BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

21
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah salah satu sumber referensi dasar ketika melaksanakan penelitian. Penelitian terdahulu berfungsi untuk memperluas dan memperdalam teori serta sebagai pembanding dalam kajian penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu sebagai sumber inspirasi untuk melanjutkan pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Baidarus, Tasman Hamami, FitriaM, Suud, dan Azam Syukur Rahmatullah yang berjudul ‘Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan Karakter’ yang terbit dalam Jurnal Al-Asasiyyah, Volume 4 Nomor 1. Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana peran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk karakter peserta didik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kesimpulan penelitian ini adalah peran pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di sekolah Menengah Muhammadiyah Kota Pekanbaru menempati posisi yang sangat strategis yang disebabkan sistem pembelajaran yang integratif baik dari sisi guru, siswa, orang tua maupun kurikulumnya, sehingga menjadikan pelajaran AIK sebagai basis pembentukan karakter siswanya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah kesamaan dalam membahas Al-Islam dan kemuhammadiyahan terhadap perilaku. Perbedaan pada penelitian ini membahas tentang pendidikan karakter yang terfokus pada menumbuhkembangkan akidah, panduan pembinaan ortom sekolah, dan berakhlak mulia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

Transcript of BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah salah satu sumber referensi dasar ketika

melaksanakan penelitian. Penelitian terdahulu berfungsi untuk memperluas

dan memperdalam teori serta sebagai pembanding dalam kajian penelitian

yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu sebagai sumber inspirasi

untuk melanjutkan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Baidarus, Tasman Hamami,

FitriaM, Suud, dan Azam Syukur Rahmatullah yang berjudul ‘Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan Karakter’ yang terbit dalam

Jurnal Al-Asasiyyah, Volume 4 Nomor 1. Artikel ini menjelaskan tentang

bagaimana peran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk

karakter peserta didik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melihat bagaimana peran pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

dalam membentuk karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kesimpulan

penelitian ini adalah peran pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

di sekolah Menengah Muhammadiyah Kota Pekanbaru menempati posisi

yang sangat strategis yang disebabkan sistem pembelajaran yang integratif

baik dari sisi guru, siswa, orang tua maupun kurikulumnya, sehingga

menjadikan pelajaran AIK sebagai basis pembentukan karakter siswanya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti ialah kesamaan dalam membahas Al-Islam dan

kemuhammadiyahan terhadap perilaku. Perbedaan pada penelitian ini

membahas tentang pendidikan karakter yang terfokus pada

menumbuhkembangkan akidah, panduan pembinaan ortom sekolah, dan

berakhlak mulia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

9

terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup pemahaman terkait shalat

dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik wajib maupun sunnah.1

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisin dan Ismiatul Faizah

yang berjudul ‘Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap

Perilaku Sosial Siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang’ yang

terbit dalam Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1 Nomor 2. Artikel ini

menjelaskan tentang bagaimana pemahaman pendidikan Agama Islam

terhadap Perilaku Sosial Siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung

Jombang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

menggunakan analisis korelasi product moment. Kesimpulan penelitian ini

menyatakan tingkat pemahaman Pendidikan Agama Islam siswa termasuk

dalam kategori cukup baik dengan prosentase 56% dan tingkat perilaku

sosial siswa termasuk dalam kategori cukup baik dengan prosentase 57%

yang termasuk dalam Prosentase 56%-75%. Dan terdapat pengaruh antara

tingkat pemahaman Pendidikan Agama Islam dengan tingkat perilaku sosial

siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang. Persamaan penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah kesamaan

dalam membahas pembelajaran berbasis agama Islam terhadap perilaku

peserta didik. Perbedaan pada penelitian ini membahas tentang perilaku

sosial siswa yang terfokus pada perilaku antar sesama teman baik

kepribadian siswa, sikap, etika, dan tingkah laku, sedangkan penelitian yang

akan dilakukan peneliti terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup

pemahaman terkait shalat dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik

wajib maupun sunnah.2

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ria Dona Sari yang berjudul

‘Pengaruh Pemahaman Agama terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Desa

Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah’ yang

1 Baidarus Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan

Karakter,” AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education 4, no. 1 (2020): 71,

https://doi.org/10.24269/ajbe.v4i1.2101. 2 Mukhlisin, “Pengaruh Pemahaman PAI Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Smk Unggulan NU

Mojoagung Jombang.”

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

10

terpublikasi dalam Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana pemahaman agama terhadap

perilaku keagamaan remaja Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur

Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif verifikatif. Kesimpulan

pada penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara

pemahaman agama terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa

Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. Dari hasil

analisis data pengaruh 0,816 tergolong sangat tinggi dan dinyatakan

pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku keagamaan remaja.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti ialah kesamaan dalam membahas perilaku keagamaan. Perbedaan

pada penelitian ini membahas tentang pemahaman dalam menerjemahkan

ayat-ayat al-Qur’an yang berbentuk metafora, simbolis, sindiran,

menafsirkan ayat-ayat atau hadis dan perilaku keagamaan remaja seperti

membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan peneliti terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup

pemahaman terkait shalat dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik

wajib maupun sunnah.3

Persamaan dan perbedaan dengan penelitihan terdahulu

Penelitihan Ria Dona

Sari (2018), yang

berjudul “Pengaruh

Pemahaman Agama

Terhadap Perilaku

Keagamaan Remaja

Desa Ngestirahayu

Kecamatan Punggur

Kabupaten Lampung

Tenggah”. Skripsi

Objeknya : Remaja desa Mgestirahayu kecamatan Punggur Kab

Lampung tengah

Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pemahaman agama

terhadap perilaku keagamaan remaja Desa

Ngestirahayu Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Metode : Kuantitatif menggunakan pendekatan dedukatif verifikatif

Perbedaan :

Pada penelitihan ini terfokus pada pemahaman dalam

menerjemahkan ayat” al-Quran yg berbentuk metafora,

3 Ria Dona Sari, “Pengaruh Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Desa

Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah,” Sereal Untuk 51, no. 1 (2018):

51.

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

11

Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Metro

simbolis, sindiran, menafsirkan ayat” atau hadis” dan

perilaku keagamaan remaja seperti membaca al-Quran

dengan baik dan benar.

Persamaan Terkait ajaran islam sebagai pembetukan perilaku keagamaan seseorang.

Penelitihan Mukhlisin

dan Ismiatul Faizah

(2017), yang berjudul

“Pengaruh

Pemahaman PAI

terhadap Perilaku

Sosial Siswa di SMK

Unggulan Nu

Mojoagung”.

Terpublikasi di jurnal

Pendidikan Islam Vol.

1, No. 2

Objek Siswa SMK Unggul NU Mojoagung

Tujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman Pendidikan Agama Islam,bagaimana perilaku sosial siswa dan pengaruh pemahaman Pendidikan Agama Islam di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang

Metode Kuantitatif, dg menggunakan analisis kolerasi Product moment,

Perbedaan Pada penelitihan ini terfokus pada perilaku sosial siswa, yg mana perilaku antar sesame teman baik kepribadian siswa, sikap, etika dan tingkah laku.

Persamaan membahas mengenai pembelajaran berbasis agama

Islam dengan pengaruhnya terhadap perilaku peserta

didik

Penelitihan Baidarus,

Tasman Hamami,

FitriaM, Suud, Azam

Syukur Rahmatullah

(2019), yang berujudul

“Al-Islam dan

Kemuhamadiyahan

Sebagai Basis

Pendidikan Karakter”.

Terpublikasi di jurnal

Al-Asasiyya Vol. 4, No.

1.

Objek Informan penelitian berjumlah 65 orang, terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa.

Tujuan untuk melihat bagaimana pembelajaran Islam dan Kemuhamadiyahan di beberapa sekolah menengah di kota Pekanbaru untuk membangun karakter siswa

Metode metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

Perbedaan Pada penelitihan ini terfokus pada pendidikan karakter,

seperti menumbuhkembangkan akidah, panduan

pembinaan ortom sekolah dan berakhlak mulia.

persamaan Sama membahas terkait AIK terhadap perilaku

Penelitian Rita Devita,

yang berajudul

“Pengaruh

Pembelajaran Al-

Islam dan

Kemuhammadiyahan

(AIK) terhadap

Perilaku ibadah,

Stude pada

mahasiswa Fakultas

Kedokteran angkatan

2019 Universitas

Muhammadiyah

Malang.

Objek Mahasiswa jurusan kedokteran angkatan 2019 UMM

Tujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran

AIK terhadap perilaku ibadah mahasiswa UMM

Metode Metode kuantitatof , mengguanakan analisis kolerasi

Product Moment

perbedaan Penelitihan ini berfokus pada perilaku ibadah yang

mencangkup pemahaman terkait shalat dan puasa serta

pelaksanaan shalat dan puasa baik wajib maupun

sunnah

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

12

B. Pengertian Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah sebuah proses, cara dan perbuatan yang

menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan proses belajar.

Hakikat pembelajaran tidak lepas dari pengertian belajar, belajar dan

pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan. Proses pembelajaran akan dialami setiap manusia

sepanjang hayatnya. Dalam proses pembelajaran seorang pendidik

menjadi faktor utama yang mentransfer ilmunya kepada peserta didik

dengan jalan berinteraksi hingga diperolehlah interaksi yang

menghasilkan ilmu pengetahuan.

Pembelajaran merupakan pengembangan potensi yang dimiliki

peserta didik menjadi kompetensi. Pembelajaran merupakan proses

interaksi yang terjalin antara peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar di lingkungan belajar. Dalam pembelajaran terjalin proses

belajar yang mana seorang pendidik sebagai pemberi ilmu dan

pengetahuan serta pembentukan akhlak dan kepercayaan pada diri

peserta didik. Dapat dikatakan pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar proses belajar terlaksana dengan baik.

Menurut Sunhaji pembelajaran adalah proses perubahan perilaku

(Change in Behavior) yang terjadi karena aktivitas pendidik dan peserta

didik sebagai pengalaman dan latihan dalam proses pembelajaran.4

Menurut Gagne pembelajaran adalah upaya perubahan yang terjadi

pada kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus.5

Menurut Muh. Sain Hanafy, pembelajaran adalah aktivitas peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar melalui tahapan perancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi yang terjadi di suatu lingkungan belajar.6

4 Arifin and Zainal, “Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran,” Jurnal

Kependidikan 2, no. 2 (2008): 30–46. 5 Muh. Sain Hanafy, “Konsep Dan Pembelajaran,” Lentera Pendidikan 17, no. 1 (2014): 66–79,

http://103.55.216.55/index.php/lentera_pendidikan/article/viewFile/516/491. 6 Hanafy.

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

13

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

pembelajaran adalah proses belajar mengajar peserta didik untuk

menghasilkan ilmu pengetahuan dan mengubah kemampuan dan

perilaku peserta didik kearah yang lebih baik.

2. Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Pembelajaran berbasis Islam merupakan sarana penting yang

dijadikan sebagai sarana dakwah Persyarikatan dalam Muhammadiyah.

Salah satu ciri pembelajaran yang ada di Muhammadiyah dalam bidang

agama Islam yaitu pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

(AIK).7 Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) adalah ciri khas

pembelajaran di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang dikuatkan

dengan SK Majelis Dikdasmen PP. Muhammadiyah No.

55/KEP/1.4/B/2017 tanggal 22 Maret 2007 yang memuat tentang

standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK).8

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) terdiri dari dua kata

yaitu kata Islam dan Kemuhammadiyahan. Islam adalah agama Allah

yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan Hadis Rasulullah yang di

dalamnya berisi petunjuk bagi seluruh umat manusia dengan mentaati

segala yang diperintah dan dilarang-Nya. Secara istilah Islam bermakna

penyerahan diri, tunduk, patuh terhadap perintah, ketentuan dan

hukum-hukum Allah. Menurut Syaikh al-Azhar Kairo, Islam adalah

agama Allah yang diperintahkan untuk mengerjakan tentang pokok-

pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad SAW dan

menugaskan untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh

manusia mengajak mereka untuk memeluknya.9

7 Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan Karakter.”

8 Muhammadiyah Majelis Dikdasmen PP, Standar Isi Dan Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan (Jakarta: Majelis Dikdasmen, 2007). 9 Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah.

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

14

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Islam

adalah agama yang diturunkan Allah dalam al-Qur’an dan yang tersebut

dalam sunnah yang shahih, berupa perintah dan larangan serta petunjuk

untuk kebaikan mausia di dunia dan di akhirat. Sedangkan

Kemuhammadiyahan berasal dari kata Muhammadiyah yang berarti

pengikut nabi Muhammad yang setia dengan memperjuangkan misi dan

ajaran-ajaranya.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) merupakan pemahaman materi yang

berisikan mengenai keIslaman dan kemuhammadiyahan yang

mencakup teori-teori dan praktik ibadah, aqidah dan ibadah,

kemuhammadiyahan serta akhlak dan muamalah. Pembelajaran Al-

Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di Perguruan Tinggi

Muhammadiyah (PTM) sebagai implementasi dan perwujudan dari

penyelenggaraan perkuliahan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan AIK

untuk mahasiswa PTM. Sedangkan pembelajaran Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) di Universitas Muhammadiyah Malang

untuk mengembangkan kepribadian yang berisikan kajian dan pelajaran

untuk membina dan mengembangkan mahasiswa UMM menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berbudi

pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai

rasa tanggung jawab serta mempunyai akhlak terpuji.10

3. Materi Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Materi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ini diberikan

melalui perkuliahan regular dan program sertifikasi selama empat

semester. Dalam program regular dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu

mubtadiah, mutawasithah dan mutaqaddimah. Materi-materi Al-Islam

dan Kemuhammadiyahan (AIK) direalisasikan dalam empat semester.

10

Tim Penyusun.

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

15

Semester satu mempelajari tentang teori dan praktek/P2KK, semester

dua mempelajari tentang aqidah dan ibadah, semester tiga mempelajari

tentang kemuhammadiyahan dan semester empat mempelajari tentang

akhlak dan muamalah. Sedangkan untuk program sertifikasi materi

yang dipelajari mencakup Program Pembentukan Kepribadian dan

kepemimpinan (P2KK) dan pembinaan baca tulis Al-Quran untuk kelas

mubtadiah untuk seluruh mahasiswa UMM. 11

4. Tujuan Kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Menurut Muhtada Wati, tujuan pengembangan kurikulum AIK

ialah kurikulum AIK harus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan

juga selaras dengan peraturan dari Dikti. Serta dengan adanya

pengembangan tersebut digunakan untuk menyempurnakan materi

yang diberikan kepada mahasiswa. Selain itu pengembangan kurikulum

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dimaksudkan agar kurikulum

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) selalu diadaptasi dengan

dinamika akademik di kampus yang sewaktu-waktu berubah.12 Tujuan

umum pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di

Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah agar terbentuknya manusia

pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul

dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi

munkar.13 Adapun tujuan dari kurikulum Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) di Universitas Muhammadiyah Malang,

yaitu:

1) Memberikan pemahaman tentang ajaran Islam yang dapat

menumbuhkembangkan kekuatan iman dan amal sholeh.

11

Tim Penyusun. 12

Muhammad Edi Sucipto, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) dan Kurikulum pendidikan al-Islam dan Keaswajaan” (Skripsi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020), 80. 13

Tim Pedoman Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Majelis Pendidikan Tinggi PP

Muhammadiyah, Buku Pedoman Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Perguruan

Tinggi Muhammadiyah.

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

16

2) Memberikan ketrampilan membaca dan memahami Al-Quran dan

Al-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam.

3) Memberikan keterampilan beribadah yang berdasarkan kepada Al-

Quran dan Al-Hadits.

4) Memberikan pemahaman tentang Muhammadiyah sebagai gerakan

Islam, dakwah dan tajdid (pembaharuan).

5) Memberikan guideline untuk berakhlak karimah dalam kehidupan

yang berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan

kemuhammadiyahan.14

C. Perilaku Ibadah

1. Pengertian Perilaku Ibadah

Perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

tanggapan seseorang atau reaksi terhadap rangsangan yang ada dalam

lingkungan.15 Sedangkan dalam Kamus Psikologi perilaku adalah

respon yang dilakukan oleh suatu organisme. Perilaku merupakan

tindakan atau aktivitas individu yang mempunyai bentangan yang

sangat luas seperti, berbicara, tertawa, berjalan, menangis, bekerja,

membaca, menulis, sekolah dan sebagainya.16 Dapat disimpulkan yang

dimaksud perilaku adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik

yang diamati dan bersifat umum mengenai gerakan otot maupun tidak

langsung.

Menurut Ngalim Purwanto, perilaku adalah tingkah laku

seseorang sebagai respon terhadap suatu rangsangan eksternal dengan

internal yang akan memberikan respon eksternal.17 Perilaku biasanya

berkaitan dengan akhlak atau sikap yang melekat pada diri seseorang

yang diwujudkan dalam perbuatan. Apabila perbuatan yang dilakukan

14

Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah. 15

Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 16

Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Pelajar Rosdakarya, 2009). 17

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995).

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

17

baik maka disebut dengan akhlakul karimah dan apabila perbuatan

buruk disebut akhlakul mazmumah.

Kata ibadah mempunyai arti tunduk dan merendahkan diri.18

Dalam kehidupan duniawi sebagai seorang muslim wajib untuk tunduk

dan merendahkan dirinya kepada Allah SWT. Menurut pendapat Al

Maududi, ibadah adalah mentaati segala perintah dengan sepenuhnya,

patuh dengan mutlak dan tunduh dengan sempurna dengan unsur

perasaan tunduk dengan hati dan lisan dan diamalkan dengan

perbuatan.19 Allah memerintahkan seluruh makhluknya untuk

beribadah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Hijr

ayat 99 yang berbunyi:

واعبد ربك حتى يأتيك اليقين

Artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu, sampai datang kepadamu suatu

keyakinan.” QS. Al-Hijr : 99.

Dari ayat di atas dapat dikatakan bahwa perintah beribadah

kepada Allah adalah kewajiban setiap muslim hingga akhir menjemput

nyawa untuk menghadap Allah SWT. Apapun keadaan seseorang baik

sedang sakit keras bahkan sewaktu menghadapi sakaratul maut atau

dalam situasi sempit kita tetap diwajibkan untuk melaksanakan ibadah

kepada Allah SWT.20

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku ibadah

merupakan bentuk respon individu dalam lingkungannya yang

berkaitan dengan ibadah sebagai bentuk dari ketundukan seorang

hamba kepada Penciptanya. Perilaku ibadah adalah segala bentuk alat

perbuatan, ucapan, pikiran dan keikhlasan seseorang dalam

melaksanakan ibadah atau aktivitas yang didasarkan atas nilai-nilai

18

Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 19

Nur Hasanah, Hakikat Ibadah Ditinjau Dari Segi Pengertian Hukum Dan Hikmahnya

(Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2002). 20

Nur Hasanah.

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

18

Islam.21 Dapat diartikan, perilaku ibadah merupakan segala bentuk

tindakan yang dilakukan oleh individu dalam lingkungan yang

berhubungan dengan Tuhan. Perilaku ibadah yang dimaksud dalam

penelitian ini ialah praktek ibadah atau pelaksanaan ibadah yang

dilakukan seorang muslim sebagai bentuk ketaatan dan ketundukan

hamba kepada Tuhannya. Perilaku ibadah di sini dibatasi pada

pelaksanaan ibadah salat baik shalat fardhu maupun shalat sunnah dan

pelaksanaan ibadah puasa baik fardhu maupun puasa sunnah.

2. Bentuk Perilaku Ibadah

Bentuk dari perilaku ibadah seorang muslim yaitu tindakan dalam

melakukan pelaksanaan ibadah sebagai ketaatan dan ketundukan

kepada sang Penciptanya. Wujud dan perilaku ibadah seorang muslim

yaitu dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua

larangan Allah SWT. Setiap muslim selalu berusaha semaksimal

mungkin untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan

melaksanakan ibadah yang sudah dituntunkan oleh Rasulullah SAW.

Bentuk dari perilaku ibadah yang wajib dilaksanakan sebagai

seorang muslim di antaranya ialah melaksanakan ibadah shalat dan

ibadah puasa.22 Karena, shalat merupakan pondasi terbaik sebagai amal

kebaikan di dunia serta kemuliaan dan rahmat di akhirat. Puasa

merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah karena ibadah puasa,

ibadah yang langsung ditunjukkan kepada Allah. Dengan

melaksanakan ibadah shalat dan puasa dengan baik akan memberikan

ketentraman, ketenangan, dihapuskan dosanya, dapat membersihkan

hati dan mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar dalam

hidup.23 Adapun bentuk dari perilaku ibadah itu meliputi ibadah shalat

dan ibadah puasa.

21

Wibowo, “Dampak Implementasi Kurikulum PAI Terhadap Perilaku Keagamaan.” 22

Ali Hasan, Hikmah Salat Dan Hikmah Tuntunannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000). 23

Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah.

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

19

a) Ibadah Shalat

Kata shalat berasal dari bahasa Arab yang artinya berdoa.

Sedangkan shalat menurut istilah ialah ibadah dengan ucapan

maupun berbuatan yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan

salam sesuai dengan ketentuan Islam. Shalat menurut syara’

adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan

takbir dan diakhiri dengan salam.24 Shalat merupakan rukun Islam

kedua yang merupakan ibadah kepada Allah SWT dan wajib

dilakukan oleh setiap muslim mukallaf, dengan syarat, rukun, dan

bacaan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam.25

Dalam rukun Islam, Rasulullah meletakkan shalat di urutan

kedua setelah syahadat. Rukun Islam adalah pilar-pilar yang

dibangun untuk menegakkan agama. Sebagai tiang agama hukum

melaksanakan shalat adalah wajib, dan siapa yang meninggalkan

shalat akan rusak agamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

yang mengatakan “Shalat adalah tiang agama barang siapa

meninggalkan shalat maka dia telah merusak agama”. Ibadah

shalat dapat dikatakan baik apabila dikerjakan setiap hari dan selalu

berusaha mengerjakan tepat waktu, sadar akalnya dan ikhlas

hatinya dengan mengerti tujuan shalat, mengerti hukum shalat,

mengerti syarat dan rukun shalat, mengerti tata cara shalat sesuai

tuntunan Rasulullah SAW.26

Ibadah shalat yang dilakukan dengan benar dapat membawa

manusia dekat dan selalu mengingat Allah SWT. Shalat

mengajarkan peserta didik untuk lebih bertanggung jawab terhadap

waktu karena jika peserta didik terbiasa dengan shalat terutama

shala jamaah maka ia terbiasa shalat tepat waktu serta jika shalat

24

Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 25

Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 26

Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah.

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

20

dilaksanakan dengan khusyuk maka akan menumbuhkan sifat

sabar pada diri seseorang.27 Melaksanakan shalat sebagai asupan

nutrisi bagi ruh untuk mendapatkan ketenangan dalam hatinya dan

kelapangan dada. Dengan melaksanakan shalat seorang muslim

berarti menyerahkan dirinya kepada Allah, mengingat Allah, dapat

membiasakn hidup teratur, hatinya lapang dan sabar, mencegah

perbuatan keji dan munkar dan sebagainya.28 Adapun penjelasan

mengenai shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar

yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45:

لوة تنهى عن الفحشاء لوة ان الص اتل ما اوحي اليك من الكتب واقم الص

والمنكر ولذكر الله اكبر والله يعلم ما تصنعون

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al

Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya

shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji

dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah

(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-

ibadat yang lainya). Dan Allah mengetahui apa yang

kamu kerjakan.” QS. Al-Ankabut : 45.

Dari ayat di atas, dapat dikatakan bahwa shalat dapat mencegah

seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan

munkar. Ibadah salat meliputi ibadah shalat wajib dan shalat

sunnah. Shalat wajib yaitu shalat yang harus yang dikerjakan oleh

muslim setiap hari yaitu shalat subuh, shalat dhuhur, shalat ashar,

shalat magrip dan shalat isya’ dan jika tidak mengerjakan akan

berdosa. Sedangakan shalat sunnah yaitu shalat yang dianjurkan

untuk dilaksanakan agar mendapatkan pahala.

27 Abrar Rizqa Febriyani, Sunarto Sunarto, and I’anatut Thoifah, “Pengaruh 4 Program Keagamaan Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP Muhammadiyah 8 Batu,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 12, no. 1 (2021): 85–93. 28

MA Deden Suparman, “Pembelajaran Ibadah Shalat Dalam Perspektif Psikis Dan Medis,”

Fakultas Sains Dan Teknologi IX, no. 2 (2015): 48–70,

https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=PEMBELAJARAN IBADAH SHALAT

DALAM PERPEKTIF&sortBy=relevance.

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

21

b) Ibadah Puasa

Dalam bahasa Arab puasa disebut as-shaum yang berarti

menahan diri. Sedangkan secara terminologis para ulama (fiqh)

mengartikan puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan

berhubugan seksual mulai dari terbit fajar sampai tenggelam

matahari dengan syarat-syarat yang ditentukan.29 Puasa ialah tidak

memasukkan makanan atau minuman dan menahan diri dari

perbuatan yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga

tenggelamnya matahari.30 Puasa merupakan salah satu rukun Islam

berupa ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala

yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam

matahari.31 Dengan puasa kaum muslimin ikut merasakan

penderitaan orang fakir yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

pangannya.

Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat mulia karena dengan

berpuasa orang muslim menunjukkan kepatuhannya kepada Allah

SWT dengan menahan dirinya untuk tidak makan, minum dan hal-

hal yang membatalkan puasa. Ibadah puasa tidak hanya menahan

lapar, haus dan perbuatan yang membatalkannya, namun puasa

yang dilakukan harus berkualitas. Puasa yang berkualitas yaitu

puasa yang dilakukan untuk melatih dirinya menguatkan

keinginan, kesabaran, kemauan yang keras, membiasakan diri

menjaga kepercayaan, menyiapkan jiwa yang mengimani

ketakwaan dengan apa yang terjadi selama berpuasa mulai dari

pengawasan Allah SWT dan pemantauan kekuasaan-Nya, serta

meninggalkan sesuatu yang disukai.32 Puasa dapat dikatakan

berhasil apabila dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho dari

29

Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 30

Aulia Rahmi, “Puasa Dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik Dan Mental Spiritual,” Jurnal

Studi Penelitian, Riset Dan Pengembangan Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015): 89–106. 31

Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 32

Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah.

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

22

Allah SWT semata, mampu menahan makan dan minum serta hal-

hal yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari,

mempertahankan kebenaran dalam setiap ucapan, sikap dan

perilaku yang baik.33

Puasa terdiri dari puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa

Ramadhan, di samping sebagai kewajiban setiap muslim,

merupakan kebutuhan penting bagi manusia untuk dapat

membentuk kepribadian yang bertakwa, memberikan kesehatan

serta dan memberikan kepekaan sosial.34 Secara jelas al-Qur’an

menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendaknya diperjuangkan

adalah untuk mencapai derajat ketakwaan dengan melakukan

penyucian diri dari pengaruh - pengaruh maksiat, dengan menjaga

lisan dari menggunjing dan mengucapkan kalimat yang tidak layak

dan kesadaran nuraninya. Adapun ayat al-Qur’an yang

menjelaskan ibadah puasa sebagai bentuk ketakwaan seorang

hamba kepada Allah SWT termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat

183:

يام كما كتب على الذين من قبلكم يايها الذين امنوا كتب عليكم الص

قون لعلكم تت

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas

kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-

orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang orang

yang bertakwa.” QS. Al-Baqarah: 183.

Sedangkan dalam hadits Nabi Saw yang menjelaskan dengan

tegas perintah puasa adalah :

33

https://www.unpad.ac.id/rubrik/indikasi-keberhasilan-puasa-ramadhan/ di akses 15 april 2021 34

Mat Syaifi, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Ibadah Puasa Ramadhan,” Tarbawi 07, no. 02

(2019): 1–29.

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

23

Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu bersaksi

tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah

utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,

menunaikan haji, dan puasa Ramadhan.” (H.R.

Bukhari, Muslim, Ahmad, at Tirmidzi dan an Nasa'i).

3. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibadah

Perilaku ibadah seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor

baik faktor internal maupun faktor eksternal.35 Faktor internal adalah

kesadaran diri seseorang dalam melakukan ibadah sebagai bentuk

ketaatan kepada Tuhan. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh

dari luar individu yang mendukung untuk melakukan ibadah dengan

melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan. Menurut Syamsu

Yusuf, yang dapat mempengaruhi perilaku ibadah seseorang yaitu

lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.36 Berikut ini beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku ibadah seseorang meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali

dikenal dan paling utama karena pengenalan akan tauhid dan ibadah

dimulai dari sini. Lingkungan keluarga sangat utama, maka dari itu

orang tua berperan penting dalam menumbuhkan fitrah beragama anak.

Keluarga mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan ibadah

anak-anak terutama dalam membentuk kebiasaan, seperti dalam

35

Hasan Mustafa, “Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi sosial,” Jurnal Psikologi, (2012),

144. 36

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008).

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

24

pembentukan perilaku ibadah anak dalam melaksanakan ibadah yang di

antaranya ibadah shalat dan ibadah puasa sebagai kewajiban seorang

muslim. Peran orang tua dapat membentuk arah keyakinan pada anak-

anak mereka. Maka dari itu orang tua harus menjadi teladan yang baik

bagi-anak-anaknya dalam hal beribadah. Karena anak akan cenderung

meniru kebiasaan yang dilihat pada orang tuanya.

Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan kedua yang

sangat penting untuk menumbuhkan perilaku ibadah. Karena,

lingkungan pendidikan diajarkan untuk beragama yang baik mulai dari

tauhid (pengenalan Tuhan) hingga diajarkan untuk berperilaku terpuji

baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan

manusia dengan makhluk lain. Dalam lingkungan pendidikan tertentu

terutama pendidikan yang berbasis Islam selalu memberikan

pengajaran agama Islam yang baik dan pembiasaan perilaku ibadah

yang baik, seperti diwajibkan shalat Dhuha ataupun shalat Dhuhur

berjamaah serta biasanya diwajibkan membaca Al-Quran. Hal ini

membuat anak terbiasa dengan perilaku ibadah yang dikerjakan di

sekolah.

Dalam mengembangkan fitrah beragama pendidik sebagai

pembimbing, pengajar dan pelatih berperan penting dalam

menumbuhkan potensi anak didiknya. Seorang pendidik juga berperan

penting dalam mengembangkan pemahaman, pembiasaan dalam

mengamalkan pelaksanaan ibadah dan membiasakan sikap apresiatif

terhadap ajaran agama.

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan tempat

berinteraksi dengan teman sebaya maupun anggota masyarakat lainnya.

Lingkungan masyarakat ini dapat mempengaruhi perilaku individu

termasuk halnya dalam ibadah. Apabila teman sepergaulan

menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan

mempraktikan ibadah seperti shalat berjamaah di masjid maka yang lain

cenderung mengikutinya. Sebaliknya apabila temannya berperilaku

Page 18: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

25

buruk dan tidak pernah melaksanakan praktek ibadah maka anak

cenderung terpengaruh untuk ikut mencontohnya. Lingkungan

masyarakat sangat luas, maka dari itu perlu memilih dalam bergaul

dengan masyarakat untuk dapat memberikan pengaruh yang baik

terutama dalam hal ibadah.37

D. Pengaruh Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

terhadap Perilaku Ibadah

Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) meliputi

beberapa aspek yang mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam

memahami dan menjelaskan pembelajaran Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan (AIK), seperti kemampuan menjelaskan hakekat

shalat dan hakikat puasa, kemampuan menjelaskan ibadah shalat dan puasa

yang berkualitas dan kemampuan dalam menjelaskan tata cara beribadah

yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Dengan mengetahui hakikat

ibadah shalat dan puasa, dan mengetahui ibadah yang berkualitas serta tata

cara beribadah yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW akan memberikan

dampak positif pada perilaku ibadahnya.

Perilaku ibadah yang dimaksud adalah tindakan seseorang dalam

lingkungan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah sebagai bentuk

ketakwaan dan ketundukan kepada Allah SWT. Bentuk perilaku ibadah ini

diantaranya ialah dengan melaksanakan ibadah shalat dan ibadah puasa baik

wajib maupun sunnah. Ibadah shalat tidak hanya membaca dan bergerak

seenaknya, namun harus berkualitas mulai dari pengetahuan akan shalat,

kesadaran akalnya dan keikhlasan hatinya. Begitu pula dengan ibadah puasa

tidak hanya terhalangnya seseorang dari makan, minum dan keinginan-

keinginan materi saja, namun harus berkualitas dengan mengetahui ilmu

dalam berpuasa dan kehadiran hatinya untuk ridha dan ikhlas dalam

melaksanakannya.

37

Syamsu Yusuf LN.

Page 19: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

26

Dengan pengetahuan ibadah yang baik dan benar akan memberikan

pengaruh yang baik bagi perilaku ibadahnya. Seperti tidak pernah

meninggalkan shalat dan puasa wajib, selalu berusaha shalat tepat waktu,

tuma’ninah dalam melaksanakan shalat, selalu berusaha menjalankan

ibadah shalat dan puasa sunnah.38 Oleh karena itu, dengan adanya

pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) sudah seharusnya

mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku ibadah

mahasiswa terutama dalam pelaksanaan shalat dan puasa. Ramayulis

mengatakan pengetahuan agama, perasaan agama, dan tindak keagamaan

akan mempengaruhi perilaku keagamaan seseorang.39 Dengan pengetahuan

agama yang baik maka perilaku ibadahnya juga baik. Hal ini dikarenakan,

pendidikan Islam dinilai mampu mengarahkan seseorang kejalan yang benar

dengan mengamalkan ajara-Nya sesuai perintah Allah SWT.40

Pengaruh pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

terhadap perilaku ibadah mahasiswa sangat erat kaitannya. Pembelajaran

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) merupakan sarana bagi para

mahasiswa untuk mengetahui perilaku ibadah yang baik, dengan memahami

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) mahasiswa mampu menerapkan

perilaku ibadah seperti pelaksanaan ibadah shalat dan ibadah puasa dengan

baik, sadar akalnya, ikhlas hatinya, sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan

tuma’ninah dalam melaksanakannya.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “jawaban sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.41

38

Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 39

Ramayulis, Psikologi Agama. 40

Mahmudi, “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, Dan

Materi.” 41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2016), h. 64.

Page 20: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

27

Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah: “jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara

empiris”.42

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut maka dapat

dikemukakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada

pengaruh antara pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

terhadap perilaku ibadah, studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

angkatan 2019 Universitas Muhammadiyah Malang.

42 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h, 21.

Page 21: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu