BAB III

19
BAB III PERANCANGAN BANGUNAN A. Konsep Perancangan Bangunan Pada dasarnya bangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Kendari adalah bangunan kesehatan yang memfasilitasi pelayanan kesehatan ibu dan anak (purna melahirkan, melahirkan, pasca melahirkan) Penerapan konsep perencanaan pada bangunan adalah sebagai berikut: 1) Pada bentuk dasar bangunan, yaitu penerapan konsep analogy bentuk badan ibu hamil 2) Pada bentuk bangunan disesuaikan dengan fungsi di dalamnya dimana kesan yang ingin dicapai melalui penerapan bentuk adalah formal dan dinamis, maka: - Pada bagian badan digunakan sebagai area yang membutuhkan efisiensi ruang yang tinggi yakni unit bedah sentral, IGD, unit persalina, laboratorium, unit farmasi, hall, dan lain-lain - Pada bagian bangunan yang berbentuk setengah lingkaran (seperti perut ibu hamil) digunakan sebagai area yang memiliki kesan dinamis, yakni unit-unit perawatan

description

guit7

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

PERANCANGAN BANGUNAN

A. Konsep Perancangan Bangunan

Pada dasarnya bangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Kendari adalah

bangunan kesehatan yang memfasilitasi pelayanan kesehatan ibu dan anak

(purna melahirkan, melahirkan, pasca melahirkan)

Penerapan konsep perencanaan pada bangunan adalah sebagai berikut:

1) Pada bentuk dasar bangunan, yaitu penerapan konsep analogy bentuk

badan ibu hamil

2) Pada bentuk bangunan disesuaikan dengan fungsi di dalamnya dimana

kesan yang ingin dicapai melalui penerapan bentuk adalah formal dan

dinamis, maka:

- Pada bagian badan digunakan sebagai area yang membutuhkan

efisiensi ruang yang tinggi yakni unit bedah sentral, IGD, unit

persalina, laboratorium, unit farmasi, hall, dan lain-lain

- Pada bagian bangunan yang berbentuk setengah lingkaran (seperti

perut ibu hamil) digunakan sebagai area yang memiliki kesan dinamis,

yakni unit-unit perawatan

3) Jumlah lantai yang direncanakan adalah 8 lantai tower, namun pada

perancangannya, jumlah lantai tower menjadi 11 lantai dikarenakan luas

lantai 3 & 4 pada perencanaan disesuaikan dengan luas lantai dasar tower.

Dimana:

Luas lantai dasar tower : 3378 m2

Luas lantai 3 dan 4 (masing-masing) : 4378 m2

Sehingga lantai perawatan 3 & 4 diubah menjadi 3 lantai, sehingga

masing-masing lantai menjadi 3000 m2

Page 2: BAB III

Kemudian ditambahkan top floor sebagai tempat tower dan mesin AC

sentral seluas

B. Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Fasilitas Ruang

1. Fasilitas Untuk Kegiatan Utama (Purna melahirkan, melahirkan, pasca

melahirkan)

a) Instalasi Gawat Darurat

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang informasi dan administrasi

(3) Ruang first aid

(4) Ruang tindakan

(5) Ruang perawatan

(6) Lavatory

(7) Ruang obat

(8) Ruang alat

(9) Bank darah

(10) Ruang ganti

(11) Ruang dokter

(12) Ruang perawat

(13) Storage dan stretcher

b) Instalasi Rawat Jalan

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang pemeriksaan

(3) Poli umum

(4) Poli gigi dan mulut

(5) Poli kandungan

(6) Poli kesehatan ibu dan anak

(7) Poli mata

(8) Poli THT

(9) Ruang tindakan

Page 3: BAB III

c) Unit Kebidanan dan Penyakit Kandungan

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang persiapan

(3) Ruang bersalin

(4) Ruang dokter

(5) Ruang paramedic

(6) Ruang alat dan bahan

(7) Ruang linen

(8) Ruang stretcher

(9) Lavatory

d) Instalasi Bedah Sentral

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang persiapan

(3) Ruang streril

(4) Ruang Operasi

(5) Ruang Ganti

(6) Ruang scrup up

(7) Ruang anestesi

(8) Ruang control

(9) Ruang recovery

(10) Ruang alat dan obat

(11) Ruang dokter

(12) Ruang perawat

(13) Lavatory

e) Pelayanan NICU & ICU

(1) Nurse station

(2) Ruang ICU

(3) Ruang NICU

(4) Ruang Dokter

(5) Ruang linen

(6) Lavatory

Page 4: BAB III

(7) Ruang alat da obat

(8) Storage dan stretcher

(9) Perawat

(10) Ruang isolasi

(11) Ruang tunggu

f) Instalasi Rawat Inap

(1) Nurse station

(2) Ruang rawat ibu

- Ruang perawatan kelas III

- Ruang perawatan kelas II

- Ruang perawatan kelas I

- Ruang perawatan kelas VIP

- Ruang perawatan kelas VVIP

(3) Ruang rawat anak (0-5 tahun)

- Ruang perawatan kelas II

- Ruang perawatan kelas I

- Ruang perawatan kelas VIP

- Ruang perawatan kelas VVIP

(4) Ruang rawat anak (5-12 tahun)

- Ruang perawatan kelas II

- Ruang perawatan kelas I

- Ruang perawatan kelas VIP

- Ruang perawatan kelas VVIP

(5) Ruang tindakan

(6) Ruang janitor

(7) Gudang linen dan gas

(8) Pantry

(9) Storage

(10) Ruang tunggu

Page 5: BAB III

2. Fasilitas Untuk Kegiatan Pelengkap

a) Multifunction room/Hall

b) Musholla

c) Toko perlengkapan bayi

d) ATM center

e) Cafetaria

f) Indoor playground

g) Indoor garden

3. Fasilitas Untuk Kegiatan Penunjang

a) Unit Radiologi

(1) Ruang tuggu

(2) Ruang pendaftaran

(3) Ruang ganti

(4) Ruang dokter

(5) Ruang konsultasi

(6) Ruang X-ray

(7) RuangCT Scan

(8) Ruang USG

(9) Ruang Gelap

(10) Ruang control

(11) Lavatory

(12) Ruang alat

(13) Ruang staff

b) Instalasi Laboratorium

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang pendaftaran

(3) Ruang observasi

(4) Ruang sampling

(5) Ruang pengambilan darah

Page 6: BAB III

(6) Ruang laboratorium

(7) Ruang penyimpanan file

(8) Lavatory

(9) Ruang obat

(10) Ruang alat

c) Unit Rehabilitasi Medik

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang administrasi dan pendaftaran

(3) Ruang konsultasi

(4) Ruang fisioterapi

(5) Ruang senam dan yoga

(6) Ruang hidroterapi

(7) Ruang terapi O2

(8) Lavatory

(9) Ruang ganti

(10) Ruang dokter

(11) Ruang perawat

(12) Ruang obat

(13) Ruang alat

d) Unit administrasi

(1) Ruang tunggu

(2) Ruang direktur

(3) Ruang direksi

(4) Ruang staff medic

(5) Ruang staff keperawatan

(6) Ruang staff SDA

(7) Ruang staff keuangan

(8) Ruang staff umum & operasional

(9) Ruang rapat

(10) Lavatory

e) Unit Farmasi

Page 7: BAB III

(1) Ruang tunggu

(2) Counter resep

(3) Ruang peracikan obat

(4) Ruang Pengepakan

(5) Kasir

(6) Apotik/counter penyerahan obat

(7) Lavatory

(8) Gudang obat dan bahan obat

(9) Ruang karyawan

(10) Ruang Apoteker

f) Medikal Record

(1) Ruang rekam medic

(2) Ruang simpan file

(3) Ruang staff

(4) Lavatory

g) Unit pemulasaraan jenazah

(1) Ruang simpan jenazah

(2) Ruang memandikan jenazah

(3) Ruang tunggu

(4) Ruang otopsi

(5) Ruang parker ambulance

(6) Ruang stretcher

(7) Ruang staff dan wc

h) Bank Darah & Medical Gasses

4. Fasilitas Untuk Kegiatan Public / Umum

a) Lobby utama

b) Ruang informasi

c) Ruang pendaftaran poli

d) Ruang security

Page 8: BAB III

5. Fasilitas Untuk Kegiatan Service

a) Unit Mekanikal, elektrikal, dan maintenance gedung

(1) Ruang genset

(2) Ruang ME

(3) Ruang maintenance & gudang

(4) Ruang pompa dan pipa

b) Instalasi gizi

(1) Loading dock

(2) Ruang simpan kering

(3) Ruang simpan basah

(4) Ruang persiapan

(5) Ruang memasak

(6) Ruang pendingin

(7) Ruang istirahat

(8) Lavatory

(9) Ruang ahli gizi

(10) Ruang staff

c) Servis dan Keamanan

(1) Ruang pusat keamanan dan CCTV

(2) Ruang cleaning service

(3) Ruang sampah

(4) Ruang ganti

(5) Kantin

d) Instalasi Laundry

(1) Ruang penerimaan barang

(2) Ruang pemisahan laundry

(3) Ruang cuci

(4) Ruang pengeringan

(5) Ruang pengepresan

(6) Ruang penyimpanan

Page 9: BAB III

(7) Lavatory

(8) Ruang distribusi

(9) Ruang ganti dan loker

(10) Ruang pimpinan

(11) Ruang staff

C. Besaran Ruang

Penentuan besaran ruang tetap berdasarkan pada standar yang digunakan

dalam konsep perancangan, tetapi dalam proses perancangannya ada

penambahan-penambahan luasan yang disebabkan oleh adanya ruang

tambahan untuk sirkulasi dan penambahan ruangan. Seperti pada luas ruang

perawatan:

- Ruang perawatan kelas III yaitu 48 m2 menjadi 54

- Ruang perawatan kelas II yaitu 36 m2 54

- Ruang perawatan kelas I yaitu 12 m2 menjadi 12

- Ruang perawatan kelas VIP yaitu 6 m2 menjadi 9

- Ruang perawatan kelas VVIP yaitu 12 m2 menjadi 18

- Ruang ICU & NICU yaitu 12 m2

D. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan adalah pasien, pengunjung, pengantar, dokter, perawat,

beserta staff rumah sakit lainnya

E. Sistem Pemilikan ruang

- Ruang perawatan ibu kelas I, II, III, VIP, dan VVIP adalah milik ibu yang

dirawat pasca melahirkan, purna melahirkan, maupun bagi ibu/wanita yang

membutuhkan perawatan akibat penyakit kandungan tertentu

- Ruang perawatan anak (0-5 tahun) kelas I, II, III, VIP, dan VVIP adalah

milik anak dengan usia 0-5 tahun yang dirawat pasca kelahiran yang

Page 10: BAB III

membutuhkan perawatan terpisah dari ibunya serta bagi anak-anak yang

menderita penyakit khusus lainnya.

- Ruang perawatan anak (6-12 tahun) kelas I, II, III, VIP, dan VVIP adalah

milik anak dengan usia 6-12 tahun yang membutuhkan perawatan terpisah

dari ibunya serta bagi anak-anak yang menderita penyakit khusus lainnya.

- Ruang ICU digunakan oleh anak dan ibu

- Ruang NICU digunakan oleh bayi yang membutuhkan perawatan intensif

pasca dilahirkan atau mengalami penyakit menular.

F. Sistem Struktur

1. Modul

a) Bentuk modul podium adalah grid dan bentuk modul pada tower adalah

terpusat. Bentuk modul mengikuti kemungkinan bentuk yang terjadi

akibat dari pertimbangan bentuk dasar bangunan

b) Penentuan Dimensi Modul

Modul grid berdasarkan pada unit terkecil bangunan yaitu 30 cm,

sehingga digunakan bentangan 600 cm x 600 cm. Modul terpusat

menggunakan bentangan 900 cm. Dimensi modul sesuai dengan konsep

perancangan.

c) Penentuan Dimensi Modul

Dimensi kolom menggunakan rumus 1/10 dari bentangan bangunan.

Sehingga dari podium dengan bentangan modul 600 cm x 600 cm,

didapatkan dimensi modul 60 cm x 60 cm. sedangkan tower didapatkan

dimensi modul 90 cm x 90 cm

2. Struktur

a) Sub-struktur

(1) Podium

Pada konsep perencanaan, podium menggunakan pondasi rakit yang

didukung dengan pondasi tiang pancang serta pemberian balok pada

Page 11: BAB III

kedua arah di bawah pelat. Namun pada proses perancangannya,

terdapat perubahan yakni hanya menggunakan pondasi tiang pancang

dengan pertimbangan podium hanya terdiri dari 2 lantai sehingga

beban yang dipikul oleh pondasi tidak begitu besar

(2) Tower dan Basement

Pada konsep perencanaan, basement yang terdapat pada bangunan

tower menggunakan pondasi bored pile yang didukung oleh pondasi

rakit serta pemberian pelat dua arah. Namun pada proses

perancangannya, digunakan pondasi tiang pancang dengan penguatan

pondasi rakit pelat datar serta pelat rusuk satu arah pada lantai.

Dengan pertimbangan bahwa beban yang diteruskan ke bawah mampu

ditahan oleh kombinasi pondasi ini sehingga tidak diperlukan pelat

rusuk dua arah.

b) Super Struktur

(1) Podium

Pada konsep perancangan maupun perancangannya, podium

menggunakan system rigid frame dengan pelat lantai tanpa balok

dengan kepala kolom untuk mendapatan tinggi ruang optimal

(2) Tower

Pada konsep perancangan, tower direncanakan menggunakan system

outrigger dimana balok pengaku diletakkan di lantai 8, pelat lantai

menggunakan pelat tanpa balok dengan kepala kolom, pada top floor

menggunakan pelat rusuk 2 arah, dan pada lantai 1 menggunakan

pelat terkantilever. Namun dalam perancangannya, tower secara

keseluruhan menggunakan system kantilever dengan kolom di

seeliling bangunan saja tanpa balok outrigger. Hal ini dikarenakan

pertimbangan bangunan hanya terdiri dari 11 lantai dengan bentangan

cukup besar dibandingkan tinggi bangunan sehingga pengaku tidak

diperlukan karena gaya guling diprediksikan kecil.

(3) Basement

Page 12: BAB III

Basement menggunakan rangka portal dengan dinding secant pile

wall.

c) Upper Struktur

(1) Podium

Menggunkan rangka atap baja

d) Dilatasi

Pada konsep perancangan direncanakan menggunakan dilatasi konsol

untuk mempertahankan jarak antar kolom. Namun dalam perancangannya

digunakan dilatasi kantilever sebab jarak kolom mengalami perubahan.

e)

3. Dimensi Struktur

a) Penentuan Dimensi Kolom

Dimensi kolom menggunakan rumus 1/10 dari bentangan bangunan.

Sehingga dari podium dengan bentangan modul 600 cm x 600 cm,

didapatkan dimensi modul 60 cm x 60 cm. sedangkan tower didapatkan

dimensi modul 90 cm x 90 cm

b) Penentuan Dimensi Balok Lantai

Penentuan dimensi balok induk dengan menggunakan rumus

perbandingan efektifitas antara dimensi kolom dan dimensi balok yaitu

lebar kolom dikurangi minimal 5 cm dari lebar kolom. Lebar kolom yang

dimaksud adalah 60 cm dan dikurangi 5 cm dari kedua sisi sehingga

menjadi 40 cm, maka dimensi balok induk adalah 40/60 cm. Sedangkan

dimensi balok anak menggunakan rumus efektifitas perbandingan balok

anak dengan balok induk yaitu 1:2 atau 2:3. Pada struktur bangunan

menggunakan rumus perbandingan 1:2 sehingga didapatkan dimensi

balok anak yaitu 20/30 cm

c) Penentuan Dimensi Pelat

Penentuan tebal pelat dengan menggunakan rumus 1/25-1/30 dari

bentangan terpanjang. Bentangan terpanjang podium adalah 600 m

sehingga didapatkan tebal pelat 20-24 cm. Oleh karena tebal pelat yang

digunakan terlalu berlebihan, maka pada bentangan 600 cm diperlukan

Page 13: BAB III

penggunaan balok anak (khusus lantai 1) sehingga dapat dikurangi

dimensi tebal pelat menjadi ¾ dari tebal pelat yang dihitung. Sehingga

tebal pelat menjadi 15 cm. Dengan pertimbangan pada penerapan pelat

tanpa balok dengan kepala kolom, maka diterapkan pula tebal pelat 15 cm

guna menguatkan lantai bangunan.

G. Sistem Pengkondisian Ruang

1. Sistem Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan adala pencahayaan alami dan pencahayaan

buatan. Pada ruang perawatan dimaksimalkan pencahayaan alami

2. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan menggunakan Unit Penghantar Udara (Air Handling

Unit/AHU).

3. Sistem Akustik

Sistem akustik secara khusus digunakan di ruang multifungsi dan ruang

perawatan khusus bagi bayi yang baru lahir

H. Sistem Utilitas Dan Perlengkapan Bangunan

1. Jaringan Listrik

Jaringan listrik dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel setempat.

Untuk menghemat penggunaan energy, maka gedung ini menggunakan

Photovoltaic Cell (Solar Panel)

2. Sistem Penyediaan Air Bersih

Jaringan penyediaan air bersih terdiri dari jaringan pipa air dingin/panas,

system pendingin air, system pemanas air (menggunakan tangki) . Pasokan air

dari PDAM dan sumur bor

Page 14: BAB III

3. Sistem Pembuangan Air Kotor

Memiliki system pembuangan khusus yang memperhatian pembuangan dari

bahan-bahan kimia berbahaya. Maka digunakan pula system pengolahan air

limbah (Sewage Treatment Plant)

4. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah dibuang melalui shaft pembuangan sampah dimana sampah akan

mengisi bak sampah hingga penuh dan akan dibuang keluar bangunan dengan

menggunakan kendaraan. Untuk mengurangi volume sampah yang dibuang,

saluran sampah dilengkapi dengan alat pembakar sampah (incirenator) dimana

sampah disalurkan melalui pengangkut sampah spiral ke dalam ruang

pembakaran, dan samoah yang dibuang berupa abu. Penampungan sampah dengan

alat pembakaran sangat baik untuk sampah yang mengandung banyak bakteri dari

rumah sakit.

6. Sistem Keamanan Bahaya Kebakaran

Bangunan menggunakan konstruksi yang tahan terhadap api. Misalnya

baja yang terbuka dapat disemprot dengan lapisan vermiculite, dan penutup langit-

langit yang menghambat penjalaran api. Terdapat pula pintu-pintu dan tangga

darurat yang tahan terhadap api, kompartemen yang aman untuk evakuasi

sementara, serta tanda-tanda/sign yang jelas untuk mempermudah pengguna

menyelamatkan diri. Untuk bangunan RSIA dengan tinggi 50 m ini,digunakan

sabuk pengaman pada system inti (seperangkat kipa sudara yang kokoh dan

diangkur pada bangunan). Bagi penyandang cacat digunakan Chute system

(kantong peluncur). Bangunan dilengkapi dengan sprinkler, detector asap, detector

panas, hidran dan selang kebakaran. Pasokan air ditampung di reservoir bawah

dan reservoir atas khusus untuk penanggulangan bahaya kebakaran

7. Penangkal Petir

Pada top floor dan lantai 8 terdapat tiang penangkal petir beserta

komponen-komponennya

Page 15: BAB III

8. Sistem Transportasi

Menggunakan lift yang ditempatkan pada inti bangunan. Lift terbagi

menjadi yakni lift ranjang, lift penumpang, dan lift servis. Lift ranjang yang

terdekat dengan UGD hanya melayani lantai 1 dan 2

9. Sistem Keamanan

Menggunakan kunci tombol digital dan kartu bagi akses ruang-ruang

pegawai dan staff