BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf ·...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau secara destruktif. (Patricia D. Barry, 1998: 140 dikutip Yosep, I., 2009) Perilaku kekerasan adalah suatu tindakan kekerasan yang dinyatakan seecara Verbal maupun non verbal, baik ditunjukkan pada dirinya sendiri maupun terhadap benda atau orang lain, yang ada dilingkungannya (Keliat, B. A., 2006). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik diri sendiri, orang lai, maupun lingkungan (Towsend, 1998). Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart & Sundeen, 2007). Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan

campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan

emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari

keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

diri atau secara destruktif. (Patricia D. Barry, 1998: 140 dikutip Yosep, I.,

2009)

Perilaku kekerasan adalah suatu tindakan kekerasan yang dinyatakan

seecara Verbal maupun non verbal, baik ditunjukkan pada dirinya sendiri

maupun terhadap benda atau orang lain, yang ada dilingkungannya (Keliat,

B. A., 2006).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik diri sendiri, orang lai,

maupun lingkungan (Towsend, 1998).

Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai

ancaman (Stuart & Sundeen, 2007).

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu keadaan

dimana seseorang melakukan tindakan kekerasan baik verbal maupun non

verbal yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

yang muncul akibat perasaan jengkel / kesal / marah.

B. Rentang Respon

Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif

dan melarikan diri atau respon melawan dan menantang.

Respon melawan dan menantang menrupakan respon yang maladaptif

yaitu agresif-kekerasan. Dapat dilihat pada gambar II. 1.

Gambar II. 1. Rentang Respon Neurobiologis

Respon adaptif Respon Maladaptif

(Sumber : Stuart dan sundeen, 2006)

Perilaku yang ditampakan mulai dari yang rendah sampai tinggi yaitu :

1.Asertif : Mampu mengatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain dan

merasa lega

2.Frustasi : Merasa gagal mencapai tujuan yang disebabkan tujuan yang

tidak realistis.

3.Pasif : Diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan

perasaan yang dialaminya.

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/ kekerasan

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

4.Agresif : Tindakan dekstruktif terhadap lingkungan yang masih

terkontrol (memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut,

mendekatif orang lain dengan ancaman memberi kata-kata

ancaman tanpa niat melukai).

5.Amuk : Tindakan dekstruktif dan permusuhan yang kuat dan tidak

terkontrol (menyentuh orang lain secara menakutkan dan

memberi kata-kata ancaman, melukai dari tingkat yang ringan

sampai dengan kuat, merusak bisa mengendalikan diri).secara

tertulis tanpa

C. Etiologi

1. Faktor predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan

faktor predisposisi artinya mungkin terjadi perilaku kekerasan. (Keliat,

B.A., 1998).

a. Biologis / neurobiologis

Banyak pendapat, bahwa kerusakan system limbik lobus frontal,

lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut

berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan

1) ”Instictual drive theory” (teori dorongan naluri).

Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan

oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat.

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

2) ”Psychosomatic theory” (teori psikosomatik).

Pengalaman marah adalah akibat dan respon psikologis

terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.

Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk

mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.

b. Psikologis

Kegalan yang dialami akan menimbulkan frustasi yang kemudian

dapat timbul agresif atau amuk.

1) ”Frustation Aggression theory” (teori agresif – frustasi).

Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari

akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu

untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat, keadaan tersebut

dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan

frustasi akan berkurang melalui berperilaku kekerasan.

2) ”Behavioral theory” (trori perilaku).

Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila

tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung.

3) ”Existential theory” (teori eksistensi).

Bertingkahlaku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila

kebutuhan tersebut tidak dapat dicapai melalui berperilaku

konstruktif, maka andividu akan memenuhinya melalui

berperilaku dekstruktif.

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

c. Perilaku

Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,

sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah.

Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku

kekerasan.

d. Sosial budaya

Norma / nilai budaya yang mandukung mengungkapkan rasa

marah secara verbal yang asertif sehingga membantu individu

mengungkapkan kemarahannyadengan cara yang baik.

1) ”Social environment theory” (teori lingkungan sosial).

Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam

mengeksprsesikan marah. Norma budaya dapat mendukung

individu untuk berespon asertif atau agresif.

2) ”Social Learning theory” (teori belajar sosial).

Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun

melalui proses sosialisasi.

2. Faktor Presipitasi

Faktor presipitas dapat bersumber dari klien. Lingkungan atau

interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik

(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang

kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Kondisi klien

secara eksternal seperti situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan

yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang dicintai /

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

pekerjaan, kekerasan merupakan faktor penebab yang lain, interksi

sosial yang provokatif dan konflik menyebebkan pemicu perilaku

kekerasan.

3. Mekanisme koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien,

sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme

koping yang konstruktif dalam mengekspresikan marahnya.

Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme

pertahanan ego seperti displacement, proyeksi, represi, dan reksi

formasi.

a. Displacement

Displacement adalah melepaskan perasaan tertekannya

bermusuhan, pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti pada

mulanya yang membangkitkan emosi itu.

b. Proyeksi

Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai keinginannya

yang tidak baik.

c. Represi

Represi adalah menekan perasaan yang menyakitkan atau konflik

ingatan dari kesadaran yang cenderung memperluas mekanisme ego

lainnya.

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

d. Reaksi formasi

Reaksi formasi adalah pembentukan sikap kesadaran dan pola

perilaku yang berlawanan dengan apa yang benar-benar dilakukan

oleh orang lain.

4. Perilaku

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

a. Menyerang atau menghindar (Fight or flight)

Pada keadaan ini respons fisiologis timbul karena kegiatan sistem

saraf otonom beraksi terhadap sekresi ephinephrin yang

menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah,

pupil melebar, mual, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin

dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat

disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal,

tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.

b. Menyatakan secara asertif (Asseartivenes)

Peralaku yang sering ditampilkan individu dalam

mengekspresekan kemarahannya yaitu denga perilaku pasif,

agresif dan asertif. Perilaku asertiif adalah cara yang terbaik untuk

mengekspresikan marah karrena individu dapat mengekspresikan

rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

psikologis. Disampimg itu perilaku ini dapat juga untuk

pemgembangan diri klien.

c. Memberontak ( acting out)

Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik

perilaku ’ acting out’ untuk menarik perhatian orang lain.

d. Perilaku kekeraasan

Tindakan kekerasaan atau amuk yang diunjukan kepada diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan.

D. Psikopatologi

Sters, cemas, harga diri rendah dan bersalah dapat menimbulkan marah.

Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun

internal. Secara eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif

maupun destruktif.

Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan kata-

kata yang dapat dimengerti dan di terima tanpa menyakiti hati orang lain,

sehingga rasa marah tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Selain akan

memberikan rasa lega, ketegangan pun akan menurun dan akhirnia

persanaan marah dapat teratasi.

Rasa marah yang diekspresikan secara destruktif, misalnya dengan

perilaku agresif dan menantang biasanya cara tersebut justru menjadikan

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

masalah berkepanjangan dan dapat menimbulkan amuk yang ditunjukkan

pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Perilaku yang submisif seperti menekan perasaan marah karena merasa

tidak kuat, individuakan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari

rasa marahnya, sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian

akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama, dan pada suatu saat dapat

menimbulkan kemarahan yang destruktif yang diajukan pada diri sendiri,

orang lain dan lingkungan.

Beck, Rowlin dan Williams, 1996

Merasa kuat

Menantang

Berkepanjangan

Merasa tidak kuat

Melarikan diri

Mengingkari marah

Marah tidak terungkap

Marah pada diri sendiri

Persepsi psikosomatik

Marah pada orang lain / lingkungan

Ancaman atau kebutuhan

Stress

Cemas

Marah

Mengungkapkan secara verbal

Menjaga kebutuhan orang lain

Ketegangan menurun

Rasa marah teratasi

Muncul rasa bermusuhan

Rasa bermusuhan menahun

Gambar II. 2.Psikopatologis

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

E. Manifestasi Klinis

1. Emosi : Tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah

(dendam), jengkel.

2. Intelektual : Mendominasi, bawel, sarkasme, suka berdebat,

meremehkan.

3. Fisik : Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, berkeringat,

sakit fisik, penyalahgunaan obat, peningkatan titik didih.

4. Sosial : Kemarahan, kebenaran diri, keraguan, nekat, tidak

bermoral, kebejatan, kreatifitas terhambat, menarik diri,

pengasingan, kekerasan, ejekan dan humor.

F. Pohon Masalah

Gambar II. 3. Pohon masalah Perilaku Kekerasan

Resiko Mencederai Diri Sendiri, orang lain dan lingkungan

Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

Akibat

Masalah Utama

Penyebab

(Sumber : Keliat,2006)

G. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan pada perilaku kekerawan menurut keliat, B. A, 2006

meliputi :

1. Resiko Mencederai Diri Sendiri, orang lain dan lingkungan

2. Perilaku kekerasan

Perilaku

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

3. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

4. Gangguan pemeliharaan kesehatan

5. Defisit perawatan diri : mandi dan berhias

6. Ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat

klien di rumah

7. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik

H. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan

2. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

3. Resiko Mencederai Diri Sendiri, orang lain dan lingkungan

I. Fokus Intervensi

1. Perilaku Kekerasan

Tujuan Umum

Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien mau membalas salam

b. Klien mau berjabat tangan

c. Klien mau menyebutkan nama

d. Klien mau tersenyum

e. Klien mau mengetahui nama perawat

a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeautik,

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan

interaksi.

b. Panggil klien dengan nama panggilan yang

disukai

c. Bicara dengan sikap tenang, rileks, dan tidak

menantang

d. Jelaskan tentangf kontrak yang akan dibuat

e. Beri rasa aman dan sikap empati

f. Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK II : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien mengungkapkan perasaannya

b. Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan

marah (dari diri sendiri, lingkungan, atau orang

lain)

a. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan

b. Bantu klien mengungkapkan perasaan

c. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/

kesal.

d. Dengarkan ungkapan rasa kesal / marah dan

perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

TUK III : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah

b. Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala

marah / kesal yang dialami.

a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan

dirasakan saat jengkel / kesal

b. Observasi tanda perilaku kekerasan

c. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel

/kesal yang dialami klien.

TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan

b. Klien dapat bermain peran sesuai perilaku

kekerasan yang biasa dilakukan

c. Klien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan

untuk menyelesaikan masalah

a. Anjurkan klien mengungkapkan perilaku

kekerasan yang biasa dilakukan

b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku

kekerasan yang biasa dilakukan.

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

c. Tanyakan ”Apakah dengan cara yang dilakukan

masalah selesai ?”

TUK V : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Kriteria Hasil :

Intervensi :

Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang

digunakan oleh klien: akibat pada klien sendiri,

akibat pada orang lain, akibat pada lingkungan

a. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang

dilakukan.

b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara

yang digunakan.

c. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru

yang sehat.

TUK VI : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

berespon terhadap kemarahan.

Kriteria Hasil :

a. Klien dapat menyebutkan contoh pencegahan

perilaku kekerasan secara fisik : tarik naafs dalam,

pukul kasur dan bantal

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk

mencegah perilaku kekerasan

c. Klien dapat menyebutkan cara bicara (verbal)

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

Intervensi :

yanga baik dalam mencegah perilaku kekerasan :

meminta dengan baik, menolak dengan baik,

mengungkapkan perasaan dengan baik

d. Klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang

biasa dilakukan

e. Klien dapat mendemonstrasikan cara ibadah yang

dipilih

f. Klien mempunyai jadwal untuk melatih melatpih

cara pencegahan fisik, verbal / sosial, spiritual,

dan obat yang telah dipelajari sebelumnya

g. Klien mengevaluasi kemampuannya dalam

melakukan cara fisik, verbal / sosial, spiritual, dan

obat sesuai jadwal yang telah disusun

a. Tanyakan kepada klien ”Apakah ia ingin

mempelajari cara baru yang sehat

b. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

c. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,

berolah raga, memukul bantal / kasur atau

pekerjaan yang memerlukan tenaga.

d. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah

atau kesal / tersinggung

e. Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

marah yang sehat, latihan asertif, latihan

manajemen perilaku kekerasan.

f. Secara spiritual : berdo’a, sembahyang, memohon

kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.

TUK VII : Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku

kekerasan.

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien mampu memilih cara yang mau dilatih

b. Klien mengetahui manfaat dari cara yang telah

dipilih

a. Bantu memih cara yang paling tepat.

b. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah

dipilih

c. Beri reinforcment positif atas keberhasilan yang

dicapai dalam simulasi

d. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih

saat jengkel. Marah.

TUK VIII : Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol

perilaku kekerasan

Kriteria Hasil :

Keluarga dapat mendemonstrasikan cara merawat

klien

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

Intervensi :

a. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien

dari sikap yang telah dilakukan keluarga selama

ini

b. Jelaskan peran serta keluarga keluarga dalam

merawat keluarga

c. Jelaskan cara-cara merawat klien :

1) Cara mengontrol perilaku marah secara

konstruktif.

2) Sikap tenang, bicara tenang bicara tenang dan

jelas.

3) Membantu klien mengenal penyebab ia

marah.

d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat

klien.

e. Bantu keluarga mengungkapkan perasaanya

setelah melakukan demonstrasi.

TUK IX : Klien dapat menggunakan obat yang benar (sesusai

program)

Kriteria Hasil :

a. Klien apat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu

minum obat serta manfaat dari obat itu (prinsip 5

benar : benar orang, obat, dosis, waktu dan cara

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

Intervensi :

pemberian)

b. Klien mampu mendemonstrasikan kepatuhan

minum obat sesuai dengan jadwal yang ditentukan

c. Klien mempunyai jadwal untuk melatih cara

pencegahan dengan minum obat

d. Klien mengevaluasi kemampuannya dalam

mematuhi minum obat

a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada

klien dan keluarga

b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian

berhenti minum obat tanpa seizin dokter.

c. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama klien,

obatmdosis, cara dan waktu).

d. Anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter

jika merasakan efek yang tidak menyenangkan.

e. Beri pujian jika klien minum obat yang benar.

2. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

TUK I: Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria Hasil :

a. Klien mau membalas salam

b. Klien mau berjabat tangan

c. Klien mau menyebutkan nama

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

Intervensi :

d. Klien mau tersenyum

e. Klien mau mengetahui nama perawat

a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeautik,

empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan

interaksi.

b. Panggil klien dengan nama panggilan yang

disukai

c. Bicara dengan sikap tenang, rileks, dan tidak

menantang

d. Jelaskan tentangf kontrak yang akan dibuat

e. Beri rasa aman dan sikap empati

f. Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang

dimiliki

Kriteria Hasil :

Intervensi :

Klien mengingat dan mengungkapkan kemampuan

positif yang dimiliki klien kepada perawat

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien

b. Setiap bertemu klien hindari memberi penilaian

yang negatif

c. Utamakan memberikan pujian realistis

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

TUK III : Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan

Kriteria Hasil :

Intervensi :

Klien mampu mengungkapkan kemampuan yang

masih dapat digunakan selama sakit

a. Diskusikan denga klien kemampuan yang

digunakan selama sakit

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan

penggunaannya.

TUK IV : Klien dapat menetapkan (merencanakan) kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki

Kriteria Hasil :

Intervensi :

Klien dapat memilih kegiatan yang masih dapat

dilakukan selama di rumah sakit ( kegiatan mandiri,

kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang

membutuhkan bantuan total)

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan :

1) Kegiatan mandiri

2) Kegiatan dengan bantuan sebagian

3) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

b. Tingkatkan bantuan yang sesuai dengan toleransi

kondisi klien

c. Beri contoh dalam cara pelaksanaan kegiatan

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5781/3/EKA SRI RAHAYU BAB II.pdf · Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau

yang boleh dilakukan klien.

TUK V : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuan lainnya.

Kriteria Hasil :

Intervensi :

a. Klien dapat mendemonstrasikan kegiatan yang

telah dipilih

b. Klien dapat mengevaluasi kemampuanya dalam

melakukan kegiatan yang telah dipilih

a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba

kegiatan yang telah direncanakan

b. Beri pujian atas keberhasilan klien

c. Diskusikan pelaksanaan di rumah

TUK VI : Klien dapat memanfaaatkan sistem pendukung yang ada

pada keluarga

Kriteria Hasil :

Intervensi :

Klien dapat mendemonstrasikan cara merawat klien

a. Beri pendidikan kesehatan kepada kelurga tentang

cara merawat klien dengan hargadiri rendah.

b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien

dirawat

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Asuhan Keperawatan Jiwa..., EKA SRI RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010