BAB II Tinjauan Pustaka Fix

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasak 2.1.1 Pengertian Restorasi pasak inti terdiri atas tiga bagian yaitu: Pasak, inti dan koping. 1. Pasak adalah bagian dari restorasi yang dimasukkan ke dalam saluran akar yang berfungsi memperkuat struktur akar gigi setelah dilakukan preparasi. Pasak berfungsi untuk mendistribusikan tekanan melalui jaringan gigi yang tersisia juga untuk perlindungan sisa gigi terhadap pembebanan (Deutsch dk., 1983., Ingle, 1985., Atmadja, 1992). 2. Inti adalah bagian restorasi yang dibuat bersatu dengan pasak untuk membangun pendukung mahkota. Inti dapat terbuat dari amalgam, resin komposit atai glass ionomer semen. Inti berfungsi untuk mendapatkan kembali sebagian struktur mahkota yang hilang sehingga dapat dibuatkan suatu restorasi akhir atau mahkota (Deutsch dk., 1983., Ingle, 1985., Atmadja, 1992). 3. Kopping adalah lempengan restorasi dengan tebal ± 2 mm yang merupaan bagian dari restorasi

description

nilai geser pasak dan titanium

Transcript of BAB II Tinjauan Pustaka Fix

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasak

2.1.1 Pengertian

Restorasi pasak inti terdiri atas tiga bagian yaitu: Pasak, inti dan koping.

1. Pasak adalah bagian dari restorasi yang dimasukkan ke dalam saluran

akar yang berfungsi memperkuat struktur akar gigi setelah dilakukan

preparasi. Pasak berfungsi untuk mendistribusikan tekanan melalui

jaringan gigi yang tersisia juga untuk perlindungan sisa gigi terhadap

pembebanan (Deutsch dk., 1983., Ingle, 1985., Atmadja, 1992).

2. Inti adalah bagian restorasi yang dibuat bersatu dengan pasak untuk

membangun pendukung mahkota. Inti dapat terbuat dari amalgam,

resin komposit atai glass ionomer semen. Inti berfungsi untuk

mendapatkan kembali sebagian struktur mahkota yang hilang sehingga

dapat dibuatkan suatu restorasi akhir atau mahkota (Deutsch dk.,

1983., Ingle, 1985., Atmadja, 1992).

3. Kopping adalah lempengan restorasi dengan tebal ± 2 mm yang

merupaan bagian dari restorasi pasak inti uang mengelilingi tepi akar

gigi. Koping berfungsi mencegah terjadinya rotasi pasak dan

mendukung daya yang datang dari tekanan pengunyahan sehingga

meningkakan daya tahan terhadap terjadinya fraktur akar. (Deutsch

dk., 1983., Atmadja, 1992).

Gambar 1. Pasak dan inti dengankoping logam tuang, a. pasak, b. inti, c. koping, d. mahkota. Analsisi desain pasak dalam hubungannya

dengan daya tahan terhadap fraktur akar. Mardhia, 2001. FKG

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

2.1.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Pasak

A. Indikasi Penggunaan Pasak

1. Adanya perubahan warna gigi dan emungkinan gigi fraktur setelah

perawatan endodontik

2. Gigi vital dengan keadaan retensi untuk mahkota tidak cukup

3. Gigi yang telah di rawat endodontik dan akan dipergunakan sebagai

penyangga jembatan

4. Memberikan retensi dan resistensi pada restorasi yang definitif dan sisa

gigi serta memberi perlindungan terhadap sisa gigi

5. Gigi yang telah dilakukan perawatan endodontik dengan akar cukup

panjang dan besar

6. Mengubah 2 – 3 mm posisi aksial gigi

7. Jaringan periodontal dan periapikal gigi tidak mengalami kelainan

(Kayser, 1984., Alan, 1994., Sudirman, 1989., Eliyani, 1997).

B. Kontraindikasi Penggunaan Pasak

1. Adanya proses patologis pada jaringan periodontal dan periapikal

2. Kebersihan mulut yang jelek

3. Gigi yang memiliki akr yang pendek dan kecil

4. Dukungan gigi posterior yang tidak mencukupi.

(Kayser, 1984., Alan, 1994., Sudirman, 1989., Eliyani, 1997).

2.1.3 Jenis-jenis Pasak

Jenis pasak yang baik adalah yang mempunyai fungsi fisik yaitu modulus

of elasticity, compresive strength dan coefficient of thermal expansion yang

hampir sama dengan dentin. Pasak tidak boleh bersifat korosif dan dapat

dilekatkan kuat dengan dentin (Dieng, 2009). Untuk menegakkan diagnosis pada

suatu kasus merupakan indikasi atau kontraindikasi pembuatan restorasi pasak dan

inti, selain pemeriksaan radiografi, keadaan jaringan pendukung secara klinis,

kebersihan mulut, oklusi, keadaan dan posisi gigi antagonis, kesehatan umum,

umur pasien, diperlukan juga pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan model

(Dycema dkk., 1986).

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

A. Jenis Pasak Berdasarkan Tempat Pembuatannya

Menurut klasifikasinya jenis pasak dbagi menjadi dua, yaitu: pasak

buatan sendiri, dan pasak sediaan buatan pabrik.

1) Pasak buatan sendiri dapat dibuat dengan amalgam, resin komposit

atau alloy, pasak buatan sendiri dapa dibuat secara langsung

dimulut pasien maupun secara tidak langsung dengan membuat

meodel terlebih dahulu. Pemakaian pasak buatan sendiri dapat

dibuat mengikuti bentuk morfologi saluran akar yang telah

dipreparasi (Martanto, 1982., Baum, 1981., Dycema, 1986., Miller,

1982).

2) Pasak sediaan buatan pabrik, terdapat dalam berbagai macam

desain yang bertujuan untuk menambah retensi dan daya tahan

serta melindungi struktur gigi yang masih ada. Pasak sediaan

buatan pabrik dapat dipakai secara langsung yang disesuaikan

dengan ukuran saluran akar yang telah di prepasrasi. Musikant dkk,

1984., Ingle, 1985., Dycema, 1986., Allan,1986).

B. Jenis Pasak Berdasar Penggunaan Bahannya

Terdapat bebrapa jenis pasak yang digunakan, yaitu pasak tuang logam

(cast metal post), pasak titanium (prefabricatedmetal post) dan pasak non-

logam (prefabricated fiber post) (Dieng, 2009). Berikut kami jabarkan:

1) Custom Casting Post (Cast Metal Post) Pasak Tuang Logam

Custom Casting Post (pasak tuang tradisional) memberikan

adaptasi geometris yang lebih baik geometri, dan hampir selalu

membutuhkan pembuangan struktur gigi yang minimal. Custom

Casting Post beradaptasi dengan baik dengan kanal yang sangat

meruncing atau yang dengan penampang bukan lingkaran dan atau

bentuk yang tidak teratur, dan akar dengan sedikit koronal gigi

yang tersisa. Pola untuk Custom Casting Post dapat dibentuk baik

secara langsung di mulut atau tidak langsung di laboratorium.

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

Terlepas dari itu, metode ini membutuhkan dua kunjungan dan

biaya laboratorium (Smith, 1998., Rosentiel, 1988).

Karena dikemas dalam paduan dengan modulus elastisitas yang

bisa setinggi 10 kali lebih besar dari dentin alami, kemungkinan

ketidak cocokan ini dapat membuat konsentrasi tegangan di akar

kurang kaku, sehingga pasak mengalami pemisahan dan kegagalan.

Selain itu, transmisi kekuatan oklusal yang melewtinya dapat

memfokuskan tekanan pada daerah tertentu dari akar, sehingga

menyebabkan fraktur akar . Selanjutnya, pada pertimbangan

estetika, pasak logam cor dapat mengakibatkan perubahan warna

dan pembayanganan dari gingiva dan serviks gigi (Freedman,

1996).

2) Prefabricated Metal Post (Pasak Titanium)

Jenis pasak ini terbuat dari platinum-emas-paladium, brass,

nikel kromium (stainless stelel), titanium murni, titanium alloy dan

platinum alloy. Walaupun stainless steel lebih kuat, potensi untuk

merugikan respon jaringan akibat nikel, merupakan salah satu

motivasi penggunaan titanium alloy. Penggunaan dari titanium ini

juga berkontribusi terhadap frakturnya akar karena ke kakuannya

(modulus of elastisitas) dan korosi pad apasakdari beberapa pasak

metal telah di stimulasi tentang penggunaannya (Smith, 1998,.

Asmussen, 1999,. Christensen, 1998,. Assif, 1993).

3) Prefabricated Non-Metalic Post (pasak fiber)

Prefabricated Non-Metalic Post telah dikembangkan

sebagai alternatif pasak, termasuk keramik (zirkonium oksida

putih) dan pasak resin yang diperkuat serat atau fiber. Pasak oksida

zirkonium memiliki kekuatan lentur tinggi, biokompatibel, dan

tahan korosi. Namun, materi sulit untuk dipotong intraoral dengan

berlian, dan dipindahkan dari saluran untuk perawatan kembali.

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

fiber reinforced composite sistem menawarkan beberapa

keuntungan: tekhnik memnyenagkan, tidak ada biaya laboratorium,

tidak ada korosi, fraktur akar tidak ada, tidak ada ukuran lubang

yang ditunjuk, meningkatkan retensi yang dihasilkan dari

penyimpangan permukaan, struktur gigi kekal, dan tidak ada efek

negatif pada estetika (Asmussen, 1999).

2.2 Pasak Fiber

Fiber merupakan salah satu material yang populer pada saat ini, karena

memiliki banyak kegunaan dan kelebihan pada pemakaianya. Dengan kelebihan

tersebut fiber dapat digunakan oleh dokter gigi untuk berbagai macam hal, seperti:

pasak endodonti, splint periodontal dsb (Ganesh, 2006).

Fiber reinforced composite merupaan material fiber pengikat sekaligus

memiliki sifat memperkuat, yang terdiri dari serat polyethylene dengan kekuatan

ultra tinggi. Serat ini memilki kekuatan yang lebih tinggi dibanding dengan

fiberglass kualitas tinggi (Ganesh, 2006).

Pita FRC adalah suatu bahan yang berupa anyaman yang sangat tahan

lama, dengan jahitan kunci yang sangat istimewa yang secara efektif menyalurkan

tekanan melalui anyaman tanpa menyalurkan kembali tekanan ke resin. FRC

mudah dikendalikan, dan beradapatasi dengan baik pada kontur dan lengkung gigi

(Ganesh, 2006., Doughlas, 2003).

2.2.1 Sifat Pasak Fiber

a) Kekuatan

Kekuatan pasak pita FRC adalah baik, karena sistem pasak yang ideal

harus dapat menggantikan struktur gigi yang telah hilang, sekaligus

memberi retensi yang kuat dan dapat mendukung inti. Sistem pasak pita

FRC menggunakan antomi internal saluran akar, area permukaan, dan

keridakteraturan bentuk saluran akar untuk meningkatkan ikatan antar

permukaan yang dapat meningkatkan integritas struktur dentin radikular

yang masih tertinggal, serta meningkatkan retensi dan tahanan terhadap

Page 6: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

pergerakan. Bahan ini tidak memperlemah gigi karena mempertahankan

struktur gigi tanpa preparasi yang banyak, karena pasak ini tidak

membutuhkan jalan masuk (Ganesh, 2006., Doughlas, 2003., Gluskin.,

2002).

b) Estetika

Pasak fiber reinforced komposit bersifat translusen menyebabkan light

cure mudah melewatai komposit (Christensen, 2004., Doughlas, 2003) hal

ini membuat restorasi jadi terlihat seperti alami. Pada karya tulis ini

digunakan bahan pasak fiber dengan merk dagang FibreKleer 4X Fiber

Posts bersifat radiopaq sehingga dapat di identifikasi dalam radiografi.

Secara estetika material fiber ini adalah baik (Pentron, 2013).

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pasak Fiber

A. Kelebihan

a) Estetika baik

b) Memperkuat struktur gigi

c) Retensi terhadap permukaan akar kuat

d) Retensi secara kimia

e) Tidak memperlemah struktur gigi

f) Tidak ada proses korosi (Farahany, 2008., Dieng, 2009).

B. Kekurangan

a) Pasak fiber yang berwarna hitam dapat menyebabkan estetika

berkurang

b) Kurang kuat dibandingkan dengan logam (Farahany, 2008., Dieng,

2009).

2.3 Pasak Titanium

Pasak titanium merupakan pasak yang terbuat dari bahan titanium. Dalam

klinis, pasak titanium atau disebut prefabricated metal post sering digunakan

dalam restorasi indirect saluran akar sebagai retensi untuk inti dan mahkota gigi

tiruan (Dieng, 2009).

Page 7: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

2.3.1 Sifat Pasak Titanium

Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia

memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki

resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia ductile.

Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.

Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida

yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Logam

titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert).

Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik

yang lebih tinggi daripada berlian (Mohsin, 2006).

Dalam kedokteran gigi, bahan titanium merupakan salah satu bahan yang

kompatibel dengan tubuh karena sifatnya yang tidak menimbulkan reaksi

fisiologis. Logam ini dapat digunakan untuk restorasi logam penuh, logam-

keramik, maupun gigi tiruan sebagian lepasan rangka logam. karena tidak sering

digunakan untuk dua kegunaan pertama (Anusavice, 2004).

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pasak Titanium

A. Kelebihan

a) Lebih kuat dibandingkan bahan fiber

B. Kekurangan

a) Resiko fraktur akar

b) Dapat menimbulkan pergeseran antar pasak dengan gigi

c) Kurang memperkuat struktur gigi yang akan direstorasi karena retensi

mekanis

d) Menimbulkan bayangan abu-abu

e) Menyebabkan korosi

(Farahany, 2008).

Page 8: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

2.4 Nilai Geser Bahan

2.4.1 Pengertian

Kekuatan geser berkaitan dengan kekuatan lekat atau ikatan. Kekuatan

ikatan atau bond strength adalah ukuran kemampuan yang ada pada benda untuk

dapat menerima beban dari bahan perekat. Sedangkan adesi dapat digolongkan

sebagai adesi fisik, adesi kimiawi dan adesi mekanik. Perlekatan resin pada

struktur gigi adalah hasil dari empat mekanisme, yaitu mekanisme mekanik,

mekanisme difusi, mekanisme adsorpsi, dan kombinasi dari ketiga mekanisme

tersebut (Sintawati dkk, 2008)

Nilai geser merupakan nilai yang ditulis dalam bentuk nominal ketika

adanya dua kekuatan yang diterapkan terhadap satu sama lain, tetapi tidak dalam

garis lurus yang sama (O’Brien, 2008). Kemampuan material untuk menahan

kekuatan yang mencoba untuk menyebabkan struktur internal material untuk

meluncur terhadap dirinya sendiri (Toolingu, 2013).

2.4.3 Test Nilai Geser

Shear-bond test adalah prosedur evaluasi sederhana yang digunakan untuk

menguji adhesi perlekatan gigi. Tes in vitro kekuatan ikatan yang berguna dan

penting untuk memprediksi kinerja sistem perekat dan kemungkinan adanya

korelasi dengan masalah klinis. Pengujian dilakukan dengan mesin uji universal,

Instron, yang konvensional populer untuk mengevaluasi kemampuan perekat

bahan perekat / restoratif. Dengan teknik sederhana dan hasil yang relevan

(Hegde, Bhandary, 2008).

2.5 Semen Resin dan Fungsinya Terhadap Pasak Gigi

Semen resin merupakan semen yang digunkaan dalam kedokteran gigi

yang terdiri dari bahan matriks resin seperti HEMA, Bis-GMA dll, yang di

tambah dengan beberapa bahan lain seperti filler dan coupling agent. Semen dapat

digunakan dalam proses penyemenan bahan-bahan restorasi kedokteran gigi.

(Anusavice, 2004).

Page 9: BAB II Tinjauan Pustaka Fix

Penyemenan pasak dengan semen resin dan komposit sebagai bahan core

build-up memungkinkan terbentuknya suatu ikatan monoblok antara pasak,

dinding saluran akar dan core build up. Semen resin menghasilkan ikatan yang

kuat dengan dentin saluran akar setelah pembersihan smear layer dan aplikasi

dentin bonding. Semen resin berikatan secara adhesi dengan pasak. Sisa semen

yang mengalir keluar dari saluran akar selama proses penyemenan pasak akan

berikatan secara kimia dengan abahan core komposit (Dieng 2009).