BAB III (2007)

13
BAB III AWAL PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA Setelah mempelajari berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu atau Buddha maka tiba pada gilirannya datanglah pengaruh Islam. Lewat jalur perdagangan, agama dan kebudayaan Islam yang lahir di Timur Tengah menyebar ke kawasan dunia dan akhirnya masuk juga ke Indonesia. Nah, bagaimanakah perkembangan awal agama dan kebudayaan Islam di Indonesia? Untuk memahami perkembangan awal agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, ikutilah uraian materi berikut ini. Sebagai bahan pengayaan kerjakan tugas-tugas yang ada, termasuk latihan dan uji kompetensi sebagai wujud aktivitas dan kreativitas kalian dalam proses belajar-mengajar. A. Awal Penyebaran Islam di Indonesia 1. Proses Masuknya Islam di Indonesia Masuknya agama Islam ke Indonesia dapat diketahui dari beberapa sumber yang dapat memberitakannya. Sumber sejarah itu dapat digolongkan menjadi sumber ekstern (dari luar negeri) dan sumber intern (dari dalam negeri). a. Sumber Ekstern 1) Berita dari Arab

description

iseng aja

Transcript of BAB III (2007)

Page 1: BAB III (2007)

BAB III

AWAL PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Setelah mempelajari berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia pada masa

kerajaan-kerajaan bercorak Hindu atau Buddha maka tiba pada gilirannya

datanglah pengaruh Islam. Lewat jalur perdagangan, agama dan kebudayaan Islam

yang lahir di Timur Tengah menyebar ke kawasan dunia dan akhirnya masuk juga

ke Indonesia.

Nah, bagaimanakah perkembangan awal agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia? Untuk memahami perkembangan awal agama dan kebudayaan Islam

di Indonesia, ikutilah uraian materi berikut ini. Sebagai bahan pengayaan kerjakan

tugas-tugas yang ada, termasuk latihan dan uji kompetensi sebagai wujud aktivitas

dan kreativitas kalian dalam proses belajar-mengajar.

A. Awal Penyebaran Islam di Indonesia

1. Proses Masuknya Islam di Indonesia

Masuknya agama Islam ke Indonesia dapat diketahui dari beberapa sumber

yang dapat memberitakannya. Sumber sejarah itu dapat digolongkan menjadi

sumber ekstern (dari luar negeri) dan sumber intern (dari dalam negeri).

a. Sumber Ekstern

1) Berita dari Arab

Pada abad ke-7 ketika Kerajaan Sriwijaya sedang berkembang telah

banyak pedagang Arab yang mengadakan hubungan dengan masyarakat

Kerajaan Zabag/Sriwijaya.

2) Berita dari Eropa

Pada tahun 1292 Marco Polo (Italia) adalah orang Eropa pertama yang

menginjakkan kaki di Indonesia ketika kembali dari Cina untuk menuju

Eropa melalui jalan laut. Ketika ia singgah di Perlak (Perueula)

penduduknya telah memeluk agama Islam dan telah terdapat kerjaan

bercorak Islam, yakni Kerjaan Samudera Pasai.

3) Berita dari India

Page 2: BAB III (2007)

para pedagang Gujarat dari India di samping berdagang juga

menyebarkan agama Islam di pesisir pantai.

4) Berita dari Cina

Dikatakan oleh Ma Huan (sekretaris Laksamana Cheng Ho) bahwa

pada tahun 1400 telah ada pedagang – pedagang Islam yang tinggal di

pantai utara Jawa.

b. Sumber Intern

Sumber intern yang menjadi bukti masuknya Islam di Indonesia,

antara lain sebagai berikut.

1) Batu Nisan Fatimah binti Maimun (1028) yang bertuliskan Arab di

Leran (Gresik)

2) Makam Sultan Malik Al Saleh (1297) di Sumatra.

3) Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik.

2. Proses Islamisasi

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan terus berkembang serta

prosesnya lebih demokratis dari pada agama Hindu. Itulah sebabnya pada abad

ke-16 telah dapat menggeser kekuasaan Hindu (Kerajaan Majapahit). Adapun

proses islamisasi di Indonesia dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain

sebagai berikut.

a. Melalui Perdagangan

Para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat memegang peranan

penting sebab di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama

Islam. Mereka mendirikan perkampungan sendiri (perkampungan

pedagang muslim di negeri asing) yang disebut Pekojan. Melalui

perdagangan inilah Islam berkembang pesat. Hal ini didukung oleh situasi

politik saat itu, ketika para bupati pesisir berusaha untuk melepaskan diri

dari kekuasaan pusat yang sedang mengalami kekacauan atau perpecahan.

b. Melalui Perkawinan

Perkawinan putri bangsawan dengan pedagang muslim dilakukan

secara Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat (perkawinan antara

Page 3: BAB III (2007)

pihak Islam dengan pihak yang belum Islam). Perkawinan merupakan

saluran islamisasi yang paling mudah. Dari perkawinan itu pula akan

membentuk ikatan kekerabatan antara pihak keluarga laki-laki dan

perempuan.

Saluran lewat perkawinan antara pedagang, ulama, ataupun golongan

lain dengan anak bangsawan, bupati ataupun raja akan lebih

menguntungkan. Status sosial ekonomi ataupun politik para bangsawan,

bupati atau raja akan mempercepat proses islamisasi. Banyak contoh yang

dapat dikemukakan mengenai proses islamisasi melalui perkawinan, antara

lain sebagai berikut.

1) Perkawinan Putri Campa dengan Raja Brawijaya yang melahirkan

Raden Patah.

2) Perkawinan Rara Santang (putri Prabu Siliwangi) dengan Syarif

Abdullah melahirkan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

3) Perkawinan Putri Blambangan dengan Maulana Ishak mempunyai

seorang putra bernama Raden Paku (Sunan Giri).

4) Perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila

melahirkan Sunan Bonang (Makdum ibrahin) dan Sunan Drajat

(Syarifudin).

c. Melalui Tasawuf

Ajaran tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan

mistis atau unsur-unsur magis. Ajaran tasawuf masuk ke Indonesia pada

abad ke-13. Di Aceh muncul ahli tasawuf yang terkenal, seperti Hamzah

Fansuri, Syamsuri as Samatrani, dan Nuruddin ar Raniri. Di jawa di antara

Wali Sanga juga ada yang mengajarkan tasawuf ialah Sunan Bonang dan

Sunan Kudus.

d. Melalui Pendidikan

Lewat pendidikan terutama dalam pesantren yang diselenggarakan

oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Pesantren merupakan

lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan

tempat pembinaan calon guru-guru agama, kiai-kiai,dan ulama-ulama.

Page 4: BAB III (2007)

Pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, kita mengenal beberapa pesantren,

di antaranya Pesantren Ampel Denta di Surabaya dan Pesantren Giri di

Gresik.

e. Melalui Dakwah

Proses islamisasi di Jawa melalui dakwah dilakukan oleh kelompok

para wali yang dikenal sebutan Wali Sanga. Wali artinya wakil atau

utusan. Mereka di samping memiliki pengetahuan agama Islam juga

memiliki kelebihan yang disebut karomah. Oleh karena itu, mereka diberi

gelar sunan artinya yang dihormati. Kesembilan wali tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Surabaya (Jawa Timur).

2) Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Tuban (Jawa Timur).

3) Sunan Drajat (Raden Syarifuddin) atau raden Qosim di Lamongan,

Jawa Timur.

4) Sunan Giri (Raden Paku) di Gresik, Jawa Timur.

5) Syeh Maulana Malik Ibrahim, di Gresik, Jawa Timur.

6) Sunan Kalijaga (Raden Said) di Kadilangu, Semarang, Jawa Tengah.

7) Sunan muria (Raden Umar Said) di Muria, Jawa Tengah.

8) Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq) di Kudus, Jawa Tengah.

9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon, Jawa Barat.

Penyebaran agama islam di Jawa Tengah bagian selatan dilakukan

Sunan Tembayat (Bayat) yangberkedudukan di Klaten. Penyebaran agama

islam di luar Jawa, khusunya di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk ri

Bandang dan Datuk ri Sulaiman. Di kalimantan Timur dilakukan oleh

Datuk ri Bandang dan Tuan Tunggang ri Parangan. Golongan lain yang

mempercepat proses islamisasi ialah mereka yang telah menunaikan

ibadah haji.

3. Peta Penyebaran Agama Islam

Untuk dapat lebih mengetahui dan memahami lokasi daerah-daerah di

Indonesia yang telah mendapat pengaruh Islam.

Page 5: BAB III (2007)

4. Proses dan Latar Belakang Munculnya Kerajaan Islam Petama di

Indonesia (Peurelak/Perlak)

Perlak adalah nama kerajaan di wilayah Aceh Timur yang pusat

pemerintahannya dekat muara Sungai Peuleula dan merupakan kerajaan

Islam pertama di Indonesia. Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong

Perlak menjadi pusat kerajaan dan perdagangan, antara lain sebagai

berikut.

a. Letaknya strategis untuk perdagangan, ysaitu di tepi jalur perdagangan

internasional.

b. Daerah Aceh merupakan daerah penghasil lada yang merupakan bahan

ekspor ke India dan Timur Tengah.

c. Mundurnya Kerajaan Melayu sebagai pusat perdagangan memberikan

kesempatan kepada Perlak untuk berkembang.

Kapan pastinya Kerajaan Perlak muncul tidak banyak diketahui.

Hanya saja sejarah telah mencatat bahwa Raja Perlak yang pertama ialah

Sultan Alauddin Syaid Maulana Abdul Aziz Syah atau singkatnya Sultan

Alaudin Syah (1161-1186), seorang penganut Islam aliran Syiah (golongan

dan merupakan sebutan yang dipergunakan oleh pengikut Ali, yaitu suami

putri Nabi Mmuhammad saw., bernama Fatimah).

Pelabuhan Perlak dicatat dalam sejarah karena mendapat

kunjungan musafir bernama Marco Polo. Ia singgah dalam perjalanan

kembali dari Negeri Cina ke Venesia (1292). Dalam beritanya, Marco Polo

menceritakan bahwa penduduk di Ibu kota kerajaan telahmenganut agama

islam. Sebaliknya, penduduk di luar kota masih menganut kepercayaan

animisme dan dinamisme.

Dinasti Syaid Aziz memerintah kurang lebih seabad lamanya.

dalam bagian akhir abad ke-13 terjadi perebutan kekuasaan antara Dinasti

Syaid Aziz keturunan Arab dan Dinasti Marah yang merupakan keturunan

asli. Akibatnya kerajaan terpecah menjadi dua, yakni Perlak Baroh

(selatan) di bawah Dinasti Marah dan Perlak Tunong (utara) di bawah

Page 6: BAB III (2007)

Dinasti Syaid Azizi. Akibat perebutan kekuasaan pada akhir abad ke-13

Perlak mengalami keruntuhan sebab dikuasai oleh Samudera Pasai.

B. Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam

Agama dan budaya Islam yang masuk ke Indonesia mempengaruhi

kebudayan asli Indonesia sehingga menimbulkan akulturasi tersebut dapat

dilihat dari berbagai bidang berikut ini.

1) Masjid

Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid-masjid kuno di Indonesia

menampakkan gaya arsitektur asli indonesia dengan ciri-ciri sebagai

berikut.

a) Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka)

b) Fondasinya kuat dan agak tinggi.

c) Ada serambi di depan atau di samping.

d) Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.

Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai

berikut:

a) Hiasan kaligrafi;

b) Kubah;

c) Bentuk masjid.

Adapun bangunan masjid kono yang beratap tumpang, antara lain sebagai

berikut

1) Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.

a) Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16

b) Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada

abad ke-18.

c) Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.

2) Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.

a) Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.

b) Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan

Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.

c) Masjid Jepara

Page 7: BAB III (2007)

d) Masjid Ternate

3) Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada

abad ke-17.

b. Makam

Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan

dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan

pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan

cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh

budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam

Pputeri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas

bukit (Tuban)

c. Seni rupa dan Aksara

Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot,

yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan

menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber

pada ayat-ayat suci Al Quran dan Hadist. Adapun fungsi seni kaligrafi

adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris,

nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.

d. Seni Sastra

Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra

Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya sastra yang berisi

pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan

Budiman dan 1001 Malam.

Di samping itu juga mendapat pengaruh Hhindu, seperti Hikayat

Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri

(Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji

Semirang.

Hasil seni sastra, antara lain sebagai berikut.

1) Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya

ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang.

Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya

Page 8: BAB III (2007)

bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk,

pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.

2) Hikayat, yakni saduran kejadian cerita wayang.

3) Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah

Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian

Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.

4) Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup,

seperti Taj us Salatin dan Bustan us Salatin

e. Sistem kalender

Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam

dengan perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun

Hijriah. Tahun 1 Hijriah (H) bertepatan dengan tahun 622 M.

sementara itu, di Indonesia pada saat yang sama telah menggunakan

perhitungan tahun Ska (S0 yang didasarkan atas peredaran matahari.

Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M.

Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan

berlakunya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan

(1 tahun = 354). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem

kalender Islam dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti

Muharram (bulan Jawa;Sura), Shafar (bulan Jawa;Sapar), dan

sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa;Sapar) dan

sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan

tahun Hijrah (H).

f. Seni Musik dan Tari

Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan

pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada

tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali

dengan membaca Al Quran yang berkembang di Banten, Aceh, dan

Minangkabau.

g. Sistem Pemerintahan

Page 9: BAB III (2007)

Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap

sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa

yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam,

pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap

sebagai penguasa tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala

perintahnya harus dituruti.