BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

20
http://digilib.unimus.ac.id Page 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a) Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui karena dipelajarinya ilmu, yang diketahui karena mengalami, melihat, dan mendengar sesuatu. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni penglihatan, penciuman, perabaan dan indra perasa. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ( Knowledge) adalah hasil tahu manusia sekedar menjawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. 8,7 b) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : (1) Tahu (know) Tahu diartikaan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. 7 (2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

http://digilib.unimus.ac.id Page 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a) Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui karena

dipelajarinya ilmu, yang diketahui karena mengalami, melihat, dan

mendengar sesuatu. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni penglihatan,

penciuman, perabaan dan indra perasa. Sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (Knowledge) adalah

hasil tahu manusia sekedar menjawab pertanyaan apa, mengapa dan

bagaimana.8,7

b) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

(1) Tahu (know)

Tahu diartikaan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan

paling rendah.7

(2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

http://digilib.unimus.ac.id Page 7

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.7

(3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.7

(4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.7

(5) Sintesa (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi–formulasi yang ada.7

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria

yang ada.7

http://digilib.unimus.ac.id Page 8

Evaluasi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek tertentu. Kualitas pengetahuan dapat dikelompokkan

melalui skoring. Pengetahuan dikatakan baik jika memiliki skor

75-100%, cukup 56-75%, kurang jika skor 40-55% dan tidak baik

jika skor kurang dari 40%. 9

c) Cara memperoleh kebenaran pengetahuan

Cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

(1) Cara tradisional atau non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.

7

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara coba salah ( Trial and Error)

Sebelum adanya kebudayaan bahwa adanya peradaban,

cara coba salah dilakukan menggunakan kemungkinan dalam

memecah masalah apabila kemungkinan tersebut tidak

behasil maka akan dicoba dengan kemungkinan yang lain. 7

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima

pendapat dari orang yang melakukan aktifitas tanpa menguji

atau membuktikan kebenaran, baik berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

dikemukakanya adalah sudah benar. 7

http://digilib.unimus.ac.id Page 9

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan pada masa yang lalu. Namun perlu

diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat

menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan

benar. Untuk dapat menarik kesimpulan dari pengalaman

yang dengan benar diperlukan berfikir yang kritis dan logis. 7

d) Melalui jalan fikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

telah menggunakan jalan fikirannya baik melalui induksi

maupun deduksi. Induksi adalah proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada

umum. Deduksi adalah proses pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan yang umum kepada yang khusus.

(2) Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematik logis dan ilmiah. Dalam

memperoleh kemampuan dilakukan dengan cara observasi

langsung dan membuat catatan-catatan terhadap semua fakta yang

sehubungan dengan objek penelitiannya. 7

2. Sikap 7

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

http://digilib.unimus.ac.id Page 10

b) Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek

c) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan

penting.

Sikap dibedakan atas beberapa tingkatan :

a) Menerima (Receiving )

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulasi yang diberikan (objek).

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang tinggi.

3. Praktek

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. 7

http://digilib.unimus.ac.id Page 11

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :

a) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

7

b) Respon terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.7

c) Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktek tingkat tiga. 7

d) Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. 7

4. Perilaku

a) Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku

manusia pada hakikatnya adalah tidakan atau aktifitas dari manusia

itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain,

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca dan sebagainya. 7

Perilaku merupakan totalitas penghayatan aktifitas yang

merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara

berbagai macam gejala seperti pengamatan, pikiran, ingatan dan

fantasi.

Menurut Suryani (2003) dikutip oleh Mahfoedz (2005)

seorang ahli perilaku mengatakan bahwa perilaku merupakan aksi

dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya.

http://digilib.unimus.ac.id Page 12

Perilaku baru terbentuk bila ada rangsangan yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi.7

b) Bentuk perilaku

Menurut Mahfoedz (2005), dilihat dari bentuk respon

terhadap stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua :

1) Perilaku yang tidak tampak atau terselubung (covert behaviour)

Contohnya : berfikir, tanggapan, sikap, persepsi, emosi,

pengetahuan dan lain-lain.

2) Perilaku yang tampak (overt behaviour)

Contohnya : berjalan, berbicara, berpakaian .7

c) Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan.

Secara garis besar kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior

cause) dan faktor di luar perilaku (non behavior cause). 7

Selanjutnya perilaku dibentuk oleh tiga faktor yaitu :

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai

dan sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan misalnya : Puskesmas, obat-

obatan, tablet tambah darah dan sebagainya.

3) Faktor pendorong (reinforsing factors) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lainnya, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.7

http://digilib.unimus.ac.id Page 13

Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

B = Behavior

Pf = Presdisposing factors

Ef = Enabling Factors

Rf = Reinforsing Factors

f = Fungsi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu hamil atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,

kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat

yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap dan

perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.7

Ibu hamil yang tidak mau minum Tablet Tambah Darah

disebabkan orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat

Tablet Tambah Darah bagi ibu hamil. Pada ibu hamil tertentu

sudah mengetahui manfaat tablet tambah darah tetapi tidak mau

minum karena setelah minum merasa mual dan warna tinja

kehitaman (predisposing factors) atau lokasi tempat tinggalnya

jauh dari sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan tablet

tambah darah, atau ada sarana pelayanan tetapi tidak difungsikan

dengan baik oleh ibu hamil setempat, (enabling factors). Penyebab

lain yang mungkin terjadi adalah para tenaga kesehatan atau tokoh

masyarakat sekitar tidak pernah mengkonsumsi tablet tambah

darah, kurangnya dukungan dari lingkungan dan keluarga ibu hamil

untuk minum tablet tambah darah (reinforsing factors) 7

B=f(Pf,Ef,Rf)

http://digilib.unimus.ac.id Page 14

d) Proses adopsi perilaku

Proses adopsi perilaku yang terjadi pada seseorang melalui

beberapa tingkatan yaitu :

1) Awernes (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

2) Interes yaitu orang mulai tertarik pada stimulus yang ada.

3) Evaluation yaitu menimbang-nimbang baik atau tidaknya

stimulus bagi dirinya.

4) Trial yaitu orang mulai mencoba perilaku yang baru.

5) Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.9

5. Anemia kehamilan

a) Konsep dasar anemia pada kehamilan

Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana

darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai

dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah

keadaan ibu hamil dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada

trimester I dan III atau 10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada

kehamilan merupakan masalah nasional yang mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat

besar terhadap sumberdaya manusia.2

Anemia kehamilan disebut “potensial danger to mother and

child” yaitu anemia yang berpotensi membahayakan ibu dan anak.

Oleh karena itu, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak

yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang.11

1) Macam-macam anemia selama kehamilan

a) Anemia defisiensi besi

Penyebab terserang anemia selama kehamilan dan masa

http://digilib.unimus.ac.id Page 15

nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak

jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran

darah yang berlebihan disertai hilangnya hemogoblin dan

terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamila dapat menjadi

penyebab penting anemia defiensi besi pada kehamilan

berikutnya.10

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia

defisiensi besi. Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan

ibu akan besi yang dipacu oleh kehamilannya rata-rata

mendekati 800mg, sekitar 500mg, bila tersedia, untuk ekspansi

massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melaui

usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi

cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali, apabila

perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi

selama kehamilan normal yang disebutkan di atas

dikompensasi oleh penyerapan besi darisaluran pencernaan,

akan terjadi anemia defisiensi besi.10,11

Meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama

trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi

sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun

pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak

terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena

peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi

yang sekarang disalurkan kepada janin. Kenapa jumlah besi

tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,

neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia

defisiensi besi. 12

http://digilib.unimus.ac.id Page 16

b) Anemia akibat pendarahan akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan

plasenta previa dapat menjadi sumber pendarahan serius dan

anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan,

anemia akibat pendarahan sering terjadi pada kasus-kasus

abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Pendarahan

masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah

darah yang diganti umumnya tidak mengatasi defisit

hemoglobin akibart pendarahan secara tuntas, secara umum

apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan

heostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi

dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang

hemoglobinya le bih dari 7g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi

menghadapi kemungkinan pendarahan serius, dapat berobat

jalan tanpa memperlihatkan keluhan, da tidak demam, terai besi

selama minimal 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan

dengan transfusi darah.12

c) Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah penurunan berat badan dan

pucat sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit

kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dari

neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-

kadang berat,biasanya dengan eritrosit yang sedikit hipokromik

dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,

endokarditis, atau esteoielitis sering menjadi penyebab, tetapi

terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden

penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker

dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV),

http://digilib.unimus.ac.id Page 17

dan peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia

bentuk ini.2

d) Defisiensi vitamin 12 / defisiensi megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan

vitamin 12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai

oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin 12 karena tidak

adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyait autoimun yang

sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi

vitamin 12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumpai pada

mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total.2

e) Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan

sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan

gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi

bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya

diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun,

pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan

hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu

penderita ini.2

f) Anemia aplastik dan hipoplastik

Walapun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia

aplastik adalah suatu penyulit yang parah. Diagnosis

ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai

trombositopenia, leucopenia dan sumsum tulang yang sangat

hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga kasus,

http://digilib.unimus.ac.id Page 18

anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi,

leukemia dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah

penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsun tulang.

Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai

oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1997). Pada

penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas

sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka

kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen.13

2) Penyebab Anemia Kehamilan

a) Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama

yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.

b) Kekurangan zat besi karena kehutuhan yang meningkat seperti

pada kehamilan.

c) Kehilangan zat besi yang berlehihan pada pendarahan termasuk

haid yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang

dekat.

d) Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis).14

3) Klasifikasi Anemia

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada

ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :

Hb ≥ 11 gr%Tidak anemia (normal)

Hb 9-10 gr% Anemia ringan

Hb 7-8 gr% Anemia sedang

Hb <7 gr% Anemia berat 15

4) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil.

Faktor-faktor yang herhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil menurut Jumirah (2003) adalah :

http://digilib.unimus.ac.id Page 19

a) Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan yang aman bagi kelangsungan hidup ibu

dan anak paling sedikit 2 tahun. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa jarak kehamilan lebih dari 2 tahun

mempunyai pengaruh positif terhadap ibu dan anak. Bahkan

dampak jarak kehamilan terhadap kematian balita lebih besar

dari faktor demografis lainnya, seperti umur ibu ataupun paritas

yang telah lama diketahui berhubungan erat dengan kesehatan

reproduksi. Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun

meningkatkan resiko kematian bagi anak yang baru lahir

maupun bagi anak-anak yang dilahirkan sebelumnya.

b) Umur ibu

Usia seorang perempuan dapat mempengaruhi emosi

selama kehamilannya. Remaja yang hamil memerlukan banyak

perhatian dari lingkungannya untuk meningkatkan kesehatan

secara optimal dan kebutuhan-kebutuhan secara psikologis

maupun sosial bagi dirinya dan anaknya. Masing-masing

remaja yang hamil harus dikaji secara teliti (usia antara 12-19

tahun). Hal-hal yang dikaji antara lain perkembangan fisik dan

perhatian serta kemampuan untuk pemeriksaan ibu hamil.

c) Status gizi ibu hamil

Dalam keadaan hamil ibu harus mendapatkan masukan zat

gizi baik untuk ibu dan janinnya. Kualitas makanan barus baik

dan Jumlah makanan yang dikonsumsi harus ditambah dari

biasanya untuk menjaga kesehatan ibu dan pertumbuhan

janinnya. Status gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan

yang diakubatkan oleh keseimbangan antara konsumsi,

penyerapan zat gizi dan penanggulangan zat gizi oleh tubuh

yang bisa dilihat dari keadaan fisik seseorang seperti berat

badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA).

http://digilib.unimus.ac.id Page 20

lingkar dada (LD). lingkar kepala (LK), dan lapisan lemak

bawah kulit (LLDK).

d) Pengetahuan tentang tablet besi

Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat

memperbaiki status hemoglobin dalam waktu yang relatif

singkat. Di Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam

suplementasi zat besi ini adalah Ferro Sulfat. Senyawa ini

tergolong murah dan dapat diabsorbsi 20%. Dosis yang

digunakan beragam, tergantung pada status besi orang yang

mengkonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan anemia

diberi dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengna wanita

biasa.

Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral

atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat

besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian

preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1

g%/bulan.2

5) Gejala-gejala anemia

Gejala-gejala yang sering muncul pada anemia :

a) Letih. lelah, lemah. lesu dan lunglai.

b) Nafsu makan menurun.

c) Sakit kepala.

d) Konsentrasi menurun.

e) Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari

duduk.

f) Nafas pendek (pada anemia yang parah).

http://digilib.unimus.ac.id Page 21

Pada pemeriksaan didapat gejala anemia :

a) Kulit pucat.

b) Kuku-kuku jari pucat.

c) Rambut rapuh (pada anemia yang parah).3

Menurut Herlina (2007), cara mencegah anemia adalah:

a) Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani

yang mudah diserap.

b) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil

minimal I tablet selama kehamilan.

c) Mengatur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga

berencana (KB). 2

6) Bahaya anemia pada kehamilan.

a) Pengaruh anemia terhadap ibu.

(1) Bahaya selama kehamilan.

(a) Dapat terjadi abortus.

(b) Persalinan prematur.

(c) Hambatan tumbuh berkembang janin dalam rahim.

(d) Mudah terjadi infeksi.

(e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).

(f) Molahidatidosa.

(g) Hiperemesis gravidarum.

(h) Pendarahan antepartum.

(i) Ketuban pecah dini.

(2) Bahaya saat persalinan

(a) Gangguan his (kekurangan mengejan)

(b) Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus lama.

http://digilib.unimus.ac.id Page 22

(c) Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan

dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.

(d) Kala III dapat diikuti retenso plasenta dan perdarahan

post partum akibat atonia uteri.

(e) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder

dan atonia uteri.

(3) Pada kala nifas

(a) Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan

post partum.

(b) Memudahkan infeksi puerperium.

(c) Pengeluaran ASI berkurang.

(d) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.

(e) Anemia kala nifas.

(f) Mudah terjadi infeksi mammae.2

b) Pengaruh anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai

nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan

metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim akan terganggu.

Akibat anemia terhadap janin :

(1) Abortus.

(2) Kematian intrauteri.

(3) Persalinan prematuritas tinggi.

(4) BBLR.

(5) Kelahiran dengan anemia.

(6) Dapat terjadi cacat bawaan.

(7) Janin mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.

(8) Intelegensia rendah.2

http://digilib.unimus.ac.id Page 23

7) Pengobatan anemia pada kehamilan

Untuk menghindari terjadinya anemia, sebaiknya ibu hamil

melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui

data dasarnya kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan dilakukan juga pemeriksaan laborat,

termasuk pemeriksaan tinja sehingg dapat diketahui adanya infeksi

parasit.

Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan

kepada masyarakat. Contoh preparat Fe adalah Hemaviton,

Omegavi, Mirabion, Etabion, Ramabion, Caviplek, dll. Semua

prevarat tersebut dapat dibeli dengan bebas.2

6. Tablet penambah darah

a) Pengertian

Tablet Fe (TTD) adalah tablet besi folat yang berisi 200 mg ferro

sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.1

b) Manfaat Tablet Fe (TTD)

1) Mengganti darah yang hilang karena zat besi merupakan mikro

elemen yang sensial bagi tubuh terutama untuk hemopoehis

(pembentukan darah) yaitu dalam sintesis hemoglobin.

2) Mengobati anemia

3) Meningkatkan kemampuan belajar, bakerja dan meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia serta generasi muda karena berbagai

enzim memerlukan zat besi sebagai pengikat.

4) Meningkatkan status gizi.15

c) Dosis dan cara pemberian

1 tablet setiap hari paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilan.1

http://digilib.unimus.ac.id Page 24

d) Teknik minum tablet Fe (TTD)

1) Untuk minum tablet Fe (TTD) gunakan air putih atau air jeruk

untuk membantu proses penyerapan zat besi.

2) Jangan gunakan kopi, teh maupun susu untuk minum tablet Fe

(TTD) karena dapat menurunkan daya penyerapan zat besi.

3) Minum tablet Fe (TTD) setelah makan malam menjelang tidur.

4) Setelah minum tablet Fe (TTD) lanjutkan makan buah-buahan.1

e) Efek samping tablet Fe (TTD)

1) Perut terasa tidak enak

2) Mual

3) Susah buang air besar

4) Tinja berwarna kehitaman 4

f) Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil

Kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah sebagai berikut: untuk

mengimbangi kebutuhan peningkatan sel darah ibu dan hemodilusi

dibutuhkan 500 mgr Fe, untuk memenuhi kebutuhan fungsi plasenta

sebesar 300mgr Fe dan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

sebanyak 100 mgr Fe. Sehingga bila dijumlahkan kebutuhan zat besi

selama kehamilan adalah kurang lebih 900 mgr Fe.10

http://digilib.unimus.ac.id Page 25

B. Kerangka Teori

Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Depkes RI (2001), Niven (2002), Jumirah (2003), Ida WD (2012)

C. Kerangka Konsep

V. Independen V. Dependen

D. Hipotesis

Hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil

tentang tablet zat besi ( Fe ) dengan kejadian anemia ibu hamil trimester III di

Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.

Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Tablet Fe (TTD)

Kejadian Anemia Ibu Hamil

Pada Trimester III

Pengetahuan

ibu hamil

tentang

tablet Zat

Besi (Fe)

Kejadian anemia pada ibu hamil

trimester III

Faktor yang mempengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil :

- Jarak kehamilan

- Umur ibu

- Status gizi

- Suplementasi zat besi

Tingkat

pendidikan

terakhir

Perilaku

Sikap Ibu hamil

tentang

kepatuhan

mengkonsumsi

tablet zat besi

(Fe)

Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil :

- Jarak kehamilan - Status gizi

- Pendidikan - Pekerjaan

- Umur ibu - Idiopatik