BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
http://digilib.unimus.ac.id Page 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a) Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui karena
dipelajarinya ilmu, yang diketahui karena mengalami, melihat, dan
mendengar sesuatu. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni penglihatan,
penciuman, perabaan dan indra perasa. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (Knowledge) adalah
hasil tahu manusia sekedar menjawab pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana.8,7
b) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
(1) Tahu (know)
Tahu diartikaan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan
paling rendah.7
(2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
http://digilib.unimus.ac.id Page 7
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.7
(3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.7
(4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.7
(5) Sintesa (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi–formulasi yang ada.7
(6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria
yang ada.7
http://digilib.unimus.ac.id Page 8
Evaluasi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek tertentu. Kualitas pengetahuan dapat dikelompokkan
melalui skoring. Pengetahuan dikatakan baik jika memiliki skor
75-100%, cukup 56-75%, kurang jika skor 40-55% dan tidak baik
jika skor kurang dari 40%. 9
c) Cara memperoleh kebenaran pengetahuan
Cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
(1) Cara tradisional atau non ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.
7
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :
a) Cara coba salah ( Trial and Error)
Sebelum adanya kebudayaan bahwa adanya peradaban,
cara coba salah dilakukan menggunakan kemungkinan dalam
memecah masalah apabila kemungkinan tersebut tidak
behasil maka akan dicoba dengan kemungkinan yang lain. 7
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima
pendapat dari orang yang melakukan aktifitas tanpa menguji
atau membuktikan kebenaran, baik berdasarkan penalaran
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakanya adalah sudah benar. 7
http://digilib.unimus.ac.id Page 9
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan pada masa yang lalu. Namun perlu
diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat
menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan
benar. Untuk dapat menarik kesimpulan dari pengalaman
yang dengan benar diperlukan berfikir yang kritis dan logis. 7
d) Melalui jalan fikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia
telah menggunakan jalan fikirannya baik melalui induksi
maupun deduksi. Induksi adalah proses pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada
umum. Deduksi adalah proses pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang umum kepada yang khusus.
(2) Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada saat ini lebih sistematik logis dan ilmiah. Dalam
memperoleh kemampuan dilakukan dengan cara observasi
langsung dan membuat catatan-catatan terhadap semua fakta yang
sehubungan dengan objek penelitiannya. 7
2. Sikap 7
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :
a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
http://digilib.unimus.ac.id Page 10
b) Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek
c) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.
Sikap dibedakan atas beberapa tingkatan :
a) Menerima (Receiving )
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulasi yang diberikan (objek).
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang tinggi.
3. Praktek
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. 7
http://digilib.unimus.ac.id Page 11
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
a) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
7
b) Respon terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.7
c) Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktek tingkat tiga. 7
d) Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. 7
4. Perilaku
a) Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku
manusia pada hakikatnya adalah tidakan atau aktifitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain,
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca dan sebagainya. 7
Perilaku merupakan totalitas penghayatan aktifitas yang
merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara
berbagai macam gejala seperti pengamatan, pikiran, ingatan dan
fantasi.
Menurut Suryani (2003) dikutip oleh Mahfoedz (2005)
seorang ahli perilaku mengatakan bahwa perilaku merupakan aksi
dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya.
http://digilib.unimus.ac.id Page 12
Perilaku baru terbentuk bila ada rangsangan yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi.7
b) Bentuk perilaku
Menurut Mahfoedz (2005), dilihat dari bentuk respon
terhadap stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua :
1) Perilaku yang tidak tampak atau terselubung (covert behaviour)
Contohnya : berfikir, tanggapan, sikap, persepsi, emosi,
pengetahuan dan lain-lain.
2) Perilaku yang tampak (overt behaviour)
Contohnya : berjalan, berbicara, berpakaian .7
c) Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan.
Secara garis besar kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior
cause) dan faktor di luar perilaku (non behavior cause). 7
Selanjutnya perilaku dibentuk oleh tiga faktor yaitu :
1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan misalnya : Puskesmas, obat-
obatan, tablet tambah darah dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforsing factors) yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lainnya, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.7
http://digilib.unimus.ac.id Page 13
Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
B = Behavior
Pf = Presdisposing factors
Ef = Enabling Factors
Rf = Reinforsing Factors
f = Fungsi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu hamil atau
masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat
yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.7
Ibu hamil yang tidak mau minum Tablet Tambah Darah
disebabkan orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat
Tablet Tambah Darah bagi ibu hamil. Pada ibu hamil tertentu
sudah mengetahui manfaat tablet tambah darah tetapi tidak mau
minum karena setelah minum merasa mual dan warna tinja
kehitaman (predisposing factors) atau lokasi tempat tinggalnya
jauh dari sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan tablet
tambah darah, atau ada sarana pelayanan tetapi tidak difungsikan
dengan baik oleh ibu hamil setempat, (enabling factors). Penyebab
lain yang mungkin terjadi adalah para tenaga kesehatan atau tokoh
masyarakat sekitar tidak pernah mengkonsumsi tablet tambah
darah, kurangnya dukungan dari lingkungan dan keluarga ibu hamil
untuk minum tablet tambah darah (reinforsing factors) 7
B=f(Pf,Ef,Rf)
http://digilib.unimus.ac.id Page 14
d) Proses adopsi perilaku
Proses adopsi perilaku yang terjadi pada seseorang melalui
beberapa tingkatan yaitu :
1) Awernes (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
2) Interes yaitu orang mulai tertarik pada stimulus yang ada.
3) Evaluation yaitu menimbang-nimbang baik atau tidaknya
stimulus bagi dirinya.
4) Trial yaitu orang mulai mencoba perilaku yang baru.
5) Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.9
5. Anemia kehamilan
a) Konsep dasar anemia pada kehamilan
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana
darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai
dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah
keadaan ibu hamil dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau 10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah nasional yang mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat
besar terhadap sumberdaya manusia.2
Anemia kehamilan disebut “potensial danger to mother and
child” yaitu anemia yang berpotensi membahayakan ibu dan anak.
Oleh karena itu, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang.11
1) Macam-macam anemia selama kehamilan
a) Anemia defisiensi besi
Penyebab terserang anemia selama kehamilan dan masa
http://digilib.unimus.ac.id Page 15
nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak
jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran
darah yang berlebihan disertai hilangnya hemogoblin dan
terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamila dapat menjadi
penyebab penting anemia defiensi besi pada kehamilan
berikutnya.10
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia
defisiensi besi. Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan
ibu akan besi yang dipacu oleh kehamilannya rata-rata
mendekati 800mg, sekitar 500mg, bila tersedia, untuk ekspansi
massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melaui
usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi
cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali, apabila
perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi
selama kehamilan normal yang disebutkan di atas
dikompensasi oleh penyerapan besi darisaluran pencernaan,
akan terjadi anemia defisiensi besi.10,11
Meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi
sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun
pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak
terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena
peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi
yang sekarang disalurkan kepada janin. Kenapa jumlah besi
tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,
neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia
defisiensi besi. 12
http://digilib.unimus.ac.id Page 16
b) Anemia akibat pendarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan
plasenta previa dapat menjadi sumber pendarahan serius dan
anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan,
anemia akibat pendarahan sering terjadi pada kasus-kasus
abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Pendarahan
masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah
darah yang diganti umumnya tidak mengatasi defisit
hemoglobin akibart pendarahan secara tuntas, secara umum
apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan
heostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi
dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang
hemoglobinya le bih dari 7g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi
menghadapi kemungkinan pendarahan serius, dapat berobat
jalan tanpa memperlihatkan keluhan, da tidak demam, terai besi
selama minimal 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan
dengan transfusi darah.12
c) Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah penurunan berat badan dan
pucat sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit
kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dari
neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-
kadang berat,biasanya dengan eritrosit yang sedikit hipokromik
dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteoielitis sering menjadi penyebab, tetapi
terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden
penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker
dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV),
http://digilib.unimus.ac.id Page 17
dan peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia
bentuk ini.2
d) Defisiensi vitamin 12 / defisiensi megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin 12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai
oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin 12 karena tidak
adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyait autoimun yang
sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi
vitamin 12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumpai pada
mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total.2
e) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan
sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun,
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan
hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu
penderita ini.2
f) Anemia aplastik dan hipoplastik
Walapun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia
aplastik adalah suatu penyulit yang parah. Diagnosis
ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai
trombositopenia, leucopenia dan sumsum tulang yang sangat
hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga kasus,
http://digilib.unimus.ac.id Page 18
anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi,
leukemia dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah
penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsun tulang.
Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai
oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1997). Pada
penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas
sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka
kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen.13
2) Penyebab Anemia Kehamilan
a) Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama
yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.
b) Kekurangan zat besi karena kehutuhan yang meningkat seperti
pada kehamilan.
c) Kehilangan zat besi yang berlehihan pada pendarahan termasuk
haid yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang
dekat.
d) Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis).14
3) Klasifikasi Anemia
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada
ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :
Hb ≥ 11 gr%Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat 15
4) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
Faktor-faktor yang herhubungan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil menurut Jumirah (2003) adalah :
http://digilib.unimus.ac.id Page 19
a) Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan yang aman bagi kelangsungan hidup ibu
dan anak paling sedikit 2 tahun. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa jarak kehamilan lebih dari 2 tahun
mempunyai pengaruh positif terhadap ibu dan anak. Bahkan
dampak jarak kehamilan terhadap kematian balita lebih besar
dari faktor demografis lainnya, seperti umur ibu ataupun paritas
yang telah lama diketahui berhubungan erat dengan kesehatan
reproduksi. Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun
meningkatkan resiko kematian bagi anak yang baru lahir
maupun bagi anak-anak yang dilahirkan sebelumnya.
b) Umur ibu
Usia seorang perempuan dapat mempengaruhi emosi
selama kehamilannya. Remaja yang hamil memerlukan banyak
perhatian dari lingkungannya untuk meningkatkan kesehatan
secara optimal dan kebutuhan-kebutuhan secara psikologis
maupun sosial bagi dirinya dan anaknya. Masing-masing
remaja yang hamil harus dikaji secara teliti (usia antara 12-19
tahun). Hal-hal yang dikaji antara lain perkembangan fisik dan
perhatian serta kemampuan untuk pemeriksaan ibu hamil.
c) Status gizi ibu hamil
Dalam keadaan hamil ibu harus mendapatkan masukan zat
gizi baik untuk ibu dan janinnya. Kualitas makanan barus baik
dan Jumlah makanan yang dikonsumsi harus ditambah dari
biasanya untuk menjaga kesehatan ibu dan pertumbuhan
janinnya. Status gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan
yang diakubatkan oleh keseimbangan antara konsumsi,
penyerapan zat gizi dan penanggulangan zat gizi oleh tubuh
yang bisa dilihat dari keadaan fisik seseorang seperti berat
badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA).
http://digilib.unimus.ac.id Page 20
lingkar dada (LD). lingkar kepala (LK), dan lapisan lemak
bawah kulit (LLDK).
d) Pengetahuan tentang tablet besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat
memperbaiki status hemoglobin dalam waktu yang relatif
singkat. Di Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam
suplementasi zat besi ini adalah Ferro Sulfat. Senyawa ini
tergolong murah dan dapat diabsorbsi 20%. Dosis yang
digunakan beragam, tergantung pada status besi orang yang
mengkonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan anemia
diberi dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengna wanita
biasa.
Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral
atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat
besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian
preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1
g%/bulan.2
5) Gejala-gejala anemia
Gejala-gejala yang sering muncul pada anemia :
a) Letih. lelah, lemah. lesu dan lunglai.
b) Nafsu makan menurun.
c) Sakit kepala.
d) Konsentrasi menurun.
e) Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari
duduk.
f) Nafas pendek (pada anemia yang parah).
http://digilib.unimus.ac.id Page 21
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia :
a) Kulit pucat.
b) Kuku-kuku jari pucat.
c) Rambut rapuh (pada anemia yang parah).3
Menurut Herlina (2007), cara mencegah anemia adalah:
a) Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani
yang mudah diserap.
b) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil
minimal I tablet selama kehamilan.
c) Mengatur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga
berencana (KB). 2
6) Bahaya anemia pada kehamilan.
a) Pengaruh anemia terhadap ibu.
(1) Bahaya selama kehamilan.
(a) Dapat terjadi abortus.
(b) Persalinan prematur.
(c) Hambatan tumbuh berkembang janin dalam rahim.
(d) Mudah terjadi infeksi.
(e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
(f) Molahidatidosa.
(g) Hiperemesis gravidarum.
(h) Pendarahan antepartum.
(i) Ketuban pecah dini.
(2) Bahaya saat persalinan
(a) Gangguan his (kekurangan mengejan)
(b) Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus lama.
http://digilib.unimus.ac.id Page 22
(c) Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
(d) Kala III dapat diikuti retenso plasenta dan perdarahan
post partum akibat atonia uteri.
(e) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder
dan atonia uteri.
(3) Pada kala nifas
(a) Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan
post partum.
(b) Memudahkan infeksi puerperium.
(c) Pengeluaran ASI berkurang.
(d) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
(e) Anemia kala nifas.
(f) Mudah terjadi infeksi mammae.2
b) Pengaruh anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim akan terganggu.
Akibat anemia terhadap janin :
(1) Abortus.
(2) Kematian intrauteri.
(3) Persalinan prematuritas tinggi.
(4) BBLR.
(5) Kelahiran dengan anemia.
(6) Dapat terjadi cacat bawaan.
(7) Janin mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
(8) Intelegensia rendah.2
http://digilib.unimus.ac.id Page 23
7) Pengobatan anemia pada kehamilan
Untuk menghindari terjadinya anemia, sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui
data dasarnya kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam
pemeriksaan kesehatan dilakukan juga pemeriksaan laborat,
termasuk pemeriksaan tinja sehingg dapat diketahui adanya infeksi
parasit.
Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan
kepada masyarakat. Contoh preparat Fe adalah Hemaviton,
Omegavi, Mirabion, Etabion, Ramabion, Caviplek, dll. Semua
prevarat tersebut dapat dibeli dengan bebas.2
6. Tablet penambah darah
a) Pengertian
Tablet Fe (TTD) adalah tablet besi folat yang berisi 200 mg ferro
sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.1
b) Manfaat Tablet Fe (TTD)
1) Mengganti darah yang hilang karena zat besi merupakan mikro
elemen yang sensial bagi tubuh terutama untuk hemopoehis
(pembentukan darah) yaitu dalam sintesis hemoglobin.
2) Mengobati anemia
3) Meningkatkan kemampuan belajar, bakerja dan meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia serta generasi muda karena berbagai
enzim memerlukan zat besi sebagai pengikat.
4) Meningkatkan status gizi.15
c) Dosis dan cara pemberian
1 tablet setiap hari paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilan.1
http://digilib.unimus.ac.id Page 24
d) Teknik minum tablet Fe (TTD)
1) Untuk minum tablet Fe (TTD) gunakan air putih atau air jeruk
untuk membantu proses penyerapan zat besi.
2) Jangan gunakan kopi, teh maupun susu untuk minum tablet Fe
(TTD) karena dapat menurunkan daya penyerapan zat besi.
3) Minum tablet Fe (TTD) setelah makan malam menjelang tidur.
4) Setelah minum tablet Fe (TTD) lanjutkan makan buah-buahan.1
e) Efek samping tablet Fe (TTD)
1) Perut terasa tidak enak
2) Mual
3) Susah buang air besar
4) Tinja berwarna kehitaman 4
f) Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil
Kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah sebagai berikut: untuk
mengimbangi kebutuhan peningkatan sel darah ibu dan hemodilusi
dibutuhkan 500 mgr Fe, untuk memenuhi kebutuhan fungsi plasenta
sebesar 300mgr Fe dan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
sebanyak 100 mgr Fe. Sehingga bila dijumlahkan kebutuhan zat besi
selama kehamilan adalah kurang lebih 900 mgr Fe.10
http://digilib.unimus.ac.id Page 25
B. Kerangka Teori
Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Depkes RI (2001), Niven (2002), Jumirah (2003), Ida WD (2012)
C. Kerangka Konsep
V. Independen V. Dependen
D. Hipotesis
Hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil
tentang tablet zat besi ( Fe ) dengan kejadian anemia ibu hamil trimester III di
Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tablet Fe (TTD)
Kejadian Anemia Ibu Hamil
Pada Trimester III
Pengetahuan
ibu hamil
tentang
tablet Zat
Besi (Fe)
Kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III
Faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil :
- Jarak kehamilan
- Umur ibu
- Status gizi
- Suplementasi zat besi
Tingkat
pendidikan
terakhir
Perilaku
Sikap Ibu hamil
tentang
kepatuhan
mengkonsumsi
tablet zat besi
(Fe)
Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil :
- Jarak kehamilan - Status gizi
- Pendidikan - Pekerjaan
- Umur ibu - Idiopatik