BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan...

40
41 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA, PERLINDUNGAN KONSUMEN , FOOD AND BEVERAGE 2.1. Perlindungan Konsumen 2.1.1. Pengertian Perlindungan Konsumen Konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris- Amerika) atau consument/konsument (Belanda). Secara harafiah, arti konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian konsumen dapat terdiri dari 3 pengertian: 37 1. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan untuk tujuan tertentu. 2. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan untuk diperdagangkan, komersial. 3. Konsumen akhir adalah setiap orang yang mendapatkan barangdan/atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadinya, 37 Susanti Adi Nugroho, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kenaca Prenada Media Group, Jakarta, h. 62.

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan...

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

41

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA,

PERLINDUNGAN KONSUMEN , FOOD AND BEVERAGE

2.1. Perlindungan Konsumen

2.1.1. Pengertian Perlindungan Konsumen

Konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris-

Amerika) atau consument/konsument (Belanda). Secara harafiah, arti

konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang.

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Repubik Indonesia

Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Pengertian konsumen dapat terdiri dari 3 pengertian:37

1. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa

yang digunakan untuk tujuan tertentu.

2. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau

jasa yang digunakan untuk diperdagangkan, komersial.

3. Konsumen akhir adalah setiap orang yang mendapatkan barangdan/atau

jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadinya,

37 Susanti Adi Nugroho, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari

Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kenaca Prenada Media Group, Jakarta, h. 62.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

42

keluarga, dan/atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan

kembali.

Konsumen tidak hanya diartikan hanya individu (orang), tetapi juga

suatu perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir.38 Pakar

masalah konsumen di Belanda, Hondius menyimpulkan bahwa para ahli

hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai

produksi terakhir dari benda dan jasa.39 Pengertian pemakai dalam definisi

yang terdapat dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Perlindungan

Konsumen, dapat menunjukkan bahwa barang dan/atau jasa dalam rumusan

pengertian konsumen tidak harus sebagai hasil dari transaksi jual beli.40 Dari

pengertian konsumen tersebut dapat ditemukan unsur-unsurnya sebagai

berikut41 :

a Setiap orang

Adalah subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang

berstatus sebagai pemakai barang dan/atau jasa.

b Pemakai

Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan

tersebut sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasayang dipakai tidak

serta merta hasil dari transaksi jual beli.

38 Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta, h. 60. 39 ibid, h 3. 40 N.H.T Siahaan, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk,

Panta rei, Jakarta, h.10 41 Shidarta op.cit., h. 5-10.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

43

c Barang dan/atau jasa

Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai

setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak

maupun tidak bergerak, baik yang dihabiskan maupun yang tidak

dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,

atau dimanfaatkan oleh konsumen.

d Yang tersedia dalam masyarakat berarti barang dan/atau jasa yang

ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di pasaran.

e Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lainnya. Unsur yang diletakkan dalam definisi itu mencoba untuk

memperluas pengertian kepentingan yang tidak sekedar diajukan untuk

diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan/atau jasa itu

diperuntukkan bagi orang lain bahkan untuk makhluk hidup lain seperti

hewan dan tumbuhan.

f Barang dan/atau jasa tidak untuk diperdagangkan.

Pengertian konsumen dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini

dipertegas, yakni hanya konsumen akhir.

Perlindungan konsumen sendiri adalah segala upaya yang menjamin

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Salah satu

bagian dari hukum konsumen adalah aspek perlindungannya, misalnya

bagaimana cara mempertahankan hak-hak konsumen terhadap gangguan

pihak lain.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

44

2.1.2. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Dasar hukum utama perlindungan konsumen di Indonesia adalah

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Perlindungan Konsumen memuat aturan-aturan hukum yang

merupakan payung bagi Perundang-Undangan lainnya yang menyangkut

konsumen dan sekaligus mengintegrasikan Perundang-Undangan itu sehingga

memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen di

Indonesia.42 Pada garis besarnya UUPK memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Ketentuan umum; pada Bab I Pasal 1 memuat pengertian tentang

istilah yang digunakan dalam Undang-Undang ini.

2. Asas dan tujuan; pada Bab II Pasal 2 memuat asas perlindungan

konsumen yakni asas manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan

keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Pasal 3 memuat tujuan

diselenggarakannya perlindungan konsumen yang pada intinya adalah

meningkatkan kesadaran konsumen untuk melindungi diri,

mengangkat harkat dan martabat konsumen, menciptakan sistem

perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum,

dan menumbuhkan kesadaran pelaku usaha.

3. Hak dan kewajiban; pada Bab III Pasal 4 dan Pasal 5 mengatur hak

dan kewajiban konsumen, sedangkan Pasal 6 dan Pasal 7 mengatur hak

dan kewajiban pelaku usaha.

42 Janus Sidabalok II, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Cetakan ke-1,

PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 51

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

45

4. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha; pada Bab IV Pasal 8

sampai Pasal 17 mengatur mengenai perbuatan yang dilarang untuk

dilakukan oleh pelaku usaha yakni berkaitan dengan memproduksi dan

mengedarkan produknya, promosi dan periklanan, penjualan dengan

obral dan sejenisnya, penjualan dengan memberikan hadiah, menjual

melalui pesanan, serta mengenai hal memproduksi iklan.

5. Ketentuan pencantuman klausula baku; pada Bab V Pasal 18 mengatur

mengenai batasan-batasan penggunaan klausula baku.

6. Tanggung jawab pelaku usaha; pada Bab VI Pasal 18 sampai Pasal 28

mengatur tanggung jawab pelaku usaha, baik tanggung jawab publik

maupun tanggung jawab privat.

7. Pembinaan dan pengawasan, pada Bab VII Pasal 29 sampai Pasal 30

memuat ketentuan mengenai pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

usaha dalam rangka perlindungan terhadap konsumen.

8. BPKN; pada Bab VIII pasal 31 sampai Pasal 43, memuat fungsi, tugas,

susunan organisasi dan keanggotaan sebuah badan yang bertanggung

jawab dalam meningkatkan perlindungan terhadap konsumen secara

nasional.

9. LPKSM; pada Bab IX Pasal 44 memuat ketentuan tentang eksistensi

dan tugas LPKSM.

10. Penyelesaian sengketa; pada Bab X Pasal 45 sampai Pasal 48 memuat

ketentuan penyelesaian sengketa baik di dalam maupun diluar

pengadilan.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

46

11. BPSK; pada Bab XI Pasal 49 sampai Pasal 58 memuat ketentuan

mengenai eksistensi, tugas dan wewenang BPSK.

12. Penyidikan; pada Bab XII Pasal 59 memuat ketentuan penyidikan

perkara konsumen yang diduga memenuhi unsur pidana.

13. Sanksi; pada Bab XIII Pasal 60 sampai Pasal 63 memuat ketentuan

jenis dan penjatuhan sanksi baik secara administratif maupun sanksi

pidana.

14. Ketentuan peralihan, pada Bab XIV Pasal 64 memuat ketentuan

peralihan dari keadaan yang lalu ke keadaan pada masa berlakunya

Undang-Undang ini.

15. Ketentuan penutup; pada Bab XV Pasal 65 memuat ketentuan tentang

mulai berlakunya Undang-Undang ini.

Diluar ketentuan UUPK terdapat ketentuan lain terkait

perlindungan konsumen di Indonesia yakni sebagai berikut:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; Kaidah hukum dalam

KUHPerdata terkait perlindungan konsumen dapat ditemukan pada

Buku ke III tentang Perikatan, yakni mengenai wanprestasi (Pasal

1236 KUHPerdata), sahnya suatu perjanjian (Pasal 1320

KUHPerdata), suatu sebab terlarang (Pasal 1337 KUHPerdata),

perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata), jual-beli (Pasal

1457 KUHPerdata), kewajiban penjual (Pasal 1473 KUHPerdata

sampai Pasal 1512 KUHPerdata), dan kewajiban pembeli (Pasal 1513

KUHPerdata sampai Pasal 1518 KUHPerdata). Adapun ketentuan

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

47

dalam KUHPerdata yang sangat berkaitan dengan perlindungan

terhadap konsumen khususnya dalam hal tanggung jawab pelaku usaha

terhadap cacat tersembunyi yakni dapat ditemukan dalam Pasal 1504

KUHPerdata.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; UUPK memuat sanksi pidana

yang diatur dalam BAB XIII Bagian Kedua tentang Sanksi Pidana,

yakni Pasal 61, Pasal 62 dan Pasal 63. Ketentuan Pasal 62 ayat (3)

UUPK menyatakan bahwa pelanggaran yang mengakibatkan luka

berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan

pidana yang berlaku, dengan demikian terhadap pelanggaran

sebagaimana dimaksud diatas diberlakukan ketentuan dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yakni pada Buku Kedua

BAB XXI (tentang kematian atau luka-luka karena kealpaan), yakni

Pasal 359, Pasal 360 dan Pasal 361. Selain ketentuan Pasal dalam

Buku Kedua BAB XXI KUHP sebagaimana disebutkan diatas, KUHP

juga memuat ketentuan lainnya terkait perlindungan konsumen yakni

dapat ditemukan pada Buku Kedua BAB XXV tentang Perbuatan

Curang, yakni Pasal 378 KUHP sampai Pasal 395 KUHP; dan Buku

Ketiga BAB I tentang Pelanggaran Keamanan Umum Bagi Orang atau

Barang dan Kesehatan, kususnya Pasal 501.

3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang; Berkaitan dengan

perlindungan terhadap konsumen, dalam KUHD terdapat aturan yang

mengatur mengenai perlindungan konsumen, adapun hal tersebut

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

48

dimuat dalam buku ke I tentang dagang pada umumnya, dan buku ke II

tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari pelayaran.

Aturan dalam KUHD ini yang berkaitan dengan perlindungan

konsumen baik dari buku ke I maupun buku ke II, secara eksplisit

mengatur mengenai hak-hak dan kewajiban yang terbit

2.1.3. Prinsip dan Kepentingan Konsumen

Prinsip-prinsip mengenai kedudukan konsumen dalam hubungan

dengan pekalu usaha berdasrkan doktrin atau teori yang dikenal dalam

perkembangan sejarah hukum perlindungan konsumen, antara lain:43

a Let the buyer beware (caveat emptor)

Pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang sangat

seimbang sehingga tidak perlu ada proteksi apapun bagi konsumen.

b The due care theory

Artinya bahwa dalam kedudukan konsumen dan pelaku usaha yang

harus berhati-hati adalah pengusaha. Dalam menawarkan barang dan

jasanya siapapun tidak dapat dipermasalahkan apabila konsumen

dirugikan. Konsumen harus membuktikan kecerobohan pelaku usaha

(Pasal 1865 BW).

c The pivity of contract

Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen,

tetapi hal itu baru dapat dilakukan jika diantara mereka telah terjalin suatu

43 Shidarta op.cit., h. 61

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

49

hubungan kontraktual. Pelaku usaha tidak dapat disalahkan atas hal-hal

diluar yang diperjanjikan.

Kontrak bukanlah syarat untuk mendapatkan perlindungan konsumen.

Kontrak merupakan suatu peristiwa hukum dimana seorang berjanji kepada

orang lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu.44

Kontrak bukanlah syarat untuk mendapatkan perlindungan konsumen

artinya konsumen itu tetap dilindungi walau tanpa dalam hubungan perjanjian

itu ada syarat atau kontrak terlebih dahulu, munculnya kontrak ini karena

adanya transaksi yang bermacam-macam dalam dunia perekonomian kecuali

untuk jasa secara ringkas transaksi konsumen sangat luas sekali. Hubungan

hukum dan/atau masalah antara konsumen dengan penyedia barang atau

penyelenggara jasa, umumnya terjadi melalu suatu perikatan, baik karena

perjanjian atau karena undang-undang.45

Selain prinsp perlindungan konsumen juga ada kepentingan konsumen

yang harus dilindungi, diantaranya:

a. Kepentingan Fisik

Kepentingan fisik berhubungan dengan keselamatan tubuh dan jiwa

terhadap penggunaan barang atau jasa.

b. Kepentingan Sosial Ekonomi

Kepentingan sosial ekonomi yakni memperoleh hasil optimal dari

sumber ekonomi mereka, dalam mendapatkan barang dan atau jasa

kebutuhan hidup.

44 Ahmadi Miru, 2008, Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.2

45 Az. Nasution, 2014, HukumPerlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta, h.89

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

50

c. Kepentingan Hukum

Sama halnya dengan tujuan perlindungan konsumen yakni untuk

mendapatkan perlindungan dan advokasi hukum dari perdagangan

jasa, baik jasa perasuransian maupun pelayaran.

2.1.4. Asas-Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Dalam menegakkan hukum perlindungan diperlukan pemberlakuan

asas-asas yang berfungsi sebagai landasan penempatan hukum. Asas-asas dan

prinsip-prinsip yang berlaku dalam hukum perlindungan konsumen

dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan yang menyatakan bahwa:

perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan

keamanan dan keselamatan konsumen serta partisipasi hukum.46

Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama seluruh

pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah berdasarkan

lima asas, yaitu menurut Pasal 2 UUPK adalah:47

a Asas Manfaat

Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala

upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen

dan pelaku usaha secara keseluruhan.

b Asas Keadilan

Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada

46 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Pasal 1 angka (1). 47Ahmadi Miru & Sutarman Yodo,2004, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, h. 25-26.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

51

konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan

melaksanakan kewajibannya secara adil.

c Asas Keseimbangan

Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan

keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan

pemerintah dalam arti materiil dan spiritual.

d Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada

konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang

dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

e Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum dimaksud agar pelaku usaha maupun

konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

menyelenggarakan perlindungan konsumen, serta negara menjamin

kepastian hukum.

2.1.5. Tujuan Perlindungan Konsumen

Sebelumnya telah disebutkan bahwa tujuan dari Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah melindungi

kepentingan konsumen, lebih lengkapnya Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 menyebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk

melindungi dirinya.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

52

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari akses negatif penggunaan barang maupun jasa.

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi.

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

f. Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan konsumen.

Dalam pembentukan suatu Undang-Undang tentunya didasarkan pada

suatu tujuan khusus, hal ini juga nampak pada ketentuan Pasal 3 UUPK

sebagaimana telah dipaparkan diatas. Apabila dikelompokkan kedalam tiga

tujuan hukum secara umum maka tujuan hukum untuk mendapatkan keadilan

terlihat dalam rumusan huruf (c) dan huruf (e). Tujuan untuk memberikan

kemanfaatan dapat terlihat dalam rumusan huruf (a) dan (b), termasuk huruf

(c), (d) dan (f). Tujuan untuk mendapatkan kepastian hukum terlihat dalam

rumusan huruf (d). Adapun dalam rumusan huruf (a) 47 sampai (f) dari tujuan

khusus perlindungan konsumen ini terdapat tujuan yang dapat dikualifikasi

sebagai tujuan ganda.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

53

2.1.6. Hak dan Kewajiban Kosumen

Istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum.

Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun

materi yang mendapatkan perlindungan hukum itu bukan sekedar fisik

melainkan termasuk juga hak-haknya bersifat abstrak. Dengan kata lain,

perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang

diberikan hukum terhadap hak-hak konsumen.48

Secara umum dikenal empat hak dasar konsumen yang diakui secara

internasional. Hak-hak yang dimaksud adalah:

1 Hak untuk mendapatkan keamanan (The Right to safety)

2 Hak untuk mendapatkan informasi (The Right to be informed)

3 Hak untuk memilih (The Right to choose)

4 Hak untuk didengar (The Right to be Heard)

Dalam perkembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang

tergabung dalam The International Organization of Consumers Union (IOCU)

menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan pendidikan, hak

mendapatkan ganti kerugian, hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik,

dan untuk sehat.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Pelindungan Konsumen, hak-hak

konsumen adalah:

1 Hak atas kenyaman, keamanan dan keselematan dalam

mengonsumsi barang/jasa.

48 Shidarta, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, h.19

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

54

2 Hak untuk memeilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan

nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjiakan

3 Hak atas informasi yang benar, jelasndan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang/jasa.

4 Hak untuk di dengar pendapat keluhannya atas barang/jasa yang

digunakan.

5 Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

6 Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pednidikan konsumen.

7 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serat

tidak diskrimainatif.

8 Hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti rugi, atau penggantian,

jika barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau

tidak sebagaimana mestinya.

9 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya

Sedangkan kewajiban Konsumen menurut Pasal 5 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen yang menyatakan:

1 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, deme keamanan

dan keselamatan.

2 Beritikad baik dalam melakukan transaski pembelian barang

dan/atau jasa.

3 Membayar sesuai nilai tukar yang disepakati

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

55

4 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

Jadi hubungan hukum yang tercipta pelaku usaha pada satu pihak

dengan kosnumen pada pihak yang lain sudah dilengkapi dengan:49

a. Hak dan Kewajiban para pihak

b. Hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan

c. Peran Negara dan

d. Badan Perlindungan dan penyelesaian sengketa serta prosedur dan

syarat penyelesaian sengketa

Oleh karena itu, menurut penulis undang-undang perlindungan

konsumen memberikan kedudukan yang seimbang antara pelaku usaha

dengan konsumen.

2.2. Pelaku Usaha

2.2.1. Pengertian Pelaku Usaha

Pelaku Usaha dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah

“Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi’’.

Dalam penjelasan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang

termasuk pelaku usaha yaitu perusahaan, korporasi, BUMN, koprasi,

impotir, pedagang, distributor, dan lain-lain. Jadi pengertian pelaku usaha

dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen tersebut luas sekali,

49 Sri Redjeki Hartono, 2007, Hukum Ekonomi Indonesia Cet II,Bayumedia Pubishing, Malang, h.140

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

56

karena pengertiannya tidak dibatasi hanya pabrikan saja, melainkan juga

para distributor (dan jaringannya), serta termasuk para impotir. Selesai

itujuga para pelaku usaha periklanan meskipun secara prinsip kegiatan

pelaku usaha pabrikan dan distributor berbeda, namun undang-undang

tidak membedakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua pelaku usaha

tersebut, demikian juga berberbagai larangan yang dikenakan untuk

keduanya, yang sedikit berbeda adalah sifat saat terbitnya

pertanggungjawaban terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh masing-

masing selaku usaha terhadap para konsumen yang mempergunakan barang

dan/atau jasa yang dihasilkan. Berdasarkan directive pengertian produsen

atau pelaku usaha meliputi:50

a. Pihak yang menghasilkan produk akhir berupa barang-barang

manufaktur. Mereka ini bertanggung jawab atas segala kerugian

yang timbul dari barang yang mereka edarkan ke masyarakat,

termasuk bilakerugian timbul akibat cacatnya barang yang

merupakan komponen dalam proses produksinya.

b. Produsen bahan mentah atau komponen suatu produk

c. Siapa saja yang dengan membubuhkan nama, mereka ataupun

tanda-tanda lain pada produk menampakan dirinya sebagai

produsen dari suatu barang.

50 Celina Tri Siswi Kristiyanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika,

Jakarta, h.41

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

57

2.2.2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Pada pokoknya hak dan kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya

lahir dari suatu perjanjian maupun undang-undang. Secara umum telah

diketahui bahwa perjanjian tertulis antar konsumen dengan pelaku usaha tidak

dapat dikemukakan, sehingga kebanyakan orang hanya berbicara mengenai

pemenuhan kebutuhan dari konsumen yang mempergunakan, memanfaatkan

maupun memakai barang dan/atau jasa yang disediakan oleh pelaku usaha.

Untuk memberikan kepastian hukum dan kejelasan akan hak-hak dan

kewajiban-kewajiban para pihak, Undang-undang Perlindungan Konsumen

telah memberikan batasan mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Hak-

hak dan kewajiban-kewajiban dari pelaku usaha sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Pelindungan Konsumen Pasal 6 (tentang hak pelaku usaha)

dan Pasal 7 (mengenai kewajiban pelaku usaha) adalah sebagai berikut:

1) Hak Pelaku Usaha

a. Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai

kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

b. Mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad

tidak baik.

c. Melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum

sengketa konsumen.

d. Rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian

konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

58

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

2) Kewajiban Pelaku Usaha

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

penggunanaan, perbaikan dan pemeliharaan.

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

jasa yang berlaku.

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau

garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang dperdagangkan.

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang diperdagangkan.

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak seseuai dengan

perjanjian.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

59

2.2.3. Hubungan Hukum Antara Pelaku Usaha Dengan Konsumen

Hubungan antara produsen dengan konsumen dilaksanakan dalam

rangka jual beli. Jual beli sesuai Pasal 1457 KUH Perdata adalah suatu

perjanjian sebagaimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk

menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga

yang telah dijanjikan. Dalam pengertian ini, terdapat unsur-unsur: perjanjian,

penjual dan pembeli, harga, dan barang.

Dalam hubungan langsung antara pelaku usaha dan konsumen terdapat

hubungan kontraktual (perjanjian). Jika produk menimbulkan kerugian pada

konsumen, maka konsumen dapat meminta ganti kerugian kepada produsen

atas dasar tanggung jawab kontraktual (contractual liability). Seiring dengan

revolusi industri, transaksi usaha berkembang ke arah hubungan yang tidak

langsung melalui suatu distribusi dari pelaku usaha, disalurkan atau

didistribusikan kepada agen, lalu ke pengecer baru sampai konsumen. Dalam

hubungan ini tidak terdapat hubungan kontraktual (perjanjian) antara

produsen dan konsumen.51

2.2.4. Larangan-Larangan Bagi Pelaku Usaha

Tujuan perlindungan konsumen adalah untuk mengangkat harkat

kehidupan konsumen untuk maksud meningkatkan tersebut berbagai hal yang

membawa akibat negatif dari pemakaian barang dan/atau jasa harus

dihindarkan dari aktivitas perdagangan pelaku usaha.52

51Soemali, Hubungan Antara Konsumen dan Produsen,

<www.soemali.dosen.narotama.ac.id>, diakses pada 30 Agustus 2017, Pkl. 15.00 52Ahmadi Miru dan Sutarman Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum

Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo, Jakarta, h. 54

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

60

Upaya untuk menghindarkan akibat negatif pemakian barang dan/atau

jasa tersebut, maka Undang-Undang menentukan berbagai larangan yang

terdapat dalam Pasal 8 sampai Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999, mengatur perbuatan hukum yang dilarang bagi pelaku usaha, larangan

dalam memproduksi atau memperdagangkan, larangan dalam menawarkan

larangan dalam penjualan secara obral atau lelang dan dimanfaatkan dalam

ketentuan periklanan.53

Perundang-undangan memberikan larangan-larangan tertentu bagi

pelaku usaha dalam hubungan dengan kegiatan. Untuk perbuatan yang

dilarang bagi pelaku usaha yang tidak berhubungan langsung dengan

penelitian hanya akan diulas sekilas, larangan-larangan bagi pelaku usaha

diatur dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen yang menyatakan;

a. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang: 1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan

dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih, atau netto, dan jumlah

hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etika barang tersebut

3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya

4. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etika, atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut

5. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagimana dinyatakan dalam label atau keterangan dan/atau jasa tersebut

6. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, ketika, keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut

53 Abdul Halim Berkatullah, 2010, Hak-Hak Konsumen, Nusa Media, Bandung, h. 45

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

61

7. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jasa jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu

8. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label

9. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi, bersih atau netto, komposisi atau pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha, serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat

10. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberi informasi secara lengkap dan benar.

Ketentuan pada pasal 8 merupakan satu-satunya ketentuan umum,

yang berlaku secara general bagi kegiatan usaha dari para pelaku usaha di

negara Republik Indonesia. Inti dari pasal 8 sendiri terkait dengan larangan

memproduksi barang dan/atau jasa, dan larangan memperdagangkan barang

dan/atau jasa yang dimaksud.54

Secara garis besar larangan yang dikenakan dalam pasal 8 UUPK

tersebut dapat kita bagi dalam 2 larangan pokok, yaitu:

1 Larangan mengenai produk itu sendiri, yang tidak memenuhi syarat dan

standart yang layak untuk dipergunkan atau dipakai atau dimanfaatkan

oleh konsumen.

2 Larangan mengenai ketersedian informasi yang tidak benar, dan tidak

akurat, yang menyesatkan konsumen.

54 Ahmadi Miru dan Sutarman Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, loc.cit, h. 65

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

62

2.2.5. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Tanggung jawab pelaku usaha adalah tanggung jawab untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban pelaku usaha sebagaimana tercantum

dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dimana Tanggung Jawab

tersebut adalah “minimal” yang artinya pelaku usaha tidak sekedar yang ada

dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen saja tetapi dapat meliputi

kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan sebagaimana mestinya

sebagai pelaku usaha yang berdasarkan Undang-Undang lain, ketentuan yang

pada akhirnya Tanggung Jawab ini akan berdampak positif kepada

konsumen.55

Tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahas Indonesia adalah

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (apabila ada ada sesuatu hal

boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).56

Menurut Abdulkadir Muhammad yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah apabila pelaku usaha tidak menyelenggarakan kegiatan usahanya sebagi mana mestinya pelaku usaha harus bertanggung jawab atas kegiatan usahanya baik karena kesengajaan ataupun karena kelalalian pelaku usaha sendiri. Timbulnya konsep tanggung jawab karena pelaku usaha memenuhi kewajiban tidak sebagaimana mestinya atau tidak baik ataupun tidak jujur atau tidak dipenuhi sama sekali.

2.3. Food and Beverage

2.3.1. Pengertian Food and Beverage

Dalam dunia sekarang ini, industri jasa makanan dan minuman telah

berkembang banyak sesuai perhitungan itu melayani lebih dari 100 juta kali

55 Suryadi, 2007, Dikat Dasar-Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Fakultas Hukum

Unsoed, Purwokerto, h. 43 56 Ibid

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

63

makan perhari. Hal ini telah menyebar di semua lapisan kehidupan mulai dari

Hotel, restoran, kantin, industri, kantin rumah skait, kereta api,saluran udara,

sema kini menjadi bagian dari industri jasa makanan dan minuman. Fungsi

dasar dari industri ini adalah untuk melayani makanan dan minuman untuk

orang, untuk berbagai jenis kebutuhan mereka. Tujuan utama adalah untuk

mencapai kepuasan pelanggan. Kebutuhan pelanggan yang mungkin akan

berusaha untuk memuaskan adalah:

1 Fisiologis : kebutuhan makanan khusus

2 Ekonomi : kebutuhan untuk nilai terbaik untuk harga yang

dibayarkan

3 Sosial : suasana yang bersahabat, terus terang mengungkapkan

perasaan.

4 Psikologis : kebutuhan untuk meningkatkan harga diri.

5 Kenyamanan : keinginan orang lain untuk melakukan pekerjaan

Food and and beverage service adalah “flood flow” (dari pembelian

makanan (purchasing) untuk layanan kepada pelanggan) terutama yang

berkaitan dengan penyajian makanan untuk konsumen, setelah selesainya

produksi pangan. Food and beverage sendiri memiliki pengertian yaitu suatu

bidang yang mengkhususkan pada makanan dan minuman, baik minuman

yang beralkohol maupun minuman yang tidak beralkohol dan baik dalam hal

penyajian maupun pelayanannya. Menurut Rachman Arief, Abd bahwa Food

& Beverage yaitu bagian yang bertugas mengolah,memproduksi dan

menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan tamu restaurant. Adapun

tujuan Food And Beverage adalah

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

64

1. Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga

yang sesuai.

2. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu

merasa puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan

dan minuman, sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana

sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya.

3. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk

kesinambungan usaha.

Food and beverage department merupakan departemen yang sangat

mutlak diperlukan dalam direstoran maupun hotel yang ada restorannya

dalam penyedian dan pelayanan makanan dan minuman dalam menjalankan

tugas food and beverage department dibagi menjadi dua bagian yang saling

bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama dua (2) bagian yaitu:

1. Food and beverage bagian depan yaitu bagian yang langsung

berhubungan dengan tamu.

2. Food and beverage bagian belakang yaitu bagian yang tidak

langsung berhubungan dengan tamu karena harus perantara

pramusaji terdiri dari kitchen dan stewarding.

Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan tamu dan

tamu akan memberikan citra yang baik pula terhadap perusahaan. Hal ini

sangat penting dalam persaingan industry food and beverage yang saat ini

sudah semakin memanas, untuk menentukan maju dan mundurnya

perusahaan, karena tamu adalah segala-galanya. Oleh karena itu pelayanan

yang maksimail sangat diperlukan.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

65

2.3.2. Pengertian Food and Beverage Product

Food and beverage product adalah suatu bagian yang bertugas dan

bertanggung jawab terhadap penyedian makanan dan minuman untuk para

konsumen. Pengertian product yang dihasilkan organisasi food and beverage

adalah totalitas dari makanan dan minuman dan seperangkat atribut lainnya,

termasuk di dalamya adalah rasa, warna, aroma makanan, harga dll. Food

and beverage product di dalam sebuah restoran atau disebut dengan kitchen

berdasarkan wawancara tanggal 11 Januari 2018 dengan Bapak Pujo

Siswanto sebagai Manager Operasional Restoran mempunyai beberapa seksi

antara lain sebagai berikut:

1. Main Kitchen : Pusat produksi dan supply makanan

2. Butcher : Pusat Pengadaan dan Penyangan Daging

3. Saucier : Pusat Produksi Saus

4. Patagier : Pusat Produksi Soup dan Kaldu

5. Entremetier : Pusat Produksi Sayuran garnish

6. Gardemanger : Pusat Produksi Makanan Daging

7. Poissonier : Pusat Produksi Makanan Daging

8. Fritures : Pusat Gorengan

9. Store : gudang milik kitchen, cold store dan dry store

Food and Beverge product biasanya dipimpin oleh seorang chef,

namun tidak semuanya seperti itu. Untuk perusahaan yang terhitung

menengah ke bawah, struktur organisasinya pun terbatas pula. Bagian food

and beverage product laizimnya menyediakan aneka ragam product untuk

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

66

menarik pelanggan sekaligus memberi variasi tambahan bagi pelanggan

loyal agar mereka tidak meninggalkan kita untuk mencari variasi ditempat

lain, dengan memanfaatkan momentum hari-hari besar nasional mapun hari

besar internasional sepanjang tahun dapat meningkatkan pendapatan jasa

penjualan makanan dan minuman serta dapat memberikan kepuasaan kepada

tamu dengan variasi menu yang kita sajikan dan pelayanan yang kita

berikan.

2.2.3. Pengertian Food And Beverage Service

Food and beverage service adalah suatu bagian yang bertugas dan

bertanggung jawab terhadap pelayanan makanan dan minuman bagi para

tamu. Istilah service sendri dapat diuraikan sebagai berikut:

S : smiles for everyone (berikan senyuman kepada semua orang)

E : excellent in everything we do (kerjakan semuanya semaksimal

mungkin dan memuaskan)

R : reaching out to every guest with hospitality (jangkau dan dekati

tamu dengan penuh ramah-tamah)

V : viewing every guest as special (memandang dengan rasa yang sangat

penuh perhatian)

I : inviting guest ti return (melakukan segala sesuatu terhadap tamu

yang akan membuat tamu tersebut dating kembali)

C : creating a warm atmosphere (selalu menciptakan suasana yang

akrab/hangat terhadap tamu)

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

67

E : eye contact that shows we care (mata sesekali harus kontak dengan

pandangan tamu, sehingga tamu dapat memanggil kita bila

memerlukan sesuatu).

Makanan dan minuman yang terkait dengan pelayanan dan pekerja

adalah garis depan layanan restoran. Para karyawan menyapa para tamu ,

menggiring mereka ke kursi, memberikan menu, mengambil makanan dan

minuman pesanan, dan melayani makanan dan minuman. Para tamu pasti

menanyakan kepada karyawan tentang menu, para karyawan harus bisa

menjeskan menu. Service kepada tamu dimulai sejak tamu memasuki

ruangan restoran dan akan dikenang tamu setelah tamu meninggalkan

restoran . dalam memberikan service kepada tamu kita harus benar-benar

memperhatikan keinginan tamu, kepuasan tamu akan pelayanan seorang

waiter/waiters dituntut untuk ramah, sopan, dan senyum terhadap tamu.

Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan tamu dan

tamu akan memberikan citra yang baik pula terhadap restoran. Hal ini

sangat penting dalam persaingan industry food and beverage yang saat ini

sudah semakin memanas, untuk menentukan maju atau mundurnya

perusahaan karena tamu adalah segala-galanya. Oleh karena itu pelayanan

yang maksimal sangat diperlukan.

2.2.4. Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan tehnik yang

digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah

makanan menjadi bentuk lain untuk komsumsi manusia atau dirumah atau

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

68

oleh industry pengolahan makanan. Pada prinsipnya, dapur mengelolah

bahan-bahan mentah untuk dijual melalui menu yang ditawarkan kepada

tamu. Dengan demikian, bahan ini harus dibeli dahulu, disimpan, disiapkan,

kemudian dimasak sesuai keperluan.

Keluhan selalu datang dari tamu yang mengakibatkan pendapat

restoran menurun karena kualitas makanan yang buruk. Salah satunya

adalah dari bahan olahannya yang memang tidak baik, dibawah standar atau

hampir rusak. Menurut Bartono material yang akan di olah di klasifikasikan

pada dua golongan besar, yaitu:

1. Barang Perishables, yaitu bahan yang mudah rusak karena sifat-

sifatnya seperti, sayur, buah, daging, keju, telur, ikan. Barang ini

perlu disimpan secara khusus dengan fasilitas pendingin yang baik

dan menurut jumlah barang.

2. Barang Groceries, yaitu bahan seperti beras, gula, minyak, bumbu

kering, kopi, pasta, dan tidak harus disimpan dengan suhu dingin,

cukup dengan hawa sejuk.

Berdasarkan tingkat kesiapannya untuk diolah, bahan di

kategorikan menjadi tiga tingkatan :

1. Barang mentah yang masih harus di siangi dan di olah

2. Barang setengah jadi dan siap dimasak

3. Barang jadi yang tinggal disajikan

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

69

Apapun jenis bahan yang dipakai untuk produksi makanan, meraka

memiliki kriteria yang sama yaitu :

1. Berkualitas baik dan segar

2. Higienis dan bersih

3. Harga dan timbangan yang jelas

4. Cara penyimpanan yang tepat

5. Rasional dalam jumlah persediaannya

6. Selalu ada dan stok tak pernah kosong

7. Mudah dibedakan dengan barang lain

Menurut Widyawati, Retno tujuan dari pengolahan makanan ini

adalah untuk membuat makanan aman, menyediakan produk-produk dengan

kualitas terbaik dalam hal rasa, warna, tekstur, dan membuat makanan

menjadi bentuk yang nyaman

2.4. Restoran

2.4.1. Pengertian Restoran

Menurut Marsum57, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang

diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik

kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan

operasional restoran adalah untuk mencari keuntungan sebagaimana

tercantum dalam definisi Prof. Vanco Christian dari School Hotel

Administration di Cornell University. Selain bertujuan bisnis atau mencari

keuntungan, membuat puas para konsumennya pun merupakan tujuan

57 Marsum, W., 2005, Restoran dan Segala Permasalahannya. edisi 4. Yogyakarta, h. 19

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

70

operasional restoran yang utama. Di dalam bisnis ini terjadi semacam barter

antara pembeli dengan penjual dalam hal ini antara produk jasa dengan uang.

Barter ini tidak akan berjalan mulus kalau petugas petugas yang akan

menangani pelayanan tidak seleksi secara cermat, didik dan dilatih dengan

baik, diajarkan berkomunikasi serta koordinasikan dengan teliti serta

dipersiapkan dengan kesungguhan hati.

Pengertian restoran atau rumah makan menurut Keputusan Menteri

Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang

Peraturan usaha Rumah Makan, dalam peraturan ini yang dimaksud dengan

pengusaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang menyediakan jasa

pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”.

Sedangkan menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89

tentang persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah

satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh

bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman

bagi umum di tempat usahanya.

Secara umum, restoran merupakan tempat yang dikunjungi orang

untuk mencari berbagai macam makanan dan minuman. Restoran biasanya

juga menyuguhkan keunikan tersendiri sebagai daya tariknya, baik melalui

menu masakan, hiburan maupun tampilan fisik bangunan.

Berdasarkan uraian diatas tentang pengertian restoran yang

merupakan salah satu alternative usaha di bidang makanan yang mempunyai

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

71

prospek sanagt bagus dan dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha baru

dalam memanfaatkan waktu luang atau penyaluran hobi yang dapat

menambah pendapatan keluarga.

2.4.2. Ruang Lingkup Usaha Restoran

Food Service Operation adalah istilah yang umum dipergunakan untuk

perusahaan yang bergerak di bidang layanan makanan dan minuman. Usaha

ini dapat berbentuk macam-macam sesuai karakteristik dan layanan yang

diberikan. Orang sering mengartikan istilah food service operation dengan

restoran. Hal ini dapat dimengerti mengingat Food Service Operation dapat

berbentuk restoran, café atau jasa boga lainnya. Sementara diantara jenis-

jenis tersebut restoran merupakan jenis yang paling menonjol. Selengkapnya

dalam uraian ini akan membahas masalah restoran.

Sesuai skala bisnis produk restoran yang meliputi layanan makanan

dan minuman, namun hal itu tidak bisa terlepas dari produk-produk yang

sifatnya tidak terlihat, seperti: pelayanan para tamu, kebersihan, kesehatan,

keramah-tamahan, kenyamanan dan sebagainya. Meskipun secara teori

analisis produk restoran dapat dikelompok-kelompokkan namun secara

kenyataan operasional masing-masing aspek tersebut saling ketergantungan

dan berhubungan satu dengan yang lain.

Restoran berskala besar tentu memiliki bagian-bagian yang lebih

banyak dibanding restoran dalam skala kecil. Dalam kegiatannya masing-

masing bagian yang ada di restoran saling berhubungan. Restoran ibaratnya

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

72

roda yang terdiri dari banyak ruji-ruji. Salah satu rujinya kendor akan

berakibat terhadap jalannya roda tersebut menjadi tidak lancar.

Restoran merupakan jenis usaha yang mempunyai karakteristik

berbeda dengan jenis usaha lainnya. Sesuai dengan arti dan fungsinya, suatu

restoran harus selalu berusaha memberikan kepuasan pada pelanggan. Seperti

halnya pada usaha lain yang bersifat komersial restoran dalam kegiatannya

bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Kepuasan tamu dengan

keuntungan usaha dapat diibaratkan bagaikan dua sisi dalam satu mata uang.

Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kegiatan usaha

restoran, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan demikian

seorang pengelola harus benar-benar pandai menyesuaikan kegiatan

usahanya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan strategis dalam

operasional penerapan usaha restoran.

Pendukung keberhasilan pengelolaan usaha penjualan makanan dari

pihak produsen atau restoran diantaranya ditinjau dari segi manajemen.

Manajemen usaha ini sangat berkitan erat dengan nilai produk makanan yang

dijual atau diproduksi. Produk makanan yang dijual tersebut berorientasi

kepada kebutuhan konsumen. Dengan kata lain bahwa produsen harus

senantiasa menyediakan produk makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan

selera konsumen agar hasil prduksi tersebut dapat diterima oleh konsumen.

Dengan demikian keberhasilan dari usaha yang akan dijalankan dapat

berjalan lebih efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

73

Untuk mencapai suatu tujuan, setiap individu ataupun kelompok tidak

bisa sendiri tanpa adanya ketergantungan dengan individu atau kelompok

lain. Oleh karena itu setiap individu atau kelompok membentuk suatu

hubungan kerjasama yang serasi atau selaras dengan membentuk organisasi

tertentu, sesuai tujuan yang hendak dicapainya. Dalam upaya mewujudkan

tujuan organisasi tersebut maka diperlukan adanya serangkaian metode,

sistem, prosedur, dan sarana yang bergerak secara konsisten dan efektif.

Serangkaian metode kegiatan tersebut secara umum mengarah pada suatu

istilah yang disebut dengan manajemen.

Manajemen mempunyai beragam pengertian tergantung dari sudut

pandang dan keyakinannya. Secara umum manajemen mengarah pada sebuah

proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan yag dilakukan untuk menentukan

dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Manajemen sangat tepat diterapkan dalam suatu bisnis yang

berorientasi pada keuntungan. Dunia usaha atau bisnis sangat berkaitan

dengan peluang, tantangan, ketidakpastian, kegagalan, maka manajemen

sangat tepat diterapkan untuk menjawab tantangan tersebut.

2.4.3. Klasifikasi Restoran

Dewasa ini perkembangan restoran semakin banyk tumbuh dab

berkembang, baik di kota-kota besar maupun kecil. Untuk itu perlu

diidentifikasi karakteristik masing-masing restoran. Menurut pendapat

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

74

Soekresno, dilihat dari sistem pengelolaan dan system penyajiannya, restoran

dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu58:

1. Formal Restaurant (restoran formal).

Pengertian formal restoran adalah industry jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan

pelayanan yang eksklusif. Ciri-ciri restoran formal:

a. Penerimaan pelanggan dengan system pesan tempat terlebih dahulu

b. Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.

c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu eropa

popular.

d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service /French

Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut.

e. Disediakan ruang cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan

sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan.

f. Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk

makan malam dan makan siang, tetapi tidak menyediakan makan pagi.

g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya

wine dan champagne dari berbagai Negara penghasil wine di dunia.

h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan

suasana romantic dan eksklusif.

i. Harga makanan dan minuman relative tinggi disbanding harga

makanan dan minuman di restoran informal.

58 Soekresno. 2000, Management Food and Beverage, service hotel. PT Gramedia

Pustaka Umum, Jakarta, h.17.

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

75

j. Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas untuk

dapat dilewati gueridon.

k. Tenaga relative banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji

untuk melayani 4-8 pelanggan.

Contoh:

1. Members Restaurant

2. Super Club, Gourmet

3. Main Dining Room

4. Grilled Restaurant

5. ExecutiveRestauran

2. Informal Restaurant (restoran informal)

Pengertian restoran informal adalah industry jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional

dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan

percepatan frekuensi pelanggan yang silih berganti. Cirri-ciri restoran

informal:

a. Harga makanan dan minuman relative murah.

b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.

c. Para pelanggan yang dating tidak terikat untuk mengenakan pakaian

formal.

d. Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai adalah

American Service / ready plate bahkan self-service ataupun counter-

service.

e. Tidak menyediakan hiburan music hidup.

f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain.

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

76

g. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu /

pelanggan namun dipampang di counter / langsung di setiap meja

makan untuk mempercapat proses pelayanan.

h. Menu yang disajikan sangat terbatas dan membatasi menu-menu yang

relative cepat selesai dimasak.

i. Jumlah tenaga servis relative sedikit dengan standar kebutuhan 1

pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan.

Contoh:

1. Café

2. Cafeteria

3. Fast Food Restaurant

4. Coffe shop

5. Bistro

3. Specialties Restaurant (Restoran Spesial)

Pengertian specialties restaurant adalah industry jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersil dan professional

dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian

yang khas dari suatu negara tertentu. Cirri-ciri specialties restaurant:

a. Menyediakan sistem pemesanan tempat.

b. Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer dan disenang

banyak pelanggan secara umum.

c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan

dimodifikasi dengan budaya internasional.

d. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam.

e. Menu ala-carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan.

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

77

f. Biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal. g. Harga

makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah

dibaning formal restaurant.

g. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji

untuk melayani 8-12 pelanggan.

Contoh:

1. Indonesian food restaurant

2. Italian food restaurant

3. Thai food restaurant

4. Japanese food restaurant

5. Korean food restaurant

2.4.4. Jenis-Jenis Restoran

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 11 Januari 2018 dengan Bapak

Abdul Malik sebagai manager operasional restoran di kabupaten badung

beliau menyatakan restoran dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut

kegiatan dan makanan atau minuman yang disajikannya, yaitu:

Jenis Restoran Keterangan

A’la Carte Restaurant Menu lengkap dan merpakan restoran tanpa

aturan mengikat atau bebas

Table d’hotel

Restoran dengan menu yang lengkap dan

menyajikan setiap menu berurutan dari menu

pembuka sampai penutup. Biasanya erat

hubungannya dengan hotel.

Coffe shop Merupakan tempat makan dan minum yang

menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang

mengikat dan biasanya menyuguhkan racikan

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

78

kopi sebagai menu special diluar makanan-

makanan kecil atau makanan siap saji.

Coffe shop Merupakan tempat makan dan minum yang

menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang

mengikat dan biasanya menyuguhkan racikan

kopi sebagai menu special diluar makanan-

makanan kecil atau makanan siap saji.

Cafeteria Merupakan tempat makan dan minum yang

terbatas menyajikan roti atau sandwich serta

minuman-minuman ringan yang tidak

beralkohol,biasanya erat hubungannya dengan

kantor.

Canteen Merupakan tempat makan dan minum yang

menyajikan berbagai makanan-makanan instan

dengan harga yang terjangkau.

Continental restaurant Restoran yang memberikan kebebasan bagi

pengunjungnya untuk memilih bahkan mengiris

makanan yang dipesannya sendiri.

Carvery Merupakan restoran yang biasanya terdapat di

motel kecil dan menyajikan makanan dan

minuman sederhana.

Discotheque Merupakan tempat makan dan minum yang

menyuguhkan suasana hingar bingar music

sebagai daya tariknya. Biasanya menyuguhkan

makanan dan minuman cepat saji.

Fish and chip shop Restoran yang menyajikan menu ikan dan kripik

atau snack sebagai menu utama

Grill room Restoran dengan menu masakan panggang atau

barbekyu sebagai menu andalan.

Intavern Restoran kecil di pinggiran kota yang

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

79

biasanyamenyuguhkan makanan cepat saji dan

minuman kopi.

Pizzeria Restoran dengan menu pizza dan pasta sebagai

menu utama.

Creeperie Restoran yang menyajikan berbagai menu kreps

dan manisan.

Pub Restoran yang menjual minuman beralkohol.

Café Tempat untuk makan dan minum dengan sajian

cepat saji dan menyuguhkan suasana yang santai

atau tidak resmi.

Specialty restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum

yang memiliki tema khusus atau kekhususan

menu masakan yang akan disajikan dan

biasanya memiliki citarasa yang berbeda dengan

restoran lain.

Terrace restaurant Merupakan tempat makan dan minum yang

umumnya terletak di luar ruangan dan biasanya

erat hubungannya dengan fasilitas hotel. Di

Negara-negara barat terrace restaurant biasanya

hanya buka saat musim panas saja.

Gourment restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum

yang biasanya diperuntukan bagi orang-orang

yang sangat mengerti akan citarasa sehingga

banyak menyediakan makanan-makanan lezat

dengan pelayanan yang megah dan harga yang

mahal.

Family restaurant Merupakan restoran sederhana untuk makan dan

minum keluarga atau rombongan dengan harga

yang tidak mahal serta menyuguhkan suasana

nyaman dan santai.

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKU USAHA ......Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

80

Main dining room Merupakan ruang makan besar atau restoran

yang umumnya terdapat di hotel, penyajian

makanannyasecara resmi, servis yang diberikan

dapat menggunakan gaya perancis maupun

rusia, sedangkan orang-orang yang datang pada

umumnya juga menggunakan pakaian resmi

formal.

Dengan perkembangan jaman dan kompleksitas masyarakat

penggemar beberapa makanan memberikan peluang akan terciptanya tipe,

karakteristik restoran dengan menggabungakan beberapa jenis restoran yang

banyak di jumapi akhir-akhir ini. Adapun komentar pelanggan tentang

makanan dan pelayanan yang diperoleh secara umum akan merefleksikan

sikap positif dari keseluruhan pada saat mengkonsumsi. Pengalaman tersebut

jadi bernilai negative jika makanan dan pelayanan yang diperoleh oleh para

konsumen buruk, sehingga kurang memberikan kepuasan secara pribadi.