BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIeprints.mercubuana-yogya.ac.id/3622/3/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIeprints.mercubuana-yogya.ac.id/3622/3/BAB...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Sebagai tinjauan pustaka berikut beberapa referensi penelitian yang sudah di
lakukan oleh para peneliti yang dapat di digunakan sebagai acuan dan
pengetahuan.
Penelitian dengan judul ”Analisis Perbandingan Sistem Manajemen
Bandwidth Berbasis Class Based Queue dan Hierarchical Token Bucket pada
jaringan komputer” untuk mengeimplementasikan manajemen bandwidth Class
Based Queue dan Hierarchical Token Bucket pada jenis trafik yang berbeda
seperti VoIP dan FTP. Parameter Quality of Service(QoS) yang dihitung meliputi
delay, jitter dan throughput. Dari hasil pengujian, metode Hiearchical Token
Bucket lebih tepat diterapkan pada trafik VoIP dan juga FTP, (Wisesa, Suharsono,
& Yahya, 2017).
Penelitian dengan judul ”Analisis Perbandingan bandwith manajemen
antara Hierarchical Token Bucket dan Per Connection Queue untuk Implementasi
Pada Video Streaming Dengan Parameter Bandwith dan Quality of Service“
terdapat 2 teknik manajemen bandwidth yaitu Hierarchical Token Bucket dan Per
Connection Queue yang akan dibandingkan karena memiliki kelebihan dalam
alokasi bandwidth untuk mengimplementasikan pada video streaming yang
mempunyai sifat bandwidth dependent, bagaimana hasil perbandingan yang akan
diperoleh dari kedua teknik bandwidth tersebut untuk mendapatkan hasil
perbandingan yang tepat dan akurat dalam pemilihan teknik bandwidth antara
Hierarchical Token Bucket dan Per Connection Queueing untuk penerapan pada
video streaming. Dengan parameter bandwidth dan QoS. Kedua teknik tersebut
dibandingkan karena keduanya merupakan bagian dari mekanisme shaper
(digunakan untuk mengontrol kecepatan aliran data dan juga sebagai scheduling
job), dilakukan peminjaman bandwidth antar kelas pada teknik Hirerchical Token
Bucket, namun pada teknik Per Connection Queue pembagian bandwidth dibagi
5
berdasarkan jumlah user yang berada pada jaringan. Teknik Per Connection
Queue memiliki delay lebih rendah dan nilai Throughput yang lebih besar, dari
pada Hierarchical Token Bucket, sehingga Per Connection Queue lebih baik
digunakan pada pengguna video streaming, (Arianto, 2012).
Penelitian dengan judul ”Perbandingan Manajemen Bandwidth
menggunakan metode FIFO (First-In First-out) dan PCQ (Per Conecction Queue)
pada Router Mikrotik” Manajemen bandwidth selain untuk memaksimalkan
bandwidth yang ada juga bertujuan untuk mengatasi masalah congestion.
Congestion adalah kondisi dimana data yang akan dikirim lebih besar dari
kapasitas link (media) jaringan yang tersedia. Congestion ini umum terjadi jika
bandwidth yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengalirkan paket-paket yang
dibutuhkan oleh user. Pengujian kinerja jaringan bisa menjadi solusi untuk
mengetahui kinerja jaringan. Pengujian dilakukan dengan analisa parameter
Quality Of Service (QoS) diantaranya delay, packet loss, jitter dan throughput.
Pengujian tersebut dilakukan dalam dua metode yang berbeda, yaitu FIFO (First-
in First-out) dan PCQ (Per Connection Queue). Metode yang digunakan adalah
studi literatur, perancangan jaringan, dan implementasi pengujian jaringan. Hasil
pengujian kinerja jaringan dengan metode FIFO pada jam sepi diperoleh hasil
dengan indeks 3.5 dan pada jam padat diperoleh hasil dengan indeks 3. Dengan
Metode PCQ pada jam sepi diperoleh hasil dengan indeks 3.25 dan pada jam
padat diperoleh hasil dengan indeks 3.5. Secara keseluruhan jaringan dengan
kedua metode tersebut mampu bekerja dengan baik, namum setiap metode
mempunyai kinerja yang berbeda pada setiap kondisinya, (Febrianti, Raharjo, &
Sholeh, 2017).
Penelitian dengan judul ”Analisis Management Bandwidth dengan metode
Per Connection Queue dan Hieararchical Token Bucket dengan Menggunakan
Router Mikrotik” Penelitian ini menghasilkan suatu perbandingan antara metode
antrian per connection Queue (PCQ) dan Hieararchical Token Bucket (HTB)
menggunakan router mikrotik yang mengambil studi kasus di Last Man GameNet
ini telah dilakukan pengujian untuk mengetahui metode mana yang paling
maksimal maka akan diterapkan di Last Man GameNet untuk memaksimalkan
6
performansi jaringan dan pembagian bandwidth di tempat tersebut dari hasil
penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa Hierarchical Token Bucket lebih baik
dari pada Per Connection Queue, (Wilmadi, 2013).
Penelitian dengan judul “Penerapan Quality Of Service (QOS) Pada ISP
Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket” Penggunaan bandwidth
disebuah jaringan seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal. Sering juga
ditemukan pengguna yang tidak diketahui karena tidak adanya sistem yang
mengatur itu sehingga membuat sembarang orang dapat masuk dan menggunakan
bandwidth pada suatu tempat dengan seenaknya dan merugikan pihak tertentu.
Quality of Service (QoS) bukan membatasi tetapi lebih kepada manjaga kualitas
bandwidth, tanpa adanya Quality Of Service dalam sebuah jaringan internet
mengakibatkan ketidaksinambungan bandwidth yang diterima Client. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, setiap paket memperoleh bandwidth
minimal pada CIR (Committed Information Rates) dan lebih dari CIR tetapi tidak
melebihi MIR (Maximum Information Rates), selama traffic pada parrentnya tidak
penuh, serta pemerataan bandwidth sesuai prioritasnya saat kondisi traffic seluruh
paket penuh. Hierarchical Token Bucket (HTB) mampu memaksimalkan
bandwidth yang tidak terpakai, sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih
meningkat. (Al-Ayubi, 2017).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah dua atau lebih komputer yang saling terhubung,
bisa berbagi file, (data, Software) dan Peralatan (modem, Scanner, CDROM, dll)
jaringan pada beberapa lokasi (email, link video conferences). (Retna & Muarifah,
2007). Manfaat dari penggunaan jaringan komputer adalah :
a. Sharing reources
Bertujungan agar seluruh program atau peralatan lainnya dapat dimanfaatkan
oleh orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi
maupun pengaruh dari pemakai.
7
b. Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna baik
untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang
penting lainnya.
c. Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat,
karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja,
melainkan dapat didistribusikan ketempat lainnya. Oleh karena itu, maka
dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk
memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.
d. Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dana menghemat
biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu
membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah saja.
Karena printer itu dapat digunakan secara bersama-sama. Jaringan komputer
juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya,
misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus, maka
pemakai cukup memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer
pusat.
e. Keamanan data sistem
Jaringan komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data karena
pemberian dan peraturan hak akses kepada setiap pengguna, serta teknik
perlindungan terhadap harddisk sehingga data mendapatkan perlindungan
yang efektif.
f. Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama-sama, akan mendapatkan
hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi
yang diakses selalu terbaru, karena setiap perubahan yang terjadi dapat
langsung diketahui oleh setiap pemakai.
8
2.2.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer
Jenis jaringan komputer terbagi dua yaitu berdasarkan transmisi data dan
berdasarkan jangkauan jaringan.
1.Berdasarkan Transmisi Data
Berdasarkan tipe transmisinya, jaringan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
(Tanenbaum, 2011) :
a) Broadcast
b) Point to point
Pada broadcast network, komunikasi data terjadi dalam sebuah saluran
komunikasi, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer
akan di sebarluaskan ke komputer lain yang ada dalam jaringan tersebut. Paket
data ini akan di proses oleh komputer tujuan dan oleh komputer yang bukan
tujuan makan paket data tersebut akan dibuang. Sedangkan point to point network,
komunikasi datanya terjadi melalui koneksi antar komputer, jadi sebuah paket
data untuk mencapai tujuannya itu harus melewati beberapa komputer. Pemilihan
rute yang baik akan mempengaruhi bagus atau tidaknya koneksi data dalam tipe
jaringan tersebut.
2. Berdasarkan Jangkaun Jaringan
a) LAN (Local Area Network)
Gambar 2.1 Local Area Network
9
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi didalam
sebuah gedung atau kampus yang berukuruan sampai beberapa kilometer. LAN
seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan
workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai
bersama sumber daya (resource) misalnya printer dan saling bertukar informasi.
b) MAN (Metropolitan Area Network)
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN
yang berukuran besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan
LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan
atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta)
atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan
dengan jaringan televisi kabel.
c) WAN (WIDE Area Network)
Gambar 2.3 Wide Area Network
10
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis
yang luas, seringakali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari
kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program
(applikasi) pemakai.
3. Berdasarkan Fungsi Jaringan
a) Jaringan Client-Server
Jaringan yang terdiri dari client, yaitu mikrokomputer yang meminta data dan
server, yaitu komputer yang menyuplai data.
Kelebihan jaringan client-server yaitu:
1. Terpusat, maksudnya sumber daya dan keamanan dikontrol melalui server.
2. Teknologi baru dapat mudah terintegrasi kedalam sistem.
3. Keseluruhan komponen dapat bekerja sama.
4. Dengan server yang baik, efisiensi pemakaian sumber daya akan jauh lebih
baik pula.
Kekurangan jaringan client-server yaitu:
1. Dibutuhkan biaya yang lebih mahal untuk dedicated server.
2. Ketergantungan client terdapat server sangat tinggi.
3. Diperlukan software tertentu.
b) Peer to peer
Pada jaringan ini, semua mikrokomputer dalam sebuah jaringan
berkomunikasi secara langsung satu sama lain tanpa harus bersandar pada server.
Komputer bisa berbagi file dan peripheral dengan seluruh komputer lainnya pada
jaringan, jika semua komputer tersebut diberi hak akses.
Kelebihan jaringan peer to peer yaitu :
1. Tidak terlalu mahal.
2. Masing-masing komputer tidak tergantung pada server tertentu.
3. Tidak memerlukan software sistem operasi tambahan.
Kekurangan jaringan peer to peer yaitu :
1. Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan applikasi.
2. Tidak aman karena jaringan ini tidak memfasilitasi kebutuhan kemanan.
11
2.2.3 Topologi Jaringan
Model atau topologi jaringan adalah bentuk dari jaringan yang dapat
dibentuk, dimana bentuk topologi berpengaruh terhadap pemilihan jenis kabel
(media transmisi) yang digunakan, (Athailah, 2013).
a) Topologi Bus
Model BUS, dimana komputer dan server dihubungkan pada sebuah kabel saja
secara berderet. Ujung-ujung kabel data diberi komponen elektronik yang disebut
terminator, yaitu semacam resistor terbungkus logam dengan nilai tahanan
sebesar 50 ohm.
Gambar 2. 4 Topologi BUS
Kelebihan Topologi bus adalah bila satu node rusak tidak akan
mengganggu node yang lainnya karena tiap-tiap node tidak berhubungan langsung
tetapi lewat bus. Sedangkan kekurangan topologi bus yaitu bila bus rusak, semua
node tidak berfungsi dan kontrol manajemen lebih sulit karena disentralisasi.
12
b) Topologi Star
Dalam model ini dipergunakan alat tambahan yang disebut hub sebagai
penghubungnya. Hub memiliki lubang konektor sejumlah tertentu, ada yang
memiliki 8 buah lubang koneksi (disebut port), 12 port atau 16 port dan 24 port.
Kabel data dari masing-masing komputer atau server dihubungkan pada alat ini.
Gambar 2.5 Topologi Star
Kelebihan topologi star adalah dengan kontrol manajemen lebih mudah
karena terpusat (sentralisai), Sedangkan untuk kekurangannya topologi star ketika
central node rusak, maka semua node tidak dapat berfungsi.
c) Topologi Ring
Dalam hubungan komputer model ini, kabel penghubung antar komputer
dibuat seperti lingkaran (ring). Komputer yang dihubungkan secara berderet pada
sebuah kabel data kemudian ujung satu dan ujung satunya lagi dari kabel tersebut
dihubungkan.
13
Gambar 2. 6 Topologi Ring
Kelebihan topologi ring adalah bila satu node rusak tidak akan mengganggu
node yang lainnya karena setiap node tidak berhubungan langsung tetapi lewat
bus, sedangkan kekurangannya bila link rusak, semua node tidak dapat berfungsi
dan manajemen komputer lebih sulit karena disentralisasi.
d) Topologi Mesh
Topologi ini merupakan rangkaian jaringan yang saling terhubung secara
mutlak dimana setiap perangkat komputer terhubung secara langsung ke setiap
titik perangkat lainnya. Setiap titik komputer akan mempunyai titik yang siap
untuk berkomunikasi secara langsung dengan titik perangkat komputer lain yang
menjadi tujuannya.
Gambar 2.7 Topologi Mesh
14
Kelebihan topologi Mesh :
1. Dinamis dalam memperbaiki setiap kerusakan titik jaringan.
2. Data langsung dikirim ke tujuan tanpa melalui komputer lain.
3. Proses pengiriman data lebih cepat.
Kekuranga topologi Mesh :
1. Biaya pemasangan sangat besar.
2. Data memerlukan banyak kabel.
3. Proses instalasi sulit dan rumit.
e) Topologi Tree
Topologi tree adalah kombinasi karakteristik antara topologi star dan topologi
bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam
satu topologi bus sebagai jalur tulang punggung atau backbone. Komputer-
komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain dihubungkan sebagai jalur
tulang punggung. Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan
bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral
dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada
lokasi yang lebih rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi.
Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.
Gambar 2.8 Topologi Tree
15
Kelebihan topologi tree :
1. Deteksi kesalahan mudah dilakukan.
2. Perubahan bentuk suatu kelompok mudah dilakukan dan tidak mengganggu
jaringan.
3. Mudah melakukan kontrol.
Kekuranga topologi tree :
1. Pada area yang luas sulit untuk melakukan perawatan jaringan.
2. Topologi ini adalah variasi dari topologi BUS maka jika kabel backbone
(kabel utama penyedia arus data rusak maka seluru jaringan akan down).
2.2.4 Mikrotik
Mikrotik merupakan sistem operasi jaringan yang banyak digunakan oleh
Internet Service Provider (ISP) untuk keperluan firewall atau mikrotik
menjadikan router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur
dan tools, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. Mikrotik OS merupakan
OS berbasis Linux yang diperuntukkan sebagai network router, didesain untuk
memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya biasa dilakukan
melalui Windows Application (Winbox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada
standard komputer PC. PC yang akan dijadikan router mikrotik tidak memerlukan
resource yang tinggi untuk penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway.
Gambar 2.9 Mikrotik (Mikrotik.com)
16
Sejarah mikrotik pada awalnya dimulai data dua orang ahli jaringan, yaitu
John Trully dan Arnis Riekstins berhasil membuat routing ke jaringan yang lebih
luas, sehingga hal ini menjadi visi mikrotik sampai saat ini, yaitu “Routing the
World”.
John Trully berkebangsaan Amerika, tetapi berimigrasi ke Latvia, sebuah
negara yang menjadi tetangga Rusia. Bersama dengan Arnis Riekstins asli Latvia,
mereka bekerja sama untuk membuat sebuah perangkat yang benar-benar dapat
diandalkan untuk pekerjaan routing jaringan.
Dimulai dengan membuat mikrotik yang berbasiskan kernel linux,
dibangun sebuah ISP berkecepatan 2Mbps dan bernaman Aeronet, di Maldova,
sebuah Negara tetangga Latvia. Baru setelah itu melayani 5 pelanggan pertamanya
di Latvia.
Dari sinilah system operasi mikrotik dikembangkan, dimana pada awal
visi adalah ingin membuat sebuat router yang handal, dan dapat diinstal dengan
mudah pada komputer biasa dan memiliki fitur serta fasilitas yang cukup lengkap.
Fitur-fitur yang tersedia pada mikrotik diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Firewall dan NAT
b) Routing –Static Routing
c) Hotspot
d) Point-to-Point tunneling protocols
e) Simple tunnels
f) IPSec
g) Web Proxy
h) Chaching DNS client
i) DHCP
j) VRRP
k) Monitoring/Accounting dan Tools jaringan lainnya
17
2.2.5 QoS (Quality Of Service)
QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang
baik dengan menyediakan layanan bandwidth, mengatasi jitter dan delay.
Parameter QoS adalah latency, jitter, packet loss, throughput, MOS, echo
cancellation dan PDD. QoS sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang
digunakan. Terdapat beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai QoS, seperti
redaman, distorsi, dan noise (Fathoni, 2011).
Quality of Service merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik
jaringan dan merupakan usaha untuk mendefenisikan karakteristik dan sifat suatu
layanan. Quality of Service digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja
yang telah dispesifikasikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu layanan.
Quality of Service didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih
praktis dengan memastikan bahwa user mendapatkan performasi yang handal dari
applikasi-aplikasi berbasis jaringan. (Septiawan, 2013)
Tabel 2.1 Indeks Parameter QOS
Nilai Persentase(%) Indeks
3,8 – 4 95-100 Sangat Memuaskan
3 – 3,79 75-95,75 Memuaskan
2 – 2,99 50 – 74,75 Kurang Memuaskan
1 – 1,99 25 – 49,75 Buruk
Parameter QoS adalah :
1. Packet loss
Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan
congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua applikasi karena
retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun
jumlah bandwidth cukup terjadi untuk applikasi tersebut.
18
Tabel 2.2 Kategori Packet Loss
Kategori
Degradasi
Packet Loss Indeks
Sangat Bagus 0% 4
Bagus 3% 3
Sedang 15% 2
Jelek 25% 1
(sumber: TIPHON)
.
Keterangan:
y=paket data dikirim-paket data diterima
A=paket data dikirim
2. Delay
Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu
proses yang lama.
Tabel 2.3 Kategori Delay
Kategori Latensi Besar Delay Indeks
Sangat Bagus <150 ms 4
Bagus 150 sd 300 ms 3
Sedang 300 sd 450 2
Jelek >450 ms 1
(Sumber : TIPHON)
Untuk persamaanya adalah sebagai berikut:
19
3. Jitter
Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang
menunjukan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Delay
antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.
Tabel 2.4 Kategori Jitter
Kategori Degradasi Peak Jitter Indeks
Sangat Bagus 0 ms 4
Bagus 0 s/d 75 ms 3
Sedang 75 s/d 125 ms 2
Jelek 125 s/d 225 1
(Sumber:TIPHON)
Adapun persamaan yang digunakan adalah:
Dan total variasi delay = delay – (rata-rata delay)
4. Throughput
Yaitu kecepatan rate transfer data efektif, yang diukur dalam bps, Throughput
merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang di amati pada tujuan
selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi waktu tersebut.
Tabel 2.5 Ketegori Throughput
Kategori
Throughput
Throughput Indeks
Sangat Bagus 100% 4
Bagus 75% 3
Sedang 50% 2
Jelek <25% 1
(Sumber: TIPHON)
20
Untuk persamaannya adalah :
2.2.6 Manajemen Bandwidth
Manajemen Bandwidth dapat diartikan sebagai proses mengukur dan
mengendalikan pertukaran informasi dalam jaringan komputer, sehingga dapat
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang berakibat pada network
congestion dan penurunan kemampuan jaringan. Sebuah manajemen bandwidth
yang baik harus dapat membuat dan menjaga aturan tentang ketersediaan
koneksi,(Septiawan, 2013).
Minimal bandwidth diartikan sebagai bandwidth yang ditetapkan untuk
suatu class dalam suatu jaringan. Saat lalu lintas tinggi, class yang diberi dengan
bandwidth minimal ini akan tetap menjaga jatahnya. Maximal bandwidth dapat
diartikan batasan bandwidth yang dapat dipakai oleh suatu class. Saat lalu lintas
cenderung rendah, sebuah class juga dapat diprioritaskan traffic terhadap jaringan
tertentu,(Septiawan, 2013).
Manajemen bandwidth untuk meningkatkan Quality of Service yaitu
besaran yang menunjukan seberapa banyak data yang dilewatkan dalan koneksi
melalui sebuah network. Lebar pita atau kapasitas saluran informasi. Kemampuan
maksimum dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu
detik,(Iqbal, 2013).
2.2.7 Per Connection Queue (PCQ)
Per Connection Queue merupakan penyempurnaan dari metode Stochastic
Fairness Queuing (SFQ). Cara kerja metode ini sama, yaitu berusaha dengan
menyeimbangkan traffic dengan membuat beberapa sub stream (sub queue).
Namun karena merupakan penyempurnaaan dari Stochastic fairness Queuing,
metode Per Connection Queue memiliki beberapa fitur tambahan. Pada Per
Connection Queue, parameter yang dapat dipilih untuk menjadi classifier adalah
src-address, dst-address, srs-port maupun dst-port. Fungsi dari parameter itu
21
adalah sebagai patokan atau standar yang dapat digunakan untuk dijadikan tolak
ukur pengujian metode antrian Per Connection Queue.
Per Connection Queue (PCQ) bekerja dengan membuat sub stream
berdasarkan pcq-classifier yang dapat berupa IP address pengirim (src-address),
IP address tujuan (dst-address), port pengiriman (src-port), maupun port tujuan
(dst-port). PCQ akan membagi rata bandwidth untuk setiap sub-stream, sehingga
teknik ini cocok untuk jaringan yang memiliki jumlah komputer yang banyak
dengan pembatasan bandwidth seragam. PCQ akan membuat sub stream
sebanyak klien yang aktif mengakses internet,(Towidjojo, 2013).
Per Connection Queuing(PCQ)
Gambar 2.10 Ilustrasi PCQ (Mikrotik.co.id)
PCQ dikenal memiliki kemampuan membagi bandwidth dengan merata.
Misalkan bandwidth sebesar 1Mbps, jika ada satu user yang sedang online maka
bandwidth yang ada terpakai seluruhnya untuk satu user. Jika ada dua user,
bandwidth secara merapa akan dibagi untuk dua user. Jika ada tiga user,
bandwidth juga akan dibagi untuk tiga user, begitu seterusnya. Beberapa
parameter yang sering digunakan PCQ adalah sebagai berikut:
22
a. pcq-classifier (dst-address | dst-port | src-address | srsc port; default: “”) :
mengindetifikasi sebuah aliran. Misalkan jika parameter yang digunakan dst-
address maka aliran tersebut dikelompokan sebagai koneksi download,
sebaliknya jika parameter yang digunakan src-address maka aliran
dikelompokan sebagai koneksi upload.
b. pcq-rate (number) : maximal download yang tersedia untuk subaliran.
Misalkan isi dengan 100k maka maximal download yang akan didapat per
IP/client/target akan dibatasi hanya sampai 100k.
c. pcq-limit (number) : banyaknya koneksi untuk setiap subaliran, maksudnya
jumlah koneksi yang diijinkan untuk setiap subaliran (dalam KB). Misal bila
memasukan nilai 50, maka hanya 50 koneksi yang bisa didapat per
IP/client/target.
d. pcq-total-limit (number) : banyaknya koneksi untuk total keseluruhan
subaliran, maksudnya total keseluruhan koneksi yang diijinkan untuk semua
subaliran (dalam KB). Bila memasukan nilai 2000 kemudian dibagi 50 nilai
pcq-limit, maka secara teori akan didapat angka 40 total IP/client/target yang
bisa terkoneksi ke jaringan mikrotik.
e. pcq-burst-rate (number) : maximal upload/download yang dapat dicapai
selama burst sealiran membolehkannya.
f. pcq-burts-threshold (number) : batas pcq-burst-rate, yang digunakan sebagai
indikator boleh tidaknya nilai pcq-burst-rate dijalankan (onloff switch). Jika
rata-rata bandwidth di bawah nilai maka pcq-burst-rate dibolehkan, jika tidak
maka ditolak.
g. pcq-burst-time (time) : periode waktu dalam hitungan detik dimana nilai rata-
rata bandwidth mulai dihitung.
h. pcq-dst-address-mask (number) : lebar jaringan IPv4 yang akan digunakan
sebagai pengenal subaliran dst-address.
i. pcq-src-addres-mask (number) : lebar jaringan IPv4 yang akan digunakan
sebagai pengenal subaliran src-address.
j. pcq-dst-address6-mask (number) : lebar jaringan IPv6 yang digunakan sebagai
pengenal subaliran dst-address.
23
k. pcq-src-address6-mask (number): lebar jaringan IPv6 yang digunakan sebagai
pengenal subaliran src-address.
2.2.8 Hierarchical Token Bucket (HTB)
Hierarchical Token Bucket (HTB) adalah metode manajemen bandwidth
yang digunakan untuk membatasi akses menuju alamat IP tertentu tanpa
mengganggu trafik bandwidth penggunan lain. Hierarchical Token Bucket (HTB)
merupakan teknik penjadwalan paket yang sering digunakan pada router berbasis
Linux. HTB adalah salah satu teknik penjadwalan yang digunakan pada queue
tree. General Scheduler HTB menggunakan mekanisme Deficit Round Robin
(DRR) dan pada blok umpan baliknya Estimator HTB menggunakan Token Bucket
Filter (TBF). HTB memungkinkan membuat queue menjadi lebih terstruktur,
dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat,(Saniya,Yoga dkk,
2013).
Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan teknik penjadwalan paket
yang sering digunakan bagi router berbasis linux, dikembangkan pertama kali
oleh Martin Devera pada akhir 2001 untuk diproyeksikan sebagai pilihan
pengganti mekanisme penjadwalan yang saat ini masih banyak dipakai yaitu CBQ.
HTB diklaim menawarkan kemudahan pemakaian dengan teknik peminjaman dan
implementasi pembagian trafik yang lebih akurat.
Teknik antrian Hierarchical Token Bucket mirip dengan CBQ,
perbedaanya terletak pada jenis pilihan yang disediakan. HTB memiliki lebih
sedikit pilihan saat konfigurasi dan lebih presis. Teknik antrian HTB memberikan
fasilitas pembatasan trafik pada level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak
terpakai bisa digunakan oleh klasfikasi yang lebih rendah (Santoso, 2007). Teknik
antrian HTB cocok diterapkan pada warnet maupun perusahaan dengan banyak
struktur organisasi.
Dengan menggunakan metode HTB, pembagian bandwidth akan terbagi
secara merata dan pembagian bandwidth setiap user bisa diimplementasikan
sampai tingakat bawah (per IP user), berbeda dengan Simple Queue,Queue Tree,
24
dan PCQ yang hanya membuat queue secara global untuk seluruh user bukan per
IP user. Tidak seperti Simple Queue, Queue Tree, dan PCQ, bandwidth
management HTB tidak bisa ditembus oleh download accelerator dan streaming,
sehingga penggunaan bandwidth menjadi merata karena ping latency akan tetap
stabil.
HTB bersifat dinamis, jika terjadi paket yang akan diproses lebih besar
dari rate yang ditentukan, maka kelebihan paket tersebut akan disimpan sementara
waktu di dalam queue, dan akan dikirimkan bila kondisinya sudah
memungkinkan. Paket tersebut hanya akan dijadwalkan (scheduling) kembali
untuk dikirimkan, router akan menahan packet tersebut untuk sementara waktu di
dalam queue.
Dengan menggunakan metode HTB (Hierarchical Token Bucket)
diharapkna setiap user mendapatkan bandwidth sesuai dengan kebutuhan dan
tidak terjadi tarik menarik bandwidth antar user.
Gambar 2.11 Ilustrasi HTB Deficit Round Robin
(sumber : Jurnal Elektronik Ilmu Komputer-Yunus Arifin- Universitas Udayana
Vol 1 No.2 November 2012)
25
Pada HTB terdapat tiga parameter, yaitu:
a. Ceil
Ceil merupakan parameter untuk menentukan peminjaman bandwidth antar
class, peminjaman bandwidth dilakukan oleh class yang lebih rendah ke class
diatasnya. Parameter ini dapat dianggap sebagai ekstmator kedua, sehingga
setiap class dapat meminjam bandwidth selama bandwidth total yang
diperoleh memiliki nilai dibawah nilai ceil.
b. Rate
Parameter rate menentukan bandwidth maksimal yang bisa dipakai oleh setiap
class, jika bandwidth melibihi nilai “rate” maka paket akan dipotong atau
ditinggalkan (drop).
c. Random Early Detection (RED)
RED atau bisa disebut Random Early Drop biasanya dipergunakan untuk
gateway/router backbone dengan tingkat grafik yang sangat tinggi.
Ada tiga tipe kelas dalam HTB, yaitu : root, inner, dan leaf. Root class berada
paling atas, dan semua trafik harus melewati kelas ini. Inner class memiliki parent
class dan child classes. Sedangkan leaf class adalah terminal class yang
mempunyai parent class tetapi tidak mempunayai child class. Pada leaf class,
trafik dari layer yang lebih tinggi disuntikan melalui klasifikasi yang harus
digunakan melalui filter, sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis trafik
dan prioritas. Sehingga, sebelum trafik memasuki leaf class harus diklasifikasikan
melalui filter dengan berbagai rules yang berbeda.
Dalam manajemen bandwidth di hierarchical token bucket terbagi menjadi
dua bagian yaitu :
a. General Scheduler HTB
HTB menggunakan hirarki kelas lengkap dan trafik dipisah-pisah menjadi
beberapa aliran trafik, algoritma untuk penjadwalan paket adalah sebagai berikut:
26
1. Pertama memilih kelas pada cabang terendah leaf class yang link-nya belum
mencapai batas, kemudian mulai mengirimkan paket dari kelas yang memiliki
prioritas tertinggi kemudian berlanjut ke yang rendah.
2. Apabila link semua kelas melampaui batas link maka dilakukan suatu test
melalui suatu putaran lengkap untuk menemukan leaf class yang dapat
meminjam bandwidth dari kelas diatasnya (parent class).
3. Jika tidak ada maka putaran diulangi dengan mencoba meminjam bandwidth
dari kelas diatas parent class (grandfather class).
b. Token Bucket Filter
HTB menggunakan Token Bucket Filter (TBF) sebagai Estimator untuk
menentukan apakah suatu kelas/prioritas berada dalam keadaan underlimit, atlimit
atau overlimit. TBF bekerja dengan dasar algoritma ember token, setiap paket
yang akan dikirim harus memiliki token yang berada dalam ember token, jika
token tidak tersedia di dalam ember maka paket-paket yang dikirimkan harus
menunggu sampai tersedia token yang cukup untuk mengirimkan paket yang
sedang menunggu.
Gambar 2.12 Token Bucket Filter (Csee.umbc, 2014)
Implementasi TBF terdiri dari sebuah buffer (bucket), yang secara konstan
diisi oleh beberapa informasi virtual yang dinamakan token, pada link yang
spesifik (token link). Paremeter paling penting dari bucket adalah ukuranya, yaitu
27
banyaknya token yang dapat disimpan. Setiap token yang masuk mengumpulkan
satu paket yang datang dari antrian data dan kemudian dihapus dari bucket.
Dengan menghubungkan algoritma ini dengan dua aliran-token dan data, akan
didapati tiga buah kemungkinan skenario:
a. Data yang datang pada TBF memiliki link yang sama dengan masuknya token.
Dalam hal ini, setiap paket yang masuk memiliki token nya masing-masing
dan akan melewati antrian tanpa adanya delay.
b. Data yang datang pada TBF memiliki link yang lebih kecil daripada link token.
Hanya sebagai token yang dihapus pada output tiap paket data yang dikirim ke
antrian, dan token akan menumpuk, memenuhi ukuran bucket. Token yang
tidak digunakan kemudian akan dapat digunakan untuk mengirim data pada
kecepatan yang melampaui link token standar, ini terjadi jika ada ledakan data
yang pendek.
c. Data yang datang pada TBF memiliki link yang lebih besar daripada link
token. Hal ini berarti bucket akan segera kosong dari token, yang
menyebabkan TBF akan menutup alirannya untuk sementara. Hal inilah yang
dinamakan situasi overlimit. Jika paket-paket tetap datang, maka paket-paket
akan segera dibuang.