BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sabun - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3513010...

download BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sabun - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3513010 _bab2.pdf · pembuatan sabun mandi batang “ Moringa Soap ” berfungsi untuk memadatkan

If you can't read please download the document

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sabun - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3513010...

  • 1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Sabun

    Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,

    terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan

    sodium atau potasium. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi

    kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau

    lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras

    (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun

    lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan

    proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk

    sampinganyaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh

    gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,

    sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan

    alkali (Qisti 2009).

    Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

    natrium stearat, C17H35COO-Na

    +. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan

    dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan

    dari air. Konsep ini dapat di pahami dengan mengingat kedua sifat dari anion

    sabun (Achmad 2004).

    Sabun adalah produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan

    basa kuat yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran).

    Sabun mandi didefinisikan sebagai sabun natrium yang pada umumnya

    ditambahkan zat pewangi atau antiseptik dan digunakan untuk membersihkan

    tubuh dan tidak membahayakan kesehatan (Hernani 2010).

    3

  • 2

    B. Kandungan Senyawa Daun Kelor

    Kelor kaya dengan senyawa yang mengandung gula sederhana, rhamnosa

    dan kelompok yang cukup unik dari senyawa glucosinolates dan isothiocyanates

    (Fahey 2005).

    Daun kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan

    dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid,

    phenolic, dan karatenoid. Tingginya konsentrasi asam askorbat, zat estrogen dan

    -sitosterol, besi, kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, B dan C, nikotinik, asam

    folat, piridoksin, -karoten, protein, dan khususnya asam amino essensial seperti

    metionin, sistin, triptofan dan lisinyang terdapat dalam daun dan polong,

    membuatnya menjadi suplemen makanan yang hampir ideal

    (Makkar dan Becker 1996).

    C. Komposisi Zat Gizi Daun Kelor

    Menurut Simbolan (2007), kandungan kimia yang dimiliki daun kelor

    yakni asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin,

    leusin, isoleusin, histidin, arginin, triptofan, sistein dan methionin. Daun kelor

    juga mengandung makro elemen seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium,

    serta mikro elemen seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan

    sumber vitamin A, vitamin B dan vitamin C, mineral serta terutama besi.

    Menurut Fuglie (2001) menyebutkan kandungan kimia dalam kelor per 100 gram

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Komponen Komposisi

    Air

    Energi 92 kal75 g

    Protein 6,8 g

    Lemak 1,7 g

    Karbohidrat 12,5 g

    Serat 0,9 g

    4

  • 3

    Kalsium 440 mg

    Potasium 259 mg

    Fosfor 70 mg

    Besi 7 mg

    Zinc 0,16 mg

    karoten 6,78 mg

    Tiamin (Vitamin B1) 0,06 mg

    Riboflavin (Vitamin B2) 0,05 mg

    Niacin (Vitamin B3) 0,8 mg

    Vitamin C 220 mg

    Sumber : Fuglie 2001.

    D. Bahan Baku

    1. Kelor.

    Kelor (Moringa oleifera) tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi

    sampai di ketinggian 1000 dpl. Kelor banyak ditanam sebagai tapal batas

    atau pagar di halaman rumah atau ladang.Daun kelor dapat dipanen setelah

    tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6

    bulan. Namun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi

    daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter

    Pemanenan dilakukan dengan cara memetik batang daun dari cabang atau

    dengan memotong cabangnya dengan jarak 20 sampai 40 cm di atas tanah

    (Kurniasih 2014).

    Daun kelor di Indonesia dikonsumsi sebagai sayuran dengan rasa yang

    khas, yang memiliki rasa langu dan juga digunakan untuk pakan ternak karena

    dapat meningkatkan perkembangbiakan ternak khususnya unggas. Selain

    dikonsumsi daun kelor juga dijadikan obat-obatan dan penjernih air. Menurut

    Nugraha (2013), klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai berikut :

    Regnum : Plantae

    5

  • 4

    Division : Spermatophyta

    Subdivisio : Angiospermae

    Classis : Dicotyledoneae

    Subclassis : Dialypetalae

    Ordo : Rhoeadales (Brassicales)

    Familia : Moringaceae

    Genus : Moringa

    Species : Moringa olifera

    Semua bagian kelor dapat dimanfaatkan, khususnya untuk daun kelor

    yang sudah tua dapat digunakan sebagai perawatan kulit sebagai nutrisi kulit,

    antiaging, pelembab dan tabir surya. Selain itu juga mengandung antibacterial

    yang dapat mencegah infeksi pada luka dikulit, menghilangkan kudis. (ebook

    hal 27). Serbuk kelor dapat digunakan anti inflamasi sehingga dapat

    meredakan rasa nyeri pada jaringan yang terkena cidera atupun iritasi

    (Makkar dan Becker 1997).

    2. NaCl ( Natrium Chlorida )

    Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang digunakan oleh

    masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai

    industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium

    Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industry Chlor Alkali. Produk utama

    dari industri ini adalah Chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang

    banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri kertas, tekstil, deterjen,

    sabun dan pengolahan air limbah (Dina Lesdantina 2009).

    Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,50C.

    Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan

    terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras

    dengan air, membentuk Natrium Hidroksida (NaOH) dan Hidrogen. Dalam

    garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalent Na+. Garam-

    6

  • 5

    garam ini membentuk larutan tak berwarna, hamper semua garam natrium larut

    dalam air (Vogel 1979).

    Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari

    larutan atau lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam

    fase cair tersebut. Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung

    pengotor harus dibersihkan atau harus dihasilkan bentuk-bentuk Kristal

    tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal

    adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur.

    Kristalisasi adalah pemisah bahan padat berbentuk Kristal dari suatu larutan

    atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau

    dikecilkan ukurannya (Bernaseoni 1995).

    3. NaOH ( Natrium Hidroksida )

    Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton

    dari Na+. Natrium hidroksida mengandung unsur dari golongan alkali, yakni

    Natrium (Na+). Ciri-ciri yang dimiliki golongan alkali seperti reduktor kuat dan

    mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus

    listrik yang baikdan panas, urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan

    bertambahnya berat atom. Pada umumnya NaOH digunakan sebagai pelarut,

    penggunaan NaOH sebagai pelarut disebabkan kegunaan dan efektifitasnya

    seperti untuk menetralkan asam. NaOH terbentuk dari elektrolisis larutan NaCl

    dan merupakan basa kuat (Ansori 2001).

    Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau

    sodium hidroksida, adalah sejenis basa akuastik. Natrium Hidroksida terbentuk

    dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida

    membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.

    Digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan sebagai basa dalam

    proses produksi bubur kayu, kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.

    Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam

    laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan

    7

  • 6

    tersedia dalam bentuk pellet, serpihan, butiran, ataupun larutan jenuh 50%.

    Sifatnya lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara

    bebas. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan,

    selain itu NaOH juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan

    NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Sifat lain

    yaitu NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan

    natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas

    (Anonim 2014).

    4. Maizena

    Pati jagung atau yang dikenal dengan nama dagang maizena, merupakan

    produk olahan jagung yang diperoleh dari hasil penggilingan basah (wet

    milling) dengan cara memisahkan komponen-komponen non-pati seperti serat

    kasar, lemak dan protein (Merdiyanti 2008). Tepung maizena dalam

    pembuatan sabun mandi batang Moringa Soap berfungsi untuk

    memadatkan hasil sabun tersebut agar tidak lembek dan mudah rusak.

    5. Minyak atsiri sebagai Fragrance

    Minyak atsiri dikenal sebagai minyak aromatik. Minyak atsiri dikatakan

    sebagai minyak aromatik karena memiliki aroma tertentu (fragrance). Minyak

    atsiri memiliki berbagai macam manfaat, yaitu sebagai bahan farmasi, sanitasi,

    antikanker, kosmetik maupun industri makanan. Dalam hal sebagai anti

    kanker, Bayala (2014) telah mereview lebih dari 20 jenis minyak atsiri

    memiliki aktivitas antikanker.

    Minyak atsiri untuk keperluan kosmetika seperti parfum telah

    dipublikasikan oleh Gunes (2005), bahwa produksi minyak atsiri dari bunga

    mawar sangat penting untuk keperluan kosmetika (fragrance). Berbagai

    macam golongan senyawa beraroma (fragrance), yakni senyawa alifatik,

    asiklik terpen, siklik terpen, senyawa sikloalifatik, senyawa aromatik, fenol

    dan turunan fenol, O-hidrokarbon, O,S Heterosiklik dan N,S-Heterosiklik.

    8

  • 7

    6. Minyak Kelapa

    Minyak kelapa banyak digunakan sebagai obat. Minyak kelapa yang

    dijadikan sebagai obat biasanya disebut minyak kelapa murni (virgin coconut

    oil/ VCO). Berbagai penyakit yang berasal dari virus dapat ditangkal dengan

    mengkonsumsi minyak kelapa murni, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis

    dan jenis virus lainnya. Selain itu, minyak kelapa murni dapat juga untuk

    mengatasi kegemukan, penyakit kulit, darah tinggi, dan sakit diabetes

    (Sutarmi dan Rozaline 2005).

    Menurut SNI 7381:2008 minyak kelapa murni adalah minyak yang

    diperoleh dari daging buah kelapa (Coconut nucifera L.) tua yang segar dan

    diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan

    atau pemanasan tidak lebih dari 600C dan aman untuk dikonsumsi. Minyak

    kelapa murni tidak berwarna (bening), tidak berasa, serta mempunyai aroma

    yang harum dan khas (Gani 2005).

    Minyak kelapa murni mempunyai sifat tahan terhadap panas, cahaya,

    oksigen, dan proses degradasi. Sifat itu membuat minyak kelapa murni dapat

    disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dalam pemanfaatannya, minyak

    kelapa murni dapat dikonsumsi secara langsung ataupun dicampur dengan

    makanan (Gani 2005).

    7. Minyak Zaitun

    Minyak zaitun terdiri dari zat-zat yang dinamakan glesiredat (ester)

    dengan presentase 97% dan zat-zat minyak lainnya. Minyak zaitun juga

    mengandung berbagai vitamin (seperti A,B,C,D dan vitamin E), zat-zat

    pewarna (seperti klorofil) serta berbagai zat aromatic yang menimbulkan

    aroma dan rasa khas. Terakhir minyak zaitun mengandung sejumlah kecil

    mineral.

    E. Proses Pengolahan

    Secara teoritis semua minyak atau lemak dapat digunakan untuk membuat

    sabun. Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan

    9

  • 8

    dalam memilih bahan mentah untuk membuat sabun. Minyak zaitun berfungsi

    sebagai bahan baku pembuatan sabun, NaOH yang berfungsi sebagai pereaksi dan

    pembuatan sabun berbentuk kristal, dan NaCl digunakan sebagai agen pengendap

    dari sabun yang telah terbentuk. Penambahan NaCl berfungsi untuk menurunkan

    nilai kelarutan dari sabun, sehingga sabun mengendap. Berkurangnya kelarutan

    sabun ini karena penambahan ion sejenis (common ion effect), yaitu Na+.

    Pembuatan sabun padat menggunakan NaOH sebagai pereaksi. Sementara itu,

    pada pembuatan sabun cair digunakan KOH sebagai pereaksi (Ralph J 1992).

    F. Pengemasan Produk

    Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan

    memproduksi wadah atau bungkus kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga

    hal, yaitu merk, kemasan dan label. Pengembangan desain produk perlu

    memperhatikan beberapa aspek, mulai dari perencanaan waktu hingga

    perancangan produknya. Alasannya jelas untuk menghasilkan produk yang

    terbaik. Desain produk akan terus berubah seiring perkembangan pasar. Ada

    beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam perbaikan desain kemasan

    diantaranya adalah aspek identitas, aspek estetika, aspek promosi, aspek

    komunikasi dan aspek ekonomi yang semua itu bertujuan untuk meningkatkan

    produk seeling yang lebih baik dari sebelumnya (Supriyadi 2007).

    Kemasan adalah salah satu aspek penting dalam pemasaran produk.

    Kemasan juga dapat menjadi media promosi bagi produk. Promosi melalui

    kemasan merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang dapat dilakukan oleh

    perusahaan dan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan tujuan

    suatu perusahaan yaitu agar konsumen bersedia menjadi pelanggan produk

    tersebut (Kotler 2002).

    Fungsi pengemasan secara umum adalah sebagai wadah bagi produk yang

    bersangkutan, melindungi produk, mengamankan produk, menjaga keawetan

    produk, memuat informasi mengenai produk, memudahkan distribusim,

    memudahkan konsumen dalam membeli, membawa dan menikmatinya. Selain itu

    10

  • 9

    kemasan juga dapat meningkatkan laba perusahaan dan promosi bagi produk

    didalamnya. Berdasarkan jenisnya kemasan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

    kemasan inti, kemasan jual dan kemasan transport (Lilies 2004).

    Masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari,

    terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu

    pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi

    yang makin canggih. Berbagai macam kemasan yang ada di pasaran saat ini,

    seperti kertas, plastik, gelas, logam dan bahan laminate lainnya, membawa

    dampak yang menguntungkan dan juga merugikan bagi konsumen. Sisi positifnya

    salah satunya adalah untuk memperpanjang masa simpan produk dan sisi

    negatifnya salah satunya adalah bahan kemasan yang ada, bila salah penanganan

    akan menyebabkan bahan pembuat kemasan dapat bermigrasi ke produk makanan

    yang dapat membawa pengaruh tidak baik bagi kesehatan masyarakat

    (Afriani 2010).

    G. Pemasaran

    Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

    yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

    mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

    pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan definisi tersebut, dapat

    ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk

    menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas

    kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang

    diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran

    perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin

    mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen (Stanton 2001).

    Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk

    yang ditawarkan tersebut, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan

    untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk

    memperoleh laba. Strategi pemasaran ini adalah logika pemasaran dimana unit

    11

  • 10

    bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari

    hubungannya dengan konsumen (Kotler 2008).

    12