BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/40045/4/BAB III.pdf · Basis pengetahuan...

24
18 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan perancangan sistem dari aplikasi yang akan dibuat untuk klasifikasi status gizi pada balita 0-60 bulan di desa Tegalgondo, Karangploso Malang. 3.1 Analisa Dan Gambaran Umum Masalah gizi di Indonesia merupakan masalah nasional, di mana balita umur 0-60 bulan yang paling rentan terkena masalah gizi di antaranya adalah masalah gizi kurang bahkan gizi buruk. Pada usia 0-60 bulan merupakan masa pertumbuhan yang paling baik, dimana pada usia ini kesehatan balita serta status gizinya dapat dijadikan acuan mengenai kesehatannya di masa yang akan datang. Kekurangan gizi sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pengetahuan, kemiskinan, karena adanya suatu penyakit dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya aplikasi yang akan dibuat ini dapat membantu para ahli dibidangnya dalam menyelesaikan masalah gizi kurang bahkan gizi buruk khususnya di desa Tegalgondo, Karangploso Malang. 3.1.1 Kebutuhan Hardware Hardware (perangkat keras) merupakan perangkat yang akan digunakan sebagai alat dalam memproses atau menjalankan perangkat lunak ( software ). Dalam pembuatan aplikasi ini, kebutuhan perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : Processor : Intel® Core™ i3-2310M CPU @2.10GHz,-2.1GHz Memory : 2048 MB RAM Lain-lain :keyboard, mouse

Transcript of BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/40045/4/BAB III.pdf · Basis pengetahuan...

  • 18

    BAB III

    ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan perancangan sistem

    dari aplikasi yang akan dibuat untuk klasifikasi status gizi pada balita 0-60 bulan

    di desa Tegalgondo, Karangploso Malang.

    3.1 Analisa Dan Gambaran Umum

    Masalah gizi di Indonesia merupakan masalah nasional, di mana balita

    umur 0-60 bulan yang paling rentan terkena masalah gizi di antaranya adalah

    masalah gizi kurang bahkan gizi buruk. Pada usia 0-60 bulan merupakan masa

    pertumbuhan yang paling baik, dimana pada usia ini kesehatan balita serta status

    gizinya dapat dijadikan acuan mengenai kesehatannya di masa yang akan datang.

    Kekurangan gizi sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

    pengetahuan, kemiskinan, karena adanya suatu penyakit dan lain sebagainya.

    Diharapkan dengan adanya aplikasi yang akan dibuat ini dapat membantu para

    ahli dibidangnya dalam menyelesaikan masalah gizi kurang bahkan gizi buruk

    khususnya di desa Tegalgondo, Karangploso Malang.

    3.1.1 Kebutuhan Hardware

    Hardware (perangkat keras) merupakan perangkat yang akan digunakan

    sebagai alat dalam memproses atau menjalankan perangkat lunak ( software ).

    Dalam pembuatan aplikasi ini, kebutuhan perangkat keras yang digunakan adalah

    sebagai berikut :

    Processor : Intel® Core™ i3-2310M CPU @2.10GHz,-2.1GHz

    Memory : 2048 MB RAM

    Lain-lain :keyboard, mouse

  • 19

    3.1.2 Kebutuhan Software

    Software (Perangkat lunak) adalah aplikasi yang nantinya akan

    digunakan untuk membuat aplikasi. Untuk membuat aplikasipada tugas

    akhir ini nanti yang akan digunakan adalah software sebagai berikut :

    Operating system: Windows 7 Ultimate 32bit

    Java Develoment Kit (JDK) Versi 8.1

    Java Runtime Environment (JRE) Versi 8.1

    Netbeans IDE Versi 7.0

    Mysql Workbench 5.2 CE

    Xampp Control Panel v3. 1.0.3.1.0

    3.2 Akurasi Pengetahuan

    Akuisasi Pengetahuan dari klasifikasi status gizi pada balita didapat dari:

    1. Wawancara, dengan dokter ahli gizi anak.

    2. Buku dan Data Tentang Faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita

    klasifikasi status gizi pada balita membutuhkan basis pengetahuan di sertai

    keabsahan data yang valid. Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang di

    butuhkan oleh sistem,sedangkan inferensi di butuhkan untuk menganalisa

    faktor lain yang mendukung keadaan status gizi balita sehingga didapatkan

    sebuah kesimpulan. Basis pengetahuan terdiri dari data balita berupa berat

    badan, tinggi badan, pola makan, pola asuh, tingkat pegetahuan pengasuh

    balita tentang kesehatan anak.

    3.3 Analisa Kebutuhan Sistem

    Untuk mempermudah menentukan keseluruhan kebutuhan sistem secara

    lengkap dan tepat, maka kebutuhan sistem di bagi menjadi 2 jenis. Jenis pertama

    adalah kebutuhan fungsional (Functional Requirment). Kebutuhan fungsional

    adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya di

    lakukan oleh ssstem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi apa

    saja yang harus ada dan di hasilkan oleh sistem. Jenis Kedua adalah kebutuhan

  • 20

    non fungsional (NonFunctioanl Requirment). Requirement jenis ini adalah tipe

    requement yang berisi prilaku yang di miliki oleh sistem.

    3.3.1 Kebutuhan Fungsional

    Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan utama yang harus ada agar sistem

    dapat berjalan. Berikut adalah kebutuhan fungsional yang dimiliki sistem :

    1. Sistem dapat melakukan input data berupa jenis kelamin anak, umur,

    berat badan, penghasilan orang tua, pendidikan ibu serta jumlah point

    pengetahuan ibu berdasarkan data kuisioner yang telah di isi.

    2. Sistem dapat melakukan preprocessing data.

    3. Sistem dapat menghitung bobot tiap masukan data dan melanjutkan ke

    hidden layer.

    4. Sistem dapat melakukan klasifikasi status gizi berdasarkan data

    training yang telah tersedia pada database.

    3.3.2 Kebutuhan Non-Fungsional

    Kebutuhan non-fungsional adalah sesuatu yang di perlukan oleh

    sistem agar dapat berjalan dengan optimal. Berikut adalah kebutuhan non

    fungsional sistem yaitu :

    1. Sistem dapat menunjukkan hasil klasifikasi status gizi pada balita.

    2. Sistem dapat menunjukkan hasil Accuracy, Precision dan Recall.

    3.4 Perancangan Sistem

    Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user

    mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan di buat

    serta diimplemenasikan. Untuk memulai membangun sebuah program yang

    berupa sistem klasifikasi status gizi, maka penulis terlebih dahulu merencanakan

    alur kerja berdasarkan kebutuhan user yang akan menggunakan sistem tersebut.

  • 21

    Gambar 3.1 Alur Perancangan Sistem

    3.4.1 Alur Perancangan Sistem

    a. Pengumpulan data

    Pengumpulan data di lakukan dengan dua cara yaitu, pengisian

    kuisiner dan wawancara. Pada lembaran kuisiner, terdapat beberapa data yang

    harus diisi oleh ibu/pengasuh balita yaitu pendidikan terakhir ibu, penghasilan

    orang tua balita dimana penghasilan yang di maksudkan adalah penghasilan

    bersih. Penghasilan bersih tersebut sudah dikurangi dengan uang listrik

    bulanan, PDAM, asuransi, kredit dll.

    Adapun point dari pengetahuan ibu/pengasuh di dapatkan dari hasil

    pengakumulasian point, dimana terdapat 50 soal yang harus di jawab pada

    lembar kuisioner dan masing-masing soal memiliki bobot nilai yang telah

    ditentukan. Data yang berupa jenis kelamin anak, berat dan umur dapat di lihat

    dari hasil KSM terakhir pada balita. Data balita pada kartu KSM dapat

    memperlihatkan staus gizi balita, apakah dia termasuk gizi baik tau gizi

    kurang. Contoh gambar kuisioner ada pada halaman lampiran.

    b. Preprocessing (data cleaning)

    Yang dilakukan dalam proses berikut ada dua proses yaitu feature

    selection dan normalisasi data. Feature selection yaitu memilih fitur-fitur apa

    saja yang dibutuhkan sebagai parameter dalam aplikasi yang akan dibuat,

    sedangkan normalisasi data yaitu membersihkan data-data yang tidak valid.

    Pada Feature selection di dapatkan enam parameter yaitu jenis kelamin, berat

    badan, umur, penghasilan orang tua, nilai pengetahuan orang tua serta tingkat

  • 22

    penddidikan ibu. Selanjutnya proses normalisasi data sendiri yaitu membuang

    data-data yang tidak di perlukan oleh sistem, seperi nama, anak,nama ortu,

    alamat dll.

    c. Pembobotan

    Inisialisasi input dan bobot adalah pemberian nilai awal untuk input dan

    bobot pada jaringan backpropagation. Penentuan bobot awal koneksi, untuk

    menentukan nilai dari bobot koneksi awal Vnj dan Wjk diinisialisasi dengan

    cara random dengan nilai jangkauan [-0.5,+0.5].

    d. Data Training

    Tahap selanjutnya yaitu melakukan implementasi kedalam algoritma

    Artificial Neural Network (ANN) backpropagation . Terdapat beberapa proses

    perhitungan yang di lakukan pada proses training algoritma Backproagation

    agar jaringan dapat mengenali pola dengan baik. Gambar 3.2 berikut untuk

    mengetahui detail proses algoritma Backpropagation.

  • 23

    Gambar 3.2 Training algoritma ANN Backpropagation

    Terdapat beberapa proses atau tahap yang di lakukan ketika

    melakukan training training pada algoritma backpropagation, yaitu

    membaca input proses prepocessing, inisialisasi nilai input dan bobot,

    melakukan proses training dan iterasi, menghitung nilai error dan

    bobot, melakukan pengecekan nilai error, update bobot, stop proses

    training lalu menyimpan nilai bobot akhir.

    1. Membaca input dari preprocessing adalah proses pengambilan

    nilai yang nantinya akan digunakan untuk input jaringan pada

  • 24

    algoritma backpropagation. Inisialisasi input dan bobot adalah

    pemberian nilai awal untuk input dan bobot pada jaringan

    backpropagation. Nilai dari bobot koneksi awal Vnj dan Wjk di

    inisialisasi dengan cara random yatu dengan nilai jangkauan [-

    0.5, +0.5]

    2. Proses training adalah proses pemberian nilai awal dari iterasi

    yang akan dilakukan, iterasi akan terus dilakukan sampai nilai

    error pada jaringan backpropagation sudah terpenuhi.

    3. Perhitungan nilai error dan bobot adalah perhitungan nilai error

    dan bobot yang ada pada jaringan backpropagation. Setelah

    perhitungan nilai error selesai, maka akan dilakukan pengecekan

    nilai error, jika nilai error dianggap belum memenuhi target

    error, maka akan dilakukan kembali proses training dengan

    bobot-bobot terbaru. Namun jika nilai error sudah dianggap

    memenuhi target error, maka jaringan backpropagationakan

    menghentikan proses training dan menyimpan nilai dari bobot

    akhir yang diperoleh yang nantinya akan digunakan sebagai

    bobot dalam pengujian jaringan backpropagation.

    e. Klasifikasi

    Penentuan klasifikasi status gizi menggunakan Z-Skor atau standar deviasi

    unit (SD) sebagai batas ambang kategori dan di gunakan untuk meneliti atau

    memantau pertumbuhan serta mengetahui klasifikasi status gizi. Z-Skor dapat

    di hitung dengan menggunakan rumus

    Gambar 3.3 Rumus Z-Skor

    Kategori status gizi menurut indks (BB/U) dan batasan-batasannya.

    Berdasarkan hasi keputusan Menteri Kesehatan R.I No.

    920/Menkes/SK/VIII/2002, untuk menggunakan rujukan baku World

  • 25

    Health Organization-National Center for Health Statistics (WHO-NCHS)

    dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut :

    Indeks Status Gizi Ambang Batas

    Berat Badan terhadap

    umur (BB/U) Gizi Baik >-2SD sampai +2SD

    Gizi Kurang

  • 26

    1 jika’SMP’. Jumlah point prilaku ibu

    terhadap pertumbuhan anak serta pola asuhnya.

    3. Menampilkan hasil klasifikasi

    3.5 Perhitungan ANN Backpropagation

    Jika semua tahap tersebut dilakukan maka dilakukan uji dan evaluasi

    aplikasi. Dalam ANN Backpropagation, algoritma pelatihan mempunyai dua fase,

    fase pertama vektor/data masukan diberikan pada layer masukan. Jaringan

    kemudian merambatkan data masukan dari layer masukan ke hidden layer

    pertama, kemudian diteruskan ke hidden layer berikutnya sampai nilai keluaran

    dibangkitkan oleh layer keluaran. Fase kedua, jika nilai/pola keluaran berbeda

    dengan nilai keluaran yang diinginkan, error akan dihitung kemudian akan

    dirambatkan balik ke layer keluaran sampai kembali ke layer masukan, Bobot

    diperbaiki selama proses perambatan balik.

    Ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah

    pada perancangan pelatihan algoritma ANN yang sangat berpengaruh,

    diantaranya:

    1. Jumlah neuron pada input layer ini berdasarkan pada jumlah variabel

    yang akan diproses.

    2. Jumlah neuron pada hidden layer, belum ada cara pasti dalam

    menentukan jumlah neuron pada hidden layer tersebut. Untuk jumlah

    neuron pada hidden layer ini tidak ditentukan. Dan jumlah pada hidden

    layer ini mempengaruhi hasil klasifikasi. Sehingga semakin banyak

    jumlah neuron pada hidden layer maka akan semakin baik hasil

    klasifikasinya namun akan memperlambat proses komputasi sitem.

    3. Jumlah neuron pada output layer, yaitu sebanyak 1 neuron dan

    menyesuaikan jumlah kelas klasifikasinya gizi baik atau gizi kurang.

    4. Bias, nilai bias ini merupakan nilai konstan yang dimiliki setiap neuron

    (kecuali neuron pada lapisan input) yang digunakan untuk memperbaiki

    keluaran jaringan agar dapat menyamai atau mendekati nilai keluaran

    yang diinginkan.

  • 27

    5. Fungsi aktivasi, fungsi aktivasi yang digunakan dalam multilayer

    perceptron yaitu sigmoid bipolar dan sigmoid biner, fungsi aktivasi

    sigmoid biner yaitu nilai sinyal keluaran y dihitung menggunakan kurva

    sigmoid dengan interval nilai keluaran mulai 0 sampai 1, sedangkan

    sigmoid bipolar yaitu dengan interval -1 sampai 1. Pada penelitian ini,

    fungsi aktivasi yang digunakan yaitu fungsi aktivasi sigmoid biner.

    6. Penentuan bobot awal koneksi, untuk menentukan nilai dari bobot

    koneksi awal Vnj dan Wjk diinisialisasi dengan cara random dengan nilai

    jangkauan [-0.5,+0.5].

    7. Laju pembelajaran (learning rate), nilai parameter laju pembelajaran ada

    dalam jangkauan 0 sampai 1. Semakin besar nilainya maka semakin

    cepat selesai proses pelatihannya. Jika terlalu kecil maka akan

    memperlambat proses pelatihan tetapi lebih menjamin hasil klasifikasi

    yang lebih baik. Umumnya nilai yang digunakan adalah 0.1 sampai 0.3.

    Pada penelitian ini, laju pembelajaran yang akan dignakan 0.1.

    8. Momentum, kecilnya nilai laju pembelajaran bias mengakibatkan proses

    pelatihan yang lama, tetapi tidak menjamin hasil yang lebih baik.

    Umumnya ditambahkan momentum untuk membantu mempercepat

    proses pencapaian target error tetapi dengan laju pembelajaran yang

    kecil.

    9. Target error, merupakan akumulasi selisih antara nilai keluaran output

    harapan dengan nilai keluaran yang didapatkan(output). Kriteria yang

    digunakan adalah Sum of Square (SSE) atau Mean of Square (MSE) ,

    menghitung nilai error = y- y’ . jika target error yang diinginkan belum

    tercapai, maka dilakukan perubahan pada bobot dan jika nilainya masih

    melebihi batas maka dilakukan pembaruan bobot.Sementara x adalah

    vector masukan (data) yang seang diproses. Dan nilai yang umum

    digunakan adalah 0.001 atau 0.0001. Pada penelitian ini criteria error

    yang digunakan 0.001 [15].

    Berikut akan di contoh perhitungan pada ANN backpropagation.

    Pada perhitungan ini, diasumsikan dengan menggunakan tabel 3.14, asumsi

  • 28

    data 1,2,3,4,5,6 dengan inputan x1, x2 dengan 2 Hiden Layer y1,y2 . dan

    Arsitektur pada gambar 3.14.

    Case : Data berupa inputan jenis kelamin balita, umur, berat badan,

    penghasilan orang tua, tingkat penddikan ibu dan jumlah point prilaku ibu

    terhadap pertumbuhan dan pola asuh anak.

    Tabel 3.2 Contoh Data

    Data D1 D2 D3 D4 D5 D6 Output

    1 2 42 14 1.250.000 1 77 1

    2 1 17 7,2 714.000 1 73 0

    3 2 27 9 868.000 1 73 0

    4 1 23 8,1 603.000 1 77 0

    5 2 7 7,1 6.057.000 2 85 1

    6 1 14 11 1.437.000 2 73 1

    Dari tabel data di atas ditemukan satuan data dengan nominal

    angka yang cukup signifikasn , yaitu adanya data yang berupa satuan

    hingga jutaan. Agar tidak ada ketimpangan data yang cukup signifikan,

    maka D4 yang berupa penghasilan dari orang tua balita akan di jadikan

    menjadi sebuah bilangan puluhan. Untuk mendapatkan nilai berupa angka

    satuan dan puluhan, maka tiap data akan di bagi dengan bilangan seratus

    ribu (10.000) dan mengambil empat angka pertama. Berikut proses

    normalisasi data berupa penghasilan orang tua:

    Data D1 D2 D3 D4 & Normalisas D5 D6 Output

    1 2 42 14 1.250.000:100.000=12.50 1 77 1

    2 1 17 7,2 714.000:100.000=7.14 1 73 0

    3 2 27 9 868.000:100.000=8.68 1 73 0

    4 1 23 8,1 603.000:100.000=6.03 1 77 0

    5 2 7 7,1 6.057.000:100.000=60.5 2 85 1

    6 1 14 11 1.437.000:100.000=14.37 2 73 1

  • 29

    Tabel 3.3 Hasil Normalisasi Data

    Keterangan :

    1 : Gizi Baik

    0 : Gizi Kurang

    D1 : Jenis kelamin balita bernilai 1 jika ‘perempuan’ dan 2 jika ‘laki-

    laki’

    D2 : Umur balita (bulan)

    D3 : Berat badan balita (kg)

    D4 : Penghasilan orang tua (rupiah)

    D5 : Pendidikan ibu bernilai 1 jika’SMP’

    D6 : Jumlah point prilaku ibu terhadap pertumbuhan anak serta pola

    asuhnya

  • 30

    Gambar 3.5 Struktur Perhitungan ANN

    a. Inisialisasi Parameter

    #Inisialisasi

  • 31

    Iterasi : #1

    #Data 1

    Fase Pertama : Menghitung Keluaran

    1. Hitung keluaran pada neuron di hidden layer Y1 sampai Y6

    Y1 = D1 * W11 + D2 * W21 + D3 * W31+ D4 * W41 + D5 * W51

    + D6 * W61 + Bias * W01

    = 2 * -0,26069 + 42 * 0.46539 + 14 * -0.12498 + 12.50 *

    0.31665 + 1 * -0.20711 + 77 * 0.43782 + 1 * 0.37468

    = 54.50690

    ∑Y1 = 1 / (1+ e-(Y1) ) = 1 / (1+ e - (54.50690) ) = 1 / 1 = 1.00000

    Y2 = D1 * W12 + D2 * W22 + D3 * W32+ D4 * W42 + D5 *

    W52 + D6 * W62 + Bias * W02

    = 2 * 0.22168 + 42 * 0.19866 + 14 * -0.17832 + 12.50 * -

    0.40371 + 1 * 0.20290 + 77 * 0.02086 + 1 * -0.31866

    = 2.73478

    ∑Y1 = 1 / (1+ e-(Y2) ) = 1 / (1+ e−(2.73478)) = 1 / 0 =0.93905

    Langkah sama sampai perhitungan Y6

    Y3 = -20.63952

    ƩY3 = 0.00000

    Y4 = -29.40742

    ƩY4 = 0.00000

    Y5 = 50.67540

    ƩY5 = 1.00000

    Y6 = -0.71446

  • 32

    ƩY6 = 0.32861

    2. Hitung keluaran pada neuron di output layer Z1

    Z1 = ∑Y1 * V11 + ∑Y2 * V21 + ∑Y3 * V31+ ∑Y4 * V41+ ∑Y5 *

    V51 + ∑Y6 * V61 + Bias * V01

    = 0.30242

    ∑Z1 = 1 / (1+e-(Z1)) = 1 / (1+(𝑒−(.60143)) = 0.57503

    Fase Kedua : Merambatkan balik error

    1. Hitung error dan gradient error pada neuron di output layer Z1

    Output harapan = 1

    Z error1 = Output harapan - ∑Z1

    = 1 - 0.57503

    = 0.42497

    δZ1 = ∑Z1 * (1- ∑Z1) * Z error1

    = 0.57503* (1 - 0.57503) * 0.35402

    = 0.1038

    Hitung selisih bobot untuk output layer ∆V11, ∆V21, ∆V31, ∆V41, ∆51, ∆61, ∆V01

    ∆V11 = Leraning rate* ∑Y1 * δZ1 = 0.1 * 1.00000 * 0.08096 =

    0.01038

    ∆V21 = Learning rate* ∑Y2 * δZ1 = 0.1 * 0.00000* 0.08096 =

    0.00975

    ∆V31 = Learning rate* ∑Y3 * δZ1 = 0.1 * 0.00000* 0.08096 =

    0.00000

    ∆V41 = Learning rate* ∑Y4 * δZ1 = 0.1 * 0.00000* 0.08096 =

    0.00000

    ∆V51 = Learning rate* ∑Y5 * δZ1 = 0.1 * 0.99918* 0.08096 =

    0.01038

  • 33

    ∆V61 = Learning rate* ∑Y6 * δZ1 = 0.1 * 0.00000* 0.08096 =

    0.00341

    ∆V01 = Learning rate* Bias * δZ1

    = 0.01038

    2. Hitung gradien error pada neuron dihidden layer

    δy1 = ∑Y1* (1- ∑Y1) * δZ1*V11

    = 0.00000

    δy2 = ∑Y2* (1- ∑Y2) * δZ1*

    =-0.00102

    δy3 = ∑Y3* (1- ∑Y3) * δZ1*V31

    = -0.00000

    δy4 = ∑Y4* (1- ∑Y4) * δZ1*V41

    = 0.00000

    δy5 = ∑Y5* (1- ∑Y5) * δZ1*V51

    = 0.00000

    δy6 = ∑Y6* (1- ∑Y6) * δZ1*V61

    = -0.00966

    3. Hitung selisih bobot untuk hidden layer ∆W11, ∆W21, ∆W31,

    ∆W41, ∆W51, ∆W61, ∆W01, ∆W12, ∆W22, ∆W32, ∆W42,

    ∆W52, ∆W62, ∆W02, ∆W13, ∆W23, ∆W33, ∆W43, ∆W53,

    ∆W63, ∆W03, ∆W14, ∆W24, ∆W34, ∆W44, ∆W54, ∆W64 ∆W04,

    ∆W15, ∆W25, ∆W35, ∆W45, ∆W55, ∆W65, ∆W05, ∆W16,

    ∆W26, ∆W36, ∆W46, ∆W56, ∆W66, ∆W06.

    # a

    ∆W11 = Learning rate* D1 *δY1 = 0.00000

    ∆W21 = Learning rate* D2 *δY1 = 0.00000

  • 34

    ∆W31 = Learning rate* D3 *δY1 = 0.00000

    ∆W41 = Learning rate* D4 *δY1 = 0.00000

    ∆W51 = Learning rate* D5 *δY1 = 0.00000

    ∆W61 = Learning rate* D6 *δY1 = 0.00000

    ∆W01 = Learning rate* Bias*δY1 = 0.00000

    # b

    ∆W12 = Learning rate* D1 *δY2 = -0.00020

    ∆W22 = Learning rate* D2 *δY2 = 0.00427

    ∆W32 = Learning rate* D3 *δY2 = -0.00142

    ∆W42 = Learning rate* D4 *δY2 = -0.00127

    ∆W52 = Learning rate* D5 *δY2 = -0.00010

    ∆W62 = Learning rate* D6 *δY2 = -0.00783

    ∆W02 = Learning rate* Bias * δY2 = -0.00010

    #c

    ∆W13 = Learning rate* D1 *δY3 =-0.00000

    ∆W23 = Learning rate* D2 *δY3 = -0.00000

    ∆W33 = Learning rate* D3 *δY3 -0.00000

    ∆W43 = Learning rate* D4 *δY3 = -0.00000

    ∆W53 = Learning rate* D5 *δY3 = -0.00000

    ∆W63 = Learning rate* D6 *δY3 = -0.00000

    ∆W03 = Learning rate* Bias * δY3 = -0.00000

    #d

    ∆W14 = Learning rate* D1 *δY4 = 0.00000

    ∆W24 = Learning rate* D2 *δY4 = 0.00000

    ∆W34 = Learning rate* D3 *δY4 = 0.00000

    ∆W44 = Learning rate* D4 *δY4 = 0.00000

    ∆W54 = Learning rate* D5 *δY4 = 0.00000

    ∆W64 = Learning rate* D6 *δY4 =0.00000

    ∆W04 = Learning rate* Bias * δY4 =0.00000

    #e

    ∆W15 = Learning rate* D1 *δY5 = 0.00000

    ∆W25 = Learning rate* D2 *δY5 = 0.00000

  • 35

    ∆W35 = Learning rate* D3 *δY5 = 0.0000

    ∆W45 = Learning rate* D4 *δY5 = 0.00110

    ∆W55 = Learning rate* D5 *δY5 = 0.00000

    ∆W65 = Learning rate* D6 *δY5 = 0.00000

    ∆W05 = Learning rate* Bias * δY3 = 0.00000

    #f

    ∆W16 = Learning rate* D1 *δY6 = -0.00193

    ∆W26 = Learning rate* D2 *δY6 = -0.04057

    ∆W36 = Learning rate* D3 *δY6 = -0.01352

    ∆W46 = Learning rate* D4 *δY6 = -0.01208

    ∆W56 = Learning rate* D5 *δY6 = -0.00097

    ∆W66 = Learning rate* D6 *δY6 = -0.07439

    ∆W06 = Learning rate* Bias * δY6 = -0.00097

    Update bobot

    W11 = W11 + ∆W11 = -0.26069

    W12 = W12 + ∆W12 = 0.22168

    W13 = W13 + ∆W13 = -0.20446

    W14 = W14 + ∆W14 = 0.05301

    W15 = W15 + ∆W15 = 0.01287

    W16 = W16 + ∆W16 = -0.12626

    W21 = W21 + ∆W21 = 0.46539

    W22 = W22 + ∆W22 = 0.19866

    W23 = W23 + ∆W23 = -0.15703

    W24 = W24 + ∆W24 =-0.39100

    W25 = W25 + ∆W25 = 0.43265

    W26 = W26 + ∆W26 = 0.21671

    W31 = W31 + ∆W31 = 0.12498

    W32 = W32 + ∆W32 = -0.17832

    W33 = W33 + ∆W33 = -0.26341

  • 36

    W34 = W34 + ∆W34 = -0.12980

    W35 = W34 + ∆W35 = 0.36653

    W36 = W36 + ∆W36 = -0.18720

    W41 = W41 + ∆W41 = 0.31665

    W42 = W42 + ∆W42 = -0.40371

    W43 = W43 + ∆W43 = -0.19894

    W44 = W44 + ∆W44 = -0.20587

    W45 = W45 + ∆W45 = -0.03411

    W46 = W46 + ∆W46 = -0.44948

    W51 = W51 + ∆W51 = -0.20711

    W52 = W52 + ∆W52 = 0.20290

    W53 = W53 + ∆W53 = 0.29648

    W54 = W54 + ∆W54 = 0.11851

    W55 = W55 + ∆W55 = -0.35276

    W56 = W56 + ∆W56 = -0.44540

    W61 = W61 + ∆W61 = 0.43782

    W62 = W62 + ∆W62 = 0.02086

    W63 = W63 + ∆W63 = -0.09497

    W64 = W64 + ∆W64 = -0.11279

    W65 = W65 + ∆W65 = 0.36706

    W66 = W66 + ∆W66 = -0.01650

    W01 = W01 + ∆W01 = -0.23153

    W02 = W02 + ∆W02 = -0.31856

    W03 = W03 + ∆W03 = -0.44464

  • 37

    W04 = W04+ ∆W04 = -0.13454

    W05 = W05+ ∆W05 = -0.11658

    W06 = W06+ ∆W06 = 0.39144

    V11 = V11 + ∆V11 = 0.10499

    V21 = V21 + ∆V21 = -0.17099

    V31 = V31 + ∆V31 = -0.13224

    V41 = V41 + ∆V41 = 0.13225

    V51 = V51 + ∆V51 = 0.14034

    V61 = V61 + ∆V61 = -0.42164

    V01 = V01 + ∆V01 = 0.36430

  • 38

    #Data 2

    Perhitungan sama hingga data ke 6.

    4. Hasil Training didapatkan nilai SSE : 0.78552

    SSE = 0.5 * ( Z error1 ^ 2 + Z error2 ^2 + Z error3 ^2 + Z error4 ^2+

    Z error5 ^2+ Z error6 ^2) = 0.78552

  • 39

    dan iterasi akan terhenti jika nilai SSE telah memenuhi target yaitu

    0,001.

    3.4 User Interface

    Pembuatan aplikasi sangat di mudahkan dengan adanya user

    interface, dimana user interface merupakan penghubung atau penerjemah

    informasi antara pengguna dengan computer.

    a. Gambar 3.16 Tampilan Interface

    Gambar 3.6 Tampilan Interface

    Pada gambar 3.17 merupakan tampilan awal dari Aplikasi

    Klasifikasi Status Gizi Balita 0-60 bulan yang penulis rancang. Dalam

    tampilan awal tersebut terdapat dua menu login yaitu login admin dan

    user.Untuk dapat login, admin garus memasukkan username dan password

    terlebuh dahulu, sedangkan user tidak memilikiusername dan password.

    b. Gambar 3.18 Menu Login Admin

  • 40

    Gambar 3.7 Desain Menu Login Admin

    c. Gambar 3.19 Desain Menu Utama

    Gambar 3.8 Desain Menu Utama

    Dalam menu-menu yang telah di rancang, terdapat sub-sub

    menu di dalamnya. Berikut adalah penjelasannya :

    a. Menu Utama

    Menu utama adalah menu yang berisi tentang hal umum yang di

    lakukan pada sistem diantaranya sebagai berikut:

    Input Data : Untuk melakukan penginputan data.

    Klasifikasi : Untuk melihat hasil klasifikasi

    About : Tentang Klasifikasi Status Gizi dan algoritma

    ANN

    Logout : Keluar dari aplikasi

    a. Menu Umum

    Training : Untuk melakukan proses training data

    Testing : Untuk melihat hasil perbandingan klasifikasi status

    gizi balita.

    o Precision : Ketetapan sistem dalam

    mengklasifikasikan data.

    o Recall : Untuk mengetahui keberhasilan sistem

    dalam meng-klasifikasikan data.

  • 41

    o Accuracy : Untuk melihat tingkat keakuratan sistem.

    b. Gambar 3.20 Menu Utama User

    Gambar 3.9 Menu Utama User

    User hanya dapat menginput data yang diinginkan serta

    menampilkan hasil klasifikasi dari data tersebut.