abortus tinjuan pustaka

47
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tanpa mempersoalkan penyebabnya, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dan abortus spontan. Abortus Spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah.Sedangkan abortus yang disengaja adalah terjadi secara disengaja baik dengan obat-obatan maupun alat. Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (30%), infeksi (12%), eklampsi (25%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), komplikasi masa nifas (8%) dan penyebab lainnya (12%). Menurut survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Abortus disebabkan oleh banyak faktor, baik abortus spontan maupun disengaja. Abortus spontan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah tanpa dilakukan campur tangan untuk mengeluarkannya. Abortus yang disengaja dilakukan sebagai tindakan medis apabila jika tanpa dilakukan tindakan abortus

description

tinjauan pustaka abortus

Transcript of abortus tinjuan pustaka

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAbortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tanpa mempersoalkan penyebabnya, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dan abortus spontan. Abortus Spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah.Sedangkan abortus yang disengaja adalah terjadi secara disengaja baik dengan obat-obatan maupun alat.Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (30%), infeksi (12%), eklampsi (25%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), komplikasi masa nifas (8%) dan penyebab lainnya (12%). Menurut survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Abortus disebabkan oleh banyak faktor, baik abortus spontan maupun disengaja. Abortus spontan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah tanpa dilakukan campur tangan untuk mengeluarkannya. Abortus yang disengaja dilakukan sebagai tindakan medis apabila jika tanpa dilakukan tindakan abortus akan mengancam nyawa baik dari ibu maupun bayi, maka dilakukan abortus yang disengaja demi kebaikan ibu dan bayi dilakukan dengan obat-obatan dan alat. Namun saat ini banyak disalahgunakan tindakan abortus dilakukan untuk kriminal guna menutupi aib atau kehamilan diluar nikah dan juga anak yang tidak diharapkan. Semua tindakan abortus akan berdampak buruk apabila dilakukan dengan cara yang salah yang nantinya akan menimbulkan komplikasi dan masalah yang lain.Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Ketepatan dalam diagnosa serta asuhan keperawatan pada abortus dapat memperkecil angka kematian ibu, dan menekan komplikasi yang terjadi. Oleh karena itu, kami menyusun makalah Asuhan Keperawatan Abortus.1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan abortus?2. Bagaimana klasifikasi abortus?3. Bagaimana manifestasi klinik abortus?4. Bagaimana etiologi abortus?5. Bagaimana patofisiologi abortus?6. Bagaimana Pemeriksaan penunjang abortus?7. Bagaimana Penanganan medis abortus?8. Bagaimana penatalaksanaan abortus?9. Bagaimana Prognosis abortus ?10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan abortus?

1.3 TujuanTujuan UmumAdapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui konsep abortus2. Untuk mengetahui klasifikasi abortus3. Untuk mengetahui manifestasi klinik4. Untuk mengetahui patofisiologi abortus5. Untuk mengetahui prognosis abortus6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang abortus7. Untuk mengetahui penanganan medis8. Untuk mengetahui penatalaksanaan abortus9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan abortus

1.4 ManfaatBagi Penulis Agar penulis mampu melakukan perawatan dan menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan abortus saat di rumah sakit.Bagi MahasiswaAgar mahasiswa mampu memahami konsep abortus dan mampu melakukan penatalaksanaan saat menemui kasus abortus.

BAB IIKONSEP TEORI

2.1 DefinisiAbortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500g (Derek liewollyn&Jones, 2002).Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari uterus sebelum janin viabel. Abortus merupakan penghentian dini suatu penyakit (Dorland, 1998)Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (sarwono, 2009).Keguguran atau abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba,2010)2.2 Etiologia. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :1. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X2. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna 3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol. b. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun. c. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.d. Kelainan traktus genetalia 1. Anomali congenital (hipoplasia uteri,uterus bikornis dan lain-lain).2. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.3. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesterone atau astrogen,endometritis,mioma sub mukosa.4. Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola).5. Distosia uterus missal karena terdorong oleh tumor pelvis.e. Kelainan OvumAbortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.f. Gangguan Sirkulasi PlasentaDijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefrisis,hipertensi,toksemia gravidarum,anomaly plasenta.

2.3 KlasifikasiAbortus dapat dibagi atas 2 golongan ( Rustam Mocthar 1998 )a. Abortus SpontanAdalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah. Macam-macam abortus spontan:1. Abortus Kompletus (Keguguran lengkap) Adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.2. Abortus Incompletus (Keguguran bersisa) Adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan placenta.3. Abortus Insipien (Keguguran sedang berlangsung) Adalah abortus sedang berlangsung dengan ostium eksternum dan internum sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.4. Abortus Iminens (Keguguran membakat) Adalah abortus membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan.5. Missed Abortion Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim yang tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.6. Abortus Habitualis (Keguguran berulang) Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.7. Abortus Infektiosus dan Abortus Septik Adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septic adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toxinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum.b. Abortus ProvokatusAdalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat. Abortus ini dibagi dua :1. Abortus MedialisAdalah abortus dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan akan membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis ).2. Abortus KriminalisAdalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis

2.4 Manifestasi klinis1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu. 2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. 3. Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus5. Pemeriksaan ginekologi : a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulvab. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium. c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.

2.5 PatofisiologiPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

WOC ABORTUS

AnsietasKekurangan volume cairanSyok HipovolemiknyeriPerubahan struktur selPerdarahan Lepas seluruhnyaKotraksi uterusHasil konsepsi lepas( aborsi)Nekrosis Jaringan sekitarPerdarahan dalam desidua basalisGangguan pertumbuhan janinMasuk ke plasenta Toksin, bakteri, virusKelainan traktus genetaliaPenyakit infeksi akutPengaruh Tetranogen: radiasi. Obat, virus, alkohol

Kelainan kromosom

Lepas sebagian

Tindakan curatase

Resiko infeksi Intoleransi aktivitas

2.6 Faktor Resiko1. Usia ibu yang lanjut2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik3. Riwayat infertilitas4. Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes, penyakit Imunologi sistemik dsb).5. Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb)6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi, dsb).7. Trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama8. Kelainan kromosom (trisomi / monosomi)Dari aspek biologi molekular, kelainan kromosom ternyata paling sering dan paling jelas berhubungan dengan terjadinya abortus.2.7 Pemeriksaan Penunjanga. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah abortus.b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion. Pemeriksaan ginekologi : 1. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva.2. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium. 3. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.

2.8 Komplikasi1. Perdarahan (hemmorage)Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.2. Porferasi uterusDapat terjadi perforasi uterus pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laparatomi. Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.3. InfeksiInfeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering ditemukan pada abortus incompletes dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptic dan antiseptic.4. SyokKeadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam sebab. Yang terbanyak adalah syok hipovolemik, yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi. (Sarwono, 2008 : 331)5. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.2.9 PrognosisPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus. 2.10 Penatalaksanaan Aborsi a. Abortus Iminens Penatalaksanaan 1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang. 2. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas3. Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. 4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 1.000 mg 5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat. b. Abortus InsipiensPenatalaksanaan : 1. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin2. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.3. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.

c. Abortus Inkomplit Penatalaksanaan : 1. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah2. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular3. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.4. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksd. Abortus Komplit Penatalaksanaan : 1. Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 5 hari2. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah 3. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi 4. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.e. AbortusAbortion Penatalaksaan : 1. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam 2. Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi3. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam. 4. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari. 5. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.f. Abortus Septik 1. Penanggulangan infeksi : a. Obat pilihn pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam b. Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah metronidazol 5000 mg tiap 6 jam c. Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol, ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin. d. Tingkatkan asupan cairan e. Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darahf. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari : Di rumah sakit : a. Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi b. Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 gc. Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan d. Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badane. Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 8 liter per menitf. Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin g. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, hematokrit, golongan darah serta reaksi silang, analisi gas darah, kultur darah, dan tes resistensi.h. Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan sumber infeksi i. Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas.2.11 Resiko AborsiFaktor resiko aborsi sangat rentan terhadap infeksi akut dan pendarahan, kerusakan organ dalam seperti rahim, saluran vagina dan saluran kencing. Selain itu membahayakan jiwa karena proses pelaksanaan aborsi, luka yang mengakibatkan kemandulan, penyakit radang sekitar panggul.Ada pula banyak risiko emosi dan akibatnya seperti, perasaan bersalah, kesedihan, duka yang mendalam, keinginan untuk bunuh diri, hal yang tidak biasa bagi para perempuan dewasa dan bahkan lebih tua untuk menanggung perasaan bersalah karena menggugurkan selama sisa hidupnya

2.12 Penatalaksanaan Pasca AbortusPemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil.2.13 Diagnosa1. Resiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan.2. Intoleransi aktivitas b/d respon tubuh terhadap aktivitas : peradarahan, keletihan3. Nyeri Akut b/d Kerusakan jaringan intrauteri

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Skenario KasusNy.S berumur 30 tahun, datang ke UGD Rumah Sakit Nahdatul Ulama Jombang dengan muka menyeringai kesakitan terlihat darah mengalir hingga bagian kaki, pasien mengatakan, kenceng-kenceng, mulas-mulas pada perut dan nyeri menetap.Sejak pukul 12.00WIB keluar darah cair dan mengumpal. Nampak Konjungtiva pasien mengalami anemis, wajah pucat dan pasien lemah. Pasien adalah pasangan yang baru saja menikah. Pasien mengatakan tidak mendapatkan menstruasi sejak 2 bulan yang lalu, dan dinyatakan hamil oleh bidan. Hasil USG pasien menunjukan adanya kelainan perkembangan hasil konsepsi.

3.2 Pengkajiana. Data PasienNama: Ny. SUmur: 30 tahunStatus perkawinan: kawinAgama : IslamSuku: JawaPendidikan : SLTANama suami: Tn. SMUmur : 35 tahunAlamat: Kaluwungu, JombangPekerjaan: SwastaTanggal MRS: 11 Oktober 20014 jam 00.15

b. Keluhan utamaKlien mengeluh keluar darah lewat vagina, terasa nyeri pada perut dan pinggang, kenceng-kenceng.

c. Riwayat Penyakit 1. Riwayat Penyakit SekarangPasien mengatakan sudah 2 bulan lalu tidak mengalami menstruasi dan dinyatakan hamil, sering mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Adanya nyeri di daerah abdomen bagian bawah dan juga pada dada, serta terjadi perdarahan hebat melalui vagina sehingga klien dibawa ke RS.2. Riwayat Penyakit dahuluPasien baru pertama kali mengalami keluhan tersebut.3. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada penyakit keluarga yang diturunkan.d. Pengkajian NyeriMenggunakan Tehknik PQRTSProvokatif : Nyeri jika bergerakQuality : Nyeri seperti ditusuk benda tajam, berulangRegion : Nyeri berada didaerah abdomen bagian bawah dan menyebar hingga di dada.Skala : Nyeri yang dirasakan pasien skala 7 dari 1- 10Time : Nyeri terjadi pukul 12.00 berlangsung 5 menit e. Riwayat obstetric1. Menarche usia : 12 tahun2. Menstruasi: teratur setiap bulan selama 8 hari3. Karakteristik : nyeri pada hari pertama menstruasi4. Banyaknya: 2 x ganti pembalutf. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum : compos mentis2. BB: 60 kg3. TB: 158 cm4. Tanda vital: TD= 100/70 mmHgRR= 24X/menit N = 92 X/menitS= 36 C5. Kepala: simetris6. Leher: tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid7. Telinga: simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih dan tidak bau8. Hidung: simetris, jalan nafas lancar9. Tenggorokan: tidak ada gangguan menelan10.Dada: payudara tidak mengeluarkan ASI11.Abdomen : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan pada abdomen12. Genetalia: keluar lendir darah, warna merah, tidak ada hemoroid.13. Muskuloskeletal: gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.g. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatanBila sakit, klien selalu memeriksakan kesehatannya ke puskesmas, selama hamil, klien pernah dirawat di RS Nahdatul Ulama Jombang .2. Nutrisi dan metabolismeDiet RS habis tiap porsi, pasien minum 5-6 gelas per hari3. Eliminasi Pasien BAB satu kali per hari, konsistensi lunak, warna kuning bau khas feses. 4. Aktivitas dan latihanSelama hamil pasien melakukan aktivitas mandiri, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, pasien bedrest selam beberapa hari, tapi setelah itu pasien aktivitas lagi seperti semula, akhirnya klien masuk rumah sakit. Selama di rumah sakit pemenuhan ADL pasien dibantu oleh keluarganya.5. Istirahat dan tidurSebelum masuk rumah sakit, klien tidur 6-7 jam sehari, Setelah masuk rumah sakit klien tidur 5-6 jam sehari.6. Persepsi dan kognitifPasien pendidikannya SLTA, pertanyaan yang di ajukan oleh perawat dijawab dengan lancer.7. Hubungan dan peranHubungan klien dengan keluarga baik dan hubungan klien dengan masyarakat juga baik.8. Seksual dan reproduksiSelama hamil melakukan hubungan seksual kadang 1-2 minggu sekali, tetapi setelah didiagnosa abortus imminent, klien tidak melakukan hubungan seksual lagi karena takut terjadi apa-apa dengan janinnya.9. Stres dan kopingJika ada masalah, klien selalu melakukan musyawarah dengan suaminya.10. Kepercayaan dan nilaiKlien beragama islam dan rajin beribadah.h. Profil KeluargaKlien anak kedua dari lima bersaudara, orang tua klien sudah meninggal. Suaminya adalah anak ketiga dari empat bersaudara, orang tuanya juga sudah meninggal dunia.i. Keluarga BerencanaKlien tidak mengunakan KB karena ini adalah program anak pertama.

3.3 Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan laboratoriumNoUjiHasil LabNilai Normnal

1.HB10, 6gr%11,4 gr%-15, 1 gr%

2.Leukosit11, 2 9(130/)4,8(130/)-10, 8 (130/)

3.MCH24, 9 pg26-34 pg

4.MCV72 ft80-100 ft

USG : ditemukan keterlambatan perkembangan konsepsi tidak sesuai dengan umur janin3.4 TerapiHari/tanggalJenis terapiRuteDosisIndikasi

Kamis11-10-2014AmoxicilinAsam mefenamatTransfusi darahOralOral

IV3X13X500 mgAntibiotikAnalgetik

Penambah darah

Jumat12-10-2014AmoxicillinAsam mefenamat Transfusi darahOralOral

IV3X13X500 mgAntibiotikAnalgetik

Penambah darah

3.5 Analisa DataDataEtiologiDiagnosa

DS :Pasien mengatakan kenceng-kenceng, mulas-mulas dan nyeri menetap di daerah perut. Berulang setiap 5 menit.DO :Pasien menahan sakit, merintih, dan menyeringai- pasien

Kontraksi uterus

Nyeri akut

DS :Pasien mengatakan sejak pukul 12.00 WIB keluar darah cair dan menggumpalDO : - konjungtiva anemis- pasien tampak pucat- pasien lemahTD: 100/70 mmHgN : 92x/menitRR : 24x/menitS : 36 cHB : 10,6 %

Perdarahan

Syok Hipovolemik

3.6 Diagnosa1. Resiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan2. Nyeri Akut b/d Kerusakan jaringan intrauteri

3.7 IntervensiNoDiagnosaTujuan Dan Kriteria hasilIntervensi

1.Resiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan.

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Batasan Karakteristik : Kelemahan Haus Penurunan turgor kulit/lidah Membran mukosa/kulit kering Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi Pengisian vena menurun Perubahan status mental Konsentrasi urine meningkat Temperatur tubuh meningkat Hematokrit meninggi Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing) Faktor-faktor yang berhubungan: Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturan

NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and Fluid IntakeKriteria Hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi

Hypovolemia Management Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan Pelihara IV line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor responpasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan Monitor adanya tanda gagal ginjal

2.Resiko infeksi b/d adanya jalan masuk organisme kedalam tubuh.

NOC: Status imun Penyembuhan luka

Kriteria Evaluasi: klien bebas dari tanda dan gejala infeksi leukosit dalam batas normal Memperlihatkan higene personal yang adekuatNIC:Pengendalian infeksi Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawtan. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung pada pasien. Tingkatkan intake nutirsi. Berikan antibiotic bila perlu.

Perlindungan terhadap infeksi Observasi tanda dan gejala infeksi. Monitor nilai leukosit. Berikan perawatan pada area luka. Ajarkan klien dan keluarga cara menghindar infeksi.

3.Kecemasan b/d masalah kesehatan : abortus.

Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom ( sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingati individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Batasan karakteristik Perilaku : Penurunan produktivitas Gerakan yang ireleven Gelisah Melihat sepintas Insomnia Kontak mata yang buruk Mengekspresikan kekawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup Agitasi Mengintai Tampak waspada Afektif : Gelisah,distress Kesedihan yang mendalam Ketakutan Perasaan yang tidak adekuat Berfokus pada diri sendiri Peningkatan kewaspadaan Iritabilitas Gugup senang berlebihan Rasa nyeri yang meningkatkan ketidak berdayaan Peningkatan rasa ketidak berdayaan yang persisten Bingung, menyesal Ragu/tidak percaya diri Khawatir Fisiologis : Wajah tegang, tremor tangan Peningkatan keringat Peningkatan ketegangan Gemetar, tremor Suara bergetar Simpatik : Anoreksia Eksitasi kardiovaskuler Diare, mulut kering Wajah merah Jantung berdebar-debar Peningkatan tekanan darah Peningkatan denyut nadi Peningkatan reflek Peningkatan frekwensi pernafasan, pupil melebar Kesulitan bernafas Vasokontriksi superfisial Lemah, kedutan pada otot Parasimpatik Nyeri abdomen Penurunan tekanan darah Penurunan denyut nadi Diare, mual, vertigo Letih, Gangguan tidur Kesemutan pada ekstremitas Sering berkemih Anyang-anyangen Dorongan segera berkemih Kognitif Menyadari gejala fisiologis Bloking fikiran, konfusi Penurunan lapang persepsi Kesulitan berkonsentrasi Penurunan kemampuan untuk belajar Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik Lupa, gangguan perhatian Khawatir, melamun Cenderung menyalahkan orang lainFaktor Yang Berhubungan Stress, ancaman kematian Kebutuhan yang tidak dipenuhi

NOC Anxiety self-control Anxiety level Coping

Kriteria hasil : Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasanNICAnxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Dorong keluarga untuk menemani pasien Lakukan back/neck rub Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. Instruksi pasien menggunakan tehnik relaksasi Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

4.Intoleransi aktivitas b/d respon tubuh terhadap aktivitas : peradarahan, keletihan

Definisi:Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau ingin dilakukan.

Batasan karakteristik: Respon tekanan darah abnormal terhadap aktifitas Respon frekuensi jantung abnormalterhadap aktifitas Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia Ketidaknyamanan setelah beraktifitas Dipsnea setelah beraktifitas Menyatakan merasa letih Menyatakan merasa lemahFaktor yang berhubungan: Tirah baring atau imobilisasi Kelemahan umum Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Imobilitas Gaya hidup monoton

NOC Energy conservaton Activity tolerance Self care: ADLs

Kriteria Hasil: Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri Tanda tanda vital normal Energy psikomotor Level kelemahan Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat Status kardiopulmonari adekuat Sirkulasi status baikStatus respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuatNICActivity therapy Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan progam terapi yang tepat Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan sosial Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktifitas yang diinginkan Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti: kursi roda, krek Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan Monitor respon fisik, emoi, sosial, dan spritual.

5.Nyeri Akut b/d Kerusakan jaringan intrauteri

Definisi : Pengalaman sensori yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of pain):Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung