BAB III

6
BAB III KARSINOMA NASOFARING A. DEFINISI Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring. B. ETIOLOGI Penyebab timbulnya karsinoma nasofaring masih belum jelas, namun banyak yang berpendapat bahwa berdasarkan penelitian epidemiologik dan eksperimental, ada 3 faktor yang berpengaruh,yakni: 1. Faktor genetik (ras mongoloid) 2. Faktor virus (virus EIPSTEINN BARR) 3. Faktor lingkungan (polusi asap kayu bakar, bahan karsiogenik, dll) Banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun, laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 3:1. C. GEJALA KLINIS 1. Gejala dini : merupakan gejala pada saat tumor masih terbatas pada nasofaring - Telinga : tinitus, pendengaran berkurang, grebek- grebek - Hidung: pilek kronis, ingus/dahak bercampur darah

description

zczzxzvcbnvbn

Transcript of BAB III

BAB III

KARSINOMA NASOFARINGA. DEFINISI

Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring.B. ETIOLOGI

Penyebab timbulnya karsinoma nasofaring masih belum jelas, namun banyak yang berpendapat bahwa berdasarkan penelitian epidemiologik dan eksperimental, ada 3 faktor yang berpengaruh,yakni:

1. Faktor genetik (ras mongoloid)

2. Faktor virus (virus EIPSTEINN BARR)

3. Faktor lingkungan (polusi asap kayu bakar, bahan karsiogenik, dll)

Banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun, laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 3:1.C. GEJALA KLINIS1. Gejala dini : merupakan gejala pada saat tumor masih terbatas pada nasofaring Telinga : tinitus, pendengaran berkurang, grebek-grebek

Hidung: pilek kronis, ingus/dahak bercampur darah

2. Gejala lanjut: merupakan gejala yang timbul oleh penyebaran tumor secara ekspansif, infiltratif dan metastasis.

Ekspansif

Ke muka : menyumbat koane, terjadi hidung buntu.

Ke bawah : mendesak palatum molle, terjadi gangguan menelan/sesak nafas.

Infiltratif

Ke atas: masuk foramen laserum, menyebabkan sakit kepala, paresis/paralisis N III, IV, V, VI secara sendiri atau bersama-sama, menyebabkan gangguan mata (ptosis, diplopi, oftalmoplegi, neuralgi trigeminal).

Ke sampingMenekan N IX,X: paresis palatum molle, faring, gangguan menelan.

Menekan N IX: gangguan fungsi otot sternokledomastoideus dan otot trapezius.

Menekan N XII: deviasi lidah.

Metastase

Melalui aliran getah bening, menyebabkan pembesaran getah bening (kaudal dari ujung mastoid, dorsal dari angulus mandibula, medial dari otot strenokledomastoideus).

Metastase jauh ke hati : paru, ginjal, tulang dan sebagainya.

D. HISTOPATOLOGITelah disetujui WHO bahwa hanya ada 3 tipe:

Tipe WHO 1:

Termasuk karsinoma sel skuamosa.

Diferensiasi baik sampe sedang.

Sering eksofitik (tumbuh dipermukaan).

Tipe WHO 2:

Termasuk karsinoma non keratinisasi.

Peling banyak variasi.

Menyerupai karsinoma transisional.

Tipe WHO 3:

Karsinoma tipe diferensiasi.

Termasuk antara lain: limfoepitelioma, clear cell carsinoma, varian sel spindel.

Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik.E. STADIUM Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002):

T: Tumor primer

T0: Tidak tampak tumor

T1: Tumor terbatas di nasofaring

T2: Tumor meluas ke jaringan lunak

T2a: perluasan tumor ke orofaring dan / rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring

T2b: Disertai perluasan ke parafaring

T3: Tumor menginvasi struktur tulang dan / sinus paranasal

T4: Tumor dengan perluasan intrakranial dan / terdapat keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipfaring, orbita, atau tulang mastikator

N: Pembesaran kelenjar getah bening regional

NX: Pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0: Tidak ada pembesaran

N1: Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran sebesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula

N2: Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula

N3: Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula

N3a: Ukuran lebih dari 6 cm

N3b: Didalam fossa supraklavikula

M : Metastase jauh

Mx: Metastase jauh tidak dapat dinilai

M0: Tidak ada metastase jauh

M1: Terdapat metastase jauh

Stadium 0T1sN0M0

Stadium IT1N0M0

Stadium II AT2aN0M0

Stadium II BT1N1M0

T2aN1M0

T2bN0,N1M0

Stadium IIIT1N2M0

T2a, T2bN2M0

T3N2M0

Stadium IVaT4N0,N1,N2M0

Stadium IVbSemua TN3M0

Stadium IVcSemua TSemua NM1

F. PENATALAKSANAANStadium I: Radioterapi

Stadium II dan III: Kemoradiasi

Stadium IV dengan N 6: Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi

G. Prognosis Karena umunya penderita datyang pada stadium III/IV, prognosis biasanya jelek.