BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Transcript of BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah salah satu sumber referensi dasar ketika
melaksanakan penelitian. Penelitian terdahulu berfungsi untuk memperluas
dan memperdalam teori serta sebagai pembanding dalam kajian penelitian
yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu sebagai sumber inspirasi
untuk melanjutkan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Baidarus, Tasman Hamami,
FitriaM, Suud, dan Azam Syukur Rahmatullah yang berjudul ‘Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan Karakter’ yang terbit dalam
Jurnal Al-Asasiyyah, Volume 4 Nomor 1. Artikel ini menjelaskan tentang
bagaimana peran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk
karakter peserta didik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat bagaimana peran pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
dalam membentuk karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kesimpulan
penelitian ini adalah peran pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
di sekolah Menengah Muhammadiyah Kota Pekanbaru menempati posisi
yang sangat strategis yang disebabkan sistem pembelajaran yang integratif
baik dari sisi guru, siswa, orang tua maupun kurikulumnya, sehingga
menjadikan pelajaran AIK sebagai basis pembentukan karakter siswanya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti ialah kesamaan dalam membahas Al-Islam dan
kemuhammadiyahan terhadap perilaku. Perbedaan pada penelitian ini
membahas tentang pendidikan karakter yang terfokus pada
menumbuhkembangkan akidah, panduan pembinaan ortom sekolah, dan
berakhlak mulia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti
9
terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup pemahaman terkait shalat
dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik wajib maupun sunnah.1
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisin dan Ismiatul Faizah
yang berjudul ‘Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap
Perilaku Sosial Siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang’ yang
terbit dalam Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1 Nomor 2. Artikel ini
menjelaskan tentang bagaimana pemahaman pendidikan Agama Islam
terhadap Perilaku Sosial Siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung
Jombang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis korelasi product moment. Kesimpulan penelitian ini
menyatakan tingkat pemahaman Pendidikan Agama Islam siswa termasuk
dalam kategori cukup baik dengan prosentase 56% dan tingkat perilaku
sosial siswa termasuk dalam kategori cukup baik dengan prosentase 57%
yang termasuk dalam Prosentase 56%-75%. Dan terdapat pengaruh antara
tingkat pemahaman Pendidikan Agama Islam dengan tingkat perilaku sosial
siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah kesamaan
dalam membahas pembelajaran berbasis agama Islam terhadap perilaku
peserta didik. Perbedaan pada penelitian ini membahas tentang perilaku
sosial siswa yang terfokus pada perilaku antar sesama teman baik
kepribadian siswa, sikap, etika, dan tingkah laku, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan peneliti terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup
pemahaman terkait shalat dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik
wajib maupun sunnah.2
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ria Dona Sari yang berjudul
‘Pengaruh Pemahaman Agama terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Desa
Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah’ yang
1 Baidarus Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan
Karakter,” AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education 4, no. 1 (2020): 71,
https://doi.org/10.24269/ajbe.v4i1.2101. 2 Mukhlisin, “Pengaruh Pemahaman PAI Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Smk Unggulan NU
Mojoagung Jombang.”
10
terpublikasi dalam Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana pemahaman agama terhadap
perilaku keagamaan remaja Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif verifikatif. Kesimpulan
pada penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara
pemahaman agama terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa
Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. Dari hasil
analisis data pengaruh 0,816 tergolong sangat tinggi dan dinyatakan
pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku keagamaan remaja.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti ialah kesamaan dalam membahas perilaku keagamaan. Perbedaan
pada penelitian ini membahas tentang pemahaman dalam menerjemahkan
ayat-ayat al-Qur’an yang berbentuk metafora, simbolis, sindiran,
menafsirkan ayat-ayat atau hadis dan perilaku keagamaan remaja seperti
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti terfokus pada perilaku ibadah yang mencangkup
pemahaman terkait shalat dan puasa dan pelaksanaan shalat dan puasa baik
wajib maupun sunnah.3
Persamaan dan perbedaan dengan penelitihan terdahulu
Penelitihan Ria Dona
Sari (2018), yang
berjudul “Pengaruh
Pemahaman Agama
Terhadap Perilaku
Keagamaan Remaja
Desa Ngestirahayu
Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung
Tenggah”. Skripsi
Objeknya : Remaja desa Mgestirahayu kecamatan Punggur Kab
Lampung tengah
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pemahaman agama
terhadap perilaku keagamaan remaja Desa
Ngestirahayu Kecamatan Punggur Lampung Tengah
Metode : Kuantitatif menggunakan pendekatan dedukatif verifikatif
Perbedaan :
Pada penelitihan ini terfokus pada pemahaman dalam
menerjemahkan ayat” al-Quran yg berbentuk metafora,
3 Ria Dona Sari, “Pengaruh Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Desa
Ngestirahayu Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah,” Sereal Untuk 51, no. 1 (2018):
51.
11
Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro
simbolis, sindiran, menafsirkan ayat” atau hadis” dan
perilaku keagamaan remaja seperti membaca al-Quran
dengan baik dan benar.
Persamaan Terkait ajaran islam sebagai pembetukan perilaku keagamaan seseorang.
Penelitihan Mukhlisin
dan Ismiatul Faizah
(2017), yang berjudul
“Pengaruh
Pemahaman PAI
terhadap Perilaku
Sosial Siswa di SMK
Unggulan Nu
Mojoagung”.
Terpublikasi di jurnal
Pendidikan Islam Vol.
1, No. 2
Objek Siswa SMK Unggul NU Mojoagung
Tujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman Pendidikan Agama Islam,bagaimana perilaku sosial siswa dan pengaruh pemahaman Pendidikan Agama Islam di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang
Metode Kuantitatif, dg menggunakan analisis kolerasi Product moment,
Perbedaan Pada penelitihan ini terfokus pada perilaku sosial siswa, yg mana perilaku antar sesame teman baik kepribadian siswa, sikap, etika dan tingkah laku.
Persamaan membahas mengenai pembelajaran berbasis agama
Islam dengan pengaruhnya terhadap perilaku peserta
didik
Penelitihan Baidarus,
Tasman Hamami,
FitriaM, Suud, Azam
Syukur Rahmatullah
(2019), yang berujudul
“Al-Islam dan
Kemuhamadiyahan
Sebagai Basis
Pendidikan Karakter”.
Terpublikasi di jurnal
Al-Asasiyya Vol. 4, No.
1.
Objek Informan penelitian berjumlah 65 orang, terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa.
Tujuan untuk melihat bagaimana pembelajaran Islam dan Kemuhamadiyahan di beberapa sekolah menengah di kota Pekanbaru untuk membangun karakter siswa
Metode metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
Perbedaan Pada penelitihan ini terfokus pada pendidikan karakter,
seperti menumbuhkembangkan akidah, panduan
pembinaan ortom sekolah dan berakhlak mulia.
persamaan Sama membahas terkait AIK terhadap perilaku
Penelitian Rita Devita,
yang berajudul
“Pengaruh
Pembelajaran Al-
Islam dan
Kemuhammadiyahan
(AIK) terhadap
Perilaku ibadah,
Stude pada
mahasiswa Fakultas
Kedokteran angkatan
2019 Universitas
Muhammadiyah
Malang.
Objek Mahasiswa jurusan kedokteran angkatan 2019 UMM
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran
AIK terhadap perilaku ibadah mahasiswa UMM
Metode Metode kuantitatof , mengguanakan analisis kolerasi
Product Moment
perbedaan Penelitihan ini berfokus pada perilaku ibadah yang
mencangkup pemahaman terkait shalat dan puasa serta
pelaksanaan shalat dan puasa baik wajib maupun
sunnah
12
B. Pengertian Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah sebuah proses, cara dan perbuatan yang
menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan proses belajar.
Hakikat pembelajaran tidak lepas dari pengertian belajar, belajar dan
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan. Proses pembelajaran akan dialami setiap manusia
sepanjang hayatnya. Dalam proses pembelajaran seorang pendidik
menjadi faktor utama yang mentransfer ilmunya kepada peserta didik
dengan jalan berinteraksi hingga diperolehlah interaksi yang
menghasilkan ilmu pengetahuan.
Pembelajaran merupakan pengembangan potensi yang dimiliki
peserta didik menjadi kompetensi. Pembelajaran merupakan proses
interaksi yang terjalin antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar di lingkungan belajar. Dalam pembelajaran terjalin proses
belajar yang mana seorang pendidik sebagai pemberi ilmu dan
pengetahuan serta pembentukan akhlak dan kepercayaan pada diri
peserta didik. Dapat dikatakan pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar proses belajar terlaksana dengan baik.
Menurut Sunhaji pembelajaran adalah proses perubahan perilaku
(Change in Behavior) yang terjadi karena aktivitas pendidik dan peserta
didik sebagai pengalaman dan latihan dalam proses pembelajaran.4
Menurut Gagne pembelajaran adalah upaya perubahan yang terjadi
pada kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus.5
Menurut Muh. Sain Hanafy, pembelajaran adalah aktivitas peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar melalui tahapan perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang terjadi di suatu lingkungan belajar.6
4 Arifin and Zainal, “Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran,” Jurnal
Kependidikan 2, no. 2 (2008): 30–46. 5 Muh. Sain Hanafy, “Konsep Dan Pembelajaran,” Lentera Pendidikan 17, no. 1 (2014): 66–79,
http://103.55.216.55/index.php/lentera_pendidikan/article/viewFile/516/491. 6 Hanafy.
13
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
pembelajaran adalah proses belajar mengajar peserta didik untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan dan mengubah kemampuan dan
perilaku peserta didik kearah yang lebih baik.
2. Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
Pembelajaran berbasis Islam merupakan sarana penting yang
dijadikan sebagai sarana dakwah Persyarikatan dalam Muhammadiyah.
Salah satu ciri pembelajaran yang ada di Muhammadiyah dalam bidang
agama Islam yaitu pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
(AIK).7 Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) adalah ciri khas
pembelajaran di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang dikuatkan
dengan SK Majelis Dikdasmen PP. Muhammadiyah No.
55/KEP/1.4/B/2017 tanggal 22 Maret 2007 yang memuat tentang
standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK).8
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) terdiri dari dua kata
yaitu kata Islam dan Kemuhammadiyahan. Islam adalah agama Allah
yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan Hadis Rasulullah yang di
dalamnya berisi petunjuk bagi seluruh umat manusia dengan mentaati
segala yang diperintah dan dilarang-Nya. Secara istilah Islam bermakna
penyerahan diri, tunduk, patuh terhadap perintah, ketentuan dan
hukum-hukum Allah. Menurut Syaikh al-Azhar Kairo, Islam adalah
agama Allah yang diperintahkan untuk mengerjakan tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad SAW dan
menugaskan untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh
manusia mengajak mereka untuk memeluknya.9
7 Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan Karakter.”
8 Muhammadiyah Majelis Dikdasmen PP, Standar Isi Dan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan (Jakarta: Majelis Dikdasmen, 2007). 9 Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah.
14
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Islam
adalah agama yang diturunkan Allah dalam al-Qur’an dan yang tersebut
dalam sunnah yang shahih, berupa perintah dan larangan serta petunjuk
untuk kebaikan mausia di dunia dan di akhirat. Sedangkan
Kemuhammadiyahan berasal dari kata Muhammadiyah yang berarti
pengikut nabi Muhammad yang setia dengan memperjuangkan misi dan
ajaran-ajaranya.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK) merupakan pemahaman materi yang
berisikan mengenai keIslaman dan kemuhammadiyahan yang
mencakup teori-teori dan praktik ibadah, aqidah dan ibadah,
kemuhammadiyahan serta akhlak dan muamalah. Pembelajaran Al-
Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) sebagai implementasi dan perwujudan dari
penyelenggaraan perkuliahan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan AIK
untuk mahasiswa PTM. Sedangkan pembelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK) di Universitas Muhammadiyah Malang
untuk mengembangkan kepribadian yang berisikan kajian dan pelajaran
untuk membina dan mengembangkan mahasiswa UMM menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai
rasa tanggung jawab serta mempunyai akhlak terpuji.10
3. Materi Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
Materi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ini diberikan
melalui perkuliahan regular dan program sertifikasi selama empat
semester. Dalam program regular dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu
mubtadiah, mutawasithah dan mutaqaddimah. Materi-materi Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan (AIK) direalisasikan dalam empat semester.
10
Tim Penyusun.
15
Semester satu mempelajari tentang teori dan praktek/P2KK, semester
dua mempelajari tentang aqidah dan ibadah, semester tiga mempelajari
tentang kemuhammadiyahan dan semester empat mempelajari tentang
akhlak dan muamalah. Sedangkan untuk program sertifikasi materi
yang dipelajari mencakup Program Pembentukan Kepribadian dan
kepemimpinan (P2KK) dan pembinaan baca tulis Al-Quran untuk kelas
mubtadiah untuk seluruh mahasiswa UMM. 11
4. Tujuan Kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
Menurut Muhtada Wati, tujuan pengembangan kurikulum AIK
ialah kurikulum AIK harus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan
juga selaras dengan peraturan dari Dikti. Serta dengan adanya
pengembangan tersebut digunakan untuk menyempurnakan materi
yang diberikan kepada mahasiswa. Selain itu pengembangan kurikulum
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dimaksudkan agar kurikulum
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) selalu diadaptasi dengan
dinamika akademik di kampus yang sewaktu-waktu berubah.12 Tujuan
umum pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di
Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah agar terbentuknya manusia
pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul
dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi
munkar.13 Adapun tujuan dari kurikulum Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK) di Universitas Muhammadiyah Malang,
yaitu:
1) Memberikan pemahaman tentang ajaran Islam yang dapat
menumbuhkembangkan kekuatan iman dan amal sholeh.
11
Tim Penyusun. 12
Muhammad Edi Sucipto, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK) dan Kurikulum pendidikan al-Islam dan Keaswajaan” (Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020), 80. 13
Tim Pedoman Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Majelis Pendidikan Tinggi PP
Muhammadiyah, Buku Pedoman Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah.
16
2) Memberikan ketrampilan membaca dan memahami Al-Quran dan
Al-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam.
3) Memberikan keterampilan beribadah yang berdasarkan kepada Al-
Quran dan Al-Hadits.
4) Memberikan pemahaman tentang Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam, dakwah dan tajdid (pembaharuan).
5) Memberikan guideline untuk berakhlak karimah dalam kehidupan
yang berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan
kemuhammadiyahan.14
C. Perilaku Ibadah
1. Pengertian Perilaku Ibadah
Perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
tanggapan seseorang atau reaksi terhadap rangsangan yang ada dalam
lingkungan.15 Sedangkan dalam Kamus Psikologi perilaku adalah
respon yang dilakukan oleh suatu organisme. Perilaku merupakan
tindakan atau aktivitas individu yang mempunyai bentangan yang
sangat luas seperti, berbicara, tertawa, berjalan, menangis, bekerja,
membaca, menulis, sekolah dan sebagainya.16 Dapat disimpulkan yang
dimaksud perilaku adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik
yang diamati dan bersifat umum mengenai gerakan otot maupun tidak
langsung.
Menurut Ngalim Purwanto, perilaku adalah tingkah laku
seseorang sebagai respon terhadap suatu rangsangan eksternal dengan
internal yang akan memberikan respon eksternal.17 Perilaku biasanya
berkaitan dengan akhlak atau sikap yang melekat pada diri seseorang
yang diwujudkan dalam perbuatan. Apabila perbuatan yang dilakukan
14
Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah. 15
Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 16
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Pelajar Rosdakarya, 2009). 17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995).
17
baik maka disebut dengan akhlakul karimah dan apabila perbuatan
buruk disebut akhlakul mazmumah.
Kata ibadah mempunyai arti tunduk dan merendahkan diri.18
Dalam kehidupan duniawi sebagai seorang muslim wajib untuk tunduk
dan merendahkan dirinya kepada Allah SWT. Menurut pendapat Al
Maududi, ibadah adalah mentaati segala perintah dengan sepenuhnya,
patuh dengan mutlak dan tunduh dengan sempurna dengan unsur
perasaan tunduk dengan hati dan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan.19 Allah memerintahkan seluruh makhluknya untuk
beribadah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Hijr
ayat 99 yang berbunyi:
واعبد ربك حتى يأتيك اليقين
Artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu, sampai datang kepadamu suatu
keyakinan.” QS. Al-Hijr : 99.
Dari ayat di atas dapat dikatakan bahwa perintah beribadah
kepada Allah adalah kewajiban setiap muslim hingga akhir menjemput
nyawa untuk menghadap Allah SWT. Apapun keadaan seseorang baik
sedang sakit keras bahkan sewaktu menghadapi sakaratul maut atau
dalam situasi sempit kita tetap diwajibkan untuk melaksanakan ibadah
kepada Allah SWT.20
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku ibadah
merupakan bentuk respon individu dalam lingkungannya yang
berkaitan dengan ibadah sebagai bentuk dari ketundukan seorang
hamba kepada Penciptanya. Perilaku ibadah adalah segala bentuk alat
perbuatan, ucapan, pikiran dan keikhlasan seseorang dalam
melaksanakan ibadah atau aktivitas yang didasarkan atas nilai-nilai
18
Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 19
Nur Hasanah, Hakikat Ibadah Ditinjau Dari Segi Pengertian Hukum Dan Hikmahnya
(Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2002). 20
Nur Hasanah.
18
Islam.21 Dapat diartikan, perilaku ibadah merupakan segala bentuk
tindakan yang dilakukan oleh individu dalam lingkungan yang
berhubungan dengan Tuhan. Perilaku ibadah yang dimaksud dalam
penelitian ini ialah praktek ibadah atau pelaksanaan ibadah yang
dilakukan seorang muslim sebagai bentuk ketaatan dan ketundukan
hamba kepada Tuhannya. Perilaku ibadah di sini dibatasi pada
pelaksanaan ibadah salat baik shalat fardhu maupun shalat sunnah dan
pelaksanaan ibadah puasa baik fardhu maupun puasa sunnah.
2. Bentuk Perilaku Ibadah
Bentuk dari perilaku ibadah seorang muslim yaitu tindakan dalam
melakukan pelaksanaan ibadah sebagai ketaatan dan ketundukan
kepada sang Penciptanya. Wujud dan perilaku ibadah seorang muslim
yaitu dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua
larangan Allah SWT. Setiap muslim selalu berusaha semaksimal
mungkin untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan
melaksanakan ibadah yang sudah dituntunkan oleh Rasulullah SAW.
Bentuk dari perilaku ibadah yang wajib dilaksanakan sebagai
seorang muslim di antaranya ialah melaksanakan ibadah shalat dan
ibadah puasa.22 Karena, shalat merupakan pondasi terbaik sebagai amal
kebaikan di dunia serta kemuliaan dan rahmat di akhirat. Puasa
merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah karena ibadah puasa,
ibadah yang langsung ditunjukkan kepada Allah. Dengan
melaksanakan ibadah shalat dan puasa dengan baik akan memberikan
ketentraman, ketenangan, dihapuskan dosanya, dapat membersihkan
hati dan mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar dalam
hidup.23 Adapun bentuk dari perilaku ibadah itu meliputi ibadah shalat
dan ibadah puasa.
21
Wibowo, “Dampak Implementasi Kurikulum PAI Terhadap Perilaku Keagamaan.” 22
Ali Hasan, Hikmah Salat Dan Hikmah Tuntunannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000). 23
Tim Penyusun, Materi Keislaman Dan Ibadah.
19
a) Ibadah Shalat
Kata shalat berasal dari bahasa Arab yang artinya berdoa.
Sedangkan shalat menurut istilah ialah ibadah dengan ucapan
maupun berbuatan yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan
salam sesuai dengan ketentuan Islam. Shalat menurut syara’
adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan
takbir dan diakhiri dengan salam.24 Shalat merupakan rukun Islam
kedua yang merupakan ibadah kepada Allah SWT dan wajib
dilakukan oleh setiap muslim mukallaf, dengan syarat, rukun, dan
bacaan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.25
Dalam rukun Islam, Rasulullah meletakkan shalat di urutan
kedua setelah syahadat. Rukun Islam adalah pilar-pilar yang
dibangun untuk menegakkan agama. Sebagai tiang agama hukum
melaksanakan shalat adalah wajib, dan siapa yang meninggalkan
shalat akan rusak agamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
yang mengatakan “Shalat adalah tiang agama barang siapa
meninggalkan shalat maka dia telah merusak agama”. Ibadah
shalat dapat dikatakan baik apabila dikerjakan setiap hari dan selalu
berusaha mengerjakan tepat waktu, sadar akalnya dan ikhlas
hatinya dengan mengerti tujuan shalat, mengerti hukum shalat,
mengerti syarat dan rukun shalat, mengerti tata cara shalat sesuai
tuntunan Rasulullah SAW.26
Ibadah shalat yang dilakukan dengan benar dapat membawa
manusia dekat dan selalu mengingat Allah SWT. Shalat
mengajarkan peserta didik untuk lebih bertanggung jawab terhadap
waktu karena jika peserta didik terbiasa dengan shalat terutama
shala jamaah maka ia terbiasa shalat tepat waktu serta jika shalat
24
Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 25
Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 26
Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah.
20
dilaksanakan dengan khusyuk maka akan menumbuhkan sifat
sabar pada diri seseorang.27 Melaksanakan shalat sebagai asupan
nutrisi bagi ruh untuk mendapatkan ketenangan dalam hatinya dan
kelapangan dada. Dengan melaksanakan shalat seorang muslim
berarti menyerahkan dirinya kepada Allah, mengingat Allah, dapat
membiasakn hidup teratur, hatinya lapang dan sabar, mencegah
perbuatan keji dan munkar dan sebagainya.28 Adapun penjelasan
mengenai shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar
yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45:
لوة تنهى عن الفحشاء لوة ان الص اتل ما اوحي اليك من الكتب واقم الص
والمنكر ولذكر الله اكبر والله يعلم ما تصنعون
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lainya). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” QS. Al-Ankabut : 45.
Dari ayat di atas, dapat dikatakan bahwa shalat dapat mencegah
seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan
munkar. Ibadah salat meliputi ibadah shalat wajib dan shalat
sunnah. Shalat wajib yaitu shalat yang harus yang dikerjakan oleh
muslim setiap hari yaitu shalat subuh, shalat dhuhur, shalat ashar,
shalat magrip dan shalat isya’ dan jika tidak mengerjakan akan
berdosa. Sedangakan shalat sunnah yaitu shalat yang dianjurkan
untuk dilaksanakan agar mendapatkan pahala.
27 Abrar Rizqa Febriyani, Sunarto Sunarto, and I’anatut Thoifah, “Pengaruh 4 Program Keagamaan Terhadap Akhlak Peserta Didik Di SMP Muhammadiyah 8 Batu,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 12, no. 1 (2021): 85–93. 28
MA Deden Suparman, “Pembelajaran Ibadah Shalat Dalam Perspektif Psikis Dan Medis,”
Fakultas Sains Dan Teknologi IX, no. 2 (2015): 48–70,
https://www.mendeley.com/search/?page=1&query=PEMBELAJARAN IBADAH SHALAT
DALAM PERPEKTIF&sortBy=relevance.
21
b) Ibadah Puasa
Dalam bahasa Arab puasa disebut as-shaum yang berarti
menahan diri. Sedangkan secara terminologis para ulama (fiqh)
mengartikan puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan
berhubugan seksual mulai dari terbit fajar sampai tenggelam
matahari dengan syarat-syarat yang ditentukan.29 Puasa ialah tidak
memasukkan makanan atau minuman dan menahan diri dari
perbuatan yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga
tenggelamnya matahari.30 Puasa merupakan salah satu rukun Islam
berupa ibadah dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala
yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari.31 Dengan puasa kaum muslimin ikut merasakan
penderitaan orang fakir yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangannya.
Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat mulia karena dengan
berpuasa orang muslim menunjukkan kepatuhannya kepada Allah
SWT dengan menahan dirinya untuk tidak makan, minum dan hal-
hal yang membatalkan puasa. Ibadah puasa tidak hanya menahan
lapar, haus dan perbuatan yang membatalkannya, namun puasa
yang dilakukan harus berkualitas. Puasa yang berkualitas yaitu
puasa yang dilakukan untuk melatih dirinya menguatkan
keinginan, kesabaran, kemauan yang keras, membiasakan diri
menjaga kepercayaan, menyiapkan jiwa yang mengimani
ketakwaan dengan apa yang terjadi selama berpuasa mulai dari
pengawasan Allah SWT dan pemantauan kekuasaan-Nya, serta
meninggalkan sesuatu yang disukai.32 Puasa dapat dikatakan
berhasil apabila dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho dari
29
Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 30
Aulia Rahmi, “Puasa Dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik Dan Mental Spiritual,” Jurnal
Studi Penelitian, Riset Dan Pengembangan Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015): 89–106. 31
Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pustaka Bahasa). 32
Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah.
22
Allah SWT semata, mampu menahan makan dan minum serta hal-
hal yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari,
mempertahankan kebenaran dalam setiap ucapan, sikap dan
perilaku yang baik.33
Puasa terdiri dari puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa
Ramadhan, di samping sebagai kewajiban setiap muslim,
merupakan kebutuhan penting bagi manusia untuk dapat
membentuk kepribadian yang bertakwa, memberikan kesehatan
serta dan memberikan kepekaan sosial.34 Secara jelas al-Qur’an
menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendaknya diperjuangkan
adalah untuk mencapai derajat ketakwaan dengan melakukan
penyucian diri dari pengaruh - pengaruh maksiat, dengan menjaga
lisan dari menggunjing dan mengucapkan kalimat yang tidak layak
dan kesadaran nuraninya. Adapun ayat al-Qur’an yang
menjelaskan ibadah puasa sebagai bentuk ketakwaan seorang
hamba kepada Allah SWT termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat
183:
يام كما كتب على الذين من قبلكم يايها الذين امنوا كتب عليكم الص
قون لعلكم تت
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang orang
yang bertakwa.” QS. Al-Baqarah: 183.
Sedangkan dalam hadits Nabi Saw yang menjelaskan dengan
tegas perintah puasa adalah :
33
https://www.unpad.ac.id/rubrik/indikasi-keberhasilan-puasa-ramadhan/ di akses 15 april 2021 34
Mat Syaifi, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Ibadah Puasa Ramadhan,” Tarbawi 07, no. 02
(2019): 1–29.
23
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu bersaksi
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji, dan puasa Ramadhan.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Ahmad, at Tirmidzi dan an Nasa'i).
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibadah
Perilaku ibadah seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
baik faktor internal maupun faktor eksternal.35 Faktor internal adalah
kesadaran diri seseorang dalam melakukan ibadah sebagai bentuk
ketaatan kepada Tuhan. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh
dari luar individu yang mendukung untuk melakukan ibadah dengan
melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan. Menurut Syamsu
Yusuf, yang dapat mempengaruhi perilaku ibadah seseorang yaitu
lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.36 Berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku ibadah seseorang meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali
dikenal dan paling utama karena pengenalan akan tauhid dan ibadah
dimulai dari sini. Lingkungan keluarga sangat utama, maka dari itu
orang tua berperan penting dalam menumbuhkan fitrah beragama anak.
Keluarga mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan ibadah
anak-anak terutama dalam membentuk kebiasaan, seperti dalam
35
Hasan Mustafa, “Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi sosial,” Jurnal Psikologi, (2012),
144. 36
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008).
24
pembentukan perilaku ibadah anak dalam melaksanakan ibadah yang di
antaranya ibadah shalat dan ibadah puasa sebagai kewajiban seorang
muslim. Peran orang tua dapat membentuk arah keyakinan pada anak-
anak mereka. Maka dari itu orang tua harus menjadi teladan yang baik
bagi-anak-anaknya dalam hal beribadah. Karena anak akan cenderung
meniru kebiasaan yang dilihat pada orang tuanya.
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan kedua yang
sangat penting untuk menumbuhkan perilaku ibadah. Karena,
lingkungan pendidikan diajarkan untuk beragama yang baik mulai dari
tauhid (pengenalan Tuhan) hingga diajarkan untuk berperilaku terpuji
baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan
manusia dengan makhluk lain. Dalam lingkungan pendidikan tertentu
terutama pendidikan yang berbasis Islam selalu memberikan
pengajaran agama Islam yang baik dan pembiasaan perilaku ibadah
yang baik, seperti diwajibkan shalat Dhuha ataupun shalat Dhuhur
berjamaah serta biasanya diwajibkan membaca Al-Quran. Hal ini
membuat anak terbiasa dengan perilaku ibadah yang dikerjakan di
sekolah.
Dalam mengembangkan fitrah beragama pendidik sebagai
pembimbing, pengajar dan pelatih berperan penting dalam
menumbuhkan potensi anak didiknya. Seorang pendidik juga berperan
penting dalam mengembangkan pemahaman, pembiasaan dalam
mengamalkan pelaksanaan ibadah dan membiasakan sikap apresiatif
terhadap ajaran agama.
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan tempat
berinteraksi dengan teman sebaya maupun anggota masyarakat lainnya.
Lingkungan masyarakat ini dapat mempengaruhi perilaku individu
termasuk halnya dalam ibadah. Apabila teman sepergaulan
menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan
mempraktikan ibadah seperti shalat berjamaah di masjid maka yang lain
cenderung mengikutinya. Sebaliknya apabila temannya berperilaku
25
buruk dan tidak pernah melaksanakan praktek ibadah maka anak
cenderung terpengaruh untuk ikut mencontohnya. Lingkungan
masyarakat sangat luas, maka dari itu perlu memilih dalam bergaul
dengan masyarakat untuk dapat memberikan pengaruh yang baik
terutama dalam hal ibadah.37
D. Pengaruh Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
terhadap Perilaku Ibadah
Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) meliputi
beberapa aspek yang mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam
memahami dan menjelaskan pembelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK), seperti kemampuan menjelaskan hakekat
shalat dan hakikat puasa, kemampuan menjelaskan ibadah shalat dan puasa
yang berkualitas dan kemampuan dalam menjelaskan tata cara beribadah
yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Dengan mengetahui hakikat
ibadah shalat dan puasa, dan mengetahui ibadah yang berkualitas serta tata
cara beribadah yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW akan memberikan
dampak positif pada perilaku ibadahnya.
Perilaku ibadah yang dimaksud adalah tindakan seseorang dalam
lingkungan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah sebagai bentuk
ketakwaan dan ketundukan kepada Allah SWT. Bentuk perilaku ibadah ini
diantaranya ialah dengan melaksanakan ibadah shalat dan ibadah puasa baik
wajib maupun sunnah. Ibadah shalat tidak hanya membaca dan bergerak
seenaknya, namun harus berkualitas mulai dari pengetahuan akan shalat,
kesadaran akalnya dan keikhlasan hatinya. Begitu pula dengan ibadah puasa
tidak hanya terhalangnya seseorang dari makan, minum dan keinginan-
keinginan materi saja, namun harus berkualitas dengan mengetahui ilmu
dalam berpuasa dan kehadiran hatinya untuk ridha dan ikhlas dalam
melaksanakannya.
37
Syamsu Yusuf LN.
26
Dengan pengetahuan ibadah yang baik dan benar akan memberikan
pengaruh yang baik bagi perilaku ibadahnya. Seperti tidak pernah
meninggalkan shalat dan puasa wajib, selalu berusaha shalat tepat waktu,
tuma’ninah dalam melaksanakan shalat, selalu berusaha menjalankan
ibadah shalat dan puasa sunnah.38 Oleh karena itu, dengan adanya
pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) sudah seharusnya
mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku ibadah
mahasiswa terutama dalam pelaksanaan shalat dan puasa. Ramayulis
mengatakan pengetahuan agama, perasaan agama, dan tindak keagamaan
akan mempengaruhi perilaku keagamaan seseorang.39 Dengan pengetahuan
agama yang baik maka perilaku ibadahnya juga baik. Hal ini dikarenakan,
pendidikan Islam dinilai mampu mengarahkan seseorang kejalan yang benar
dengan mengamalkan ajara-Nya sesuai perintah Allah SWT.40
Pengaruh pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
terhadap perilaku ibadah mahasiswa sangat erat kaitannya. Pembelajaran
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) merupakan sarana bagi para
mahasiswa untuk mengetahui perilaku ibadah yang baik, dengan memahami
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) mahasiswa mampu menerapkan
perilaku ibadah seperti pelaksanaan ibadah shalat dan ibadah puasa dengan
baik, sadar akalnya, ikhlas hatinya, sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan
tuma’ninah dalam melaksanakannya.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “jawaban sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.41
38
Bambang Widagdo, AIK 2 Aqidah Dan Ibadah. 39
Ramayulis, Psikologi Agama. 40
Mahmudi, “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, Dan
Materi.” 41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2016), h. 64.
27
Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah: “jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris”.42
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut maka dapat
dikemukakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada
pengaruh antara pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
terhadap perilaku ibadah, studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
angkatan 2019 Universitas Muhammadiyah Malang.
42 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h, 21.