BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Persalinanrepository.ump.ac.id/5457/3/Dimas...

27
xxvii BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010). Kecemasan merupakan aspek yang selalu ada dan menjadi bagian dari kehidupan. Kelainan kecemasan merupakan masalah jiwa terbesar di Amerika, menyerang antara 10%-25% populasi. Kecemasan melibatkan tubuh, persepsi tentang dirinya dan hubungan dengan yang lain. Kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur samar- samar dan berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak berdaya, perasaan terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. Kecemasan merupakan pengalaman yang menjengkelkan dimulai dari bayi dan berlanjut di sepanjang kehidupan (Stuart & Laraia, 2005). 11 Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Persalinanrepository.ump.ac.id/5457/3/Dimas...

xxvii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).

Kecemasan merupakan aspek yang selalu ada dan menjadi bagian

dari kehidupan. Kelainan kecemasan merupakan masalah jiwa terbesar

di Amerika, menyerang antara 10%-25% populasi. Kecemasan

melibatkan tubuh, persepsi tentang dirinya dan hubungan dengan yang

lain. Kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur samar-

samar dan berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak

berdaya, perasaan terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. Kecemasan

merupakan pengalaman yang menjengkelkan dimulai dari bayi dan

berlanjut di sepanjang kehidupan (Stuart & Laraia, 2005).

11

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxviii

b. Tanda dan Gejala Persalinan

Menurut Novita (2011), tanda dan gejala persalinan dapat terjadi

tiga minggu sebelum persalinan, seperti lightening merupakan sensasi

yang bersifat subjektif, terutama pada primigravida dimana fetus mulai

bergerak kearah bawah sehingga diagphragma berkurang tekanannya,

terasa lega saat bernafas dan mudah untuk bernafas dengan dalam.

Kadang klien akan mudah makan karena berkurangnya tekanan. Tanda

yang lain adalah kontraksi braxton hicks digambarkan sebagai sensasi

tarikan diatas tulang pubis. Perubahan serviks menjadi lebih tipis,

lembut dan pendek. Hal tersebut terjadi karena kontraksi braxton hicks.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahimya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu

jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tanda

dan gejala inpartu adalah penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi

uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal

2 kali dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah (blood show)

melalui vagina.

c. Tahapan Persalinan

Menurut Sulistyawati (2010), ada beberapa tahap persalinan, yaitu:

1) Kala I (pembukaan)

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan ibu primipara, jika sudah

terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal dua

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxix

kali dalam 10 menit selama 40 detik. Ibu primipara adalah kala

pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm

(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase

laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7

jam) dimana serviks membuka clari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat

dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu

yang sedang bersalin) rnasih dapat berjalan-jalan. Lamanya ibu

primipara untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada

multigrattida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan

pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut

maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

2) Kala II (Pengeluaran Bayi)

Kala II ini adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan

lengkap sampai bayi baru lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya

ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan I jam

pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan dalarn untuk memastikan pembukaan sudah

lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6

cm.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxx

Gejala utama kala II adalah :

a) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-

100 detik.

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pacla pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.

d) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala

bayi sehingga kepala membuka pintu; subolaiput bertindak

sebagai hipomochlion, berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,

hidung dan muka, serta kepala seluruhnya.

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.

f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong.

g) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida

30 menit.

3) Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahimya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Perubahan fisiologis kala

III adalah otot uterus menyebabkan berkurangnya rongga uterus

secara tibatiba setelah lahirnya bayi. Penyusunan ukuran rongga

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxi

uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat

implantasi menjadi semkain kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah. Perubahan psikologis kala III adalah ibu ingin melihat,

menyentuh dan memeluk bayi. Kemudian ibu merasa gembira, lega,

dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah. Memusatkan diri

dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit dan menaruh

perhatian terhadap plasenta (Marisah dkk, 2011).

4) Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama l-2 jam. Pada kala IV

dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling

sering terjadi pada 2 jam pertama.

d. Komplikasi persalinan

Komplikasi persalinan menurut Schorge (2008), yaitu :

1) Komplikasi antepartum :

a) Kematian janin intrauterin

b) Kehamilan kembar

c) Perdarahan antepartum

d) Persalinan kembar

e) Insufisiensi serviks dan pengikatan serviks

f) Ketuban pecah dini

2) Komplikasi pasca persalinan

a) Perdarahan pasca persalinan

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxii

b) Plasenta yang tertinggal didefinisikan sebgai kegagalan plasenta

untuk dilahirkan dalam waktu 30 menit. Jika terjadi pendarahan

secara berlebihan, maka pengangkatan manual mungkin

diperlukan lebih awal. Kegagalan pengeluaran plasenta secara

manual menunjukan adanya plasentasi abnomal.

e. Faktor - faktor Persalinan

Menurut Sumarah dkk, (2008) faktor yang mempengaruhi

persalinan antara lain:

1) Passage jalan lahir

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina. Meskipun

jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut

menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan

dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relatif kaku. oleh karena itu ukuran dan

bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

2) Passanger janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala, janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. I(arena plasenta juga harus

melewati jalan lahir, maka plasenta juga dianggap sebagai bagian dai

passanger yan1 menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxiii

3) Power (kekuatan mengejan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi

involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan

janin dan plasenta dad uterus. Kontraksi involunter disebut juga

kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks

berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut

kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan

kontraksi involunter. Kekuatan primer berasal dari titik pemicu

tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus

bagian atas. Dari titik pemicu, kontraksi dihantar ke uterus bagian

bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat.

Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan

berdilatasi yang kemudian terjadi penurunan janin.

Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks

selama tahap pertama persalinan dan akan terangkat keatas karena

adanya pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen

bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Kekuatan sekunder terjadi

segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat

kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar. Sehingga wanita

merasa ingin mengedan. Usaha mendorong kebawah ini disebut

kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi

serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap. Kekuatan ini penting

untuk mendorong bayi ke luar dari uterus dan vagina. Jika dalam

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxiv

persalinan seorang wanita melakukan usaha volunteer (mengedan)

ierlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat.

4) Posisi ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah

posisi membuat rasa letih hilang, member rasa nyaman dan

memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan,

duduk dan jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi

membantu penurunan janin. Kontraksi utreus lebih kuat dan efisien

untuk membantu penipisan dan dilatasi serviks, sehingga persalinan

lebih cepat. Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu

dalam kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi

uterus mengendalikan darah ke anyaman pembuluh darah. Posisi

tegak juga membantu mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu

dan mencegah kompresi pembuluh darah.

5) Psychology respons (Respon psikologi)

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat,

jika dirinya tidak memahami apa yang terl'adi pada dirinya atau yang

disampaikan kepadanya. Perilaku dan penampilan wanita serta

pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan

yang akan diperlukannnya. Membantu wanita berpatisipasi sejauh

yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan

hasil akhir persalinannya, membantu wanita menghemat tenaga,

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxv

mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam

mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologis dari orang-

orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang

sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan

menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin, memberi

sentuhan, memberi penenangan nyeri non farmakologi, memberi

analgesi jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi pasien

adalah bentuk-bentuk dukungan psikologi. Dengan kondisi psikologi

yang positif, proses persalinan akan berjalan lebih mudah.

2. Cemas

a. Pengertian

Cemas adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari

seseorang, keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi

dalarn beberapa tingkatan. cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak

pasti dan tidak berdaya (Hartono, 2011).

Cemas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Cemas dialami

secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart,

2006).

b. Rentang Respon Cemas

Rentang respon kecemasan terdiri dari respon adaptif dan

maladaptif. Respon adaptif seseorang menggunakan koping yang

bersifat membangun (konstruktif) dalam mengatasi kecemasan berupa

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxvi

antisipasi. Respon maladaptif merupakan koping yang bersifat merusak

(destruktif) dan disfungional seperti individu menghindari kontak

dengan orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri

(Suliswati, 2005).

c. Etiologi Kecemasan

1) Faktor predisposisi

Menurut Stuart (2006) terdapat beberapa menjelaskan

kecemasan, diantaranya :

a) Pandangan psikoanalitis.

Cemas adalah konflik emosional yangterjadi antara dua elemen

kepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting

dan impuls primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati

nurani seseorang dan dikendalikan oleh norrna-norna budaya

seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen

yang bertentangan, dan fungsi cemas adalah mengingatkan ego

bahwa ada bahaya.

b) Pandangan interpersonal

Cemas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya

penerimaan dan penolakan interpersonal. Cemas juga

berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan

dan kehilangan. Individu dengan hargu diri rendah terutama

mudah mengalami kecemasan yang berat.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxvii

c) Pandangan perilaku

Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam

keluarga.

d) Kajian biologis

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine. Reseptor ini membantu mengatur kecemasan.

2) Faktor presipitasi

Faktor presipitasi menurut Stuart (2006) dibedakan menjadi

dua, yaitu:

a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk

melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

d. Ciri - ciri Kecemasan

Ciri - ciri kecemasan menurut Nevid (2003), yaitu :

1) Secara fisik, meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota

tubuh yang bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau

kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung

berdebar keras atau bertak kencang, pusing ,merasa lemas atau mati

rasa, sering buang air kecil, merasa sensitif, atau mudah marah.

2) Secara behavioral, meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat

dan dependent, perilaku terguncang.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxviii

3) Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan

terganggu atau ketakutanterhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,

keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa

penjelasan yang jelas, ketakutan akan kehilangan control, ketakutan

akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa

semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, merasa sulit memfokuskan

pikiran dan berkonsentrasi.

e. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Stuart (2006) ada empat tingkatan, yaitu:

1) Cemas ringan

Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari. cemas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan

meningkatkan lapang persepsinya.

2) Cemas sedang

Cemas sedang, memungkinkan individu untuk berfokus pada hal

yang penting dan mengesampingkan yang lain. Cemas ini

mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu

mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada

lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

3) Cemas berat

Cemas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu

cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak

berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xxxix

mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak

arahan untuk berfokus pada area lain.

4) Tingkat panik

Tingkat panik dari cemas berhubungan dengan terperangah,

ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya.

Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami

panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.

f. Respon Kecemasan

Menurut Stuart (2006), ada 2 macam respon yang dialami

seseorang ketika mengalami kecemasan :

1) Respon Fisiologis terhadap Kecemasan.

a) Kardio vaskuler

Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut

nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

b) Respirasi

Napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

c) Kulit

Perasaan panas atau dingin pada kulit, seluruh tubuh, rasa

terbakar pada berkeringat, gatal- gatal.

d) Gastrointestinal

Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di

epigastrium, nausea, diare.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xl

e) Neuromuskuler

Reflek meningkat, reaksi kejutan, insomnia, tremor, kejang,

wajah tegang,

2) Respon Psikologis terhadap Kecemasan

a) Perilaku

Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,

menarik diri, menghindar.

b) Kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,

bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri

yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun,

takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

c) Afektif

Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa,

sangat gelisah.

g. Faktor-faktor Kecemasan Ibu hamil menjelang persalinan

1) Umur

Menurut (Kitzingger, 1993) diketahui bahwa selain usia kehamilan

penyebab kecemasan dapat dihubungkan dengan usia ibu yang

memberi dampak terhadap perasaan takut dan cemas yaitu di bawah

usia 20 tahun serta di atas 31-40 tahun karena usia ini merupakan

usia kategori kehamilan beresiko tinggi dan seorang ibu yang berusia

lebih lanjut akan menanggung resiko yang semakin tinggi untuk

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xli

melahirkan bayi cacat lahir dengan sindrom down. Gangguan

kecemasan diperkirakan mengidap 1 dari 10 orang.

Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah

maternal age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa

usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di

bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal

meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2008).

2) Paritas

Menurut Winkjosastro (2007), paritas yaitu jumlah bayi yang

dilahirkan baik lahir hidup maupun lahir mati dari seorang ibu.

Menurut Manuaba (2006), ibu yang terlalu sering melahirkan

mempunyai risiko bagi kesehatannya dan juga bagi kesehatan

anaknya. Paritas dapat mempengaruhi kecemasan dimana paritas

merupakan faktor yang bisa dikaitkan dengan aspek psikologis.

3) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari

oleh pengetahuan. (Notoatmodjo, 2003).

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlii

4) Pendamping persalinan

Menurut Musbikin (2010), kehadiran suami atau kerabat dekat akan

membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress, dan akan

membawa pengaruh positif secara psikologis. Seorang pendamping

bisa memengaruhi psikis sang ibu dan membawa pengaruh positif

secara fisik, sehingga ketika melahirkan tiba, seorang ibu tidak

terlalu merasakan sakit secara fisik.Seorang pendamping juga dapat

mengurangi stres dan kecemasan yang dapat mempersulit proses

persalinan dan kelahiran.

Menurut Suliswati (2005) bahwa ada 2 faktor yang

mempengaruhi kecemasan yaitu:

1) Faktor predisposisi yang meliputi:

a) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan

berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan atau situasional.

b) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara

keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada

individu.

c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan

individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan

kecemasan.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xliii

d) Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk mengambil

keputusan yang berdampak terhadap ego.

e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena

merupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi

konsep diri individu.

f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani

kecemasan akan mempengaruhi individu dalam berespons

terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping

individu banyak dipelajari dalam keluarga.

g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan

mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik

dan mengatasi kecemasannya.

h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah

pengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena

benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter gamma amino

butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak

yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2) Faktor presipitasi meliputi:

a) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengacam

integritas fisik meliputi:

(a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi

system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis

normal.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xliv

(b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus

dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan

nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.

b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan

eksternal.

c) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan

interpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaian

terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik

juga dapat mengancam harga diri.

d) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang dicintai,

perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok,

social budaya.

3. Adaptasi

a. Pengertian

Adaptasi adalah suatu proses perubahan yang menyertai individu

dalam berespon terhadap perubahan yang ada dilingkungan dan dapat

mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun

psikologis yang akan menunjukan perilaku adaptif. Hasil dari perilaku

adaptif ini dapat berupa semua respon dengan berusaha

mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan (Hidayat, 2007).

Menurut Singgit (2011) adaptasi adalah cara bagaimana

seseorang mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan

hidup.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlv

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap

hidup dengan baik (Adityawan, 2011).

b. Tujuan adaptasi

Menurut Aminuddin (2000) bahwa adaptasi dilakukan dengan

tujuan-tujuan tertentu, di antaranya:

a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. Menyalurkan ketegangan sosial.

c. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.

d. Bertahan hidup.

4. Pendampingan Suami

a. Pengertian pendampingan suami

Menurut Mander (2003 dalam Karo 2010), pendamping

persalinan merupakan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan,

karena efek perasaan wanita terhadap persalinan yang berbeda berkaitan

dengan persepsinya orang yang mendukung, dari orang terdekat dapat

mempengaruhi kecemasan ibu.

Menurut Musbikin (2010), kehadiran suami menjelang saat

melahirkan akan membuat istri lebih tenang. Apabila memungkinkan

suami sebaiknya mendampingi istri diruang bersalin. Kehadiran suami,

sentuhan tangannya, do'a, dan kata-kata penuh motivasi yang

diucapkannya akan membuat istri merasa tidak cemas, lebih kuat, dan

tabah menghadapi rasa sakit dan berjuang untuk melahirkan bayinya.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlvi

Pendampingan Suami dalam proses pesalinan merupakan bentuk

suami menemani ibu bersalin dengan memberikan support baik secara

langsung maupun tidak langsung. Suami sebagai orang yang paling

sering mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh yang cukup

dominan terhadap keberhasilan persalinan yang aman, mengurangi

komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan

persalinan (Indrayani, 2011).

Pendampingan suami adalah suami yang mendampingi atau

menemani istri dalam proses persalinan (Bobak, 2005). Manfaat

pendampingan suami dalam persalinan ikut bertanggung jawab

mempersiapkan kekuatan mental istri dalam menghadapi persalinan,

memberikan dorongan kekuatan mental yang ekstra bagi istri,

melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian istri selama

proses kelahiran sambil ikut membantu mengukur waktu kontraksi,

sentuhan suami dengan mengusap punggung istri sangat membantu

menjadi titik fokus dan bernafas bersama istri pada saat kontraksi.

Seorang pendamping harus mempersiapkan mental untuk

menyiapkan suasana yang menyenangkan bagi ibu bersalin. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008), menjelaskan

bahwa dukungan penilaian (appraisal) yaitu suami bertindak sebagai

sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah

dan sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support, penghargaan, dan perhatian.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlvii

Keberadaan Pendamping membawa dampak yang baik pada proses

persalinan karena dapat memberikan dukungan semangat dan rasa

aman, sebaliknya tanpa adanya pendampingan dengan baik ibu tidak

bisa mengekspresikan diri, apa yang ia rasakan terhadap orang yang

dirasa dari ibu.

Sehingga dapat disimpulkan pengertian pendampingan suami

adalah suatu tindakan suami dalam bentuk menemani atau

mendampingi istri dalam proses persalinan untuk memberikan suport

ataupun dukungan.

b. Manfaat Pendampingan Dalam persalinan

Manfaat pendampingan persalinan menurut Musbikin (2010)

adalah :

1) Kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa ketenangan dan

menjauhkan sang ibu dari stress, dan akan membawa pengaruh

positif secara psikologis.

2) Seorang pendamping bisa memengaruhi psikis sang ibu dan

membawa pengaruh positif secara fisik, sehingga ketika melahirkan

tiba, seorang ibu tidak terlalu merasakan sakit secara fisik.

3) Seorang pendamping dapat mengurangi stres dan kecemasan yang

dapat mempersulit proses persalinan dan kelahiran.

c. Faktor yang mempengaruhi pendampingan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan

menurut Hamilton (1995) antara lain :

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlviii

1) Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi proses

pendampingan suami ketika istri melahirkan, suami yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi yang mapan akan lebih

cenderung memperhatikan dan mendampingi istrinya pada saat

melahirkan, hal ini berbeda dengan suami yang mempunyai status

sosial ekonomi yang kurang mampu, suami lebih cenderung untuk

kurang memperhatikan istri pada saat bersalin, suami lebih sibuk

untuk mencari biaya persiapan persalinan bagi istrinya.

2) Budaya

Keadaan budaya mempengaruhi psoses pendampingan suami pada

saat istri melahirkan, ada beberapa budaya dan sistem religi yang

tidak memperbolehkan suami melihat istri melahirkan karena

bertentangan dengan nilai budaya dan sistem religi yang dianut oleh

individu.

3) Lingkungan

Keadaan lingkungan mempengaruhi proses pendampingan suami

pada saat istri melahirkan, individu yang berada pada lingkungan

pedesaan, kebiasaannya suami tidak mau untuk mendampingi istri

pada saat persalinan, suami merasa takut dan tidak tega melihat

istrinya melahirkan.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

xlix

4) Pengetahuan

Pengetahuan individu akan mempengaruhi pelaksanaan

pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami

yang mempunyai pengetahuan yang baik akan berusaha semaksimal

mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya

melahirkan, hal ini dikarenakan dukungan pendampingan akan

memberikan motivasi yang besar kepada istri pada saat melahirkan,

begitu pula sebaliknya suami yang mempunyai pengetahuan yang

kurang, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan,

hal ini dikarenakan ketidaktahuan akan manfaat pendampingan

suami terhadap istri pada saat melahirkan

5) Umur

Suami yang mempunyai usia yang muda, biasanya tidak

mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan

suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan.

Kategori umur suami dalam pendampingan persalinan < 20 tahun

dikategorikan dalam usia muda, diatas 20 tahun atau kurang dari 35

tahun dapat dikategorikan dalam usia dewasa dan suami yang

memiliki usia >35 tahun dikategorikan dalam usia matang / tua yang

akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri

pada saat melahirkan, suami yang mempunyai usia matang (dewasa)

akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan

pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

l

kematangan usia untuk berusaha mengerti tentang psikologis istri

pada saat persalinan.

6) Pendidikan

Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai proses pendewasaan

pribadi. Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup

dimensi dan kegiatan intelektual, psikologi dan sosial yang

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam

pengambilan keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi

kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat. Individu yang

berpendidikan akan mempunyai pengetahuan tentang pentinganya

pendampingan pada saat persalinan dan mereka cenderung

melakukan pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya individu

yang tidak berpendidikan pengetahuannya akan kurang dan mereka

cenderung tidak melakukan pendampingan saat persalinan.

d. Dampak Negatif Bila Suami Tidak Mendampingi Ibu Selama

Persalinan

Menurut Karo (2010), cemas dan sedih, itulah yang kerap

dialami oleh ibu-ibu yang terpaksa menjalani hari-harinya bersama sang

buah hati di kandungan tanpa kehadiran suami tercinta. Terlebih pada

kehamilan pertama, perasaan tersebut akan makin kuat terasakan. Kalau

kehamilan anak kedua atau ketiga, si ibu sudah punya pengalaman.

Jadi, ia sudah tahu apa yang bakal dihadapinya, hingga kecemasan itu

tak begitu besar. Namun untuk kehamilan pertama, terlebih kehamilan

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

li

merupakan suatu peristiwa penting dalam hidupnya, maka ibu pasti

memerlukan dukungan sosial, terutama dari suaminya.

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Suliswati (2005) dan Stuart (2006)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kecemasan:

a. Faktor predisposisi

- Peristiwa

traumatik

- Konflik emosional

- Konsep diri

- Pola mekanisme

koping

b. Faktor presipitasi

- Sumber internal

- Ancaman

terhadap harga diri

- Sumber eksternal

Menghadapi

persalinan Kecemasan

Respon kecemasan

a. Respon fisiologis

(kardiovaskuler,

respirasi, kulit)

b. Respondn psikologis

(Perilaku, kognitif)

Tingkat

kecemasan:

- Ringan

- Sedang

- Berat

Usia

Paritas

Pengetahuan

Pendampingan

suami

Adaptasi

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

lii

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pendampingan

suami saat persalinan

kala I

Tingkat kecemasan

ibu primipara saat

persalinan

1. Umur

2. Paritas

3. Pengetahuan

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014

liii

D. Hipotesa

Hipotesis penelitian ini adalah :

Ada pengaruh pendampingan oleh suami terhadap penurunan tingkat

kecemasan ibu saat persalinan pada ibu primipara saat persalinan kala I

diruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Hubungan Pedamping Suami..., Budi Haryanto, Keperawatan S I UMP , 2014