BAB III

136
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN BANGGLE 3.1 PENGKAJIAN Pelaksanaan Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas ini diawali dengan serah terima 36 Mahasiswa/I dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar yang dilakukan di Puskesmas Kanigoro. Dalam tekhnis pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan sejak tanggal 25 Agustus 2014 s.d 20 September 2014 ini mahasiswa dibagi dalam dua kelompok besar kemudian di tempatkan pada dua dusun yaitu Dusun Banggle dan Dusun Semanding. Pengkajian yang dilakukan kelompok kami berfokus pada desa Banggle, dimana dalam dusun Banggle tersebut terdapat 11 RT yang terbagi dalam 3 kelompok RW. Pengkajian yang dilakukan meliputi survey kesehatan masyarakat yang meliputi data demografi tiap kepala keluarga: nama, usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan 44

description

komunitas

Transcript of BAB III

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN BANGGLE

3.1 PENGKAJIANPelaksanaan Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas ini diawali dengan serah terima 36 Mahasiswa/I dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar yang dilakukan di Puskesmas Kanigoro. Dalam tekhnis pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan sejak tanggal 25 Agustus 2014 s.d 20 September 2014 ini mahasiswa dibagi dalam dua kelompok besar kemudian di tempatkan pada dua dusun yaitu Dusun Banggle dan Dusun Semanding.Pengkajian yang dilakukan kelompok kami berfokus pada desa Banggle, dimana dalam dusun Banggle tersebut terdapat 11 RT yang terbagi dalam 3 kelompok RW. Pengkajian yang dilakukan meliputi survey kesehatan masyarakat yang meliputi data demografi tiap kepala keluarga: nama, usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan kepala keluarga beserta seluruh anggota keluarga. Pada pengkajian Lingkungan fisik data yang dikumpulkan meliputi data perumahan, sumber air, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah keluarga. Selain itu juga aspek lain yang dikaji adalah politik dan pemerintahan, komunikasi, ekonomi, transportasi dan keamanan, rekreasi, pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial.

138

44

Pengkajian yang dilakukan pada balita adalah status gizi bayi dan balita, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Sedangkan masalah kesehatan yang dikaji pada balita adalah ISPA dan diare. Pada status Maternal dan KB pengkajian yang dilakukan adalah meliputi: kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu meneteki dan Keluarga berencana. Pengkajian yang dilakukan pada masalah penyakit kronis diantaranya adalah TBC, Kusta dan Filariasis. Pada lansia, dilakukan pengkajian yang meliputi: keluhan penyakit yang dirasakan, upaya yang dilakukan lansia terhadap keluhan sakitnya, upaya yang dilakukan keluarga dalam menjaga pemenuhan kebutuhan makanan seimbang bagi lansia, kebiasaan lansia dalam berolahraga dan faktor-faktor lingkungan yang beresiko terjadi kecelakaan fisik pada lansia.1. Data Geografis Dusun Banggle merupakan salah satu dari 12 dusun yang ada di Kecamatan Kanigoro. Secara geografis total luas wilayah Dusun Banggle adalah 586,19 Ha/m2 dengan batas-batas wilayah Dusun Banggle adalah sebagai berikut:a. Utara : Berbatasan dengan wilayah Desa Tingal Kec. Garumb. Selatan : Berbatasan dengan wilayah Desa Kanigoro Kec. Kanigoroc. Timur : Berbatasan dengan wilayah Desa Sawentar Kec. Kanigorod. Barat : Berbatasan dengan wilayah Desa papungan Kec. Kanigoro

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Kanigoro

Dalam struktur pemerintahan Dusun Banggle dipimpin oleh Kepala Desa yang memerintah 3 Rukun Warga (RW) dan 11 Rukun Tetangga (RT) yang terdapat dalam struktur kepemerintahan Dusun Banggle tersebut.

2. Data Demografia. Struktur Keluarga1) Proporsi KK menurut usia

Diagram 3.1 Distribusi KK berdasarkan usia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi usia KK terbanyak berada pada rentang usia 31 40 tahun yaitu sebanyak 241 jiwa (32,29%), dan jumlah rentang usia paling sedikit terdapat pada rentang usia 51 60 tahun yakni sebanyak 96 jiwa (12,92%).

2) Proporsi KK berdasarkan Agama

Diagram 3.2 Distribusi KK berdasarkan agama di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas agama KK hampir adalah Islam yakni berjumlah 742 jiwa (99, 73%) sedangkan sisanya, 2 jiwa (0,27 %), adalah beraagama Katholik.3) Proporsi KK Berdasarkan Pendidikan

Diagram 3.3 Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi pendidikan kepala keluarga terbanyak pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan 306 jiwa (41,12%), dan yang paling sedikit adalah kepala keluarga dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi dengan jumlah jiwa kepala keluarga yang berada pada tingkat pendidikan ini adalah sebanyak 39 jiwa (5,24 %)4) Proporsi KK berdasarkan Pekerjaan

Diagram 3.4 Distribusi KK Berdasarkan jenis Pekerjaan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas jenis pekerjaan kepala keluarga yakni petani sebanyak 358 jiwa (48,11%), selanjutnya diikuti oleh kepala keluarga yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 292 jiwa (39,24%). Sedangkan jenis pekerjaan kepala keluarga yang paling sedikit adalah honorer dengan jumlah 4 jiwa (0,53 %).

a. Daftar anggota keluarga1) Proporsi penduduk berdasarkan usia

Diagram 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi usia anggota keluarga terbanyak adalah pada rentang usia 12-25 tahun yakni sebanyak 519 jiwa (28,8 %), dan yang paling sedikit adalah anggota keluarga dengan rentang usia > 60 tahun yakni sebanyak 78 jiwa (4, 32 %)

2) Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Diagram 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014.Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi jenis kelamin anggota keluarga terbanyak adalah anggota keluarga dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 1064 jiwa (59,05 %) dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 738 jiwa (43%).

3) Proporsi penduduk berdasarkan agama

Diagram 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas agama anggota keluarga adalah beragama Islam yakni sebanyak 1793 jiwa (99,5 %) diikuti dengan agama Katholik 8 jiwa (0,44 %) dan Kristen Protestan dengan jumlah 1 jiwa (0,05 %)4) Proporsi penduduk berdasarkan pendidikan

Diagram 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Dusun Banggle Kecamatan kanigoro, Agustus 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi pendidikan penduduk terbanyak yaitu anggota keluarga dengan jenjang pendidikan SD yakni sebanyak 568 jiwa (32,51 %), selanjutnya diikuti oleh penduduk yang berpendidikan SMP yakni sebanyak 435 jiwa (24,13 %), sedangkan tingkat pendidikan anggota keluarga yang paling sedikit adalah anggota keluarga dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yakni sejumlah 68 jiwa (3,77 %).

5) Proporsi penduduk berdasarkan pekerjaan

Diagram 3.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi pekerjaan anggota keluarga terbanyak adalah anggota keluarga dengan jenis pekerjaan petani sebanyak 431 jiwa (23,91%), dan jenis pekerjaan anggota keluarga yang paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 28 jiwa (1,55 %)b. Lingkungan FisikPerumahan 1) Proporsi penduduk berdasarkan Luas Rumah

Diagram 3.10 Distribusi kepala keluarga Berdasarkan Luas Rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa luas rumah keluarga dusun Banggle terbanyak adalah pada rumah dengan luas > 80 m2 yakni sebanyak 196 keluarga (26,34 %) dan ukuran luas rumah paling sedikit adalah rumah dengan luas < 35 m2 dengan jumlah 49 keluarga (6, 58%).

2) Proporsi KK berdasarkan kepemilikan jendela

Diagram 3. 11 Distribusi KK Berdasarkan kepemilikan jendela di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi keluarga menurut kepemilikan jendela adalah seluruh kepala keluarga yang berjumlah 744 jiwa (100 %) memiliki jendela.3) Proporsi Keluarga berdasarkan frekuensi buka jendela

Diagram 3.12 Distribusi KK Berdasarkan frekuensi buka jendela di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014.

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa jumlah keluarga yang sering membuka jendela adalah sebanyak 625 keluarga (84 %), keluarga dengan frekuensi buka jendela kadang-kadang sebanyak 116 keluarga (15,59 %) dan yang tidak pernah membuka jendela sebanyak 3 keluarga (0, 41%).4) Proporsi Keluarga berdasarkan vektor yang membahayakan kesehatan

Diagram 3.13 Distribusi KK Berdasarkan Vektor yang membahayakan kesehatan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa vektor yang membahayakan kesehatan terbanyak adalah nyamuk dengan total 315 keluarga (42,33%) dan vektor yang membahayakan kesehatan dengan jumlah paling sedikit adalah kucing 46 keluarga (6, 18%).

5) Proporsi keluarga berdasarkan jenis lantai rumah

Diagram 3.14 Distribusi KK Berdasarkan jenis lantai rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa jenis lantai terbanyak adalah keluarga dengan jenis lantai tegel/keramik sebanyak 501 keluarga (57%) dan sebagian kecil keluarga dengan jenis lantai tanah sebanyak 15 keluarga (2,01 %).6) Proporsi Keluarga berdasarkan dinding rumah

Diagram 3.15 Distribusi KK Berdasarkan dinding rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi dinding rumah keluarga hampir sebagian besar keluarga memiliki rumah dengan dinding berupa tembok penuh sebanyak 686 keluarga (92,2 %) dan jenis dinding rumah keluarga yang paling sedikit adalah rumah dengan jenis dinding papan kayu sebanyak 9 keluarga (1,2 %).7) Proporsi Keluarga berdasarkan luas jendela/lubang angin

Diagram 3.16 Distribusi KK Berdasarkan dinding rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa total kepala keluarga di dusun Banggle sebanyak 744 keluarga (100 %) memilki luas jendela/lubang angin dengan luas > 10 % luas lantai.

8) Proporsi Keluarga berdasarkan pencahayaan dari matahari di dalam rumah

Diagram 3.17 Distribusi KK Berdasarkan pencahayaan dari matahari di dalam rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa total kepala keluarga di dusun Banggle sebanyak 744 kepala keluarga (100 %) memiliki status pencahayaan dari matahari dengan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah.9) Proporsi keluarga berdasarkan kebersihan lingkungan di dalam rumah

Diagram 3.18 Distribusi KK Berdasarkan kebersihan rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar keluarga dengan keadaan lingkungan di dalam rumah yang bersih sebanyak 715 keluarga (96,1 %) dan keluarga dengan keadaan lingkungan di dalam rumah yang tidak bersih sebanyak 29 keluarga (3,89 %).

10) Proporsi keluarga berdasarkan penyebab tidak bersihnya keadaan lingkungan di dalam rumah

Diagram 3.19 Distribusi KK Berdasarkan penyebab tidak bersihnya keadaan lingkunngan di dalam rumah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa penyebab terbanyak tidak bersihnya lingkungan di dalam rumah adalah disebabkan oleh sampah sebanyak 14 keluarga (48,47 %), oleh debu sebanyak 13 keluarga (44,87 %) dan oleh sisa makanan adalah sebanyak 2 keluarga (6,89 %).

11) Proporsi Keluarga berdasarkan Pemanfaatan Halaman

Diagram 3.20 Distribusi Keluarga Berdasarkan pemanfaatan halaman di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa halaman keluarga yang tidak dimanfaatkan sebanyak 252 keluarga (33.87 %), halaman yang dimanfaatkan untuk berkebun sebanyak 239 keluarga (32,12 %) halaman yang dimanfaatkan untuk kandang hewan adalah sebanyak 228 keluarga (30,64 %) dan pemanfaatan halaman untuk perikanan sebanyak 41 keluarga (5,51 %)

12) Proporsi Keluarga berdasarkan kebersihan halaman

Diagram 3.21 Distribusi Keluarga Berdasarkan kebersihan halaman di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi keluarga berdasarkan halaman keluarga yang bersih sebanyak 690 keluarga (92.74 %), sedangkan halaman keluarga yang tidak bersih sebanyak 54 keluarga (7,25 %)

Sumber Air1) Proporsi Keluarga berdasarkan sumber air minum

Diagram 3.22 Distribusi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sumber air minum seluruh warga di dusun Banggle, 744 KK (100%) adalah berasal dari sumur gali2) Proporsi Keluarga berdasarkan sumber air mandi dan mencuci

Diagram 3.23 Distribusi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Mandi dan mencuci di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sumber air mandi dan cuci warga dusun Banggle adalah 744 keluarga (100 %) berasal dari sumur gali.3) Proporsi Keluarga berdasarkan tempat penampungan air

Diagram 3.24 Distribusi Keluarga Berdasarkan Tempat Penampungan Air di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa tempat penampungan air warga terbanyak adalah tandon sebanyak 280 keluarga (37, 63%) dan yang paling sedikit adalah ember yakni sejumlah 114 keluarga (15,32 %)

4) Proporsi Keluarga berdasarkan cara pembuangan sampah

Diagram 3.25 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara pembuangan sampah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara pembuangan sampah sebagian besar warga dusun Banggle adalah di kumpul dan dibakar sebanyak 737 keluarga (99,05%) dan sisanya 7 keluarga (0,05%) membuang sampah di sungai.

5) Proporsi Keluarga berdasarkan cara BAB

Diagram 3.26 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara BAB di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara buang air besar sebagian besar warga dusun Banggle adalah dengan closet angsatrine sendiri sebanyak 614 keluarga (82,52 %) dan jumlah paling sedikit adalah 26 keluarga (3,49 %) BAB di sungai.

6) Proporsi Keluarga berdasarkan jarak sumber air minum dengan penampungan akhir kotoran

Diagram 3.27 Distribusi Keluarga Berdasarkan jarak sumber air dengan penampungan akhir kotoran di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa jarak sumber air minum dengan penampungan akhir kotoran 10 m sebanyak 515 keluarga (69,22 %)

7) Proporsi Keluarga berdasarkan keadaan fisik air minum

Diagram 3.28 Distribusi Keluarga Berdasarkan keadaan fisik air minum di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa keadaan fisik air minum warga dusun Banggle adalah jernih sebanyak 744 keluarga (100 %).

8) Proporsi Keluarga berdasarkan keadaan tempat penampungan sampah

Diagram 3.29 Distribusi Keluarga Berdasarkan keadaan tempat penampungan sampah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa keadaan tempat penampungan sampah warga dusun Banggle adalah 744 keluarga (100 %) memiliki keadaan penampungan sampah yang terpelihara.

9) Proporsi Keluarga berdasarkan kondisi jamban keluarga

Diagram 3.30 Distribusi Keluarga Berdasarkan kondisi jamban keluarga di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa kondisi jamban keluarga yang terpelihara sebanyak 714 keluarga (95,96 %) dan yang tidak terpelihara berjumlah 30 keluarga (4,04%).

10) Proporsi Keluarga berdasarkan ada tidaknya polusi udara dan buangan limbah yang mengganggu kesehatan

Diagram 3.31 Distribusi Keluarga Berdasarkan ada tidaknya polusi udara dan buangan limbah di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa keadaan polusi udara dan buangan limbah yang mengganggu kesehatan warga dusun Banggle adalah sebanyak 690 keluarga (92,74 %) mengatakan adanya polusi udara dan sejumlah 54 keluarga (7,26%) mengatakan tidak ada polusi udara.

Politik Dan Pemerintahan1) Proporsi KK berdasarkan Cara pembentukan kelompok masyarakat

Diagram 3.32 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara pembentukan kelompok masyarakat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara pembentukan kelompok masyarakat di dusun Banggle adalah sebanyak 744 keluarga (100%) mengatakan di bentuk oleh masyarakat.

2) Proporsi Cara pemilihan ketua kelompok masyarakat

Diagram 3.33 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara pemilihan ketua kelompok masyarakat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa total proporsi keluarga berdasarkan cara pemilihan ketua kelompok masyarakat di dusun Banggle adalah sebanyak 744 keluarga (100%) mengatakan cara pemilihan ketua kelompok masyarakat di dusun Banggle yaitu di pilih oleh masyarakat

3) Proporsi KK berdasarkan cara penyampaian aspirasi

Diagram 3.34 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara penyampaian aspirasi masyarakat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara penyampaian aspirasi masyarakat di dusun Banggle adalah sebanyak 149 keluarga (20.02%) mengatakan dilakukan di pertemuan rutin, 207 keluarga (27,82%) mengatakan melalui kades sewaktu-waktu dan 410 keluarga (55,1 %) megatakan melalui pengajian.

Komunikasi 1) Proporsi Keluarga berdasarkan cara menerima informasi kesehatan

Diagram 3.35 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara menerima informasi kesehatan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara menerima informasi kesehatan bagi warga di dusun Banggle adalah sebanyak 356 keluarga (20.02%) mengatakan melalui media Televisi dan prosentase paling sedikit adalah 34 keluarga (4,57%) mengatakan melalui media koran atau majalah.

Ekonomi 1) Proporsi keluarga berdasarkan sarana ekonomi di ligkungan tempat tinggal

Diagram 3.36 Distribusi keluarga berdasarkan sarana ekonomi di lingkungan sekitar di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sarana ekonomi yang ada di lingkungan sekitar warga di dusun Banggle adalah 744 keluarga (100%) mengatakaan pasar.

2) Proporsi Keluarga berdasarkan industri yang ada di lingkungan tempat tinggal

Diagram 3.37 Distribusi Keluarga Berdasarkan industri yang ada di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa industri yang ada di lingkungan masyarakat dusun Banggle adalah sebanyak 334 keluarga (44,89%) industri pakanan, dan sejumlah 38 keluarga (5,1%) mengatakan percetakan.

3) Proporsi Keluarga berdasarkan penghasilan per bulan

Diagram 3.38 Distribusi Keluarga Berdasarkan penghasilan per bulan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa penghasilan per bulan masyarakat di dusun Banggle adalah sebanyak 229 keluarga (30,77%) dengan penghasilan lebih dari Rp. 500.000,. sejumlah 213 keluarga (28,62%) dengan penghasilan sebesar Rp. 500.000 300.000, sejumlah 170 keluarga (22,84%) dengan penghasilan sebesar Rp. 300.000 - 500.000, dan sejumlah 132 keluarga (17,74%) dengan penghasilan dibawah Rp. 200.000,.

Transportasi Dan Keamanan1) Proporsi Keluarga berdasarkan sarana transportasi umum yang ada di lingkungan tempat tinggal

Diagram 3.39 Distribusi Keluarga Berdasarkan sarana transportasi umum yang ada di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sarana transportasi umum lingkungan masyarakat dusun Banggle adalah tidak ada sarana transpotasi umum sebanyak 524 keluarga (70,4%) dan angkutan pedesaan sejumlah 220 keluarga (29,6%).

2) Proporsi Keluarga berdasarkan kondisi jalan di lingkungan tempat tinggal

Diagram 3.40 Distribusi Keluarga Berdasarkan kondisi jalan di lingkungan tempat tinggal di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa kondisi jalan di dusun Banggle dapat dilewati kendaraan di sepanjang musim sejumlah 744 keluarga (100%)

3) Proporsi Keluarga berdasarkan pengalokasian dana untuk kesehatan

Diagram 3.41 Distribusi Keluarga Berdasarkan pengalokasian dana untuk kesehatan di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 187 keluarga (25,1 %) mempunyai alokasi dana untuk kesehatan dan sejumlah 557 keluarga (74,9%) tidak mempunyai alokasi dana untuk kesehatan.4) Proporsi Keluarga berdasarkan cara pergi ke puskesmas

Diagram 3.42 Distribusi Keluarga Berdasarkan cara pergi ke puskesmas di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 32 keluarga (4,3%) mengatakan cara pergi ke Puskesmas adalah berjalan kaki, 98 keluarga (13,17%) mengatakan naik sepeda, 570 keluarga (76,61%) mengatakan mengendarai sepeda motor dan sejumlah 26 keluarga (3,49%) mengatakan naik mobil.

Rekreasi 1) Proporsi Keluarga berdasarkan sarana rekreasi yang sering digunakan

Diagram 3.43 Distribusi Keluarga Berdasarkan sarana rekreasi yang sering digunakan di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 367 keluarga (49,32%) tergolong dalam kelompok keluarga yang menggunakan sarana rekreasi dalam klasifikasi Lain-lain seperti menonton Televisi, mendengar musik, berkunjung ke rumah keluarga, bermain catur atau sekedar berkunjung ke rumah tetangga, sedangkan sejumlah 229 keluarga (40,18%) mengatakan Taman, sejumlah 63 keluarga (8,47%) mengatakan Pantai, dan sejumlah 15 keluarga (2,1%) mengatakan Kebun binatang.

2) Proporsi Keluarga berdasarkan frekuensi keluarga mengadakan rekreasi

Diagram 3.44 Distribusi Keluarga Berdasarkan frekuensi keluarga mengadakan rekreasi di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa frekuensi keluarga mengadakan rekreasi sebanyak 559 keluarga (75,13%) mengatakan kadang-kadang, 50 keluarga (6,72%) mengatakan 1 kali dalam sebulan dan 5 keluarga (0,67%) mengatakan 2 kali dalam sebulan.

Pendidikan 1) Proporsi Keluarga berdasarkan sarana pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal

Diagram 3.45 Distribusi Keluarga Berdasarkan sarana pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sarana pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal warga di dusun Banggle adalah TK sebanyak 2 buah (40%), SD sebanyak 2 buah (40%) dan SMP sebanyak 1 buah (20%).

2) Proporsi keluarga berdasarkan ada tidaknya program kesehatan yang diajarkan di sekolah

Diagram 3.46 Distribusi Sarana Pendidikan Berdasarkan ada tidaknya program kesehatan yang diajaran di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 744 keluarga (100%) mengatakan sarana pendidikan yang ada di lingkungan mereka tidak mempunyai program pendidikan kesehatan yang di jalankan.

Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial1) Proporsi Keluarga berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu

Diagram 3.47 Distribusi Keluarga Berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 338 keluarga (45,43%) mengatakan jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu adalah puskesmas, 216 keluarga (29,03%) mengatakan Bidan praktik, sedangkan 20 keluarga (2,68%) mengatakan Rumah sakit.

2) Proporsi Keluarga berdasarkan bentuk pelayanan kesehatan yang diperlukan

Diagram 3.48 Distribusi Keluarga Berdasarkan bentuk pelayanan kesehatan yang diperlukan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 332 keluarga (44,62%) mengatakan bentuk pelayanan kesehatan yang diperlukan adalah sarana pelayanan kesehatan yang bermutu, sejumlah 288 keluarga (38,7%) memerlukan fasilitas pelayanan kesehatan yang adekuat dan sejumlah 131 keluarga (17,6%) memerlukan bantuan dana bagi keluarga mereka.

3) Proporsi Keluarga berdasarkan tanggapan keluarga mengenai petugas kesehatan

Diagram 3.49 Distribusi Keluarga Berdasarkan bentuk pelayanan kesehatan yang diperlukan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh keluarga sebanyak 744 keluarga (100%) mengatakan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan bagi warga dusun mereka mempunyai predikat baik.

4) Proporsi Keluarga berdasarkan perlu tidaknya mendapat informasi kesehatan

Diagram 3.50 Distribusi Keluarga Berdasarkan perlu tidaknya mendapat informasi kesehatan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 543 keluarga (72,99%) memerlukan pendidikan kesehatan secara berkelompok, sejumlah 201 keluarga (27,01%) memerlukan informasi kesehatan secara individu, sedangkan tidak ada keluarga (0%) yang menyatakan tidak memerlukan informasi mengenai kesehatan.

5) Proporsi Keluarga berdasarkan kunjungan petugas puskesmas

Diagram 3.51 Distribusi Keluarga Berdasarkan kunjungan petugas puskesmas di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 437 keluarga (45.96%) mengatakan mengatakan tidak pernah mendapat kunjungan dari petugas Puskesmas, sejumlah 219 keluarga (29.43%) mengatakan mendapat kunjungan jika dipanggil, sejumlah 60 keluarga (8.1%) mengatakan pernah sekali mendapat kunjungan, sedangkan sejumlah 18 keluarga (13.84%) mengatakan mendapatkan kunjungan sekali dalam sebulan.

c. Masalah balitaStatus Gizi bayi dan Balita1) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan kepemilikan KMS bagi bayi/balita

Diagram 3.52 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan kepemilikan KMS di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 125 keluarga dengan Balita (97,6%) memiliki KMS bagi Balita, sedangkan sejumlah 3 keluarga dengan Balita (2.4%) tidak memiliki KMS bagi bayi/Balita mereka.

2) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan kemampuan ibu menginterpretasikan grafik KMS

Diagram 3.53 Distribusi Keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan kemampuan ibu menginterpretasikan grafik KMS di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 67 ibu dengan anak berusia Balita (52,3%) dapat menginterpretasikan grafik KMS, sedangkan sejumlah 61 ibu dengan anak berusia Balita (47,7%) tidak bisa menginterpretasikan grafik KMS.

3) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan frekuensi makan bayi/balita

Diagram 3.54 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan frekuensi makan bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 128 keluarga dengan anak berusia Balita (100%) mengatakan frekuensi makan bayi/Balita mereka adalah 3 kali makan dalam sehari.

4) Proporsi Keluarga berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi bayi/balita

Diagram 3.55 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 106 keluarga dengan anak berusia Balita (82,8%) mengatakan jenis makanan yang dikonsumsi anak mereka adalah makanan pokok dan protein ditambah sayur dan buah, sejumlah 19 keluarga dengan anak berusia Balita (2,4%) mengatakan lengkap semua sumber gizi dan 3 keluarga dengan anak berusia Balita (2,4%) mengatakan makanan pokok saja.

5) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan ada tidaknya pantangan makanan bagi bayi/balita

Diagram 3.56 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan ada tidaknya pantangan makanan bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh keluarga dengan anak berusia Balita yakni 128 keluarga (100%) mengatakan tidak ada pantangan makanan bagi bayi/Balita mereka

6) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan cara pengadaan makanan bagi bayi/Balita

Diagram 3.57 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan cara pengadaan makanan bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa cara pengadaan makanan bagi bayi/Balita, adalah sejumlah 128 keluarga (100%) mengatakan dimasak sendiri

.7) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan pemberian Vitamin A bulanan pada bayi/balita

Diagram 3.58 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan pemberian vitamin A bulanan bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh keluarga dengan anak berusia Balita yakni 128 keluarga (100%) mengatakan anak mereka mendapat vitamin A setiap 5 bulan sekali.

Imunisasi 1) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan pemberian imunisasi dasar pada bayi/balita

Diagram 3.59 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan pemberian imunisasi dasar bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa adalah seluruh keluarga dengan anak berusia Balita yakni 128 keluarga (100%) mengatakan bayi/balita mereka sudah mendapatkan imunisasi dasar.

2) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan jenis imunisasi yang diberikan bagi bayi/balita

Diagram 3.60 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan jenis imunisasi yang diberikan bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh keluarga dengan anak berusia Balita yakni 128 keluarga (100%) mengatakan bayi/balita mereka sudah mendapatkan imunisasi dasar dengan jenis BCG, DPT 1-3, Polio 1-4 dan campak.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi/balita1) Proporsi keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan tingkat pengetahuan keluarga mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi/balita

Diagram 3.61 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tingkat pengetahuan keluarga dengan anak berusia Balita mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 70 keluarga dengan anak berusia Balita (54,6%) mengatakan tahu mengenai cara deteksi dini tumbuh kembang bayi/Balita sementara 58 keluarga (45,4%) mengatakan tidak mengetahui cara deteksi dini tumbuh kembang pada bayi/Balita.

2) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan sumber informasi mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi/balita

Diagram 3.62 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan sumber informasi mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bagi bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 117 keluarga (91,4%) mengatakan mendapatkan sumber informasi mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi/Balita melalui Penyuluhan Kesehatan, sejumlah 10 keluarga (7,8%) mengatakan melalui media elektronik radio, dan sejumlah 1 (0,8%) mengatakan melalui media cetak.

3) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan orang yang paling dominan dalam merawat bayi/balita

Diagram 3.63 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan orang yang paling dominan dalam merawat bayi/balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 128 keluarga (100%) mengatakan yang paling dominan dalam merawat bayi/Balita adalah orangtua.

ISPA1) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan ada tidaknya Balita yang mengalami batuk pilek dalam 1 tahun terakhir

Diagram 3.64 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan ada tidaknya kejadian batuk pilek pada bayi/balita dalam 1 tahun terakhir di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 52 keluarga dengan anak berusia Balita (40,6%) mengatakan ada kejadian batuk pilek pada anaknya selama 1 tahun terakhir sementara sejumlah 76 keluarga dengan anak berusia Balita (59,4%) mengatakan tidak ada kejadian batuk pilek yang dialami Bayi/Balita dalamm 1 tahun terakhir.

2) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan jumlah episode serangan dalam 1 tahun terakhir

Diagram 3.65 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan jumlah serangan batuk pilek pada bayi/balita dalam 1 tahun terakhir di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 49 keluarga (94,2%) mengatakan bayi/Balita mereka mendapat serangan batuk pilek dibawah 3 kali dalam 1 tahun terakhir sementara 3 keluarga (5,8%) mengatakan bayi/Balita mereka mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali dalam 1 tahun terakhir.

3) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan tindakan yang dilakukan jika bayi/balita menderita batuk pilek

Diagram 3.66 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tindakan yang dilakukan jika bayi/balita menderita batuk piek di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 31 keluarga (24,21%) mengatakan tindakan yang dilakukan jika bayi/Balita menderita batuk pilek adalah memberi obat, sejumlah 42 keluarga (32,81%) mengatakan memberi penurun panas, sejumlah 74 keluarga (57,81%) mengatakan memberi jeruk nipis dan kecap/madu, sejumlah 86 keluarga (67,18%) mengatakan memberi obat dari tenaga kesehatan, sejumlah 53 keluarga (41,4%) mengatakan memberi banyak minum, sejumlah 28 keluarga (21,87%) mengatakan mengompres atau menggunakan pakaian tipis, sejumlah 15 keluarga (11,71%) mengatakan membersihkan ingus menggunakan kain bersih, sejumlah 12 keluarga (9,37%) mengatakan memantau perkembangan anak.4) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai pola penanggulangan batuk pilek

Diagram 3.67 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai pola penanggulangan batuk pilek di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 9 keluarga (7,1%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai penanggulangan batuk pilek, sejumlah 93 keluarga (72,7%) memiliki tingkat pengetahuann yang cukup dan 26 keluarga (20,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai penanggulangan batuk pilek.

5) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan pernah tidaknya mendapatkan penyuluhan kesehatan cara pencegahan ISPA

Diagram 3.68 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan pernah tidaknya mendapat penyuluhan kesehatan mengenai cara pencegahan ISPA di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 26 keluarga (20,3%) mengatakan pernah mendapat penyuluhan mengenai cara pencegahan ISPA, sementara 102 keluarga (79,7%) mengatakan tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan mengenai cara pencegahan ISPA.

6) Proporsi keluarga dengan anak berusia Balita berdsarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai pola pencegahan ISPA

Diagram 3.69 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai pola pencegahan ISPA di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 20 keluarga (15,6%) mempunyai tingkat pengetahuan baik mengenai pola pencegahan ISPA, sejumlah 64 keluarga (50%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sejumlah 44 keluarga (34,4%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

7) Proporsi keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan cara mendapatkan sumber informasi tentang ISPA

Diagram 3.70 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan cara mendapatkan informasi tentang ISPA di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 51 keluarga (39,8%) mengatakan mendapatkan informasi tetang ISPA melalui kader kesehatan, sejumlah 2 keluarga (1,6%) mengatakan melalui media cetak, sejumlah 66 keluarga (51,6%) mengatakan melalui tenaga kesehatan, dan sejumlah 9 keluarga (7%) mengatakan melalui media elektronik.

8) Proporsi keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan jenis polusi udara yang ada di sekitar lingkungan

Diagram 3.71 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan jenis polusi udara yang ada di sekitar lingkungan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 95 keluarga (74,2%) mengatakan jenis polusi udara yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka adalah debu, sejumlah 33 keluarga (25,7%) mengatakan asap rokok, sejumlah 3 keluarga (2,3%) mengatakan asap dapur dan sejumlah 12 keluarga (9,3%) mengatakan lain-lain seperti asap pembakaran sampah dan asap pembakaran ladang.

Diare1) Proporsi keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan faktor risiko diare

Diagram 3.72 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan faktor risiko diare di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 5 keluarga (3,9%) mengatakan faktor risiko diare pada anak Balita mereka adalah baru dikenalkan pada susu formula, sejumlah 5 keluarga (3,9%) mengatakan jenis faktor risiko diare pada anak Balita mereka adalah ibu menyusui tidak sampai 1 tahun. Sedangkan sebanyak 118 keluarga (92,2%) mengatakan tidak ada faktor risiko yang dapat menyebabkan diare pada anak Balita mereka.

2) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan tindakan yang dilakukan jika anak menderita diare

Diagram 3.73 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tindakan yang dilakukan jika anak menderita diare di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 34 keluarga (26,6%) mengatakan tindakan yang mereka lakukan jika anak menderita diare adalah dengan memberi banyak minum, sejumlah 23 keluarga (17,9%) mengatakan memberi makanan seperti biasanya, sedangkan 71 keluarga (55,4%) mengatakan membawa anak ke petugas kesehatan.

3) Proporsi Keluarga dengan anak berusia Balita berdasarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai diare

Diagram 3.74 Distribusi keluarga dengan anak berusia Balita Berdasarkan tingkat pengetahuan orang tua mengenai Diare di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 12 keluarga (9,4%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai diare, sejumlah 54 keluarga (42,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan sejumlah 62 keluarga (48,4%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai diare.

d. Maternal dan KBKesehatan Ibu Hamil1) Proporsi maternal berdasarkan jumlah kehamilan saat ini

Diagram 3.75 Distribusi Bumil Berdasarkan jumlah kehamilan saat ini di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 2 Bumil (50%) mengatakan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang pertama dan 2 bumil (50%) mengatakan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang ke 2.

2) Proporsi maternal dengan multigravida berdasarkan jarak kehamilan

Diagram 3.76 Distribusi Bumil Berdasarkan jarak kehamilan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 1 Bumil (50%) mengatakan jarak kehamilannya dengan kehamilan yang pertama adalah di atas 3 tahun dan 1 bumil (50%) mengatakan jarak kehamilannya dengan kehamilan sebelumnya adalah dibawah 3 tahun.

3) Proporsi maternal berdasarkan usia ibu saat ini

Diagram 3.77 Distribusi Bumil Berdasarkan usia ibu saat ini di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 3 Bumil (75%) memiliki usia diantara rentang 17 tahun sampai 25 tahun, sementara 1 Bumil (25%) berusia di antara rentang usia 26 tahun sampai 35 tahun4) Proporsi maternal berdasarkan tempat ibu memeriksakan kehamilan

Diagram 3.78 Distribusi Bumil Berdasarkan tempat ibu memeriksakan kehamilan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 2 Bumil (50%) mengatakan tempat mereka memeriksakan kehamilan adalah di Puskesmas dan 2 bumil (50%) mengatakan tempat mereka memeriksakan kehamilannya adalah di Bidan Desa

5) Proporsi maternal berdasarkan frekuensi pemeriksaan kehamilan

Diagram 3.79 Distribusi Bumil Berdasarkan frekuensi pemeriksaan kehamilan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 1 Bumil (25%) mengatakan frekuensi pemeriksaan kehamilannya yaitu sebanyak 1 kali dan 3 bumil (75%) mengatakan frekuensi pemeriksaan kehamilannya sebanyak 4 kali.

6) Proporsi maternal berdasarkan jenis pelayanan yang diterima selama hamil

Diagram 3.80 Distribusi Bumil Berdasarkan frekuensi pemeriksaan kehamilan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 4 Bumil (100%) mengatakan jenis pelayanan kesehatan yang diterima selama hamil adalah pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kadar Hemoglobin

7) Proporsi maternal berdasarkan status imunisasi TT

Diagram 3.81 Distribusi Bumil Berdasarkan Stauts imunisasi TT di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 3 Bumil (75%) mengatakan belum lengkap mendapatkan imunisasi TT, sementara 1 Bumil (25%) mengatakan sudah lengkap mendapatkan imunisasi TT.

8) Proporsi maternal berdasarkan jenis pendidikan kesehatan kehamilan yang pernah di dapat

Diagram 3.82 Distribusi Bumil Berdasarkan jenis Penyuluhan Kesehatan yang pernah di dapat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 3 Bumil (75%) mengatakan jenis pendidikan kesehatan yang pernah didapatkan selama kehamilan adalah Perawatan payudara, sejumlah 3 Bumil (75%) mengatakan Perawatan tali pusat. Sementara sejumlah 4 Bumil (100%) mengatakan jenis pendidikan kesehatan yang pernah didapatkan selama kehamilan adalah gizi ibu hamil, sejumlah 1 Bumil (25%) mengatakan senam kehamilan, sejumlah 3 Bumil (75%) mengatakan ASI eksklusif, dan sejumlah 3 Bumil (75%) mengatakan persiapan persalinan.

9) Proporsi maternal berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb

Diagram 3.83 Distribusi Bumil Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh Bumil di dusun Banggle sejumlah 4 Bumil (100%) memiliki hasil pemeriksaan kadar Hb dalam rentang 10-12 gr/dl.

10) Proporsi maternal berdasarkan rencana penolong persalinan

Diagram 3.84 Distribusi Bumil Berdasarkan rencana penolong persalinan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa proporsi maternal berdasarkan rencana penolong persalinan adalah seluruh Bumil di dusun Banggle sejumlah 4 Bumil (100%) memiliki rencana bersalin di Bidan Desa.

e. Keluarga Berencana1) Proporsi PUS berdasarkan status akseptor KB

Diagram 3.85 Distribusi PUS berdasarkan status akseptor KB di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 160 PUS (74,8 %) mengatakan menjadi akseptor KB, sejumlah 26 PUS (12,1%) mengatakan tidak menjadi akseptor KB dan sejumlah 28 PUS (13,1%) mengatakan pernah menjadi akseptor KB tetapi sekarang tidak lagi.

2) Proporsi PUS berdasarkan jenis kotrasepsi yang digunakan

Diagram 3.86 Distribusi PUS Berdasarkan Jenis kontrasepsi yang digunakan di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 86 PUS (40,18%) menggunakan alat kontrasepsi jenis Pil, sejumlah 8 PUS (3,73%) menggunakan AKDR, sejumlah 5 PUS (2,33%) menggunakan kontrasepsi mantab, sejumlah 57 PUS (26,63%) menggunakan kontrasepsi jenis suntik, sejumlah 4 PUS (1,86%) menggunakan kontrasepsi jenis susuk dan sejumlah 54 PUS (25,23%) tidak menggunakan alat kontrasepsi KB.

3) Proporsi PUS berdasarkan alasan belum menjadi akseptor KB

Diagram 3.87 Distribusi PUS Berdasarkan alasan PUS belum menjadi akseptor KB di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 3 PUS (11,5%) mengatakan takut menggunakan alat kontrasepsi KB, sejumlah 7 PUS (26,9%) mengatakan alasannya belum menjadi akseptor KB karena dilarang oleh suami dan sejumlah 16 PUS (61,6%) mengatakan alasannya belum menjadi akseptor KB karena ingin mempunyai anak.

4) Proporsi PUS berdasarkan alasan menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik

Diagram 3.88 Distribusi PUS Berdasarkan alasan menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 119 PUS dari total 143 PUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis Pil dan Suntikan KB (83,2%) mengatakan alasan menggunakan alat kontrasepsi jenis Pil atau suntikan KB karena mudah cara penggunaannya, sejumlah 22 PUS (15,4%) mengatakan petugas yang memilihkan dan sejumlah 2 PUS (1,4%) mengatakan tidak tahu apa alasan mereka menggunakan alat kontrasepsi jenis Pil atau suntikan KB.

5) Proporsi PUS berdasarkan alasan berhenti menjadi akseptor KB

Diagram 3.89 Distribusi PUS Berdasarkan alasan berhenti menjadi akseptor KB di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 22 PUS (78,6%) mengatakan alasannya berhenti menjadi akseptor KB adalah karena tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi KB, sementara sejumlah 6 PUS (21,4%) memiliki alasan lain-lain seperti ingin mempunyai anak atau takut menggunakan alat kontrasepsi KB.

6) Proporsi PUS berdasarkan sumber informasi mengenai KB

Diagram 3.90 Distribusi PUS Berdasarkan sumber informasi mengenai KB di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 165 PUS (77,1%) mengatakan sumber informasi mengenai KB didapat dari petugas kesehatan, sejumlah 28 PUS (13,1%) mengatakan didapat dari media elektronik seperti Televisi, dan sejumlah 21 PUS (9,8%) mengatakan didapat dari sumber lain-lain seperti teman, keluarga atau kenalan.

Lansia 1) Proporsi keluarga berdasarkan anggota keluarga yang berusia lansia

Diagram 3.91 Distribusi Keluarga berdasarkan anggota keluarga yang berusia Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 205 keluarga (27,5%) mengatakan di dalam keluarga mereka memiliki anggota keluarga yang berusia Lanjut (Lansia), sementara sejumlah 539 keluarga (72,5%) mengatakan tidak memiliki anggota keluarga yang berusia lanjut (Lansia).

2) Proporsi Lansia berdasarkan jenjang usia lansia

Diagram 3.92 Distribusi Lansia berdasarkan Jenjang usia Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 94 Lansia (27,4%) memiliki usia dalam rentang 55-59 tahun, sejumlah 159 Lansia (46,4%) berada dalam rentang usia 60-69 tahun dan sejumlah 89 Lansia (26,2%) berada dalam rentang usia di atas 70 tahun.

3) Proporsi Lansia berdasarkan jenis penyakit yang diderita

Diagram 3.93 Distribusi Lansia berdasarkan Jenis penyakit yang di derita Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 130 Lansia (38,1%) menderita penyakit hipertensi, sejumlah 37 Lansia (10,8%) menderita penyakit kulit, sejumlah 117 Lansia (34,21%) menderita penyakit rematik, sementara sejumlah 58 Lansia (16,95%) tidak memiliki keluhan penyakit.

4) Proporsi Lansia dengan keluhan penyakit berdasarkan tindak lanjut Lansia terhadap penyakit yang diderita

Diagram 3.94 Distribusi Lansia dengan keluhan penyakit berdasarkan tindak lanjut lansia terhadap peyakit yang di derita Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 112 Lansia (39,5%) mengatakan tindakan yang dilakukan terhadap penyakitnya yaitu berobat ke sarana pelayanan kesehatan, sejumlah 99 Lansia (34,8%) mengatakan tindakannya yaitu berobat ke praktik tenaga kesehatan dan sejumlah 73 Lansia (25,7%) mengatakan mengobati sendiri penyakitnya.

5) Proporsi Lansia berdasarkan pola makan Lansia

Diagram 3.95 Distribusi Lansia berdasarkan Pola makan Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 50 Lansia (14,6%) mempunyai pola makan yang baik, sejumlah 289 Lansia (84,5%) mempunyai pola makan yang cukup baik dan sejumlah 3 Lansia (0,9%) mempunyai pola makan yang kurang baik.

6) Proporsi Lansia berdasarkan kebiasaan Lansia melakukan olahraga

Diagram 3.96 Distribusi Lansia berdasarkan kebiasaan Lansia melakukan olahraga di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 111 Lansia (32,4%) mempunyai kebiasaan berolahraga, ssementara 231 Lansia (67,6%) mengatakan tidak melakukan olahraga.

7) Proporsi Lansia berdasarkan jenis olahraga yang dilakukan

Diagram 3.97 Distribusi Lansia berdasarkan Jenis olahraga yang dilakukan Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 68 Lansia (61,1%) mengatakan jenis olahraga yang dilakukan adalah berkebun atau mengerjakan pekerjaan rumah, sejumlah 41 Lansia (37%) mengatakan jenis olahraga yang dilakukan adalah jalan-jalan dan sejumlah 2 lansia (1.9%) mengatakan jenis olahraga yang dilakukan adalah bersepeda.

8) Proporsi Lansia berdasarkan bentuk bantuan yang dibutuhkan Lansia di masyarakat

Diagram 3.98 Distribusi Keluarga berdasarkan bentuk bantuan yang dibutuhkan Lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 65 Lansia (19%) mengatakan membutuhkan bantuan dalam bentuk dana sehat, sejumlah 69 Lansia (20,17%) mengatakan membutuhkan Pelayanan Kesehatan Lansia, sejumlah 100 Lansia (29,23%) mengatakan bentuk bantuan yang dibutuhkan di masyarakat adalah Kelompok lansia. 9) Proporsi Lansia berdasarkan lingkungan yang beresiko menyebabkan kecelakaan fisik pada Lansia

Diagram 3.99 Distribusi Lansia berdasarkan Lingkungan yang beresikomenyebabkan kecelakaan fisik pada lansia di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro, Agustus 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa sejumlah 6 Lansia (1,7%) mengatakan lingkungan yang beresiko menyebabkan kecelaaan fisik adalah Lantai atau jalan yang licin sementara 113 Lansia (33%) mengatakan selokan yang terbuka.

3.2 ANALISA DATAData PenunjangEtiologiMasalah

Total Lansia di dusun Banggle sebanyak 342 Lansia Lansia dengan tekanan darah tinggi sebanyak 130 Lansia Lansia dengan keluhan keju linu sebanyak 117 Lansia Dengan adanya keluhan yang dirasakan, Lansia yang mengatasi keluhannya dengan cara mengobati sendiri keluhan atau penyakitnya sebanyak 73 Lansia Dari hasil wawancara Lansia yang membutuhkan bantuan berupa penyuluhan kesehatan sebanyak 126 Lansia kurangnya informasi mengenai kesehatan lansiaRisiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia di dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Blitar

Total kepala keluarga di dusn Bangge sebanyakk 744 keluarga Halaman rumah yang digunakan untuk kandang ternak sebanyak 228 keluarga Halaman rumah yang kotor sebanyak 54 keluarga Keluarga yang mengatakan Sumber polusi udara yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka adalah debu, pembakaran lahan pertanian/kebun dan asap kendaraan bermotor adalah sebanyak 690 kk Vektor nyamuk yang mengganggu kesehatan sebanyak 315 kk Total Balita di dusun Banggle sebanyak 128 Balita Kejadian batuk pilek pada Balita selama 1 tahun terakhir sebanyak 52 Balita Ibu Balita yang tidak mendapat penyuluha tentang ISPA sebanyak 102 Tingkat pengetahuan yang kurang pada ibu dengan balita terhadap ISPA sebanyak 44 ibuKurangnya kemampuan masyarakat memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatanRisiko meningkatnya kejadian ISPA, DBD, Cikunguya dan TBC pada masyarakat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Blitar

Tidak optimalnya pelaksanaan program UKS di sekolah Seluruh keluarga di dusun Banggle, sebanyak 744 keluarga mengatakan tidak ada program pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah. Berdasarkan hasil observasi didapatkan Lingkungan sekolah yang kurang bersihKurangnya pengetahuan dalam perawatan diri dan lingkungan Risiko menurunnya derajat kesehatan pada siswa Sekolah Dasar.

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS1. Risiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia di dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Blitar berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan lansia2. Risiko meningkatnya kejadian ISPA, DBD, Chikunguya dan TBC pada masyarakat di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro - Blitar berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan3. Risiko menurunnya derajat kesehatan pada siswa Sekolah Dasar berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan siswa dalam perawatan diri.

PRIORITAS MASALAHNo Masalah KesehatanABC D E F G H I J K L Total prioritas

1Risiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia di dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Blitar berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan lansia555554553445551

3Risiko meningkatnya kejadian ISPA pada balita di Dusun Banggle Kecamatan Kanigoro Blitar berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan554553553245513

2Risiko menurunnya derajat kesehatan pada siswa Sekolah Dasar berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan dalam perawatan diri 534554552335492

Keterangan :A : Sesuai dengan peran perawat komunitasB : Jumlah yang beresikoC : Resiko Bertambah parahnya masalahD : Potensial untuk pendidikan kesehatanE : Minat MasyarakatF : Kemungkinan untuk diatasiG : Relevan dengan program pemerintahH : Tersedia sumber tempatI : Tersedia sumber waktuJ : Tersedia sumber danaK : Tersedia sumber fasilitasL : Tersedia SDM