BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/43428/3/BAB 2.pdfIndikator – Indikator...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/43428/3/BAB 2.pdfIndikator – Indikator...
7
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada
tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2. 1Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
1. Irawan (2010) Pengaruh Persepsi
Responden Tentang
Iklan dan Harga
Terhadap Minat
Konsumen Jamu
Ngeres Linu PT.
Nyonya Meneer di
Kecamatan
Semarang Selatan.
1. Iklan berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli.
2. Harga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli.
2. Rizky dan
Yasin (2014)
Pengaruh Promosi
dan Harga Terhadap
Minat Beli
Perumahan Omaba
PT. Nailah Adi
Kurnia.
1. Promosi
berpengaruh
positif terhadap
minat beli.
2. Harga
berpengaruh
positif terhadap
minat beli.
3. Saikoo, Hari
dan Bulan
(2014)
Pengaruh Promosi,
Harga, dan Kualitas
produk Terhadap
Minat Beli
Konsumen
Kerudung Rabbani.
1. Promosi
berpengaruh
positif terhadap
minat beli.
2. Harga
berpengaruh
positif terhadap
minat beli.
3. Kualitas produk
berpengaruh
positif terhadap
minat beli.
8
Persamaan dari ke-3 penelitian terdahulu yaitu, sama-sama menggunakan
minat beli konsumen sebagai variabel terikatnya. Sedangkan perbedaannya dengan
penelitian ini yaitu, terdapat pada variabel bebasnya yang hanya menggunakan
variabel harga dan kualitas produk, tidak ada penambahan variabel serta langsung
berfokus pada minat beli konsumen.
B. Tinjauan Pustaka
1. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat yang timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi
keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen merupakan keinginan yang
tersembunyi dalam benak konsumen. Minat beli konsumen selalu terselubung
dalam tiap diri individu yang mana tak seorang pun bisa tahu apa yang diinginkan
dan diharapkan oleh konsumen. Minat beli konsumen adalah tahapan yang
dilakukan oleh konsumen sebelum merencanakan untuk membeli suatu produk
Kotler (2003:568). Sedangkan Sutisna dan Pawitra (2011:201) mengemukakan
bahwa minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta beberapa banyak unit produk yang dibutuhkan
dalam periode tertentu.
Minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku dimana konsumen
mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan
pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan
menginginkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:206). Bila manfaat
9
mengkonsumsi produk yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan
untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi.
Sebaliknya, bila manfaatnya lebih kecil jika dibandingkan pengorbanannya maka
biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih dan
mengevaluasi produk lain yang sejenis.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus
terekam dalam dibenaknya dan menjadi suatu keinginan yang kuat yang pada
akhirnya konsumen akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dapat dilihat dari
faktor sebagai berikut (Kotler, 2003:221).
1) Produk: kualitas produk, merek, kemasan, label.
2) Harga: kondisi keuangan konsumen, harga pesaing, potongan harga.
3) Promosi: menghibur, efektif, atraktif, informatif, profesional.
4) Distribusi: ketersediaan produk, kemudahan mencari tempat penjualan.
b. Indikator – Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand (2006:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
10
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwasannya minat beli konsumen
terjadi sebelum konsumen mengambil keputusan untuk membeli. Sebelum
melakukan pembelian konsumen pasti melakukan evaluasi terlebih dahulu tentang
produk atau jasa yang akan digunakan.
2. Harga
a. Pengertian Harga
Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk
sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa (
Kotler & Amstrong, 2001:349). Sedangkan menurut Kotler & Keller (2009:67)
mengartikan harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen lain yang menghasilkan biaya. Berdasarkan definisi para ahli,
dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah nilai uang yang ditentukan oleh
penjual barang/jasa dan dibayar oleh pembeli suatu produk barang/jasa guna
memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Harga suatu barang atau jasa merupakan faktor penentu dalam permintaan pasar.
Harga merupakan hal yang sangat penting yang diperhatikan oleh konsumen dalam
membeli produk atau jasa. Jika konsumen merasa cocok dengan harga yang
11
ditawarkan, maka mereka akan cenderung melakukan pembelian dengan produk yang
ditawarkan. Menurut Kotler & Amstrong (2012:314) indikator harga dapat dibagi
menjadi :
1) Keterjangkauan harga.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
3) Daya saing harga.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat.
Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan
persaingan yang semakin tajam terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi
perusahaan di pasar, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan. Dengan kata lain penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing
perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Menurut Swastha (2002:149) adapun tujuan ditetapkannya besaran harga
disebabkan karena :
1) Mendapat laba maksimum
Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli
konsumen, maka semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk
menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian, penjual
mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimun sesuai dengan
kondisi yang ada.
2) Mendapat pengembalian investasi yang ditargetkan
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup
investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan
12
investasi hanya dapat diambilkan dari laba perusahaan dan laba hanya dapat
diperoleh bila harga jual lebih tinggi dari jumlah biaya seluruhnya.
3) Mencegah dan mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama.
4) Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksankaan dengan kapasitas produksi
perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan di bidang lain seperti
pemasaran, keuangan, dan sebagainya.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:433) ada 2 faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu :
1) Faktor internal perusahaan
a) Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar
yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengetahui
persaingan.
b) Strategi bauran pemasaran
13
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena
itu, keputusan-keputusan harga perlu di koordinasikan dan saling
mendukung dengan bauran pemasaran lainnya.
c) Biaya
Biaya menjadi landasan bagi harga yang dapat perusahaan tetapkan atas
produk-produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat
menutup semua biaya untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menjual
produk tersebut dan menghasilkan tingkat hasil investasi yang memadai
atas semua upaya dan resiko yang ditanggungnya.
d) Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus
menetapkan harga menurut caranya masing-masing.
2) Faktor eksternal perusahaan
a) Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya, apakah pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli, dan monopoli.
b) Persaingan
Persaingan dapat mempengaruhi keputusan-keputusan harga adalah biaya
dan harga pesaing serta reaksi yang mungkin dilakukan oleh pesaing atas
langkah-langkah penetapan harga-harga yang dilakukan perusahaan
tertentu. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis
14
karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi jumlah
perusahaan dan diferensiasi produk.
c) Unsur-unsur eksternal lainnya
Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan
faktor-faktor kondisi ekonomi, kebijakan peraturan pemerintah dan aspek
sosial.
c. Strategi Harga
Beberapa strategi harga dalam mareketing menurut Tjiptono (2002:158)
antaralain lain sebagai berikut :
1) Market Skimming
Dalam market skimming, produk baru pada awalnya ditawarkan dengan harga
yang premium. Tujuannya adalah untuk menutup biaya secepatnya.
2) Penetration pricing
Penentuan harga produk baru yang relatif murah dengan tujuan memperluas
pangsa pasar. Pendekatan ini sesuai jika pasar bersifat elastis.
3) Prestige and economy pricing
Prestige pricing merupakan strategi yang menaikkan harga dan jasa diatas rata-
rata economy pricing dengan menurunkan harga barang dan jasa dibawah rata-
rata.
4) Multiple pricing
Strategi ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih murah dikenakan
jika kuantitas produk atau service yang dibeli semakin banyak. Biasanya
digunakan oleh toko-toko retail.
15
5) Odd pricing
Odd pricing didasarkan pada konsep psikologi, dimana Rp. 999 dirasakan secara
psikologis sangat kurang atau lebih rendah dari Rp. 1000.
d. Bauran Harga
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:18), harga
merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) dan harga pun
memiliki komponen-komponen tersendiri yang terdiri dari :
1) Daftar harga
Daftar harga ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau
produk.
2) Diskon
Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga. Diskon bermacam-
macam bentuknya, antara lain :
a) Diskon tunai (Cash Discount), adalah penguranagn harga kepada pembeli
yang membayar tagihan mereka lebih awal.
b) Diskon jumlah (Quantity discount), adalah pengurangan harga bagi
pembeli yang membeli dalam jumlah banyak.
c) Diskon fungsional (Fungsional discount), ditawarkan oleh penjual kepada
anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu
seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.
d) Diskon musiman (Seasonal discount), adalah pengurangan harga bagi
pembeli yang membeli barang dagangan atau jasa diluar musim.
3) Kredit
16
Kredit adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.
4) Periode pembayaran
Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan
pembeli biasanya berhubungan dengan kredit. Periode pembayaran dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu :
a) Jangka pendek
b) Jangka menengah
c) Jangka panjang
5) Syarat-syarat kredit
Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen dalam
upaya pengambilan kredit.
3. Produk
a. Pengertian Produk
Produk merupakan semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pemakainya (Kotler & Amstrong, 2001:337). Secara
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang
bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan
sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
17
produksinya. Produk dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan bahan
pertimbangan oleh konsumen sebelum membelinya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,
termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,
informasi, dan ide.produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang
berwujud. Tetapi juga berbentuk persepsi dari konsumen.
b. Atribut Produk
Menurut Kotler & Amstrong (2001:354) menyatakan bahwa atribut produk
adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang
akan diberikan. Unsur-unsur atribut produk antara lain :
a) Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam menjalankan
kinerja sesuai dengan fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan,
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan
diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Kualitas yang baik akan membangun kepercayaan dan memberikan kepuasan
kepada konsumen sehingga dapat mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian ulang produk yang sama.
b) Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan
dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah
18
beberapa fitur. Fitur merupakan alat bersaing untuk membedakan produk
perusahaan dari produk pesaing.
c) Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau
rancangan produk yang berbeda dengan yang lain. Desain atau rancangan yang
baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja, mengurangi biaya produk
dan memberikan keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.
c. Kualitas produk
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan. Karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak dapat melakukan apapun dari usahanya. Produk yang dihasilkan
oleh perusahaan harus sesuai dengan keinginan ataupun kebutuhan konsumen agar
pemasaran produk berhasil. Konsumen akan membeli produk tersebut jika produk
tersebut dinilai cocok. Oleh karena itu pembuatan produk lebih baik diorientasikan
pada keinginan atau selera konsumen. Menurut Kotler & Amstrong (2001:346)
produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:143) kualitas produk adalah totalitas fitur
dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas adalah manfaat yang
dirasakan dari suatu produk oleh konsumen atau pemakainya. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah
keseluruhan barang atau jasa yang berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan
19
konsumen. Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu
produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk
dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk
melakukan pembelian produk tersebut.
Menurut Kotler (2005:49) kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari
suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat.
a) Dimensi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2001:25) apabila perusahaan ingin mempertahankan
keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus memahami aspek
dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang
dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Adapun dimensi kualitas produk
dapat disebutkan sebagai berikut :
1) Kinerja (performence), Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama
suatu produk. Ini manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya
ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.
2) Daya tahan (durability), berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk produk tersebut harus diganti. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula
daya tahan produk.
3) Kehandalan (reliability), adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan
saat menjalankan fungsinya.
20
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh
mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi
tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
5) Fitur (features), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
terhadap produk.
6) Kemampuan memperbaiki (serviceability), kualitas produk ditentukan atas
dasar kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang
mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk
yang tidak atau sulit diperbaiki.
7) Keindahan (aesthetics), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk
bisa dilihat dari tanpak rasa, bau, dan bentuk dari produk.
8) Kesan kualitas (percieved quality), merupakan hasil dan penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat
dari harga, merk, periklanan, reputasi, dan negara asal.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pikir berfungsi untuk mempermudah suatu penelitian. Adapun
minat beli konsumen menggunakan indikator yakni minat transaksional, minat
refrensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Sedangkan variabel harga
menggunakan indikator yaitu persepsi konsumen terhadap kesesuaian harga
dengan kualitas, persepsi konsumen terhadap kesesuaian harga dengan manfaat,
21
harga yang bersaing. Sedangkan untuk variabel kualitas menggunakan indikator
yaitu dimensi produk yang terdiri dari : kinerja, daya tahan, kehandalan, kesesuaian
dengan spesifikasi, Fitur, kemampuan memperbaiki, keindahan, kesan kualitas.
Sudah merupakan ketentuan umum bilamana pemecahan suatu masalah
diperlukan suatu landasan. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembahasannya
tersebut mempunyai arah yang pasti dalam penyelesaiannya. Berdasarkan tinjauan
pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam
penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar berikut :
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang disajikan diatas menjelaskan bahwa harga dan kualitas produk
berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Karena ketika konsumen puas atau cocok
pada produk tersebut maka konsumen akan membelinya.
D. Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut (Sugiyono,2008:96) adalah jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam kalimat pernyataan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah. Hipotesis bersifat sementara, maka perlu dibuktikan
kebenarannya melalui data yang terkumpul.
1. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli Konsumen
Kualitas (X₂)
Minat Beli
Konsumen (Y)
Harga (X₁)
22
Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan
kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Harga merupakan
salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya akan berpengaruh terhadap
minat pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2010) yang berjudul
“Pengaruh Persepsi Responden Tentang Iklan dan Harga Terhadap Minat Beli
Konsumen Jamu Ngeres Linu PT. Nyonya Meneer di Kecamatan Semarang
Selatan”. Menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli konsumen jamu ngeres linu PT. Nyonya Meneer di Kecamatan
Semarang Selatan . Dari uraian diatas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H1 : Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli
konsumen.
2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen
Pada hakikatnya seseorang membeli barang atau jasa untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan. Seseorang membeli barang bukan hanya fisik semata,
melainkan manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Maka dari
itu, pengusaha dituntut untuk selalu kreatif, dinamis, dan berpikiran luas. Pemasar
yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan mengakibatkan
lemahnya daya beli konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung
menurun. Jika suatu produk dibuat sesuai dengan dimensi kualitas, bahkan
diperkuat dengan periklanan dan harga yang ditawarkan maka akan mempengauhi
minat konsumen untuk membeli. Suatu produk memiliki nilai yang berkualitas
bukan dari produsen, melainkan oleh konsumen. Sehingga yang berhak
23
memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu sesuai
dengan harapan awalnya atau tidak adalah konsumen itu sendiri.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bayu dan Ni nyoman (2014) yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga Terhadap
Minat Beli Produk Smartphone Samsung di Kota Denpasar memperlihatkan bahwa
variabel kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
minat beli produk handphone Samsung Galaxy di Kota Denpasar. Penelitian
tersebut menunjukan bahwa kualitas berpengaruh positif terhadap minat konsumen.
Dari uraian diatas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli
konsumen.
3. Variabel yang memiliki kontribusi terbesar terhadap minat beli konsumen.
Berdasarkan penelitian yang diteliti oleh Saikoo Muhammad, Hari, dan Bulan
yang berjudul “Pengaruh Promosi, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Minat
Beli Konsumen Kerudung Rabbani Dipatukur Bandung”. Dari hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa promosi, harga, dan kualitas produk secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli kerudung rabbani
dipatukur Bandung. Variabel kualitas produk memiliki pengaruh dominan terhadap
minat beli.
H3 : Variabel kualitas produk memiliki kontribusi terbesar dalam mempengaruhi
minat beli konsumen.