BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut :
“Usaha Mikro adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”
11
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil
Menngah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
2.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Undang-Undang No.20
Tahun 2008 adalah :
1. Kriteria Usaha Mikro
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki laba tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
12
b. Memiliki laba tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua miliar
lima ratus juta rupiah)
3. Kriteria Usaha Menengah
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000 (sepuluh
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki laba tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000
(lima puluh miliar rupiah)
2.2 Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah tahap-tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi
sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan
tansaksi periode berikutnya (Soemarso, 2004: 90). Adapun pendapat menurut Kieso
(2008:77) siklus akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan.
Tahapan- tahapan siklus akuntansi adalah sebagai berikut (Kieso, 2008:87) :
1. Mengidentifikasikan dan mencatat transaksi yang terjadi.
2. Melakukan penjurnalan.
13
3. Melakukan penggolongan dengan memposting ke buku besar.
4. Menyusun neraca saldo yang belum disesuaikan.
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ayat jurnal penyesuaian.
6. Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan.
7. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Arus Kas.
8. Jurnal penutupan.
9. Neraca saldo pasca-penutupan.
10. Ayat jurnal pembalik.
2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Laporan keuangan sebagai sarana utama melalui informasi
keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak luar perusahaan.
14
Dalam laporan keuangan terdapat informasi tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan, informasi tersebut dibutuhkan pihak-pihak berkepentingan untuk
mengambil keputusan dan kebijakan perusahaan. Kondisi keuangan tersebut dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, dan laporan keuangan lainnya.
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Ada beberapa macam pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli,
Warren, dkk mengatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan akuntansi atas
pencatatan dan pengikhtisaran transaksi yang menghasilkan informasi untuk para
pemakainya. (2008:24). Sementara Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik:
“Laporan keuangan entitas meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang berisi
ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.”
(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:17)
Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang menunjukan suatu kondisi keuangan perusahaan dan merupakan
laporan pertanggungjawaban atas tugas yang telah dibebankan kepada pemilik
perusahaan.
15
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan menurut Donald E. Kieso (2008:5) tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan :
1. Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit
2. Informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan
3. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahannya.
Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
tahun 2012 adalah :
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan, suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.”
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(2009 : 2) adalah:
“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
16
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan
apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.”
2.3.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik Kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat karakteristik kualitatif yang harus
dipenuhi laporan keuangan adalah :
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi
dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
17
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian, yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus, jujur dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan bentuk hukumnya.
6. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan
pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset
atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan material biaya.
18
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan
entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan.
9. Tepat Waktu
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka
waktu pengambilan keputusan.
10. Keseimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya.
2.4 Laporan Laba Rugi
2.4.1 Pengertian Laporan Laba Rugi
Dalam SAK ETAP (2009:174) dijelaskan bahwa, “Laporan Laba Rugi adalah
laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai kinerja entitas selama satu
periode, yaitu hubungan penghasilan dengan beban.”
Menurut Kieso, dkk (2008 : 140), Laporan Laba Rugi didefinisikan sebagai
berikut:
“Laporan Laba Rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi
19
menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan
kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan
Laba Rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan
kreditor untuk membantu mereka memprediksikan jumlah, penetapan waktu,
dan ketidakpastian dari arus kas di masa yang akan datang.”
Laporan Laba Rugi adalah menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk
suatu periode. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:23). Dari beberapa pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan yang
menunjukan kinerja suatu perusahaan.
2.4.2 Tujuan Laporan Laba Rugi
Tujuan Laporan Laba Rugi diantaranya untuk mengetahui kinerja suatu
perusahaan dari kegiatan operasional apakah sudah efektif dan efisien sehingga
menghasilkan laba serta mengetahui unsur-unsur yang terdapat didalam laporan
tersebut. Oleh karena itu laporan laba rugi digunakan untuk membantu pemakai
laporan keuangan memprediksikan arus kas masa depan.
Secara umum fungsi Laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut :
1. Untuk kalangan pebisnis dan investor, laporan rugi/laba digunakan untuk
mengukur profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit.
20
2. Menyediakan informasi kepada para investor dan kreditor guna membantu
mereka dalam meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas
dimasa yang akan datang.
3. Membantu pemakai (investor/kreditor) menentukan resiko (tingkat
ketidakpastian) dari tidak mencapai arus kas tertentu.
2.4.3 Unsur-unsur Laporan Laba Rugi
Adapun unsur-unsur dalam laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut :
1. Hasil (Revenue)
Revenue adalah hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada
pelanggan atau mereka yang menerima jasa.
2. Biaya (Expense)
Kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima
secara umum yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan
perusahaan.
3. Gain and Loss
a. Gain adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya
insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dari transaksi yang terjadi
21
lainnya yang mempengaruhi entitas satu periode tertentu kecuali
berasal dari hasil atau investasi pemilik.
b. Loss adalah turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya
insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dari transaksi yang terjadi
lainnya yang mempengaruhi entitas satu periode tertentu kecuali dari
biaya atau pembelian pemilik (Drawing).
4. Laba Rugi
Jumlah yang berasal dari pengurangan pendapatan operasi dengan
pembelian dan biaya lainnya yang mempengaruhi kegiatan operasi
perusahaan.
2.4.4 Contoh Laporan Laba Rugi
Ada beberapa macam format laporan laba rugi, yaitu:
1. Single Step yaitu seluruh pendapatan dan keuntungan yang telah
diidentifikasikan dan ditempatkan pada bagian pertama perhitungan laba
rugi, diikuti dengan semua beban dan kerugian yang telah diidentifikasi,
selisihnya dilaporkan sebagai laba dari operasi. Keunggulan utama pada
format langsung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya
implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan
dari yang lainnya.
22
TABEL 2.1 : Laporan Laba Rugi Bentuk Single Step
CV.XXX
Laporan Laba Rugi
31 Desember 20xx
Pendapatan Rp xxx
Penjualan bersih Rp xxx
Pendapatan dividen Rp xxx
Pendapatan sewa Rp xxx
Total Pendapatan Rp xxx
Beban
Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Beban Penjualan Rp xxx
Beban administrasi Rp xxx
Beban bunga Rp xxx
Beban Pajak Penghasilan Rp xxx
Total Beban Rp xxx
Laba Bersih Rp xxx
Laba per saham biasa Rp xxx
Sumber : Kieso, dkk – 2008
23
2. Multiple Step, yaitu penyajian laporan dalam langkah bertahap perhitungan
laba rugi dibagi meliputi bagian yang terpisah. Laporan laba rugi bertahap
(multiple-step income statement) digunakan untuk mengakui hubungan
tambahan. Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-
operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang
berhubungan.
TABEL 2.2 :Laporan Laba Rugi bentuk Multiple step
CV.XXX
Laporan Laba Rugi
31 Desember 20xx
Pendapatan usaha:
Pendapatan Rp xxx
Beban usaha :
- Beban gaji karyawan Rp xxx
- Beban iklan Rp xxx
- Beban asuransi Rp xxx
- Beban penyusutan peralatan Rp xxx
- Beban penyusutan gedung Rp xxx
- Beban perlengkapan toko Rp xxx
- Beban perlengkapan kantor Rp xxx(+)
Jumlah beban usaha Rp xxx(-)
24
Laba/rugi Rp xxx
Pendapatan/ beban lain-lain :
- Pendapatan bunga Rp xxx
- Beban bunga Rp xxx(-)
Jumlah pendapatan/beban lain-lain Rp xxx(+/-)
Laba/rugi bersih diluar usaha Rp xxx
Pajak Rp xxx(-)
Laba/rugi setelah pajak Rp xxx
Sumber : Kieso, dkk – 2008
Adapun bentuk yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah laporan laba rugi
bentuk multiple step atau bertahap.
2.5 Laporan Perubahan Ekuitas
2.5.1 Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan ekuitas pemilik melaporkan ekuitas pemilik selama jangka waktu
tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba
bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan perubahan
ekuitas. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan peningkatan
dan penurunan aset bersih perusahaan atau kekayaan perusahaan selama periode
25
yang bersangkutan termasuk keputusan atas kebijakan direksi terhadap para
pemilik modal.
Laporan perubahan ekuitas merupakan :
“Laporan yang menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos
pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format
laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh,
dari dividend distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut.
(Ikatan Akuntansi Indonesia,2012:26)”
2.5.2 Tujuan laporan Perubahan Ekuitas
Warren, Reeve, dan Fess menyatakan bahwa tujuan laporan perubahan ekuitas
adalah untuk mengetahui kondisi keuangan dari hasil operasional perusahaan
perorangan yang dapat diukur dan dilaporkan secara akurat (2005:60). Laporan
perubahan ekuitas ini berguna untuk menyajikan informasi yang berhubungan dengan
komponen laba komprehensif lainnya
Penyajian laporan perubahan ekuitas berfungsi untuk :
1. Menilai jumlah investasi, dividend dan distribusi lain ke pemilik ekuitas
selama periode tertentu.
2. Menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan
beban diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut.
26
2.5.3 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Ekuitas
Di dalam Laporan Perubahan Ekuitas terdapat beberapa unsur, yaitu :
1. Investasi awal perusahaan.
2. Penambahan sebagai akibat dari adanya tambahan investasi pemilik dan
terjadinya laba usaha.
3. Pengurangan sebagai akibat adanya penarikan modal (Prive).
4. Modal akhir yang didapatkan dari hasil penjumlahan atau pengurangan
atas modal awal, laba usaha, dan prive.
2.5.4 Contoh Laporan Perubahan Ekuitas
Pada dasarnya laporan perubahan hanya memiliki satu bentuk yang hanya
memuat perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Berikut adalah contoh
laporan perubahan ekuitas.
TABEL 2.3 : Laporan Perubahan Ekuitas
CV. XXX
Laporan Perubahan Ekuitas
31 Desember 20xx
Modal awal Rp xxx
Laba/rugi Rp xxx
Prive Rp xxx(-)
Penambahan/pengurangan modal Rp xxx(+/-)
Modal akhir Rp xxx
Sumber : Kieso, dkk – 2008
27
2.6 Neraca
2.6.1 Pengertian Neraca
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 4 Paragraf 1,
menjelaskan bahwa ruang lingkup neraca adalah Neraca menyajikan asset, kewajiban,
dan ekuitas suatu entitas pada tanggal tertentu di akhir periode. (IAI,2009:23). Begitu
pula dengan pendapat dari seorang ahli yang bernama Donald E. Kieso
mengemukakan bahwa “Neraca (balance sheet), yang kadang-kadang disebut juga
sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.” (2008:190)
Neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini
menggambarkan posisi aset, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini
bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Sedangkan pengertian dari Neraca Awal adalah neraca yang disusun pertama kali
oleh perusahaan yang menampilkan jumlah-jumlah asset, kewajiban, dan modal pada
tanggal neraca awal.
2.6.2 Tujuan Neraca
Adapun penyajian neraca berfungsi untuk :
1. Menjelaskan posisi keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aset,
kewajiban, dan ekuitas pada periode waktu tertentu
28
2. Membantu pengguna dalam menentukan hal-hal berikut: (1) ketersediaan aset
untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, dan (2) klaim dari kreditor
untuk utang jangka pendek maupun utang jangka panjang atau total aset.
2.6.3 Unsur-Unsur Neraca
Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas mengungkapkan bahwa
Informasi yang disajikan dalam neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
a) kas dan setara kas
b) piutang usaha dan piutang lainnya
c) persediaan
d) properti investasi
e) aset tetap
f) aset tidak berwujud
g) utang usaha dan utang lainnya
h) aset dan kewajiban pajak
i) kewajiban diestimasi
j) ekuitas
Dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) (IAI,2009:23) Bab 4 Paragraf 12, menyatakan tentang klasifikasi Aset
dan Kewajiban adalah sebagai berikut :
29
1. Aset Lancar (Current Assets) diklasifikasikan entitas jika :
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas
b. Dimiliki untuk diperdagangkan
c. diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan; atau
d. berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari
pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya
12 bulan setelah akhir periode pelaporan
2. Aset Tidak Lancar (Non-Current Assets) diklasifikasikan entitas jika siklus
operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka siklus
operasi diasumsikan 12 bulan
3. Kewajiban Jangka Panjang (Current Liabillities) diklasifikasikan entitas jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktusiklus normal
operasi entitas
b. Dimiliki untuk diperdagangkan
c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
30
2.6.4 Contoh Neraca
Didalam prakteknya bentuk penyajian neraca ada dua macam, yaitu:
1. Bentuk Rekening T (account form)
Cara penyajian neraca yang menunjukan aktiva berada sebelah kiri
sedangkan kewajiban dan ekuitas berada sebelah kanan.
TABEL 2.4 : Neraca Bentuk T Account
PT. X
Neraca
Per 31 Desember 20xx
Aktiva Kewajiban
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas xx Utang Usaha xx
Investasi Jangka
Pendek xx Wesel Bayar Jangka Pendek xx
Piutang xx Utang Pajak Penghasilan xx
Penyisihan Piutang Tak
Tertagih (xx) Utang Gaji xx
Persediaan xx
Pendapatan yang Belum
Diterima xx
Beban Dibayar
Dimuka xx
Kompensasi Tunjangan
Karyawan Akrual xx
Jumlah Aktiva Lancar xxx Beban Khusus - Akrual xx
Investasi Jangka
Panjang
Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang xx
Investasi Dalam
Sekuritas xx
Kewajiban Lancar
Lainnya xx
Investasi dalam Aktiva xx Jumlah Kewajiban Lancar xxx
31
Tetap
Investasi Dalam Dana
Khusus xx Kewajiban Jangka Panjang
Investasi Afiliasi Xx Utang Obligasi xx
Jumlah Investasi jangka
Panjang xxx Wesel Bayar xx
Properti, Pabrik dan
Peralatan
Pajak Penghasilan yang
Ditangguhkan xx
Tanah Xx Kewajiban Lease xx
Bangunan Xx Kewajiban Pensiun xx
Akumulasi Penyusutan
Bangunan (xx)
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang xxx
Peralatan Xx Total Kewajiban xxx
Akumulasi Penyusutan
Peralatan (xx) Ekuitas Pemilik
Jumlah Properti, Pabrik
dan Peralatan xxx Modal Disetor xx
Aktiva Tak Berwujud Saham Preferen xx
Goodwill Xx Saham Biasa xx
Paten Xx Modal Disetor Tambahan xx
Hak Cipta Xx Laba Ditahan xx
Jumlah Aktiva Tak
Berwujud xx Jumlah Ekuitas Pemilik xxx
Total Aktiva xxx
Total Kewajiban dan Ekuitas
Pemilik xxx
Sumber : Kieso,2008
2. Stafel (report form)
Cara penyajian neraca bentuk laporan stafel disajikan dengan format
vertical. Aktiva dicantumkan pada bagian atas sedangkan kewajiban dan
modal dicantumkan dibawahnya.
32
TABEL 2.5 Neraca Bentuk Laporan Stafel
CV. XXX
Neraca
31 Desember 20xx
Aktiva
Aktiva lancar:
- Kas Rp xxx
- Surat berharga Rp xxx
- Piutang usaha Rp xxx
- Perlengkapan Rp xxx
- Asuransi dibayar dimuka Rp xxx(+)
Jumlah aktiva lancar Rp xxx
Aktiva tetap :
- Tanah Rp xxx
- Gedung Rp xxx
- Akumulasi penyusutan gedung (Rp xxx)
- Peralatan Rp xxx
- Akumulasi penyusutan peralatan (Rp xxx)(+)
Jumlah aktiva tetap Rp xxx(+)
Jumlah aktiva Rp xxx
Kewajiban dan Modal
Kewajiban :
- Utang usaha Rp xxx
- Utang gaji Rp xxx(+)
33
Jumlah kewajiban Rp xxx
Modal :
Modal CV. XXX Rp xxx(+)
Jumlah kewajiban dan modal Rp xxx
Sumber : Kieso, 2008
Format neraca yang digunakan penulis adalah format neraca bentuk laporan
stafel.
2.7 Laporan Arus Kas
2.7.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Kieso Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan ringkasan
terinci mengenai dari mana datangnya kas dan bagaimana penggunaannya. (2008:
323). Sedangkan SAK ETAP menjelaskan bahwa Laporan arus kas adalah
menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang
menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.(2009:28)
Penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam
laporan arus kas menjadi tiga aktivitas yang berbeda : (1) aktivitas operasi, meliputi
pengaruh kas dari transaksi yang digunakan dalam penentuan laba bersih. (2)
aktivitas investasi, meliputi penyediaan dan penagihan pinjaman serta pembelian dan
34
pelepasan investasi (baik kewajiban maupun ekuitas) serta properti, pabrik, dan
peralatan. (3) aktivitas pembiyaan, melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik
serta meliputi (a) perolehan modal dari pemilik dan penyediaan pengembalian atas
investasinya kepada mereka serta (b) peminjaman dari kreditor dan pelunasannya.
2.7.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas berfungsi untuk:
1. Menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang
menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
2. Memberikan informasi mengenai asal kas selama periode bersangkutan,
penggunaan kas serta perubahan saldo kas selama periode tersebut.
3. Pelaporan sumber daya, penggunaan, kenaikan atau penurunan bersih kas
akan memungkinkan investor, kreditor, serta pihak-pihak lain mengetahui apa
yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling likuid.
2.7.3 Unsur-Unsur Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dibagi dengan tiga jenis aktivitas, yaitu :
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi
35
Arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Sebagai contohnya
adalah transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang dagangan
oleh pengecer atau peritel.
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi
Arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak
lancar. Sebagai contohnya adalah transaksi yang meliputi pembelian dan
penjualan aktiva tetap, seperti peralatan dan gedung.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan.
Sebagai contohnya adalah transaksi yang meliputi penerbitan dan penarikan
sekuritas dan hutang.
2.7.4 Contoh Laporan Arus Kas
Dalam laporan arus kas terdapat 2 bentuk cara penyajiannya, yaitu :
1. Direct Method
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan
operasi secara lengkap, dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan
pembiayaan.
36
2. Indirect Method
Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi dari arus kas masuk dan
arus kas keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan,
arus kas masuk dan arus kas keluar yang accrued seperti piutang dan hutang.
Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan
yang tidak mempengaruhi kas seperti :
a. Penyusutan.
b. Amortisasi.
c. Laba rugi dari penjualan aktiva tetap
TABEL 2.6 : Laporan Arus Kas (Direct Method)
CV. XXX
LAPORAN ARUS KAS
31 Desember 20xx
Arus kas dari aktivitas operasi
1. Arus kas masuk :
- Penerimaan kas dari pelanggan Rp xxx
- Penerimaan bunga Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar :
- Pembayaran kepada supplier Rp xxx
- Pembayaran pajak Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
37
Kas bersih dari aktivitas operasi Rp xxx
Arus kas dari aktivitas investasi
1. Arus kas masuk :
- Penjualan peralatan Rp xxx
- Penerimaan penjualan aktiva tetap Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar
- Pembelian peralatan Rp xxx
- Pengeuaran modal Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
Kas bersih dari aktivitas investasi Rp xxx
Arus kas dari aktivitas pendanaan
1. Arus kas masuk
- Penjualan saham Rp xxx
- Penerimaan penjualan saham biasa Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar
- Pembayaran dividen Rp xxx
- Pembayaran lease Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
Kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp xxx
Kenaikan atau Penurunan kas Rp xxx
Sumber : Kieso,dkk-2008
38
TABEL 2.7 : Laporan Arus Kas (Indirect Method)
CV. XXX
LAPORAN ARUS KAS
31 Desember 20xx
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba bersih Rp xxx
1. Arus kas masuk :
- Penyusutan dan amortisasi Rp xxx
- Penyisihan piutang ragu-ragu Rp xxx
- Penurunan persediaan Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar :
- Kenaikan biaya dimuka Rp xxx
- Penurunan utang dagang Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
Kas bersih dari aktivitas operasi Rp xxx
Arus kas dari aktivitas investasi
1. Arus kas masuk :
- Penjualan peralatan Rp xxx
- Penerimaan penjualan aktiva tetap Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar
- Pembelian peralatan Rp xxx
- Pengeuaran modal Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
Kas bersih dari aktivitas investasi Rp xxx
39
Arus kas dari aktivitas pendanaan
1. Arus kas masuk
- Penerimaan penjualan obligasi Rp xxx
- Penerimaan penjualan saham biasa Rp xxx
Jumlah arus kas masuk Rp xxx
2. Arus kas keluar
- Pembayaran dividen Rp xxx
- Pembayaran lease Rp xxx
Jumlah arus kas keluar Rp xxx
Kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp xxx
Kenaikan atau Penurunan kas Rp xxx
Sumber : Kieso - 2008