BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB...

95
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan dedifinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2011; h 213). Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. (Helen Varney, 2007; h.501). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan (trimester): I antara minggu 0 12, II antara minggu 12 28, dan III antara minggu 28 40. (Rustam Mochtar, 2012; h.35). Disimpulkan bahwa kehamilan adalah hasil konsepsi kehamilan ( bertemunya sel sperma dan ovum ) yang berimplantasi di dalam Rahim serta akan tumbuh dan berkembang menjadi janin sampai lahir. b. Proses kehamilan Menurut Mochtar, 2012; h.16 proses permulaan kehamilan dimulai dari adanya sel telur (ovum), sel mani (spermatozoa), Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan dedifinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi (Prawirohardjo, 2011; h 213). Kehamilan merupakan

waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum

memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan

kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. (Helen Varney, 2007;

h.501).

Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu)

atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan

(trimester): I antara minggu 0 – 12, II antara minggu 12 – 28, dan

III antara minggu 28 – 40. (Rustam Mochtar, 2012; h.35).

Disimpulkan bahwa kehamilan adalah hasil konsepsi

kehamilan ( bertemunya sel sperma dan ovum ) yang

berimplantasi di dalam Rahim serta akan tumbuh dan

berkembang menjadi janin sampai lahir.

b. Proses kehamilan

Menurut Mochtar, 2012; h.16 proses permulaan kehamilan

dimulai dari adanya sel telur (ovum), sel mani (spermatozoa),

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

12

pembuahan (konsepsi), nidasi (implantasi), plasenta dan mukosa

rahim.

Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan

(konsepsi). Pembuahan atau konsepsi sering disebut fertilisasi.

Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum

perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil

dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk

bergerak dalam media cair dan dapat mempertahankan

fertilisasinya selama 2 sampai 4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup

maksimal 48 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu agar fertilisasi

berhasil, senggama harus dilakukan dalam waktu 5 hari di sekitar

ovulasi (Hutahean, 2013, H, 57).

c. Perubahan Fisiologis Kehamilan

1) Saluran reproduksi

a) Uterus

Selama beberapa minggu pertama, uterus

mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi

seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus

mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir

sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami

peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada

lebarnya dan mengambil bentuk ovoid. Uterus yang terus

membesar ini kemudian berkontak dengan dinding

anterior abdomen, menggeser usus ke lateral dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

13

superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai

hati. (William, 2014; h.113).

Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm)

22 -28 24 – 25

28 26,7

30 29,5 – 30

32 29,5 – 30

34 31

36 32

38 33

40 37,7

Sumber: Rustam Mochtar, 2012; h.41

Dengan mengetahui tinggi fundus uteri dapat menentukan

taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus

Johnson – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD

adalah tinggi fundus uteri, BB adalah berat badan janin.

(Rustam Mochtar, 2012; h.41).

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan,besar uterus dan tinggi

fundus uteri

Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri

1 Lebih besar dari biasa

Belum teraba (palpasi)

2 Telur bebek Dibelakang simfisis

3 Telur angsa 1-2 jari diatas simfisis , pertengahan simfisis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

14

4 Kepala bayi Pusat

5 Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat

6 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat

7 Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat , pertengahan pusat-

8 Kepala dewasa Prosesus xiphoideus

9 Kepala dewasa 3 jari di bawah px atau sampai setinggi px

10 Kepala dewasa sama dengan kehamilan 8 bulan melebar kesamping

Sumber . Rustam Mochtar,2012; h.42

b) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai

mengalami perlunakan dan sianosis mencolok. Terjadi

karena peningaktan vaskularitas dan edema serviks

keseluruhan, disertai oleh hipertrofi dan hiperplasia

kelenjar serviks. (Straach, dkk 2005 dalam William, 2014;

h.114).

c) Ovarium

Selama kehamilan, ovulasi berhenti dan

pematangan folikel – folikel baru ditunda. Biasanya hanya

satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita hamil

(William, 2014; h.114).

d) Tuba uterina

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

15

Otot – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami

hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel vulva tuba

menjadi agak mendatar (Batukan, dkk.,2007 dalam

William, 2014; h.115).

e) Vagina dan Perineum

Terjadi peningkatan vaskularitas dan hiperemia di

kulit dan otot perineum dan vulva, disertai perlunakan

jaringan ikat dibawahnya, menyebabkan warna vagina

menjadi keunguan (tanda Chadwick). Ketebalan vulva,

melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos

sehingga terbentuk gambaran berpaku - paku halus.

Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental.

pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan

produksi asam laktat dari glikogen di epirel vagina oleh

kerja lactobacillus acidophilus (William, 2014; h.116).

2) Kulit

Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan

berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang

terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur – alur

kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara

dan paha. Disebut striae gravidarum atau stretch marks.

Osman, dkk (2007) melaporkan bahwa 48% mengalami striae

gravidarum di perut, 25% di payudara dan 25% di paha. Otot

dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

16

mengenainya akibat dari itu otot rektus terpisah di garis

tengah, menciptakan suatu diastasis rekti dengan derajat

bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada abdomen linea

alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul bercak –

bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher

atau cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit

genital juga dapat bertambah. Perubahan – perubahan ini

akan menghilang atau berkurang setelah persalinan. (William,

2014; h.116).

3) Payudara

Pada minggu – minggu awal kehamilan sering merasakan

nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan

memperlihatkan vena – vena halus di bawah kulit. Puting

menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih

tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan

mengeluarkan cairan kuning kental kolostrum. Pada aerola

lebih lebar dan lebih gelap, tersebar sejumlah tonjolan kecil

kelenjar montgomery. Ukuran payudara yang berubah

membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang

dihasilkan (William, 2014; h.116).

4) Perubahan Metabolik

a) Penambahan berat badan

Disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan

peningkatan volume darah serta cairan ekstrasel

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

17

ekstravaskular. Hytten (1991) melaporkan bahwa

penambahan berat badan selama kehamilan adalah

sekitar 12,5 kg (William, 2014; h.117).

b) Metabolisme air

c) Metabolisme protein

d) Metabolisme karbohidrat

e) Metabolisme lemak

f) Metabolisme elektrolit dan mineral (William, 2014; h.11

5) Perubahan Hematologis

Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia

yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di

atas volume darah sebelum hamil. Mulai meningkat pada

trimester pertama minggu ke 12 (William, 2014; h.119).

6) Sistem kardiovaskular

Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8

minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999

dalam William, 2014. h.123). berkurangnya resistensi vaskular

sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi

terlentang, tekanan vena femoralis terus meningkat, dari

sekitar 8 mmHg menjadi 24 mmHg menjelang aterm

membuktikan mengalami hambatan kecuali pada posisi

berbaring lateral (William, 2014; h.123).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

18

7) Saluran pernapasan

Diafragma terangkat sekitar 4 cm selama kehamilan.

Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil.

Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (William, 2014;

h.127).

8) Sistem kemih

Ukuran ginjal sedikit meningkat. Clearance kreatinin pada

kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100

sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Lindheimer, dkk.,

2000 dalam William, 2014; h.129).

9) Saluran pencernaan

Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus

membesar. Pada wanita hamil tekanan intraesofagus

berkurang dan tekanan intralambung meningkat. Peristaltik

esofagus menurun. (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).

Gusi mengalami hiperemia dan melunak selama kehamilan

dan dapat berdarah setelah trauma ringan. Haemoroid terjadi

disebabkan konstipasi dan peningkatan tekanan di vena –

vena dibawah uterus yang membesar (William, 2014; h.131).

d. Pertumbuhan dan perkembangan janin

Pertumbuhan dan perkembangan janin menurut Varney (2007,

hal. 504) yaitu :

a) Trimester Pertama

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

19

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan fertilisasi

dan proses fusi pronekleus pada wanita dan pria masing-

masing dari ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan

sel tunggal yang disebut zigot. Segera setelah fertilisasi zigot

yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis,

yang disebut pembelahan.

(1) Minggu ke 3

Ditandai dengan mulainya morfogenesis, yakni

perkembangan bentuk tubuh (embrio).

(2) Minggu ke 4

Jantung mulai bedetak pasca fertilisasi (enam minggu

berdasarkan masa menstruasi terahir). Selama minggu ke

4 terjadi perkembangan lapisan longitudinal meliputi

lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah embrio

dari bentuk yang lurus enjadi bentuk yang memiliki lekuk.

Pada ahir minggu ke 4, embrio diperkirakan memiliki

ambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga

(lubang otis), lengan (bakal lengan), tungkai (bakal

tungkai), dan struktur leher dan wajah (empat lekuk brakial

pertam).

(3) Minggu ke 5

Perkembangan pesat pada otok menghasilkan

perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya

menjadi bagia yang lebih besar dari pada anggota tubuh

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

20

lainnya. Perkembangan berlangsung dari kepala hingga

bokong dan tungkai berkembang, mata terbentuk bakal

lensa, cangkir optic dan pigmen retina.

(4) Minggu ke 6

Perkembangan pada minggu ini terbentuk mulut, hidung,

dan mata mulai terlihat.

(5) Minggu ke 7

Perkembangan janin pada minggu ini yaitu berkembang

lempeng kaki , kelopak mata dapat terlihat, usus halus

mengalami herniasi ke bagian belakang tali pusat yang

memiliki ruan untuk usus tersebut.

(6) Minggu ke 8

Periode ini menandai ahir dari periode embroik. Semua

struktur eksternal dan internal sudah terbentuk dan

mengalami perkembangan.

a) Trimester kedua dan ketiga

(1) Minggu ke 13-16

Kelopak mata mengalami fusi sedangkan kepala

berkembang lambat, sementara telinga bergerak ke

posisi yang lebih tinggi pada kepala dan dagu, kedua

lengan telah mencapai panjang sesungguhnya, kuku

jari tangan mulai berkembang, respon reflek sudah

terjadi meski ibu belum merasakan. Minggu ke 14 jenis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

21

kelamin mulai jelas terlihat, pada minggu ke 16 terjadi

perkembangan tulang.

(2) Minggu ke 17-20

Kaki telah mencapai panjang total, kuku jari kaki mulai

tumbuh, kelopak mata masih menyatu, pada ahir bulan

vernik caseosa mulai menutupi seluruh tubuh. Vernik

caseosa adalah campura sebum (sekresi dari kelenjar

sebasea) dan sel spitel permukaan yang tebal, suatu

substansi seperti keju yang melindungi kulit janin yang

rapuh. Detak jantung dapat terdengar dengan

menggunakan fetoskop.

(3) Minggu ke 21-24

Seluruh tubh janin dilapisi lanugo, yakni rambut halus

yang menurun, bakal gigi permanen telah muncul,

tangan mulai membentuk kepalan dan pegangan,

lemak coklat yang merupakan sumber energy, produksi

panas, dan pengaturan panas pada bayi baru lahir juga

mulai terbentuk.

(4) Mingg ke 25-28

Sufaktan mulai dihasilkan paru-paru pada usia 26

minggu, gerakan menghisap semakin kuat, mata mulai

menutup, dan membuka, kuku pada jari mulai telihat.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

22

(5) Minggu ke 29-32

Tubuh janin sudah berisi elemak,janin telah memiliki

kendali terhadap gerak pernafasan yan berirama dan

temperature tubuh, mata telah terbuka, reflek cahaya

terhadap pupil muncul.

(6) Minggu ke 33-36

Kulit mulai halus, tubuh menjadi semakin bulat, rambut

memanjang, kuku sudah sempurna, testis sebelh kiri

biasanya telah turun ke skrotum.

(7) Minggu ke 37-40

Pertumbuhan dan perkembanan janin telah mencapai

sempuna dengan dada dan kelenjar payudara

menonjol pada kedua jenis kelamin, kedua testis sudah

masuk ke skrotum, lanugo semakin menghilang

Tabel 2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

menurut Manuaba, 2010, hal. 89.

Usia kehamilan Panjang janin Ciri khas

4 minggu 7,5-10 mm Rudi menter : hidung telinga, dan mata

8 minggu 2,5 cm Kelapa fleksi kedada. Hidung kuping dan jari terbentuk.

12 minggu 9 cm Kuping lebih jelas Kelopak mata terbentuk dan

Genetalia eksterna terbentuk

16 minggu 16-18 cm Genetal jelas terbentukKulit merah tipis

Uterus telah penuh, desidua parietalis dan kapsularis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

23

20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo Kelopak mata jelas, alis dan bulu

tampak

24 minggu 30 cm Berat badan 1000gram Menyempurnakan janin

28 minggu 31 cm Bayi cukup bulan Kulit berambut dengan baik Kulit kepala tumbuh baik

40 minggu 50-55 cm Pusat penulangan pada fibia proksimal

b) Perubahan Psikologis Kehamilan

Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup

labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya

kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi

mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi

sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa

sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada

bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan

cenderung menuntut. (Varney,2007., h. 501).

Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau

penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan,

penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana

terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita

hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual.

(Varney,2007., h. 501).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

24

Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita

hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan

peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual.

Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang

dari orang terdekatnya. (Varney,2007., h. 502).

Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk

terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa

waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik. (Varney,2007., h.

503).

c) Tanda – Tanda Kehamilan

1) Tanda kemungkinan kehamilan :

a. Amenorea (terlambat haid). Konsepsi dan Nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan

ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir

dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan

perkiraan persalinan.

b. Mual dan muntah (emesis). Pengaruh esterogen dan

progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang

berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut

morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

25

dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan

berkurang.

c. Ngidam. Yaitu menginginkan makanan tertentu.

d. Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke

daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf

pusat dan menimbukan sinkop atau pingsan. Keadaan ini

menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

e. Payudara tegang. Pengaruh esterogen-progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara.

f. Sering miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh.

g. Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat

peristaltik usus

h. Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi,

dinding perut dan sekitar payudara.

i. Epulis

hipertofi papilla gingivalis.

j. Varises. Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah.

2) Tanda tidak pasti hamil :

a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

26

b. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda

Chadwicks, piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba

ballotement.

c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

3) Tanda pasti hamil :

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian – bagian

janin

c. Adanya denyut jantung janin

(Manuaba, 2010; h.107-109).

d) Tanda Bahaya Kehamilan

Pada umumnya 80 – 90 % kehamilan akan berlangsung

normal dan hanya 10 – 12 % kehamilan disertai dengan

penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.

1) Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah

20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Disebabkan

oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa

ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala

perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran

uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh mola

hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20

minggu pada umumnnya disebabkan oleh plasenta previa. Bila

mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

27

solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan

kasus perdarahan antepartum.

2) Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan

diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di

atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala

lainnya yaitu: hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat),

ssakit kepala atau cepalgia, gangguan penglihatan seperti

pandangan kabur, nyeri epigastrik, oliguria, tekanan darah naik,

sistolik (20-30 mmHg) dan diastolik (10-20 mmHg) diatas normal.

Proteinuria, edema menyeluruh.

3) Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. Bila terjadi pada

kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat

dan tanda – tanda seperti tinggi fundus uteri lebih besar dari usia

kehamilan, bagian – bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan

nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari solusio

plasenta.

4) Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan

yang berlangsung selama kehamilan, disuria, menggigil atau

demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya.

(Sarwono, 2010; h.281).

e) Keluhan – keluhan saat kehamilan

1) Nausea

Nausea, dengan atau tanpa di sertai muntah-

muntah, ditafsirkan sebagai morning sickness, tetapi paling

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

28

sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan

sepanjang hari (Varney, 2007; hal .536-537).

2) Ptialisme (Salivasi Berlebihan)

Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang

dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam

mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang

menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan

mengalami sekresi berlebihan (Varney, 2007; h.537).

3) Keletihan

Keletihan dialami pada trimester pertama, namun

alasannya belum diketahui. Salah satu dugaan adalah

bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju

metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal

ini terjadi masih belum jelas.Untungnya, keletihan

merupakan ketidaknyamanan yang terbatas dan biasanya

hilang pada akhir trimester pertama (Varney, 2007; h.537).

4) Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis)

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama

trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara,

yang membuat payudara menjadi berat.Pembesaran ini

dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak

disokong adekuat (Varney, 2007; h.538).Metode untuk

mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra yang

berukuran sesuai ukuran payudara.Dengan mengurangi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

29

mobilitas payudara, bra penyokong yang berukuran tepat

juga mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri tekan pada

payudara yang timbul karena pembesaran payudara

(Varney, 2007; h.538)

5) Leukorea

Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah

besar, dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai

pada trimester pertama. Upaya untuk mengatasi leukorea

adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada

area tersebut dan mengganti panty berbahan katun

dengan sering (Varney, 2007; h.538).

6) Peningkatan Frekuensi Berkemih

Frekuensi berkemih selama trimester pertama

terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus.

Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmu

menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi

pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan

langsung pada kandung kemih. Frekuensi berkemih pada

trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita

primigravida setelah lightening terjadi. Efek lightening

adalah bagian presentasi akan menurun masuk kedalam

panggul dan menimbulkan tekanan langsunng pada

kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa

perlu berkemih (Varney, 2007; h.538).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

30

7) Nyeri Ulu hati

Nyeri ulu hati, ketidaknyamanan yang mulai timbul

menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga

trimester ketiga adalah kata lain untuk regurgitasi atau

refluks isi lambung yang asam menuju esophagus bagian

bawah akibat peristaltis balikan. Isi lambung bersifat asam

karena sifat asam hidroklorida ini menyebabkan materi

tersebut membakar tenggorok dan teraba tidak enak

(Varney, 2007; h.538).

8) Flatulen

Peningkatan flatulen diduga akibat penurunan

mortilitas gastrointestinal. Hal ini kemungkinan merupakan

akibat efek peningkatan progesteron yang merelaksasi otot

halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus

halus karena pembesaran uterus (Varney, 2007; h.539).

9) Konsipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami

konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester kedua

atau ketiga.Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan

peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus

besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone

(Varney, 2007; h.539).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

31

10) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh

karena itu, semua hemoroid sering didahului oleh

konstipasi.oleh karena itu, semua penyebab konstipsi

berpotensi menyebabkan hemoroid. progesterone juga

menyebabkan hemoroid. Progesteron juga menyebabkan

relaksasi dinding vena dan usus besar (Varney, 2007;

h.539).

11) Kram Tungkai

Dasar fisiologis untuk kram kaki belum diketahui

dengan pasti.Selama beberapa tahun, kram kaki

diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium

atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau

ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh.

Salah satu dugaaan lainnya adalah bahwa uterus yang

membesar memberi tekanan baik pada pembuluh darah

panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada saraf

sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam

perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah (Varney,

2007; h.540).

12) Edema Dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat

gangguan sirkulasi vena dan peningkaatan tekanan vena

pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

32

disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada

vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri

dan pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi

telentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik

vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk

masalah (Varney, 2007; h.540).

13) Varises

Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi

vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas

bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan

uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita

tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena

kava inferior saat ia berbaring. Pakaian yang ketat

menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian

bawah, atau posisi berdiri yang lama memperberat

masalah tersebut (Varney, 2007; h.540).

14) Dispareunia

Perubahan fisiologis menjadi penyebab, seperti

kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang

dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan

bagian presentasi. Masalah-masalah fisik kemungkinan

disebabkan abdomen yang membesar atau dijumpai pada

tahap akhir kehamilan saat bagian presentasi mengalami

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

33

penurunan ke dalam pelvis sejati (Varney, 2007; h.540-

541).

15) Nokturia

Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat

wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben

karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul

dan vena kava inferior. Bila wanita berbaring dalam posisi

ini pada saat tidur dimalam hari, akibatnya adalah pola

diurnal kebalikan sehingga terjadi peningkatan keluaran

urine pada saat ini (Varney, 2007; h.541).

16) Insomnia

Insomnia, baik pada wanita yang mengandung

maupun tidak, dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab,

seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira

menyambut suatu acara untuk keesokan hari.Wanita

hamil, bagaimanapun, memiliki tambahan alasan fisik

sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi

ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,

ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan pergerakan

janin., terutama jika janin tersebut aktif (Varney, 2007;

h.541).

17) Nyeri pada Ligamentum Teres Uteri

Ligamentum terdiri atas sejumlah besar otot polos

yang merupakan lanjutan otot polos uterus. Jaringan otot

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

34

ini memudahkan ligamentum latum untuk hipertrofi selama

kehamilan berlangsung dan, yang terpenting, meregang

seiring pembesaran uterus. Ligamentum teres uteri secara

anatomis memiliki kemampuan memanjang saat terus

meninggi dan masuk ke dalam abdomen.Nyeri pada

ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat peregangan

dan kemungkinan akibat penekanan berat uterus yang

meningkat pesat pada ligament (Varney, 2007; h.541-542).

18) Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung

yang terjadi pada area lumbosacral. Nyeri punggung

bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring

pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan

postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan

oleh berat uterus yang membesar (Varney, 2007; h.542).

19) Hiperventilasi dan Sesak Nafas

Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan

di duga memengaruhi langsung pusat pernapasan untuk

menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan

kadar oksigen. Peningkatan kadar oksigen

menguntungkan janin. Hiperventilasi akan menurunkan

kadar karbondioksida. Sesak nafas merupakan

ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

35

ketiga.Selama periode ini, uterus telah mengalami

pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma. Selain

itu, diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm

selama kehamilan (Varney, 2007; h.543).

20) Kesemuatan dan Baal pada Jari

Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang

membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan

wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh

ke belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya

menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung

punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan

pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan

mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari (Varney,

2007; h.543).

21) Sindrom Hipotensi Telentang

Sindrom hipotensi telentang menyebabkan wanita

merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak

sadarkan diri bila masalah tidak segera ditangani. Sindrom

hipotensi telentang terjadi saat wanita berbaring pada

posisi telentang (seperti saat sedang tidur atau berada

diatas meja pemeriksaan) karena berat total uterus yang

membesar berikut isinya menekan vena kava inferior dan

pembuluh darah lainnya pada sistem vena. Aliran vena

balik dari bagian bawah tubuh dihambat, yang akhirnya

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

36

mengakibatkan jumlah darah yang mengisi jantung

berkurang dan kemudian akan menurunkan curah jantung.

Sindrom hipotensi telentang dapat segera diatasi dengan

meminta wanita tersebut berbaring ke samping atau duduk

(Varney, 2007; h.544).

f) asuhan Kebidanan pada Kehamilan

1) Mengunjungi berkala kepada ibu hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui

pemberian pelayanan antenatal sekurang - kurangnya

empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi

waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia

kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua

(usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada

trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai

persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan

untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau

janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan

penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan

antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar

kualitas, yaitu:

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

b) Pengukuran tekanan darah;

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);

d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

37

e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian

imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi;

f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan;

g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ);

h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi

interpersonal dan konseling, termasuk keluarga

berencana);

i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes

hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah

dilakukan sebelumnya);

j) Tatalaksana kasus.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.87).

2) Menilai kesejahteraan janin

Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu:

pengukuran tinggi fundus uteri, gerakan janin, denyut

jantung janin, ultrasonografi, besar janin, letak dan posisi

janin, dan penilaian luas panggul.

3) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil

Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

38

a) Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori,

jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg,

dan asam folat 400 mikrogram.

b) Perawatan payudara: pengurutan secara hati – hati payudara

untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus

laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting

susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan

penopang payudara yang sesuai.

c) Perawatan gigi: dua kali pemeriksaan gigi selama masa

kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah

makan.

d) Kebersihan tubuh dan pakaian: gunakan pancuran atau

gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih

serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki

yang keras dan korset pada perut ibu.

e) Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup.

(Sarwono, 2010; h.284).

2. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasi konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalu jalan lahir atau jalan lain dengan batuan atau

tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Manuaba, 2010. h.168).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

39

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan

kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan

progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta

(varney, hal. 672 ).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-

42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin. (Sarwono, 2010; h. 100).

b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus, mulai

terjadi penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron.

2) Teori plasenta menjadi tua: penuaan plasenta akan

menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron

sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut

akan menimbulkan kontraksi rahim.

3) Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan

menegang menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga

mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

4) Teori iritasi mekanik: di belakang serviks, terletak ganglion

servikale (pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut

digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul

kontraksi uterus.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

40

5) Induksi partus: gagang laminaria, amniotomi, tetesan

oksitosin.

Sedangkan faktor – faktor yang berperan dalam persalinan

adalah:

1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)

a) His (kontraksi uterus)

b) Kontraksi otot-otot dinding perut

c) Kontraksi Diafragma

2) Faktor janin

3) Faktor jalan lahir

(Rostam Mochtar, 2012; h.70).

c. Tanda – Tanda Persalinan

1) Tanda-tanda permulaan persalinan yaitu:

a) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul, terutama pada

primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak begitu

jelas.

b) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria)

karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah

janin

d) Perasaan nyeri diperut dan di pinggang oleh adanya

kontraksi - kontraksi lemah uterus disebut “false labor

pains”.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

41

e) serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

betambah, mungkin bercampur darah ( bloody show)

(Roestam Mochtar, 2012;h.70).

2) Tanda-tanda inpartu

a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,

dan teratur

b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karna

robekan-robekan kecil pada serviks

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada

pembukaan (Roestam Mochtar, 2012;h.70).

d. Mekanisme persalinan

Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan

his dan kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir, dan janinnya

sendiri.Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat

dalam keadaan sinklintismus (arah sumbu kepala janin tegak

lurus dengan bidang pintu atas panggul). Akibat adanya tahanan

jaringan terhadap kepala yang menurun, menyebabkan kepala

menjadi fleksi di dalam rongga panggul.

Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis.

Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin

disebabkan oleh his yang berulang-ulang, maka kepala

mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi dalam dengan

suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

42

defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada setiap his vulva lebih

membuka dan kepala janin semakin terlihat perineum menjadi

semakin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.Dengan

kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut

tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir. Setelah

kepala lahir maka kepala melakukan rotasi yang disebut putaran

paksi luar untuk menyesuaikan kedudukan kepala dan punggung

bayi. (Sarwono, 2010; h.310).

Menurut Debbi Holmes mekanisme persalinan adalah :

a) Engagement

Kepala biasanya masuk kepanggul pada posisi transversal atau

pada beberapa posisi yang sedikit berbeda dari posisi ini

sehingga memanfaatkan diameter terluas panggul.

Engagement dikatakan terjadi ketika bagian terluas dari bagian

presentasi janin berhasil masuk ke pintu atas panggul.Bilangan

perlima kepala janin yang dapat dipalpasi melalui abdomen

sering digunakan untuk menggambarkan apakah engagement

telah terjadi. Jika lebih dari dua perlima kepala janin dapat

dipalpasi melalui abdomen, kepala belum engaged.

(Holmes,2012; h 224).

b) Penurunan

Selama kala satu persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus

memberikan tekanan pada janin untuk turun. Proses ini

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

43

dipercepat dengan pecah ketuban dan upaya ibu untuk

mengejan.( Holmes, 2012; h 224).

c) Fleksi

Ketika kepala janin turun menuju rongga tengah panggul yang

lebih sempit, fleksi meningkat.(Debbi Holmes, 2012; h 224).

d) Rotasi Internal

Jika kepala fleksi dengan baik, oksikut akan menjadi titik utama

dan saat mencapai alur yang miring pada otot levator ani,

kepala akan didorong untuk berotasi secara anterior sehingga

sutura sagital ini terletak didiametet anterior-posterior pintu

bawah panggul (yaitu diameter terluas). Resistensi adalah

dinamika rotasi yang paling penting. Jika janin mencapai

engagement dalam posisi oksipitoposterior, rotasi internal dapat

terjadi dari posisi OP sampai posisi oksipitoanterior. Rotasi

internal yang lama ini, bersama dengan diameter presentasi

tengkorak janin yang lebih besar, menjelaskan peningkatan

durasi persalinan akibat kelainan posisi ini. Atau, posisi OP

dapat menetap sehingga mengakibatkan pelahiran “wajah

sampai pubis”. Lebih sering, posisi OP yang persisten dikaitkan

dengan ekstensi kepala janin yang akan meningkatkan

diameter presentasi tengkorak janin pada pintu bawah panggul.

Posisi ini dapat menyebabkan obstruksi persalinan dan

memerlukan pelahiran dengan alat bantu atau bahkan perlu

dilakukan sectio caesaria.(Debbi Holmes, 2012; h 224).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

44

e) Ekstensi

Setelah rotasi internal selesai, oksiput berada dibawah simfisis

pubis dan beregma berada dekat batas bawah sakrum.

Jaringan lunak perinium masih memberikan resistensi, dan

dapat mengalami trauma dalam proses ini. Kepala yang fleksi

sempurna kini mengalami ekstensi, dengan oksiput keluar dari

bawah simfisis pubis dan mulai mendistensi vulva. Hal ini

dikenal dengan crowning kepala. Kepala mengalami ekstensi

lebih lanjut dan oksiput yang berada dibawah simfisis pubis

hampir bertindak sebagai titik tumpu ketika beregma, wajah,

dan dagu tampat secara berturut-turut pada lubang vagina

posterior dan badan perinium. Ekstensi dan gerakan ini

meminimalkan trauma jaringan lunak dengan menggunakan

diameter terkecil kepala janin untuk kelahiran. (Debbi Holmes,

2012; h 224).

f) Retitusi

Restitusi adalah lepasnya putaran kepala janin, yang terjadi

akibat rotasi internal. Resistusi adalah sedikit rotasi oksiput

melalui seperdelapan lingkaran. Saat kepala dilahirkan oksiput

secara langsung berada dibagian depan. Segera setelah

kepala keluar dari vulva, kepala mensejajarkan dirinya sendiri

dengan bahu, yang memasuki panggul dalam posisi oblig atau

miring. (Debbi Holmes, 2012; h 224).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

45

g) Rotasi Eksternal

Agar dapat dilahirkan, bahu harus berotasi kebidang anterior-

posterior, diameter terluas pada pintu bawah panggul. Saat ini

terjadi oksiput berotasi melalui seperdelapan lingkaran lebih

lanjut keposisi transversal. Ini disebut rotasi eksternal. (Debbi

Holmes, 2012; h 224).

h) Pelahiran Bahu dan Tubuh Janin

Ketika restitusi dan rotasi eksternal terjadi, bahu akan berada

dalam bidang anterior-posterior. Bahu anterior berada dibawah

simfisis pubis dan lahir pertama kali, dan bahu posterior lahir

berikutnya. Meskipun proses ini dapat terjadi tanpa bantuan,

seringkali “traksi lateral” dilakukan dengan menarik kepala janin

secara perlahan kearah bawah untuk membantu melepaskan

bahu anterior dari bawah simfisis pubis. Normalnya sisa tubuh

janin lahir dengan mudah dengan bahu posterior dipandu

keatas, pada perinium dengan melakukan traksi kearah yang

berlawanan sehingga mengayun bayi ke abdomen ibu. (Debbi

Holmes, 2012; h 224).

e. Persalinan yang Berisiko (Tindakan Kolaborasi)

Kondisi dan komplikasi yang dibahas adalah yang paling umum

terjadi, dan pada kenyataannya dapat terjadi sebelum atau tanpa

persalinan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

46

1) Seksio sesaria sebelumnya.

Risiko untuk wanita mengalami ruptur uterus ketika

berusaha menjalani persalinan melalui vagina setelah seksio

sesaria sebelumnya, risiko meningkat jika persalinan

diinduksi den gan zat selain prostaglandin.

Risiko untuk wanita yang mengalami seksio sesaria

berulang adalah cedera pada kandung kemih dan usus,

perdarahan, infeksi luka dan peningkatan masalah

pernapasan pada bayi baru lahir.

2) Persalinan / kelahiran prematur

Persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu

gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Faktor

resiko predisposisi:

a) Status sosial ekonomi rendah

b) Status nutrisi yang buruk

c) Riwayat persalinan atau kelahiran prematur

d) Satu atau lebih aborsi spontan pada trimester kedua

e) Jarak yang pendek antar kehamilan

f) Kehamilan kembar

g) Penyalahgunaan zat (sigaret, alkohol, obat - obatan)

h) Asuhan pranatal yang tidak adekuat

i) Anomali uterus

j) Ketuban pecah dini

k) Kekerasan fisik yang parah selama kehamilan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

47

l) Abrupsio plasenta atau plasenta previa

m) Kematian janin

n) Polihidramnion

3) Ketuban pecah dini

Didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan

persalinan, tanpa memerhatikan usia gestasi. Sesuai dengan

jam dari waktu pecah sampai awitan persalinan.

4) Amnionitis dan korioamnionitis

Amnionitis adalah inflamasi kantong amnion dan cairan

amnion. Korioamnionitis adalah inflamasi korion. Kondisi ini

hampir selalu berdampingan. Paling sering terjadi akibat ketuban

pecah yang lama (lebih dari 24 jam), dengan atau tanpa

persalinan yang memanjang, pada pemeriksaan dalam atau

manipulasi vagina atau prosedur intrauteri yang berulang.

5) Prolaps tali pusat

Ada dua jenis prolaps tali pusat yaitu menumbung (frank):

masuk kedalam serviks dan terkemuka (occult): berada

disamping bagian presentasi, tetapi tidak masuk kedalam

serviks. Bahayanya adalah hipoksia janin.

6) Disporposi sefalopelvik

Adalah disporposi antara ukuran janin (ukuran janin besar,

bahu lebar) dan ukuran pelviks (riwayat fraktur dan perviks

yang sempit). Indikasi lainnya seperti malpresentasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

48

7) Disfungsi uterus

Diidentifikasi berdasarkan sedikitnya kemajuan pendataran

serviks atau dilatasi atau penurunan bagian presentasi janin.

Disfungsi uterus dapat mencerminkan masalah biokimia pada

wanita yang disebabkan, sebagai contoh, oleh stres, yang

mengakibatkan perubahan produksi endorfin dan

katekolamin, pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas

uterus.

8) Kelelahan ibu (distres maternal: ketoasidosis) (Varney, 2008;

h.780).

f. Tahapan Persalinan (Kala)

1) Kala I waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi

pembukaan lengkap 10 cm.

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah (bloody

show) karena serviks mulai mebuka (dilatasi) dan mendatar

(effecement). Dibagi atas

2 fase:

a) Fase laten: pembukaan serviks yang berlangsung

lambat sampai pemb ukaan 3 cm, lamanya 7 – 8 jam.

b) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas

3 subfase. Yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam,

pembukaan menjadi 4 cm, dilatasi maksimal selama 2

jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

49

deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

2) Kala II (kala pengeluaran janin), sewaktu uterus dengan

kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin

keluar hingga lahir. Pada kala ini, his terkoordinasi, kuat,

cepat, dan lebih lama, kira – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala

janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga

terjadilah tekanan pada otot – otot dasar panggul yang

melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan.

3) Kala III (kala pengeluaran uri) waktu untuk pelepasan dan

pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim

beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri

setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih

tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his

pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 – 10 menit,

seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan

akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas

simfisis atau fundus uteri. Proses biasanya berlangsung 5 –

30 menit setelah lahir, pengeluaran darah kira – kira 100 –

200 cc.

4) Kala IV mulai dari lahirnya uri, selama 1 – 2 jam. Adalah kala

pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir

untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

50

pendarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan

multi sebagai berikut:

Tabel 2.4 Lamanya persalinan pada primi dan multi

Primi Multi

Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h.71.

g. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal

Menurut APN (2008) langkah-langkah persalinan normal ada 58

langkah, sebagai berikut:

1) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua,

seperti sebagai berikut:

a) Adanya keinginan untuk meneran.

b) Tekanan pada rektum dan vagina.

c) Perineum menonjol.

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.

2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan

bayi baru lahir. Untuk sfiksia: tempat datar dank keras, 2 kain dan 1

handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm

dari tubuh bayi.

a) menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal

bahu bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

51

b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set.

3) Memakai celemek plastik.

4) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan

dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.

6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik memakai sarung

tangan DTT dan steril.

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hai-hati dari

depan ke belakang, dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air DTT.

a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan seksama. Mengganti sarung tangan jika

terkontaminasi.

b) Membuang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yang tersedia.

c) Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,

lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%)

8) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniotomi.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

52

keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci

kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10) Memeriksa denyut jantung janin untuk memastikan DJJ setelah

kontrasksi dalam batas normal(120-160 x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan

semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu memposisikan diri dengan nyaman dan sesuai dengan

keinginannya.

a) Menunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti

pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan

semua temuan yang ada.

b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran

mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu

untuk meneran secara benar

12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada

rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke

posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan

ibu merasa nyaman).

13) Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan

kuat untuk meneran:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

53

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran.

b) Medkung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman.

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Mengajurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu.

f) Menganjurkan makan minum.

g) Menilai DJJ tiap kontraksi uterus selesai

h) Segera merujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir

setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit

(1 jam) meneran (multigravida)

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam 60 menit.

15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16) Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat

dan bahan.

18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19) Setelah tampak kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

54

defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran

perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.

20) Memeriksa kemungkinan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi dan meneruskan segera proses

kelahiran bayi.

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian

atas kepala bayi

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong diantara dua klem tersebut

21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua

tangan di masng-masing sisi muka bayi menganjurkan ibu untuk

meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah

bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis

dan kemudian dengan lembut gerakkan kearah atas dan kearah luar

untuk melahirkan bahu belakang.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menggeserkan tangan kearah

perineum ibu untuk menyangga kepala bayi. Lengan dan siku sebelah

bawah. Gunakan tagan atas untuk menelusuri dan memegang lengan

dan siku sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata

kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

55

25) Melakukan penilaian selintas. Bila bayi mengalami asfiksia lakukan

resusitasi.

26) Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi diatas perut ibu.

a) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.

b) Mengganti handuk basah dengan handuk yang kering.

c) Memastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu

27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain

dalam uterus (hamil tunggal).

28) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan menyuntikkan oksitosin (agar

uterus berkontraksi baik).

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 unit

(IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum

menyuntikkan oksitosin)

30) Dengan menggunakan klem, menjepit tali pusat (2 menit setelah bayi

lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar bayi. Dari sisi luar klem penjepit,

dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua

pada 2 cm distal dari klem pertama.

31) Memotong dan pengikatan tali pusat.

a) Dengan satu tangan, mengangkat tali pusat yang telah dijepit

kemudian lkukan pengguntingan, tali pusat (lindungi perut bayi)

diantara 2 klem tersebut

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

56

b) Mengikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan kembali 1 benang ke sisi berlawanan dan

lalkukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci

c) Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan

32) Mempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu

bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada perut ibu.

Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi

lebih rendah dari putting susu ibu.

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di

kepala bayi.

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis,

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat

dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur

diatas. Jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.

37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

57

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros

jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat

(1). Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

(2). Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

(3). Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

(4). Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

(5). Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit

setelah bayi lahir

(6). Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta mnual

38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan

DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

39) Segera setelah plassenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan

masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus terasa lembek). Lakukan tindakan yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

58

diperlukan jika uterus tidaak berkontraksi setelah 15 detik melakukan

rangsangan taktil/masase.

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu mupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke

dalam kantung plastik atau tempat yang sudah disediakan.

41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila leserasi menyebabkan perdarahan.

42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

43) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit bayi-ibu (di dada ibu

paling sedikit 1 jam).

a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui

dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup menyusui dari 1

payudara

b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi

sudah berhasil menyusu

44) Melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

profilaksis, dan vitamin K1 1mg IM di paha kiri anterolateral setelah

jam kontak kulit ibu-bayi.

45) Memberikan suntikan imunisaasi Hepatitis B (setelah 1 jam

pemberian vitamin K1) di paha kanan anterolateral.

a) Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewktu-waktu bisa

disusukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

59

b) Letakkan kembali bayi pada dada bu bila bayi belum berhasil

menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi

berhasil menyusu

46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascpersalinan

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri

47) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama

jam kedua pascapersalinan.

a) Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam

pertama pascapersalinan

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernapas denga baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-

37,5)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

60

51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah

didekontaminasi.

52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

53) Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan

ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih

dan kering.

54) Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi makan dan minum.

55) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

56) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit.

57) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

kemudian keringkan dengan tisu atau handuk yang bersih.

58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IV.

3. Nifas

a. Pengertian Nifas

Periode pascapartum adalah masa dari kelairan plasenta

dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga

kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.

Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

61

puerperium disebut puerpera. Periode pemulihan pascapartum

berlangsung sekitar enam minggu. (Varney, 2008; h.958).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

(Sarwono, 2010; h.356).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali,

mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan

kembali seperti prahamil. Lamanya masa nifas yaitu 6 – 8

minggu. (Roestam Mochtar, 2012; h.87).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Mengetahui kebutuhan ibu dan bayi pada periode

pascaperslinan, mengenali komplikasi pascaperslinan pada ibu

dan pada bayi, melakukan upaya pencegahan infeksi yang

diperlukan serta menjelaskan dan melaksanakan ASI eksklusif,

konseling HIV /AIDS dan kontrasepsi, prosedur imunisasi.(

Prawirohardjo, 2010, hal. 356 )

c. Perubahan Fisiologis Nifas

1) Uterus reorganisasi dan mengeluarkan desidua /

endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang

ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta

perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna

dan jumlah lokia. Menyusui akan mempercepat proses

involusi. Regenerasi endometrium lengkap pada tempat

perlekatan plasenta memakan waktu hampir enam minggu.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

62

Pertumbuhan endometrium ini membuat pembuluh darah

yang mengalami pembekuan pada tempat perlekatan

tersebut rapuh sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam

bentuk lokia. (Varney, 2008; h.959).

Tabel 2.5 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h.87.

2) Lokia adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar

melalui vagina selama puerperium. Karena perubahan

warnanya, ada lokia rubra (mengandung darah dan jaringan

desidua), serosa (warnanya lebih pucat dari rubra), alba

(merah muda, kuning atau putih).

3) Vagina dan Perineum, segera setelah pelahiran, vagina tetap

terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema

dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga

dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali,

celah tidak lagi lebar / edema dan dinding vagina lunak.

4) Payudara. Laktasi dimulai pada semua wanita dengan

perubahan hormon saat melahirkan. Dapat mengalami

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

63

kongesti payudara selama beberapa hari pertama

pascapartum karena tubuhnya mempersiapkan untuk

memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita yang menyusui

berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui akan

terus melepaskan hormon dan stimulasi alveoli yang

memproduksi susu.

5) Tanda – tanda vital.

a) Tekanan darah mengalami peningkatan sementara tekanan

darah sistolik dan diastolik, kembali secara spontan ke

tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari.

b) Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit

meningkat selama periode intrapartum dan stabil dalam 24

jam pertama pascapartum.

c) Nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal

setelah beberapa jam pertama pascapartum.

d) Pernapasan normal selama jam pertama pascapartum. Napas

pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi

adanya kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi

asama dan embolus paru.

6) Perubahan fisik lain.

1. Sistem renal yang meregang dan dilatasi selama

kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat

pascapartum.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

64

2. Penurunan berat badan rata – rata 12 pon (4,5 kg) pada

waktu melahirkan.

3. Perubahan gastrointestinal, wanita akan merasa lapar

mulai satu atau dua jam setelah melahirkan. Konstipasi

kemungkinan terjadi masalah pada puerperium awal

karena kurangnya makanan padat dan menahan defekasi.

4. Dinding abdomen. Striae gravidarum tidak dapat

dihilangkan secara sempurna, tetapi dapat berubah

menjadi garis putih keperakan yang halus setelah periode

beberapa bulan. Dinding abdomen lunak setelah pelahiran

karena dinding ini meregang selama kehamilan.

7) Perubahan hematologi. Hemoglobin, hematokrit, dan hitung

eritrosit sangat bervariasi dalam puerperium awal sebagai

akibat fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar

volume sel darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status

hidrasi wanita saat itu, volume cairan yang ia dapat selama

persalinan, dan reduksi volume darah total normal wanita dari

penigkatan kadar volume darah selama kehamilan. Faktor ini

menyebabkan kehilangan darah sedikitnya dua hingga empat

hari pascapartum (Varney, 2008; h.958).

d. Fase psikologis ibu masa nifas

a) Fase Taking In

Yaitu fase ketergantungan ibu yang berlangsung 1-

2 hari pasca melahirkan. Dalam fase taking in ibu berfokus

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

65

kepada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap

lingkungannya. Adaptasi terhadap ketidaknyamanan yang

dialami antara lain rasa mulas, nyeri pada luka jahitan,

kurang tidur dan kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan

ialah istirahat yang cukup, komunikasi yang baik dan

asupan nutrisi.

Gangguan-gangguan psikologi yang dialami ibu nifas pada

fase taking In adalah:

(1) kekecewaan pada bayinya

(2) ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang

dialami

(3) rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya

(4) kritikan suami atau keluarga tentang perawatan

bayinya.

b) Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Ibu selalu merasa khawatir akan

ketidakmpuannya dan tanggung jawab merawat anak.

Perasaan ibu menjadi sensitif sehingga mudah

tersinggung. Pada periode ini, ibu sangat membutuhkan

dukungan dari orang lain, terutama keluarganya dan bidan

(petugas kesehatan). Periode taking hold dianggap masa

perpindahan dari keadaan ketrgantungan menjadi keadaan

mandiri.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

66

c) Fase letting go

Fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah percaya diri untuk merawat bayi dan dirinya, serta

kepercayaan dirinya sudah meningkat.

e. Tahapan Masa Nifas

1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama

islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari.

2) Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat –

alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.

3) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil

atau sewaktu persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk

mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu –

minggu, bulanan, atau tahunan.(Roestam Mochtar, 2012;

h.87).

f. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas

1) Pendarahan pascapersalinan adalah komplikasi yang

terjadi pada tenggang waktu di antara persalinan dan

masa pascapersalinan. Faktor predisposisi anemia,

penyebab pendarahan paling sering adalah atonia uteri

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

67

serta retensio plasenta, yang lain adalah laserasi serviks

atau vagina, ruptura uteri dan inversio uteri.

2) Infeksi nifas seperti sepsis, dengan demam salah satu

gejala / tanda yang paling mudah dikenali. Faktor

predisposisi yaitu persalinan macet, ketuban pecah dini,

pemeriksaan dalam terlalu sering, pemantauan janin

intravaginal, dan bedah sesar. Penyebab infeksi adalah

kuman salah satunya streptococcus pyogenes.

3) Eklampsia, ibu dengan persalinan yang diikuti oleh

eklampsia atau preeklampsia berat, harus dirawat inap.

Pengobatan terpilih menggunakan magnesium sulfat

(MgsO4).

4) Komplikasi pascapersalinan lain adalah: infeksi saluran

kemih, retensio urin, atau inkontinensia.

5) Masalah psikologis, dapat dihindari dengan adanya

dukungan sosial serta dukungan pelaksana pelayanan

kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan

pascapersalinan.(Sarwono, 2010; h.357).

g. Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Menurut Sulistyawati (2009, hal. 6) asuhan masa nifas dibagi

menjadi 4 kunjungan, yaitu :

a) Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)

(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

68

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

bila perdarahan berlanjut

(3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga mengenai bagaimana cara mencegah

perdarahan masa nifas.

(4) Pemberian ASI awal

(5) Melakukan hubungan antar ibu dengan bayi yang baru

lahir.

(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi

b) Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau

(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal

(3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik da tidak

memperhatikan tanda-tanda penyulit.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat

bayi sehari-hari.

c) Kunjungan 3 (2 minggu setelah persalinan)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

69

Sama seperti kunjungan 6 gari setelah persalinan

d) Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)

(1) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia

atau bayinya alami

(2) Memberikan konseling KB secara dini.

h. Tujuan asuhan masa nifas

Pelayanan pasca persalinan untuk memenuhi kebutuhan

ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini

dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi,

serta penyediaan pelayanaan pemerian ASI, cara

menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Pada

masa pascapersalinan(Sarwono, 2010;h.357)

Penatalaksanaan perawatan selama puerperium secara

spesifik bidan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi kontinu dan penatalaksanaan perawatan

kesejahteraan wanita

2) Memberi pemulihan dari ketidaknyamanan fisik

3) Memberi bantuan dalam menyusui

4) Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orangtua

5) Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah

6) Memberikan pedoman antisipasi dan instruksi

7) Melakukan penampisan kontinu untuk komplikasi puerperium

(Varney, 2008; h.968).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

70

i. Masalah-masalah psikologi pada masa nifas

Menurut Bethsaida (2013, hal 274) terdapat beberapa masalah

psikologi dalam masa nifas, yaitu :

a. Baby blues

Diperkirakan hampir 50-70%seluruh wanita pasca melahirkan

akan mengalami baby blues atau post natal syndrome yang

terjadi pada hari ke 4-10 hari pasca persalinan.Penyebab

terjadinya baby blues ialah hormon progesteron yang telah

meningkat sejak masa kehamilan, kemudian pasca persalinan

hormon ini mengalami penurunan secara tiba-tiba sehingga

mempengaruhi keadaan fisik dan emosi.

b. Depresi post partum

Post partum blues dialami 80% wanita setelah bersalin, yakni

semacam perasaan sedih atau uring-uringan pada ibu dan

timbul dalam jangka waktu 2-14 hari pasca persalinan. Depresi

postpartum adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak

masa hamil yang berkaitan dengan sikap ibu yang sulit

menerima kehadiran bayinya.

c. Depresi masa nifas

Depresi masa nifas ialah keadaan yang sangat serius, karena

pada masa ini ibu harus memerlukan istirahat dan dukungan

dari orang-orang disekitarnya. Biasanya penyebab depresi

masa nifas berkaitan dengan kesibukan ibu mengurus anak

yang lain sebelum melahirkan anaknya. Gejala-gejala psikis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

71

dari ibu yang mengalami depresi masa nifas adalah tidak mau

mengurus diri atau bayinya, gampang murung, mudah marah

dan terkadang mengalami halusinasi pendengaran.

d. Komplikasi yang menyertai Masa nifas

Abnormalitas yang terjadi pada masa nifas ( Manuaba, 2010,

hal. 418)

1. Abnormalitas rahim

i. Subinvolusi uterus

Adalah terjadinya proses involusi rahim tidak

berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses

pengecilannya terlambat, penyebabnya bisa

disebabkan karena infeksi endometrium, terdapat sisa

plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah atau

mioma uteri.

ii. Perdarahan kala nifas sekunder

Adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam

pertama, penyebanya adalah terdapatnya sisa

plasenta atau selaput ketuban, infeksi pada

endometrium, dan inversion uteri

iii. Flegmasia alba dolens

Adalah infeksi puerperalis yang mengenai

pembuluh darah vena femoralis. Yang menimbulkan

gejala :

(a) Terjadi pembengkakan pada tungkai.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

72

(b) Vena tampak berwarna putih

(c) Terasa sangat nyeri

(d) Tampak bendungan pembuluh darah

(e) Suhu tubuh dapat meningkat

a) Abnormalitas Payudara

Untuk dapat melancarkan pengeluaran ASI dilaukan persiapan

sejak awal hamil dengan melakukan masase, menghilangkan

kerak pad putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat.

Bebagai variasi putting susu dapat terjaid diantaranya terlalu kecil,

putung susu mendatar, dan putting susu masuk ke dalam.

Pengeluaran ASI pun dapat ber variasi seperti tidak keluar sama

sekali ( agalaksia ), ASI sedikit ( oligolaksia ), terlalu banyak (

poligalaksia ), dan pengeluaran berkepanjangan ( galaktorea ).

(1) Bendungan ASI

Terjadi karena sumbata pada saluran ASI, tidak

dikosongkan seluruhnya. Keluhan yang muncul adalah mamae

bengkak,keras, dan terasa panas, sampai suhu badan

meningkat. Penanganannya dengan mengosongkan ASI

dengan masase dan pompa, memberikan estradiol sementara

menghentikan pembuatan ASI, dan pengobatan simtomatis

sehingga keluhan berkurang.

(2) Mastitis dan abses payudara

Bakteri yang sering masuk menyebabkan infeksi payudara

adalah stafilokokus aureus yang masuk melalui luka putimg

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

73

susu. infeksi ini menimbulkan demam, nyeri local pada

payudara, terjadi pemadatan payudara, dan terjadi perubahan

warna kulit pada payudara. infeksi payudara atau mastitis

dapat berkelanjutan menjadi abses dengan kriteria warna kulit

menjadi merah, terdapat rasa nyeri dan pada pemeriksaan

terdapat pembengkakan, dibawah kulit teraba cairan.dalam

keadaan abses payudara perlu dilkukan insisi agar pus dapat

dekeluarkan untuk mempercepat penyembuhan ( Varnet,2008

h. 968).

4. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500 - 4000

gram. (Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013; h.150).

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 –

42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 3000 gram dan

panjang badan sekitar 50 – 55 cm. (Sarwono, 2005 dalam

Sondakh, 2013; h.150).

b. Fisiologis Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dikatakan normal jika:

1) Berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram.

2) Panjang badan bayi 48 – 50 cm.

3) Lingkar dada bayi 32 – 34 cm.

4) Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

74

5) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian

turun sampai 140 – 120 kali/menit pada saat bayi berumur 30

menit.

6) Pernapasan cepat pada menit – menit pertama kira – kira 80

kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retraksi

suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10

– 15 menit.

7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik

9) Kuku telah agak panjang dan lemas

10) Genitalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

11) Refleks isap, menelan, dan morro telah terbentuk.

12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pda 24 jam

pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket.(Sondakh, 2013; h.150).

c. Penilaian Bayi baru lahir

Menurut JNPK 2014,Segera setelah lahir, letakan bayi di atas

kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut bawah ibu.

Segera lakukan penilaian awal:

(1) Apakah bayi cukup bulan ?

(2) Apakah air ketuban jenih, tidak bercampur mekonium?

(3) Apakah bayi menangis atau bernafas ?

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

75

(4) Apakah tonus otot bayi baik ?

Menurut Manuaba (2010. Hal 205) penilaian bayi baru lahir

dilakukan dengan menggunakan Apgar. Perhitungan nilai Apgar

dilakukan pada waktu 1 menit pertama dan 5 menit kedua.

Tabel 2.6 Nilai Apgar

Gejala 0 1 2

Denyut jantung janin

Tidak ada <100 denyut/ menit >100 denyut/menit

Pernafasan Tidak ada Lemah, menangis lemah

Baik, menangis kuat

Otot Lemas Reflex lemah Gerak aktif, reflex baik

Reaksi terhadap rangsang

Tidak ada meringis Menangis

Warna kulit Biru/pucat Badan merah/ ekstremitas pucat

Seluruhnya merah

Sumber : Manuaba, 2010. Hal 205

d. Pemeriksaan Neurologis

Menurut Sondakh (2013); h. 163) pemeriksaan neurologis

meliputi:

a) Refleks Morro/Terkejut

Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari

dan tangan, maka akan menimbulkan gerak terkejut.

b) Refleks Menggenggam

Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa,

maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa.

c) Refleks Rooting/Mencari

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

76

Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka ia akan

menoleh dan mencari sentuhan itu.

d) Refleks Menghisap/Sucking Reefleks

Apabila bayi diberi dot/putting, maka ia akan berusaha untuk

menghisap.

e) Glabella Refleks

Apabila bayi disentuh pada daerah os glabella dengan jari

tangan pemeriksa, maka ia akan mengerutkan keningnya dan

mengedipkan matanya.

f) Gland Refleks

Apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri, maka

ia berusaha mengangkat kedua pahanya.

g) Tonick Neck Refleks

Apabila bayi diangkat dari tempat tidur (digendong), mak ia

akan berusaha mengangkat kepalanya.

e. Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

1) Adaptasi pernapasan: dalam waktu 30 detik sesudah

kelahiran, menyebabkan perangsangan pusat pernapasan

dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk

menggerakan diafragma, serta otot – otot pernapasan lainnya.

Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir per

vaginam mengakibatkan paru – paru kehilangan 1/3 dari

cairan yang terdapat di dalamnya, sehingga tersisa 80 – 100

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

77

mL. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan

diganti dengan udara.

2) Adaptasi kardiovaskular: sirkulasi perifer lambat,

menyebabkan akrosianosis (pada tangan, kaki, dan sekitar

mulut). Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun

dan 100 kali/menit saat tidur. Rata – rata tekanan darah

adalah 80/60 mmHg, dan bervariasi sesuai dengan ukuran

dan tingkat aktivitas bayi.

3) Perubahan termogulasi dan metabolik: suhu bayi baru lahir

dapat turun beberapa derajat karena lingkungan eksternal

lebih dingin daripada lingkungan pada uterus. Suplai lemak

subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar

dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah

menghantarkan panas pada lingkungan.

4) Adaptasi neurologis: secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukan gerakan

– gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil,

kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada

ekstremitas.

5) Adaptasi gastrointestional: enzim – enzim digesif yang dipetik

untuk menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir.

Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai namun

pada lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim

pangkreas dan lipase. Kelenjar saliva imatur saat lahir yaitu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 68: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

78

sedikit saliva diolah sampai bayi m,berusia 3 bulan.

Pengeluaran mekonium dalam 24 jam, bewarna hitam

kehijauan, lengket, dan mengandung darah.

6) Adaptasi ginjal: laju filtrasi glomerulus relatif pada saat lahir

disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan

glomerulus.

7) Adaptasi Hati: hati memproduksi zat yang esensial untuk

pembekuan darah. Penyimpanan zat besi sampai 5 bulan.

8) Adaptasi imun: bayi baru lahir tidak dapat membatasi

organisme penyerang di pintu masuk. Imaturitas jumlah

sistem perlindungan secara signifikan meningkatkan risiko

infeksi pada periode bayi baru lahir (Sondakh, 2013; h.151).

f. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

1) Pernafasan: sulit atau lebih dari 60 kali per menit

2) Kehangatan: terlalu panas (˃ 38 °C atau terlalu dingin < 36°C)

3) Warna: kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat, memar

4) Pemberian makan: hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah

5) Tali pusat: merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,

berdarah

6) Infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan

(nanah). Bau busuk, pernafasan sulit

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 69: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

79

7) Tinja/kemih: tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,

sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja

8) Aktivitas: menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudah

tersinggung, lemah, terlalu mengantuk, lunglai, kejang,kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

(Saifuddin,dkk, 2010;h.N-36).

g. Pola sehari – hari beberapa hari pertama bayi lahir

1) Makan

Akan lapar setiap 2 – 4 jam sepanjang hari. Maka dari itu

bangunkan bayi untuk diberi makan setiap 3 – 4 jam. Bayi

hanya memerlukan ASI atau susu formula selama enam bulan

pertama. Jika diberi makanan lagi akan menyebabkan reaksi

alergi.

2) Tidur

Bayi perlu banyak tidur, sediakan lingkungan yang nyaman

dan minimalkan gangguan atau stimulasi. Atur posisi tidur

terlentang.

3) Defekasi dan berkemih

Bayi memiliki feses lengket berwarna hitam kehijauan

selama dua hari pertama (mekonium). Feses bayi yang diberi

ASI akan berubah warna menjadi hijau – emas, lunak, dan

terlihat bibit (seedy). Bayi yang diberi susu formula memiliki

feses berwarna cokelat gelap, seperti pasta, atau padat.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 70: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

80

Defekasi 1 atau 4 kali per hari. Berkemih minimal 4 sampai 5

popok per hari.

4) Perawatan kulit

Digunakan saat mandi adalah sabun yang lembut, jangan

merendam seluruh badan bayi sampai puntung tali pusat

lepas dan kering. Akan terjadi dalam 1 – 2 minggu. Sebelum

tali pusat lepas, apus sekeliling dasar tali pusat dengan kain

lembap. Lipat depan popok ke arah bawah sehingga tali pusat

tidak teriritasi. Hindari penggunaan bedak dan krim wangi

untuk membantu mnecegah ruam akibat popok (Varney,

2008; h.897).

h. Penyulit pada neonatus

1) Asfiksia neonatorum

Adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan

dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin

meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam

kehidupan lanjut.

2) Perlukaan kelahiran persalinan

1. Perlukaan kulit

2. Kaput suksedaneum: muncul karena kepala janin terlalu

lama tertekan dasar panggul. Kaput melampaui batas

tulang dan akan menghilang beberapa hari.

3. Sefalhematoma: perdarahan subperitonial, dengan batas

jelas pada satu tulang tengkorak. Dapat terjadi disertai

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 71: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

81

fraktur tulang tengkorak. Bila tidak ada kelainan penyerta,

maka tidak memerlukan pengobatan dan akan

menghilang 2 sampai 12 minggu.

4. Perdarahan subkonjungtiva: dapat terjadi pada persalinan

spontan, tidak menimbulkan bahaya dan akan diserap

setelah beberapa hari.

5. Paralisis pleksus brakialis: terjadi pada tarikan kepala

yang terlalu berat, sehingga merusak pleksus brakialis.

Bentuk kelainan otot lengan: kelemahan pada fleksi dan

abduksi, rotasi keluar, dan refleks biseps dan morro

hilang. Kesembuhan berlangsung beberapa minggu

sampai 6 bulan.

6. Perdarahan jaringan otak: disebabkan oleh hipoksia

primer semenjak kehamilan dan trauma persalinan.

7. Fraktur tulang klavikula: sering terjadi pada kesulitan

persalinan bahu, gejalanya yang mungkin terjadi adalah

hilangnya kekuatan pada sisi fraktur dan refleks morro

hilang.

3) Kelainan kongenital

Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin

sejak saat pembuahan. Merupakan penyebab terjadinya

keguguran, lahir mati, atau kematian setelah persalinan pada

minggu pertama. Yang sering dijumpai adalah anensefali,

kelainan fusi jaringan organ tubuh (spinabifida), labiokisis,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 72: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

82

palatokisis, labiopalatokisis, gangguan pembentukan alat

tubuh (atresia vagina, atresia anus, atresia esofagus,

hipospadia).

4) Infeksi neonatorum

a) Sepsis neonatorum dan meningitis: penyebabnya ibu telah

menderita penyakit infeksi, ketuban pecah dini, persalinan

lama atau terlantar, persalinan dengan tindakan operasi

vaginal.

b) Aspirasi pneumonia: ditandai dengan sering tidur (letargi),

berat badan cepat turun, kurang minum, sering terjadi

apnea.

c) Diare: kuman yang sering menyebabkan diare adalah

Escherichia coli (E.coli).

d) Tetanus neonatorum: masuknya kuman tetanus –

klostridium tetani – sebagian besar melalui tali pusat. Masa

inkubasinya sekitar 3 sampai 10 hari. Menyebabkan

kerusakan pada pusat motorik, jaringan otak, pusat

pernapasan, dan jantung.

e) Ikterus neonatorum: dalam batas normal pada hari kedua

sampai hari ketiga dan menghilang pada hari kesepuluh.

Disebabkan hemolisis darah janin dan selanjutnya diganti

menjadi darah dewasa. Kernikterus adalah akumulasi

bilirubin dalam jaringan otak sehingga dapat mengganggu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 73: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

83

fungsi otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai tempat

akumulasi tersebut.

5) Bayi dengan berat badan lahir rendah

Penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari

2500 gram, yaitu karen ausia kehamilan kurang dari 37

minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun

cukup bulan, atau karena kombinasi keduanya.

6) Kematian perinatal

Adalah kematian hasil konsepsi setelah mencapai usia 28

minggu atau berat badan janin diatas 1000 gram.

(Manuaba, 2010; h.421).

i. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Kunjungan neonatal tiga kali (dua kali pada minggu

pertama dan satu kali pada 8–28 hari) yaitu pada umur 6-48 jam,

umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. (Profil Kesehatan Indonesia,

2014; h.110).

Kunjungan neonatus (KN) Dilakukan sejak bayi usia satu

hari sampai usia 28 hari.

1) KN 1 Dilakukan pada umur 3-7 hari (Profil kesehatan

indonesia 2014;h.110)

Menurut marmi (2012) h 87 mengatakan bahwa asuhan

yang diberikan yaitu: perawatan tali pusat ,pemberian ASI

eksklusif ,menjaga kehangatan bayi ,konseling tanda-tanda

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 74: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

84

bahaya BBL, Imunisasi,perawatan bayi sehari-hari dan

pencegahan infeksi.

2) KN 2 dilakukan pada umur 3-7 hari (Profil Kesehatan

Indonesia 2014; h.110)

Menurut marmi (2012) h.73. asuhan yang diberikan bidan

pada saat kunjungan kepada bayi umur 6 hari adalah beritahu

hasil pemeriksaan pada ibu, anjurkan ibu menjaga kehangatan

bayi,anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi,

beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah.

3) KN 3 dilakukan pada umur 8-28 hari ( profil kesehatan

Indonesia 2014;h.110)

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ,menganjurkan ibu

tetap menjaga kehangatan bayi,menganjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, memberikan

konseling imunisasi BCG dan polio 1 serta menganjurkan ibu

untuk melakukan imunisasi BCG dan polio.

5. Masa Antara (KB)

a. Pengertian KB

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem

Informasi Keluarga, yang dimaksud dengan program keluarga

berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 75: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

85

perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas. (Profil kesehatan

Indonesia, 2014; h.101).Keluarga berencana adalah kemampuan

untuk membantu wanita atau pasangan suami – isteri secara

lebih efektif. (Varney, 2007; h.414).

b. Tujuan KB

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan

Dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem

Informasi Keluarga, program Keluarga Berencana (KB)

merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu

khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di

bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat

jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35

tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman,

tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam

mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. KB

merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan

ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan

informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan

perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai

anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 76: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

86

serta kapan akan berhenti mempunyai anak. (Profil kesehatan

Indonesia, 2014; h.101).

c. Penapisan Klien

Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan

tela’ah dan kajian tentang kondisi kesehatan klien dengan

kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang

diinginkan.Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan

keadaan yang membutuhkan perhatian khusus dan masalah

(misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang

membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara

anamnesis terarah, sehingga masalah utama dikenali atau

memungkinkan hamil dapat dicegah. Sebagian besar cara

kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak

membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan

laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru tidak

diperlukan karena :

a) Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan

umumnya sehat.

b) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker

genital dan kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada

umur sebelum 35 tahun atau 40 tahun.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 77: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

87

c) Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan

progestin lebih baik karena efek sampingnya jarang menimbulkan

masalah medis.

d) Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang

berhubungan dengan estrogen dan dosis progestin yang

dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

Tabel 2.7 Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode reversibel

Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan

dan susuk) Ya Tidak

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih

Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan1,2

Apakah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama

Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata

Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual

Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (edema)

Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)

Apakah adamassa atau benjolan pada payudara

Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kenjang (epilepsi)3

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin)

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 78: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

88

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik

Apakah pernah mengalami haid banyak (1-2 pembalut tiap 4 jam)

Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)

Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang membutuhkan analgetika dan/atau istirahat baring

Apakah pernah mengalami perdarahan/perdaraha bercak antara haid atau setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau kongenital

Sumber : (Sarwono, 2011:Hal 440).

1) Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu postpartum maka pil

kombinasi adalah metode panggilan terakhir.

2) Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau NET -

EN), atau susuk

3) Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET - EN)

4) Tidak cocok untuk AKDR pelepas – progestin

Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan

syarat pemakaian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga

mempengaruhi pemilihan metode dari klien. Akibatnya, banyak

permintaan pemeriksaan lab yang sebenarnya tidak di perlukan

(misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau pap

smear). Walaupun permintaan menjadi klien KB menjadi meningkat,

kemampuan pelayanan terbatas karena tidak tersedianya

laboratorium untuk pemeriksaan sehingga menghambat terhadap

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 79: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

89

pemilihan kontrasepsi dan pelaksananan pelayanan. Karena itu klien

dapat memperoleh cara konrasepsi yang terbaik sesuai pilihannya,

penilaian cara klien harus di batasi pada prosedur yang di perlukan

untuk semua klien pada setiap tatanan.

Jika semua keadaan di atas ”tidak” (negatif) dan tidak dicurigai

adanya kehamilan, maka dapat di teruskan dengan konseling metode

khusus. Bila respon banyak yang dalam “iya” (positif), berarti klien

perlu di evaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.

Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang

kondisi di atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui

bagaimana keadaan klien sebenarnya bila di perlukan petugas dapat

mengulangi pertanyaan yang berbeda. Perlu juga di perhitungkan

masalah sosial ,budaya atau agama yang mungkin berpengaruh

terhadap respon klien tersebut (pasangannya).

Tabel 2.8 Daftar Tilik Penapisa Klien Metode Irreversibel (Tubektomi)

Keadaan Klien Dapat dilakukan pada fasilitas

rawat jalan

Dilakukan di fasilitas

rujukan

Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)

Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal

Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal

Keadaan emosional Tenang Cemas, takut

Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg

Berat badan 35-85 kg >85 kg; <35 kg

Riwayat operasi abdomen / panggul

Bekas seksio sesarea (tanpa perlekatan)

Operasi abdomen lainnya, perlekatan atau

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 80: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

90

terdapat kelainan pada pemeriksaan panggul

Riwayat radang panggul, hamil ektopik, apendisitis

Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada kelainan

Anemia Hb ≥ 8 g% Hb < 8 g%

Sumber : BKKBN (2010)

Tabel 2.9 Penapisa Klien Metode (vasektomi)

Keadaan Klien Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan

Dilakukan pada fasilitas rujukan

Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)

Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal

Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal

Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg

Infeksi atau kelainan skrotum/inguinal

Normal Tanda-tanda infeki atau ada kelainan

Anemia Hb ≥ 8 g% Hb < 8 g%

Sumber : BKKBN (2010)

Meyakini bahwa klien tidak hamil Klien tidak hamil apabila : 1) Tidak senggama sejak haid terakhir

2) Sedang memaka metode efektif secara baik dan benar

3) Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir

4) Didalam 4 minggu pasca persalinan

5) Dalam 7 hari pasca keguguran

6) Menyusui dan tidak haid

Pemerksaan fisik jarang dibutuhkan kecuali untuk menyingkirkan

kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 81: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

91

Laboratorium

Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali

tersedia uji kehamilan yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia

kehamilan yang sensitif, klien di anjurkan memakai kontrasepsi

barier sampai haid berikutnya.Amenorea laktasi sebagai andalan

cara kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) sangat efektif

dalam mencegah kehamilan (pencegahan 98% jika dilaksanakan

secara benar pada 6 bulan pertama pasca persalinan;

pencegahan 93% jika dilaksanakan samapi 12 bulan pasca

persalinan).

Pada perpanjangan masa menyusui petugas kesehatan

dapat meyakinkan bahwa wanita tersebut tidak akan hamil bila

sampai 6 bulan pasca persalinan melaksanakan MAL dengan

baik.Untuk klien yang akan memakai kotrasepsi alam jangka

panjang (suntikan, norplant atau AKDR) yang sudah lebih 6 bulan

pasca persalinan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam

guna menyingkirkan kehamilan.

d. Syarat kontrasepsi

Kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

2) Tidak ada efek samping yang merugikan

3) Tidak mengganggu hubungan seksual

4) Cara penggunaannya sederhana

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 82: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

92

5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat

selama pemakaiannya

6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar,

2012;h.195).

e. Jenis KB

1) Metode Tradisional

a) Douce. Atau douching membersihkan daerah vagina

dengan cara menyemprotkan zat pembersih vagina

setelah senggama. Namun angka keberhasilan metode ini

sangat rendah karena metode ini keliru. Saat ejakulasi

sprema masuk ke dalam vagina sampai ke tulang serviks

atau saluran serviks, dan mustahil penyemprotan hingga

ke daerah tersebut.

b) Koitus Interuptus. Atau menarik kembali pada saat pria

merasa akan ejakulasi. Angka keberhasilan cukup tinggi

tergantung pengendalian diri yang ideal pada pria. Namun

pria sering kali menganggap metode ini menghambat

kepuasan seksual.(Varney. 2007; h.413).

2) Metode Keluarga Berencana Alami

a) Metode kalender: hanya dapat memprediksi kapan masa

subur wanita dalam siklus menstruasinya sehingga

kemungkinan besar bisa hamil. Perkiraan ini didasarkan

pada waktu ovulasi seperti yang ditetapkan berdasarkan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 83: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

93

perhitungan kalender, yang dibuat dari riwayat menstruasi

selama 8 sampai 12 siklus menstruasi.

b) Metode lendir serviks: didasarkan pada pengenalan

perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi, yang

menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu

fertilitas maksimal dalam masa subur.

c) Metode suhu basal tubuh: mendeteksi kapan ovulasi

terjadi dengan peningkatan suhu tiba – tiba satu hingga

dua hari.

d) Metode gejala suhu: mengamati lendir serviks dan

perubahan suhu basal pada masa ovulasi atau masa

subur wanita.

e) Metode amenore laktasi: kehamilan jarang terjadi selama

enam bulan pertama setelah melahirkan di antara wanita

menyusui. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin

yang tinggi. Dan wanita yang belum mengalami

perdarahan pervaginam setelah 56 hari

pascapartum.(Varney. 2007; h.423).

3) Metode barier

a) Macamnya

1) Kondom

Merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat

dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik

(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 84: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

94

dipasang pada penis saat hubungan seksual. (Affandi,

dkk, 2011;h.MK-17).

2) Diagfragma

Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina

sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.

(Affandi, dkk, 2011;h.MK-21).

b) Cara kerjanya

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di

ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga

sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran

reproduksi perempuan. (Affandi, dkk, 2011;h.MK-18).

c) Manfaat kontrasepsi

1) Efektif bila digunakan dengan benar

2) Tidak mengganggu produksi ASI

3) Tidak mengganggu kesehatan klien

4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

5) Murah dan dapat dibeli secara umum

6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan

khusus

7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi

lainnya harus ditunda.(Affandi, dkk, 2011;h.MK-18)

8) Keterbatasan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 85: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

95

1) Efektivitas tidak terlalu tinggi

2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi

3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi

sentuhan langsung)

4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan ereksi

5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat

umum

7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan

masalah dalam hal limbah.(Affandi, dkk, 2011;h.MK-19).

4) Kontrasepsi hormonal

a) Menggunakan hormon esterogen dan progesteron atau

salah satunya. Macamnya adalah:

1) Kontrasepsi hormonal pil: dengan sistem 28 (terus

diminum tanpa berhenti) dan sistem 22/21 (berhenti

minum selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat

kesempatan menstruasi).

2) Kontrasepsi hormonal suntikan: depoprovera (interval 12

minggu), Norigest (interval 8 minggu), dan Cyclofem

(interval 4 minggu).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 86: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

96

3) Kontrasepsi hormonal susuk: setiap kapsul mengandung

36 mg Levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap

harinya sebanyak 80 mcg.

b) Fungsi dari kontrasepsi hormonal yaitu:

1) menghalangi FSH dan LH sehingga tidak terjadi

pelepasan ovum,

2) mengentalkan lendir serviks,

3) mengganggu peristaltik tuba fallopi.

c) Keuntungan dari kontrasepsi hormonal:

1) efektifitasnya tinggi

2) sangat mudah didapatkan dan metode ini sering

digunakan

3) tidak mengganggu proses laktasi pada ibu

d) Kerugian dari kontrasepsi hormonal:

1) perdarahan (menstruasi) tidak menentu

2) mempengaruhi fungsi ginjal dan hati pada metode pil

(Manuaba, 2010; h.597)

5) AKDR atau alat kontrasepsi dalam rahim

a) Waktu penggunaan: setiap waktu haid. Setelah menderita

abortus.

b) Cara kerja:

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

fallopi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 87: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

97

2) Mempengeruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri

3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dan juga Implantasi

telur dalam uterus

c) Keuntungan:

1) Efektifitasnya tinggi, dapat dirasakan segera setelah

pemasangan

2) Metode jangka panjang kurang lebih sepuluh tahun

3) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan

meningkatkan kenyamanan hubungan seksual

4) Tidak ada efek samping hormonal

5) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

6) Dapat dipasang segera setelah melahirkan

7) Dapat digunakan sampai menopause

d) Kerugian:

1) Perubahan siklus haid, 3 bulan pertama akan berkurang,

dan selajutnya akan lebih lama dan banyak

2) Saat haid lebih sakit dan mengeluarkan spotting

3) Dapat terjadi penyakit radang panggul

4) Merasakan nyeri pada hari pertama hingga kedua setelah

pemasangan

5) AKDR mungkin dapat terlepas sendiri tanpa diketahui

maka harus sering memeriksa posisi benang dari waktu ke

waktu.(Affandi, 2012; h.MK-81).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 88: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

98

6) Kontrasepsi mantap

Metode ini sangat efektif dan perlu prosedur bedah untuk

melakukan sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan lainnya. Bertujuan untuk sperma tidak

dapat bertemu lagi dengan ovum. Macam – macamnya:

a) Tubektomi: metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak

ingin anak lagi. Dengan cara mengoklusi tuba fallopi

(mengikat dan memotong atau memasang cincin).

b) Vasektomi: metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin

anak lagi. Dengan cara mengoklusi vas deferens (mengikat

dan memotong atau memasang cincin).(Affandi, 2012; h.MK-

90)

I. Tinjauan Asuhan Kebidanan

A. Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan cara 7 langkah Varney

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir

yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara

sistematis, mulai dari mengumpulkan data, menganalisis data,

menegakkan diagnosis kebidanan, menyusun rencana asuhan,

melaksanakan rencana asuhan, mengevaluasi keefektifan pelaksanaan

rencana asuhan, dan mendokumentasikan asuhan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 89: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

99

Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis di dalam

mengantipasi masalah. Manajemen kebidanan menurut varney ada 7

langkah, yaitu:

Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien

secara lengkap. data yang dikumpulkan antara lain:

1. Keluhan klien

2. Riwayat kesehatan klien

3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan

4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

5. Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar

awal secara lengka.

Langkah II: Interpretasi Data Dasar

Kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan semua data

dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau

masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup

praktik kebidanan, perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien

ditemuka dari hasil pengkajian.

Langkah III: Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 90: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

100

Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan

rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah terindentifikasi.

Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melkukan antisipasi agar

diagnosis atau masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan harus

bersiap-siap apabila diagnosis atau masalah tersebut benar-benar

terjadi.

Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan

Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada kemungkinan, data

yang diperoleh memerlukan tindakan yang harus segera dilakukan oleh

bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa

waktu lagi.

Langkah V: Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan

langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak

hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari

setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan

diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling dan

apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang direncanakan harus

disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.

Langkah VI: Pelaksanaan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 91: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

101

Melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5

secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau

anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri,

bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya. Dalam situasi ini, bidan harus berkolaborasi dengan

tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian, bidan harus

bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang

menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.

Langkah VII: Evaluasi

Dilakukan oleh bidan adalah:

1. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,

yang mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah

sudah benar-benar terlaksana atau penuhi sesuai dengan

kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif

untuk mengetahui mengapa proses manajemen ini tidak efektif

(Mangkuji, Betty. 2012. h: 2-6).

A. Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan cara SOAP

Dokumentasi SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment, Planning)

1. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan pengelolaan informasi

yang sistematis yang mengatur penemuan dan konklusi kita

menjadi suatu rencana asuhan.

2. Metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan

kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 92: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

102

3. SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita

mengatur pola pikir kita dan memberikan asuhan yang menyeluruh.

SOAP

1. Subjektif

a) Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis

b) Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi

mengenai kekhawatiran dan keluhannya)

c) Pada orang yang bisu, dibelakang data diberi tanda “O” atau “X”

2. Objektif

a) Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

b) Hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lain

c) Informasi dari keluarga atau orang

3. Assessment

a) Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan data)

data subjektif dan objektif

b) Diagnosis atau masalah

c) Diagnosis atau masalah potensial

d) Antisipasi diagnosis atau maslah potensial atau tindakan segera

4. Planning

Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi: asuhan

mandiri, kolaborasi, tes diagnostic atau laboratorium, konseling, dan

tindak lanjut (follow up) (Mangkuji, Betty. 2012. h: 8).

B. Aspek Hukum

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 93: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

103

a. Landasan hukum kewenangan bidan

Berdasarkan PERMENKES RI nomor 1464/MENKES/PER/X/2010

tentang penyelenggaraan praktik bidan pada:

1) pasal 9 dijelaskan bahwa bidan dalam menjalankan

praktiknya, berwenang untuk memberikan pelayanan yang

meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak

dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

2) Pasal 10 menjelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan

kesehatan ibu meliputi konseling pada masa pra kehamilan,

kehamilan normal, persalinan normal , ibu nifas normal, ibu

menyusui dan konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Dalam pasal 11 dijelaskan bahwa dalam memberikan

pelayanan kesehatan anak, bidan berwenang untuk

memberikan asuhan bayi baru lahir normal, dan dalam

memberikan penyuluhan.

4) Pasal 12 koseling tentang kesehatan reproduksi perempuan

dan KB tercantum.

b. Wewenang bidan Berdasarkan PERMENKES RI

nomor1464/MENKES/PER/XI/2010 tentang penyelenggaraan praktik

bidan menyebutkan bahwa dalam pasal 14 bidan yang menjalankan

praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan

pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 9.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 94: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

104

c. Standar Kompetensi Bidan

Diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:369/MENKES/SK/III/2007

Kompetensi ke 1 Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dan ilmu - ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Kompetensi ke 2 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

Kompetensi ke 3 Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Kompetensi ke 4 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

Kompetensi ke 5 Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

Kompetensi ke 6 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

Kompetensi ke 7 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan–5 bulan).

Kompetensi ke 8 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

Kompetensi ke 9 Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017

Page 95: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4224/3/Siti Nurfatimah BAB II.pdf · sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam

105

dengan gangguan sistem reproduksi.

(KEPMENKES RI,2010;h.5)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Siti Nurfatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMp, 2017