BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian -...

23
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Diare adalah gejala dari kelainan pencernaan, observasi dan fungsi sekresi, diare di sebabkan oleh ketidak normalan usus pada air dan transport elektrolit (Wong, 2002 ). Diare menurut Ngastiyah, 1997 adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feses encer dapat berwarna hijau / dapat pula bercampur lender / lender saja. Pengertian lain menurut Nelson, 2000 bahwa diare adalah infeksi saluran pencernaan yang di sebabkan oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit. B. Anatomi dan Fisiologi Gambar 1 : Saluran Pencernaan Sumber: Smeltzer, 2001

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian -...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Diare adalah gejala dari kelainan pencernaan, observasi dan fungsi

sekresi, diare di sebabkan oleh ketidak normalan usus pada air dan transport

elektrolit (Wong, 2002 ). Diare menurut Ngastiyah, 1997 adalah keadaan

frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada

anak. Konsistensi feses encer dapat berwarna hijau / dapat pula bercampur

lender / lender saja. Pengertian lain menurut Nelson, 2000 bahwa diare adalah

infeksi saluran pencernaan yang di sebabkan oleh berbagai enterogen

termasuk, bakteri, virus dan parasit.

B. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1 : Saluran Pencernaan Sumber: Smeltzer, 2001

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

1. Faring

Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring

(tenggorokan) faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan

membran berotot (muskulo membranusa) dengan bagian terlebar disebelah

atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian vertebra

servikal ke enam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring

bersambung dengan esophagus.

2. Esofagus

Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

dimulai dari faring sampai pintu masuk kardiak lambung dibawah.

Terletak dibelakang trachea dan didepan tulang punggung. Setelah melalui

thorak menembus diafragma untuk masuk kedalam abdomen dan

menyambung dengan lambung.

3. Lambung (gaster)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling

banyak terutama didaerah epigaster lambung, terdiri dari bagian atas

fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilarik

terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limpa menempel

disebelah kiri fundus uteri.

Bagian lambung terdiri dari:

a. fundus ventrikuli

Bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteom kardium

dan biasanya penuh berisi gas.

6

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

b. korpus fentrikuli

Korpus fentrikuli setinggi ostium kardium suatu lekukan pada bagian

bawah kurfatura minor.

c. antrum vilorus

Antrum vilorus bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk spinter pilorus

d. Kurvatura minor

Kurvatura minor terdapat disebelah kanan lambung, terbentang dari

osteom kardiak sampai ke pilorus.

e. kurvatura mayor

Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari

sisi kiri osteom kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan

sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lenalis terbentang dari

bagian atas kurvatura mayor sampai ke limfa.

f. Osteom kardiakum

Osteom kardiakum merupakan tempat dimana esofagus bagian

abdomen masuk ke lambung pada bagian ini terdapat orifisium

pilorik.

Gambar 2 : Lambung Sumber: Smeltzer, 2001

7

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

4. Usus halus (intesinum minor)

Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal

pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya kurang lebih 6 m

merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi

hasil pencernaan. Usus halus terletak didaerah umbilikus dan dikelilingi

oleh usus besar dibagi dalam beberapa bagian.

a. Duodenum

Disebut juga usus 12 jari panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk

seperti sepatu kuda melengkung kekiri pada lengkungan ini terdapat

pankreas.

b. Yeyenum dan ilium

Mempunyai panjang sekitar 6 m, dua perlima bagian atas adalah

(yeyenum) dengan panjang 2-3 m dan ilium dengan panjang 4-5 m.

Lekukan yeyenum dan ilium melekat pada dinding abdomen

posterior dengan perantara lipatan peritonium yang berbentuk kipas

dikenal sebagai mesenterium (Syaifuddin, 1992).

Gambar 3 : Usus Halus Sumber: Smeltzer, 2001

8

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

5. Usus besar

Panjangnya 1,5 m lebarnya 5-6 cm, bagian-bagian usus besar:

a. Seikum

Dibawah seikum terdapat apendik vermiformis yang berbentuk

seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm.

b. Kolon asenden

Panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan

membujur keatas dari ilium kebawah hati.

c. Apendik

Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum

mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan

dapat dilewati oleh beberapa isi usus.

d. Kolon tranfersum

Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asenden sampai ke kolon

desenden, berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat flektura

hepatika dan sebelah kiri terdapat flektura lienalis.

e. Kolon desenden

Panjangnya 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri, membujur

dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ilium kiri

bersambung dengan kolon sigmoid.

f. Kolon sigmoid

Merupakan lanjutan dari kolon desenden terletak miring dalam

rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S ujung

bawahnya berhubungan dengan rektum.

9

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

Gambar 4 : Usus Besar Sumber: Smeltzer, 2001

6. Rektum

Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum

mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis didepan os sakrum dan

os koksigis.

7. Anus

Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan

rektum dengan dunia luar (udara luar) terletak didasar pelvis didingnya

diperkuat oleh 3 spinter yaitu:

a. Spinter Ani Internus, bekerja tidak menurut kehendak.

b. Spinter Levator Ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

c. Spinter Ani Eksternus, bekerja menurut kehendak (Syaifuddin,

1992).

10

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

Fungsi primer saluran pencernaan adalah menyediakan suplai terus-

menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi. Sistem pencernaan

dimulai pada saat makanan masuk kedalam mulut dan di hancurkan oleh gigi.

Penglihatan, penciuman dan pengecap makanan mencetuskan saliva oleh

reflek saraf. Saliva melumaskan makanan dan memungkinkan makanan untuk

diubah menjadi massa yang lunak atau bolus. Sebagian makanan dihancurkan

kemudian dapat lebih menstimulasi reseptor-reseptor pengecap. Selain fungsi

ini saliva juga mengandung enzim ptialin yang memulai pemecahan

karbohidrat menjadi gula sederhana. Saliva disekresi oleh 3 kelenjar utama:

Kelenjar parotis yang menghasilkan saliva yang banyak mengandung air.

Kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular yang menghasilkan saliva

berair dan berlendir (Monica Ester, 1999).

Menelan dimulai sebagai kerja volunter yang kemudian bergabung berlahan

menjadi reflek ivolunter. Menelan terjadi dalam tiga tahapan :

1. Fase oral

Makanana yang telah dikunyah oleh mulut-dinamakan bolus-didorong ke

belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan volunteer lidah.

Akibat yang timbul dari peristiwa ini adalah rangsangan untuk gerakan

reflek menelan.

2. Fase faringeal

Platum mole dan uvula bergerak secara reflek menutup rongga hidung.

Pada saat yang sama, laring terangkat dan menutup glottis, mencegah

makanan memasuki trakea. Kontraksi otot kontriktor faringeus mendorong

11

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

bolus melewati epiglotis menuju ke faring bagian bawah dan memasuki

esophagus. Gerakan retroversi epiglotis diatas orifisum. Laringius adalah

tindak lanjut untuk melindungi saluran pernapasan tetapi terutama untuk

menutup glottis sehingga mencegah makanan memasuki trakea.

Pernapasan secara serentak di hambat untuk mengurangi kemungkinan

aspirasi. Sebenarnya hampir tidak mungkin secara volunter menarik napas

dan menelan secara bersamaan.

3. Fase esophageal

Mulai saat otot krikofaringeus relaksasi sejenak dan memungkinkan bolus

masuk esophagus. Setelah relaksasi yang singkat ini gelombang peristaltik

primer yang dimulai dari faring dihantarkan ke otot krikofaringeus,

menyebabkan esophagus mendorong bolus menuju sfingter esophagus

bagian distal. Adanya bolus sejenak merelaksasikan otot sfingter distal ini

sehingga memungkinkan bolus masuk kelambung.

Absorbsi didalam lambung sangat terbatas tetapi glukosa dan alkohol

diabsorbsi sangat baik. Di dalam lambung makanan diubah oleh berbagai

bentuk sekresi dari kelenjar lambung menjadi cairan seperti susu yang disebut

kimus, yang cocok untuk dapat melewati usus halus. Fundus dan korpus

lambung mempunyai kelenjar berduktus pendek dan asini panjang. Kelenjar

ini dilapisi oleh sel-sel peptik yang mensekresi pepsinogen suatu enzim yang

diubah menjadi pepsin dan dengan demikian dimulailah proses pemecahan

protein.

12

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

Sel-sel oksintik yang mensekresi gas hidroklonik dan menghasilkan

gas berkonsentrasi tinggi didalam lambung. Keasaman yang tinggi dapat

mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Mensterilkan makanan membuat

kalsium dan zat besi cocok untuk diserap. Didalam antrum lambung kelenjar

mempunyai duktus yang panjang dan asini pendek berpilin kelenjar ini

menghasilkan mukus bersifat basa dan gastrin. Hormon yang sangat berguna

yang mengontrol sekresi asam.

Kimus memasuki duodenum melalui pilorus dicampur oleh sekresi

dinding duodenum, empedu dan getah pankreas. Sekresi duodenum dari

kelenjar mukosa dan dari kelenjar submukosa bruners yang mengandung

bikarbonat dan bersifat basa, sehingga membantu menetralkan kimus yang

asam. Empedu 1600 ml per hari disekresi oleh sel-sel hepar dan disimpan dan

dipekatkan (sekitar 10 kalinya) didalam kandung empedu. Adanya makanan

dalam duodenum menyebabkan kandung empedu berkontraksi dan

mengeluarkan empedu ke duktus sistikus dan duktus empedu melalui ampula

pada duodenum dan jejenum, mukosa terbenam didalam lipatan-lipatan dan

fili panjang dan sangat rapat. Mengarah ke ilium, lapisan mukosa lebih sedikit

lipatanya dan dindingnya lebih tipis dan vilinya lebih pendek dan lebih

panjang.

Pada sel-sel yang melapisi vili terjadi hal-hal berikut:

1. Protease

Memecahkan peptida menjadi asam amino yang diserap melalui kapiler-

kapiler kedalam aliran darah.

13

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

2. Laktase

Laktase, sukrose, memecahkan disakarida menjadi monosakarida

(terutama glukosa) yang diserap melalui kapiler kapiler kedalam aliran

darah.

3. Lipase

Bekerja pada pemecahan lemak untuk membentuk:

a. Asam-asam lemak sederhana dan gliserol yang diserap melalui kapiler

kapiler kedalam aliran darah

b. Asam-asam lemak rantai panjang dan gliseral yang bergabung kembali

untuk membentuk lemak trigliserida dan melewati kedalam lacteal

limfatik sebagai droplet yang sangat halus (kilomikron) bersamaan

dengan vit A dan D yang larut dalam lemak.

4. Garam-garam empedu yang direabsorbsi dalam ilium bagian bawah.

5. Vitamin-vitamin larut dalam air diserap langsung kedalam aliran darah.

6. Zat besi diserap terutama dalam duodenum bagian atas.

7. Vitamin B12 (berikatan dengan factor-faktor intrinsik) diserap pada ilium

bagian bawah.

Semua pencernaan dan penyerapan yang penting terjadi didalam usus

halus baik lambung maupun usus besar dapat diangkat seluruhnya tanpa

menyebabkan dampak yang serius kira-kira sampai sepertiga usus halus dapat

diangkat tanpa memberikan efek pada pencernaan dan daya tahan hidup masih

dapat dimungkinkan dengan kira-kira 1 meter usus halus kedalam keadaan

utuh.

14

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

Kimus bergerak dan ilium menuju sekum melalui katup ileo-sekal,

lipatan mukosa dalam cekum yang cenderung mencegah aliran balik kimus, 5

cm terakhir leum bekerja sebagi sfingter. Sfingter ini biasanya berkontraksi

pengisian lambung membuat sfingter ini relaksasi dan isi ilium masuk

kedalam sekum. Reflek gastrokolik ini sering berkaitan dengan gerakan masa.

Gerakan masa adalah gerakan cepat tiba-tiba dari peristaltik dimulai dalam

kolon tengah. Gerakan ini menggerakkan isi usus besar ke dalam kolon

bawah atau bahkan ke rektum. Gerakan mencarmpur sekmental juga terjadi

dalam usus besar.

Rektum normalnya kosong dari faces tetapi ketika faces melewati

rektum akibat distensi dari dinding rectum membangkitkan sensasi kesadaran.

Keputusan volunter kemudian dibuat apakah untuk membiarkan reflek

defekasi dengan merelaksasi sfingter Ani ekternal.

Defekasi disertai dengan kontraksi peristaltik kuat dari kolon desenden

dan kolon relvis dan rektum dan kontraksi volonter otot abdomen

meningkatkan tekanan intra abdomen.

C. Etiologi

Faktor etiologi menurut Ngastiyah (1997) adalah :

1. Faktor infeksi meliputi

a. Infeksi enteral

1) Infeksi bakteri, seperti : Shigella, Vibrio, E. Coli, Sal Monella,

Compylobactri, Genesia, Aeromonas.

15

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

2) Infeksi Virus : Enterofikcs (Virus Echo, Coxsochie, Poliomyeletis),

Adenovirus, Astrovirus, Rotavirus dll ).

3) Infeksi Parasit :

a). Cacing (Escaris, trichuris, Oxyuris, Strongyloides).

b). Protozoa (Entamuba histolitica, Giardia Lambelia,

Trichomonas hominis ).

c). Jamur ( Candida albicans ).

b. Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan

seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis / tonsilifaringitis, Broncho

pneumonia, Ensifalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat

pada bayi dan anak berumur kurang dari 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa) pada bayi dan anak yang

terpenting dan tersering intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak.

c. Malabsorbsi protein. .

3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas (jarang, tctapi terjadi pada anak

yang lebih besar).

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

16

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare pula.

a. Patogenesis diare akibat :

1) Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus

setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.

2) Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) didalam usus

halus.

3) Oleh jasad renik di kelurkan toksin (toksin diaregenik).

4) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

17

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

b. Patogenesis diare kronis :

Lebih komplek dan faktor-fkator yang menimbulkannya ialah infeksi

bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain

c. Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi

1) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan

terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (esidosis metabolik,

hipokalamia).

2) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan

kurang, pengeluaran bertambah)hiperglikemia.

3) Gangguan sirkulasi darah (FKUI, 1995).

E. Manifestasi Klinik

Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,

nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair

mungkin di sertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-

hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul

lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat

makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak di absorbsi

oleh usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di

sebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan

asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan

elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak, yaitu berat badan turun, turgor

berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi) selaput

18

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997). Derajat

dehidrasi menurut banyaknya cairan yang hilang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1: Derajat dehidrasi menurut banyakya cairan yang hilang:

Dehidrasi Gejala klinis Ringan Sedang Berat

Keadaan umum

Kesadaran

Rasa haus

Sirkulasi

Nadi

Respirasi pernafasan

Kulit

Ubun-ubun besar

Mata

Turgor dan tonus

Diuresis

Selaput lendir

Baik

+

Normal

Biasa

Agak cekung

Agak cekung

Biasa

Normal

Normal

Gelisah

++

Cepat

Agak cepat

Cekung

Agak cekung

Biasa

Normal

Normal

Apatis – Coma

+++

Cepat sekali

Kusmaul (cepat dan dalam)

Cekung sekali

Cekung sekali

Kering sekali

Anuria

Kering / osidasis

Sumber: Drajat, M.T (1996)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja : makroskopis, PH dan kadar gula jika diduga ada

intoleransi gula (segar intoleransi), biakan kuman untuk mencari kuman

penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai anti biotika (pada diare

persisten).

2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan

elektrolit (terutama Na, K dan P serum pada diare yang disertai kejang).

19

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

3. Pemeriksaan kadar areum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

4. Puodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

terutama pada diare kronik (FKUI, 2000).

G. Komplikasi

Menurut Ngastiyah (1997) akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit

secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia : suatu kondisi ketika jumlah kalium bersiklukasi di dalam

cairan ekstrasel tidak adekuat.

4. Hipoglikemia : Suatu kondisi penurunan kadar gula dalam darah.

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi

enzim lactose.

6. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

20

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

H. Pathway

Infeksi (bakter, virus,parasit)i

Reaksi inflamasi

Sekresi cairan danelektrolit meningkat

Metabolismemakanan di usus

Tekanan osmotik

Pergeseran cairan danelektrolit ke rongga usus

Makanan beracun Faktor psikologis

Rangsangan sarafparasimpatis

Isi rongga usus

Motilitas usus

Hipo peristaltikHiperperistaltik

Sekresi air dan elektrolit Bakteri tumbuh berlebihanMerangsang usus untukmengeluarkan isinya

DIARE

Kerusakanmukosa usus

Defekasi sering intake yangkurang adanyamual muntah

Tubuh kehilanganbanyak cairan dan

elektrolit (turgor kulit)

1. Gg keseimbangancairan dan elektrolit

Demam

3. Hiperthermi

Kehilangan Na, K, HcO3

Kemerahan daneksurasi kulit sekitaranus (lecet, iritasi)

4. Resiko gg integritaskulit sekitar anus

Asidosis metabolik

Kurang informasitentang kondisi anak

2. Gangguan nutrisikurang dr keb tubuh5. Gg istirahat

tidur6. Cemas dan

takut

Sumber : Ngastiyah (1997)

21

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan klien dengan DADS menurut Baughman (2000) adalah:

1. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengkontrolan dan

penyembuhan penyakit yang mendasari.

2. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral mungkin

diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit.

3. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (lomotif) dan

loperamit (Imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber non-

infeksius.

4. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau

diare memburuk.

5. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk klien yang sangat

muda atau lansia.

J. Diagnosa Keperawatan

Adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan

spesifik serta respons terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label

diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian

indentifikasi masalah dari proses keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul / muncul pada pasien dengan

diare antara lain :

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

pengeluaran cairan yang berlebihan.

22

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang kurang adanya mual dan muntah.

3. Meningkatkan suhu tubuh berhubungan dengan input cairan kurang dari

kebutuhan sekunder terhadap proses peradangan.

4. Gangguan istirahat tidur kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

seringnya frekuensi BAB.

5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air

besar.

6. Cemas dan takut pada anak atau orang tua berhubungan dengan

hospitalisasi dan kondisi sakit.

K. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan menurut (Suriadi, 2001) adalah sebagai berikut:

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

pengeluaran cairan yang berlebihan.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit dapat teratasi dengan kriteria hasil

keadaan umum klien baik, BB kembali normal, UUB tidak cekung,

kelopak mata tidak cekung, membran mukosa lembab, denyut nadi

normal, tidak muntah, tidak diare, suhu normal.

b. Intervensi

23

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

1) Kaji intake dan output, catat dan observasi frekuensi defekasi,

karakteristik, junlah dan faktor pencetus.

2) Kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan).

3) Kaji status hidrasi, ubun-ubun mata, turgor kulit dan membran

mukosa.

4) Ukur berat badan setiap hari.

5) Anak di istirahatkan.

6) Observasi pendarahan dan tes feses setiap hari untuk adanya darah

samar.

7) Catat kelemahan otot umum / disritmia jantung.

8) Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral, tranfusi darah

sesuai indikasi.

9) Pemberian obat anti diare, anti biotic, anti emetik dan anti piretik

sesuai program.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

output berlebihan, absorbsi berkurang.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam terjadi

penurunan status nutrisi dengan kriteria hasil klien mau makan dan

habis sesuai dengan porsi yang disediakan, tidak anoreksia, tidak terasa

mual dan tidak muntah, hasil lab, albumin dalam kadar normal 3.4 –

5.0 gr/dl, Hb 11-13.00 gr %.

24

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

b. Intervensi

1) Timbang berat badan tiap hari.

2) Pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.

3) Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan.

a) Bagi bayi, ASI tetap di teruskan.

b) Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang

rendah laktosa.

c) Makanan di berikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.

4) Monitor intake dan output.

a) Setelah dehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan

makanan yang sesuai dengan diet dan usia dan atau berat badan

aak cukup energi dan protein.

b) Hindari minuman buah-buahan.

3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan input cairan yang kurang

dari kebutuhan sekunder terhadap proses peradangan.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

suhu tubuh dalam rentang normal (36-370C), tidak kejang, frekuensi

dalam batas normal 30-60 x/mnt, kulit tidak normal.

b. Intervensi

1) Memonitor TTV (suhu, nadi, dan RR).

2) Berikan kompres.

3) Anjurkan pasien untuk memberikan alih baring yang cukup.

25

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan anak dengan pakaian yang

tipis dan mudah menyerap keringat.

5) Kolaborasi pemberian obat penurun panas sesuai dengan advis

dokter.

4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya

frekuensi buang air besar.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan

kerusakan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria hasil kulit sekitar

anus, tidak kemerahan, anus kering dan klien tidak rewel.

b. Intervensi

1) Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar.

2) Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau PH normal) untuk

membersihkan anus setiap buang air besar.

3) Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab.

4) Ganti popok atau kain apabila lembab atau basah.

5. Gangguan istirahat tidur kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

seringnya frekuensi BAB.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan menciptakan

lingkungan yang tenang dengan rasa aman selama 2 x 24 jam

diharapkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria hasil

anak dapat tidur tenang

26

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas

b. Intervensi

1) Observasi keadaan umum.

2) Atur posisi tidur senyaman mungkin.

3) Ciptakan lingkungan yang tenang sehingga tidur anak tidak

terganggu.

4) Beritahu ibu untuk selalu mendampingi klien.

6. Cemas dan takut pada anak atau orang tua berhubungan dengan

hospitalisasi dan kondisi sakit.

a. Tujuan

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan + 30 menit diharapkan anak

dan orang tua menunjukkan rasa cemas / takut berkurang dengan

kriteria hasil orang tua aktif merawat anak, bertanya dengan perawat /

dokter tentang kondisi dan anaknya tidak menangis

b. Intervensi

1) Kaji tingkat pemahaman orang tua.

2) Ajarkan pada orang tua mengekspresikan perasaan rasa tajut dan

cemas, dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dan

sentuhan terapeutik.

3) Gunakan komunikasi terapeutik, kontak mata, sikap tubuh dan

sentuhan.

4) Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan.

5) Libatkan orang tua dalam perawatan anak.

6) Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan.

27