BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek...

18
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2012) dengan judul Analisa Komparasi Kredit Bank Versus Financial Leasing untuk Mengefisiensikan Beban Pajak atas Perolehan Aktiva Tetap (Studi Kasus di Perusahaan Percetakan). Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di perusahaan percetakan. Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan yaitu metode garis lurus. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwa pembebanan leasing lebih menguntungkan daripada pembebanan kredit bank, perusahaan dapat menghemat sebesar Rp. 67.216.492,-. Penelitian yang dilakukan oleh Poere dan Rosita (2013) dengan judul Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing. Objek dalam penelitian ini yaitu di PT Sarana Garment. Metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan dalam penelitian tersebut adalah metode garis lurus. Hasil dari penelitian yaitu pertama, pembelian secara tunai dapat menghemat pajak paling besar yaitu sebanyak Rp. 28.000.000,-. Kedua, penghematan pajak dengan leasing dapat menghemat pajak sebesar Rp. 27.982.097,-. Ketiga, penghematan pajak dengan pembelian kredit bank dapat menghemat pajak sebesar Rp. 27.729.952,-. Penelitian yang dilakukan oleh Budiarti dan Hidayati (2015) dengan judul Analisis Perbandingan Pendanaan Aset Tetap Alternatif Leasing dengan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2012) dengan judul Analisa

Komparasi Kredit Bank Versus Financial Leasing untuk Mengefisiensikan Beban

Pajak atas Perolehan Aktiva Tetap (Studi Kasus di Perusahaan Percetakan). Objek

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di perusahaan percetakan. Metode yang

digunakan dalam menghitung penyusutan yaitu metode garis lurus. Hasil dari

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwa pembebanan leasing lebih

menguntungkan daripada pembebanan kredit bank, perusahaan dapat menghemat

sebesar Rp. 67.216.492,-.

Penelitian yang dilakukan oleh Poere dan Rosita (2013) dengan judul

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud

Secara Tunai, Kredit dan Leasing. Objek dalam penelitian ini yaitu di PT Sarana

Garment. Metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan dalam penelitian

tersebut adalah metode garis lurus. Hasil dari penelitian yaitu pertama, pembelian

secara tunai dapat menghemat pajak paling besar yaitu sebanyak Rp. 28.000.000,-.

Kedua, penghematan pajak dengan leasing dapat menghemat pajak sebesar Rp.

27.982.097,-. Ketiga, penghematan pajak dengan pembelian kredit bank dapat

menghemat pajak sebesar Rp. 27.729.952,-.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiarti dan Hidayati (2015) dengan judul

Analisis Perbandingan Pendanaan Aset Tetap Alternatif Leasing dengan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

8

Pinjaman Bank dalam Efisiensi Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada PT

Cahaya Gasdom). Objek dalam penelitian ini yaitu di PT Cahaya Gosdom yang

akan melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Metode analisis yang digunakan

peneliti yaitu dengan analisis perbandingan present value cash outflow dan

efisiensi pajak penghasilan. Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama dengan

menggunakan penyusutan metode garis lurus, penghematan pajak alternatif sewa

guna (leasing) lebih besar dibandingkan dengan alternatif pinjaman bank. Kedua

dengan menggunakan penyusutan metode saldo menurun menunjukkan hasil

bahwa penghematan pajak menggunakan alternatif sewa guna (leasing) lebih

besar dibandingkan alternatif pinjaman bank. Sehingga hasil penelitian di atas

baik menggunakan penyusutan metode garis lurus maupun saldo menurun hasil

menunjukkan bahwa alternatif sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan

dari pada alternatif pinjaman bank.

Hasil beberapa penelitian di atas menunjukkan hasil yang hampir sama yaitu

pengadaan aset tetap dengan alternatif sewa guna usaha (leasing) yang paling

banyak dalam penghematan pajak. Perbedaan dalam penelitian di atas dengan

penelitian yang akan diteliti yaitu objek yang digunakan, tahun penelitian, serta

variabel yang akan dipakai dalam penelitian kali ini tanpa pembelian tunai.

Penelitian kali ini hanya pembelian aset tetap secara kredit bank, leasing dengan

hak opsi dan penghematan pajak. Persamaan penelitian yang akan diteliti dengan

penelitian terdahulu sama sama bertujuan dalam penghematan pajak.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

9

B. Kajian Pustaka

1. Definisi Pajak

Devinisi pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.***)

Menurut Agoes (2016) “Pajak adalah: (a) pajak dipungut berdasarkan atau

dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya; (b) dalam

pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh

pemerintah; (c) pajak dipungut oleh pemerintah negara, baik pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah; (d) pajak digunakan untuk keperluan pengeluaran-

pengeluaran pemerintah, dan jika lebih (surplus) maka digunakan untuk investasi

publik; (e) digunakan untuk membebani tujuan tidak bujeter, ialah fungsi

mengatur.

Menurut PSAK 46 tahun 2017 tentang Pajak Penghasilan, Beban Pajak

(penghasilan pajak) merupakan jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan

yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode.

Pengertian Wajib Pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah orang

pribadi atau badan, meliputi membayar pajak, memotong pajak, dan memungut

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

10

pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

2. Pengelompokkan Pajak

Menurut Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), sistem pemungutan pajak

di Indonesia dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

a) Self Assessment System

Sistem ini digunakan dalam memungut pajak pusat/pusat negara. Arti

dalam sistem ini adalah: wajib pajak diberi kepercayaan untuk

menghitung sendiri, memperhitungkan sendiri, menyetor &

melaporkan sendiri kewajiban pajaknya.

Sistem ini tercermin dalam perhitungan PPh di akhir tahun,

keberhasilan sistem ini sangat tergantung dari kesadaran masyarakat,

kejelasan UU, dan profesionalisme aparat

b) Official Assessment System

Sistem ini masih digunakan dalam memungut pajak daerah dan pajak

pusat (Pajak Bumi dan/atau Bangunan). Dalam sistem ini yang

menentukan besarnya pajak adalah aparat pajak (fiscus) dan wajib

pajak bersifat pasif.

Keberhasilan sistem ini sangat tergantung dari keaktifan dan

profesionalisme aparat (fiscus)

c) Witholding System

Sistem ini masih digunakan dalam pemungutan pajak pusat maupun

pajak daerah. Pengertian sistem ini adalah dalam pemungutan dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

11

penyetoran pajak pemerintah (fiscus) melibatkan wajib pajak yang

lain. Sistem ini kontribusinya terhadap penerimaan pajak masih sangat

dominan.

Contoh: Pemerintah Daerah memungut pajak hotel melalui

pengusaha hotel, Pemerintah Pusat memungut PPh 21 melalui

pemberi kerja, dsb.

3. Definisi Perencanaan Pajak

Menurut Efendi (2014) Perencanaan pajak merupakan salah satu fungsi dari

manajemen pajak (tax management) dengan melalui perencanaan pajak, pajak

penghasilan perusahaan dapat ditekan secara optimal dengan cara legal.

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan

melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk

memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar

dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang

diharapkan. Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam nanajemen pajak, dan

dalam tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan

perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan

dilakukan.

Menurut Suandy (2011) perencanaan pajak adalah langkah awal dalam

manajmen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap

peraturan perpajakan agar dapat di seleksi jenis tindakan penghematan pajak yang

akan di lakukan. Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

12

berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun

yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful).

4. Penghematan Pajak (tax saving)

Penghematan pajak (tax saving) adalah upaya wajib mengelakan utang

pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada

pajak pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam pekerjaan yang

dapat dilakukannya, sehingga penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian

terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar. Istilah lain yang sering

digunakan dalam perpajakan ialah:

a. Tax Avoidance yaitu penghindaran pajak yang dilakukan secara legal

dengan memanfaatkan celah yang terdapat dalam peraturan

perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran pajak atau

melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk

menghindari pajak.

b. Tax Evasion yaitu penghindaran pajak secara penggelapan pajak

dimana penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang

melanggar hukum untuk menghindari atau menghilangkan beban

pajak.

5. Definisi Aset Tetap

Menurut PSAK 16 2017, aset tetap adalah aset berwujud yang:

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan

jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif; dan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

13

b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Sedangkan menurut pajak, sesuai dengan Pasal 11 UU PPh Nomor 36

Tahun 2008, aset tetap adalah harta berwujud yang dapat disusutkan

dan terletak atau berada di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan

objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

Menurut PSAK 16 2017 penyusutan aset dimulai sejak aset siap untuk

digunakan, yaitu ketika aset berada di lokasi dan kondisi ynag diperlukan supaya

aset siap untuk dimanfaatkan sesuai dengan instensi manajemen. Penyusutan aset

akan dihentikan lebih awal saat aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki

untuk dijual. Sedangkan untuk umur ekonomis aset ditentukan berdasarkan

kegunaan yang diperkirakan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset dari entitas

mencakup pelepasan aset setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemakaian

sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomis masa depan suatu aset. Maka

dari itu, umur ekonomis suatu aset dapat lebih pendek daripada umur ekonomis

aset tersebut. Estimasi umur ekonomis suatu aset membutuhkan pertimbangan

berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.

6. Alternatif Pengadaan Barang Melalui Kredit Bank

Menurut Agoes (2016) utang bank dalam perpajakan tidak dibedakan antara

utang bank maupun utang bank jangka panjang. Peminjaman uang di bank dapat

dilakukan dengan membuka tabungan atau deposito atau jasa giro dalam bank

tersebut dengan nilai yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pihak bank.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

14

(Safitri dan Selvi) menyatakan bahwa pembelian barang modal melalui

kredit bank dapat dikategorikan sebagai pengeluaran modal yang bermanfaat

dalam kegiatan atau usaha untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan lebih dari satu tahun pajak. Bila perusahaan memilih meminjam uang

dan kemudian membeli barang modal atau membeli barang modal secara

angsuran, maka telah terjadi pengalihan hak atas barang awal. Hak kepemilikan

barang tersebut telah beralih kepada pembeli sejak barang tersebut diterima oleh

pembeli. Karena barang tersebut telah menjadi hak milik perusahaan, maka secara

akuntansi barang tersebut diakui sebagai aset perusahaan dan dalam hal ini

perusahaan dapat membebankan beban penyusutan atas barang modal tersebut,

beban atas bunga dan administrasi atas pinjaman pada bank.

Menurut Brigham dan Houston (2010) Nilai Masa Depan, satu dolar saat ini

akan berbeda dengan satu dolar masa depan karena, jika memilikinya sekarang,

Anda dapat menginvestasikannya, mendapatkan bunga, dan akhirnya

mendapatkan lebih dari satu dolar di masa depan.

PV = Nilai sekarang atau jumlah awal.

FVn = Nilai masa depan atau jumlah akhir dari akun Anda setelah periode N.

i = Tingkat suku bunga yang diterima per tahun.

n = Jumlah periode di dalam analisis.

Nilai masa depan:

FVn = PV (1+i)n

Pada rumus masa depan juga dapat digunakan dalam perhitungan tingkat

bunga (i)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

15

PV =

( )

7. Alternatif Pengadaan Barang Melalui Sewa Guna Usaha (Leasing)

dengan Hak Opsi

Pengertian sewa menurut PSAK 30 2017 adalah sebagai berikut:

“Sewa merupakan suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada

lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang

disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau

serangkaian pembayaran kepada lessor”.

Sedangkan menurut Suandy (2011) dalam buku yang berjudul

Perencanaan Pajak, sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara

lessor (pemilik barang modal) dengan lesee (pengguna barang modal);

lessor memberikan hak kepada lesee untuk menggunakan barang modal

selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan bekala dari lesee yang

besarnya tergantung dari perjanjian antara lessor dengan lesee, lesee dapat

diberikan hak opsi (option right) untuk membeli barang modal tersebut ada

akhir masa kontrak. Dengan demikian, hak milik atas barabf nodal tersebut

tetap menjadi milik lessor selama jangka waktu kontrak.

Dalam KMK-1169/KMK.01/1991 dirumuskan bahwa Sewa Guna

Usaha (SGU) adalah suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan

barang modal, baik secara SGU dengan hak opsi (finance lease) maupun

SGU tanpa hak opsi (operating lease) untuk dipergunakan oleh lease selama

jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selain itu,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

16

perlakuan perpajakan untuk SGU diatur pula dalam SE-29/PJ.42/1992jo.SE-

02/PJ.31/1993.

Jenis SGU yang diakui menurut perpajakan hanya ada 2, yaitu:

a. Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (Finance Lease)

Digolongkan sebagai SGU dengan Hak Opsi apabila memenuhi

karakteristik sebagai berikut:

(1) Jumlah pembayaran SGU selama masa SGU pertama ditambah

dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga

perolehan barang modal dan keuntungan lessor.

(2) Masa SGU ditetapkan sekurang-kurangnya 2 tahun untuk barang

modal golongan I, 3 tahun untuk barang modal golongan II dan

III, dan 7 tahun untuk golongan bangunan, (SE-10/PJ.42/1994

jo.SE-129/PJ/2010).

(3) Perjanjian SGU memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee

b. Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (Operating Lease)

(1) Jumlah pembayaran SGU selama periode SGU pertama tidak

dapat menutupi harga perolehan aset tetap yang di-SGU-kan

ditambah keuntungan yang diperhitungkan lessor.

(2) Perjanjian SGU tidak dapat memuat ketentuan tentang opsi

untuk lessee.

Kedua syarat diatas masuk kedalam golongan SGU tanpa hak

opsi karena lessor benar-benar tidak berniat untuk menjual aset yang

disewakan, karena berniat hanya untuk menyewakan aset tetap saja.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

17

Jadi SGU, tanpa hak opsi adalah sewa menyewa biasa, karena

kepemilikan aset tetap masih berada di pihak lessor, sehingga yang

berhak melakukan penyusutan aset tetap yaitu pihak lessor.

Rumus Present Value menurut Agoes & Trisnawati (2016)

Lessee:

Present Value(PV) Leasing

= PV IFA Cicilan + PV IF Nilai Opsi

=[

( )

] [

( ) ]

Diskon Faktor =

( )

8. Teknik Pembebanan pada Leasing

Menurut PSAK 30 tahun 2017 teknik pembebanan leasing dibagi menjadi

dua yaitu:

a. Sewa pembebanan

Sewa pembebanan adalah sewa yang mengalihkan secara

substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan

kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan,

dapat juga tidak dialihkan. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa

operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko

dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

18

b. Sewa operasi

Sewa operasi adalah sewa selain pembebanan. Dalam hal ini

pihak lessor menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan

keuangan sesuai sifat aset tersebut.

Pada teknik pembebanan leasing dapat dilihat berdasarkan jenis

transaksi leasing yang digunakan. Secara umum dalam leasing terdapat dua

kategori pembebanan dari sudut pandang lessee, yaitu finance lease dan

operating lease.

(1) Finance Lease

Finance lease atau terkadang disebut dengan full-pay out

leasing merupakan suatu bentuk pembebanan dengan cara kontrak

antara pihak lessor dan lessee dengan beberapa ketentuan- ketentuan.

(2) Operating Leasing

Teknik leasing dalam bentuk ini, dengan sengaja lessor membeli

barang modal lalu selanjutnya di lease kan kepada pihak lessee. Pada

teknik ini berbeda dengan finance lease, pada operating lease jumlah

seluruh pembayaran berkala tidak cukup menutup jumlah beban yang

harus dikeluarkan untuk memperoleh modal tersebut berikut bunganya

dikarenakan perusahaan leasing tersebut mengharapkan keuntungan

justru dari penjualan barang modal yang di lease kan atau melalui

beberapa kontrak leasing berikutnya. Sistem operating lease ini

terkadang juga disebut dengan sewa guna usaha biasa merupakan

suatu perjanjian kontrak antara lessor

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

19

9. Penyusutan Aset Tetap

Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 71-73), metode-metode

penyusutan yang dpaat digunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) menghasilkan

pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya

tidak berubah.

b. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method) menghasilkan

pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.

c. Metode Jumlah Unit Produksi (Sum of The Unit of Production

Method) menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan

atau output yang diharapkan dari suatu aset.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode

Garis Lurus, sesuai dengan metode penyusutan yang diperbolehkan dalam

ketentuan perpajakan.

10. Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan

Sesuai dengan Pasal 11 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 mengatur

masa manfaat harta berwujud dengan tarif penyusutan baik menurut metode garis

lurus maupun saldo menurun yaitu sebagai berikut:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

20

Tabel 2.1. Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan

Kelompok Harta

Berwujud

Masa

Manfaat

Tarif Penyusutan

Garis Lurus Saldo Menurun

I. Bukan Bangunan

Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

II. Bangunan

Permanen 20 Tahun 5% -

Tidak

Permanen 10 Tahun 10% -

11. Definisi Pajak Penghasilan

Menurut undang-undang No. 36 tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1 tentang pajak

penghasilan, “penghasilan merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang di terima atau diperoleh wajib pajak atas seluruh penghasilanya”.

Menurut Megawati (2017) “Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dihitung

berdasarkan peraturan perpajakan dan dikenakan atas penghasilan Kena Pajak

perusahaan (penghasilan objek pajak tariff Pasal 17 Undang-Undang Pajak

Penghasilan”.

12. Beban-beban yang dapat Dikurangkan

Menurut undang-undang pasal 6 nomor 36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan:

a. Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan

bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

21

dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan, termasuk:

(1) biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan

dengan kegiatan usaha, antara lain:

(a) biaya pembelian bahan;

(b) biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk

upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan

yang diberikan dalam bentuk uang;

(c) bunga, sewa, dan royalti;

(d) biaya perjalanan;

(e) biaya pengolahan limbah;

(f) premi asuransi;

(g) biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

(h) biaya administrasi; dan

(i) pajak kecuali Pajak Penghasilan;

(2) penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud

dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas

biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;

(3) iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan;

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

22

(4) kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki

dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

(5) kerugian selisih kurs mata uang asing;

(6) biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan

di Indonesia;

(7) biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

(8) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

(a) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi

komersial;

(b) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak

dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

(c) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan

Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang

negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai

penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur

dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan

dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya

pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan

untuk jumlah utang tertentu;

Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku

untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k; yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

23

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

b. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

c. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang

dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan

Pemerintah;

d. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

e. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah; dan

f. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

g. Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, kerugian tersebut

dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya

berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

h. Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri diberikan

pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7.

Penjelasan Pasal 6 Ayat (1) Beban-beban yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu beban atau

biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40087/3/BAB II.pdf · objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Menurut PSAK 16 2017 penyusutan

24

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Beban yang

mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan biaya

pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga,

biaya rutin pengolahan limbah dan sebagainya, sedangkan pengeluaran yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya

dilakukan melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Di samping itu,

apabila dalam suatu tahun Pajak didapat kerugian karena penjualan harta

atau karena selisih kurs, kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto.

Huruf a

Biaya-biaya yang dimaksud pada ayat ini lazim disebut biaya sehari-hari

yang boleh dibebankan pada tahun pengeluaran. Untuk dapat dibebankan sebagai

biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung

maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak. Dengan

demikian, pengeluaran-pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak tidak boleh

dibebankan sebagai biaya.