BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Romo ...eprints.perbanas.ac.id/571/4/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Romo ...eprints.perbanas.ac.id/571/4/BAB...
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi landasan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian ini adalah:
1. Romo V, Chinchilla JL, and García M. (2010). Sports Management
Services: The Dimensions of Quality. Journal of Human Sport and
Exercise; 5(2):295-306.
Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dimensi
kualitas pelayanan pada layanan manajemen olahraga yang berfokus pada
klien. Kualitas yang dimaksud tidak hanya mencakup kualitas dalam
proses, tetapi juga persepsi konsumen terhadap produk. Penelitian ini
menggunakan teknik meta analisis dokumenter dengan deskripsi kualitas,
quality control, standar referensi, standar kualitas, excellence dan
metodologi. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa alat untuk
penggunaan eksternal berdasarkan model Service Quality (SERVQUAL)
adalah dimensi kualitas pelayanan olahraga, mengembangkan,
mengurangi, atau memodifikasi dimensi bergantung pada apa yang peneliti
anggap penting untuk mengevaluasi kualitas (Parasuraman, Zeithaml, &
Berry, 1985, 1988; Zeithaml, Berry, & Parasuraman, 1996).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
masing-masing mengenai dimensi kualitas pelayanan dalam manajemen
olahraga. Perbedaannya adalah, penelitian yang dilakukan oleh Perez,
12
Minguet, and Freire merupakan suatu kajian analisis kualitataif tentang
kualitas pelayanan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah
kajian penelitian kuantitatif yang melihat kepuasan konsumen berdasarkan
kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu event olahraga.
2. Yong Jae Ko, James Zhang, Kevin Cattani, and Donna Pastore.
(2011). Assessment of Event Quality in Major Spectator Sports.
Managing Service Quality, Vol. 21 Iss: 3 pp. 304 - 322.
Penelitian bertujuan meningkatkan pemahaman tentang kualitas pelayanan
di acara-acara olahraga dengan jumlah penonton besar yang
mengembangkan kerangka konseptual, dan pengukuran skala dirancang
khusus untuk menilai persepsi penonton terhadap kualitas acara. Peneliti
memanfaatkan kajian literatur yang komprehensif serta prosedur awal
kualitatif terperinci. Penelitian tersebut mengembangkan model
komprehensif kualitas acara untuk penonton olahraga (MEQSS). Skala
pengukuran kualitas acara pada penonton olahraga (SEQSS). Model
kemudian diuji menggunakan analisis faktor konfirmatori dan persamaan
struktural pemodelan dengan data sampel dari survei kuantitatif
kenyamanan penonton di pertandingan Major League Baseball (MLB) di
Amerika Serikat.
Penelitian ini menggunakan survey kuantitatif untuk mengukur persepsi
penonton terhadap kualitas acara, sama dengan penelitian sekarang.
Perbedaannya dalam penelitian terdahulu tersebut menggunakan penonton
pertandingan Major League Basketball (MLB) sebagai objek dan untuk
penelitian sekarang penonton event DBL yang menjadi objeknya.
13
3. Woong Kwon, Jeeyoon Kim, and Yukyoum Kim. (2013). Impact of
Mega Sport Events Service Quality on Spectator Satisfaction, Revisit
Intention, and Referral Intention. North American Society for Sport
Management Conference (NASSM 2013).
Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan antara kualitas
pelayanan dalam event olahraga besar, kepuasan penonton, dan keinginan
berperilaku dalam mengkonsumsi acara olahraga (yaitu, kembali datang
dan memberi rujukan) dengan kasus IAAF World Athletics Championships
Daegu 2011. Penelitian ini akan memberikan dasar empiris dan akan
membangun strategi pemasaran untuk kesuksesan acara-acara olahraga
yang besar. Karena kepuasan penonton dan niat perilaku konsumen
olahraga sulit diantisipasi dan diukur, kualitas pelayanan dalam event
olahraga dapat digunakan sebagai indikator yang bagus dan referensi dari
manajemen event olahraga yang efektif (Koo, 1998). Penelitian tersebut
menguji dua hipotesis untuk memverifikasi kembali hubungan antara
pembentukan minat dan untuk mengidentifikasi pengaruh dimensi kualitas
pelayanan. Survey dilakukan pada para penonton Kejuaraan Dunia Atletik
IAAF di Daegu, Korea pada 2011. Hasilnya mengindikasikan bahwa
kualitas pelayanan di event olahraga yang sangat besar (seperti
kenyamanan pelayanan, kualitas pertandingan, efektifitas promosi, dan
pegawai stadion yang ramah) menjadi alat prediksi yang kuat terhadap
kepuasan penonton. Lebih jauh lagi, kepuasan penonton memiliki
pengaruh yang signifikan pada kedatangan kembali maupun niat penonton
untuk mereferensikan acara tersebut pada orang lain.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
14
karena masing-masing menggunakan pengaruh dimensi kualitas pelayanan
terhadap kepuasan penonton terhadap suatu acara olahraga. Namun,
terdapat perbedaan pada objek penelitian dimana penelitian ini dilakukan
pada penonton Kejuaraan Dunia atletik, sementara penelitian sekarang
dilakukan pada penonton DBL.
4. Boo Ho Voon, Nagarajah Lee, Duncan Murray. (2014). Sports service
quality for event venues: evidence from Malaysia. Sport, Business and
Management: An International Journal, Vol. 4 Iss 2 pp. 125 – 141.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas pelayanan olahraga
(Sports Service Quality) dan menguji hubungan antara pengalaman
emosional (Emotional Experience) dan kepuasan konsumen (User
Satisfaction) dalam kompetisi olahraga. Menggunakan metode focus group
discussion dan pembahasan literatur yang berkaitan untuk membentuk
satuan pengukuran Sports Service Quality. Kuesioner terstruktur
mendapatkan persepsi dari 240 pengguna sarana olahraga di Malaysia.
Hubungan antara Sports Service Quality, Emotional Experience, dan User
Satisfaction dinilai melalui Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa service quality dalam sport event
melibatkan 5 dimensi penting, yaitu: periperal, reliablitas, resposivitas, isi
acara, dan nilai acara. Temuan lainnya adalah SSQ (Sport Service Quality)
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap EE (Emotional
Experience) dan kepuasan penonton. Secara khusus, dimensi isi acara,
periperal, dan nilai acara dari service quality mempunyai pengaruh
15
langsung terhadap EE penonton, di sisi lain responsivitas, reliabilitas, isi
acara, periperal berpengaruh langsung terhadap US (User Satisfaction).
Temuan lainnya adalah EE dari penonton juga mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kepuasan para penonton di sports venues.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sekarang dimana
keduanya menggunakan tolak ukur kualitas pelayanan acara olahraga
dalam mengukur kepuasan penontonnya. Namun, penelitian sekarang tidak
menggunakan pengguna sarana olahraga di Malaysia sebagai objek,
melainkan mengukur kepuasan penonton DBL di Surabaya.
5. Ismail, Azman., Abdullah, Muhammad Mahdi, dan Parasuraman,
Balakhrisnan. (2009). Effect of Service Quality and Perceive Value on
Customer Satisfaction. International Journal of Management
Perspectives, Vol. 1, Issue 3, pp 29-44.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan terhadap tiga variabel kepuasan pelanggan yaitu responsiveness,
assurance, dan emphaty. Disamping itu juga untuk mengetahui seberapa
besar peran dan persepsi nilai dapat mempengaruhi besarnya
responsiveness, assurance, dan emphaty terhadap kepuasan konsumen.
Metode penelitian menggunakan survey melalui kuesioner terhadap 102
staf akademik East Malaysia (High Institution). Dalam penelitian ini
menggunakan analisis Regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa responsiveness menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepuasan, perceive value dan
16
assurance menunjukkan pengaruh hubungan yang tidak signifikan
terhadap kepuasan, perceive value dan emphaty menunjukkan pengaruh
hubungan signifikan terhadap kepuasan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana, sama
dengan yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian sekarang.
Namun, memiliki perbedaan dimana penelitian terdahulu ini melakukan
survey terhadap akademisi pendidikan, bukan mengukur kepuasan
penonton acara olahraga seperti di penelitian sekarang.
17
NO
PE
NE
LIT
IJ
UD
UL
TIN
JA
UA
NT
EK
NIK
AN
AL
ISIS
HA
SIL
PE
RS
AM
AA
NP
ER
BE
DA
AN
1R
om
o V
,
Chi
nchi
lla J
L,
dan
Gar
cía
M.
(20
10
).
Sp
ort
s M
anag
emen
t
Ser
vice
s: T
he
Dim
ensi
ons
of Q
ualit
y.
Jour
nal o
f H
uman
Sp
ort
and
Exe
rcis
e.
Dim
ensi
kua
litas
pel
ayan
an p
ada
laya
nan
man
ajem
en
ola
hrag
a ya
ng
ber
fok
us p
ada
klie
n.
Met
a an
alis
is
do
kum
ente
r
Ala
t un
tuk
pen
ggun
aan
ekst
erna
l ber
das
ark
an
mo
del
Ser
vic
e Q
ua
lity
(S
ER
VQ
UA
L)
adal
ah
dim
ensi
kua
litas
pel
ayan
an o
lahr
aga,
men
gem
ban
gkan
, m
engu
rang
i, at
au m
emo
difi
kas
i
dim
ensi
ber
gant
ung
pad
a ap
a ya
ng p
enel
iti a
ngga
p
pen
ting
untu
k m
enge
valu
asi k
ualit
as
(Par
asur
aman
, Z
eith
aml,
& B
erry
, 1
98
5, 1
988
;
Zei
tham
l, B
erry
, &
Par
asur
aman
, 1
99
6).
Mem
bah
as m
enge
nai
dim
ensi
kua
litas
laya
nan
dal
am
man
ajem
en o
lahr
aga.
Pen
eliti
an in
i mer
upak
an k
ajia
n
pen
eliti
an k
uant
itatif
yan
g m
elih
at
kep
uasa
n k
ons
umen
ber
das
ark
an k
ualit
as la
yana
n
yang
dib
erik
an o
leh
suat
u ev
ent
ola
hrag
a. S
edan
gkan
seb
elum
nya
men
gana
lisis
sec
ara
kua
litat
if te
ntan
g k
ualit
as
laya
nan.
2Y
ong
Jae
Ko
,
Jam
es Z
hang
,
Kev
in C
atta
ni,
dan
Do
nna
Pas
tore
. (2
011
).
Ass
essm
ent o
f E
vent
Qua
lity
in M
ajo
r
Sp
ecta
tor
Sp
ort
s.
Man
agin
g S
ervi
ce
Qua
lity.
Men
ilai p
erse
psi
pen
ont
on
terh
adap
kua
litas
acar
a.
Uji
anal
isis
fakt
or
kon
firm
ato
ri
dan
pe
rsam
aan
stru
ktu
ral
pe
mo
de
lan
.
1.
Men
ghas
ilkan
ko
nsep
Mo
del
of E
vent
Qua
lity
for
Sp
ecta
tor
Sp
ort
s (M
EQ
SS
) ya
ng
men
ghas
ilkan
ker
angk
a k
erja
sis
tem
atis
fak
tor
yang
ter
libat
dal
am p
erse
psi
pen
ont
on
terh
adap
kua
litas
aca
ra p
ada
even
t d
enga
n p
eno
nto
n ya
ng
ban
yak
.
Men
ggun
akan
sur
vey
kua
ntita
tif u
ntuk
men
guk
ur p
erse
psi
pen
ont
on
terh
adap
kua
litas
aca
ra.
Pen
eliti
an in
i men
ggun
akan
pen
ont
on
even
t D
BL
seb
agai
ob
jek
. S
edan
gkan
pen
eliti
an
terd
ahul
u o
bje
kny
a ad
alah
pen
ont
on
ML
B.
2.
Pen
eliti
an tel
ah d
itarik
pad
a M
EQ
SS
unt
uk
men
gusu
lkan
dan
men
guji
skal
a p
engu
kur
an S
cale
of E
vent
Qua
lity
in S
pec
tato
r S
po
rts
(SE
QS
S),
yang
men
awar
kan
pem
asar
dan
pen
eliti
ala
t uk
ur
untu
k m
enila
i kua
litas
aca
ra d
ari p
ersp
ektif
ko
nsum
en.
3W
oo
ng K
wo
n,
Jeey
oo
n K
im,
dan
Yuk
youm
Kim
. (2
013
).
Imp
act o
f M
ega
Sp
ort
Eve
nts
Ser
vice
Qua
lity
on
Sp
ecta
tor
Sat
isfa
ctio
n, R
evis
it
Inte
ntio
n, a
nd R
efer
ral
Inte
ntio
n. N
ort
h
Am
eric
an S
oci
ety
for
Sp
ort
Man
agem
ent
Co
nfer
ence
(N
AS
SM
20
13
).
Hub
unga
n an
tara
kua
litas
pel
ayan
an,
kep
uasa
n
pen
ont
on,
dan
kei
ngin
an
ber
per
ilak
u d
alam
men
gko
nsum
si
acar
a o
lahr
aga
bes
ar.
Uji
hip
ote
sis
Men
gind
ikas
ikan
bah
wa
kua
litas
pel
ayan
an d
i
even
t o
lahr
aga
yang
san
gat b
esar
(se
per
ti
ken
yam
anan
pel
ayan
an,
kua
litas
per
tand
inga
n,
efek
tifita
s p
rom
osi
, d
an p
egaw
ai s
tad
ion
yang
ram
ah)
men
jad
i ala
t p
red
iksi
yan
g k
uat te
rhad
ap
kep
uasa
n p
eno
nto
n.
Men
ggun
akan
pen
garu
h d
imen
si
kua
litas
pel
ayan
an
terh
adap
kep
uasa
n
pen
ont
on
terh
adap
suat
u ac
ara
ola
hrag
a.
Ob
jek
pen
eliti
an in
i ad
alah
pen
ont
on
DB
L.
Sed
angk
an
pen
eliti
an ter
dah
ulu
dila
kuk
an
pad
a p
eno
nto
n K
ejua
raan
Dun
ia
atle
tik.
Ta
bel 2
.1
PE
RS
AM
AA
N D
AN
PE
RB
ED
AA
N D
EN
GA
N P
EN
EL
ITIA
N T
ER
DA
HU
LU
18
NO
PE
NE
LIT
IJU
DU
LT
INJA
UA
NT
EK
NIK
AN
AL
ISIS
HA
SIL
PE
RS
AM
AA
NP
ER
BE
DA
AN
4B
oo H
o V
oon,
Nag
araj
ah L
ee,
Dun
can
Mur
ray.
(2014).
Kua
litas
pel
ayan
an
ola
hrag
a dan
uji
hubun
gan
anta
ra
pen
gala
man
emosi
ona
l dan
kep
uasa
n
Focu
s gr
oup
dis
cuss
ion
dan
pem
bah
asan
liter
atur
1.
Ser
vice
qua
lity
dal
am s
port
eve
nt m
elib
atkan
5
dim
ensi
pen
ting,
yai
tu: p
erip
eral
, re
liablit
as,
resp
ons
ivita
s, is
i aca
ra, dan
nila
i aca
ra.
2. S
SQ
(S
port
Ser
vice
Qua
lity)
ber
pen
garu
h
seca
ra s
igni
fikan
dan
posi
tif ter
hadap
EE
(Em
otio
nal E
xper
ienc
e) d
an k
epua
san
pen
ont
on
Men
ggun
akan
tola
k
ukur
kua
litas
pel
ayan
an
acar
a ola
hrag
a dal
am
men
gukur
kep
uasa
n
pen
ont
onn
ya.
Pen
eliti
an ter
dah
ulu
men
ggun
akan
pen
ggun
a sa
rana
ola
hrag
a di M
alay
sia
sebag
ai
obje
k. P
enel
itian
ini m
engu
kur
kep
uasa
n pen
ont
on
DB
L d
i
Sur
abay
a.
3.
EE
dar
i pen
ont
on
juga
mem
pun
yai p
enga
ruh
yang
sig
nifik
an ter
hadap
tin
gkat
kep
uasa
n par
a
pen
ont
on
di s
port
s ve
nues
.
Per
bed
aan
dim
ensi
var
iabel
dan
juga
tek
nik a
nalis
is
5Is
mai
l, A
zman
.,
Abdul
lah,
Muh
amm
ad
Mah
di,
dan
Par
asur
aman
,
Bal
akhr
isna
n.
(2009).
Effec
t of S
ervi
ce
Qua
lity
and P
erce
ive
Val
ue o
n C
usto
mer
Sat
isfa
ctio
n.
Inte
rnat
iona
l Jour
nal o
f
Man
agem
ent
Per
spec
tives
.
Pen
garu
h kua
litas
laya
nan
terh
adap
tiga
variab
el
kep
uasa
n
pel
angg
an y
aitu
resp
ons
iven
ess,
assu
ranc
e, d
an
empha
ty.
Sur
vey
den
gan
anal
isis
reg
resi
linie
r
Res
pons
iven
ess
men
unju
kkan
pen
garu
h ya
ng
tidak
sig
nifik
an ter
hadap
kep
uasa
n, p
erce
ive
valu
e
dan
ass
uran
ce m
enun
jukkan
pen
garu
h hu
bun
gan
yang
tid
ak s
igni
fikan
ter
hadap
kep
uasa
n, p
erce
ive
valu
e dan
em
pha
ty m
enun
jukkan
pen
garu
h
hubun
gan
sign
ifikan
ter
hadap
kep
uasa
n.
Men
ggun
akan
met
ode
anal
isis
reg
resi
lini
er
seder
hana
Pen
eliti
an ter
dah
ulu
mel
akuk
an
surv
ey ter
hadap
akad
emis
i
pen
did
ikan
, buk
an m
engu
kur
kep
uasa
n pen
ont
on
acar
a
ola
hrag
a se
per
ti di p
enel
itian
sekar
ang.
6E
lfira
Ahs
anti
Mah
da
(2016)
Pen
garu
h K
ualit
as
Pel
ayan
an T
erha
dap
Kep
uasa
n P
enont
on
Dal
am E
vent
Dev
elopm
enta
l
Bask
etball L
eague
di
Sur
abay
a
Pen
garu
h kua
litas
pel
ayan
an
terh
adap
lim
a
variab
el
SE
RV
QU
AL
yaitu
tangib
le,
reliabilit
y,
empath
y,
resp
onsi
ven
ess,
dan
ass
ura
nce
Sur
vey
den
gan
anal
isis
reg
resi
linie
r ber
gand
a
Dim
ensi
kua
litas
laya
nan
Tan
gible
, R
elia
bili
ty,
Em
pat
hy, R
espons
iven
ess,
dan
Ass
uran
ce se
cara
sim
ulta
n dan
par
sial
mem
iliki p
enga
ruh
yang
tid
ak
sign
ifikan
ter
hadap
kep
uasa
n pen
ont
on
even
t
DB
L d
i Sur
abay
a.
Tabel 2.1
PE
RS
AM
AA
N D
AN
PE
RB
ED
AA
N D
EN
GA
N P
EN
EL
ITIA
N T
ER
DA
HU
LU
Sport
s se
rvic
e qua
lity
for
even
t ve
nues
:
evid
ence
fro
m
Mal
aysi
a. S
port
,
Bus
ines
s an
d
Man
agem
ent:
An
Inte
rnat
iona
l Jour
nal.
19
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Event Marketing
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand
adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam
sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh Tom
Duncan dalam buku “The Priciples of Advertising and IMC”. Dalam bukunya
Tom Duncan (2005:11) mengatakan bahwa: “Event Marketing is a promotional
occasion designed to attract and involve a brand‘s target audience”.
Event Marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact)
serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga
customer maupun potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman
yang menyenangkan tersebut. Bagaimanakah cara membuat Event Marketing
yang mampu memberikan pengaruh serta kesan yang mendalam pada customer
maupun potential customer.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Divisi Riset PPM Manajemen
melakukan survei yang bertujuan untuk melihat efektivitas suatu Event Marketing.
Event Marketing dianggap sebagai salah satu strategi efektif untuk membuat
perusahaan/produk menjadi lebih dikenal dan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat, kegiatan tersebut dipilih karena bentuk yang mendasar dalam
menciptakan komunikasi antara satu perusahaan dengan konsumennya (Stanton,
2001:140).
Event Marketing merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama
perusahaan diingat dan dapat meningkatkan citra perusahaan. Event Marketing
20
adalah suatu bentuk promosi merek dengan cara memberikan bantuan keuangan
atau yang bersifat mendukung dari sebuah organisasi, perorangan, atau kegiatan
yang menghubungkan suatu merek dengan kegiatan olahraga, hiburan, budaya,
sosial (public activity) yang menimbulkan ketertarikan yang tinggi, dengan
memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan (Duncan, 2005:14).
Manfaat dan Alasan Penggunaan Event Marketing saat ini tidak ada satu
orang pun yang berharap memperoleh suatu hadiah atau penghargaan dan
perusahaan yang tidak dikenal atau tidak jelas reputasinya, maka siapa saja yang
bersedia menyediakan sponsor pasti ingin jati diri lembaganya meraih reputasi
yang mengesankan, memiliki nama harum agar dikenal luas (Jefkins, 2004:266).
Manfaat penyediaan Event Marketing adalah bahwa dana sponsor yang
telah dikeluarkan dengan sendirinya kembali ke perusahaan dalam jumlah yang
berlipat ganda. Potensi keuangan, baik langsung maupun tidak langsung dan
penyediaan sponsor memang cukup besar sehingga begitu banyak perusahaan
yang bahkan bersedia mengalokasikan dana khusus untuk Event Marketing.
Terdapat begitu banyak alasan, namun pada dasamya semua alasan itu pasti
mengundang tujuan-tujuan humas, yakni dalam rangka menunjukkan niat baik
dan menciptakan suatu pemahaman di kalangan khalayak, setidak-tidaknya agar
mereka mengetahui keberadaan perusahaan atau lembaga penyedia sponsor.
Adapun alasan-alasan penyediaan Event Marketing menurut Jefkins
(2004:267) adalah:
1. Untuk melancarkan suatu kampanye perikianan melalui publikasi nama
serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media massa
21
yang meliputi acara yang diberi sponsor itu.
2. Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasanan.
3. Untuk memperlihatkan niat baik organisasi ataupun perusahaan guna
melaksanakan tanggungjawab sosialnya.
Tujuan Event Marketing menurut Jefkins (2004:176) terdiri dan tiga
bagian, yaitu:
1. Tujuan-tujuan periklanan: (a) Mengiklankan produk yang tidak boleh
diklankan di media tertentu; (b) Memasang iklan dilokasi kegiatan atau
liputan yang dapat menjangkau orang banyak; (c) Mempromosikan produk
secara spesifik; (d) Memperkenalkan produk baru; dan (e) Menggali
berbagai peluang lain di bidang periklanan.
2. Tujuan-tujuan Humas: (a) Menciptakan atau mempertahankan citra
perusahaan; (b) Membangun citra perusahaan; (c) Memperkenalkan
identitas perusahaan; (d) Mengakrabkan nama perusahaaan; (e)
Menonjolkan keramahtamahan; dan (f) Merangsang minat para wartawan
untuk datang meliput.
3. Tujuan-tujuan pemasaran: (a) Memposisikan sebuah produk; (b)
Mendukung operasi para agen penyalur; (c) Melancarkan suatu perubahan
di dalam kebijakan pemasaran perusahaan; (d) Meluncarkan suatu produk;
(e) Membuka cabang-cabang baru; (f) Pemasaran internasional; dan (g)
Merangsang para konsumen untuk menggunakan suatu produk.
22
Secara umum, cakupan sponsor memang tidak terbatas, namun dari sekian
banyak bidang atau kegiatan, yang paling popular, menurut Jefkins (2004:265)
adalah:
1. Acara-acara olah raga.
Dewasa ini nilai sponsor yang diberikan kepada bidang olah raga
sangat besar. Hal ini disebabkan oleh semakin merakyatnya aneka
kegiatan olah raga sehingga pemberian sponsor untuk bidang ini
merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pasar konsumen
secara massal. Dengan besarnya liputan media massa, terutama
televisi, bagi kegiatan-kegiatan olahraga, maka liputan untuk pihak-
pihak penyedia sponsor juga semakin besar. Contohnya: Djarum super
yang memberikan sponsor pada acara olah raga sepak bola Indonesia
yang sering disebut dengan Djarum Super Liga Indonesia atau
Indonesia Super Liga (ISL).
2. Acara-acara kebudayaan
Mencakup acara seni dan pameran budaya, dimana fenomena yang
sedang terjadi menunjukan semakin banyaknya perusahaan yang
mensponsori pertunjukan musik contohnya: seperti yang sering
dilakukan oleh pusat perbelanjaan yang bekerja sama dengan
menyediakan tempat untuk konser musik dengan sponsor dari
perusahaan lain seperti perusahaan rokok ataupun dengan perusahaan
lain.
23
3. Penerbitan atau Publikasi
Penerbitan peta, buku harian, buku petunjuk, buku buku atau dokumen
laporan tahunan, dan berbagai naskah lainnya acapkali jadi lahan
sponsor.
4. Eksebisi atau pameran.
Acara-acara pameran, baik yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah maupun lembaga-lembaga swasta juga sering mendapat
sponsor, dan pers atau perusahaan penerbitan.
5. Pendidikan.
Pemberian sponsor juga sering diwujudkan dalam bentuk beasiswa,
tunjangan belajar, piagam penghargaan akademis, dan berbagai aspek
lainnya yang menyangkut pendidikan. Contohnya: Djarum yang
memberikan beasiswa kepada mahasiswa atau mahasiswi yang
berprestasi di beberapa Perguruan tinggi.
6. Acara-acara amal
Dalam suatu acara amal, nama-nama perorangan maupun lembaga,
termasuk perusahaan yang memberikan dana atau sponsor selalu
disebutkan secara terbuka.
7. Acara penghargaan professional
Pemberian hadiah atau tanda penghargaan kepada para professional,
mulai dari jurnalis, fotografer, sampai dengan para arsitek dan lain-
lain. Biasanya pula ada perusahaan yang bertindak sebagai sponsor
penuh untuk acara.
24
2.2.2. Perilaku Konsumen
Pemasaran yang berorientasi pada konsumen akan selalu mempelajari dan
mencermati perilaku konsumen, karena keberhasilan pemasaran sangat ditentukan
oleh kemampuan perusahaan menyelami persepsi para konsumen. Menurut Sofjan
Assauri (2013 : 132), persepsi yang menimbulkan preferensi seorang pembeli
terhadap suatu produk dengan merek tertentu disebut perilaku pembeli.
Berdasarkan definisi ini dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu yang dilakukan untuk
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan atau menolak suatu barang atau jasa
yang ditawarkan.
Dalam menganalisis perilaku konsumen, terdapat faktor-faktor tertentu
dan tentu saja terdapat perbedaan pada masing-masing konsumen. Menurut
Nugroho J Setiadi (2010:10), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor Kebudayaan
a. Kebudayaan.
Kebudayaan adalah faktor utama yang paling dasar dari keinginan dan
perilaku konsumen. Kebudayaan bersifat sangat luas dan menyangkut
segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbol dan fakta
yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari
generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku
manusia dalam masyarakat yang ada.
25
b. Subbudaya
Kebudayaan berasal dari beberapa subbudaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya
c. Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial adalah Kelompok yang homogeny dan bertahan
lama dalam suatu masyarakat. Kelas sosial tersusun secara hierarki
berdasarkan nilai dari keanggotaannya.
2. Faktor-faktor Sosial
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi dari seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung atas sikap atau
perilaku seseorang. Orang pada umumnya sangat dipengaruhi oleh
kelompok referensi, sehingga banyak perusahaan berusaha
mengidentifikasi kelompok referensi konsumen.
b. Keluarga
Terdapat dua jenis keluarga dari konsumen, yang pertama adalah:
keluarga orientasi yaitu orang tua seseorang dan keluarga prokreasi
yaitu pasangan hidup dan anak-anak seseorang. Keluarga inilah yang
merupakan organisasi paling penting yang saat ini diteliti secara
intensif.
c. Peran dan Status
Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
26
hidupnya, baik dalam keluarga, klub, organisasi, dan sebagainya.
Posisi setiap orang dalam setiap kelompok merupakan peran dan status
seseorang.
3. Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahapan dalam siklus hidup.
Pembelian seseorang konsumen juga dibentuk oleh tahapan siklus
hidup keluarga.
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk tertentu
c. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang diukur dalam beberapa hal antara lain
pendapatan, tabungan, harta, dan sebagainya.
d. Gaya hidup
Merupakan pola hidup yang diekspresikan melalui kegiatan-kegiatan,
minat, dan pendapat yang dijalani
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari
setiap orang, hal ini merupakan factor yang sangat baik untuk
menganalisa perilaku konsumen.
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, seperti rasa lapar, haus dan
27
tidak nyaman. Namun terdapat juga kebutuhan yang bersifat
psikologenik, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri,
atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan, dan sebagainya
b. Persepsi
Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
mendapatkan suatu gambaran yang berarti.
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan merupakan suatu gagasan deskriptif seseorang terhadap
sesuatu
2.2.3. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen didapat jika konsumen mendapatkan atau melebihi
dari yang diharapkan. Kepuasan pelanggan akan membentuk persepsi pelanggan
terhadap produk apa yang dipasarkan oleh perusahaan, sehingga hal ini dapat
mempromosikan produk tersebut di mata pelanggan. Saat ini pun banyak
perusahaan yang menaruh perhatian terhadap kepuasan konsumen. Adanya
persaingan yang semakin ketat membuat banyak produsen terlibat dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen dan harus menempatkan orientasi
pada kepuasan pelanggan.
28
Konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan konsumen untuk mengulang pembelian atau pemakaian
suatu produk atau jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku sesudah pembelian, yaitu
konsumen merasa puas atau tidak puas atas pembelian sebelumnya. Jika
konsumen merasa puas atau tidak puas, maka konsumen akan beralih ke produk
atau jasa lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Kotler dan Keller (2009 : 138) mendefinisikan Kepuasan (satisfaction)
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka (Kotler dan Keller, 2009 : 144). Apabila kinerja melebihi dari
apa yang diharapkan, pembeli akan merasa sangat senang atau sangat puas. Maka
dari itu perlu bagi suatu badan usaha untuk melakukan pendekatan dan
memberikan penjelasan kepada konsumen tentang pelayanan yang telah diberikan,
sehingga konsumen akan memperoleh harapan yang lebih realistis dan ini
mungkin akan dapat mengurangi rasa kecewa mereka terhadap pelayanan yang
mereka terima. Di sini pemasar selalu dituntut untuk memperkecil jarak antara
harapan dan prestasi. Semakin kecil jarak tersebut, maka akan semakin besar
kepuasan konsumen, dengan demikian kepuasan konsumen merupakan suatu hal
yang sangat perlu memperoleh perhatian.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memuaskan konsumennya,
karena kepuasan konsumen dapat membangun hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi pembelian
ulang, dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut. Itulah sebabnya
29
mengapa kepuasan konsumen perlu ditingkatkan.
Menurut Kotler dan Keller Semakin tinggi tingkat kualitas produk dan jasa
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga dapat mendukung harga yang
lebih tinggi (Kotler dan Keller, 2009 : 144). Dalam hal menciptakan kepuasan
pelanggan, produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan harus berkualitas.
2.2.4. Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
Berbeda dengan barang yang diproduksi, Pelayanan/ jasa hanya dapat
dilaksanakan. Proses pertukarannya pun berbeda. Barang diproduksi, dijual,
kemudian dikonsumsi. Sedangkan pelayanan/ jasa dijual dan kemudian
dilaksanakan, serta dikonsumsi secara bersama-sama. Kotler dan Amstrong
(2008:266) memberikan definisi jasa sebagai berikut : jasa adalah bentuk produk
yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan
sesuatu
Jika barang diproduksi, maka pelayanan dilaksanakan. Jadi kualitas dari
suatu pelayanan diturunkan dari pelaksanaan atau hasil kerjanya, bukan dari
karakteristik secara fisik, dalam pertukaran barang hanya ada satu interaksi antara
pembeli dan penjual, yaitu pemasaran. Sedangkan dalam pertukaran pelayanan
terdapat dua interaksi antara pembeli dan penjual yaitu pemasaran dan produksi.
Pengertian kualitas merupakan hal yang bersifat umum, karena setiap
orang membutuhkan dan dapat memberi arti kualitas. Menurut Fandy Tjiptono
dan Gregorius Chandra secara sederhana, kualitas bisa diartikan sebagai produk
30
yang bebas cacat, dengan kata lain yang sesuai dengan standar, namun hal
tersebut tidak relevan untuk sektor jasa. Sehingga pemahaman tentang kualitas
diperluas menjadi “fitness for use” dan “conformance to requierements” (Fandy
Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012 : 75). Oleh karena itu tidak mudah bagi
penyedia jasa untuk menentukan suatu kualitas itu sudah atau belum memenuhi
harapan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberap
faktor, seperti pengalaman di masa lampau, opini teman atau kerabat serta
informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaingnya. Selain itu kualitas lebih
menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan.
Kualitas pelayanan merupakan suatu yang abstrak dan sulit dipahami.
Kualitas pelayanan adalah permulaan dari kepuasan konsumen dan juga hasil dari
kepuasan konsumen itu sendiri, dimana baik kualitas pelayanan maupun kepuasan
konsumen ini mempengaruhi pembelian konsumen. Oleh karena itu peningkatan
kualitas pelayanan harus berorientasi pada konsumen.
Kotler dan Armstrong berpendapat bahwa pelanggan akan
membandingkan jasa yang diterima menurut pandangan yang diterima sesuai atau
melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan cenderung menggunakan jasa itu
lagi (Kotler dan Armstrong, 2008 : 293). Dengan kata lain para pelanggan
menginginkan mutu pelayanan yang diberikan adalah baik dan memuaskan.
Sedangkan kunci keberhasilan perusahaan dalam menjaga atau meningkatkan
mutu jasa dalam pelayanan pemberian jasa yang dihasilkan adalah manusia atau
orang yang menghasilkan dan menyampaikan jasa tersebut, lingkungan fisik
dimana jasa tersebut diproses.
31
Saat ini pelanggan memilih penyedia jasa dan setelah menerima jasa
tersebut, pelanggan akan membandingkan jasa yang diterima dengan yang
diharapkan. Jika jasa yang diterima dirasakan lebih rendah daripada jasa yang
diharapkan, maka pelanggan tidak berminat pada penyedia. Sebaliknya jika jasa
yang diterima memenuhi bahkan melebihi harapan, maka pelanggan akan
menggunakan jasa tersebut lagi.
Dalam mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap produk, teori oleh A
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry berpendapat bahwa terdapat lima dimensi
pokok kualitas jasa/ layanan (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988 : 18) yaitu:
1. Tangible, yaitu fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan personil.
2. Reliability, yaitu kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan
dapat diandalkan dan akurat
3. Responsiveness, yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dan
memberikan layanan yang cepat
4. Assurance, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan
mereka untuk menginspirasi kepercayaan dan keyakinan atas layanan yang
diberikan.
5. Empathy, yaitu keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan sangat
ditentukan oleh keberhasilan aktivitas pemasaran.
Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah
menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam mengintegrasikan aktivitas
pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran. Dengan demikian maka pelayanan meliputi nilai tambah, rentang dan
32
kualitas, standar kinerja, kepuasan kebutuhan dan harapan konsumen.
2.3. Kerangka Pemikiran
Didalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kualitas jasa dan kepuasan
pelanggan. Dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa terdapat lima
variabel yaitu: tangible, reliability, empathy, responsiveness, dan assurance.
Masing-masing dari variabel independen akan diuji secara parsial dan simultan
pengaruhnya terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan, sehingga
kerangka pemikiran yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis Penelitian
1. Dimensi kualitas pelayanan (tangibles, reliability, reponsivenss, assurance
dan empathy) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan penonton dalam menyaksikan event DBL di Surabaya.
TANGIBLES (X1)
RELIABILITY (X2)
EMPATHY (X3)
RESPONSIVENESS (X4)
ASSURANCE (X5)
KEPUASAN
PENONTON (Y)
H1
H2
H3
H4
H5
33
2. Dimesi kualitas pelayanan (tangibles, reliability, reponsivenss, assurance
dan empathy) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan penonton dalam menyaksikan event DBL di Surabaya.
3. Dimensi tangible diduga menjadi variabel dominan dalam variabel
kualitas pelayanan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
penonton dalam menyaksikan event DBL di Surabaya.