BAB II to

15
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Transplantasi organ adalah pemindahan organ dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya atau pemindahan organ dari donor ke resipien yang organnya mengalami kerusakan. Organ yang sudah dapat ditransplantasi adalah jantung, ginjal, hati, pankreas, intestine dan kulit, sedangkan jaringan, adalah kornea mata, tulang, tendo, katup jantung, dan vena. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi transplantasi organ, di satu sisi banyak membantu orang-orang yang mengalamai kegagalan fungsi organ, tetapi disisi lain menjadi industri penjualan organ, yang cukup menjanjikan. Penjualan organ menjadi bisnis besar, bahkan menjadi mafia bisnis dan sasarannya adalah orang-orang tidak mampu, yang rela menjual organnya demi uang.. Bahkan beberapa sendikat penjualan organ manusia berani memasang iklan untuk mencari pendonor dengan iming-iming uang dan bagi penerima organ, asalah memiliki uang yang banyak, maka sendikat ini akan mencarikan organ yang

description

transplantasi organ

Transcript of BAB II to

Page 1: BAB II to

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transplantasi organ adalah pemindahan organ dari satu tubuh ke tubuh

yang lainnya atau pemindahan organ dari donor ke resipien yang organnya

mengalami kerusakan. Organ yang sudah dapat ditransplantasi adalah

jantung, ginjal, hati, pankreas, intestine dan kulit, sedangkan jaringan, adalah

kornea mata, tulang, tendo, katup jantung, dan vena. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi transplantasi organ, di satu sisi banyak membantu

orang-orang yang mengalamai kegagalan fungsi organ, tetapi disisi lain

menjadi industri penjualan organ, yang cukup menjanjikan. Penjualan organ

menjadi bisnis besar, bahkan menjadi mafia bisnis dan sasarannya adalah

orang-orang tidak mampu, yang rela menjual organnya demi uang.. Bahkan

beberapa sendikat penjualan organ manusia berani memasang iklan untuk

mencari pendonor dengan iming-iming uang dan bagi penerima organ, asalah

memiliki uang yang banyak, maka sendikat ini akan mencarikan organ yang

dibutuhkan (India abroad News Service, 2001; Mashberg, 2002, Kates, 2002).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik di bidang kedokteran,

tetapi tidak diikuti dengan pemahaman bioetik yang baik, maka akan terjadi

banyak penyalahgunaan, yang tadinya bertujuan menolong pasien, bergeser

menjadi mencari keuntungan sebesar-besarnya, dengan mengeksploitasi

organ manusia. Bagaimana bioetik dapat dipahami oleh semua pihak, baik

dokter, pendonor atau pun pasien merupakan hal yang penting. Sebagai

dokter muslim yang memegang teguh ajaran agama Islam pun harus

memperhatikan aturan-aturan dalam agama Islam termasuk mengenai

transpantasi organ. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai transplantasi

organ, serta tinjauan menurut ajaran agama Islam serta tinjauan dari sisi

Kemuhammadiyahan.

Page 2: BAB II to

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana mengenai transplantasi organ ditinjau dari sisi medis,

keIslaman, dan Kemuhammadiyahan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui mengenai seluk

beluk transplantasi organ ditinjau dari sisi medis, keIslaman dan

Kemuhammadiyahan.

Page 3: BAB II to

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Secara Etimologi, transplantasi berasal dari bahasa Latin Kuno

transplantare, yang berarti to plant (menanam). Menurut WHO (World

Health Organization) transplantasi atau pencangkokan adalah pemindahan

sel, jaringan, atau organ dari pendonor kepada resipien dengan tujuan

mengembalikan fungsi yang telah rusak.

Dalam perkembangannya, khusus untuk sel dalam dunia kedokteran

khususnya di bidang kedokteran regenerasi (regenerative medicine) saat

inipun telah memungkinkan untuk menumbuhkan kembali sel si penderita

itu sendiri dengan sel induk atau sel yang telah diekstrasi dari organ yang

rusak.

Pemindahan organ dari donor ke resipien bukan masalah yang

sederhana, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, misalnya medikal

transplantasi, dimana donasi organ atau jaringan memerlukan terapi

transplantasi, meliputi persiapan resepien sebelum transplantasi, saat

operasi dan sesudah transplantasi. Sering terjadinya penolakan transplantasi,

yaitu organ atau jaringan donor tidak diterima oleh tubuh resepien. Hal ini

merupakan tantangan dan masalah yang kompleks bagi dunia kedokteran.

Untuk mengatasi penolakan dari resepien diatasi dengan obat

immunosuppressant, obat yang menghambat aktivitas sistem imun.

Penggunaan obat ini mengambil resiko tinggi, karena dengan tidak aktifnya

sistem imun, resepien menjadi rentan terhadap infeki dan penyebaran sel-

sel malignant. Efek samping lain adalah menyebabkan hipertensi,

dislipidemia, hiperglikemik, peptic ulcer, liver dan kerusakan ginjal. Obat

ini pun biasana berinteraksi dengan obat lain dan akan mempengaruhi

aktivitas metabolisme resepien.

Page 4: BAB II to

B. JENIS- JENIS TRANSPLANTASI

Transplantasi merupakan hal luar biasa yang ditemukan dalam dunia

kedokteran modern. Melibatkan donasi organ dari satu manusia ke manusia

yang lain yang menjadikan ribuan orang diseluruh dunia setiap tahunnya

terselamatkan jiwanya.

1. Dari segi pemberi organ (pendonor)

Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor atau jaringan tubuh,

maka transplantasi dapat dibedakan menjadi:

a) Transpantasi dengan donor hidup

Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau

organ tubuh seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian

lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Biasanya

yang dilakukan adalah transplantasi ginjal, karena memungkinkan

seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja. Akan tetapi

mungkin bagi donor hidup juga untuk memberikan sebagian organ

tubuhnya misalnya paru, hati, pankreas dan usus. Donor hidup juga

dapat memberikan sel atau jaringan degeneratif misalnya kulit,

darah, dan sumsum tulang.

b) Transplantasi dengan donor mati atau jenazah

Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan

organ atau jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja

meninggal kapada tubuh orang lain yang masih hidup. Pengertian

donor mati adalah donor dari seseorang yang baru saja meninggal

dan biasanya meninggal karena kecelakaan, serangan jantung, atau

pecahnya pembuluh darah otak. Dalam kasus ini, donasi organ

akan dipertimbangkan setelah usaha penyelamatan mengalami

kegagalan. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ

yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya

jantung, kornea, ginjal, pankreas, dan hati.

Page 5: BAB II to

2. Dari segi penerima organ (resipien)

Sedangkan ditinjau dari sudut penerima organ atau resipienm maka

transplantasi dapat dibedakan menjadi:

a) Autograft

Autograft adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat

lain dalam tubuh orang itu sendiri. Biasanya transplantasi ini

dilakukan pada jaringan yang berlebih atau jaringan yang dapat

beregenerasi kembali. Seperti pada skin graft pada pasien dengan

luka bakar, atau atau vein extraction, pada Coronary Artery Bypass

Surgery (CABG).

b) Isograft

Termasuk dalam autograft adalah isograft. Hanya disini donor dan

resipien mempunyai kesamaan genetik, seperti kembar identik,

kelebihannya adalah tidak ada penolakan organ atau jaringan dari

resipien.

c) Allograft

Transplantasi organ atau jaringan antara dua orang yang tidak sama

secara genetik, tetapi pada spesies yang sama. Transplantasi organ

pada manusia umumnya adalah allograft, sehinga ada kendala

penolakan organ atau jaringan dari resipien.

d) Xenotransplantation

Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain,

seperti transplantasi katup jantung babi pada manusia, yang

berjalan dengan baik. Transplantasi ini sangat berbahaya, terutama

masalah non-incompatibility, penolakan, dan penyakit yang

dibawaorgan atau jaringan tersebut.

Organ yang berasal dari donor yang masih hidup (living donor), harus

mempunyai syarat , antara lain, pendonor harus tetap hidup layak,

sehingga yang didonorkan adalah jaringan, sel atau cairan yang dapat

Page 6: BAB II to

diperbaharui, seperti kulit, darah atau organ yang dapat beregenerasi,

seperti hati, usus atau bila diambil masih dapat bekerja dengan baik,

seperti ginjal. Organ pun dapat berasal dari donor yang sudah

meninggal (cadaveric donor), pendonor sudah dinyatakan mengalami

kematian batang otak, sehingga organ-organ yang akan didonorkan

harus tetap berfungsi dengan baik dan dapat ditransplantasikan pada

tubuh resepien. Pada saat ini pun cadaveric donor dapat dari donor

yang sudah dinyatakan cardic-death.

3. Dari Sel Induk (Stem Cell)

Sedangkan khusus mengenai transplantasi sel induk dibedakan menjadi:

a. Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone

marrowtransplantation)

Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-

tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung dan

tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel

induk hematopoetik.

b. Transplantasi sel induk darah tepi (perpheral blood stem cell

transplantation)

Peredaran darah tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel

induk yang terkandung tidak sebanyak pada sumsum tulang untuk

jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi. Biasanya pada donor

diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF).Transplantasi

dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.

c. Transplantasiu sel induk darah tali pusat (Stem Cord)

Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan

memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulang

atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk

dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran

menajdi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.

Page 7: BAB II to

C. BIOETIK TRANSPLANTASI ORGAN

Bioetik secara umum adalah studi filosofi dari kontroversi etik tentang biologi dan

kedokteran, sehinga bioetik lebih memperhatikan permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan life science, bioteknolgi, kedokteran, politik, hukum, filosofi, dan

agama. Isu-isu bioetik tentang transplantasi organ akan meliputi definisi mati, kapan dan

bagaimana transplantasi organ dapat dilaksanakan, juga meliputi pembayaran organ yang

ditransplantasikan.

Bioetik transplantasi organ manusia diatur dalam medical ethic, yang

lebih mengarah pada aturan suatu organisasi profesi, yaitu kode etik

kedokteran, yang mengatur hubungan dokter-pasien-keluarga pasien

(Rotgers, 2007). Pada transplantasi organ akan terlibat dokter, donor dengan

keluarganya dan resepien dengan keluarganya. Ada suatu prosedur yang

harus dipahami oleh semua orang yang terlibat dalam transplantasi organ.

Prosedur yang harus dijalani adalah, pertama dokter mendiagnosis

pasien, yang menyatakan kegagalan fungsi organ tertentu, dan

direkomendasi untuk mengikuti program transplantasi organ dan dirujuk

pada pusat transplantasi, disini pasien akan dievaluasi kesehatannya, juga

status sosial yang mendukung dan kemungkinan adanya donor yang

cocok. Ada dua sumber donor organ, yang pertama organ berasal dari donor

yang sudah meninggal, atau disebut cadaveric donor. Orang menjadi

cadaveric donor, harus ada persetujuan, bersedia menjadi cadaveri donor

ketika dia meninggal dan ini harus dengan legalitas. Di beberapa negara,

bila persetujuan cadaveric donor tidak ada, maka boleh dari keluarganya

untuk memberikan izin mengambilan organ. Kedua, organ berasal dari

donor yang masih hidup, biasanya yang masih mempunyai hubungan

keluarga, teman atau orang yang tidak dikenal. Beberapa yayasan non-

profit atau charity, seperti National Marrow Donor Program, mempunyai

daftar donor bone marrow, bila pendonor tidak ada hubungan kekeluargaan

dengan pasien, maka diberi tanda Non Direct Donor (NDD), yang sudah

Page 8: BAB II to

mengetahui kapan pun organnya akan diambil untuk ditransplantasikan pada

resepien yang membutuhkan.

Jumlah organ yang akan didonorkan sangat sedikit dibandingkan

resepien yang membutuhkan organ. Data dari transplant center

menyatakan, bahwa setiap hari orang yang membutuhkan transplantasi

organ bertambah 106 orang, transplantasi organ tiap hari terjadi sebanyak

68 orang dan 17 orang meninggal, karena menunggu organ yang akan

ditransplantasi. Dengan demikian transplant center harus membuat aturan

yang ketat, dengan membuat kriteria pemberian organ pada yang pasien

yang membutuhkan, antara lain:

1. Setiap orang mempunyai hak yang sama

2. Pada orang yang membutuhkan

3. Pada orang yang berusaha

4. Pada orang yang memberi kotribusi

5. Pada orang berdasarkan free-market exchanges

Juga dengan pertimbangan, lamanya waktu menunggu dan usia.

Transplant center mencoba meningkatkan jumlah organ yang didonorkan

dan lebih mengarahkan pada cadaveric donor, dengan beberapa langkah

disiapkan, yaitu

1. Education, dengan memberikan kesadaran untuk menyumbangkan

organnya saat meninggal, karena banyak orang yang membutuhkan

organnya, sehingga dapat menolong jiwa orang lain. Juga pengertian pada

keluarga untuk mendukung menyumbangkan organnya saat meninggal.

2. Mandated choice police, usaha yang dilakukan pemerintah menghimbau

rakyatnya untuk peduli pada orang sakit yang membutuhkan organ, dengan

memberi kemudahan mendaftrakan diri sebagai cadaveric donor

3. Presumed consent, adalah kebijakan suatu negara, bahwa pada saat

seseorang meninggal maka jasadnya milik negara, sehingga setiap orang

dapat menjadi cadaveric donor atas izin negara.

Page 9: BAB II to

4. Pemberian incentive pada keluarga yang memberikan organ dari anggota

keluarganya yang meninggal.

5. Orang tahanan yang dihukum mati, maka dapat menjadi cadaveric donor.

D. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN.

Tujuan mulia mendonorkan organ untuk menolong orang yang

membutuhkan, sering disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab, dengan memperdagangkan organ tubuh manusia,

bahkan sudah membentuk suatu jaringan penjualan organ manusia.

Timbul satu pertanyaan, siapakah yang bertanggungjawab. Pemahaman

bioetik dengan memperhatikan hak hidup setiap organisme, sehingga dapat

memperlakukan makhluk hidup, terutama manusia dengan benar. Sikap ini

diharapkan menjadi pembatas manusia untuk tidak melakukan penjualan

organ manusia, tetapi terkadang pertimbangan ekonomi lebih dikedepankan

daripada pertimbangan hak hidup seseorang. Orang rela melakukan

kejahatan demi uang yang diperoleh. Dalam kasus transplantasi organ yang

paling berperan adalah dokter, dia yang mendiagnosa, menangani operasi

dan merawat setelah transplantasi organ. Jadi penyalahgunaan organ tubuh

manusia, pertama-tama terletak pada dokter yang menanganinya. Jika

dokter ingin mendapat uang sebanyak-banyaknya, maka dokter akan

menempuh segala cara untuk mendapat organ dengan mudah dan murah.

Dokter terikat kode etik profesi dokter, izin praktek akan dicabut bila

melakukan kecerobohan, jadi dalam hal ini organisasi profesi menjadi

penting untuk menangani dokter yang melakukan kecurangan.

Sendikat penjualan organ manusia sudah lama diketahui, tetapi seperti tidak

ada penyelesaian, pemerintah setempat seperti tidak berdaya, badan dunia

seperti WHO, terlihat berusaha mengatasinya dengan memberikan rambu-

rambu prosedur transplantasi organ, yang diatur dalam suatu deklarasi di

Istambul yang mengatur transplantasi dan penjualan organ (International

Summit, 2008; Delmonico, 2008). Dengan melibatkan semua pihak, seperti

Page 10: BAB II to

tim medis, peneliti, pemerintah, organisasi sosial, permasalahan penjualan

organ ini dapat diatasi dengan baik.