BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes...

23
BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus Pengertian Diabetes Mellitus menurut WHO (1985) adalah keadaan Hiperglikemi menahun yang akan mengenai seluruh sistem tubuh dan merupakan hasil interaksi antara lingkungan dan genetik. Keadaan ini karena kekurangan hormon insulin atau jumlah kerja insulin menurun, atau kelebihan faktor-faktor yang kerjanya berlawanan dengan cara kerja insulin (Br. Purba Marlena, 1999). Pada dasarnya Diabetes Mellitus disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa di dalam darah, yaitu sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa, dan di bawah 140 mg/dl pada 2 jam setelah makan (pada orang normal) (Askandar, 1999) . 2. Penyebab Diabetes Mellitus Penyebab dari Diabetes Mellitus menurut penyebabnya yaitu Diabetes Mellitus primer dan Diabetes Mellitus sekunder (PERKENI, 2002). Penjelasan dari kedua jenis Diabetes Mellitus tersebut adalah sebagai berikut : 7

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Pengertian Diabetes Mellitus menurut WHO (1985) adalah

keadaan Hiperglikemi menahun yang akan mengenai seluruh sistem tubuh

dan merupakan hasil interaksi antara lingkungan dan genetik. Keadaan ini

karena kekurangan hormon insulin atau jumlah kerja insulin menurun,

atau kelebihan faktor-faktor yang kerjanya berlawanan dengan cara kerja

insulin (Br. Purba Marlena, 1999). Pada dasarnya Diabetes Mellitus

disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau

tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal, insulin

mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa di dalam darah, yaitu

sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa, dan di bawah 140 mg/dl pada 2 jam

setelah makan (pada orang normal) (Askandar, 1999) .

2. Penyebab Diabetes Mellitus

Penyebab dari Diabetes Mellitus menurut penyebabnya yaitu

Diabetes Mellitus primer dan Diabetes Mellitus sekunder (PERKENI,

2002). Penjelasan dari kedua jenis Diabetes Mellitus tersebut adalah

sebagai berikut :

7

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

8

a. Diabetes Primer

Merupakan jenis khusus yang terbanyak walaupun penyebab

yang sesungguhnya belum diketahui dengan pasti, beberapa faktor

yang berperan sebagai berikut :

1) Herediter yaitu faktor keturunan mungkin lebih berperan penting

pada penderita di bawah umur 40 tahun, baik bagi penderita muda

maupun tua. Penderita yang sudah dewasa, lebih dari 50 % berasal

dari keluarga yang menderita Diabetes Mellitus artinya Diabetes

Mellitus cenderung diturunkan tidak ditularkan (PERKENI, 2002).

2) Jenis kelamin dimana seorang pria muda sedikit lebih banyak

dibanding wanita, walaupun pada usia pertengahan wanita sering

terkena penyakit ini. Kehamilan menambah kemungkinn

berkembangnya Diabetes Mellitus (PERKENI, 2002).

3) Obesitas merupakan faktor resiko bagi berkembangnya penyakit

Diabetes Mellitus. Pada wanita, kegemukan umum terjadi pada

waktu hamil atau sesudah punya anak terlebih lagi sesudah

monopouse. Pada laki-laki, penambahan berat badan dimulai pada

umur mendekati 40 tahun, sesudah umur tersebut, mulai terjadi

obesitas (Kushartanti Woro, 1996)

4) Bahan Toksin atau Beracun dimana ada beberapa bahan toksin

yang mampu merusak sel beta secara langsung yakni allixan,

pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari sejenis jamur).

Bahan toksin lain berasal dari singkong yang merupakan sumber

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

9

b. Diabetes Sekunder

Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit

(radang pankreas, karsinoma pankreas dan pankreatektoni) yang

merusak pankreas sebagai saluran insulin (Eckhalm, 1999).

3. Gejala dan tanda penyakit Diabetes Mellitus

Gejala dan tanda-tanda penyakit Diabetes Mellitus dapat

digolongkan menjadi gejala akut dan kronik (Askandar, 2002). Adapun

gejala Diabetes Mellitus sebagai berikut;

a. Gejala akut Penyakit Diabetes Mellitus

Gejala penyakit Diabetas Mellitus antara penderita dengan yang

lain tidaklah selalu sama. Gejala yang umumnya timbul dengan tidak

mengurangi kemungkinan adanya variasi dengan gejala yang lain.

Bahkan ada pasien Diabetes Mellitus yang tidak menunjukkan gejala

apapun sampai pada saat tertentu banyak makan (Polifagia), banyak

kencing (Polyuria), banyak minum (Polydipsi). Penderita akan

mengalami peningkatan berat badan yang cenderung naik karena pada

saat ini jumlah insulin masih mencukupi, bila keadaan tersebut di atas

tidak segera diobati, maka akan timbul gejala yang disebabkan oleh

kemunduran kerja insulin dan tidak lagi polyfagia, polydipsia,

polyuria (3P) lagi melainkan hanya 2 P saja yaitu nafsu makan mulai

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

10

berkurang dan kadang-kadang disusul dengan mual, banyak minum,

banyak kencing, mudah capai atau lelah, berat badan turun dengan

cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) (Askandar, 2002).

b. Gejala Kronik Penyakit Diabetes Mellitus

Kadang-kadang pasien Diabetes Mellitus tidak menunjukkan

gejala akut (mendadak), tetapi penderita tersebut baru menunjukkan

gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit

Diabetes Mellitus. Gejala ini disebut gejala kronik atau menahun.

Gejala kronik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas,

rasa tebal di kulit, kram, mudah capai, mata kabur, gatal disekitar

kemaluan, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan sex

menurun atau impoten, para ibu hamil sering mengalami keguguran

atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir

lebih dari 4 kg (Askandar, 2002).

4. Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus

Komplikasi Diabetes Mellitus dapat muncul secara akut dan secara

kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah

mengidap Diabetes Mellitus (Askandar 2002). Adapun komplikasi

Diabetes Mellitus sebagai berikut (Askandar, 2002) :

a. Komplikasi akut Diabetes Mellitus

Dua komplikasi akut Diabetes Mellitus yang paling sering

adalah reaksi Hipoglikemia dan koma diabetik yaitu :

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

11

1) Reaksi Hipoglikemia

Reaksi Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh

kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda : adanya rasa lapar,

gemetar, keringat dingin, pusing dan sebagainya. Dalam keadaan

Hipoglikemia, penderita harus segera diberi roti atau pisang.

Apabila tidak tertolong, berilah minuman manis dari gula, satu

atau dua gelas. Jika keadaan ini tidak segera diobati, penderita

tidak akan sadarkan diri, karena koma ini disebabkan oleh

kurangnya glukosa dalam darah, Koma tersebut di sebut "Koma

Hipoglikemi” (Askandar, 2002).

2) Koma Diabetik

Berlawanan dengan koma Hipoglikemik, koma diabetik ini

timbul karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi dan

biasanya lebih dari 600 mg /dl. Gejala koma diabetik yang sering

timbul adalah nafsu makan menurun (biasanya pasien Diabetes

Mellitus mempunyai nafsu makan yang besar), haus, minum

banyak, kencing banyak, yang kemudian disusul dengan rasa

mual, muntah, nafas pasien menjadi cepat dan dalam, serta berbau

aseton, sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi,

serta pasien koma diabetik harus segera dibawa ke Rumah Sakit

(Askandar, 2002).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

12

b. Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus

Pada pasien yang lengah komplikasi Diabetes Mellitus dapat

menyerang seluruh alat tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki

termasuk semua alat tubuh di dalamnya. Sebaliknya, komplikasi

tersebut tidak akan muncul jika perawatan Diabetes Mellitus

dilaksanakan dengan baik, tertib dan teratur serta pasien koma diabetik

harus segera dibawa ke Rumah Sakit (Askandar, 2002).

Komplikasi kronik Diabetes Mellitus disebabkan oleh

perubahan dalam dinding pembuluh darah, sehingga terjadi

atherosklerosis yang khas yaitu Mikroangiopati. Mikroangiopati ini

mengenai pembuluh darah di seluruh tubuh yang terutama

menyebabkan retinopati, glamerulosklerosis, neoropati, dan dapat pula

timbul infeksi kronik yaitu tuberkolosis yang secara umum terjadi

komplikasi tersebut yaitu kardiovaskuler (Infark miokaid, insufisiensi

koroner), mata (Retinopati diabetika, katarak), saraf (Neuropati

diabetika), paru-paru (TBC), ginjal (Pielonefritis, glumerulosklerosis),

kulit (gangren, furunkel, karbunkel, ulkus), hati (sirosis hepatitis)

(PERKENI, 2002).

5. Pengelolaan Diabetes Mellitus

Pengolaan Diabetes Mellitus bertujuan jangka pendek yaitu

menghilangkan gejala atau keluhan Diabetes Mellitus dan

mempertahankan rasa nyaman dan sehat serta tujuan jangka panjang yaitu

mencegah penyulit baik makroangiopati maupun neuropati dengan tujuan

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

13

menurunkan angka mortalitas dan mordibitas (Perkeni, 2002).

Pengelolaannya Diabetes Mellitus (Perkeni, 2002) terdiri dari :

a. Perencanaan Diabetes Mellitus

Diet Diabetes Mellitus bertujuan untuk mempertahankan kadar

glukosa darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan

kronik dan meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Melltus

didalam melaksanakan diet Diabetes Mellitus serta harus

memperhatikan 3 J yaitu jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal

makan yang harus diikuti dan jenis makanan yang harus diperhatikan.

Standar jenis makanan dengan komposisi yang seimbang yaitu

karbohidrat (60-70%), protein (10-15%) dan lemak (20-25%)

(Askandar, 1999).

b. Aktivitas Fisik

Tujuan dari aktivitas dalam bentuk olah raga adalah untuk

meningkatkan kepekaan insulin, mencegah kegemukan, memperbaiki

aliran darah, merangsang pembentukan glikogen baru dan mencegah

komplikasi lebih lanjut. Adapun jenis olah raga meliputi:

1) Jenis olah raga dinamis yaitu latihan kontinue, ritmis, interval,

progresif, dan latihan daya tahan.

2) Intensitas olah raga yaitu takaran latihan sampai 72-78% denyut

nadi maksimal disebut zone latihan.

3) Lamanya latihan yaitu lamanya latihan kurang lebih 20-25 menit.

4) Frekwensi latihan dimana frekwensi latihan paling baik 5 kali

seminggu (Sogondo, 2002).

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

14

c. Pengobatan Farmakologis

Apabila pasien telah menerapkan pengaturan makan dan

kegiatan jasmani yang teratur namun pengendalian kadar gula darah

belum tercapai maka alternatif lain dipertimbangkan pemberian obat-

obat meliputi obat hipoglikemi oral (OHO) dan insulin. Tablet atau

suntikan anti Diabetes Mellitus diberikan dimana diit tidak boleh

dilupakan dan pengobatan penyulit lain yang menyertai atau suntikan

insulin (Sugondo, 2002).

Pemberian obat hipoglikemi oral (OHO) diberikan kurang lebih

30 menit sebelum makan, pemberian insulin biasanya diberikan lewat

penyuntikan dibawah kulit (subkutan) dan pada keadaan khusus

diberikan secara intravena dan intravaskuler. Mekanisme kerja OHO

dan insulin bisa short acting, long acting dan intermediate acting

(Sugondo, 2002). Sarana pengelolaan Diabetes Mellitus berupa obat

hipoglikemioral yang terdiri dari obat pemicu sekresi insulin berupa

sulfanicora dan glinid, serta penambah sensitivitas terhadap insulin

berupa biguanid, tiazolidindion dan pengobatan glukosidase alfa serta

pemberian insulin.

B. Perilaku Deteksi Dini Penyakit Diabetes Mellitus

1. Perilaku (Practice)

Perilaku merupakan suatu tindakan atau aktivitas manusia, baik

dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-

faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Menurut Lawrence Green

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

15

(1980) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan terbagi tiga teori

penyebab masalah kesehatan yang meliputi :

a. Faktor predisposisi (Predisposing factors) merupakan faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku sesorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi.

b. Faktor pemungkin (Enabling factors) merupakan faktor yang

memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan artinya

bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas

untuk terjadinya perilaku kesehatan.

c. Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

2. Faktor perilaku kesehatan

Faktor perilaku kesehatan pada individu dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu (Notoatmodjo (2003) :

a. Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang diambil yang merupakan tingkat

pertama misalnya masyarakat ingin mengetahui tentang tanda dan

gejala Diabetes Mellitus, yang disusul dengan perilaku kesadaran

deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus.

b. Respon terpimpin (guided respons), yaitu dapat melakukan sesuatu

sesuai dengan urutan benar dan sesuai dengan contoh misalnya

masyarakat mulai menanyakan tentang manfaat dari melakukan

deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

16

c. Mekanisme (mekanisme), yaitu melakukan sesuatu yang menjadi

kebiasaan masyarakat misalnya masyarakat mulai melakukan deteksi

dini ke pelayanan kesehatan dengan memeriksakan keadaan tubuhnya

sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah terkena penyakit Diabetes Mellitus atau tidak.

d. Adaptasi (adaptation), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik benar misalnya masyarakat yang telah

melakukan deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus dapat melakukan

perawatan penyakit Diabetes Mellitus dengan benar misalnya dari

kepatuhan obat, kontrol dan diit penyakit Diabetes Mellitus.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip dari Lewin perilaku

pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan

masyarakat yang kurang tentang penyakit Diabetes Mellitus dapat

berpengaruh pada tingkat kesadaran yang rendah, sehingga deteksi

dini penyakit Diabetes Mellitus tidak dapat diketahui yang berakibat

terjadi komplikasi berlanjut.

b. Sikap adalah reaksi tertutup penanggulangan terhadap stimulus atau

obyek.

c. Ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan

dan status sosial ekonomi.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

17

d. Partisipasi keluarga merupakan keikutsertaan keluarga di dalam

memberikan dukungan tentang kesadaran dalam melakukan deteksi

dini penyakit Diabetes Mellitus.

4. Deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus

a. Pengertian

Dini adalah tindakan yang dilakukan awal, sedangkan deteksi

dini adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan

penyimpangan yang terjadi pada seseorang. Deteksi dini Diabetes

Mellitus adalah tindakan awal sebagai upaya kemungkinan terkena

Diabetes Mellitus secara dini agar dapat ditangani secara memadai,

sehingga kesakitan atau komplikasi dapat dicegah. Kesadaran dini

melakukan pemeriksaan penyakit Diabetes Mellitus merupakan bagian

dari strategi pencegahan yang mencakup survey, promosi kesehatan

serta inovasi dan reformasi managemen kesehatan. Diharapkan

penerapan intervensi tersebut dalam jangka pendek menunda omset

dan mengurangi jumlah kasus Diabetes Mellitus (Askandar, 2002).

Deteksi dini dapat dilakukan oleh seseorang apabila

mempunyai tanda dan gejala yang meliputi perubahan berat badan

yang terus bertambah melebihi berat badan ideal, gejala 3 P yaitu

sering kencing, sering minum dan sering makan, dari tanda dan gejala

tersebut, maka seseorang perlu memeriksakan lebih cepat atau secara

dini ke fasilitas kesehatan. Hasil pemeriksaan deteksi dini berdasarkan

hasil diagnosis yang bertujuan untuk mengetahui penyakit Diabetes

Melitus dapat dilakukan melalui berbagai cara yang pada dasarnya

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

18

melalui keluhan klinis dan dukungan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang kepada masyarakat yang berisiko, tetapi tidak

menunjukkan gejala. Pemeriksaan dilakukan pada masyarakat dengan

faktor risiko usia >45 tahun, berat badan berlebih, faktor genetik,

hipertensi (>140/90 mmHg), kolesterol >35 mg/dL dan atau

trigliserida >250 mg/Dl. Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan

memeriksa kadar gula darah sewaktu atau kadar gula darah puasa,

diikuti tes toleransi glukosa oral standar. Kadar glukosa darah sewaktu

jika menggunakan darah vena (pembuluh balik) hasilnya < 100 mg/dL

artinya bukan diabetes melitus, 100-199 mg/dL belum pasti Diabetes

Melitus, dan 200 mg/dL Diabetes Melitus. Menyadari hal ini, deteksi

dini terhadap penyakit Diabetes Mellitus perlu dilakukan, dimana

deteksi dini Diabetes Mellitus melalui skrining dengan pemeriksaan

kadar gula darah sewaktu, perubahan prilaku menuju pola hidup sehat

dalam rangka pencegahan (Rasmika, 2008).

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan deteksi dini penyakit Diabetes

Mellitus

Faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini penyakit

Diabetes Mellitus meliputi (Askandar, 1999) :

1) Faktor Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

prevalensi Diabetes Mellitus maupun gangguan toleransi glukosa,

dimana prevalensi Diabetes Mellitus naik bersama bertambahnya

umur. WHO menyebutkan seseorang mencapai umur 30 tahun,

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

19

maka kadar glukosa dalam darah akan naik 1-2 mg % tahun pada

saat puasa dan akan naik sekitar 5,6-13 mg % pada saat 2 jam

setelah makan.

2) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang penyakit

Diabetes Mellitus. Pendidikan diperlukan seseorang lebih tanggap

adanya penyakit di dalam tubuhnya dan dapat mengambil tindakan

secepatnya. Pada pendidikan yang rendah erat kaitannya dengan

pengertian tentang penyakit Diabetes Mellitus yang mempengaruhi

perilaku kesadaran deteksi dini masyarakat.(Riyadi, 1999).

3) Obesitas (Indeks Massa Tubuh)

Obesitas merupakan penyakit multifaktorial, yang terjadi

akibat akumulasi jaringan yang berlebihan. Keadaan obesitas

terutama obesitas sentra, meningkatkan risiko penyakit

kardiovaskuler dengan keterkaitanya denan sindrom metabolik atau

sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi

insulin/hiperinsulinemia, intoleransi glukosa, hipertensi.

4) Pola makan

Perubahan pola sekarang bergeser dari pola makan tradisional

ke pola makan barat dengan komposisi makanan mengandung

proein, lemak, gula, garam dan mengandung sedik serat. Salah satu

parameter kemajuan ekonomi tersebut adalah jumlah restoran Mc

Donald, di Indonesia, saat itu hanya mempunyai 1 buah restoran

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

20

Mc Donald. Pada tahun 1996 hanya dalam kurun waktu 5 tahun

saja di Indonesia sudah ada 40 gerai. Data terakhir tahun 2006

jumlah restoran Mc Donald di Indonesia mencapai 120 gerai.

Akibat cara lain dari hidup berisiko ini adalah biaya kesehatan

menjadi sangat mahal.

C. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah sesuatu yang dikemukakan seseorang yang

merupakan hasil dari tahu. Hal ini dapat terjadi setelah individu

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba, dimana sebagian penginderaan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan di dalam domain

kognitif terdiri dari 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk didalam pengetahuan. Tingkatan ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari yaitu dengan menyebutkan, menguraikan,

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

21

mendefinisikan, menyatakan. Pada masyarakat yang belum

mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus diharapkan dapat

mengetahui tentang gejala-gejala dan penyebab lain dari Diabetes

Mellitus kepada orang lain serta untuk dirinya sendiri.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukun-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain. Pada masyarakat diharapkan dapat melakukan

tindakan perawatan jika terdeteksi terkena penyakit Diabetes Mellitus.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

22

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Pada masyarakat untuk dapat mengetahui cara menyusun suatu

program perawatan yang merupakan bagian dari perilaku kesadaran

melakukan deteksi dini.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pada masyarakat

diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang penyakit Diabetes

Mellitus agar orang lain dapat mengetahui dengan benar tentang

penyakit Diabetes Mellitus.

3. Cara mencari pengetahuan

Ada berbagai macam cara untuk mencari atau memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, yaitu :

a. Cara tradisional

Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai

orang memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya

metode ilmiah untuk metode penemuan secara sistematik dan logis

(Notoatmodjo, 2003).

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

23

b. Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradapan. Pada waktu itu seseorang apabila

menghadapi persoalan untuk masalah, upaya pemecahannya dilakukan

dengan cara coba-coba saja. Dimana metode ini telah digunakan orang

dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih sering dipergunakan

terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara

memecahkan masalah (Notoatmodjo, 2003).

c. Kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan

tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melakukan penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun temurun dari generasi berikutnya. Dimana

pengetahuan, diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, otoritas ilmu

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadipun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Perlu diperhatikan

bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

24

untuk menarik kesimpulan dengan benar, maka perlu berfikir kritis dan

logis (Notoatmodjo, 2003).

e. Melalui jalan pikir

Sejalan dengan perkembangan kebudayaaan umat manusia, cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi dan deduksi

(Notoatmodjo, 2003).

f. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian.

Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakat kemudian hasil pengmatannya

tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil

kesimpulan umum (Notoatmodjo, 2003).

4. Cara pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden Kedalam pengetahuannya yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut

diatas (Notoatmodjo, 2003).

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

25

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

a. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah

menerima dan menyesuaikan hal-hal yang baru. Pada masyarakat yang

mempunyai pendidikan yang baik akan lebih cepat dan mudah dalam

menerima informasi tentang penyakit Diabetes Mellitus demikiam

sebaliknya.

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi banyak akan

memberikan pengetahuan tentang Diabetes Mellitus yang lebih jelas.

Pada masyarakat yang mengetahui informasi tentang Diabetes Mellitus

dengan baik akan memberikan informasi dengan tepat kepada

masyarakat yang belum tahu dengan cara yang tepat.

c. Kultur budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan

budaya dan agama yang dianut. Pada masyarakat dengan kultur budaya

yang modern cenderung lebih bisa menerima informasi yang didapat

begitu juga sebaliknya.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan,

dimana pada masyarakat yang tidak mempunyai cukup informasi

tentang Diabetes Mellitus akan berpengaruh pada ketidaktahuan

tentang gejala, tanda dan penangganannya, hal ini mengakibatkan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

26

semakin banyak masyarakat akan terkena Diabetes Melitus.

Pengalaman seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh pendidikan

seseorang, dimana semakin baik pendidikan seseorang berpengaruh

pada pengetahuan serta informasi yang dimiliki. Notoatmodjo (2002)

menyatakan bahwa pendidikan memberikan suatu nilai-nilai tertentu

bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima

hal-hal baru. Pengetahuan juga diperoleh melalui kenyataan (fakta)

dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat

komunikasi, misalnya membaca, mendengar radio, melihat televisi.

D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes Mellitus

Dengan Perilaku Deteksi Dini Penyakit Diabetes Mellitus Pada Masyarakat

Pengetahuan mengenai penyakit Diabetes Mellitus sangatlah

diperlukan agar tercipta suatu kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi

dini Diabetes Mellitus. Hal ini sangat penting karena sebagian masyarakat

masih enggan melakukan deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus dengan

alasan beban ekonomi karena besarnya biaya medis yaitu biaya obat, biaya

kunjungan dokter, pemeriksaan laboratorium, biaya untuk mengatasi

komplikasi, dan biaya penyakit penyerta (Brunner & Suddart, 2000).

Selain masalah diatas salah satu yang menyebabkan perilaku deteksi

dini tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

Diabetes Mellitus, yang mengakibatkan masyarakat baru sadar terkena

penyakit Diabetes Mellitus setelah mengalami sakit parah (Notoatmodjo,

2003). Sudah saatnya masyarakat mengetahui tentang penyakit Diabetes

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

27

Mellitus yaitu mengenai apa itu Diabetes Mellitus, tanda dan gejala Diabetes

mellitus, faktor – faktor penyebab Diabetes Mellitus, penangganan dan

perawatan Diabetes Mellitus (Askandar, 1999).

Penelitian terkait mengenai Diabetes Mellitus yang dilakukan oleh Mei

(2007), bahwa semakin baik tingkat pengetahuan dan sikap pasien tentang

penyakit Diabetes Mellitus dan pengelolaannya, maka akan semakin baik pula

tingkat kesadaran responden untuk taat dalam memeriksa penyakit Diabetes

Mellitus dalam melaksanakan program pengobatan. Penyampaian

pengetahuan tentang konsep Diabetes Mellitus pada pasien sangatlah penting

untuk melaksanakan pengobatan.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

28

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 : Kerangka Teori : Sumber: Lawrence Green (1988) Modifikasi dalam Notoatmodjo (2003), Askandar (2002)

F. Kerangka Teori

Varibel independent Variabel Dependent

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes Mellitus

Perilaku deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus

Faktor Prediposisi

1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Status sosial ekonomi 5. Pengetahuan 6. Sikap 7. Partisipasi Keluarga

Faktor Pemungkin

1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit

2. Fasilitas umum: media massa (koran, TV, Radio)

Faktor Penguat

Sikap dan perilaku Petugas kesehatan

Perilaku deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus a. Memeriksa kadar gula darah b. Melakukan penimbangan

berat badan c. Memeriksakan kolesterol d. Memeriksa tekanan darah

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Diabetes Mellitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-solekatulu... · Beberapa kasus Diabetes Mellitus terjadi sebagai akibat penyakit (radang

29

G. Variabel Penelitian

Varibel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota atau

suatu kelompok tersebut. Dalam penelitiaan ini ada 2 variabel :

1. Variabel Independen yaitu tingkat pengetahuan

2. Variabel Dependen yaitu perilaku deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus.

H. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus

dengan perilaku deteksi dini penyakit Diabetes Mellitus pada masyarakat

di desa Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.