BAB III

7
 BAB III MANFAAT PLANT STANOL ESTER DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DITINJAU DARI PANDANGAN ISLAM 3.1 Kol es terol da la m a!da !"a ! Isl am Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lemak. Seperti kita ketahui bahwa lemak merupakan salah satu zat gizi yang dibutu hkan oleh tubuh kita di sampi ng zat gi zi lai n sep erti karbohidrat , pr otei n, vitamin, dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai sumber energi, lemak atau khususny a kolest erol merupakan zat yang sangat dibut uhka n oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh (Yi et al, !!"#. Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dind ing pembuluh darah dan menimbulk an suatu kondisi yang diseb ut at ero sklerosis ya it u penyempi tan atau penger asan pembul uh darah. Kondisi ini merupakan $ikal bakal ter%adinya penyakit %antung dan stroke (&ydid, !!#. 'adits abi telah menegaskan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Sebagai mana diterangkan yang bersumber dari &bu 'urairah r.a  bahwa abi S.&.) b ersabda * 14

description

uhuh

Transcript of BAB III

BAB IIIMANFAAT PLANT STANOL ESTER DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DITINJAU DARI PANDANGAN ISLAM

3.1Kolesterol dalam pandangan Islam Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lemak. Seperti kita ketahui bahwa lemak merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai sumber energi, lemak atau khususnya kolesterol merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh (Yi et al, 2005).Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke (Aydid, 200).Hadits Nabi telah menegaskan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Sebagai mana diterangkan yang bersumber dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi S.A.W bersabda : Artinya : Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit melainkan Allah telah menurunkan untuknya obat penyembuh. (H.R Bukhari)Dari segi kesehatan nutrisi, umat Islam diminta mengkonsumsi makanan dan minuman yang halalan thayyiban (halal dan baik). Menurut syariat Islam, kehalalan suatu makanan atau minuman ditentukan oleh 4 hal, yaitu dan segi zat, sifat, cara perolehan dan akibat yang ditimbulkan jika mengkonsumsinya. Sebagian ulama menyatakan : Tiga yang pertama termasuk kategori halal, dan yang terakhir dikategorikan thayyib. Halal, berdasarkan ketentuan syari. Menurut Quraish Shihab, makanan thayyib adalah makanan baik dan bergizi. Makanan thayyib ini juga bisa dilihat dari segi kebersihan, rasa dan cara menyajikannya. Menurut para ahli gizi, pada umumnya jenis makanan dan minuman halal menurut Islam termasuk pula yang bersifat baik menurut pertimbangan ilmiah (Zuhroni, dkk, 2003). Sebagaimana Allah SWT berfirman :

Artinya : Wahai umat manusia ! makanlah apa yang ada dibumi ini yang halal dan baik dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (HR Baqarah (2) ; 168).

Artinya : Dan makanlah makanan yang halal lagi baik daripada yang Allah telah rezkikan kepadamu (QS Al Maidah (5) ; 88).3.2 Hubungan Kolesterol dengan Teori Sehat dalam Pandangan IslamManusia sebagai hamba Allah SWT diwajibkan untuk beribadah kepadaNya sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, tugas manusia sebagai khalifah di bumi adalah beribadah kepadaNya. Ibadah dapat dijadikan sebagai media menjalin hubungan baik dengan Allah (Hablumminallah) dan hubungan baik dengan sesama manusia (Habluminannas) (Zuhroni, et al, 2010). Kewajiban manusia untuk beribadah tertera pada ayat :

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Q.S Adz Dzariyat (51) : 56)Untuk dapat menjalankan ibadah sebaik mungkin, setiap manusia memerlukan kesehatan yang baik. Sehat adalah suatu keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang baik, tidak hanya tidak berpenyakit atau cacat. Hal ini sesuai dengan rumusan World Health Organization (WHO) yaitu healt is a state of complete physical, mental and social being, not merely the absence of disease or infirmity. Namun sejak tahun 1984, WHO telah menyempurnakan definisi di atas dengan menambahkan satu unsur lagi, yaitu sehat spiritual atau agama sehingga menjadi sehat bio-psiko-sosio-spiritual. Menurut pendapat lain, seseorang dikatakan sehat apabila memiliki tubuh jasmani yang tidak berpenyakit, mental yang baik, dan spiritual atau iman yang baik dan benar. Sedangkan jiwa yang sehat adalah seseorang yang mempunyai iman yang benar dan kuat, berakhlak mulia dan senantiasa menjauhi perbuatan tercela (Zuhroni, et al, 2010).Kesehatan merupakan suatu nikmat Allah SWT yang tak terhingga sehingga harus disyukuri dan digunakan untuk beribadah kepada-Nya. Bersyukur dapat dilakukan dengan hati, lisan dan anggota tubuh. Bersyukur dengan hati berarti mengikrarkan dalam hati bahwa Allah sebagai pemberi kesehatan, dengan lisan berarti pengakuan dalam bentuk ucapan dn dengan anggota tubuh artinya menggunakan kesehatan untuk menganbdikan diri kepada Allah SWT (Zuhroni, et al, 2010). 3.3 Penggunaan Plant Stanol Ester dalam Menurunkan Kolesterol dalam Pandangan Islam.Ester stanol merupakan bentuk esterifikasi dari stanol, dimana stanol dalam bentuk bebas tidak dapat terdispersi di dalam air maupun lemak (Kamal-Eldin et al, 2008). Stanol adalah hasil hidrogenasi sterol, sterol didapatkan dari distilasi yaitu penyulingan atau suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap minyak sayur atau minyak pinus (Yee DFC, 2008).Sumber plant stanol ester adalah berasal dari bahan alam. Allah SWT menganjurkan umat-Nya mengkonsumsi makanan yang berasal dari alam contohnya adalah buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti dalam firman-Nya:

Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-Anam (6): 141)Di dalam islam pun diajarkan untuk selalu mengkonsumsi makanan dan asupan gizi yang baik. Makanan yang baik menurut Al-Quran adalah makanan yang dapat memelihara kesehatan tubuh. Selain itu, di dalam ajaran Islam kita diajarkan untuk mengkonsumsi makanan yang halalan thayyiban (halal dan baik). Menurut syariat Islam, kehalalan suatu makanan atau minuman ditentukan oleh 4 hal, yaitu dan segi zat, sifat, cara perolehan dan akibat yang ditimbulkan jika mengkonsumsinya (Zuhroni, et al, 2010). Sebagaimana Allah SWT berfirman :

Artinya : Wahai umat manusia ! makanlah apa yang ada dibumi ini yang halal dan baik dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (HR Baqarah (2): 168).Akan tetapi apabila dalam keadaan terpaksa makanan atau minuman yang haram boleh dimakan asalkan tidak berlebihan (Rasyid, 1976). Allah SWT berfirman:

Artinya : Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS: Al-An'am Ayat: 145).Islam tidak hanya mencukupkan kepada makanan yang disebutnya tetapi manusia sangat dianjurkan juga mencari serta memanfaatkan sumber makanan lain selama tidak bertentangan dengan ketenbtuan-Nya. Allah SWT menggambarkan dalam firman-Nya:

Artinya : "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (manusia), dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.Al-Baqarah (2): 29)Ayat di atas menjelaskan bahwa asal semua yang ada di bumi adalah halal untuk dimakan kecuali sudah ada nash secara tegas melarangnya serta tidak meinmbulkan mudharat bagi tubuh dan jiwa seseorang. (Sabiq, 1987).Dalam kaidah fiqiyah dinyatakan :Artinya : Hukum asal segala sesuatu itu adalah boleh sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya .Dengan demikian hendaknya manusia dalam soal makanan dan minuman mengikuti apa yang diajarkan oleh agama Allah SWT yaitu agama Islam, mengikuti perintah dan petunjuk Al-Qur;aan dan sunnah dari Rasulullah SAW.20