BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker...

50
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudara a. Pengertian Kanker Payudara Kanker Payudara atau istilah medisnya Carcinoma Mammae adalah pembunuh kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi pasti menyerang payudara (Nurcahyo, 2010, p.83). Sel kanker pada payudara hanya tumbuh sebesar 1cm, pada waktu 8-12 tahun. Sel tersebut bersembunyi dalam tubuh kita dan tanpa kita ketahui keaktifannya. Sel tersebut diam dalam kelenjar payudara dan dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh (Suryaningsih dan Sukaca, 2009, p.7) b. Gejala Klinis Kanker Payudara Menurut Mangan (2010, p.11), gejala klinis kanker payudara pada stadium dini tidak menimbulkan keluhan dan rasa sakit. Salah satu tanda yang dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan kecil di payudara.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kanker Payudara

a. Pengertian Kanker Payudara

Kanker Payudara atau istilah medisnya Carcinoma Mammae adalah

pembunuh kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker

payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam

jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak,

kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh

di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi

pasti menyerang payudara (Nurcahyo, 2010, p.83).

Sel kanker pada payudara hanya tumbuh sebesar 1cm, pada waktu 8-12

tahun. Sel tersebut bersembunyi dalam tubuh kita dan tanpa kita ketahui

keaktifannya. Sel tersebut diam dalam kelenjar payudara dan dapat menyebar

melalui aliran darah keseluruh tubuh (Suryaningsih dan Sukaca, 2009, p.7)

b. Gejala Klinis Kanker Payudara

Menurut Mangan (2010, p.11), gejala klinis kanker payudara pada

stadium dini tidak menimbulkan keluhan dan rasa sakit. Salah satu tanda yang

dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan kecil di payudara.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

10

Sementara, beberapa keluhan yang di rasakan oleh penderita pada stadium

lanjut sebagai berikut:

1) Jika di raba dengan tangan, terasa ada benjolan di payudara.

2) Jika di amati, bentuk dan ukuran payudara berbeda dengan sebelumnya.

3) Ada luka dan eksim di payudara dan puting susu yang tidak dapat sembuh

meskipun telah diobati.

4) Keluar darah atau cairan encer dari puting susu.

5) Puting susu masuk memuntir ke dalam payudara.

6) Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.

7) Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,

pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

c. Faktor Pemicu Kanker Payudara

Menurut, Suryaningsih dan Sukaca (2009, pp.23-27), faktor pemicu

kanker payudara adalah:

1) Bahan-bahan yang dapat memicu kanker adalah:

a) Zat karsinogenik

Penyebab kanker payudara memang belum diketahui secara

pasti oleh dunia kedokteran. Namun menurut kajian Li Peiwien

(seorang dokter medis ahli kanker sekaligus pakar pengobatan

tradisional tiongkong) mengapa orang Indonesia lebih banyak

penderita kanker dibanding Cina dikarenakan orang Indonesia suka

makan gorengan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

11

Dari makanan kerupuk, pisang goreng, singkong goreng,

tempe goreng, ayam goreng, kentang goreng, nasi goreng hampir

menjadi santapan sehari-hari orang Indonesia. Setiap hari tiada hari

tanpa makan gorengan. Sebab makanan yang digoreng adalah

makanan praktis, hasilnya lebih enak dan gurih daripada makanan

yang direbus.

Mengapa gurihnya makanan gorengan dapat memicu kanker?

EdenTareke dari Universitas Stockholm, Swedia, oada tahun 2002

mengumumkan hasil penelitiannya. Hal ini terikat mengenai

akrilamida, karsinogen yang berbentuk pada makanan yang

dipanaskan.

Menurut penelitian itu, makanan kaya karbohidrat seperti

singkong, ubi, kentang, pisang, nasi dan jenis lainnya jika digoreng

akan terurai. Kemudian bereaksi dengan asam amino menghasilkan

senyawa karsinogenik (pemicu kanker) yang bernama akrilamida.

Demikian juga makanan yag dipanggang. Sedang makanan mentah,

atau dikukus tidak mengalami reaksi semacam itu, sehingga tidak

menghasilkan akrilamida, kalaupun ada, adarnya sangat kecil.

b) Senyawa kimia

Banyak sekali senyawa kimia yang ada di sekitar kita. Zat-zat

itu merupakan racun bagi tubuh kita. Senyawa kimia tersebut adalah

seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen,

arang, tarr, asap rokok dan oral konsepsi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

12

c) Faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang dapat memicu di sekitar kita adalah

seperti radiasi matahari, nuklir dan radionukleide. Perlu diingat

walaupun Anda sudah menggunakan bra namun radiasi matahari

masih bisa menembus ke jaringan payudara. Oleh sebab itu Anda

harus berhati-hati dengan sinar matahari yang dapat memicu kanker

payudara.

d) Makanan yang dianjurkan untuk menghindari dan dikurangi

konsumsinya

Banyak sekali bahan makanan yang harus kita hindari sebab

makanan tersebut mengandung zat yang dapat memicu kanker. Bahan

makanan itu adalah antara lain: taoge, vetsin, tapai, cabe, es, garam,

kelengkeng, alkohol, nanas, sawi putih, daging merah, rokok, nangka,

durian, soft drink, kangkung, dan ikan asin.

e) Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh sehingga memudahkan

munculnya kanker.

2) Faktor risiko kanker payudara

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui.

Namun banyak faktor yang ddiperkirakan mempunyai pengaruh terhadap

terjadinya kanker payudara diantaranya:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

13

a) Faktor-faktor Reproduksi

Hal-hal yang berhubungan dengan resiko terjadinya kaker

payudaraadalah:

(1) Nuliparitas

(2) Menarche pada umur muda

(3) Menapouse pada umur lebih tua

(4) Kehamilan pertamapada umur tua

(5) Bertambahnya umur

(6) Periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat

kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan

kanker payudara. Sebab secara anatomi payudara akan mengalami

atrofi dengan bertambahnya umur. Sekitar dari 25% kanker

payudara terjadi pada masa sebelum menopause. Sehingga

diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya

perubahan klinis.

b) Pemakaian Hormon

Penggunaan hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya

kanker. Laporan dari Harvard school of Public Health menyatakan

bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada

para pengguna terapi Estrogen Replacement. Suatu metaanalisis

menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara

pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini

untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

14

kanker ini sebelum menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa

menghindari adanya penggunaan hormon ini secara berlebihan maka

akan lebih aman.

c) Kegemukan

Obesitas atau kegemukan ternyata berpengaruh menyebabkan

kanker. Hal ini adalah sebuah korelasi antara berat badan dan bentuk

tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Adanya

variasi terhadap kekerapan kanker menunjukkan bahwa terdapat

kekerapan kanker menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet

terhadap keganasan ini.

d) Lemak yang berlebihan

Konsumsi lemak yang berlebihan merupakan salah satu

pemicu kanker. Willet melakukan studi prospektif selama 8 tahun.

Mereka menyatakan bahwa konsumsi lemak dan serat ada

hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34

sampai 59 tahun.

e) Radiasi

Radiasi memang sangat mempengaruhi kinerja kanker. Radiasi

inonisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko

kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan

disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan dengan dosis

dan umur saat terjadinya eksposur.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

15

f) Riwayat Keluarga

Adanya riwayat keluarga yang terkena kanker merupakan

salah satu penyebab adanya kanker payudara. Oleh sebab itu kita

harus berhati-hati jika ada satu dari keluarga kita yang mengidap

kanker payudara.

g) Periode Menstruasi

Periode menstruasi juga mempengaruhi kanker payudara.

Periode yang menjadi pemicu terjadinya kanker adalah:

(1) Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (kurang

dari 11 tahun).

(2) Wanita yang terlambat memasuki menopause (di atas usia 60

tahun).

Wanita yang mengalami kondisi itu akan mempunyai paparan

hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga

potensi tumbuhnya kanker juga lebih besar.

h) Umur atau Usia

Kanker sering menyerang wanita yang berusia di atas 50 tahun.

Jarang terjadi pada perempuan sebelum mengalami masa menopause.

Menurut the American Cancer Society (ACS) hampir 80 persen pada

diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada

perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

16

i) Keturunan Yahudi Ashkenazi

Mengapa keturunan ini sangat rentan terkena kanker? Sebab

populasi ini memiliki cukup banyak keturunan yang terkena kanker

payudara. Jadi tidak heran jika keturunan ini banyak yang terkena

kanker.

j) Ras

Kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit

putih, Kemungkinan terbesar karena makanan yang mereka makan

mengandung banyak lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan

pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebihan.

k) Kepadatan Payudara

Kepadatan payudara memang berpengaruh. Sebab jika

perempuan yang lemaknya sedikit maka payudaranya padat. Jadi tidak

beresiko terkena kanker. Sedangkan wanita yang banyak lemak akan

lebih berpeluang terkena kanker payudara. Payudara cenderung lebih

padat seiring pertambahan usia.

l) Riwayat Kesehatan Reproduksi

Wanita yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun ternyata

mempunyai resiko lebih rendah mengalami kanker payudara.

Sedangkan perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau

tidak memiliki anak sama sekali mempunyai resiko yang tinggi

menghidap kanker payudara.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

17

m) Terpapar oleh DES (diethylstilbestrol)

Sejak tahun1940an hingga awal 1970an Estrogen sistesis

sudah diberikan untuk perempuan hamil. Ternyata DES dipercaya

dapat meningkatkan resiko kanker secara perlahan. Selama bertahun-

tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau

kanker leher rahim. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak

perempuan terpapar DES selama dalam kandungan juga beresiko

tinggi terkena kanker payudara.

n) Diet

Diet memang berpengaruh pada kanker payudara. Beberapa

penelitian besar telah menunjukkan perempuan yang menjalani diet

rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara. Diet ini

juga dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh. Sebab

perempuan yang hobi mengkonsumsi makanan kaya lemak, sel

kankernya bisa tumbuh kembali.

o) Malas bergerak

Wanita yang secara fisik tidak aktif mempunyai resiko tinggi

terkena kanker payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak

aktif bergerak bisa berujung pada obesitas. Sedangkan obesitas

merupakan faktor resiko kanker payudara.

p) Konsumsi alkohol

Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa semakin banyak

alkohol yang dikonsumsi perempuan, resiko kanker payudara lebih

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

18

besar. Mengapa alkohol bisa menyebabkan kanker payudara? Hal ini

disebabkan karena alkohol bisa meningkatkan jumlah hormon.

Analisis dari penelitian menyarankan agar membatasi asupan

alkohol perhari (max 2 gelas). Hal ini dapat mengurangi risiko kanker

payudara sebanyak 21 persen. Namun jika bisa wanita tidak perlu

mengkonsumsi alkohol karena menimbulkan berbagai dampak lain

yang tidak baik.

q) Merokok

Ternyata merokok secara signifikan meningkatkan risiko

berkembangnya kanker payudara. Apalagi bagi perempuan yang

memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara. Oleh sebab itu

jika anda merasa ada salah satu keluarga yang pernah mengidap

penyakit ini anda harus berhenti merokok.

d. Tingkatan Perkembangan Kanker Payudara

Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009, pp.36-42), tingkatan

perkembangan kanker payudara adalah:

1) Stadium 0

Pada stadium ini disebut dengan Ductal Carcinoma In Situ atau

Non invasive Cancer. Di mana kanker tidak menyebar keluar dari

pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada

payudara.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

19

2) Stadium I

Stadium satu nomor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta

tidak ada titik pada pembuluh getah bening.

3) Stadium II A

Pada stadium satu ini benjolan kanker hanya berukuran dua

sentimeter sehingga tidak dapat terdeteksi dari luar. Karena tidak

terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan orang terjangkit kanker

payudara atau tidak. Namun meskipun begitu dengan kecanggihan alat-

alat medis kedokteran pada stadium ini masih bisa ditemukan di sekitar

titik-titik saluran getah bening di ketiak.

Dengan pemeriksaan dini ini maka sel kanker dapat tidak menyebar

ke bagian tubuh dan tidak akan berlanjut ke stadium berikutnya.

Kemungkinan sembuh adalah sekitar 70%.

4) Stadium II B

Benjolan pada stadium dua telah berukuran kurang lebih dua

namun tidak lebih dari lima sentimeter dengan penyebaran sudah sampai

ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada stadium ini kemungkinan

sembuh adalah 30-40 %. Jika sudah diketahui penderita kanker pada

stadium 2 maka biasanya dilakukan operasi dengan pengangkatan sel-sel

kanker yang ada pada tubuh. Setelah operasi biasanya dokter akan

melakukan penyinaran untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sel-sel

yang tertinggal.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

20

5) Stadium III A

Pada tahap stadium 3 A ini kanker payudara telah 87% telah

menyebar ke daerah limfa dan telah berukuran lebih dari lima sentimeter

dan telah menyebar ke titk-titik pada pembuluh getah bening ketiak.

Diameter tumor juga bisa lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke

titk-titik pembuluh getah bening ketiak.

6) Stadium III B

Benjolan pada stadium III B lebih panjang lagi dan telah menyebar

ke seluruh bagian kulit dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Dapat

menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara.

Didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa juga belum

menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan

atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. Jika kondisi

pasien sudah pada tahap stadium III B maka hal yang harus dilakukan

adalah pengangkatan payudara.

7) Stadium III C

Benjolan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening.

Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di

bawah tulang selangka.

8) Stadium IV

Pada stadium 4 kanker sudah begitu parah sudah menjalar ke

bagian tubuh lain. Sehingga tidak ada jalan lain selain pengangkatan

payudara. Kanker juga telah bermetafisis yaitu kanker telah menyebar

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

21

dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak ke bagian lain

seperti paru, tulang, hati, dan otak kanker pada payudara itu bisa

membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan anyir akan

keluar dari buah dada. Keluhan ini adalah sesak nafas karena kanker

menekan payudara.

e. Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Mangan (2010, p.13), cara pencegahan pada kanker

payudara adalah:

1) Menghindari makanan berkadar lemak tinggi.

2) Menjaga kesehatan dan memperbanyak makan buah dan sayuran segar.

3) Bagi wanita berisiko tinggi lebih baik menghindari penggunaan alat

kontrasepsi yang mengandung hormon, seperti pil dan suntik.

4) Konsultasikan dengan dokter jika akan mengkonsumsi obat-obatan

hormonal.

5) Hindari stres.

6) Hindari alkohol dan rokok.

7) Lakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan teratur.

f. Pengobatan Kanker payudara

Menurut Ghofar (2009, pp.34-36), pengobatan kanker payudara,

yaitu:

Pada saat kanker payudara sudah dipastikan dialami oleh

seseorang, maka ada beberapa macam pengobatan yang akan dilakukan,

tergantung dari ukuran dan tipe dari tumor serta adanya penyebaran.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

22

Sebagian besar wanita dengan kanker payudara tidak harus

mengalami pengangkatan dari payudara. Apabila ditemukan tumor dengan

ukuran cukup besar yang meliputi hampir seluruh atau seluruh payudara,

maka pengangkatan payudara (mastektomi) sangat disarankan. Tindakan

operasi pengangkatan yang lain adalah lupektomi, yaitu pengangkatan

benjolan yang ada di payudara.

Sesudah kedua tindakan operasi di atas, radioterapi dapat diberikan

untuk mengurangi kesempatan kanker untuk kembali lagi. Jika kondisi

tumor terlalu besar, penanganan mungkin diberikan untuk mengurangi

ukuran tumor sebelum tindakan pengangkatan payudara. Pada kebanyakan

kasus, ahli bedah akan mengambil kelenjar lymphe di ketiak untuk mecari

tahu apakah sel kanker sudah menyebar ke sistem lymphatic. Jaringan

pembuluh ini yang menghubungkan bagian-bagian tubuh lain. Jika kanker

penyerang kelenjar lymphe, hampir bisa dipastikan kanker telah menyebar

ke bagian tubuh yang lain.

Sel kanker payudara dapat diperiksa untuk mengetahui apakah sel

kanker tersebut sensitive terhadap hormon estrogen. Hal ini dapat diketahui

dengan tumbhnya sel saat berada pada hormon tersebut. Jika berada pada

kondisi yang diakibatkan adanya peningkatan kadar hormon estrogen. Maka

wanita ini akan diberi obat yang dapat menghentikan produksi hormon

estrogen supaya dapat menghambat pertumbuhan kanker.

Bagaimanapun, obat ini mengakibatkan timbulnya gejala-gejala

menopause. Pada wanita muda yang mengalami kanker payudara dan sudah

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

23

mengalami penyebaran, maka sangat dianjurkan melakukan kombinasi

penanganan, yaitu tindakan pembedahan dan kemoterapi. Setelah mengikuti

pembedahan payudara atau mungkin pengangkatan payudara, tindakan

rekontruksi dimungkinkan untuk mengembalikan bentuk payudara lagi.

Teknik-teknik rekonstruksi payudara saat ini sudah sangat

berkembang sehingga dapat disesuaikan dengan bentuk payudara lain yang

tidak mengalami pengangkatan.

Beberapa teknik menggunakan pencangkokan lemak dari bagian

tubuh yang lain seperti lemak dari bagian tubuh yang lain seperti lemak dari

bagian perut atau otot punggung untuk membentuk payudara yang baru.

2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Setiap perempuan harus mewaspadai akan perubahan yang terjadi

pada payudaranya sendiri. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut,

ada cara sederhana, murah dan efektif yang di sebut “ Pemeriksaan payudara

Sendiri” (SADARI).

a. Definisi Pemeriksaan SADARI

Menurut Widyastuti (2010, p.16), pemeriksaan SADARI adalah cara

sederhana menemukan kanker payudara sedini mungkin, dengan cara

memeriksa payudara sendiri.

b. Tujuan SADARI

Menurut Bustan (2007, p.163), tujuan dilakukannya SADARI secara

rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga

jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

24

Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari

setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak.

c. Cara pemeriksaan SADARI

Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009, pp. 155-160), cara

melakukan SADARI adalah sebagai berikut:

1) Langkah 1

Langkah pertama adalah:

a) Memulainya dengan melihat payudara anda di cermin.

b) Posisi pundak tegap.

c) Kedua tangan di pinggang.

Yang harus anda lihat adalah :

a) a) Ukuran payudara.

b) Bentuk payudara.

c) Warna payudara.

Payudara yang bermasalah jika:

a) Kulit mengkerut.

b) Terjadi lipatan.

c) Ada tonjolan.

d) Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik kedalam.

e) Kemerahan.

f) Nyeri.

g) Ruam-ruam atau bengkak.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

25

2) Langkah 2

Langkah kedua adalah:

a) a) Angkat tangan anda.

b) Amati jika ada perubahan-perubahan payudara.

3) Langkah 3

Langkah ketiga adalah:

a) Saat anda bercermin, anda cermati puting anda.

b) Periksalah ada cairan yang keluar dari kedua putting atau tidak. (baik

itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur

darah).

c) Periksalah puting anda apakah terdapat tanda-tanda yang tidak wajar

seperti ada luka atau koreng.

Puting yang bermasalah:

a) Puting yang bermasalah adalah berwarna kuning bercampur darah.

b) Mengoreng.

4) Langkah 4

Pada langkah keempat ini rasakan payudara anda dengan cara berbaring

dan lakukan pemijitan.

a) Langkah 4a

(1) Merasakan payudara dengan cara berbaring. Caranya:

(a) Pergunakanlah tangan kanan untuk merasakan payudara kiri,

begitu sebaliknya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

26

(b) Pijatlah dengan pelan namun mantap (tapi bukan keras), pijat

dapat dilakukan dengan tiga ujung jari anda(telunjuk, tengah,

dan manis).

(c) Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara.

(d) Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup

seperempat bagian payudara.

b) Langkah 4b

Pijatlah payudara sambil berbaring. Caranya:

a) Mulai pijatlah seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri

kanan.

b) Setelah itu pijat juga dari tulang pundak sampai bagian atas perut

dan dari ketiak sampai belahan payudara.

c) Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat

seluruh payudara anda.

d) Mulailah dari puting, buat gerakan memutar semakin lama semakin

besar sampai anda mencapai bagian tepi payudara.

e) Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi

sebagian besar wanita dianggap lebih efektif.

f) Pastikan anda meraka seluruh jaringan payudara dari depan

(puting) sampai bagian belakang.

g) Pakailah pijatan-pijatan yang sesuai dengan anotomi payudara

yaitu: ringan untuk kulit dan jaringan tepat di bawah kulit, pijatan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

27

sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk

jaringan bagian dalam.

h) Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat

merasakan tulang iga anda.

5) Langkah 5

Langkah kelima adalah:

a) Rasakan payudara anda saat anda berdiri atau duduk.

b) Anda dapat merabanya saat mandi karena bagi sebagian wanita,

mereka merasa lebih mudah memijat saat kulit payudara dalam

keadaan basah dan licin.

c) Lakukan dengan gerakan yang sama seperti dijelaskan dalam langkah

4.

3. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Penyuluhan / Pendidikan Kesehatan adalah proses membuat orang

mampu meningkatkan dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO)

Green berpendapat bahwa : health education is a proces elated to health

decisions and practice. Knowledge, values, perceptions, and motivation are

of course, cause behaviour, but lingages between them is amatter of

probability (L. Green, 1998)

Pendidikan Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna,

baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

28

mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau

mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya).

Menurut Notoatmodjo (2003, p.56), pendidikan kesehatan pada

hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan

kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya

pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan

tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan

kata lain, adanya pendidikan tersebut diharapkan dapat membawa akibat

terhadap perubahan perilaku sasaran.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003, pp.17-18)

Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab terbentuknya (faktor

yang mempengaruhi) perilaku dibedakan dalam tiga jenis: faktor

predisposisi (predisposing), faktor pemungkin (enabling), faktor penguat

(reinforsing). Masing-masing faktor mempunyai pengaruh yang berbeda

atas perilaku.

1) Faktor predisposisi merupakan faktor antaseden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk kedalam faktor ini

adalah pengetahuan, sikap, kenyakinan dan nilai serta persepsi,

berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.

Faktor predisposing sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang

atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Preferensi ini

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

29

mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap

kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Berbagai faktor demografi seperti

status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga penting

sebagai faktor predisposisi.

2) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk

didalam faktor pemungkin adalah ketrampilan dan sumber daya pribadi

dan komuniti. Seperti tersedianya pelayanan kesehatan, keterjangkauan,

kebijakan, dan peraturan perundangan.

3) Faktor penguat marupakan faktor penyerta (yang datang sesudah)

perilaku yang memberikan ganjaran, insentif, atau hukuman atas perilaku

dan berperan bagi penetap atau lenyapnya perilaku itu termasuk kedalam

faktor ini adalah manfaat sosial dan jasmani dan ganjaran nyata ataupun

tidak nyata yang pernah diterima pihak lain.

Faktor penguat adalah yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung

pada tujuan dan jenis program. Didalam pendidikan pasien,penguat

mungkin berasal dari pemberi pelayanan, bidan, perawat, dokter, pasien

lain dan keluarga. Apakah penguat ini positif atau negatif tergantung

pada sikap atau perilaku orang lain yang berkaitan, yang sebagian

diantaranya lebih kuat dari yang lain dalam mempengaruhi perilaku.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

30

c. Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003, p.56), di dalam kegiatan belajar

terdapat tiga proses pendidikan kesehatan, yakni:

1) Masukan (input)

Persoalan masuk menyangkut subyek atau sasaran belajar itu

sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

2) Proses

Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya

perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Di dalam proses ini

terjadi pengaruh timbale balik antara berbagai faktor, antara lain subyek

belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat

bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari.

3) Keluaran (output)

Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari

kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subyek belajar.

d. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003, pp. 17-18), sesuai dari 3 faktor

terbentuknya perilaku, maka kegiatan pendidikan kesehatan ditunjukkan

pada 3 faktor sebagai berikut :

1) 1) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor-Faktor Predisposisi

Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,

memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

31

keluarganya maupun masyarakat. Di samping itu, dalam konteks ini

promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi,

kepercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang merugikan maupun

yang menguntungkan kesehatan. Bentuk pendidikan ini antara lain

penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan

kesehatan, spanduk, billboard, dan sebagainya.

2) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Enabling

Karena faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau

sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatan

adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mampu mengadakan

sarana prasarana kesehatan bagi mereka.

3) 3) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Reinfocing

Karena faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh

masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas, termasuk

petugas kesehatan, maka promosi kesehatan yang paling tepat adalah

dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas kesehatan sendiri.

Tujuan utama dari pelatihan adalah supaya sikap dan perilaku petugas

dapat menjadi teladan.

e. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003, pp. 26-27), sasaran pendidikan

kesehatan dibagi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

32

1) Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala

upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan

kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala

keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk

masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan

remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran

primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat

(emprowerment).

2) Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.

Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok

ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di

sekitarnya. Di samping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat

sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh

masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi

masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada

sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial

(social support).

3) Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat

pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

33

Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh

kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh

masyaraka (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum

(sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada

sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

f. f. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003, pp. 27-32), ruang lingkup pendidikan

kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran

pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya dan dimensi

tingkatnya pelayanan kesehatan dilihat dari :

1) Dimensi sasaran

Pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas

2) 2) Dimensi tempat pelaksanaanya

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,

dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :

a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran

murid

b) b) Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-rumah

sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan

lain sebagainya

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

34

c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atau karyawan yang bersangkutan

3) 3) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat

pencegahan menurut leavel dan clark sebagai berikut :

a) Health Promotion (peningkatan kesehatan)

b) General and specific protection (perlindungan umum dan khusus)

c) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan

segera/adekuat)

d) Disability Limitation (pembatasan kecacatan)

e) Rehabilitation (rehabilitas)

g. g. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003, pp.58-62), metode pendidikan

kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode yang

digunakan dalam setiap pelaksanaan pendidikan kesehatan.Berdasarkan

sasarannya, metode dan teknik pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

1) 1) Metode Pendidikan Individual

Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat

individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina

seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau

inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap

orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan

dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

35

mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan

metode (cara) ini.

Bentuk pendekatan ini adalah, antara lain:

a) a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih

intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan

dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,

berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku

tersebut (mengubah perilaku).

b) b) Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk

menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk

mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi

itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apakah

belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2) 2) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok

kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya

sasaran pendidikan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

36

a) Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok

besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

i. (1) Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan

menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

a.Membuat siswa pasif

b.Mengandung unsur paksaan kepada siswa

c. Mengandung daya kritis siswa

d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi

rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih

besar menerimanya.

e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.

f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

g. Bila terlalu lama membosankan.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar

c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

d. Mudah dilaksanakan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

37

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode ceramah :

Persiapan:

a. Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri

menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu

penceramah harus mempersiapkan diri.

b. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik

lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.

c. Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah

singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.

Pelaksanaan:

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah

apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk

dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah

dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap

ragu-ragu dan gelisah.

b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

c. Pandangan harus setuju ke seluruh peserta ceramah.

d. Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

38

e. Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal

mungkin.

ii. (2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompom besar

dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu

penyajian (prsentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli

tentang suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat.

b) Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu berkurang dari 15 orang

biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk

kelompok kecil ini antara lain:

(1) Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok

dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk

para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat

berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,

misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Untuk memulai

diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-

pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus

sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang

hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan

mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

39

kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari

salah seorang peserta.

(2) (2) Curah Pendapat (Brain Strorming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi

kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok.

Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing

dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan

jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau

jawaban-jawaban tersebut ditampung dan di tulis dalam flipchart

atau paparan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan

pendapatnya. Tidak boleh dikomentari oleh siapapun. Baru

setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota

dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

(3) (3) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2

orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah.

Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung

menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan

mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah

beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan

lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi

diskusi seluruh anggota kelompok

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

40

(4) (4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok

kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan

yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-

masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya

hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari

kesimpulannya.

(5) (5) Role Play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk

sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan,

misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan,

dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau

anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana

interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan

tugas.

(6) (6) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan

diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam

beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli.

Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli,

dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan

atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian

lagi berperan sebagai narasumber.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

41

2) 3) Metode Pendidikan Kesehatan Massa

Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai

untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik.

Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini

antara lain:

a) Ceramah umum (public speaking)

Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan

Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato

di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.

b) Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik,

baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi

kesehatan massa.

c) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga

merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.

d) Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel

maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit

adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.

e) Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan

sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh:

billboard Ayo ke Posyandu.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

42

e. h. Alat Bantu Pendidikan Kesehatan

f. 1) Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2003, p 62), alat bantu pendidikan

kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan/ pengajaran.

2) Faedah Alat Bantu Pendidikan

Menurut Notoadmodjo (2003, p.64), secara terperinci, faedah alat

peraga antara lain adalah sebagai berikut:

a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

b) Mencapai sasaran yang lebih banyak.

c) Membantu dan mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman .

d) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima pada orang lain. Mempermudah penyampaian bahan

pendidikan/informasi oleh para pendidik/ pelaku pendidikan.

Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya mendapat pengertian yang lebih baik.

e) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

3) Macam-macam Alat Bantu Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2003, pp.65-66), pada garis besarnya

hanya ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

43

a) Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses

pendidikan . Alat ini ada 2 bentuk.

(1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan

sebagainya.

(2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan:

(a) Dua dimensi, gambar peta, bagan, dan sebagainya.

(b) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya.

b) Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu

untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses

penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya: piring hitam,

radio, pita suara, dan sebagainya.

i. Media Pendidikan Kesehatan

1) Pengertian

Notoatmodjo (2005, p. 290), media Pendidikan Kesehatan adalah semua

sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin

disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika

(TV, Radio, Komputer, dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga

sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan

dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

44

2) Tujuan media Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2005, p.290), adapun beberapa tujuan atau

alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan

Pendidikan Kesehatan antara lain adalah:

a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c) Dapat memperjelas informasi.

d) Media dapat mempermudah pengertian.

e) Mengurangi komunikasi yang verbalistik.

3) Penggolongan Media pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2005, pp. 290-293), penggolongan media

pendidikan kesehatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:

a) Berdasarkan bentuk umum penggunaannya:

Berdasarkan penggunaan media pendidikan dalam rangka

pendidikan kesehatan dibedakan menjadi:

(1) Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,

majalah, bulletin, dan sebagainya.

(2) Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart., tranparan,

slide, filmdan seterusnya.

b) Berdasarkan cara produksi:

Berdasarkan cara produksinya, media pendidikan kesehatan

dikelompokkan menjadi:

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

45

4) (1) Media cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-

pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut:

1. Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan

maupun gambar.

2. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-

pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, Isi

informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau

kombinasi.

3. Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak

berlipat.

4. Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

Biasanya dalam bentuk buku di mana tiap lembar (halaman)

berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi

kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan

gambar tersebut.

5. Rublik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah

yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

46

6. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan/

informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-

tembok, di tempat-tempat umum, atau kendaraan umum.

7. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

5) (2) Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan

pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan berbeda-beda

jenisnya, antara lain:

(a) Televisi

Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan

melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron,

forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan,

pidato (ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat, dan

sebagainya.

(b) Radio

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain

obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot,

dan sebagainya.

(c) Video

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat

melalui video.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

47

(d) Slide

Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi-informasi kesehatan.

(e) Film Strip

Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan.

(3) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di

luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika

secara statis, misalnya:

(a) Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat

dilihat secara umum di perjalanan.

(b) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai

gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran

tergantung kebutuhan dan dipasang disuatu tempat strategi agar

dapat dilihat oleh semua orang.

(c) Pameran

(d) Banner

4. Demonstrasi

a. Pengertian Demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu cara untuk menujukkan pengertian, ide,

dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

dengan menggunakan alat peraga (Sudjana, 2002, p.83).

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

48

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

disajikan.

b. Keuntungan Demonstrasi

Kegiatan ini dapat memberikan suatu keterampilan tertentu kepada

kelompok sasaran, dapat memudahkan berbagai jenis penjelasan karena

penggunaan bahasa yang lebih terbatas, membantu sasaran untuk

memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang dilakukan

(Sudjana, 2002, p.84).

c. Kerugian Demonstrasi

Tidak dapat dilihat oleh sasaran apabila alat yang digunakan terlalu

kecil atau penempatannya kurang pada tempatnya, uraian atau penjelasan

yang disampaikan kurang jelas, waktu yang disediakan terbatas sehingga

sasaran tidak dapat diikutsertakn (Sudjana, 2002, p.84).

d. Aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:

1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di

Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.

Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

49

2) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di

mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas

mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3) Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat

yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh

dari kelas.

4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

e. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

1) Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah

a) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan

yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir

b) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

di laksanakan

c) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

2) Pelaksanaannya:

Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:

a) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

50

c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar

mencapai sasaran

d) Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik

e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

f) Menghindari ketegangan

3) 5. Pengetahuan

4) a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Pada

waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoadmodjo, 2003 p.121)

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Menurut (Notoatmodjo, 2003 pp.122-123), pengetahuan yang cukup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) 1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifikdan

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

51

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2) 2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

3) 3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuaan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

4) 4) Analisis (Analysis)

Analisi adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

52

5) 5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

keseluruhan yang baru, Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6) 6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan (2010,pp.16-18), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu:

1) Faktor internal

h) a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo ( 2003),

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

53

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

i) b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutio pleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga.

j) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

54

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (3

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dan menerima informasi.

5) 6. Praktik atau Tindakan (practice)

Suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas

(Notoatmodjo, 2003, p.121).

Menurut Notoatmodjo (2003, pp127-128) Praktik mempunyai

beberapa tingkatan:

1) Persepsi (perception)

Mengenai dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi

anak balitanya.

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

55

2) Responsi Terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

Misalnya, seseorang ibu dapat memasak dengan benar, mulai dari cara

mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup

pancinya dan sebagainya.

3) Mekanisme (mecanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktik tiga. Misalnya, seseorang ibu yang sudah

mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu

perintah atau ajakan orang lain.

4) Adaptasi (adaption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya

tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat

memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-

bahan yang murah dan sederhana.

Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku

baru itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yakni mulai

proses perubahan: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik

(practice) atau “KAP”. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu,

namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

56

selalu seperti teori di atas (KPA), bahkan di dalam praktik sehari-hari

terjadi sebaliknya. Artinya, seseorang telah berperilaku positif, meskipun

pengetahuan dan sikapnya masih negatif.

Untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat

adalah melalui pengamatan (observasi). Namun dapat juga dilakukan

melalui wawancara dengan pendekatan recall atau mengingat kembali

perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu

(Notoatmodjo, 2003, p.131).

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

57

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2003) kutipan Lawrence Green (1980)

Predisposing Factors :

- Pengetahuan tentang

kanker payudara dan

praktik SADARI

Enabling Factors :

- Pelayanan

kesehatan

- Komunikasi

- Penyuluhan

- Demonstrasi

Praktik

SADARI

Reinforcing Factors:

- Pemberi Pelayanan

Contoh: bidan,

dokter, perawat, dll.

- Pemberdayaan

Masyarakat

- Pemberdayaan Sosial

-

- Training

- Pendidikan

Kesehatan

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudaradigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-apriliahid... · dapat di amati pada stadium dini adalah adanya benjolan

58

C. Kerangka Konsep

Variabel yang akan diteliti yaitu:

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

D. D. Hipotesis

1. Ha: Ada perbedaan pengetahuan tentang kanker payudara sebelum dan

sesudah ceramah.

2. Ha: Ada perbedaan praktik SADARI sebelum dan sesudah demonstrasi.

Ceramah

Pengetahuan

tentang kanker

payudara

Praktik SADARI Demonstrasi