BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/1240/4/BAB II.pdf6...

42
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penilitian yang dilakukan.Dari penilitian terdahulu,penulis tidak menemukan Penelitian dengan Judul yang sama seperti judul penilian penulis.Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian penulis.Berikut merupakan penilitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. 1. Lukman Bochary dan Misliah Idrus (2016) “ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PATORE’’. Bertujuan untuk memberikan gambaran sejauh mana dermaga pelabuhan patore menagani pelayanan kapak hingga 2025,sehingga diperoleh manfaat yaitu sebagai bahan rujukan bagi perencanaan pelabuhan patore dalam pengembangannya,khusus kenerja dermagannya dengan menggunakan metode analisa regresi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi,proses pembuatan kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak terusmenerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025 sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh UNCTAD untuk 6-10 dermaga yangidentik nilaimaksimal BOR yang diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan PelabuhanPaotere untuk menambah panjang

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/1240/4/BAB II.pdf6...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitan terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam memperkaya

teori yang digunakan dalam mengkaji

penilitian yang dilakukan.Dari penilitian terdahulu,penulis tidak menemukan

Penelitian dengan Judul yang sama seperti judul penilian penulis.Namun penulis

mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian

penulis.Berikut merupakan penilitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait

dengan penelitian yang dilakukan penulis.

1. Lukman Bochary dan Misliah Idrus (2016) “ANALISA KENERJA

DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PATORE’’. Bertujuan untuk

memberikan gambaran sejauh mana dermaga pelabuhan patore menagani

pelayanan kapak hingga 2025,sehingga diperoleh manfaat yaitu sebagai

bahan rujukan bagi perencanaan pelabuhan patore dalam

pengembangannya,khusus kenerja dermagannya dengan menggunakan

metode analisa regresi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada

tahun 2025 jumlah Call kapal di Pelabuhan Paotere menurun. Penurunan

jumlah Call kapal tersebut disebabkan oleh banyak faktor diantaranya,

kecelakaan kapal tidak mendapat penggantian asuransi,proses pembuatan

kapal yang relatif lama dan kapal yang berkunjung ke pelabuhan tidak

terusmenerus. Persentase BOR di Pelabuhan Paotere pada tahun 2025

sebesar 8.50%. Nilai ini berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh

UNCTAD untuk 6-10 dermaga yangidentik nilaimaksimal BOR yang

diijinkan adalah 70 %. Sehingga nilai ini tidak mengharuskan

PelabuhanPaotere untuk menambah panjang

5

2. Budiman Soamole, Benidiktus Susanto (2013). “ANALISIS PERSEPSI

PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN

LAUT DI PELABUHAN REGIONAL SANANA KAB.KEPULAUN

SULA MALUKU UTARA”. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui

kualitas pelayanan angkutan laut berdasarkan persepsi pengguna jasa

dengan mengunakan metode regresi. Hasil penelitian diperoleh nilai indeks

kepuasan rata-rata pengguna jasa Pelabuhan Regional Sanana terhadap 8

(delapan) faktor pelayanan sebesar 54,74 persenmasuk kriteria cukup puas.

Faktor fasilitas pendukung di ruang tunggu pelabuhan dan factor informasi

jadwal kapal masuk kriteria kurang puas dan menjadi prioritas utama untuk

ditingkatkan kinerjanya. Indeks kepuasan rata-rata penumpang kapal KM.

Intim Teratai sebesar 53,98 persen masuk kriteria cukup puas, kapal KM.

Theodora sebesar 55,10 persen masuk kriteria cukup puas, dan kapal KM.

Bunda Maria sebesar 67,10 persen masuk kriteria puas. Faktor jaminan

mendapat tempat tidur di kapal, faktor keamanan barang bagasi, dan faktor

waktu tiba berangkat kapal

masuk kriteria kurang puas dan menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan

kinerjanya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu proses pergerakan atau

perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan suatu sistem transportasi tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu.

Pergerakan atau perpindahan barang atau manusia terjadi akibat adanya perbedaan

tingkat utilitas, baik itu berupa nilai tempat (place utility) maupun nilai waktu (time

utility). Transportasi merupakan salah satu sarana untuk memperlancar roda

perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, dalam rangka

6

memantapkan perwujudan wawasan nusantara meningkatkan serta mendukung

pertahanan dan keamanan Negara yang selanjutnya dapat mempererat hubungan

antar bangsa. Pentingnya transportasi itu tercermin pada penyelenggaraannya yang

mempengaruhi semua aspek kehidupan Bangsa dan Negara serta semakin

meningkatnya kebutuhan jasa transportasi bagi mobilitas orang dan barang dalam

negeri maupun luar negeri. Disamping itu, bagi pertumbuhan daerah yang memiliki

potensi sumber daya alam yang besar tetapi belum berkembang, dalam upaya

peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. Siregar (1995)

menjelaskan bahwa transportasi merupakan suatu pelayanan yang dirancang untuk

melayani masyarakat dengan menghubungkan lokasi-lokasi yang banyak dan tak

menentu jumlahnya, dimana aktivitas-aktivitas itu berada. Dengan demikian, lokasi-

lokasi tersebut bukan merupakan suatu yang berdiri sendiri, namun merupakan

bagian dari sosial ekonomi yang mengarah pada suatu daerah, wilayah dan atau

suatu bangsa. Misi transportasi adalah penghantaran dengan sempurna supply jarring

jaring yang dimaksudkan untuk pergerakan manusia maupun barang. Didalam

jarring-jaring tersebut terdapat prasarana angkutan serta terminal, dimana terjadi

proses perpindahan angkutan dari suatu moda ke moda lainnya. Jaring-jaring itu 6

dapat berupa fisik seperti jalan raya, jalan kereta api atau bersifat navigasional

seperti jalur laut dan udara. Sistem transportasi dapat dianalisis pada keberadaannya,

mobilitas dan efisiensinya dalam pengertian :

1. Keberadaannya berarti terdapat dimana-mana pada saat yang sama termasuk

besarnya aksesibilitas pada system, rute yang langsung antara titik-titik

akses tersebut dan kemampuan untuk menangani bermacam macam lalu

lintas.

2. Mobilitas dapat didefinisikan sebagai kuantitas lalu lintas yang dapat

ditangani kapasitas system dan kecepatan menyeluruh, dimana lalu lintas

tersebut bergerak.

7

3. Efisiensi ditunjukkan oleh indikator berkurangnya beban biaya tertentu /

khusus dan biaya tak langsung, dampak lingkungan dan energi, keandalan

dan kenyamanannya.

Menyadari pentingnya peran serta transportasi tersebut, angkutan laut sebagai

salah satu moda transportasi diperairan harus ditata dalam satu kesatuan system

transportasi nasional yang terpadu dan mampu mewujudkan penyediaan jasa

transportasi yang seimbang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan dan tersedianya

pelayanan angkutan yang selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas

mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif

terjangkau, tertib, aman, polusi rendah dan efisien.

2.3. Definisi Pelabuhan

Pelabuhan(Port) adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap

gelombang,yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana

kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang,kran-kran(crane) untuk bongkar

muat barang,gudang laut(transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimna kapal

dapat membongkar muatannya,dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat

disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah

tujuan atau pengapalan,terminal dilengkapi dengan jalan kereta api dan /jalan raya.

Pelabuhan merupakan suatu puintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau

Negara dan sebagai prasaran penghubung antar daerah,antar pulau,atau bahkan antar

Negara,benua dan bangsa.Dengan fungsinnya tersebut maka pembagunan pelabuhan

harus dapat di pertanggungjawabkan baik secara sosial ekonomis maupun teknis.

Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh(hinteland),yaitu daerah yang mempunyai

kepentingan hubungan ekonomi,sosial dan lain-lain dengan pelaabuhan tersebut.

2.3.1 Fungsi dan Peranan Prasarana Pelabuahan Laut

Betitik tolak dari pengertian pelabuhan tersebut diatas, maka fungsi pelabuhan

di kenal sebagai tempat aman berlalu kapal dan sebagai terminal transfer barang dan

8

penumpang,pada dasarnya fungsi pelabuhan dapat dibedakan menjadi empat

fungsinutama sebagai berikut

a Link, pelabuhan yang dipandang sebagai salah satu mata rantai dari suatu

proses transportasi, mulai dari tempat asal barang sampai ketempat tujuan.

b Interface, pelabuhan sebagai tempat pertemuan barang dan moda transportasi

yang berbeda. Pengertian pelabuhan sebagai interface mencakup keseluruhan

prasarana dan sarana di wilayah kerja pelabuhan. Dibandingkan dengan

fungsi-fungsi pelabuhan yang lain, interface merupakan fungsi pelabuhan

yang paling utama.

c Gateway, pelabuhan yang berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu negara

atau wilayah/daerah sehingga setiap kapal yang datang wajib mematuhi

peraturan dan prosedur yang ada.

d Industry Entity, merupakan pelabuhan yang memiliki suatu sistem industri

entity yang dinamis karena pelabuhan tersebut memiliki bagian industrial

estatelzone lengkap dengan jaringan dan jasa transportasinya. Dalam fungsi

ini, pelabuhan akan dapat mendorong pertumbuhan produksi wilayah

pengaruhnya.

Berdasarkan keempat fugsi tersebut diatas, kemudian diturunkan melalui

Peraturan Pemerintah N0. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan yang menyebutkan

bahwa tatanan kepelabuhan nasional diatur menurut fungsi, jenis penggunaan,

klasifikasi, penyelenggaraan, dan kegiatan.

Menurut pelabuhan merupakan (Departemen Perhubungan, 2001 : 16) :

a) Simpul dalam jaringan transportasi di perairan sesuai dengan hirarki fungsinya

(perwujudan dari fungsi pelabuhan link)

b) Pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional (perwujudan

dari fungsi pelabuhan gateway)

9

c) Tempat kegiatan pelabuhan alih moda transportasi (perwujudan dari pelabuhan

gateway)

2.3.2 Macam-Macam Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibedakan beberapa macam yang tergantung pada sudut

tinjauanya,yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya,fungsi dalam

perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografinya.

(Triadmodjo 1986) .

1. Ditinjau dari segi penyelengaraannya

a) Pelabuhan umum

Pelabuhan umum diselengarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat

umum.Penyelengaraan pelabuhan umum di lakukan oleh pemerintahdan

pelaksanannya dapat di limpahkan kepada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN),yang di berikan wewenang mengelolah pelabuhan umumyang

diusahakan.Keempat pelabuhan tersebuat adalah PT.Pelindo I berkedudukan di

Medan, PT. Pelindo II berkedudukan di Jakarta, PT. Pelindo III berkedudukan di

Ujung Pandang.

b) Pelabuhan Khusus

Pelabuhan di selengarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang

kegiatan.Pelabuhan ini tidak boleh di gunakan untuk kepentingan umum,kecuali

dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.Pelabuhan khusus dibangun oleh

perusahaan baik pemerintah maupun swasta,yang berfungsi untuk prasarana

pengiriman hasil produksi perusahaan.

2. Ditinjau dari fungsi dalam perdangangan Nasional dan internasional

a) Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas di masuki oleh kapal-kapal berbendera

asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai di kunjungi

oleh kapal-kapal Samudera.

10

b) Pelabuhan Pantai

Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang di sedikan untuk perdagangan dalam

negeridan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal berbendera

asing.kapal-kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih

dahulu.

3. Ditinjau dari segi pengunaannya

a) Pelabuhan Ikan

Pelabuhan yang ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapalikan untuk melalukan

kegiatan penagkapan ikan dan memberikan pelayanan yang di perlukan.Berbeda

dengan pelabuhan umum di mana semua kegiatan seperti bongkar muat

barang,pengisian perbekalan,perawatan dan perbaikan di lakukan di dermaga yang

sama.Pada pelabuhan ikan sarana dermaga di sediakan secara terpisah untuk

berbagai kegiatan.Hal ini mengingat bahwa hasil tangkapan ikan adalah produk yang

mudah busuk,sehingga perlu penaganan yang cepat.Di samping itu jumlah kapal

yang berlabuh di pelabuhan bisa cukup banyak sehingga pengunaan fasilitas

pelabuhan,terutama dermaga harus di lakukan seefisien mungkin.Pelabuhan ikan di

lengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiantan penagkapan ikan dan

kegiatan-kegiatan pendukungnya seperti pemecah gelombag,kantor

pelabuhan,dermaga,tempat pelelangan ikan (TPI),tangki air,tangki BBM,parik es,

ruang pendingin,tempat pelayanan/perbaikan kapal,tempat penjemuran jala.

b) Pelabuhan Minyak

Pelabuhan yang digunakan untuk mengisi bahan bakar kapal.Pelabuhan minyak

biasanya tidak memerlukan Dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan

vertical besar,melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambahan yang di

buat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedaalaman air yang cukup dalam.

c) Pelabuhan Barang

11

Pelabuhan barang mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk

bongkar muat barang.Pelabuahn ini dapat berada di pantai atau estuari dari sungai

besar.

Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga dapat memudahkan

aktifitas bongkar muat barang.Pelabuhan barang ini bisa di buat oleh pemerintah

sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transportasi hasil

produksinya seperti baja,alminium,pupuk,batu bara,minyak dan sebagainnya.

d) Pelabuhan penumpang

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang.Pada

pelabuhan barang di belakangnya terdapat gudang-gudang,sedangkan di pelabuhun

penumpang di bangun stasiun penumpang untuk melayani segala kegiatan yang

berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian,seperti Kantor

Imigrasi,Duane, Keamanan,Direksi Pelabuhan,Maskapi Pelayaran dan sebagainya.

e) Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pelabuahan campuran sangat terbatas untuk penumpang dan

barang.sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.Tetapi

untuk pelabuhan kecil atau masih dalam tarap perkembangan,keperluan untuk

bongkar-muat minyak juga mengunakan dermaga atau jembatan yang sama guna

keperluan barang dan penumpang.

f) Pelabuhan Militer

Pelabuhan iniu mempunyai perairan yang sangat luas untuk memungkinkan gerakan

cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Kontruksi

tambahan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang hanya saja

situasi dan perlengkapannya agak lain.

4. Ditiinjau menurut letak geografis

a) Pelabuhan alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan

gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau,jazirah,atau terletak di teluk,

12

estuary atau muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.Contoh

dari pelabuhan alam adalah pelabuhan Palembang,Belawan,Pontianak, New

York,dsb.

b) Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh

gelombang dengan membuat pemecah gelombang (breakwater).Pemecah gelombang

ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya di hubungan oleh satu

celah (mulut pelabuhan) untuk kelua masuk kapal. Di dalam daerah tersebut di

lengkapi dengan alat Perambat. Bangunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok

ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhambat oleh bangunan

tersebut. Contoh dari pelabuhan buatan adalah tanjung priok,tanjung mas, dsb.

c) Pelabuhan semi alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas misalnya suatu pelabuhan

yang terlindungi oleh lidah pasir dan perlindungan buatan hanya ada pada alur

masuk. Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindungi oleh lidah pasir

untuk kolam pelabuhan.(Triadmodjo, 2010 )

2.3.3 Jenis-jenis Fasilitas Pelabuhan Laut

Keputusan Mentri Perhubungan nomor 52 tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan pelabuhan penyebrangan menetapkan fasilitas-fasilitas pelabuhan

berdasarkan kebutuhan lahan daratan dan perairan dalam rencana induk plabuhan

penyebranagan

a. Fasilitas darat dan dasar perhitungan kebutuhan daratan untuk kegiatan

pelayanan jasa/ oprasional langsung

13

Tabel 2.1. Formulasi pendekatan fasilitas darat

No NAMA AREA FORMULASI PENDEKATAN

1 AREAL

GEDUNG

TERMINAL

A= a1 +a2 +a3 +a4+a5

Dimana :

A =Luas total areal gedung terminal

(m2)

a1= Luas areal tunggu(a*n*N*x*y)

a2= Luas areal kantin/kios(15%*a1)

a3=Luas areal admistarasi (15%*a1)

a4= Luas areal

utilitas(25%*(a1+a2+a3)

a5 = Luas areal ruang

public(10%*(a1+a2+a3+a4)

a =Luas areal yang dibutuhkan untuk

satu orang.(Diambil 1,2 m2/orang)

n1= jumlah penumpang dalam satu

kapal

N =Jumlah kapal yang datang

x =Rasion konsentrasi (1,0-1,6)

y = Rata-rata fluktuasi(1,2)

2 AREAL PARKIR

KENDARAAN

ANTAR

JEMPUT

A =a*n1*N*x*y*z*1/n2

A =Luas areal parker untuk kandaraan

antar/jemput

a =Luas areal yang dibutuhkan untuk

satu unit kendaraan

n1=Jumlah penumpang dalam satu

kapal

n2=Jumlah penumpang dalam satu

14

kendaraan(rata-rata 8 orang/ unit)

N = Jumlah kapal datang.

x = rata-rata pemanfaatan(1,0)

y = Rasio konsentrasi (1,0-1,6)

z =Rata-rata pemanfaatan (1,0 :seluruh

penumpang meninggalkan terminal

dengan kendaraan)

(Sumber : Keputusan Mentri Perhubungan nomor 52 tahun 2014)

b) Fasilitas perairan dan dasar kebutuhan lahanperairan untuk kegiatan pelayanan

jasa / oprasional langsung.

Tabel 2.2 Dasar Kebutuhan Lahan Perairan untuk kegiatan pelayanan jasa /

oprasional

1 PANJANG

DERMAGA

A 1,3 L

A = Panjang Dermaga / tempat

sandar kapal

L = Panjang Kapal

(Sumber : Keputusan Mentri Perhubungan nomor 52 tahun 2014)

Menurut R.P. Suyono (SHIPPING,Pengangkutan intermodal ekspor impor

melalui laut) beberapa fasilitas utama yang terdapat di pelabuhan yaitu :

1) Penahan gelombang

Penahan gelombang adalah dari batu-batuan yang kuat dan dibuat melingkar

memanjang ke arah laut dari pelabuhan utamanya yang dimaksudkan sebagai

pelindung pelabuhan itu.Gunanya adalah untuk menahan ombak dan

gelombang,karena didalam pelabuhan terdapat dermaga-dermaga tempat kapal

15

sandar.Dipenahan gelombang terdapat beberapa pintu masuk untuk kapal-kapal yang

ingim masuk kepelabuhan itu.

2) Jembatan ( Jetty)

Jembatan atau jetty adalah bangunan yang berbentuk jembatan yang dibuat

menjorok ke arah laut dari pantai atau daratan.Biasanya dibuat dari beton,baja atau

kayu dan dibuat untuk menampung sementara barang yang akan dimuat/ bongkar

dari / ke kapal yang bersandar dijembatan itu.

3) Dolphin

Dolphin adalah kumpulan dari tonggak-tonggak yang terbuat dari besi,kayu atau

agar dapat bersandar disitu untuk melakukan kegiatan bongkar atau muat ke

tongkang (lightr) . Biasannya terdiri dari konstruksi dua tonggak yang menahan

kapal dibagian muka dan belakangnya.

4) Mooring Buoys (Pelampung pengikat )

Pelampung dimana kapal ditambatkan untuk melakukan suatu kegiatan.Biasanya

kapal diikat dengan tali di bagian muka dan belakang diantara dua buah pelampung

pengikat kemudian kapal melakukan kegiatan bongkar maupun muat dengan

bantuan tongkang.Keuntungannya adalah bahwa kapal dapat melakukan kegiatan

bongkar / muat pada kedua sisinya.

5) Tempat labuh

Tempat labuh adalah tempat perairan dimana kapal melego jangkarnya untuk

melakukan kegiatan. Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat untuk menunggu

untuk kesuatu pelabuhan.

6) Single bouy mooring (SBM)

SBM adalah pelampung pengikat dimana kapal tengker dapat muat / bongkar

muatannya melalui pipa dipelampung itu yang menghubungkan kedaratan sumber

pemasokan.

16

7) Tongkang (Lighter)

Tongkang adalah perahu-perahu kecil yang di pergunakan untuk mengangkut

muatan atau barang dari atau kapal yang dimuat /dibongkar yang biasanya ditarik

kapal tunda.

8) Alur pelayaran dan kolam pelabuhan

Alur kapal adalah bagian dari perairandipelabuhan tempat masuk keluarnya

kapal.Alur pelayaran kapal memiliki kedalaman tertentuagar kapal bisa masuk

/keluar kolam pelabuhan atau sandar di dermaga.Alur kapal harus dikeruk secara

teratur agar kapal dengan sarat tertentu bisa masuk. Sarat kapal adalah kedalaman

bagian kapal yang terdalam air.sarat kapal ini terkait dengan berat kapal beserta

isinya,

Kolam pelabuhan juga harus disiapkan oleh pelabuhan,agar tersedianya tempat

cukup sesuai dengan jenis kapal dan muatanya.Bila kapalnya adalah kapal peti

kemas,maka tentunya diusahakan agar dapat sandar dipelabuhan peti kemas lengkap

dengan gantry cranenya. Dan kapal dengan muatan umum(general cargo) diusakan

agar dapat sandar di dermaga yang ada gudangnya.

9) Rambu Kapal

Rambu kapal adalah tanda-tanda yang dipasang diperairan menuju pelabuhan

untuk memanduh kapal berlabuh.

10) Gudang

Gudang merupakan tempat penumpukan tertutup, ada dua jenis antara lain:

a) Gudang Lini I; merupakan tempat penumpukan tertutup, gudang-gudang ini

dibangun ditepi laut dimana gudang tersebut memiliki pintu yang menghadap

ke laut dan pintu yang menghadap ke darat yang disebut pintu laut dan pintu

darat gudang Lini I merupakan pengawasan bea dan cukai, dimana barang yang

ditumpuk didalamnya harus mendapat izin bea dan cukai.

b) Gudang Lini II; gudang-gudang dibangun diluar pelabuhan ataupun kalau di

dalam pelabuhan dibangun tidak ditepi laut, misalnya di daerah tengah. Fungsi

17

utama Gudang Lini II adalah untuk menumpuk barang-barang yang telah

selesai dokumen-dokumen bea dan cukai.

Hal yang membedakan antara Gudang Lini I dan Lini ada pada tariff sewa,

dimana tarif persewaan Gudang Lini II di pakai sebagai perpanjangan dari gudang

Lini I maka ketentuan dari ruang tarifnya adalah sama.

2.3.4 Tingkat Pelayanan Pelabuhan

Pelayaran yang baik,dalam arti aman dan efisien,terhadap pengunaan

pelabuhan (kapal, barang, dan penumpang ) adalah modal dasar dari pengembangan

suatu pelauhan.untuk itu pelabuhan harus bisa menyediakan beberapa kondisi

sebagai berikut (Diagram,2003).

1. Adannya kualitas insfrastruktur pelabuhan yang

memadai,modern,bersih,dan terpelihara (dermaga dan terminal yang bersih

tidak ada waktu tunggu karena antrian atau kerusakan alat).

2. Penyediaan pelayanan yang anam,efektif dan efisien,seberti

pemanduan,oprasi penundaan,penambatan,dan

mooring,komunikasi,prosedur clearance kapal,aktiviftas bongkar muat yang

berkualitas,pemeriksaan-pemeriksaan yang relevan dan penegakan peraturan

dan prosedur keselamatan yan tegas

3. Operasi peralatan penaganan barang yang aman dan efisien,manajemen

bongkar muat yang professional dan pekerja pelabuhan yang

terlatih,manajemen pelabuhan yang efektif,opras pengawasan dermaga dan

terminal,optimasi keselamatan kapaldan turn aroud time di pelabuhan.

4. Prosedur dan komunikasi yang lancar dan efektif antara agen pelayaran,

perusahan bongkar muat dan organisasi menejemen pelabuhan.

Menurut Suyono dalam bukunya Shipping pengangkutan intermodal ekspor

impor melalui laut, pelabuhan memberi fasilitas dan pelayanan untuk kapal yang

berkunjung. Pelayanan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni

pelayanan untuk orang dan pelayanan untuk kapal.

18

1. Pelayanan kapal.

Indikator pelayanan untuk kapal yaitu :

a. Rata-rata kedatangan kapal per hari (arrival rate)

Rata-rata Kedatangan Kapal Per Hari

AR=

Dimana : K = Kapal

H = Hari dalam bulan yang bersangkutan

b. Waktu pelayanan (service time)

ST= (jb-jt)

K

Dimana :

ST = Waktu pelayanan (service time) (jam / kapal)

Jb = Jam berangkat Jt = Jam mulai bertambat

K = Kapal

2. Indikator pelayanan untuk orang meliputi fasilitas-fasilitas yang ada

dipelabuhan diantaranya

a) Areal gedung terminal

b) Areal parkir kendaraan antar – jemput

c) Areal fasilitas bahan bakar (berdasarkan jumlah kebutuhan BBM

per hari)

d) Areal fasilitas air bersih (berdasarkan jumlah kebutuhan air bersih

per hari)

e) Areal generator

f) Areal terminal angkutan umum dan parker

19

g) Areal fasilitas peribadatan

h) Areal fasilitas kesehatan

i) Areal fasilitas kesehatan

2.3.5. Pemanduan

Dengan mempertimbangkan keselamatan bagi kapal dan muatannya,pada

waktu kapal masuk ke alur pelayaran menuju ke kolam pelabuhan,nahkoda kapal

memerlukan petunjuk dari seorang pandu.Pandu adalah seorang ahli yang sudah

berpengalaman layar dan mempunyai sertifikat pemanduan.Pandu hanya bertugas

sebagai penasehat/pengarah,sedang keselamatan kapal tetap tanggungjawab

nahkoda.Jasa seorang pandu sangat penting terutama bagi kapal yang jarang masuk

ke palabulan terkait.Nahkoda kapal tidal memahami kondisi alur masuk ke

pelabuhan, sehingga dia membutuhkan petujuk dari seorang pendu.perairan wajib

pandu adalah perairan dimana kapal-kal dengan ukuran tertentu (di atas 150 GRT)

yang akan masuk dan kelur pelabuhan harus menggunakan jasa

pandu.(Triadmodjo,2010) .

2.3.2.Penundaan kapal

Penundaan kapal adalah pekerjaan mendorong,menarik,atau mengandeng kapal yang

beoleh gerak untuk masuk ke kolam pelabuhan,bertambat,dan bersandar di dermaga.

Atau sebaliknya yaitu untuk melepaskan tambatan dan bergerak keluar dari kolam

pelabuhan menuju perairan di luar pelabuhan. Pada waktu masuk, dan keluar

pelabuhan kapal dengan ukuran tertentu harus menggunakan kapl tunda sebagai

sarana bantu pandu.jumlah dan ukuran kapal tunda tergantung pada panjang kapal

seperti di berikan pada tabel berikut ;

20

Tabel 2.3. Kebutuhan kapal tunda

Panjang Kapal

(m)

Kebutuhan kapal tunda minimal

Jumlah Daya ( PK )

71-100

101-150

151-200

201-300

<300

1

1

2

3

4

600-1.200

1.200-3.400

3.400-5.000

5.000-10.000

<10.000

(Sumber : Pelabuhan Indonesia, 2000)

Dengan mempertimbangkan kekuatan arus,angin, cuaca, kedalaman, kolam dan

kondisi kapal yang ditunda,pandu memperimbangaknjimlah serta daya kapal tunda

yang digunakan.Nahkoda kapal tunda merupakan pertangungjawab umum terhadap

pengoprasian kapal tunda tersebut sesuai dengan perintah yang di berikan oleh

pandu.(Triandmodjo,2010).

\.

2.3.6 Labuh dan Tambat

Setelah masuk ke kolam pelabuhan, masih dengan bantuan pandu dari kapal

tunda, kapal bertambat dan bersandar di dermaga. Pandu akan meninggalkan kapal

setelah kapal bertambat dengan sempurna di dermaga,setelah itu surveyot akan

datang untuk memeriksa tangki dan/atau palka untuk menyatakan apakah

palka/tangki siap menerima muatan. Petugas imigrasi akan memerikasa dokumen

21

awak kapal untuk untuk memastikan bahwa awak kapal memegang dokumen yang

berlaku dan sah untuk masuk ke negara,bila tidak mereka tidak di ijinkan

menigkalkan kapal.

Perairan pelabuhan harus dapat di gunakan untuk berlabu kapal dengan aman

sambil menunggu perairan berikutnya yaitu bertambah di dermaga pelabuhan untuk

melakukan kegiatan bongkar muat barang. Kapal kapal yang menggunakan perairan

pelabuhan di pungut biaya laba yang besarnya tergantung pada bobot kapal dan lama

waktu berada di perairan, yaitu mulai dari masuk sampai meninggakan perairan

pelabuhan.

Hambatan adalah fasilitas pelabuhan untuk merapatnya kapal, biasa berupa

dermaga, pelampung, atau dolphin. Di tambatan ini kapal melakukan kegistsn

bongkar muat barang, menaik turunkan penumpnng. Kapal yang bertambat di kenai

biaya tambat yang besarnya tergantung pada bobot kapal, kapal pelayaran luar

negeri atau dalam negeri dan lama waktu bertambat

Kapal yang bertambat di beri batas waktu dan apabila melebihi batas waktu

tersebut, akan di kenakan tarif tambat 200% dari tarif dasar. Batas waktu bertambat

tergantung pada bobot kapal yang akan di berikan dalam tabel 2.5

Tabel 2.4 Waktu tambat kapal

Bobot Kapal

( GT )

Waktu Tambat

( etmal )

22

<999

1000 - 2499

2500 - 4999

5000 - 9999

10.000 - 14999

>15.000

2

4

6

8

10

14

( 1 etmal =24 jam)

(Sumber : Pelabuhan Indonesia, 2000)

2.5. Kineja Pelabuhan

Kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan

kepada pengguna pelabuhan ( kapal dan barang ),yang tergantung pada waktu

pelayanan kapal selama berada di pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang tingg

menujukan bahwa pelabuhan dapat memberikan pelayanan yang baik . Waktu

pelayanan kapal dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu pada waktu kapal berada

pada perairan dan ketika kapal bersandar di tambatan. Komponen waktu pelayanan

kapal di perairan diberikan sebagai berikut ini.

a. Waiting time ( WT ) atau waktu tunggu. Kapal yang akan masuk kee

pelabuhan harus menunggu bantuan pandu dan kapal tunda. Petugas pandu

akan memandu nahkoda untuk masuk ke pelabuhan sampai tambat di

23

dermaga. Gerakan kapal tersebut di bantu oleh kapal tunda. Waktu tunggu

adalah waktu selama menunggu datangnya pandu dan kapal tunda.

b. Approoach time adalah waktu yang di perlukan kapal dari perairan dimana

dia melepas jangkar menuju perairan pelabuhan sampai mengikat tali di

dermaga, dan sebaliknya yaitu dari kapal melepas tali tambatan setelah

bongkar muat sampai tiba kembali di luar perairan pelabuhan.

c. Postpone time atau waktu tertunda yan bermannfaat selama kapal berada di

perairan pelabuhan antara lokasi lego jangkar,dihitung dari sebelum dan

sesudah melakukan kegiatan di pelabuhan.

d. Service time atau waktu pelayaran di tambatan adalah waktu yang dihitung

sejak kapal ikat tali di tambatan sampai lepas tali atau waktu selama kapal

barada di tambatan. Komponen waktu pelayanan kapal di tambatan adalah

sebagai berikut ini.

1) Not Operating Time atau waktu tidak kerja adalah watu yang di

rencanakan kapal tidak bekerja selama berada di tambatan,termasuk

waktu istirahat,dan waktu menunggu buruh,serta waktu menunggu

untuk lepas tambat kapal,yang dinyatakan dalam satuan jam.

2) Effective time atau Operating time ( OT ) atau waktu efektif adalah

jumlah waktu yang di pergunakan untuk melakukan kegiatan

bongkar muat dinyatakan dalam jam.

3) Idle Time (IT ) atau waktu terbuang adalah jumlah jam kerja yang

tidak terpakai ( terbuang ) selama waktu kerja bongkar muatdi

tambatan tidak termasuk jam istirahat di nyatakan dalam satuan jam.

4) Berth Working Time ( BWT ) adalah jam kerja bongkar muat yang

tersedia selama kapal berada di tambatan. Jumlah jam kerja tiap gili

kerja (shift ) tersebut, tidak termasuk waktu istirahan.

5) Bert Time ( BT ) atau aktu tambat adalah jumlah waktu selama

kapal berada di tambatan,sejak kapal ikat tali sampai lepas tali di

tambatan.

24

6) Turn Round Time (TRT ) atau waktu pelayanan kapal di pelabuhan

adalah waktu selama kapal berada di pelabuhan yang dihitung sejak

kapaltiba di lokasi lego jangkar di luar perairan pelabuhan ketika

menunggu bantuan pandu dan kapal tunda sampai kapal berangkat

meninggalkan lokasi lego jangkar,yang dinyatakan dalam satuan

jam.

2.3.7. Indikator Kinerja Pelabuhan

Kinerja pelabuha di tunjukan oleh Berth Occupancy Ratio (BOR ) atau tingkat

pemaikaian dermaga,yaitu perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap

dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama selama satu

periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam presentase. Indikator pelabuhan

dipakai untuk mengukur sejauh man fasilitas dermaga dan sarana penunjang

dimanafaatkan secara intensiv.BOR di hitung masing-masing derrnaga, dan nilainya

tergantung pada beberapa parameter berikut ini .

1. Jenis barang yang di tangani di dermaga

Pelabuhan melayani berbagai jenis muatan/barang yang di angkuu melalui

laut, yang biasa berupa muatan barang potongan ( general cargo),muatan peti

kemas,muatan curah dan muatan cair. Pelabuhan besar seperti Tanjung

Priok,Tanjung Perak, Tanjung Mas, Makasar, Belawan dan Panjang ; pelayanan

berbagai jenis muatan tersebut di lakukan secara terpisah. Muatan peti kemas

dilayani di terminal peti kemas, muatan barang umum dilanyani di terminal barang

umum, dsb. Sedangakan pada pelabuhan lainnya yang tidak sebesar pelabuhan di

atas seperti Tanjung Cilacap, Gorontalo, Ternate dan perabuhan lainnya,berbagai

muatan di lanyani di dalam satu terminal/dermaga.Tingkat Pemakaian dermaga

(BOR ) tergantung pada jenis muatan. Dermaga yang melayani satu jenis muatan

mempuyai tingakat pealyanan yang lebih baik karena fasilitas peralataan bongkar

muat dan tenaga kerja memang khusus untuk menagani jenis muatan tersebut.

25

2. Ukuru kapal

Ukuran kapal ( kappasitas angkut dan panjang kapal Loa ) sangat berpengaruh

terhadap nilai BOR suatu dermaga. Suatu dermaga dengan panjang tertentu dapat di

gunakan bertambat satu kapal besar atau lebih dari satu kapal dengan ukuran yang

lebih keciil.

3. Prodiktifitas kerja bongkar muat

Prodiktifitas kerja untuk bongkar muat tergantung pada sistem penanganan barang

yang di lakukan terhadap masing-masing jenis muatan. Produktifitas kerja di suatu

pelabuhan berbeda dengan pelabuhan lainnya yang tergantung pada peralatan

bongkar muat dan kentrampilan tenaga kerja

4. Jumlah gang yang bekerja

Kegiatan bongkar muat barang di lakukan oleh tenaga kerja yang dalam suatu

kelompok yang di sebut dengan gang. Jumlah gang yang melakkukan kegiatan

bongkar muat tergantung pada ukuran kapal ( volume barang ) yang di layani.

(Triadmodjo,2010)

2.2.8 Persyaratan pada pelabuhan

Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan untuk mengangkut barang

dan/atau penumpang.Keuntungan yang di peroleh perusahan tersebut tergantung

banyak factor seperti banyak/sedikitnya barang dan penumpang yang di

angkut,waktu pelayaran kapal,waktu singgah di pelabuhan,dan sebagainya.Semakin

banyak barang/penumpang yang di angkut akan member penghasilan yang

besar.Waktu pelayaran di pengaruhi oleh kecepatan kapal.Kapal yang berlayar

dengan kecepatan penuh akan memakan bahan bakar yang banyak,sebaliknya jika

terlalu lambat dapart mengacaukan jadwal pelayaran dan kemungkinan kerusakan

(busuk) barang yang di angkut.Biasanya kapal berlayar dengan kecepatan ekonomis,

yaitu kecepatan di mana pengeluaran biaya adalah serendah mungkin.

Kapal yang berada di pelabuhan harus membayar biaya jasa pelabuhan, yang

meliputi biaya pandu, tunda, labuh, tambat, air, dermaga, dan sebagainya.Untuk

26

menghemat biaya maka kapal harus di usahakan sesingkat mungkin di

pelabuhan.Oleh karena itu berbagai kegiatan di pelabuhan harus di lakukan secepat

mungkin, dan kapal segera mungkin meninggalkan pelabuhan.Berbagai kegiatan

yang ada di pelabuhan antara lain melakukan bongkar muat barang dan naik-turun

penumpang, penyelesaian surat-surat administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi,

penyedian pembekalan dan air bersih, dan sebagainya.

Untuk bisa memberikan pelayananyang baik dan cepat,maka pelabuhan harus

bisa memenuhi beberapa persyaratan berikut ini.

1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti

jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat di angkut

ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.

2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yg mempunyai daerah belakang ( daerah

pengaruh ) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.

3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.

4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh sealam

menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau

mengisi bahan bakar.

5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan

gudang-gudabng penyimpanan barang.

6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

2.3. Pengertian Dermaga

Dermaga adalah satu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan

menambatkan kapal yang melakukan bongkar dan muat barang dan tempat untuk

menaik - turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi dermaga tergantung pada jenis

dan ukuran kapal yang bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga harus

direncanakan sedemikian rupa hingga kapal dapat merapat dan bertambat serta

melakukan kegiatan di pelabuhan dengan amam,cepat,dan lancar. Di belakang

dermaga terdapat apron dan fasilitas jalan . Apron adalah daerah yang terletak anatar

27

sisi dermaga dan sisi depan gudang (pada terminal barang umum) atau container

yard (pada terminal peti kemas,di mana terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut

(kapal) ke kegiatan angkut darat (kereta api,truk,dsb)..

(Bambang Triadmodjo,2010).

2.3.1 Tipe Dermaga

Dermaga dapat di bedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf,pier dan jetty.Struktur

wharf dan pier biasa berupa strukur tertutup atau terbuka,semntara jetty pada

umumnya berupa struktur terbuka.Struktur tertutup isa berpa dinding gravitas dan

dinding turap,sedangkan struktur terbuka merupakan dermaga yang didukung oleh

tiang pancang. Dinding gravitas berupa balok beton,kaison,sel turap baja dan

dinding penahan tanah.

Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan

garis pantai.Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada

dibelakangnya.Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisi tegak

lurus dengan garis pantai(berbentuk jari).Berbeda dengan wharf yang digunakan

untuk merapat pada satu sisinya,pier bisa digunakan pada satu sisi atau dua sisinya

,sehingga dapat digunakan untuk merapat lebih banyak kapal.Jetty adalah dermaga

yang menjorok ke laut sedemikian sehingga sisi depannya berada pada kedalaman

yang cukup untuk merapatkan kapal.Jetty digunakan untuk merapat kapal tengker

ataukapal pengangkut gas alam,yang mempunyai ukuran sangat besar.Sisi muka

jetty biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatan

yang membentuk sudut tegak lurus dengan jetty.

Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang

dari dan ke atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan

bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor / limbah yang akan

diproses lebih lanjut di pelabuhan. Hal yang perlu diingat bahwa dimensi dermaga

28

didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga

tersebut. Jenis - jenis dermaga berdasarkan jenis barang yang dilayani:

1. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk

bongkar muat barang umum / general cargo keatas kapal. Barang

potongan terdiri dari barang satuan seperti mobil; mesin - mesin; material

yang ditempatkan dalam bungkus, koper, karung, atau peti. Barang -

barang tersebut memerlukan perlakuan khusus dalam pengangkatannya

untuk menghindari kerusakan.

2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar

muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan

crane.

3. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar

muat barang curah yang biasanya menggunakan ban

berjalan(conveyorbelt). Barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak

dibungkus / kemas, yang dapat dituangkan atau dipompa ke dalam kapal.

Barang ini dapat berupa bahan pokok makanan (beras, jagung, gandum,

dsb.) dan batu bara. Karena angkutan barang curah dapat dilakukan lebih

cepat dan biaya lebih murah daripada dalam bentuk kemasan, maka

beberapa barang yang dulunya dalam bentuk kemasan sekarang diangkut

dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah pengangkutan semen, gula,

beras, dan sebagainya. 20

4. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk

mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar

gas dan lain sebagainya.

5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar,

speed boat.

6. Dermaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.

Menurut Bambang Triatmodjo dalam bukunya yang berjudul “Pelabuhan”,

menjelaskan bahwa tipe dermaga terbagi 3 (tiga), yaitu wharf (quai) dan pier (jetty).

29

1) Wharf

Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit

dengan garis pantai atau agak menjorok kelaut dan dapat juga berfungsi sebagai

penahan tanah yang ada dibelakangnya. Wharf dibangun apabila garis kedalaman

laut hamper merata dan sejajar dengan garis pantai. Dermaga dengan tipe ini

biasanya digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas dimana

dibutuhkan suatu halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin kelancaran

angkutan barang.

2) Pier

Pier adalah dermaga serupa wharf (berada di garis pantai) yang berbentuk seperti

jari dan dapat merapat kapal pada kedua sisinya, sehingga bisa di gunakan bersandar

kapal dalam jumlah lebih banyak untuk satu satuan panjang pantai.Perairan diantara

dua pier yang berdampingan di sebut slip.

Pier struktur tertutup di buat dari dua pasang turap baja atau beton yang di pancang

secara berhadapan dan diantara kedua turap tersebut di isi pasi atau bahan timbunan

lai.Sisi di atasnya di perketras dengan pelat beton atau jenis perkerasan

lainya.Kedalaman pemancang tergantung pada karekterisik tanah.Bagian atas turap

di tahan oleh angker baja untuk mengurangi momen yang terjadi pada turap di

bagian bawah (jepit pada tanah).Apabila jarak antara kedua turap tidak panjang,

angker tersebut di buat menerus menghubungkan kedua turap.

3) Jetty

Jetty adalah dermaga yang di bangun menjorok cukup jauh ke arah laut, dengan

maksud agar ujung dermaga berada pada kedalaman yang cukup untuk merapat

kapal.Pada umumnya jetty di gunakan untuk merapat kapal tengker, kapal LNG,

tongkang pengangkut batu bara.Untuk menahan benturan kapal di pasang dolphin

penahan benturan di depan jetty.

30

Gambar 2.1.Contoh Dermaga Wharf, Pier, Jetty)

(Sumber :nanopdf.com )

Sedangkan menurut Wikipedia, ada beberapa jenis dermaga yang biasanya

digunakan yaitu :

1. Dermaga „quay wall‟ Dermaga quay wall ini terdiri dari struktur yang sejajar

pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai, dan dapat dibangun dengan

beberapa pendekatan konstruksi diantaranya sheet pile baja / beton, caisson

beton atau open filled structure. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan

dalam pembangunan quay wall, yaitu :

a) Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif

berhimpit dengan pantai (kemiringan pantai curam).

b) Konstruksi dermaga biasanya dibangun langsung berhimpit dengan areal

darat.

c) Kedalaman perairan cukup memadai dan memungkinkan bagi kapal merapat

dekat sisi darat (pantai). Kedalaman perairan tergantung kepada ukuran kapal

yang akan berlabuh pada dermaga tersebut.

d) . Kondisi tanah cukup keras

e) Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi

berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.

2. Dermaga „dolphin‟ (trestel) Dermaga dolphin merupakan tempat sandar kapal

berupa dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dengan pantai yang

31

landai, diperlukan jembatan trestle sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam pembangunan dermaga dolphin:

a) Dermaga dolphin adalah sarana tambat kapal yang fasilitas bongkar

muatnya ada di haluan atau buritan.

b) Jarak kedalaman perairan yang disyaratkan dari pantai relatif cukup

panjang.

c) Terdapat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestel), tanggul

atau dapat juga keduanya.

d) Sarana tambat yang akan direncanakan terdiri dari struktur breasting dan

mooring yang dihubungkan dengan catwalk.

e) Posisi breasting berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, tapi juga

dapat berfungsi sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard,

sedangkan mooring dolphin berfungsi menahan kapal sehingga tetap berada

pada posisi sandar

f) Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi

berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.

3. Dermaga apung / system Jetty (pier) Dermaga apung adalah tempat untuk

menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung diatas air. Digunakannya

ponton adalah untuk mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal

dengan dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga dihubungkan

dengan suatu landasan / jembatan yang flexibel ke darat yang bisa mengakomodasi

pasang surut laut. Biasanya dermaga apung digunakan untuk kapal kecil, yach atau

feri seperti yang digunakan di dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di

sungaisungai yang mengalami pasang surut. Ada beberapa jenis bahan yang

digunakan untuk membuat dermaga apung seperti :

a) Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat

tetapi perlu perawatan, khususnya yang digunakan dimuara sungai yang

airnya bersifat lebih korosif.

32

b) Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat

sepanjang tidak bocor.

c) Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu

gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bias

mengapungkan dermaga.

Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan

bertambat pada dermaga tersebut. Maka panjang dermaga dapat dihitung dengan

rumus BOR (Berth Occupancy adalah perbandingan antara jumlah waktu pemakaian

tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu siap operasi dermaga selama satu

periode bulan atau tahun yang dinyatakan dalam persentase) sebagai berikut: Berth

Occupancy Ratio (BOR)

( )

Dimana : BOR =Berth Occupancy Ratio (BOR)

V =jumlah kapal yang dilayani

N =jumlah tambatan

Waktu Tambatan =Waktu kapal bertambat (jam / tahun)

Kinerja dermaga dapat diketahui dari nilai BOR yang dihasilkan berdasarkan

UNCTAD 1978, utilitas maksimum dermaga dtentukan oleh jumlah tambatan. Jika

nilai BOR suatu pelabuhan lebih besar dari Standar UNCTAD, maka pelabuhan

dapat menambah jumlah tambatan untuk emperbaik kinerjanya. Standar nilai BOR

dari UNCTAD 1978 adalah sebagai berikut ini.

33

Tabel 2.5.Standar Nilai BOR dari UNCTAD 1978

Jumlah Tambatan 1 2 3 4 5 6-10

Jumlah

Tambatan

1 2 3 4 5 6-10

BOR 40% 50% 55% 60% 65% 70%

(Sumber : UNCTAD 1978)

Tingkat pemanfaatan dermaga adalah perbandingan antara tingkat

kedatangan kapal serta waktu pelayanan dermaga terhadap kapal, dengan

jumlah dermaga identik.

Dimana :

θ = Tingat pemanfaan dermaga (%)

AR= Tingkat kedatangan kapal(kapal/hari)

ST = Waktu Pelayanan terhadap kapal (hari)

N = Jumlah dermaga

Batasan tingkat pemanfaatan dermaga terhadap kapal(Muliadi ; 1992).

Jika θ 70 % masih dapat memenuhi standar

Jika 70% dimana masih berada pada preferred range(

taraf baik )

Jika 85% sudah tidak layak lagi dan di perlukan sesuatu

perkembangan pelabuahan.

34

Panjang Dermaga Penentuan panjang dermaga untuk melayani jumlah kapal

tertentu harus selalu diperoleh dengan mempertimbangka rata-rata panjang kapal

yang dilayani. Untuk itu diperlukan data statistik dengan periode tertentu sehingga

bisa diperhitungkan kecenderungan ukuran kapal yang datang sehingga rata-rata

panjang kapal yang dilayani dapat direncanakan. International Maritime

Organization (IMO) merekomendasikan seperti pada Gambar 1.1. bahwa untuk

dermaga tunggal (single berth), kebutuhan panjang dermaga yang disyaratkan (L)

untuk melayani satu kapal adalah :

L = 10% Loa + Loa + 10% Loa

Dengan : L = Panjang dermaga yang disyaratkan

Loa = Rata-rata panjang kapal yang dilayani

Dari persamaan di atas diberikan kebebasan sebesar 10% dikedua ujung kapal.

Untuk dermaga dalam jumlah banyak (berth group), IMO merekomendasikan

seperti pada Panjang dermaga yang disyaratkan dengan persamaan :

d = (nx L ) + ((n-1)x15) +(2x25)

Dimana : L = Panjang Kapal (m)

d = Panjang Dermaga(m)

2.4. Terminal Penumpang

2.4.1. Batasan Terminal Penumpang Kapal Laut

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terminal penumpang kapal laut

adalah komponen penting dalam sistem transportasi laut yang berfungsi sebagai

daerah pertermuan antara transportasi laut dan darat serta merupakan tempat

perpindahan penumpang, baik dari tranportasi laut sejenis, maupun perpindahan ke

transportasi darat atau sebaliknya. Terminal juga merupakan bagian dari pelabuhan

35

yang di bangun sebagai zona transisi dari daerah laut ke darat dan dari penggunaan

transportasi laut ke transportasi darat yang berfungsi sebagai wadah pelayanan

penumpang dan barang, dimana terjadinya kegiatan transit, embarkasi, dan

debarkasi.

2.4.2. Klasifikasi Terminal

Berdasarkan segi pelayanan dan segi posisinya, terminal dapat diklasifikasikan :

1. Segi pelayanan

a) Terminal penumpang, terminal dengan fungsi utamanya sebagai

tempat pergantian moda angkutan bagi penumpang dan barang

bawaanya.

b) Terminal barang, terminal khusus sebagai fasilitas pergantian

moda untuk barang, juga ditujukan sebagai tempat penyimpanan

dan bongkar muat. b. Segi posisinya

c) Terminal induk, terminal yang merupakan asal dan tujuan

perjalanan

d) Terminal transit, terminal yang berada di antara terminal asal dan

terminal tujuan.

2.4.3. Aktivitas Pada Terminal Penumpang Kapal Laut

Sebagai titik tempat dimana terjadinya perpindahan moda transportasi, dan juga

daerah transisi antara darat dan laut, banyak aktivitas yang terjadi pada Terminal

Penumpang. Aktivitas-aktivitas yang terjadi pada area ini secara langsung maupun

tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas yang terjadi pada pelabuhan secara

keseluruhan. Berikut ini adalah aktivitas yang terjadi pada terminal penumpang

kapal laut, meliputi :

36

a. Aktivitas dermaga Merupakan aktivitas yang dilakukan awak kapal di

dermaga dan didalam kapal yang sedang dilabuhkan seperti perbaikan kapal,

perawatan kapal, pengisian ransum kapal.

b. Aktivitas derbarkasi Merupakan kegiatan utama penumpang dari kapal

sampai keluar terminal yang meliputi proses penanganan penumpang dan

barang dan kegiatan menemui penjemput.

c. Aktivitas embarkasi Merupakan kegiatan utama penumpang dari masuk ke

terminal penumpang sampai naik kekapal, yang meliputi kegiatan pembelian

tiket, chek in, dan pengurusan administrasi, pemerikasaan dan pengurusan

barang, menunggu dan naik ke kapal.

d. Aktivitas transit Merupakan kegiatann penumpang turun dari kapal,

menunggu dan berangkat lagi.

e. Aktivitas pengantar / penjemput Merupakan kegiatan para pengantar dan

penjemput mulai dari memasuki area terminal, mencari informasi pelayaran,

dan menunggu (untuk menjemput atau mengantar).

f. Aktivitas lembaga pelayanan dan pengelolaan penumpang Merupakan

aktivitas pelayanan umum yang tujukan khususnya bagi para penumpang

meliputi bidang, kepariwisatawan, kejaksaan, bea cukai, kesehatan, pos dan

telekomunikasi, polisi dan kesatuannya pelabuhan laut.

g. Aktivitas pengusaha komersial dan jasa, meliputi restaurant, retail,

penukaran uang. h. Aktivitas transportasi darat Meliputi kegiatan dari dan

menuju ke pelabuhan.

37

2.4.4. Fasilitas Pada Terminal Penumpang Kapal Laut

Untuk menjalani fungsinya dan mewadahi segala aktivitas yang ada

didalamnya, maka area terminal dilengkapi oleh berbagai fasilitas, yang terbagi atas

:

A. Fasilitas utama Merupakan fasilitas yang biasanya terdapat pada sebuah

terminal berkaitan dengan fungsinya sebagai transportasi perpindahan antara

sistem transportasi laut 28 dengan sistem transportasi darat. Dibedakan

dalam 3 zona berdasarkan letaknya, terdiri dari :

1. Fasilitas pada zona pertemuan laut Zona pertemuan laut merupakan daerah

pertemuan terminal dengan kapal. Bagian ini menghubungkan kapal yang

merapat denga terminal, dimana penumpang berpindah dari transportasi laut ke

bagian proses di terminal dan sebaliknya. Fasilitas yang terdapat pada zona ini

adalahbfasilitas dermaga yang meliputi : - Fasilitas yang menghubungkan

dengan operasional kapal, seperti ponton dan alat penambat. - Fasilitas yang

menghubungkan dengan perpindahan penumpang,seperti jembatan dan selasar

penghubung.

2. Fasilitas pada zona proses Zona proses merupakan area dimana penumpang

diproses dalam persiapan untuk memulai dan mengakhiri suatu perjalanan laut.

Fasilitasfasilitas yang ada pada zona ini adalah :

3. Fasilitas terminal penumpang. Merupakan wadah bagi proses perpindahan

penumpang, fasilitas yang ada didalamnya meliputi : - Pelayanan pra dan purna

perjalanan penumpang. - Pelayanan informasi dan penjualan tiket. Pelayanan

proses perpindahan penumpang dan barang. Pelayanan penunajng untuk

memenuhi kebutuhan penumpang. - Pelayanan pengawasan penumpang.

4. Fasilitas operasioanl penumpang Merupakan area pengelola operasiona

terminal, biasanya terdiri fasilitasfasilitas pihak pengelola dan fasilitas-fasilitas

bagi perusahaan pelayaran.

38

5. Fasilitas pada zona pertemuan darat Merupakan daerah pertemauan antara

fasilitas transportasi darat dengan terminal. Fasilitas-fasilitas yang ada pada zona

ini meliputi : fasilitas parkir, pelataran tempat naik turunnya penumpang,

fasilitas pejalan kaki serta fasilitas jalan masuk kendaraan.

6. Fasilitas penunjang Merupakan fasilitas tambahan yang dapat ditambahkan

pada terminal dapat berupa fasilitas komersial, fasilitas perkantoran maupun

fasilitas rekreasi. Untuk perhitungan luas terminal penumpang didasarkan pada

gerakan pada jam sibuk

dengan mengasumsikan kebutuhan ruang

untuk setiap penumpang dengan barang

2.5. Lapangan Penumpukan

Lapangan Penumpukan digunakan untuk menempatkan peti kemas yang akan di

muat ke kapal atau setelah di bongkar dari kapal,baik yang berisi muatan ataupun

peti kemas kosong.Luas lapangan penumpukan peti kemas dapat di hitung dengan

persamaan berikut.

( )

Dimana :

T =arus peti kemas per tahun

A =luas lapangan peti kemas yang di perlukan (m2)

D = dwerlling time atau jumlah hari rerata peti kemas tersimpan di lapangan

penumpukan.Apabilah tidak di informasikan bisa di gunakan 7 hari untuk peti

39

kemas import dan 5 hari untukpeti kemas eksport.Unutu peti kemas kosong waktu

penyimpanan 20 hari.

ATEU =Luasan yang diperlukan untuk satu TEUs Tergantung pada sistim

penanganan peti kemas dan jumlah penumpukan .seperti tabel berikut.

BS =broken stwage(luasan yang hilang karena adanya jalan atau jarak antara

peti kemas,nilainnya sekitar 25%- 50%.

Lapangan penumpukan terdiri atas lapangan penumpukan Lini dan lapangan

penumpukan Lini II, yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Lapangan Penumpuk Lini I; tidak seperti gudang Lini I yang di bangun

ditepi pantai, tetapi Lapangan Penumpukan Lini I bisa dibangun jauh dari

pantai dan barang-barang yang ditumpuk disitu merupakan barang-barang

yang tidak bisa atau tidak boleh masuk kegudang Lini I yaitu barang-barang

berat, besar, tidak mudah hilang dan tahan terhadap cuaca, tetapi masih

berada dalam pengawasan Bea dan Cukai.

2. Lapangan Penumpukan Lini II; lapangan ini tidak dibangun di tepi laut,

karena Lapangan Lini II untuk menimbun barang-barang yang tidak boleh

masuk gudang (berat, besar, tidak mudah hilang, yang sudah selesai

dokumennya dari Bea dan Cukai, sehingga fungsinya adalah barang bebas

serta hanya untuk penimbunan saja atau stock (bukan transit).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Gudang dan Lapangan Penumpukan Lini I

(transit shed), berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang dengan jangka waktu

penyimpanan yang relative singkat. Sedangkan Gudang dan Lapangan Penumpukan

Lini II (warehouse), berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang dalam waktu

penyimpanan yang relative lama, yang dapat dimanfaatkan pula sebagai tempat

penyortir barang, pengepakan kembali dan sebagainya.

40

Tabel.2.6 Luasan di perlukan Per TEUs

Peralatan dan

Metode

Penaganan

Tinggi

/jumlah

penumpukan

peti kemas

Luasan di perlukan per TEUs

ATEUs (m/Teus)

PK 20 feet PK 40 feet

Trailer 1 60 45

Truk fork lift 1

2

3

60

30

20

80

40

27

Straddlecarrier 1

2

3

30

15

10

Rubber Tyred

Gantry/transtainer

2

3

4

15

10

7,5

(Sumber : Triatmodjo, 2010)

2.6.Gudang

Gudang (warehouse) digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu

lama.Gudang di buat agak jauh dari dermaga.Hal ini mengingat beberapa hal sebagai

berikut ini :

1. Ruangan yang tersedia di dermaga biasanya terbatas dan hanya digunakan untuk

keperluan bongkar muat dari/atau kapal.

2. Pengoprasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang.Gudang laut

memerlukan gang yang lebih besar untuk penaganan secara cepat,barang-barang

dengan mengunakanperalatan pengangkut (fork,lift,dsb).

3. Dari tinjauan ekonomispembuatan gudang di dermaga tidak

menguntugkan,mengigat kontruksi gudang lebih berat dari gudang

41

laut,sementara kondisitanah di daerah tersebut kurang baiksehingga di perlukan

fondasi tiang pancang yang mahal.

2.7.Fasilitas Peralatan Bongkar Muat

Peralatan bongkar muat merupakan komponen penting dalam pelayanan jasa

pelabuhan. Peralatan juga turut menentukan kapasitas layanan suatu pelabuhan, oleh

karena itu pemilihan peralatan bongkar muat harus ditinjau dari berbagai aspek

secara menyeluruh, antara lain bergantung pada jenis barang/kemasan serta system

operasionalnya.

Ada beberapa macam alat yang dipergunakan untuk melakukan bongkar muat

barang potogan,seperti yang dijelaskan berikut ini :

1. Derek Kapal

Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu beratdan

pengangkutan berlakuuntuk radius kecil,yaitu sekitar 6 meter dari lambung

kapal.Derek kapal ini terdiri lengan,kerekan,dan kabel baja yang di gerakan (dilepas

dan ditarik) dengan bantuan pesawatlain yang di sebut winch. Pada kapal biasanya

terdapat beberapa buah derak yang bisa berkapasitas 0,5 ton,2,5 ton, atau 5 ton,yang

tergantung pada besar kecilnya kapal.Untuk kapal-kapal besar biasanya mempunyai

satru atau beberapa buah Derek berat yang berkapasitas 10 ton, 20 ton dan bahkan

ada yang 50 ton sampai 70 ton.Radius pengangkatan Derek kapal ini biasanya kecil,

sebab apabila terlalu panjang bisa mengganggu stabilitas kapal.

42

Gambar 2.2.Contoh Derek Kapal

(Sumber :Indonesian.alibaba.com)

2. Kran darat (shore crane)

Kran darat adalah pesawat untuk bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang

di tempatkan diatas pelabuhan, di pinggir permukaan perairan pelabuhan.Kran ini

mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kereta api.Daya angkat kran

darat bermacam-macam, bisa 2,5 ton,5 ton, 10 ton, 20 ton atau lebih.Sesuai dengan

daya angkut, jangkauan lengan keran juga dapat di atur.

3. Kran terapung

Kran terapung adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri untuk

bergerak dari satu tempat ke tempat lainya.Tetapi ada juga pesawat yang tidak di

lengkapi dengan mesin sendiri, dan berpindah tempat di lakukan dengan di tarik

dengan kapal tunda.Lengannya di pasang mati dantidak dapat diatur panjang

jangkauannya seperti pada kran darat.Kran trapung biasanya di gunakan untuk

bongkar muat barang dengan ukuran besar, seprti lokomotif, gerbong kereta api,

mesin-mesin pembangkit tenaga listrik, dan muatan berat lainnya (10 ton, 20 ton, 50

ton, 200 ton atau lebih).Meskipun bisa mengangkat beban sangat berat, kran

43

terapung tidak meneruskan beban tersebut ke dermaga.Apabila pengangkatan

muatan berat tersebut di lakukan dengan menggunakan kran darat dapat

menimbulkan tekanan besar pada lantai dermaga.

Gambar 2.3.Kran Terapung

(Sumber : https://www.spanopoulos-group.com)

4. Alat pengangkat muatan di atas dermaga

Ada beberapa macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas

dermaga di antaranya adalah fork lift, dan mobil gerobong yang di tarik traktor dan

sebagainya.Fork lift banyak di gunakan untuk mengangkat barang dari apron dan

membawanya ke gudang laut, dan bisa menumpuknya sampai pada ketinggian 6

meter.Traktor yang menarik gerobang dengan dasar rendah dan beroda truk juga

dapat di gunakan apabila jarak antara sisi kapal dan tempat penumpukan cukup jauh

untuk di layani fork lift secara efisien.

2.8. Peramalan (Forecasting)

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan.

Sebelum melakukan peramalaan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya

persoalan di dalam pengambilan keputusan tersebut. Peramalan (Gitosudarmo,

1998) adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk dapat meramalkan,

memprediksi keadaan masa datangnya dengan menggunakan data historis (data

44

masa lalu) yang telah dimiliki untuk diproyeksikan kedalam sebuah model dan

menggunakan model ini untuk memperkirakan keadaan di masa mendatang.

2.8.1.Analisis Metode Regresi Linier

Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistika yang

memberikan penjelesan tentang pola hubungan atau (model) antara dua variabel atau

lebih. Dalam analisis di kenal 2 jenis variabel.

1. Vareiabel Respon disebut juga variabel dependen yaitu variabel yang

keberadaannya di pengaruhi oleh variabel lainnyadan di notasikan dengan

variabel Y.

2. Variabel Prediktor di sebut juga dengan variabel indipenden yaitu variabel

yang bebas (tidak di pengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan dengan

X.

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara variabel bebas maka regresi

linier terdiri dari dua bentuk,yaitu :

a) Analisis regresi sederhana (Simple analysis regresi)

b) Analisis regresi berganda (Multiple analysis regresi )

Analisis regresi sederhana merupakan hubunganantara 2 variabelyaitu variabel

bebas (Variabel indipenden )dan variabel tak bebas (variabel dependen).Tujuan

utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu (variabel dependen) jika

nilai variabel yang lain berhubungan dengannya (Variabel lainnya) sudah

ditentukan.

2.8.2.Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana di gunakan untuk mendapatkan hubungan matetatis

dalam bentuk persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas

tunggal.Regresi linier sederhana hanya memiliki satu perubah X yang di hubungkan

dengan satu perihal yang tidak bebas Y. Bantuk umum regresi linier sederhana.

45

22

2

XN

PXxP

x

x

22 XN

PXPXN

x

Y = a + b (X)

Dimana :

Y = subjek dalam variable indipenden yang di prediksi

a = Harga y bila x = 0 (konstan)

b = angka koefisisen regresi

X =Subjek pada variable indipenden

Menentukan koefisien persamaan a dan b dapt dengan mengunakan metode

kuadrat terkecil,yaitu cara dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan

darijumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titikdepan garis regresiyang dicari

yang terkecil.Dengan demikian dapat ditentukan :

a= b =

(Sumber :Warpani 1989, hal 29