BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian...

23
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian terhadap hasil hasil karya tulis yang relavan dengan penelitian ini. Hasil hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selanjutnya penjelasan penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut : Ariana (2013) dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar”. Rumusan masalahnya adalah apakah pengaruh secara menyeluruh dan parsial antara kepemimpinan, kompensasi, dan disiplin terhadap kinerja karyawan pada Hotel Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara menyeluruh dan parsial antara kepemimpinan, kompensasi, dan disiplin terhadap kinerja karyawan pada Hotel Cendana Resort&SPA Ubud, Gianyar. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, dengan responden sebanyak 51 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji regresi linier berganda, uji F,uji t. Kesimpulanya 1) Kepemimpinan, kompensasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar Bali dengan nilai F hitung = 46,266 sig =0,00. 2) Kepemimpinan, kompensasi dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

terhadap hasil – hasil karya tulis yang relavan dengan penelitian ini. Hasil – hasil

penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selanjutnya penjelasan –

penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini, antara

lain adalah sebagai berikut :

Ariana (2013) dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Cendana Resort & Spa

Ubud, Gianyar”. Rumusan masalahnya adalah apakah pengaruh secara menyeluruh

dan parsial antara kepemimpinan, kompensasi, dan disiplin terhadap kinerja

karyawan pada Hotel Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh secara menyeluruh dan parsial antara

kepemimpinan, kompensasi, dan disiplin terhadap kinerja karyawan pada Hotel

Cendana Resort&SPA Ubud, Gianyar.

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh,

dengan responden sebanyak 51 responden. Teknik analisis data yang digunakan

adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji

regresi linier berganda, uji F,uji t. Kesimpulanya 1) Kepemimpinan, kompensasi

dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar – Bali dengan nilai F hitung

= 46,266 sig =0,00. 2) Kepemimpinan, kompensasi dan disiplin kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

11

Cendana Resort & Spa Ubud, Gianyar – Bali dengan nilai t hitung berturut-turut

variabel kepemimpinan = 9,544, variabel kompensasi = 3,886, variabel disiplin =

4,113. 3) Kepemimpinan merupakan variabel bebas yang berpengaruh dominan

terhadap variabel terikat, yaitu kinerja karyawan pada Cendana Resort & Spa

Ubud, Gianyar – Bali.

Indra (2013) yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Terhadap

Semangat Kerja Karyawan Guest Activities DepartmentThe Patra Bali Resort &

Villas-Bali”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan

motivasi terhadap semangat karyawan di The Patra Bali Resort&Villas serta untuk

mengetahui variabel yang lebih dominan berpengaruh antara variabel komunikasi

dan motivasi terhadap semangat kerja karyawan di guest activities departmentThe

Patra Bali Resort & Villas.Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan

guest activities department The Patra Bali Resort & Villas.Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, kuesioner, dan studi

kepustakaan. Dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik analisis data

menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji-F, Uji-t, analisis determinasi

yang digunakan untuk mengukur pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap

semangat kerja karyawan pada guest activities department The Patra Bali Resort

& Villas.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel

komunikasi dan motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

variabel terikat (semangat kerja karyawan) yaitu Fhitung28,281 lebih besar dari

FTabel.Secara parsial variabel komunikasi dan motivasi memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan. Variabel yang paling dominan berpengaruh adalah variabel

motivasi yaitu 84,3% lebih besar dari variabel komunikasi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

12

Long (2014) “The Impact of Transformational Leadership Style on Job

Satisfaction “The purpose of this study is to examine the relationship between

transformational leadership style and employee job satisfaction. Research

Methodology Research Design: This study investigates the effect of leadership

style on job satisfaction by means of a descriptive and analytical methodology.

Quantitative research designs area adopted. The quantitative study applies a

survey type of research design. The survey method using a structured

questionnaire was utilized to obtain primary data from the participants. The data

has been analyzed using Statistical Package for Social Sciences Version 18 (SPSS

18). The collected data is then analyzed using descriptive statistics and Pearson

correlation analysis. A multiple regression analysis has been used to test the

hypotheses.

Research Sample and Data Collection are An empirical study was conducted

in a Government Linked Company in Malaysia. 378 employees from 6 different

departments are invited to be the respondents of this research. The number of

completed surveys which were returned to the researcher was 255. This

represents a return rate of 67.46%. Research Instruments : The Multifactor

Leadership Questionnaire (MLQ) has been used to measure transformational

leadership style. Transformational leadership style is measured using 4 factors:

(a) Idealized Influence, (b) Inspirational Motivation, (c) Intellectual Stimulation

and (d) Individual Consideration . The Minnesota Satisfaction Questionnaire

(MSQ) is used for measurement of job satisfaction. MSQ includes measurement of

employee intrinsic job satisfaction, extrinsic job satisfaction as well as general

satisfaction. Results and discussion : the findings show that only one of the four

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

13

transformational leadership characteristics are found to have significant

relationship with job satisfaction. Characteristic of individualized consideration

are found to be contributed most in job satisfaction.

Perbedaan dan persamaan dalam penelitian ini dengan telaah penelitian

sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya

Pengaruh

Kepemimpinan,

Kompensasi Dan

Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan Pada

Hotel Cendana

Resort & Spa

Ubud, Gianyar

(Ariana,2013 )

Perbedaan Persamaan

Lokasi Hotel Cendana Resort

& Spa Ubud, Gianyar

-

Variabel Kompensasi dan

disiplin

Kepemimpinan

Sampel - Sampling Jenuh

Teknik

Analisis

Data

Uji multikolinearitas,

Uji heterokedastisitas,

Uji validitas, uji

reliabilitas uji

regresi linier

berganda, uji F,uji

t

Hasil Kepemimpinan yang

paling

dominanberpengaruh

terhadap kinerja

karyawan

-

Pengaruh

Komunikasi Dan

Motivasi Terhadap

Semangat Kerja

Karyawan Guest

Activities

DepartmentThe

Patra Bali Resort &

VillasBali

(Indra,2013)

Lokasi Patra Bali Resort &

Villas-Bali

-

Variabel Motivasi Komunikasi dan

Semangat kerja

Sampel - Sampling Jenuh

Teknik

Analisis

Data

- Analisis regresi

linier berganda,uji

F,dan uji t

Hasil Motivasi merupakan

yang paling

berpengaruh terhadap

semangat kerja

karyawan

-

Lokasi

Government Linked

Company in Malaysia

-

Variabel Idealized Influence,

Inspirational

Motivation,

-

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

14

The Impact of

Transformational

Leadership Style

on Job Satisfaction

(Long,2014)

Intellectual

Stimulation and

Individual

Consideration

Sampel Survey method and

Multifactor

Leadership

Questionnaire (MLQ)

-

Teknik

Analisis

Data

Pearson correlation

analysis.

A multiple

regression

analysis

Hasil Characteristic of

individualized

consideration are

found to be

contributed most in

job satisfaction

-

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.1 Tinjauan tentang Komunikasi

Menurut pendapat Wexley and Yukl yang mengatakan bahwa :

“Communication can be defined as the tranmission of information between two or

more persons”. Artinya “komunikasi dapat diberikan definisi sebagai pengiriman

informasi antara dua orang atau lebih”. (Dalam Wursanto. IG:153)

Menurut pendapat Koontz, et.al. (Dalam Bangun : 2012) yang menyatakan

bahwa “ Komunikasi sebagai penyampaian informasi dari pengirim kepada

penerima informasi dan dapat dipahami oleh penerima informasi tersebut”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu

proses penyampaian informasi yang berupa ide gagasan dan dapat diterima secara

lisan, tertulis maupun menggunakan alat bantu komunikasi dari pengirim kepada

penerima informasi antara dua orang atau lebih.

1. Proses Komunikasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

15

Menurut pendapat Bangun ( 2012 : 362 ) yang menyatakan bahwa ada enam

proses komunikasi yaitu pengirim mempunyai ide

1)Pengirim Mempunyai Ide

Langkah pertama adalah pengirim mempunyai ide, langkah ini diambil

sebelum terbentuk pesan yang akan disampaikan ke penerima pesan. Ide

yang disampaikan terbentuk dari diri pengirim, seperti situasi, keadaan fisik,

suasana hati.

2) Pengkodean Ide

Tahap berikutnya adalah pengkodean , hal ini berarti mengubah ide

menjadi simbol agar dapat dengan mudah dipahami oleh penerima pesan

dengan jelas.

3)Penyampaian Pesan Melalui Media Komunikasi

Penyampaian pesan dapat disampaikan melalui media komunikasi seperti

media elektronik maupun non elektronik, penyampaian komunikasi dapat

dilakukan secara lisan maupun tertulis.

4) Penerimaan Ide

Setelah pesan dikirm melalui media komunikasi yang tepat, maka langkah

selanjutnya pesan diterima oleh penerima pesan.

5) Menafsirkan Pesan

Setelah penerimaan pesan,langkah selanjutnya menafsirkan pesan,

langkah ini sangat penting karena berkaitan dengan pemahaman penerima

pesan atas pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan.

6)Umpan Balik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

16

Tahap terakhir dalam komunikasi adalah umpan balik. Umpan balik adalah

tanggapan penerima pesan atas pesan yang disampaikan oleh pengirim

pesan. Dengan adanya umpan balik berarti pesan yang disampaikan dapat

dimengerti dengan baik oleh si penerima, karena inilah yang merupakan

tujuan dari komunikasi.

2. Klasifikasi Komunikasi

Di dalam organisasi hendaknya pimpinan menyampaikan berbagai

informasi baik internal maupun eksternal. Berikut ini,ada beberapa klasifikasi

komunikasi yang digunakan dalam perusahaan menurut pendapat Wursanto

(2012 : 159) antara lain :

1) Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang melalui ucapan kata – kata

atau kalimat, melalui apa yang dikatakan dan bagaimana

mengatakannya. Media yang digunakan adalah wawancara, ceramah,

rapat, telepon, simposium.

2) Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis adalah komunikasi dengan mempergunakan

rangkaian kata-kata atau kalimat yang tertulis yang dimengerti oleh

pihak lain. Media yang digunakan adalah surat dinas, surat keputusan,

pengumuman, buletin, majalah, surat kabar.

3) Komunikasi Informal : yaitu komunikasi yang terjadi dalam suatu

organisasi tetapi tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur

organisasi. Komunikasi ini tidak resmi sehinggah kurang objektif

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

17

kebenarannya. Saluran media yang dipergunakan biasanya melalui

rantai kerumunan dan biasanya dilakukan oleh para pejabat, bawahan,

dan pegawai.

4) Komunikasi Formal : yaitu saluran komunikasi yang terjadi di antara

para anggota organisasi. Komunikasi formal dapat menggunakan semua

media yang dipergunakan oleh komunikasi vertikal dan komunikasi

horisontal antara lain:

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal dapat dibedakan dua macam, yakni komunikasi

ke bawah (downward communication) dan komunikasi ke atas

(upward communication).

(1) Komunikasi vertikal ke bawah merupakan komunikasi yang

berlangsung dari pimpinan kepada bawahan. Media yang

digunakan adalah memo, buku pedoman, perintah, teguran,

pujian.

(2) Komunikasi vertikal ke atasmerupakan komunikasi dari para

karyawan (bawahan) kepada pimpinan perusahaan (atasan).

Media yang dipergunakan adalah keluhan, pendapat, dan saran.

b. Komunikasi Horisontal

Merupakan komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan

secara timbal balik (antar satuan organisasi yang setingkat dalam

suatu organisasi) juga terjadi hubungan antara karyawan satu dengan

yang lainnya yang memiliki tugas dan wewenang relative sama.

Komunikasi ini dapat diwujudkan melalui fiat setuju, rapat kerja dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

18

musyawarah.Komunikasi horisontal digunakan sebagai wahana

untuk menyampaikan berbagai hal seperti informasi, nasehat dan

saran sehingga berbagai satuan kerja dalam organisasi bergerak

sebagai suatu kesatuanyang bulat, mempunyai persepsi yang sama

tentang arah yang akan ditempuh serta langkah yang seirama dalam

menghadapi berbagai masalah yang rumit. Berbeda dengan

komunikasi vertikal yang sifatnya tidak formal. Karyawan

berkomunikasi satu sama lain saat istirahat, waktu rekreasi dan

waktu pulang kerja.

Menurut pendapat Shaw (dalam Madlock ,2008) ada beberapa ndikator –

indikator komunikasidiantaranya :

1) Communicating effectively

Sebagai seorang pemimpin tahu bagaimana berkomunikasi dengan

bawahannya secara efektif.

2) Communicating very dissatisfied

Pemimpin mampu membuat percakapan menjadi menarik dan bawahan

atau si pendengar merasa puas terhadap percakapan yang dilakukan.

3) Understand

Pemimpin mempunyai sifat yang mampu mengerti apa yang dikatakan

dan mampu mengerti keinginan bawahnnya di dalam melakukan

komunikasi.

4) Conversations flow smoothly

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

19

Sebagai seorang pemimpin mampu melakukan komunikasi dalam

percakapan sehari – hari dengan mengalir, lancar, dan lemah lembut.

3. Fungsi-fungsi Komunikasi

Adapun fungsi – fungsi komunikasi menurut pendapat Bangun (2012 :

361)sebagai berikut:

1) Fungsi pengawasan , setiap organisasi mempunyai garis dan struktur

komando. Bila karyawan mengkomunikasikan keluhannya kepada

atasannya berkaitan dengan pekerjaannya, sesuai dengan deskripsi

pekerjaan dan kebijakan perusahaan, maka komunikasi tersebut sudah

menjalankan fungsi pengawasan.

2) Sebagai motivasi, dengan memberi penjelasan kepada karyawan apa

yang harus dilakukan, bagaimana prestasi dan cara kerja karyawan.

Dengan hal tersebut akan mendorong karyawan agar mau melaksanakan

tugasnya dengan baik, dan menuntut komunikasi yang efektif.

3) Pengungkapan Emosi, komunikasi yang terjadi dalam organisasi

merupakan mekanisme yang terdapat pada masing-masing individu

tersebut yang menunjukan rasa kecewa dan kepuasannya. Dengan

demikian komunikasi merupakan sarana dalam melepaskan rasa emosi

sebagai rasa pemenuhan kebutuhan sosial.

4) Informasi, fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Melalui

kegiatan komunikasi dapat memberikan informasi kepada individu atau

kelompok dalam pengambilan keputusan.

2.2.2 Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

20

Menurut pendapat Siagian (dalam Sutrisno ,2009) yang menyatakan

bahwa “gaya kepemimpinan adalah sebagai kesanggupan untuk mempengaruhi

perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu”.

Menurut pendapat Usman (dalam Djestawana) yang menyatakan bahwa

“gaya kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi

tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi keaarah pencapaian satu atau

beberapa tujuan tertentu”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinann adalah

kesanggupan untuk mempengaruhi orang lain melalui komunikasi kearah untuk

mencapai tujuan tertentu.

1 Gaya Kepemimpinan

Banyak pendekatan yang digunakan untuk membedakan kepemimpinan.

Menurut pendapat House (dalam Bangun,2012 ) yang mengkategorikan gaya

kepemimpinan ke dalam empat kelompok, antara lain :

1) Kepemimpinan direktif (directiveleadership )

Gaya kepemimpinan ini selalu memberikan pengarahan yang spesifik

dalam menyelesaikan tugas, sehingga bawahan mengetahui apa yang

diharapkan dari mereka

2) Kepemimpinan suportif (supportiveleadership)

Gaya kepemimpinan seperti ini mempunyai sikap ramah, dan

menunjukan perhatian yang besar kepada para bawahannya.

3) Gaya kepemimpinan partisipatif ( participativeleadership)

Gaya kepemimpinan ini mampudiajak berkonsultasi dan menggunakan

saran dari bawahan sebelum mengambil keputusan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

21

4) Gaya kepemimpinan beorientasi pada prestasi (theachievement-

orientedleadership), pemimpin menetapkan serangkaian sasaran yang

menantang dan mengharapkan mereka bisa mengerjakan dengan hasil

yang baik.

Menurut pendapat Northouse (dalam Madlock,2008) indikator – indikator

gaya kepemimpinan diantaranya :

1) Acts friendly with members of the group.

Gaya kepemimpinan ini adalah seorang pemimpin harus mempunyai

sifat bertindak ramah dengan bawahannya. Hal ini dilakukan untuk

menjalin hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan.

2) Sets standards of performance for group members.

Gaya pemimpin seorang pemimpin yang mampu menetapkan standar

kinerja apa yang digunakan didalam menjadi seorang pemimpin.

3) Helps other

Pemimpin selalu memberikan bantuan kepada bawahannya agar

karyawan tersebut merasa nyaman dalam organisasi yang dipimpinnya.

4) Makes suggestions and responds favorably

Gaya pemimpin ini, jika terjadi masalah dalam sebuah organisasi

seorang pemimpin mampu membuat saran atau solusi untuk

memecahkan masalah dan merespon secara positif saran yang dibuat

oleh orang lain.

5) Treats

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

22

Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai sifat dan sikap yang adil

terhadap bawahannya agar nantinya tidak terjadi cemburu sosial di

dalam sebuah organisasi.

6) Responsibilities

Pemimpin memberikan tangguang jawab untuk setiap bawahannya

dalam tugas pekerjaan yang telah diberikan.

7) Care

Sebagai pemimpin harus mampu menunjukan dan memberikan

perhatian dalam bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan anak

buahnya.

8) Flexibility

Gaya pemimpin ini mempunya sifat fleksibel seperti jika karyawan

melakukan kesalahan sebagai seorang pemimpin harus mampu

membuat suatu keputusan secara fleksibilitas.

2 Tipe kepemimpinan

Menurut pendapat Wj Reddin (dalam Kartono,2008), tipe kepemimpinan

yang digolongkan menjadi 8 yaitu :

1) Tipe Diserter (pembelot)

Tipe pemimpin seperti ini bersifat bermoral rendah,tidak memiliki rasa

keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar

diramalkan.

2) Tipe Birokrat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

23

Tipe pemimpin birokrat bersifat correct, kaku, patuh pada peraturan dan

norma – norma, yang mempunyai pikiran cermat, tepat, berdisplin, dan

keras.

3) Tipe Misionaris (misionary)

Tipe pemimpin seperti ini bersifat penolong, terbuka, lembut hati,

ramah tamah

4) Tipe Developer

Tipe pemimpin ini mempunyai sifat kreatif, dinamis, inovatif,

memberikan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan kepada

bawahannya.

5) Tipe Otokrat

Tipe pemimpin seperti ini mempunyai sifat keras, mau menang sendiri,

dan keras kepala.

6) Tipe BenevolentAutocrat (otokrat yang bijak)

Tipe pemimpin ini bersifat lancar, tertib, ahli dalam menggorganisir,

besar rasa keterlibatan diri.

7) Tipe Compromiser (kompromis)

Tipe pemimpin seperti ini mempunyai sifat yang plintat plintut, selalu

mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan,

berpandangan pendek dan sempit.

8) Tipe Eksekutif

Tipe pemimpin ini mempunyai sifat bermutu tinggi, dapat memberikan

moivasi yang baik, berpandangan yang jauh dan tekun.

2.2.3 Tinjauan Tentang Semangat Kerja

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

24

Menurut pendapat Duwi (2007) (dikutip oleh Triyana) menyatakan

bahwa “semangatikerja yaitu sikap individu dan kelompok terhadap seluruh

lingkungan kerja serta kerjasama dengan orang lain secara maksimal sesuai

dengan kepentingan yang baik demi perusahaan”.

Menurut pendapat Siswanto (2001:264) (dikutip oleh Fauji,2013),

mengemukakan bahwa “Semangat kerja adalah sebagai suatu kondisi rohaniah

atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang menimbulkan

kesenangan dalam diri pekerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuensi dalam

mencapai tujuan dan aturan niat yang telah di tetapkan oleh perusahaan”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semangat kerja

merupakan keiinginan dari individu ataupun kelompok yang menunjukan

kegairahan didalam melaksanakan pekerjaannya, yang mana dapat mendorong

mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik sehingga dapat memperkecil

kekeliruan serta dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai yang ditentukan dalam

mengejar tujuan bersama.

1. Indikasi-indikasi penurunan semangat kerja

Indikasi turunnya semangat kerja penting diketahui oleh setiap

perusahaan karena dengan pengetahuan indikasi ini akan dapat diketahui sebab

turunnya semangat kerja sehingga nanttinya akan diambil tindakan-tindakan

pencegahan dan pemecahan masalah seawal mungkin.

Adapun indikasi-indikasi turunnya semangat kerja karyawan. Menurut

Nitisemo (2000:97) (dikutip oleh Masari,2014) antara lain :

1) Turun atau rendahnya produktivitas kerja

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

25

Turunnya produktivitas merupakan salah satu indikasi turunnya

semangat kerja. Turunnya semangat kerja ini dapat diukur atau

diperbandingkan dengan produktivitas sebelumnya. Untuk dapat

mengetahui rendahnya produktivitas kerja, maka dapat membuat standar

kerja, sehingga kita dapat mengetahui apakah produktivitas rendah atau

tidak.

2) Tingkat Absensi Yang Naik/Tinggi

Pada umumnya bila semangat kerja menurun maka mereka akan

malas datang untuk bekerja, untuk melihat apakah tingkat absensi itu tinggi

maka tidak dapat melihat tingkat absensi secara perorangan tetapi dilihat

secara rata-rata

3) Tingkat Labour Turn Over Yang Tinggi

Apabila dalam perusahaan tingkat keluar masuknya karyawan naik

dari pada sebelumnya, maka ini sebenarnya merupakan indikasi turunnya

semangat kerja karyawan.

4) Tingkat Kerusakan Yang Tinggi

Naiknya jumlah kerusakan tidak selalu karena semangat kerja

menurun tapi banyak faktor lain. Yang dapat diakibatkan oleh faktor

kerusakan mesin dan peralatan, kesalahan pembelian bahan baku dan

sebagainya. Meskipun demikian naiknya tingkat kerusakan merupakan

indikasi yang cukup kuat yang menunjukkan dimana-mana.

5) Kegelisahan dimana-mana

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

26

Kegelisahan dapat terjadi bilamana semangat kerja menurun,

kegelisahan-kegelisahan tersebut dapat berupa keluh kesah, perasaan

jengkel serta yang lainnya.

6) Tuntutan yang sering terjadi

Tuntutan sebenarnya perwujudan dari ketidakpuasan, dimana pada tahap

tertentu akan mengabaikan keberanian untuk mengajukan tuntutan.

Seringnya terjadi tuntutan adalah indikasi yang cukup kuat adanya semangat

kerja yang menurun.

7) Pemogokan

Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja

adalah bilamana terjadi pemogokan. Setiap perusahaan harus mencegah

kemungkinan timbulnya pemogokan karena hal ini bukan saja indikasi

turunnya semangat kerja tetapi pemogokan ini dapat menimbulkan

kelumpuhan bagi perusahaan dengan segala akibatnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Menurut Gorda (2004 : 76) (dikutip oleh Masari,2014) bahwa

tinggirendahnya semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi atau

perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

1) Kepemimpinan : merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain agar orang lain bersedia secara iklas melaksanakan suatu

pekerjaan dalam upaya mencapa tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2) Motivasi : merupakan dorongan terhadap seseorang untuk melakukan

tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

27

3) Komunikasi : merupakan suatu proses penyampaian informmasi yang

memberikan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

4) Hubungan manusiawi : merupakan keseluruhan rangkaian hubungan

baik yang bersifatformal maupun informal, antara atasan dengan

bawahhan lainnya agar dibina ke arah hubungan yang harmonis

sehingga timbul kebersamaan dikalangan anggota organisasi ataupun

perusahaan.

5) Lingkungan fisik tempat kerja : merupakan segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalannkan tugas-tugasnya yang dibebankan.

Menurut pendapat Nitisemito (2001)(dikutip oleh Fauji,2013)faktor-

faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah sebagai berikut :

1) Bangga akan pekerjaan dan puas dalam menjalankan pekerjaan

2) Sikap pekerja terhadap pimpinan dan sebaliknya pekerja diperlakukan

dengan baik

3) Hasrat untuk maju kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaan

3. Indikator Semangat Kerja karyawan

Menurut pendapat Heidjrachman dan Husnan (2002 : 21)(dikutip oleh

Triyana)yang menyatakan indikator semangat kerja meliuti antara lain :

1) Disiplin merupakan ketaatan setiap karyawan akan tata tertib yang

berlaku dalam perusahaan tersebut. Meliputi kebutuhan akan jam

kerja, tata tertib yang berlaku, pakaian serragam dan sebagainya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

28

2) Absensi merupakan data yang menunjukkan ketidak hadiran para

karyawan dalam tugasnya, hal ini termasuk waktu hilang karena sakit,

kecelakaan atau kepentingan pribadi yang diberi wewenang atau yang

dapat diperhitungkan dalam tingkat absensi adalah diberhentikan

sementara, cuti yang sah, periode libur kerja, yang diperhitungkan

meliputi : hari ketidakhadiran karyawan selama satu bulan selain cuti,

hari libur yang diterakan, tingkat ketidakhadiran dikarenakan sakit.

3) Kerjasama merupakan suatu tindakan bersama-sama antara seorang

dengan orang lain dimana setiap orang bekerja dan menyumbangkan

tenaganya secara sukarela dan sadar untuk saling membantu guna

mencapai tujuan bersama.

4) Kepuasan merupakan suatu sikap para karyawan yang menunjukkan

tingkat kepuasan terhadap tugasnya, lingkungan perusahaan serta

terhadap jaminan-jaminan yang diperolehnya.

Menurut pendapat Anwar (2002:180) (dikutip oleh Fauji,2013),adapun

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari Semangat Kerja yaitu:

1) Perilaku yang agresif yang menimbulkan frustasi:

a. Konsentrasi Kerja merupakan suatu prilaku setiap karyawan yang

harus mampu ditunjukan di dalam bekerja. Prilaku ini harus ada

disetiap karyawan supaya tidak terjadi kesalahan dalam bekerja.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

29

b. Ketelitian merupakan suatu sikap atau prilaku yang harus dimiliki

setiap karyawan, jika tidak ada prilaku ketelitian dalam bekerja

kemungkinan kesalahan itu pasti ada. Tidak adanya ketelitian

disebabkan oleh frustasi yang dialami oleh karyawan itu sendiri.

c. Hasrat untuk maju merupakan sikap atau prilaku yang ingin diperoleh

oleh setiap karyawan, berdasarkan semangat dalam bekerja yang ada

di dalam dirinya untuk menjadi lebih baik.

2) Individu bekerja dengan suatu perasaan bagaimana dari perasaan lain

yang menyenangkan:

a. Kebanggaan karyawan merupakansuatu perasaan bangga akan

pekerjaan dan puas dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan.

b. Kepuasan karyawan merupakan perasaan yang dirasakan oleh

karyawan,ketika pekerjaannya mendapat penghargaan dari

atasannnya.

c. Labour turn over merupakan tingkat keluar masuknya karyawan di

dalam suatu perusahaan. Jika tingkat keluar masuknya menurun maka

ini sebenarnya merupakan indikasi meningkatnya semangat kerja

karyawan.

d. Tingkat absensi merupakan suatu hal yang dapat dilihat pada setiap

absensi karyawan, jika absensinya meningkat hal itu berarti turunnya

semangat kerja karyawan, dan jika sebaliknya maka dapat dipastikan

adanya semangat kerja yang tinggi untuk bekerja.

3) Keterlibatan ego dalam bekerja

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

30

a. Tanggung jawab adalah sikap yang harus dipertunjukan oleh setiap

karyawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan atasannya.

b. Lancarnya aktivitas merupakan hal yang diinginkan oleh karyawan,

hal ini dimaksudkan lancarnya setiap pekerjaan yang dilakukan maka

akan meningkatkan semangat kerja karyawan itu sendiri.

Menurut pendapat Moekijat (2003:136) (dikutip oleh Malvinas,2013) yang

meyatakan indikator – indikator semangat kerja yang terdiri dari:

1) Kegembiraan

Orang yang optimis adalah orang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal (Moekijat, 2003:136). Karyawan yang selalu

gembira biasanya mempunyai peluang yang besar untuk mengerjakan

dengan baik, sedangkan karyawan yang tidak mempunyai rasa gembira,

biasanya pekerjaan yang dihasilkan tidak akan maksimal.

2) Kerjasama

Kerjasa sama di antara rekan kerja merupakan kondisi yang diinginkan oleh

manajemen perusahaan, agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan

baik.

3) Kebanggaan dalam dinas

Perasaan senang terhadap pekerjaan merupakan perasaan senang pada diri

karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan perusahaan. Apabila seseorang

mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya,

maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan daripada mengerjakan

pekerjaan yang tidak disenangi. Demikian pula apabila akan memberikan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

31

tugas pada seseorang, maka alangkah baiknya bila sebelumnya mengetahui

apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan

diberikan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan suatu hasil yang lebih

memuaskan. Jadi rasa senang dengan suatu pekerjaan juga merupakan hal

yang sangat penting dalam meningkatkan mutu dari hasil produksi.

4) Ketaatan kepada kewajiban

Ketaatan kepada kewajiban merupakan tindakan karyawan terhadap

peraturan yang telah ditetapkan perusahaan apakah bisa mentaatinya

(Moekijat, 2003:144). Karyawan yang mempunyai konsekuensi tinggi harus

mau menaati semua kewajibannya sesuai dengan kesepakatan saat pertama

kali bekerja.

5) Kesetiaan

Kesetiaan timbul dari dalam diri sendiri, karyawan merasakan kesadaran

yang tinggi bahwa antara dirinya dengan perusahaan merupakan dua pihak

yang saling membutuhkan. Karyawan tersebut membutuhkan perusahaan

tempat mencari sumber penghidupan dan pemenuhan kebutuhan sosial

lainnya. Disisi lain perusahaan dianggap mempunyai kepentingan kepada

karyawan, karena dengan karyawan itulah perusahaan akan dapat

melakukan produksi dalam rangka pencapaian tujuannya.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

32

2.3Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan singkat

yang disimpulkam dari tujuan penelitian sebagai jawaban sementara atas

permasalahan yang akan diteliti. Suatu hipotesis akan diterima sebagai sebuah

keputusan apabila hasil analisis data empiris dapat membuktikan hipotesis

tersebut benar. Berdasarkan latar belakang masalah dan dilandasi oleh telaah

pustaka, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis I : Adanya pengaruh yang signifikan secara simultan antara

komunikasi dan gaya kepemimpinan terhadap semangat

kerja karyawan di Fontana Hotel Bali

Hipotesis II :Adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara

komunikasi terhadap semangat kerja karyawan di Fontana

Hotel Bali

Hipotesis III : Adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara

gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan di

Fontana Hotel Bali