BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

39
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi 2.1.1 Konsep Strategi Menurut Rangkuti (2014:3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Menurut Daft (2010:249) mendefinisikan strategi (strategy) secara eksplisit, yaitu rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber daya serta berbagai aktivitas untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan bersaing, dan mencapai tujuan perusahaan. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat. Pengertian strategi lainnya seperti yang diutarakan Craig & Grant (2002) adalah strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi

2.1.1 Konsep Strategi

Menurut Rangkuti (2014:3) strategi adalah alat

untuk mencapai tujuan. Menurut Daft (2010:249)

mendefinisikan strategi (strategy) secara eksplisit, yaitu

rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi

sumber daya serta berbagai aktivitas untuk

menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan

bersaing, dan mencapai tujuan perusahaan. Strategi

adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan

eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.

Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim

kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor

pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan

secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang

memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu

yang lebih singkat.

Pengertian strategi lainnya seperti yang

diutarakan Craig & Grant (2002) adalah strategi

merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka

panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta

alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

sasaran dan tujuan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

12

Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa strategi adalah gabungan dari

kegiatan yang direncanakan dan diimplementasikan

dalam sebuah aktivitas untuk mengantisipasi

persaingan dan perkembangan yang tidak terduga.

2.1.2 Manajemen Strategis

Manajemen strategis semakin penting arti dan

manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan

organisasi mengalami perubahan yang semakin cepat

dan komplek, sehingga keberhasilan manajemen

strategis ditentukan oleh para menejer atau

pimpinannya. Menurut Siagian (2004:15) menyatakan

pengertian manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh

seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut

Rindaningsih (2009) pengertian manajemen strategis

adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan

keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh,

disertai penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat

oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh

seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk

mencapai tujuannya.

Lebih lanjut menurut Akdon (dalam

Rindaningsih, 2009) menuturkan manajemen strategik

berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan

strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategik

tersebut dilaksanakan dalam praktiknya. Manajemen

strategik dapat dipandang sebagai hal yang mencakup

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

13

tiga macam elemen utama. Pertama, terdapat adanya

analisis strategik dimana penyusunan strategi yang

bersangkutan berupaya untuk memahami posisi

strategik organisasi yang bersangkutan. Kedua,

terdapat pula adanya pilihan strategik yang

berhubungan dengan perumusan aneka macam arah

tindakan, evaluasinya, dan pilihan antara mereka.

Ketiga, terdapat pula implementasi strategi yang

berhubungan dengan merencanakan bagaimana

pilihan strategi dapat dilaksanakan.

2.1.3 Rencana Strategis

Menurut Edward (Umar, 2002), rencana strategis

adalah rencana yang dilakukan oleh para manager

paling atas dan menengah untuk mencapai tujuan

organisasi yang lebih luas. Menurut Tjokroamidjojo

(2000) rencana strategis adalah suatu cara bagaimana

mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan menggunakan

sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan

efektif, dengan menentukan tujuan apa yang akan

dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana,

bilamana dan oleh siapa.

Untuk itu dalam penerapannya di sekolah, kepala

sekolah perlu membuat suatu rencana strategis yang

mana dikoordinasikan dengan para guru dan komite

untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan yang

diharapkan. Rencana strategis merupakan bagian yang

penting dalam Total Quality Managenent (TQM). Tanpa

adanya perencanaan baik itu jangka panjang maupun

jangka pendek yang jelas dan terukur, maka institusi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

14

atau lembaga tidak akan bisa merencanakan

peningkatan mutu.

Rencana strategis suatu lembaga pendidikan

menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: mampu

memperbaiki hasil pendidikan, membawa perubahan

yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi,

keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis

SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi,

keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan

serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal

dengan rencana-rencana lain (Tilaar, 2000).

Dari beberapa pendapat di atas maka rencana

strategis pengelolaan laboratorium dalam penelitian ini

adalah rencana yang dilakukan oleh stakeholder

sekolah dengan memperhatikan prinsip perbaikan hasil

pengelolaan laboratorium, membawa perubahan yang

lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi,

keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis

SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi,

keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan

serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal

dengan rencana-rencana lain.

2.1.4 Tahap-tahap Penyusunan Rencana Strategis

Tim SP4 UGM (Somantri, 2014) mengemukakan

bahwa proses penyusunan rencana strategis

pendidikan dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu :

1. Diagnosis

Tahap diagnosa dimulai dengan pengumpulan

berbagai informasi perencanaan sebagai bahan

kajian. Kajian lingkungan internal bertujuan untuk

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

15

memahami kekuata-kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weakness) dalam pengelolaan

pendidikan. Sementara kajian lingkungan eksternal

bertujuan untuk mengungkap peluang-peluang

(opportunities) dan tantangan-tantangan (threats)

dalam penyelenggaraan pendidikan.

2. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan

visi dan misi. Visi (vision) merupakan gambaran

(wawasan) tentang keadaan yang diinginkan di

masa depan. Sementara misi (mission) ditetapkan

dengan jalan mempertimbangkan rumusan

penugasan, yang merupakan tuntutan tugas dari

luar organisasi dan keinginan dari lembaga

berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang

dihadapi saat ini. Setelah menetapkan visi, misi,

tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan

dirumuskan berdasarkan misi yang diemban dan

dalam rangka menghadapi isu utama (isu strategis).

Urutan strategis pengembangan disusun sesuai

dengan isu-isu utama. Dalam rumusan strategi

pengembangan dapat dibedakan menurut kelompok

strategi, dengan rincian terdiri atas tiga tingkat

(strategi utama, substrategi, dan rincian strategi).

Jadi dapat dirangkum bahwa dalam tahap

perencanaan terlebih dahulu dilakukan penetapan visi

dan misi, selanjutnya visi dan misi tersebut

dikembangkan kedalam bentuk isu-isu strategis, dari

masing-masing isu strategis maka dibuat strategi

untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

16

3. Menyusun dokumen rencana strategis

Tahap penyusunan dokumen rencana strategis

dirumuskan secara singkat, tidak terlalu tebal

supaya dipahami dan dapat dilaksanakan oleh tim

manajemen secara luwes. Perumusannya dapat

dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan

temuan. Rumusan visi yang disepakati bersama

akan dijadikan sebagai panduan dalam

merumuskan misi dan tujuan organisasi

pendidikan. Hasil kajian tentang kekuatan dan

kelemahan organisasi pendidikan serta peluang dan

tantangan eksternalnya di suatu sisi serta rumusan

visi, misi dan tujuan organisasi pendidikan dapat

menghailkan isu-isu utama dalam pembangunan

pendidikan dalam konteks masing-masing. Di

antara isu-isu yang dikaji, pemilihan terhadap

strategi pengembangan kegiatan dan pembangunan

pendidikan. Alternatif rencana yang terbaik adalah

alternatif perencanaan yang paling memungkinkan

adanya perubahan manakala dalam proses

implementasinya memerlukan adanya penyesuaian

keadaaan.

2.2 Pengelolaan

Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan

manajemen, yang berarti pula pengaturan atau

pengurusan (Arikunto, 1993: 31). Banyak orang yang

mengartikan manajemen sebagai pengaturan,

pengelolaan, dan pengadministrasian, dan memang

itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

17

diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau

usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk

melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan

tertentu.

Manajemen adalah kemampuan dan

keterampilan khusus untuk melakukan suatu

kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui

orang lain dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana,

2000:17). Stoner (Handoko, 2005: 50) menyatakan

bahwa manajemen merupakan proses perencanan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,

usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna

sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena

itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan

sistem pengawasan tidak baik, proses manajemen

secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses

pencapaian tujuan akan terganggu atau mengalami

kegagalan (Qalyubi, 2007: 271).

Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu

kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak

dalam suatu kegiatan pengelolaan. Kemudian

pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan

perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu

pengarahan diperlukan agar menghasilkan sesuatu

yang diharapkan dan pengawasan yang dekat. Dengan

evaluasi, dapat menjadi proses monitoring aktivitas

untuk menentukan apakah individu atau kelompok

memperolah dan mempergunakan sumber-sumbernya

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

18

Proses merencanakan, mengorganising, memimpin, dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala

aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif

dan efisien.

Slameto (2009:2) berpendapat bahwa dalam

proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang

ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu

perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),

pemimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh

karena itu, manajemen diartikan sebagai upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Henry

Fayol (dalam Salirawati, 2009) menyatakan bahwa

pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan

berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer,

yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian

komando, pengkoordinasian, dan pengendalian

Menurut Luther M. Gullick (dalam Rosbiono, 2004:24)

menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting

adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan

tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian,

pelaporan, dan penganggaran. Pendapat lain

dikemukakan oleh Terry (dalam Salirawati, 2009) yang

mengemukakan fungsi manajemen menjadi empat,

yaitu perencanaan (Planning), organisasi (Organizing),

pelaksanaan (Actuating ), dan pengawasan (Controlling).

Berdasarkan definisi manajemen di atas secara

garis besar dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap

dalam melakukan manajemen meliputi melakukan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

19

pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

2.3 Laboratorium IPA

2.3.1 Konsep Laboratorium IPA

Menurut Poerwodarminto (1999:75), laboratorium

berarti tempat untuk mengadakan percobaan/

penyelidikan, dan sebagainya segala sesuatu yang

berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan

sebagainya. Subiyanto (1998:79), menyatakan secara

sempit laboratorium diartikan sebagai ruangan yang

dibatasi oleh dinding yang di dalamnya terdapat alat-

alat dan bahan-bahan beranekaragam yang dapat

digunakan untuk melakukan eksperimen. Sudaryanto,

dkk (1998:2) mendefinisikan laboratorium sebagai

salah satu sarana pendidikan IPA, sebagai tempat

peserta didik berlatih dan kontak dengan objek yang

dipelajari secara langsung, baik melalui pengamatan

maupun percobaan.

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah,

eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah

dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk

memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan

tersebut secara terkendali (Anonim, 2007:75).

Sementara menurut Emha (2006:89), laboratorium

diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan

percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang

berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi

atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso

(2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

20

dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu.

Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup,

kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan

lain-lain.

Secara lebih umum laboratorium diartikan

sebagai suatu tempat dilakukannya percobaan dan

penelitian (Depdikbud,1994:7). Pengertian ini bermakna

lebih luas, karena tidak membatasi laboratorium

sebagai suatu ruangan, artinya kebun, lapangan, ruang

terbuka pun dapat menjadi laboratorium.

Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium

adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan

percobaan maupun pelatihan yang berhubungan

dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu

lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar

atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

2.3.2 Fungsi Laboratorium

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar

laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai

berikut:

1)Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan

keterampilan intelektual melalui kegiatan

pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-

gejala alam; 2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah

keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat

media yang tersedia untuk mencari dan

menemukan kebenaran; 3) Memberikan dan

memupuk keberanian untuk mencari hakekat

kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial; 4) Memupuk rasa

ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah

seseorang calon ilmuan; dan 5) Membina rasa

percaya diri sebagai akibat keterampilan dan

pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

21

Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003),

bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut:

1) Laboratorium sebagai sumber belajar. Tujuan

pembelajaran IPA dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan

dikembangkan dari laboratorium.

Laboratorium sebagai sumber untuk

memecahkan masalah atau melakukan

percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan

dengan tujuan pembelajaran terdiri dari tiga ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah

sikap, dan ranah keterampilan/afektif;

2) Laboratorium sebagai metode pembelajaran.

Di dalam laboratorium terdapat dua metode

dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan; dan

3) Laboratorium sebagai prasarana pendidikan

atau wadah proses pembelajaran.

Laboratorium terdiri dari ruang yang

dilengkapi dengan berbagai perlengkapan

dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk

melakukan percobaan.

2.3.3 Peranan Laboratorium Sekolah

Menurut Emha (2002) menyatakan peranan

laboratorium sekolah antara lain:

1. Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai

tempat untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk

melatih keterampilan serta kebiasaan

menemukan suatu masalah dan sikap teliti.

3. Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik

untuk memperdalam pengertian dari suatu

fakta yang diselidiki atau diamatinya.

4. Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai

tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta

berpikir kritis dan cekatan.

5. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta

didik untuk mengembangkan ilmu

pengetahuannya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

22

Lebih lanjut Sudaryanto, dkk (1998:7)

menyatakan peranan dan fungsi laboratorium ada tiga,

yaitu sebagai (1) sumber belajar, artinya laboratorium

digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor atau

melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, meliputi

metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3)

sarana penelitian, tempat dilakukannya berbagai

penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik

yang bersikap ilmiah.

2.4 Pengelolaan Laboratorium IPA

Pengelolaan atau manajemen laboratorium

(laboratory management) adalah usaha untuk mengelola

laboratorium. Manajemen laboratorium merupakan

suatu proses pendayagunaan sumber daya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang

diharapkan secara optimal dengan memperhatikan

keberlanjutan fungsi sumber daya. Manajemen

laboratorium berkaitan dengan pengelola dan

pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan

laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan

aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang

menjaga keberlanjutan fungsinya. Dalam konteks

laboratorium pengelolaam nencakup kegiatan

perencanaan, penataan, pengadministrasian,

perawatan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta

monitoring dan evaluasi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

23

Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai

kegiatan menata, mulai dari perencanaan, penataan,

pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan

pengawasan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen

laboratorium adalah sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian/

evaluasi pengelolaan laboratorium dalam rangka untuk

menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.

1. Perencanaan (Planning)

Menurut Sutarno (2004:109), perencanaan

diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang

apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai

tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh

siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata

cara mencapai itu. Cropper (1998:1) berpendapat:

Planning is the basis from which all other function are

spawned. Without a congruent plan, organizations

usually lack a central focus. Bahwa perencanaan adalah

dasar yang akan dikembangkan menjadi seluruh fungsi

berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan padu

sebuah organisasi akan kehilangan fokus sentral

berpijak bukan sekedar daftar kegiatan yang harus

dilakukan.

Perencanaan merupakan suatu proses

mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan

untuk dilakukanya tindakan dalam mencapai tujuan

organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-

sumber yang ada. Rencana formal merupakan rencana

bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota

harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

24

Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas

dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang

harus dilakukan.

Menurut Griffin (2010), kegiatan dalam fungsi

perencanaan meliputi:

1) Menetapkan tujuan dan target organisasi. 2) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan

dan target organisasi tersebut.

3) Menentukan sumber-sumber daya yang

diperlukan.

4) Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target

organisasi.

Adapun aspek perencanaan meliputi:

1. Apa yang dilakukan?

2. Siapa yang melakukan?

3. Di mana akan melakukan?

4. Apa saja yang diperlukan agar tercapainya

tujuan dapat dilakukan? 5. Bagaimana melakukannya?

6. Apa aja yang dilakukan agar tercapainya

tujuan dapat maksimum? (Arikunto,1993:

38)

Dengan demikian kunci keberhasilan dalam

suatu pengelolaan atau manajemen tergantung atau

terletak pada perencanaanya. Perencanaan merupakan

suatu proses dan kegiatan pimpinan (manager) yang

terus menerus, artinya setiap kali timbul sesuatu yang

baru. Perencanaan merupakan langkah awal setiap

manajemen. Perencanaan merupakan kegiatan yang

akan dilakukan di masa depan dalam waktu tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah

perencanaan yang baik adalah yang rasional, dapat

dilaksanakan dan menjadi panduan langkah

selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

25

sudah mencapai permulaan pekerjaan yang baik dari

proses pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, perencanaan pada

hakekatnya merupakan proses pemikiran yang

sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan

apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya,

siapa pelaksananya, dan kapan kegiatan tersebut

harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Perencanaan laboratorium IPA meliputi

perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-

bahan serta sarana/prasarana, perencanaan kegiatan

yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan

laboratorium. Beberapa hal yang perlu direncanakan

dalam manajemen laboratorium adalah :

a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan

Laboratorium

Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-

bahan lababoratorium ini adalah agar dapat dengan

mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada,

(2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah

pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah,

hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).

Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan

laboratorium ini diperlukan format atau buku

perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris,

kartu stok, kartu permintaan/ peminjaman

alat/bahan, buku catatan harian, kartu alat/bahan

yang rusak, kartu reparasi, dan format label

(Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat

melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

26

alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal

kegiatan laboratorium, dan program semester kegiatan

laboratorium.

b. Pengadaan Alat/Bahan Laboratorium

Untuk melengkapi atau mengganti alat/bahan

kimia yang rusak, hilang, atau habis dipakai

diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan

pengadaan alat/bahan, maka perlu dipikirkan: (1)

percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat/bahan

apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada

tidaknya dana/anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat

agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan

pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru)

(Depdikbud, 1999:32).

Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan

alat/bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari

usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh

penanggung jawab laboratorium. Sebelum pembelian,

hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau

perusahaan mana alat/bahan itu akan dibeli.

Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja

sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan

kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang

relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan

tambahan alat/bahan kimia di luar jadwal pengadaan

dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

c. Alokasi Dana Laboratorium

Bagi sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi

menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang

umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan

perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

27

dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun

sumbangan masyarakat luas/dunia usaha (Depdikbud,

1999:95). Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF

(Operasional dan Perawatan Fasilitas) yang dituangkan

dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Sekolah) yang disediakan untuk membiayai kegiatan

yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang

proses belajar-mengajar.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organisasi laboratorium adalah suatu sistem

kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit

tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan

(Sudaryanto, 1998:5). Mengorganisasikan laboratorium

berarti menyusun sekelompok orang/petugas dan

sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana

atau program dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna

terhadap laboratorium. Pengorganisasian laboratorium

meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan

bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat-alat dan

bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan

keselamatan laboratorium.

Orang-orang yang terlibat langsung dalam

organisasi laboratorium adalah Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator

laboratorium, penanggung jawab teknis laboratorium,

laboran, dan guru-guru mapel IPA (Kimia, Fisika,

Biologi). Tugas Kepala Sekolah adalah memberikan

bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada

seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan

laboratorium, menyediakan dana keperluan operasional

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

28

laboratorium. Dalam menjalankan tugas ini dibantu

oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang

juga bekerja sama dengan koordinator laboratorium

dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.

Tugas koordinator laboratorium adalah

mengkoordinasikan masing-masing guru mapel IPA

segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

laboratorium dan mengusulkan kepada penanggung

jawab laboratorium untuk pengadaan alat/bahan

praktikum. Penanggung jawab teknis laboratorium

bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi

laboratorium, kelancaran kegiatan laboratorium,

mengusulkan kepada Kepala Sekolah tentang

pengadaan alat/bahan laboratorium, dan bertanggung

jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan

perbaikan alat-alat laboratorium. Tugas laboran adalah

mengerjakan administrasi laboratorium, mempersiap-

kan alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum, dan

bertanggung jawab atas kebersihan alat/bahan dan

ruangan laboratorium beserta perlengkapannya

sebelum dan sesudah praktikum.

a. Penyimpanan Alat/Bahan Laboratorium Setelah

Pemeliharaan

Penyimpanan alat/bahan kimia dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1)

alat/bahan yang sering dipakai, (2) alat/bahan dimana

peserta didik diijinkan untuk mengambil sendiri,

seperti beaker glass, gelas ukur, pipet, larutan encer

garam, asam, basa, (3) alat/bahan yang jarang dipakai,

dan (4) alat/bahan yang berbahaya, seperti alat yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

29

peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan yang

beracun, radioaktif, mudah terbakar/meledak.

Penyimpanan masing-masing alat/bahan

tergantung pada keadaan dan susunan laboratorium,

serta fasilitas ruangan (termasuk luas sempitnya

laboratorium). Alat/bahan yang sering digunakan

sebaiknya diletakkan di almari yang dapat dibuka dan

diambil sendiri oleh peserta didik, sehingga efisien

waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan

keamanan dan kedisiplinan peserta didik diragukan,

maka jumlah yang tersedia dibatasi.

Bahan-bahan kimia yang beracun, eksplosif

(mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya

ditempatkan terpisah dari bahan yang lain dan

diusahakan diletakkan di tempat yang tidak mudah

dilihat peserta didik (di ruangan khusus dan hanya

laboran yang tahu). Hal ini untuk mengantisipasi

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, jika ada

peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Demikian juga dengan alat-alat laboratorium,

diletakkan sesuai jenis dan bahannya, seperti alat dari

kaca, porselin, kayu, atau logam diletakkan secara

terpisah. Hal ini untuk mempermudah jika akan

digunakan, juga mempermudah inventarisasi ulang.

Prinsip dari penyimpanan alat/bahan laboratorium

adalah alat/bahan tersebut dalam keadaan aman,

mudah dicari dan diambil sewaktu-waktu dibutuhkan.

Seringkali terjadi kerusakan alat-alat

laboratorium disebabkan salah menangani alat

tersebut. Oleh karena itu sangat penting bagi guru

sebelum praktikum diadakan dilakukan asistensi, yaitu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

30

kegiatan pengenalan mulai dari pengenalan alat/bahan

yang akan digunakan dalam praktikum, baik fungsi

dan cara penggunaannya, sampai pada mata

praktikum yang akan dijalani untuk kurun waktu satu

semester dengan penjelasan garis besarnya, serta

bagaimana cara berpraktikum yang baik, tata tertib

praktikum, dan format penyusunan laporan praktikum.

Dengan demikian peserta didik memperoleh bekal yang

cukup untuk bekerja di laboratorium.

Hal penting lainnya adalah penanaman

kesadaran pada diri peserta didik bahwa laboratorium

adalah juga bagian dari sekolah yang membantu

prestasi belajar mereka, sehingga mereka harus ikut

merawat dan menjaga. Sebagai contoh, setiap kali

selesai praktikum, mereka membersihkan alat dan

meja praktikum seperti sebelum praktikum, termasuk

lantai dan bak air. Agar semua peserta didik mengerti

tanggung jawab menjaga kebersihan laboratorium,

maka dibuatkan jadwal piket, sehingga semua

mendapat giliran.

b. Disiplin di Laboratorium

Dalam rangka menjaga keamanan dan

keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan

disiplin bagi semua yang terlibat harus diterapkan, baik

itu peserta didik, guru, laboran, maupun asisten (jika

ada). Kebebasan memang diperlukan bagi peserta didik

yang berpraktikum, namun kebebasan yang dimaksud

bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di

dalam laboratorium sangat banyak alat/bahan yang

berbahaya jika digunakan tanpa disiplin sesuai aturan

penggunaan alat/bahan yang bersangkutan. Jika

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

31

hanya kerusakan alat atau kelebihan pemakaian bahan

mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang

terjadi kesalahan pemakaian alat/bahan yang

menimbulkan kebakaran/ledakan atau bahaya lainnya

akan sangat fatal akibatnya.

Berkaitan dengan disiplin di laboratorium, maka

peserta didik sebelum beraktivitas (praktikum) di

laboratorium perlu mengetahui tata tertib yang harus

ditaati ketika bekerja di laboratorium. Namun

demikian, disiplin yang diterapkan di laboratorium

hendaknya tidak terlalu kaku dalam beberapa hal yang

tidak berbahaya, misalnya larangan berbicara ketika

berpraktikum. Jika memang peserta didik ingin

mendiskusikan dengan temannya karena ada hasil

percobaan yang tidak sesuai dengan teori, maka perlu

diberi kelonggaran agar mereka menemukan penyebab

kegagalannya dengan segera.

Pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku

perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan secara

halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan

mengikuti praktikum maupun mengikuti pelajaran di

sekolah (scorsing). Selain tata tertib untuk peserta

didik, juga ada peraturan semacam tata tertib untuk

guru. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik

sebagian juga berlaku untuk guru, seperti larangan

makan dan minum di laboratorium, merokok. Tata

tertib dan peraturan tersebut dibuat oleh koordinator

laboratorium beserta guru-guru mapel IPA.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi

manajemen yang sangat penting, karena tanpa

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

32

pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan

dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi

kenyataan.

Kegiatan laboratorium IPA diartikan sebagai

kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau

percobaan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar

IPA. Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium IPA

perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai

tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud,

1999:13).

Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

laboratorium IPA adalah :

a. Setiap guru IPA pada awal semester/tahun

pelajaran baru sebaiknya menyusun program

semester/tahunan sesuai kegiatan laboratorium

yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuan

penyusunan program ini adalah mengidentifikasi

kebutuhan alat/bahan yang dibutuhkan untuk

kegiatan praktikum selama satu semester/tahunan

dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab

teknis untuk ketiga mapel (Kimia, Fisika, Biologi)

agar tidak terjadi tumbukan dalam pemakaian

laboratorium. Selain itu berguna untuk keperluan

supervisi/ pengawasan bagi Kepala Sekolah.

b. Setiap akan melaksanakan praktikum, setiap guru

sebaiknya mengisi format permintaan/peminjaman

alat/bahan yang kemudian diserahkan kepada

laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan,

sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan

dan mengecek ada tidaknya alat/bahan yang

dibutuhkan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

33

c. Setelah kegiatan laboratorium selesai sebaiknya

guru mengisi buku harian untuk mengetahui

kejadian-kejadian selama kegiatan laboratorium

serta untuk keperluan supervisi.

d. Alat/bahan yang telah selesai digunakan segera

dibersihkan dan disimpan kembali di tempat

semula.

Dalam kegiatan praktikum, penilaian terhadap

hasil belajar peserta didik harus dilakukan, baik

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk

aspek kognitif, biasanya dilakukan melalui pre-test

sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara

lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia.

Pre-test terutama dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap

konsep yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pre-test

tidak berisi pertanyaan teoretis, tetapi lebih difokuskan

pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.

Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan guru

dengan menggunakan lembar observasi khusus yang

telah dipersiapkan guru yang berisi nilai-nilai atau

sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktikan,

seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan,

dan teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya,

sebagian besar guru tidak mempersiapkan lembar

observasi ini, sehingga penilaian aspek afektif ini hanya

ditinjau secara sepintas yang kemudian disimpulkan

sebagai nilai afektif, baik dinyatakan sebagai

kedisiplinan/ketelitian.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

34

Penilaian aspek psikomotor adalah yang utama

dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan

utama praktikum adalah melatih keterampilan dan

mengukur penguasaan teknik peserta didik dalam

menggunakan alat/bahan kimia/IPA ketika

melaksanakan praktikum. Penilaian ini dapat

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru yang meliputi

aspek-aspek penting yang harus dikuasai peserta didik

dalam melaksanakan suatu mata praktikum. Dengan

demikian, setiap mata praktikum akan memiliki

tekanan aspek psikomotor yang berbeda.

Secara umum, dalam praktikum guru terutama

menilai ketrampilan peserta didik dalam menggunakan

alat/bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan

pemilihan alat, pengambilan data yang tepat,

pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan

pengujiannya, serta penyimpulan berdasarkan data

yang diperoleh, dan ketelitian yang sangat menentukan

keberhasilan praktikum yang berupa pembuktian

kebenaran suatu konsep (Dahar, 1986: 5.22).

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah kegiatan membandingkan

atau mengukur yang sedang atau sudah dilaksanakan

dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-

rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno,

2004:128). Sementera menurut Terry (dalam Salirawati,

2009), pengawasan atau sering disebut pula supervisi

ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu

evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

35

menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan

tersebut sesuai dengan rencana.

Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian

terakhir dari fungsi manajemen dilaksanakan untuk

mengetahui:

1. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai

dengan rencana sebelumnya.

2. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan,

kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan

wewenang, penyimpangan dan pemborosan.

3. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian,

penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang

penyimpangan, dan pemborosan.

4. Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas

organisasi.

Adapun tujuan pengawasan dalam manajemen

sebagai berikut:

a) Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang

menimbulkan kesulitan sebelum kesulitan itu

terjadi.

b) Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap

kesalahan-kesalahan yang terjadi.

c) Mendapatkan efisiensi dan efektifitas.

Proses pengawasan terdiri atas beberapa

tindakan pokok, yaitu: (1) penentuan ukuran/pedoman

baku sebagai pembanding/alat ukur untuk menjawab

pertanyaan dari hasil pelaksanaan, (2)

penilaian/pengukuran terhadap tugas yang sudah atau

yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun

tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas, (3)

perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

36

ukuran/pedoman yang telah ditetapkan untuk

mengetahui penyimpangan/perbedaan yang terjadi dan

perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap

penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai

dengan apa yang direncanakan.

Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang

harus diterapkan agar manajemen laboratorium

menjadi baik, yaitu :

1. Pengawasan bersifat membimbing dan membantu

mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan.

Kepala Sekolah harus menfokuskan perhatian pada

usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru,

bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru

harus disampaikan Kepala Sekolah sendiri dan

tidak di depan orang lain.

2. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak

langsung, artinya diupayakan agar yang

bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan

Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting

untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada

akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih

baik.

3. Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar

yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas

keterkaitan antara balikan dan saran tersebut

dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan

balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga

terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi

secara bersama.

4. Pengawasan dilakukan secara periodik/berkala,

artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

37

Jika tidak ada hambatan, kehadiran Kepala Sekolah

akan dapat menumbuhkan dukungan moral bagi

guru yang sedang mengerjakan tugas.

Pengawasan dilaksanakan dalam suasana

kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut

menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga

dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan

juga akan menumbuhkan hubungan kerja yang

harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang kompak.

2.4.1 Standar Ruang Laboratorium IPA

Dalam lampiran peraturan menteri pendidikan

nasional nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana

dan prasarana ruang laboratorium harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara

praktik yang memerlukan peralatan khusus.

2. Ruang laboratorium IPA hanya dapat menampung

minimum satu rombongan belajar

3. Rasio minimum luas ruang laboratorium 2,4 m2 per

peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan

peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum

ruang yang diperlukan adalah 48 m2 termasuk

ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2, dengan

lebar minimim sebesar 5 m.

4. Ruang laboratotium IPA dilengkapi dengan

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku

dan mengamati obyek percobaan.

5. Dilengkapi dengan air bersih

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

38

6. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan sarana

yang tercantum dalam tabel berikut.

2.4.2 Standar tenaga laboratorium sekolah

Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah

satu tenaga kependidikan yang sangat diperlukan

untuk mendukung peningkatan kualitas proses

pembelajaran di sekolah melalui kegiatan laboratorium.

Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga

laboratorium sekolah juga merupakan tenaga

fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya

kualifikasi, standar kompetensi, dan sertifikasi.

Menurut Permendiknas No. 26 tahun 2008, tenaga

laboratorium terdiri dari Kepala Laboratorium Sekolah

(Kompetensi: kepribadian, sosial, manajerial,

profesional);Teknisi Laboratorium Sekolah (Kompetensi:

kepribadian, sosial, administratif, profesional); dan

Laboran Laboratorium Sekolah (Kompetensi:

kepribadian, sosial, administratif, profesional)

2.5 Analisa SWOT

SWOT merupakan akronim dari Strength

(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity

(kesempatan), dan Threats (ancaman, rintangan, dan

halangan). Rangkuti (2009: 55) menjelaskan Strengths

adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari

sekolah yang bersangkutan. Weaknesses adalah

komponen-komponen yang kurang menunjang

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin

dicapai sekolah. Opportunity adalah kemungkinan-

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

39

kemungkinan yang dapat dicapai apabila potensi-

potensi yang ada di sekolah mampu dikembangkan

secara optimal. Threats adalah kemungkinan yang

mungkin terjadi atau pengaruh terhadap

kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan

penyelenggaraan sekolah.

Hisyam (1998), mengemukakan langkah-langkah

analisis SWOT adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman yang

dihadapi.

2. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman.

3. Menetukan bobot relatif masing-masing faktor

berdasarkan tingkat kepentingannya sebagai

penentu keberhasilan dalam pengembangan

4. Menentukan rating atau skor (1 sampai dengan 5)

dari masing-masing faktor yang menggambarkan

kondisi internal dan eksternal

5. Menghitung total skor dengan mengalikan bobot

dan rating untuk masing-masing faktor kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman.

6. Menghitung total skor akhir faktor internal

(kekuatan- kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang - ancaman).

7. Menentukan posisi strategis dari faktor internal dan

faktor eksternal.

8. Menentukan rencana strategis berdasarkan posisi

dari hasil analisis SWOT.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

40

Kekuatan dan kelemahan akan dimasukkan ke

dalam tabel IFAS. Sementara itu untuk faktor peluang

dan ancaman akan dimasukkan ke dalam tabel EFAS,

kemudian dihitung bobot dan skornya.

Tabel 2.1 Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

NO STRENGTHS SKOR BOBOT TOTAL

1

2 Dst

Dst Total

kekuatan

NO WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL

1

2

Dst Total

Kelemahan

SELISIH TOTAL KEKUATAN - TOTAL KELEMAHAN = S - W = X

Sumber: Hisyam, 1998 (http:/daps.bps.go.id)

Tabel 2.2 External Factors Analysis Summary (EFAS) NO OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL

1

2 Dst

Dst Total Peluang

NO THREAT SKOR BOBOT TOTAL

1

2

Dst Total Ancaman Total Ancaman

Total Ancaman

Total Ancaman

SELISIH PELUANG - TOTAL KELEMAHAN =

O - T = Y

Sumber: Hisyam, 1998 (http:/daps.bps.go.id)

Setelah dihitung dari masing-masing faktor

internal dan faktor eksternal, maka dapat diketahui

skor IFAS dan skor EFAS, selanjutnya dimasukkan ke

dalam diagram SWOT untuk mengetahui posisi strategi

berada pada kuadran I, II, III, atau IV. Berikut

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

41

dijelaskan strategi dari masing-masing kuadran yang

ada di diagram analisis SWOT.

Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT

Sumber: Rangkuti, 2009

Dari diagram analisis SWOT diatas yang

dimaksudkan dengan strategi agresif (SO) sebuah

strategi yang digunakan dengan memanfaatkan seluruh

kekuatan sekolah untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya. Strategi diversifïkasi (ST)

dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

yang dimiliki sekolah untuk mengatasi masalah.

Strategi turn-around (WO) dilakukan dengan

meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk

menangkap peluang. Sedangkan Strategi defensif (WT)

dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada

di sekolah untuk menghindari ancaman.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

42

Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan

sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif,

artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap

sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan

ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih

kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini

menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi

strategi yang diberikan adalah Strategi Diversifikasi,

artinya organisasi dalam kondisi mantap namun

menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga

diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada

strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi

disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi

taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif). Posisi ini

menandakan sebuah organisasi yang lemah namun

sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah turn-around (Ubah Strategi), artinya

organisasi disarankan untuk mengubah strategi

sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan

sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada

sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif). Posisi ini

menandakan sebuah organisasi yang lemah dan

menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi

yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya

kondisi internal organisasi berada pada pilihan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

43

dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk

menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja

internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini

dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

Jika pihak stakeholder sekolah memahami dan

terbuka dengan strategi tersebut di atas maka sekolah

akan sangat tertolong dalam menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang muncul, baik dari

pihak internal ataupun dari eksternal.

2.6 Penelitian yang Relevan

Nyoman, dkk (2014) melakukan penelitian

mengenai Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi

dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota

Denpasar. Penelitian ini relevan karena variabel yang

digunakan sama walaupun tidak sama persis, yaitu

tentang laboratorium, hanya saja Nyoman dkk

melakukan penelitian di delapan sekolah SMA Negeri

yang ada di kota Denpasar sementara penulis hanya

melakukan penelitian di satu sekolah yaitu SMA Negeri

1 Boja. Jenis penelitian yang digunakan juga berbeda,

Nyoman dkk menggunakan korelasi sedangkan penulis

menggunakan R&D. Hasil penelitian Nyoman dkk

menunjukkan bahwa kondisi daya dukung fasilitas

alat-alat laboratorium IPA/Biologi yang ada di delapan

sekolah negeri kota denpasar menunjukkan bahwa

kondisinya belum memenuhi standar minimal 100%

yang telah ditetapkan yakni. 1)Fasilitas daya dukung

sarana prasarana yang ada di ruang laboratorium

IPA/Biologi yang ada di delapan sekolah SMA Negeri

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

44

Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal

100% (80.56%). 2)Kompetensi pengelolaan laboratorium

yang di delapan sekolah SMA Negeri Kota Denpasar

86.04% dengan kualifikasi sangat baik baik. 3)

efektivitas dalam pemanfaatan laboratorium a)

efektivitas dalam pemanfaatan laboratorium yang ada

di delapan sekolah SMA Negeri yang ada di Kota

Denpasar berada pada kisaran 94.24%, b) used factor

dalam intesnitas pemanfaatan pada kegiatan pratikum

biologi berda pada kisaran 28.12% dengan kualifikasi

rendah.

Indriastuti, dkk (2013) melakukan penelitian

dengan judul Kesiapan laboratorium biologi dalam

Menunjang Kegiatan Praktikum SMA Negeri di

Kabupaten Brebes. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa, tingkat kesiapan laboratorium

dalam menyediakan sarana dan prasarana, kesiapan

pengelolaan penyelenggaraan praktikum dan kesiapan

kegiatan laboratorium secara berturut-turut

memperoleh skor 67,40%, 83,75% dan 68,72%.

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Indriastuti

dkk adalah, laboratorium biologi SMA Negeri di

Kabupaten Brebes siap dalam menunjang kegiatan

praktikum pada pembelajaran biologi dengan rata-rata

tingkat kesiapan sebersar 73,29%. Penelitian ini relevan

karena sama-mana melakukan penelitian terhadap

laboratorium biologi pada tingkat SMA namun jenis

penelitiannya yang berbeda yaitu menggunakan

deskriptif kualitatif sedangkan penulis menggunakan

pendekatan penelitian pengembangan.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

45

Penelitian yang dilakukan Nur Riana Novianti

(2011) tentang Kontribusi Pengelolaan Laboratorium

dan Motivasi Siswa terhadap Efektivitas Proses

Pembelajaran (Penelitian pada SMP Negeri dan Swasta

di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 1) Pengelolaan

laboratorium IPA berkriteria baik, 2) Motivasi belajar

siswa berkriteria sangat baik, 3) Efektivitas proses

pembelajaran IPA berkriteria sangat baik, 4) Kontribusi

pengelolaan laboratorium IPA terhadap efektivitas

proses pembelajaran menunjukkan tingkat kontribusi

yang rendah; 5) Kontribusi motivasi belajar siswa

terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan

tingkat kontribusi yang kuat; 6) Kontribusi pengelolaan

laboratorium IPA dan motivasi belajar siswa terhadap

efektivitas proses pembelajaran menunjukkan tingkat

kontribusi yang cukup kuat. Penelitian ini hampir mirip

dengan yang dilakukan peneliti yaitu mengenai

pengelolaan laboratorium, hanya saja peneliti

kemudian mengembangkan strategi pengembangan

pengelolaan laboratorium sedangkan dalam penelitian

ini lebih pada menganalisis kontribusi pengelolaan

laboratorium IPA dan motivasi belajar siswa terhadap

efektivitas proses pembelajaran IPA.

E. Peniati, dkk (2013), melakukan penelitian

tentang Model Analisis Evaluasi Diri Untuk

Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Calon Guru

IPA Dalam Merancang Pengembangan Laboratorium Di

Sekolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

model analisis evaluasi diri laboratorium yang

dikembangkan dinyatakan layak berdasarkan penilaian

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

46

pakar laboratorium IPA. Kemampuan mahasiswa dalam

merancang pengembangan laboratorium dapat

ditingkatkan melalui penerapan model analisis diri

laboratorium. Penelitian ini sama dengan yang

dilakukan peneliti yaitu pengembangan laboratorium

hanya saja peneliti dalam menganalisis potensi dan

masalah laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

menggunakan analisis SWOT sedangkan yang

dilakukan E. Peniati dkk adalah pengembangan model

analisis evaluasi diri laboratorium.

Dhirendra Sharma and Vikram Singh (2010)

melakukan penelitian dengan judul ICT in Universities

of the Western Himalayan Region of India II : A

Comparative SWOT Analysis. Hasil dari penelitian ini

adalah kegiatan ICT memiliki peran penting sebagai

perngarah / kebijakan yang didiadopsi oleh perguruan

tinggi untuk mencapai kualitas dan keunggulan dalam

sistem pendidikan tinggi di wilayah tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa, konsistensi relatif antara tiga

kategori universitas, dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan Dhirendra dan Vikram sama

dengan yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan

analisis SWOT hanya saja peneliti menganalisis

pengembangan laboratorium sedangkan Dhirendra dan

Vikram menganalisis mengenai ICT.

Christian ugwuda dan Adegbite A Ayoade (2015)

melakukan penelitian tentang The Perception of Dental

Practitioners on Laboratory Management for Effective

Dental Health Care Deliveri : A Case Study of Some

Selected Dental Laboratories in Lagos State, Negeria.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keadaan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

47

laboratorium perlu ditingkatkan dalam rangka

memenuhi standar negara digital dari peralatan global

saat ini, maka pengelolaan laboratorium dengan

persepsi staf mempengaruhi kualitas layanan

perawatan gigi yang diberikan kepada pasien. Analisis

SWOT menunjukkan bahwa peluang dalam profesi

adalah kecukupan pelatihan dan profesionalisme,

sedangkan bahaya pekerja dukun, usangnya peralatan,

pasokan listrik yang tidak memenuhi untuk

menjalankan peralatan dan kurangnya pemerintah

memungkinkan lingkungan yang ancaman dan

kelemahan yang mempengaruhi kegiatan laboratorium

gigi. Studi ini menyimpulkan bahwa keadaan

laboratorium gigi masih membutuhkan lebih banyak

perbaikan dengan menggunakan peralatan modern dan

digital, perlunya pelatihan ulang merupakan kekuatan

dan peluang. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk

lokakarya, konferensi dan untuk mendidik professional

pada peralatan terbaru pada tingkat global. Kemudian,

Pemerintah harus memulai infrastruktur

pengembangan fasilitas gigi yang ada dan mendorong

individu-individu. Penelitian ini sama yaitu tentang

manajemen laboratorium dengan melakukan analisis

SWOT hanya saja penelitian yang dilakukan Christian

ugwuda dan Adegbite A Ayoade pada manajemen

laboratorium gigi sedangkan yang dilakukan peneliti

pada laboratorium IPA.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

48

2.7 Kerangka Pikir

Berikut ini adalah kerangka pikir dari alternatif

Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA

di SMA Negeri 1 Boja.

Gambar 2.2 Kerangka pikir

Strategi pengembangan pengelolaan laboratorium

IPA adalah suatu rencana yang komprehensif dengan

melibatkan segala sumber kemampuan untuk

meningkatkan fungsi dan peran laboratorium yang

optimal. Indentifikasi visi, misi dan tujuan laboratorium

IPA adalah bagian yang sangat penting untuk

mewujudkan alternatif strategi pengelolaan

laboratorium IPA. Selanjutnya yang harus dilakukan

adalah menganalisis lingkungan internal dan

eksternalnya untuk mengukur atau mengidentifikasi

faktor kekuatan, kelemahan dan faktor peluang,

ancaman. Dari faktor-faktor tersebut jika dianalisa

Validasi Draf Renstra

Perbaikan Draf Renstra

Menyusun

Draf Renstra

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB II... · pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip ... 14 atau lembaga

49

secara komprehensif maka akan menghasilkan

informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

menyusun alternatif strategi pengembangan

pengelolaan laboratorium IPA. Jika alternatif strategi

tersebut dilaksanakan maka akan ada monitoring dan

evaluasi yang berkelanjutan dengan tujuan untuk

memperbaiki strategi dimasa yang akan datang. Namun

dalam penelitian ini penulis hanya akan melakukan

pembahasan sampai pada perumusan rencana

strategis.

Dengan adanya rencana strategis (renstra) baru

ini diharapkan bisa menjadi strategi alternatif bagi

laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja dalam rangka

memberikan layanan yang lebih baik bagi para

pengguna jasa laboratorium IPA.