Sifat-Sifat Kelarutan

23
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK OLEH : NAMA : MUHAMAD IQBAL STAMBUK : F1C1 13 043 KELOMPOK : IX (SEMBILAN) ASISTEN PEMBIMBING : EFRAIM TASIK RAMMANG

description

1

Transcript of Sifat-Sifat Kelarutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IPERCOBAAN IISIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

OLEH :NAMA : MUHAMAD IQBALSTAMBUK : F1C1 13 043KELOMPOK : IX (SEMBILAN) ASISTEN PEMBIMBING : EFRAIM TASIK RAMMANG

LABORATORIUM KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSenyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari golongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikandalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut. Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat terlarut atau larutan. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solut yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain. Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Uji kelarutan senyawa organik bertujuan untuk memahami kepolaran suatu larutan. Berdasarkan teori like dissolves like, maka senyawa yang polar akan larut dalam pelarut polar, begitu pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Senyawa polar akan larut dalam air, karena air bersifat polar, sedangkan senyawa non polar tidak larut dalam air.Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukanlah percobaan yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kelarutan senyawa organik.B. Rumusan MasalahRumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :1. Bagaimana cara mengetahui sifat-sifat kelarutan senyawa organik?2. Bagaimana cara membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut?C. TujuanTujuan yang hendak dicapai dari percobaan ini adalah :1. Untuk mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik.2. Untuk membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah :1. Dapat mengetahui sifat-sifat kelarutan senyawa organik.2. Dapat memahami perbandingan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.

II. TINJAUAN PUSTAKASenyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Di antara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom non karbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan karbon hidrogen. Sehingga asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama organik (Cahyono, 2012).Polaritas molekul dari pelarut ditentukan oleh memen dipolnya. Memen dipole dari air, metanol, dan etanol secara berurutan adalah 1,87, 1,70, dan 1,69 Debye. Momen dipole merupakan ukuran pemisahan muatan dalam molekul. sehingga semakin besar momen dipolenya makin besar pula pemisahan muatannya sehingga dikatakan lebih polar. Metanol merupakan pelarut yang paling baik untuk ekstraksi zat warna kayu. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar polaritas metanol adalah yang paling mendekati polaritas zat warna kayu. Hal ini sesuai dengan hukum kelarutan like dissolve like, artinya kelarutan akan terjadi bila memiliki sifat kepolaran yang sama. Metanol merupakan pelarut yang dapat melarutkan metabolit-metabolit sekunder di dalam tumbuhan. Senyawa metabolit dengan sifat yang bermacam-macam memungkinkan tidak seluruhnya larut dalam metanol (Indah, dkk.,2010).Sebagian besar senyawa organik tidak larut dalam air, tetap dapat larut didalam pelarut-pelarut non polar, seperti etr, benzen dan kloroform. Namun senaywa-senyawa organik yang mempunyai radikal polar dapat larut dalam air. Jadi, ini berbeda denan sifat-sifat senyawa anorgani yang pada umumnya larut dalam air dan tdak larut dala, pelarut-pelarut anorganik. Pada umumnya senyawa organik mudah tebakar. Mula-mula senyawa oganik menjadi hitam atau mengarang kemudian menjadi uap atau gas (Sumardjo, 2006).Ketika suatu senyawa ditambahkan kedalam campuran pelarut yang saling tidak bercampur, zat terlarut itu mendistribusikan dirinya sendiri diantara kedua pelarut bedasarkan afinitasnya pada masing-masing fase. Senyawa polar akan cenderung menyukai fase berair atau fase polar, sedangkan senyawa-senyawa non polar akan menyukai fase organik atau fase non polar (Cairns, 2004).Dalam senyawa kovalen seperti H2O, HCl, CH3OH atau H2C=O, satu atom mempunyai keelektronegatifan yang substansi lebih besar dari pada yang lain. Semakin elektronegatif suatu atom, semakin besar tarikannya terhadap electron ikatan -tarikannya tidak cukup bagi atom untuk memecahkannya menjadi ion, tetapi cukup sehingga atom ini mempunyai bagian rapat elektron yang lebih besar. Hasilnya adalah ikatan kovalen polar, suatu ikatan dengan distribusi rapat elektron yang merata (Fessenden, 1986).Molekul air merupakan molekul yang bersifat polar dan antar molekulnya terjadi interaksi berupa ikatan hidrogen yang sangat kuat. Molekul-molekulnya akan saling tarik menarik dengan adanya ikatan hidrogen yaitu antar atom hidrogen dari satu ikatan O-H dan atom oksigen dari molekul air yang lainnya. Hal ini akan menyebabkan struktur permukaan air menjadi kaku yang ditunjukkan oleh besarnya tegangan permukaan air. Besarnya tegangan permukaan cairan tergantung dari kekuatan gaya tarik antara molekul-molekulnya (Tang dan Suendo, 2011).

III. METODOLOGI PRATIKUMA. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 November 2014 pukul 07.30 10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.B. Alat dan Bahan1. AlatAlat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, dan spatula.2. Bahan Bahan- bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah methanol (CH3OH), etil asetat (C4H8O2), etanol (C2H5OH), butanol (C4H9OH), kloroform (CHCl3), aquades (H2O), karbon tetraklorida (CCl4), natrium hidroksida (NaOH), asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam asetat (CH3COOH), glukosa (C6H12O6), benzene (C6H6), kanji, dan n-heksana (C6H14)

C. Prosedur Kerja1. Kelarutan dalam n-heksanaEtanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes n-heksana hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

2. Kelarutan dalam airEtanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes H2O hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

3. Kelarutan dalam HClEtanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes HCl hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

4. Kelarutan dalam NaOHEtanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes NaOH hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

5. Kelarutan dalam CHCl3Etanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes CHCl3 hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

6. Kelarutan dalam H2SO4Etanol, etil asetat, air, HCl, CHCl3, asam asetat, metanol, glukosa, n-heksana,CCl4, benzene, H2SO4, amilum, dan NaOH

masing-masing dipipet sebanyak 4 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 hingga 3 mL dikocok kuat-kuat diamati kelarutannya

Hasil Pengamatan

B. PembahasanPengklasifikasian senyawa-senyawa organik maupun anorganik berdasarkan kelarutannya dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu di mana telah diketahui bahwa senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam senyawa nonpolar sesuai prinsip like dissolved like. Senyawa dikatakan larut apabila 0,1 gram padatan atau 0,2 mL cairan dapat larut dalam 3 mL pelarut. Hal inilah yang diujikan dalam percobaan ini. Pada percobaan ini kami akan mengamati kelarutan beberapa senyawa organik dalam pelarut yang berbeda-beda.Percobaan yang pertama, akan diamati kelarutan beberapa kelarutan beberapa senyawa organik dan anorganik dalam pelarut nonpolar yaitu eter. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa senyawa HCl tidak larut dalam eter yang ditunjukkan dengan adanya dua lapisan cairan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena HCl memiliki gugus hidroksil yang sukar berikatan dengan senyawa nonpolar seperti eter. Hal ini juga sesuai dengan hukum kelarutan dimana zat sangat larut dalam suatu pelarut jika mempunyai struktur yang sangat mirip. Hal yang sama terjadi pada larutan asam asetat, glukosa, NaOH, dan air yang juga tidak larut dalam eter. Hal tersebut juga disebabkan karena senyawa-senyawa tersebut bersifat polar bila dibandingkan dengan eter yang nonpolar dilihat dari segi struktur molekulnya yang mengandung gugus polar. Hasil yang berbeda terjadi pada, etanol, etil asetat, dan CHCl3 yang larut dalam pelarut eter tersebut. Hal ini disebabkan senyawa-senyawa tersebut adalah senyawa-senyawa organik yang bersifat nonpolar sesuai dengan strukturnya yang mirip dengan pelarutnya yang juga bersifat nonpolar. Namun terdapat penyimpangan pada metanol dan etanol yang merupakan senyawa polar dari tingkat keasamannya ternyata larut dalam eter yang merupakan senyama nonpolar.Selanjutnya, pengamatan terhadap senyawa-senyawa yang akan dilarutkan dalam air. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa metanol, asam asetat, etanol, glukosa, NaOH dan HCl dapat larut dalam air. Hal ini sudah sesuai dengan teori di mana senyawa larut dalam pelarut yang sifatnya sama yaitu polar dan memiliki struktur yang mirip yaitu mengandung gugus hidroksil. Hasil yang berbeda yaitu untuk senyawa sikloheksana, minyak tanah, etil asetat, benzena, dan CHCl3 yang tidak dapat larut. Hal ini disebabkan senyawa tersebut sifatnya non polar. Penyimpangan juga terjadi pada kanji yang sifatnya nonpolar dapat larut dalam pelarut polar.Setelah itu, pengamatan terhadap senyawa dalam pelarut polar yang lain yaitu NaOH dan HCl. Dari percobaan didapatkan metanol, etanol, air, glukosa dan asam asetat larut dalam kedua pelarut tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada proses pencampuran metanol, etanol, air, glukosa, dan asam asetat dengan NaOH, kita dapat memprediksikan bahwa gugus hidroksil dalam larutannya akan mudah lepas dan berikatan dengan molekul NaOH sehingga terdapat campuran homogen/larut. Sama halnya pada HCl. Namun terdapat perbedaan untuk senyawa CHCl3, etil asetat dan eter yang nonpolar sehingga tidak larut.

V. KESIMPULANBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Sifat-sifat kelarutan senyawa organik sangat dipengaruhi oleh struktur molekul dan ikatan dalam molekulnya.2. Senyawa organik polar larut dalam pelarut polar seperti air, NaOH dan HCl sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar seperti eter.

DAFTAR PUSTAKACahyono, Ari D., Tuhu,A.,R., 2010, Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben Dalam Penyisihan Cod Dari Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 4(1).

Cairns,D., 2004, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta.

Fessenden,R.,J., Fessenden,J.,S., 1986, Dasar-Dasar Kimia Organik Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Indah,U.,R., Murwani,I.,K., Prasetyo,D., 2010, Optimasi Ekstraksi Zat Warna Pada Kayu Instsia bijuga dengan Metode Pelarutan, Jurnal Kimia, 2(1).

Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta.

Tang,M., Suendo,V., 2011, Pengaruh Penambahan Pelarut Organik terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun, Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains. SNIPS 2011.

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM1. Simpulkan ciri-ciri senyawa organik yang termasuk polar, semi polar dan non polar JAWAB :1. Ciri-ciri Senyawa organik polar :1. Momen dipolnya lebih besar dari nol2. Larut dalam pelarut polar tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar3. Bersifat konduktor Senyawa organik semi polar:1. Momen dipolnya tidak sama dengan nol, tetapi kecil2. Larut dalam pelarut polar maupun nonpolar3. Bersifat semi konduktor Senyawa organik non polar:1. Momen dipolnya sama dengan nol2. Larut dalam pelarut nonpolar tetapi tidak larut dalam pelarut polar3. Bersifat isolator

2. Bagaimanakah hubungan kelarutan berdasarkan struktur senyawa?Jawab :Struktur suatu senyawa sangat berpengaruh terhadap kelarutan pada suatu pelarut. Suatu zat sangat larut pada suatu pelarut jika mempunyai struktur yang sangat mirip. Oleh karena itu, senyawa polar lebih mudah larut dalam pelarut polar, dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.