BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB...

29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love Sternberg pada Pasangan Dewasa Awal yang Berpacaran 1. Pengertian Triangular Theory of Love Sternberg Cinta merupakan salah satu tema yang selalu menarik untuk dibicarakan dari dulu hingga saat ini, karena hampir sebagian besar manusia pernah mengalaminya. Maka tidak heran jika dari generasi ke generasi orang mencoba mendefinisikan apa itu cinta yang sesungguhnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta adalah: “1. Suka sekali; sayang benar; 2. kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan); 3. ingin sekali; berharap sekali; rindu; 4. susah hati (khawatir); risau.” (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Dalam Kamus Lengkap Psikologi, love (cinta) adalah: “1. Satu perasaan kuat penuh kasih sayang atau kecintaan terhadap seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen dengan sifat karakteristik dominan ialah satu perasaan kuat penuh kasih- sayang/cinta; ditunjukkan oleh kecintaan seseorang terhadap tanah airnya, 3. (Psikoanalisis) naluri libidinal atau erotis, yang mencari kepuasan atau pemuasan pada satu objek, 4. (Watson) dengan ketakutan dan kemurkaan, salah satu dari ketiga emosi primer atau emosi yang melekat menjadi sifat asli, 5. Dalam penulisan religius, berupa satu kualitas spiritual dan mistik yang mempersatukan individu dengan Tuhan.” (J.P. Chaplin, 2005) Nevid & Rathus (2005) mendefinisikan cinta sebagai sebuah emosi yang kuat dan positif, yang melibatkan perasaan kasih sayang dan keinginan untuk

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Triangular Theory of Love Sternberg pada Pasangan Dewasa Awal

yang Berpacaran

1. Pengertian Triangular Theory of Love Sternberg

Cinta merupakan salah satu tema yang selalu menarik untuk dibicarakan

dari dulu hingga saat ini, karena hampir sebagian besar manusia pernah

mengalaminya. Maka tidak heran jika dari generasi ke generasi orang mencoba

mendefinisikan apa itu cinta yang sesungguhnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta adalah:

“1. Suka sekali; sayang benar; 2. kasih sekali; terpikat (antara laki-laki

dan perempuan); 3. ingin sekali; berharap sekali; rindu; 4. susah hati

(khawatir); risau.”

(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

Dalam Kamus Lengkap Psikologi, love (cinta) adalah:

“1. Satu perasaan kuat penuh kasih sayang atau kecintaan terhadap

seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen

dengan sifat karakteristik dominan ialah satu perasaan kuat penuh kasih-

sayang/cinta; ditunjukkan oleh kecintaan seseorang terhadap tanah

airnya, 3. (Psikoanalisis) naluri libidinal atau erotis, yang mencari

kepuasan atau pemuasan pada satu objek, 4. (Watson) dengan ketakutan

dan kemurkaan, salah satu dari ketiga emosi primer atau emosi yang

melekat menjadi sifat asli, 5. Dalam penulisan religius, berupa satu

kualitas spiritual dan mistik yang mempersatukan individu dengan

Tuhan.”

(J.P. Chaplin, 2005)

Nevid & Rathus (2005) mendefinisikan cinta sebagai sebuah emosi yang

kuat dan positif, yang melibatkan perasaan kasih sayang dan keinginan untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

12

bersama dengan atau menolong orang lain. Dijelaskan lebih lanjut oleh Maslow

(dalam Akrom, 2008), bahwa emosi tersebut menjadi sangat penting bagi

kehidupan manusia. Sesungguhnya, cinta merupakan kebutuhan yang penting bagi

manusia, sehingga jika tidak ada cinta maka perkembangan kemampuan manusia

akan terhambat.

Menurut Dariyo (2003) cinta merupakan sutu perasaan emosi yang bersifat

positif yang memiliki pengaruh positif bagi individu. Ahmadi (2002) mengatakan

bahwa cinta merupakan salah satu bentuk dari ketertarikan dua orang yang

berbeda jenis kelamin antar pribadi antara pria dan wanita. Sedangkan Hazam

(dalam Jamal, 2007) menyatakan bahwa cinta merupakan ungkapan perasaan

jiwa, ekspresi hati dan gejolak naluri yang menggelayuti hati seseorang terhadap

kekasihnya. Cintaterlahir dengan penuh semangat, kasih sayang dan kegembiraan.

Cinta hakiki tidak akan dapat dimengerti kecuali dengan sebuah pengorbanan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cinta

merupakan perwujudan afeksi yang kuat terhadap seseorang sehingga

menimbulkan keinginan untuk bersama dan menyejahterakan.

Untuk memahami cinta secara mendalam, Sternberg(1986) mengajukan

sebuah model yang dinamakan teori segitiga cinta (triangular theory of love).

Teori segitiga cinta adalah teori Sternberg yang menyatakan bahwa cinta memiliki

tiga bentuk utama yaitu keintiman, gairah dan komitmen (Sternberg dalam

Santrock, 2002). Aron & Westbay (dalam Baron & Byrne, 2005) menyatakan,

formulasi ini menunjukkan bahwa masing-masing hubungan cinta terdiri dari tiga

komponen dasar yang hadir pada derajat yang berbeda pada pasangan yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

13

berbeda.Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa triangular

theory of love Sternberg merupakan suatu konsep cinta yang dikemukakan oleh

Sternberg, yang menyatakan bahwa cinta memiliki tiga komponen dasar yaitu

keintiman, gairah dan keputusan/komitmen.

2. Komponen-komponen Segitiga Cinta Sternberg

Sternberg (1986) menyatakan bahwa dalam triangular theory of love, cinta

dapat dipahami seperti sebuah segitiga yang masing-masing sudutnya merupakan

komponen cinta. Ketiga komponen ini adalah keintiman (sudut bagian atas dari

segitiga), gairah (sudut bagian kiri dari segitiga), dan keputusan/komitmen (sudut

bagian kanan dari segitiga). Komponen-komponen segitiga cinta Sternberg dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1

Komponen-komponen Segitiga Cinta Sternberg

a. Keintiman (Intimacy)

Komponen keintiman merupakan kedekatan yang dirasakan oleh dua

orang dan kekuatan dari ikatan yang menahan pasangan bersama (Baron & Byrne,

2005). Keintiman mengandung elemen afeksi yang mendorong individu untuk

Gairah

Keintiman

Komitmen

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

14

selalu memiliki kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan

ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati,

dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang lain yang

tidak dicintai. Hal ini terjadi karena masing-masing individu merasa saling

membutuhkan dan melengkapi satu sama lain, sehingga merasa tidak dapat hidup

sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan disisinya (Dariyo, 2008). Dengan

kata lain, keintiman merupakan perasaan emosional tentang kehangatan,

kedekatan, dan hal berbagi dalam hubungan (Sternberg dalam Santrock, 2002).

Keintiman berasal dari saling keterikatan yang kuat, sering (intens), dan

beragam bentuknya. Dengan demikian maka keintiman pasangan dicirikan dengan

ikatan yang kuat dan intensitas interaksi yang tinggi dalam beragam bentuk.

Selama tahap awal hubungan, keintiman dimulai dengan tingkat yang rendah

namun akan meningkat dengan cepat ketika pasangan saling berkomunikasi dan

terbuka satu sama lain (Sternberg, 2009). Pasangan yang memiliki derajat

keintiman yang tinggi akan mempedulikan kesejahteraan dan kebahagiaan satu

sama lain, saling menghargai, menyukai, bergantung, dan memahami satu sama

lain (Baron & Byrne, 2005). Menurut Sternberg (2009) komponen keintiman tidak

hanya dapat terjadi pada hubungan romantis melainkan dapat terjadi pada

hubungan cinta terhadap anak-anak, atau cinta terhadap sahabat. Komponen

keintiman merupakan fondasi di setiap jenis hubungan cinta (Sears, 2009).

Sternberg & Grajek (Sternberg, 2009) mengidentifikasi sepuluh komponen

keintiman dalam cinta yaitu :

1. Sangat ingin meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

15

Seseorang yang dilanda cinta pasti ingin memerhatikan pasangannya dan

berusaha meningkatkan kesejahteraannya. Seseorang mungkin saja

mengorbankan diri demi meningkatkan kesejahteraan orang lain, tetapi

kadang-kadang ada juga harapan yang muncul bahwa perbuatan itu akan

mendapat balasan.

2. Merasakan kegembiraan dengan orang tercinta

Seseorang yang dilanda cinta pasti ingin menikmati kebersamaan bersama

dengan pasangannya. Saat melakukan banyak hal secara bersama-sama,

pecinta akan menikmatinya dan membentuk kenangan-kenangan yang

mungkin akan diingat pada masa-masa sulit dikemudian hari.

3. Menggenggam orang tercinta penuh rasa hormat

Pecinta sangat memikirkan dan menghargai pasangannya. Walaupun para

pecinta mengenali kekurangan dalam diri pasangannya, namun hal ini

tidak akan mengurangi rasa hormat yang diberikan.

4. Mampu mengandalkan orang yang dicintai saat membutuhkan

Para pecinta menginginkan pasangan ada di sisinya saat dibutuhkan.

Ketika dirinya membutuhkan pasangannya, pecinta dapat menghampiri

pasangannya dan mengharapkan bantuannya.

5. Saling memahami

Pasangan kekasih berharap bisa saling memahami. Pasangan kekasih

mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing dan bagaimana

menanggapi kelebihan dan kekurangan tersebut. Mampu memberikan

empati terhadap kondisi emosi pasangan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

16

6. Membagi diri dan harta miliknya dengan orang tercinta

Seseorang rela memberikan diri dan waktunya, seperti juga barang-barang

miliknya kepada pasangan. Para pecinta juga berbagi harta miliknya saat

dibutuhkan dan yang paling penting pecinta bersedia saling berbagi diri.

7. Menerima dukungan emosional dari kekasih

Pecinta akan merasa didukung dan dikuatkan oleh pasangannya terutama

pada masa-masa sulit.

8. Memberikan dukungan emosional kepada orang yang dicintai

Seseorang akan mendukung pasangannya dengan berempati dan

memberikan dukungan emosional terutama pada saat yang dibutuhkan.

9. Berkomunikasi secara lebih intim dengan orang yang dicintai

Seseorang dapat berkomunikasi secara mendalam dan jujur dengan orang

yang dicintainya, berbagi perasaan-perasaan yang paling mendalam.

10. Menghargai orang yang dicintai

Seseorang merasakan betapa pentingnya keberadaan sang kekasih dalam

kehidupnya.

Kesepuluh hal tersebut merupakan beberapa perasaan yang mungkin

dirasakan seseorang sehubungan dengan keintiman cinta. Namun untuk dapat

merasakan pengalaman keintiman, tidak harus merasakan semua komponen di

atas karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sternbergdan Susan Grajek

dibuktikan bahwa sesorang akan merasakan pengalaman keintiman jika

merasakan sejumlah komponen-komponen di atas dan jumlahnya berbeda pada

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

17

setiap individu. Biasanya pengalaman ini tidak dirasakan secara terpisah, namun

sebagai suatu kesatuan (Sternberg, 2009).

Yudisia (2013) menyatakan bahwa keintiman dapat diwujudkan dengan

mengurangi perilakumementingkan diri sendiri, arogan, dan tidak mau

mendengarkan pasangan. Keintiman dapat diekspresikan dengan cara

mengirimkan pesan singkat bermakna cinta, memberi hadiah kejutan meski kecil

atau murah, makan es krim atau kue berdua, menyiapkan teh atau cokelat hangat

bagi pasangan, mentraktir dengan makanan kesukaan, memberi perhatian

istimewa pada orang tua dan kerabat pasangan, mendengarkan pasangan bercerita

dan berkeluh kesah, mendukung hobi pasangan, memahami jadwal kerja,

memahami posisinya di tempat kerja berikut tanggungjawabnya.

b. Gairah (Passion)

Sternberg (dalam Sears, 2009) menyatakan bahwa komponen gairah berisi

dorongan yang menimbulkan emosi kuat dalam hubungan cinta. Dalam suatu

hubungan dekat, daya tarik fisik dan seksual sangat penting. Akan tetapi mungkin

juga ada motif lain, seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima perhatian,

kebutuhan untuk menjaga harga diri dan untuk mendominasi. Dariyo (2008)

mendefinisikan komponen gairah sebagai elemen fisiologis yang menyebabkan

seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati/merasakan sentuhan fisik,

ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Namun bila

dicermati secara mendalam, gairah juga dapat ditunjukkan dengan sentuhan fisik,

membelai rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium atau

hubungan seksual. Ditambahkan oleh Yudisia (2013), bahwa gairah adalah sisi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

18

cinta yang membutuhkan pembuktian fisik. Gairah dapat dimunculkan dengan

cara menyentuh jari jemari, menatap mata, memberikan aroma wangi,

berpenampilan menarik, memeluk bahu dan pinggang pasangan.

Hatfield & Walster (dalam Sternberg, 1986) menyatakan bahwa gairah

merupakan suatu keadaan yang secara mendalam membuat seseorang selalu ingin

bersama dengan orang yang dicintainya. Menurut Sternberg (2009) gairah

merupakan ekspresi dari keinginan dan kebutuhan seperti harga diri, pengasuhan,

afiliasi, dominasi, kepatuhan, dan kebutuhan seksual. Ekspresi dari berbagai

kebutuhan tersebut berbeda-beda tergantung pada orangnya, situasi dan jenis

hubungan cinta. Kebutuhan-kebutuhan ini termanifestasi dalam gairah fisiologis

dan psikologis, yang sering kali tak dapat dipisahkan satu sama lain. Maka

komponen gairah tampak sangat bergantung pada daya tarik fisik dan psikologis.

Komponen gairah dalam cinta cenderung berinteraksi dan saling

melengkapi dengan komponen keintiman. Bahkan terkadang gairah dapat

dibangkitkan melalui keintiman. Dalam beberapa hubungan yang melibatkan

lawan jenis, komponen gairah akan muncul dengan cepat dan keintiman akan

mengikuti kemudian. Gairah bisa jadi merupakan hal pertama yang menarik

individu ke dalam suatu hubungan, tetapi keintiman akan membantu dalam

memperkuat hubungan tersebut. Dalam hubungan dekat lainnya, gairah akan

muncul belakangan setelah munculnya keintiman. Terkadang gairah dan

keintiman saling berlawanan. Misalnya dalam hubungan prostitusi, seseorang

mungkin mencari pemenuhan kebutuhan gairah sembari meminimalkan

keintiman. Jadi, walaupun interaksi antara keintiman dan gairah bervariasi pada

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

19

setiap orang dan situasi, tetapi interaksi antara kedua komponen tersebut nyaris

ditemui dalam sebuah hubungan erat dengan cara apapun(Sternberg, 2009).

Ketika berbicara tentang gairah sebagian besar orang memandangnya

secara seksual, padahal bukan sekedar itu. Akan tetapi, dalam setiap kebutuhan

psikofisiologis dapat dikatakan sebagai pengalaman gairah. Contohnya, seseorang

dengan kebutuhan kasih sayang yang tinggi mungkin akan mendapatkan

pengalaman gairah pada orang yang memberikan kasih sayang padanya

(Sternberg, 2009).

c. Keputusan/Komitmen (Decision/Commitment)

Komponen komitmen merupakan faktor kognitif dalam model segitiga

cinta Sternberg(Baron & Byrne, 2005). Komponen komitmen terdiri atas dua

aspek yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah

keputusan untuk mencintai orang lain. Sementara aspek jangka panjang adalah

komitmen untuk mempertahankan hubungan cinta tersebut. Kedua aspek ini tidak

harus dialami bersamaan. Keputusan individu untuk mencintai seseorang tidak

berarti bahwa individu akan berkomitmen terhadap rasa cinta tersebut, begitu pula

sebaliknya. Namun demikian, keputusan untuk mencintai (jangka pendek)

hendaknya mendahului komitmen (jangka panjang) terhadap suatu hubungan

(Sternberg, 2009). Contoh komponen komitmen adalah adanya keinginan serta

kesungguhan untuk memelihara hubungan meskipun penuh kesulitan dan

pengorbanan (Yudisia, 2013).

Komponen komitmen merupakan komponen cinta yang dapat

mempertahankan suatu hubungan ketika hubungan tersebut mengalami pasang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

20

surut. Komponen ini sangat penting untuk melalui saat-saat sulit dan untuk

kembali mencapai masa yang lebih baik (Akrom, 2008). Tidak seperti keintiman

dan gairah, komitmen meningkat dengan lambat pada awal hubungan. Seiring

berjalannya waktu, ketika pasangan memiliki tujuan jangka panjang maka

komitmen akan terus bertambah (Sternberg, 2009).

Dijelaskan lebih lanjut oleh Dariyo (2008), bahwa komitmen yang sejati

ialah komitmen yang berasal dari dalam diri yang tidak akan pernah pudar/luntur

walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan atau ujian berat dalam

kehidupan perjalanan cintanya. Adanya rintangan, godaan atau hambatan justru

menjadi pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cinta

terhadap pasangannya. Komitmen akan terlihat dengan adanya upaya-upaya

tindakan cinta (love behavior) yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa

diterima, merasa berharga, dan merasa dicintai oleh pasangannya. Dengan

demikian, komitmen akan mempererat dan melanggengkan kehidupan cinta.

Komponen komitmen berhubungan dengan komponen keintiman dan

gairah. Bagi sebagian besar orang, komponen komitmen berasal dari kombinasi

antara keintiman dan gairah penuh hasrat. Akan tetapi, keterlibatan yang intim dan

gairah penuh hasrat juga dapat diakibatkan oleh komitmen, misalnya pada

pasangan yang dijodohkan. Dalam hubungan seperti ini, individu akan

menemukan bahwa keintiman dan gairah yang dirasakan timbul akibat komitmen

kognitif terhadap hubungan yang sedang dijalani. Oleh karena itu, rasa cinta dapat

berawal dari komponen komitmen (Sternberg, 2009).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

21

Ketiga komponen dalam cinta tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda.

Perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Sifat-Sifat Komponen Cinta

Sifat Keintiman Gairah Komitmen

Stabilitas Cukup Tinggi Rendah Cukup Tinggi

Daya Kontrol Kesadaran Cukup Rendah Tinggi

Kepentingan Berdasarkan

Pengalaman

Variatif Tinggi Variatif

Tingkat Kepentingan Dalam

Hubungan Jangka Pendek

Cukup Tinggi Rendah

Tingkat Kepentingan Dalam

Hubungan Jangka Panjang

Tinggi Cukup Tinggi

Kesamaan Dalam Hubungan

Percintaan

Tinggi Rendah Cukup

Kehadiran Psikofisiologis Cukup Tinggi Rendah

Kerentanan Terhadap

Kesadaran

Cukup Tinggi Tinggi Cukup Tinggi

Penjelasan pada Tabel 1 dapat diilustrasikan sebagai berikut, contohnya

dalam hubungan percintaan komponen keintiman dan komitmen merupakan

komponen yang cenderung stabil, sementara komponen gairah dinilai sebagai

komponen yang cenderung rendah sehingga kurang stabil dan naik turunnya tidak

dapat diprediksi. Setiap orang memiliki kontrol kesadaran yang cukup terhadap

keintiman, tingkat kesadaran yang tinggi terhadap komitmen tetapi hanya sedikit

kontrol kesadaran yang berkaitan dengan gairah. Berdasarkan pengalaman,

seseorang dapat menyadari kemunculan gairah namun tidak bisa sepenuhnya

sadar akan adanya keintiman dan komitmen. Terkadang seseorang merasakan

keintiman yang hangat tanpa menyadarinya bahkan tidak mampu melabelinya.

Hal serupa sering kali terjadi ketika seseorang tidak menyadari seberapa kuat

komitmen yang dimiliki terhadap suatu hubungan, sampai ada seseorang atau

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

22

suatu peristiwa yang mengganggu atau menjadi pemicu permasalahan dalam

hubungannya tersebut (Sternberg, 2009).

Peran masing-masing komponen cinta berbeda satu dengan yang lainnya,

tergantung pada hubungan cinta yang berlangsung merupakan hubungan jangka

pendek atau jangka panjang. Dalam hubungan yang bersifat jangka pendek,

terutama dalam hubungan romantis, komponen gairahlah yang cenderung

berperan besar, keintiman hanyalah memainkan peran kecil, sementara komitmen

hampir tidak ditemukan. Sebaliknya dalam hubungan jangka panjang, keintiman

dan komitmen biasanya memiliki peran yang sangat besar, sedangkan gairah

hanya berperan kecil dan itu pun kemungkinan akan menurun seiring berjalannya

waktu (Sternberg, 2009).

Keberadaan ketiga komponen cinta ini juga berbeda dalam hal

kemiripannya dengan hubungan-hubungan cinta lainnya. Komponen keintiman

biasanya menjadi inti dari banyak hubungan cinta, entah hubungan itu terhadap

orang tua, saudara sekandung, kekasih ataupun teman dekat. Komponen gairah

cenderung terbatas pada jenis hubungan cinta tertentu, khususnya hubungan yang

romantis. Sementara komponen komitmen dapat bervariasi derajatnya diseluruh

bentuk hubungan cinta. Misalnya, komitmen cenderung lebih tinggi dalam

hubungan orang tua dan anak, tetapi relatif rendah pada hubungan pertemanan.

Ketiga komponen ini juga berbeda jika dilihat dari segi psikofisiologis.

Komponen gairah sangat bergantung pada fungsi psikofisiologis, sementara

komitmen melibatkan fungsi psikofisiologis yang relatif kecil. Adapun

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

23

komponenkeintiman hanya memasukkan fungsi psikofisiologis dalam kadar

sedang (Sternberg, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

tiga komponen cinta yang dikemukakan oleh Sternberg yaitu keintiman, gairah

dan komitmen. Keintiman dapat dideskripsikan sebagai elemen afeksi yang

mencakup berbagai perasaan emosional yang menunjang kehangatan, kedekatan,

dan hal berbagi dalam suatu hubungan. Gairah dideskripsikan sebagai elemen

motivasional yang mengarah pada daya tarik fisik dan seksual pada pasangan.

Sedangkan komitmen berdasarkan pada elemen kognitif dan memiliki dua aspek

yang dapat dideskripsikan sebagai suatu keputusan untuk mencintai orang lain

(aspek jangka pendek) dan komitmen untuk mempertahankan hubungan cinta

tersebut (aspek jangka panjang). Ketiga komponen cinta ini memiliki sifat yang

agak berbeda. Perbedaan sifat ini cenderung menyoroti beberapa cara dimana

ketiga komponen cinta berfungsi dalam suatu pengalaman cinta pada berbagai

jenis hubungan dekat.

3. Jenis-jenis Cinta Sternberg

Sternberg (2009) menyebutkan bahwa kombinasi dari ketiga komponen

cinta tersebut akan menghasilkan jenis-jenis cinta yang berbeda. Jenis-jenis cinta

ini memiliki perbedaan dalam jumlah komponen yang terlibat dan komponen

mana yang menyusunnya. Jenis-jenis cinta tersebut yaitu:

1. Tidak Ada Cinta (Non Love)

Merupakan jenis hubungan yang terjadi jika tidak terdapat satupun dari

ketiga komponen cinta yang ada. Ini terjadi pada hubungan yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

24

sederhana dan yang terjadi hanya interaksi biasa tanpa ada cinta. Contoh:

perkenalan.

2. Menyukai (Liking)

Jenis cinta yang hanya memiliki komponen keintiman, tanpa gairah dan

komitmen. Terdapat pada hubungan yang berciri pertemanan. Seseorang

akan merasakan kedekatan, saling terikat dan nyaman tanpa adanya gairah

maupun komitmen untuk membentuk hubungan jangka panjang.

3. Cinta nafsu (Infatuation love)

Hanya memiliki komponen gairah tanpa ada komponen keintiman dan

komitmen, biasanya merupakan cinta yang terjadi pada pandangan

pertama. Jenis cinta ini dapat muncul secara cepat dan menghilang dengan

cepat pula. Cinta nafsu dicirikan dengan adanya keterbangkitan

psikofisiologis dan tanda-tanda fisik seperti detak jantung meningkat,

jantung berdebar keras, peningkatan sekresi hormon dan adanya ereksi alat

genital (penis atau klitoris).

4. Cinta Hampa (Empty love)

Jenis cinta ini hanya didasarkan pada komponen komitmen tanpa ada

komponen keintiman dan gairah. Biasanya terdapat pada pasangan yang

telah lama menikah dalam waktu yang panjang, misalnya: terjadi pada

pasangan usia lanjut. Pada jenis cinta ini, pasangan kehilangan keterlibatan

emosional satu sama lain dan juga tidak ada lagi daya tarik fisik. Di

masyarakat tertentu, jenis cinta ini berada diakhir hubungan jangka

panjang. Namun di masyarakat lain, jenis cinta ini mungkin merupakan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

25

tahap pertama dari sebuah hubungan jangka panjang. Misalnya, individu

memulai perkawinan dengan komitmen untuk mencintai satu sama lain

atau mencoba mencintai satu sam lain.

5. Cinta Romantis (Romantic love)

Jenis cinta ini merupakan kombinasi antara komponen keintiman dan

gairah, tetapi tidak memiliki komponen komitmen. Sehingga pasangan

yang jatuh cinta romantis ini merasakan saling tertarik secar fisik dan

terikat secara emosional, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka

panjang (pernikahan).

6. Cinta persahabatan (Companionate love)

Merupakan hasil kombinasi dari komponen keintiman dan komitmen tanpa

adanya komponen gairah. Jenis cinta ini pada dasarnya merupakan

pertemanan berkomitmen kuat, bersifat jangka panjang, dan dalam

hubungan perkawinan yang lama ketertarikan fisik tidak akan

menggairahkan lagi.

7. Cinta buta (Fatous love)

Merupakan hasil kombinasi dari komponen gairah dan komitmen tetapi

tidak memiliki komponen keintiman. Cinta ini sulit untuk dipertahankan

karena kurang adanya aspek emosi antar pasangan.

8. Cinta sejati (Consummate love)

Cinta sejati atau cinta sempurna merupakan cinta yang tersusun atas

komponen keintiman, gairah, dan komitmen. Jenis cinta ini merupakan

jenis cinta yang ideal sehingga setiap individu berusaha untuk

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

26

mendapatkannya. Cinta jenis ini dapat dijumpai dalam hubungan cinta

orang dewasa atau hubungan antara orang tua dan anak (Sears, 2009).

Namun Sternberg (2009) mengungkapkan bahwa hal ini serupa dengan

menurunkan berat badan yang mudah dilakukan dalam waktu sesaat, tetapi

sulit untuk mempertahankan sepanjang waktu. Maka Sternberg (dalam

Yudisia, 2013) mewanti-wanti bahwa memperoleh consummate love

mungkin mudah, tetapi mempertahankannya yang sulit. Sehingga salah

satu cara yang harus diperhatikan adalah mengimplementasikan masing-

masing komponen cinta baik keintiman, gairah, komitmen dalam bentuk

ekspresi dan aksi nyata. Sternberg (dalam Yudisia, 2013) mengatakan

bahwa tanpa ekspresi dan aksi cinta yang besarpun dapat mati.

Rangkuman mengenai jenis-jenis cinta di atas dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2

Taksonomi Jenis Cinta

No Jenis Cinta Keintiman Gairah Komitmen

1 Tidak Ada Cinta - - -

2 Menyukai + - -

3 Cinta nafsu - + -

4 Cinta hampa - - +

5 Cinta romantis + + -

6 Cinta persahabatan + - +

7 Cinta buta - + +

8 Cinta sejati/sempurna + + +

Catatan : tanda (+) menandakan kehadiran komponen dan tanda (-) menandakan

ketidakhadiran komponen.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kombinasi dari

ketiga komponen tersebut membentuk beberapa jenis cinta yaitu tidak ada cinta

(non love), menyukai (liking), cinta nafsu (infatuation love), cinta hampa (empty

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

27

love), cinta romantis (romantic love), cinta persahabatan (companionate love),

cinta buta (fatous love), dan cinta sejati/sempurna (consummate love).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cinta

Menurut Qayyim (dalam Yusuf, 2005), terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi kualitas cinta seseorang. Jika ketiganya menguat dan sempurna,

cinta akan menjadi kuat dan mengakar. Sebaliknya, jika ketiganya melemah dan

tidak terlalu kuat pada diri seseorang, rasa cinta juga akan semakin berkurang.

Ketiga faktor tersebut, antara lain :

1. Sifat-sifat yang membuat pasangan saling mencintai

Faktor pertama misalnya keelokan tubuh. Faktor ini sifatnya relatif,

pengaruhnya kepada setiap orang berbeda-beda. Seseorang mungkin biasa-

biasa saja melihat pesona kecantikan atau ketampanan seseorang,

walaupun di mata orang yang mencintai, pesona keindahan itu tampak

sempurna. Jadi, orang yang dicintai adalah orang yang paling indah dimata

orang yang mencintai.

2. Perhatian kekasih terhadap sifat-sifat tersebut

Individu telah menyadari sifat apa saja yang menyebabkan rasa cinta pada

kekasihnya. Perhatiannya pada sifat-sifat itu amat menonjol dan

diprioritaskan, mengalahkan perhatiannya pada sifat-sifat lain. Jika sifat

yang menjadi prioritas perhatiannya ini terus dilihatnya, maka individu

akan dapat memaklumi dan mengabaikan sifat-sifat jelek yang dimiliki

kekasihya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

28

3. Pertautan atau kesesuaian sesorang yang jatuh cinta dengan yang

dicintainya

Pertautan jiwa ini merupakan penyebab cinta yang paling kuat. Hal ini

merupakan faktor yang menyatukan jiwa kedua insan yang sedang jatuh

cinta. Pertautan jiwa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Pertautan asal (dari pencipta), tumbuh karena adanya kesamaan

beberapa karakter dan kepribadian.

b. Pertautan yang tumbuh dari luar, timbul karena adanya suatu

maksud tertentu. Dalam hal ini, seseorang mencintai orang lain

karena ada hal-hal tertentu yang ingin diperoleh dari orang yang

dicintai itu. Misalnya, seseorang mencintai orang lain karena orang

tersebut tampan/cantik, anak pejabat, atau karena ingin memiliki

harta orang yang dicintai.

Kesesuaian karakter dan jiwa dua manusia, pengaruhnya lebih kuat dalam

menimbulkan rasa saling cinta dibandingkan sekedar keindahan tubuh. Jika

seseorang tertarik pada pasangan karena merasa mempunyai kesesuaian karakter,

ketertarikan ini akan tumbuh semakin kuat. Berbeda dengan ketertarikan akibat

kecantikan wajah. Ketertarikan ini akan mudah luntur seiring dengan lunturnya

kecantikan tersebut.

Menurut Soloski, Pavkov, Sweeney dan Wetchler (2013), terdapat

berbagai faktor yang mempengaruhi cinta yang berhubungan dengan kepuasan

suatu hubungan antara lain : faktor pengalaman, hubungan dengan orang tua

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

29

dimasa kecil, jenis kelamin, ras, kondisi ekonomi, religiusitas, dan lama

hubungan.

Selain itu dalam penelitiannya, Tung (2007) menemukan beberapa faktor

yang mempengaruhi komponen cinta, seperti :

1. Jenis kelamin, terdapat perbedaan komponen cinta antara priadan wanita.

2. Lama hubungan, keintiman pada pasangan yang sudah menikah dan pada

pasangan yang menjalin hubungan lebih dari dua tahun tidak menunjukkan

perbedaan, tetapi berbeda bila dibandingkan dengan pasangan yang baru

dua tahun atau kurang.

3. Tahapan hubungan, komitmen menunjukkan perbedaan yang jelas di tahap

hubungan, dari kencan, berencana untuk menikah dan menikah.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa cinta

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : sifat-sifat yang ada pada diri pasangan

yang membuat sepasang kekasih saling mencintai, kesesuaian diri dengan

pasangan, pengalaman individu, hubungan dengan orang tua dimasa kecil, jenis

kelamain, ras, kondisi ekonomi, religiusitas, lama hubungan, dan tahapan dalam

suatu hubungan.

5. Dewasa Awal yang Berpacaran

Salah satu periode transisi yang paling penting dalam perkembangan hidup

seseorang adalah ketika remaja berkembang ke periode dewasa, periode transisi

ini dikenal dengan masa dewasa awal. Periode ini merupakan perluasan dari masa

remaja dan sebagian lagi merupakan percobaan atas peran dewasa. Eksperimen

dan eksplorasi menjadi ciri khas pada tahapan ini, banyak individu dewasa awal

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

30

yang masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka geluti, identitas yang

mereka inginkan, dan jenis hubungan dekat yang akan dijalani (Arnett, dalam

King 2016).

Periode perkembangan dewasa awal dimulai pada awal usia 20-an sampai

usia 30-an. Menurut Santrock (2012) masa dewasa awal merupakan masa untuk

mencapai kemandirian pribadi dan ekonomi, perkembangan karier, serta bagi

sebagian besar orang adalah masa untuk memilih pasangan, belajar untuk

mengenal seseorang secara lebih dekat, memulai keluarga sendiri dan mengasuh

anak.

Havighurst (Mὅnks dkk, 2014) mengemukakan tugas-tugas perkembangan

dewasa muda, yaitu: mencari dan menemukan jodoh, belajar hidup dengan

suami/istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, mengemudikan rumah

tangga, menemukan kelompok sosial yang cocok, menerima tanggung jawab

sebagai warga negara, dan mulai bekerja. Dari tugas perkembangan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tugas terpenting pada masa dewasa awal adalah membangun

hubungan intim dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Erikson,

dimana Erikson meyakini bahwa individu dewasa awal memiliki tugas penting

dalam hal menjalin hubungan intim (King, 2016).

Menurut Erikson (dalam King, 2016) pada masa dewasa awal, individu

menghadapi dilema perkembangan yang melibatkan intimacy versus isolation.

Pada tahap ini, individu akan membentuk hubungan intim dengan individu lain

atau terisolasi dari lingkungan sosial. Jika individu dewasa awal mengembangkan

hubungan pertemanan dan hubungan intim yang sehat dengan pasangan, maka

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

31

keintiman akan tercapai dan isolasi tidak akan terjadi. Apabila tugas-tugas

perkembangan tercapai dengan sukses, maka akan menimbulkan kebahagiaan dan

keberhasilan dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya (Mὅnks dkk,

2014).

Salah satu cara penting bagi individu dewasa awal untuk dapat mencapai

keintiman adalah dengan mencari dan menemukan calon pasangan hidup, maka

individu dewasa awal akan cenderung bergonta-ganti pasangan sebelum akhirnya

menentukan calon pasangan hidup yang dirasa cocok (Hurlock, 1992). Maka pada

masa ini, dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan cara berpacaran

(Dariyo, 2008). Bowman (dalam el-Hakim, 2014) mendefinisikan pacaran sebagai

kegiatan bersenang-senang yang dilakukan oleh pria dan wanita yang belum

menikah, dan nantinya hal ini dijadikan dasar yang dapat memberikan pengaruh

timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan. Wasikin (2004)

menyebutkan bahwa pacaran merupakan suatu hubungan antara dua orang yang

berbeda jenis kelamin dan berlangsung atas dasar perasaan cinta. Dijelaskan lebih

lanjut oleh Wasikin (2004), bahwa masa pacaran merupakan masa untuk saling

mengenal secara khusus sehingga ketika berpacaran seseorang akan belajar untuk

mengenal dan memahami karakter, kepribadian, kebiasaan maupun tutur kata

pasangannya. Menurut Havighurst (dalam Widianti, 2006), pacaran adalah

hubungan antara priadan wanita yang diwarnai dengan keintiman dimana

keduanya terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui sebagai pacar serta

dapat memenuhi kebutuhan dari kekurangan pasangannya. Kebutuhan itu meliputi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

32

empati, saling mengerti dan menghargai antarpribadi, berbagi rasa, saling percaya

dan setia dalam rangka memilih pasangan hidup.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dewasa awal yang berpacaran

adalah pria dan wanita yang berada pada rentang usia 20 sampai 30 tahun, yang

sedang menjalani suatu hubungan atas dasar perasaan cinta dan belum menikah

serta memiliki tujuan untuk saling mengenal satu sama lain sebagai pertimbangan

sebelum melangkah ketahap yang lebih serius yakni pernikahan.

6. Gambaran Triangular Theory of Love Sternberg pada Pasangan Dewasa

Awal yang Berpacaran

Salah satu kelompok yang tidak terlepas dari masalah cinta adalah individu

yang berada pada masa dewasa awal (Antonucci dalam Irmawati dan Saragih,

2005). Masa dewasa awal merupakan periode perkembangan yang dimulai pada

awal usia 20-an sampai dengan usia 30-an (Santrock, 2012). Pada masa ini,

individu dewasa awal memiliki beberapa tugas perkembangan yang juga dibarengi

dengan kematangan fungsi seksual (Simandjuntak & Pasaribu, 1984). Tugas

perkembangan terpenting pada masa dewasa awal adalah membangun hubungan

intim dengan orang lain (Erikson dalam Santrock, 2012), yang nantinya dapat

membantu pencapaian tugas perkembangan lain yaitu untuk menemukan calon

pasangan hidup (Havighurst, Mὅnks dkk, 2002). Jika tugas perkembangan ini

dapat tercapai dengan sukses, maka akan menimbulkan kebahagiaan dan

keberhasilan dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan selanjutnya (Mὅnks

dkk, 2002).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

33

Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh banyak orang khususnya

individu dewasa awal untuk menemukan calon pasangan hidup adalah dengan

cara berpacaran. Bowman (dalam el-Hakim, 2014) menyatakan bahwa pacaran

merupakan suatu hubungan atas dasar perasaan cinta, yang dilakukan oleh pria

dan wanita yang belum menikah serta memiliki tujuan untuk saling mengenal satu

sama lain sebagai pertimbangan sebelum melangkah ketahap yang lebih serius

yakni pernikahan.

Paul dan White (dalam Santrock, 2005) menyebutkan beberapa fungsi

pacaranantara lain (a) pacaran sebagai bentuk rekreasi, (b) sumber status dan

keberhasilan, (c) sarana bersosialisasi, (d) melatih kemampuan untuk bergaul

secara intim, unik dan bermakna dengan lawan jenis, (e) sebagai eksperimen dan

eksplorasi seksual, (f) sarana untuk menjalin persahabatan dalam berinteraksi dan

beraktifitas dengan lawan jenis, (g) sarana pengembangan identitas, (h) sarana

untuk mencari dan memilih calon pasangan hidup. Selain itu, pacaran juga

merupakan sarana untuk mengenal pasangan sebelum memutuskan untuk hidup

bersama. Berdasarkan beberapa fungsi tersebut, dapat disimpulakan bahwa

mencari dan memilih calon pasangan hidup merupakan salah satu fungsi pacaran

yang khas pada masa dewasa awal, hal ini sesuai dengan salah satu tugas

perkembangan dewasa awal yang dikemukakan oleh Havighurst (dalam Mὅnks

dkk, 2002) yaitu untuk mencari dan menemukan jodoh.

Dalam hubungan berpacaran terdapat perasaan yang disebut dengan cinta,

untuk memahami cinta secara lebih mendalam Robert J. Sternberg merancang

sebuah model yang dikenal dengan Triangular Theory of Love atau teori segitiga

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

34

cinta. Teori ini menyatakan bahwa cinta mencakup tiga komponen dasar yaitu

keintiman, gairah dan keputusan/komitmen (Baron & Byrne, 2005). Keintiman

dideskripsikan sebagai elemen afeksi yang berperan penting untuk memicu

terjadinya kedekatan, kehangatan dan kepercayaan dalam hubungan. Gairah

dideskripsikan sebagai elemen motivasional yang dapat memicu dorongan yang

mengarah pada percintaan, ketertarikan fisik, dan penyempurnaan seksual.

Sedangkan komitmen berdasarkan pada faktor kognitif yang dideskripsikan

sebagai suatu keputusan untuk tetap mempertahankan suatu hubungan dan setia

pada pasangan (Sternberg, 1986).

Dalam suatu hubungan dekat, perbedaan ketiga komponen cinta ini

cenderung berubah dari waktu ke waktu, sehingga hubungan yang berlangsung

juga ikut berubah. Komponen keintiman dalam hubungan percintaan bukanlah

sebuah perasaan tunggal, melainkan sekumpulan perasaan yang berbeda-beda.

Keintiman merupakan fondasi dari suatu hubungan percintaan, yang bisa jadi

berawal dari pembukaan diri. Pada awal hubungan, setiap pihak benar-benar

merasa tidak pasti mengenai apa yang akan dikatakan, dipikirkan, atau dilakukan

oleh pasangannya, karena tak satupun yang dapat memprediksi hal itu. Pada

umumnya akan terjadi gangguan dan hambatan saat kedua orang tersebut mulai

saling mengenal. Seiring berjalannya waktu, frekuensi gangguan mulai berkurang

karena pasangan mulai saling memahami, perilaku pasangan menjadi lebih mudah

diprediksi, dan menjadi saling tergantung untuk mendapatkan perilaku yang

dilharapkan (Sternberg, 2009).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

35

Pada awal hubungan percintaan komponen gairah akan lebih berperan,

biasanya individu akan mengalami gelora hasrat yang disebabkan oleh daya tarik

fisik maupun hal lainnya setelah bertemu dengan seseorang yang ia sukai

(Sternberg, 2009). Hal ini juga dialami oleh individu yang berada pada periode

perkembangan dewasa awal. Tidak bisa dipungkiri bahwa masa pacaran yang

dilalui oleh individu dewasa awal juga tidak terlepas dari dorongan-dorongan

biologis yang dialaminya. Hal ini terjadi karena setelah melewati masa remaja,

individu dewasa awal semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga

dirinya siap untuk melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan

hubungan seksual dengan lawan jenisnya (Dariyo, 2008). Namun untuk sementara

waktu, komponen gairah terkadang ditahan terlebih dahulu karena ditakutkan

dapat merusak hubungan percintaan yang sedang dijalani (Sternberg, 2009).

Sehingga pasangan dewasa awal yang berpacaran cenderung akan memilih

perilaku seksual lain untuk menggantikannya, seperti memberikan sentuhan fisik,

membelai rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk atau mencium

(Dariyo, 2008).

Perihal keputusan/komitmen dalam sebuah hubungan dekat sebagian besar

bergantung pada kesuksesan suatu hubungan. Umumnya, tingkat komitmen

berawal dari nol ketika individu belum saling mengenal dan jika hubungan

tersebut memiliki tujuan jangka panjang maka perkembangan komitmen akan

bertambah secara perlahan pada saat-saat awal hubungan dan kemudian akan

tumbuh semakin cepat. Komponen komitmen menjadi hal yang esensial untuk

dapat melewati masa-masa sulit dalam suatu hubungan. Komitmen bukanlah

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

36

pengakuan akan cinta tiada akhir atau jaminan bahwa hubungan sepasang kekasih

akan berlangsung selamannya. Namun komitmen adalah selalu berdua dan tinggal

bersama baik dalam saat susah maupun senang, dan menegaskan kembali pada

diri masing-masing bahwa apapun yang terjadi, hubungan yang tengah dijalani

akan selalu menjadi yang utama (Sternberg, 2009).

Seiring dengan perkembangan psikososial yang semakin kompleks, kini

individu dewasa awal telah mampu membuat suatu keputusan yang stabil

sehingga mampu berkomitmen dengan seorang individu yang paling dicintai

(Dariyo, 2008). Hal tersebut ditunjukkan oleh pasangan dewasa awal yang sedang

berpacaran. Sesuai dengan tugas perkembangan yang sedang dilalui, pada masa

ini individu dewasa awal mulai membentuk relasi akrab dengan orang lain yang

nantinya akan memudahkan individu dewasa awal untuk menemukan jodohnya

dan berakhir pada pernikahan (Havighurst dalam Simandjuntak & Pasaribu,

1984). Menurut Acker & Davis (dalam Tung, 2007) orang-orang yang berencana

menikah memiliki manifestasi komitmen lebih tinggi pada pasangannya.

Ketiga komponen cinta tersebut, masing-masing diekspresikan melalui

suatu tindakan. Tentu saja, tindakan yang menyatakan komponen-komponen cinta

tersebut tidaklah sama antara seseorang dengan lainnya, antara sebuah hubungan

dengan hubungan lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Namun,

ekspresi cinta melalui tindakan perlu untuk dilakukan karena memiliki efek yang

baik pada hubungan percintaan (Sternberg, 2009). Putri (2010) menyatakan bahwa

individu yang merasakan ekspresi cinta yang maksimal antara keintiman, gairah

dan komitmen akan lebih menikmati hubungannya saat ini dan cenderung

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

37

mengharapkan hubungannya akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Sedangkan individu yang komponen cintanya bermasalah akan cenderung

memilih hubungan jangka pendek atau dengan kata lain lebih memilih mengakhiri

hubungannya.

Kombinasi dari ketiga komponen cinta tersebut akan membentuk delapan

jenis cinta yang berbeda, hal ini didasarkan pada ada atau tidaknya masing-masing

komponen. Jenis-jenis cinta tersebut yaitu tidak ada cinta (non love), menyukai

(liking), cinta nafsu (infatuation love), cinta hampa (empty love), cinta romantis

(romantic love), cinta persahabatan (companionate love), cinta buta (fatous love),

dan cinta sejati/sempurna (consummate love) (Sternberg, 2009). Jenis cinta yang

paling diinginkan oleh banyak pasangan terutama yang sedang menjalin hubungan

dekat adalah cinta sempurna. Cinta sempurna merupakan cinta ideal yang berasal

dari kombinasi keintiman, gairah dan keputusan/komitmen dalam proporsi yang

seimbang. Cinta sempurna akan menciptakan hubungan yang semakin erat

sehingga keutuhan hubungan akan semakin terjaga (Sternberg, 2009). Cinta jenis

ini merupakan cinta yang terkuat dan paling tahan lama (Dwyer, 2014). Namun

terkadang dalam menjalani hubungan percintaan tidak setiap individu mampu

memenuhi syarat sebuah cinta yang sempurna. Bisa saja hanya terdapat satu atau

dua komponen cinta dalam suatu hubungan. Apabila hanya terdapat satu

komponen cinta yang mendominasi ditakutkan dapat memicu munculnya

permasalahan yang menyebabkan berakhirnya hubungan pacaran yang sedang

dijalani.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

38

Pengetahuan akan adanya komponen-komponen cinta, diharapkan dapat

membuat setiap pasangan dewasa awal yang berpacaran mampu mengoptimalkan

ketiga komponen cinta yang ada. Selain itu, Sternberg (2009) berharap agar setiap

pasangan dapat memahami, membangun dan terus memperbaiki hubungannya

sehingga terhindar dari permasalahan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Triangular Theory of Love ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3770/3/BAB II.pdf · seseorang, biasanya disertai satu komponen seksual, 2. Satu sentimen ...

39

B. Pertanyaan Penelitian

1. Central Question

Central Question dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

Triangular Theory of Love Sternberg pada pasangan dewasa awal yang

berpacaran ?”

2. Sub Question merupakan pertanyaan untuk memperjelas pertanyaan utama

penelitian, yang disusun berdasarkan komponen-komponen triangular

theory of love Sternberg pada pasangan dewasa awal yang berpacaran

yang meliputi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apa yang dilakukan selama proses pacaran?

b. Bagaimana kedekatan emosional partisipan terhadap pasangan?

c. Hal apa yang membuat partisipan tertarik pada pasangan?

d. Bagaimana rencana hubungan partisipan dan pasangan dimasa yang

akan datang?

e. Komponen cinta apa sajakah yang dimiliki partisipan dan pasangan?