BAB II Tinjauan Pustaka Fix

23
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid), dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel - sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis [6]. Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh perkembangan populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal, replikasi, dan diferensiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dapat keluar dari regulasi. Kanker dihasilkan dari fungsi sel yang abnormal dan kelainan ini hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering diperoleh selama hidup (mutasi somatik) [7].

Transcript of BAB II Tinjauan Pustaka Fix

18

BAB IITELAAH PUSTAKA2.1 Definisi KankerKanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid), dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel - sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis [6].Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh perkembangan populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal, replikasi, dan diferensiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dapat keluar dari regulasi. Kanker dihasilkan dari fungsi sel yang abnormal dan kelainan ini hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering diperoleh selama hidup (mutasi somatik) [7]. Penyakit kanker dapat didefinisikan berdasarkan empat karakteristik, yang dapat menjelaskan bagaimana sel kanker belaku berbeda dengan sel normal [8].1. Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel, yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas.2. Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh biokimia dan fisik normal dalam lingkungan.3. Anaplasia : Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan terkoordinasi4. Metastasis : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan menyebar ke bagian tubuh lain.

2.2 Etiologi dan Patofisiologi KankerKanker adalah suatu pertumbuhan maligna yang selnya memiliki sifat sifat seperti replikasi terus menerus, hilangnya kontak penghambat, invasif dan kemampuannya untuk menyebar, jika tidak ditangani maka akan menjadi fatal. Faktor lingkungan merupakan penyebab kejadian kanker sebesar 80-85%, sedangkan sekitar 10-15% disebabkan oleh kesalahan replikasi dan genetika, dan diyakini sepertiga dari kanker berhubungan dengan diet [9]. Penyebab kanker bervariasi dan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Pola insiden kanker bervariasi sesuai jenis kelamin, ras, dan letak geografik. Beberapa kanker dapat dipengaruhi faktor genetik keluarga, namun yang paling sering terjadi karena faktor lingkungan dan gaya hidup. Promotor kanker, yang disebut karsinogen seperti bahan kimia, virus serta faktor lingkungan dan gaya hidup [8] [10].Kanker adalah nama untuk sekelompok kondisi yang dihasilkan dari pertumbuhan tidak terkendali dari sel - sel yang abnormal. Perkembangannya kompleks melalui beberapa tahap yaitu: aktivasi, inisiasi, promotor, progresi (perkembangan dan penyebaran), dan kemungkinan remisi (sukses pengobatan atau pembalikan). Fase transformasi sel normal menjadi sel kanker adalah sebagai berikut [11] :1. Aktivasi, Beberapa bahan kimia dan/atau radiasi dapat memicu perubahan sel. Dalam proses yang normal, tubuh seseorang dapat menghilangkan zat-zat berbahaya, dalam beberapa kasus substansi menetap dan menempel pada DNA dalam sel.2. Inisiasi, DNA berubah atau bermutasi dalam sel yang disalin. Jika itu terjadi dalam DNA tertentu, ini akan membuat sel lebih sensitif terhadap zat berbahaya dan/atau radiasi.3. Promosi, Ketika sel menjadi sensitif, promotor mendorong sel-sel membelah dengan cepat. Jika urutan normal dari DNA rusak, gumpalan sel abnormal mengikat bersama untuk membentuk suatu masa atau tumor.4. Progresi, Sel-sel terus berkembang biak dan menyebar ke jaringan terdekat. Jika mereka memasuki sistem getah bening, sel-sel abnormal akan diangkut ke organ tubuh lain.5. Pembalikan, Tujuan dari pembalikan adalah untuk mencegah perkembangan kanker atau untuk memblokir salah satu dari keempat tahap pertama.2.3 Kanker Payudara (Carcinoma Mammae)2.3.1 Pengertian Kanker Payudara (Carcinoma Mammae) Kanker payudara (Carcinoma Mamae) adalah Kanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi pasti menyerang payudara [12].Pertumbuhan kanker payudara dimulai dari epitel duktus ataupun lobulus duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan melakukan invasi ke dalam stroma yang dikenal dengan nama karsinanoma invasive. Tumor yang meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah yang menimbulkan perlengkapan dikategorikan tumor stadium lanjut [13].Kanker payudara di awali ketika sejumlah sel-sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang secara berlebihan. Pertumbuhan sel-sel yang tidak normal itu membentuk gumpalan besar serupa benjolan yang disebut sebagai tumor. Apabila pertumbuhan sel-sel yang berlebihan itu tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, terjadilah yang disebut dengan neoplasma. Neoplasma kemudian akan menyerang jaringan sekitar dan menyebar keseluruh tubuh. Keadaan seperti ini disebut neoplasma ganas. Neoplasma ganas pada payudara inilah yang akhirnya disebut kanker payudara [14].

2.3.2 Tipe Kanker PayudaraTipe-tipe kanker payudara [15] :

a. Karsinoma duktal menginfiltrasiKarsinoma ini adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Prognosis tipe ini lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya [16].b. Karsinoma lobular menginfiltrasiKarsinoma lobular invasif adalah tipe kanker payudara yang tersering kedua. Walaupun tingkat kejadian menurut literatur antara 1% dan 20%, tetapi jumlahnya sampai 15% dalam semua kasus kanker payudara. Tipe ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yamg tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi.c. Karsinoma medularKarsinoma ini menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya sering kali lebih baik.d. Kanker musinusKarsinoma ini menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Menghasilkan lendir, pertumbuhannya lambat sehingga kanker ini juga mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya [15] [16].e. Kanker duktal-tubularKanker ini jarang terjadi, yakni hanya menempati 2% dari kanker, karena metastase aksilaris secara histologi tidak lazim.f. Karsinoma inflamatoriKarsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang sangat jarang terjadi (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya.g. Penyakit pagetPenyakit paget adalah salah satu tipe kanker payudara yang juga jarang terjadi Gejala yang timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Tumor ini dapat duktal dan invasif. Masa tumor seringkali idak dapat diraba d bawah puting tempat dimana penyakit ini timbul. Mammografi mungkin merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnostik yang dapat mendeteksi tumor tersebut [16].h. Karsinoma payudara In situPenyakit ini ditandai oleh proliferasi sel-sel malignan di dalam duktus dan lobulus, tanpa invasif ke dalam jaringan sekitarnya. Terdapat karsinoma in situ yakni: duktal dan lobular.

2.4 ApoptosisSelama beberapa tahun telah dibuktikan bahwa kerusakan dari DNA sel berhubungan dengan perubahan ke arah keganasan [17] [18]. Perubahan ke arah keganasan tidak terjadi dalam satu langkah dan juga tidak terjadi karena kerusakan hanya satu gen saja [17]. Perubahan ke arah keganasan biasanya terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang dan melalui beberapa tahap yang sangat kompleks. Secara prinsip, keganasan terjadi karena sel kehilangan kontrol akan proliferasi dan kontrol akan mekanisme yang menjalankan program kematian sel yaitu apoptosis. Keberhasilan sel kanker untuk berkembang adalah melalui cara inaktivasi atau memotong mekanisme tersebut. Rata-rata dibutuhkan antara enam sampai tujuh mutasi untuk mengubah sel normal menjadi sel ganas. Ada tiga kelompok gen yang sering mengalami mutasi pada kanker yaitu onkogen, Gen Penekan Tumor (tumor suppressos gen) dan Gen Mutator. Mutasi yang pertama akan menyebabkan mutasi kedua, mutasi kedua akan menyebabkan mutasi ketiga dan seterusnya sampai sel berubah menjadi ganas [18] [19] [20].2.4.1 Pengertian ApoptosisSiklus replikasi sel dibagi menjadi 4 fase yakni gap (G1), sintesis (S), G2 dan mitosis (M). Replikasi DNA berlangsung pada fase S dan pemisahan mitotik sister chromatid berlangsung pada fase M. Fase S dan M adalah fase yang paling sensitif terhadap berbagai macam faktor. Oleh karena itu bila terkena suatu faktor misalnya pajanan radiasi, sel biasanya melakukan arrest pada fase G1 atau G2. Hanya setelah perbaikan DNA selesai, pembelahan sel akan memasuki fase berikutnya. Bila sel mengalami kerusakan yang besar, mereka akan mengaktifkan apoptosis (kematian terprogram) [21]. Apoptosis merupakan suatu proses aktif yakni kematian sel melalui digesti enzimatik oleh dirinya sendiri dan mekanisme yang efisien untuk mengeliminasi sel yang tidak diperlukan dan mungkin berbahaya bagi tubuh sehingga dapat menyelamatkan organisme [22] [23].Apoptosis adalah program bunuh diri intraseluler yang dilaksanakan dengan cara mengaktifkan caspase (suatu keluarga sistein protease). Dua jalur utama apoptotis adalah jalur intrinsik meliputi pemberian kode yang memicu proses mitokondria-dependent pelepasan sitokrom c dan mengaktifkan caspase-9, dan jalur ekstrinsik yang meliputi pengaktifan reseptor kematian (death receptor, DR) seperti Fas (reseptor 1 tumor necrotic factor (TNF)), DR4 dan DR5. Interaksi dengan ligan yang sesuai akan mengarah ke tranduksi sinyal yang diawali dengan peliputan molekul yang berhubungan dengan DR seperti Fas-associative death domain (FADD) dan berikutnya mengaktifkan caspase-8. Caspase ini kemudian mengkatalis sederet proses proteolitik yang menghasilkan perubahan biokimia dan morfologi khas yang berhubungan dengan apoptosis [24].Apoptosis juga merupakan proses aktif dengan menginduksi gen seperti BAX dan ekspresi antigen Fas maupun represi/penekanan simultan gen seperti BCL2 [25]. Gen p53 berperan dalam pengaturan siklus sel dengan mengontrol sejumlah gen termasuk gen untuk apoptosis jika kerusakannya berat. Rekonstitusi jalur apoptosis oleh p53 dapat terjadi dengan mentransfer gen p53 wild type rekombinan pada sel kanker yang mengekspresi p53 null atau mutan.Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram dan penting dalam berbagai proses biologis dan diatur secara genetik serta bersifat aktif. Apoptosis terjadi dalam proses yang diatur sedemikian rupa yang secara umum memberikan keuntungan selama siklus kehidupan suatu organisme. Apoptosis ditandai dengan adanya kondensasi chromatin, fragmentasi sel dan pagositosis sel tersebut oleh sel tetangganya. Sel yang mati ini merupakan respon terhadap berbagai stimulus dan selama apoptosis sel ini dikontrol dan diregulasi, sel yang mati kemudian difagosit oleh makrofag [26].

2.5 Gen Penekan KankerGen penekan tumor (Tumor Suppressor Gene) adalah gen yang berfungsi menghambat proliferasi sel. Gen ini sering disebut sebagai anti onkogen walaupun gen ini tidak bekerja sebagai penghambat onkogen. Terjadinya mutasi pada gen penekan tumor akan menyebabkan hilangnya penghambatan proliferasi sehingga sel akan berproliferasi secara berlebihan. Beberapa gen penekan tumor yang dikenal adalah p53, Retnoblastoma (RB), Wilmss Tumor (WT), neurofibromatosis (NF) dan deleted in colon carchoma (DCC) [18] [20] [27].

Tabel 2.1 Contoh beberapa gen penekan tumor, lokasi, fungsi, jenis mutasi dan gejala yang terlibat dalam kanker manusia [28]GenLokasiFungsiJenis Mutasi SomaticGejala/Neoplasma

RB113q14Modulator faktortranskripsi

Delesi dan nonsenseRetinoblastoma/Osteosarkoma

P5317p3.1Faktor transkripsi MissenseLi-fraumeni /karsinoma payudara dan adrenal, sarkoma,leukemia, dan tumor otak

WT111p13Faktor transkripsiMissenseTumor Wilm

NF222qMolekul adhesi selDelesi dan nonsenseNeurofibromatosis/ tumor syaraf

APC5q21Molekul adhesi selDelesi dan nonsenseFAP / karsinoma usus, thyroid,Lambung

Salah satu gen penekan kanker adalah gen p53 yang merupakan pelindung siklus sel. Bila sel terluka, p53 dalam inti memicu sel untuk melakukan arrest pada perbatasan G1/S dengan menginduksi penghambat CDK (cyclin D kinase) dan sistem perbaikan DNA terlebih dahulu menghilangkan luka tersebut sebelum sel memasuki fase S tanpa adanya DNA yang terluka. Program arrest dan apoptosis ini tergantung pada lingkungan fisiologik ataupun jenis sel. Oleh karena itu kehilangan fungsi gen p53 ini merupakan penyebab munculnya malignansi. Inaktivasi gen p53 ini biasanya terjadi dalam dua tahap yakni inaktivasi pada satu alel oleh mutasi titik atau delesi kecil dan berikutnya adalah kehilangan alel normal oleh delesi segmen kromosom. Inaktivasi alel pertama dapat terjadi pada sel somatik maupun sel germ. Gen ini juga disebut guardian of the cell [29].Beberapa jenis virus terlibat dalam proses perubahan fungsi p53 dengan mengkode onkoprotein yang berikatan dengan protein ini. Sel yang tidak memiliki p53 menunjukkan ketidak stabilan genom dan memperbesar karsinogenesis [30] [28]. Gen penekan tumor p53 adalah protein yang mempunyai berat molekul 53 kilodalton (kD) dan pertama kali ditemukan pada 1979 [31]. Gen p53 yang merupakan faktor transkripsi tersebut berada pada kromosom manusia 17p13.1, terdiri dari 393 asam amino, 11 exon, dan mempunyai panjang 20 kilobasa. Representasi skematik p53 selengkapnya diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Penelitian lain membuktikan bahwa pemberian p53 ke dalam sel kanker atau cell line yang telah kehilangan fungsi gen p53 endogen akan memperkecil tumorigenesis, sebaliknya mutan p53 memperbesar proses pembentukan tumor [32] [33] [34]. Protein p53 dalam bentuk aktif atau stabil mengkode pengaktif transkripsi yang targetnya dapat meliputi gen-gen yang mengatur kestabilan genomik, respon selular pada luka DNA dan progresi siklus sel. Contoh gen-gen tersebut adalah WAF1, GADD45 dan MDM2. Disamping stabilisasi, aktivitas trans-aktivasi p53 juga diatur oleh fosforilasi residu amino-ujung [35].Untuk menjalankan fungsinya, p53 mengikat DNA dalam bentuk yang spesifik sehingga memungkinkan p53 mengaktifkan transkripsi gen sasaran. Bagian tengah protein tersebut (residu asam amino 102-292) adalah deret spesifik daerah DNA-binding, dimana mutasi p53 spontan berada pada daerah ini dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi interaksi p53 dengan DNA. Residu asam amino yang paling banyak mengalami mutasi berada pada atau dekat antarmuka (interface) DNA-protein [36].Produk gen MDM2 berikatan dengan p53 dan berlawanan dengan fungsi transaktivasi p53. Amplifikasi gen MDM2 terjadi pada beberapa jenis kanker seperti payudara dan leukemia limfoblastik. Diyakini fungsi normal MDM2 adalah membatasi lamanya arrest yang diinduksi oleh p53 [37].Beberapa mekanisme inaktivasi fungsi gen p53 dalam kanker manusia dirangkum dalam Tabel 2.2. Dari Gambar 2.1 terlihat daerah fungsional meliputi daerah transaktivasi (kotak warna emas), daerah ikat DNA dengan deret yang spesifik (asam amino 100-293), deret lokalisasi inti (asam amino 316-325, warna hijau tua), dan daerah oligomerisasi (asam amino 319-360, warna hijau muda). Terdapat juga tujuh mutasi hotspot (asam amino 130-142, 151-164, 171-181, 193-200, 213- 233, 234 258 dan 270-286, warna biru tua) dan daerah evolutionarily conserved. Garis vertikal menunjukkan nomor kodon tempat terjadinya mutasi mis-sense. Sebagian besar mutasi terjadi pada daerah tengah yang bersifat hidrofobik yang diperlukan untuk pengikatan DNA. Mutasi nonsense (nonsense, frameshift, splicing dan silent) tersebar di seluruh daerah protein ini, sedangkan delesi dan insersi lebih banyak terjadi pada daerah ujung N dan C. Irisan pie sebelah kiri menunjukkan spektrum mutasi pada kodon 157 dan 249 yang disebabkan oleh asupan AFB1 (aflatoksin B1), sedangkan sebelah kanan adalah seluruh mutasi p53 pada kanker hati [37].

Gambar 2.1 Representasi skematik molekul p53. Protein p53 manusia terdiri dari daerah-daerah fungsional, evolutionarily conserved dan mutasi hotspot [25]Gen p53 adalah gen penekan tumor pertama yang diidentifikasi dalam sel kanker. Pada awalnya diyakini sebagai suatu onkogen (pemercepat siklus sel) tetapi bukti-bukti genetik yang ditemukan sesudahnya menunjukkan bahwa gen ini termasuk gen penekan tumor. Jejaring kerja p53 secara normal berada dalam keadaan off atau tidak aktif. Keadaan ini akan menjadi on (aktif) jika sel mengalami stress atau terluka. Di samping itu protein p53 tidak berfungsi dengan baik dalam berbagai macam tumor manusia dimana sekitar separo-nya diakibatkan langsung oleh mutasi. Sebagian gen yang lain menjadi tidak aktif secara tidak langsung melalui pengikatan pada protein virus atau sebagai akibat perubahan gen yang produknya berinteraksi dengan p53 atau penerjemahan informasi yang menuju ke atau berasal dari p53 [37].Tabel 2.2 Beberapa mekanisme inaktivasi fungsi gen p53 dalam kanker manusia [25]Mekanisme inaktivasi P53Jenis tumorEfek inaktivasi

Mutasi perubahan asam amino pada DNA binding domainUsus, payudara, paru, kandung kencing, otak, pankreas, lambung, kerongkongan, dllMenghalangi p53 dari binding padaderet DNA spesifik dan mengaktif-kan gen didekatnya

Delesi carboxy-terminal domainTumor yang jarang pada berbagai bagian tubuhMenghalangi pembentukan tetramer p53

Penggandaan gen MDM2 dalam genomeSarkoma, otakEkstra MDM2 mensti-mulasi degradasip53

Infeksi virusLeher rahim, hati, limpomaProduk onkogen virus bergabung dan menon aktifkan p53 dalam sel, pada beberapa kasus memicu degradasi p53

Delesi gen p14ARFPayudara, otak, paru, dllKegagalan menghambat MDM2 dan menahan degradasi p53 tetap terkendali.

Mis-lokasi p53 pada sitoplasma, diluar intiPayudara, neurobalstomaKegagalan fungsi p53 (p53 berfungsi hanya dalam inti)

2.6 Sel MCF-7Sel MCF-7 adalah sel yang umum digunakan untuk menguji efek kanker payudara secara in vitro karena bentuknya terbaik dari semua jenis sel kanker payudara manusia. Sel MCF-7 merupakan sel yang menyerupai sel epitel yang tumbuh secara monolayer dan diambil dari tempat efusi pleural metastasis kanker payudara pada penderita kanker payudara. Biakan sel MCF- 7 memiliki beberapa karakteristik pada epitel mamari yang berbeda termasuk dalam kemampuannya untuk memproduksi estradiol via reseptor sitoplasma dan kesanggupannya untuk membentuk dome. Dalam pertumbuhannya, sel ini akan membentuk kultur selapis pada labu kultur dan ditumbuhkan dalam medium DMEM [38].Sel MCF-7 merupakan salah satu model sel kanker payudara yang banyak digunakan dalam penelitian. Sel ini pertama kali diisolasi pada tahun 1970, diperoleh dari jaringan epitel payudara dengan titik metastasis pleural effusion breast adenocarcinoma seorang wanita Kaukasian berumur 69 tahun bergolongan darah O dengan RH positif. Akronim dari MCF-7 yaitu Michigan Cancer Foundation-7 [38].

Gambar 2.2 Sel MCF-7 perbesaran 10x [38].Karakteristik sel ini antara lain resisten terhadap agen kemoterapi, mengekspresikan reseptor estrogen (ER+), ekspresi berlebih Bcl-2, dan tidak mengekspresikan caspase-3. Sel MCF-7 merupakan cell line adherent, yang akan tumbuh melekat. Sel ini dapat ditumbuhkan pada media mengandung RPMI (Roswell Park Memorial Institute Medium) atau DMEM (Dulbeccos Modified Eagle Medium), FBS (Fetal Bovine Serum), dan antibiotik antimikotik [38].2.7 Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)2.7.1 Taksonomi SambilotoTaksonomi sambiloto (Andrographis paniculata Nees) adalah sebagai berikut [39] :Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSub Divisi: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeOrdo: SolanaceaeFamili: AcanthaceaeGenus: AndrographisSpecies: Andrographis paniculata Nees

Gambar 2.3 Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

2.7.2 Kandungan KimiaKandungan kimia dalam tumbuhan Andrographis paniculata Nees berupa andrografid, andrografolid, neo-andrografid, panikulin, asam kersik, damar dan mineral berupa kalium, kalsium dan natrium [40]. Kandungan aktif andrografid dan andrografolid mempunyai rasa yang sangat pahit. Zat aktif ini dapat di ekstrak dari daun kira-kira 2,5-4,6 % dari bobot kering [40]. Andrografolid sebagian besar terikat pada protein plasma dan sebagian masuk ke dalam sel. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu paruh berkisar antara 6,6-10 jam [41].Seluruh bagian tanaman mengandung andrografolida, 2-cis-6-trans farnesol, 14-deoksiandrografolida, 11,12-didehidro-14-deoksiandrografolida, neoandrografolida, 2-trans-6-trans farnesol, deoksiandrografolida-19 -D-glukosida, 14-deoksi-11- dehidroandografolida, 14-deoksi-11-oksoandrografolida, 5-hidroksi- 7,8,2,3-tetra-metoksiflavon, panikulida-A, panikulida-B, panikulida- C. Daun mengandung andrografolida, asam kafeat, asam klorogenat, dehidroandrografolida, deoksiandrografolida, deoksiandrografolida-19- -D-glukopiranosida, 14-deoksi-11,12- didehidroandrografolida, 3,5- dekafeoil-d-asam kuinat, neoandrografolida, ninandrografolida, panikulida A, B, C [42] [43].Andrographis paniculata mengandung diterpene, laktone, dan flavanoid. Flavanoid terutama ditemukan diakar tanaman, tetapi juga ditemukan pada bagian daun. Bagian batang dan daun mengandung alkana, ketone dan aldehid. Meskipun di awal diduga bahwa senyawa yang menimbulkan rasa pahit adalah senyawa lakton andrographolide, lebih lanjut diketahui bahwa daun sambiloto mengandung dua senyawa yang menimbulkan rasa pahit yakni andrographolide dan senyawa yang disebut dengan kalmeghin. Empat senyawa lakton yang ditemukan dalam daun sambiloto yaitu Deoxyandrographolida, Andrographolide, neoandrographolide, 14-deoxy-11, 12-didehydroandrographolide [44].

2.7.3 Pemanfaatan SambilotoSecara tradisional sambiloto (Andrographis paniculata Nees) telah banyak digunakan sebagai obat termasuk untuk infeksi HIV dan antikanker. Beberapa penelitian eksperimental laboratorium membuktikan bahwa pemberian ekstrak Andrographis paniculata mempunyai efek antihistaminergik [45], penghambat tukak lambung karena indometasin [38]. Sebagai imunostimulator ekstrak Andrographis paniculata dapat menstimuli produksi antibodi spesifik terhadap sel darah domba dan meningkatkan reaksi alergi tipe lambat. Andrographis paniculata juga meningkatkan kemampuan migrasi makrofag dan kemampuan fagositosis terhadap E.coli. Aktifitas proliferasi limfosit yang diisolasi dari limpa juga mengalami peningkatan [46].Sebagai antikanker ekstrak methanol/methylene chloride dari Andrographis paniculata dapat memicu proses apoptosis melalui jalur interleukin-converting enzyme (ICE-1) dan mereduksi aktifitas tyrosine kinase dengan memanfaatkan zat aktifnya yaitu andrografolid. Namun belum ada laporan tentang penggunaan ekstrak air dari Andrographis paniculata dalam memicu proses apoptosis [46].

2.8 AndrographolideAndrographolide merupakan senyawa yang masuk dalam grup trihidroksilakton memiliki rumus molekul C20H30O5. Struktur molekul andrographolide disajikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Struktur molekul andrographolide [47]Andrographolide, komponen utama daun sambiloto dapat dengan mudah larut dalam methanol, ethanol, pyridine, asam asetat, dan aceton, tetapi sedikit larut dalam ether dan air. Sifat fisika dari andrographolide adalah sebagai berikut: titik leleh 228230C, spektrum ultraviolet dalam etanol maskimal 223 nm [47]. Senyawa identitas dari ekstrak sambiloto adalah andrografolid. Kadar air tidak lebih dari 10%, Tidak lebih dari 1,0%, Abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,1%. Kadar andrografolid tidak kurang dari 15,0% [48].Di dalam daun, kadar senyawa andrographolide sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya [49]. Ada juga yang mengatakan biasanya sambiloto distandarisasi dengan kandungan andrographolide sebesar 4-6%. Senyawa kimia lain yang sudah diisolasi dari daun yang juga pahit yaitu diterpenoid viz. deoxyandro-grapholide-19-D-glucoside, dan neo-andrographolide [50].