BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45308/3/BAB II.pdf · sempurna dan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45308/3/BAB II.pdf · sempurna dan...
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Sand casting adalah jenis pembentukan dengan menggunakan cetakan pasir,
pasir yang digunakan adalah pasir jenis silica. Salah satu langkah pada proses sand
casting yaitu membuat cetakan pasir cara CO2. Untuk membuat pasir tersebut
menjadi cetakan yang keras, harus mencampurkan zat pengikat yang dalam hal ini
water glass yang sudah tercampur dengan air. Kemudian ditembakan gas CO2
hingga cetakan pasir mengeras (Abdul, 2016)
Pada perancangan ini akan di lakukan suatu perancangan alat pengaduk
pasir silika dan water glass, pada proses percampuran antara pasir,silika,binder dan
katalis serta bahan imbuh lainnya yang membantu tujuan pencampuran sampai
menjadi pasir casting hingga semua bersifat homogen. Dalam tinjauan pustaka ini
akan di bahas, komponen-komponen mixer pasir yang digunakan, rumus yang
berkaitan dengan perancangan ini dan gambar design rancangan. Diperlukannya
sebuah rancangan dalam pembaruan sebuah rancangan yang sudah ada, guna
menambah lebih efektifnya perancangan yang di lakukan dalam mendukung
praktikum pembentukan material. Selama ini, pada praktikum pengecoran logam di
Universitas dan instansi lain di sebuah perusahaan proses pembentukan cetakan
pasir pada proses pencampuran/pengadukan pasir silica dan water glass masih
menggunakan cara manual dengan memanfaatkan tenaga manusia yang dalam hal
ini praktikan merupakan dasar tujuan agar memudahkan dalam hal laboratorium.
4
2.2 Tinjauan Patent.
Lee, Chongguk “Laboratory Concrete Mixer” KOREAN.
Pattent Number :KR 20-0355385
Gambar 2.1 Laboratory Concrete Mixer
(Sumber : http://www.google.com/patents/KR200355385)
Desain tersebut sudah bagus dan bisa di pakai, akan tetapi apabila di
Apalikasikan ke dalam Perancangan Mesin Mixer Pasir silika Kurang
maksimal dalam pencampurannya karena pada kipas pengaduk masih ada
bagian yang bisa teraduk dan merata. Waktu yang di butuhkan untuk
mengaduk suatu pasir membutuhkan waktu yang lama untuk bisa pasir
tercampur dengan bahan imbuhan pasir (Homogen)
Haller “Mixer for Resin and Sand” United States
Pattent Number : US4,096,587
Gambar 2.2 Mixer for Resin and Sand
(Sumber : http://www.google.com/patents/US4,096,587)
5
Desain ini merupakan desain mikser yang memiliki cukup simple,
namun pada perancangan ini sangat riskan dalam pencampuran yang kurang
sempurna dan membuat pasir terbuang dan tidak sesuai dengan ukuran pasir
dan bahan campuran dikarenakan tabung miksaer yang di balik dan tdk
adanya katup pembuka, yang hanya memanfaatkan penuang langsung ke
cetakan.
R.H. SUTTER ” Foundry Sand Mxer System“ United States.
Patten Number : US3,464,677
Gambar 2.3 Foundry Sand Mxer System
(Sumber : http://www.google.com/patents/US3,464,677)
Desain ini kurang sesuai digunakan dalam proses mixer pasir pasir, karena
mesin mixer tersebut terlalu rumit dalam alur yang di gunakan. Dalam
perancangan mixer pasir di butuhkan perancangan yang mudah dan
penggunaa yang mudah pula.
6
Tinjauan Karya Yang Sudah Ada
Abdul Rohim. “Peranacngan Mesin Mixer Pasir Silika Dan Water Glass
Untuk Pembuatan Cetakan Pasir Cara CO2 Skala Laboratorium”. 2016
Gambar 2.4 Mesin mixer pasir silika dan water glass
(Abdul rohim, 2016)
Dalam desian perancangan ini merupakan acuan perancangan yang
akan di rancang, karena desain perancangan mesin mixer pasir ini
merupakan desain yang baik, namun masih ada beberapa kekurangan dalam
segi hal menyempurnakan desain mesin mixer pasir silika tersebut, antara
lain kekurangan yang di miliki rancangan mixer ini yang bisa di rencanakan
ulang dalam perancangannya yaitu :
Tidak adanya lubang untuk penerapan motor listrik supaya jarak V-belt bisa
di setting sesuai keinginan.
Tidak adanya karet/rubber pada sisi bawah kipas pengaduk mesin mixer
agar pasir pada dasar wadah pengaduk, sehingga pasir silika dan water glass
tercampur seluruh sampai benar-benar Homogen.
Memastikan kipas pengaduk tetap berputar saat katup keluar tempat pasir di
buka, supaya pasir cetak turun melalui saluran sampai ke cope/drag
Tidak adanya garis ukur yang menjadi patokan untuk suplai water glass agar
perbandingan antar pasir dan waterglass bisa di perkirakan.
7
Perbedaan Desain Perancangan dengan perancangan sebelumnya
Dalam perancangan yang akan di rancang, point penting yang di
dapat dalam sebuah perancangan yang kurang di atas dapat membedakan
suatu rancangan yang akan di desain untuk menyempurnakan perancangan
tersebut. Adapun perencanaan yang akan di rancang dan di tambahkan pada
rancangan yang akan di desain agar menjadi pembeda dalam segi
pendesainan yaitu :
Menambahkan lubang untuk motor listrik pada settinga V-belt agar bisa di
atur kekencangannya dan jarak yang merupakan pengaruh nya pada
kecepatan poros dan pulley untuk berputar.
Mendesain ulang kipas pengaduk dan penambahan karet/rubber untuk
memasrtikan pengadukan pasir yang ada pada dasar wadah bisa merata
teraduk sampai benar – benar Homogen.
Mendesain ulang kipas pengaduk supaya bisa berputar saat melakukan
pembukaan katup buka untuk keluarnya pasir dan menambahkan desain
wadah yang bisa membuat pasir bisa turun habis melalui drag/cope sampai
ke tempat penampung pasir atau penampung cetakan cor.
Jadi ada 3 point yang bisa di kembangkan pada mesin mixer pasir
silika CO2 skala laboratorium di atas
2.3 Komponen-komponen pembuatan Mixer Pasir silica
1. Poros (shaft)
Sebagai penampang pulley,dan tempat berputarnya blade pengaduk pasir.
2. Pulley
Terdiri dari beberapa pulley yang digunakan yaitu pulley motor, pulley besar
dan pulley pengaduk.
3. Wadah pengaduk
Sebagai wadah penampung adukan pasir yang di campur.
4. Kipas pengaduk ( Blades )
Kipas pengaduk sebagai pengaduk bahan seperti pasir silika,binder dan
katalis,yang bertumpu pada bantalan gelinding antara ujung tabung atas dan
bawah.
8
5. Pompa
Sebagai alat dari pencampur bahan melewati keran waterglass.
6. Motor Penggerak
Motor penggerak yang di tempatkan pada kerangka mesin mikser berguna
sebagai penggerak kipas pengaduk agar berputar.
7. Rangka mesin (Chassis)
Merupakan tubuh dari mesin yang merupakan tumpuan dari penampung dan
mikser.
2.4 Dasar Teori
2.4.1 Sand Casting
Sand casting adalah salah satu pembentukan cetakan dengan menggunakan
media cetak berupa pasir dengan cara memadatkan pasir. Pasir yang dipakai adalah
pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. Biasanya
dicampurkan pengikat khusus seperti air-kaca, semen, resin furan, resin fenol
(minyak pengering), dan bentonit karena penggunaan zat-zat tersebut memperkuat
cetakan atau mempermudah pembuatan cetakan (Sumantri,2017)
a. Cetakan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan:
1. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
2. Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
3. Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
b. Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan bahan pengikat
1. Cetakan lempung (Loan molds)
2. Cetakan furan (Furan molds)
3. Cetakan CO2
4. Cetakan logam Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetakan (die
casting) logam dengan suhu cair rendah.
5. Cetakan khusus Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen,
plaster, atau karet.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik pengecoran dapat di
kelompokkan sebagai berikut:
9
a. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding) Dilakukan untuk benda cor
yang kecil.
b. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding) Dilakukan untuk benda cor
berukuran sedang atau besar.
c. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding) d. Pembuatan cetakan dengan
mesin (machine molding)
Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian,
bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut Drag. Pak kotak cetak yang terdiri
dari tiga bagian, bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan
disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.
CO2-process.
Terdiri dari: Pasir silika (baru) Air kaca 2% – 5% Aditive berupa brake-
down agent atau yang sejenisnya untuk meningkatkan kemampuan hancur.
Digunakan untuk membuat inti dan dalam batasan yang sempit juga cetakan. (sumber
: Hapli.wordpress)
Karakteristik:
Pengerasan diperoleh melalui pemadatan secara manual maupun masinal kemudian
direaksikan dengan gas CO2.
Memiliki kekerasan tinggi.
Permukaan harus di coating untuk menghasilkan permukaan coran yang baik.
Dapat disimpan ditempat kering selama beberapa hari sebelun dicor.
Kemampuan hancur buruk.
Kemampuan daur ulang buruk.
10
Gambar 2.5 Pembuatan cetakan (Harley darmawan,2016)
2.4.2 Mixer
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer
yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu propeller
dan mixer dengan dua propiller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang
biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer
dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi.
Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa
dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke
waktu (Anisa , 2015).
11
Jenis-jenis Mixer
1. Planetary Mixer
Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous,
dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran bahan
yan viscous memerlukan tenaga yang lebih banyak. Planetary mixer terdiri dari
wadah atau bejan yang bersifat stasioner sedangkan pengaduk yang digunakan
mempunyai gerakan melingkar sehingga ketika berputar, pengaduk secara berulang
mendatangi seluruh bagian pada bejana. Pada saat proses pencampuran berlangsung
ruang pencampuran berada dalam keadaan tertutup. Hal itu dimaksudkan agar
bahan yang sedang bercampur tidak sampai tumpah keluar karena perputaran dari
pengaduk. Bentuk dari mixer tersebut diperlihatkan pada gambar 2.6 dibawah ini :
Gambar 2.6 Mesin Planetary Mixer
(Sumber : http://www.google.com)
2. Ribbon Blender
Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi
sehingga menghasilkan suatu dispersi/adonan yang seragam atau homogen. Sumber
tenaga pada Ribbon Blenderberfungsi sebagai penggerak dalam proses
pengadukan. Tenaga dari motor penggerak untuk pengaduk ditransmisikan secara
langsung dengan menggunakan besi.Pengaduk itu sendiri memiliki fungsi untuk
mengalirkan bahan dalam alat pengaduk yang bergerak dan wadah yang diam.
Pengaduk juga berfungsi untuk mengaduk selama proses penampungan dan untuk
menghindari pengendapan.Proses pencampuran adonan dengan Ribbon Blender
12
bertujuan untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan
gluten yang diinginkan. Bentuk dari mesin tersebut diperlihatkan pada gambar 2.7
dibawah ini :
Gambar 2.7 Mesin Ribbon Blender
(Sumber : http://www.google.com)
3. Double Cone
Blender Double cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk
bahan halus dan rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya kecil. Untuk
spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari 2 sampai 100.000 liter dan
muatannya bekerja secara otomatis. Keuntungan dari double cone mixer ini
adalah mudah digunakan untuk pencampuran berbahan halus, higienis dan mudah
dibersihkan. Bentuk dari mesin tersebut diperlihatkan pada gambar 2.8 dibawah ini
:
Gambar 2.8 Mesin Double Cone Blender
(Sumber : http://www.google.com)
4. Vertical Double
13
Rotary Mixer Vertical double rotary mixer digunakan untuk mencampurkan
bahan yang padatpadat. Mixer ini digunakan untuk kontinyu adalah padat-padat dan
padat-cair pencampuran untuk medium untuk produksi besar secara terus menerus.
Mixer ganda memiliki poros pencampuran disesuaikan dengan dayung dalam mixer
vertikal tujuan pencampuran dapat diselesaikan di bawah gaya gravitasi dengan
dampak diasingkan. Bentuk dari mixer tersebut diperlihatkan pada gambar 2.9
dibawah ini :
Gambar 2.9 Mesin Vertical Double Rotary Mixer
(Sumber : http://www.google.com)
Jenisjenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-baling
(propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk
helical ribbon.
1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga
1750 rpm (revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan dengan
viskositas rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering digunakan
yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller. Bentuk dari
pengaduk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini :
14
Gambar 2.10 Pengaduk Baling – baling
(Sumber : http://www.google.com)
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga
200 rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan dengan
viskositas tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk dayung yaitu
Paddle anchor, paddle flat beam-basic, paddle double-motion, paddle gate, paddle
horseshoe, paddle glassed steel, paddle finger, paddle helix, dan multi helix. Bentuk
salah satu dari pengaduk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini :
Gambar 2.11 Pengaduk paddle
(Sumber : http://www.google.com)
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk
dayung hanya saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan pendek.
Pengaduk jenis ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah. Pengaduk
turbin dengan daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial. Pengaduk
turbin jenis ini baik digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengadukan dan akan menuju bagian daun pengaduk lalu terpotong-
potong menjadi gelembung gas. Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah
sebagai berikut: turbine disc flat blade, turbine hub mounted curved blade, turbine
pitched blade, turbine bar, danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun
berbentuk miring 450 banyak digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi /
padatan, hal ini karena pengaduk jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang
15
lebih besar. Bentuk dari jenis pengaduk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.12
berikut ini :
Gambar 2.12 Pengaduk Turbin
(Sumber : http://www.google.com)
4. Pengaduk Helical- Ribbon
Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon) yang
dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling helicopter dan
ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis ini memiliki rpm
yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan viskositas tinggi. Ada pun
beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah sebagai berikut: ribbon impeller,
double ribbon impeller, helical screw impleller, sigma impleller, dan z-blades.[13]
Bentuk dari jenis pengaduk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini :
Gambar 2.13 Pengaduk Helical Ribbon
(Sumber : http://www.google.com)
2.4.3 Poros (shaft) . Poros adalah suatu bagian stationar yang berputar, biasnya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri
sendiri atau berupa gabungan satu dengan yang lainnya. (Josep Edward
Shigley,1984)
16
Fungsi poros dalam sebuah mesin berfumgsi untuk meneruskan tenaga
bersama sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar,seperti cakra tali,
puli sabuk mesin, priring kabel, roda jalan dan roda gigi di pasang berputar terhadap
poros dukung yang tetap atau di pasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Seperti dicontohkan pada poros roda keran pemutar gerobak.
Persyaratan khusus terhadap desain dan pembuatan adalah sambungan dari
poros dengan poros. Pembuatan poros sampai diameter 150 mm adalah dari baja
bulat (ST 42, ST 50, ST 70 dan SC baja campura) Yang di putar atau di tarik,
dari lebih tebal di tempa menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan
penggosokan, dalam hal di kehendaki bulatan yang tepat.
Pembagian Poros
1. Poros Transmis (Transmisi shaft)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebuah shaft. Shaft akan mengalami
beban puntir berulang, beban bergantian ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya
dapt di transmisikan melalui gear, belt, pulley, sprocket rantai, dan lainnya.
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang di pasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban
lentur.
3. Porors Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relative pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran.
Selain beban puntir, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros
spindle dapat di gunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi poros
tersebut kecil.
17
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Poros
1. Kekuatan Poros
` Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun antara gabungan beban puntir dan lentur. Dalam
perencanaan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh kosentrasi tgangan bila menggunakan poros bertenaga
ataupun pasak pada poros tersebut. Poros tersebut harus cukup aman untuk
menahan beban-beban tersebut.
Gambar 2.14 Poros
(Sumber : http://www.google.com)
2. kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekakuan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)
dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
kekuatan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang
akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Puraran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut dengan putaran
kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik dll. Jika mungkin
18
poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeler dan pompa bila
terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula untuk poros yang
terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama.
2.3.3 Rumus Dan Persamaan Perhitungan Poros
Momen puntir yang terjadi pada poros ruang kipas pengaduk yang terdapat pada
perancangan mesin mixer pasir (Sularso dan Suga, 1991)
T = 9,74 . 105 Pd
n1
Dimana :
T = Momen puntir yang terjadi pada poros ruang kuipas pengaduk yang
terdapat pada perancangan mesin mixer pasir (kg.mm)
Pd = Daya rencana yang digunakan pada perancangan mesin mixer pasir (kW)
n1 = Putaran poros penggerak yang terdapat pada poros motor listrik yang
digunakan
Tegangan geser poros ruang kipas pengaduk yang diizinkan pada perancangan
mesin mixer pasir (Sularso dan Suga, 1991)
τa = σB
Sf1 . Sf2
Dimana :
τa = Tegangan geser poros ruang kipas pengaduk yang diizinkan pada
perancangan mesin mixer pasir (kg
mm2⁄ )
σB = Kekuatan tarik bahan poros ruang kipas pengaduk yang digunakan pada
perancangan mesin mixer pasir (kg
mm2⁄ )
(Sularso dan Suga, hal 3)
Sf1 = Faktor koreksi bahan poros ruang kipas pengaduk yang digunakan pada
perancangan mesin mixer pasir (Sularso dan Suga, hal 8)
19
Sf2 = Faktor keamanan bentuk poros ruang kipas pengaduk yang digunakan
pada perancangan mesin mixer pasir (Sularso dan Suga, hal 8)
Diameter poros ruang kipas pengaduk yang digunakan pada perancangan mesin
Mixer pasir (Sularso dan Suga, 1991)
ds = [5,1
τa √(Km . M)2 + (Kt . T)2]
1
3
Dimana :
ds = Diameter poros ruang kipas pengaduk yang digunakan pada perancangan
mesin mixer pasir (mm)
τa = Tegangan geser poros ruang kipas pengaduk yang diizinkan pada
perancangan mesin mixer pasir (kg
mm2⁄ )
Km = Faktor koreksi untuk momen bending pada poros ruang kipas pengaduk
yang digunakan pada perancangan mesin mixer pasir yang mengalami
tumbukan ringan (Sularso dan Suga, hal 17)
M = Momen bending yang terjadi pada poros ruang kipas pengaduk yang
digunakan pada perancangan mesin mixer pasir (kg.mm)
Kt = Faktor koreksi untuk momen puntir pada poros ruang kipas pengaduk yang
digunakan pada perancangan mesin mixer pasir yang dikenai beban sedikit
kejutan (Sularso dan Suga, hal 8)
T = Momen puntir yang terjadi pada poros ruang kipas pengaduk yang terdapat
pada perancangan mesin mixer pasir (kg.mm)
Tegangan geser maksimal poros ruang kuipas pengaduk pada perancangan
mesin mixer pasir (Sularso dan Suga, 1991)
τmax = [5,1
ds3 . √(Km . M)2 + (Kt . T)2]
Dimana :
τmax = Tegangan geser maksimal pada poros yang terdapat pada ruang
kipas pengaduk mixer pasir (kg
mm2⁄ )
ds = Diameter poros ruang kipas pengaduk yang digunakan pada
perancangan mesin mixer pasir (mm)
20
Km = Faktor koreksi untuk momen bending pada poros ruang mixer pasir yang
digunakan pada perancangan mesin mixer pasir yang
mengalami tumbukan ringan (Sularso dan Suga, hal 17)
M = Momen bending yang terjadi pada poros ruang kipas pengaduk yang
digunakan pada perancangan mesin mixer pasir (kg.mm)
Kt = Faktor koreksi untuk momen puntir pada poros ruang kipas pengaduk
yang digunakan pada perancangan mesin mixer pasir yang
dikenai beban sedikit kejutan (Sularso dan Suga, hal 8)
T = Momen puntir yang terjadi pada poros ruang kipas pengaduk yang
terdapat pada perancangan mesin mixer pasir (kg.mm)
Pembuktian bahwa poros ruang kipas pengaduk dalam perancangan mesin
mixer pasir aman untuk digunakan (Sularso dan Suga, 1991)
τmax < τa
Dimana :
τmax < τa =Besarnya tegangan geser maksimal (τmax) yang dihasilkan harus
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan (τa ) (Sularso dan
Suga, hal 18)
2.4.4 Pulley
Pulley merupakan komponen penting yang sebagian besar jenis mesin
menggunakannya yang berfungsi sebagai alat untuk mentransmisikan daya (sinung,
2013)
Pulley di gunakan untuk memindahkan daya satu poros yang lain dengan alat
bantu sabuk, karena perbandingan kecepatan dan diameter berbanding terbalik,
maka pemilihan pulley harus dilakukan dengan teliti agar mendapatkan
perbandingan kecepatan yang diinginkan , diameter luar digunakan untuk alur
sabuk dan diameter dalam untuk penampang poros (Danang, 2014)
21
Gambar 2.15 Pulley
(Sumber : http://www.google.com)
Bahan pulley
Pada umumnya bahan pulley yang digunakan dibagi menjadi 5 bagian :
1. Besi tuang
2. Besi baja
3. Besi press
4. Aluminium
5. Kayu
Pulley dengan bahan Besi faktor gesekan dan karakteristik yang di hasilkan
sangat baik, sedangkan pulley dengan baja press mempunyai faktoor gesekan
yang kurang baik dan lebih cepat aus.
Bentuk pulley dan tipe pulley
Pulley yang dapat digunakan untuk sabuk penggerak dapat di bagi dalam
beberapa tipe yaitu :
1. Pulley datar
Bentuk pulley penampang datar (flat), pulley ini digunakan untuk transmisi
sabuk datar. Pulley kebanyaj terbuat dari besi tuang, ada juga yang terbuat dari
baja dan bentuk bervariasi.
2. Pulley datar
Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut
sehingga untuk keadaan selip relatif kecil.
22
Hubungan pulley denga sabuk
Hubungan pulley dengan sabuk berfungsi sebagai alat bantu dari sabuk
dalam memutar poros penggerak ke poros penggerak lain, dimana sabuk membelit
pada pulley. Untuk pulley yang mempunyai alur V maka sabuk yang di pakai
harus mempunyai sabuk V juga dengan bentuk trapezium.
Rumus dan persamaan perhituangan pulley dan sabuk-V Belt
Pada umumnya pulley di pakai untuk menggerakan poros yang satu dengan
poros lain dengan dibantu sabuk sebagai transmisi daya. Disamping itu pyulley juga
digunakan untuk mneruskan momen secara efektif dengan jarak maksimal, untuk
menentukan diameter pulley yang akan digunakan harus sesuai dengan putaraan
yang diinginkan.
Pulley merupakan salah satu bagian dari mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya dari motor untuk menggerakan alat tujuan, ukuran
perbandingan pulley dapat disesuaikan deengan kebutuhan. Antara pulley
p[enggerak dan pulley yang digerakan, dihubungkan dengan sabuk V sebagai
penyalur daya dari motor penggerak.
Penampang A B C D E
Diameter minimum yang diizinkan
65
115
175
300
450
Diameter minimum yang dianjurkan
95
145
225
350
550
Tabel 2.1 Diameter pulley Yang Diizinkan dan Dianjurkan (mm)
(Sumber: Sularso,2002: 165)
23
a. Gaya pada pulley
Gaya pada pulley yang bekerja yaitu akibat tegangan dari sabuk dan berat
pulley itu sendiri. Tegangan sisi tarik (Fe) dpat dicari dengan rumus :
(Sularso,2002:7)
𝐹𝑒 =𝑃𝑜 𝑥 102
𝑣
Dimana :
Po = Kapasitas Daya (kW)
V = Kecepatan keliling sabuk (m/s)
b. Diameter luar pulley
Untuk pulley penggerak (dk1) dapat di cari dengan rumus
(Sularso,2002:177)
Dkp = Dp + 2k
Untuk pulley yang digerakan (dk2) dapat dicari dengan dengan rumus
(Sularso,2002:177)
dkp = dp + 2k
Dimana :
Dp = Diameter pulley penggerak (mm)
dp = Diameter pulley yang digerakan (mm)
Transmisi Tenaga
Transmisi adalah suatu alat untuk meneruskan tenaga dari poros satu ke
poros yang lain dibantu dengan alat yang sesuai kebutuhan, misal alat itu rantai,
sabuk gear dan lain lain (Adli,2017)
Pada alal mixer pasir silika ini akan menggunakan transmisi sabuk yang
dihubungkan menggunakan puli.
24
a. Transmisi Sabuk Pulley
Sabuk adalah suatu elemen mesin fleksibel yang dapat diguakan dengan
mudah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu komponen ke
beberapa komponen lainnya. Belt digunakan untuk memindahkan daya antara dua
poros yang sejajar. Poros yang terpisah pada suatu jarak tertentu bergantung pada
pemakaian jenis belt atau sabuk agar bisa bekerja secara lebih efisien.
Karakteristik sabuk sebagai berikut :
1. Sabuk bisa dipakai untuk jarak sumbu yang panjang.
2. Slip dan gerak sabuk yang lambat perbandingan sudut antara dua pros tidak
konstan ataupun sama dengan perbandingan diameter puli.
3. Tidak memerlukan puli yang besar dan dapat memindahkan daya antara puli pada
posisi tegak lurus dengan puli lainnya.
4. Sabuk datar khususnya sangat berguna untuk instalasi penggerak dalam kelompok
aksi klos.
b. Sabuk V (V-Belt)
Sabuk V berbahan dasar dari kain dan benang atau katun rayon dan nilon yang di
resapi oleh karet berpenampang trapesium. Digunakan inti sabuk untuk membawa
tarikan yang sangat besar dengan tenunan tetoron atau semacamnya.
Bagian sabuk yang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga
pelebaran bagian dalamnya dan bertambah besar, begitu pula dengan gaya gesek yang
bertambah karena pengaruh dari bentuk yang berbentuk baji shingga akan
menghasilkan daya transmisi yang besar pada tegangan yang relatif rendah
25
1. Terpal
2. bagian Penarik
3. Karet
Pembungkus
4.Bantal karet.
Gambar 2.16 Kontruksi V – Belt
(Sularso & Suga, 1997:194)
Kelebihan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar yaitu :
a. Selip antara sabuk dan puli dapat diabaikan.
b. Memberikan umur mesin lebih lama.
c. Sabuk V mudah dipasang dan dibongkar.
d. Sabuk v juga dapat dioperasikan pada arah yang berlawanan.
e. Sabuk v tanpa sambungan dapt memperlancar putaran.
f. Sabuk v mempunyai kemampuan untuk menahan goncangan saat mesin
dinyalakan.
Kelemahan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar yaitu :
a. Sabuk V tidak seawet sabuk datar.
b. Konstruksi puli sabuk V lebih rumit dibandingkan dengan sabuk datar.
c. Tidak dapat digunakan untuk jarak poros yang panjang.
26
Supaya terdapat suatu gesekan yang cukup kuat antara sabuk dan pulleynya,
sabuk dipasang sekencang-kencangnya pada pulley-pulleynya. Diagram pemilihan
sabku-V bisa dilihat pada gambar 2.17 dibawah ini.
Gambar 2.17 Diagram pemilihan sabuk V
(Sumber : Sularso dan Suga, 1991)
Apabila putaran puli kecil (rpm) telah diketahui, barulah dapat menentukan
sabuk-v yang termasuk kriteria manakah antara tipe A, B, C, D, atau E serta
mengetahui berapa ukuran penampang dari sabuk-v itu sendiri yang akan
digunakan pada perancangan yang akan dilakukan. Untuk mengetahui ukuran
penampang sabuk-v. Untuk mengetahui penampung sabuk-V dapat dilihat pada
gambar 2.18 yang menjelaskan masing – masing ukuran penampang sabuk –V
Gambar 2.18 Ukuran penampang sabuk
27
(Sumber : Sularso dan Suga, 1991)
Sabuk V dibelitkan disekeliling alur pulley yang berbentuk V. Bagian
sabuk yang sedang membelit pada pulley ini mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekannya juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya
yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu
keunggulan sabuk V dibandingkan dengan sabuk rata. (Sularso dan Suga, 1991)
Rumus persamaan sabuk -V Belt
Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke
poros, dapat dihitung dengan rumus perhitungan :
Perencanaan Sabuk V Pada perencanaan sabuk-V ini, besarnya daya yang
ditransmisikan tergantung dari beberapa factor :
Kecepatan linier sabuk-V
Kecepatan linier sabuk-V dapat dihitung dengan rumus. (Sularso,2002:166)
v =π 𝑥 𝑑1𝑛1
60 𝑥 1000
Dimana :
v = Kecepatan linier sabuk (m/s)
d1 = diameter pulley penggerak (mm)
n1 = putaran poros motor (rpm)
Panjang keliling sabuk: (Sularso,2002:170)
L = 2 C +𝜋
2(𝑑p + 𝐷p) +
1
4𝑐(𝐷p + 𝑑p)
Dimana :
L = Panjang keliling sabuk (mm)
C = Jarak antara poros (mm)
dp = Diameter pulley yang digerakkan (mm)
Dp = Diameter pulley penggerak (mm)
Jarak antara sumbu poros pada motor penggerak (Sularso dan Suga, 1991)
C = b + √b2− 8 (Dp− dp)
2
8
Dimana :
28
C = Jarak sumbu poros yang sebenarnya antgar poros motor listrik dengan
yang digerakan (mm)
Dp2= Diameter pulleyyang digerakkan (mm)
dp1 = Diameter pulley penggerak motor (mm)
b = 2 . L − 3,14 (Dp2 + dp1)
Sudut kontak antar pulley dan sabuk-V
Besarnya sudut kontak antara pulley dan sabuk-V dapat di cari dengan
menggunakan rumus: (Sularso,2002:173)
𝜃 = 180𝑜 −57(𝐷p +𝑑p)
𝐶
Dimana :
𝜃 = Sudut kontyak (o )
Dp = Diameter pulley penggerak (mm)
Dp = Diameter pulley yang digerakkan (mm)
Jumlah sabuk yang diperlukan: (Sularso,2002:173)
N =𝑃𝑑
𝑃𝑜 𝐾𝜃
Dimana :
N = Jumlah sabuk yang diperlukan \
Pd = Daya rencamna (kW)
Po = Daya yang di transmisikan oleh sabuk-V (kW)
Perbandingan transmisi (sularso,2002:166)
𝑛1
𝑛1=
𝑑1
𝑑1
Dimana:
n1 = Putaran poros pertama (rpm)
n1 = Putaran poros kedua (rpm)
d1 = Diameter pulley penggerak (mm)
d2 = Diameter pulley yang digerakan (mm)
29
2.4.5 Motor Penggerak
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,
mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain lain. Setiap mesin sesudah
dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada
sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau
sebuah generator ke suatu mesin yang akan digerakan. Bentuk dari motor listrik
dapat dilihat seperti pada gambar 2.15 dibawah ini. (Daryanto, 2002)
Gambar 2.19 Motor listrik
(Sumber : http://www.google.com)
Rumus Perhitungan
Daya motor listrik yang dibutuhkan pada perancangan mesin Mixer
(Herlambang,2016)
P = T . 2π . n
60
Dimana :
P = Daya motor listrik yang dibutuhkan pada perancangan mesin Mixer (HP)
T = Torsi yang berkerja pada kipas pengaduk (Nm)
𝑛 = Jumlah putaran permenit yang diperlukan untuk mencapai kapasitas yang
direncanakan (rpm)
Daya motor listrik total yang digunakan pada perancangan mesin Mixer
(Herlambang, 2016)
30
NmTotal =
P
𝜂s
Dimana :
NmTotal = Daya motor listrik total yang digunakan pada perancangan mesin
Mixer (HP)
P = Daya motor listrik yang dibutuhkan pada perancangan mesin Mixer
(HP)
𝜂s = Efisiensi mekanis pada sabuk-v yang digunakan pada perancangan
mesin Mixer (Dobrovolsky, hal 241)