BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah...
Transcript of BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME A. Sejarah...
12
BAB II
TINJAUN TENTANG HUMANISME
A. Sejarah Sosialisme, Kapitalisme dan Humanisme
1. Sejarah Sosialisme
Pada permulaan abad 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat sangat
menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan
sosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti upah yang rendah, jam
kerja yang panjang, tenaga wanita dan anak-anak yang disalahgunakan
sebagai tenaga murah, keadaan pabrik yang membahayakan dan
mengganggu kesehatan.1
Sosialisme sebagai kekuatan besar baru lahir dalam revolusi industri
yang muncul dalam gerakan protes. Sebagai filsafat politik, ia timbul
dengan melepaskan diri dari sistem ekonomi kapitalisme yang mendukung
kredo liberalisme. Kapitalisme abad 19 adalah ekploitasi kasar dan
persaingan tanpa batas. Ketidakpuasan dan pergolakan sosial yang
ditimbulkan tercermin dalam mazhab sosialisme utopis dan marxism2.
Awal kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme
utopis yaitu sosialisme yang didasarkan pandangan kemanusiaan
(humanitarianisme) dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut
faham ini bercita-cita menciptakan masyarakat sosialis dengan jalan damai
tanpa kekerasan atau revolusi.3
Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri
pada abad XVIII di mana dengan revolusi industri produksi barang
dilakukan dengan mudah dan murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal
1 Prof. Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hal. 77-78.
2 Henry J Schman, Filsafat Politik (Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Zaman Modern), Terj. Ahmad Baedowi, Imam Baehaki,Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2002, hal. 571.
3 Drs. Muhammad Azhar, MA., Filsafat Politik (Perbedaan Antara Barat Dengan Islam ), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 56.
13
pada pihak tertentu sehingga memungkinkan pengembangan industri lebih
lanjut. Perkembangan kapitalisme menciptakan polarisasi masyarakat yakni
golongan majikan dan buruh, atau golongan borjuis dan proletar.4
Keadaan ini menggugah hati setiap orang seperti Robert Owen di
Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825), Fourier (1772-1837) di
Perancis untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh rasa kemanusiaan,
akan tetapi tanpa disertai tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan
dan strategi dalam memperbaiki sehingga teori-teori mereka dikenal dengan
angan-angan belaka. Karena itu mereka disebut sosialisme utopi (Utopi:
dunia khayal).5
Karl Marx banyak mengecam keadaan ekonomi dan sosial di
sekelilingnya, ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki
secara tambal sulam tetapi dengan cara yang radikal melalui pendobrakan
sendi-sendinya. Untuk itu ia menyusun teori sosial yang didasari hukum-
hukum ilmiah yang dapat dilaksanakan. Untuk membedakan ajarannya
dengan Sosialisme Utopis, maka ajaranya dinamakan sosialisme ilmiah
(Scientific Socialisme).6 Sosialisme Ilmiah (Socialism Scientific) merupakan
pemikiran yang melawanan segala bentuk utopia idealistik atau bentuk
perlawanan terhadap idealisme positif.
Pemahaman Marx terhadap ketimpangan sosial berubah setelah ia
menyaksikan revolusi Inggris dan Perancis yang menghantarkanya pada
kesimpulan bahwa perubahan mesti dilakukan dengan cara kekerasan
(revolusi). Sehingga ada pembagian Marx muda (Marx before was a
marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi ke Jerman
(1841-1846) Marx masih dikenal sebagai seorang filosuf yang terpengaruh
Hegel yang mengandalkan akal dan budi dalam membangun kesadaran
manusia. Idealisme Hegel mempengaruhi Marx hingga ia sadar bahwa ide
4Drs. Subagyo, dkk, Pendidikan Kewarga Negaraan, IKIP Press, Semarang,
2002, hal. 96. 5 Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 78. 6 Ibid.
14
tersebut tidak hanya membangun kesadaran tetapi untuk merubah keadaan.
Marx sejak 1848 tidak hanya berfilsafat saja tetapi mengkritisi Hegel.7
Marx tua bersifat praktis mengatakan bahwa kesadaran yang
merubah realitas. Arah perhatian Marx adalah penindasan, ekploitasi dan
borjuis. Pemikiran Marx muncul sebagai akibat krisis sosial yang
disebabkan revolusi industri Marx melihat kemelaratan dan keserakahan di
masyarakat. Ia melihat nasib pekerja yang nestapa kontras dengan gaya
hidup pemilik modal yang mewah.8
Dalam menyusun perkembangan masyarakat ia tertarik pada
pendapat George Hegel (1770-1831) filsuf Jerman mengenai dialektik.
Dialiektika adalah seni berdebat menurut aturan tertentu, Marx membalik
dialektika Hegel dari yang bersifat subjektif menjadi objektif.9 Filsafat
Hegel dimanfaatkan Marx tidak untuk menjadi filosuf tetapi merubah
masyarakat secara radikal. Katanya : semua filsafat hanya menganalisa
masyarakat, tetapi masalahnya adalah merubahnya.10
Hegel adalah seorang guru besar pada universitas Berlin sebagai
tokoh mazhab idealisme. Ia berusaha menangkap kebenaran (truth), ia
berpendapat apa yang dianggap oleh manusia sebagai kebenaran itu hanya
sebagian saja dari kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditangkap manusia
dengan akal pikiran dialektik (proses dari tesis, antitesis sampai sintensis,
kemudian ia mulai lagi dari permualaan dan begitu seterusnya) sampai
kebenaran yang sempurna tertangkap. Kebenaran yang menyeluruh
dinamakan ide mutlak (Absolute Idea) bila tertangkap maka berakhir
dialektis.11
Dialektik berkembang terus menerus berubah, gagasan satu sama
lain mempuyai hubungan. Marx tertarik dengan gagasan Hegel yang
7 Zainuddin Malik, Agama Rakyat Agama Penguasa (Konstruksi Tentang
Realitas Agama dan Demokrasi), Galang Press, 2001, Yogyakarta, hal. 51. 8 Ibid., hal. 51-52. 9 Drs, Joko Suwanto, M. Hum, Dari Aristoteles Sampai Descartes dan Sistem
Metafisika Barat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998. hal. 81. 10 Prof. Mariam Budiardjo. , loc. cit., hal. 78. 11Ibid., hal. 79.
15
mengandung kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Inilah yang
diperlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat
melalui revolusi. Untuk melandasi teori sosial ia merumuskan materealisme
dialektis (dealectical materialism) kemudian konsep tersebut digunakan
untuk menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakanya
materialisme historis (historical materialism). Atas dasar terahir sampai
pada kesimpulan dunia kapitalis ilmiah akan mengalami revolusi (revolusi
proletar) yang menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan meratakan jalan
bagi terbentuknya masyarakat komunis.12
Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai
proses evolusi sosial (one way evolution) yang menceritakan harta
kepemilikan menuju sosialisme. Ada empat tahap kemasyarakatan yang
dikonsepsikan Marx Pertama, tahap kebudayaan primitif (primitive culture)
yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai dari berburu dan bercocok tanam
sebatas memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme fase ini
adalah kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini sumber daya alam
mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap kapitalisme sebagai
kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah saling
bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme
sebagai puncak konflik fase sebelumnya.13
Masyarakat yang dicita-citakan oleh ideologi komunis adalah
masyarakat tanpa kelas dan sama rata. Untuk mewujudkan masyarakat yang
dicita-citakan itu, hampir semua faktor produksi dikuasai oleh negara dan
pemilikan kekayaan oleh individu sangat dibatasi14.
Dalam pandangan komunis proses tranformasi sosial menuju
masyarakat komunis dilakukan melalui revolusi dengan kekerasan.
Mengapa demikian, karena ideologi kelas yang berkuasa (borjuis)
menganggap bahwa sistem ekonomi yang berjalan adalah paling adil dan
12 Ibid. 13 Didik J Rachbini, Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia,
Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 2-4. 14 Drs. Subagyo., loc. cit., hal. 96.
16
efisien. Mereka berusaha mempertahankan sistem yang berjalan yang berarti
mempertahankan penguasaan faktor-faktor produksi di tangan mereka.
Karena itulah peralihan faktor produksi dari tangan perseorangan untuk
kemudian ditempatkan di bawah penguasaan negara harus dilakukan
melalui sebuah revolusi (kekerasan)15.
Segala masyarakat yang ada sekarang ini merupakan pertentangan
kelas “ Manifesto Komunis” bahkan pertentangan antara kapitalis dan
proletar sudah jelas. Pertentangan itu mengakibatkan konflik dengan tujuan
perubahan.16
Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri dari konsep-konsep yang
baru yang memberi kemungkinan mempelajari sejarah secara ilmiah.
Sedang dulu hanya menjadi ideologi atau filsafat sejarah. Inti sejarah oleh
Marx dinyatakan dalam komunis. Sejarah manusia adalah perang kelas
yang dipromotori oleh kaum buruh untuk merebut hak sebagai manusia
yang bermartabat. Marx dan Engel mengarahkan sejarah secara ilmiah
sebagai ekspresi gerakan kaum buruh menghapus kelas. Ilmu sejarah ini
sesudah Marx disebut materialisme historis. Pengahancuran negara dan
borjuis menjadi agenda yang tidak terlewatkan dalam rangka menciptakan
negara komunis.17
Teorinya sejarah Marx mencoba meramalkan nasib manusia.
Revolusi proletar tentang masyarakat tanpa kelas adalah konsekuensi logis
yang niscaya dari kontradiksi yang terkandung dalam sistem ekonomi
kapitalis. Kaum sosialis meyakini terjadinya revolusi sebagai mana Hegel
yang menganggap sejarah selalu berkembang yang akan menumbangkan
keserakahan kapitalisme.18
15 Ibid. , hal. 97. 16 Louis O, Kattsoft, Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, Tiara
Wacana, Yogyakarta, 1989, hal. 429. 17 Drs. MAW. Brouwer, M.P, Heryadi, B. Ph, Sejarah Filsafat Barat Modern dan
Sezaman, Ikapi, Bandung, 1986, hal. 87. 18 Henry D Aiken, Abad Ideologi, Terj. Ali Noer Zaman,Bentang, Yogyakarta,
2002, hal. 232.
17
Sosialisme menghendaki campur tangan pemerintah yang luas
mungkin dalam bidang ekonomi dan penguasaan bersama dari alat produksi
sampai bidang yang sekecil-kecilnya (kolektivisme) Komunisme merupakan
salah satu bentuk sosialisme sebagai sosialisme revolusioner yang
menghendaki perubahan secara radikal berbeda dengan sosialisme
evolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.19
Beberapa karakter yang dibawa ideologi komunis adalah atheisme.
Agama dianggap sebagai kebuntuan berfikir manusia. Agama dipandang
membawa kekolotan sehingga menghambat kemajuan. Komunisme
membawa dogma berlebihan menolak demokrasi, hak asasi individu yang
ada adalah hak kolektif (komunal). Karena itu pemilikan perseorang dibatasi
dan hampir semua dikuasai negara.20
2. Sejarah Kapitalisme
Pandangan kapitalisme bila digali secara teoritis dibangun diatas
filsafat ekonomi klasik yang diprakarsai Adam Smith yang dituangkan
dalam Wealth of nations (1776) David Ricardo, James Mill. Seluruh filsafat
klasik dibangun atas dasar liberalisme mereka percaya pada kebebasan
individu (personal liberty), kepemilikan pribadi (private property), inisiatif
individu serta usaha swasta ( private enterprise ).21
Dari perspektif Marxis dapat disebutkan asal mula kapitalisme
berdasar hukum dialektis masyarakat berkembang melalui beberapa tahap,
sehingga dia berkembang menjadi masyarakat kapitalis dimana Marx
berada. Gerak dialektik dimulai pada saat komunitas primitif berkembang
dari suatu masyarakat yang tidak mengenal milik pribadi dan tidak
mengenal kelas, menjadi masyarakat yang mengenal milik pribadi serta
pembagian kerja dan karena itu mengenal pembagian kelas. Gerak ini
dialektis terjadi karena pertentangan dua kelas utama dalam masyarakat.
19 F Is Jwara, SH, L.M, Pengantar Ilmu Politik, Putra Abadi, Bandung, 1995.
hal. 167-168. 20 Drs. Subagyo, dkk, loc. cit., hal. hal. 97. 21 DR. Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Pustaka
Pelajar , Yogyakarta, 2001, hal. 45.
18
Dalam masyarakat berkelas pertama yaitu masyarakat budak terjadi
pertentangan antara kelas budak dan kelas pemilik budak. Masyarakat
budak secara dialektis berubah menjadi masyarakat feodal yang mendorong
pertentangan kelas antara pemilik tanah dan penggarap yang dimenangkan
oleh kaum borjuasi yang berusaha menjadi masyarakat kapitalis. Kaum
kapitalis kemudian akan dihancurkan karena terjadi pertentangan kelas
antara proletar dengan borjuis.22
Revolusi industri adalah puncak kapitalisme dari fase sebelumnya
yaitu feodal dan kepemilikan tanah. Marxisme mengidentifikasi evolusi
kapitalisme menjadi tiga yaitu kapitalisme dagang (mercant capitalism),
kapitalisme industrial (industrial capitalism), Negara kapitalis (state
capitalism). Walkerstein (1979) dari perspektif ekonomi menetapkan
kapitalisme agraria mewarnai eropa di abad 16, 17 dan 18 sebagai pijakan
penting kapitalisme.23
Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari
gerakan individualisme. Gerakan itu juga membawa dampak lain. Dalam
bidang keagamaan melahirkan reformasi, dibidang penalaran melahirkan
pengetahuan alam, dibidang masyarakat melahirkan ilmu-ilmu sosial, dalam
bidang ekonomi melahirkan kapitalisme. Oleh karena itu peradaban
kapitalisme (legitimete) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa
kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe
tertentu dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris abad 18
kemudian meyebar luas ke eropa barat laut sampai Amerika utara.24
Dengan runtuhnya feodalisme munculah kapitalisme, Maurice
Dobbs dalam studie in the development of capitalism (1963) mengatakan
perkembangan kapitalisme berkaitan dengan ekpansi aktivitas ekonomi dan
kekuatan sosial yang dimiliki pedagang urban. Sepanjang abad XV dan XVI
22 Prof. Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 82. 23 Adam Kuper, Jessicca, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial,Terj. Haris Munandar,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2000, hal. 92. 24 William Ebenstein, Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Terj. Alex
Jamaluddin, Erlangga, Jakarta, 1994, hal. 148.
19
kapital dagang (merchant capital) lebih teratur dari pada kapital industri
(industrial capital). Aktivitas ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan
niaga. Mereka memperoleh kekuatan yang terus meningkat diberbagai kota.
Dobbs meyebutkan itu sebagai peyebab suburnya oligarki tuan tanah dan
aristokrasi.25
Kapitalisme abad XVII disebut sebagai Markantilisme kebijakan
tersebut berlaku diseluruh eropa. Pemerintah memberikan hak monopoli
terhadap perusahaan dagang sehingga perusahan tersebut bisa memetik
keuntungan dari transaksi perdagangan negara-negara eropa. Praktek
Markantilisme menciptakan kondisi ekonomi dimana pengusaha
manufaktur menetapkan syarat yang menguntungkan mereka. Negara
jajahan tidak boleh memproduksi barang yang sudah diproduksi di dalam
negeri sehingga tidak terjadi persaingan. Meningkatkan impor bahan mentah
untuk diolah kemudian dijual kepasar dengan harga yang tinggi.26
Ekonomi kapitalisme mengusai unsur material dari faktor-faktor
produksi (tanah dan modal) berada dalam tangan swasta dan motivasi
terpenting adalah produksi semata untuk mencapai keuntungan sebanyak-
banyaknya. Istilah ini berasal dari negara Peracis beraliran sosialis, Louis
Blane (1811-1822) paham kapitalis berkembang sejak abad ke-11 ketika
perdagangan internasional dimulai dilakukan (awal kapitalisme) setelah
revolusi industri abad 19. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang
menonjol di negara-negara barat bersama dengan faham imperialisme,
kemudian paham ini membentuk dunia.27
25 Stephen K Sanderson, Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap
Realitas Sosial ), Terj. Farid Wajidi, S Menno, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1995. hal.
171. 26 Hans Dieter Klingeman, Richard I Hofferbert, Partai Kebijakan dan
Demokrasi, Terj. Sigit Sujatmiko, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 172. 27 Hasan Shadly, Ensiklopedi Indonesia, PT Ichtiar Baru-Van Voeve, Jakarta,
Edisi khusus 3, hal. 1659.
20
Sedang menurut Marx kapitalisme adalah “mode“ produksi yang
melibatkan kelas produsen yaitu kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
(modal dan tanah) kekuasan untuk membuat keputusan strategis berkenaan
dengan pemakaian teknologi, penentuan tingkat out put, pemasaran, laba
yang dihasilkan dan distribusi. Serta kaum buruh yang tidak punya apa-apa
hanya tenaga yang tergantung kapitalisme. 28
Kapitalisme bertumpu pada mitos pertumbuhan dari masyarakat
tradisional menuju modern sehingga modernisasi menjadi keharusan mutlak
untuk kesejahteraan masyarakat. Di negara ketiga ditransfer menjadi
developmentalisme sedang di Indonesia dikenal dengan teori
pembangunan.29
Bertolak dari perspektif itu, maka aspek yang penting munculnya
suatu kelas yang dominan yang memasok model dan mengaktifkan
pekerjaan dalam waktu bersamaan melalui kapitalisme. Di Inggris dan
Belanda awal kelahiran kapitalisme berkisar pada abad 16 dan awal abad
17.30
Suatu sistem ekonomi berdasarkan hak milik partikelir yang
menekankan kebutuhan dalam berproduksi, kebebasan untuk
membelanjakan pendapatan, bermonopili. 31
Pada sistem kapitalisme dasarnya adalah mengejar kepemilikan
pribadi yang menjadi selogan sistem ini. Kalau setiap orang mengurusi
dirinya sendiri maka kebaikan bagi masyarakat. Adam Smith tidak khawatir
karena persaingan bebas akan menertibkan orang yang berlaku serakah.
(tangan gaib).32
Kapitalisme menekankan arti penting tenaga kerja yaitu produksi
dapat dicapai lewat pembagian kerja dan menyerang pemerintah yang
28 Adam Kuper, Jessicca, loc. cit., hal. 92. 29Muh. Hanif Dhakiri, Paulo Freire, Islam Pembebasan, Djambatan, Jakarta,
2000, hal. 114. 30 Adam Kuper, Jessicca, Op. cit., hal. 93. 31 Pius A Partono, Kamus Ilmiah Populer, Arloka, Surabaya, 1994, hal. 305 32 Dr. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal.
306.
21
usang dan campur tangannya berikut penghambat-penghambatnya yang
menghalangi perkembangan industri. 33
Ide sentral yaitu pasar akan mengantarkan barang apa saja yang
akan diproduksi. Keyakinan adanya tangan gaib yang akan menuntun
manusia untuk mengarahkan langkahnya. Kaum neo-liberal percaya
pertumbuhan ekonomi dicapai dengan dengan persaingan bebas. Persaingan
agresif muncul dari kepercayaan bahwa “Pasar Bebas“ itu efisien serta adil.
Sebagai cara untuk mengalokasikan SDA yang terbatas. harga barang
menjadi indikator banyak sedikitnya barang, kalau mahal barang sedikit
atau sebaliknya. Harga memberi arahan barang apa yang harus diproduksi.
Itulah sebabnya faham neoliberal menetang campur tangan pemerintah
“subsidi“ dalam pasar. Keuntungan pribadi akan membimbing tangan gaib
(Invisible hand) pasar bebas mendapat berkah dari ribuan keputusan
perseorangan. Kekayaan yang dimiliki segelinter orang akan menetes
(trickle down effect) kepada masyarakat yang lain.34
Pada pokoknya paham ini memperjuangkan leissez faire
(persaiangan bebas) yakni paham yang memperjuangkan hak-hak atas
pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya pada kekuatan
pasar untuk meyelesaikan masalah sosial ketimbang deregulasi negara35
Sifat pokok atau alat mancapi tujuan kapitalisme :
a. Hak milik atas barang dan modal, alat produksi seperti tanah, mesin dan
sumber daya alam ada ditangan perseorangan.
b. Prisip ekonomi pasar
Mereka percaya pada sistem ekonomi pasar yang didasarkan pada
persaingan / kompetisi sempurna.
c. Persaingan bebas
33 Anthony Brewer, Kajian Kritis Daskapital Marx, Terj. Joebar Ajoeb Teplok
Press, Jakarta, 2000, hal. 16 34 Dr. Mansour Fakih, Bebas Dari Neoliberalisme, Insist Press, Yogyakarta,
2003, hal. 5. 35 Ibid.,1.
22
Para ekonom klasik percaya istilah prancis laissez-faire yakni
kepercayaan akan kebebasan dalam bidang ekonomi yang memberi
isyarat perlunya membatasi atau memberi peran sangat minimal
kepada negara dalam bidang ekonomi. Dalam sistem ini kepentingan-
kepentingan ekonomi dibiarkan berjalan tanpa pengendalian pemerintah
dan dengan regulasi yang sedikit mungkin.36
3. Sejarah Humanisme
Humanisme berasal dari latin (humanis;manusia, Isme adalah
paham atau aliran). Pertama, nama dari suatu aliran kebudayaan
dikalangan kaum terpelajar yang mencapai kejayaan pada abad ke-15 di
Italia dan abad ke-16 di negara-negara lain. Bertujuan mengembangkan
segi rohaniah pada manusia secara mandiri menurut pola-pola dalam
kebudayaan dan kesustraan klasik. Tokoh yang terkenal antara lain.
Petrarka, Boccacio, Pico Della, Mirandola. Kedua, humanisme modern
yaitu pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan
sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran ilmu pengetahuan
kebudayaan dan agama. Humanisme ini adalah penerusan dari humanisme
kuno yang sudah berabad-abad umurnya.37
Mangun Harjana dalam bukunya : Isme-Isme Dari A Sampai Z
mengatakan pengertian humanisme adalah pandangan yang menekankan
martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini manusia
bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan
sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepatuhan sendiri
mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepenuhan eksistensinya
menjadi paripurna.38
Semula humanisme adalah gerakan yang tujuan dan
kesibukannya adalah mempromosikan harkat dan martab manusia. Sebagai
36 Loren Bagus, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2000, hal. 391. 37 Hassan Shadly, op. cit., hal. 1350. 38 Mangun Harjana, Isme-Isme Dari A Sampai Z, Kanisius, Yogyakarta,
1997. hal. 93.
23
pemikiran etis yang menjunjung tinggi manusia. Humanisme menekankan
harkat, peran, tanggugjawab menurut manusia. Menurut humanisme
manusia mempuyai kedudukan yang istimewa dan berkemampuan lebih
dari mahluk lainya karena mempunyai rohani.39
Pandangan humanisme membuat manusia sadar kembali
tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk rohani. Etika rohani
mendasari manusia untuk bertangungjawab dalam kehidupan di dunia.40
Pemakaian Istilah Dalam Sejarah Filsafat
1. Doktrin protagoras mengatakan manusia sebagai ukuran. Dengan begitu
kontras dengan bermacam bentuk absolutisme, khususnya yang bersifat
epistemologis.
2. Dalam renaisance, istilah ini menunjukan gerak balik kepada sumber-
sumber Yunani, dan kritik individual serta interpretasi individual kontras
dengan tradisi skolatisisme dan otorita religius.
3. Pada abad kemudian, istilah itu dipakai dalam kontras dengan teisme,
dan menempatkan manusia sumber kebaikan dan kreativitas. August
Comte adalah contoh yang ekstrim pengunaan seperti ini. Ia
memformulasikan suatu kerangka eklesialistikal untuk ”agama
humanis.“
4. Dalam pengunaan F.C.S Schiller dan William James, humanisme
diangkat sebagai pandangan yang bertolak belakang dengan
absolutisme filosofis. Ini tidak kembali kepandangan protagoras.
Alasannya pandangan Schiller dan James dipandang melawan hal-hal
absolut metafisis dan bukan yang epestimologis, yaitu melawan dunia
tertutup idealisme absolut. Oleh karena itu, penekanannya pada alam
atau dunia yang terbuka, pluralisme dan kebebasan manusia41.
Pembagian sejarah humanisme oleh Said Tuhuleley dalam bukunya
Masa Depan Kemanusiaan menjadi tiga periode :
39 Ibid. 40 Ibid. 41 Loren Bagus, loc. cit., hal. 295 .
24
1. Zaman Antik
Orang romawi 2000 tahun yang lalu menggunakan kata humanis
untuk menunjukan cita-cita yang mengusahakan pengembangan tertinggi
etis kultural kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik
sempurna, bersama dengan sikap baik hati dan kemanusiaan. Tokoh Cicero
(106-43SM) cita-cita humanisme berkembang dalam stoa dengan tokoh
Seneca dan Marcus Aurelius.42
2. Pra-Renaisance, Abad ke 14-16
Tahap inilah barangkali kunci kelahiran abad modern, abad ke-
14 Italia dunia kristiani mulai menemukan cita-kemanusiaan Yunani dan
Romawi. Seni klasik mulai berkembang terutama patung-patung tubuh
manusia memberi sumbangan besar seni di zaman itu. Manusia mulai
ditempatkan sebagai pusat perhatian. Pendidikan dipandang sebagai
pengembangan manusia, manusia dianggap tolak ukur kewajaran kehidupan;
pada waktu itu tek kuno dalam filsafat mulai diteliti sastra dan diterjemah.43
Peran Paus di Roma ikut dalam gerakan diusahakan
mendamaikan agama kristiani dengan kebudayaan kuno (Socrates dan
Plato). Ciri periode ini adalah wawasan yang luas, optimis penolakan
terhadap kepicikan dan keadilan usaha. Dua tahap humanisme itu
merupakan tahap pertama kearah sekularisasi dunia eropa tengah dan barat
tokoh puncak humanisme adalah Trasmus dan Rotterdam (1466-1536). 44
3. Tahap Humanisme Modern
Humanisme untuk sebagian bangsa eropa berpengaruh terutama
dalam kehidupan rohani. Mendorong gereja mentranformasikan diri dari
dalam dan mencoba kedalam hidup batin disisi lain. 45
42 Said Tuhuleley, dll, Masa Depan Kemanusiaan, Jendela, Jakarta, 2003,
hal. 7. 43 Ibid., 8. 44 Ibid. 45 Ibid.
25
Di abad 15 dan renaisance diabad 16 kita menyaksikan gerakan
pembaharuan religius eropa. Di eropa utara devotia moderne mengusahakan
pendalaman mistis, kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa.
Kehidupan katolik di abad 16 ditandai oleh kelompok mistik dan hidup
rohani, Santa Theresia dan Avila, Santo Johanes dan Cruz dan Santo
Ignasius dari Yolala. Yaitu terahir mendirikan orde serikat. Yesus (Orde
Yesui) yang akan membawa perubahan katholik disemua front sedang
peristiwa penting dan dasyat adalah reformasi protestan, Martin Luther,
Jean Calvin dan Ulricl Zwiaghi. Reaksi terhadap abad yang kacau balau
adalah munculnya zaman pencerahan sejak pertengahan abad ke 7.
Pencerahan, “ keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang disebabkan
diri sendiri “ (kant) semakin melawan tradisi-tradisi religius dan politis atas
nama akal budi. Pencerahan melahirkan tahap ketiga humanisme yang
sampai sekarang merupakan salah satu dalih dari kerohanian barat.46
Abad pertengahan berahir sesudah abad pencerahan abad 15
dan 16. Kata “renaisance“ berarti kelahiran kembali yang dimaksud
dengannya adalah usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik
(Yunani dan Romawi) Pada saat orang mencari alternatif untuk kebudayaan
tradisional (yang sama sekali diresapi suasana kristiani perhatian diarahkan
kepada satu-satunya kebudayaan yag lain yang meraka kenal, yaitu
kebudayaan Yunani dan Romawi. Kebudayaan itu sangat mereka dewa-
dewakan dan diambil sebagai contoh untuk segala bidang kultural.47
Sudah Abad 14 renaisance mulai berkembang dalam dunia
kesustraan Italia. Tokoh pertama yang mengarang Petrarca (1304-1374) dan
Boccacio (1313-1375) Terutama dalam bidang sastra pra waktu itu terdapat
apa yang disebut humanisme gerakan yang mencari inspirasi dari kesustraan
klasik Yunani dan Roma. Seorang humanis adalah seorang sarjana yang
mendalami sastra dan kebudayaan Yunani dan Romawi.48
46 Ibid., hal. 9. 47 Prof. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1975,
hal. 45. 48 Ibid.
26
Sementara itu karena datangnya sarjana-sarjana Yunani di
eropa, timbulah minat orang terhadap kebudayaan Yunani pada khususnya
dan kebudayaan kuno di dunia, itulah dianggap kebudayaan yang sempurna.
Masa ini dikenal dalam sejarah lalu kembali kezaman kuno atau renaisance.
Dalam hal ini filsafat tidak ketinggalan orang tidak lagi memusatkan
perhatiannya pada Tuhan dan surga, melainkan kepada dunia dan manusia
sebagai puncaknya. Manusia didewa-dewakan, manusia tidak hanya pusat
pandangan. Disana-sini manusia adalah tujuan. Aliran yang memusatkan
perhatianya pada manusia disebut humanisme. Mungkin terjadi dalam
kelompok ini bahwa manusia menjadi kelompok tertinggi yang lain tidak
ada. Maka humanisme ini menjadi humanisme tanpa Tuhan tetapi tidak
semuanya atheis. 49
Humanisme barat berkembang dalam dua bentuk sebagai
humanisme moderat dan sebagai humanisme anti agama. Humanisme
moderat menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan
hati, kebebasan hati, wawasan yang luas, keterkaitan dengan seni,
universalisme (Nilai budi dijunjug tinggi). Merasa dekat dengan alam,
penolakan fatalisme, toleransi positif, Tokoh peyair Jerman Goeth, Schiller
serta Wilhelm Von Humbold.50
Humanisme anti agama dipahami sebagai takhayul atau
keterikatan manusia pada irasionalitas sehingga manusia dapat menemukan
dirinya jika ia melepaskan diri dari agama.Tokoh humanisme atheis
Ludwig Feurbach (1804-1872) yang memakai agama sebagai keterangan
manusia. Karx Marx memandang agama sebagai candu masyarakat. Disebut
juga Friederic Nietzsche, Sigmund Freud (agama sebagai ilusi) dan Jean
Paul Sartre.51
Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia
untuk mengenali realitas, untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan
49 Prof. Ir. Poedwijatna,Pembimbing Kearah Filsafat, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hal. 98.
50 Said Tuhuleley, loc. cit. , hal. 10. 51 Ibid.
27
teknologi, moralitas, estetika, menentukan arah hidup, perkembangan
sejarah, memecahkan masalah ekonomi.52
Sesungguhnya antroposentrisme, humanisme muncul dengan
datangnya rasionalisme yang tidak lagi percaya bahwa hukum alam
besifat mutlak. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisance suatu
gerakan membangun kembali manusia dari kungkungan mitologi dan
dogma. Cita-cita renaisance adalah mengembalikan kedaulatan manusia
yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa dan mitologi untuk
mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia bukan pada
Tuhan. 53
Filsafat zaman kuno “Kosmosentris“ dan filsafat abad
pertengahan “teosentris” maka filsafat abad modern lebih “antroposentris.”
Dalam zaman kuno dicari arce “asal ” unsur induk dari kosmos sebagai asal
yang ditujukan misalnya “atom-atom,“ “air”, “materi berjiwa,” atau
“angka-angka. ”Juga“ yang illahi“ asal segala sesuatu. Pada Plato yang
illahi digambarkan “ide kebaikan“ Pada Aristoteles sebagai “sebab dari
dirinya sendiri.” Pada Plotonus “Yang Maha Esa“ masih sangat abstrak
konsepsi mereka tentang alam dan Tuhan.54
Berbeda dengan abad pertengahan, di mana Allah ditunjukan
dengan arce alam semesta. Allah itu pencipta dan alam ini diciptakanya.
Yang illahi sekarang tidak lagi yang abstrak: yang illahi sudah konkrit:
Allah itu Tuhan dari kitab suci, Allah yang dihadapi manusia sebagai
“engkau“ Allah tidak lagi transenden yang menentukan nasib manusia
Allah justru penyelenggara yang menyelamatkan manusia.55
52 Zainal Abidin, Filsafat Manusia (Memahami Manusia Melalui Filsafat),
Rosda, Bandung, 2000, 224 53 Dr. Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Mizan,
Bandung, 1998, hal. 160. 54 Harry Hamersme, Tokoh Filsafat Barat, PT Gramedia, Jakarta, 1992, hal.
42. 55 Ibid.
28
B. Humanisme Dalam Islam Terkait Dengan Etika Ekonomi dan Politik
Setidaknya ada dua rujukan pokok agama Islam yang dijadikan
referensi oleh pemeluk agama Islam, jika mereka hendak memecahkan
masalah-masalah kehidupan, baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial
budaya dan lainya. Sumber yang dimaksud yaitu al-Qur'an dan sejarah
nabi.56
Islam adalah agama yang mengatur segala urusan termasuk dalam
ekonomi sebagaimana dalam bidang lainya. Sehingga manusia berada di
jalan yang lurus (Shirat al-Mustaqim) dalam rangka mencapai tujuannya. 57
Islam menuntut kejujuran yang sungguh-sungguh dalam transaksi
dengan orang lain dan melarang mengeksploitasi sesama. Dalam ekonomi
ada kata kunci al-adl wa al-ihsan (keadilan dan kebijakan) Allah
memerintahkan kita berbuat adil dan bijaksana dalam rangka menghindari
ketegangan sosial yang bisa ditimbulkan. Ekonomi industrial mendorong
eksploitasi yang intensif dari kapitalisme. Ekploitasi dilakukan oleh
perusahaan multinasional, kartel dan persero sebagai bentuk usaha. 58
Pemusatan kekayaan sebagai akibat kapitalisme mengakibatkan
menurunnya derajat keadilan, kebajikan dan meningkatkan ketegangan
sosial atau konflik. Sistem ekonomi seperti ini membuat pendikotomian
antara negara maju dan negara berkembang yang meyulut konflik
internasional.59
Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan ajaran yang
memiliki dimensi ibadah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ungkapan
56 Dr. Amin Abdullah, Studi Agama (Normativitas dan Historisitas), Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 63. 57 Suhrawardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hal.
1. 58Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan,Terj. Agung Prihantono,Lkis,
Yogyakartra, 1990, hal. 46-47 59 Asghar Ali Engineer, hal. 47.
29
ولقد مكناآم فى االرض وجعلنا لكم فيها معايش قليال ما تشكرون
)10: األعراف (Artinya : Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka
bumi dan kami adakan di muka bumi itu (sumber) penghidupan
Amatlah sedikitlah kami bersyukur (Q.S. al-A’raf :10).
Allah juga berfirman
هو الذي جعل لكم االرض ذلوال فامشوا في مناآبها وآلوا من
) 15:الملك(رزقه و اليه النشور Artinya : Dialah yang menjadikan itu bumi mudah bagi kamu, maka
berjalanlah (mencari rizeki penghidupan) disegala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Hanya kepadanyalah
kamu kembali di bangkitkan (Q.S al-Mulk:15).60
Pemilikan pribadi dalam Islam tidaklah bersifat mutlak/absolut
(bebas tanpa kendali atau batas) sebab di dalam ketentuan hukum dijumpai
beberapa batas kendali yang tidak boleh dikesampingkan oleh seorang
muslim dalam pemanfaatan dan pengolahan harta benda miliknya. Ada dua
prinsip dasar yaitu pertama pada hakikatnya individu adalah wakil
masyarakat. Kedua harta benda tidak boleh hanya berada ditangan pribadi
tetapi disalurkan agar masyarakat sentosa.61
Tidak dapat diragukan lagi bahwa tujuan utama al-Qur’an
menegakan sebuah masyarakat yang adil, berdasarkan etika sehingga dapat
bertahan di muka bumi ini. Pertayaan apakah individu atau masyarakatlah
yang penting hanyalah pertayaaan akademis karena kedua tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada ada individu tanpa masyarakat sehingga amal
berbuatan manusia dalam konsep taqwa berarti dalam konteks sosial.62
60 Suhrawardi K Lubis, op.cit., hal. 1. 61 Ibid., hal. 2. 62 Fazlur Rahman, Tema Pokok al- Qur'an, Pustaka, Terj. Anas Mahyuddin,
Bandung, 1996. hal. 54.
30
Tujuan al-Qur’an adalah menegakan sebuah tatanan masyarakat
yang etis dan egalitarian terlihat dalam celaanya terhadap disekuilibrium
ekonomi dan ketidakadilan sosial di dalam masyarakat. Islam sangat
mengecam ketimpangan ekonomi yang menjadi inti ketimpangan sosial.
Semangat dasar Islam dalam menyerukan kebaikan dan mencegah kejahatan
(3:104,110; 9:71) mencakup perintah-perintah serta larangan-larangan
tertentu yang mencerminkan dimensi sosial dari taqwa.
نهون ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وي
)104:ا ل عمران (عن المنكر وأولئك هم المفلحونArtinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali-Imran :104).
Untuk melaksanakan suatu urusan bersama (pemerintah) al-Qur’an
menyuruh kaum muslim untuk menegakan syura (dewan atau majelis
konsultatif) di mana keinginan rakyat dapat disampaikan melalui mereka.
Syura adalah institusi arab yang demokratis dari masa sebelum Islam dan
kemudian didukung oleh al-Qur’an (42:38). Nabi Muhammad juga
diperintah Allah (3:159) untuk memutuskan persoalan setelah berkonsultasi
dengan pemuka-pemuka masyarakat. Setelah nabi tiada, tampaknya al-
Qur'an (42:38) menghendaki kepemimpinan dan tanggungjawab kolektif.63
والذين استجابوا لربهم وأقاموا الصلوة وأمرهم شورى بينهم ومما
)38: ا لشورى ( رزقنهم ينفقون
Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyarakat antara mereka; dan mereka
63 Ibid., hal. 63.
31
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. (QS.Asy Syuura: 38)
فظا غليظ القلب النفضوا من فبما رحمة من الله لنت لهم ولو آنت
حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى االمر فإذا عزمت
)159: ا ل عمران(فتوآل على الله إن الله يحب المتوآلين Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS.Ali Imran:159)
Pada saat yang sama al-Qur'an juga melarang dengan keras
perselisihan-perselisihan dan persengkongkolan-persengkongkolan rahasia
baik oleh kelompok-kelompok atau partai politik. Partai politik yang
bermanfaat jangan sampai mengalami degenerasi menjadi kekuatan-
kekuatan yang memecah belah masyarakat. Partai-partai harus saling
berkonsultasi dan bahaya demagogi harus dihindarkan.64
Perlunya Etika politik bagi kehidupan bernegara menjadi
kesepakatan mutlak pemikir Islam dengan alasan Pertama. al-Qur'an pada
prinsipnya adalah petunjuk etik bagi manusia; ia bukanlah sebuah kitab
politik. Kedua, sudah merupakan suatu kenyataan bahwa institusi sosio
politik dan organisasi manusia selalu berubah dari masa kemasa. Dengan
kata lain tujuan terpenting Qur'an kaitannya dengan politik adalah agar
nilai-nilai dan perintah etiknya dijunjung tinggi dan bersifat mengikat bagi
kehidupan sosio politik manusia.65
Sejalan dengan Fazlur Rahman, Prof. DR. Amin Syukur dalam
bukunya Metodelogi Studi Islam menerangkan konsepsi Islam tentang
64 Ibid., hal. 65. 65Prof. DR. H. M. Amin Syukur, MA., dkk, Metodelogi Studi Islam, Gunung Jati,
Semarang, 1998, hal. 61.
32
pembangunan masyarakat yang dilandasi semangat humanisme Islam yaitu
perlu etika politik untuk menjamin kepentingan umat.
Landasan Etik Politik Islam
1. Persamaan dan keadilan
Prinsip dasar pertama bagi kehidupan manusia sebagaimana
digariskan al-Qur'an bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang berasal
dari asal yang satu. Diciptakan dari Adam dan Hawa yang berkembang
menjadi berbangsa dan bersuku-suku yang membedakanya hanya taqwa
(Q.S.49:13).66
ياأيها الناس إنا خلقنكم من ذآر وانثى وجعلنكم شعوبا
وقبائل لتعارفوا إن أآرمكم عند الله أتقاآم إن الله عليم خبير
)13:الحجرات(
Artinya :Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.al-hujurat:13)
Prinsip di atas dapat secara singkat disebut sebagai prinsip
egalitarianisme Islam. Yaitu manusia mempuyai posisi dan kedudukan yang
sama dalam kehidupan ini. Dalam konteks politik maka maka manusia
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa sama di depan hukum dan
undang-undang. Maka dalam Islam tidak dikenal politik diskriminatif baik
berdasarkan ras, agama maupun golongan. Penegasan etik semacam ini
lihat (Q.S.16:90).67
إن الله يأمر بالعدل واال حسان وإيتائ ذي القربى وينهى عن
)90:النحل(الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذآرون
66 Ibid., hal. 161-163. 67 Ibid.
33
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS.an-Nahl:90)
Ada dua hal yang ditegaskan al-Qur'an dalam pelaksanaan keadilan
yaitu kewajiban meyampaikan amanah kepada orang yang berhak dan
kewajiban menerapkan hukum yang adil. Keadilan Islam harus ditegakan
bagi siapa saja baik diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Dalam
menegakan keadilan Islam tidak pandang bulu sekalipun terhadap lawan
politik. Oleh karena itu Islam melarang nepotisme yang mementingkan
kelompoknya sendiri. (Q.S 4:135).68
على ياأيها الذين ءامنوا آونوا قوامين بالقسط شهداء لله ولو
أنفسكم أو الوالدين واالقربين إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما
فال تتبعوا الهوى أن تعدلوا وإن تلووا أو تعرضوا فإن الله آان بما
)135:النساء(تعملون خبيراArtinya:Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. ( QS.An-Nisa:135)
Keadilan dalam pengertian hukum Islam adalah “berjalan lurus“ di
atas kebenaran dan menjauhi apa yang dilarang agama. Dalam pengertian
lain memberikan kepada pemilik hak apa yang menjadi haknya dan
68 Ibid, hal. 164-165.
34
menentukan hukum sesuai dengan ketentuan Allah dan menjauhi hawa
nafsu dan memberikan perlakuan yang sama kepada manusia.69
Dalam pada itu Islam mengakui perbedaan antara sesama manusia
(Q.S.6:165). 70
جعلكم خلئف االرض ورفع بعضكم فوق بعض وهو الذي اتاآم إن ربك سريع العقاب وإنه درجت ليبلوآم في ما
)165:اال نعم(لغفور رحيم Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.al-An’am:165)
Menurut kaum beragama keadilan adalah prasarat dan syarat bagi
kekuasaan agama. Suatu kekuasaan yang tidak adil adalah tidak agamis.
Keadilan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, mencapai hak-hak dan
menghapuskan diskriminasi dan ketidak adilan. Keadilan dan hak asasi
manusia terkait dengan kekuasaan, pemerintahan dan hubungan yang adil
antara pemimpin dengan rakyat adalah unsur yang paling signifikan. Oleh
karena itu pengendalian dan kekuasaan pemerintah terkait dengan keadilan
dan humanisme. Keduanya saling terkait sehingga keadilan masuk dalam
agama yang benar yang dapat diterima.71
2. Musyawarah
Musyawarah (syura) sebagai prinsip yang ditawarkan al-Qur'an
sebagai prosedur pengorganisasian kekuasaan agar berjalan efektif dan
wajar. Karena Syura adalah gagasan politik utama dalam al-Qur'an, maka
69Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran), Mizan, Bandung,
2000, hal .71. 70 Ibid. , hal. 72. 71 Abdul Karim Soroush, (Menggugat Otoritas Dan Tradisi Agama), Terj.
Abdullah Ali, Mizan Bandung, 2000, hal. 192.
35
sistem politik demokrasi nampaknya lebih dekat dengan cita-cita politik al-
Qur'ani, sekalipun tidak identik dengan demokrasi barat.72
Musyawarah sangat penting untuk menciptakan peraturan
masyarakat manapun. Setiap negara maju yang menginginkan adanya
keamanan, ketentraman, kebahagian dan kesuksesan bagi rakyatnya. Mereka
tetap memegang prinsip musyawarah sebab musyawarah adalah media yang
sehat untuk menghasilkan pendapat dan memecahkan masalah yang paling
baik, guna merealisasikan maslahat individu, masyarakat dan negara.73
Islam merupakan agama yang menekankan untuk menyatukan
kedua kesalehan. Yaitu, pertama kesalehan spiritual dan kesalehan sosial
kedua kesalehan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, bulat
berkelindan. Nabi Muhammad mengajarkan kedua kesalehan tersebut
walaupun beliau dijamin ma’sum (terjamin dari kesalahan) tetapi tetap
sembahyang dan tahajjud tengah malam. Disisi lain nabi Muhammad masih
memikirkan nasib kaum miskin, yatim, janda dan berusaha membangun
masyarakat madinah yang menjamin kehidupan sosial yang terbuka.
Ketaatan ritual (shalat, puasa, haji, dan sebagainya) berbanding lurus
dengan etos sosial yang tinggi.74
Dalam membangun kehidupan sosial Islam mengajarkan untuk sedia
bekerjasama dengan pemeluk agama lain. Karena itulah Islam mengajarkan
menghargai dan memberikan kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk
mengekpresikan keagamaanya.75
Rasulullah membangun masyarakat Madinah bekerjasama bahu
membahu, hal ini tercermin dari piagam Madinah Prof. Dr. Nouruzzaman
Ashiddiqy dalam risalahnya meyebutkan pendukung piagam Madinah
adalah masyarakat majemuk, baik ditinjau dari budaya, keturunan dan
agama yang dianutnya. Tali persatuan adalah politik dalam rangka mencapai
72 Ibid., hal. 166. 73 Ibid. 74 Misbah Shoim Haris, Doktrin Wong Cilik (Pergulatan Islam Dalam Realitas
Sosial), Azura, 2003, Jakarta, hal. 7. 75 Ibid.
36
tujuan bersama (ps.17,23 dan 42). Negara mengakui dan melindungi
menjalankan ibadah agama orang nonmuslim. (ps.25-33). Semua orang
mempuyai kedudukan yang sama dalam masyarakat wajib saling membantu
dan tidak boleh ada diperlakuan secara buruk (ps.16) bahkan orang yang
lemah harus dibantu (ps.11).76
Islam sebagai agama hadir di dunia bukan hanya memfokuskan diri
pada relasi yang bersifat ukhrowi, tetapi mengingatkan mengenai kondisi
kehidupan hari ini (duniawi). Cerita-cerita diakhirat selalu menjadi pemicu
bagi kehidupan dunia. Pemaparan neraka yang mengerikan adalah bagi
mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi, ilustrasi surga adalah bagi
orang yang berbuat kedamaian dan kebaikan di bumi. Maka datangnya
Islam sangat kental dengan misi sosial di samping misi sosiologis. 77
Etika adalah pandangan mengenai yang benar dan salah padanan
dari kata itu adalah budi pekerti, moralitas dan akhlak. Pelaku etika adalah
satuan makro seperti : negara, pemerintahan sistem ekonomi, masyarakat,
satuan meso seperti LSM, Ormas, Perusahaan, perkantoran, satuan mikro
seperti : politisi, seniman, petani, murid. Dalam etika bernegara seperti
demokrasi, ham, rule of law, clean government dalam sistem ekonomi ada
sosialisme, kapitalisme, liberalisme, ekonomi kerakyatan.78
Etika politik negara modern adalah demokrasi, egalitarianisme,
ham, rule of law dan clean government. Sedangkan feodalisme dan
otoritarianisme, kediktatoran dan dan absolutisme dalam negara modern
dipandang tidak mempuyai etika politik.79
Berbicara nilai etis tidak semata-mata kesopanan tetapi harus
dilihat secara komprehensif yang menjadi pangkal pandangan hidup
tentang baik, buruk, benar dan salah. Oleh karena itu dalam masalah etis
76 Ibid. , hal. 8. 77 Ibid. , hal. 36. 78 Kontowijoyo, Esai-Esai Budaya dan Politik (Selamat Tinggal Mitos Selamat
Datang Realitas), Mizan, Bandung, 2002. hal. 8. 79 Ibid.
37
dalam arti luas akan mencakup keseluruhan pandang dunia
(weltanschauung), world outlook, pandangan hidup (way of life).80
Ernest Geller berpendapat bahwa diantara agama monoteis
(Yahudi, Kristen, Islam) Islamlah yang paling dekat dengan modernitas
disebabkan oleh ajaranya tentang universalisme, skripturalisme yang
menyatakan bahwa kitab suci dapat dipahami siapa saja bukan monopoli
kelas tertentu, egalitarianisme, spiritualisme, tradisi tulis menulis yang
menimbulkan partisipasi masyarakat (participatory democracy) ahirnya
mengajarkan sistem rasional dalam kehidupan bermasyarakat.81
Jika kita perhatikan Islam tidak bertentangan dengan humanisme.
Tugas besar Islam sejatinya adalah melakukan tranformasi sosial dan
budaya dengan nilai-nilai Islam. Kita mengenal trilogi “iman, ilmu dan
amal” artinya iman berujung pada amal/aksi atau tauhid harus
diaktualisasikan dalam bentuk pembebasan manusia. Puncak keimanan
Islam memang Tuhan tetapi aktualisasinya adalah manusia. Menurut Cak
Nur pandangan manusia yang teosentris dapat dilihat dalam kegiatan
keseharian yang antroposentris. 82
Islam dapat dijadikan dinamisator dalam kehidupan bermasyarakat
sebagaimana dipaparkan Cak Nur “bahwa Islam mempuyai pondasi yang
kokoh untuk membangun peradaban yang berketuhana, berkemanusiaan,
berkedaulatan, demokratis, serta berdaya guna”. Secara implisit dapat
ditegaskan bahwa Islam memberikan sumbangan etis bagi peradaban. Titik
tolak kemanusiaan Islam terletak pada ajaran tauhid sehingga membebaskan
manusia dari belenggu selain Tuhan. Manusia harus tunduk dan patuh dan
Tuhan eksploitasi, diskriminasi dan sikap pelecehan terhadap humanisme
bertentangan dengan Islam. Islam humanis menjadi pelopor bagi
terbentuknya tata masyarakat adil, egaliter, demokratis dan sikap
80 Nur Kholish Madjid, Islam Doktrin Dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis
Tentang Masalah Keimanan, Kemasyarakatan dan Kemodernan), Temprint, Jakarta, 1995, hal. 467.
81 Ibid., hal. 82 www.geocities.com/asetyawansi/agamaideologi/htm.
38
kemanusiaan lain dalam rangka menjamin hak sebagai manusia dan hamba
Allah.83
Dalam pandangan Kuntowijoyo Islam adalah agama yang humanis
yaitu agama yang sangat mementingkan manusia sebagai tujuan sentral.
Humanisme adalah nilai dasar Islam. Ia memberikan istilah dengan
“Humanisme Teosentris“ dengan pengertian “Islam adalah sebuah agama
yang memusatkan diri pada keimanan pada Tuhan, tetapi mengarahkan demi
peradaban manusia”. Islam sangat menjunjung tinggi rasionalisme84
Jadi jelas bahwa humanisme dalam Islam bersifat transenden dalam
arti kata selalu diilhami oleh nilai-nilai Illahiah sehingga keperpihakan
muslim terhadap nilai kemanusiaan tidak semata bersifat horisontal tetapi
juga vertikal. Kesadaran humanisme muslim seperti nilai keadilan,
egalitarianisme, persaudaraan, musyawarah, demokrasi merupakan hasil
ketundukan pada kepada perintah Allah yaitu al-Qur’an dan hadits sebagai
petunjuk (guidence)85
83 Ibid. 84 . www.sinarharapan.co.id/berita/0310/15/op01.html. 85 Amin Rais. Tauhid Sosial, Mizan, 1998, Bandung, hal.154.