BAB III
-
Upload
aryoga-samudra-asmara -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of BAB III
BAB III
KARSINOMA NASOFARINGA. DEFINISI
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring.B. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya karsinoma nasofaring masih belum jelas, namun banyak yang berpendapat bahwa berdasarkan penelitian epidemiologik dan eksperimental, ada 3 faktor yang berpengaruh,yakni:
1. Faktor genetik (ras mongoloid)
2. Faktor virus (virus EIPSTEINN BARR)
3. Faktor lingkungan (polusi asap kayu bakar, bahan karsiogenik, dll)
Banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun, laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 3:1.C. GEJALA KLINIS1. Gejala dini : merupakan gejala pada saat tumor masih terbatas pada nasofaring Telinga : tinitus, pendengaran berkurang, grebek-grebek
Hidung: pilek kronis, ingus/dahak bercampur darah
2. Gejala lanjut: merupakan gejala yang timbul oleh penyebaran tumor secara ekspansif, infiltratif dan metastasis.
Ekspansif
Ke muka : menyumbat koane, terjadi hidung buntu.
Ke bawah : mendesak palatum molle, terjadi gangguan menelan/sesak nafas.
Infiltratif
Ke atas: masuk foramen laserum, menyebabkan sakit kepala, paresis/paralisis N III, IV, V, VI secara sendiri atau bersama-sama, menyebabkan gangguan mata (ptosis, diplopi, oftalmoplegi, neuralgi trigeminal).
Ke sampingMenekan N IX,X: paresis palatum molle, faring, gangguan menelan.
Menekan N IX: gangguan fungsi otot sternokledomastoideus dan otot trapezius.
Menekan N XII: deviasi lidah.
Metastase
Melalui aliran getah bening, menyebabkan pembesaran getah bening (kaudal dari ujung mastoid, dorsal dari angulus mandibula, medial dari otot strenokledomastoideus).
Metastase jauh ke hati : paru, ginjal, tulang dan sebagainya.
D. HISTOPATOLOGITelah disetujui WHO bahwa hanya ada 3 tipe:
Tipe WHO 1:
Termasuk karsinoma sel skuamosa.
Diferensiasi baik sampe sedang.
Sering eksofitik (tumbuh dipermukaan).
Tipe WHO 2:
Termasuk karsinoma non keratinisasi.
Peling banyak variasi.
Menyerupai karsinoma transisional.
Tipe WHO 3:
Karsinoma tipe diferensiasi.
Termasuk antara lain: limfoepitelioma, clear cell carsinoma, varian sel spindel.
Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik.E. STADIUM Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002):
T: Tumor primer
T0: Tidak tampak tumor
T1: Tumor terbatas di nasofaring
T2: Tumor meluas ke jaringan lunak
T2a: perluasan tumor ke orofaring dan / rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring
T2b: Disertai perluasan ke parafaring
T3: Tumor menginvasi struktur tulang dan / sinus paranasal
T4: Tumor dengan perluasan intrakranial dan / terdapat keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipfaring, orbita, atau tulang mastikator
N: Pembesaran kelenjar getah bening regional
NX: Pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0: Tidak ada pembesaran
N1: Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran sebesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N2: Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N3: Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula
N3a: Ukuran lebih dari 6 cm
N3b: Didalam fossa supraklavikula
M : Metastase jauh
Mx: Metastase jauh tidak dapat dinilai
M0: Tidak ada metastase jauh
M1: Terdapat metastase jauh
Stadium 0T1sN0M0
Stadium IT1N0M0
Stadium II AT2aN0M0
Stadium II BT1N1M0
T2aN1M0
T2bN0,N1M0
Stadium IIIT1N2M0
T2a, T2bN2M0
T3N2M0
Stadium IVaT4N0,N1,N2M0
Stadium IVbSemua TN3M0
Stadium IVcSemua TSemua NM1
F. PENATALAKSANAANStadium I: Radioterapi
Stadium II dan III: Kemoradiasi
Stadium IV dengan N 6: Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
G. Prognosis Karena umunya penderita datyang pada stadium III/IV, prognosis biasanya jelek.