuran 7.5 x 2.2 = 16.5 m2

Maka ukuran 20 keran = 20/10 x 16.5= 33 m2

Asumsi ukuran kamar mandi 1.5m x 1.5 m, 5 KM

putra, 5 KM putri, maka membutuhkan luas 1.5 x 1.5 x 10

= 22.5 m2.

Jadi jumlah luas ruang untuk masjid adalah

258.3+33+22.5 = 313.8 m2

LUAS RUANG UNTUK KAPEL (KATOLIK)

Tempat ibadah untuk agama katolik dilengkapi altar,

tempat duduk yang dilengkapi sandaran lutut dan terdapat

podium untuk bermain musik atau menyanyi. Jumlah 23

jemaat.

Pada gambar 3.11 dapat dilihat standar ukuran

perabot kapel katolik untuk menghitung besaran ruang

ibadah katolik.

Gambar 3. 9 Standar Ukuran Perabot Kapel Katolik

Sumber : Neufert Data Arsitek Halaman 243

132

Berikut adalah layout besaran ruang khusus kapel

untuk ibadah umat katolik dengan luas 53.46 m2 yang

dapat dilihat pada gambar 3.12 :

Gambar 3. 10 Layout Ruang Ibadah Kapel Katolik

Sumber : Analisa Pribadi

Luas Ruang Untuk Kapel (Kristen)

Tempat ibadah untuk agama katolik dilengkapi altar,

tempat duduk yang tidak dilengkapi sandaran lutut dan

terdapat podium untuk bermain musik atau menyanyi.

Jumlah 23 jemaat. Pada gambar 3.13 dapat dilihat ukuran

standar perabot kapel kristen yang dapat digunakan untuk

menghitung besaran ruang ibadah kapel kristen, berikut

adalah ukuran standarnya :

133

Gambar 3. 11 Standar Ukuran Perabot Kapel Kristen

Sumber : Neufert Data Arsitek Halaman 243

Berikut adalah layout besaran ruang khusus kapel

untuk ibadah umat katolik dengan luas 52.11 m2 yang

dapat dilihat pada gambar 3.14 :

Gambar 3. 12 Layout Ruang Ibadah Kapel Kristen

Sumber : Analisa Pribadi

Luas Ruang Ibadah Agama Budha (Dharmasalla)

Dari perhitungan jumlah pemeluk agama Budha yang

ada di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang (halaman

134

108) ada 4 orang maka dapat di asumsikan sebagai

berikut yang dapat dilihat pada gambar3.15 :

Gambar 3. 13 Layout Ruang Ibadah Dharmasalla (Budha)

Sumber : Analisa Pribadi

Luas Ruang Ibadah Agama Hindu (Plangkiran)

Dari perhitungan jumlah pemeluk agama Hindu yang

ada di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang (halaman

108) ada 4 orang maka dapat di asumsikan sebagai

berikut yang dapat dilihat pada gambar 3.16 :

Gambar 3. 14 Layout Ruang Ibadah Plangkiran (Hindu)

Sumber : Analisa Pribadi

135

Ruang Keterampilan

Keterampilan Menjahit

Pada gambar 3.17 menunjukkan layout meja ruang

menjahit untuk menghitung besaran ruang jahit :

Gambar 3. 15 Layout Ruang Meja Menjahit

Sumber : Analisa Pribadi

- Kapasitas 30 meja jahit dan 30 meja obras

- 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m2

- Jadi 60 meja, maka 60/2 x 5.76 = 172.8 m2

Pada gambar 3.18 menunjukkan layout meja potong

kain ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang

jahit:

Gambar 3. 16 Layout Meja Potong Kain

Sumber : Analisa Pribadi

- Ukuran 5 meja potong 8.75 x 2.2 = 19.25 m2

Pada gambar 3.18 menunjukkan meja setrika baju

pada ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang

jahit

136

Gambar 3. 17 Layout Ruang Setrika

Sumber : Analisa Pribadi

- Ukuran 5 meja setrika 6x 1.8 = 10.8 m2

Pada gambar 3.20 menunjukkan layout lemari alat-

alat menjahit pada ruang menjahit untuk menghitung

besaran ruang menjahit :

Gambar 3. 18 Layout Lemari Simpan Barang Jahit

Sumber : Analisa Pribadi

- Ukuran 5 meja setrika 6x 1.8 = 10.8 m2

Jadi, jumlah luas ruang keterampilan jahit adalah 172.8 +

19.25 + 10.8 = 212.65 m2.

Keterampilan Komputer

Pada gambar 3.21 menunjukkan layout meja komputer

ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang

keterampilan komputer :

137

Gambar 3. 19 Layout Meja Komputer

Sumber : Analisa Pribadi

- Kapasitas 30 meja komputer

- 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m2

- Jadi 30 meja, maka 30/2 x 5.76 = 86.4 m2

Keterampilan Elektronik

Pada gambar 3.21 menunjukkan layout meja komputer

ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang

keterampilan komputer :

Gambar 3. 20 Layout Meja Servis

Sumber : Analisa Pribadi

- Kapasitas 30 meja servis

- 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m2

- Jadi 30 meja, maka 30/2 x 5.76 = 86.4 m2

Dalam pelatihan keterampilan ini dapat di ikuti oleh

masyarakat sekitar sehingga dapat terjalin interaksi sosial

138

antara penghuni panti dengan masyarakat sekitar, berikut

adalah daftar kelompok peserta kegiatan keterampilan yang

dapat dilihat pada tabel 3.24 dibawah ini.

Tabel 3. 42 Daftar Kelompok Peserta Keterampilan

Sumber : Analisa Pribadi

USIA PUTRA 30 ORANG PUTRI 30 ORANG

6-12 Tahun Kelompok A Kelompok B

12-15 Tahun Kelompok C Kelompok D

16-18 Tahun Kelompok E Kelompok F

Binaan Luar Kelompok G Kelompok H

Pada tabel 3.25 menunjukkan jadwal kegiatan

keterampilan yang dilakukan pada panti asuhan terpadu di

Kota Semarang :

Tabel 3. 43 Jadwal Kegiatan Keterampilan

Sumber : Analisa Pribadi

HARI KETERAMPILAN

MENJAHIT KOMPUTER ELEKTRONIK

Senin Kelompok E Kelompok F -

Selasa Kelompok D Kelompok E -

Rabu Kelompok F Kelompok D Kelompok C

Kamis - Kelompok C Kelompok D

Jum’at - Kelompok B Kelompok E

Sabtu Kelompok C Kelompok A Kelompok F

Parkir

Pada tabel 3.25 menunjukkan jumlah pengguna parkir

panti asuhan terpadu di Kota Semarang:

139

Tabel 3. 44 Jumlah Pengguna Parkir Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

PENGHUNI JUMLAH

Pengasuh 36 Pengasuh

Pengelola 9 Orang

Pegawai 46 Orang

Peserta Keterampilan 60 Orang

Pengunjung Taman 50 Orang

JUMLAH 200 Orang

- Anak asuh 180 orang anak, asumsi sepeda 30 buah

- Asumsi penghuni memakai mobil 30% x 201 = 15 mobil

@ 4 orang

- Asumsi penghuni memakai motor 50% x 200 = 50 motor

@ 2 orang

- Asumsi 20% jalan kaki / naik kendaraan umum.

- Bus transportasi panti asuhan 2 buah

Pada tabel 3.27 menunjukkan perhitungan luas parkir

panti asuhan terpadu di Kota Semarang :

Tabel 3. 45 Perhitungan Luas Parkir Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

KENDARAAN JUMLAH UKURAN LUAS

Sepeda 30 0.5 m2/ Buah 15 m2

Sepeda Motor 50 2 m2/ Buah 100 m2

Mobil 15 12.5 m2/ Buah 187.5 m2

Bus 2 32 m2/ Buah 64 m2

TOTAL LUAS 366.5 m2

140

Ruang Khusus Difabel

Untuk perhitungan jumlah anak difabel diasumsikan

sebanyak 5% dari jumlah anak asuh, jadi jumlah anak asuh

berkebutuhan khusus sebanyak (5% x 180 anak) yaitu 9 anak,

dibulatkan menjadi 10 anak, studi ruang khusus difabel

memperhatikan ukuran standar agar anak dengan kebutuhan

khusus merasa nyaman tinggal di area panti asuhan, berikut

adalah studi ruang khusus untuk anak difabel :

- Ruang Tidur Difabel

Pada tabel 3.27 menunjukkan layout kamar tidur difabel

yang digunakan untuk perhitungan besaran ruang khusus

difabel :

Gambar 3. 21 Layout Kamar Tidur Difabel Sumber : Analisa Pribadi

2 Orang Membutuhkan Ukuran 4.4 x 3.85 = 16.94 m2

Jika 10 orang, maka 10/2 x 16.94 = 84.7 m2

141

- Kamar Mandi

Pada gambar 3.24 menunjukkan standar kamar mandi

untuk difabel yang digunakan untuk perhitungan besaran

ruang khusus difabel :

Gambar 3. 22 Ukuran Standar Kamar Mandi Difabel

Seumber : Neufert Data Arsitek

Jadi studi ruang khusus untuk difabel membutuhkan

ukuran ruang 84.7 + 5.61 = 90.31 m2

Asumsi 2 kamar mandi untuk 10 orang

Maka membutuhkan ukuran 1.65 x 1.7 x 2 = 5.61 m2

142

Dalam perhitungan besaran ruang Panti Asuhan Terpadu di Kota

Semarang dihitung berdasarkan standar :

NAD : Neufert Data Arsitek

TSS : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara

AS : Asumsi berdasarkan studi analisis

SRK : Studi Ruang Khusus

c. Besaran Ruang Fasilitas Utama Panti asuhan

Besaran ruang fasilitas utama panti asuhan terpadu di Kota

Semarang dapat dilihat pada tabel 3.46 Sampai tabel 3.62 :

Tabel 3. 46 Besaran Ruang Kamar Tidur Anak Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG (STUDI)

Kamar Tidur Anak 30 6

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter.

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 6 orang anak membutuhkan ukuran 3.2 x 10.2 = 32.64 m2

- 1 ruang kapasitas 30 orang maka, 30/6 x 32.64 = 163.2 m2

- Jadi dengan jumlah 6 ruang, maka 6 x 163.2 = 979.2 m2

979.2 m2

143

Tabel 3. 47 Besaran Ruang Kamar Tidur Pengasuh

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Tidur Pengasuh 2 18

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang anak membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = 10.24 m2

- Jika terdapat 18 ruang maka 18 x 10.24 = 184.32 m2 184.32 m2

Tabel 3. 48 Besaran Ruang Kamar Khusus Difabel

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Khusus Difabel 10 1 K. Tidur, 2 KM

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Difabel

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang tidur 10 difabel 9.15 x 5.6 =51.24 m2

- 2 kamar mandi, maka 1.65 x 1.70 = 2.8 m2

- Maka luas total 51.24 + 2.8 = 143.5 m2

143.5 m2

144

Tabel 3. 49 Besaran Ruang Belajar

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Belajar 60 3

a. Meja Belajar

(S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang anak membutuhkan ukuran 3.6 x 1.2 = 4.32 m2

- Jika 1 ruang ada 60 anak, maka 60/2 x 4.32 =129.6 m2

- Jumlah 3 ruang, maka 3 x 129.6 = 388.8 m2

388.8 m2

Tabel 3. 50 Besaran Ruang Perpustakaan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Perpustakaan 180 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)20

Rak

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 4 orang membutuhkan ukuran 3.6 x 1.2 = 4.32

- Jika 80 anak, maka 180/4 x 4.32 = 194.4 m22

- 20 rak membutuhkan ukuran 6 x 9 = 54 m2

- Maka total perpustakaan 54 + 194.4 = 248.4 m2

248.4 m2

145

Tabel 3. 51 Besaran Ruang Makan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Makan 120 2

a. Meja (S7)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 16 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 6.4 = 20.48 m2

- 1 ruang 120 orang, maka 120/16 x 20.48 =153.6 m2

- Jika terdapat 2 ruang, maka 2 x 153.6 = 307.2 m2

307.2 m2

Tabel 3. 52 Besaran Ruang Dapur

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Dapur 8 1

a. Kabinet

b. Gerak Manusia

(s18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 kompor memasak nasi, 2 kompor sayur, 2 kompor lauk

- 2 orang masak nasi, 4 masak sayur, 2 masak lauk

- Ukuran 9.6 x 3.8 = 36.48 m2

36.48 m2

146

Tabel 3. 53 Besaran Ruang Kamar Mandi Anak

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Mandi 240 40

a. Kamar Mandi

(S17)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 orang mandi 10 menit, jangka waktu kegiatan mandi 1 jam

- 1 kamar mandi dapat digunakan 6x dalam 1 jam

- Jika pengguna 240, maka 240/6 = 40 kamar mandi

- Jadi luas total adalah 40 x 1.45 x 1.4 = 81.2 m2

81.2 m2

Tabel 3. 54 Besaran Ruang Cuci dan Jemur

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Cuci dan Jemur 10 2

a. Mesin Cuci

(S11)

b. Pergerakan

Manusia (S18)

147

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 mesin cuci membutuhkan ukuran 1.6 x 1.8 = 2.88 m2

- Jika 10 mesin cuci maka, 10/2 x 2.88 = 14.4 m2

- Terdapat 2 ruang, maka 2 x 14.4 = 28.8 m2

- Ruang jemur 30m2 x 2 area = 60 m2

- Luas Total 60 + 28.8 = 88.8 m2

88.8 m2

Tabel 3. 55 Besaran Ruang Kamar Tamu

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Tamu 2 5

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Masa jenguk 1 minggu pertama setiap bulan

- Tiap hari pada ada 26 (180/7) anak yang dijenguk 2 orang

- Jadi penjenguk perhati 52 orang, asumsi yang menginap 20%

- 52 x 20 % = 10 orang, berarti 5 kamar.

- Jadi luas yang dibutuhkan 5 x 3.2 x 3.2 = 51.2 m2

51.2 m2

Tabel 3. 56 Besaran Ruang Tamu

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tamu 10 1

a. Sofa Tamu

(S13)

b. Meja (S2)

c. Gerak Manusia

(S18)

148

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Luas yang dibutuhkan adalah 5.70 x 4.55 = 25.9 m2 25.9 m2

Tabel 3. 57 Besaran Ruang Gudang Perabot

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Gudang Perabot - 2

a. Meja (S2)

b. Lemari

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran 6 x 4 = 24 m2

- Jadi 2 ruang, 2 x 24 = 48 m2 48 m2

Tabel 3. 58 Besaran Ruang Gudang Makanan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Gudang Makanan - 1

a. Meja (S2)

b. Refrigerator 0.6

x 0.8

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran 3 x 4 = 12 m2 12 m2

149

Tabel 3. 59 Besaran Ruang Komunikasi

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R. Komunikasi 50 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)Sofa

(S13)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Jam penggunaan hari Minggu (08.00-16.00) = 7 jam

- Setiap anak 1 jam penggunaan, 180anak / 7jam = 25 Unit

- Jadi ukuran 15 x 6.3 = 94.5 m2

94.5 m2

Tabel 3. 60 Besaran Ruang Konseling

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Konseling 6 2

a. Meja (S2)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 ruang kapasitas 6 orang = 5.6 x 6.6 = 36.96 m2

- Jika 2 ruang, maka 36.96 x 2 = 73.92 m2 73.92 m2

150

Tabel 3. 61 Besaran Ruang Koki

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Koki 2 4

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = 10.24 m2

- Jika 8 orang, maka 8/2 x 10.24 m2 = 40.96 m2 40.96 m2

Tabel 3. 62 Besaran Ruang Ibadah

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Masjid 287 1 313.8 m2

(Lihat Hal. 130)

Kapel Katolik 23 1 53.46 m2

(Lihat Hal. 131)

Kapel Kristen 23 1 52.11 m2

(Lihat Hal. 132)

Dharmasalla (Budha) 4 1 12 m2

(Lihat Hal. 133)

Plangkiran 4 1 12 m2

(Lihat Hal. 134)

LUAS TOTAL 443.37 m2

151

d. Besaran Ruang Fasilitas Penunjang Panti Asuhan

Perhitungan besaran ruang fasilitas penunjang panti asuhan adat

dilihat pada tabel 3.63 sampai tabel 3.71.

Tabel 3. 63 Besaran Ruang Keterampilan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Keterampilan Menjahit 60 1 213.65 m2

(Lihat Hal. 135)

Keterampilan Komputer 30 1 86.4 m2

(Lihat Hal. 137)

Keterampilan Elektronik 30 1 86.4 m2

(Lihat Hal. 137)

LUAS TOTAL 385.8 m2

Tabel 3. 64 Besaran Ruang Musik

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Musik 6 1

Analisis

Pribadi

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang musik 4 x 4 = 16 m2 16 m2

152

Tabel 3. 65 Besaran Ruang Tari

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tari 15 1

a. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang musik 9.25 x 12.75 = 117.9 m2 117.9 m2

Tabel 3. 66 Besaran Ruang Pengembangan Bakat Suara

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R.Aula dan Bakat Suara 15 1

a. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang musik 4 x 5 = 20 m2

- Ruang aula luas 151.85 (Perhitungan Halaman 128)

- Jadi total 20 + 151.85 = 171.85

171.85 m2

153

Tabel 3. 67 Besaran Ruang Kesehatan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Kesehatan 3 4

a. Meja (S2)

b. Kursi (S15)

c. Bed Pasien

(S9)

d. Lemari 0.6x1.2

m

e. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran 1 ruang membutuhkan 3.8 x 3.4 = 10.88 m2

- Jika 4 ruang, maka 4 x 10.88 = 43.52 m2 43.52 m2

Tabel 3. 68 Besaran Ruang Pengembangan Fisik

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R. Pengembangan Fisik 3 3

a. Meja (S2)

b. Kursi (S15)

c. Bed Pasien

(S9)

d. Lemari 0.6x1.2

m

e. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran 1 ruang membutuhkan 3.8 x 3.4 = 10.88 m2

- Jika 4 ruang, maka 4 x 10.88 = 43.52 m2 43.52 m2

154

Tabel 3. 69 Besaran Ruang Psikolog

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Psikolog 17 1

a. Meja (S2)

b. Kursi (S15)

c. Bed Pasien

(S9)

d. Lemari 0.6x1.2

m

e. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ruang Konsultasi dan Ruang Tes Psikolog

- Ukuran ruang 6.4 x 4.4 = 28.16 m2 28.16 m2

Tabel 3. 70 Besaran Ruang Bimbingan Belajar

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Bimbel 20 3

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 4 orang membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m2

- Jika 1 ruang 20 orang, maka 20/4 x 5.76 = 28.8 m2

- Jadi 3 ruang, maka 3 x 28.8 = 86.4 m2

248.4 m2

155

Tabel 3. 71 Besaran Ruang Lapangan Olah Raga

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG UKURAN JUMLAH RUANG STUDI

Lapangan Futsal Standar 25x15 1 375 m2 (Studi 19)

Lapangan Basket Standar 26x14 1 364 m2 (Studi 19)

Lap. Voli / Badminton Standar 18x9 1 162 m2 (Studi 19)

LUAS TOTAL 901 m2

e. Besaran Ruang Fasilitas Pengelola

Besaran ruang fasilitas pengelola panti asuhan dapat dilihat pada

tabel 3.72 sampai tabel 3.91 :

Tabel 3. 72 Besaran Ruang Tamu Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tamu 5 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Luas ruang tamu 3.3 x 4.5 = 14.85 m2 14.85 m2

156

Tabel 3. 73 Besaran Ruang Keluarga Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Keluarga 4 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Luas ruang tamu 3.9 x 3.9 = 15.21 m2 15.21 m2

Tabel 3. 74 Besaran Ruang Tidur Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Tidur 2 2

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 ruang membutuhkan ukuran 4.4 x 3.8 = 16.72 m2

- Jika 2 ruang maka 2 x 16.72 = 33.44 m2 33.44 m2

157

Tabel 3. 75 Besaran Kamar Mandi Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Mandi 1 2

Studi 17

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 kamar mandi dengan bathup = 2.5 x 1.55 = 3.75 m2

- 1 kamar mandi tanpa bathup = 1.45 x 1.4 = 2.03 m2

- Jadi total 3.75 + 2.03 = 5.78 m2

5.78 m2

Tabel 3. 76 Besaran Ruang Cuci dan Jemur Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R. Cuci dan Jemur 1 2

Studi 11

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang cuci dan jemur 3.8 x 1.8 = 6.84 m2 6.84 m2

158

Tabel 3. 77 Besaran Ruang Tamu Wakil Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tamu 5 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Luas ruang tamu 3.3 x 4.5 = 14.85 m2 14.85 m2

Tabel 3. 78 Besaran Ruang Tamu Wakil Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tamu 4 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S5)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Luas ruang tamu 3.9 x 3.9 = 15.21 m2 15.21 m2

159

Tabel 3. 79 Besaran Ruang Tidur Wakil Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Tidur 2 2

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 ruang membutuhkan ukuran 4.4 x 3.8 = 16.72 m2

- Jika 2 ruang maka 2 x 16.72 = 33.44 m2 33.4 m2

Tabel 3. 80 Besaran Kamar Mandi Wakil Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Kamar Mandi 1 2

Studi 17

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 1 kamar mandi dengan bathup = 2.5 x 1.55 = 3.75 m2

- 1 kamar mandi tanpa bathup = 1.45 x 1.4 = 2.03 m2

- Jadi total 3.75 + 2.03 = 5.78 m2

5.78 m2

160

Tabel 3. 81 Besaran Ruang Cuci dan Jemur Wakil Kepala Pengelola

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R. Cuci dan Jemur 1 2

Studi 11

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran ruang cuci dan jemur 3.8 x 1.8 = 6.84 m2 6.84 m2

Tabel 3. 82 Besaran Ruang Resepsionis

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Resepsionis 2

a. Resepsionis

(S14)

b. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran resepsionis 2.2 x 3.3 = 7.26 m2 7.26 m2

161

Tabel 3. 83 Besaran Ruang Informasi

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Informasi 6 1

a. Resepsionis

(S14)

b. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran resepsionis 3.4 x 4.4 = 14.96 m2 14.96 m2

Tabel 3. 84 Besaran Ruang Pegawai

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Pegawai 10 1

a. Meja (S16)

b. Kursi (S15)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran resepsionis 8.8 x 6.6 = 58.08 m2 58.08 m2

162

Tabel 3. 85 Besaran Ruang Pantri

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Pantri 10 1

a. Pantri (Studi

10)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran Pantri 2.4 x 1.6 = 3.84 m2 3.84 m2

Tabel 3. 86 Besaran Ruang Office Boy

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Office Boy 10 1

b. Pantri (Studi

10)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ukuran Pantri 4 x 3 = 12 m2 12 m2

163

Tabel 3. 87 Besaran Ruang Sopir

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Sopir 2 1

a. Kasur (S16)

b. Lemari 2 Pintu

0.6x1.2 Meter

c. Gerak Manusia

(S18)

d. Meja (S2)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = 10.24 m2 10.24 m2

Tabel 3. 88 Besaran Ruang Tata Usaha

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Tata Usaha 4 1

a. Asumsi Pribadi

b. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 4.3 x 6.3 = 27.09 m2 27.09 m2

164

Tabel 3. 89 Besaran Ruang Rapat Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Rapat 8 1

a. Meja (Studi 5)

b. Kursi (Studi 5)

c. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 4.5 x 3.9 = 17.55 m2 17.55 m2

Tabel 3. 90 Besaran Ruang Sekretaris dan Bendahara Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG

STUDI R. Sekretaris &

Bendahara 6 1

a. Meja (Studi 2)

b. Kursi (Studi 15)

c. Lemari (Studi 2)

d. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 4.4 x 4.4 = 19.36 m2 19.36 m2

165

Tabel 3. 91 Besaran Ruang Sekretaris dan Bendahara Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

R. Kepala Pengelola 7 1

a. Meja (Studi 2)

b. Kursi (Studi 15)

c. Lemari (Studi 2)

d. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 5 x 4 = 20 m2

- Ruang wakil sama dengan ruang kepala jadi 20 x 2 = 40 m2 40 m2

f. Besaran Ruang fasilitas Service

Perhitungan besaran ruang pada fasilitas service dapat dilihat pada

tabel 3.92 sampai tabel 3.95 :

166

Tabel 3. 92 Besaran Ruang CCTV

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang CCTV 2 1

a. Asumsi

b. Gerak Manusia

(S18)

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- 2 orang membutuhkan ukuran 2.8 x 3.2 = 8.96 m2 8.96 m2

Tabel 3. 93 Besaran Ruang Genset

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Genset - 1

Asumsi

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ruang genset kedap suara, dinding tebal.

- Ukuran ruang genset 8 x 8 = 64 m2 64 m2

- Ruang Pengolahan Air 8 x 8 = 64 m2 64 m2

167

Tabel 3. 94 Besaran Ruang Keamanan

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Ruang Keamanan 3 2

Asumsi

PERHITUNGAN LUAS TOTAL

- Ruang ukuran 2.5 x 2.5 = 6.25 m2

- Jika 2 ruangan, maka 2 x 6.25 = 12.5 m2 12.5 m2

Tabel 3. 95 Besaran Ruang Parkir

Sumber : Analisis Pribadi

NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI

Parkir

30 Sepeda

50 Motor

15 Mobil

2 Bus

1 Perhitungan

Halaman 139

LUAS TOTAL 366.5 m2

168

Tabel 3. 96 Jumlah Besaran Ruang Panti Asuhan

Sumber : Analisa Pribadi

REKAPITULASI

Fasilitas Utama 3247.37 m2

Fasilitas Penunjang 1091.54 m2

Fasilitas Pengelola 363.54 m2

Fasilitas Servis 149.46 m2

JUMLAH 4852 m2

Sirkulasi 10 % 485.2 m2

TOTAL 5337 m2

Luas Parkir : 366.5 m2

Luas Lapangan OR : 901 m2

Menurut peraturan Keterangan Rencana Kota tentang

pemanfaatan zoning tiap kelurahan, tapak panti asuhan berada di

jalan Hanoman Raya Kelurahan Krapyak termasuk ke dalam zoning 6

yang mempunyai regulasi untuk lingkungan permukiman KDB

maksimal 70 %, KLB maksimal 1.5 dan ketinggian maksimum 3 lantai

atau ±15 meter.

Ditanya :

Luas lahan yang dibutuhkan ?

Jawab : ...........................................................................................

Luas Lahan = (Luas Bangunan / KLB) + Parkir + Lapangan

= (5337/ 1.5 ) + 366.5 + 901

= 3558 + 366.5 + 901

169

= 4825.5 m2

Luas Lantai Dasar = Luas Lahan x KDB

= 4825.5 x 40 %

= 1930 m2

Jumlah Lantai = Luas Bangunan / Luas Lantai Dasar

= 4825/1930

= 3 Lantai

3.1.4 Studi Citra Arsitektural

Pencitraan bangunan Panti Asuhan Terpadu Di Kota Semarang

ini adalah menunjukkan kesan kekeluargaan, memiliki kesan terbuka

terhadap masyarakat supaya terjadi interaksi sosial antara penghuni

panti asuhan dengan masyarakat sekitar hal ini ditandai dengan

pemberian fasilitas taman, olahraga dan pelatihan keterampilan untuk

masyarakat umum, selain itu hal semacam ini dilakukan agar anak

memiliki banyak teman, saudara dan keluarga supaya mereka merasa

bahwa hidup mereka tidak seperti dibatasi, dan pastinya nyaman serta

betah untuk tinggal di lingkungan panti asuhan ini.

170

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosur

Sistem struktur dan enclosur pada bangunan yang akan

diterapkan pada proyek Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini

lebih mengacu pada kegunaan struktur yang sesuai kebutuhan, kuat,

awet, tahan kebakaran dan aman dalam penggunaan maupun dalam

pembangunannya, bangunan ini akan menggunakan struktur rangka

yang dapat dilihat pada gambar 3.25, berikut adalah beberapa studi

struktur yang meliputinya :

Gambar 3. 23 Ilustrasi Sistem Struktur Rangka Bangunan

Sumber : www.google.com

a. Struktur Bawah

Struktur Pondasi

Merupakan struktur bangunan yang berfungsi sebagai

penopang beban dari bangunan yang berada di atasnya yang

kemudian akan disalurkan ke dalam tanah. Menurut Rudy

Gunawan dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu

171

Bangunan terdapat 2 macam pondasi yaitu pondasi langsung /

pondasi dangkal (shallow Foundation) dan pondasi tiang / pondasi

dalam (dap Foundation) :

- Pondasi langsung / pondasi dangkal merupakan pondasi yang

digunakan pada bangunan berlantai sedikit, biasanya

menggunakan material batu kali, bata bata ataupun beton

yang biasanya memiliki kedalaman 0.8 meter sampai 1.2

meter.

- Pondasi tiang / pondasi dalam merupakan pondasi yang

biasanya digunakan pada bangunan bertingkat banyak dapat

menggunakan tiang pancang, bored pile dan lain-lain.

Dalam kasus bangunan Panti Asuhan Terpadu di Kota

Semarang ini merupakan bangunan berlantai sedikit jadi cukup

untuk menggunakan jenis pondasi dangkal, berikut beberapa

contoh pondasi dangkal yang dapat digunakan pada proyek panti

asuhan ini :

Pondasi Foot Plate

Berikut adalah pondasi foot plat yang dapat dilihat pada

gambar 3.26 :

22. Gunawan, Rudy. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta : Kanisius.

172

Gambar 3. 24 Pondasi Foot Plate / Pondasi Telapak

Sumber : www.google.com

Merupakan pondasi yang termasuk ke dalam jenis

pondasi dangkal, biasanya digunakan pada bangunan

bertingkat, material yang digunakan pondasi ini adalah besi

ruangan dengan beton, letak pondasi ini adalah tepat di

bawah kolom.

Cara pengerjaannya mudah dan cepat, berikut adalah

penjelasannya :

- Gali tanah sesuai dengan modul pondasinya

- Rangkai ruangan pondasinya

- Beri lantai kerja pada galian menggunakan spesi

setinggi 5cm

- Letakkan besi di atas spesi dan jangan lupa ber

bantalan menggunakan tahu beton agar letak

ruangan berada di dalam beton

- Tuangkan cor beton setinggi pelat bawahnya.

173

- Selanjutnya buat bedgesting untuk melakukan

pengecoran pada kolom pedestal pondasi sebagai

cetakan

- Tuangkan cor beton ke dalam bedgesting sampai

penuh

- Tunggu sampai tiang pedestal kering dan lepaskan

bedgesting

- Urug galian pondasi dengan tanah hasil galian

pertama.

Pondasi Lajur Beton

Pondasi ini hampir sama dengan pondasi dot plat,

hanya saja pondasi ini menerus menggunakan material

beton yang mengikuti slof bangunan yang dapat dilihat

pada gambar 3.27 :

Gambar 3. 25 Pondasi Lajur Beton Sumber : www.googlesearchlajurbeton.com

Pondasi Rakit (Mat Foundation)

Merupakan sebuah pondasi plat tebal yang

melebar ke seluruh bagian dasar bangunan, pondasi ini

174

cocok digunakan pada lahan yang memiliki daya

dukung tanah rendah, pondasi rakit ini apabila

bangunan mengalami penurunan akan turun secara

bersama-sama sehingga memungkinkan tidak terjadi

kerusakan akibat pada struktur di atasnya akibat

adanya penurunan, berikut adalah pondasi rakit yang

dapat dilihat pada gambar 3.28 :

Gambar 3. 26 Pondasi Rakit ( Mat Foundation) Sumber : www.googlesearchpondasirakit.com

Strauss Pile (Bore Pile Mini Manual)

Strauss pil merupakan sebuah pondasi yang

pengerjaannya dengan cara melakukan pengeboran

secara manual dengan tenaga manusia, pondasi ini

memiliki kelebihan lebih ekonomis dibandingkan

dengan pondasi bore pile mesin, pondasi footplate dan

pondasi sumuran serta pondasi dalam lainnya. Ciri-ciri

pondasi ini adalah :

- Diameter rata-rata 20-30 cm

- Kedalaman rata-rata 6 meter dengan bor

manual tangan.

175

- Jenis tanah yang dapat dikerjakan adalah

tanah lunak, bukan berupa tanah berpasir,

padas, batu, sampah dan tanah keras.

Pengerjaan pondasi ini cukup esisien dan

kebutuhan alat yang cukup sederhana, berikut adalah

cara pengerjaannya :

- Tentukan titik yang akan dilakukan pengeboran

- Siapkan alat berupa mata bor manual, caranya

adalah dengan memasukan mata bor dengan

cara diputar dan jika tanah sudah terisi tanah

baru diangkat seperti yang terlihat pada

gambar 3.29 :

Gambar 3. 27 Pengerjaan Strauss Pile Sumber : http://www.strauss-pile. cara-membuat-strauss-

pile.html

- Jika sudah mencapai kedalaman titik tanah

keras, siapkan tulangan besi dan sengkang

yang dibengkokkan dengan cara diputar

sehingga berbentuk seperti per, dan lakukan

176

pengecoran seperti yang terlihat pada gambar

3.30 :

Gambar 3. 28 Pengerjaan Strauss Pile

Sumber : http://www.strauss-pile. cara-membuat-strauss-

pile.html

b. Sistem Struktur Tengah

Kolom

Merupakan tiang vertikal sebagai komponen untuk

menyalurkan beban menuju pondasi, ada beberapa jenis

kolom, yaitu :

- Kolom Utama, merupakan kolom yang bekerja sebagai

penyangga utama beban, kolom semacam ini tepat pada

bagian bawah kolom pasti ada pondasinya.

- Kolom Praktis, merupakan kolom yang berfungsi sebagai

pembantu kerja kolom utama sebagai pengikat dinding

setiap bidang dinding 9 m2-12 m2 harus terdapat kolom

praktis yang diikat dengan sloof dan balok, kolom ini tepat

dibawahnya tidak harus terdapat pondasi jika

menggunakan pondasi telapak, pada gambar 3.31 dapat

dilihat gambar kolom pada bangunan.

177

Gambar 3. 29 Kolom Pada Bangunan

Sumber : www.google.com

Balok

Merupakan struktur bangunan yang berfungsi untuk

menyangga lantai di atasnya atau untuk meyalurkan beban

dari atap menuju ke kolom.

Material yang digunakan untuk balok ada beberapa antara

lain menggunakan beton dan baja, menggunakan baja akan

lebih kuat terhadap gaya tarik akan tetapi tidak tahan terhadap

api, sedangkan menggunakan beton lebih tahan terdapat

kebakaran.

Perhitungan dimensi balok biasanya berdasarkan jarak

antar kolom, berikut penjabarannya :

Pada gambar 3.32 dapat dilihat balok beton yang biasa

terdapat pada bangunan dengan sistem struktur rangka :

Untuk menghitung tinggi balok adalah menggunakan

rumus 1/10 atau 1/12 jarak antar kolom, kemudian untuk

menentukan lebarnya adalah ½ x tinggi balok

178

Gambar 3. 30 Balok Beton Bangunan

Sumber : www.google.com

Dinding

Dalam pemasangan pelingkup seperti dinding harus tegak

lurus, hal ini agar stabil baik sebagai penopang beban atau

sebagai yang ditopang pondasi. Dinding juga dapat digunakan

sebagai struktur penahan beban, yaitu :

- Dinding Masif, merupakan dinding dengan tebal 20-

30 cm yang dapat memikul beban di atasnya, pondasi

dinding semacam ini biasanya menggunakan plat

lajur beton.

- Struktur Dinding Sejajar, merupakan sistem struktur di

mana beban atap maupun lantai hanya ditopang oleh

2 dinding atau lebih yang sejajar dan satu arah.

- Struktur Rangka, merupakan sistem struktur di mana

beban dari lantai atas maupun atap disalurkan menuju

ring balok kemudian disebar secara merata turun

melalui kolom kemudian disebar melalui sloof dan

turun ke pondasi.

179

Untuk material dalam pembuatan dinding terdapat

beberapa macam bahan yang digunakan, antara lain :

- Bata Merah

Merupakan unsur pembuatan konstruksi dinding yang

terbuat dari tanah liat yang dicetak dengan bentuk balok

dengan ukuran panjang 21 cm, lebar 11 cm dan tebal 5

cm, batu bata merah merupakan bahan hasil campuran

beberapa unsur yang dibakar sehingga mengeras dan

tidak dapat hancur, berikut adalah merupakan bata merah

yang dapat dilihat pada gambar 3.33 :

Gambar 3. 31 Batu Bata Merah

Sumber : http://mesinbatakita.blogspot.co.id/2015/07/mesin-cetak-bata-

merah-otomatis.html

Pada tabel 3.43 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan bata merah :

Tabel 3. 97 Kekurangan dan Kelebihan Bata Merah

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Kedap air dan kedap suara Waktu pemasangan lebih lama

Kuat dan tahan lama Biaya Cukup besar

Tahan Retak

180

- Bata Hebel

Merupakan bahan dinding yang memiliki berat cukup

ringan, penggunaan bahan ini cocok digunakan pada

lokasi dengan daya dukung tanah rendah karena beban

terhadap fondasi tidak terlalu besar seperti bata merah,

ukuran bata hebel ini adalah panjang 60 cm lebar 20 cm

serta tebal sekitar 7.5 cm – 10 cm. Pada gambar 3.34

dapat dilihat bata ringan yang digunakan sebagai pengisi

dinding :

Gambar 3. 32 Bata Ringan

Sumber : https://septanabp.wordpress.com/tag/hebel/

Pada tabel 3.44 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan bata ringan :

Tabel 3. 98 Kekurangan dan Kelebihan Bata Ringan

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Kedap Air Dan Kedap Suara Rentan Terhadap Getaran

Kuat Dan Tahan Lama Harganya Mahal

Cepat Pemasangan

- Kalsi Board

Merupakan materi; untuk pembuatan dinding partisi

yang bentuknya adalah lembaran dengan ukuran 122 cm

181

x 244 cm. Pada gambar 3.45 merupakan kalsiboard yang

digunakan sebagai dinding partisi :

Gambar 3. 33 Kalsiboard Sumber : https://daftarharga.biz/harga-kalsiboard/

Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan bata merah :

Tabel 3. 99 Kekurangan dan Kelebihan Kalsiboard

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Cepat Pengerjaannya Tidak Kedap Suara

Murah Memungkinkan Rembesan Air

Tahan Lama

Lantai

Terdapat beberapa macam, lantai yang dapat digunakan

untuk dasar dalam panti asuhan ini :

- Keramik

Merupakan bahan penutup lantai yang terbuat dari tanah

liat, terdapat beberapa macam ukuran yaitu 20 x 20 cm,

25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm dan juga sampai 100

x 100 cm. Pada gambar 3.34 merupakan penutup lantai

jenis keramik :

182

Gambar 3. 34 Keramik Lantai

Sumber : http://mafiaharga.com/728-harga-keramik-platinum-terbaru/

Pada tabel 3.47 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan keramik sebagai penutup lantai :

Tabel 3. 100 Kekurangan dan Kelebihan Keramik

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Banyak Ukuran dan Motif Mudah Pecah

Tahan Lama dan Kedap Air Susah Mencari Motif Yang

Sama Jika Pecah

Mudah Pemasangannya Berbahaya Jika Pecah

- Lantai Semen / Cor Beton

Merupakan lantai yang menggunakan cor beton yang

di aji yang dapat dilihat pada gambar 3.35 :

Gambar 3. 35 Lantai Semen / Cor Beton

Sumber : http://www.bandungcleaning.com/cara-mengatasi-retak-rambut-

pada-lantai-semen/

183

Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan bata merah :

Tabel 3. 101 Kekurangan dan Kelebihan Lantai Semen / Cor Beton

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Kuat dan Tahan Lama Semen Mudah Mengelupas

Mudah Dalam Perawatan

- Grass Block dan Paving Blok

Pada gambar 3.36 umumnya digunakan sebagai

penutup tanah di luar ruang, akan tetapi juga ada yang

menggunakan sebagai alas lantai dalam.

Gambar 3. 36 Lantai Grass Block dan Paving Block

Sumber : http://imagebali.net/jasa-kami/4-7-jasa-pemasangan-paving-

grass-block-coral-sikat.php

- Lantai Vinyl

Merupakan material pelapis yang digunakan untuk

menutupi lantai di bawahnya, lantai di bawahnya dapat

berupa lantai keramik maupun lantai semen, cukup hanya

di tempel di atasnya. Yang dapat dilihat pada gambar 3.37

184

Gambar 3. 37 Vinyl Pelapis Latai

Sumber : http://iklanmobilbekas42.net/harga-lantai-kayu-lantai-

Pada tabel 3.49 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan penutup lantai vynil :

Tabel 3. 102 Kekurangan dan Kelebihan Lantai Vinyl

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Mudah Perawatan Rentan Terhadap Benda Tajam

Tahan Noda Mudah Sobek

Mudah Dibersihkan

c. Sistem Struktur Atas

Penutup Atap

Terdapat beberapa macam penutup atap yang dapat

digunakan pada proyek panti asuhan ini, antara lain adalah :

- Atap Genteng Tanah Liat

Terbuat dari tanah liat yang dicetak dengan pres

kemudian dibakar sehingga mengeras yang dapat dilihat

pada gambar 3.38 :

185

Gambar 3. 38 Penutup Atap Genteng Tanah Liat

Sumber : https://septanabp.wordpress.com/tag/genteng-tanah-liat/

Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan genteng tanah liat :

Tabel 3. 103 Kekurangan dan Kelebihan Genteng Tanah Liat

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Mudah Perawatannya Mudah Pecah

Tahan Lama Susah di Aplikasikan Pada Atap

dengan Kemiringan Tinggi

- Genteng Aspal

Merupakan material penutup atap yang terbuat dari

serat organik yang dicampur dengan aspal, pada gambar

3.39 merupakan genteng aspal yang digunakan sebagai

penutup atap seperti yang terlihat di bawah ini :

186

Gambar 3. 39 Penutup Atap Genteng Aspal

Sumber : http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Eksterior/Fasad/Ini-Dia!-

Keunggulan-Memakai-Genteng-Aspal

Pada tabel 3.51 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan genteng aspal :

Tabel 3. 104 Kekurangan dan Kelebihan Genteng Aspal

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Material Ringan Mahal

Awet dan Tahan Bocor

Material Lentur

- Onduline

Merupakan penutup yang bentuknyalembaran,

mempunyai ukuran 122 cm x244 cm yang dapat dilihat

pada gambar 3.40 :

Gambar 3. 40 Penutup Atap Onduline

Sumber : http://www.onduline-onduvilla.com/

187

Pada tabel 3.52 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan onduline :

Tabel 3. 105 Kekurangan dan Kelebihan Onduline

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Material Ringan Rentan Pecah Jika Terinjak

Tahan Terhadap Kebocoran Bahan Mudah Terbakar

Tidak Menyerap Panas

Konstruksi Atap

- Konstruksi Atap Kayu

Komponen pada konstruksi atap kayu adalah reng

ukuran 2 x 3 cm, kasau ukuran 3 x 5 cm atau 5 x 7 cm,

gording, kuda-kuda, tiang makelar dan sekur ukuran,

balok tarik dan murplat ukuran 6 x 12 cm atau 8 x 15 cm,

bumbungan , papan reuter dan listplank ukuran 3 x 20 cm,

berikut adalah konstruksi atap kayu yang dapat dilihat

pada gambar 3.41 :

Gambar 3. 41 Konstruksi Atap Kayu

Sumber : http://www.astudioarchitect.com/2009/07/mengenal-

konstruksi-struktur-atap-kayu.htm

188

Pada tabel 3.52 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan konstruksi atap kayu :

Tabel 3. 106 Kekurangan dan Kelebihan Konstruksi Atap Kayu

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Kuat dan Stabil Rentan Terkena Rayap

Bahan Mudah Didapat Mudah Terbakar

Menimbulkan Kesan Hangat Kayu Dapat Mengembang dan

Menyusut

Mudah Lapuk Jika Terkena Air

- Konstruksi Atap Baja

Ada 2 macam tipe konstruksi baja yang dapat

diaplikasikan pada proyek panti asuhan ini, yaitu

konstruksi atap baja ringan dan baja konvensional.

Baja perbedaan antara baja ringan dan baja

konvensional adalah dari bahannya baja ringan

menggunakan baja alumunium sedangkan baja

konvensional menggunakan besi baja kemudian jarak

antar kuda-kuda baja ringan lebih rapat jika dibandingkan

dengan baja konvensional yaitu maksimal 100 cm – 120

cm sedangkan baja konvensional jarak antar kuda-kuda

lebih dari 120 cm. Dibawah ini merupakan penggunaan

konstruksi tapa baja ringan dan baja konvensional yang

dapat dilihat pada gambar 3.42 dan gambar 3.43 di bawah

ini :

189

Gambar 3. 42 Konstruksi Atap Baja Ringan

Sumber : https://www.eramuslim.com/konsultasi/arsitektur/renovasi-atap-

dengan-konstruksi-baja-ringan-dan-genteng-metal.htm

Gambar 3. 43 Konstruksi Atap Baja Konvensional

Sumber : http://bajakonvensional.blogspot.co.id/

Pada tabel 3.54 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

menggunakan konstruksi baja ringan:

Tabel 3. 107 Kekurangan dan Kelebihan Konstruksi Atap Baja Ringan

Sumber : Analisa Pribadi

KELABIHAN

KEKURANGAN

Ringan, Kuat dan Tahan Lama Sulit Untuk dipotong

Lebih Tahan Terhadap

Kebakaran dibanding dengan

Kayu

Kurang Menarik Jika diekspos

Pemasangan Relatif Cepat dan

Murah

Membutuhkan Perhitungan yang

Teliti

190

3.2.2 Sistem Utilitas

Merupakan satu sistem sebagai kelengkapan bangunan untuk

menunjang fungsi bangunan agar dapat digunakan secara maksimal,

aman dan nyaman untuk ditempati.

a. Sistem Fire Fighting (Pencegah Kebakaran)

Ada beberapa macam bagian sistem keandalan bangunan

dalam pencegahan bahaya kebakaran :

- Smoke Detector

Merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui

bahaya kebakaran, alat ini akan berbunyi jika terkena asap

yang dapat dilihat pada gambar 3.44 :

Gambar 3. 44 Smoke Detector

Sumber : http://www.bloatsupportgroup.com/photoelectric-smoke-

detector/

- Tabung Apar

Merupakan alat pemadam api ringan, berbentuk tabung

dan untuk penggunaannya tinggal disemprotkan pada titik api.

Pada gambar 3.45 menunjukkan alamat pemadam api ringan

(APAR) sebagai pencegah bahaya kebakaran :

191

Gambar 3. 45 Tabung Apar

Sumber : http://hargaalatpemadamapiringanmurah.blogspot.co.id/

- Sprinkle

Merupakan alat pemadam api yang menyemprotkan air

dengan radius 5 meter. Untuk pemasangan sprinkle ini adalah

dengan jarak 5 meter melintang dan membujur. Yang dapat

dilihat pada gambar 3.46 :

Gambar 3. 46 Sprinkle

Sumber : http://www.explainthatstuff.com/firesprinklers.html

- Box Hydrant

Merupakan alat pemadam api dengan menggunakan

selang, mempunyai tekanan yang cukup besar dan jarak

jangkauan lumayan jauh karena menggunakan selang

192

sebagai penyalur air, box hydrant ini dapat dilihat pada

gambar 3.47 :

Gambar 3. 47 Box Hydrant Sumber : http://janggatehnik.com/index.php?main_page=index&cPath=3_20

- Hydrant Pillar

Merupakan saluran pemadam api yang teratak di luar

bangunan. Biasanya tiap hydrant panel ini berjarak 25 m,

hydran pilar ini dapat dilihat pada gambar 3.48 :

Gambar 3. 48 Hydrant Pillar

Sumber : https://multiteknikgroup.wordpress.com/info-pekerjaan-mtg-

Dalam sistem pemadam kebakaran bangunan biasanya

menggunakan 3 pompa, yaitu electric pump, jockey pump dan

diesel pump, berikut adalah cara kerjanya :

193

Pompa yang bekerja pertama adalah elektrik pump setelah

smoke detector mendeteksi kebakaran, pompa elektrik

bekerja secara otomatis.

Apabila pompa elektrik tidak bekerja dalam waktu 10 detik,

maka jockey pump akan bekerja secara otomatis.

Apabila head sprinkle terdapat kerusakan, maka pompa diesel

akan bekerja otomatis.

Kemudian untuk jalur evakuasi saat terjadi bencana

kebakaran perlu disediakan tangga darurat, tangga darurat ini

biasanya menggunakan dinding masif agar tahan terhadap panas

api. Tangga darurat ini dapat dilihat pada gambar 3.49 :

Gambar 3. 49 Tangga Darurat

Sumber : http://bestananda.blogspot.co.id/2015/02/tangga-darurattangga-

b. Sistem Penangkal Petir

Merupakan suatu sistem penyalur sambaran petir ke dalam

tanah, penangkal petir di letakkan pada titik tertinggi bangunan.

Ada beberapa jenis penangkal petir yang digunakan sebagai

penyalur sambaran ke dalam tanah, antara lain :

194

- Penangkal Petir Konvensional

Merupakan sistem penangkal petir yang bersifat pasif

karena menunggu untuk disambar. Sistem ini terdiri dalam 2

macam yaitu franklin dan faraday, cara kerjanya adalah

menyalurkan listrik ke dalam tanah melalui ujung tombak

dengan grounding tembaga yang dapat dilihat pada gambar

3.50 :

Gambar 3. 50 Sitem Penangkal Petir Konvensional

Sumber : http://www.perbedaan-penangkal-petir-konvensional.html

- Penangkal Petir Elektrostatis

Merupakan sistem penangkal yang bersifat aktif karena

seakan-akan menjemput sambaran petir sebelum disambar,

pemasangan sistem penangkal petir ini lebih ditinggikan yang

dapat dilihat pada gambar 3.51 :

Gambar 3. 51 Sitem Penangkal Petir Elektrostatis

Sumber : http://www.perbedaan-penangkal-petir-konvensional.html

195

- Sistem Air Bersih

Ada 2 macam sistem air bersih yang dapat digunakan

pada proyek panti asuhan ini yaitu Up Feed System dan Down

Feed System.

Up Feed System, merupakan sistem distribusi air yang

menggunakan pompa air dan langsung di ditribusikan ke

outlet, berikut skemanya yang dapat dilihat pada diagram 3.22

Diagram 3. 22 Skema Up Feed System

Sumber : Analisis Pribadi

Down Feed System, merupakan sistem distribusi air

dengan tidak menggunakan pompa secara terus menerus, air

akan ditampung pada top tank dan kemudian diditribusikan

menggunakan energi gravitasi yang dapat dilihat pada

diagram 3.23 :

Diagram 3. 23 Skema Down Feed System

Sumber : Analisis Pribadi

PDAM

Meteran Groun Tank

Pompa Air

Bangunan

PDAM

Meteran Groun Tank Bangunan

Pompa Air

Top Tank

Gravitasi

196

- Sistem Air Limbah

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, air limbah merupakan

sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair

yang berasal dari sisa cuci, kamar mandi, dan kakus.

Ada 2 macam sistem air limbah yaitu sistem limbah cair

(grey water) sistem limbah padat (black water).

Sistem limbah cair meliputi air dari hujan, kamar mandi,

wastafel, air cucian yang akan di alirkan menuju bak kontrol

kemudian alirkan menuju penampungan kemudian di alirkan

ke saluran kota atau resapan yang dapat dilihat pada diagram

3.24 :

Diagram 3. 24 Skema Sistem Limbah Cair

Sumber : Analisis Pribadi

23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang.

Bak Kontrol

Penampunga

n

Air Hujan Kamar Mandi Wastafel Air Cucian

Bak Kontrol Resapan Sal. Kota

197

Sistem limbah padat merupakan pembuangan kloset yang

di alirkan menuju bak kontrol kemudian dialirkan menuju

septictank agar terurai, jika sudah terurai dialirkan menuju

resapan dan saluran kota yang dapat dilihat pada diagram

3.25 seperti yang tertera pada uraian di bawah ini :

Diagram 3. 25 Skema Sistem Limbah Padat

Sumber : Analisis Pribadi

- Sistem Kelistrikan

Sumber listrik untuk panti asuhan berasal dari PLN dan

genset untuk menunjang fungsi bangunan panti asuhan.

Berikut adalah skemanya yang dapat dilihat pada diagram

3.26 :

Diagram 3. 26 Skema Sistem Saluran Listrik

Sumber : Analisis Pribadi

- Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada bangunan panti asuhan adalah

menggunakan CCTV dan pos keamanan. CCTV diletakkan

Kloset

Bak Kontrol

Septick Tank

Resapan

Sal Kota

PLN

Trafo Konversi Meteran

Panel Utama Genset

Sub Panel Bangunan

198

pada sudut-sudut bangunan yang memungkinkan semua area

dapat terlihat.

- Sistem Telekomunikasi

Ada beberapa sistem yang digunakan pada bangunan ini

yaitu sistem telephone, fax, sistem internet.

Sistem telepon dibagi menjadi dua yaitu full duplek dan

simpleks, full duplek merupakan sistem telepon dimana kedua

belah pihak dapat berkomunikasi secara bersamaan, sistem

ini akan dipasang pada ruang pengelola, kemudian sistem

simpleks merupakan suatu sistem satu arah, pengguna tidak

dapat berkomunikasi secara bersamaan dan harus

bergantian, sistem ini akan digunakan oleh para sekurity,

berikut adalah skema alur sistem komunikasi fulll duplek dan

simplek yang dapat dilihat pada diagram 3.27 dan diagram

3.28 :

Diagram 3. 27 Alur Sistem Komunikasi Full Duplek

Sumber : http://www.slideshare.net/ainyzahra/bagian-2-30997450

Diagram 3. 28Alur Sistem Komunikasi Simpleks Sumber : http://www.slideshare.net/ainyzahra/bagian-2-30997450

199

3.2.1 Sistem Pemanfaatan Teknologi

a. Rain Harvesting

Merupakan sistem pengolahan air hujan untuk digunakan

sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Menurut blog pada

situs :

http://www.ahlilingkungan.com/rain-harvesting_Manfaat-rain-harvesting.php

air merupakan kekayaan alam yang tetap, sehingga dalam

siklus daur ulangnya dapat menggunakan pemanenan air hujan

yang akan diolah menggunakan sistem Rain Harversting. Siklus

pada sistem ini adalah :

air hujan ditampung di roof top atau dapat juga

menggunakan talang kemudian ditampung pada bak

penampung.

Air yang sudah ditampung akan disaring menggunakan

sandfilter untuk menyaring kotoran.

Air yang sudah disaring diberi obat agar kuman-kuman

yang tersisa mati pada bak penampungan air bersih

Air siap untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari

untuk kegiatan mandi, mencuci, menyiram tanaman dan

lain-lain. Berikut adalah sistem pengolahannya yang

dapat dilihat pada gambar 3.54 :

200

Gambar 3. 52 Siklus Daur Ulang Rain Harversting Sumber : http://www.ahlilingkungan.com/rain-harvesting_Manfaat-rain-

harvesting.php

b. Panel Surya

Panel surya merupakan teknologi yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan listrik memanfaatkan tenaga

matahari, panel surya disebut juga photovoltaic, photo artinya

adalah cahaya sedangkan voltaic adalah adalah listrik yang dapat

diartikan sebagai sebuah alat yang mengubah energi panas

matahari atau cahaya menjadi listrik. Prinsip kerjanya adalah :

- Solarcell / Panel Surya sebagai media penangkap sinar

matahari kemudian di konversi menjadi arus listrik dalam

bentuk DC.

- Kemudian arus listrik DC akan di alirkan menuju

penyimpanan battery (dapat menggunakan aki) yang

alirannya diatur oleh charge controller agar tidak

201

kelebihan dalam pengisian aki yang dapat menyebabkan

umur aki pendek.

- Arus listrik yang masih dalam bentuk DC akan dikonversi

menggunakan inverter menjadi aliran arus listrik AC dan

di distribusikan menuju peralatan rumah tangga seperti

kultas, TV, kipas angin, lampu, komputer dan lain-lain.

Berikut adalah alur sistem kegunaan solar panel dari

cahaya matahari hingga menjadi intrik yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang dapat

dilihat pada gambar 3.55 :

Gambar 3. 53 Siklus Teknologi Panel Surya

Sumber : https://fjb.kaskus.co.id/product/5407f2ed582b2ed81a8b4572/

3.2.4 Sistem Penghawaan dan Pencahayaan

a. Penghawaan

Ada 2 macam sistem penghawaan yang akan diterapkan pada

proyek panti asuhan ini, yaitu pencahayaan alami dan buatan.

Pencahayaan alami dapat menerapkan sistem Cross

ventilator di mana udara akan masuk melalui lubang bukaan

202

seperti jendela, roster masuk ke dalam bangunan kemudian

keluar melalui jendela yang berada di seberangnya. Sistem

penghawaan alami ini dapat dilihat pada gambar 3.56 :

Gambar 3. 54 Penghawaan Alami Cross Ventilation Sumber : http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-

penghawaan-dan-pencahayaan-pada-bangunan/

Kemudian penghawaan buatan dapat menggunakan kipas

angin, AC, dan exhaustfan untuk menciptakan suhu ruang agar

tidak panasyang dapat dilihat pada tabel 3.54 :

Tabel 3. 108 Alat Penghawaan Buatan Sumber : http://ceruleancanvas.blogspot.co.id/2011/04/penghawaan.html

PENGHAWAAN BUATAN

Kipas Angin AC Split Exhaust Fan

b. Pencahayaan

Ada 2 macam pencahayaan yang dapat diterapkan di panti

asuhan ini yaitu pencahayaan alami dan buatan.

203

Pencahayaan alami pada bangunan dapat menggunakan

bukaan seperti jendela, dinding kaca, penutup atap transparan

dan lain-lain yang dapat dilihat pada tabel 3.55 :

Tabel 3. 109 Contoh Pencahayaan Alami Bangunan Sumber : http://ceruleancanvas.blogspot.co.id/2011/04/penghawaan.html

PENCAHAYAAN ALAMI

Dinding Kaca Bouvenlict Atap Transparan

Pencahayaan buatan merupakan sumber pencahayaan yang

menggunakan sumber energi listrik yaitu lampu, untuk lampu ada

beberapa macam yaitu lampu LED dan lampu TL :

Lampu LED mempunyai kelebihan hemat energi karena watt

Noya kecil namun cahaya yang dihasilkan cukup terang serta

cahaya yang dihasilkan tidak panas, kekurangannya adalah

mengenai harga yang lebih mahal dibandingkan lampu biasa yang

dapat dilihat pada gambar 3.59.

Gambar 3. 55 Lampu LED Sumber : http://www.lazada.co.id/schein-net-lampu-led-6w-10-pcs-putih-

204

Lampu TL disebut juga lampu neon, memiliki bentuk yang

beraneka ragam ada yang bulat, panjang, spiral yang dapat dilihat

pada gambar 3.60 :

Gambar 3. 56 Lampu TL / Neon Sumber : https://harisistanto.wordpress.com/2011/12/29/lampu-led/

3.3 Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisa Lokasi

a. Deskripsi Lokasi

Alternatif pemilihan lokasi berada di BWK III yaitu kecamatan

Semarang Barat yang dapat dilihat pada gambar 3.61 dan gambar

3.62 :

Kecamatan Semarang Barat

Gambar 3. 57 Peta Kota Semarang Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_Kecamatan_Semarang_Barat.png

205

Gambar 3. 58 Peta Semarang Barat Sumber : http://lokanesia.com/peta-kecamatan-semarang-barat/

Semarang Barat adalah salah satu kecamatan yang berada di

Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan yaitu Bongasari,

Ngemplak Simongan, Kalibanteng Kulon, Kalibanteng Kidul, Gisik

Drono, Tawangsari, Bojong Salaman, Krobokan, Karang Ayu,

Krapyak, Tawang Mas, Manyaran, Cabean, Tambak Harjo, Kembang

Arum dan Salaman Mloyo.

Secara geografis batas wilayah Kecamatan Semarang Barat

adalah sebagai berikut :

- Barat : Kecamatan Tugu

- Utara : Laut Jawa

- Timur : Semarang Utara dan Semarang Selatan

- Selatan : Kecamatan Ngaliyan

206

Potensi

- Banyak terdapat fasilitas pendidikan yang dapat dijadikan

sebagai rujukan dalam hal pendidikan bagi anak asuhnya.

- Dekat dengan pusat keramaian kota dalam hal rekreasi.

- Dapat dijangkau oleh transportasi umum.

- Dekat dengan pusat kesehatan.

- Dekat dengan fasilitas keamanan.

Kendala

- Merupakan kawasan padat penduduk

- Rawan bencana rob, banjir, abrasi dan gerakan tanah

- Rawan kemacetan.

207

ALTERNATIF TAPAK

Pada gambar 3.63 merupakan alternatif tapak yang akan digunakan

sebagai area pembangunan panti asuhan , berikut adalah alternatifnya :

Gambar 3. 59 Alternatif Tapak

Sumber : aplikasi field area measure

208

ALTERNATIF LOKASI TAPAK 1

Alternatif tapak untuk proyek Panti Asuhan berada di jalan

Hanoman Raya, Krapyak, Semarang Barat.

Kekuatan Alami

Batas Tapak

- Utara : Lahan Kosong

- Timur : Lahan Kosong

- Selatan : Jalan Hanoman Raya

- Barat : Jalan Hanoman Raya

Berikut adalah batas tapak alternatif 1 yang dapat dilihat pada

tabel 3.56 :

Tabel 3. 110 Batas Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Utara Timur

Batas Barat Batas Selatan

209

Iklim

Iklim pada lokasi sekitar tapak tidak terlalu panas karena

banyak dikelilingi pepohonan. Suhu yang pada lokasi tapak

adalah sekitar 280 C.

Vegetasi

Tapak didominasi oleh area persawahan, terdapat

beberapa vegetasi yang ada di sekitar tapak yaitu pohon

bambu, pisang, pohon petai Ina, dan sengon yang dapat

dilihat pada tabel 3.57 :

Tabel 3. 111 Vegetasi Pada Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Pohon Pisang Pohon Petai Cina

Pohon Bambu Pohon Palem

210

Kecepatan Angin

Angin pada lokasi tapi memiliki kecepatan sekitar 0.8 m/s

yang tergolong kecepatan rendah.

Kekuatan Buatan

Regulasi

Regulasi yang mengatur wilayah pada lokasi tapak adalah

KDB 70 % dan KLB 1.5 dengan ketinggian bangunan

maksimum 3 lantai.

Kondisi Jalan

Tapak berada di jalan sekunder dengan lebar 16 meter

dengan sistem 2 arah dengan material jalan di sebelah barat

tapak menggunakan paing, sedangkan jalan yang berada di

sebelah selatan menggunakan beton yang dapat dilihat pada

tabel 3.58 :

Tabel 3. 112 Kondisi Jalan Sekitar Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Paving Block Beton

211

Utilitas

Ada beberapa utilitas di sekitar tapak antara lain utilitas air

kotor terbuka, jaringan listrik, jaringan telepon, air bersih

tertutup yang dapat dilihat pada tabel 3.59 :

Tabel 3. 113 Utilitas Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Tiang Telepon Utilitas Air Kotor Terbuka

Utilitas Air Bersih Tertutup Tiang Telepon

212

Amenitas Alami

View

View from site adalah permukiman, persawahan dan

jalan raya, sedangkan bea to site dapat dilihat dari jalan.

Topografi

Keadaan topografi tapak relatif datar, lokasi tapak turun

sekitar 1 meter dari jalan.

Amenitas Buatan

Jaringan Kota

Lokasi tapak berada di kelurahan Tambakharjo keadaan

jalan relatif ramai, terdapat pabrik yang berada di sekitar 200

meter dari lokasi tapak.

Citra Arsitektural

Lokasi tapak berupa tanah kosong, bangunan sekitarnya

sudah tergolong elit karena dekat dengan perumahan Graha

Padma yang dapat dilihat pada tabel 3.60 :

Tabel 3. 114 Citra Arsitektural Sekitar Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Bangunan Sekitar Bangunan Sekitar

213

Berikut adalah tabel kekurangan dan kelebihan pada tapak

alternatif 1 yang dapat dilihat pada tabel 3.61 :

Tabel 3. 115 Kekurangan dan Kelebihan Tapak 1 Sumber : Analisis Pribadi

KELEBIHAN KEKURANGAN

Terletak dekat dengan jalan utama View kurang menarik

Dekat dengan RS. Colombia Lokasi tapak tidak dilalui kendaraan

umum

Lokasi tapak dekat dengan pusat

keramaian

Lokasi tapak tidak terlihat dari jalan

sebelah barat karena tertutup pohon

bambu tinggi

Berada di tengah-tengah

permukiman warga Lokasi tapak minim vegetasi

Akses dari pusat keramaian relatif

dekat

Lokasi tapak dari pusat pendidikan

relatif dekat

ALTERNATIF LOKASI TAPAK 2

Alternatif tapak untuk proyek Panti Asuhan berada di Komplek

Graha Padma, jalan Padma Boulevard Selatan, Semarang.

Kekuatan Alami

Batas Tapak

- Utara : Saluran Air Kotor

- Timur : Lahan Kosong

- Selatan : Lahan Kosong

- Barat : Jalan Padma Boulevard

214

Berikut merupakan batas tapak alternatif 2 yang dapat dilihat

pada tabel 3.62 :

Tabel 3. 116 Batas Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Batas Utara Batas Timur

Batas Barat Batas Selatan

Iklim

Iklim pada lokasi sekitar tapak tidak terlalu panas karena

banyak dikelilingi pepohonan. Suhu yang pada lokasi tapak

adalah sekitar 280 C.

215

Vegetasi

Tapak didominasi oleh rerumputan, hanya terdapat

beberapa pohon angsana yang dapat dilihat pada tabel 3.63 :

Tabel 3. 117 Vegetasi Pada Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Pohon Angsana

Kecepatan Angin

Angin pada lokasi tapi memiliki kecepatan sekitar 0.8 m/s

yang tergolong kecepatan rendah.

Kekuatan Buatan

Regulasi

Regulasi yang mengatur wilayah pada lokasi tapak adalah

KDB 70 % dan KLB 1.5 dengan ketinggian bangunan

maksimum 3 lantai.

Kondisi Jalan

Tapak berada di jalan sekunder dengan lebar 16 meter

dengan sistem 2 arah dengan material jalan sebelah barat

216

adalah masih tanah, sedangkan sebelah utara paing blok

yang dapat dilihat pada tabel 3.64 :

Tabel 3. 118 Kondisi Jalan Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Paving Block Tanah Pasir

Utilitas

Ada beberapa utilitas di sekitar tapak antara lain utilitas air

kotor terbuka, jaringan listrik, jaringan telepon, air bersih

tertutup 3.65 :

Tabel 3. 119 Utilitas Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Tiang Telepon Utilitas Air Kotor Terbuka

217

Utilitas Air Bersih Tertutup Tiang Telepon

Amenitas Alami

View

View from site adalah permukiman, lahan kosong dan

sekolah nasional Karangturi, sedangkan view to site dapat

dilihat dari jalan.

Topografi

Keadaan topografi tapak relatif datar, berada di

ketinggian 3 meter di atas permukaan air laut

Amenitas Buatan

Jaringan Kota

Lokasi tapak relatif sepi karena perumahan di sekitar

tapak belum terlalu ramai

Citra Arsitektural

Lokasi tapak berupa tanah kosong, bangunan sekitarnya

sudah tergolong elit karena berada di perumahan Graha

Padma seperti yang terlihat pada tabel 3.36 :

218

Tabel 3. 120 Citra Arsitektural Sekitar Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Bangunan Sekitar Bangunan Sekitar

Pada tabel 3.67 menunjukkan kekurangan dan kelebihan

tapak alternatif ke 2, berikut adalah uraiannya :

Tabel 3. 121 Kekurangan dan Kelebihan Tapak 2 Sumber : Analisa Pribadi

KELEBIHAN KEKURANGAN

View karah selatan cukup bagus,

yaitu gunung ungaran Lokasi tapak jauh dari jalan utama

Berada di area yang cukup tenang,

jauh dari kebisingan

Lokasi tapak tidak dilalui kendaraan

umum

Lokasi tapak dekat dengan pusat

pendidikan Jaringan utilitas kurang lengkap

Berada di tengah-tengah

permukiman warga Lokasi tapak minim vegetasi

Lokasi tapak jauh dari pusat

keramaian

219

3.3.2 Analisa Penilaian Alternatif Tapak

a. Penilaian Alternatif Tapak

Berikut kriteria yang akan digunakan sebagai acuan pemilihan

tapak untuk Proyek Panti Asuhan :

Jauh dari daerah bencana alam,

Bebas dari daerah konflik,

Jauh dari dari daerah berpotensi kerusuhan (ext : jauh dari

stadion, area konser),

Dekat dengan pusat wisata,

Dekat dengan permukiman warga (jumlah relatif rendah)

Sekat dengan pusat kesehatan,

Dekat dengan pusat hobi,

Dekat dengan perpustakaan,

Dekat fasilitas keamanan.

Dekat dengan pusat pendidikan (dalam hal ini yang di

utamakan adalah dekat dengan sekolah Karangturi

Dari kriteria tapak di atas digunakan sebagai acuan untuk penilaian

terhadap alternatif tapak, berikut adalah tabel penilaian untuk

mendapatkan tapak yang memiliki nilai terbaik sesuai dengan kriteria

yang dapat dilihat pada tabel 3.68 :

220

Tabel 3. 122 Penilaian Alternatif Tapak Sumber : Analisa Pribadi

Nilai 10 : Kurang Nilai 20 : Cukup Nilai 30 : Baik

NO KRITERIA NILAI

TAPAK 1 TAPAK 2

1 Jauh dari daerah bencana alam 20 20

2 Bebas dari daerah konflik 30 30

3 Jauh dari dari daerah berpotensi kerusuhan 20 20

4 Dekat dengan pusat wisata 20 10

5 Dekat dengan permukiman warga 30 20

6 Dekat dengan pusat kesehatan 30 20

7 Dekat dengan pusat hobi 10 10

8 Dekat dengan perpustakaan 10 10

9 Dekat fasilitas keamanan 30 20

10 Dekat dengan pusat pendidikan 20 30

JUMLAH 220 170

Dari hasil penilaian yang telah dilakukan diatas didapat hasil

bahwa tapak yang terpilih adalah “Alternatif 1” yang berlokasi di jalan

Hanoman Raya, Krapyak, Semarang Barat.

Selanjutnya perlu untuk melakukan analisis SWOT untuk

mengetahui kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang tapak

terpilih, berikut merupakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada

tabel 3.69 di bawah ini :

Tabel 3. 123 Analisis SWOT Sumber : Analisa Pribadi

ANALISIS SWOT

STRENGHT

Lokasi berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat

yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial antara

penghuni panti asuhan dengan masyarakat sekitar

221

Lokasi tapak mudah dicapai walaupun tidak berada di jalur

utama jalan propinsi, lokasinya relatif dekat dengan jalur

utama propinsi

Jalan menuju lokasi tapak cukup bagus dan lebar serta

sudah terpisah antar arahnya

Lokasi tapak relatif tenang dari suara kebisingan

kendaraan dan lain-lain

Utilitas yang terdapat di sekitar lokasi tapak lengkap

WEAKNESS

- Lokasi tapak tertutup pohon bambu jika dilihat dari

sebelah barat tapak

- Lokasi tapak sangat minim vegetasi

- Lokasi tapak merupakan area pertambakan jadi perlu

pengurugan terlebih dahulu

OPPORTUNITY

- Tapak berada di lingkungan dekat permukiman penduduk

diharapkan dengan adanya pelatihan keterampilan di

Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini dapat

dijadikan sebagai peningkat perekonomian masyarakat

sekitar.

THREAT - Lokasi tapak memungkinkan terjadi kemacetan di jalan

sekitar saat ada event besar di panti asuhan.

b. Program Dasar Lahan Tapak

Salah satu kekurangan tapak terpilih adalah merupakan lahan

yang berupa area persawahan dan juga berada pada di bawah

ketinggian jalan, dengan kondisi semacam itu maka perlu program

untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang dilakukan adalah

bagaimana membuat lahan persawahan menjadi lahan yang kering

untuk digunakan sebagai permukiman yang dapat dilihat pada tabel

3.70 :

222

Tabel 3. 124 Kekurangan Tapak Tepilih Sumber : Dokumentasi Pribadi

Lahan Persawahan

Ada beberapa langkah untuk mengatasi masalah di atas, berikut

adalah penjelasannya :

Yang pertama dapat dilakukan dengan pemasangan cerucuk

bambu, hal ini dilakukan agar tanah lebih stabil sebelum

dilakukan pengurukan yang dapat dilihat pada gambar 3.75 di

bawah ini.

Gambar 3. 60 Pemasangan Cerucuk Bambu Sumber : http://www.slideshare.net/wostagreenbones/presentasi-bendung-

bambu-sederhana-tahan-gempa

223

Selanjutnya dapat dilakukan pengurukan tanah sesuai

dengan ketinggian yang di inginkan, alangkah lebih baik untuk

menguruk tanah selevel dengan jalan ataupun di atas elevasi

jalan yang dapat dilihat pada gambar 3.76.

Gambar 3. 61 Pengurukan Tanah

Sumber : https://abufawaz.files.wordpress.com/2011/09/23.jpg

Setelah melakukan pengurukan selanjutnya adalah dilakukan

pemadatan, pemadatan dapat secara alami maupun dengan

alat berat yang dapat dilihat pada gambar 3.77.

Gambar 3. 62 Pemadatan Tanah

Sumber : http://tanahuruganmurah.blogspot.co.id/p/gallery.html

Diamkan tanah urukan sampai beberapa bulan dan tunggu

sampai tanah benar-benar padat dan siap untuk dilakukan

pembangunan.

224

Jangan lupa untuk membuat pondasi talud pada keliling

urukan agar tanah urukan tidak longsor dan tanah tidak

bergeser supaya tanah lebih stabil yang dapat dilihat pada

gambar 3.78.

Gambar 3. 63 Pondasi Talud

Sumber : http://batuanten.cilongokkec.banyumaskab.go.id/read/18760/talud-lapangan-desa-batuanten-bansus-sudah-selesai-dilaksanakan

Selain itu dapat menggunakan alternatif lain yaitu dengan

menggunakan struktur pondasi yang cocok digunakan pada tanah

yang memiliki daya dukung tanah rendah seperti lahan persawahan

dan rawa

Strauss Pile

Merupakan pondasi bor piala manual tenaga manusia,

pada lahan tapak yang berupa sawah yang lunak serta basah,

pondasi ini dapat digunakan sebagai pondasi pagar dinding

beton penahan tanah secara mengeliling dan selanjutnya

dapat dilakukan pengeringan tanah dengan cara diurug dan

dipadatkan, selain itu pondasi ini juga dapat digunakan

sebagai pondasi bangunan pada lahan tapak yang berupa

225

persawahan. Berikut adalah pondasi strauss pile yang dapat

dilihat pada gambar 3.79.

Gambar 3. 64 Pondasi Strauss Pile Sumber : http://www.strauss-pile.cara-membuat-strauss-pile.html

Pondasi Rakit (Mat Foundation)

Pada lahan bekas sawah ini, tanah permukaan sawah

yang lunak dikupas dibuang sampai kelapisan tanah yang

cukup keras, dengan begitu daya dukung tanah akan lebih

tinggi dan selanjutnya dilakukan pemasangan pondasi rakit,

pondasi rakit ini memiliki kelebihan apabila bangunan

mengalami penurunan, semua struktur yang berhubungan

dengan pondasi ini akan mengalami penurunan secara

bersama-sama karena struktur bangunan ini melebar ke

seluruh bangunan yang ada dibawahnya yang dapat dilihat

pada gambar 3.80.

Gambar 3. 65 Pondasi Rakit

Sumber : www.googlesearch.com

226

Pondasi Sumuran

Karena tanah sawah merupakan tanah basah dan

memungkinkan daya dukung tinggi tanahnya lebih lebih dari

1.5 meter maka dapat menggunakan pondasi sumuran,

pondasi ini dapat digunakan pada area yang memiliki daya

dukung cukup dalam. Aplikasi pondasi ini hanya menggali

tanah untuk pondasi sedalam lapisan tanah yang memiliki

daya dukung tinggi, biasanya cocok digunakan untuk tanah

yang memiliki daya dukung tanah tinggi sedalam kurang dari

3 meter.

3.4 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Psikologi Anak

3.4.1 Tinjauan Karakteristik Warna

Warna dalam sebuah ruangan cukup berperan penting jika

dihubungkan dengan psikologi anak, warna dapat membantu untuk

merangsang kreativitas, kepercayaan diri serta ekspresi anak,

menurut Anita Rui Olds (Gitta Jesslyn, Panti Asuhan Katolik,

2014:129) warna mempunyai karakteristik yang dapat mempengaruhi

psikologi sebagai berikut :

- Putih, melambangkan kedamaian, kegembiraan, kesucian dan

kebersihan.

24. Jesslyn, Gitta. 2014. Panti Asuhan Katolik. Semarang : Universitas Katolik

Soegijapranata.

227

- Kuning, memberikan efek menenangkan dan dapat merangsang

aktivitas otot.

- Biru, menandakan perdamaian, keyakinan , memberikan tidur

yang baik di malam hari.

- Hijau, memberikan efek kesegaran, membantu membuat harga

diri dan menyalakan harapan.

- Merah, warna yang menarik yang memberikan gairah dan

semangat.

- Ungu, warna yang menandakan kekuasaan, kemewahan, warna

ungu yang agak gelap dapat kebangkitan rasa frustrasi dan

kesedihan.

- Cokelat dan Abu-abu, warna yang ideal untuk sak yang sangat

aktif (hiperaktif), warna ini dap memberikan kehangatan, relaksasi

dan keamanan.

3.4.2 Sifat Karakter Anak

Jika dilihat dari sudut pandang mengenai sifat dan karakter anak

sangat bermacam-macam, di sini saya mencoba untuk

mengidentifikasikan karakter dan sifat anak yang dapat menentukan

perancangan arsitektur panti asuhan :

- Kedekatan dengan Keluarga, kita harus sadar bahwa sejatinya

anak mempunyai hubungan kedekatan dengan keluarganya,

keluarga merupakan tempat di mana anak mendapat kasih

228

sayang, perhatian, rasa aman nyaman serta lain-lain, sudah

seharusnya bahwa panti asuhan harus dapat mencerminkan

sosok keluarga terhadap diri anak asuhnya.

- Anak Usia 6-12 Tahun, secara garis besar rentan usia anak 6-12

tahun sangat kental dengan usia bermain, senang bergerak,

senang bekerja dalam kelompok, senang melakukan sesuatu

secara langsung (praktisi langsung), rasa ingin tahu terhadap hal

baru sangat tinggi, memiliki rasa takut akan kegelapan, suka

mencari perhatian dari orang sekitar, senang meniru, dan pada

usia ini biasanya anak lebih mudah untuk dibentuk karakternya.

- Anak Usia 12-15 Tahun, biasanya dalam usia ini termasuk dalam

usia anak SMP, umumnya mempunyai karakteristik menyukai

lawan jenis, rasa ingin menyendiri dan ada juga rasa ingin selalu

bergaul, mempunyai keinginan untuk bebas (dunia pergaulannya

semakin luas), mulai mempertanyakan mengenai sifat dan

eksistensi keadilan Tuhan, emosi masih labil dan cenderung

bermusuhan, sudah mulai mempunyai minat terhadap sesuatu

(hobi) dan masih suka untuk bermain dengan teman sebaya

dengan berkelompok, rasa ingin tahu terhadap sesuatu sangat

tinggi,

- Anak Usia 16-18 Tahun, memiliki karakter ingin menyendiri,

cenderung lebih bersifat sosial, tingkat kebutuhan akan informasi

229

sangat tinggi, tingkat keaktifan semakin berkurang, mulai suka

untuk mengembangkan keterampilan.